Top Banner

of 31

140910337 Macam Macam Antena Dan Parameternya

Oct 11, 2015

Download

Documents

Hanifa Chifa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • ANTENA DAN PROPAGANSI 01

    TUGAS

    ANTENA DAN PROPAGASI

    MENCARI ANTENA DAN KABEL KOAKSIAL

    OLEH :

    ISA MAHFUDI (1141160018)

    D4-2A JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

    POLITEKNIK NEGERI MALANG

    Jalan Soekarno-Hatta No. 9, PO Box04, Malang-65141 Tel. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 02

    1. ANTENA

    Antena adalah suatu piranti yang digunakan untuk merambatkan dan menerima

    gelombang radio atau elektromagnetik. Pemancaran meruapakan satu proses perpindahan

    gelombang radio atau elektromagnetik dari saluran transmisi ke ruang bebas melalui

    antena pemancar. sedangkan penerimaan adalah satu proses penerimaan gelombang radio

    atau elektromagnetik dari ruang bebas melalui antena penerima. Karena merupakan

    perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai

    sfat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya.

    Secara ummm antena dibedakan menjadi antena isotropis, antena omnidirectional,

    antena directional, antena phase array, antena optimal dan antena adaptif.

    a. ANTENA ISOTRPIS

    Antena isotropis merupakan sumber yang memancarkan daya ke segala arah

    dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. antena ini tidak ada dalam

    kenyataan dan hanya digunakan sebagai dasara untuk merancang dan menganalisa

    struktur antena yang kompleks.

    b. ANTENA OMNIDIRECTIONAL

    Antena omnidirectional adalah antena yang memancarkan daya ke segala arah,

    dan bentuk pola radiasinya digambarkan seperti bentuk donat (daughnut) dengan

    pusat berimpit. antena ini ada dalam kenyataan dan dalam pengukuran sering

    digunakan sebagai pembanding terhadap yang lebih kompleks. Contoh antena ini

    adalah antena dipole setengah panjang gelombang.

    c. ANTENA DIRECTIONAL

    Antena direcional merupakan antena yang memancarkan daya ke arah tertentu.

    Gain antena ini relatif lebih besar dari antena omnicirectional. Contoh suatu

    antena dengan gain 10 dBi yang artinya antena tersebut pada arah tertentu

    memancarkan daya 10 dB lebih besar dibanding dengan antena isotropis. antena

    isotropis, omnidirectional dan directional merupakan antena tunggal dan bentuk

    pola radiasinya tidak dapat berubah tanpa merubah fisik antena atau memutar

    secara mekanik dari fisik antena.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 03

    d. ANTENA PHASE ARRAY

    Antena phase array adalah gabungan atau konfigurasi array dari beberapa

    antena sederhana dan menggabungkan sinyal yang menginduksi masing-masing

    antena tersebut untuk membentuk pola radiasi tertentu pada keluaran array. Setiap

    antena yang menyusun konfigurasi array disebut dengan elemen array. Arah gain

    maksimum dari antena phase array dapat ditentukan dengan pengaturan gase antar

    elemem-elemen array.

    e. ANTENA OPTIMAL

    Antena optimal merupakan suatu antena dimana penguatan (gain dan fase

    relatif setiap elemnnya diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan kinerja

    (performance) pada keluaran yang seoptimal mungkin. Kinerja yang dimaksud

    kinerja antara lain signal to interference ratio, SIR atau signal to interference plus

    nooise ratio, SINR. Optimasi kinerja dapat dilakukan dengan menghilangkan atau

    meminimalkan penerimaan sinyal-sinyal tak dikehendaki (interferensi) dan

    mengoptimalkan penerimaan sinyal yang dikehendaki.

    f. ANTENA ADAPTIF

    Antena adapatif merupakan pengembangan dari antena - antena phase array

    maupun antena optimal, dimana arah gain maksimum dapat diatur sesuai gerkan

    dinamis (dinamic fashion) obyek yang dituju. Antena dilengkapi dengan Digital

    Signal Prosccessor (DSP), sehingga secara dinamis mampu mendeteksi dan

    melacak berbagai macam tipe sinyal,meminimalkan interferensi serta

    memaksimalkan penerimaan sinyal yang diinginkan.

