Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), DIKTI 2006 PENINGKATAN SISTEM DAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG KONSEP PARIWISATA INDONESIA SEBAGAI WILAYAH KEPULAUAN Penulis NAMA: STANNO YUDHA PUTRA NIM: 15002133 MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TAHUN 2006
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), DIKTI 2006
PENINGKATAN SISTEM DAN INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG
KONSEP PARIWISATA INDONESIA SEBAGAI
WILAYAH KEPULAUAN
Penulis
NAMA: STANNO YUDHA PUTRA
NIM: 15002133
MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TAHUN 2006
...bahwa musuh pertama,
terbesar, dan terberat adalah
diri kita sendiri…
i
LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA
PENINGKATAN SISTEM DAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
DALAM MENDUKUNG KONSEP PARIWISATA INDONESIA SEBAGAI
WILAYAH KEPULAUAN
Penulis: NAMA: STANNO YUDHA PUTRA
NIM: 15002133
Bandung, 03 Februari 2006
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Wakil Rektor
Dosen Pembimbing, Bidang Kemahasiswaan,
Ir. Harmein Rahman, MT Dr. Ir. Widyo Sulasdi Kelompok Keahlian Transportasi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
TAHUN 2006
ii
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menjawab tema dari Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) tahun
2006 tentang “Sumberdaya Manusia Indonesia menuju Peningkatan Daya Saing
Bangsa dalam Pembangunan Berkelanjutan”, penulis memilih bidang IPS, yakni
tentang “Pengembangan Pariwisata dan Dampak Sosialnya”. Penulis merasakan
bidang ini memiliki kemampuan pula untuk menjawab tantangan dunia pariwisata
Indonesia ke depan yang erat hubungannya dengan tema yang dimaksud.
Karya tulis ini, pada dasarnya merupakan suatu upaya pembahasan
pengembangan pariwisata di Indonesia dengan melihat salah satu aspek yang
terkait di dalamnya. Aspek yang dimaksud adalah sistem dan infrastruktur
transportasi. Sudah sewajarnya sistem dan infrastrukur transportasi merupakan
unsur penting dalam dunia pariwisata. Daerah-daerah dengan destinasi wisata
yang menarik tidak akan mungkin dikunjungi jika fasilitas tempat persinggahan
sarana transportasi tidak ada. Begitupun sistem yang mengatur jalannya
transportasi menjadi kebutuhan bagi pengunjung untuk merencanakan kunjungan
wisatanya.
Berbicara mengenai sistem dan infrastruktur tersebut tidak lepas dari sarana/moda
transportasi yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, karya tulis secara tidak
langsung sedikit akan menyinggung pembahasan tentang sarana/moda transportasi
juga.
Pada kesempatan ini, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak yang menjadi referensi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Harmein Rahman selaku pembimbing, keluarga
tercinta yang telah memberikan dukungan, teman-teman atas bantuan dan waktu
berdiskusinya, dan orang-orang yang telah berjasa atas sumbangsihnya di dunia
pariwisata.
Bandung, 31 Maret 2006
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
ABSTRAKSI................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Wilayah Studi....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup..................................................................................... 3
Tabel 4.2 Panjang landasan bandara-bandara komersial di Indonesia.............. 21
Tabel 4.3 Penerimaan devisa dari peranan pariwisata ..................................... 24
Tabel 5.1 Indikator kinerja sistem dan prasarana transportasi terhadap
pengembangan pariwisata............................................................... 27
vii
ABSTRAKSI
Ubah!!!!!
Potensi pariwisata Indonesia adalah keanekaragaman budaya dan pemandangan
alamnya. Sementara itu, Indonesia memiliki wilayah dengan karakteristik
geografis berupa kepulauan. Keterpisahan pulau yang satu dengan yang lainnya
berupa lautan telah menjadi salah satu hambatan bagi akses wilayah di negeri ini.
Oleh karena itu, potensi pariwisata tidak akan memiliki daya tarik bagi wisatawan
jika aksesibilitas yang terjadi sangat rendah.
Pemerintah pun telah melakukan upaya pengelompokan wilayah tujuan wisata
(WTW) untuk peningkatan persebaran kunjungan wisatawan. Demikian,
keterhubungan WTW yang satu dengan lainnya sewajarnya ditunjang dengan
akses transportasi yang ada. Peningkatan akses transportasi dilakukan dengan
peningkatan sistem dan infrastruktur transportasi di Indonesia.
Kinerja yang rendah dari sistem dan infrastruktur transportasi di Indonesia
berpengaruh terhadap pengembangan pariwisata di Indonesia. Indikator tersebut
ditunjukkan oleh orientasi investasi pembangunan jalur prasarana, kinerja
pelayanan jalur laut, dan tingkat pelayanan bandara terhadap tipe ukuran pesawat.
Perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem dan infrastruktur transportasi di
Indonesia. Evaluasi tersebut berupa peningkatan bagi sistem dan infrastruktur
transportasi. Peningkatan sistem dan infrastruktur transportasi kemudian akan
berperan bagi peningkatan pengembangan pariwisata di Indonesia.
Adanya peningkatan pengembangan pariwisata akan menimbulkan dampak sosial
ekonomi dengan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1991, pariwisata memperoleh perhatian utama untuk tumbuh menjadi
industri penting dan besar di dunia. Sedangkan di Indonesia, dinamisasi dan arah
gerak pariwisata juga telah mengalami banyak perubahan dalam masalah kegiatan
promosi pariwisata Indonesia ke dunia luar. Namun, hingga saat ini kontribusi
pariwisata masih menunjukkan hasil yang belum optimal bagi pertumbuhan
industri di negara kita. Pada dasarnya, pariwisata seharusnya mampu menjadi
peran dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Brand pariwisata kita
contohnya, “Ultimate in Diversity”, merupakan upaya untuk mempromosikan
kegiatan pariwisata yang ada di negeri ini. Hal ini terkait dengan potensi
keragaman nuansa alam dan budaya yang kita miliki. Hal tersebut menjadi upaya
untuk mengoptimalkan industri pariwisata serta dalam rangka peningkatan daya
saing bangsa dalam pembangunan berkelanjutan.
Lantas, apakah itu pariwisata? Pariwisata secara umum merupakan bentukan
kegiatan berupa waktu luang dan bersantai dengan cara pengenalan kepada cagar
budaya dan menikmati keindahan alam suatu daerah tertentu. Pada hakikatnya,
melakukan pariwisata adalah kebutuhan dan hak setiap manusia. Oleh karena itu,
kegiatan pariwisata telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
sosial ekonomi masyarakat.
Dalam hubungan ini, pariwisata akan memberikan dampak sosial bagi
masyarakat. Dampak sosial tersebut diharapkan memberikan output yang
baik/positif. Untuk memperoleh dampak yang baik tersebut, pariwisata salah
satunya harus mampu menjadi perangkat dalam peningkatan suatu kesejahteraan.
Peningkatan kesejahteraan pun akan tercipta melalui mekanisme untuk
membangun dan mengembangkan pariwisata sebagai basis sumber pendapatan
masyarakat.
2
Selain itu, kegiatan pariwisata juga tidak dapat dipisahkan dengan masalah
pergerakan manusia. Kebutuhan pergerakan berkembang sebagai bentuk
perjalanan wisata yang dilakukan manusia. Perjalanan wisata sebagai bentuk
kegiatan pariwisata tersebut tentu membutuhkan sarana dan prasarana.
Keterkaitan sarana dan infrastruktur/prasarana tersebut sehingga menghasilkan
suatu kerja yang baik membentuk sebuah sistem. Atau sebaliknya, sistemlah yang
membuat bekerjanya sarana dan prasarana dengan baik. Jadi, perencanaan sistem
dan infrastruktur di bidang transportasi harus menjadi apek penting dalam dunia
kepariwisataan.
Jadi, dalam hal pengembangan pariwisata, keterpisahan berbagai aspek
pembangun pariwisata tidak mungkin bisa berdiri sendiri-sendiri. Sumber daya
manusia dan sumber daya alam terangkum sebagai aspek umum yang berada
dalam tataran peningkatan potensi suatu kegiatan pariwisata. Termasuk ke
dalamnya, transportasi sebagai aspek penting bagi dunia pariwisata di Indonesia.
Sejauh apa efektifitas bentuk pelayananan transportasi melalui sistem dan
infrastruktur yang ada demi menunjang akses wilayah Indonesia?
Sedangkan negara, melalui pemerintahannya memiliki peran dalam
mengakselerasi pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Termasuk perhatian
kepada bidang pengembangan pariwisata sebagai faktor penting untuk
peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat dan peningkatan sistem dan
infrastruktur transportasi sebagai kebutuhan pergerakan pariwiata.
