PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TWIDO TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan/Program Studi Teknik Listrik pada Politeknik Professional Mandiri Medan Oleh YEYEB A.HAKISYA NIM. 3.0302002 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN ELEKTRO POLITEKNIK PROFESSIONAL MANDIRI MEDAN 2005
102
Embed
1380_Pengontrolan Traffic Light Pada Jalan Simpang Empat Dengan Programmable Logic Controller Twido
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TWIDO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Jurusan/Program Studi Teknik Listrik pada Politeknik Professional Mandiri
Medan
Oleh
YEYEB A.HAKISYA
N I M . 3 . 0 3 0 2 0 0 2
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK PROFESSIONAL MANDIRI MEDAN 2005
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Dengan Judul :
PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TWIDO
Oleh :
YEYEB A.HAKISYA
Telah diperiksa dan dinyatakan selesai serta dapat diajukan dalam sidang ujian .
Medan, Juli 2005 Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Boas Aritonang, S.T Drs. M.Naibaho,S.T
Direktur Ketua Jurusan Elektro
Drs. Kesman Tampubolon Drs. Tudenwan Sirai t
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK PROFESSIONAL MANDIRI MEDAN 2005
iii
PERSETUJUAN KOMISI
UJIAN TUGAS AKHIR D-III
Tanda Tangan 1. Wiono, S.Pd …………………. Penguji I
2. Drs. Agus Sakti Rambe , M.Pd ………………….. Penguji II
3. H. Tambunan, S.Sos ………………….. Penguji III
MAHASISWA :
Nama : YEYEB A.HAKISYA
NIM : 3.0302002
Tanggal Ujian :
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG
EMPAT DENGAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TWIDO“,
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program
Diploma III Guru Kejuruan di Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi
Medan .
Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari
sempurna baik isi, bentuk maupun susunannya, maka dari itu seandainya ada
kesalahan atau kekeliruan dari penulisan makalah ini, maka koreksi ataupun kritik
sehat sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar -besarnya kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda serta ayunda dan adinda tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis untuk selalu giat dalam belajar.
2. Bapak Ir. H. Ponijan Asri, M.M, selaku Kepala Pusat Pengembangan
Penataran Guru Teknologi Medan dan sekaligus sebagai pelindung yayasan
GAMBAR 45 : Simbol miniatur circuit breaker........................................... 53
GAMBAR 46 : Konstruksi MCB.................................................................. 53
GAMBAR 47 : Simbol sakelar SPST............................................................ 54
GAMBAR 48 : a. Konstruksi relai dengan kontak tukar .............................. 55 b. Simbol relai .................................................................... 55
GAMBAR 49 : Keadaan lampu lalu lintas pada persimpangan jalan........... 56
GAMBAR 50 : Arti warna – warna lampu lalu lintas .................................. 57
GAMBAR 51 : Penempatan traffic light pada jalan simpang empat............ 58
GAMBAR 52 : Skema kerja saat lampu dijalan satu berwarna hijau........... 59
GAMBAR 53 : Skema kerja saat lampu dijalan dua berwarna hijau ............ 60
GAMBAR 54 : Skema kerja saat lampu dijalan tiga berwarna hijau ........... 61
GAMBAR 55 : Skema kerja saat lampu dijalan empat berwarna hijau ....... 62
GAMBAR 56 : Diagram signal traffic light pada jalan simpang empat....... 63
GAMBAR 57 : Contoh lampu lalu lintas...................................................... 66
GAMBAR 58 : Kotak dialog prefences ........................................................ 67
xiv
GAMBAR 59 : Program Ladder Diagram pengontrolan traffic light
7). Pengontrol lampu lalu lintas . 17). Pabrik kaleng makanan .
8). Sistem keamanan . 18). Pembuatan beton bertulang .
9). Pengendali robot . 19). Pabrik makanan .
10). Pabrik minuman ringan . 20). Pompa bensin .
12
b. Keuntungan menggunakan PLC dalam otomatisasi ;
1). Waktu implementasi proyek lebih cepat .
2). Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan .
3). Kalkulasi biaya proyek lebih akurat .
4). Memerlukan waktu training lebih pendek .
5). Perubahan desain lebih mudah (dengan software) .
6). Aplikasi kendali yang luas .
7). Perawatan mudah .
8). Reliabilitas tinggi .
9). Relatif tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk .
3. Bagian-bagian PLC.
Bagian-bagian yang terdapat pada PLC tidak jauh berbeda dengan
perangkat keras yang dimiliki oleh sebuah computer, namun perbedaannya
dengan personal computer yaitu pada PLC sudah dilengkapi unit input-output
digital yang bisa langsung dihubungkan keperangkat luar (switch,sensor,relai,dll)
kemudian PLC merupakan computer khusus untuk aplikasi industri yang
digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses industri untuk menggantikan
hard-wired control (rangkaian relai/kontaktor) dan memiliki bahasa pemrograman
sendiri. Namun perbedaan utama antara PLC dengan personal computer yaitu
PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi elektrik industri yang
tidak harus mempunyai skill elektronika yang tinggi. Gambar di bawah ini
memperlihatkan konfigurasi antara Personal computer dengan PLC .
13
Gambar 3. Konfigurasi computer .
Gambar 4. Konfigurasi PLC .
Isolation barrier
14
Bagian-bagian dari Programable Logic Controller antara lain terdiri dari ;
a. Power Supply Unit, berfungsi untuk memberikan sumber daya ke PLC.
b. Central Processing Unit (CPU ), merupakan jantung dari sistem
PLC yang berfungsi untuk mengambil instruksi dari memori,
mendekodenya dan kemudian mengeksekusi intruksi tersebut. Selama
proses tersebut, CPU akan menghasilkan sinyal kontrol yang memindahkan
data I/O port atau sebaliknya, melakukan fungsi aritmatika dan logika juga
mendeteksi sinyal dari luar CPU. Sebagian besar CPU berisi batterai
cadangan yang berfungsi untuk menjaga program operasi yang ada dalam
penyimpanan jika terjadi kegagalan supply daya pada PLC.
c. Input/Output Modules , Input/Output Modules merupakan suatu
peralatan atau perangkat elektronik yang berfungsi sebagai perantara atau
penghubung (interface) antara CPU dengan peralatan input output devices.
Input Modules , berfungsi untuk mengkonversi sinyal analog yang berasal
dari input device menjadi sinyal digital .
