Top Banner
TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER ANALISIS MANAJEMEN KINERJA KOORDINASI RELASIONAL TIM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (STUDI KASUS DI KABUPATEN BELITUNG) TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Disusun Oleh: Arham Armuza NIM. 015624493 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2012 UNIVERSITAS TERBUKA 1340998.pdf Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
127

1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

Jan 18, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER

ANALISIS MANAJEMEN KINERJA KOORDINASI RELASIONAL TIM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

(STUDI KASUS DI KABUPATEN BELITUNG)

TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Manajemen

Disusun Oleh: Arham Armuza NIM. 015624493

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA

2012

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

LENOVO
Stamp
Page 2: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

ABSTRACT

ANALYSIS OF PERFORMANCE MANAGEMENT OF RELATIONAL COORDINATION OF TEAM ONE STOP INTEGRATED SERVICE

(CASE STUDY) IN BELITUNG REGENCY

Arham Armuza

Indonesia Open University

[email protected]

Keywords: relational coordination, element of team, longevity, clear-boundaries, trust, reward or recognition

The one stop integrated service in implementation was still founded the problem in processing interagency coordination. Researcher reviewed these problems through the approach of relational coordination theory. The Aims of this research founded the quality relational coordination team in the one stop integrated service currently and analyzed relationship quality between relational coordination performances and the quality of element team, that including: longevity, clear boundaries, mutual trust, and rewards or recognition.

The subjects of research were the members of Technical Working Team of The One Stop Integrated Service in Belitung Regency. Data collected through census techniques (N = 30), interview method based on structuring questionnaire instrument interval Likert’s Scale, as well as supporting by observation and document review.

The result of research showed that the index performance of relational coordination team was good (average= 3.66 or IRC = 73.2).The performance relational coordination had high significant level with the elements of team (r = 855 Sig. 0.001). The variable of element team explained performance of relational coordination above 77 percent. Both of elements: longevity and mutual trust had significant contributions each others with t-values = 5.890, Sig. 0.01 and t-values = 2.585, Sig. 0.02. In the other sides, two of the other elements: clear boundaries and reward or recognition had positive correlation, but did not have significant contribution to the performance of relational coordination.

The study had suggested, in order to enhance the performance of relational coordination necessary to review performance of team periodically, which followed by socialization or training for team members, and for the same time, given financial and non-financial reward to team members according to their performance. Also recommended in the policy of rotation employees stability team members must be considered.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 3: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

ABSTRAK

ANALISIS MANAJEMEN KINERJA KOORDINASI RELASIONAL TIM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

(STUDI KASUS DI KABUPATEN BELITUNG)

Arham Armuza

Universitas Terbuka

[email protected]

Kata Kunci: koordinasi relasional, elemen tim, longevity , kejelasan batas tim, saling percaya, penghargaan atau pengakuan

Dalam pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu, masih ditemukan adanya permasalahan dalam proses koordinasi antarinstansi. Peneliti meninjau permasalahan tersebut dengan pendekatan teori koordinasi relasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas koordinasi relasional tim pelayanan terpadu satu pintu saat ini di Kabupaten Belitung dan menganalisis hubungan kualitas kinerja koordinasi relasional tersebut dengan kualitas elemen tim yang meliputi: longevity, kejelasan batas tim, saling percaya, penghargaan atau pengakuan.

Subjek penelitian adalah anggota Tim Kerja Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung. Pengumpulan data melalui teknik sensus (N=30), dengan metode wawancara berpedoman pada instrumen kuesioner terstruktur skala interval Likert, serta dukungan observasi dan telaah dokumen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa indeks kinerja koordinasi relasional tim saat ini baik (nilai rata-rata tertimbang 3,66, IKR = 73,2). Kinerja koordinasi relasional berkorelasi tinggi dengan elemen tim (r =855 Sig. 0,001). Variabel elemen tim secara bersama-sama dapat menjelaskan kinerja koordinasi relasional sebesar 77 persen. Dua elemen tim, yaitu: longevity dan saling percaya mempunyai kontribusi signifikan masing-masing dengan t-hitung = 5,89 pada taraf Sig 0,001 dan t-hitung = 2,585 pada taraf Sig. 0,02. Sedangkan dua elemen tim lainnya: kejelasan batas tim dan penghargaan atau pengakuan mempunyai korelasi yang positif, tetapi tidak mempunyai kontribusi signifikan pada kinerja koordinasi relasional.

Penelitian ini menyarankan, guna meningkatkan kinerja koordinasi relasional perlu untuk secara berkala melaksanakan evaluasi kinerja tim yang ditindak lanjuti dengan mengadakan sosialisasi atau pelatihan bagi anggota tim, dan pada saat yang sama, diberikan penghargaan finansial dan nonfinansial kepada anggota tim sesuai dengan kinerja masing-masing. Disarankan juga dalam kebijakan rotasi pegawai, kestabilan anggota tim perlu untuk dipertimbangkan.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 4: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 5: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 6: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 7: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan Yang Kuasa, hanya atas

pertolongan dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis

ini merupakan Tugas Akhir Program Magister (TAPM) dalam rangka memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen Program Pascasarjana

Universitas Terbuka.

Saya mengakui sejujurnya, sejak mulai perkuliahan sampai pada

penyelesaian TAPM ini banyak kendala dan kesulitan yang saya hadapi. Tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, niscaya saya akan gagal. Oleh karena

itu, dengan segala ketulusan hati, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima

kasih kepada:

1) Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka;

2) Kepala UPBJJ-UT Pangkal Pinang, selaku penyelenggara Program

Pascasarjana;

3) Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Ferdinand D. Saragih, MA dan Pembimbing

II, Bapak Dr. A.A. Ketut Budiastra, M.Ed yang telah menyediakan waktu,

tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini;

4) Kepala Bidang Magister Manajemen selaku penanggung jawab program

Magister Manajemen;

5) Para Dosen/Tutor Tatap Muka dan Online, yang telah banyak mencurahkan

ilmunya sepanjang masa perkuliahan;

6) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten

Belitung, yang telah memberikan banyak dukungan dan izin belajar;

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 8: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

7) Kepala Kantor PTSP bersama staf dan para Pimpinan dan Responden pada

instansi Pemerintah Kabupaten Belitung yang telah memberikan akses dan

informasi yang diperlukan sebagai bahan penyusunan Tesis ini;

8) Ibunda, istri dan anak-anak saya yang telah dan selalu memberikan semangat

dan dukungan doa;

9) Seluruh Staf UPBJJ-UT Pangkal Pinang serta teman-teman seangkatan dalam

perkuliahan ini yang setia kawan dan selalu menyemangati untuk aktif dan

menyelesaikan TPAM.

10) Semua yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moral.

Atas semua jasa dan kebaikan itu, saya hanya dapat membalasnya dengan

doa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang lebih baik dan

semoga TPAM ini memberikan manfaat.

Pangkal Pinang, Desember 2012

Penulis,

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 9: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ……………………………………………………………………

Pernyataan Orisinalitas ……………………………………………………

Lembar Persetujuan ………………………………………………………

Lembar Pengesahan ……………………………………………….………

Kata Pengantar …………………………………………………….……..

Daftar Isi ………………………………………………………….……….

Daftar Tabel ……………………………………………………….……..

Daftar Gambar …………………………………………………….………

Daftar Lampiran ………………………………………………….……… 

ii

iv

v

vi

vii

ix

xii

xiv

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………….……… 

B. Perumusan Masalah …………………………………….……

C. Tujuan Penelitian …………………………………….……..

D. Manfaat Penelitian  ………………………………………………………………….. 

1

1

9

9

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….

A. Kajian Teori ..........................................................................

1. Tinjauan Tentang Kelembagaan PTSP ………………….

2. Teori Tentang Tim ……………………………………….

3. Teori Koordinasi ..………………………………………..

B. Kerangka Konseptual …………………………………….....

C. Definisi Operasional ………………………………………. .

11

11

11

13

18

21

25

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 10: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..….

A. Jenis Penelitian ………….………………..…….…………

B. Populasi Penelitian ………………………………..……….

C. Teknik Pengumpulan Data ………………………..……….

D. Uji Reliabilitas dan Validitas ……...………………..……..

E. Analisis Data …………………………………….….…….

1. Deskriptif …………………………………….….……..

2. Kuantitatif ………………………………………..……. 

36

36

37

39

40

41

41

42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ……………………………

A. Gambaran Umum ……………………………………..…..

1. Latar Belakang Lokasi dan Potensi ……………...…...…

2. Proses Kerja Pelayanan Perizinan …………………..…..

3. Latar Belakang Responden ………………..………..…...

B. Kondisi Objektif Elemen Tim dan Koordinasi Relasional…

1. Kondisi Kualitas Elemen Tim ..…………………………

2. Peranan Kelompok Fungsional Atas Kualitas Tim ……...

3. Kondisi Kinerja Dimensi Koordinasi Relasional ………..

a. Kinerja dimensi-dimensi komunikasi ………………....

b. Kinerja dimensi-dimensi relasi ……………………..…

4. Peranan Kelompok Fungsional ………………………….

5. Nilai Indeks Kinerja Koordinasi Relasional Tim ………..

C. Hubungan Koordinasi Relasional dengan Elemen Tim ….….. 

1. Temuan Analisis Kuatitatif ………………………..……

a. Analisis korelasi …………………………………..…..

45

45

45

48

53

56

56

60

62

64

66

69

71

74

74

74

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 11: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

b. Analisis regresi multivariat ………..………………....

2. Pembahasan ………………………………………….….

a. Hubungan longevity dengan koordinasi relasional .......

b. Hubungan kejelasan batas dengan koordinasi relasional

c. Hubungan saling percaya dengan koordinasi relasional

d. Hubungan penghargaan/pengakuan dengan koordinasi

relasional …………………………………….………..

D. Keterbatasan Penelitian ………………………….………….

78

85

86

87

90

92

95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..……….

A. Kesimpulan ……………….…………………………...…….

B. Saran …………………….….…………………………..……

97

97

98

DAFTAR PUSTAKA ……………………..………………………..…….. 101

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 12: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Jenis dan Jumlah Perizinan dikeluarkan Tahun 2009&2010 … 5

1.2 Nilai Indek Kepuasan Masyarakat Pada Kantor PTSP

  Tahun 2010 ……………………………………………………

6

2.3 Elemen Tim Menurut Para Ahli dan Elemen Dipilih ………... 33

2.4 Variabel, Definsi Operasional, Pengukuran dan Referensi …... 34

3.5 Jumlah Responden Menurut Asal Instansi …………………… 38

3.6 Kriteria Predikat Nilai Rata-Rata Dalam Interval …………… 41

3.7 Output:Tests of Normality ……………………………………. 42

4.8 Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung Menurut Kecamatan Tahun 2010 ……………………………………………………

46

4.9 Jumlah Personil Menurut Fungsi Instansi ……………………. 53

4.10 Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur ………………. 54

4.11 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin ……………….…. 54

4.12 Jumalah Responden Menurut Tingkat Pendidikan ……….….. 55

4.13 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendikana Dalam Kelompok Umur ………………………………………………

55

4.14 Daftar Pertanyaan Variabel Elemen Tim dan Kode …………. 56

4.15 Descriptive Statistics Rata-rata Jawaban Responden Per elemen Tim …………………………………………………...

57

4.16 Kualitas Elemen Tim Menurut Kelompok Fungsi Anggota … 60

4.17 Test of Homogeneity of Variance: Dalam Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Terhadap Elemen Tim

62

4.18 Daftar Pertanyaan Variabel Koordinasi Relasional dan Kode 63

4.19 Descriptive Statistics Rata-rata Jawaban Responden Per dimensi Koordinasi Relasional ……………………………….

64

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 13: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

4.20 Nilai Rata-Rata Dimensi Koordinasi Relasional Menurut

Fungsi Anggota ……………………………………………….