Oleh karena itu, dalam karya tulis ini kita akan membahas masalah
pengembangan pariwisata di Indonesia dengan sistem dan infrastruktur
transportasi sebagai komponen pengembangannya.
1.2 Wilayah Studi
Dalam penulisan karya tulis ini, wilayah studi yang akan dibahas adalah wilayah
geografis Indonesia. Tidak ada kasus tertentu yang dibicarakan untuk penulisan
ini. Pemilihan wilayah studi karena Indonesia merupakan wilayah kepulauan.
Faktor kondisi geografis ini akan kita lihat sebagai potensi pengembangan
pariwisata Indonesia. Kegiatan pariwisata melalui konsep pariwisata kepulauan.
3
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Merumuskan hubungan antara pengembangan pariwisata dengan kinerja
sistem dan infrastruktur transportasi di Indonesia.
2. Memberikan gambaran orientasi pembangunan infrastruktur transportasi
Indonesia untuk menunjangan pengembangan pariwisata.
3. Memperkenalkan kinerja indikator sistem dan infrastruktur sebagai faktor
pengembangan pariwisata Indonesia.
4. Memperkenalkan perangkat penyusunan prioritas pengembangan jalur
transportasi dalam kaitannya terhadap peningkatan kegiatan pariwisata.
5. Mendorong peningkatan daya saing bangsa melalui peningkatan potensi
pariwisata Indonesia.
1.4 Ruang Lingkup
Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis berupa wilayah kepulauan.
Keterhubungan antara pulau-pulau yang ada membutuhkan sarana dan prasarana
berupa alat dan infrastruktur transportasi. Peningkatan akses wilayah melalui
ketersediaan infrastruktur ini berdampak kepada berbagai bidang, salah satunya
bidang Pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, karya tulis ini membahas dalam
ruang lingkup indikator kinerja sistem dan infrastruktur transportasi dalam
kaitannya sebagai upaya pengembangan pariwisata di Indonesia.
1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
Bab 1 merupakan bab pendahuluan. Berisi uraian umum tentang latar belakang
penulisan, wilayah studi yang dikaji, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan,
serta uraian tentang sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis
ilmiah ini.
4
Bab 2 merupakan bab kajian pustaka. Berisi uraian yang menunjukkan
terminologi yang umum digunakan dalam pariwisata, landasan teori dan konsep-
konsep yang relevan dengan masalah pengembangan pariwisata Indonesia.
Bab 3 merupakan bab metodologi. Berisi uraian tentang cara atau prosedur yang
dilakukan dalam pengumpulan data, pembahasan menurut data eksisting, data
kualitatif, serta uraian singkat tentang analisis yang digunakan dalam pengolahan
data.
Bab 4 merupakan bab pembahasan dan analisis. Berisi uraian tentang analisis
pengembangan pariwisata berkaitan dengan indikator kinerja transportasi dengan
orientasi pariwisata dan analisis menurut budget constraint.
Bab 5 merupakan kesimpulan dan rekomendasi. Berisi uraian tentang
kesimpulan akhir dari penulisan karya tulis ilmiah beserta rekomendasi bagi
pihak-pihak terkait dalam hal pengembangan pariwisata, terutama yang berkaitan
dengan upaya peningkatan daya saing bangsa dan pembangunan berkelanjutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Pariwisata
Pengertian-pengertian atau istilah-istilah dalam pariwisata di sini akan dibahas
menurut lingkupnya. Melalui peristilahan di bidang kepariwisataan, propaganda
dalam melakukan pengembangan pariwisata kepada pemerintah dan masyarakat
dapat dilaksanakan. Penyerbarluasan pengertian pun diharapkan dapat
meningkatkan wawasan dan titik pangkal ide dalam mencari keterkaitan
pengembangan pariwisata terhadap aspek-aspek lainnya.
2.1.1 Pariwisata
Pariwisata adalah suatu proses berpergian seseorang atau sekelompok orang
menuju tempat lain di luar wilayah tempat tinggalnya dalam jangka waktu
tertentu dan bersifat sementara.
Motivasi orang dalam melakukan perjalanan wisata antara lain:
- mendapatkan kenikmatan dari waktu luang/santai
- memenuhi hasrat keingintahuan terhadap sesuatu hal yang baru di luar
lingkungannya
- melihat kebudayaan orang asing/negara luar
- melihat cagar budaya/objek wisata
- menikmati pemandangan alam
- kepentingan kegiatan olahraga
- kepentingan kesehatan
- kepentingan keagamaan
- keperluan mencari peluang usaha/kerja
- dll.