Output Device , berfungsi untuk mengkonversi sinyal digital menjadi sinyal
analog sehingga dapat mengaktifkan kembali peralatan luar (output
devices) .
d. Programming Devices , atau alat untuk memprogram adalah suatu
peralatan yang digunakan untuk menuliskan, mengedit, memodifikasi atau
memonitoring program yang ada didalam memori PLC. Sistem
pemrograman PLC dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan
menggunakan personal computer , yaitu rancangan kontrol konvensional
15
ditulis dalam bentuk ladder diagram dan dapat langsung didownload ke
PLC, Kedua dengan menggunakan programming console, yaitu ladder
diagram yang telah didapat tadi diubah terlebih dahulu menjadi mnemonic
code dan selanjutnya dapat dituliskan pada keypad dari console .
e. Memory , seperti halnya sistem computer, memori PLC terdiri atas
RAM dan ROM. Kapasitas memori antara satu PLC dengan yang lain
berbeda-beda tergantung pada type dan pabrik pembuatnya begitupun
dalam menyatakan ukuran memori, beberapa pabrik menyatakan ukuran
memori dalam byte, kilobyte dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah
intruksi yang dapat disimpan .
RAM (Random Acces Memory), berfungsi sebagai tempat
penyimpanan program. Program yang telah ditulis tersimpan didalam RAM
yang ada didalam PLC sehingga dapat diubah/diedit melalui programming
unit, namun kerugian penyimpanan di RAM adalah progam dan data akan
hilang ketika power supply mati dan untuk mengatasi hal ini, RAM dapat
dibackup dengan batteray lithium, sehingga meskipun power suplly mati ,
program dan data tidak hilang. Umumnya bila battery tidak rusak, program
dan data bisa disimpan selama 30 hari .
ROM (Read Only Memory), merupakan tempat penyimpanan
Operating System yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC. Operating System
ini hanya dapat dibaca oleh prosessor dan berfungsi untuk mengeksekusi
program yang tersimpan didalam RAM .
16
4. Prinsip kerja Programable Logic Control ler .
Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data-data dari peralatan input
luar atau input devices. Peralatan input luar secara umum disebut sensor yang
terbagi menjadi dua jenis yaitu sensor jenis kontak dan sensor jenis non kontak .
Sensor jenis kontak contohnya yaitu push button, sakelar, limit switch, level
switch dan lain-lainnya, kemudian sensor jenis non kontak yaitu sensor magnit,
sensor induktif, sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data-data yang masuk
dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran listrik), yang
selanjutnya melalui input modules diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian
diolah oleh CPU berdasarkan intruksi-intruksi program yang telah dibuat dan
ditetapkan suatu keputusan untuk dikirim ke output modules kemudian oleh
output modules sinyal digital ini diubah terlebih dahulu menjadi sinyal analog,
sinyal analog inilah yang akan mengaktifkan output devices yang berupa output
kontrol seperti relai, kontaktor, selenoid, dll, dan output beban seperti lampu,
motor-motor dan lain sebagainya. Secara blok diagram, prinsip kerja PLC dapat
dilihat pada gambar 5 berikut ;
Gambar 5. Skema prinsip kerja PLC .
SISTEM YANG DIKONTROL
17
5. Waktu Scan .
Selama setiap siklus bekerja, prosesor akan membaca semua input,
mengambil nilai-nilai tersebut, mengeksekusi pogram dan meng-update output.
Proses ini disebut scanning. Proses scan terjadi secara kontinyu dan berurutan dari
pembacaan status input, pengevaluasian logika kontrol dan memperbaharui output
kemudian waktu yang diperlukan untuk membuat suatu scan umumnya bervariasi
mulai dari 1 milidetik sampai 30 milidetik hal tersebut tergantung dari panjangnya
program. Dari gambar 6 di bawah dapat dilihat PLC akan mengamati inputnya
kemudian membangkitkan respon kontrol yang tepat pada outputnya .
Gambar 6. Siklus scan secara umum .
MEMBACA
INPUT
MENJALANKAN
PROGRAM
MENYESUAIKAN
INPUT
18
6. Bahasa Pemrograman .
Pada PLC ada empat metode/type bahasa pemrograman yang bisa
digunakan, namun keempat bahasa pemrograman tersebut tidak semua disupport
oleh suatu PLC. Bahasa pemrograman yang digunakan tersebut adalah Ladder
diagram languages (LD), Instruction list languages (IL) / Statement List (SL),
Sequential Function Chart (SFC) /Grafcet languages dan High-level languages
(biasanya Visual Basic) .
Namun umumnya bahasa pemrograman yang banyak disupport oleh PLC
adalah ladder diagram languages ( LD ) dan instruction list languages ( IL ).
Sesuai dengan identifikasi masalah seperti yang tercantum dalam Bab I maka
pada makalah ini penulis hanya membahas ladder diagram sebagai bahasa
pemrograman pada PLC Twido.
Bahasa ladder diagram pada dasarnya adalah suatu perangkat simbol dari
perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol. Bahasa
pemrograman tersebut dirancang untuk mewakili sedekat mungkin penampakan
sistem relai yang diberi pengawatan yang secara garis besar berfungsi untuk
mengontrol output yang didasarkan pada kondisi input .
Dengan adanya ladder diagram, penginstalasian secara hardwire seperti
pada rancangan kontrol konvensional tidak diperlukan lagi karena hubungan
kontak-kontak pada ladder diagram yang ada dalam CPU PLC sudah terangkai
secara elektronik. Program ladder diagram dapat ditampilkan pada layar monitor
kemudian elemen-elemen seperti kontak normally open, kontak normally closed,
19
timer, counter, relai, dll, dinyatakan dalam bentuk gambar. Adapun aturan umum
menggambarkan suatu program diagram ladder sebagai berikut :
a. Aliran listrik / tenaga dari rel kiri ke rel kanan .
b. Suatu coil keluaran tidak dihubungkan langsung ke rel(rail) sebelah kiri .
c. Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan dari suatu coil keluaran .
d. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu ladder line. Tiap coil keluaran
umumnya hanya satu kali dalam suatu program .
Untuk memudahkan pemahaman suatu program pengontrol, pembacaan
ladder diagram dapat kita baca seperti suatu diagram sirkit. Gambar 7 di bawah
memperlihatkan rangkaian analog untuk memudahkan dalam membaca ladder
diagram .
Gambar 7. Ilustrasi pembacaan ladder diagram melalui rangkaian analog .
Pada gambar di atas, diagram sirkit (bergaris merah) mempunyai dua
kontak (tombol) dan satu coil (relai) seperti halnya ladder diagram yang ditandai
dengan garis hijau .
