Laporan Kegiatan PSCLAPORAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
PROBLEM SOLVING CYCLE (PSC) DI PUSKESMAS MOJOLABAN
SUKOHARJO
Disusun Oleh :
Kelompok 428Diah Wihdatul K (G0005082)
Shita Ganestya (G0006156)
M.Yusuf Arrozhi (G0006206)
Shabrina Nur Zidny (G0007156)
Pembimbing:Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp. OK
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROBLEM SOLVING CYCLE DI PUSKESMAS MOJOLABAN
SUKOHARJO
Disusun oleh :
Kelompok 428Diah Wihdatul K (G0005082)
Shita Ganestya (G0006156)
M.Yusuf Arrozhi (G0006206)
Shabrina Nur Zidny (G0007156)
Telah diteliti, disetujui dan disahkan
Pada hari:
Tanggal: Februari 2012
Mengetahui,
Pembimbing Fakultas
Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp. OK
NIP. 19441124 197609 1 00 1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan
klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh
kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS /
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
:
1. Prof. DR. Santoso, dr. MS. Sp.OK selaku Pembimbing
Fakultas
2. Dr. Bambang Saptono selaku Kepala Puskesmas Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo
3. Prof. Dr. Bhisma Murti, MPH., MSc., PhD selaku Kepala
Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
4. Seluruh staf dan paramedis yang bertugas di Puskesmas
Mojolaban.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan semua pihak yang berkepentingan.
Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan laporan ini.
Surakarta, Februari 2012 Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
iiKATA PENGANTAR
iiiDAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
viBAB I. PENDAHULUAN
1BAB II. ANALISIS PROGRAM PMT-PA. Visi dan Misi Program
3B. Sasaran Program
4C. Sumber Daya Kesehatan 6D. Sarana Prasarana
8E. Anggaran
9BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan 13B. Saran
13DAFTAR PUSTAKA
14DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis SWOT Visi dan Misi Program
3Tabel 2. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban
Tahun 2011
4Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
5Tabel 4. Keadaan Sosial Ekonomi
5Tabel 5. Analisis SWOT Sasaran Program
6Tabel 6. Petugas Kesehatan di Puskesmas Mojolaban
7Tabel 7. Analisis SWOT Sumber Daya Kesehatan 7Tabel 8. Analisis
SWOT Sarana dan Prasarana
9Tabel 9. Analisis SWOT Anggaran
10Tabel 10. Resume Analisis SWOT 11BAB IPENDAHULUANPenyakit
tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
dunia, tidak hanya di Indonesia. Badan kesehatan dunia (World
Health Organization/WHO) menyatakan TB sebagai global emergency di
mana hal ini merupakan suatu terminologi yang tepat untuk
menggambarkan infeksi TB paru yang telah menyerang hampir sepertiga
penghuni planet ini, di mana Indonesia merupakan peringkat nomor 3
terbesar di dunia setelah Cina dan India. Ini disebabkan banyaknya
penderita yang tidak berhasil disembuhkan terutama penderita
menular (BTA positif).Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapatkan bahwa penyakit pada
sistem pernapasan merupakan penyebab kematian kedua setelah sistem
sirkulasi. Pada SKRT 1992 disebutkan bahwa penyakit TB merupakan
penyebab kedua, sementara SKRT 2001 menyebutkan bahwa TB adalah
penyebab kematian pertama pada golongan penyakit infeksi. WHO
memperkirakan bahwa di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000
kematian akibat TB dan terdapat 550.000 kasus TB. Diperkirakan pada
setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB
paru BTA positif.
Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam
mengatasi kasus ini. Strategi ini meliputi kegiatan penjaringan
suspek TB paru yang berlanjut pada diagnosis pasien dan pengobatan
pasien TB BTA +. Kemudian strategi dalam manajemen program TB yang
meliputi Pelaksanaan dan perencanaan program, perencanaan program
terdiri dari 5 strategi yakni pencatatan dan pelaporan, pelatihan,
bimbingan teknis, pemantapan mutu laboratorium, dan pengelolaan
teknis. Kegiatan penunjang dalam program TB meliputi promosi,
kemitraan dan pencitraan. Juga srategi kolaborasi TB/HIV yakni
pembentukan mekanisme kolaborasi, menurunkan beban TB pada orang
dengan HIV/AIDS (ODHA), dan menurunkan beban HIV pada pasien TB.
