-
PRESENTASI KASUS
Gangguan Bipolar Episode Kini Manik
Dengan Gejala Psikotik
Oleh :
Elza Amelia Firdaus
Silmi Lisani Rahmani
Pembimbing :
dr. Amienudin Saad, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
-
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SM
No. Rekam medis : 28.53.87
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 28 April 1981
Usia : 34 tahun
Agama : Islam
Status perwakinan : Sudah Menikah
Suku bangsa/negara : Sunda/Indonesia
Pekerjaan : Relawan Komunitas Sehat Jiwa (KSJ)
Pendidikan terakhir : SMEA
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Kel. Cayang Cianjur.
Tanggal masuk Ruang
Kresna wanita
: 9 Mei 2015
II. RIWAYAT PSKIATRI
Autoanamnesis dilakukan di Ruang Dewi Amba pada tanggal :
Selasa 19 Mei 2015 jam 16.00
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah, memecahkan gelas sekitar 2 minggu yang
lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Menurut keterangan pasien, pasien sudah lama sering marah-marah
sejak
tahun 2003.saat itu pasien belum menikah, dan sedang bekerja di
suatu perusahaan
elektronik. Pasien mengaku di jebak oleh temannya sehingga
pasien menjadi tertuduh
sebagai pencuri Walkman (alat elektronik music portable). Sejak
saat itu pasien
merasa bersalah, sering menangis dan mengurung diri dikamar.
Bahkan sempat ingin
melakukan bunuh diri. Disaat saat menjelang tidur, pasien
mengaku mendengar suara
bisikan namun bentuknya hanya satu kata yang kurang jelas.
Selain itu pasien juga
-
mengaku melihat sosok yang melompat-lompat dan mengelilingi
rumah seperti
mengancam pasien waktu itu. Sehingga akhirnya pasien harus
dibawa ke RSMM.
Setelah dirawat beberapa minggu di RS, pasien bisa kembali
pulang dan
minum obat dengan rawat jalan. Keadaan pasien relatif stabil,
walaupun tetap marah-
marah kadang-kadang. Disaat marah-marah semakin parah, dsiertai
memecahkan
barang ART pasien kembali dibawa ke RS pada tahun 2005. Dengan
alasan yang sama
pasien dibawa ke RSMM bolak-balik setelah itu, yaitu pada tahun
2006, 2010 dan
yang terakhr 2015 tepatnya 2 minggu yang lalu.
Sebelum menikah pasien sempat putus dengan pacarnya yang membuat
pasien
sangat sedih, menangis semingguan dikamar, meminum obat CPZ
hingga 30 butir
karena hendak bunuh diri, pasien juga sempat ingin menyeburkan
diri ke sumur
namun dihentikan oleh keluarga. Pasien akhirnya menikah dan
hamil pada tahun 2010.
Saat itu kondisi pasien baik, bahkan sampai bekerja menjadi
bagian dari komunitas
sehat jiwa dengan membantu pasien-pasien jiwa saat itu di RSUD
Cianjur. Sebelum
melahirkan anaknya, pasien mengaku hanya dinafkahi dalam jumlah
sedikit selama
hamil sehingga membuat pasien sempat sangat sedih selama masa
kehamilan dan
membuat pasien marah-marah sehingga saat hamil dibawa kembal ke
RSMM.
Setelah keluar dari RSMM pasien dapat melakukan fungsi perawatan
anaknya
dengan baik. Namun terdapat penghinaan dari tetangga pasien yang
mengatakan
secara langsung bahwa pasien gila yang membuat pasien
marah-marah dan
memecahkan gelas kembali 2 minggu yang lalu sehingga harus
dibawa ke RSMM
untuk kelima kalinya.
Selama gangguan jiwa 5 tahun ini, pasien masih bisa merawat
dirinya baik
makan, maupun mandi. Pasien tetap bersosialisasi dengan orang
rumah namun dengn
lingkungan sekitar rumah sangat jarang.pasien tudak pernah
melukai siapapun. Sejak
seminggu ini pasien sudah dipindahkan ke dewi amba karena
keadaannya sudah
tenang.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Psikiatrik
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa selain yang telah
disebutkan
diatas.
Medik
Riwayat kejang dan epilepsy disangkal.
-
Penggunaan zat
Riwayat penggunaan narkotika, alcohol dan rokok disangkal
Grafik Perjalanan Penyakit
D. Riwayat Hidup
Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien
dilahirkan
di dukun beranak, lahir pada usia 7 bulan, dan langsung
menangis. Ibu pasien
tidak mengetahui berat badan lahirnya normal atau tidak.