20
B. PLC Twido.
PLC Twido adalah PLC yang dibuat oleh Schneider Telemecanique yang
termasuk kategori PLC nano. PLC Twido tersedia dalam 2 model yaitu model
compact dan model modular. Adapun model PLC Twido yang penulis bahas pada
makalah ini adalah model Twido compact dengan type TWDLCAA24DRF. Berikut
adalah maximum hardware dan software configuration dari PLC TWDLCAA24DRF.
TABEL II
MAXIMUM HARDWARE CONFIGURATION
Compact controller Controller Item TWDLCAA24DRF Standard digital inputs 14 Standard digital outputs 10 Max expansion I/O modules (Digital or analog) 4 Max digital inputs (controller I/O + exp I/O) 14+(4x32)=142 Max digital outputs (controller I/O + exp I/O) 10+(4x32)=138 Max digital I/O (controller I/O + exp I/O)
24+(4x32)=152
Max AS-Interface bus interface modules 2 Max I/O with AS-Interface modules (7 I/O per slave) 24+(2x62x7)=892
Max relay outputs 10 base + 32 expansion
Potentiometers 2 Max analog I/O (controller I/O + exp I/O) 8 in / 4 out Remote controllers 7 Serial ports 2 Cartridge slots 1 Largest application/backup size (KB) 32 Optional memory cartridge (KB) 321 Optional RTC cartridge yes1 Optional Operator Display yes Optional 2nd port yes
21
TABEL III
MAXIMUM SOFTWARE CONFIGURATION .
Compact Base Controllers Part
TWDLCAA24DRF
Timers 128
Constants 256
Counters 128
Fast counters 3
Very fast counter: 1
LIFO/FIFO registers 4
Schedule blocks 16
Drum controllers 8
Step counter 8
Shift bit register 8
Memory words 3000
Memory bits 256
PLC TWDLCAA24DRF dapat disambungkan dengan sumber tegangan
100/240 Volt untuk penyediaan dayanya, dan juga pada PLC telah tersedia sumber
DC 24 Volt yang dapat dirangkai pada inputnya. Kemudian pada bagian outputnya
dapat dihubungkan dengan sumber tegangan AC 110/240 Volt dengan ketentuan arus
yang mengalir maksimum 2 Amper AC. Adapun Output Pada PLC
TWDLCAA24DRF berupa output relai. Tabel IV di bawah memperlihatkan
spesifikasi dari output relai .
22
TABEL IV
RELAI OUTPUT SPECIFICATION
Output points 10 output
Output points per common line: COM0 4 NO contacts
Output points per common line: COM1 4 NO contacts
Output points per common line: COM2 1 NO contact
Output points per common line: COM3 1 NO contact
2 A per output Maximum load current
8 A per common line
Initial contact resistance 30 mΩ maximum
Rated load (resistive/inductive) 240 VAC/2 A, 30 VDC/2 A
Adapun bentuk dari PLC Twido dan Skema blok input output PLC
TWDLCAA24DRF dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 8. Bentuk dari PLC Twido type TWDLCAA24DRF .
RELAI OUTPUT SPECIFICATION
23
Gambar 9. Dimensi PLC TWDLCAA24DRF
Gambar 10. Skema blok input output PLC TWDLCAA24DRF .
24
1. Bagian – Bagian Dari PLC Twido .
Berikut di bawah memperlihatkan bagian-bagian dari PLC
TWDLCAA24DRF .
Gambar 11. Bagian-bagian PLC TWDLCAA24DRF.
Label Description
1. Mounthing Hole
2. Terminal cover
3. Hinged lid
4. Removable cover to operator display connector
5. Expansion connector
6. Sensor power terminals
7. Serial port 1
8. Analog potentiometers
9. Serial port 2 connector
10. 100-240 VAC power supply terminals on TWDLCA•••DRF series 24 VDC power supply terminals on TWDLCD•••DRF series
11. Cartridge connector - located on the bottom of the controller\
12. Input terminals
13. LEDs
14. Output terminals
25
C. Expansion I/O Modules .
PLC Twido dapat ditambahkan modul I/O tambahan (expansion I/O
modules), baik I/O diskrit maupun I/O analog. Pada PLC TWDLCAA24DRF
maximum expansion I/O modules type digital atau analog yang dapat dihubungkan
dengan PLC adalah sebanyak 4 expansion I/O modules. Adapun expansion I/O
modules yang penulis bahas pada makalah ini adalah expansion I/O modules type
digital dengan nama TWDDMM24DRF yang memiliki 16 input dan 8 output..
Berikut adalah bentuk dan skema blok input-output serta specification expansion I/O
Modules dari TWDDMM24DRF.
Gambar 12. Bentuk dari expansion I/O modules TWDDMM24DRF .
Gambar 13. Skema blok input – output expansion TWDDMM24DRF .
26
TABEL V
SPESIFICATION EXPANSION I/O MODULES
REFERENCE NUMBER TWDDMM24DRF
I/O points 16 inputs and 8 outputs
Rated input voltage 24 VDC source/sink input signal
Input voltage range from 20.4 to 28.8 VDC
Rated input current 7 mA/input (24 VDC)
Input impedance 3.4 kΩ
Turn on time (24 VDC) 4 ms (24 VDC)
Turn off time (24 VDC) 4 ms (24 VDC)
Cable length 3m (9.84 ft.) in compliance with electromagnetic immunity
Internal current draw - all I/O on
65 mA (5 VDC) 45 mA (24 VDC)
Internal current draw - all I/O off
10 mA (5 VDC) 0 mA (24 VDC)
Weight 140 g D. TwidoSoft .
TwidoSoft merupakan software untuk memprogram PLC Twido yang dibuat
oleh Schneider Telemecanique. Software ini dapat dioperasikan ke laptop atau
computer yang memiliki sistem operasi Microsoft Windows 98 Second Edition,
Microsoft Windows 2000, atau dengan Windows Xp kemudian hard disk computer
yang digunakan mempunyai drive C dengan kapasitas memori minimal 40 Mb.
TwidoSoft dapat digunakan untuk memprogram beberapa type PLC Twido seperti
Righ Section : Menampilkan nama elemen yang terpilih dari ladder palette
atau extended ladder palette.
Adapun cara membuat ladder diagram dengan TwidoSoft
sebagai berikut ;
1. Setelah aplikasi baru sudah dibuat, maka untuk memulai membuat ladder
diagram yaitu dengan cara mengklik insert pada menu ladder viewer .
Gambar 35. Kotak dialog Ladder Viewer .
