Top Banner
Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BANJAR: PEMBANGUNAN INDUSTRI FILLET IKAN PATIN Pengenalan Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Ibukota Kabupaten Banjar adalah Martapura yang secara geografis terletak antara 2°49’55 – 3°43’38 Lintang Selatan (LS) dan 114°30’20" – 115°35’37" Bujur Timur (BT). Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah 4.668 km 2 mencakup 19 kecamatan, 290 desa / kelurahan yang didiami oleh sekitar 516.663 jiwa. Kabupaten Banjar merupakan kabupaten terluas ketiga di Provinsi Kalimantan Selatan setelah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Peluang Investasi Pembangunan Industri Fillet Ikan Patin Sebagai suatu kawasan yang dikembangkan ke arah wilayah minapolitan, Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat potensial. Kabupaten ini mempunyai potensi perairan yang lengkap, yaitu perairan umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya perikanan. Kegiatan penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan laut dan perairan umum (waduk, sungai, dan rawa), sedangkan kegiatan budidaya yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan budidaya kolam, jaring apung, keramba, dan tambak. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia 1
39

13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Jan 21, 2016

Download

Documents

Ari Wibowo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Executive Summary

PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BANJAR: PEMBANGUNAN

INDUSTRI FILLET IKAN PATIN

Pengenalan Kabupaten Banjar

Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan.

Ibukota Kabupaten Banjar adalah Martapura yang secara geografis terletak antara

2°49’55 – 3°43’38 Lintang Selatan (LS) dan 114°30’20" – 115°35’37" Bujur Timur

(BT). Kabupaten Banjar memiliki luas wilayah 4.668 km2 mencakup 19 kecamatan,

290 desa / kelurahan yang didiami oleh sekitar 516.663 jiwa. Kabupaten Banjar

merupakan kabupaten terluas ketiga di Provinsi Kalimantan Selatan setelah

Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu.

Peluang Investasi Pembangunan Industri Fillet Ikan Patin

Sebagai suatu kawasan yang dikembangkan ke arah wilayah minapolitan,

Kabupaten Banjar mempunyai sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat

potensial. Kabupaten ini mempunyai potensi perairan yang lengkap, yaitu perairan

umum dan perairan laut (kawasan pesisir). Potensi tersebut telah dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk kegiatan penangkapan dan budidaya perikanan. Kegiatan

penangkapan yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di

perairan laut dan perairan umum (waduk, sungai, dan rawa), sedangkan kegiatan

budidaya yang dilakukan masyarakat meliputi kegiatan budidaya kolam, jaring

apung, keramba, dan tambak.

Pengembangan perikanan budidaya dan tangkap dalam mewujudkan terbentuknya

Kawasan Minapolitan diatur oleh Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)

Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar. Sebagai  wujud  komitmen Pemerintah

Daerah atas penetapan Kabupaten  Banjar  sebagai salah  satu  pengembangan 

Kawasan Minapolitan, maka sejak tahun 2008 telah dikeluarkan SK Bupati Banjar 

No:  241  tentang Penetapan  Kawasan  Perikanan  Budidaya/Minapolitan Kabupaten

Banjar. Kawasan Minapolitan yang ditetapkan meliputi 2 kawasan yaitu “Kawasan

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

1

Page 2: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Minapolitan Cindai Alus” dan “Kawasan Riam Kanan”. Luas areal budidaya yang

dapat dimanfaatkan di Sungai Martapura  sekitar  427.133 ha,  di  Sungai Riam

Kanan seluas 161.132 ha,  dan  di  Sungai  Riam Kiri luas seluas 191.132 ha.

Beberapa aspek penunjang pengembangan Kawasan Minapolitan, adalah:

1. Berada di suatu kawasan lahan basah yang telah memiliki saluran irigasi

teknis (adanya saluran irigasi yang membentang sepanjang 40 km dari

Waduk Riam Kanan ke desa Sungai Tabuk di mana pasokan air irigasi

tersebut relatif stabil),

2. Berada di tengah-tengah pengembangan kawasan metropolitan Banjarmasin

dan kawasan pengembangan lainnya,

3. Berdekatan dengan Pelabuhan Udara Syamsodin Noor, Pelabuhan Laut

Trisakti, dan rencana terminal regional,

4. Berdekatan langsung dengan Jalur Trans Kalimantan dan Jalan Lingkar Utara

Kota Banjar Baru,

5. SDM dan kelembagaan cukup tersedia (dekat dengan Diskanlut Propinsi,

Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT), dan Fakultas Perikanan Universitas

Lambung Mangkurat (UNLAM) Banjar Baru).

6. Kualitas air yang relatif stabil dan baik yaitu dengan kondisi keasaman 7,5 ph

serta tidak adanya kandungan pencemaran yang membahayakan pasokan

kualitas air.

Produksi Ikan Patin di Kabupaten Banjar menunjukkan kenaikan yang sangat

signifikan. Oleh karena itu, peluang investasi di Kabupaten Banjar yang ditawarkan

kepada calon investor berdasarkan potensi yang tersedia adalah pembangunan

industri pengolahan ikan khususnya industri fillet Ikan Patin. Kapasitas produksi

yang direncanakan adalah sekitar 144 ton fillet Ikan Patin per-tahun yang diperoleh

dari bahan baku dari Kabupaten Banjar sendiri sekitar 221.540 kg Ikan Patin per-

tahun.

Lokasi pendirian pabrik ditentukan di “Kawasan Minapolitan Cindai Alus” dan

“Kawasan Riam Kanan” dengan luas lahan sebesar 1000 m2. Dana investasi yang

dibutuhkan untuk mendirikan industri ini adalah Rp. 2.8 milyar untuk kapasitas

produksi 150.000 kg/tahun. Melihat kapasitas produksi Ikan Patin di Kabupaten

2

Page 3: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Banjar per-tahun yang bisa mencapai 11,593.96 ton per-tahun, maka investasi

pembangunan industri fillet Ikan Patin ini sangat potensial menguntungkan dan baik

dalam rangka peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat

Kabupaten Banjar.

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

3

Page 4: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

A. GAMBARAN WILAYAH

A.1 Aspek Geografis dan Administrasi

Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan yang

beribukota di Martapura, secara geografis terletak antara 2°49’55 – 3°43’38 Lintang

Selatan dan 114°30’20" – 115°35’37" Bujur Timur, memiliki 19 kecamatan, dan 290

desa / kelurahan. Dengan luas wilayah sebesar 4.668 km2 dan didiami oleh sekitar

516.663 jiwa, maka kabupaten ini menjadi yang terluas ketiga di Kalimantan

Selatan setelah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Kabupaten

Banjar tepat berbatasan dengan;

Sebelah Utara dengan HSS & Tapin

Sebelah Selatan dengan Banjarbaru & Tanah Laut

Sebelah Timur dengan Kotabaru & Tanah Bumbu

Sebelah Barat dengan Batola & Banjarmasin

Kecamatan dengan areal terluas terdapat di Kecamatan Aranio dengan luas

1.166,35 km2 atau 24,98% dari luas keseluruhan Kabupaten, sedangkan area

terkecil terdapat di Kecamatan Martapura Timur dengan luas 29,99 km2 atau 0,64%.

Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Banjar tersaji pada tabel berikut;

Tabel A-1 Pembagian Wilayah Administrasi Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Banjar

No KecamatanLuas Area

(Km2)

Jumlah Desa /

Kelurahan

PersentaseLuas Wilayah

1 Aluh-aluh 84.48 19 1.77

2 Beruntung Baru 61.42 12 1.32

3 Gambut 129.3 14 2.77

4 Kertak Hanyar 45.83 13 0.98

5 Tatah Makmur 35.47 13 0.76

6 Sungai Tabuk 147.3 21 3.16

7 Martapura 42.03 26 0.9

8 Martapura Timur 29.99 20 0.64

9 Martapura Barat 149.38 13 3.2

4

Page 5: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

10 Astambul 216.5 22 4.64

11 Karang Intan 215.35 26 4.61

12 Aranio 1166.35 12 24.98

13 Sungai Pinang 458.65 11 9.82

14 Paramasan 560.85 4 12.01

15 Pengaron 433.25 12 9.28

16 Sambung Makmur 134.65 7 2.88

17 Matraman 148.4 15 3.18

18 Simpang Empat 453.3 26 9.71

19 Telaga Bauntung 158 4 3.38

Banjar 4.668 290 100

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka 2013

A.2 Kondisi Fisik

A.2.1 Morfologi, Iklim, dan Curah Hujan

Pulau Kalimantan yang lokasinya terletak di luar jalur vulkanik menyebabkan

sebagian besar desa / kelurahan yang ada di Kabupaten Banjar berlokasi di lahan

yang berbentuk hamparan pada sekitar 81,03 % atau 235 desa / kelurahan yang

tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Banjar. Sedangkan sisanya

14,83% (43 desa / kelurahan) berlokasi di lahan lereng yang berada di Kecamatan

Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron, Sambung Makmur, Simpang

Empat, dan Telaga Bauntung. Selanjutnya sekitar 4,14% (12 desa / kelurahan)

berlokasi di lahan lembah yang tersebar di Kecamatan Karang Intan, Sungai

Pinang dan Pengaron.

Kabupaten Banjar memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan hujan. Pada Bulan

Juni sampai dengan Bulan September arus angin yang berasal dari Australia tidak

mengandung banyak uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau di

Indonesia. Sebaliknya, pada Bulan Desember sampai dengan Bulan Maret arus

angin yang banyak mengandung uap air bertiup dari Asia dan Samudra Pasifik

biasanya terjadi di musim penghujan. Suhu udara di suatu tempat ditentukan

oleh tinggi rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari

pantai. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi dan Geofsika Banjarbaru

pada tahun 2011, suhu udara di Kabupaten Banjar rata-rata berkisar antara 18,1º

C sampai 33,3º C. Suhu udara maksimum terjadi pada Bulan Mei (33,3º C) dan

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

5

Page 6: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

suhu minimum terjadi pada Bulan November (18,1º C). Selain itu, sebagai daerah

tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara

72,0% sampai 94,0%, dengan kelembaban maksimum pada Bulan Februari dan

kelembaban minimum terjadi pada Bulan April.

Rata-rata curah hujan selama tahun 2011 tercatat rata-rata 207,8 mm, dengan

jumlah terendah terjadi pada Bulan Agustus (14,9 mm) dan tertinggi terjadi pada

Bulan Desember (570,3 mm).

A.2.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Banjar dapat diklasifikasikan ke dalam kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Untuk kawasan lindung yang ada di Kabupaten

Banjar, terdiri atas:

a) Kawasan Hutan Lindung

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

c) Kawasan Perlindungan Setempat

d) Suaka Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, dan

e) Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Banjar memiliki luas kurang lebih 45.481 ha,

yang tersebar di beberapa kecamatan, seperti: Kecamatan Gambut, Kecamatan

Telaga Bauntung, Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Sambung Makmur,

Kecamatan Aranio, Kecamatan Karang Intan, Kecamatan Paramasan, dan

Kecamatan Beruntung Baru.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi

Taman Hutan Raya (TAHURA), kawasan lindung di Pegunungan Meratus termasuk

kawasan lindung geologi sekitar kawasan mata air dengan luas kurang lebih 91.621

ha.

Kawasan Perlindungan Setempat meliputi kawasan sempadan pantai (terdapat

disekitar tepian pantai Kecamatan Aluh-aluh), kawasan sempadan sungai seluas

8.222 hektar (terdapat di Kecamatan Aranio dan Kecamatan Pengaron sepanjang

6

Page 7: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Sungai Martapura, Sungai Alalak, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa),

kawasan sekitar danau/waduk (terdapat di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan

Aranio), kawasan sekitar mata air (tersebar di berbagai kecamatan), kawasan

sempadan bendungan (terdapat di Kecamatan Karang Intan dan Kecamatan

Aranio), kawasan ruang terbuka hijau, jalur hijau sepanjang sungai dan pantai

(terdapat di seluruh ibukota kabupaten dan pusat kecamatan dengan ketentuan

memberikan manfaat penting bagi kelestarian fungsi penghijauan sepanjang pantai

dan sungai), kawasan lindung keagamaan (terdapat di ibukota kabupaten dan

kecamatan yang memiliki sifat khas dan bermanfaat bagi pengembangan

pendidikan agama maupun tempat ibadah).

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang terdiri atas Kawasan

Pelestarian Alam (KPA) yang berupa Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam

yang terdapat di Kecamatan Aranio dan Kecamatan Karang Intan dengan luas

91.621 hektar, Kawasan Pantai Berhutan Bakau (Mangrove) di Kecamatan Aluh-aluh

dengan luas 234 hektar, serta Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.

Kawasan Rawan Bencana Alam terdiri atas kawasan rawan tanah longsor, kawasan

rawan banjir, kawasan rawan kebakaran, dan kawasan angin puting beliung.

Sedangkan untuk klasifikasi kawasan untuk budidaya, terdiri atas kawasan

peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan

perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri dan

pergudangan, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan pemukiman,

dan kawasan peruntukan lainnya.