    2. TIPE TIPE ANTENA

    a. ANTENA GRID

    Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer,sudut pola pancaran

    antena ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya. komponen

    penyusunya yaitu :

    (1) Reflektor

    (2) Pole

    (3) Jumper.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 04

    Gambar 1. Antena Grid

    b. ANTENA SEKTORAL

    Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga

    digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links.

    Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.

    Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional

    antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut

    pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya

    harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.

    Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna

    ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada

    bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.

    Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan

    yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.

    Gambar 2. Antena Sektoral

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 05

    c. ANTENA FLAT

    Fungsinya sama seperti antena grid yaitu memfokuskan ke satu titik. antena ini

    hanya di gunakan untuk jarak yang dekat dan tidak untuk jarak yang jauh, karena

    frequency nya kecil.

    Gambar 3. Antena Flat

    d. ANTENA ROCKET

    Fungsi nya point-to-point memiliki jangkauan sinyal yang jauh, produk wireless

    ubiquiti.menggunakan radio rocket M5,cara settinganya menggunakan browser.

    Gambar 4. Antena Antena Roket 30dBi 5,8 Ghz

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 06

    e. ANTENA OMNIDIRECTIONAL

    Antena omnidirectoral yaitu jenis antena yang memiliki pola

    pemancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama,untuk

    menghasilkan cakupan area yang luas.

    Gambar 5. Antena Omnidirectional

    f. ANTENA OMNI SLOTTED MORE GUIDE

    Antena omni slotted maveguide ini merupakan salah satu antena omnidirectoral

    untuk memancarkan sinyal wireless LAN 2,4 Ghz,dengan polarisasi

    horizontal.memiliki kemampuan yang sangat bagus dan mampu meningkatkan

    jangkauan yang lebih jauh.

    Gambar 6. Antena Omni Slotted More Guide

    3. MACAM - MACAM ANTENA

    Berdasarkan bentuk dan dimensi antena bermacam-macam, yang dapat dikelompokkan

    sebagai berikut:

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 07

    3.1 ANTENA KABEL (WIRE ANTENA)

    Ada beberapa macam bentuk antena kawat seperti kawat lurus (dipole), loop dan

    helix

    (1) ANTENA DIPOLE

    Antena dipol terdiri dari dua buah kawat yang terpisah satu dengan lainnya. yang

    pada fungsinya sebagai antena pemancar, ia akan dihubungkan dengan sumber

    tegangan, dan pada fungsi sebagai antena penerima. Antena dipol bersifat

    omnidireksional artinya antena ini memancarkan energinya, pada suatu potongan

    bidang tertentu, sama rata ke semua arah. Dengan memanfaatkan bidang

    penghantar, dengan bantuan sebuah kawat yang berada vertikal di atasnya, kita

    bisa mendapatkan antena dipol dengan kawat bayangan.

    Gambar 7. Antena dipole

    Agar dapat beresonansi, maka panjang total sebuah Dipole ( L ) adalah 0,5 x

    K, dimana adalah panjang gelombang diudara dan K adalah velocity factor

    pada kawat tembaga. Untuk ukuran kawat tembaga yang relative kecil ( hanya

    ber-diameter beberapa mm ) jika dibandingkan setengah panjang.

    Dimana :

    f adalah frekwensi kerja yang diinginkan.

    adalah panjang gelombang diudara

    L adalah panjang total antena Dipole

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 08

    K adalah velocity factor yang diambil sebesar 0,95.

    Karakteristik Antena Dipole Gelombang Penuh

    Antena dipole gelombang penuh hampir sama dengan dipole pendek (short

    dipole) kecuali dengan panjang gelombang (pada frekuensi antena beroperasi ).