Namun sampai saat ini angka penemuan kasus TB di Kabupaten
Sukoharjo masih jauh dari target nasional.
BAB II
analisis programA. ANALISIS VISI DAN MISIBerikut uraian visi,
misi, serta tujuan dari program penanggulangan TB:
Visi :Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat di mana
tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.Misi
:1. Menjamin bahwa setiap pasien TB mempunyai akses terhadap
pelayanan yang bermutu, untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena TB.2. Menurunkan resiko penularan TB 3. Mengurangi
dampak sosial dan ekonomi akibat TB Tujuan :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan
rantai penularan, serta mencegah terjadinya MDR TB.
Tabel 1. Analisis SWOT Visi dan Misi Program
STRENGTHWEAKNESS
Adanya visi, misi dan tujuan dalam program penanggulangan TB(1)
Evaluasi pelaksanaan program penaggulangan TB yang belum
dilakukan.
(2) Kurangnya sosialisasi visi, misi, dan tujuan program
penanggulangan TB dari dan ke pegawai puskesmas sendiri
OPPORTUNITYTHREAT
(1) Kerjasama lintas unit / program dalam puskesmas untuk
mewujudkan tujuan program penanggulangan TB(2) Kerjasama lintas
sektoral yang ada di tingkat kecamatanMultipersepsi tujuan program
penanggulangan TB
B. ANALISIS SASARAN PROGRAMWilayah Puskesmas Mojolaban mempunyai
luas area : 58.068.030 km2, yang terbagi dalam lima belas desa
yaitu :
1.) Desa Wirun2.) Desa Bekonang3.) Desa Congkol4.) Desa
Klumprit5.) Desa Dukuh6.) Desa Plumbon7.) Desa Laban8.) Desa
Tegalmade9.) Desa Gadingan10.) Desa Palur11.) Desa Demakan12.) Desa
Joho13.) Desa Kragilan14.) Desa Sapen15.) Desa TriyaganJumlah
perumahan penduduk di wilayah Puskesmas Mojolaban sebanyak 23.142
buah.1. Jumlah Penduduk Berdasar Umur dan Jenis KelaminTabel 2.
Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Mojolaban Tahun 2011No.
Kelompok umurLaki-lakiPerempuanJumlah
10-45993573911732
25-9335324215774
310-14351025716081
415-19357325856158
520-24389327516644
625-29448429067390
730-39445333927845
840-49391630476963
950-60364127196360
10> 60290920214930
Jumlah397253015269877
2. Distribusi penduduk Menurut Tingkat PendidikanTabel 3.
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No.Jenis PendidikanLaki-lakiPerempuanJumlah
1Tamat Perguruan Tinggi195019753925
2Tamat Akademi158314263009
3Tamat SMA7723780115524
4Tamat SMP7914793015844
5Tamat SD7867746315330
6Tidak tamat SD227524734748
7Belum tamat SD475647829538
8Tidak sekolah207020314101
Jumlah361383588172019
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Tabel 4. Keadaan Sosial Ekonomi
No.Mata PencaharianJumlah/orang
1Petani sendiri4475
2Buruh tani9413
3Pengusaha 1887
4Buruh industri10450
5Buruh bangunan5032
6Pedagang 2248
7PNS/ ABRI3166
Jumlah36671
SASARAN PROGRAM Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan
promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit
pelayanan kesehatan; didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik
oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan
cakupan penemuan tersangka pasien TB.