Tabel A-2 Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya Kabupaten Banjar Tahun 2013

No Kawasan Peruntukan Lokasi Luas [ha] Keterangan

1Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

 

a. Hutan Produksi Terbatas

Kec. Paramasan, Telaga Bauntung, Pengaron, Sungai Pinang, Sambung Makmur dan Aranio

25,313

b. Hutan Produksi TetapKec. Paramasan, Telaga Bauntung, Pengaron, Mataraman, Sungai

85,028

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

7

Page 8: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Pinang, Sambung Makmur, dan Aranio

c. Hutan Produksi KonversiKec. Pengaron, Mataraman, dan Karang Intan

2,100

 

2Kawasan Peruntukan Pertaniana. Budidaya Tanaman Pangan

Seluruh kecamatan 14,216

b. Budidaya Hortikultura

- Tanaman Sayuran

Kec. Mataraman, Simpang Empat, Astambul, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Martapura Timur dan Martapura

- Tanaman Buah-buahan

Kec. Astambul, Karang Intan, Mataraman, Pengaron, Simpang Empat, Sungai Tabuk, dan Sambung Makmur

c. Budidaya Perkebunan

Kec. Karang Intan, Astambul, Mataraman, Simpang Empat, Pengaron, Sambung Makmur, Martapura Barat

104,739

Komoditas utama dari perkebunan adalah perkebunan karet dan sawit.

d. Budidaya Peternakan

Kec. Sungai Pinang, Pengaron, Martapura, Pengaron, Karang Intan, Simpang Empat, Astambul, Sambung Makmur

Komoditas ternak unggulan meliputi: ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing dan domba), ternak unggas (ayam pedaging, ayam petelur, itik pedaging).

e. Daerah Lindung Pertanian Pangan Berkelanjutan

Kec. Aluh-aluh, Gambut, Kertak Hanyar, Beruntung Baru, Sungai Tabuk, Martapura Barat, Astambul, Karang Intan, Simpang Empat, Martapura Timur dan Tatah Makmur

17,326

3Kawasan Peruntukan Perikanan

380

a. Perikanan Tangkap

Kec. Aranio, Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Astambul, Simpang Empat dan Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kec. Aluh-aluh

8

Page 9: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

b. Perikanan Budidaya

- Perikanan KolamKec. Karang Intan, Martapura, Sungai Tabuk, dan Astambul

- Perikanan Keramba dan Jaring Apung

Kec. Aranio, Karang Intan, Martapura Barat, Sungai Tabuk, dan Astambul

- Perikanan Tambak Kec. Aluh-Aluh

- Perikanan Mina Padi

Kec. Gambut, Sungai Tabuk, Martapura Barat, Beruntung Baru, dan Tatah Makmur

c. Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Kec. Martapura, dan Martapura Barat

4,200Merupakan Kawasan Minapolitan.

d. Konversi Sumber Daya Perikanan

Seluruh kecamatan

4Kawasan Peruntukan Pertambangan

a. Mineral Logam

Kec. Karang Intan, Pengaron, Sungai Pinang, Cintapuri Darusalam, Simpang Empat, Mataraman, dan Aranio,

b. Mineral Bukan Logam

Kec. Simpang Empat, Cintapuri Darusalam, Mataraman, Astambul, Pengaron, Aranio dan Sungai Pinang

c. Minyak dan Gas Bumi

Kec. Beruntung Baru, Sungai Tabuk, Gambut, Astambul, Mataraman, Kertak Hanyar, Martapura Barat, Cintapuri Darusalam dan Simpang Empat

d. Batubara

Kec. Karang Intan, Pengaron, Simpang Empat, Cintapuri Darusalam, Astambul, Paramasan, dan Sungai Pinang

5Kawasan Peruntukan Industri dan Pergudangan

Seluruh kecamatan 2.932

6Kawasan Peruntukan Pariwisata

a. Wisata Alam

Kec. Aranio, Pengaron, Sungai pinang, Paramasan, Karang Intan, Aluh-Aluh, Astambul dan Gunung Pamaton,

b. Wisata BelanjaPasar Wadai Tradisional dan penggosokan intan di Kec. Martapura

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

9

Page 10: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

c. Wisata Budaya dan Cagar Budaya

Kec. Martapura, Martapura Timur, Sungai Tabuk, Gambut, Astambul, dan Karang Intan

7Kawasan Peruntukan Pemukiman

a. Pemukiman Perkotaan

Kec. Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Karang Intan, Simpang Empat, Kertak Hanyar, Gambut, Sungai Tabuk, Beruntung Baru

8,050

b. Pemukiman Pedesaan

Kec. Aluh-aluh, Martapura Barat, Astambul, Aranio, Sungai Tabuk, Sungai Pinang, Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur, dan Mataraman

17,338Memiliki kegiatan utama di sub-sektor pertanian.

8Kawasan Peruntukan Lainnya

a. Peruntukan Persisir Kec. Aluh-aluh 380Merupakan Zona Konversi dan Zona Budidaya.

  b. Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Seluruh kecamatan   

Sumber: RTRW Kabupaten Banjar 2013 – 2032

A.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

A.3.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Bila dilihat dari data umum Kependudukan Kabupaten Banjar pada pertengahan

tahun 2011 adalah jumlah penduduk Kabupaten Banjar mencapai 516,663 jiwa

yang terdiri atas 262,270 pria dan 254,393 perempuan dengan sex ratio mencapai

103. Jumlah ini meningkat sebesar 7,74% dibandingkan tahun 2008 (peningkatan

sebesar 37,160 jiwa), dengan rincian jumlah pria meningkat sebesar 9,46%, wanita

6,03%. Hal ini menunjukan angka pertumbuhan penduduk pria lebih besar

dibanding angka pertumbuhan penduduk wanita.

Jumlah penduduk Banjar pada 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk sebanyak

304.548 jiwa sehingga penduduk Banjar diperkirakan tumbuh sebesar 1,97% pada

tahun 2011.

10

Page 11: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Gambar A-1 Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Banjar per-Kecamatan Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka 2012

Dilihat keadaan masing-masing kecamatan, maka Kecamatan Martapura

merupakan yang terpadat, diikuti Martapura Timur, Kertak Hanyar, dan

Kecamatan Aranio merupakan daerah dengan tingkat kepadatan terendah.

Tabel A-3 Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjar Tahun 2011

No KecamatanJumlah

Pria(Jiwa)

Jumlah Wanita(Jiwa)

Sex Ratio

Populasi Penduduk

(Jiwa)

Luas Area (Km2)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

1 Aluh-aluh 13 750 13 696 100,39 27 446 82,48 333

2 Beruntung Baru 6 511 6 683 97,43 13 194 61,42 215

3 Gambut 18 432 18 451 99,89 36 883 129,30 285

4 Kertak Hanyar 20 339 20 020 101,59 40 359 45,83 881

5 Tatah Makmur 5 589 5 487 101,86 11 076 35,47 312

6 Sungai Tabuk 29 407 28 820 102,04 58 227 147,30 395

7 Martapura 53 669 51 304 104,61 104 973 42,03 2 498

8Martapura Timur 15 911 13 712 116,

0429 623 29,99 988

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

11

Page 12: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

9 Martapura Barat 8 748 8 345 104,83 17 093 149,38 114

10 Astambul 16 565 16 569 99,98 33 134 216,50 153

11 Karang Intan 15 632 15 435 101,28 31 067 215,35 144

12 Aranio 4 291 4 095 104,79 8 386 1 166,35 7

13 Sungai Pinang 7 687 6 978 110,16 14 665 458,65 32

14 Peramasan 2 241 2 072 108,16 4 313 560,85 8

15 Pengaron 7 998 7 906 101,16 15 904 433,25 37

16 Sambung Makmur 5 467 5 346 102,26 10 813 134,65 80

17 Mataraman 11 971 11 896 100,63 23 867 148,40 161

18 Simpang Empat 16 472 16 032 102,74 32 504 453,30 72

19 Telaga Bauntung 1 590 1 546 102,85 3 163 158,00 20

Total 262 270 254 393 103,096

516,663 4 668,50 111

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka 2012

A.3.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Data tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Banjar sangat variatif. Dari

tahun 2006 sebesar 74,05% meningkat menjadi 78,99% tahun 2007, namun

menurun pada tahun 2008 sebesar 75,65%, sedang tahun 2009 tingkat

partisipasi angkatan kerja kembali mengalami peningkatan menjadi 79,69%,

dan turun dalam 2 tahun terakhir menjadi 76,75% dan 74,26%. Gambaran

tingkat partisipasi angkatan kerja tersebut sebagaimana pada gambar berikut:

12

Page 13: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Gambar A-2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Banjar Periode 2006 – 2011

Sumber: Dinas Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Banjar

2012

Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2011 tercatat jumlah kesempatan kerja dari

seluruh sektor ekonomi dapat menyerap sebesar 95,33% dari angkatan kerja

yang ada. Persentase penduduk yang bekerja di setiap lapangan usaha biasa

dipakai sebagai salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian

dalam menyerap tenaga kerja.

