BAB I PETROLOGI BATUAN METAMORF Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada empat cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". • Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik. • Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik. • Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus). • Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya). Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki 1 Petrologi batuan metamorf
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PETROLOGI BATUAN METAMORF
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai
batuan dan kondisi pembentukannya. Ada empat cabang petrologi, berkaitan
dengan tiga tipe batuan: beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi
itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".
• Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu
lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
• Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali
bersifat klastik.
• Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung
partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
• Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari
batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang
bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan
kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,
suhu, atau keduanya).
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan
analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi
modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan
kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan
eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental
menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki
geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan
suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki
1Petrologi batuan metamorf
batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam
perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.
1. Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya,
berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan
tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan
atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses
metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur
batuan, namun dibedakan denag proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga
merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses metamorfosa berlangsung
akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200°C dan 300 Mpa (mega
pascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada
suhu dibawah 200°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh
dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.
Preses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:
”Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat
(solid slate) pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.
Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya
berlangsung dalam keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan
fragmen kerak bertabrakan, batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat,
terpanaskan dan berubah dengan cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuan
sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya bekas atau bentuk
batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan
padat. Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwa-
peristiwa (events) pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf
merupakan yang paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya
tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi.
2. Proses metamorfisme
Proses metamorfisme, meliputi:
2Petrologi batuan metamorf
1. Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga
kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun
susunan sendiri).
2. Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan
kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi
hanya perubahan ikatan kimia.
Tahap-tahap proses metamorfisme:
1. Rekristalisasi
Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan
kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada
sebelumnya.
2. Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian
kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur
dan struktur yang ada.
3. Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi
yang sebelumnya sudah ada.
a. Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi
mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa
melalui fase cair).
b. Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.
c. Ditinjau dari perubahan P & T, dikenal :
1) Progresive metamorfosa : perubahan dari P & T rendah ke P & T
tinggi.
2) Retrogresive metamorfosa : perubahan dari P & T tinggi ke P & T
rendah.
Kondisi yang mengontrol metamorfosa/mempengaruhi
rekristalisasi dan tekstur.
3Petrologi batuan metamorf
1) Tekanan : - Tekanan Hidrostatik
- Tekanan searah (stress)
Di sini dikenal 2 kelompok mineral yaitu :
a. Stress mineral : yaitu mineral-mineral yang tahan terhadap
tekanan.
Contoh : staurolit, kinit
b. Anti stress mineral : yaitu mineral-mineral yang jarang
dijumpai pada batuan yang mengalami stress.
Contoh : olivin, andalusit
2) Temperatur : pada umumnya perubahan temperatur jauh lebih
efektif daripada perubahan tekanan dalam hal pengaruhnya
bagi perubahan mineralogi.
Katalisator : berfungsi mempercepat reaksi, terutama pada
metamorfose bertemperatur rendah.
Ada 2 hal yang dapat mempercepat reaksi yaitu :
(a) Adanya larutan-larutan kimia yang berjalan antar ruang butiran.
(b) Deformasi batuan, dimana batuan pecah-pecah menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga memudahkan kontak antar
larutan nimia dengan fragüen-fragmen.
3) Fluid
4) Komposisi
Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan
batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa
kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah mineral bila batas
kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran / kristalnya. Proses
metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu
disamping faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf ini jika
tergantung pada jenis batuan asalnya.
4Petrologi batuan metamorf
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme
Komposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mineral
baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan tidaklah
berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta lamanya
mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya, searah,
terpuntir dan sebagainya.
1. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia
Pori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atua batuan beku terisi ole cairan
(fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang
terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi intergranular
ini lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang penting dalam
metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi
pertukaran unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi
cairan ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya,
sehingga mempercepat proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau
jumlahnya sedikit sekali, maka metamorfismenya akan berlangsung lambat,
karena perpindahannya akan melalui diffusi antar mineral yang padat.
2. Suhu dan tekanan
Batuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan membentukmineral-
mineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf. Sumber panasnya
berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh timbunan
(burial) atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan, sehingga
sukar dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole keniakan suhu saja.
Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai
besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan
ini terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannyatidak sama besar
dari segala arah.
5Petrologi batuan metamorf
Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk melalui lelehan dan di bawah
pengaruh uniform stress, atau mempunyai bersaran yang sama dari semua
arah.
3. Waktu
Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme tidaklah
mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.