2. Muncul kotak dialog ladder editor. Selanjutnya gunakan fasilitas yang
terdapat pada ladder palette toolbar untuk membuat ladder diagram pada
rung 0. Klik kiri pada mouse untuk mengaktifkan salah satu fasilitas yang
ingin kita gunakan pada ladder palette toolbar kemudian tempatkan pada
test zone atau action zone dengan cara mengklik kiri pada mouse .
RUNG 0 END OF PROGRAM
Insert
Ladder Viewer
47
3. Setelah rung 0 selesai dibuat klik tanda ( ) pada menu ladder editor .
Gambar 36. Contoh ladder diagram pada ladder editor .
4. Jika ladder diagram masih ingin dibuat, ulangi lagi langkah diawal dan buat
ladder diagram pada rung baru tersebut, begitupun seterusnya sampai ladder
diagram yang dibuat benar–benar selesai dan siap ditransfer ke PLC .
G. Menyimpan Program
Program yang telah selesai dibuat dapat disimpan didalam hardisk atau disket.
Ini sangatlah menguntungkan sekali karena dengan tersimpannya program didalam
hardisk atau disket, program tersebut dapat di edit dan digunakan kapan saja sesuai
keperluan. Adapun cara untuk menyimpan program sebagai berikut ;
Klik
48
1. Pada menu bar klik File kemudian klik Save As, muncul kotak dialog Save in
Gambar 37. Kotak dialog Save In
2. Pada kotak isian File name, isikan nama program yang di buat . ( Nama
program tidak boleh lebih dari 255 karakter dan itu termasuk space ,
kemudian tidak dapat berisi karakter berikut yang manapun ; \ / : * ? " < > ) .
3. Setelah nama program dibuat klik Save .
H. Transfer PC Ke Controller .
Program yang telah dibuat dalam bentuk ladder diagram pada program
TwidoSoft dapat kita isikan ke memori PLC dengan cara mentransfer data tersebut
dari PC ke PLC dengan menggunakan comunication cable . Cara tersebut dapat
dilakukan jika PC sudah terhubung (connect) dengan PLC . Berikut adalah cara untuk
mentransfer data dari PC ke Controller .
1. Pada menu bar klik controller kemudian klik transfer PC=>Controller .
49
Gambar 38. Langkah pertama transfer PC ke Controller.
2. Muncul kotak dialog information .
3. Klik OK.
Gambar 39. Langkah kedua transfer PC ke Controller .
4. Muncul kotak dialok information .
5. Klik NO , tunggu beberapa saat computer akan terkoneksi dengan PLC .
Gambar 40. Langkah ketiga transfer PC ke Control ler.
50
I. Switching to RUN.
Setelah PC terkoneksi dengan PLC , program yang telah dibuat tersebut dapat
dijalankan atau diuji , adapun cara untuk menjalankannya sebagai berikut ;
1. Pada menu bar klik Controller klik Run .
2. Muncul kotak dialog information Klik OK untuk melanjutkan .
Gambar 41. Kotak dialog information switcing to RUN.
3. Tunggu beberapa saat , setelah itu program yang sudah dibuat dapat
dijalankan .
J. Animation Table
Untuk melihat status unsur-unsur program, pada software TwidoSoft dapat
dibuat melalui animation table . Tabel ini akan menampilkan keadaan dari unsur -
unsur program dengan memberikan sinyal berupa angka nol atau satu. Angka nol
menandakan elemen tersebut dalam keadaan OFF sedangkan angka satu menandakan
elemen tersebut aktif. Ketika pengontrol dijalankan, animation table akan
memberikan sinyal sesuai dengan instruksi program. Dengan cara ini dapat diketahui
aplikasi yang dibuat sudah benar atau belum. Berikut adalah cara membuat animation
table .
51
1. Berikut di bawah adalah ladder diagram yang akan dibuat animation table .
Gambar 42. Contoh ladder yang akan dibuat animation table .
2. Pada menu bar klik program kemudian klik animation table editor.
3. Muncul kotak dialog animation table editor.
Gambar 43. Langkah pertama membuat animation table .
4. Arahkan kursor pada kolom address kemudian klik baris satu, ketikkan %S6
setelah selesai tekan enter, begitupun pada baris kedua ketikkan %Q0.0
kemudian tekan enter .
Gambar 44. Langkah kedua membuat animation table.
%S6 %Q0.0
52
5. Setelah itu, ketika program dijalankan dapat kita lihat unsur-unsur kerja dari
aplikasi yang dibuat pada animation table .
6. Untuk melihatnya yaitu pada menu bar klik program kemudian klik animation
table editor .
Gambar 45. Tampilan Animation Table pada waktu program dijalankan.
K. Komponen Peralatan Kontrol.
1. Miniatur Circuit Breaker ( MCB ).
Miniature circuit breaker adalah peralatan sakelar yang dapat mengalirkan
arus dalam keadaan normal dan merupakan alat pengaman otomatis yang dapat
mengamankan rangkaian dari arus lebih akibat beban mekanik, dan juga arus
hubung singkat. MCB mempunyai bimetallic elemen yang bekerja berdasarkan
panas. Bimetallic ini akan panas atau memuai jika terjadi arus lebih akibat beban
yang lebih besar dari beban normal. Untuk itu alat bimetallic ini dibuat dan
direncanakan sesuai dengan ukuran arus nominal MCB tersebut, dimana dalam
waktu yang sangat singkat dapat bekerja sehingga rangkaian beban terlindungi .
MCB juga dilengkapi dengan Elemen magneting tripping yang bekerja
berdasarkan magnet, yang mana jika arus listrik yang besar mengalir melalui
kumparan seperti arus hubung singkat maka elemen ini akan bekerja secara cepat
53
memutuskan rangkaian. Elemen ini juga dapat dioperasikan secara manual
dengan menekan tombol. Miniatur circuit breaker terdiri atas miniatur circuit
breaker satu phasa dan tiga phasa yang memiliki prinsip kerja yang sama. Simbol
dan penomoran terminal dari miniatur circuit breaker beserta konstruksinya dapat
dilihat pada gambar 46 dan gambar 47 berikut.
a. Miniatur circuit breaker 1 fasa b. Miniatur circuit breaker tiga fasa
Gambar 46. Simbol miniatur circuit breaker
a. Konstruksi MCB satu phasa b. Konstruksi MCB tiga phasa
Gambar 47. Konstruksi MCB
Pengungkit
Rumah
Terminal
Terminal Pengungkit
Rumah
2
1
2 4 6
5 3 1
54
2. Sakelar SPST
Sakelar SPST (single pole single throw) merupakan salah satu jenis dari
sakelar togel yang hanya bisa menghubungkan rangkaian dengan sumber
tegangan pada satu arah saja sedang arah berikutnya berfungsi untuk memutus
rangkaian dengan sumber tegangan. Sakelar ini hanya dapat dialiri arus listrik
satu phasa, Adapun simbol sakelar SPST dapat dilihat dari gambar di bawah ini .
