Get Homework Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites LAPORAN KASUS III MODUL ORGAN MATA DAN THT SEORANG LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DATANG DENGAN KELUHAN TELINGA KIRI SAKIT DAN BERAIR DISERTAI DEMAM TINGGI KELOMPOK II Arwita Sari 030.07.034 Defri Rahman 030.07.061 Farida Apriani 030.07.089 Michelle Jansye 030.09.154 M. Rifki Maulana 030.09.155
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Get Homework Done Homeworkping.comHomework Help https://www.homeworkping.com/
Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/
Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sitesLAPORAN KASUS III
MODUL ORGAN MATA DAN THT
SEORANG LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DATANG DENGAN KELUHAN TELINGA
merupakan tulang rawan, sedangkan rangka 2/3 medial
merupakan tulang os.temporale. Bagian organ ini dipersarafi oleh
nervus vagus.
Membran tympani Membran tipis berbentuk circuler dengan diameter kurang lebih
1 cm. Membran ini memisahkan auris externa dan auris media
dan akan bergetar bila terdapat gelombang suara.
Auris Media:Auris media merupakan ruangan berisi udara yang terdapat di dalam pars.petrosus os.temporale. Ruangan ini berisi tulang-tulang pendengaran (maleus, incus, dan
stapes) dan berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba auditiva eustachii. Tulang-tulang pendengaran berfungsi untuk mentransmisikan getaran dari membran
25
tympani ke cairan perilimf pada auris interna.8
Auris media/ telinga tengah/ cavum tympani
Maleus Tulang pendengaran terbesar. Maleus berbentuk
seperti palu dan mempunyai caput, collum, batang
yang menempel pada permukaan medial membran
tympani.
Incus Incus mempunyai badan yang bulat serta dua
processus: yang panjang berhubungan dengan tulang
pendengaran stapes dan yang pendek dihubungkan
dengan dinding posterior cavum tympani oleh
ligamen.
Stapes Stapes merupakan tulang pendengaran yang melekat
ke jendela oval atau fenestra vestibuli melalui
ligamentum anulare.
Tuba auditiva eustachii Merupakan saluran yang menghubungkan cavum
tympani dengan nasopharynx dan berfungsi untuk
meregulasi tekanan udara luar dengan tekanan udara
yang terdapat di dalam cavum tympani.
Terdapat dua otot yang berfungsi untuk mencegah kerusakan pada membran tympani yang bisa
terjadi saat tulang-tulang pendengaran bergetar secara berlebihan:
M. Tensor tympani: Otot ini masuk ke cavum tympani melalui suatu lubang dekat tuba
esutachii yang terdapat pada dinding anterior dari ruangan telinga tengah. Jika
berkontraksi, otot ini akan menarik membran tympani kedalam sehingga meredamkan
getaran yang terlalu kuat, yang dapat merusak membran tympani.
26
M. Stapedius: Otot ini berinsersio pada leher dari tulang stapes. Jika terjadi getaran yang
kuat pada stapes, otot ini akan berkontraksi sehingga menarik stapes dan menurunkan
intensitas getaranya.
Auris Interna:Auris interna merupakan bagian telinga yang paling medial dan terdiri atas labirin ossea (suatu ruangan yang terbentuk oleh tulang) dan labirin membranosa yang
terdapat didalamnya.8
Auris interna/telinga dalam: cochlea
Jendela oval/ fenestra
vestibule
Membran tipis di pintu masuk cochlea yang memisahkan telinga
tengah dari skala vestibuli.
Skala vestibule Kompartemen di atas ductus cochlearis.
Skala timpani Kompartemen di bawah ductus cochlearis.
Duktus cochlearis/ skala
media
Kompartemen tengah cochlea.
Membran basilaris Membentuk lantai duktus cochlearis.
Organ corti Terletak di bagian atas dan di sepanjang membran basilaris
Membran tektorial Membran stasioner yang tergantung di atas organ corti dimana
terdapat sel-sel rambut reseptor. Sel-sel rambut reseptor
terbenam didalamnya.
Jendela bundar Membran tipis yang memisahkan skala timpani dari telinga
tengah.
Persarafan Telinga:
Persarafan telinga luar bagian auricula dilakukan oleh saraf sensoris kulit dari N.
Auriculotemporalis (N.V) dan ramus auricularis N. X, sedangkan meatus acusticus externus
dipersarafi oleh N. Auriculotemporalis pada bagian ventral dan ramus auricularis N. X pada
bagian dorsal.
Persarafan telinga tengah sama dengan telinga luar dengan tambahan plexus tympanicus, cabang
N. Petrosus minor, dan N. VII (N. Facialis) dan chorda tympani ke dinding lateral dan medial
cavum tympani.
Persarafan telinga dalam diperankan oleh N. Vestibulocochlearis (N. VIII). Saraf ini terdiri dari
27
dua bagian yang berbeda, yaitu nervus vestibularis dan nervus cochlearis, yang berperan untuk
transmisi informasi aferen dari telinga dalam menuju susunan saraf pusat.9
Nervus vestibularis dari utriculus dan sacculus menghantarkan impuls saraf mengenai posisi
kepala, juga menghantarkan impuls dari canalis semicircularis mengenai gerakan kepala. Di
dalam nervus akustikus internus ada ganglion vestibularis yang merupakan serabut-serabut nervi
vestibularis. Serabut-serabut ini memasuki depan batang otak di antara tepi bawah pons dan
bagian atas medulla oblongata. Ketika masuk ke nucleus vestibularis serabut-serabut ini terbagi
menjadi serabut ascendens pendek dan serabut descendens panjang. Beberapa diantaranya
berjalan menuju cerebellum melalui pedunculus cereberallis inferior tanpa melewati nuclei
vestibularis.
Nervus cochlearis memberikan impuls saraf yang berkaitan dengan suara dari organ Corti di
dalam cochlea. Serabut-serabut nervus cochlearis merupakan processus centralis sel-sel saraf di
dalam ganglion spiralis cochlea. Semua masuk dalam permukaan anterior batang otak pada
pinggir bawah pons di sisi lateral. Pada saat memasuki pons serabut-serabut saraf terbagi dua,
satu cabang masuk ke dalam nucleus cochlearis posterior dan cabang yang lain masuk ke dalam
nucleus cochlearis anterior. Nucleus cochlearis anterior dan posterior terletak di permukaan
pedunculus cerebellaris inferior. Nucleus tersebut menerima serabut- serabut aferen dari cochlea
melalui nervus cochlearis. Nuclei cochlearis mengirimkan akson-aksonnya yang berjalan ke
medial melalui pons untuk berakhir di corpus trapezoideum dan nucleus olivarius. Selanjutnya
akson-akson tersebut naik melalui bagian posterior pons dan mesencephalon serta membentuk
28
sebuah tractus yang dikenal sebagai lemniscus lateralis. Beberapa serabut menghantarkan impuls
menuju kelompok kecil sel saraf, yang dikenal sebagai nucleus lemniscus lateralis. Saat
mencapai mesencephalon, serabut-serabut lemniscus lateralis akan berjalan menuju korteks
auditorius hemispherium cerebri melalui radiatio acustica capsula interna. Korteks auditorik
primer (area 41 dan 42 Brodmann) merupakan gyrus temporalis transversus Heschl dan gyrus
temporalis superior.9
Perdarahan Telinga:
Pendarahan telinga adalah sebagai berikut:
Liang telinga atau meatus acusticus externus diperdarahi oleh dua arteri: arteri auricularis
superior dan arteri temporalis superficialis. Kedua arteri ini merupakan cabang dari arteri
carotis communis externa.