69

4.21 Test of Homogeneity of Variances Dalam Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendikan …………………………

71

4.22 Kriteria Nilai Interval dan Kinerja Koordinasi Relasional …… 73

4.23 Nilai IKK Tim PTSP Kabupaten Belitung …………………… 73

4.24 Korelasi Variabel X dan Y ………………………...………..... 75

4.25 Korelasi Elemen Tim (X1-X4) Dengan Koordinasi Relasional (Y) …………………………………………………………….

77

4.26 Korelasi Parsial Faktor-Faktor Elemen Tim (X1-X4) Dengan Koordinasi Relasional (Y) …………………………………....

78

4.27 ANOVA Linearitas Model Regresi Y = Constant X1-X4 …… 80

4.28 Coefficients Collinearity Statistics …………………………… 81

4.29 Coefficients Nilai t Model ………………………………….... 82

4.30 Model Summary Koefisien Determinasi Model …………….. 85  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 14: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Sistem Manajemen Kinerja Penyelenggaraan PTSP ...

20

2.2 Area Fokus dan Unit Analisis Penelitian (Studi Kasus) ………

22

2.3 Skema Hubungan Antar Variabel ……………………………… 23

4.4 Skema Proses Kerja Koordinasi PTSP …………………….…...

51

4.5 Pola Korelasi Antara VARX dan VARY r = 0,855 ……………

75

4.6 Grafik Scatterplot Model Regresi …………………………… 79

4.7 Skema Hubungan Variabel: X1-X4 dengan Y …………………

83

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 15: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

xv  

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran Halaman

1

2

3

4

5

Daftar Pertanyaan (Pedoman Wawancara) …………...……

Output SPSS Uji Reliabilitas dan Validitas ………………..

Daftar Rekapitulasi Jawaban Responden ……………...…..

Pengolahan Data/Kode Ulang …..……………………...….

Pengolahan Manual Indeks Kinerja Koordinasi ……………..

103

106

107

108

109

 

 

 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 16: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 17: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 18: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 19: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 20: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 21: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 22: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 23: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 24: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 25: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 26: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

11  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan Tentang Kelembagaan PTSP

Keberadaan PTSP di Indonesia dirancang sebagai perangkat pemerintah

daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan

perizinan dan non perizinan di daerah dengan sistem satu pintu. Organisasi

perangkat daerah ini termasuk dalam kategori lembaga teknis yang berbentuk

badan atau kantor. Berbagai jenis perizinan yang semula pemrosesannya tersebar

di berbagai instansi diintegrasikan (dipadukan) pada lembaga ini (Permendagri

Nomor 20 Tahun 2008).

Menurut Steer (2006), untuk memahami posisi kelembagaan OSS di

pemerintah daerah, perlu mempertimbangkan tiga faktor: dasar hukum, tingkat

organisasi dan otoritas operasional. Faktor pertama dasar hukum, sangat

menentukan karena menyangkut kepastian hukum. Pembentukan ataupun

kewenangan OSS yang diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) lebih kuat dan

mempunyai kekuatan lebih besar daripada dibentuk berdasarkan Peraturan

Bupati/Walikota.

Faktor kedua tingkat organisasi. Menurut Steer (2006) tingkat organisasi

OSS di Indonesia sejak awal pembentukannya bervariasi: ada dalam bentuk unit,

kantor dan dinas atau badan; pada umumnya bentuk dinas atau badan lebih

efisien. Tetapi sejak tahun 2006 pemerintah telah merekomendasikan sekurang-

kurang dalam bentuk kantor.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 27: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

12  

Faktor ketiga otoritas, menurut Steer (2006) berhubungan erat dengan

tingkat organisasi dan dasar hukum. Sebuah fungsi OSS paling efisien jika

memiliki otoritas atau kewenangan untuk menerima, memproses dan menyetujui

aplikasi lisensi. Kewenangan ini pada umumnya, meskipun tidak secara eksklusif

terkait dengan bentuk dinas dari OSS dan peraturan daerah (Perda). Namun,

organisasi tingkat unit dan kantor juga dapat menggunakan otoritas yang lebih

besar, tergantung pada instrumen hukum berkaitan arahan dan kepemimpinan dari

pemerintah.

Dari dokumen yang tersedia diketahui bahwa organisasi PTSP pada lokasi

penelitian kasus ini adalah tingkat kantor. Keberadaan organisasi ditetapkan

berdasarkan Perda No. 21 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata kerja

Lembaga Teknis. Penjabaran tugas pokok dan fungsi ditetapkan berdasarkan

Peraturan Bupati (Perbup). (Perbup Nomor: 46/2008 Tentang Penjabaran Tugas

dan Fungsi Kantor PTSP).

Sesuai ketentuan Permendagri Nomor 24 Tahun 2006, lembaga ini

memberikan pelayanan dengan menggunakan sistem loket. Menurut ketentuan,

setiap penyelenggara PTSP menyediakan lima loket, yaitu: (a) loket pengajuan

permohonan dan informasi; (b) loket pemrosesan berkas; (c) pembayaran; (d)

loket penyerahan dokumen; dan (e) penanganan pengaduan. (pasal 5). Namun

kewenangan operasional Kantor PTSP dalam memberikan perizinan tidak

seluruhnya penuh atau dapat diselesaikan dalam lingkup organisasi PTSP (in-

house). Beberapa perizinan atau aspek-aspek tertentu perizinan, kewenangannya

masih pada instansi teknis. Oleh karena itu, lembaga ini dalam mengelola

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 28: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

13  

administrasi perizinan dan non perizinan dituntut untuk mengacu pada prinsip

koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan keamanan berkas (pasal 7).

Untuk mempercepat proses kerja koordinasi dibentuk Tim Kerja Teknis

yang keanggotaannya masing-masing wakil dari instansi teknis terkait di bawah

koordinasi Kepala PTSP. Tim kerja teknis diberikan kewenangan untuk

mengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi mengenai diterima atau

ditolaknya suatu permohonan perizinan. Tim tersebut ditetapkan dengan

Keputusan Bupati/ Walikota (pasal 10).

Suatu penelitian Model Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Dalam

Pengelolaan Sumber Daya Alam di Kabupaten Tasikmalaya, Priyanta,

Imamulhadi & Imami (2008) memperlihatkan bahwa tim kerja teknis (dalam

naskah tersebut disingkat: tim teknis) mempunyai fungsi yang sangat strategis.

Tiap bagian atau seksi dalam struktur formal organisasi PTSP berhubungan

dengan tim teknis.

2. Teori Tentang Tim

Menurut Hackman & Katz (2010) bekerja dalam tim merupakan

kecenderungan organisasi modern dalam merespon semakin kompleks dan makin

tingginya saling ketergantungan pekerjaan; terutama sejak Harold Leavitt (1975)

dalam esainya berjudul "Suppose We Took Groups Seriously…” pada peringatan

ke-50 studi Hawthorne, menulis bahwa kelompok (tim) menghasilkan banyak

manfaat sehingga pertimbangan serius harus diberikan untuk menggunakan

kelompok bukan individu sebagai blok bangunan dasar organisasi (the basic

building blocks of organizations).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 29: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

14  

Seiring perkembangan dan penelitian tentang tim, definisi tim juga

menjadi sangat banyak. Setiap ahli mendefinisikan sesuai sudut pandang (disiplin)

keilmuannya masing-masing. Mengenai terminologi (istilah) yang dipergunakan,

kelompok (group) atau tim (team) para ahli juga mempunyai pandangannya

masing-masing. Beberapa di antaranya tidak membedakan, dan menyebut

“kelompok” dan “tim” secara bergantian, sedangkan para ahli lainnya

membedakannya. Sementara itu Katzenbach & Smith (1997: 63), mendefinisikan: 

Tim adalah sejumlah kecil orang yang memiliki keahlian komplementer yang bekerja untuk maksud, tujuan kinerja, dan ancangan bersama yang membuat mereka mengikat diri mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab bersama (A team is a small number of people with complementary skills who are committed to a common purpose, performance goals, and approach for which they hold themselves mutually accountable. p.45).

Ratmawati & Herachwati (2007: 4.2) mendefinisikan kelompok sebagai

“dua individu yang saling berinteraksi dan saling tergantung antara satu sama

yang lain, saling bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Ratmawati

dan Herachwati mengacu kepada Robbins (2001) membedakan pengertian tim

dengan kelompok. Bahwa tim lebih membangkitkan sinergi positif melalui usaha

yang terkoordinasi, yang hasilnya lebih dari jumlah individual anggota.

Robbins & Coulter (2007: 454) mendefiniskan kelompok sebagai “two or

more interacting and interdependent individuals who come together to achieve

specific goals”.  Kelompok berinteraksi untuk berbagi informasi dan membuat

keputusan untuk membantu setiap anggota melakukan pekerjaannya lebih efisien

dan efektif. Kelompok tidak perlu terlibat dalam kerja kolektif yang

membutuhkan usaha bersama. Kinerja kelompok adalah jumlah kinerja individual

anggota kelompok. Sedangkan tim, adalah kelompok yang anggotanya bekerja

secara inten menggunakan sinergi positif mereka dengan keterampilan saling

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 30: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

15  

melengkapi dan individu yang saling bertanggungjawab untuk suatu tujuan

bersama yang spesifik. Kinerja yang dihasilkan oleh suatu tim lebih besar dari

pada jumlah kinerja individual anggotanya.

Hackman & Katz (2010: 1210), menggunakan definisi yang mereka

pandang relatif sederhana dan inklusif: A group is an intact social system,

complete with boundaries, interdependence for some shared purpose, and

differentiated member roles. Sebuah kelompok adalah sebuah sistem sosial yang

utuh, lengkap dengan batas-batas, saling ketergantungan untuk tujuan bersama,

dan peran anggota dibedakan. Hackman tidak membedakan kelompok dengan tim.

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah tim adalah

(1) dua atau lebih individu, yang (2) dengan batas-batas tertentu, (3) saling

berinteraksi satu sama lain, karena (4) adanya saling ketergantungan tugas dan

fungsi, serta sepakat (5) untuk saling bertanggungjawab, (6) mencapai tujuan

bersama.

Arti penting atau kualitas suatu tim pada umumnya dikaitkan dengan

efektivitas atau kinerja tim tersebut dalam pencapaian sasaran atau tujuan

pembentukannya. Para ahli pada umumnya mengukurnya dari fungsi variabel

elemen-elemen tim.

Katzenbach & Smith (1997: 83) berpendapat ada enam elemen dasar tim

(the six basic elements of team) yang memungkinkan tim berkinerja tinggi.

Elemen pertama jumlah yang cukup kecil (small enough in number), sehingga

memungkinkan mudah dan sering mengadakan rapat, mudah dan sering

berkomunikasi dengan semua anggota, dapat berdiskusi terbuka dan interaktif,

serta setiap anggota memahami peranan dan keahlian anggota lain. Elemen kedua

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 31: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

16  

tingkat keahlian komplementer yang memadai (adequate levels of complementary

skills), baik keterampilan teknik, pemecahan masalah dan keterampilan

interpersonal. Elemen ketiga tujuan yang sungguh-sungguh bermakna (truly

meaningfull purpose), yang dengannya semua anggota merasa bahwa tujuan itu

penting atau menarik untuk mereka wujudkan. Elemen keempat sasaran spesifik

(specific goal or goals), tercakup di dalamnya jelas, sederhana, realistis, dapat

diukur dan ditentukan pencapaiannya, semua anggota setuju dan

mengartikulasikannya dengan cara yang sama.

Elemen kelima ancangan kerja yang jelas (clear working approach), yang

memungkinkan semua anggota untuk mengkontribusikan jumlah kerja riil yang

sama, mendorong interaksi terbuka dan pemecahan masalah berdasarkan fakta.

Elemen keenam rasa tanggung jawab bersama (sense of mutual accountability),

mencakup tanggungjawab secara individual dan bersama atas semua tindakan

berupa kegagalan maupun keberhasilan dalam pencapaian misi, tujuan dan

sasaran tim.

Hackman (2004) menekankan “how well a team is performing is viewed as

one of the major influences on group interaction processes (seberapa baik kinerja

sebuah tim dipandang sebagai salah satu pengaruh besar pada proses interaksi

kelompok). Melalui penelitiannya, Hackman mengidentifikasi lima kondisi yang

memungkinkan meningkatnya kinerja ataupun efektifitas suatu tim. Wageman, et

al. (2005), kemudian mengembangkan lima kondisi tersebut sebagai instrumen

mendiagnosis tim secara kuantitatif, yaitu: (a) orang yang bertanggungjawab

untuk pekerjaan adalah the real team (tim sejati), yang mencakup: kejelasan batas

(clear boundaries), interdependensi tujuan, hasil dan tangungjawab, serta stabiltas

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 32: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

17  

keaggotaan memberikan kesempatan anggota belajar dan kerjasama; (b) tim

memiliki arah yang menarik bagi pekerjaannya (Compelling direction), yang

mencakup: tujuan yang menantang, berarti dan konsekuensial; (c) struktur tim

memfasilitasi daripada menghambat kerja bersama (enabling structure), yang

mencakup: desain tugas, komposisi tim dan norma inti perilaku; (d) kontek

organisasi tim beroperasi menyediakan dukungan untuk kegiatan tugas

(supportive organizational context) yang mencakup: penghargaan/pengakuan

(rewards/recognition), informasi, pendidikan/konsultasi dan sumberdaya; dan (e)

telah tersedia tenaga ahli yang menangani pembinaan dan membantu anggota

untuk kinerja mereka (Coaching Availability).

Robbins & Coulter (2007: 471), menggambarkan karakteristik tim yang

efektif dengan sembilan “mata rantai” melingkar yang terdiri dari: clear goals,

relevant skills, mutual trust, unified commitment, good communication,

negotiating skills, appropriate leadership, internal and external suport. Dari

penjelasan Robbins & Coulter (2007), atas elemen-elemen tersebut esensinya

sama dengan pendapat-pendapat sebelumnya, hanya berbeda nomenklaturnya

saja.

Belakangan ini Khan, et al. (2010), mengemukakan empat elemen tim,

terkait dengan efektifitas koordinasi, yaitu: longevity (panjang umur atau durasi

dalam tim), keragaman pengetahuan (knowledge diversity), kepercayaan (trust)

dan keberhasilan kelompok (group efficacy). Dalam penelitian Khan, et al. (2010),

elemen tim: longevity, knowledge diversity (komposisi tim), trust dan group

efficacy (atribut tim) merupakan variabel koordinasi implisit berpengaruh pada

koordinasi eksplisit melalui (variabel moderator) rasa kebersamaan (sharedness).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 33: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

18  

Menurut Hackman & Katz (2010) kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi yang begitu pesat telah banyak menimbulkan perubahan karakteristik

tim. Interaksi antar anggota tidak lagi semata-mata dalam pengertian tatap muka

atau bertemu secara fisik; karena anggota dapat berinteraksi terutama (dan

kadang-kadang eksklusif) dengan menggunakan sarana elektronik dan jadwal

mereka sendiri. Namun, dalam tinjauan Hackman & Katz (2010) pendekatan

psikologi sosial masih tetap relevan untuk menjelaskan berbagai fenomena tim

dengan teori-teori yang juga terus berkembang.

3. Teori Koordinasi

Malone & Crowston (1994: 90) mendefinisikan koordinasi sebagai

mengelola ketergantungan antara kegiatan (“Coordination is managing

dependencies between activities”). Hal itu menurut mereka konsisten dengan

intuisi sederhana bahwa jika tidak ada saling ketergantungan, tidak ada apa-apa

untuk dikoordinasikan. Kebutuhan mengelola saling ketergantungan muncul

setiap ada kegiatan yang mengharuskan berbagi sumber daya (uang, ruang, aktor

atau waktu) yang terbatas atau dibatasi.

Bentuk saling ketergantungan itu menurut James D. Thompson,

sebagaimana dikemukakan oleh Handoko (2003: 196) ada tiga macam. Pertama,

saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), yaitu apabila

satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam

melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap

satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir. Kedua, saling ketergantungan

yang berurutan (sequential interdependece), di mana suatu satuan organisasi harus

melakukan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 34: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

19  

Ketiga, saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence),

merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

Stoner, et al. (1996: II.6) menggambarkan sebuah organisasi sebagai “pola

hubungan – banyak hubungan yang saling terjalin secara simultan – yang menjadi

jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran

bersama”. Koordinasi pada dasarnya merupakan “proses menyatukan aktivitas

dari departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif”.

Definisi tersebut lebih menggambarkan koordinasi dalam satu organisasi.

Menurut Campbell & Harnett (2005) konsep baru koordinasi dalam kontek

antar instansi atau antar lembaga bahwa koordinisasi merupakan proses berulang-

ulang (iterative process) yang secara bertahap membangun kepercayaan,

pemahaman dan hubungan kerja. Koordinasi tersebut dibangun melalu proses:

komunikasi koeksistensi aksi terkoordinasi tindakan terpadu dan

pengambilan keputusan (diambil dari konsep spektrum kerjasama Andre

Strimling). Dari satu langkah menuju langkah berikutnya koordinasi (komunikasi

koeksistensi tindakan terkoordinasi aksi yang terpadu dan pengambilan

keputusan) mensyaratkan bahwa setiap instansi mengerahkan sejumlah besar

sumber daya dan menurunkan tingkat kendalinya yang lebih besar untuk

mencapai tujuan koordinasi. Dalam proses koordinasi tersebut masing-masing

instansi harus mempunyai tingkat komitmen yang tinggi dan mengambil risiko

masing-masing lembaga yang diperlukan dalam proses koordinasi. Setiap badan

harus mengadopsi prinsip-prinsip koordinasi, utamanya transparansi dan dampak

akuntabilitas. Oleh karena itu, menurut Campbell & Harnett (2005) penting bahwa

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 35: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

20  

kelembagaan dan insentif pribadi dibentuk untuk mendorong komitmen yang

lebih besar untuk koordinasi, jika koordinasi benar-benar diinginkan.

Jody Hoffer Gittell dari Associate Professor The Heller School for Social

Policy and Management Brandeis University Waltham, mengembangkan bangun

koordinasi yang disebutnya koordinasi relasional (relational coordinaton). Gittell

(2009: 3) mendefinisikan koordinasi relasional sebagai “a mutually reinforcing

process of interaction between communication and relationships carried out for

the purpose of task integration” (suatu proses interaksi saling memperkuat antara

komunikasi dan relasi yang dilakukan untuk tujuan integrasi tugas). Menurut

Gittell (2009) melalui penelitian lapangan secara induktif dan telah divalidasi

beberapa studi selanjutnya ditemukan bahwa koordinasi relasional terdiri dari

tujuh dimensi, yaitu: “frequent, timely, accurate, problem-solving communication,

and relationships of shared goals, shared knowledge and mutual respect” (sering,

tepat waktu, akurasi, pemecahan masalah komunikasi, dan berbagi tujuan, berbagi

pengetahuan dan saling menghormati).

Secara ringkas Gittell (2009: 19) menjelaskan teori koordinasi relasional

bahwa koordinasi pekerjaan (the coordination of work) paling efektif dilakukan

melalui komunikasi berkualitas tinggi dan melalui hubungan berkualitas tinggi di

antara peserta. Bahwa hubungan yaitu adanya tujuan bersama, pengetahuan

bersama, saling menghormati mendukung komunikasi yang berkualitas tinggi, dan

demikian pula sebaliknya. Secara bersama-sama dimensi-dimensi tersebut

memungkinkan para peserta untuk secara efektif mengkoordinasikan pekerjaan

mereka.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 36: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

21  

B. Kerangka Konseptual

Manajemen Kinerja organisasi/instansi pemerintah sesuai regulasi yang

bersifat nasional dewasa ini, dikembangkan dalam kerangka sistem yang terdiri

dari 6 komponen pokok, yaitu: input (masukan), proses, output (keluaran),

outcome (manfaat), impact (dampak) dan feedback (umpan balik). Setiap

komponen sama penting dan menjadi dasar pertanggungjawaban pemerintah

kepada publik (akuntabilitas publik).

Dalam kontek perbaikan iklim investasi, enam komponen sistem tersebut

pada PTSP dapat divisualiasikan sebagaimana pada Gambar 2.1.

Sebagaimana telah dipaparkan terdahulu, sasaran operasional lembaga

teknis Kantor PTSP ini adalah memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan

secara sederhana: cepat, mudah dan murah (komponen output) dan kepuasan

masyarakat (outcome). Proses itu sendiri menurut Eliyana & Wiratmoko (2009:

1.5) adalah “merupakan setiap aktivitas atau sekolompok aktivitas yang

menggunakan satu atau lebih input yang ditransformasikan dengan memberikan

nilai tambah menjadi satu atau lebih output yang ditujukan untuk pelanggan”.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 37: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

22  

Menurut Armstong (2006: 498) “performance is a matter not only of what people

achieve but how they achieve it”, kinerja adalah masalah tidak hanya dari apa

yang orang capai tetapi bagaimana mereka mencapai itu. Artinya kinerja proses

layanan tim PTSP, dalam hal ini adalah koordinasi tim, merupakan faktor kunci

keberhasilan PTSP untuk mencapai sasarannya.

Seperti telah dikemukakan terdahulu koordinasi relasional itu menurut

Gittell (2009) ada 7 dimensi yaitu: sering komunikasi, tepat waktu komunikasi,

akurasi komunikasi, pemecahan masalah komunikasi, tujuan bersama,

pengetahuan bersama dan saling menghormati. Gittell konsisten menempatkan

tujuh dimensi tersebut sebagai satu set (kesatuan) variabel koordinasi relasional.

Dengan mengacu kepada aplikasi teori koordinasi relasional Gittell, maka

pertanyaan pertama studi kasus ini ”bagaimana kualitas kinerja koordinasi

relasional dalam pelaksanaan tugas tim pelayanan terpadu satu pintu” adalah

tentang nilai dari tujuh dimensi koordinasi korelasi tersebut.

Pertanyaan kedua penelitian ini, apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara kinerja koordinasi relasional dengan faktor-faktor elemen tim dalam proses

pelaksanaan tugas tim pelayanan terpadu satu pintu. Untuk meneliti masalah

tersebut bertolak dari asumsi Gittell (2011) bahwa koordinasi relasional tidak

hanya meliputi pengelolaan saling ketergantungan antara tugas-tugas tetapi juga

pengelolaan saling ketergantungan antara orang yang melakukan tugas-tugas.

Saling ketergantungan antara tugas-tugas, artinya berbasis peran, sedangkan

saling ketergantungan antara ”orang-orang yang melakukan tugas” artinya

berbasis kualitas hubungan pribadi para aktor. Dalam teori tentang tim, kualitas

hubungan pribadi dalam tim terdeteksi dari elemen-elemen tim tertentu. Dengan

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 38: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

23  

demikian asumsi teoritis perluasan teori koordinasi relasional Gittell (2011)

tersebut dalam hubungannya dengan elemen tim, melahirkan proposisi bahwa,

kinerja koordinasi relasional mempunyai hubungan dengan elemen-elemen tim

yang mempunyai fungsi manifestasi hubungan pribadi.

Atas dasar asumsi dan proposisi tersebut diputuskan pilihan unit analisis

studi kasus ini pada kinerja koordinasi relasional, dalam kaitannya dengan

elemen-elemen tim dengan fokus pada proses kerja tim pelayanan terpadu satu

pintu. Untuk lebih jelasnya dapat divisualisasikan sebagaimana terlihat pada

Gambar 2.3. Fokus penelitian adalah bidang yang disorot, dengan unit analisis

dimaksud di dalamnya.

Jadi dalam penentuan elemen-elemen tim apa sajakah yang akan diuji

kontribusinya terhadap kinerja koordinasi relasional pada studi kasus ini, dibatasi

sesuai proposisi yaitu hanya elemen-elemen tim (observable) yang mempunyai

fungsi manifestasi hubungan pribadi di antara para anggota tim, baik karena

elemen tersebut memfasilitasi terjadinya interaksi atau kontak tatap muka (face-

to-face contact) antara anggota (Hackman & Katz (2010)) maupun karena

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 39: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

24  

keberadaannya merupakan support atau dukungan yang datang dari luar organ tim

(Wagemen, et al. 2005).