Kelahiran pasien
diinginkan. Tidak ada masalah selama kehamilan dan proses
kelahiran.
Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien mendapat ASI hingga umur 2 tahun. Tidak terdapat
keterlambatan bicara. Perkembangan normal seperti anak seusianya
mulai dari
tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan. Tidak terdapat
kejang. Tidak
ada pengasuh lain di rumah. Tidak terdapat perilaku menghisap
jempol atau
membenturkan kepala. Pasien memiliki sikap pendiam dan bila
memiliki
keinginan sering tidak diungkapkan kepada keluarga.
Masa Kanak Pertengahan (usia 3 11 tahun)
Pasien menyelesaikan pendidikan SD. Pasien dikenal rajin
belajar.
Pasien selalu mendapat ranking 1 di sekolah. Pasien juga dikenal
ceria. Pasien
dikenal mudah beradaptasi dengan temannya. Setelah pulang
sekolah, bermain
bersama teman-temannya. Pasien anak penurut. Pasien tidak suka
menyiksa
-
binatang. Pasien tidak memiliki perilaku menyakiti diri sendiri
dan tidak
bermain api. Pasien tidak pernah menuntut sesuatu kepada
keluarga.
Riwayat Masa Akhir (Pubertas dan Remaja)
o Hubungan Sosial
Pasien memiliki sifat tertutup terhadap keluarga. Pasien
tidak
pernah memiliki masalah dengan keluarga ataupun
teman-temannya.
Menurut keluarga, teman-teman pasien banyak yang sering main
ke
rumah pasien. Pasien memiliki sahabat cukup banyak.
o Riwayat Sekolah
Pasien bersekolah sampai SMEA. Tidak melanjutkan kuliah
karena masalah ekonomi dan keinginan pasien untuk berhenti
sekolah.
o Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja
Pasien tidak pernah terlibat perkelahian dengan
teman-temannya.
Teman pasien cukup banyak. Bila ada keinginan, pasien tidak
pernah
bilang ke keluarga dan suka marah bila dituruti tidak sesuai
dengan
keinginannya.
o Riwayat Psikoseksual
Selama masa remaja tidak memiliki pacar. Namun pasien sudah
memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.
o Latar Belakang Agama
Kedua orang tua pasien beragama Islam, pasien juga beragama
Islam. Pasien dikenal selalu melaksanakan sholat lima waktu dan
puasa.
Masa Dewasa
o Riwayat Pekerjaan
Lulus dari SMEA, pasien bekerja sebagai kasir di restoran,
kemudian pindah ke pabrik elektronik dan yang terakhir menjadi
anggota
di KSJ Cianjur.
o Aktivitas Sosial
Pasien suka berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pasien
tidak
suka menyendiri. Semenjak pasien berhenti dari pekerjaan dan
tidak
memiliki penghasilan, pasien jadi gampang sedih dan marah..
Selain itu,
masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien tidak dapat
menerima
kondisi pasien sehingga pasien dijauhi. Kehidupan Psikoseksual
dan
Pernikahan
-
Pasien tidak memiliki pacar. Pasien memiliki ketertarikan
dengan
lawan jenis tapi tidak berani mendekatinya karena pasien merasa
tidak ada
yang suka dirinya.
o Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien menunaikan solat 5 waktu. Bahkan pasien suka
menjalankan ibadah sunah.
o Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasein tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum dan tidak
pernah berurusan dengan polisi.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara.. Hubungan
pasien dengan ayah
dan ibu baik. Pasien kurang bercerita dengan keluarga. Di
keluarga tidak ada yang
memiliki keluhan yang serupa dengan pasien.
Genogram Keluarga Pasien
-
F. Situasi Sosial Sekarang
Pasien tinggal di rumah milik orang tuanya. Rumahnya
sederhana.
Perekonomian keluarga pasien kurang.
G. Persepsi (tanggapan) Pasien Terhadap Dirinya dan
Kehidupannya
Impian
Pasien ingin bekerja kembali, namun masih bisa mengurus anak
Fantasi
Tidak terdapat fantasi
Sistem Nilai
Menurut pasien ia merasa sakit
Dorongan Kehendak
Pasien ingin segera bekerja dan bertemu anaknya
Hal yang Menjadi Sumber Kemarahan atau Frustasi dan yang
Membuat
Bahagia atau Senang
Pasien sedih bila mengingat jauh dari ananknya, dan merasa
bahagia saat dapat
bersama anaknya.
III. STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
a. Penampilan : pasien seorang perempuan, usia 34 tahun,
berpenampilan sesuai usianya
(34 tahun) , warna kulit sawo matang, berambut panjang, saat
diwawancara memakai
kaus lengan pendek dan celana panjang, kebersihan baik, kuku
terpotong pendek dan
tidak berwarna hitam, kesan kebersihan dan perawatan diri
baik.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Selama wawancara, pasien
dapat duduk tenang.
Kontak mata adekuat dan dapat berkomunikasi dua arah dengan
pemeriksa.
c. Sikap terhadap pemeriksa : Selama wawancara, pasien sangat
kooperatif dan sopan
terhadap pemeriksa.
Mood dan Afek
a. Mood : Hipertim
b. Afek : Luas
c. Keserasian : Serasi antara ekspresi wajah dengan
pembicaraan
-
Pembicaraan
Pembicaraan spontan. Volume suara cukup. Intonasi suara sedang,
artikulasi jelas dan
bahasa dapat dimengerti oleh pemeriksa.
Gangguan Persepsi
a. Halusinasi auditorik : Terdapat halusinasi audiotorik saat
pasien sedang tertidur,
tetapi bentuk halusinasi tidak jelas bersifat komentar atau
menyuruh.
b. Halusinasi visual : Terdapat riwayat melihat seseorang
meloncat-loncat saat di
rumah sendirian, dan pernah merasa ketika tertidur pasien
dipegangi oleh banyak orang
yang tidak dia kenal dan diduduki perutnya oleh seorang
dukun.
c. Halusinasi taktil : Tidak ada
d. Halusinasi olfaktoris : Tidak ada
e. Halusinasi gustatoris : Tidak ada
f. Depersonalisasi : Tidak ada.
g. Derealisasi : Tidak ada
Pikiran
a. Proses/bentuk pikir : proses pikir flight of idea (ketika
ditanya selalu nyambung
ke luar topik dan melompat-lompat ke luar topik yang lain
juga)
b. Isi pikir : pasien memiliki ide-ide yang bersifat kecurigaan
pada orang
(pasien menyangka gelas yang diberikan oleh tetangganya
mengandung narkoba) pada
pasien tidak didapatkan waham dan preokupasi
Kesadaran dan Kognitif
1. Taraf kesadaran dan Kesigapan
a. Kesadaran biologik/neurologik : Compos mentis.
b. Kesadaran psikologis : Cukup
c. Kesadaran sosial : Cukup
2. Orientasi
a. Waktu : Cukup (Pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau
malam. Pasien
dapat mengidentifikasi hari, bulan dan tahun saat ini).
b. Tempat : Cukup (Pasien mengetahui dirinya berada di RSMM
Bogor).
-
c. Personal : Cukup (Pasien mengetahui siapa yang memeriksanya,
mengenali
perawat dan keluarganya).
3. Daya Ingat
a. Daya ingat jangka panjang : Cukup (Pasien masih ingat dimana
ia bersekolah
SD, SMP, SMA dan tempat dia bekerja).
b. Daya ingat jangka pendek : Cukup (Pasien masih ingat kegiatan
yang
dilakukan hari ini apa saja. Mulai dari bangun tidur, mandi, dan
sarapan dengan lauk
apa).
c. Daya ingat sesaat : Cukup (Pasien mampu mengingat nama
pemeriksa setelah beberapa menit).
4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien dapat mempertahankan dan memusatkan perhatian dengan
baik. Pasien dapat
berhitung pengurangan 100 dikurang 7 dan seterusnya.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Cukup (Pasien dapat membaca dan menulis suatu kalimat).
6. Kemampuan Visuospasial
Cukup (Pasien dapat menggambar bentuk segilima bertumpuk).
7. Pikiran Abstrak
Baik (pasien dapat mengartikan makna peribahasa lebih besar
pasak dari tiang, tong kosong
nyaring bunyinya dan menyebutkan beberapa arti dari suatu kata
seperti sapu tangan).
Intelegensi dan Kemampuan Informasi
a. Taraf pendidikan : SMA.
b. Kecerdasan : Pasien mengetahui jumlah provinsi di Indonesia
saat ini
c. Pengetahuan umum : Pasien mengetahui presiden Indonesia saat
ini.
Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik.
-
Daya Nilai dan Tilikan
a. Daya nilai sosial : Cukup (Ketika diberi pertanyaan mengenai
apakah melawan
kepada kedua orang tua itu baik atau tidak, pasien menjawab hal
tersebut tidak
baik).
b. Uji daya nilai : Cukup (Ketika pasien ditanya apa yang akan
dilakukan pasien
jika melihat anak kecil tersesat di pusat perbelanjaan, pasien
menjawab akan
melaporkan ke pusat informasi).
c. Penilaian realita : Terganggu (Saat dilakukan pemeriksaan
pasien, didapatkan
adanya riwayat halusinasi visual dan audiotorik).
Tilikan
Derajat 6 (Pasien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan
kejiwaan dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan penyakitnya dan mau meminum obat
namun,
terkadang di rumah pasien tidak meminum obat yang
diberikan).
Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 76 kali / menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,70C
Status gizi : Kesan gizi baik
Kulit : Sawo matang
Kepala : Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut : Hitam, keriting, panjang
-
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Dalam batas normal
Gigi dan Mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-), gallop
(-)
Paru : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Status Neurologis
GCS : 15 (E4, M6, V5)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokhor, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tak langsung (+/+)
Kesan parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-
), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan
keseimbangan dan koordinasi.
Sensorik : Gangguan sensibilitas (-)
Refleks fisiologis : Normal
Refleks patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor kedua tangan : (-)
-
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin : 15.1 gr/dl
Leukosit : 9.500 /mm3
LED : 5 mm
Trombosit : 213.000 mm3
Hematokrit : 41 %
SGOT : 23 U/l
SGPT : 21 U/l
Ureum : 25.5 mg/dl
Kreatinin : 0,69 mg/dl
Glukosa sewaktu : 140 mg/dl
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan usia 34 tahun, dibawa ke UGD jiwa RSM 2 minggu
yang lalu
karena marah-marah dan memecahkan gelas. Hal ini dipicu oleh
tetangganya yang
mengatakan bahwa dia orang gila sehingga pasien marah-marah
kembali. Pasien sudah
masuk bolak-balik ke RSMM sejak tahun 2003. Saat itu masalah
pasien adalah dijebak
ditempat kerjanya sehingga pasien tertuduh sebagai pencuri
Walkman (alat elektronik
music prtable), sejak saat itu pasien berhenti bekerja, merasa
bersalah dan lebih sering
mengurung diri dikamar dan menangis, kondisi itu membuat pasien
selalu mendengar
bisikan yang berupa kata namun tidak jelas saat menjelang
tidur,saat itu pasien juga sering
melihat orang yang melompat-lompa mengelilingi rumah pasien
seperti mencurigai pasien
sehingga pasien marah-marah memecahkan ART dan harus dibawa ke
RSMM.
Setelah stabil pasien pulang dan berobat jalan. Namun dengan
alas an yang sama
pasien kembali dibawa ke RSMM dan menjalani rawat inap pada
tahun 2005, 2006, 2010
dan yang terakhir 2015 ini sampai sekarang. Sebelum pasien
menikah, pasien pernah putus
dengan pacarnya yang membuat pasien bersedih mengurung duru di
kamar selama
seminggu disertai dengan percobaan bunuh diri dengn meminum CPZ
30 tablet namun
pasien gagal. Setelah itu pasien menikah dan melahirkan pada
tahun 2010. Saat itu pasien
hanya dinafkahi oleh suami dengan jumlah yang sangat kecil yang
membuat pasien
bersedih, menangis setiap hari hingga kumat lagi marah-marahnya
dan harus dirawat di
RSMM kembali. Setelah pulang pasien sudah bisa merawat anaknya
bahkan bekerja dalam
komunitas sehat jiwa. Namun pada 2015 ini pasien harus kembali
masuk kresna 2 minggu
-
yang lalu, sekarang pasien sudah lebh stabil di dewi amba.
Pasien masih bisa melakukan
fungsi keseharian seperti makan, mandi dan bersosialisasi
dengan.
Hasil pemeriksaan status mental menunjukan bahwa pasien
berpenampilan tampak
sesuai usianya (34 tahun), kebersihan dan kerapihan diri baik,
tampak tenang, spontan
dalam berbicara, kooperatif terhadap pemeriksa namun ditemukan
gagasan pikir yang
melompat (flight of idea). Afek luas dan mood hipertim. Terdapat
gangguan daya nilai
realita karena terdapat halusinasi auditorik dan visual. Pasien
dengan tilikan derajat 6.
Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukan tidak ada
kelainan pada kondisi
medis umum.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak
memiliki riwayat cedera
kepala atau tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain
yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena
itu, gangguan mental
organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif (F10-19)
pada pasien juga dapat disingkirkan karena pasien tidak pernah
mengkonsumsi alkohol
maupun menggunakan obat-obatan terlarang.
Untuk mendiagnosis F20-F29, dalam diagnosis F20, skizofrenia,
harus menacakup 1
gejala utama atau 2 gejala tambahan, gejala utama itu terdapat
empat poin yaitu ; pertama
terdapatnya tought pada pasien tidak ditemukan, kedua adanya
waham yang menetap
(control, influence, passivity, perception) pada pasien hanya
terdapat pemikiran bahwa dia
sering dijahati oleh orang lain dan pasien juga menyangka
tetangganya membagikan gelas
yang mengandung narkoba, namun hal itu masih dapat dikoreksi
oleh pewawancara, jadi
pemikiran pemikiran ini hanya berbentuk sebagai ide, bukan
waham, yang terakhir
adalah adanya halusinasi auditorik, yang bersifat command,
comant ataupun suara yang
berasal dari anggota tubuh, pada pasien tidak didapatkan
halusinasi auditorik yang bersifat
comant atau command. Berdasarkan dari gejala tambahan, pada
pasien hanya didapati
halusinasi visual. Sehingga pada pasien tidak dapat
dikategorikan Skizofrenia.
Pasien memiliki riwayat merasa dirinya tidak berharga, berkurang
minat dan energy
dan berkali-kali mencoba bunuh diri yang berlangsung secara
berbulan-bulan yang terjadi
-
terakhir pada tahun 2010, pada saat ini ketika diperiksa, pasien
sangat gembira, dan
berbicara sangat banyak, dan ide-ide yang dituangkan selalu
menggebu-gebu, dan dari
riwayat didapatkan halusnasi visual dan audiotorik, namun tidak
ditemukan waham, hanya
sekedar tedapat ide-ide kecurigaan.
Pada pasien lebih mendekati gangguan suasana perasaan (mood dan
afektif), yang
berbentuk gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik (F31.2)
Diagnosis Aksis II
Pada pasien, tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun
retardasi mental
sehingga tidak ada diagnosis aksis II (Z03.2). Pasien sebelum
sakit tidak memenuhi
memiliki ciri kepribadian yang lebih condong.
Diagnosis Aksis III
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang tidak
ditemukan ada
kelainan pada kondisi medis umum sehingga tidak ada diagnostik
pada aksis III.
Diagnosis Aksis IV
Ditemukan faktor pencetus atau stressor berupa :
Masalah pekerjaan (pasien mengundurkan diri, karena terjebak
penipuan oleh rekan
kerjanya sendiri, setelah itu pasien menjadi sering marah-marah
dan merasa selalu
bersalah )
Masalah Keluarga (Pasien ditinggal suaminya bekerja yang pulang
hanya setiap 6 bulan
sampai satu tahun, pasien juga bekerja sehingga meninggalkan
anaknya yang berumur
kurang dari 5 tahun, di rumah).
Diagnosis Aksis V
Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam
satu tahun terakhir
atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 90
(gejala minimal, berfungsi baik,
cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa) karena dalam
satu tahun terakhir pasien
masih bekerja sebagai relawan di Cianjur, Skala GAF pada saat
pemeriksaan (current)
didapatkan nilai 80 -71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll).
-
DIAGNOSIS
Aksis I : F31.2 gangguan afektif bipolar, episode kini manik
dengan gejala
psikotik
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II.
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III.
Aksis IV : Masalah pekerjaan dan Keluarga
Aksis V : GAF current 80
GAF HLPY 90
VIII. RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
Asam Valproat 2 x 250 mg
Risperidone 2 x 2 mg
Trihexylfenidil 3 x 2 mg (bila muncul efek samping gejala
ekstrapiramidal)
Psikoterapi
- Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk
menceritakan
masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi
masalah yang ada.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur.
- Selalu berfikir positif, jangan sering ada rasa curiga pada
orang lain, bila timbul rasa curiga
perbanyak istighfgar.
- Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi bila muncul
halusinasi.
- Memberikan motivasi untuk mencari pekerjaan atau pekerjaan
sampingan yang tidak
memerlukan waktu lama.
Sosioterapi
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu
memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien dalam
kegiatan RS Marzoeki
Mahdi agar dapat berinteraksi dengan baik, juga pendalaman agama
sesuai dengan
kepercayaannya.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke RS
Marzoeki Mahdi yang terdekat
dan mengambil obat secara teratur.
-
- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikan pasien
sehingga pasien dapat lebih produktif.
Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam