EDEMA
Skenario 2 :EDEMA
Seorang laki-laki, umur 60 tahun berobat ke dokter dengan
keluhan perut membesar dan tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang
lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites dan edema pada
abdomen dan edema pada kedua tumgkai bawah. Dokter menyatakan
pasien mengalami kelebihan cairan tubuh. Pemeriksaan Laboratorium :
Kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/l
(normal 3,5 g/l). keadaan ini menunjukan adanya gangguan tekanan
koloid osmotic dan tekanan hidrostatik di dalam tubuh.LI. 1
Memahami dan menjelaskan perpindahan aliran darah didalam dan
diluar kapiler darah.
1.1. Menjelaskan pengertian kapiler darah
Kapiler adalah tempat pertukaran anatara darah dan jaringan,
memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau ke semua sel.
Kapiler merupakan saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrient dan
zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat
semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi.
1.2. Menjelaskan struktur kapiler darah
Struktur Kapiler
Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui
arteriol dan meninggalkan arteri melalui venula. Darah yang berasal
dari arteriol akan memasuki metarteriol atau arteriol terminalis
dan yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan
kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler
yang berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran
kecil disebut kapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali
ke dalam sistemik melalui venula.
Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa
kali lipat. Metarteriol tidak mempunyai lapisan otot yang
bersambungan, namun mempunyai serat-serat otot polos yang
mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan.
Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat
otot polos mengelilingi kapiler yang disebut dengan Sfingter
prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke
kapiler.
Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan
ototnya lebih lemah.1. Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama
:
1. Kapiler sempurna
Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf
pusat dan kulit. Sitoplasma sel endotel menebal d tempat yang
berinti dan menipis di bagian lainnya.
2. Kapiler bertingkat
Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal
dan pancreas. Sitoplasma tipis dan tempat pori-pori.
3. Kapiler sinusidal
Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari
normal.
1.3. Menjelaskan sirkulasi kapiler darah
1. Definisi sirkulasi kapiler darah
Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang menghantarkan
oksigen dan berbagai zat yang diabsorbsi dari traktus
gastrointestina menuju ke jaringan serta melibatkan karbondioksida
ke paru dan hasil metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem
sirkulasi berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi
hormon serta berbagai zat lain yang mengatur fungsi sel. setiap
pembuluh halus yang menghubungkan aneriol dan venol membentuk suatu
jaringan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya berkerja
sebagai membran semipermeable untuk pertukaran berbagai
substansi.2. Struktur Sirkulasi Kapiler darah
Struktur dinding kapiler :
Dinding kapiler
: Satu sel endotel Tebal dinding kapiler
: 0,5 mikrometer Diameter kapiler
: 4-9 mikrometer pori-pori
: celah interseluler Banyak vesikel plasmalemal : terdapat pada
sel endotel ( terbentuk pada salah satu permukaan sel dengan
menyerap paket-paket plasma kecil atau cairan ekstraseluler Adanya
penghubung celah antar sel untuk menghubungkan kapiler bagian dalam
dengan bagian luar3. Bagian fungsional dari sirkulasi:
Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi
ke jaringan, dinding arteri kuat dan darah mengalir kuat di
arteri.
Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan,
elektrolit, hormon, dan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstisial.
Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke
jantung. Dindingnya sangat tipis, punya otot, dan dapat menampung
darah sesuai kebutuhan.
Pori - pori kapiler pada beberapa organ mempunyai sifat
khusus:
Di dalam otak yaitu sel endotel kapiler sangat rapat, jadi hanya
molekul yang sangat kecil yang dapat masuk / keluar dari jaringan
otak.
Di dalam hati yaitu celah antara sel endotel kapiler lebar
terbuka sehingga hampir semua zat yang larut dalam plasma dapat
lewat dari darah masuk ke hati.
Di dalam berkas glomerulus ginjal yaitu terdapat fenestra (
lubang ) yang langsung menembus bagian tengah sel endotel sehingga
banyak zat yang dapat di filtrasi melewati glomerulus tanpa harus
melewati celah di antara sel endotelia.4. Mekanisme Pertukaran
Cairan dalam Kapiler Darah
Pertukaran zat antara darah dan jaringan melalui dinding kapiler
terdiri dari 2 tahap:
Difusi pasif
Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat
terlarut berpindah melalui proses difusi menuruni gradien
konsentrasi mereka. Gradien konsentrasi adalah perbedaan
konsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi zat terlarut
terus berlangsung independen hingga tak ada lagi perbedaan
konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya.
