Top Banner

of 46

17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

Oct 18, 2015

Download

Documents

tinjauan implementasi pengembangan klaster kompetensi inti industri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    1/46

    DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAHDAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

    Oleh: Sekretaris Jenderal

    Disampaikan pada Rapat Kerja Departemen Perindustrian

    11

    dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Barat Indonesia

    Surabaya, 11 14 Maret 2008

    (Bahan untuk Dibagikan)

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    2/46

    D FT R ISIBAGIAN I : Strategi dan Pendekatan Pengembangan Industri Nasional

    A. Strategi

    . en e a anC. Pengembangan Klaster Industri Prioritas

    D. Pengembangan Industri Unggulan dan Kompetensi Inti Industri Daerah

    BAGIAN II : Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Industri Prioritas

    .

    B. Klaster Industri Makanan dan Minuman

    C. Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut (Ikan)D. Klaster Industri Tekstil dan Produk Tekstil

    E. Klaster Industri Alas Kaki

    F. Klaster Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit

    G. Klaster Industri Barang Kayu / Furniture (termasuk Rotan dan Bambu)

    H. Klaster Industri Pengolahan Karet dan Barang dari Karet

    I. Klaster Industri Pulp dan Kertas

    J. Klaster Industri Mesin dan Peralatan ListrikK. Klaster Industri Petrokimia

    BAGIAN III : Tinjauan Implementasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah

    A. Matrik Industri Pengolahan Komoditi Unggulan Provinsi

    B. Penugasan kepada Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan

    Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota masing-masing

    BAGIAN IV : Keterkaitan Antara Pengembangan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Provinsi, danKompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (Studi Kasus: Kabupaten Padang Pariaman)

    A. Klaster Industri Prioritas di Sumatera Barat

    B. Industri Pengolahan Komoditi Unggulan Provinsi Sumatera Barat

    C. Penentuan Produk Unggulan Kabupaten Padang Pariaman

    22

    D. Rantai Usaha Olahan Kakao

    E. Strategi Pengolahan Industri Kakao di Kabupaten Padang Pariaman

    F. Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Industri di Kabupaten Padang PariamanG. Rencana Aksi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Padang Pariaman

    2

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    3/46

    1.1. StrategiStrategi dandan PendekatanPendekatanPen emban anPen emban an IndustriIndustri NasionalNasional

    33

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    4/46

    A.A. StrategiStrategi

    a) Strategi Pokoka) Strategi Pokok

    (Peningkatan Daya Saing):(Peningkatan Daya Saing):

    b)b) Strategi Operasional:Strategi Operasional:

    Memperkuat keterkaitan pada semuaMemperkuat keterkaitan pada semuatingkatan rantai nilaitingkatan rantai nilai

    Pengembangan Lingkungan BisnisPengembangan Lingkungan Bisnisyang Nyaman dan Kondusif;yang Nyaman dan Kondusif;

    rantai nilai dengan membangunrantai nilai dengan membangun

    kompetensi intikompetensi inti

    Peningkatan Produktivitas, Efisiensi,Peningkatan Produktivitas, Efisiensi,

    fokus klaster industri prioritas; danfokus klaster industri prioritas; dan

    Kompetensi IntiKompetensi Inti IndustriIndustri DaerahDaerah

    Pengembangan Industri Kecil danPengembangan Industri Kecil dan

    Menengah.Menengah.

    4444

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    5/46

    B.B. PendekatanPendekatan

    Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara.

    Sinergi dengan daerah, dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan,yaitu :

    --

    Pengembangan 32 K l a s t e r I n d u s t r i P r i o r i t a s

    (b a si s i n dust r i m anuf a k t u r, i n dust r i a gr o ,i nd ust r i a l a t t r ansp or t asi , i nd ust r i t e l e m a t i k a , i n d u s t r i k r e a t i f , d a n I K ,yangdipilih berdasarkan kemampuan nasional untukbersaing di pasar domestik dan internasional.

    B. Bottom-UpBottom-UpPengembangan industri pengolahan komoditiunggulan daerah menuju Ko mp et ensi In t i

    55

    industri unggulan daerah)

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    6/46

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    7/46

    D.D. PengembanganPengembangan IndustriIndustri UnggulanUnggulan dandan KompetensiKompetensi IntiInti

    1. Bottom1. Bottom--up Policy:up Policy: PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri DaerahDaerah

    n us rn us r aeraaera

    MembangunkanMembangunkan komkomppeetensitensi intiinti industriindustridaerahdaerah melaluimelalui pengembanganpengembangan industriindustri

    pengolahanpengolahan produkproduk--produkproduk unggulanunggulan

    daerahdaerah;;TelahTelah teridentifikasiteridentifikasi produkproduk--produkproduk

    unggulanunggulan daerahdaerah perper propinsi,propinsi, yangyang akanakan

    PPemerintahemerintah DaerahDaerah;;

    77

    industriindustri beberapabeberapa kabupatenkabupaten//kotakota..

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    8/46

    2. Pembangunan2. Pembangunan IndustriIndustri didi DaerahDaerah

    Langkah-langkah Pengembangan

    1. Menciptakan ikl im usaha dan investasi yang kondusif ,

    antara lain melalui: pelayanan perizinan one stop

    Hasil yang Diharapkan

    Terselesaikannya ketidakserasian

    karena adanya disparitas antar wilayah;service; penghapusan perda bermasalah; pemberian

    insentif kepada penanam modal; pembangunan

    infrastruktur

    2. Mengembangkan industri unggulan provinsi, antara

    lain melalui: emban unan kawasan industr i khusus

    Terjadinya kerjasama antar daerah

    berlandaskan kedekatan dan potensiyang sama serta masuk dalam rantai

    nilai komoditi yang akan dikembangkan

    kerjasama antara Propinsi, kabupaten/kota dengan

    pemerintah pusat; pengembangan proyek percontohan

    produk unggulan; penetapan industri unggulan melalui

    perda.

    Sasaran

    Memanfaatkan sumber daya termasuk

    .

    kabupaten/kota, antara lain melalui: pemilihan komodit i

    unggulan yang akan dikembangkan; penetapan dan

    penyusunan strategi kompetensi inti industri daerah;

    peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya

    daerah secara optimal.

    Menyebarkan industri ke berbagai

    daerah.

    Meningkatkan daya saing daerah

    di sentra dengan pendekatan One Village One Product(OVOP).

    4. Mengembangkan kerjasama antar daerah baik yang

    memiliki potensi yang sama dan kedekatan daerah

    er an as an eunggu an aera yangdimiliki.

    Meningkatkan nilai tambah sepanjang

    rantai nilai komoditi unggulan daerah.

    Membangun keunikan yang dimiliki

    88

    maupun berdasarkan cakupan rantai nilai, melalui:

    pertukaran sumber daya; pembentukan industrial

    regional management (regional market, corecompetence, networking).

    daerah.

    Melakukan kerjasama antar daerah.

    Terbangunnya kerjasama yangharmonis antar daerah.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    9/46

    3.3. IndustriIndustri UnggulanUnggulan ProvinsiProvinsi

    NO PROVINSI INDUSTRIUNGGULAN1 NanggroeAcehDarussalam IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriMinyakAtsiri2 SumateraUtara IndustriPengolahanKelapaSawit

    NO PROVINSI INDUSTRIUNGGULAN16 JawaTimur IndustriPerkapalan17 Bali IndustriTelematika

    IndustriBarangSeniIndustriPengolahanKaret

    3 SumateraBarat IndustriPengolahanKakao4 Riau IndustriPengolahanKelapaSawit

    IndustriPengolahanKelapa5 KepulauanRiau IndustriPengolahanHasilLaut

    18 KalimantanBarat IndustriPengolahanKaret19 KalimantanTengah IndustriPengolahanRotan20 KalimantanSelatan IndustriPengolahanKelapaSawit21 KalimantanTimur IndustriPengolahanKakao

    IndustriPengolahanKaretn ustr er apa an

    6 Lampung IndustriPengolahanJagungIndustriPengolahanTepungdanPasta

    7 Jambi IndustriPengolahanKelapaSawitIndustriPengolahanKaret

    usa enggara ara n us r engo a an as au23 NusaTenggaraTimur IndustriPengolahanKakao

    IndustriPengolahanJagung24 SulawesiUtara IndustriPengolahanKelapa

    IndustriPengolahanHasilLautIndustriPengolahanKaret

    9 SumateraSelatan IndustriPengolahanKaret10 BangkaBelitung IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriBarangLogam11 Banten IndustriTekstildanProdukTekstil

    26 SulawesiTengah IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriPengolahanKakao27 SulawesiSelatan IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriPengolahanKakao28 SulawesiBarat IndustriPengolahanKakao

    12 DKIJakarta IndustriPengolahanKayuIndustriKerajinanBatuMulia/Perak

    13 JawaBarat IndustriTelematikaIndustriKreatif

    14 JawaTengah IndustriTekstildanProdukTekstil

    29 SulawesiTenggara IndustriPengolahanKakao30 Maluku IndustriPengolahanHasilLaut31 MalukuUtara IndustriPengolahanKelapa32 Papua IndustriPengolahanKakao

    IndustriPengolahanKopi

    99

    IndustriPengolahanKayu15 DIYogyakarta IndustriKulitdanAlasKaki

    IndustriPengolahan

    Kayu

    33 IrianJayaBarat In ustriPengo a anHasi LautIndustriPengolahanKayu

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    10/46

    2.2. TinjauanTinjauan ImplementasiImplementasiPen emban anPen emban an KlasterKlaster IndustriIndustriPrioritasPrioritas

    1010

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    11/46

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    12/46

    1.1. KlasterKlaster IndustriIndustri KakaoKakao

    B.B. KlasterKlaster IndustriIndustri MakananMakanan dandan MinumanMinuman

    Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi sebesar 0,45 juta ton

    setelah negara Pantai Gading sebesar 1,27 juta ton dan Ghana sebesar 0,58 juta ton (pada tahun 2006).

    Pada tahun 2005 telah dibentuk Forum Komunikasi Kakao, yang merupakan wadah komunikasi seluruh stake

    , ,

    industri serta instansi terkait baik pusat maupun daerah. Melalui forum tersebut telah dilakukan tahapan

    diagnostik klaster industri kakao yang hasilnya telah ditetapkan lokus utama klaster industri kakao di

    Sulawesi Selatan.

    mengumpulkan seluruh stake holder perkakaoan nasional mulai dari tingkat petani, pedagang pengumpul,

    eksportir, industri, serta instansi terkait baik yang membina on farm (Deptan) maupun off farmnya (Depperin

    dan Depdag) dengan maksud untuk mendapatkan persepsi yang sama dalam pengembangan klaster industri

    kakao.

    Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan rencana aksi untuk menunjang program

    peningkatan mutu biji kakao antara lain :

    Menunjuk fasilitator untuk memfasilitasi Kolaborasi antar anggota klaster dengan dukungan Pemerintah

    Daerah, Petani, dan industri kelapa;

    , ,

    Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kabupaten Padang Pariaman dan Lampung Timur

    Bantuan mesin dan peralatan pengolahan dan fermentasi biji kakao di Sumatera Barat;

    Kajian Pusat Pengembangan Industri Kakao di Sulawesi;

    Perbaikan planting management (budidaya tanaman, pemeliharaan/perawatan termasuk

    12121212

    pemberantasan hama, dan panen sering serta sarungisasi buah kakao) dalam rangka meningkatkan

    produktivitas menjadi 1.000-1500 Kg/ha.

    Merevisi dan menerapkan SNI biji kakao. Pembentukan dan pemberdayaan working group di Sulawesi Selatan.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    13/46

    2.2. KlasterKlaster IndustriIndustri GulaGula

    Pada tahun 2005 telah ditetapkan lokus utama industri gula yaitu di Jawa Timur dan Banten.

    Pada tahun 2006 telah dibentuk Forum Komunikasi Industri Gula, sebagai wadah komunikasi seluruh stake

    holder industri gula yang melibatkan petani, Asosiasi, industri gula, instansi pemerintah pusat maupun daerah.

    Forum Komunikasi telah merumuskan beberapa masalah pokok dalam pengembangan klaster industri gula:

    PG yang berada di P.Jawa, relatif berumur teknis sudah tua, sehingga kapasitas giling dan rendemen

    rendah,

    Kemampuan PG untuk melakukan restrukturisasi mesin dan peralatan sangat terbatas, mengingatterbatasnya struktur permodalan;

    Hampir semua PG di Pulau Jawa sangat tergantung pada petani tebu dengan lahan dan produktivitas yang

    Pabrik gula rafinasi yang ada (5 pabrik) seluruhnya masih menggunakan bahan baku (raw sugar) impor;

    Industri gula rafinasi belum berproduksi secara optimal (utilisasi kapasitas sekitar 70% pada thn 2007).

    Pangsa pasar industri kecil dan industri rumah tangga merupakan grey area yang sering kali menyebabkan

    industri gula putih mendapat kesulitan dalam menjual produknya karena kalah bersaing dengan gula rafinasi.

    Dalam rangka pengembangan klaster industri gula, telah dilakukan berbagai upaya antara lain :

    Menunjuk fasillitator di lokasi pengembangan klaster;

    Melakukan rapat-rapat secara intensif antara industri gula, petani, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

    khususnya dalam rangka revitalisasi industri gula nasional;

    Menyusun kemampuan nasional di bidang industri permesinan & rancang bangun perekaysaan dalam

    rangka Pembangunan Pabrik Gula Merah Putih;

    Mempercepat peningkatan produktifitas tanaman melalui pembongkaran ratoon & penanaman bibit unggul;

    Mengalokasikan dana sebesar Rp. 250 milyar untuk mendukung 3 pabrik gula di PTPN XIV;

    13131313

    Mengusulkan agar industri gula rafinasi baru harus mempunyai pasokan bahan baku dari dalam negeri;

    Mempersiapkan penerapan SNI wajib gula rafinasi.