Seseorang dengan gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Maka setiap
orang dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang
tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB,
terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang
menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa
dahaknya. Tabel 5. Analisis SWOT Sasaran Program
STRENGTHWEAKNESS
Adanya sasaran yang jelas pada program penanggulangan TB
(1) Tingkat pendidikan mayoritas masyarakat masih rendah
(SMP)
(2) Tingkat sosial ekonomi mayoritas masyarakat masih rendah
(buruh)(3) Rendahnya kualitas sampel akibat ketidaktahuan pasien
tentang teknik mengeluarkan dahak(4) Stigma negatif masyarakat
terhadap penderita TB
OPPORTUNITYTHREAT
(1) Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
cukup tinggi(1) Luasnya wilayah kerja program penjaringan TB(2)
Pelaksanaan program penjaringan TB kurang mendapatkan respon dari
masyarakat
C. ANALISIS SUMBER DAYA KESEHATANJumlah petugas kesehatan yang
bertugas di Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo sebanyak 78 orang yang
terdiri atas:Tabel 6. Petugas Kesehatan di Puskesmas MojolabanJenis
Tenaga / PegawaiJumlah
Sarjana Kedokteran
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi62
Sarjana Non Kedokteran
1. Apoteker
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat-
-
Sarjana Muda / AKMD
1. Bidan
2. Perawat
3. D3 SPPN
4. D3 Gizi24
17
-
3
SLTA / DI / DII
1. Asisten Apoteker / SMF
2. Bidan desa3. Perawat
4. Perawat Gigi
5. Analis Kesehatan2
18
2
2
3
Jumlah79
Jumlah tenaga kesehatan yang dapat mendukung program
Penaggulangan TB sebanyak 48 orangTabel 7. Analisis SWOT Sumber
Daya KesehatanSTRENGTHWEAKNESS
Penyuluh program TB di masyarakat memiliki latar belakang
pendidikan yang tepat
Etos kerja dan motivasi tenaga medis di Puskesmas Mojolaban baik
Adanya koordinasi program yang jelas dibawah P2PL Adanya komitmen
yang tinggi dari petugas puskesmas Tidak adanya pelatihan rutin
mengenai penanggulangan TB Puskesmas masih tidak memiliki ahli paru
dan ahli radiologi untuk mendukung diagnosis TB Terlalu banyaknya
tugas yang dibebankan kepada petugas sehingga petugas kurang fokus
terhadap program penanggulangan TB
OPPORTUNITYTHREAT
Adanya pelatihan kader kesehatan yang tersebar di seluruh
wilayah kerja Puskesmas Mojolaban
Banyaknya kunjungan masyarakat ke puskesmas sehingga efektif
untuk melakukan program-program promosi kesehatan termasuk Stop
TB
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
Rendahnya tingkat ekonomi masyarakt sehingga kurang mendukung
pelaksanaan program Stop TB
Penyebaran penduduk yang tidak merata menyulitkan petugas untuk
melakukan penemuan kasus TB baru
D. ANALISIS SARANA DAN PRASARANA1. Puskesmas Induk di Kebak RT
01 RW XIII Desa Wirun Kecamatan Mojolaban2. Unit Pelayanan
Kesehatan di Jatimalang di Desa Joho Kecamatan Mojolaban3. UGD
Rawat Inap di Jl. Lettu RM Hartono No.51 Wirun Mojolaban4. Gudang
obat Puskesmas : 2 rak obat5. Kamar obat :a. Unit Puskesmas
Induk
b. Unit Puskesmas Jatimalang
c. Unit Rawat Inapd. Unit PKD : 14 buah
6. Laboratorium :
a. Unit Induk
b. Unit Jatimalang
c. Unit Rawat Inap7. Puskesmas Keliling terdapat 2 unit
ambulance8. PKD terdapat di 14 desa, yang belum ada di Sapen, masih
dalam tahap pembangunan.9. Posyandu ada 122 buah terdiri dari:a.
Posyandu Pertama: 8 buahb. Posyandu Madya : 54 buahc. Posyandu
Purnama: 52 buahd. Posyandu Mandiri: 8 buah10. Komputer: 10 buah, 3
buah untuk program SIMPUS11. Mobil: 2 buah12. Motor: 19 buahTabel
8. Analisis SWOT Sarana dan PrasaranaSTRENGTHWEAKNESS
Puskesmas menetapkan hari tertentu untuk pelayanan TBC yaitu
hari sabtu untuk mengatasi kemungkinan penularan horizontal
Tersedia laborat yang memenuhi persyaratan untuk mendeteksi
sputum BTA
Tersedia pemeriksaan radiologis di puskesmas Mojolaban
Penyediaan obat secara gratis tersedia dengan stok yang selalu ada.