Dalam percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan
suhu tinggi serta waktu reasi yang lama akan menghasilkan kristal dengan
ukuran yang besar. Dan dalam kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang
kecil. Dengan demikian untuk sementara ini disimpulkan bahwa batuan
berbutir kasar merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta
suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya
pendek serta suhu dan tekanan yang rendah.
Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau temperatur,
dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan asalnya.
Proses metamorfosa/malihan dipengaruhi oleh komposisi batuan asal dan kondisi
metamorfosis.
6Petrologi batuan metamorf
4. Tipe-tipe metamorfosis
a) Berdasarkan penyebab/proses utama
• Dynamic Metamorphism(metamorfisme dynamo), terjadi akibat pengaruh
tekanan kuat dalam waktu yang lama. Contohnya batu sabak.
• Metamorfosa kontak (Thermal Metamorphism), terjadi akibat pengaruh
suhu yang tinggi karena adanya aktifitas magma. Contohnya marmer.
• Metamorfosa dinamo-termal (Dynamo-thermal Metamorphism), terjadi
akibat tambahan tekanan dan kenaikan temperatur. Contohnya skis.
b) Berdasarkan setting
• Contact Metamorphism
Pyrometamorphism
• Regional Metamorphism
Orogenic Metamorphism
Burial Metamorphism
Ocean Floor Metamorphism
• Hydrothermal Metamorphism
• Fault-Zone Metamorphism
• Impact or Shock Metamorphism
5. Fasies dan Seri fasies metamorfosis
Fasies metamorfosis
7Petrologi batuan metamorf
Sekumpulan batuan yang masing‐masing mempunyai paragenesa mineral
tertentu; mempunyai keseimbangan P dan T yang sama. Mineral indikatornya
berupa himpunan mineral yang mencirikan kondisi P & T tertentu.
Seri fasies metamorfosis
Sekumpulan fasies metamorfosis yang mencirikan suatu daerah secara
individu;dalam satu diagram P‐T ditunjukkan oleh satu kurva atau sekumpulan
kurva yang memperlihatkan batasan dari tipe fasies dan metamorfosis yang
berbeda ‐‐‐‐> akibat adanya gradien geotermalberbeda di daerah terjadinya
metamorfosis.
6. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan
Metamorf
a) Warna
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis
magma pembentuknya.
b) Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang
ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan
erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan
sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari
rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Secara umum, tekstur
metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa. Tekstur metamorf yaitu :
Lepidoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang tabular.
Nematoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang prismatic.
Porfiroblastik, apabila mempunyai tekstur porfiroblastik
8Petrologi batuan metamorf
Granoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang
equedimensional (granular) dengan batas – batas yang sutured.
Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.
Granuloblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang
equedimensional (granular) dengan batas – batas yang unsutured.
Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.
Relic, apabila tteksturnya berasal dari batuan terdahulu.
Hornfelsik, seperti granoblastik memperlihatkan tekstur mosaic tetapi
tidak menunjukkan orientasi.
Homeoblastik, apabila batuan terdiri dari atas satu tekstur saja.
Heteroblastik, apabila batuan terdiri atas lebih dari satu tekstur.
Granoblastik polygonal
c) Struktur Batuan
Secara umum struktur batuan metamorf terdiri atas :
1. Foliasi
Struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral – mineral pipih sebagai
akibat dari proses metamorphosis. Dapat diperlihatkan boleh mineral –
mineral prismatic yang menunjukkan orientasi – orientasi tertentu.
Dihasilkan oleh proses metamorfisme regional, kataklastik.
2. Non-Foliasi
Struktur yang dibentuk oleh mineral yang equidimensional yang terdiri
dari butiran butiran granular. Dihasilkan oleh proses metamorfisme
kontak.
9Petrologi batuan metamorf
Struktur – struktur yang biasa dikenal pada batuan metamorf adalah :
a) Slaty cleavage : merupakan struktur foliasi planar yang dijumpai sebagai
bibang – bidang belah pada batu sabak.
b) Granulose / hornfelsik : struktur yang tidak menunjukkan cleavage,
merupakan bmozaik yang terdiri dari mineral yang equidimensional, hasil
dari metamorphosis thermal
c) Filitik : terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari slaty cleavage, sudah
mulai terjadi pemisahan mineral granular (segregasi) tetapi belum
sempurna, lebih kilap daripada batu sabak.
d) Schistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan mineral
equigranular, mineralnya pipih orientasi tidak terputus – putus.