Pada tahun 2011 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Banjar secara

umum sekitar 4,67%. Jika dilihat menurut jenis kelamin, tingkat penggangguran

laki-laki lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran

perempuan. Di mana pada tahun 2011 tingkat pengangguran laki-laki hanya

sekitar 3,23% sedangkan tingkat pengangguran perempuan mencapai 6,78%.

Tabel A-8 Persentase TPAK, TKK dan TPT Kabupaten Banjar Tahun 2011

UraianJenis Kelamin

TotalLaki-laki

Perempuan

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

62,87 37,12 84,72

2. Tingkat Bukan Angkatan Kerja (%) 65,51 34,48 15,28

3. Tingkat Kesempatan Kerja (%) 96,77 93,22 95,33

4. Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

3,23 6,78 4,67

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Tahun 2012

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

13

Page 14: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

A.4 Kondisi Sarana dan Prasarana

A.4.1 Transportasi Darat

Pembangunan infrastruktur jalan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Banjar

untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dan mobilitas barang dari

tempat produksi ke tempat konsumen. Pembangunan jalan ini pada akhirnya

berperan juga sebagai satu salah roda penggerak pertumbuhan ekonomi.

Hingga saat ini, pembangunan jalan di kabupaten terus diarahkan pada

pembukaan isolasi daerah dan peningkatan kualitas jalan. Berikut data dari

Dinas Pekerjaan Umum menyangkut keadaan infrastruktur jalan di Kabupaten

Banjar:

Tabel A-10 Panjang Jalan di Kabupaten Banjar Menurut Jenis Permukaan,

Kondisi Jalan, dan Klasifikasi Tahun 2011

Panjang Jalan Menurut Jenis

Permukaan

Jenis Permukaan

NegaraPropin

siKabupate

nJumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Aspal 69,48 93,52 462,41 625,41

Kerikil 210,22 210,22

Tanah 54,70 70,70

Jumlah 69,48 93,52 727,33 906.33

 

Panjang Jalan Menurut

Kondisi Jalan

(1) (2) (3) (4) (5)

Baik 69,48 93,52 248,27 411,27

Sedang 16,00 55,69 71,69

Rusak 281,99 281,99

Rusak Berat 141,38 141,38

Jumlah 69,48 109,52 727,33 906,33

 

Panjang Jalan Menurut

Klasifikasi

(1) (2) (3) (4) (5)

I

II 69,48 69,48

III

III a

III b 109,52 109,52

III c 727,33 727,33

Tidak dirinci

Jumlah 69,48 109,52 727,33 906,33

Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2012

14

Page 15: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

A.4.2 Listrik

Seiring pertumbuhan ekonomi dan jumlah populasi penduduk di Kabupaten

Banjar maka akan selalu diikuti oleh peningkatan permintaan terhadap listrik.

Oleh karena itu, pemerintah kabupaten terus berusaha meningkatkan jumlah

pasokan listrik agar dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat. Sebagaimana

yang terlihat pada tabel di bawah menunjukan bahwa jumlah rumah tangga

yang menggunakan energi listrik pada tahun 2006 adalah 35.556 rumah tangga,

meningkat pada tahun 2007 menjadi 36.581 rumah tangga, tahun 2008 sebesar

37.450 rumah tangga, hingga data terakhir pada tahun 2011 meningkat menjadi

41.501 rumah tangga dan daya terpasang adalah sebesar 48.496.675 VA dan

Kwh.

Tabel A-11 Distribusi Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Banjar

No TahunJumlah

Pelanggan (RT)

1 2006 35,556

2 2007 36,581

3 2008 37,450

4 2009 40,820

5 2010 39,700

6 2011 41,501

Sumber: Kabupaten Banjar dalam Angka 2007 – 2012

A.5 Kebijakan Pembangunan Daerah

A.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Banjar

Visi dan Misi Kabupaten Banjar yang menjadi landasan pembangunan jangka

menengah tahun 2009 – 2014 adalah:

VISI:

“Terwujudnya Kehidupan Masyarakat Kabupaten Banjar Yang Sejahtera Dan

Islami”.

MISI:

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

15

Page 16: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Misi pembangunan daerah Kabupaten Banjar Tahun 2009 – 2014 adalah sebagai

berikut:

a) Mewujudkan suasana kehidupan yang Islami sebagai modal dasar

penyelenggaraan pemerintahan pembangunan dan kegiatan

kemasyarakatan;

b) Mewujudkan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat;

c) Mewujudkan pembangunan sumber daya manusia;

d) Mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkeadilan;

e) Memantapkan penyelenggaraan otonomi daerah menuju peningkatan

kesejahteraan rakyat.

A.5.2 Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjar

Tahun 2013 – 2032

Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjar 2013 – 2032

adalah sebagai berikut:

“Penataan ruang Kabupaten Banjar bertujuan untuk mewujudkan tata ruang

yang aman, nyaman, produktif, efektif, efesien, terpadu, berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan, serta religius berbasis pada pengembangan potensi

unggulan daerah sebagai kawasan agropolitan, perikanan, pariwisata,

kehutanan, pertambangan, energi, melalui pengembangan sistem perkotaan,

pengembangan jaringan perdagangan lokal, regional, nasional dan internasional

dalam rangka peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat”.

Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka

rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan pariwisata yang berbasis alam dan lingkungan binaan;

b) Pengembangan sektor pertanian yang dapat merangsang ke arah

berkembangnya agropolitan dan perluasan areal pertanian;

c) Pengembangan jaringan perdagangan lokal, regional, nasional, dan

internasional;

d) Strategi untuk mengembangkan kawasan perikanan budidaya dan

tangkap dalam mewujudkan terbentuknya Kawasan Minapolitan;

16

Page 17: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

e) Pengembangan ekonomi lokal daerah berbasis potensi sumber daya alam

dan komoditas unggulan;

f) Strategi perlindungan dan konservasi kawasan lindung pesisir berupa

ekosistem mangrove dan pengembangan potensi perikanan pesisir;

g) Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang

berwawasan lingkungan.

Strategi penataan ruang Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan pariwisata yang berbasis alam dan lingkungan binaan,

meliputi:

1) Meningkatkan dan mengembangkan objek wisata religius, wisata budaya

industri, wisata alam dan agrowisata agar semakin representatif;

2) Mengembangkan seni dan budaya tradisional warisan leluhur;

3) Memberlakukan muatan lokal tentang sejarah serta budaya kerajinan

Banjar melalui pendidikan, pariwisata, penelitian dan kerjasama

pengelolaan kawasan; dan

4) Melindungi kawasan di sekitar bangunan dan kawasan yang mempunyai

nilai sejarah dan budaya.

b) Pengembangan sektor pertanian yang dapat merangsang ke arah

berkembangnya agropolitan dan perluasan areal pertanian, meliputi:

1) Mengamankan ketahanan pangan melalui peningkatan efisiensi,

produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian

serta peningkatan kemampuan petani serta pelaku pertanian beserta

penguatan lembaga pendukungnya;

2) Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dengan memberdayakan

pengusaha kecil, menengah dan koperasi bermitra usaha dalam

kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif dan terbuka;

3) Membangun industri pengolah hasil budi daya pertanian, perkebunan,

hortikultura yang diarahkan untuk ekspor dan kebutuhan dalam negeri,

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

17

Page 18: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

serta kesempatan kerja dan kesempatan berusaha melalui peningkatan

teknologi yang ramah lingkungan;

4) Mempertahankan luasan pertanian lahan basah secara keseluruhan agar

tidak berkurang dan saluran irigasi tidak boleh diputus; dan

5) Meningkatkan daya saing produk pertanian melalui dorongan untuk

peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, peningkatan

standar mutu komoditas pertanian dan keamanan pangan.

c) Pengembangan jaringan perdagangan lokal, regional, nasional dan

internasional, meliputi:

1) Mengembangkan kawasan perdagangan sebagai pemasaran hasil

industri kerajinan dan industri pengolah hasil pertanian;

2) Meningkatkan fungsi, nilai, dan ciri khas kualitas barang yang akan

dipasarkan;

3) Mengembangkan pasar pusat komoditi untuk skala lokal, regional, dan

nasional berupa Pasar Induk di Kecamatan Simpang Empat dan

Kecamatan Gambut; dan

4) Meningkatkan, mengembangkan dan mempercepat arus pergerakan

orang, barang dan jasa melalui sistem jaringan prasarana wilayah

beserta simpul-simpulnya.

d) Strategi untuk mengembangkan kawasan perikanan budidaya dan tangkap

dalam mewujudkan terbentuknya Kawasan Minapolitan, meliputi:

1) Meningkatkan kualitas, kuantitas, efisiensi, produktivitas, produksi, daya

saing dan nilai tambah produk perikanan budidaya dengan membentuk

sentra pengolah hasil ikan untuk mendukung pengoptimalan pengolahan

dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan;

2) Mengembangkan sektor unggulan di kawasan pesisir dan laut yang

diprioritaskan pada sektor yang mempunyai skenario pengembangan

optimis dan mempunyai potensi dan prospek pengembangan di masa

mendatang;

3) Memantapkan sentra-sentra perikanan tangkap dan budidaya perikanan

sebagai salah satu penunjang Kawasan Minapolitan;

18

Page 19: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

4) Mengembangkan industri kecil dan rumah tangga berbasis minapolitan

pada sentra-sentra produksi; dan

5) Meminimalkan dampak negatif pengelolaan perikanan melalui

pelarangan penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan,

pengolahan limbah hasil perikanan dan menjaga kelestarian lingkungan

perikanan.

e) Pengembangan ekonomi lokal daerah berbasis potensi sumber daya alam dan

komoditas unggulan, meliputi:

1) Menetapkan kawasan strategis kabupaten yang berfungsi meningkatkan,

memperkuat dan mengembangkan perekonomian daerah;

2) Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam

dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama

pengembangan wilayah;

3) Mengembangkan pusat-pusat industri yang terhubung secara terpadu

dan terintegrasi dengan daerah-daerah sumber bahan baku, sumber

produksi yang didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana

penunjang ekonomi lainnya;

4) Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung kawasan.

f) Strategi perlindungan dan konservasi kawasan lindung pesisir berupa

ekosistem mangrove dan pengembangan potensi perikanan pesisir, meliputi:

1) Memantapkan konservasi meliputi kawasan konservasi perairan, mitigasi

bencana alam dan sempadan sungai;

2) Mengembangkan kawasan pemanfaatan umum, permukiman, perikanan

tangkap, pariwisata dan zona industri dan pengolahan hasil; dan

3) Mengamankan alur pelayaran regional dan lokal.

g) Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang

berwawasan lingkungan, meliputi:

1) Meningkatkan kualitas jaringan eksisting, pengembangan jalan baru yang

menghubungkan dengan jaringan jalan yang mengelilingi, membagi

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

19

Page 20: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

pergerakan kendaraan di pusat kota ke wilayah sekitarnya serta

pengembangan sistem terminal;

2) Membangun sistem transportasi massal yang terstruktur mulai dari

pelayanan regional, metropolitan, antar kabupaten, antar bagian wilayah

kota hingga lingkungan;

3) Mengembangkan sistem transportasi perkotaan menggunakan sistem

Transit Oriented Development (TOD) serta penyediaan Bus Rapid Transit

(BRT) yang berimplikasi pada penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki;

4) Mengembangkan konsep pembangunan ramah lingkungan dan

pembangunan berkelanjutan; dan

5) Mengembangkan energi kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana

wilayah lainnya secara terpadu yang dapat memenuhi kebutuhan

penduduk serta aktivitas pembangunan.

B. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH

B.1. Struktur Perekonomian

Identifikasi potensi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan

sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dengan segala aspeknya.

Secara umum, struktur ekonomi menggambarkan besarnya peranan masing-

masing sektor ekonomi dalam penciptaan PDRB suatu daerah. Di samping itu,

struktur ekonomi juga dapat menggambarkan seberapa besar ketergantungan

suatu daerah terhadap suatu sektor. Kontribusi sektor ekonomi pembentuk

PDRB di Kabupaten Banjar digambarkan pada Grafik B-1:

20

Page 21: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Gambar B-3 Distribusi Struktur Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Banjar 2012

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2012

Besarnya dominasi sektor ekonomi yang menjadi motor penggerak

perekonomian Kabupaten Banjar tahun 2010 – 2012 dapat dilihat pada struktur

perekonomian regional Kabupaten Banjar seperti tercantum pada tabel berikut:

Tabel B-4 Struktur Perekonomian Kabupaten Banjar Menurut Harga Berlaku Tahun 2010 – 2012

No SektorTahun

2010 2011* 2012**

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

22,15 21,71 22,15

2 Pertambangan dan Galian 21,09 21,51 20,55

3 Industri & Pengolahan 5,75 5,72 5,78

4 Listrik dan Air Bersih 0,78 0,78 0,80

5 Bangunan dan Konstruksi 6,22 5,99 5,90

6 Perdagangan, Restoran, dan Hotel 23,47 23,70 23,99

7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,64 5,46 5,46

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

3,99 4,09 4,90

9 Jasa-Jasa 10,91 11,05 11,29

TOTAL 100,00 100,00 100,00

*Angka Sementara; ** Angka Perkiraan

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2012

Kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dalam PDRB

Kabupaten Banjar yang sebelumnya selalu menempati peringkat pertama, sejak

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

21

Page 22: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

2010 tergeser posisinya oleh sektor perdagangan. Pada tahun 2011, sektor

perdagangan memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 23,70% dengan

nominal sebesar Rp. 1,86 triliun. Angka ini sedikit lebih tinggi dibanding tahun

2010 yang share-nya mencapai 23,47% dengan nominal Rp. 1,63 triliun.

Sedangkan untuk tahun 2012 diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar

23,99% dengan nominal sebesar Rp. 2,07 triliun.

Sektor pertanian yang menempati posisi kedua dalam kontribusinya terhadap

penciptaan nilai tambah PDRB Kabupaten Banjar 2011, memberikan share

sebesar 21,71% dengan nominal Rp. 1,71 triliun. Kontribusi yang diberikan

sektor pertanian ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 22,15%. Sektor pertanian diperkirakan akan memberikan share

sebesar 22,15%.

Kontribusi terbesar ketiga terhadap total PDRB tahun 2011 masih ditempati oleh

sektor pertambangan dan penggalian yaitu sekitar 21,51% dengan sumbangan

sub-sektor pertambangan non-migas sebesar 16,12 % dan sub sektor

penggalian sekitar 5,39 %. Sektor jasa-jasa berada pada peringkat ke empat

dengan peranan sekitar 11,05%. Peranan yang paling dominan ditunjang oleh

sub-sektor pemerintahan umum yaitu 10,00%, sedangkan peranan sub-sektor

swasta berkisar 1,05% saja.

B.2. Kegiatan Perekonomian

B.2.2 Potensi Peternakan

Produksi peternakan sebagai salah satu komoditas yang memberikan

sumbangan dalam menjamin ketersediaan pangan khususnya sumber protein

hewani sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan manusia. Data

yang diperoleh dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten

Banjar menunjukkan bahwa populasi ternak besar meliputi: sapi, kerbau, dan

kuda mengalami penurunan. Sedangkan populasi unggas seperti: ayam

pedaging, ayam petelur, ayam buras, dan itik mengalami peningkatan.

22

Page 23: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Tabel B-3 Populasi Ternak di Kabupaten Banjar Periode 2007 – 2011

Jenis Ternak 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ternak Besar

Sapi 17.212 17.340 17.072 19.122 17.533

Kerbau 1.397 1.435 1.342 1.450 3.955

Kuda 578 435 192 103 44

Ternak Kecil

Kambing 10.384 10415 12.969 14.622 15.415

Domba 11 12 12 - -

Unggas

Ayam Petelur 227.254 273.000 34.3276 365.737 379.269

Ayam Pedaging3.949.9

983.789.3

886.379.54

212.053.

16413.450.506

Ayam Buras1.486.7

18837.552 652.245

1.493.583

1.557.327

Itik 384.584 204.316 244.983 286.753 305.963

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Banjar

B.2.3 Potensi Perikanan

Sebagai suatu kawasan pengembangan minapolitan, Kabupaten Banjar

mempunyai sumber daya perikanan dan kelautan yang sangat potensial.

Kabupaten Banjar juga termasuk salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan

yang mempunyai potensi perairan yang lengkap, yaitu perairan umum dan

perairan laut (kawasan pesisir). Potensi ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat

untuk kegiatan penangkapan dan budidaya. Kegiatan penangkapan yang

dilakukan masyarakat meliputi kegiatan penangkapan di perairan laut dan

perairan umum (waduk, sungai dan rawa). Sedangkan kegiatan budidaya yang

dilakukan masyarakat meliputi kegiatan budidaya kolam, jaring apung, keramba

dan tambak. Data yang berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Banjar mengenai produksi penangkapan ikan dan nilainya dapat dilihat pada

tabel berikut:

B-4 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Banjar Tahun 2006-2011

Usaha PerikananProduksi (Ton)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

PERIKANAN BUDIDAYA 3,875.5 9,591.8 12,498.1 13,385.5

32,688

39,689

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

23

Page 24: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Tambak 6.3 6.5 8.5 11.6 31.4 101.25

Kolam 2,419 6,897.5 8,962 9,012.1 24,692

25,092.23

Karamba 1,115.4 505 678.5 1,153 4,695 7,952.97

Jaring Apung 321.2 2,189.3 2,846 3,208.8 3,031 6,542.55

Mina Padi 13.6 9.4 11.6   0 0

PERIKANAN TANGKAP 17,035.8

18,095.37 18,095.37 19,598 1,1451

10,329.46

Perairan Laut 7,048.4 8,105.65 8,105.65 14,213 6,732 7,547.46

Perairan Umum 9,987.4 9,989.72 9,989.72 5,385 4,719 2,782

Total 20,911.3

27,687.17 30,593.47 32,983.5

44,139

50,018.46

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar

Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk budidaya ikan air tawar mengalami

kenaikan secara signifikan yaitu ±200,80%, hal ini disebabkan oleh

meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan budidaya ikan, penempatan

program dana penguatan modal (DPM) secara bergulir yang langsung diterima

oleh pembudidaya ikan di jala apung, karamba, dan kolam mulai sejak tahun

2002. Peningkatan yang signifikan terjadi pada sistem budidaya kolam yang

antara lain dilaksanakan di sepanjang pinggiran saluran irigasi Riam Kanan.

Sedangkan Produksi Perikanan Budidaya terbanyak adalah dari komoditas Ikan

Patin dan Ikan Nila dengan total produksi 37,348 ton pada tahun 2011 dengan

nilai rupiah mencapai Rp. 568,910,626.

Tabel B-5 Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Kabupaten Banjar

Tahun 2011

Jenis IkanProduksi (Ton)

Tambak KolamKaramb

aJaring Apung

Jumlah

Nila13,185.8

56,027.04 6,542.55

25,755.44

Patin11,593.9

611,593.9

6

Bawal Tawar 312.42 312.42

Mas 1,925.93 1,959.93

Bandeng 101.25 101.25

Jumlah 101.2525,092.2

37,952.97 6,542.55

39,689.00

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar

B.2.3Potensi Pariwisata

24

Page 25: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Kabupaten Banjar memiliki potensi wisata yang cukup beragam, setidaknya

terdapat 6 kategori wisata yang cukup berkembang, seperti wisata religius,

wisata alam, wisata sejarah, wisata buatan, cagar budaya serta kerajinan

tradisional yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal, nasional

maupun macanegara. Data objek wisata andalan yang terdapat di Kabupaten

Banjar:

Pasar Terapung Lok Baintan

Pasar Terapung Lok Baintan yang terletak di Kecamatan Sungai Tabuk,

Kabupaten Banjar. Pelaku pasarnya berasal dari Desa Pemangkuan Sungai

Tapang, Lok Baintan, dan Sungai Tabuk sendiri. Pasar tersebut dimulai selepas

subuh (jam 5.30) hingga pukul 10 pagi. Para pedagang

menggunakan topi yang disebut Tanggui (topi besar dari

daun rumbia buatan khas Kalimantan Selatan). Karena

transaksinya sambil melaju, pasar terapung semakin

siang semakin jauh ke hilir.

Danau Riam kanan

Danau Riam Kanan merupakan bagian dari Taman

Hutan Raya Sultan Adam yang berlokasi di Desa Aranio, Kecamatan Aranio.

Berjarak sekitar 65 km dari Kota Banjarmasin. Berupa Danau seluas 8000 hektar

dengan fungsi utama sebagai PLTA satu-satunya di provinsi Kalimantan Selatan

dan berperan penting sebagai pengatur tata air,

mencegah erosi dan banjir. Sebagai objek wisata alam,

danau ini memiliki bentar alam yang menarik dengan

panorama danau, lembah dan bukit di sekelilingnya

serta untuk kegiatan olaharaga air. Pegunungan

Meratus yang indah dan hijau mengelilingi Danau Riam

Kanan.

Lembah Kahung

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

25

Page 26: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Lembah Kahung yang merupakan bagian dari Pegunungan Meratus Kalsel

selama ini masih mengandung segudang misteri, lantaran jarang dijangkau

manusia. Untuk menuju ke Lembah Kahung, ditempuh delapan jam perjalanan

dari Martapura. Untuk menuju ke sini, di perjalanan dengan kelotok (perahu

bermotor) selama 1,5 jam anda sudah disuguhi beningnya Bendungan Riam

Kanan yang di kanan-kirinya dipagari gunung-gunung (rentetan Pegunungan

Meratus) yang menjulang biru maupun pulau-pulau kecil nan bertebaran di sana-

sini.

26

Page 27: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

C. PELUANG INVESTASI

C.1 Sektor Unggulan

Berdasarkan hasil perhitungan LQ Kabupaten Banjar terhadap Provinsi Kalimantan

Selatan, bahwa sektor unggulan adalah keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

(2,23) diikuti dengan sektor perdagangan, restoran & hotel (1,51), pengangkutan &

komunikasi (1,39), listrik, gas, dan air minum (1,27), beserta pertanian, peternakan,

kehutanan & perikanan (1,15). Sektor-sektor tersebut memiliki LQ > 1 yang

merupakan syarat utama menjadi sektor unggulan.

Tabel C-1 Perhitungan LQ Terhadap PDRB Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan Kabupaten Banjar Tahun 2011

Sektor Ekonomi

Nilai PDRB (Juta Rupiah)

LQKab.

Banjar

Prov.

Kalimantan

Selatan

1.  Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan

Perikanan

928.595 7.534.324.55 1,15

2. Pertambangan dan Galian 606.224 7.256.241.35 0,77

3. Industri dan Pengolahan 235.151 3.351.184.86 0,65

4. Listrik, Gas, dan Air Minum 22.676 166.337.95 1,27

5. Bangunan dan Konstruksi 220.850 1.838.543.18 0,11

6. Perdagangan, Restoran, dan Hotel 834.441 5.129.508.89 1,51

7. Pengangkutan dan Komunikasi 429.532 2.872.516.05 1,39

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 322.039 1.342.551.05 2,23

9. Jasa-Jasa 869.360 3.061.388.96 0,26

PDRB 4.468.86

8

32.552.596.84 1

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka 2012, Provinsi Kalimantan Dalam Angka 2012,

dan Hasil Analisis 2013

C.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil

diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.

Nilai PDRB yang dibandingkan untuk melihat pertumbuhan adalah nilai PDRB atas

dasar harga konstan.

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

27

Page 28: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar periode 2010 – 2012, secara umum semua

sektor tumbuh positif yaitu berkisar antara 1,75% sampai 8,85%, kecuali sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh negatif di tahun 2010.

Secara lebih rinci, data mengenai pertumbuhan ini dapat dilihat pada Tabel C-2.

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar mencapai 6,20%. Dari

sembilan sektor, ada lima sektor yang pertumbuhannya berada di atas

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar, yaitu: sektor listrik dan air bersih;

perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,

persewaan, jasa perusahaan, dan sektor jas-jasa.

Tabel C-5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan Kabupaten Banjar Tahun 2009 – 2011

No SektorTahun

2010 2011 2012

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 4,73 4,81 6,29

2 Pertambangan dan Galian 1,75 5,83 4,45

3 Industri dan Pengolahan 6,43 5,34 5,08

4 Listrik dan Air Bersih 6,53 6,26 6,18

5 Bangunan dan Konstruksi 6,50 5,39 5,84

6 Perdagangan, Restoran, dan Hotel 4,88 7,09 7,45

7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,87 6,33 4,64

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -2,23 8,11 6,37

9 Jasa-Jasa 8,69 8,64 8,85

PDRB tanpa pertambangan 5,45 6,35 6,61

PDRB dengan pertambangan 4,72 6,20 6,32

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar 2012

C.3 Peluang Investasi Industri Pengolahan Ikan Patin

Kabupaten Banjar dipilih sebagai Kawasan Minapolitan karena kawasan ini memiliki

akses entry point dari semua penjuru, berdekatan langsung dengan pelabuhan

udara dan laut, serta berdekatan dengan Jalur Trans Kalimantan. Pengembangan

minapolitan di Kalimantan Selatan dilakukan di Kabupaten Banjar yang memiliki

potensi dengan 3 sungai utama yaitu: Sungai Martapura, Sungai Riam Kanan, dan

Sungai Riam Kiri. Luas areal budidaya yang dapat dimanfaatkan di Sungai

Martapura sekitar 427.133 ha, di Sungai Riam Kanan seluas 161.132 ha, dan di

28

Page 29: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Sungai Riam Kiri luas seluas 191.132 ha. Selain sungai, juga terdapat Waduk Riam

Kanan seluas 9.200 ha dan Waduk Mandikapau seluas 530 ha.

Kawasan Minapolitan

Cindai Alus merupakan Kawasan Minapolitan patin yang meliputi Kecamatan

Martapura Kota dan Kecamatan Martapura Barat. Sedangkan Kawasan Riam Kanan

merupakan kawasan perikanan budidaya air tawar yang meliputi Kecamatan Aranio

dan Kecamatan Karang Intan dengan komoditas unggulan budidaya Ikan Nila dan

Ikan Mas.