    Gambar 8. Distribusi arus terbatas pada panjang antenna dipol

    Resistansi radiasi sebagai ukuran untuk menyatakan apakah karakteristik

    radiasi dari sebuah antena besar atau tidak, pada dipol Hertz dan dipol pendek

    berbanding lurus dengan panjang antena. Pada antena dipole panjang mengalir arus

    yang bisa dilakuakn dengan melakukan pendekatan dengan fungsi sinus (dengan nilai

    batas, pada ujung antena selalu arusnol). Untuk antena dipole dengan panjang L

    berorientasi sepanjang sumbu z dan berpusat pada z = 0, arus mengalir dalam arah z

    dengan amplitudo yang erat mengikuti fungsi berikut:

    Perhatikan bahwa saat ini juga berosilasi dalam waktu sinusoidal pada

    frekuensi f. Distribusi saat ini untuk panjang gelombang kuartal-(kiri) dan penuh

    panjang gelombang (kanan) antena dipole diberikan pada Gambar . Perhatikan bahwa

    nilai puncak dari arus tidak tercapai sepanjang dipol kecuali panjang lebih besar dari

    setengah panjang gelombang.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 09

    Gambar 9. Distribusi arus dengan panjang antenna yang berbeda

    Distribusi

    (2) ANTENA HELIX

    Antena Helix adalah antenna dengan bentuk geometri dasar berupa tiga

    dimensi. Helix merupakan kombinasi bentuk garis lurus, lingkaran, dan silinder.

    Ada beberapa karakteristik dasar dari antena helix kawat tunggal ragam sumbu

    ini, yaitu

    a) Antenna helix memiliki polarisasi sirkular. Dengan elemen pencatu

    berpolarisasi sirkular diharapkan rugi akibat polarisasi silang dapat teratasi.

    b) Dimensi antena mempunyai hubungan linier dengan panjang gelombang

    frekuensi tengah operasi, sehingga dimensinya akan semakin kecil dengan

    meningkatnya frekuensi operasi.

    c) Pengarahan dan penguatan yang baik pada rentang frekuensi yang lebar.

    d) Impendasi masukan adalah resistif dan relatif konstan pada rentang frekuensi

    kerja operasi, sehingga memudahkan untuk perealisasian penyepadan

    impedansi.

    e) VSWR yang relatif konstan.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 10

    Untuk dimensi dan parameter elemen primer antena helix adalah seperti

    gambar di bawah ini.

    Gambar 1.0. Konstruksi Antena Helix

    Parameter Parameter Antena Helix

    (1) Frekuensi kerja dan lebar pita yang diinginkan

    Lebar pita frekuensi yang diinginkan dimisalkan merupakan band UHF TV,

    sebagai band operasi dengan bandwidth 300MHz 800MHz, dan frekuensi

    tengahnya adalah

    Sehingga panjang gelombangnya adalah

    (2) Diameter dari helix

    Sebelum menentukan diameter helix, terlebih dahulu menentukan yang

    menjadi persyaratannya. Dalam perancangan ini ditentukan nilai = 1. Karena

    nilai tersebut telah masuk pada persyaratan dan agar antena dapat bekerja pada

    frekuensi yang ditentukan. Karena =

    = 1. maka niai

    Untuk nilai diameter helix adalah

    (3) ANTENA LOOP

    Dimana :

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 11

    Gambar 1.1. Antena Loop

    Penerapan Antena Kawat

    Antena kawat dalam kehidupan penerapannya dalam kehidupan sehari hari

    yaitu pada Mobil, gedung, Kapal, Pesawat terbang, spacecraft, telepon dan TV.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 12

    3.2 ANTENA CELAH (APERTURE ANTENNA)

    Merupakan jenis antena ang banyak digunakan pada frekuensi tinggi. biasanya

    terdapat pada aircraft dan spacecraft. antena ini dalam mudah dalam pemasangan.

    Gambar 1.2. Antena Celah

    Slot antenna adalah transmission line gelombang frekuensi tinggi

    (berkisar antara 300Mhz 24GHz), yang juga berfungsi sebagai radiator.