    Menginventarisasi kebutuhan gula rafinasi untuk industri kecil dan industri rumah tangga; Mempertegas pengaturan peredaran gula rafinasi hanya boleh dijual untuk industri makanan dan minuman

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    14/46

    3.3. KlasterKlaster IndustriIndustri KelapaKelapa

    Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal

    3,88 juta hektar (97% merupakan perkebunan rakyat), memproduksi kelapa 3,2 juta ton setara kopra. Namun

    produktivitas lahan kelapa Indonesia masih rendah di bandingkan dengan India dan Srilangka.

    Pada tahun 2005 telah dibentuk Forum Komunikasi Kelapa, yang merupakan wadah komunikasi seluruh stake

    holder perkelapaan nasional yang melibatkan petani/kelompok tani, pedagang pengumpul, eksportir, asosiasi

    .

    diagnostik klaster industri kelapa yang hasilnya telah ditetapkan lokus utama klaster industri kelapa di

    Sulawesi Utara.

    Pada tahun 2006 telah dilakukan kegiatan sosialisasi di berbagai daerah/sentra penghasil kelapa dengan

    men um ulkan seluruh stake holder erkela aan nasional mulai dari tin kat etani, eda an en um ul,

    eksportir, industri, asosiasi serta instansi terkait baik yang membina on farm (Deptan) maupun off farmnya

    (Depperind dan Depdag) dengan maksud untuk mendapatkan persepsi yang sama dalam pengembangan

    klaster industri kelapa.

    Permasalahan utama dalam pengembangan klaster industri kelapa antara lain adalah:

    Umur tanaman kelapa yang sudah tua dan sudah tidak produktif;

    Rendahnya mutu kopra yang dihasilkan karena menggunakan teknologi yang sederhana;

    Pengolahan kelapa secara terpadu belum banyak dilakukan, sehingga daya saing industri pengolahan

    Indonesia masih sangat rendah;

    pasar domestik maupun pasar internasional

    Dalam rangka pengembangan klaster industri kelapa, telah dilakukan berbagai upaya antara lain :

    Diagnostik dan kolaborasi antar anggota klaster dengan dukungan Pemda, Petani, dan industri kelapa;

    Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui Focused Group Discussions

    14141414

    Koordinasi dengan Departemen Pertanian untuk peremajaan tanaman kelapa;

    Pemberian bantuan mesin untuk meningkatkan kualitas kopra, pengolahan VCO dan minyak kelapa.

    Pemanfaatan kayu kelapa untuk industri furniture;

    Pilot project dan bantuan peralatan industri pengolahan kelapa terpadu

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    15/46

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    16/46

    5.5. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan KopiKopi

    Hasil dia nostik Klaster Industri Pen olahan Ko i an dilakukan ada tahun 2005 telah diteta kan lokusKlaster Industri Pengolahan Kopi di Lampung, Bengkulu dan Sulawesi Selatan.

    Pada tahun 2006 telah dilakukan kegiatan sosialisasi klaster industri pengolahan kopi di lokus dan penyusunan

    blue print industri pengolahan kopi. Pada tahun ini juga telah terbentuk Forum Komunikasi yang beranggotakan

    Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Dep. Pertanian, Balai Besar Industri Agro, Bogor, Perguruan Tinggi, PP Kopi

    a ao n ones a, em er, , un a sa a yang senan asa menga a an per emuan-per emuan

    periodik guna meningkatkan kerjasama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:

    Mengadakan pengembangan kemitraan antara petani kopi dengan industri pengolahan di Lampung.

    ,

    Kabupaten Tarutung.

    Membentuk dan memberdayakan Working Group di Lampung

    Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD (Focused Group Discussions)

    Menyusun dan menyosialisasikan roadmap Industri Pengolahan Kopi.

    Peningkatan kerjasama luar negeri dan promosi dengan aktif pada sidang-sidang ICO (International Coffee

    Organization) di London.

    16161616

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    17/46

    6.6. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan BuahBuah

    Hasil dia nostik Klaster Industri Pen olahan Buah an dilakukan ada tahun 2005 telah diteta kan lokusKlaster Industri Pengolahan Buah di Jawa Barat, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

    Pada tahun 2006 telah dilakukan kegiatan sosialisasi klaster industri pengolahan Buah di lokus dan penyusunan

    blue print industri pengolahan Buah. Pada tahun ini juga telah terbentuk Forum Komunikasi yang beranggotakan

    Dep. Pertanian, Balai Besar Industri Agro, Bogor, Perguruan Tinggi, ASRIM, Dunia Usaha Dunia Usaha yang

    senantiasa mengadakan pertemuan-pertemuan periodik guna meningkatkan kerjasama dalam mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

    Pada tahun 2006 juga telah dilakukan serangkaian inisiasi kegiatan a.l. rapat Koordinasi di Makasar, Mamuju

    dan Cirebon; Pembentukan Working Group di Jawa Barat; Kemitraan antara petani buah dengan industri

    , .

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:

    Mengadakan pengembangan kemitraan antara petani buah dengan industri pengolahan di Kabupaten

    Kuningan, Jawa Barat. Menin katkan mutu bahan baku Jeruk den an bantuan unit eralatan en olahan di Mamu u, Sulawesi

    Barat.

    Meningkatkan mutu bahan baku Markisa dengan bantuan unit peralatan pengolahan di Sulawesi Selatan.

    Membentuk dan memberdayakan Working Group di Jawa Barat.

    Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD (Focused Group Discussions)

    olahan mangga bagi beberapa kelompok PKK

    Meningkatkan promosi dan pemasaran bekerjasama dengan outlet makanan di kota Bandung.

    Mengadakan pertemuan produsen olahan mangga skala kecil dengan pedagang dan industriawan skala

    menengah dan besar di Kabupaten Kuningan.

    17171717

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    18/46

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    19/46

    Hasil diagnostik industri TPT yang dilakukan pada tahun 2005 di wilayah Bandung Selatan menggambarkan

    D.D. KlasterKlaster IndustriIndustri TekstilTekstil dandan ProdukProduk TekstilTekstil

    , ,suatu klaster sudah terbentuk, namun pada kenyataannya dari populasi industri yang ada masih terdapat

    beberapa industri yang belum terkait baik dalam penggunaan bahan baku maupun pemasaran produknya di

    luar populasi klaster.

    Pada tahun 2006 telah terbentuk Workin Grou an beran otakan industri inti dari bebera a kelom ok

    garmen dan indutri terkait dari kelompok pemintalan dan industri tekstil terintegrasi dan kegiatan penunjang

    seperti Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ST3), Akademi Tekstil Bandung (ATB), Balai Besar Tekstil (BBT) danDinas Indag Jabar yang senantiasa mengadakan pertemuan-pertemuan periodik guna meningkatkan

    kerjasama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

    Sementara ditingkat nasional telah terbentuk Steering Committe yang memberikan arahan-arahan bagi

    pengembangan klaster industri TPT yang memang sudah tumbuh secara alamiah tidak hanya di Bandung

    Selatan tetapi juga di Cimahi, Semarang, Surakarta dan Pekalongan.