Telinga tengah atau cavum tympani diperdarahi oleh dua arteri: arteri stilomastoideus dan
arteri timpanica anterior. Arteri stilomastoideus merupakan cabang dari arteri auricularis
posterior, sedangkan arteri timpanica anterior merupakan cabang dari arteri maxillaris
yang merupakan cabang arteri carotis communis externa.8
II. FISIOLOGI TELINGASetiap bagian telinga mempunyai fungsinya masing-masing. Telinga luar dan tengah berperan dalam proses pendengaran, sedangkan telinga dalam
29
berperan bukan hanya dalam proses pendengaran, tetapi juga dalam keseimbangan.10
Bagian Telinga Nama Bagian Fungsi Keterangan
Telinga luar Auricula Mengumpulkan gelombang
suara
Meatus
auditorius
externus
Meneruskan gelombang
suara ke membran tympani
(gendang telinga)
Telinga dalam Membran
tympani
Bergetar saat gelombang
suara mengenainya,
menghasilkan getaran yang
akan diteruskan sampai
telinga dalam
Malleus,
incus, dan
stapes
Meneruskan getaran dari
membran tympani ke
jendela oval menuju
cochlea
Getaran suara diperkuat
saat dihantarkan dari
malleus ke stapes
Telinga dalam Cochlea Sebagai sensor
pendengaran
Vestibulus Memberikan informasi
keseimbangan statis, yaitu
posisi kepala kita terhadap
gravitasi
Canalis
semicircularis
Memberikan informasi
keseimbangan kinetis,
yaitu pada saat tubuh
bergerak.
Fungsi Pendengaran Telinga (Transmisi Suara):
Bagian cochlearis telinga dalam yang berbentuk seperti siput adalah suatu sistem tubulus
bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Di seluruh panjangnya, cochlea dibagi
menjadi 3 kompartemen longitudinal yang berisi cairan. Ductus cochlearis yang buntu, yang juga
30
dikenal sebagai skala media, membentuk kompartemen tengah. Kompartemen atas, yakni skala
vestibuli, mengikuti kontur bagian dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen bawah,
mengikuti kontur luar spiral. Cairan di dalam ductus cochlearis disebut endolimf. Skala vestibuli
dan skala timpani keduanya mengandung cairan yang sedikit berbeda yaitu perilimf. Daerah di
luar ujung ductus cochlearis tempat cairan di kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut
helicotrema. Skala vestibuli disekat dari rongga telinga tengah oleh jendela oval (tempat
melekatnya stapes), sedangkan jendela bundar menyekat skala timpani dari telinga tengah.
Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval menyebabkan timbulnya
gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat di tekan, tekanan
dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes menyebabkan jendela oval menonjol kedalam:
yang pertama perubahan posisi jendela bundar, dan yang kedua defleksi membrana basilaris.
Perubahan posisi jendela bundar: Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong
perilimf ke depan kompartemen atas, kemudian mengelilingi helitokrema, dan ke
kompartemen bawah. Gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar
ke dalam rongga telinga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika
stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke luar ke arah telinga tengah, perilimf
mengalir dalam arah berlawanan, mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam. Jalur
ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara tetapi hanya menghamburkan tekanan.
Defleksi membrana basilaris: Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang
berkaitan dengan penerimaan suara mengambil “jalan pintas”. Gelombang tekanan di
kompartemen atas dipindahkan melalui membrana vestibularis yang tipis, ke dalam
31
duktus cochlearis, dan kemudian melalui membrana basilaris ke kompartemen bawah,
tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar-masuk
bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan
melalui membrana basilaris menyebabkan membrana ini bergerak ke atas dan ke bawah,
atau bergetar, secara sinkron dengan gelombang tekanan. Pada membrana basilaris
terdapat organ Corti yang merupakan organ untuk indera pendengaran yang mengandung
sel-sel rambut untuk reseptor suara. Karena organ Corti menumpang pada mambrana
basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membrana basilaris bergetar.
Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam membrana tektorial yang kaku
dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu
membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial. Perubahan
bentuk mekanis rambut yang maju-mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang
mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan
perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian dengan frekuensi
yang sama dengan rangsangan suara semula.10
Fungsi Keseimbangan Telinga:
Selain berperan dalam pendengaran, telinga juga memiliki peran penting dalam
memberikan informasi esensial untuk indra keseimbangan dan untuk mengkoordinasi gerakan-
gerakan kepala dan gerakan-gerakan mata serta postur tubuh yang melibatkan telinga dalam
bagian aparatus vestibularis. Aparatus vestibularis memiliki dua set struktur yaitu kanalis
semisirkularis dan organ otolit (utrikulus dan sakulus). Sensasi keseimbangan dibedakan menjadi
dua yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan statokinetik. Keseimbangan statis berperan
dalam mempertahankan posisi tubuh, sedangkan keseimbangan statokinetik berperan dalam
mempertahankan posisi tubuh terhadap terjadinya rotasi.
Keseimbangan statokinetik:
Kanalis semisirkularis merupakan saluran semisirkularis yang tersusun tiga dimensi di
dekat cochlea dan terdiri dari tiga saluran semisirkularis yaitu duktus semisirkularis anterior,
duktus semisirkularis horizontalis, dan duktus semisirkularis posterior. Pada bagian pangkal
kanalis terdapat suatu pembesaran yang disebut ampula, pada ampula terdapat bumbungan
(ridge) yang diatasnya terdapat sel-sel rambut reseptif. Rambut-rambut pada sel rambut
32
vestibularis terdiri dari dua puluh sampai lima puluh stereosilia dan kinosilium. Rambut- rambut
tersebut terbenam dalam suatu lapisan gelatinosa di bagian atas yang disebut kupula yang
menonjol ke dalam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan.
Akselerasi (percepatan) dan deselerasi (perlambatan) selama rotasi kepala ke segala arah
menyebabkan pergerakan endolimf pada salah satu kanalis semisirkularis. Ketika kepala mulai
bergerak, saluran tulang dan bumbungan sel rambut pun ikut bergerak mengikuti arah gerakan
kepala, namun cairan di dalam kanalis yang tidak melekat ke tengkorak mula-mula tidak ikut
bergerak, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman). Ketika kepala mulai
rotasi, endolimf yang terletak sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser ke arah
berlawanan dengan arah gerakan kepala. Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong ke
arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, sehingga menyebabkan rambut-rambut di
dalamnya membengkok. Apabila gerakan kepala berlangsung dengan arah dan kecepatan yang
sama, endolimf akan mengikuti dan bergerak bersama dengan kepala, sehingga rambut-rambut
kembali ke posisi tegak. Ketika kepala melambat dan berhenti, endolimfe bergerak searah
dengan rotasi kepala yang menyebabkan kupula dan rambut-rambut membengkok berlawanan
dengan arah membengkok saat akselerasi. Ketika endolimfe mulai berhenti, rambut-rambut
kembali pada posisi tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis memiliki kemampuan untuk
mendeteksi akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) rotasional dalam segala arah
sehingga kanalis semisirkularis berperan dalam keseimbangan statokinetik , akan tetapi kanalis
semisirkularis hanya merespon jika kepala dalam keadaan bergerak.
Keseimbangan statis:
33
Organ otilit yang terdiri dari utrikulus dan sakulus, merupakan struktur aparatus
vestibularis yang berperan dalam memberikan informasi mengenai posisi kepala terhadap
gravitasi dan mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerak linier (bergerak dalam garis lurus).
Utrikulus dan sakulus merupakan struktur kantung yang terletak di antara kanalis semisirkularis
dan cochlea. Pada utrikulus dan sakulus juga terdapat sel-sel rambut di lengkapi rambut-
rambutnya yang menonjol ke dalam suatu lembar gelatinosa di atasnya, yang gerakannya
menyebabkan perubahan posisi rambut-rambut dan menyebabkan perubahan potensial di sel
rambut. Pada lapisan gelatinosa banyak terdapat krista halus kalium karbonat. Ketika seseorang
berada pada posisi tegak, rambut-rambut pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan rambut-
rambut pada sakulus berjajar secara horizontal. Dengan demikian, utrikulus dan sakulus
memiliki kemampuan dalam mendeteksi perubahan posisi dalam kecepatan gerakan linier
(berdiri pada garis lurus), sehingga keduanya berperan dalam mempertahankan keseimbangan
posisi tubuh yaitu keseimbangan statis.
Sel-sel rambut pada aparatus vestibularis berorientasi sehingga sel rambut mengalami
depolarisasi ketika stereosilia membengkok ke arah kinosilium dan sebaliknya mengalami
hiperpolarisasi jika terjadi pembengkokan ke arah berlawanan. Sel-sel rambut akan membentuk
sinap zat perantara kimiawi dengan ujung-ujung terminal neuron aferen yang akson-aksonnya
menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis. Saraf ini
akan bersatu dengan saraf auditorium dari cochlea untuk membentuk saraf vestibulocochlearis.
Sinyal-sinyal yang berasal dari komponen aparatus vestibularis yaitu kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus dibawa melalui saraf vestibulocochlearis ke nukleus vestibularis,
34
merupakan kelompok badan saraf yang terdapat pada batang otak menuju lobus temporalis
superior yang berhubungan erat dengan daerah pendengaran dan serebelum sebagai pusat
keseimbangan, di sini informasi akan digabungkan dengan masukan dari reseptor pada kulit,
mata, otot untuk mempertahankan kesimbangan dan postur yang diinginkan, mengontrol otot
mata eksternal sehingga mata tetap terfiksasi ke titik yang sama walaupun kepala bergerak dan
mempresepsikan gerakan dan orientasi.10
III. PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN AUDIOMETER
Audiometer merupakan alat yang dapat membangkitkan gelombang suara berfrekuensi
20 – 20,000 Hz. Gelombang suara yang dihasilkan akan ditransmisikan melalui headset /
earphone ke telinga pendengar dan melalui bone conductor ke os.mastoid pendengar. Earphone
digunakkan untuk mengukur hantaran udara, sedangkan bone conductor digunakkan untuk
mengukur hantaran tulang. Taraf intensitas dan frekuensi suara dapat diatur dengan menekan
beberapa tombol yang terdapat pada alat audiometer. Jika orang yang diperiksa dapat mendengar
suara (yang diperiksa hanya satu telinga), maka dia diminta untuk menekan patient response
button yang juga dihubungkan dengan alat audiometer. Setiap pasien mendengar suara (pada
frekuensi tertentu) maka harus dicatat oleh pemeriksa dengan simbol-simbol tertentu (berbeda
untuk setiap telinga dan setiap hantaran) pada sebuah tabel yang disebut audiogram. Simbol O
digunakan untuk telinga kanan, sedangkan simbol X digunakan untuk telinga kiri. Setelah
pencatatan maka setiap simbol dihubungkan untuk mendapatkan sebuah grafik. Grafik hantaran
udara dihubungkan oleh garis tidak terputus, sedangkan grafik hantaran tulang dihubungkan oleh
garis yang putus-putus.11
Grafik audiogram merupakan tabel dengan sumbu X frekuensi dalam satuan Hz dan
sumbu Y taraf intensitas ambang pendengaran dengan satuan dB. Gambaran hasil audiogram
normal adalah mempunyai ciri-ciri: 1. Hantaran udara (AC) dan hantaran tulang (BC) berimpit;
2. AC dan BC normal yaitu terdapat pada 0 – 25 dB; 3. Kadang hantaran tulang sedikit dibawah
hantaran udara.
35
Taraf intensitas ambang pendengaran digunakan untuk menentukan derajat ketulian dimana
hanya ambang dengar untuk hantaran udara saja yang dihitung. Untuk menghitung derajat
ketulian digunakan indeks Fletcher yaitu derajat ketulian = .
Derajat ketulian berdasarkan taraf intensitas ambang dengar adalah sebagai berikut:
- 0 – 25 dB: normal
- 26 – 40 dB: tuli ringan
- 41 – 55 dB: tuli sedang
- 56 – 70 dB: tuli sedang berat
- 71 – 90 dB: tuli berat
- > 90 dB: tuli sangat berat
IV. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
Otitis media kronik seringkali disertai mastoiditis kronik. Ini dikarenakan telinga tengah
berhubungan dengan mastoid. Kedua peradangan ini dapat dianggap aktif maupun inaktif. Aktif
merujuk pada adanya infeksi dengan pengeluaran sekret telinga atau otore akibat perubahan
36
patologi dasar seperti kolesteatoma atau jaringan granulasi. Inaktif merujuk pada sekuele dari
infeksi aktif, tanpa otore.
Pasien seringkali mengeluh adanya gangguan pendengaran. Mungkin terdapat vertigo,
tinnitus, atau rasa penuh pada telinga. Biasanya ada perforasi membrana timpani yang kering.
Perubahan lain dapat ditemukan adanya timpanosklerotik (yaitu berupa bercak-bercak putih pada
membrana timpani).1, 6, 12
Tanda dan Gejala:
1. Otore. Otitis media kronik yang aktif ditandai adanya otore. Umumnya otore bersifat
purulen (kental, putih) atau mukoid (encer). Sekret yang mukoid dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar di telinga tengah dan mastoid. Sekret yang bau berwarna kuning abu-abu yang
kotor berarti adanya kolesteatoma dan produk degenerasi. Pada pemeriksaan
bakteriologis, stafilokok, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa, serta sejumlah
anaerob selalu ditemukan pada sekret. Anaerob yang paling tersering ialah Bacteroides.
2. Adanya gangguan pendengaran, yang biasanya konduktif atau pun campuran.
Gangguan pendengaran biasanya ringan karena tempat yang sakit mau pun kolesteatoma
dapat menghantarkan bunyi hingga ke jendela oval.
3. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan aliran sekret,
terpaparnya dura mater atau dinding sinus lateralis, atau adanya ancaman timbulnya abses
otak.
4. Vertigo menandakan adanya keseriusan lainnya. Ditandai dengan suatu fistula, berarti
ada erosi pada labirin tulang sering kali pada kanalis semisirkularis horisontalis. Fistula
merupakan tanda serius karena infeksi dapat berlanjut ke telinga dalam. Maka, uji fistula
perlu dilakukan untuk semua pasien otitis media kronik dengan riwayat vertigo. Uji
memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani dan dengan
demikian dapat diteruskan ke rongga telinga tengah. Namun uji fistula kadang ada sekali
pun tanpa vertigo. Sebaliknya, uji fistula yang negatif tidak menyingkirkan adanya
vertigo.
5. Perforasi membran timpani. Perforasi membran timpani dapat bersifat sentral,
marginal, atau atik. Jika perforasi marginal atau atik, maka kolesteatoma perlu dicurigai.
Klasifikasi:
37
Otitis media kronik dibagi dua jenis yaitu pertama tipe aman/mukosa/benigna, dimana
peradangan hanya pada mukosa saja dan tidak pada tulang. Perforasi di sentral dan jarang
menimbulkan komplikasi berbahaya. Pada tipe ini tidak ditemuka kolesteatoma. Tipe kedua ialah
tipe bahaya/tulang/maligna, dimana disertai kolesteatoma. Perforasinya marginal atau di
atik/attic, dan merupakan tanda khas untuk mendiagnosa. Komplikasi yang mengancam biasanya
berbahaya. Untuk itu diperlukan diagnosa dini. Pada kasus lanjutan, dapat terlihat abses atau
fistel retroaurikuler (di belakang telinga), polip, dan jarigan granulasi di liang telinga luar yang
berasal dari telinga tengah. Sekret biasanya nanah dan berbau aroma khas kolesteatoma. Pada
foto rontgen mastoid terlihat bayangan kolesteatoma.1, 6, 12
Patologi:
1. Kolesteatoma merupakan kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk lalu menumpuk sehingga bertambah besar. Kolesteatoma dapat
terjadi oleh karena adanya epitel kulit yang terperangkap. Seluruh epitel kulit pada tubuh
selalu terpapa dengan dunia luar. Jika terdapat serumen padat di liang telinga dalam
waktu yang lama maka dari epitel kulit yang berada medial dari serumen tersebut seakan
terperangkap dan membentuk kolesteatoma. Kolesteatoma merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan kuman (infeksi), yang paling sering ialah Proteus dan Pseudomonas
aeruginosa. Sebaliknya infeksi dapat memicu respon imun lokal yang mengakibatkan
produksi mediator dan sitokin. Sitokin-sitokin yang diketahui terdapat pada matriks
kolesteatoma adalah IL-1, IL-6, TNF-alfa, dan TGF. Zat-zat ini dapat menstimulasi sel-
sel keratinosit matriks kolesteatoma. Massa kolesteatoma ini akan menekan dan
mendesak organ di sekitarnya serta menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Terjadinya
nekrosis tulang diperhebat oleh karena adanya reaksi asam oleh pembusukan bakteri.