Gambar 48. Simbol sakelar SPST. 3. Relai.
Relai adalah sejenis kontak atau sakelar yang dapat menghubungkan
suatu rangkaian kerangkaian kontrol lainnya. Relai bermanfaat untuk kontrol
jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
kontrol dan arus rendah seperti untuk mengendalikan peralatan dan mesin dari
kejauhan atau mengendalikan dari kejauhan akan peralatan yang berada ditempat
yang berbahaya. Relai mempunyai kontak NO, NC atau kombinasi keduanya
dan catu tegangan relai tergantung dari kebutuhan dan sumber daya, misalnya 24
volt arus searah, 115 volt dan 220 volt arus bolak balik.
Relai terdiri dari sebuah lilitan kawat (kumparan, coil) yang dililitkan
pada suatu inti dari besi lunak. Jika kumparan dialiri arus listrik, maka sesuai
dengan prinsip elektromagnit kumparan akan berubah menjadi magnit. Magnit ini
menarik (atau menolak) suatu lidah (pegas), dan lidah pun akan menghubungkan
55
kontak ataupun melepas kontak. Konstruksi dasar relai dan lambangnya seperti
gambar 49 di bawah ini.
Gambar 49 : a. Konstruksi relai dengan kontak tukar b. Simbol relai
Jika relai diberi arus, maka inti akan menarik jangkar sehingga kontak antara
lidah B dan A terbuka (tidak terhubung), dan kontak antara lidah B dan C tertutup
(terhubung).
B
A C
(b)
Tonjolan anti lengket
Kumparan
Inti
Jang
kar
Pegas Kontak T
itik-
titik
ko
nta
k
A B C
(a)
Isolasi
56
BAB III
PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG
EMPAT DENGAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
TWIDO
A. Sistem kerja traffic l ight pada jalan simpang empat.
Gambar 50. Keadaan lampu lalu lintas pada persimpangan jalan .
Sistem kerja traffic light pada suatu persimpangan tidak selalu sama, hal
tersebut tergantung dari banyak persimpangan dan kondisi tata tertib jalan yang telah
diatur oleh pemerintah yang berwenang. Begitupun dengan lamanya waktu kendaraan
bergantian berjalan, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat kepadatan dari
kendaraan-kendaraan yang lalu-lalang di jalan tersebut .
Sebelum melewati suatu persimpangan para pengemudi diwajibkan untuk
mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan, rambu-rambu tersebut berupa lampu
57
petunjuk yang terdiri dari tiga buah warna. Lampu tersebut dipasang dalam sebuah
box yang diberi tiang dan ditempatkan diujung sebelah kiri, ditengah-tengah ruas
jalan atau diatas setiap jalan pada suatu persimpangan sehingga memudahkan para
pengemudi untuk melihatnya. Adapun warna lampu yang digunakan pada traffic light
untuk memberikan rambu-rambu kepada para pengemudi adalah lampu merah,
kuning dan hijau .
Gambar 51 di bawah memperlihatkan arti dari kode-kode warna yang
digunakan pada traffic light.
Gambar 51. Arti warna-warna lampu lalu lintas
Sesuai dengan judul makalah yang penulis ambil, lampu lalu lintas yang
dikendalikan oleh PLC Twido digunakan untuk mengontrol jalan simpang empat.
Adapun lamanya waktu kendaraan bergantian berjalan penulis mengambil salah satu
sampel lampu lalu lintas yang ada dikota medan yaitu lampu hijau menyala selama 30
detik, lampu kuning menyala selama 5 detik dan lampu merah menyala selama 105
detik. Gambar 52 di bawah memperlihatkan penempatan traffic light pada jalan
simpang empat .
58
Gambar 52. Penempatan traffic light pada jalan simpang empat.
Berikut di bawah menjelaskan prinsip kerja traffic light pada jalan simpang
empat.
Lampu Lalu Lintas
Zebra Cross
Jalan
Ruas Jalan
Pembatas Antar Jalan
Mobil
59
1. Kondisi pertama .
Pada saat lampu tanda warna hijau di jalan satu menyala dan lampu
tanda untuk mobil dua, tiga, dan empat berwarna merah. Mobil satu dapat
menuju arah jalan A2, A3, dan A4 sementara mobil di jalan dua hanya dapat
menuju jalan A3 dan mobil yang tidak menuju jalan tersebut akan berhenti
(STOP), mobil di jalan tiga hanya dapat menuju jalan A4 dan mobil yang tidak
menuju jalan A4 akan berhenti begitupun untuk mobil di jalan empat hanya
dapat menuju jalan A1 dan mobil yang tidak menuju jalan A1 akan berhenti.
Sampai lampu tanda berwarna kuning di jalan satu menyala, mobil satu masih
bisa berjalan dan akan berhenti jika lampu tanda berwarna merah menyala.
Gambar 53 di bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan satu
berwarna hijau .
Gambar 53. Skema kerja saat lampu di jalan satu berwarna hijau .
1
A
A1
A2
A3
A4
3
2
4
STOP
Lampu tanda untuk mobil di jalan 1
Jalan menuju arah A1
Mobil di jalan 1
Mobil di jalan 4 Jalan menuju arah A4
Mobil di jalan 3
Jalan menuju arah A3
Mobil di jalan 2
Jalan menuju arah A2
60
2. Kondisi kedua .
Saat lampu tanda warna merah pada jalan satu menyala, lampu hijau di
jalan dua akan menyala dan lampu-lampu tanda di jalan tiga dan empat masih
tetap lampu berwarna merah menyala. Mobil dua dapat menuju arah A1, A3, dan
A4 sementara mobil di jalan satu, tiga, dan empat berhenti dan hanya dapat
berjalan menuju jalan kearah kiri dari jalan masing–masing. Saat lampu tanda
berwarna kuning di jalan dua menyala mobil dua dapat terus berjalan dan akan
berhenti sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 54 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau .
Gambar 54. Skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau .
1
A1
A2
A3
A4
3
2
4
B
Mobil di jalan 4
Jalan menuju arah A4
Mobil di jalan 3
Jalan menuju arah A3 Mobil di jalan 1
Jalan menuju arah A1
Jalan menuju arah A2
Lampu tanda untuk mobil 2
61
3. Kondisi ketiga .
Saat lampu tanda di jalan dua berwarna merah menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan tiga akan meyala dan lampu tanda di jalan empat , di jalan
satu masih berwarna merah. Mobil tiga dapat menuju jalan A1, A2, dan A4 ,
sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan empat harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing–masing. Saat lampu tanda berwarna
kuning di jalan tiga menyala mobil tiga dapat terus berjalan dan akan berhenti
sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 55 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau .
Gambar 55. Skema kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau .
1
A1
A2
A3
A4
3
2
4
C
Jalan menuju arah A1
Mobil di jalan 1
Mobil di jalan 4
Jalan menuju arah A4
Mobil di jalan 3
Jalan menuju arah A3
Mobil di jalan 2 Jalan menuju arah A2
Lampu tanda untuk mobil 3
62
4. Kondisi keempat .
Saat lampu tanda warna merah di jalan tiga menyala, lampu tanda
berwarna hijau di jalan empat akan meyala dan lampu tanda di jalan satu dan dua
masih berwarna merah. Mobil empat dapat menuju jalan A1, A2, dan A3,
sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan tiga harus berhenti dan hanya dapat
menuju jalan kearah kiri dari jalan masing-masing. Sampai lampu warna kuning
di jalan empat menyala mobil empat dapat terus berjalan dan akan berhenti jika
lampu tanda berwarna merah menyala. Saat lampu tanda warna merah di jalan
empat menyala maka lampu tanda berwarna hijau di jalan satu akan menyala dan
terjadi keadaan pada kondisi satu kemudian diteruskan kondisi dua, tiga, empat,
dan kembali lagi kekondisi satu demikian seterusnya. Gambar 56 di bawah
memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau .
Gambar 56. Skema kerja saat lampu di jalan empat berwarna hijau .
1
A1
A2
A3
A4
3
2
4
D
Jalan menuju arah A1
Mobil di jalan 1
Mobil di jalan 4 Jalan menuju arah A4
Mobil di jalan 3
Jalan menuju arah A3
Mobil di jalan 2 Jalan menuju arah A2
Lampu tanda untuk mobil 4
63
B. Diagram Signal Rangkaian . Untuk lebih memahami sistem kerja lampu lalu lintas pada jalan simpang
empat, dapat digambarkan dalam bentuk diagram signal. Pada gambar diagram signal
ini dapat dilihat waktu kerja ( t ) masing -masing beban ( lampu ) .
WAKTU ( T ) Second OUTPUT LAMPU
30 35 65 70 100 105 135 140 Q0.0 / R1 M 1 Q0.1 / R2 K 1 Q0.2 / R3 H 1 Q0.3 / R4 M 2 Q0.4 / R5 K 2 Q0.5 / R6 H 2 Q0.6 / R7 M 3 Q0.7 / R8 K 3 Q0.8 / R9 H 3 Q0.9 / R10 M 4 Q1.0 / R11 K 4 Q1.1 / R12 H 4
Gambar 57. Diagram signal traffic light pada jalan simpang empat .
Ket;
Lampu hijau : Menyala selama 30 detik.
Lampu kuning : Menyala selama 5 detik.
Lampu merah : Menyala selama 105 detik.
64
C. Peralatan kontrol
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab-bab terdahulu, bahwa PLC yang ada
dipasaran untuk dapat kita pergunakan sebagai pengendali harus kita lengkapi dengan
peralatan kontrol lainnya. Dalam hal ini untuk pengontrolan traffic light pada jalan
simpang empat, komponen-komponen yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. MCB.
Sebagai pengaman PLC digunakan MCB 1 Phase 2A (F2) kemudian
sebagai pengaman pada rangkaian utamanya digunakan MCB 1 phase 6A (F1) .
2. Relai .
Relai yang digunakan pada pengontrolan traffic light dengan PLC Twido
adalah relai dengan spesifikasi sebagai berikut :
OMRON MK2P-I (MADE IN MALAYSIA)
250 VAC / 28VDC
Contact : 10A NO, 5A NC.
Bottom View
Relai tersebut digunakan sebanyak 12 unit, dengan keperluan sebagai berikut ;
a. Relai 1 (R1), digunakan untuk sakelar lampu merah di jalan satu.
b. Relai 2 ( R2), digunakan untuk sakelar lampu kuning di jalan satu.
c. Relai 3 (R3), digunakan untuk sakelar lampu hijau di jalan satu.
4 5
1 8
7 2
6 3
65
d. Relai 4 (R4), digunakan untuk sakelar lampu merah di jalan dua.
e. Relai 5 (R5), digunakan untuk sakelar lampu kuning di jalan dua.
f. Relai 6 (R6), digunakan untuk sakelar lampu hijau di jalan dua.
g. Relai 7 (R7), digunakan untuk sakelar lampu merah di jalan tiga.
h. Relai 8 ( R8), digunakan untuk sakelar lampu kuning di jalan tiga.
i. Relai 9 (R9), digunakan untuk sakelar lampu hijau di jalan tiga.
j. Relai 10 (R10), digunakan untuk sakelar lampu merah di jalan empat.
k. Relai 11 ( R11), digunakan untuk sakelar lampu kuning di jalan empat.
l. Relai 12 (R12), digunakan untuk sakelar lampu hijau di jalan empat.
3. Sakelar SPST.
Sakelar SPST (S0) digunakan sebanyak satu buah yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan rangkaian ke sumber tegangan. Sakelar ini
dipasang pada bagian input PLC.
4. Lampu
Ada banyak jenis lampu yang dapat digunakan sebagai lampu lalu lintas
salah satunya dapat kita gunakan lampu INFRARED RAY 25 Watt/220V.
Lampu tersebut digunakan sebanyak 12 buah dan didudukkan dengan
menggunakan fitting yang untuk selanjutnya ditempatkan didalam sebuah box
seperti halnya yang terlihat pada lampu lalu lintas yang ada pada persimpangan
di jalan raya.
66
Tiap-tiap box berisi tiga buah lampu dan supaya cahaya yang dihasilkan
lampu memiliki warna merah, kuning, dan hijau , lampu tersebut diberi penutup
dari bahan campuran kaca dan plastik yang diberi warna .
Gambar 58. Contoh lampu lalu lintas.
5. Penghantar .
Penghantar yang digunakan untuk rangkaian kontrol pada PLC dapat
digunakan kabel NYAF dengan ukuran 1 x 1,5 mm2 yang penyambungannya
menggunakan sepatu kabel .
Kemudian untuk penghantar yang digunakan pada rangkaian dari relai ke
lampu dapat kita gunakan kabel NYY yang ukuran luas penampangnya minimal
2,5 mm2 atau dapat kita hitung dengan menyesuaikan ketentuan pengontrolan
yang telah dirancang. Kabel tersebut ditanam didalam tanah dengan terlebih
dahulu diberi perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan mekanis.