Bulk flow
Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring ke
luar kapiler, bercampur dengan cairan interstisium disekitarnya,
dan kemudian direabsorpsi. Bulk flow sangat penting untuk mengatur
distribusi CES antara plasma dan cairan interstisium. Proses ini
disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah
bersama sama sebagai satu kesatuan.
a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga
cairan terdorong keluar melalui pori-pori tersebut dalam suatu
proses yang disebut ultrafiltrasib. Tekanan yang mengarah ke dalam
melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan netto cairan dari
kompartemen interstitium ke dalam kapiler melalui pori-pori, yang
disebut dengan reabsorpsi.Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid antara plasma dan
cairan interstitium. 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan
menembus dinding kapiler adalah :
1. Tekanan darah kapiler
2. Tekanan osmotik koloid plasma
3. Tekanan hidrostatik cairan interstitium
4. Tekanan osmotik koloid cairan interstitium2. Aliran darah
dalam kapiler
Mengalir secara intermiten yang mengalir dan berhenti setiap
beberapa detik atau menit. Penyebab timbulnya gerakan ini adalah
vasomotion, yang berarti kontraksi intermiten pada metarteriol dan
sfingter prekapiler. Faktor penting yang mempengaruhi derajat
pembukaan dan pentutupan kapiler adalah konsentrasi oksigen dalam
jaringan. Bila jumlah pemakaian oksigen besar, aliran darah yang
intermiten akan makin sering terjadi dan lamanya waktu aliran lebih
lama sehingga dapat membawa lebih bnayak oksigen.Sistem Limfatik
Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein yang
difiltrasi kapiler ke system sirkulasi. System limfatik didisain
hanya 1 jalan, yaitu dari jaringan ke system sirkulasi. Ujung
pembuluh limf (kapiler limf) berada dekat kapiler darah.
Penyumbatan pembuluh limfa dapat menyebabkan edema
Jalur tambahan cairan dari ruang interstitial ke dalam darah
Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari
jaringan yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi
langsung ke dalam kapilerKapiler Limfe dan permeabilitasnya
Cairan merembes dari ujung arteriol kapiler darah
ke dalam ujung vena dari kapiler darah kembali ke darah melalui
sistem limfatik dan bukan melalaui kapiler vena Cairan kembali ke
limfe 2-3 liter/hariCairan Limfe
Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang mengalir ke
dalam sistem limfatik Cairan limfe yang masuk ke pembuluh limfe,
komposisinya hampir sama dengan cairan interstitial. Sistem
limfatik jalur utama untuk reabsorpsi zat nutrisi dari saluran
cerna (terutama absorpsi lemak tubuh)Kecepatan Aliran Limfe
1. Efek tekanan cairan interstitial terhadap Aliran cairan
Limfe
Peningkatan tekanan cairan interstitial akan berakibat pada
peningkatan aliran limfe, faktor yang mempengaruhi :
a. Peningkatan tekanan kapiler
b. Penurunan tekanan osmotik koloid plasma
c. Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial
d. Peningkatan permeabilitas kapiler
Faktor tersebut menyebabkan keseimbangan pertukaran cairan di
membran kapiler untuk membantu pergerakan cairan ke dalam
interstitial yang meningkatkan :
Volume cairan interstitial,
Tekanan cairan interstitial,
Aliran limfe
2. Pompa Limfe
Katup-katup terdapat di saluran limfe terdapat di saluran limfe
pengumpul tempat bermuaranya kapiler-kapiler limfe.
Saluran limfe cairan, otot polos pada dinding pembuluh
berkontraksi segmen pembuluh limfe di antara katup (pompa
otomatis). Cairan di pompa melalui katup berikutnya ke dalam segmen
pembuluh
segmen kontraksi sehingga bermuara dalam sirkulasi darah.
Peran Sistem Limfatik
Peran sentral dalam mengatur:
1. Konsentrasi protein dalam cairan interstitial
Protein terus keluar dari kapiler darah lalu msuk ke dalam
interstitium. Jika asa protein yang bocor kembali ke sirkulasi
melalui ujung-ujung vena kapiler darah
Protein berakumulasi di cairan interstitial peningkatan tekanan
osmotik koloid cairan interstitial
2. Volume cairan interstitial
Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial menggeser
keseimbangan daya pada membran kapiler darah dalam membantu
filtrasi cairan ke dalam interstitium
Sehingga terjadi peningkatan volume cairan interstitial dan
tekanan cairan interstitial
3. Tekanan cairan interstitial
Meningkatnya tekanan cairan interstitial membuat terjadinya
peningkatan kecepatan aliran limfe sehingga membawa keluar
kelebihan volume cairan interstitial dan kelebihan protein
terakumulasi dalam ruang interstitial.1.4. Menjelaskan tentang
hubungan tekanan koloid dengan tekanan hidrostatik
Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang
disebabkan oleh dispersi koloid protein protein plasma, tekanan ini
ini mendorong pergerakan cairan kedalam kapiler. Tekanan koloid
plasma rata rata adalah 25 mmHg.
Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan
yang bekerja dibagian luar dinding kapiler oleh cairan
interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam
kapiler.
Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat
terlarut antara kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan
hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.
Tekanan Hidrostatik Kapiler ( Pc )Tekanan cairan/hidrostatik
darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini
mendorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairan
interstisium. Secara rata rata, tekanan hidrostatik di ujung
arteriol kapiler jaringan adalah 37 mmHg dan semakin menurun
menjadi 17 mmHg di ujung venula.
Tekanan Koloid Osmotik Kapiler ( c )
Disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya akibat dispersi
koloid protein protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan
ke dalam kapiler. Plasma punya konsentrasi protein yang lebih besar
dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada di cairan
interstisium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang mendorong
air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan
interstisium ke daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah )
konsentrasi protein lebih tinggi ) dari plasma. Tekanan koloid
osmotik plasma rata rata adalah 25 mmHg.
Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium ( Pi)
Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan
interstisium. Tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler.
Tekanan hidrostatik cairan interstisium dianggap 1 mmHg.
Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium ( i)
Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler
dan masuk ke ruang interstisium dalam keadaan normal akan
dikembalikan ke dalam darah melalui sistem limfe. Tetapi apabila
protein plasma bocor secara patologis, protein yang bocor
menimbulkan efek osmotik yang akan mendorong perpindahan cairan
keluar dari kapiler dan masuk ke cairan interstisium.
Tek. hid.Tek. osmo.
InterstitialInterstitial
Filtrasi sepanjang kapiler terjadi karena ada tenaga Starling :
perbedaan tekanan hidrostatik intravaskuler dan interstisiil, dan
perbedaan tekanan koloid-osmotik intravaskuler dan interstisiil.
Maka aliran cairan :
K (Pc + (i) (Pi + (c)
K = koefisien filtrasi kaplier
Pc = tekanan hidrostatik kapiler = 37 mm HgPi = tekanan
hidrostatik interstitial = 17 mm Hg
(c = tekanan koloid osmotik kapiler = 25 mm Hg
(i = tekanan koloid osmotik interstisiil = diabaikan Jadi yang
difiltrasi per hari sebanyak 24 liter/hari, 85% diserap kembali dan
15% masuk saluran limfe.
Pada jaringan yang tidak aktif, kapiler kolaps dan aliran darah
mengambil jalan pintas dari arteriol langsung ke venula.1.4
Menjelaskan Fungsi kapiler darah
Bekerja sebagai medium untuk penyaluran makanan, mineral, lemak,
glukosa, dan asam amino ke jaringan. Juga merupakan medium untuk
mengangkat bahan buangan
LI.2 Memahami dan menjelaskan keseimbangan CES dan CIS
berdasarkan biokimia dan fisiologi 2.1. Menjelaskan pengertian CES
dan CIS1. Cairan ekstraseluler (CES)
A. Definisi Cairan intraseluler (CIS)Semua cairan didalam sel
secara keseluruhan disebut cairan intraseluler sekitar 28 dari 42 L
cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan disebut CIS, jadi CIS
merupakan 40 % dari berat badan total pada orang rata-rata
B. Definisi cairan ekstrasel
Semua cairan dikuar sel secara keseluruhan disebut CES. Cairan
ini merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 14 L pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70 kg. 2 kompartemen terbesar dari
cairan ekstrasel adalah cairan intersisial yang berjumlah lebih
dari 3/4 bagian cairan ekstrasel dan plasma yang berjumlah hampir
1/4 atau 3 L
2.2. Menjelaskan macam macam gangguan keseimbangan CES dan
CIS
A. Cairan ekstrasel terdiri dari:
Cairan interstisium atau cairan antar-sel,yang berada diantara
sel-sel
Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang
merupakan bagian air dari plasma darah.