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain: enga a an pe a an ang sa n pa a an a mo ern, co on c asser, , y ng

    finishing serta audit energy. Disamping itu juga diadakan pelatihan pengembangan serat rami sebagai

    bahan baku alternatif.

    Mengkoordinasikan penanganan limbah batubara untuk pembuatan bata press.

    Melakukan rekondisi mesin bebera a industri emintalan dan en em urnaan di Ma ala a dan

    Pekalongan Membuat Kajian Pengembangan Industri TPT Nasional

    Pemberdayaan working group melalui FGD-FGD (Focused Group Discussions).

    19191919

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    20/46

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    21/46

    Melakukan pelatihan terhadap 180 orang SDM Industri Alas kaki dibidang teknologi proses, Enterpreneur

    Klaster industri alas kaki (lanjutan)

    Motivation Training dan Manajemen Pemasaran dan Keuangan untuk meningkatkan kemampuan dalamteknologi proses dan kemampuan mengelola keuangan dan pemasaran khususnya bagi IKM alas kaki

    yang akan bergabung dalam klaster sebagai mitra pemasok bagi Industri Besar alas kaki dalam rangka

    mempercepat pengembangan dan pembangunan klaster industri alaskaki.

    mendapatkan modal kerja terutama bagi IKM klaster.

    Melakukan sosialisasi tentang keunggulan pengembangan industri alas kaki dengan klaster dalam rangkamobilisasi perusahaan bergabung dengan klaster serta diseminasi rencana aksi klaster di Jawa Barat.

    Mengadakan promosi yang bersifat internasional didalam negeri dan luar negeri secara bersama-sama,

    ya u :

    Indo Leather and Footwear (ILF) yang bertempat di PRJ Kemayoran Jakarta bekerja sama dengan

    Event Organizer dengan peserta sekitar 200 perusahaan.

    Global Shoes di Dusseldorf (Jerman) dengan 17 perusahaan peserta yang sebagian berasal dariJawa Timur dan meru akan an ota klaster.

    Melakukan pertemuan dengan perwakilan UE, FESI dan KBRI guna peningkatan ekspor ke UE dengan

    memanfaatkan kesempatan Anti Dumping yang dikenakan kepada Vietnam dan China.

    Mengadakan Seminar Internasional Pengembangan Industri Alas kaki Nasional dengan mengundang

    pembicara dari Luar Negeri (FESI) guna sosialisasi kemampuan industri alas kaki dalam negeri serta

    , .

    lanjut seminar tersebut, beberapa pengusaha China dan Taiwan mengadakan kunjungan dan pertemuan

    dengan beberapa industri alas kaki di Jawa Timur dalam rangka penjajakan kerjasama investasi.

    Melakukan kunjungan ke China dalam rangka tindak lanjut MOU tahun 2006 antara Aprisindo dan Asosiasi

    Kulit dan Alas kaki China. Sebagai hasil kunjungan ini pada tahun 2008 pemerintah China akan

    21212121

    mengirimkan expert untuk mengadakan pelatihan SDM industri alas kaki dan industri penyamakan kulit

    guna peningkatan mutu hasil produksi.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    22/46

    Pada tahun 2006 produksi CPO mencapai 15,9 juta Ton, sedangkan industri olahannya menggunakan CPO

    F.F. KlasterKlaster IndustriIndustri TurunanTurunan MinyakMinyak KelapaKelapa SawitSawit

    , ,Stearin, RBD Palm Oil, Crude Palm Kernel Oil, RBD PKO, oleokimia 0,85 juta ton dan biodiesel 0,09 juta ton.

    Pada tahun 2005 telah ditetapkan lokasi pengembangan klaster industri kelapa sawit di dua lokasi utama

    yaitu, Sumatera Utara dan Riau. Dan pada tahun 2006 sudah terbentuk Forum Komunikasi Industri Kelapa

    Sawit di kedua daerah tersebut.

    Beberapa permasalahan utama pada klaster industri turunan minyak kelapa sawit:

    Tidak seimbangnya kapasitas industri hilir dengan produksi kelapa sawit/ CPO terlebih lagi dengan minatpara investor yang sangat besar terhadap pembangunan pabrik biodiesel.

    Tidak terintegrasinya industri CPO dengan industri hilirnya.

    Harga CPO internasional cukup baik sehingga CPO cenderung diekspor.

    Permasalahan bahan baku ini mengakibatkan utilisasi industri khususnya industri minyak goreng sawit

    dalam negeri masih rendah (tahun 2006: sekitar 49 % atau sekitar 7,59 Juta ton dari pasar ekspor minyak

    nabati dunia sebesar lebih dari 58 Juta ton).

    oleokimia di Medan, Batam dan Dumai

    Penguasaan R&D produk hilir turunan CPO masih lemah.

    Khusus untuk industri biodiesel, harga methanol sebagai bahan penolong meningkat tajam.

    Masih terbatasnya kemampuan di bidang pembuatan mesin/peralatan;

    Adanya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit di pasaran Internasional CPO Indonesia belum mampu memenuhi persyaratan tertentu khususnya kandungan betacarotene yang

    masih kurang dari 500 ppm.

    Infrastruktur pelabuhan curah cair hanya terdapat di wilayah Sumatera yaitu Belawan dan Dumai dengan

    fasilitas terbatas.

    22222222

    Harga minyak goreng dalam negeri meningkat cukup tajam akibat naiknya harga CPO internasional

    Perbedaan perlakuan oleh Pemerintah terhadap BBM bersubsidi dengan BBN (Biodiesel) tanpa subsidi

    dan adanya fluktuasi harga CPO, menyebabkan produsen cenderung mengekspor biodiesel karena tidakmampu bersaing secara keekonomian dengan BBM subsidi.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    23/46

    Pada tahun 2007 telah dilakukan upaya berbagai pemecahan masalah terutama adalah:

    Klaster industri turunan minyak kelapa sawit (lanjutan)

    hilirnya serta dengan Pemerintah Daerah.

    Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)

    Melakukan kajian pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan klaster industri CPO di

    Sumatera Utara,

    Melakukan inisiasi pembentukan Pusat Keunggulan Industri oleokimia (Center of Excellence for

    Oleochemical Industry) dalam rangka skema IJEPA. Pusat ini dibentuk untuk meningkatkan daya saing

    industri oleokimia melalui peningkatan penelitian dan pengembangan, peningkatan kemampuan SDM dan

    peningkatan mutu.

    Pen usunan blue rint en emban an industri oleokimia

    Mendorong pengembangan industri permesinan dalam rangka pengembangan klaster industri CPO;

    Peningkatan pasokan CPO/PKO melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal perkebunan sawit

    dan mengutamakan pasokan industri dalam negeri;

    Secara aktif berpartisipasi dalam Roundtable on Suistanable Palm Oil, suatu forum yang bertujuan untukmen orong pengem angan n us r e apa saw yang sesua engan a a - a a pem angunan

    berkelanjutan.

    Pengenaan Pungutan Ekspor untuk CPO, CPKO dan beberapa produk turunannya;

    Penerapan PPN yang ditanggung oleh Pemerintah untuk produksi minyak goreng curah;

    Melakukan penjualan minyak goreng dengan harga khusus.

    23232323

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    24/46

    G.G. KlasterKlaster IndustriIndustri BarangBarang KayuKayu/Furniture (/Furniture (termasuktermasuk RotanRotandandan BambuBambu))

    Pada tahun 2005 telah ditetapkan tiga lokasi klaster pengembangan industri furniture yaitu Jawa Tengah, Jawa

    Barat dan Jawa Timur.

    Untuk mendukung pengembangan klaster industri furniture, pada tahun 2006 telah dibentuk Forum Komunikasi

    Industri furniture.

    Beberapa permasalahan utama pada klaster industri barang kayu/furniture adalah:

    Munculnya pesaing baru yang sebagian besar menggunakan kayu illegal dari Indonesia; Design dan finishing produk furniture Indonesia kurang memiliki nilai estetika yang tinggi;

    Kurangnya pasokan bahan baku untuk industri furniture;

    anya asp ras ar aera pro usen a an a u un u mengem ang an n us r urn ure aera nya;

    Tuntutan ekolabel untuk pasar dunia atas produk kayu tropis

    Beberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    Mengadakan pertemuan secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan produsen, .

    Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)

    Memfasilitas terbentuknya pusat design furniture di Cirebon

    Memfasilitasi kerjasama antara Daerah penghasil bahan baku dengan Daerah produsen furniture;

    Melakukan kajian tekno ekonomis pemanfaatan kayu kelapa sawit dan karet sebagai bahan baku industri

    furniture; Memfasilitasi kerjasama antara asosiasi dan pengusaha furniture, Pemda dan Perhutani dalam rangka

    pembangunan terminal kayu di Jawa Timur dan Jawa Tengah

    Pembangunan Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu di Palu;

    24242424

    Menyusun Roadmap pengembangan industri rotan

    Bantuan peralatan khususnya untuk pengolahan dan pengeringan kayu ke beberapa sentra industri dalam

    rangka meningkatkan mutu produk kayu.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    25/46

    Pada tahun 2005 telah ditetapkan tiga lokasi yaitu Sumatera Utara untuk produk karet berbasis lateks, Jambi

    H.H. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan KaretKaret dandan BarangBarang daridari KaretKaret

    .Pada tahun 2006 telah dibentuk Forum Komunikasi Industri Karet di daerah tersebut.

    Beberapa permasalahan utama pada klaster industri pengolahan karet dan barang dari karet adalah:

    Permasalahan di bidang Karet Alam (On Farm) seperti masih rendahnya produktivitas tanaman, masih

    rendahnya kualitas bokar

    Besarnya kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh melebihi ketersediaan bahan olah karet (600.000 ton

    > kemampuan produksi bokar) Masih lemahnya dukungan prasarana dan sarana (akses ke kebun dan pelabuhan).

    Masih kurangnya dukungan R & D yang difokuskan pada pengembangan produk karet

    tangan hanya mencapai 40%.

    Iklim usaha yang masih belum kondusif seperti pengenaan PPN terhadap beberapa jenis beberapa jenis

    produk hulu karet dan pengenaan BMAD Carbon Black serta belum adanya insentif untuk mengurangi impor

    barang-barang karet

    Beberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    Mengadakan pertemuan secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan produsen

    karet, dan industri turunan karet.

    Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)

    em as as pen ng a an paso an gas um un u n us r sarung angan

    Upaya untuk menghapuskan BMAD Carbon Black;

    Upaya untuk memasukkan perizinan industri Crumb Rubber dengan persyaratan khusus;

    Penerapan SNI wajib untuk beberapa jenis ban;

    Melakukan pendekatan dengan beberapa industri utama untuk melakukan investasi di Indonesia;

    25252525

    Mengirim surat kepada seluruh Gubernur produsen bahan olahan karet untuk membina petani/industri agar

    memenuhi SNI crumb rubber;

    Bantuan peralatan pembuatan aneka compound untuk peningkatan kualitas produksi barang-barang karet diBandung, Jawa Barat.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    26/46

    Pada tahun 2005 telah dibentuk Forum Komunikasi dan telah ditentukan lokus pengembangan klaster industri pulp

    I.I. KlasterKlaster IndustriIndustri PulpPulp dandan KertasKertas

    dan kertas yaitu di Riau yaitu untuk industri pemasok bahan baku dan industri pulp & kertas serta di Jawa Baratuntuk diversifikasi industri produk kertas dan percetakan.

    Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh klaster industri pulp dan kertas adalah:

    HTI belum sepenuhnya mampu memasok seluruh kebutuhan bahan baku industri pulp.

    - ,

    Meningkatnya harga kertas bekas yang selama ini masih diimpor untuk memenuhi kebutuhan baku industri

    kertas di dalam negeri. Munculnya tuduhan dumping dari negara-negara pesaing.

    Masih terjadinya tumpang tindih berbagai pungutan termasuk retribusi pemanfaatan hasil hutan.

    Munculnya masalah lingkungan karena sebagian preusan belum menerapkan pengelolalan limbah buangan

    industri yertas yang benar.

    Operasi illegal logging yang sebenarnya bertujuan baik, dalam pelaksanaannya seringkali menyebabkan

    tindakan yang berlebihane erapa a yang e a a u an eru ama un u pemeca an masa a a a a :

    Melakukan koordinasi secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan produsen

    bahan baku, dan industri Pulp dan kertas.

    Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)

    Men u a akan enin katan efisiensi roduksi melalui : enera an cleaner roduction konservasi ener i dan

    menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih murah, seperti : batubara, biodiesel, dll. Melakukan kerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk percepatan realisasi tanaman HTI dan

    penggunaan bibit tanaman dari klon unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan waktu panen lebih cepat.

    Meningkatkan kolektivitas kertas bekas di dalam negeri.

    26262626

    -

    rangka memenuhi standar baku mutu lingkungan yang berlaku.

    Meningkatkan kerjasama diantara Industri Pulp dan Kertas nasional melalui wadah Asosiasi Pulp dan KertasIndonesia (APKI) untuk melakukan lobi ke berbagai pihak terkait terkait kepentingan Industri Pulp dan Kertas.

    Penyusunan SOP penanganan limbah industri pulp dan kertas

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    27/46

    J.J. KlasterKlaster IndustriIndustri MesinMesin dandan PeralatanPeralatan ListrikListrik

    mendapatkan peta kemampuan dan program pengembangan untuk mendukung Program percepatan

    pembangunan PLTU Batubara 10.000 MW dan kemandirian pembangunan ketenagalistrikan dalam jangka

    panjang.

    ,

    pemerintah terkait lainnya dalam rangka mendukung kemampuan pembuatan turbin oleh industri dalam

    negeri yang tertuang dalam MOU antara PT NTP, PT Barata Indonesia, PT Pindad, BPPT dan Depperin. Pada saat ini sudah terbentuk kolaborasi antara EPC nasional dengan industri mesin/peraltan listrik

    khususnya untuk pembangunan PLTU Batubara skala kecil dan menengah utamanya di luar Jawa.

    27272727

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    28/46

    Lokus Klaster Industri Petrokimia yaitu Banten untuk industri petrokimia berbasis olefin, Jawa Timur untuk industri

    K.K. KlasterKlaster IndustriIndustri PetrokimiaPetrokimia

    . Pada tahun 2006 telah dilakukan kegiatan sosialisasi klaster industri petrokimia di 3 (tiga) lokus tersebut. Dari hasil

    sosialisasi tersebut telah terbentuk Forum Komunikasi di Banten dan di Kalimantan Timur.

    Permasalahan utama industri petrokimia di Banten adalah pasokan bahan baku yang masih impor, infrastruktur

    - .

    Kalimantan Timur permasalahan utamanya adalah kesinambungan pengadaan bahan baku gas bumi.

    Beberapa hal yang telah dilakukan pada tahun 2006 adalah:

    Peningkatan utilisasi;

    Pen uatan struktur industri etrokimia an terkait ada semua tin kat dalam rantai nilai value chain

    Meningkatkan kemampuan alih teknologi dengan memanfaatkan lisensi teknologi proses petrokimia C-1, Olefin

    dan Aromatik yang habis masa lisensinya berdasarkan inovasi teknologi dalam negeri;

    Mengaplikasikan lisensi teknologi proses industri urea yang dikembangkan bersama pemilik lisensor;

    Melakukan sinergi dalam penelitian teknologi proses industri polimer seperti alkyd resin, unsaturated polyester, .

    Beberapa hal yang telah dilakukan pada tahun 2007 adalah:

    Mengadakan pertemuan secara intensif antara industri petrokimia hulu dan hilir, pemasok bahan baku dan

    Pemerintah Daerah.

    Melakukan kajian pengembangan infrastruktur di Banten dan Jawa Timur, Memfasilitasi pemanfaatan batubara baik sebagai bahan bakar untuk utilitas maupun sebagai bahan baku melalui

    proses gasifikasi;

    Melakukan inisiasi pembentukan Pusat Keunggulan Industri Petrokimia (Center of Excellence for Petrochemical

    28282828

    n us ry a am rang a s ema . usa n en u un u men ng a an aya sa ng n us r pe ro m a

    melalui peningkatan litbang, peningkatan kemampuan SDM dan peningkatan mutu.

    Penyusunan blue print pengembangan industri petrokimia; Pembentukan Pusat Informasi industri petrokimia di Banten.

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    29/46

    3.3. TinjauanTinjauan ImplementasiImplementasiPen emban anPen emban an IndustriIndustri Un ulanUn ulanDaerahDaerah

    2929

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    30/46

    A.A. MatriksMatriks IndustriIndustri PengolahanPengolahan KomoditiKomoditi UnggulanUnggulan ProvinsiProvinsi

    ate

    raUta

    ra

    ate

    raB

    arat

    u ula

    uanRia

    u

    pung

    bi

    gkulu

    ate

    raS

    elata

    n

    gka

    Belit

    ung

    ten

    IJak

    arta

    aB

    arat

    aT

    engah

    Yogyak

    arta

    aTim

    ur

    i imanta

    nB

    arat

    imanta

    nT

    engah

    imanta

    nS

    elata

    n

    imanta

    nTim

    ur

    B T awesiU

    tara

    rontalo

    awesiT

    engah

    awesiS

    elata

    n

    awesiB

    arat

    awesiT

    enggara

    luku

    luku

    Uta

    ra

    ua

    nJa

    yaB

    arat

    al

    No Indus tr i PengolahanNo Indus tr i Pengolahan

    NA

    Su

    Su

    Ria

    Ke

    La

    Ja

    Be

    Su

    Ba

    Ba

    DK

    Ja

    Ja

    DI

    Ja

    Ba

    l

    Kal

    Kal

    Kal

    Kal

    NT

    NT

    Sul

    Go

    Sul

    Sul

    Sul

    Sul

    Ma

    Ma

    Pa

    Iria

    To

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

    A Makanan, Minum an & Tembakau

    1 Industri Pengolahan Kelapa Sawit 9 2 5 8 6 2 2 3 3 6 3 49

    2 Industri Pengolahan Kelapa 6 8 8 2 3 5 6 6 4 7 55

    4 Industri Pengolahan Kakao 6 6 7 1 5 6 5 4 7 6 53

    5 Industri Pengolahan Lada 6 3 6 15

    6 Industri Pengolahan Gula Aren 6 6

    7 Industri Pengolahan Pala 8 8

    8 Industri Berbasis Tebu/gula 3 3 6

    9 Industri Pengolahan Kopi 4 5 9 1 5 4 6 34

    10 Industri Pengolahan Jagung 7 2 5 3 6 23

    11 Industri Pengolahan Tepung & Pasta 6 6 12

    12 Industri Pengolahan Mete 2 2 4

    13 Industri Baw ang Merah 2 2

    15 Industri Rokok / Tembakau 6 1 7

    16 Industri Garam Beryodium 3 3

    17 Industri Pengolahan Buah 9 4 3 5 5 26

    B Teks til, Barang Kulit & Alas k aki

    1 Industri Kulit dan Alas kaki 1 2 11 5 3 22

    3030

    2 Industri Keraj Sulaman / Tenun 4 3 12 4 23

    3 Industri Tekstil & Produk Tekstil 9 3 5 4 13 34

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    31/46

    tara

    arat

    Ria

    u

    Selata

    n

    litung

    t ah rt

    ar B

    arat

    Tengah

    Selata

    n

    Tim

    ur

    tara

    engah

    elata

    n

    arat

    enggara

    ra arat

    NAD

    Sum

    ate

    ra

    Sum

    ate

    ra

    Ria

    u

    Kepula

    uan

    Lampung

    Jambi

    Bengkulu

    Sum

    ate

    ra

    Bangka

    Be

    Bante

    n

    DKIJ

    akar

    t

    JawaB

    ara

    JawaT

    en

    DIY

    ogyak

    JawaTimu

    Ba

    li

    Kalim

    anta

    Kalim

    anta

    Kalim

    anta

    Kalim

    anta

    NTB

    NTT

    Sula

    wesi

    Gorontalo

    Sula

    wesi

    Sula

    wesi

    Sula

    wesi

    Sula

    wesi

    Maluku

    Maluku

    Ut

    Papua

    Iria

    nJa

    ya

    Total

    No Indus tr i Pengolahan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

    C Barang Kayu & Hasil Hutan

    1 Industri Pengolahan Rotan 5 9 2 6 1 4 6 3 6 42

    No Indus tr i Pengolahan

    2 Industri Kerajinan Purun / Anyaman 4 3 1 4 12

    3 Industri Pengolahan Kayu 1 8 5 4 1 1 10 2 5 1 38

    4 Industri Gambir 7 2 9

    D Pupuk , Kim ia & Barang dari Kare t

    1 Industri Pengolahan Karet 8 5 9 8 4 3 1 6 11 6 61

    3 Industri Minyak Jarak 9 1 4 14

    4 Industri Olefin/Petrokimia 5 5

    E Seme n & Bahan Galian Non L ogam

    1 Industri Genteng / Batubara 2 2

    2 Industri Semen 5 1 6

    F Log am das ar, Bes i & Baja

    1 Industri Barang Logam 2 2 3 6 13

    G Alat A ng k ut , Mes in & Per alatan

    1 Industri Perkapalan 4 6 1 2 13

    2 Industri Alsintan 4 15 19

    3 Industri Sk. Cadang / Komp. Otomotif 10 4 14

    4 Industri Telematika 1 1 2

    H Barang lainnya

    1 Industri Perhiasan 1 4 5

    2 Industri Kreatif 1 1

    3 Industri Barang Seni 1 1

    4 Industri Kerajinan Batu Mulia / Perak 1 2 1 1 5

    3131

    5 Industri Kerajinan Gerabah 1 2 6 9

    1. Angka di dalam matriks menunjukkan jumlah kabupaten/kota yang memiliki industri pengolahan tertentu di suatu provinsi

    2. Kotak yang diarsir merupakan produk prioritas yang akan ditangani dalam w aktu jangka menengah

    Catatan:

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    32/46

    B.B. PenugasanPenugasan kepadakepada DinasDinas PerindustrianPerindustrian KabupatenKabupaten/Kota/Kotauntukuntuk menyusunmenyusun PetaPeta PanduanPanduan PengembanganPengembangan

    KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri KabupatenKabupaten/Kota/Kota masingmasing--masingmasing Saat ini seluruh provinsi (33 provinsi) telah memiliki peta panduan pengembangan industri unggulan provinsinya

    masing-masing.

    Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota diharapkan dapat menyusun peta panduan pengembangan kompetensi inti

    industri daerahnya masing-masing sesuai denganoutline berikut:

    1. GAMBARAN KABUPATEN/KOTA SAAT INI

    Disa ikan PDRB er sektor berdasarkan har a berlaku tahun ........

    2. PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN

    No

    Komoditi UnggulanLuas Areal

    (Ha)

    Potensi

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    Jumlah

    Petani (KK)

    Industri

    (unit)

    3. PENENTUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

    (Contoh: Kabupaten Padang Pariaman)

    UNGGULAN

    bordir

    kelapa terpadu

    kakao

    batu bata

    UNGGULANPRIORITAS

    kakao

    pengolahankelapa terpadu

    UNGGULAN FOKUS

    produk olahankakao

    3232Kompetensi Inti Industri Daerah: Industri produk olahan kakao fermented (mengolah hingga menjadi kakaopasta, bubuk, lemak, dan cair).

    makanan ringan

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    33/46

    4. KEKUATAN, PERMASALAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN (SWOT) INDUSTRI ........

    (Sesuai dengan kompetensi inti industri daerah)

    a. Kekuatan: data roduksi, eks or, nilai tambah, tena a ker a, investasi, struktur industri industri inti,

    penunjang, terkait)b. Permasalahan:

    c. Peluang:

    d. Tantangan: termasuk persaingan (dalam negeri dan luar negeri)

    5. TARGET PENGEMBANGAN INDUSTRI.......

    a. Jangka Menengah 2010-2015

    b. Jangka Panjang 2016-2030

    6. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI.....

    7. RENCANA TINDAKa. Rencana Tindak Jangka Menengah (2010-2015)

    No

    Rencana Tindak

    Pemangku Kepentingan

    Pusat Daerah Swasta Lain-Lain

    1. Penanganan Usaha Tani danPenanggulangan Hama PBK

    Deptan, Puslit.Kakao Jember

    Pemda,Disbun, Unhas

    Askindo, Apkai,Aiki, Apikci

    Asean, CocoaClub.

    2. ........ dst

    - -.

    NoRencana Tindak

    Pemangku Kepentingan

    Pusat Daerah Swasta Lain-Lain

    1. Penanganan Usaha Tani dan Deptan, Puslit. Pemda, Askindo, Apkai, Asean, Cocoa

    3333

    , , .

    2. ........ dst

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    34/46

    8. KERANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI SEKTOR INDUSTRI PROVINSI................

    Mencakup: a) Sasaran Jangka Menengah (2010-2015); b) Sasaran Jangka Panjang (2016-2030); c)

    Strategi; d) Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2015); e) Pokok-pokok Rencana Aksi

    - .

    3434

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    35/46

    9. LOKASI PENGEMBANGAN

    (Lokasi pengembangan saat ini dan arah ke depan: sesuaikan dengan rencana umum tata ruang)

    10. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI .

    11. PENUTUP

    LAMPIRAN

    A. Proyeksi Pertumbuhan KomoditiB. Proyeksi Ekspor

    3535

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    36/46

    4.4. KeterkaitanKeterkaitan AntaraAntara

    PrioritasPrioritas,, IndustriIndustri UnggulanUnggulanrov nsrov ns anan ompe ensompe ens nn

    IndustriIndustri KabupatenKabupaten/Kota/KotaStudi Kasus: Kabupaten Padang PariamanStudi Kasus: Kabupaten Padang Pariaman

    3636

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    37/46

    A.A. KlasterKlaster IndustriIndustri PrioritasPrioritas didi Sumatera BaratSumatera Barat

    ,2007 telah dilakukan rencana aksi untuk menunjang program peningkatan mutu biji kakao. Khusus untuk

    Provinsi Sumatera Barat telah diberikan bantuan mesin dan peralatan pengolahan dan fermentasi biji

    kakao.

    ,

    tahapan diagnostik, sosialisasi dan mobilisasi, disepakati dua lokasi/daerah pengembangan industri semen

    yaitu Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.

    B.B. IndustriIndustri PengolahanPengolahan KomoditiKomoditi UnggulanUnggulan Sumatera BaratSumatera Barat

    Telah teridentifikasi industri pengolahan komoditi unggulan di provinsi Sumatera Barat, yaitu:

    Industri pengolahan kakao (6 kabupaten/kota)

    Industri pengolahan makanan ringan (7 kabupaten/kota)

    Industri kulit dan alas kaki (1 kabupaten)

    Industri tekstil dan produk tekstil (9 kabupaten/kota) Industri gambir (7 kabupaten/kota)

    Industri minyak atsiri (9 kabupaten/kota)

    37373737

    n us r m nya ara a upa en o a

    Industri semen (5 kabupaten/kota)

    Industri alsintan (15 kabupaten/kota)

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    38/46

    C.C. PenentuanPenentuan ProdukProduk UnggulanUnggulan KabupatenKabupaten PadangPadang PariamanPariaman

    DAFTAR

    PANJANG

    DUA

    PRODUK KOMPETENSIRANTAI

    SATU

    PRODUK

    PRODUK

    UNGGULAN

    PRIORITAS

    FOKUS

    Bordir

    Kelapaterpadu

    a ao

    Pengolahan

    Kelapa

    ro u

    Olahan

    Kakao

    Batu bata Makanan

    ringan

    3838

    KRITERIA NGT/ AHP FGD/ NGT AHP & Borda

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    39/46

    D.D. RantaiRantai UsahaUsaha OlahanOlahan KakaoKakao

    Kakao

    siap

    panen

    Dipetik kupas

    Pisah

    bijiPeng-

    eraman

    Fermen

    tasi

    hari

    Kelas

    A

    2-3 hari 4 hari

    85-100 biji /bin con

    Dijemur

    Pilah

    biji

    Kelas

    Masuk

    karung

    goni

    2-3 hari

    60kg

    BLebih besar 100/ biji /bin con

    Pasar DNDistributor

    Tani

    Pengumpul Biji Kakao Koperasi Pabrik CoklatPedagang besar

    3939Pasar LNEksportir

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    40/46

    E.E. StrategiStrategi PengembanganPengembangan IndustriIndustri KakaoKakao didi PariamanPariaman

    Fokus : Industri Pen olahan Kakao

    Kompetensi Inti : Kemampuan mengolah biji kakao, ,

    coklat

    Tujuan : Meningkatkan Nilai Tambah di

    4040

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    41/46

    F.F. Road MapRoad Map PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri

    Strategi Jangka Pendek Jangka Menengah

    Menin katkan 1. Menin katkan mutu bibit kakao di Kabu aten 1.Pen unaan bahan baku

    Pembuatan clone-

    clone baru untukbibit kakao yang

    tahan lama melalui

    Padang Pariaman

    2. Mendapatkan dan meningkatkan dalampembuatan clone-clone baru untuk bibit kakao

    an tahan lama.

    berkualitas baik :

    meningkatkan dalam pembuatanclone-clone baru untuk bibit kakao

    an tahan lama melalui erluasan

    perluasan lahan

    kakao

    - Kerjasama dengan Lembaga Penelitian

    - Menyediakan dan pembudidayaan bibit unggul

    3. Penggunaan teknologi pertanian

    - Pelatihan etani

    lahan kakao

    2. Peningkatan produktivitas lahan:

    Penggunaan tanaman tumpang sari

    Kela a Pisan Kakao dan- Memberi pendampingan mulai pra-tanam

    hingga pasca-panen (menyiapkan lahan,

    mengatur jarak tanam, memupuk,

    memelihara, cara dan waktu emanenan,

    tanaman antara yang

    memaksimumkan penggunaan

    lahan dengan tetap memelihara

    kualitas ohon kakao

    memilih tanaman antara)- Memberi contoh cara bercocok tanam kakao

    yang benar (mengadakandemonstration plot)

    4. Peningkatan produktivitas lahan :

    4141

    - Penyesuaian sistem bertanam kakao dengan

    pola bertani masyarakat Padang Pariaman

    Road Map Pengembangan Kompetensi Inti. (lanjutan)

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    42/46

    Strate i Jan ka Pendek Jan ka Menen ah

    Peningkatan kualitas biji

    kakao

    Peningkatan dari unfermentasi menjadi

    fermentasi (menyediakan alat permentasi

    dan pengeringan)

    1. Pengawasan kualitas produk kakao produksi

    Padang Pariaman

    2. Sertifikasi kualitas produk kakao Padang

    Pariaman

    3. Inovasi dalam peningkatan kualitas (kerjasama

    dengan lembaga pengembangan teknologi)

    4. Kerjasama dengan balai penelitian dan perguruan

    tinggi (Baristand Padang, UNAN, IPB)

    Penguasaan teknologi

    pengolahan kualitas tinggi

    Mengembangkan kemampuan dalam

    bidang teknologi produksi sesuai standar

    -Pelatihan instruktur

    -Bantuan teknik produksi

    -

    Pembangunan PPC (Pusat Pengembangan Coklat)

    yang memfasilitasi pengolahan dan pengujian mutu

    Memperkenalkan industri

    coklat Padang Pariaman di

    dalam negeri/luar negeri

    - Promosi kepada buyer di dalam /di luar

    negeri melalui pameran nasional dan

    internasional

    1. Hubungan perdagangan langsung dengan buyer

    di dalam/di luar negeri dan dalam negeri

    industri kakao dengan parapetani kakao

    -

    kakao&produksi kakao- Membentuk jaringan dengan lembaga-

    lembaga penelitian petani dan industri

    / perguruan tinggi

    industri produk lanjutan

    4242

    Mengembangkan industri

    berbasis coklat pada pangan

    Mengembangkan teknologi dengan bantuan

    Baristan Padang

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    43/46

    G.G. RencanaRencana AksiAksi PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri

    No Rencana Aksi

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    Stakeholder

    1Perumusan Organisasi dan Bisnis Plan PPC (Pusat

    Pengembangan Coklat)

    Depperin, IPB

    2 Pembangunan PPC Depperin

    3 Pembangunan Sekolah Kakao (SMK) Depperin,

    4 Perumusan Kawasan Industri Depperin, ITB

    5 Pembangunan Contoh Pabrik Depperin

    6 Perumusan dan Perencanaan Pemusatan Industri Depperin

    , , ,

    8 Pembentukan Kelembagaan Kelompok Petani Deptan

    9 Fasilitasi Magang Depperin

    10 Peningkatan Mutu Olahan Kakao Baristan,BBIA, BBIHP

    11 Peningkatan Kerjasama Dengan Daerah Lain Depperin,Deptan,BBIHP

    on or ng an va uas epper n

    13 Pengembangan Kawasan Industri Pariaman Depperin14 Peranan Bantuan Pemasaran Depdag, Askindo

    15 Pengadaan Peralatan Untuk PPC Depperin

    Depperin,BBIA,BBIHP,

    4343

    Baristan

    17Seminar dan Pameran Internasional tentang

    kakao/coklat di Padang PariamanDepperin, Askindo,BBIA

    Rencana Aksi Pengembangan Kompetensi Inti (lanjutan)

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    44/46

    g g p ( j )

    No Rencana Aksi2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    Stakeholder

    1 Perizinan/persyaratan Sekolah Dikora, Bapeda

    DAERAH

    2 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal untuk SMK Dikora

    3 Penyediaan Lahan Kawasan Industri Koperindag, DPRD

    4 Pembangunan Gedung PPC & Kawasan Koperindag, Bapeda5 Implementasi Pemasaran Koperindag, Askindo

    6 Perumusan Kelembagaan Kawasan Industri Koperindag, DPRD

    7 Badan Promosi Pariaman (pemusatan untuk kakao)Koperindag, Badan Promosi

    Padpar

    8 Fasilitasi Infrastruktur Kawasan Dinas PU, DPRD

    9 Pengadaan Personil (PPC, Kawasan,Badan,Balai, dan Koperindag, Bapeda

    10 Pendirian Badan/Kawasan Industri Koperindag, Bapeda

    11 Balai Penelitian dan Pengembangan KakaoDipertambun, UNAN, Baristan

    Padang

    4444

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    45/46

    NilaiNilai--nilai yang memotorinilai yang memotori

    I novatif

    D aya saing berkelanjutan

    O rientasi pasar globalN etworkingE fisien dan ProduktifS iner i antar sektor

    I ptekA liansi strategis

    4545

    RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN26 29 Februari 2 8

    RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN26 29 Februari 2 8 4545

    4646

  • 5/28/2018 17 - Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Kompetensi Inti Industri Daerah Sekjen-dibagikan

    46/46

    4646