    Antena ini memiliki pola radiasi yang omnidirectional/segala arah (menyerupai

    linear wire antenna). Polarisasinya linier dan horizontal. Seringkali antenna

    ini disamakan dengan antena dipole , hanya saja di tambah kan dengan

    lempengan metal yang diberi celah. Namun pada kenyataanya terdapat

    beberapa perbedaan antara antenna celah dengan antenna dipole

    konvensional.

    a. Corong Kerucut

    Gambar 1.3. Corong Kerucut

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 13

    b. Corong Piramida

    Gambar 1.4. Corong Piramida

    c. Bumbung gelb terbuka

    Gambar 1.5. Bumbung gelb terbuka

    d. Celah pada dinding tabung

    Gambar 1.6. Celah pada dinding tabung

    Kelebihan-kelebihan antenna celah/slot antenna adalah sebagai berikut :

    1) Ukurannya yang relatif kecil

    2) Desainnya sederhana, murah, relatif ringan (design simplicity)

    3) Memiliki ketahanan yang baik (robustness)

    4) Fleksibelitasnya (can be cut out of whatever surface they are to be

    mounted on)

    5) Memiliki cross-polarization yang rendah (low cross-polarization)

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 14

    6) Kemudahan untuk produksi massal yang menggunakan teknologi PC board

    Penerapan Antena Celah

    Adapun penerapan dari antena celah adalah pada pesawat terbang,

    Satelit,Stasiun bumi, Misil,aplikasi mobile dan pesaw at ruang angkasa.

    Gambar 1.7.Antena Slot / Antena Celah

    3.3 ANTENA PANTUL (REFLECTOR ANTENNA)

    Elemen lain agar energi yang dipancarkan dapat dipantulkan kembali ke elemen

    pencatunya. Contoh : antena yagi, antena corner reflector.

    Gambar 1.8.Antena Pantul

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 15

    Penerapan Antena Pantul

    3.4 ANTENA LENSA

    Gambar 1.9. Antena Lensa

    Penerapan Antena Lensa

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 16

    3.5 ANTENA MIKROSTRIP

    Antena ini terbuat dari sebuah substrate dielektrika yang mempunyai lapisan

    metal di bawahnya dan di sebelah atasnya melalui proses etching atau litograhpy

    dibentuk suatu form profil tertentu, yang disebut juga patch (di bawah berupa segi

    empat dengan feed-nya).

    Gambar 2.0. Antena Mikrostrip

    PENERAPAN ANTENA MIKROSTRIP

    Antena ini diterapkan misalnya untuk aplikasi-aplikasi yang mementingkan

    aerodinamis dari suatu struktur, misalnya penggunaan antena pada roket, pesawat ter bang,

    etc.

    4. PARAMETER PARAMETER ANTENA

    Parameter-parameter antena digunakan untuk menguji atau mengukur performa

    antena yang akan digunakan. Adapun parameter antena yaitu direktivitas antena, gain

    antena, pola radiasi antena, polarisasi antena, beamwidth antena, impedansi input ,

    Voltage Standing Wave Ratio dan bandwidth antenna.

    (1) Directivitas Antena

    Directivity dari sebuah antena atau deretan antena diukur pada kemampuan

    yang dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih ke

    arah khusus. Antena dapat juga ditentukan pengarahanya tergantung dari pola

    radiasinya. Dalam sebuah array propagasi akan diberikan jumlah energi,

    gelombang radiasi akan dibawa ketempat dalam suatu arah. Elemen dalam

    array dapat diatur sehingga akan mengakibatkan perubahan pola atau distribusi

    energi lebih yang memungkinkan ke semua arah (omnidirectional). Suatu hal

    yang tidak sesuai juga memungkinkan. Elemen dapat diatur sehingga radiasi

    energi dapat dipusatkan dalam satu arah (unidirectional). Direktivitas antena

    merupakan perbandingan kerapatan daya maksimum dengan kerapatan daya

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 17

    rata-rata. Maka dapat dituliskan pada persamaan :

    (2) Gain Antena

    Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan

    kemampuan antena mengarahkan radia si sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari

    arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada

    umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.

    Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel Gain dari

    sebuah antenna adalah kualitas nyala yang besarnya lebih kecil daripada

    penguatan antena tersebut yang dapat dinyatakan dengan :

    Dimana :

    k = efisiensi antenna, 0 k 1

    Gain antena dapat diperoleh dengan mengukur power pada main lobe dan

    membandingkan powernya dengan power pada antena referensi. Gain antena

    diukur dalam desibel, bisa dalam dBi ataupun dBd. Jika antena referensi adalah

    sebuah dipole, antena diukur dalam dBd. d di sini mewakili dipole, jadi gain

    antena diukur relative terhadap sebuah antena dipole. Jika antena referensi adalah

    sebuah isotropic, jadi gain antena diukur relatif terhadap sebuah antena isotropic.

    Gain dapat dihitung dengan membandingkan kerapatan daya maksimum

    antena yang diukur dengan antena referensi yang diketahui gainnya. Maka

    dapatdituliskan pada Persamaan ;

    Decibel (dB) merupakan satuan gain antena. Decibel adalah perbandingan

    dua hal. Decibel ditetapkan dengan dua cara, yaitu :

    a. Ketika mengacu pada pengukuran daya.

    b. Ketika mengacu pada pengukuran tegangan.

    Gain = G = k. D

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 18

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 19

    (3) Pola Radiasi Antena

    Pola radiasi antena atau pola antena didefinisikan sebagai fungsi

    matematik atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari

    koordinat. Di sebagian besar kasus, pola radiasi ditentukan di luasan wilayah dan

    direpresentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional. Pola radiasi antena

    adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah antena, atau

    plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh sebuah antena. Pola

    radiasi antena menjelaskan bagaimana antena meradiasikan energi ke ruang bebas

    atau bagaimana antena menerima energi.

    (a) Pola Radiasi Antena Isotropis

    Antena isotropis merupakan sumber titik yang memancarkan daya ke

    segala arah dengan intensitas yang sama, seperti permukaan bola. Karena itu

    dikatakan pola radiasi antena isotropis berbentuk bola. Antena ini tidak ada

    dalam dunia nyata dan hanya digunakan sebagai dasar untuk merancang

    dan menganalisa stuktur antena yang lebih kompleks. Gambar menunjukkan

    gambar 2.11 antena isotropis.

    Gambar 2.1 Antena Isotropis

    (b) Pola Radiasi Antena Unidirectional

    Antena unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan

    dapat menjangkau jarak yang relative jauh. Gambar . merupakan gambaran

    secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena unidirectional.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 20

    Gambar 2.2. Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional

    (c) Pola Radiasi Antena Omnidirectional

    Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti

    bentuk kue donat (doughnut) dengan pusat berimpit. Antena

    Omnidirectional pada umumnya mempunyai pola radiasi 3600

    jika dilihat

    pada bidang medan magnetnya. Gambar 2.4 . merupakan gambaran secara

    umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena omnidirectional.

    Gambar 2.3. Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional

    (4) Polarisasi Antena

    Polarisasi antena merupakan orientasi perambatan radiasi gelombang

    elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena dimana arah elemen antena

    terhadap permukaan bumi sebagai referensi lain. Energi yang berasal dari antena

    yang dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 21

    dengan wave front. Pada umumnya semua titik pada gelombang depan sama

    dengan jarak antara antena. Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan

    membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak,

    right angle ke arah dimana gelombang tersebut dipancarkan, maka polarisasi

    dapat digambarkan sebagaimana Gambar .

    Gambar 2.4. Polarisasi Antena

    Ada empat macam polarisasi antena yaitu polarisasi vertikal, polarisasi

    horizontal, polarisasi circular, dan polarisasi cross.