10Petrologi batuan metamorf
e) Gneistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan mineral
equigranular, orientasi mineral pipih terputus – putus oleh mineral
granular.
f) Milonitik : berbutir halus, menunjukkan gerusan – gerusan akibat
granulation yang kuat.
g) Filonitik : gejala dan kenampakan mirip milonitik, tetapi sudah terjadi
rekristalisasi dan menunjukkan kilap silky.
11Petrologi batuan metamorf
HASIL PRAKTIKUM
PETROLOGI BATUAN METAMORF
1.
No. Peraga : 31 Z
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna : Hitam Keputihan
Tekstur : Granoblastik
12Petrologi batuan metamorf
Struktur : Gneisstose
Komposisi Mineral : Kuarsa 30 %, feldspar 20 %, dan mineral – mineral mafic
10%
Deskripsi Komposisi : Komposisi mineral pada batu gniess terdapat mineral –
mineral yang resistance
Nama Batuan : Gneiss
Petrogenesa : Batuan merupakan hasil metamorfosa regional derajat
tinggi berbutir kasar, mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)
2.
No. Peraga : 25 Z
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna : Hijau kehitaman
Tekstur : Granoblastik
Struktur : Non Foliasi
Komposisi Mineral : Mineral Serpentin 40%
13Petrologi batuan metamorf
Deskripsi Komposisi :Mineral – mineral pada batu serpentinit terdiri dari batuan
beku ultrabasa
Nama Batuan : Serpentinit
Petrogenesa : Batuan metamorf ini terbentuk akibat larutan aktif (dalam
tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.
3.
No. Peraga : 10 Z
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna : Putih
Tekstur : Granoblastik
Struktur : Non Foliasi
Komposisi Mineral : Kuasa 40%
14Petrologi batuan metamorf
Deskripsi Komposisi : Batu metamorf ini terdiri dari mineral – mineral kuasa
Nama Batuan : Kuarsit
Petrogenesa : Batuan metamorf ini terdiri dari kuarsa yang terbentuk
dari batuan asal batu pasir kuarsa umumnya terjadi pada metamorfisme regional.
4.
No. Peraga : 18 Z
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna : Putih
Tekstur : Granoblastik
Struktur : Non Foliasi
Komposisi Mineral : Kalsit 30%
15Petrologi batuan metamorf
Deskripsi Komposisi : Batuan marmer terdiri dari mineral kalsit sebagai mineral
pembentuk utamanya.
Nama Batuan : Marmer
Petrogenesa : Batu marmer terbentuk dari kristal – kristal kalsit yang
merupakan proses metamorfisme pada batuan gamping. Batuan ini padat, kompak
dan massive dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.
5.
No. Peraga : 33 Z
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Deskripsi Batuan
Warna : Hitam
Tekstur : Lepidoblastik
Struktur : Filitik
Komposisi Mineral : Mineral pipih (30%)
16Petrologi batuan metamorf
Deskripsi Komposisi : Pada batu filit terdapat mineral pipih yang sangat luas
Nama Batuan : Filit
Petrogenesa : Batu Filit terbentuk dari derajat metamorfisme lebih tinggi
dari slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara
megaskopis, memberikan belahan Phylitic berkilap sutra pecahan – pecahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum petrologi acara batuan metamorf kali ini, pengamatan
yang dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk
menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang
diamati ada lima macam, antara lain:
1. Gneiss
Batu Gneiss pada hasil praktikum memiliki
kenampakan warna hitam keputihan, dengan tekstur
pada batu gneiss ini ialah Gronoblastik, struktur
17Petrologi batuan metamorf
batuannya gneisstose, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu
gneiss ini ialah kurasa (30%), feldspar (20%), dan mineral – mineral mafic (10%).
Komposisi mineral pada batu gneiss terdapat mineral – mineral yang resitance.
Pada batu gneiss memiliki petrogenesa batuannya merupakan hasil metamorfosa
regional derajat tinggi berbutir kasar mempunyai sifat “bended” (“gneissic”)
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada
saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli
batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti
layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami
proses migrasi dan rekristalisasi. Meskipun batuan ini terubah secara alamiah,
gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah
pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti zircon yang bertolak
belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras yang
berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland,
Isotop atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada
kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun
yang lalu.
Sifat Fisik
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi
mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan.
Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai
pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur
sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang
tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini
tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan
schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah
menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
18Petrologi batuan metamorf
Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral
seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
Kandungan Mineral
Gneiss terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat
(kuarsa, garnet, silimanit, dan lain-lain). Mineral-mineral utama dari gneiss adalah
quartz, orthose, plagioclase, biotite, muscovite, amphibole, pyroxene. Sedangkan
mineral tambahan seperti apetite, zircon, sphene, grenat, cordierite, sillimanite,
epidote, pyrite, graphite. Gneiss (pengucapan / naɪs /) adalah umum dan
didistribusikan secara luas jenis batu yang dibentuk oleh bermutu tinggi proses
malihan regional dari formasi yang sudah ada sebelumnya yang semula baik
batuan beku atau batuan sedimen. Batu Gneissic biasanya kasar foliated
menengah dan sebagian besar recrystallized tetapi tidak membawa sejumlah besar
micas, klorit atau mineral platy. Gneisses yang bermetamorfosis batuan atau
setara mereka yang disebut granit gneisses, diorite gneisses, dll Namun,
tergantung pada komposisi mereka, mereka juga mungkin disebut garnet gneiss,
biotite gneiss, albite gneiss, dll Orthogneiss menunjuk sebuah gneiss berasal dari
batuan beku batu, dan paragneiss adalah salah satu dari batuan sedimen.
Gneissose digunakan untuk menggambarkan batu-batu dengan sifat-sifat yang
mirip dengan gneiss.
Gneiss schist mirip, kecuali bahwa mineral tersebut diatur ke dalam band.
Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gneiss dan schist karena beberapa
gneiss tampaknya memiliki lebih mika daripada yang benar-benar. Hal ini
terutama berlaku dengan perpisahan kaya mika pesawat. Etimologi dari kata
"gneiss" masih diperdebatkan. Beberapa sumber mengatakan itu berasal dari kata
kerja Jerman, Abad Pertengahan gneist (memicu; disebut demikian karena batu
gemerlap) dan telah terjadi dalam bahasa Inggris setidaknya sejak 1757. Sumber-
sumber lain mengklaim root menjadi istilah pertambangan Saxon tua yang
tampaknya untuk memiliki berarti busuk, busuk, atau mungkin materi tak
berharga
Deskripsi dari komposisi mineralnya antara lain :
19Petrologi batuan metamorf
a. Mineral kuarsa
Mineral kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih mengkilap, kilapnya
vitreous, dan kekerasannya 7, pecahannya conchoidal, belahannya tidak dapat
terlihat dengan jelas,system Kristal yang dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu
trigonal atau hexagonal, termasuk kedalam kelompok mineral Silicates ;
Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah paling banyak kedua mineral di Bumi
kerak benua, setelah feldspar. Ini terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon -
oksigen tetrahedra, dengan setiap oksigen yang dibagi antara dua tetrahedra,
memberikan formula keseluruhan SiO 2.Pada suhu dan tekanan permukaan, kuarsa
adalah bentuk paling stabil silikon dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai
dengan 573 ° C pada 1 kilobar tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di
mana kuarsa akan kehilangan stabilitas juga meningkat.
b. Mineral Feldspar
Mineral Feldspar dengan kenampakan warnanya putih, kilapnya vitreous,
kekerasan 6, pecahan dari feldspar tidak sempurna, belahannya yaitu 2/3, system
Kristal yang dimiliki oleh mineral feldspar yaitu monoclinic, jumlah
prosentasenya pada andesit pada saat praktikum diperkirakan sebesar
15%.Feldspars (K Al Si 3 O 8 - Na Al Si 3 O 8 - Ca Al 2 Si 2 O 8) adalah kelompok
yang membentuk batu-tectosilicate mineral yang membentuk sebanyak 60% dari
bumi 's kerak. Feldspars mengkristal dari magma dalam kedua intrusif dan
extrusive berapi batu, sebagai vena, dan juga hadir dalam berbagai jenis batuan
metamorf.Rock terbentuk seluruhnya plagioclase feldspar (lihat di bawah) dikenal
sebagai anorthosite.Feldspars juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.
c. Mineral Mafic
Mafic digunakan untuk mineral silikat, magma, dan batuan yang relatif tinggi
di unsur yang lebih berat. Istilah ini berasal dari menggunakan MA dari
magnesium dan FIC dari kata Latin untuk besi, tetapi juga mafic magma relatif
kaya akan kalsium dan natrium. Mafic mineral biasanya berwarna gelap dan