Ruangan klinik TB di puskesmas kurang memadai
OPPORTUNITYTHREAT
Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan
penjaringan TBRumitnya birokrasi dalam prosedur pelaporan dan
pencatatan kasus TB
E. ANALISIS ANGGARANPemasukan : Berasal dari APBD Kabupaten
Sukoharjo dan BOK
Pengeluaran : BBM petugas dalam rangka pemeriksaan kontak TB
(jarak < 7km):
32 Liter x Rp 4.500
= Rp 144.000,00 Refresing jejaring TB dengan pelayanan kesehatan
swasta tingkat kecamatan : 2 kali x 25 dos x Rp 15.000 = Rp
750.000,00 Transport petugas dalam rangka pemeriksaan kontak TB: 2
orang x 4 OH x Rp 20.000 = Rp 160.000,00 On Job Training di desa
Klumprit
a. Konsumsi: 2 pertemuan x 35 orang x Rp 15.000 = Rp
1.050.000,00b. Transport peserta
2 pertemuan x 30 orang x Rp 10.000= Rp 600.000,00c. Transport
petugas
2 pertemuan x 2 orang x Rp 20.000 = Rp 80.000,00
d. Foto copy
10 lembar x 30 peserta x Rp 200 = Rp 60.000,00 +
TOTAL= Rp 2.844.000,00Tabel 9. Analisis SWOT
AnggaranSTRENGTHWEAKNESS
Tersedianya anggaran khusus untuk program penanggulangan TB dari
APBD dan BOK
(1) Pencairan dana dari APBD untuk puskesmas kadang
terlambat.
(2) Terbatasnya dana dari APBD untuk mengatasi TB
OPPORTUNITYTHREAT
1) Dapat dilakukan kerjasama dengan pihak swasta maupun LSM
dalam mendukung program STOP TB ini
2) Alokasi dana yang tepat guna dan tepat sasaranKurangnya
dukungan dari pihak swasta dalam mendukung program STOP TB ini.
Tabel 10. Resume Analisis SWOT STRENGTHWEAKNESS
1. Adanya visi, misi dan tujuan dalam program penanggulangan
TB
2. Adanya sasaran yang jelas pada program penanggulangan TB3.
Penyuluh program TB dimasyarakat memiliki latar belakang pendidikan
yang tepat4. Etos kerja dan motivasi tenaga medis di Puskesmas
Mojolaban baik5. Adanya koordinasi program yang jelas dibawah
P2PL6. Adanya komitmen yang tinggi dari petugas puskesmas7.
Puskesmas menetapkan hari tertentu untuk pelayanan TBC yaitu hari
senin untuk mengatasi kemungkinan penularan horizontal8. Tersedia
laborat yang memenuhi persyaratan untuk mendeteksi sputum BTA9.
Tersedia pemeriksaan radiologis di puskesmas Mojolaban10.
Penyediaan obat secara gratis tersedia dengan stok yang selalu
ada.1. Evaluasi pelaksanaan program penaggulangan TB yang belum
dilakukan.
2. Kurangnya sosialisasi visi, misi, dan tujuan program
penanggulangan TB dari dan ke pegawai puskesmas sendiri3. Tingkat
pendidikan mayoritas masyarakat masih rendah (SMP)
4. Tingkat sosial ekonomi mayoritas masyarakat masih rendah
(buruh)
5. Masih belum tercapainya target program dalam kurun waktu yang
ditentukan6. Puskesmas masih tidak memiliki ahli paru dan ahli
radiologi untuk mendukung diagnosis TB 7. Kurangnya penyuluhan
mengenai TB
8. Tempat klinik TB di puskesmas kurang memadai9. Pencairan dana
dari APBD untuk puskesmas kadang terlambat.