2.1.2 Wisatawan
Bidang kepariwisataan memberikan batasan pengertian terhadap wisatawan
(tourist) dan pelancong (excursionist).
6
1. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan suatu kegiatan
berpariwisata dengan tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam pada
suatu daerah. Wisatawan dibagi lagi menjadi:
- wisatawan asing, yakni wisatawan yang berasal dari luar negeri atau
dari suatu negara ke negara lain
- wisatawan domestik, yakni wisatawan yang berasal dari satu daerah ke
daerah lain yang masih dalam administrasi penduduk satu negara
2. Pelancong adalah pengunjung sementara yang yang tinggal di suatu
daerah/negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
2.1.3 Daerah Tujuan Wisata
Unsur pokok dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata mencakup kepada
aspek perencanaan, pelaksanaan, pembangunan, dan pembangunan. Aspek-
aspek tersebut dipenuhi melalui unsur-unsur sebagai berikut:
1. Daya tarik wisata
Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran
wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik wisata
dikelompokkan ke dalam: daya tarik wisata alam, budaya, dan wisata
minat khusus. Pada saat ini Indonesia masih mengandalkan daya tarik
wisata melalui keindahan alam dan ciri khas budaya yang ada.
2. Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan buatan yang dibutuhkan di
daerah tujuan wisata. Prasarana tersebut bisa berupa jalan, jembatan, air,
listrik, telekomunikasi, dan sebagainya. Pembangunan akan menyesuaikan
kondisi objek wisata yang bersangkutan.
3. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Sarana bisa berupa pengadaan alat-alat pendukung prasarana itu sendiri.
4. Infrastruktur penunjang aksesibilitas
Infrastruktur penunjang wisata sendiri merupakan tata laksana dalam
mendukung fungsi daerah wisata secara keseluruhan, baik berupa sistem
7
maupun bangunan fisik yang ada. Aksesibilitas dan mobilitas wisatawan
ke daerah tujuan wisata akan sangat didukung oleh ketersediaan
infrastruktur transportasi. Infrastruktur tersebut merupakan akses bagi
wisatawan untuk kemudahan menuju daerah tujuan wisata.
5. Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat dan lingkungan merupakan unsur penting dalam
keberlangsungan daya tarik wisata itu sendiri. Masyarakat yang bersahabat
dan lingkungan yang nyaman menjadi pilar utama dalam
menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
pariwisata.
Oleh karena itu, titik tekan pada karya tulis ini terkait dengan ketersediaan
infrastruktur aksesibiltas destinasi wisata yang ada di Indonesia. Perencanaan
strategis dan pelaksanaan pengembangan pembangunan sistem dan
infrastruktur tersebut perlu mendapat perhatian guna pengembangan pariwisata
di Indonesia.
2.2 Transportasi
Transportasi merupakan perpindahan barang atau orang dengan menggunakan
kendaraan dari satu tempat ke tempat lainnya yang terpisah secara geografis.
Dalam pengertian yang lebih kontemporer, transportasi akan terlaksana jika ada
kendaraan, infrastruktur, dan sistem pengaturannya. Kebutuhan akan transportasi
turut didorong oleh keinginan manusia dalam hal mencari tahu suatu daerah
tujuan di luar daerah tempat tinggalnya.
Ini berarti, keterkaitan antara pariwisata dan transportasi merupakan suatu
hubungan yang mutlak terjadi. Pergerakan pariwisata oleh manusia yang
dilakukan dari daerah/negara satu ke daerah/negara lain melibatkan transportasi
sebagai sistem untuk mewujudkannya. Keterpisahan daerah-daerah oleh lautan
membutuhkan sarana dan prasarana angkutan laut dan udara. Sedangkan
keterpisahan daerah-daerah oleh hambatan geografis berupa daratan juga
membutuhkan sarana dan prasarana angkutan darat.
8
2.2.1 Transportasi sebagai Sistem
Sistem transportasi mencakup kepada tiga hal:
1. Sub sistem prasarana
Sistem prasarana merupakan suatu hubungan yang saling terkait yang
terjadi antara prasarana-prasarana transportasi dan simpul prasarana.
Prasarana dan simpul prasarana kemudian membentuk jaringan
transportasi. Prasarana meliputi lintasan jalan, rel, lintasan penerbangan,
dan lintasan transportasi laut. Sedangkan simpul prasarana berupa
terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan.