Penutup lampu yang berwarna
merah
Pelindung cahaya lampu agar pancaran cahaya tidak
menyebar
BOX
67
D. Programming Ladder Diagram (LD) Traffic Light Pada Simpang Empat Dengan
PLC TWDLCAA24DRF Yang Ditambah Expansion I/O Modules
TWDDMM24DRF.
Programming LD adalah bahasa pemrograman yang disupport oleh PLC
Twido. Program tersebut sangat mudah untuk dipahami karena secara umum simbol
yang digunakan mirip gambar dalam rangkaian relai/kontaktor. Untuk itu pada
makalah ini penulis hanya membuat program ladder diagram tanpa membuat
rangkaian kontrol arus dengan menggunakan relai .
Sebelum membuat aplikasi baru pada software TwidoSoft, terlebih dahulu
diatur default pogram editor yang akan digunakan. Adapun cara mengaktifkannya
sebagai berikut ;
1. Pada menu bar klik File kemudian klik Prefences .
2. Muncul kotak dialog Prefences .
Gambar 59. Kotak dialog prefences.
3. Pada bagian default program editor, aktifkan ladder dengan memberi tanda
( ) setelah itu klik OK .
68
Setelah default pogram editor ditentukan langkah selanjutnya yaitu
menampilkan jendela ladder diagram editor untuk membuat ladder diagram dari
pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat. Langkah tersebut dapat kita
lakukan dengan mengaktifkan pilihan New pada menu file dan diteruskan dengan
mengklik insert pada menu ladder viewer.
Berikut di bawah adalah program ladder diagram pengontrolan traffic light
pada jalan simpang empat .
69
70
71
72
73
74
75
E. Rangkaian Kontrol Traffic Light Pada Jalan Simpang Empat Dengan PLC
TWDLCAA24DRF Dan Expansion I/O Modules TWDDMM24DRF.
Setelah ladder diagram dibuat, maka selanjutnya kita buatkan rangkaian
kontrol dengan PLC yang sudah ditambah dengan expansion I/O modules, berikut
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rangkaian kontrol dengan
PLC .
1. Bagian Input .
Bagian-bagian rangkaian yang menjadi input, yaitu rangkaian masukan
untuk memberikan sinyal kepada PLC. Dari ladder diagram yang telah dibuat,
yang menjadi bagian input adalah :
TABEL VI
BAGIAN INPUT DAN FUNGSINYA
No. INPUT COMENT
1. %I0.0 Digunakan untuk sakelar SPST, yang berfungsi untuk memberikan sinyal/perintah kepada PLC apabila kita inginkan rangkaian sistem bekerja (ON) .
2. Bagian Output .
Bagian-bagian rangkaian output yaitu rangkaian keluaran yang
merupakan hasil proses kerja PLC sesuai dengan program yang diberikan
kepadanya. Rangkaian-rangkaian output inilah nantinya yang akan mengaktifkan
relai untuk menghubungkan rangkaian sumber tegangan dengan lampu. Dari
76
ladder diagram yang telah dibuat, output yang digunakan sebanyak dua belas
output sementara pada PLC TWDLCAA24DRF jumlah output yang dimiliki
sebanyak 10 output . Untuk itu pada PLC ditambahkan expansion I/O Modules
untuk menambah jumlah outputnya. Adapun yang menjadi output/keluran sesuai
ladder diagram yang dibuat sebagai berikut ;
TABEL VII
BAGIAN OUTPUT DAN FUNGSINYA
No. OUTPUT COMENT
1. %Q0.0 Mengaktifkan relai 1 (R1) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu merah di jalan satu (M1).
2. %Q0.1 Mengaktifkan relai 2 (R2) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu kuning di jalan satu (K1) .
3. %Q0.2 Mengaktifkan relai 3 (R3) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu hijau di jalan satu (H1).
4. %Q0.3 Mengaktifkan relai 4 (R4) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu merah di jalan dua (M2).
5. %Q0.4 Mengaktifkan relai 5 (R5) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu kuning di jalan dua (K2).
6. %Q0.5 Mengaktifkan relai 6 (R6) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu hijau di jalan dua (H2).
7. %Q0.6 Mengaktifkan relai 7 (R7) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu merah di jalan tiga (M3).
8. %Q0.7 Mengaktifkan relai 8 (R8) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu kuning di jalan tiga (K3).
9. %Q0.8 Mengaktifkan relai 9 (R9) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu hijau di jalan tiga (H3).
10. %Q0.9 Mengaktifkan relai 10 (R10) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu merah di jalan empat (M4).
11. %Q1.0 Mengaktifkan relai 11 (R11) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu kuning di jalan empat (K4).
12. %Q1.1 Mengaktifkan relai 12 (R12) , yang berfungsi sebagai sakelar lampu merah di jalan empat (H4).
77
Peralatan-peralatan input dan output di atas selanjutnya dirangkaikan pada
terminal input dan output dari PLC dan expansion I/O Modules dengan
menggunakan kabel NYAF 1,5 mm2. Penempatan peralatan tersebut harus sesuai
dengan alamatnya masing-masing dari ladder diagram yang telah dibuat supaya
tidak terjadi kesalahan dalam pengoperasiannya. Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat gambar 20. Rangkaian kontrol traffic light pada PLC TWDLCCAA24DRF
dan Expansion I/O modules TWDDMM24DRF .
78
RANGKAIAN KONTROL PADA PLC TWDLCAA24DRF
Gambar 61. Rangkaian kontrol pada PLC TWDLCAA24DRF.
+24V 0V DC OUT
DC IN COM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ry.Out COM 0
0
1
2
3
Ry.Out COM 1
4
5
6
7
Ry.Out COM 2
8
Ry.Out COM 3
9
PLN, AC 220 V 2A , 50Hz
R1 R2 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
F
N
0
S0
L N
F2 F3 F4 F5
79
RANGKAIAN KONTROL PADA EXPANSION I/O MODULES TWDDMM24DRF
Gambar 62. Rangkaian kontrol pada expansion I/O modules TWDDMM24DRF.
0 1
5 2 3 6 7 8 10 9 11
14
15 12 4
16
13
COM 0
AC 220 V
0 1
COM1
NC 2 3 4 5
COM 2 6 8
R11 R12
N
F
F5
80
F. Rangkaian Utama pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat .
Rangkaian utama adalah gambaran rangkaian beban dan rangkaian kontak-
kontak relai serta kontak breaker yang dihubungkan pada arus beban . Pada
penginstalasian lampu lalu lintas perlu dibuatkan gambar rangkaian utama , hal
tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan penginstalasian atau
menghubungkan komponen–komponen seperti lampu, kontak relai dan
pengaman ke sumber tegangan . Rangkaian utama ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian rangkaian yang dipasang didalam panel kontrol dan bagian rangkaian yang
dipasang diluar panel kontrol. Komponen–komponen yang dipasang didalam
panel kontrol adalah : PLC, relai, dan MCB. Sedangkan bagian yang dipasang
diluar panel seperti jaringan listrik dan beban (lampu). Adapun gambar rangkaian
utama pengontrolan traffic light pada simpang empat dapat dilihat pada gambar 63
di bawah .
81
Gambar 63. Rangkaian utama pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat .
R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10 R 11 R 12
F1
F
N
M 1 M 2 M 3 M 4 K1 K2 K3 K4 H 1 H 2 H 3 H 4
Sumber AC 1 phase 220 V- 6A 50Hz
82
G. Mentransfer program yang tersimpan pada memori PC ke dalam memori PLC.
Program ladder diagram yang digunakan untuk pengontrolan traffic light
pada jalan simpang empat selanjutnya kita transfer ke PLC supaya program
tersebut tersimpan ke dalam memori PLC . Dengan tersimpannya program
tersebut, PLC akan membaca semua perintah dari program tersebut sehingga
pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat dapat kita jalankan .
Adapun cara untuk mentrasfer program dari memori PC ke PLC terlebih
dahulu PC harus kita hubungkan ke PLC dengan cara memilih pilihan Connect
pada menu PLC , selanjutnya pilih Transfer PC=>Controller . Tunggu beberapa
saat sampai proses transfer selesai . Setelah itu memori PLC sudah terisi program
yang telah dibuatkan dan siap dijalankan .
Gambar 64. Tampilan jendela untuk langkah menghubungkan (connect) dari PC
ke Controller
83
H. Membuat animation table input output pada software TwidoSoft V2.5 .
Tujuan membuat animation table adalah untuk melihat status unsur-unsur
program , adapun caranya terlebih dahulu dengan memilih pilihan animation table
editor pada menu hardware kemudian akan muncul jendela animation table editor.
Selanjutnya isikan status dari unsur-unsur yang ingin dilihat pada kotak address.
Pada animation table editor yang penulis buat , penulis hanya menampilkan status
bagian input dan bagian output pada PLC seperti yang terlihat pada gambar 65 di
bawah .
Gambar 65. Status bagian input dan output yang dibuat pada animation table
editor.
0
84
I. Menjalankan program yang tersimpan pada memori PLC.
Program yang sudah tersimpan pada memori PLC dapat kita jalankan
melalui software TwidoSoft pada computer untuk dilihat status dari masing-
masing unsur program tersebut. Keuntungannya yaitu kita dapat melakukan
pengeditan kembali jika pada program yang telah dibuat terdapat kesalahan-
kesalahan. Adapun cara untuk menjalankannya yaitu dengan cara mengaktifkan
pilihan Run pada menu PLC. Ikuti prosedur yang ada kemudian tunggu beberapa
saat setelah itu program sudah dapat dijalankan .
Gambar 66. Tampilan jendela me-RUN kan PLC
Setelah PLC di-RUN kan, terlebih dahulu tampilkan jendela animation
table editor setelah itu baru aktifkan bagian-bagian input sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat dan perhatikan status input dan output pada animation table
editor.
85
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari isi dari tugas akhir ini mulai dari bab I sampai dengan
bab III, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan mengunakan PLC, pengawatan (wiring) relatif lebih sedikit
dibanding dengan panel kontrol konvensional karena hubungan kontak-
kontak pada ladder diagram yang ada dalam CPU PLC sudah terangkai
secara elektronik sehingga penginstalasian secara hardwire seperti pada
rancangan kontrol konvensional tidak diperlukan lagi.
2. Membuat pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat dengan
menggunakan PLC lebih mudah dan praktis dibanding dengan
menggunakan kontaktor magnet. Dengan PLC rangkaian kontrolnya lebih
sederhana, sedangkan rangkaian utama tetap tidak berubah.
3. PLC dapat melakukan berbagai macam pengendalian seluas mungkin
karena pada PLC sudah terdapat beberapa unit peralatan yang berfungsi
sebagai relai, coil, latching coil, timer, drum dan counter sehingga
memudahkan kita dalam merancang sebuah aplikasi baru.
86
B. Saran
1. Mengingat fungsi lampu lalu lintas pada persimpangan sangatlah penting,
maka dalam melakukan pengontrolan lampu lalu lintas, hendaknya
peralatan pengontrol tersebut diberi sumber cadangan. Hal ini mencegah
terjadinya kemacetan di jalan apabila aliran listrik dari PLN tiba-tiba
terhenti .
2. Untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa khususnya
dalam bidang pengendalian peralatan dengan PLC, agar praktek khusus
bengkel listrik IV di laboratorium perlu ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Antono Tri . Materi Pelatihan PLC Tingkat Dasar . Padang . Politeknik
Universitas Andalas . 2003. 2. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan . Petunjuk Pengontrolan Motor
Listrik Di Industri. Jakarta. 1987 3. Fadilah, Kismet,Drs. dkk. Pembuatan Rangkaian Pengendali Dasar. Bandung.
Angkasa. 2003 . 4. Naibaho, Mariden. Hand Out PLC Telemecanique TSX 17. PPPGT Medan .
5. Petruzella, Frank D . Elektronik Industri. Yogyakarta. Andi yogyakarta . 2001. 6. Thahjono, Anang. Programmable Logic Controller. Surabaya. PENS ITS.
1998 . 7. Wasito S. Teknik Denyut Opamp Thyristor. Jakarta. Karya Utama. 1980 8. Wasito S. Teknik Arus Searah. Jakarta. Karya Utama. 1987 9. Yahya, Zakir. Kontrol Motor Induksi. Padang. FPTK IKIP Padang. 1996
10. Schneider Electrric. Hardware Implementation Guide TWD USE 10AE eng Version 2.5.
11. Universitas Kristen Maranatha. Modul Pelatihan Basic PLC. Bandung. 2004.
12. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Petunjuk Praktek Pengontrolan Motor Listrik Di Industri. Jakarta. 1987.
13. Schneider Electric. Software Setup Guide TWD USE eng Version 2.5.
14. Schneider Elentric. TwidoSoft Operation Guide Version 2.5.
15. Schneider Electric . Twido Training Course (Twido v.1). 2002.