    (a) Polarisasi Vertikal

    Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetik

    dan gaya listrik yang selalu berada di sudut kanan. Kebanyakan gelombang

    elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah

    dari polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi tersebut adalah

    vertika l jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis

    vertikal maka gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal. Gambar

    2.5 menunjukkan polarisasi vertikal.

    Gambar 2.5. Polarisasi Vertikal

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 22

    (b) Polarisasi Horizontal

    Antena dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen antena horizontal

    terhadap permukaan tanah. Polarisasi horizontal digunakan pada

    beberapa jaringan wireless. Gambar 2.6 menunjukkan polarisasi horizontal.

    Gambar 2.6 Polarisasi Horizontal

    (c) Polarisasi Circular

    Polarisasi circular pernah digunakan pada beberapa jaringan wireless. Dengan

    antena berpolarisasi circular, medan electromagnet berputar secara

    konstan terhadap antena. Gambar menunjukkan polarisasi circular

    Gambar 2.7. Polarisasi Circular

    Ada dua jenis turunan pada antena polarisasi circular berdasarkan cara

    membuatnya yaitu left hand circular dan right hand circular.

    Medan elektromagnetik pada right hand circular berputar searah jarum jam

    ketika meninggalkan antena. Medan elektromagnetik pada left hand circular

    berputar berlawanan arah jarum jam ketika meninggalkan antena.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 23

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 24

    (d) Polarisasi Cross

    Polarisasi cross terjadi ketika antena pemancar mempunyai polarisasi

    horizontal, sedangkan antena penerima mempunyai polarisasi vertikal atau

    sebalikanya. Gambar menunjukkan polarisasi cross

    Gambar 2.8 Polarisasi Cross

    (5) Beamwidth Antena

    Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang frekuensi radio

    utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3 dB menurun dari puncak lobe utama.

    Besarnya beamwidth adalah sebagai berikut :

    Dimana :

    B = 3 dB beamwidth (derajat)

    = frekuensi (GHz)

    d = diameter antena (m)

    Apabila beamwidth mengacu kepada perolehan pola radiasi, maka

    beamwidth dapat dirumuskan sebagai :

    Gambar 2.9 menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu lobe utama (main

    lobe,nomor 1), lobe sisi samping (side lobe, nomor dua), dan lobe sisi belakang

    (back lobe, nomor 3). Half Power Beamwidth ( HPBW) adalah daerah sudut yang

    dibatasi oleh titikt itik daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 25

    lobe utama. First Null Beamwidth (FNBW) adalah besar sudut bidang diantara

    dua arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.

    Gambar 2.9 Beamwidth Antena

    (6) Impedansi Input

    Impedansi Input adalah impedansi yang diukur pada titik catu pada terminal

    antena yang merupakan perbandingan tegangan dan arus pada titik tersebut.

    Impedansi input selain ditentukan oleh letak titik catu antena, juga dipengaruhi oleh

    antrna lain atau benda-benda yang berada disekitar antena serta frekuensi kerjannya.

    Impedansi input antena dinyatakan dalam benuk kompleks yang memiliki

    bagian real dan bagian imajiner. Bagian real merupakan resistansi (tahanan) masukan

    yang menyatakan daya yang diradiasikan oleh antena pada medan jauh. Sedangkan

    bagian imajiner merupakan reaktansi masukan yang menyatakan daya yang tersimpan

    pada medan dekat antena atau dapat ditulis dengan :

    Impedansi input dapat juga dihitung dengan rumus :

    Impedansi antena penting untuk pemindahan daya dari pemancar ke antena

    dan dari antena ke enerima. Sebagai contoh untuk memaksimumkan perpindahan

    daya dari antena ke penerima, impedansi antena harus conjugate match. Jika ini tidak

    terpenuhi maka akan terjadi pemantulan energei yang dipancarkan atau diterima.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 26

    (7) Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)

    Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) merupakan kemampuan pengukuran

    VSWR berhubungan dengan pengukuran koefisien refleksi dari antena tersebut.