2.. Sub sistem sarana
Sistem sarana merupakan hubungan dari alat-alat transportasi yang
menggunakan sistem prasarana yang ada. Sistem ini memisahkan antara
keterbatasan-keterbatasan moda transportasi dalam pergerakannya. Sarana
angkutan darat tidak akan mungkin menggunakan prasarana lintasan
pelayaran laut tanpa ditunjang dari sarana angkutan lautnya. Kecuali itu,
perkembangan teknologi saat ini yang telah menembus batasan-batasan
kemampuan moda/sarana transportasi untuk bergerak di darat, laut,
maupun udara.
3. Sub sistem pengendalian/pengaturan
Sistem pengendalian/pengaturan menjadi suatu perangkat untuk
memungkinkan terjadinya pergerakan yang efisien, lancar, aman, dan
teratur. Sistem ini bisa berupa manajemen lalu lintas untuk jalan, navigasi
bagi pelayaran, dan navigasi bagi penerbangan.
2.2.2 Karakteristik Moda Transportasi
Transportasi dikelompokkan menurut tempat pergerakannya, yakni:
- transportasi darat
- transportasi laut
- transportasi udara
9
Dalam melakukan perjalanan seringkali penggunaan transportasi tidak cukup
dilayani oleh sarana/moda tunggal. Keterlibatan dua atau lebih moda telah
menyebabkan terjadinya interaksi yang kemudian membentuk sistem jaringan
transportasi.
Oleh karena itu, setiap jenis pergerakan tentunya akan memiliki
karakteristiknya masing-masing. Aspek-aspek yang terlibat dalam
pembentukan karakteristik moda transportasi yang dibahas meliputi:
aksesibilitas, mobilitas, efisiensi, jenis kendaraan, dan pelayanan. Karakteristik
moda transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Karakteristik moda transportasi
SISTEM AKSESIBILITAS MOBILITAS EFISIENSI MODA PELAYANAN
PENUMPANG
Jalan Raya - Jumlah penduduk sangat tinggi yang memiliki akses langsung ke jalan - Rute langsung terbuka oleh tata guna lahan - Investasi tinggi untuk jalan dgn pembebanan tonase tinggi
- Kecepatan terbatas oleh faktor manusia dan batasan kecepatan - Kapasitas per kendaraan rendah, tetapi ketersediaan kendaraan cukup banyak
- Bahan bakar rendah - Keselamatan rendah
- Bus - Mobil - Sepeda motor/sepeda
Antar kota dan lokal
Jalan Rel - Dibatasi oleh investasi tinggi untuk struktur jalannya
Kapasitas dan kecepatan dapat lebih besar dari jalan raya
Biasanya tinggi
- Kereta - Monorail - Kereta cepat/MRT
- Jarak rata-rata <450 km - Sub urban - Antar kota
Transportasi udara
- Biaya bandara mereduksi aksesibilitas - Peluang bagus untuk rute langsung
- Kecepatan sangat tinggi - Kapasitas per kendaraan terbatas
Biaya operasi rendah dari sisi energi
Pesawat komersial
- Regional dan jarak rata-rata >450 km - Antar kota
10
Transportasi air/laut
Rute langsung aksesibilitas terbatas oleh ketersediaan jalan air yang dilewati dan sifat pelabuhan yang aman
- Kecepatan rendah - Kapasitas per kendaraan sangat tinggi
- Biaya rendah - Tingkat keamanan bervariasi
- Kapal - Hovercraft - Jet Foil - Kapal pesiar
- Lintas sungai - Lintas samudera
Sumber: Pengantar Manajemen Infrastruktur, 2005
Selain itu, karakteristik moda transportasi dapat digambarkan melalui suatu
kurva dengan tinjauan faktor biaya per unit kendaraan dan jarak yang
ditempuh. Berikut ini kita memiliki kurva tersebut yang membandingkan
antara jalur jalan, rel, dan laut.
Gambar 2.1 Konsep dasar karakteristik moda transportasi berdasarkan faktor
biaya vs jarak tempuh
Untuk kinerja pelayanan, jalur laut memiliki jenis pelayanan tidak langsung.
Dengan karakteristik tersebut, peran simpul prasarana pelabuhan adalah
sebagai pengumpul moda-moda transportasi darat. Dengan bentuk pelayanan
ini, jalur laut memiliki ciri dengan biaya optimum. Berbeda pada jalur darat
(jalan dan rel), dengan ciri pelayanan langsung membutuhkan biaya tinggi.