Teknik pemilihan dengan mengidentifikasi semua elemen tim menurut

pendapat ahli melalui tabulasi, yaitu sebagaimana pada Tabel 2.2 (di halaman

akhir bab ini). Elemen yang makna atau esensinya sama, meskipun

nomenklaturnya berbeda, dimasukkan pada baris yang sama. Identifikasi bertolak

dari diagnosis Wageman, et al. (2005). Peneliti akhirnya memutuskan memilih

empat elemen tim, yang memenuhi kriteria di atas, yaitu: longevity, kejelasan

batas tim (clear boundaries), saling percaya (mutual trust) dan penghargaan atau

pengakuan (rewards/recognition).

C. Definisi Operasional

Untuk mendapat gambaran lebih jelas, agar tidak bias berikut ini diberikan

penjelasan atas elemen-elemen tim maupun dimensi-dimensi koordinasi relasional

sebagai variabel yang diukur pada penelitian ini, berikut definisi operasional serta

uraian (deskripsi) instrumen pengukuran per item.

Elemen tim ke-1. Longevity.

Nomenklatur “Longevity” digunakan Khan, et al, (2010) untuk

menjelaskan tentang panjang umur dalam arti durasi waktu seseorang anggota

terlibat dalam tim. Pertanyaan yang diajukan Khan, et al, (2010) untuk

mengobservasi elemen ini adalah, “sudah berapa lama anda dalam tim ini”.

Elemen ini sesuai dengan elemen stable dalam diagnosis tim Wageman, et

al. (2005), bahwa anggota yang stabil memberikan kesempatan anggota belajar

bersama dan bekerjasama. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat oleh

Wageman, et al. (2005) dua item, yaitu: “Orang yang berbeda terus bergabung dan

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 40: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

25  

meninggalkan tim ini” dan “Tim ini cukup stabil, dengan sedikit perubahan

dalam keanggotaan”.

Pada penelitian ini longevity didefinisikan sebagai kondisi keberadaan

anggota tim tentang lamanya atau durasi waktu terlibat dalam tugas tim pelayanan

terpadu satu pintu. Pengukurannya dilakukan atas durasi waktu dalam jumlah

bulan berada dalam tim, dengan menggunakan 5 poin interval durasi waktu sejak

keberadaan tim hingga saat penelitian dilakukan, mulai dari 6 bulan ke bawah (1)

sampai pada 28 bulan ke atas (5).

Elemen tim ke-2, kejelasan batas tim (clear boundaries)

Menurut Katz & Khan (1966: 60) “boundaries are the demarcation lines

or region for the definition of appropriate system activity, for admission of

members into the systems, and for other imports into the system”. (Batas adalah

garis demarkasi atau wilayah untuk definisi aktivitas sistem yang tepat, untuk

penerimaan anggota ke dalam sistem, dan untuk impor lainnya ke dalam sistem).

Wageman, et al. (2005) menggunakan nomenklatur “clear boundaries”,

terjemahan bebas “kejelasan batas tim”, masuk dalam elemen “the real team”.

Pertanyaan yang dirancang untuk mengungkap indikasi elemen ini hanya 2 item,

yaitu: “Keanggotaan tim cukup jelas semua orang tahu siapa yang sebenarnya tim

dan siapa yang bukan”, dan “setiap orang mengenal dan dapat secara akurat

menyebutkan nama semua anggotanya”.

Wageman, et al. (2005) memasukkan ukuran (size) tim sebagai indikasi

tambahan, yang berarti batas dimaksud juga batas jumlah keaggotaan. Dengan

demikian elemen ini sesuai elemen small enough in number (jumlah yang cukup

kecil) yang dipersyaratkan Katzenbach & Smith (1997).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 41: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

26  

Pada penelitian ini “kejelasan batas tim” didefinisikan sebagai kejelasan

garis lingkup identitas keanggotaan tentang orang-orang (personal) yang termasuk

dalam tim pelayanan terpadu satu pintu. Pengukurannya dilakukan atas tingkat

kejelasan batas keanggotaan, dengan menggunakan 5 poin skala Likert terhadap

pernyataan yang dibuat, dengan interval mulai sangat tidak akurat (1) sampai

pada sangat akurat (5).

Elemen tim ke-3, saling percaya (mutual trust).

Nomenklatur “saling percaya” mengacu kepada Robbins & Coulter

(2007). Robbins & Coulter (2007: 471), menjelaskan elemen saling percaya

bahwa setiap orang dalam tim mempercayai anggota lainnya tentang kemampuan

(ability), sifat-sifat kepribadiannya (character), dan kejujurannya (integrity),

bahwa hal tersebut menyangkut hubungan pribadi (personal relationships).

Elemen ini oleh Wageman, et al (2005) disebut sebagai trust masuk dalam salah

satu elemen norma inti perilaku yang harus dimiliki bersama oleh anggota tim.

Katzenbach & Smith (1997: 81) memandang rasa saling percaya

merupakan landasan pembangunan tim. Tidak seorangpun dapat memaksa orang

lain untuk saling percaya. Namun saling percaya akan tumbuh bila tim

mengerjakan pekerjaan nyata kearah tujuan bersama. Rasa saling percaya

terhambat tumbuh bila individualisme (sisi negatif hubungan individu) masih

mendominasi anggota tim.

Pada penelitian ini “saling percaya” didefinisikan sebagai rasa saling

percaya antara anggota dalam tim menyangkut informasi yang diberikan berkaitan

dengan tugas pelayanan perizinan. Pengukurannya dilakukan atas tingkat

kecenderungan untuk saling tukar informasi secara terbuka, dengan menggunakan

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 42: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

27  

5 poin skala Likert terhadap pernyataan yang dibuat, dengan interval mulai dari

sangat tidak akurat (1) sampai pada sangat akurat (5).

Elemen tim ke-4, penghargaan atau pengakuan (rewards/recognition).

Elemen “penghargaan atau pengakuan” ini dalam diagnosis Wageman, et

al. (2005) masuk dalam kontek dukungan (support) organisasi. Robbins & Coulter

(2007) memandang dukungan internal (internal support) merupakan salah suatu

mata rantai yang sangat penting apabila menginginkan tim efektif.

Menurut Katz & Khan (1966: 354) untuk suatu kelompok (tim) dengan

keharusan melakukan kegiatan secara bekerja sama (cooperative) yang

mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi, penghargaan atau pengakuan

yang diberikan kepada tim dapat melindungi kelompok dari perpecahan

kelompok. Pemberian hadiah kepada individu, cenderung sebaliknya, karena

sering dianggap tidak adil.

Katzenbach & Smith (1997) tidak memasukkan penghargaan atau

pengakuan sebagai bagian dari elemen tim. Namun dikatakan, sebagai manusia

anggota tim perlu memiliki kebanggaan dalam tim; bagi tim yang sukses, imbalan

terbesar tampaknya adalah menjadi tim itu sendiri.

Maka dalam penelitian ini “penghargaan atau pengakuan” didefinisikan

sebagai suatu bentuk umpan balik positif berupa penghargaan atau pengakuan

kepada tim atas prestasi dalam pelaksanaan tugas tim pelayanan perizinan.

Pengukurannya dilakukan atas persepsi kepuasan anggota tim atas penghargaan

atau pengakuan pada kinerja mereka, dengan menggunakan 5 poin skala Likert,

dengan interval mulai dari sangat tidak akurat (1) sampai pada sangat akurat (5).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 43: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

28  

Penjelasan tentang 7 dimensi koordinasi relasional, secara konsisten

berdasarkan keterangan dari Gittell (2009) dan Gittell, Seidner, & Wimbush

(2009). Sumber referensi yang dijadikan argumen Gittell (2009) dan Gittell, et al.

(2009) tidak disebutkan. Keterangan dimaksud dan definisi operasionalnya

sebagai berikut ini.

Dimensi 1, sering atau frekuensi komunikasi.

Ini adalah tentang banyak atau berulang-kalinya komunikasi antara sesama

anggota tim untuk membicarakan perihal terkait tugas tim. Sering komunikasi

membantu membangun hubungan yang akrab. Saling berkomunikasi baik di

dalam rapat maupun di luar rapat.

Pada penelitian ini “sering komunikasi” didefinisikan sebagai suatu situasi

berulangnya peristiwa saling interaksi dengan bertukar informasi antara sesama

anggota tim tentang tugas pelayanan perizinan. Pengukurannya dilakukan atas

seberapa sering komunikasi antara anggota tim, dengan menggunakan 5 poin

skala Likert, dengan interval mulai dari tidak pernah (1) sampai pada selalu (5).

Dimensi 2, tepat waktu komunikasi.

Ketepatan waktu komunikasi menyangkut kualitas komunikasi. Salah satu

media mengkoordinasikan tugas-tugas adalah melalui rapat atau pertemuan tim,

baik formal maupun non-formal. Untuk koordinasi kerja yang saling tergantung,

waktu adalah kritis. Ketertundaan waktu dari yang telah disepakati dapat

mengakibatkan keterlambatan atau kesalahan.

Pada penelitian ini ”tepat waktu komunikasi” didefinisikan sebagai

kualitas komunikasi berdasarkan ketepatan waktu dalam berkomunikasi tentang

tugas pelayanan yang telah ditentukan. Pengukurannya dilakukan atas tingkat

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 44: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

29  

anggota menepati waktu untuk berkomunikasi, dengan menggunakan 5 poin skala

Likert, dengan interval mulai dari tidak pernah (1) sampai pada selalu (5).

Dimensi 3, akurasi komunikasi.

Komunikasi yang akurat menyangkut kepercayaan atau ketepatan

substansi pesan yang disampaikan karena didasari referensi atau fakta yang benar.

Komunikasi yang akurat memainkan peran penting dalam efektivitas tugas tim.

Informasi yang tidak akurat, mengadung konsekuensi kesalahan atau penundaan

dalam pengambilan keputusan.

Pada penelitian ini “akurasi komunikasi” didefinisikan sebagai kualitas

komunikasi dari segi ketepatan isi dan sumber informasi yang diberikan dalam

proses kerja koordinasi pelayanan perizinan. Pengukurannya dilakukan atas

tingkat kebenaran (akurasi) isi pesan atau informasi yang dikomunikasikan,

dengan menggunakan 5 poin skala Likert, dengan interval mulai dari tidak pernah

(1) sampai pada selalu (5).

Dimensi 4, komunikasi pemecahan masalah.

Interdependensi tugas sering mengakibatkan masalah yang memerlukan

pemecahan masalah bersama. Koordinasi yang efektif mensyaratkan anggota tim

terlibat dalam komunikasi pemecahan masalah, tidak saling menyalahkan.

Pada penelitian ini ”komunikasi pemecahan masalah” didefinisikan

sebagai kualitas komunikasi dari segi keterlibatan dan tanggungjawab anggota tim

dalam komunikasi menyelesaikan masalah pelayanan perizinan. Pengukurannya

dilakukan atas tingkat keterlibatan dan tanggungjawab anggota dalam pemecahan

masalah pelayanan perizinan, dengan menggunakan 5 poin skala Likert, dengan

interval mulai dari tidak pernah (1) sampai pada selalu (5).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 45: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

30  

Dimensi 5, berbagi tujuan.

Peserta menetapkan tujuan bersama untuk proses kerja, sehingga peserta

memiliki ikatan yang kuat dan dapat lebih mudah mengambil kesimpulan yang

kompatibel tentang bagaimana menanggapi informasi baru yang telah tersedia.

Pada penelitian ini “berbagi tujuan” didefinisikan sebagai kualitas

hubungan para anggota dari segi kesediaan saling berbagi tujuan untuk

mewujudkan tujuan bersama dalam tugas pelayanan perizinan. Pengukurannya

dilakukan atas tingkat saling berbagi tujuan di antara para anggota, dengan

menggunakan 5 poin skala Likert, dengan interval mulai dari tidak ada (1) sampai

pada semua (5).

Dimensi 6, berbagi pengetahuan.