C.3.1 Peluang Pasar

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan

pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan

konsumsi ikan per-kapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan

konsumsi penduduk negara berkembang lainnya. Sebagai perbandingan tingkat

konsumsi ikan per-kapita masyarakat Indonesia tahun 2008 tercatat 28

Kg/kapita/tahun, tahun 2009 meningkat menjadi 29,08 kg/kapita/tahun, tahun 2010

meningkat menjadi 30.47 kg/kapita/tahun, dan tahun 2011 menurut Kementerian

Kelautan Indonesia berada di angka 31,5 kg/kapita/tahun. Namun peningkatan yang

terjadi per-tahun ini masih kalah jauh dengan Malaysia 55,4 kg/kapita/tahun. Hanya

saja yang menjanjikan adalah pertumbuhan rata-rata jumlah konsumsi ikan di

Indonesia naik 16,7% per-tahun. Jauh di atas Malaysia yang hanya naik 1,26% per-

tahunnya. Meningkatnya konsumsi ikan dari tahun ke tahun menjadi salah satu

indikator bahwa kebutuhan masyarakat terhadap kesediaan ikan terus

mengalami peningkatan, terlebih lagi melihat program “Gemar Makan Ikan” dari

Kementerian Kelautan RI akan semakin membuat naik angka konsumsi terhadap

ikan.

Selain itu, perkembangan konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Banjar tahun

2001 – 2010 mengalami kenaikan, dengan tingkat konsumsi 166.505,86 ton/tahun.

Sementara perkembangan produksi perikanan (penangkapan dan budidaya

perikanan) Kabupaten Banjar tahun 2001 – 2010 juga mengalami kenaikan, tetapi

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

29

Page 30: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

produksinya baru mencapai 24.127,69 ton/tahun. Dengan demikian, peningkatan

produksi perikanan, terutama dari budidaya perikanan sebagai kegiatan usaha

perikanan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan daerah,

masih memiliki peluang pasar yang cukup besar.

C.3.2 Bahan Baku

Keempat kecamatan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan memiliki

volume produksi budidaya yang sangat tinggi dibanding kecamatan lainnya.

Sebagai gambaran, produksi budidaya di Karang Intan mencapai 4.018 ton atau

30% dari total produksi budidaya Kabupaten Banjar, Kota Martapura 3.465 ton

(25,9%), Martapura Barat 2.769 ton (20,7%), dan Aranio 2.382 ton (17,8%) (lihat

Grafik 2). Secara total, produksi Ikan Patin memberi kontribusi sekitar 46,5%

terhadap total produksi budidaya, sedangkan Ikan Nila memberi kontribusi lebih

dari 26,8%. Jika dicermati lebih lanjut per-wilayah minapolitan, produksi Ikan Patin

di Kota Martapura dan Martapura Barat sangat dominan dibandingkan dengan

komoditas budidaya lainnya. Kontribusi Ikan Patin mencapai 77,8% untuk Kota

Martapura dan 63,5% untuk Martapura Barat.

Demikian pula untuk Kecamatan Karang Intan dan Aranio, yang ditetapkan sebagai

wilayah minapolitan Ikan Nila, memiliki produksi Ikan Nila yang cukup dominan

dibanding komoditas budidaya lainnya. Kontribusi produksi Ikan Nila terhadap total

produksi budidaya mencapai 47,6% untuk Kecamatan Aranio dan 31,7% untuk

Kecamatan Karang Intan. (lihat Grafik 3). Jumlah rumah tangga budidaya mencapai

1.154 orang. Sedangkan jumlah kelompok pembudidaya secara keseluruhan

berjumlah 41 kelompok yang terdiri dari Karang Intan 17 kelompok, Martapura

Barat 5 kelompok, Martapura Kota 7 kelompok, Sungai Tabuk 2 kelompok, Aranio 8

kelompok, dan Kertak Hanyar 2 kelompok.

C.3.3 Lahan/lokasi

Melihat sebagian besar kawasan di Kabupaten Banjar adalah daratan maka

pengembangan usaha perikanan budidaya merupakan usaha yang telah lama

menopang pengembangan ekonomi di kabupaten Banjar. Pengembangan budidaya

30

Page 31: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

air tawar banyak dilakukan di tambak, waduk, jaring apung, mina padi, keramba

dengan komoditas unggulan adalah Ikan Patin.

Kawasan pengembangan minapolitan diharapkan memenuhi beberapa aspek

penunjang lainnya, seperti:

1. Berada di suatu kawasan lahan basah yang telah memiliki saluran irigasi

teknis (adanya saluran irigasi yang membentang sepanjang 40 km dari

Waduk Riam Kanan ke Desa Sungai Tabuk di mana pasokan air irigasi

tersebut relatif stabil).

2. Berada di tengah-tengah pengembangan kawasan metropolitan Banjarmasin

dan kawasan pengembangan lainnya,

3. Berdekatan dengan Pelabuhan Udara Syamsodin Noor, Pelabuhan Laut

Trisakti, dan rencana terminal regional,

4. Berdekatan langsung dengan Jalur Trans Kalimantan dan Jalan Lingkar Utara

Kota Banjar Baru,

5. SDM dan kelembagaan cukup tersedia, yaitu lokasi dekat dengan Diskanlut

Propinsi, Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT), dan Fakultas Perikanan UNLAM

Banjar Baru.

6. Kualitas air yang relatif stabil dan baik yaitu dengan kondisi keasaman 7,5 ph

serta tidak adanya kandungan pencemaran yang membahayakan pasokan

kualitas air.

Oleh karena itu, Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Banjar

berdasarkan surat keputusan Bupati Nomor 241 Tahun 2008 adalah berada pada

kawasan perikanan budidaya Riam Kanan dan Kawasan Cindai Alus dengan luas

potensi yang dapat dikembangkan kurang lebih 1.671 ha.

C.3.4 Kelayakan Investasi

Dalam menghitung kelayakan investasi digunakan beberapa assumsi, seperti

kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang dapat dibangun, sebenarnya jauh di

atas asumsi perhitungan kelayakan investasi (150.000 kg/tahun) mengingat

pasokan sumber bahan baku yang melimpah di Kabupaten Banjar. Sehingga

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

31

Page 32: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Executive Summary 2013

peluang pembanguan industri pengolahan Ikan Patin menjadi fillet sangat terbuka

bagi banyak investor.

Berikut adalah asumsi yang dipergunakan:

1. Umur proyek 5 tahun

2. Kapasitas produksi 150.000 kg/ tahun

3. Margin keuntungan 35%

4. Harga Jual 19.300/kg

A. Biaya Investasi:

Biaya investasi digunakan untuk keperluan pembelian tanah dan perijinannya,

pembangunan gedung dan bangunan lainnya, penyediaan peralatan dan

perlengkapan untuk proses produksi, alat transportasi, fasilitas kantor, serta

biaya pra-operasi.

1. Pengadaan lahan dan bangunan 1000 m2

2. Pengadaan mesin dan peralatan serta fasilitas kantor

3. Biaya pra-operasional

B. Biaya Operasional terdiri dari:

1. Biaya Tetap (Tahunan)

2. Biaya Variabel (Tahunan)

Dana investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan industri ini adalah Rp. 2.8 Milyar.

Modal kerja awal untuk tiga bulan produksi adalah Rp. 450.113.137,50.

Dari hasil perhitungan analisa kelayakan investasi diperoleh nilai sebagai

berikut:

Kriteria Investasi Nilai

NPV 219.008.659,99Net B/C 1.24

IRR 27.02 %PBP 1.87 tahun

32

Page 33: 13. Kabupaten Banjar REV-6 (1)

Peluang Investasi 2013

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi DaerahBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia

33