Pada gambar 2.2 memperlihatkan jaringan pelayanan oleh jalur darat dan laut
tersebut.
11
Pelayanan langsung, biaya tinggi Pelayanan tidak langsung, biaya optimum
Gambar 2.2 Strategi pelayanan jalur darat dan laut
2.3 Dampak Sosial
Pariwisata secara langsung melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai
dampak terhadap masyarakat itu sendiri. Khusus yang akan kita bahas secara luas
adalah dampak sosial yang diklasifikasikan ke dalam dampak sosial ekonomi.
Menurut pengertiannya, dampak sosial ekonomi adalah akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kehidupan ekonomi
masyarakat, dalam hal ini, pengaruh berupa kegiatan pariwisata.
Delapan kelompok besar yang dikategorikan ke dalam dampak sosial ekonomi
(Cohen, 1984) adalah:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan
6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
12
Dampak sosial yang ditimbulkan bisa berupa dampak positif ataupun negatif.
Pada umumnya, apa yang telah menjadi konsep dari pengembangan pariwisata
suatu daerah adalah upaya untuk memperoleh dampak postif terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat setempat. Berikutnya, dampak postif tersebut akan
mengarah kepada peningkatan-peningkatan pada poin-poin yang tercantum di
atas. Peningkatan tersebutlah yang kemudian akan mendorong kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan negara secara umum.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
Metodologi yang dilakukan dalam penyusunan karya tulis ini adalah melalui
analisis kondisi di lapangan berdasarkan data sekunder yang diperoleh.
Pendekatan kualitatif pembahasan dan analisis masalah menjadi kekuatan bagi
transfer gagasan terhadap topik pilihan karya tulis ini, yakni pengembangan
pariwisata dan dampak sosialnya.
Metodologi studi karya tulis ini tersaji pada gambar berikut ini.
KONDISI PARIWISATA
INDONESIA
KONDISI INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI INDONESIA
BUDGET CONDITION
ANALYSIS
ANALISIS
PENINGKATAN
INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI LAUT DAN
UDARA
INDONESIA DENGAN
GEOGRAFIS KEPULAUAN
PENINGKATAN KINERJA
SISTEM DAN
INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI
PENINGKATAN
PENGEMBANGAN
PARIWISATA
PENGUMPULAN DATA
SEKUNDER
Gambar 3.1 Metodologi Studi
14
3.2 Pengumpulan data
Dalam karya tulis, pengumpulan data dilakukan berdasarkan perolehan data
sekunder. Data-data tersebut mencakup kepada:
- Karakteristik kunjungan wisatawan ke Indonesia
- Lay out peta Indonesia dengan distribusi persebaran wilayah tujuan wisata
(WTW)
- Kinerja bandara-bandara komersial di Indonesia dengan parameter panjang
landasan
- Penerimaan devisa negara melalui peran pariwisata
Selain itu, pennyajian data secara kualitatif banyak dilakukan untuk pembahasan
dan analisis kondisi-kondisi eksisting pariwisata Indonesia. Pembahasan pada
intinya adalah mencari faktor keterkaitan pengembangan pariwisata melalui
peningkatan sistem dan infrastruktur transportasi di Indonesia.
3.3 Analisis
Analisis pembahasan yang menjadi kesimpulan keterkaitan sistem dan
infrastruktur transportasi terhadap permasalahan pengembangan pariwisata harus
mempertimbangkan kondisi budget constraint pada alokasi dana pembangunan.
Namun, pembahasan terhadap budget constraint tidak dilakukan secara
mendalam. Analisis dilakukan guna menentukan keberhasilan peningkatan
kegiatan kepariwisataan di Indonesia dengan harapan pengembangan pariwisata
sebagai faktor:
- peningkatan daya saing bangsa
- pembangunan berkelanjutan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1 Pariwisata Nasional Indonesia
4.1.1 Kondisi Eksisting
Kondisi alam Indonesia merupakan wilayah kepulauan dengan ketersebaran
pulau-pulau sebanyak 17.000 pulau. Secara geografis ketersebaran pulau-pulau
tersebut berada pada bentangan 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141°BT.
Potensi objek wisata di Indonesia tersebar pada bentang geografis tersebut
sehingga potensi wisata negara kita akan berbeda dari negara-negara lain. Oleh
karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan terhadap
destinasi wisata. Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik wisatawan ke negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand