PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dekade terakhir ini pengobatan gagal jantung mengalami banyak perubahan. Pengobatan tidak hanya bertujuan hanya meringankan gejala tetapi sudah mengarah pada mencegah timbulnya gejala gagal jantung serta mencegah progresivitas gagal jantung. Dengan demikian akan menurunkan angka kematian. Masalah gagal jantung tidak hanya menyangkut jantung itu sendiri tetapi reaksi atau tanggapan dari tubuh penderita akibat menurunnya fungsi jantung. Tanggapan dari tubuh antara lain menurunnya aliran darah tepi, tidak normalnya struktur dan fungsi otot rangka, perubahan fungsi paru, retensi air dan natrium. Aktivitas neuroendokrin dan sitokinin merupakan mata rantai untuk terjadinya gagal jantung yang akan mempengaruhi kondisi klinis dan prognosisnya. Jadi perhatian yang perlu pada penderita gagal jantung tidak hanya untuk meningkatkan daya guna jantung. pengeluaran garam dan air saja
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada dekade terakhir ini pengobatan gagal jantung mengalami banyak
perubahan. Pengobatan tidak hanya bertujuan hanya meringankan gejala tetapi
sudah mengarah pada mencegah timbulnya gejala gagal jantung serta mencegah
progresivitas gagal jantung. Dengan demikian akan menurunkan angka kematian.
Masalah gagal jantung tidak hanya menyangkut jantung itu sendiri tetapi reaksi
atau tanggapan dari tubuh penderita akibat menurunnya fungsi jantung.
Tanggapan dari tubuh antara lain menurunnya aliran darah tepi, tidak normalnya
struktur dan fungsi otot rangka, perubahan fungsi paru, retensi air dan natrium.
Aktivitas neuroendokrin dan sitokinin merupakan mata rantai untuk terjadinya
gagal jantung yang akan mempengaruhi kondisi klinis dan prognosisnya. Jadi
perhatian yang perlu pada penderita gagal jantung tidak hanya untuk
meningkatkan daya guna jantung. pengeluaran garam dan air saja tetapi juga
membatasi kerja atau pengaruh neuroendokrin dan sitokinin serta memperbaiki
kondisi organ di luar jantung yang menjadi tidak normal. Pengobatan secara medis
saat ini tujuannya adalah menurunkan semua atau sebagian gejala akibat gagalnya
fungsi jantung agar hidup menjadi lebih lama. Pada beberapa penderita dengan
menghilangkan penyebabnya akan menormalkan kembali fungsi jantung.
Sebagian kecil penderita memerlukan transplantasi jantung. Penanganan gagal
jantung sangat tergantung pada diagnosis yang tepat. Untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat diperlukan beberapa prasyarat yang menyangkut pengenalan
yang tepat akan adanya gagal jantung, penilaian kondisi fisiologis yang abnormal,
penyebab dasarnya dan penyakit lain yang menyertai. Jadi terdapat variasi yang
luas dalam pengobatan gagal jantung.
Pengobatan gagal jantung beraneka ragam yaitu menyangkut tindakan
umum, pengobatan farmakologis, penggunaan alat mekanik dan operasi. Akibat
yang merugikan dan pengaruh timbal balik antara bentuk pengobatan dapat
mengurangi optimalisasi pengobatan gagal jantung. Memburuknya kondisi klinis
penderita baik secara episodik atau progresif memerlukan modifikasi cara
pengobatan. Bahkan dikatakan tidak ada cara pengobatan yang sama untuk setiap
penderita gagal jantung; semua disesuaikan dengan kondisi atau penyebabnya.1,2
I.2 Manfaat Penulisan
Untuk mengetehui definisi gagal jantung, penyebab gagal jantung,
bentuk gagal jantung , manifestasi klinis, dan penatalaksanaan gagal jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Gagal jantung adalah suatu kondisi serius dimana jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menit (cardiac output, curah jantung) tidak mencukupi kebutuhan
oksigen dan nutrisi tubuh.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara berlebihan.
Gagal jantung merupakan suatu keadaan abnormalitas fungsi jantung
bertanggung jawab atas ketidakmampuan jantung untuk memompa darah pada
kecepatan sesuai dengan kebutuhan jaringan yang bermetabolisme dan/ atau hanya
dapat melakukan nya dari volume diastolic ventrikel yang meningkat secara
abnormal.
Mekanisme kompensasi
Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal
jantung,yaitu :
1. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek (beberapa
menit sampai beberapa jam), yaitu reaksi Flight-or-flight. Reaksi terjadi akibat
dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepenefrin) dari kelenjar
adrenal kedalam aliran darah ,norafrenali juga dilepaskan dari syaraf .
Adrenalin dan noradrenalin merupakan system pertahanan tubuh yang
pertama muncul setiap kali terjadi stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin
dan nonadrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu
meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai
derajat tertentu.curah jantung bisa kembali normal,tetapi biasanya disertai dengan
meningkatnya denyut jantung dan bertabah kuatnya denyut jantung. Pada
seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan
fungsi jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan, tetapi
pada penderita gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan
kebutuhan jangka panjang terhadap system kardiovaskuler yang sebelumnya
sudah mengalami kerusakan. Lama-lama peningkatan kebutuhan ini bisa
menyebabkan menurunnya fungsi jantung.
2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahan garam (natrium) oleh ginjal.
Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi
dan pada awalnya memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbuinan
cairan ini adalah peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah.
Otot yang teregang berkontraksi lebih kuat, hal ini merupakan
mekanisme jantung yang utama untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal
jantung. Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan
akan dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul diberbagai bagian tubuh,
menyebabkan pembengkakan (edema). Lokasi penimbunan cairan ini tergantung
kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan pengaruh gaya gravitasi. Jika
penderita berdiri, cairan akan terkumpul pada tungkai dan kaki. Jika penderita
berbaring, cairan akan terkumpul pada punggung dan perut.
3. Mekanisme utama lainnya adalah pembesaran otot jantung (hipertrofi).
Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada
akhirnya bisa terjadi kelainan fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya
gagal jantung.
II.2 Penyebab Gagal Jantung
Dalam menilai pasien gagal jantung, penting unuk mengenali tidak saja
penyebab yang mendasari penyakit jantung tetapi juga penyebab yang memicu
timbulnya gagal jantung. Kelainan jantung akibat lesi bawaan atau didapat seperti
stenosis katup aorta dapat menetap selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan
gangguan klinis. Namun demikian, seringkali penampakan klinis gagal jantung
muncul pertama kali selama kejadian beberapa gangguan akut yang memberikan
beban tambahan pada miokard yang sudah mendapat beban berlebih dalam waktu
lama.
Penyebab pemicu :
1. Emboli paru.
Pasien tidak aktif secara fisis dengan curah jantung rendah mempunyai resiko
tinggi membentuk thrombus dalam vena dan tungkai bawah atau panggul. Emboli
paru dapat berasal dari peningkatan lebih lanjut tekanan arteri pulmonalis yang
sebaliknya dapat menyebabkan atau memperkuat kegagalan ventrikel. Dengan
adanya bendungan pembuluh darah paru, emboli paru juga bisa menyebabkan
infark paru.
2. Infeksi.
Pasien dengan bendungan pembuluh darah paru juga lebih rentan terhadap infeksi
paru; infeksi apapun dapat memicu terjadinya gagal jantung. Demam, takikardi,
dan hipoksemia yang terjadi serta kebutuhan metabolic yang meningkat akan
memberikan tambahan beban pada miokard yang sudah kelebihan beban
meskipun masih terkompensasi pada pasien dengan penyakit jantung kronik.
3. Anemia.
Pada keadaan anemia, kebutuhan oksigen jaringan yang melakukan metabolisme
hanya dapat dipenuhi dengan meningkatkan curah jantung. Meskipun peningkatan
curah jantung seperti ini dapat dipertahankan oleh jantung normal, tetapi jantung
yang sakit, kelebihan beban kecuali masih terkompensasi, tidak dapat
meningkatkan volume darah yang cukup untuk di alirkan ke perifer. Pada keadaan
ini, kombinasi anemia dan penyakit jantung terkompensasi sebelumnya dapat
menyebabkan penghantaran oksigen yang tidak memadai ke perifer dan memicu
gagal jantung.
4. Tirotoksikosis dan kehamilan.
Seperti pada anemia dan demam, pada tirotoksikosis dan kehamilan, perfusi
jaringan yang memadaimembutuhkan peningkatan curah jantung.