Cairan trans-seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus,
misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi.
Jumlah cairan transeluler relatif sedikit.Cairan ekstrasel berperan
sebagai :
Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion,
trace minerals, dan regulator hormon/molekul)
Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang
telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.B. Cairan
Intraseluler terdiri dari : Cairan intrasel adalah cairan yang
terdapat dalam sel tubuh. Cairan intrasel berperan pada proses
perbaikan sel.selain itu, cairan intra sel juga berperan dalam
proses replikasi dan berfungsi khusus antaralain sebagai cadangan
air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.
Dalam cairan intrasel, kation utama adalah kalium, sedangkan anion
utama adalah fosfat dan protein.
ETIOLOGI KELEBIHAN VOLUME CAIRAN EKSTRASEL
FAKTORAKIBATKONDISI KLINIS
Tekanan hidrostatik
plasma kapiler meningkatDarah yang terhambat kembali ke vena
dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler. Akibatnya cairan
akan banyak masuk kedalam
jaringan edemaGagal jantung
Gagal ginjal
Obstruksi vena
Kehamilan
Tekanan osmotik
koloid plasma menurunKonsentrasi plasma protein berkurang
tekanan osmotik koloid plasma menurun air
berpindah dari plasma masuk ke dalam jaringan
edemaMalnutrisi
Diare kronik
Luka bakar
Sindroma nefrotik
Sirosis
Permeabilitas kapiler meningkatPeningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan terjadinya kebocoran membran kapiler sehingga protein
dapat berpindah dari kapiler masuk ke ruang interstitialInfeksi
bakteri
Reaksi alergi
Luka bakar
Penyakit ginjal akut : nefriris
Retensi Natrium meningkatGinjal mengatur ion natrium di cairan
ekstrasel oleh. Fungsi ginjal dipengaruhi oleh aliran darah yang
masuk. Bila aliran darah tidak adekuat akan terjadi retensi natrium
dan air edema Gagal jantung
Gagal ginjal
Sirosis hati
Trauma (fraktur, operasi, luka bakar)
Peningkatan produksi hormon kortikoadrenal : (aldosteron,
kortison, hidrokortison)
Drainase limfatik menurunDrainase limfatik berfungsi untuk
mencegah kembalinya protein ke sirkulasi. Bila terjadi gangguan
limfatik maka protein akan masuk ke sirkulasi, akibatnya tekanan
koloid osmotik plasma akan menurun edemaObstruksi limfatik (kanker
sistem limfatik)
Faktor-faktor penentu terhadap terjadinya kelebihan cairan :
1. Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan
keluarnya cairan intravaskular ke dalam jaringan
interstisiumHemodinamik dipengaruhi oleh :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik
dalam intersisium
Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onktik dalam
intersisium.2. Retensi natrium di ginjalRetensi natrium dipengaruhi
oleh :
Sistem renin angiotensin-aldosteron Aktifitas ANP
Aktifitas saraf simpatis
Osmoreseptor di hipotalamus
Edema di kapiler terjadi bila terjadi peningkatan permeabilitas
dinding kapiler yang memungkinkan lebih banyak protein plasma
keluar dari kapiler ke cairan intersitium di sekitarnya terjadi
penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan tekanan
cairan intersitium yang menurunkan tekanan ke arah dalam sementara
peningkatan tekanan osmotik koloid cairan intersitium yang
disebabkan oleh kelebihan protein di cairan intersitium
meningkatkan tekanan ke arah luar edema lokal.
Edema terjadi di limfe bila terjadi penyumbatan pembuluh limfe
karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan
intersisium dan tidak dapat dikembalikan ke dalam melalui sistem
limfe.Menjelaskan penyebab dan koreksi kelebihan airKelebihan
volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi
yang lebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik
berlebihan di ECF (hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke
kompartemen cairan intersitial > Edema. Kelebihan cairan volume
selalu terjadi sekunder akibat peningkatan kadar Na tubuh total
yang akan menyebabkan terjadinya retensi air.
Penyebab volume ECF berlebihan :
1. Mekanisme pengaturan yang berubah
2. Gagal jantung
3. Sirosis hati
4. Sindrom nefrotik
5. Gagal ginjal
Gejala :
1. Distensi vena jugularis
2. Peningkatan tekanan yang sentral
3. Peningkatan tekanan darah
4. Denyut nadi penuh / kuat
5. Edema perifer dan periobita6. Asitesis
7. Efusi pleura
8. Edema paru akut
9. Penambahan berat badan secara cepat
LI 3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan
tubuh (edma dan asites) 3.1. Menjelaskan edema
3.1.1. Definisi edema Edema merupakan suatu keadaan dengan
akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebih akibat
penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh
limfe. Akumulasi cairan di jaringan interstisium dapat dideteksi
secara klinis sebagai suatu pembengkakan. Pembengkakan akibat
akumulasi cairan ini disertai atau tanpa terjadi penurunan volume
intravaskular (sirkulasi). Penyebabnya antara lain:
Kegagalan jantung dalam menjalankan fungsinya
Kegagalan ginjal dalm menjalani fungsi ekskresi
Kegagalan atau kelainan sistem pembuluh limfatik
Gangguan permiabilitas kapiler dan hipoproteinemia berat yang
menyebabkan gangguan tekanan osmotik koloid.
3.1.2.Penyebab terjadinya edema
1. Berkurangnya protein dari plasma Penurunan konsentrasi
protein plasma menyebabkan penurunan tekanan koloid osmotik plasma.
Penurunan tekanan ini menyebabkan filtrasi cairan berlebihan keluar
dari pembuluh sedangkan jumlah cairan yang direabsorbsi kurang dari
normal. Edema karena hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara
yaitu pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit
ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati.
Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma
dapat terjadi melalui beberapa cara :
gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein tekanan
onkotik (OPc) menurun pengeluaran berlebihan protein plasma di urin
akibat penyakit ginjal ;
penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati ( hati
mensintesis hampir semua protein plasma );
makanan yang kurang mengandung protein ;
atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas.2.
Meningkatnya tekanan darah kapiler Tekanan darah kapiler merupakan
daya untuk menginfiltrasi cairan melalui dinding kapiler. Edema
karena peningkatan tekanan darah kapiler dapat ditemukan pada :
Ketika darah terbendung di vena, akan disertai dengan
peningkatan tekanan darah kapiler karena kapiler mengalirkan isinya
ke vena. Akibat kegagalan aliran vena paling sering ditemukan pada
ekstremitas bawah, sekunder akibat trombosis abstruktif, edema yang
terjadi pada tungkai bawah.
Edema kardial terjadi karena tekanan vena meningkat akibat
sirkulasi darah terganggu pada penderita payah jantung. Peningkatan
ke arah luar dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang
terjadi pada gagal jantung kongestif. Kegagalan jantung ini sering
dikaitkan dengan pengurangan curah jantung dan pengurangan aliran
darah ginjal. Pengurangan tekanan perfusi mengawali aksis renin
angiotensi aldosteron yang mengakibatkan ion retensi air natrium
dan air dalam ginjal.
Edema postural terjadi pada orang yang terus menerus berdiri
untuk waktu yang cukup lama maka terjadi edema pada kaki dan
pergelangan kaki. Edema ini terjadi jika orang bergerak aktif
karena aktivitas otot ikut memperlancar aliran dalam pembuluh.
gagal jantung, kegagalan pompa vena : paralisis otot, latihan,
peningkatan curah jantung tekanan hidrostatik (HPc) meningkat Edema
regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik
vena.
contoh : pembengkakan di tungkai dan kaki yang pada masa
kehamilan.
Uterus membesar menekan vena yang mengalirkan darah dari
ekstremitas bawah vena masuk ke rongga abdomen.
Pembendungan darah di vena kaki terjadi edema regional di
ekstremitas bawah.3. Meningkatnya permeabilitas kapilerApabila
permeabilitas bertambah mengakibatkan protein plasma akan keluar
dari kapiler sehingga tekanan koloid osmotik darah menurun dan
sebaliknya tekanan koloid cairan interstisium bertambah.
Kesetidakimbangan ini mengakibatkan edema lokal yang berkaitan
dengan cedera misalnya lepuh dan alergi. Edema setempat akibat
bertambahnya permeabilitas kapiler yang disebabkan oleh radang
disebut edema inflamatoris sedangkan edema yang sering timbul dalam
waktu singkat tanpa sebab yang jelas sering terjadi pada anggota
tubuh akibat alergi disebut edema angloneurotik. respon inflamasi,
trauma peningkatan OPi dan penurunan Opc4. Hambatan pembuluh
limfatik filariasis limfatik, sumbatan kelenjar getah bening
peningkatan OPi5. Obstruksi saluran limfe
Obstruksi saluran limfatik merupakan penyebab primer lain edema.
Hal ini terjadi karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar
tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke
sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperberat
masalah melalui efek osmotiknya. Sebagai akibatnya terjadi
limfedema dan biasanya terjadi secara lokal dan mungkin karena
peradangan atau obstruksi neoplasma. Penyumbatan limfe yang lebih
meluas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasit akibat
nyamuk terutama pada daerah tropis. Contoh:
Pada sirosis hepatis dan gagal jantung kongestif Penyumbatan
limfe lokal :
Di lengan wanita yang saluran drainase limfenya dari lengan yang
tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan
untuk kanker payudara.
Penyumbatan limfe yang lebih meluas :
Terjadi pada filariasis, penyakit parasitic yang ditularkan
melalui nyamuk banyak dijumpai di daerah tropis. Pada penyakit,
cacing-cacing filaria kecil menginfeksi pembuluh limfe sehingga
terjadi gangguan aliran limfe.
Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas,
mengalami edema hebat. Kelainan ini sering disebut sebagai
elephantiasis, karena ekstremitas yang membengkak seperti kaki
gajah.
6. Retensi air dan Na
Retensi natrium terjadi jika ekskresi natrium dalam urin lebih
kecil daripada yang masuk. Karena konsentrasi natrium yang tinggi
akan terjadi hipertonik. Aktivitas SRAA erat kaitannya dengan
baroreseptor di arteri aferen glomerulus ginjal Aktifitas ANP erat
kaitannya dengan baroreseptor atrium jantung
Aktivitas saraf simpatis, ADH dengan baroreseptor sinus
karotiks
Contoh : pada gagal ginjal dan sindrom nefrotik7. Perubahan
Hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan
intravaskuler kedalm jaringan intertisium.
Hemodinamik dalm kapiler dipengaruhi oleh :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik
dalm intertisium.
Selisih antara tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan
onkotik dalam intertisium
3.1.3. Menjelaskan klasifikasi edemaEdema dapat dibedakan
menjadi :
a. Edema lokalisata (edema lokal)
Hanya tebatas pada organ/pembuluh darah tertentu. Terdiri dari :
Ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe
Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah Muka
(facial edema)
Asites (cairan di rongga peritoneal)
Hidrotoraks (cairan di rongga pleura)
b. Edema Generalisata ( edema umum )
Pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar
tubuh pasien. Biasanya pada :
Gagal jantung
Sirosis hepatis
Gangguan ekskresiSelain itu, edema juga dapat dibedakan menjadi
:a. Edema IntaselulerEdema yang biasa terjadi akibat depresi sistem
metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat.b.
Edema EkstraselulerEdema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran
abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi
kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari
interestitium ke dalam darah.3.1.4. Menjelaskan manifestasi
edema
Bengkak, mengkilat, bila ditekan timbul cekungan dan lambat
kembali seperti semula Berat badan naik, penambahan 2% kelebihan
ringan, penambahan 5% kelebihan sedang, penambahan 8% kelebihan
berat Adanya bendungan vena di leher Pemendekan nafas dan dalam,
penyokong darah (pulmonary). Perubahan mendadak pada mental dan
abnormalitas tanda saraf, penahanan pernapasan (pada edema cerebral
yang berhubungan DKA) Nyeri otot yang berkaitan dengan pembengkakan
Peningkatan tekanan vena ( > 11cm O)
Efusi pleura
Denyut nadi kuat
Edema perifer dan periorbita
Asites
3.1.5. Menjelaskan mekanisme edemaMekanisme pembentukan EDEMA:1.
Pembentukan Edema pada Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan glomerulus dengan karakteristik
protenuria ( kehilangan protein melalui urin 3,5 g/hari ,
hipoproteinemia, edema, dan hiperlipidemia.
Proteinuria ( hipoalbumin ( kehilangan protein ) ( penurunan
tekanan osmotik ( pindah cairan dari intravaskular ke interstitium
( edema penurunan volume darah efektif retensi Na di ginjal
Gangguan fungsi ginjal
Defek intrinsik ekskresi
Penurunan LFG
Proteinuria
natrium & air
Hipoalbuminemia
Penurunan VDAE
Retensi natrium dan air oleh ginjalAda 2 mekanisme yang
menyebabkan terjadinya edema pada Sindrom Nefrotik :
1. Mekanisme underfilling
Terjadinya edema akibat rendahnya kadar albumin serum
rendahnya tekanan osmotik plasma peningkatan transudasi cairan
dari kapiler ke ruang interstisial (hk. Starling )
Volume darah berkurang (underfilling) merangsang sistem RAS
(renin-angiotensin-aldosteron) meretensi natrium dan air pada
tubulus distalis.
Hipotesis : menempatkan albumin dan volume plasma berperan dalam
terjadinya edema.
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Tekanan osmotik plasma
Volume plasma
ADHSistem renin angiotensin ANP
Retensi Na
RETENSI AIR
RETENSI
EDEMA
2. Mekanisme Overfilling
Pada pasien sindrom nefrotikterganggu ekskresi Natrium tubulus
distalis tingginya volume darah (overfilling) penekanan sistem
renin-angiotensin dan vasopressin.
Skema hipotesis overfilling :
Defek tubulus primer
Retensi Na
Volume plasma
ADH
Aldosteron
ANP
Tubulus Resisten
terhadap ANP
EDEMA
2. Pembentukan Edema pada gagal jantung
Kegagalan pompa jantung darah terbendung di vena vol darah
arteri turun sist. saraf simpatis vasokonstriksi suplai darah ke
otak, jantung dan paru vol darah ginjal berkurang ginjal akan
menahan Na dan air Gagal jantung berat ( hiponatremia ( ADH (
pemekatan urin ( produksi urin berkurang ADH ( pusat haus (
pemasukan air meningkat
Mekanisme edema pada gagal jantung
:
3. Pembentukan Edema pada Sirosis Hepatis
Fibrosis hati luas dan pembentukan nodul Fibrosis hati dan
distorsi struktur parenkim hati ( peningkatan tahanan sistem porta
dan pintas portosistemik intra dan ekstra hati ( vasodilatasi (
tahanan perifer menurun ( meningkatkan tonus sistem simpatis
adrenergik ( aktivasi sistem vasokonstriktor dan anti diuresis
yaitu RAS ( retensi garam ), Saraf Simpatis ( penurunan kecepatan
filtrasi glomerulus dan meningkatkan reabsorpsi garam tubulus
proximal ) dan ADH ( retensi air )Mekanisme Edema pada Sirosis
Hati:
4. Edema IdiopatikPada edema idiopatik ini terdapat perbedaan
berat badan yang dipengaruhi oleh posisi tubuh. Pada posisi berdiri
terjadi retensi natrium dan air sehingga terjadi peningkatan berat
badan, ini diduga karena terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
pada posisi berdiri. Pada kondisi tertentu dapat disertai penurunan
volume plasma yang kemudian mengaktivasi SRAA sehingga edema akan
memberat.5. Penyebab lain (tapi kasusnya relative
jarang)Hipoalbuminemia kadar albumin < 2,5 g/dL tekanan onkotik
menurun edema terdapat pada keadaan : defisiensi nutrisi (terutama
protein), nefrosis (sindroma nefrotik), penyakit hati
kronikHipotiroid : merupakan mix-edema, biasanya terdapat di
pre-tibialKehamilan
Makan kembali setelah puasaGejala dan Tandaa. Distensi vena
jugularis, Peningkatan tekanan vena sentral
b. Peningkatan tekanan darah, Denyut nadi penuh, kuat
c. Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tangan
d. Edema perifer dan periorbita
e. Asites, Efusi pleura, Edema paru akut ( dispnea, takipnea,
ronki basah di seluruh lapangan paru )
f. Penambahan berat badan secara cepat : penambahan 2% =
kelebihan ringan, penambahna 5% = kelebihan sedang, penambahan 8% =
kelebihan berat3.1.5. Menjelaskan Penatalaksanaan Edema
PENATALAKSANAAN Pengobatan pada penyakit yang mendasar.
Menyembuhkan penyakit yang mendasari seperti asites peritonitis
tuberkulosis.
Tirah Baring. Tirah Baring dapat memperbaiki efektifitas
diuretika pada pasien transudasi yang berhubungan dengan hipertensi
porta yang bisa menyebabkan aldosteron menurun. Dianjurkan Tirah
Baring ini sedikit kakinya diangkat, selama beberapa jam setelah
minum diuretika.
Diet. Diet rendah natrium antara 40-60 mEq/hari atau setara
dengan