    VSWR sangat dipengaruhi oleh impedansi input. Impedansi antena penting untuk

    pemindahan daya dari pemancar ke antena dan dari antena ke penerima. Sebgai

    contoh untuk memaksimumkan perpundahan daya dari antena ke penerima impedansi

    antena harus conjugate match. Jika ini tidak dipenuhi maka akan terjadi pemantulan

    energi yang dipancarkan atau diterima. Perbandingan level tegangan yang kemvali ke

    pemancar (V-) dan yang datang menuju beban (V+) ke sumbernya lazim disebut

    koefisien pantul atau koefisien refleksi yang dinyatakan dengan simbol

    atau dapat dituliskan :

    Hubungan antara koefisien refleksi, impedansi karakteristik saluran (ZO) dan

    impedansi beban / antena (ZI) dapat ditulis :

    Harga koefisien refleksi ini danpat bervariasi antara 0 (tanpa pantulan/match)

    sampai 1, yang berarti sinyal yang datang ke beban seluruhnya dipantulkan kembali

    ke sumbernya semula. Maka untuk pengukuran VSWR.

    Besar nilai VSWR yang ideal adalah 1, yang berarti semua daya yang

    diradiasikan antena pemancar diterima oleh antena penerima (match).

    Semakin bersar nilai VSWR menunjukkan daya yang dipantulkan juga

    semakin besar dan semakin tidak match.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 27

    (8) Bandwidth Antena

    Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu

    dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut

    antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau

    memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu seperti ditunjukkan pada

    Gambar 2.10.

    Gambar 2.10 Bandwidth Antena

    Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan

    bandwidth antena . Misalnya sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar fC,

    namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1 (di bawah fC)

    sampai dengan f2 (di atas fC), maka bandwidth antena tersebut adalah :

    Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti ini biasanya digunakan untuk

    menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit (narrow band). Sedangkan

    untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definisi rasio antara batas

    frekuensi atas dengan frekuensi bawah.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 28

    2. KABEL KOAKSIAL

    Kabel Coaxial atau populer dipanggil coax terdiri atas konduktor silindris

    melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga ini yang konduktif. Untuk LAN, kabel

    coaxial menawarkan beberapa keunggulan. Antara lain dapat dijalankan dengan tanpa

    banyak bantuan dari repeater. Kabel koaksial adalah kabel yang memiliki satu Copper

    Conductor pada bagian tengahnya. Sebuah lapisan plastik menutupi di antara konduktor

    dan lapisan pengaman serat besi. Lapisan serat besi tersebut membantu menutupi

    gangguan dari arus listrik, lalu lintas kendaraan atau mesin dan komputer.

    Selain sangat sulit untuk

    konfigurasi, kabel ini pula sangat tidak

    tahan terhadap serangan dari sinyal-

    sinyal tertentu. Tetapi memiliki

    kelebihan karena dapat mendukung

    penggunaan kabel yang panjang di

    antara jaringan daripada kabel Twisted

    Pair. Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu

    kabel thick coaxial dan kabel thin coaxial.

    Kabel thin coaxial disebut juga dengan 10Base2 (thinnet) dimana angka 2

    menunjukan pada panjang maksimum untuk setiap segmen kabel tersebut yaitu 200 meter,

    namun kenyataannya hanya dapat menjangkau sampai 185 meter. Kabel ini sangat populer

    terutama pada penggunaan jaringan yang linear.

    Kabel thick coaxial disebut juga dengan 10Base5 (thicket) dimana angka 5

    menunjukan pada panjang maksimum untuk setiap segmen kabel tersebut yaitu 500 meter,

    dan satu kekurangan dari kabel jenis ini adalah tidak lentur dan sangat relatif sulit untuk

    mengkonfigurasinya. Tipe konektor untuk kabel jenis ini adalah konektor Bayone-Neill-

    Concelman (BNC).