Proses nekrosis ini mempermudah timbulnya komplikasi, seperti labirintis, meningitis,
dan abses otak.
2. Granulasi. Perubahan patologis lain yang tampak adalah jaringan granulasi yang dapat
menyebabkan destruksi tulang. Jaringan ini dapat matur atau hanya fibrosa. Sejenis
jaringan granulasi khusus disebut granuloma kolesterol, dijumpai celah-celah kolesterin
dalam suatu palung jaringan granulasi dengan sel-sel raksasa yang tersebar. Kelainan ini
dapat diatasi dengan pembedahan berupa mastoidektomi.
38
Diagnosis:
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan
otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya
gangguan pendengaran. Untuk menentuka derajat dan jenis gangguan dapat dilakukan dengan
audiometri nada murni, audiometri tutur (speech audiometry) dan pemeriksaan BERA
(brainstem evoked response audiometry) bagi pasien yang kurang koperatif.
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen, biasanya mengungkapkan mastoid yang
tampak sklerotik, lebih kecil, serta pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan dengan mastoid
satunya yang normal. Erosi tulang terutama pada daerah attic memberi kesan kolesteatoma.
Pada pemeriksaan bakteriologis (dengan kultur, biasanya sekaligus dengan uji resistensi)
biasanya ditemukan stafilokok, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa, serta sejumlah
anaerob pada sekret. Anaerob yang tersering ialah Bacteroides.1, 6, 12
Penatalaksanaan:
1. Terapi konservatif
Dokter harus mengedukasikan bahwa pasien perlu menjaga telinganya agar tetap kering.
Untuk hygienitas telinga dapat dibersihkan dengan hidrogen peroksida atau alkohol
dengan menggunakan aplikator kawat yang berujung kapas untuk mengangkat jaringan
yang sakit dan supurasi yang tak berhasil keluar.
2. Pembedahan
Jika direncanakan pembedahan, maka pemberian antibiotika sistemik beberapa minggu
sebelum operasi dapat mengurangi atau menghentikan supurasi aktif dan memperbaiki
hasil pembedahan. Pembedahan bertujuan membasmi infeksi dan mendapatkan telinga
yang kering dan aman melalui prosedur timpanoplasti dan mastoidektomi. Tujuan utama
dari pembedahan adalah menghilangkan penyakit dan hal ini tercapai bila terjadi
kesembuhan. Tujuan mastoidektomi adalah menghilangkan jaringan infeksi, menciptakan
telinga kering, dan aman; sedangkan tujuan timpanoplasti ialah menyelamatkan dan
memulihkan pendengaran, dan cangkok membrana timpani dan rekonstruksi telinga
tengah. Tujuan sekunder ialah mempertahankan atau memperbaiki pendengaran
(timpanoplasti) jika mungkin. Jika otitis media dan mastoiditis nya serius, dan adanya
ancaman komplikasi atau telah terjadi komplikasi maka dapat dilakukan tindakan
39
pembedahan mastoid pada usia berapapun. Secara umum timpanoplasti lebih jarang
dilakukan pada anak dibawah usia lima tahun. Hal ini karena tingginya insidens infeksi
telinga dan juga fungsi tuba Eustachius yang masih belum memadai.1, 6, 12
Jenis Tatalaksana Pembedahan:
Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung luasnya infeksi atau kolesteatoma, sarana,
serta pengalaman operator. Sesuai dengan luasnya infeksi atau luas kerusakan, kadang-kadang
dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau modifikasinya.
1. Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma yang sudah