5. Aritmia.
Pada pasien dengan penyakit jantung terkompensasi, aritmia merupakan
penyebab pemicu gagal jantung yang paling sering. Aritmia menimbulkan efek
yang mengganggu dengan sejumlah alasan yaitu: a) takitaritmia mengurangi
waktu yang tersedia untuk pengisian. b) pemisahan yang terjadi antara kontraksi
atrium dan ventrikel yang khas pada banyak aritmia menyebabkan hilangnya
mekanisme pompa penguat atrium karena meningkatnya tekanan atrium. c) pada
aritmia yang disertai dengan abnormalitas konduksi intraventrikel, kemampuan
miokard dapat lebih tergaganggu karena hilangnya keselarasan kontraksi ventrikel
yang normal. d)bradikardi yang nyata disertai blok atrioventrikel komplit atau
bradiaritmia berat lainnya akan mengurangi curah jantung kecuali volume
sekuncup meningkat.
6. Reumatik dan bentuk miokarditis lainnya.
Demam rematik akut dan sejumlah proses infeksi atau peradangan lainnya
mengenai miokard dapat mengganggu fungsi miokard pada pasien dengan atau
tanpa penyakit jantung sebelumnya.
7. Endokarditis infektif.
Kerusakan katup tambahan, anemia, demam, dan miokarditis yang sering kali
muncul sebagai akibat endokarditis infektif dapat, sendiri atau bersama-sama,
memicu gagal jantung.
8. Beban fisis, makanan, cairan, lingkungan dan emosional yang berlebihan.
Penambahan asupan sodium, penghentian obat gagal jantung yang tidak tepat,
transfusi darah, kegiatan fisis yang terlalu berat, kelembaban atau panas
lingkungan yang berlebihan dan krisis emosional dapat memacu gagal jantung
pada pasien dengan penyakit jantung yang sebelumnya masih dapat
terkompensasi.
9. Hipertensi sistemik.
Peningkatan tekanan arteri yang cepat , seperti yang terjadi pada beberapa
hipertensi yang berasal dari ginjal atau karerna penghentian obat anti hipertensi,
dapat menyebabkan dekompensasi jantung.
10. Infark miokard.
Pada pasien dengan penyakit jantung iskemik kronik tetapi terkompensasi, selain
tidak ada gejala klinis (tenang), kadamg-kadang infark baru yang terjadi dapat
lebih mengganggu fungsi ventrikel dan memicu gagal jantung.
II.3 BENTUK GAGAL JANTUNG
GAGAL JANTUNG CURAH TINGGI VERSUS CURAH RENDAH
Gagal jantung curah rendah yaitu pasien dengan gagal jantung menjadi curah
rendah sedangkan gagal jantung curah tingi yaitu pasien dengan gagal jantung
menjadi curah meningkat. Gagal jantung curah rendah terjadi sekunder terhadap
penyakit jantung iskemik, hipertensi, kardiomiopati dilatasi, penyakit katup dan
perikard. Gagal jantung curah tinggi terjadi pada pasien dengan gagal jantung dan
hipertiroidisme, anemia, kehamilan, fistula arteri venosa, beri-beri dan penyakit
pagets.
Komponen fisiologik integral dari gagal jantung sisitolik adalah temuan
bahwa jantung tidak menghantarkan kuantitas oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
yang bermetabolisme. Mekanisme yang bertangung jawab untuk perkembangan gagal
jantung pada pasien yang curah jantungnya pada awalnya tinggi adalah kompleks dan
tergantung pada proses penyakit yang mendasari.
GAGAL JANTUNG KRONIK VEERSUS AKUT
Prototip gagal jantung akut adalah pasien yang secara keseluruhan sehat
sebelumnya, tetapi mendadak mengalami infeksi miokard besar atau rupture katup
jantung. Gagal jantung secara khas diamati pada pasien dengan kardiomiopati dilatasi
atau penyakit jantung multiple yang berkembang secara lambat. Gagal jantung akut
biasanya adalah sistolik, dan penurunan mendadak pada curah jantung sering
menimbulkan hipotensi sistemik tanpa adanya edem perifer. Walaupun tampak
perbedaan yang mencolok dari manifestasi klinis antara gagal jantung kronis dan
gagal jantung kronik tapi dalam kenyataannya tidak ada perbedaan yang mendasar
antara gagal jantung bentuk akut dan bentuk kronis.
GAGAL JANTUNG KIRI VERSUS KANAN
Ventrikel kiri secar mekanis mengalami kelebihan beban (misalnya stenosis
aorta) atau melemah (misalnya sesudah infark miokard) mengalami dispnea, ortopnea
sebagai akibat dari kongesti paru, keaadan yang dirujuk sebagai gagal jantung kiri.
II.4 Manifestasi klinis
NYERI
Pada saat otot tidak mendapat suplai darah dalam jumlah yang cukup
(iskemia), kekurangan oksigen dan sisa-sisa metabolisme dalam jumlah banyak akan
menyebabkan kram. Bila otot jantung tidak mendapat cukup darah, akan terjadi
angina, rasa ketat atau seperti diperas di dada. Tingkat dan jenis nyeri atau rasa tidak
nyaman ini akan berbeda pada setiap orang.
Pericarditis, kondisi inflamasi atau perlukaan di kantung yang membungkus
jantung akan menimbulkan nyeri, yang bertambah hebat pada saat penderita berbaring
dan berkurang pada posisi duduk dan membungkuk ke depan. Aktivitas berlebihan
tidak menambah nyeri. Menarik atau menghembuskan nafas bisa menambah atau
mengurangi nyeri tergantung terjadi atau tidaknya pleuritis (inflamasi membran yang
menyellimuti paru-paru).
Bila arteri robek atau ruptur, seseorang akan merasakan nyeri hebat yang
datang dan pergi secara cepat. Nyeri ini tidak dipengaruhi aktivitas fisik. Kadang-
kadang arteri-arteri yang lebih besar terutama aorta akan mengalami kerusakan.
SESAK NAPAS
Sesak napas merupakan gejala umum gagal jantung. Hal ini terjadi karena
masuknya cairan ke dalam ruang udara di paru-paru, yang disebut kongesti paru atau
edema paru.
Pada tahap awal sesak biasanya timbul pada saat aktivitas fisik yang berat.
Bersamaan bertambah beratnya penyakit sesak akan timbul pada aktivitas yang
semakin ringan sampai akhirnya tidak hilang pada saat istirahat.
Sesak napas akan lebih berat pada posisi berbaring dan berkurang bila
penderita duduk. Nocturnal dyspnea adalah sesak yang timbul pada saat penderita
tidur malam hari.
RASA PENAT
Bila jantung tidak memompa secara efisien, aliran darah ke otot tidak
mencukupi kebutuhan. Pada saat berolahraga kondisi ini mengakibatkan penderita
merasa lemas dan letih. Gejala ini biasanya tidak terlalu diperhatikan, dan diatasi
dengan mengurangi aktivitas atau dianggap sebagai akibat penuaan.
JANTUNG BERDEBAR
Dalam keadaan normal, orang tidak memperhatikan denyut jantungnya. Tapi
pada keadaan-keadaan tertentu denyut ini dapat dirasakan, misalnya pada orang sehat
yang berolahraga berat atau menghadapi kondisi emosional tertentu. Denyut jantung
dapat dirasakan kuat, cepat atau iramanya tidak beraturan.
Dokter akan memeriksa keluhan ini dengan meraba nadi dan mendengarkan
denyut jantung menggunakan stetoskop.
Jantung berdebar diikuti keluhan lain seperti sesak napas, nyeri, rasa lemas
dan penat atau kehilangan kesadaran, biasanya disebabkan irama jantung yang
abnormal atau penyakit serius lainnya.
PUSING DAN KEHILANGAN KESADARAN
Aliran darah yang tidak adekuat akibat gangguan denyut atau irama jantung,
atau akibat jeleknya daya pompa jantung dapat berakibat pusing atau kehilangan
kesadaran. Tapi gejala ini juga bisa timbul oleh penyebab lain seperti penyakit-
penyakit otak dan spinal cord, terlalu lama berdiri, nyeri yang hebat atau emosi yang
kuat.
II.5 PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan gagal jantung.
Tujuan pengobatan gagal jantung adalah untuk mencegah gangguan fungsi
jantung dan progresivitas lebih lanjut, memperbaiki kualitas hidup penderita gagal
jantung serta, mempertahankan hidup lebih lama.
Banyak penyebab yang merusak otot jantung. Penyebab tersebut dapat
diobati/dicegah untuk mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Misalnya
pengobatan infark jantung, hipertensi, beberapa penyakit jantung yang spesifik,
mencegah infark berulang, mengurangi atau mengubah faktor risiko guna mencegah
terjadinya penyakit jantung koroner dan tidak terlambat memperbaiki atau mengganti
katup jantung yang terganggu. Apabila telah terjadi gangguan fungsi jantung maka
sasaran utama adalah menghilangkan penyakit dasarnya bila memungkinkan seperti
meniadakan penyebab iskemia, menghindari bahan toksik, alkohol, obat tertentu dan
penyakit kelenjar tiroid Sasaran berikutnya adalah pengobatan secara mutakhir untuk
mencegah gangguan fungsi jantung yang belum memperlihatkan gejala.
Penanganan gagal jantung menahun
Pengobatan gagal jantung menahun dengan gangguan fungsi sistolik (systolic
cardiac dysfunction) dimulai dengan langkah-langkah umum, pengobatan
farmakologi, penggunaan alat mekanik dan operasi. Penanganannya mencakup dua
hal utama yaitu: Petunjuk umum dan langkah-langkah umum.
Penatalaksanaan gagal jantung pada kelompok lain seperti penatalaksanaan
gagal jantung usia lanjut atau gagal jantung karena gangguan fungsi diastolik
mempunyai petunjuk tersendiri. Selain itu untuk pengobatan gagal jantung akut,
edema paru, syok kardiogenik merupakan topik tersendiri yang tidak dibahas disini.
Petunjuk umum
1. Memberitahu penderita dan keluarganya untuk mewaspadai kemungkinan gagal
jantung seperti berat badan yang bertambah, sesak napas, cepat lelah, kaki
bengkak dan sebagainya. Berat badan yang tiba-tiba meningkat lebih dari 2 kg
dalam 1- 3 hari harus menjadi perhatian utama.
2. Aktivitas sosial dan pekerjaan
Penderita tidak perlu diisolasi tetapi ia harus menghindari aktivitas sosialnya.
Kalau dapat penderita tetap pada pekerjaannya sehari-hari tetapi harus
menyesuaikan diri dengan kapasitas fisiknya.
3. Perjalanan
Penderita diberi petunjuk bila melakukan perjalanan udara, berada di tempat yang
tinggi, daerah dengan suhu yang tinggi dan lembab. Untuk jarak dekat hindarkan
transportasi melalui udara. Pada penerbangan yang lama dapat timbul dehidrasi,
edema kaki, dan dapat terjadi trombosis vena terutama pada gagal jantung yang
berat(NYHA III dan IV). Untuk penderita gagal jantung berat yang terpaksa
harus melakukan perjalanan udara dianjurkan untuk minum yang cukup, dan
sedikit mobilitas dalam perjalanan. Semua penderita gagal jantung harus
diberitahu akibat dan perubahan diet selama perjalanan, keseimbangan minum
dan pengeluaran cairan tubuh serta pemakaian diuretik.
4. Vaksinasi
Sebaiknya semua penderita gagal jantung harus diberitahu untuk vaksinasi
terhadap influenza dan penyakit yang disebabkan oleh Pneumococcus.
5. Kontrasepsi
Pada penderita gagal jantung lanjut risiko kesakitan dan kematian ibu adalah
tinggi. Kehamilan harus dihindari sekalipun gagal jantungnya masih ringan.
Kontrasepsi hormonal yang aman dapat dipakai . Dosis rendah estrogen dan
generasi ke-3 derivat progesteron risikonya kecil untuk terjadi trombogenesis dan
hipertensi. Alat kontrasepsi intra-uterin merupakan pilihan terbaik kecuali pada
gagal jantung karena gangguan katup di mana infeksi dan atau pengobatan
koagulan dapat menimbulkan masalah. Data-data mendukung kuat bahwa terapi
hormon pengganti pada perempuan menopause akan mengurangi kelainan
koroner. Gagal jantung memang lebih banyak terdapat pada perempuan usia
lanjut.4,5
Langkah-langkah umum
1. Diet
Tujuan utama diet adalah mengurangi kegemukan dan pembatasan penggunaan
garam. Pada gagal jantung ringan sedikit penggunaan garam dapat
dipertimbangkan. Minum/pemakaian cairan perlu dibatasi 1 - 1,5 liter dalam 24
jam pada gagal jantung berat yang bersamaan atau tanpa hiponatremia kecuali
pada iklim panas.
2. Merokok
Menokok memang dilarang pada semua penderita gagal jantung.
3. Alkohol
Apabila ada dugaaan miokardiopatia karena alkohol maka alkohol harus dilarang.
Pada semua penderita tidak boleh minum alkohol lebih dari 40 g/hari untuk laki-
laki dan pada perempuan 30 g/hari.
4. Olah raga
Akibat gagal jantung akan terjadi perubahan dalam metabolisme otot. Aktivitas
yang dianjurkan adalah yang ringan seperti jalan kaki. Hindari olah raga
isometrik (seperti angkat berat, push up dan sebagainya). Dianjurkan aktivitas
aerobik yang dinamik seperti jalan 3 — 5 kali selama 20 — 30 menit dalam satu
minggu atau naik sepeda selama 20 mnenit lima kali seminggu dengan