10. Terbatasnya dana dari APBD untuk mengatasi TB
OPPORTUNITYTHREAT
1. Kerjasama lintas unit / program dalam puskesmas untuk
mewujudkan tujuan program penanggulangan TB
2. Kerjasama lintas sektoral yang ada di tingkat kecamatan3.
Tingkat kepercayaan ke pelayanan kesehatan tinggi
4. Telah dilakukan pelatihan kader kesehatan yang tersebar di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Mojolaban5. Banyaknya kunjungan
masyarakat ke puskesmas sehingga efektif untuk melakukan
program-program promosi kesehatan termasuk Stop TB6. Adanya
pelatihan tambahan di luar pelatihan surveilans dari DKK7.
Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan pemeriksaan
laboratorium
8. Dapat dilakukan kerjasama dengan pihak swasta maupun LSM
dalam mendukung program STOP TB iniBelum ada usaha untuk menambah
sumber dana dari pihak luar1. Multipersepsi tujuan program
penanggulangan TB2. Luasnya wilayah kerja program penjaringan TB3.
Pelaksanaan program penjaringan TB kurang mendapatkan respon dari
masyarakat4. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat5. Rendahnya
tingkat ekonomi masyarakt sehingga kurang mendukung pelaksanaan
program Stop TB6. Penyebaran penduduk yang tidak merata menyulitkan
petugas untuk melakukan penemuan kasus TB baru7. Kurangnya dukungan
dari pihak sektor swasta dalam mendukung program STOP TB ini.
STRENGTHWEAKNESS
OPPORTUNITY(1) Memanfaatkan pelatihan dan pendidikan berjenjang
untuk meningkatkan kualitas petugas TB yang ada
(2) Mengoptimalkan komitmen petugas untuk menjaga tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan unit pelayanan
kesehatan
(3) Mengoptimalkan kader yang ada di tiap desa untuk penjaringan
TB dan evaluasi program
(4) Memanfaatkan rapat pertemuan yang ada dalam upaya evaluasi
penanggulangan TB(1) Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan
berjenjang pada petugas yang belum sarjana
(2) Memanfaatkan kerjasama pihak ketiga untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium yang belum tersedia di puskesmas
(3) Adanya pertemuan petugas penyuuh TB tingkat kabupaten
digunakan untuk menyusun evalusi yang sistematis
THREAT(1) Melakukan sosialisasi tujuan program untuk menyamakan
persepsi tujuan program
(2) Memanfaatkan adanya kader yang ada disetiap desa untuk
menjangkau luasnya wilayah kerja program
(1) Mengusulkan peraturan yang mendukung kegiatan pelatihan dan
pendidikan berjenjang pada petugas penanggulangan TB(2) Mengusulkan
perubahan peraturan pada pemerintah untuk mempermudah kerjasama
dengan pihak ketiga
(3) Melakukan penyuluhan menegenai TB diberbagai kegiatan
masyarakat
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANProgram penanggulanagn TB telah berjalan sesuai
dengan dengan protap yang ditetapkan oleh DKK Kabupaten Sukoharjo,
tetapi hasil yang dicapai belum optimal ditunjukkan dengan angka
keberhasilan program yang hanya 26,66%TB. Dari analisa SWOT yang
dilakukan, terdapat beberapa kendala dari faktor internal dan
eksternal program.
Kendala-kendala yang menyebabkan hasil penjaringan tidak
mencapai target antara lain:
1. Terbatasnya dana untuk penanggulangan TB2. Belum adanya
sistem evaluasi yang sistematis
3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
TB4. Sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat masih
rendah.B. SARAN1. Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan
berjenjang pada petugas yang belum sarjana
2. Melakukan pertemuan petugas sekabupaten untuk menyusun sisten
evaluasi yang sistematis3. Melakukan penyuluhan mengenai TB
diberbagai kegiatan masyarakatDAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan
RI. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2007.
Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Jakarta.Dipartemen Kesehatan RI. 2007. Kebijakan Nasional
Kolaborasi TB/HIV. Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Jakarta.Departemen Kesehatan RI, WHO. 2008. Kita
Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Jakarta.Departemen
Kesehatan RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian Tuberkuloasis
Tahun 2011-2014. Jakarta.v