    Ada beberapa jenis kabel coaxial, yaitu :

    (1) Kabel Coaxial Thinnet ( Kabel RG-58 )

    Kabel Coaxial Thinnet atau Kabel RG-58 biasa disebut dengan kabel BNC,

    singkatan dari British Naval Connector. Sebenarnya BNC adalah nama konektor yang

    dipakai, bukan nama kabelnya.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 29

    Gambar 2.11 . Kabel Coaxial Thinnet ( Kabel RG-58 )

    Kelebihan menggunakan kabel RG-58 adalah :

    Fleksibel, mudah dipakai untuk instalasi dalam ruangan.

    Dapat langsung dihubungkan ke komputer menggunakan konektor BNC.

    Spesifikasi teknis dari kabel ini adalah :

    Mampu menjangkau bentangan maksimum 185 meter.

    Impedansi Terminator 50 Ohm.

    Fungsi:

    Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir terutama

    untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar.

    (2) Kabel Coaxial Thicknet ( Kabel RG-8 )

    Kabel Coaxial Thicknet atau Kabel RG-8 adalah kabel coaxial yang dipakai untuk

    instalasi antar gedung, Spesifikasi kabel ini sama dengan dengan Kabel Coaxial

    Thinnet, hanya bentuk fisiknya lebih besar. Karena lebih besar, kabel ini dapat

    menampung data yang lebih banyak sehingga cocok untuk instalasi sebagai backbone

    jaringan.

    Gambar 2.12. Kabel Coaxial Thicknet ( Kabel RG-8)

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 30

    Spesifikasi Teknis dari kabel ini adalah :

    Mampu menjangkau bentangan maksimum 500 meter.

    Impedansi terminator 50 Ohm.

    Membutuhkan Transceiver sebelum dihubungkan dengan komputer.

    Supaya komputer dapat terhubung ke jaringan thicknet, diperlukan transceiver.

    Koneksi antara Network Adapter Card dengan transceiver dibuat dengan

    menggunakan drop cable untuk menghubungkan Transceiver dengan

    Attachment Unit Interface ( AUI ) pada Network Adapter Card. Interface dari AUI

    berbentuk DB-15. Bila dibandingkan antara Thicknet dengan thinnet, instalasi kabel

    thicknet jauh lebih sulit karena sifatnya lebih kaku dan tidak fleksibel. Tetapi melihat

    kapasitas data dan jarak yang bisa dijangkau, jenis kabel ini masih menjadi favorit

    sebagai penghubung antar gedung.

    Konektor :

    1. BNC Kabel konektor

    Untuk menghubungkan kabel ke T konektor.

    2. BNC T konektor

    Untuk menghubungkan kabel ke komputer.

    3. BNC Barrel konektor

    Untuk menyambung 2 kabel BNC.

    4. BNC Terminator

    Untuk menandai akhir dari topologi bus.

    Sesuai dengan kapasitas maksimal dari kabel coaxial, Ethernet dengan media

    transmisi coax hanya ada satu kecepatan transfer data (10 Mbps). Terminator yang

    dapat digunakan adalah terminator dengan nilai resitansi sebesar 50 OHM.

    Penggunaan kabel lebih dari yang disarankan sangat tidak dianjurkan karena dapat

    mengurangi performansi dari jaringan komputer tersebut. Kabel ini masih digunakan

    sebagai segmen tulang belakang (backbone) untuk penyambung di dalam sistem

    ethernet karena biayanya murah.

  • ANTENA DAN PROPAGANSI 31

    DAFTAR PUSTAKA

    http://dono.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/antena-bab1.doc

    kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/.../antenna-dipole-monopole.pdf

    http://courseware.politekniktelkom.ac.id/Jurnal%20Proyek%20Akhir/TK/jurnal_PA%20Bayu

    .pdf

    http://ridwanlesmana.tripod.com/Antena_Dipole.pdf

    http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/543/jbptunikompp-gdl-rudisusilo-27123-6-babiii.pdf

    http://pengetahuan-asikmenarik.blogspot.com201008jenis-jenis-kabel-pada-jaringan.html\

    http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/Artikel_reg_K3.pdf

    http://missa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6784/Bab4.pdf