Koordinasi yang efektif tergantung pada peserta memiliki tingkat tinggi

pengetahuan bersama tentang setiap tugas. Peserta memiliki pengetahuan terkait

tugas anggota lain dalam proses kerja sama, termasuk kemungkinan perubahan

atau perkembangan tertentu sangat penting.

Pada penelitian ini “berbagi pengetahuan” didefinisikan sebagai kualitas

hubungan para anggota dari segi kesediaan berbagi pengetahuan atau informasi

terkait proses kerja pelayanan perizinan. Pengukurannya dilakukan atas tingkat

saling berbagi pengetahuan para anggota, dengan menggunakan 5 poin skala

Likert, dengan interval mulai dari tidak ada (1) sampai pada semua (5).

Dimensi 7, saling menghormati.

Peserta memiliki rasa hormat terhadap peserta lain dalam proses kerja

sama, termasuk penghormatan terhadap kompetensi orang lain. Penghormatan

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 46: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

31  

terhadap kompetensi orang lain menciptakan ikatan yang kuat, dan merupakan

bagian integral dari koordinasi yang efektif dalam kerja yang saling tergantung.

Pada penelitian ini “saling menghormati” didefinsikan sebagai kualitas

hubungan para anggota dari segi sikap menghormati kompetensi anggota lain

dalam proses kerja sama pelayanan perizinan. Pengukurannya dilakukan atas

tingkat saling menghormati di antara para anggota, dengan menggunakan 5 poin

skala Likert, dengan interval mulai dari tidak ada (1) sampai pada semua (5).

Definisi operasional di atas dikembangkan dari referensi yang relevan,

sebagaimana pada Tabel 2.3. Pada langkah lanjut penelitian definisi operasional

tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan pedoman pengumpulan data,

yang dirumuskan dalam bentuk daftar pertanyaan (diuraikan pada bab

selanjutnya).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 47: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

32  

Tabel 2.3

Elemen Tim Menurut Para Ahli dan Elemen Dipilih

Elemen Tim Menurut Para Ahli No. Wageman, Hackman & Lehman (2005) Katzenbach & Smith (1993) Robin & Coulter (2007) Khan, et al (2010) Elemen dipilih

1 Bounded (2 item) Bounded 2 Stable (2 item) Small enough in number Longevity Longevity 3

The real team

Interdependent (2 item) Sense of mutual accountability

Mutual trust Trust Mutual trust

4 Clear (2 item) Specific goal or goals Clear goals 5 Challenging (2 item) 6

Compelling direction

Consequential (2 item) Truly meaningful purpose Group efficacy Enabling structure

7 Size (2 item) Good communication 8 Diversity (2 item) Relevant skills Knowledge diversity 9

Team composition

Skills (3item) Adequate levels of complementary skills, Negotiating skills

10 Whole Task (2 item) Clear working approach 11 Autonomy/Judgment (2 item) 12

Team task design

Knowledge of Results (3 item) 13 Group norms Group Norms (3 item) Unified commitment 14 Rewards/Recognition (3

item) Internal support Rewards/

Recognition 15 Information (3 item) 16 Education/Consultation (3

item) Appropriate leadership

17

Supportive organizational context

Material Resources (3 item) 18 Coaching availability (3 item) 19

Coaching Availability Coaching helpfulness (1 item)

External support

Sumber: Diolah dari: Wageman, Hackman & Lehman (2005), Katzenbach & Smith (1993), Robbins & Coulter (2007) dan Khan, et al. (2010).

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 48: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

33  

Tabel 2.4

Variabel, Definsi Operasional, Pengukuran dan Referensi

No. Variabel Definisi operasional Pengukuran Referensi Skala Elemen Tim Elemen tim yang berfungsi

manifestasi hubungan pribadi anggota tim.

1 Longevity (panjang umur)

Kondisi keberadaan anggota tim tentang lamanya atau durasi waktu terlibat dalam tugas tim pelayanan terpadu satu pintu

jumlah bulan (tahun) dalam tim

Khan, at al. (2010) Wageman, et al. (2005)

Interval

2 Kejelasan batas tim

Kejelasan garis lingkup identitas keanggotaan tentang orang-orang (personal) yang termasuk dalam tim pelayanan terpadu satu pintu

Tingkat kejelasan batas keangotaan tim

Katz & Khan (1966) Wageman, et al. (2005) Katzenbach & Smith (1993)

Interval

3 Saling percaya Rasa saling percaya antara anggota dalam tim menyangkut informasi yang diberikan berkaitan dengan tugas pelayanan perizinan

Tingkat kepercayaan antara sesama anggota tim

Robbins & Coulter (2007), Katzenbach & Smith (1993), Wageman, et al. (2005)

Interval

4 Penghargaan atau pengakuan

suatu bentuk umpan balik positif berupa penghargaan atau pengakuan kepada tim atas prestasi dalam pelaksanaan tugas tim pelayanan perizinan

Tingkat kepuasan anggota tim atas penghargaan/ pengakuan pada kinerja mereka

Wageman, et al. (2005) Katzenbach & Smith (1993). Katz & Khan (1966)

Interval

Koordinasi Relasional

Suatu kualitas interaksi dari segi komunikasi dan relasi dalam tim

1 Sering komunikasi

Suatu situasi berulangnya peristiwa saling interaksi dengan bertukar informasi antara sesama anggota tim

Seberapa sering komunikasi antara

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 49: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

34  

tentang tugas pelayanan perizinan anggota tim 2 Tepat waktu

komunikasi Kualitas komunikasi berdasarkan ketepatan waktu dalam berkomunikasi tentang tugas pelayanan yang telah ditentukan

Tingkat anggota menepati waktu untuk berkomunikasi

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

3 Akurasi komunikasi

kualitas komunikasi dari segi ketepatan isi dan sumber informasi yang diberikan dalam proses kerja koordinasi pelayanan perizinan

Tingkat kebenaran (akurasi) isi pesan atau informasi

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

4 Komunikasi Pemecahan masalah

Kualitas komunikasi dari segi keterlibatan dan tanggungjawab anggota tim dalam komunikasi menyelesaikan masalah pelayanan perizinan

Tingkat kerjasama anggota dalam pemecahan masalah

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

5 Berbagi tujuan Kualitas hubungan para anggota dari segi kesediaan saling berbagi tujuan untuk mewujudkan tujuan bersama dalam tugas pelayanan perizinan

Tingat saling berbagi tujuan diantara para anggota

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

6 Berbagi pengetahuan

Kualitas hubungan para anggota dari segi kesediaan berbagi pengetahuan atau informasi terkait proses kerja pelayanan perizinan

Tingkat saling berbagi pengetahuan para anggota

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

7 Rasa Saling menghormati

Kualitas hubungan para anggota dari segi sikap menghormati kompetensi anggota lain dalam proses kerja sama pelayanan perizinan

Tingkat saling menghormati diantara para anggota

Gittell (2009), Gittell, et al. (2009)

Interval

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 50: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

35  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang dipergunakan pada penelitian ini adalah studi kasus

(case study research), yang merupakan satu di antara beberapa metode penelitian

ilmu-ilmu sosial lain seperti eksperimen, survei, historis dan analisis informasi

dokumen (berdasarkan klasifikasi Yin: 2011). Yin (2011: 18) mendefinisikan

studi kasus sebagai ”suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam

konteks kehidupan nyata, bilamana: batas-batas antara fenomena dan konteks tak

tampak dengan tegas; di mana multisumber bukti dimanfaatkan”.

Namun menurut Yin (2011) studi kasus itu sendiri mempunyai tujuan-

tujuan: eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif, meski tidak mengharuskan

suatu studi kasus terikat pada satu tujuan, tergantung keperluan dan strategi.

Sebagaimana tercermin pada rumusan masalah dan tujuan penelitian, penelitian

ini dirancang sebagai penelitian studi kasus dengan tujuan deskriptif dan

eksplanatoris. Tujuan deskriptif untuk menjawab pertanyaan ”bagaimana kualitas

kinerja koordinasi relasional dalam pelaksanaan tugas tim pelayanan terpadu satu

pintu?”.

Tujuan eksplanasi atau menjelaskan dimaksudkan ”menjelaskan”

serangkaian hubungan dan arah hubungan mengenai fenomena koordinasi

relasional dengan elemen tim. Tujuan ini untuk menjawab pertanyaan kedua

penelitian ini: “apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja

koordinasi relasional dengan faktor-faktor elemen tim dalam proses pelaksanaan

tugas tim pelayanan terpadu satu pintu”.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 51: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

36  

  

B. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki

kesamaan umum ciri atau karakteristik dari suatu objek penelitian. Apabila

penelitian dilakukan pada sebagian dari populasi tersebut, kelompok terpilih

disebut sebagai sampel. Apabila keseluruhan anggota populasi diteliti disebut

sensus (Mansoer: 2005).

Studi ini mengacu kepada Gittell (2009: 29) tentang ”Who to survey, About

Whom dan About What” dan ”Unit of Observation and Unit of Analysis” bahwa

populasi penelitiannya adalah keseluruhan individu (perorangan) yang

(karakteristiknya) terlibat dalam arti berpartisipasi dan berinteraksi secara

langsung dengan peserta lainnya dalam proses kerja pelayanan perizinan pada tim

pelayanan terpadu satu pintu.

Secara instansional anggota tim pelayanan terpadu tersebut, berdasarkan

Keputusan Bupati Belitung Nomor: 188.45/178/KEP/KPTSP/2008, tentang

Pembentukan Tim Kerja Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Belitung, adalah sebagai berikut:

“Koordinator : Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Belitung Sekretaris : Kepala Seksi Pengelolaan Data dan Pemeriksaan Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Belitung. Anggota :

1. Unsur Badan Perencanaan dan Pembangunan dan Penanaman Modal Kab. Belitung.

2. Unsur Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah Kab. Belitung.

3. Unsur Dinas Pekerjaan Umum Kab. Belitung. 4. Unsur Dinas Perhubungan, Telekomuniasi dan Informatika Kab.

Belitung. 5. Unsur Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kab.

Belitung. 6. Unsur Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Belitung. 7. Unsur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Belitung. 8. Unsur Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Belitung.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 52: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

37  

  

9. Unsur Dinas Kesehatan Kab. Belitung. 10. Unsur Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Belitung. 11. Unsur Kecamatan tempat lokasi dimohon. 12. Desa/Lurah tempat lokasi dimohon.”

Untuk mengetahui jumlah populasi dilaksanakan penelitian pendahuluan,

melalui wawancara dengan Kepala Kantor PTSP. Kemudian informasi tersebut

dikonfirmasikan kepada pejabat instansi yang bersangkutan. Hasilnya diketahui

individu (perorangan) yang memenuhi syarat karakteristik populasi penelitian ini,

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel. 3.5

Jumlah Responden Menurut Asal Instansi

No.

Nama Instansi Jumlah Responden

1 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 3 2 Badan Lingkungan Hidup Daerah 3 3 Dinas Pekerjaan Umum 1 4 Dinas Perhubungan, Telekomuniasi dan Informatika 2 5 Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 3 6 Dinas Kelautan dan Perikanan 3 7 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 8 Dinas Pertanian dan Kehutanan 2 9 Dinas Kesehatan 2 10 Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu 5 11 Kecamatan dan Lurah 5 Jumlah 30

Sumber: Keterangan Kepala Kantor PTSP dan Fakta Lapangan

Seperti terlihat pada Tabel 3.5, jumlah populasi sebanyak 30 orang. Oleh

karena jumlah populasi tersebut relatif kecil, untuk memperoleh hasil penelitian

yang maksimal maka penelitian ini dilakukan kepada seluruh anggota populasi,

atau dengan menggunakan metode sensus. Dengan kata lain seluruh anggota

(elemen) populasi menjadi sumber data yang disebut responden.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 53: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

38  

  

C. Teknik Pengumpulan Data

Cara untuk memperoleh data utama penelitian ini adalah dengan teknik

wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan (questionnaire) terstruktur.

Prosedur yang secara konsisten dijalankan dalam pengumpulan data meliputi: (1)

mendatangi kantor instansi responden, (2) bertemu dengan pimpinan instansi

tersebut dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti, (3) pimpinan

mempertemukan peneliti dengan responden, (4) peneliti menjelaskan kepada

responden maksud dan tujuan penelitian, (5) kuesioner diserahkan kepada

responden, (6) lalu wawancara peneliti secara langsung dengan responden yaitu

bertanya sesuai item-item kuesioner, kemudian (7) mempersilakan responden

mengisi kuesioner. Peneliti memberi kesempatan kepada responden untuk

klarifikasi kalau ada pertanyaan yang kurang jelas. Teknik gabungan wawancara

dan pengisian kuesioner sengaja dipilih untuk semaksimal mungkin menghindari

bias antara pemahaman responden dengan apa yang dimaksud pertanyaan

sesungguhnya.

Adapun daftar pertanyaan (kuesioner) dikelompokkan atas dua bagian.

Bagian pertama tentang identitas responden: jenis kelamin, asal instansi dan

pendidikan terakhir, (tidak diminta menuliskan nama, meski demikian beberapa

responden menuliskan namanya). Bagian kedua subtansi terdiri dari 11 item,

masing-masing 4 item pertanyaan untuk variabel elemen tim, 7 item untuk

variabel koordinasi relasional. Butir-butir (item) pertanyaan dikembangkan dari

definisi operasional (Bab II), dan dirancang sesederhana mungkin namun tetap

mewakili esensi variabel yang diukur. Kuesioner dimaksud disajikan sebagaimana

pada Lampiran 1

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 54: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

39  

  

Sebagian besar responden langsung mengisi kuesioner di ruang wawancara

dan segera menyerahkannya kepada peneliti. Ada juga responden yang membawa

dan mengisi kuesioner di ruang kerjanya. Oleh karena tingkat pendidikan

responden pada umumnya cukup tinggi, wawancara pada umumnya berlangsung

lancar. Rata-rata responden menyelesaikan isiannya selama kurang lebih 5 (lima)

menit.

Pengumpulan data juga dilengkapi dengan teknik observasi pada proses

kerja di lapangan, penelusuran dekumen dan rekaman arsip. Informasi yang

diperoleh disamping memperkuat informasi yang diperoleh melalui kuesioner dan

wawancara, juga informasi pelengkap tentang latar belakang (background)

organisasi, lokasi dan aspek-aspek lain yang terkait dengan proses

penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu.

D. Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran

memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap

subjek yang sama. Sedangkan uji validitas untuk mengetahui apakah instrumen

dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk pengujian reliabilitas digunakan koefisien Cronbach alpha. Menurut

Gittell (2009), instrumen atas 7 dimensi koordinasi relasional dikatakan valid

apabila nilai reliabilitas alpha Cronbach lebih besar dari 0,70 untuk studi

eksplorasi, dan lebih besar dari 0,80 untuk penelitian non-eksplorasi. Berdasarkan

hasil uji reliabilitas khusus variabel independen (7 item) dengan menggunakan

SPSS Versi 16 diperoleh hasilnya nilai: alpha Cronbach adalah 0,87 atau lebih

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 55: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

40  

  

besar daripada yang dipersyaratkan. Sedangkan hasil uji reliabilitas untuk seluruh

item (pertanyaan) kuesioner diperoleh nilai alpha Cronbach sebesar 0,90.

Untuk validitas instrumen, diperoleh dari nilai Corrected Item-Total

Correlation setiap butir (item) instrumen. Hasilnya menunjukkan seluruh (100%)

item instrumen valid (Tabel pengolahan pada Lampiran 2). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa instrumen telah memenuhi kelayakan untuk digunakan.

E. Analisis Data

1. Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapat informasi tentang kondisi

objektif kualitas tim dan kinerja koordinasi relasional. Teknik analisis yang

digunakan adalah analisis frekuensi dan perbandingan nilai rata-rata.

Interpretasi atas nilai rata-rata berpatokan kriteria mengikuti pola nilai

interval kelas (IK), dengan jumlah kelas (K) sesuai interval Skala Likert, yaitu 5.

Rumusnya adalah IK = R/K di mana R adalah range atau selisih nilai terbesar

dengan nilai terkecil (5-1=4). Jadi IK adalah 4/5 = 0,8. Kriteria lengkapnya

sebagaimana pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Kriteria Predikat Nilai Rata-Rata Dalam Interval

No. NILAI INTERVAL PREDIKAT

1 1,00 – 1,80 Sangat Tidak baik 2 1,81 – 2,60 Kurang baik 3 2,61 – 3,40 Sedang 4 3,41 – 4,20 Baik 5 4,21 – 5,00 Sangat Baik

Sumber: Diolah secara manual

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 56: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

41  

  

2. Kuantitatif

Untuk pedoman penentuan teknik statistik yang akan dipilih, terlebih dulu

dilaksanakan uji normalitas distribusi data, untuk memastikan apakah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data yang

mampunyai pola seperti distribusi normal (distribusi data tersebut tidak menceng

ke kiri atau ke kanan) atau sebaliknya. Apabila data berkenaan koordinasi

relasional ternyata terdistribusi normal maka data dianalisis dengan menggunakan

teknik statistika parametrik, jika terdistribusi tidak normal maka data dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis non-parametrik.

Peneliti menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan kriteria

pengujian apabila angka signifikansi (Sig > 0,05), maka data variabel disimpulkan

terdistribusi normal, apabila angka signifikansi (Sig < 0,05), maka data variabel

disimpulkan tidak terdistribusi normal.

Prosedur: Analyze > Descriptive Statistics > Explore. Masukkan Variabel

diuji pada kotak Dependent List, masuk kotak Plot, aktifkan Normality plots with

tests. Hasil hitung menggunakan SPSS sebagaimana terlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Output:Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VARX .108 30 .200* .960 30 .305

VARY .130 30 .200* .950 30 .171

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Penelitian, diolah dengan SPSS Versi 16

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 57: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

42  

  

Dari hasil uji menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov ternyata baik

variabel elemen tim (VARX) maupun variabel koordinasi relasional (VARY)

masing-masing mempunyai nilai Sig = 0,200 dan Sig = 0,200 atau Sig > 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan data variabel-variabel yang diselidiki

terdistribusi normal.

Oleh karena dari hasil uji normalitas diketahui data terdistribusi normal

maka uji korelasi yang digunakan adalah analisis statistika parametrik. Rumus

untuk menghitung koefisien korelasi dua variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

(Mansoer, 2005: 8.4)

di mana simbol dan menggambarkan nilai rata-rata X dan Y.

Namun pada penelitian ini pengolahan dilakukan dengan SPSS Versi 16,

dengan uji Korelasi Pearson Product Moment. Melalui uji ini akan diketahui nilai

koefesien korelasi yang menggambarkan keberartian (signifikansi) hubungan

antara variabel koordinasi relasional dengan varibel elemen-elemen tim.

Studi kasus ini tidak menggunakan hipotesis. Pertama karena sejauh ini

belum diketahui bentuk arah hubungan (korelasi) antara kedua variabel tersebut,

apakah positif atau negatif atau sama sekali tidak ada korelasinya. Kedua, sifatnya

studi kasus yang setiap temuan bisa dikembangkan dengan berbagai eksprimen

sejauh tidak menyimpang atau tetap relevan dengan tujuan maupun arahan teori

dan proposisi (Yin, 2011: 31).

Terkait dengan maksud untuk mengetahui secara lebih dalam hubungan

antara variabel yang diselidiki tersebut maka setelah analisis hubungan antara dua

rxy = ryx = 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 58: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

43  

  

variabel, analisis dilanjutkan dengan analisis multivariat. Dalam hal ini, empat

elemen tim, yaitu: longevity, kejelasan batas tim, saling percaya dan penghargaan

atau pengakuan dianalisis hubungannya dengan kualitas koordinasi relasional

dengan analisis korelasi parsial secara berjenjang. Tujuan dilakukannya analisis

korelasi parsial ini, adalah untuk mengetahui koefisien korelasi suatu elemen

variabel “yang murni – tidak dikotori atau dipengaruhi oleh variabel-variabel lain”

yang sedang dikorelasikan (Christianus, 2010: 124). Oleh karena itu yang

dimaksudkan dengan ungkapan “secara parsial” dalam uraian atau pembahasan

tentang elemen variabel, adalah untuk menggambarkan sebagai bagian dari (part

of) keseluruhan variabel yang secara bersama-sama (simultan) dikorelasikan.

Interpretasi atas hasil uji statistik tersebut dengan menggunakan kriteria

Young (1982) sebagaimana dikemukakan Christianus (2010: 114) pada tarap

signifikansi 5 % (Sig: 0,05) sebagai berikut:

1. 0,70 - 1,00 (baik plus atau minus) menunjukkan adanya derajat hubungan

yang tinggi;

2. 0,40 - < 0,70 (baik plus atau minus) menunjukkan hubungan yang

substansial

3. 0,20 - < 0,40 (baik plus atau minus) artinya ada korelasi yang rendah

4. < 0,20 (baik plus atau minus) artinya korelasi dapat diabaikan.

Setelah mengetahui hasil uji korelasi, untuk mengetahui sejauh mana

variabel dependen (koordinasi relasional) dapat diprediksi oleh variabel

independen (faktor-faktor elemen tim), maka analisis dilanjutkan dengan analisis

regresi. Oleh karena elemen tim tersebut terdapat empat faktor (variabel) maka

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 59: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

44  

  

analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi ganda, yang menurut

Mansoer (2005: 8.29) persamaan umumnya adalah:

Y = +

di mana Y adalah variabel dependen (koordinasi relasional),  

adalah  dua konstanta yang akan diestimasi, dan X (X1 X2 X3) adalah variabel

independen.

Untuk analisis regresi pada penelitian ini estimasi hubungan variabel

independen (longevity, kejelasan batas tim, saling percaya dan penghargaan atau

pengakuan) dan variabel dependen (koordinasi relasiona) diilustrasikan

sebagaimana pada Gambar 3. 3.

Untuk itu sesuai prosedur analisis model regresi multivariat, menurut

Christianus (2010: 138) beberapa persyaratan harus dipenuhi, yaitu: linearitas,

homoskedastisitas (kesamaan varian) atau tidak terjadi yang sebaliknya

heteroskedastisitas, non-autokorelasi, dan non-multikolinearitas.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 60: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 61: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 62: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 63: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 64: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 65: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 66: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 67: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 68: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 69: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 70: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 71: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 72: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 73: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 74: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 75: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 76: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 77: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 78: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 79: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 80: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 81: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 82: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 83: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 84: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 85: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 86: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 87: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 88: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 89: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 90: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 91: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 92: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 93: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 94: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 95: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 96: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 97: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 98: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 99: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 100: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 101: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 102: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 103: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 104: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 105: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 106: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 107: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 108: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 109: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 110: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 111: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 112: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 113: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

97  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari temuan dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Pertama, melalui pengukuran tujuh dimensi koordinasi relasional dengan

mengadopsi metode pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, terbukti kualitas kinerja

koordinasi relasional tim pelayanan terpadu satu pintu dalam pelaksanaan tugas

pelayanan perizinan di Kabupaten Belitung sudah baik (dengan nilai indeks 73,2).

Untuk ukuran organisasi yang dituntut memberikan pelayanan prima, nilai indeks

tersebut belum maksimal.

Kualitas koordinasi relasional yang optimal, merupakan solusi yang pas

(compatible) untuk mengatasi kesulitan atau kendala koordinasi antara instansi

yang mempunyai saling ketergantungan (interdepensi) tugas tinggi. Dari nilai

rata-rata dimensi koordinasi relasional, ada dua dimensi yang nilainya rendah

yaitu ketepatan waktu komunikasi (timely communication) dan dimensi berbagi

pengetahuan (shared knowledge) di antara sesama anggota tim kerja teknis. Efek

praktis kelemahan pada dua dimensi tersebut adalah tertundanya eksekusi

pemberian perizinan, yang berarti terhambatnya kinerja penyelenggara PTSP

memenuhi komitmen pencapaian Standar Pelayanan Minumum (SPM).

Kedua, kualitas kinerja koordinasi relasional mempunyai hubungan yang

signifikan dengan kualitas elemen tim. Elemen tim yang dikaji, yaitu: longevity

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 114: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

98  

(panjang umur/durasi waktu dalam tim), kejelasan batas tim (clear boundaries),

saling percaya (mutual trust) dan penghargaan atau pengakuan (reward or

recognition) sebagai variabel independen secara bersama-sama mampu

menjelaskan kualitas kinerja koordinasi relasional sebagai variabel dependen

sebesar 77 persen, selebihnya yakni 23 persen dijelaskan oleh varibel lain.

Bagian dari elemen tim yang mempunyai kontribusi positif menjelaskan

kinerja koordinasi relasional adalah elemen longevity dan elemen saling percaya

masing-masing pada taraf signifikan 1 persen dan 2 persen. Elemen tim lainnya,

kejelasan batas tim dan penghargaan atau pengakuan mempunyai hubungan

positif namun tidak mempunyai kontribusi yang signifikan pada taraf 5 persen

terhadap kinerja koordinasi relasional.

B. Saran

Beberapa kesimpulan di atas mempunyai implikasi/manfaat praktis dan

teoritas yang dituangkan sebagai saran-saran, berikut ini.

1. Implikasi/manfaat praktis

Pertama, bagi penyelenggara PTSP, dalam rangka peningkatan kinerja

(output dan outcome) PTSP, perlu mengambil langkah atau tindakan

memaksimalkan bangunan tim yang solid, antara lain dengan memberikan

penghargaan yang layak kepada anggota tim. Sedangkan untuk peningkatan

koordinasi antar instansi perlu peningkatan kualitas koordinasi relasional,

khususnya untuk mengatasi kelemahan dalam dimensi ketepatan waktu

komunikasi dan berbagi pengetahuan, antara lain dengan mengajak anggota tim

membuat komitmen bersama untuk disiplin waktu dan senantiasa berbagi

pengetahuan.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 115: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

99  

Penyelenggara PTSP juga perlu mengupayakan kegiatan sosialisasi dan

pelatihan kepada seluruh anggota tim pelayanan terpadu, khususnya untuk

meningkatkan kualitas komunikasi dan relasi dalam dimensi-dimensi berbagi

pengetahuan atau informasi mengenai peraturan perundang-undangan yang

sifatnya dinamis. Pada waktu yang sama, guna mengefektifkan fungsi

penghargaan (reward), sekaligus sebagai pelaksanaan strategi “total reward”,

kepada peserta (anggota tim) diberikan piagam penghargaan dan insentif uang

atau barang yang jumlah atau nilainya disesuaikan nilai kinerja masing-masing.

Kedua, bagi pembuat kebijakan mengingat kontribusi longevity termasuk

di dalamnya kestabilan anggota dalam tim mempunyai kontribusi besar terhadap

kinerja koordinasi, sepanjang tidak sangat mendesak atau tidak untuk promosi,

personil yang terlibat dalam tim pelayanan terpadu satu pintu agar tidak cepat

dimutasikan. Dengan kata lain dalam menentukan kebijakan rotasi pegawai, posisi

pegawai tersebut dalam tim perlu dipertimbangkan.

2. Aspek Teoritis

Pertama, hasil penelitian ini masih perlu divalidasi dengan penelitian pada

PTSP di lokasi yang berbeda. Meskipun secara umum PTSP merupakan

implementasi dari peraturan perundang-undangan yang sama secara nasional,

namun faktor budaya lokal, termasuk budaya organisasi atau situasi geografis

yang berbeda dapat membuat hasil penelitian yang berbeda.

Kedua, kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian

ini hanya sebagai pedoman wawancara dan mengkonfirmasi jawaban responden.

Oleh karena itu, apabila kuesioner ini akan dipergunakan sebagai instrumen survei

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 116: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

100  

atau angket, item-item pertanyaan tertentu perlu lebih dipertegas sehingga tidak

bias. Termasuk interval jawaban longevity, apabila tidak diketahui sudah berapa

lama keberada tim, maka interval ukuran bulan atau tahun dapat diganti dengan

model jawaban Skala Likert pada umumnya.

Ketiga, untuk penelitian lebih lanjut, guna memperoleh gambaran

menyeluruh model hubungan antara variabel elemen-elemen tim dengan variabel

dimensi-dimensi koordinasi relasional, disarankan melaksanakan pengujian model

persamaan struktural (Structural Equation Modeling). Sebab dengan pengujian

model struktural tersebut, dimungkinkan pengukuran dan analisis faktor yang

kompleks dan saling berhubungan dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan

pelayanan terpadu satu pintu yang efektif dan efisien.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 117: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

101  

 

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. (2006). A handbook of human resource management practice, (10th ed.) London and Philadelphia: Kogan Page, diambil 21 November 2010 dari http://storage.worldispnetwork.com/books/Hand-book.of.Human.Resource.Management.Practice.pdf 

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Belitung Kerjasama Dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung. (2011). Belitung dalam angka: Belitung in figures 2011.

Campbell & Harnett. (2005). A framework for improved coordination: lessons

learned from the international development, peacekeeping, peacebuilding, humanitarian and conflict resolution communities diambil 12 Maret 2011 dari http://www.regjeringen.no/upload/UD/Vedlegg/missions/framework. pdf.

Christianus, S. (2010). Belajar kilat SPSS 17, Yogyakarta: Penerbit Andi dan Elcom.

Dharma, S. (2011). Manajemen kinerja filsafat teori dan penerapannya (cetakan IV), Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Eliyana, Anis & Wiratmoko, M. (2009). Manajemen operasi, Cet. 2. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Gittell, Jody H. (2009). Relational coordination: Guidelines for theory, measurement and analysis, diambil 24 April 2011, dari http://www.bus.umich.edu/positive/posresearch/Contributors/Relational%20Coordination%20Guidelines%20for%20Theory%20Measurement%20and%20Analysis%2002-20-09.pdf

--------- (2011). New directions for relational coordination theory, dalam The Oxford Handbook of Positive Organizational Scholarship, Kim S. Cameron,Gretchen M. Spreitzer, Oxford University Press, 2011 diambil 11 Agustus 2011 dari http://www.relationalcoordination.org/downloads /2011-New-Directions-for-Relational-Coordination-Theory.pdf

Gittell, J. H., Seidner, R.B., & Wimbush, J. (2009). A relational model of how high performance work systems work,. Organization Science, Articles in Advance, pp. 1–17 diambil 3 maret 2011 dari http://www.mendeley.com/ research/a-relational-model-of-how-highperformance-work-systems-work/

Hackman, J. R. (2004). What makes for a great team? Psychological science agenda June 2004 http://www.apa.org/print-this.aspx, diambil 2 November 2010 dari Error! Hyperlink reference not valid..

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 118: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

102  

 

Hackman & Katz. (2010). Group behavior and performance, Preparation of this chapter was supported in part by National Science Foundation Research Grant REC - 0106070 to Harvard University, diambil 17 Maret 2011 dari http://groupbrain.wjh.harvard.edu/jrh/pub/JRH2010_2.pdf.

Handoko, T. H. (2009). Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Keduapuluh. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi.

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung (2009). Pedoman umum ketentuan waktu, persyaratan dan retrebusi perizinan (Buku Saku).

Katz, D. & Khan R. L. (1966). The Social psychology of organizations, New

York-USA: John Wiley & Sins, Inc.

Katzenbach, J. R, & Smith D. K. (1997). The wisdom of teams (Keampuhan Tim)Menciptakan organisasi berprestasi, (Alih bahasa Agus Maulana) Jakarta: Professional Books (Karya asli diterbitkan 1993, diakses pada http://books.google.co.id/books/about/The_wisdom_of_teams. html?id )

Keputusan Bupati Belitung Nomor: 188.45/178/KEP/KPTSP/2008, Tentang Pembentukan Tim Kerja Tekinis Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Belitung.

Kompas (2011, 17 Desember) Khan M.M., Lodhi S.A., & Makki M.A.M. (2010). Measuring team implicit

coordination, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 4(6): 1211-1136, 2010, diambil pada 3 Agustus 2011 dari Error! Hyperlink reference not valid..

Malone, T.W. & Crowston, K. (1994). The interdisciplinary study of coordination,. Computing Surveys, 26(1): 87-119 diambil Maret 2011 dari http://ccs.mit.edu/papers/CCSWP-157.html.

Mansoer, Faried W. (2005). Metode penelitian bisnis, BMP EKMA 5105/3SKS/Modul 1-9, Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka.

Peraturan Bupati Nomor: 46/2008 Tentang Penjabaran tugas dan fungsi kantor

PTSP.

Peraturan Daerah Nomor: 21/2007, Tentang Organisasi dan tata kerja lembaga Teknis.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 119: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

103  

 

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman penyelenggaran pelayanan terpadu satu pintu.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

organisasi dan tatakerja unit pelayanan perijinan terpadu di daerah

Pos Belitung (2010, 15 November)

Pusat Kajian Manajemen Pelayanan Deputi II Bidang Kajian Manajemen Kebijakan dan Pelayanan Lembaga Administrasi Negara ”LAN” (2009). Standar pelayanan publik, langkah-langkah penyusunan, Edisi Revisi, Cet 1. Jakarta.

Priyanta, M, Imamulhadi & Imami, A.A.D. (2008). Model pelayanan perizinan terpadu satu pintu dalam pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Tasikmalaya, diambil 10 Oktober 2010 dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/model_pelayanan _perizinan_terpadu_satu_pintu_di_tasikmalaya.pdf.

Ratmawati, Dwi & Herachwati. (2007). Perilaku organisasi, Jakarta: Penerbit Universitas terbuka.

Robbins, Stephen P & Coulter, Mary. (2007). Management (Ninth Edition), New Jersey: Pearson Educaton, Inc.

Stoner, James AF, Freeman,R., & Gilbert,J. R. (1996). Manajemen, Jilid I dan II, Jakarta: Penerbit Buana Ilmu Populer.

Steer, L. (2006). Business licensing and one stop shops in indonesia, The Asia Foundation Jakarta, Indonesia, diambil 25 Oktober 2010 dari http://www.businessenvironment.org/dyn/be/docs/121/Session2.1Paper2.1.2Steer.pdf.

Suciati, Dewiki S, Rosita T, Susanti, Sudarmo Agnes P. & Supartomo. (2010). Pedoman penulisan tugas akhir program magister (TAPM), Cet. 2. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Wageman, R., Hackman J.R. & Lehman, E. (2005). Team diagnostic survey development of an instrument, The Journal Of Applied Behavioral Science, Vol. 41 No. 4, December 2005 373-398 diambil 1 Agus 2011 dari http://groupbrain.wjh.harvard.edu/jrh/pub/JRH2005_5.pdf.

Wihadanto, Ake. (2007). Pengolahan dan analisis data II (Metode statistika

multivariat), Materi Inisiasi VII Tutorial Online 2009.1 Matakuliah Metode Penelitian Bisnis (EMKA 5104) diambil 20 April 2009 http://student.ut.ac.id/

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 120: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

104  

Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) TESIS:

ANALISIS MANAJEMEN KINERJA KOORDINASI RELASIONAL

TIM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (STUDI KASUS)

DI KABUPATEN BELITUNG

Bapak/Ibu/Saudara Yang Terhormat

Dalam rangka pelaksanaan Tugas Akhir Program Magister Manajemen pada Universitas Terbuka (TAPM- UT), saya bermaksud menyusun Thesis dengan judul “Anilisis Manajemen Kinerja Koordinasi Relasional Tim Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Studi Kasus di Kabupaten Belitung). Pemilihan thema atau judul tersebut dimasudkan untuk mengetahui gambaran mengenai berbagai aspek kerja tim dalam pelaksanaan koordinasi antar intansi pemerintah melalui penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negari (Permendagri) Nomor 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Hasil penelitian ini semata-mata untuk kebutuhan yang bersifat ilmiah, tidak ada motif politik ataupun maksud lain seperti promosi jabatan, sanksi dan lain sebagainya. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk lebih meningkatkan kualitas pelananan pemerintah kepada publik.

Pertanyaan sengaja dirancang sesederhana mungkin untuk tidak mengambil banyak waktu Bapak/Ibu/Saudara yang tentunya sangat berharga. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara berkenan membantu memberikan jawaban atas kuesioner ini apa adanya sesuai pendapat ataupun persepsi Bapak/Ibu/Saudara.

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 121: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

105  

Atas perhatian dan partisipasinya, disampaikan terima kasih.

  

Tanjungpandan, Oktober 2011

Hormat saya,

 

Arham Armuza

I. DATA RESPONDEN

Lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden)

1. No. Responden : …….

2. Umur : …….. tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki / 2. Perempuan

4. Intansi /Tugas Sekarang : 1. Kantor PTSP / 2. Instansi …………………….

5. Pendidiakan Terahkir :

1. SLTP ke bawah

2. SLTA

4. S1

5. S2 ke atas

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 122: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

106  

3. D1 – D3

II. PENDAPAT/PERSEPSI RESPONDEN

Berikan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan di bawah ini dengan menandai (melingkari atau menconteng) kode angka yang paling sesuai dengan pendapat/persepsi responden.

No. Pernyataan/Pertanyaan Kode dan Jawaban Responden

1 Sudah seberapa lama anda bekerja di dalam tim pelayanan terpadu ini?

1. 6 bulan ke bawah 2. antara 7 s.d 12 bulan 3. antara 13 s.d 20 bulan 4. antara 21 s.d 27 bulan 5. 28 bulan ke atas

2 Batas keanggotaan tim cukup jelas semua orang tahu atau mengenal siapa yang anggota tim sebenarnya dan siapa yang tidak termasuk anggota tim

1. sangat tidak akurat 2. sedikit 3. sebagian akurat, 4. kebanyakan 5. sangat akurat

3 Sesama anggota tim kami merasa nyaman banyak saling bertukar informasi secara terbuka, tanpa curiga satu sama lain.

1. sangat tidak akurat, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering kali, 5. sangat akurat

4 Setiap kali tim kami bekerja sesuai atau melebihi target kami selalu mendapatkan penghargaan atau pengakuan yang memuaskan.

1. sangat tidak akurat, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering, 5. sangat akurat

5 Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan sesama anggota tim tentang penyelesaian tugas pemberian suatu perizinan?

1. tidak pernah, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering, 5. selalu

6 Apakah para anggota dalam tim ini berkomunikasi dengan Anda dalam cara yang tepat waktu dalam penyelesaian tugas perizinan?

1. tidak pernah, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering, 5. selalu

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 123: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

107  

7 Apakah para anggota dalam tim ini dalam berkomunikasi dengan Anda memberikan informasi atau data tentang perizinan kebenarannya meyakinkan?

1. tidak pernah, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering, 5. selalu

8 Ketika suatu tugas terdapat permasalahan atau persoalan layanan yang sulit diselesaikan, anggota tim ini saling merasa bertanggung jawab untuk memecahkannya bersama daripada menyalahkan orang lain?

1. tidak pernah, 2. jarang, 3. kadang-kadang, 4. sering, 5. selalu

9 Berapa banyak anggota tim ini berbagi tujuan dengan Anda dalam kaitannya dengan tugas pelayanan perizinan?

1. tidak ada, 2. sedikit, 3. beberapa, 4. banyak, 5. semua

10 Berapa banyak anggota tim ini berbagi pengetahuan tentang pekerjaan yang Anda lakukan dalam bidang atau jenis tugas perizinan?

1. tidak ada, 2. sedikit, 3. beberapa, 4. banyak, 5. semua

11 Berapa banyak anggota tim ini menghormati Anda dan pekerjaan yang Anda lakukan dalam pelaksanaan penyelesai tugas perizinan?

1. tidak ada, 2. sedikit, 3. beberapa, 4. banyak, 5. semua

Lampiran 2

OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Reliabilitas Total Kuesioner

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 124: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

108  

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items.901 .900 11

 

Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Penelitian

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Q1 36.10 53.886 .714 .888 Q2 36.00 58.345 .583 .895 Q3 35.87 58.257 .704 .888 Q4 37.20 62.372 .395 .905 Q5 35.73 58.616 .663 .890 Q6 36.17 62.833 .442 .901 Q7 35.93 57.444 .669 .890 Q8 35.63 61.344 .592 .895 Q9 35.93 55.720 .735 .886 Q10 36.27 57.306 .737 .886 Q11 35.83 56.144 .777 .883 Std. Deviation: 8.364 N of item 11 Sumber: Hasil Penelitian, diolah dengan SPSS Versi 16  

 

Lampiran 3

DAFTAR REKAPITULASI DATA KUESIONER

I. Identitas Responden  II. Pendapat/Persepsi Responden No.Urt Resp.  Umur 

(th) Jenis Kelamin 

Instansi  Didik Terakhir  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11 

1  51  Pr  PTSP  S1  5  5  4  4  5  5  4  5  5  4  5 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 125: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

109  

2  52  Lk  PTSP  SLTA  4  5  4  3  5  3  4  5  4  3  3 

3  51  Lk  PTSP  SLTA  2  3  5  3  4  5  4  4  4  3  4 

4  29  Pr  PTSP  D1‐D3  1  2  3  3  3  3  1  4  1  1  1 

5  30  Lk  PTSP  D1‐D3  3  3  3  4  4  4  3  3  4  4  4 

6  48  Lk  Hub  SLTA  3  2  2  3  2  3  3  3  4  4  3 

7  47  Lk  Hub  S1  2  5  4  2  3  4  5  4  3  3  3 

8  38  Lk  BLHD  S1  3  3  3  1  3  3  3  4  3  3  3 

9  52  Lk  BLHD  S2  4  2  4  2  3  4  4  4  3  2  4 

10  55  Lk  BLHD  SLTA  2  2  2  1  3  3  2  2  1  2  2 

11  28  Pr  DKP  S1  3  5  5  3  5  4  5  5  4  4  4 

12  39  Lk  DKP  S1  4  5  4  4  4  3  3  4  4  4  4 

13  43  Pr  DKP  S1  5  4  4  2  5  4  3  4  3  3  4 

14  52  Lk  Indag  SLTA  5  4  3  1  3  3  4  3  4  3  5 

15  54  Pr  Indag  SLTA  4  5  5  3  5  5  3  5  5  4  5 

16  49  Lk  Indag  SLTA  5  3  4  3  4  3  5  5  5  3  5 

17  44  Lk  TibParit  D1‐D3  5  3  5  4  4  5  5  4  5  5  5 

18  47  Lk  LurParit  S1  5  4  4  3  5  5  5  5  5  4  5 

19  51  Lk  LurKota  SLTA  5  5  5  4  5  3  5  4  5  5  5 

20  52  Lk  TibKota  SLTA  3  3  4  2  4  4  5  5  5  4  4 

21  53  Lk  TanHut  S1  1  2  1  1  3  2  2  3  3  2  3 

22  45  lk  Tanhut  S1  5  5  4  2  5  4  5  4  3  5  4 

23  39  Lk  Budpar  S1  2  3  4  3  4  2  2  4  2  3  3 

24  41  Lk  TibCam  S2  2  5  5  1  2  2  4  5  5  3  5 

25  33  Lk  Bapeda  S2  4  5  4  1  4  3  5  3  4  4  4 

26  32  Lk  Bapeda  S1  3  4  4  3  4  3  4  3  4  3  3 

27  32  Pr  Bapeda  S1  2  3  3  2  2  3  3  3  3  3  3 

28  50  Lk  DPU  SLTA  5  2  3  1  5  4  4  5  5  3  4 

29  30  Pr  DINKES  S1  5  4  4  2  5  3  3  5  5  5  5 

30  45  Lk  DINKES  D1‐D3  5  4  5  3  5  3  5  5  4  5  5 

Sumber: Hasil Penelitian, melalui wawancara berpedoman kuesioner.

Lampiran 4

PENGOLAHAN DATA/KODE ULANG

Kelompok Fungsi  Kelompok Umur  Kelompok Tk. Pendidikan No. Resp.  INSTANSI  Kode  UMUR  Kode  DIDIK  Kode 

1  KPTSP      1  51  5  S1  3 

2  KPTSP      1  52  5  SLTA  1 

3  KPTSP      1  51  5  SLTA  1 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 126: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

110  

4  KPTSP      1  29  1  D1‐D3  2 

5  KPTSP      1  30  1  D1‐D3  2 

6  DINHUB       2  48  4  SLTA  1 

7  DINHUB       2  47  4  S1  3 

8  BLHD      3  38  3  S1  3 

9  BLHD      3  52  5  S2  4 

10  BLHD      3  55  5  SLTA  1 

11  DKP       2  28  1  S1  3 

12  DKP       2  39  3  S1  3 

13  DKP       2  43  3  S1  3 

14  DINDAG     2  52  5  SLTA  1 

15  DINDAG     2  54  5  SLTA  1 

16  DINDAG     2  49  4  SLTA  1 

17  TIBPARIT  4  44  4  D1‐D3  2 

18  LURPARIT  4  47  4  S1  3 

19  LURKOTA   4  51  5  SLTA  1 

20  TIBKOTA   4  52  5  SLTA  1 

21  TANHUT    2  53  5  S1  3 

22  TANHUT    2  45  4  S1  3 

23  DBUDPAR    2  39  3  S1  3 

24  TIBCAM    4  41  3  S2  4 

25  BAPEDA    3  33  2  S2  4 

26  BAPEDA    3  32  2  S1  3 

27  BAPEDA    3  32  2  S1  3 

28  DPU       2  50  5  SLTA  1 

29  DINKES    2  30  1  S1  3 

30  DINKES    2  45  4  D1‐D3  2 

Umur Dalam Kategori:  Tingkat Pendikan Dalam Kategori   26 – 31   = 1 32 – 37   = 2 38 – 43   = 3 44 – 49   = 4 50 – 55   = 5 

  SLTA                  = 1 D1‐D3               = 2 Sarjana (S1)     = 3 Magister (S2)  = 4  

 

Lampiran 5

PENGOLAHAN MANUSAL INDEKS KINERJA KOORDINASI

NILAI PER DIMENSI NO. URUT RESPONDEN D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

1 2 3 4 5 6 7 8 1 5  5  4  5  5  4  5 2 5  3  4  5  4  3  3 3 4  5  4  4  4  3  4 

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Page 127: 1340998.pdf - Universitas Terbuka Repository

  

111  

4 3  3  1  4  1  1  1 5 4  4  3  3  4  4  4 6 2  3  3  3  4  4  3 7 3  4  5  4  3  3  3 8 3  3  3  4  3  3  3 9 3  4  4  4  3  2  4 

10 3  3  2  2  1  2  2 11 5  4  5  5  4  4  4 12 4  3  3  4  4  4  4 13 5  4  3  4  3  3  4 14 3  3  4  3  4  3  5 15 5  5  3  5  5  4  5 16 4  3  5  5  5  3  5 17 4  5  5  4  5  5  5 18 5  5  5  5  5  4  5 19 5  3  5  4  5  5  5 20 4  4  4  4  2  2  2 21 3  2  2  3  3  2  3 22 5  4  5  4  3  5  4 23 4  2  2  4  2  3  3 24 2  2  4  5  5  3  5 25 4  3  5  3  4  4  4 26 4  3  4  3  4  3  3 27 2  3  3  3  3  3  3 28 5  4  4  5  5  3  4 29 5  3  3  5  5  5  5 30 5  3  5  5  4  5  5 

Jml nilai per dimensi 118 105 112 121 112 102  115 NRR Per Dimensi = Jml Nilai per dimensi : jml kuesioner terisi

3,93

3,5

3,73

4,03

3,73

3,4

3,83

NRR tertimbang per di- Mensi = NRR per dimen- Si x Nilai tertimbang

0,55

0,49

0,52

0,56

0,52

0,48

0,54

3,66 *)

Indeks Kinerja Koordinasi Tim PTSP 73,2 **)

*) = Jml NRR IKK tertimbang (Nilai Indeks)

**) = IKK unit pelayanan x 20 = 73,2 (BAIK)

UNIVERSITAS TERBUKA

1340998.pdf

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka