Top Banner
KONSEP DAN TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT TYPUS DI DESA PESAYANGAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS BESAR MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI DOSEN PEMBIMBING : PROF.DR.QOMARIYATUS SHOLIHAH,AMD.HYP,ST,M.KES DAN NOVA ANNISA, M.SI Oleh : Arif Rahman H1E114231 Hudan Rahmani H1E114234 Winaldy Rahman H1E114031 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK 1
59

Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Apr 14, 2017

Download

Engineering

winaldy21
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

KONSEP DAN TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT TYPUS

DI DESA PESAYANGAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS BESAR

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING

PROFDRQOMARIYATUS SHOLIHAHAMDHYPSTMKES DAN

NOVA ANNISA MSI

Oleh

Arif Rahman H1E114231

Hudan Rahmani H1E114234

Winaldy Rahman H1E114031

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

BANJARBARU2015

REKTOR UNLAM

1

Prof Dr Soharto Hadi MSi MScNIP 19660331 199102 1 001

DEKAN FAKULTAS TEKNIK

DrIng Yulian Firmana Arifin STMTNIP 19750719 200003 1 002

KEPALA PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

Dr Rony RiduanST MTNIP19761017 199903 1 003

2

Dosen Mata KuliahEpidemiologi

Prof Dr Qomariyatus Sholihah Amd Hyp ST Mkes

NIP 19780420 200501 2 002

Dosen Mata KuliahEpidemiologi

Nova Annisa MSi

MAHASISWA

ARIF RAHMANNIM H1E114231

MAHASISWA

HUDAN RAHMANINIM H1E114234

MAHASISWA

WINALDY RAHMANNIM H1E114231

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik

dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya

Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten

Banjarrdquo

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik

mata kuliah Epidemiologi

2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi

3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan

martapura

4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota

5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini

Banjarbaru 18 Desember 2015

Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR3

DAFTAR ISI4

BAB I5

PENDAHULUAN5

11 LATAR BELAKANG5

12 Rumusan Masalah6

13 Tujuan6

BAB II7

TINJAUAN PUSTAKA7

21 Pengertian Typus7

22 Sumber penyakit tipustyphoid8

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12

24 Pencegahan Penyakit Tifus15

25 Penanggulangan Penyakit Tipus17

26 Diagnosis Laboratorium22

27 Distribusi Typhus Abdominalis23

28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24

BAB III25

Metodologi Penelitian25

31Jenis Penelitian25

32 Metode Pengumpulan Data25

33 Wawancara terstruktur25

BAB IV28

HASIL DAN PEMBAHASAN28

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33

BAB V37

Penutup37

51 Kesimpulan37

52 Saran37

INDEX38

4

DAFTAR PUSTAKA39

BAB IPENDAHULUAN

11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di

Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan

karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas

Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini

terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas

kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang

juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas

daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja

hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia

mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang

dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun

Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan

pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan

pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan

yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain

Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah

berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain

Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai

nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh

infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus

Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis

buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih

Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia

diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun

dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak

5

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 2: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Prof Dr Soharto Hadi MSi MScNIP 19660331 199102 1 001

DEKAN FAKULTAS TEKNIK

DrIng Yulian Firmana Arifin STMTNIP 19750719 200003 1 002

KEPALA PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

Dr Rony RiduanST MTNIP19761017 199903 1 003

2

Dosen Mata KuliahEpidemiologi

Prof Dr Qomariyatus Sholihah Amd Hyp ST Mkes

NIP 19780420 200501 2 002

Dosen Mata KuliahEpidemiologi

Nova Annisa MSi

MAHASISWA

ARIF RAHMANNIM H1E114231

MAHASISWA

HUDAN RAHMANINIM H1E114234

MAHASISWA

WINALDY RAHMANNIM H1E114231

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik

dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya

Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten

Banjarrdquo

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik

mata kuliah Epidemiologi

2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi

3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan

martapura

4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota

5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini

Banjarbaru 18 Desember 2015

Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR3

DAFTAR ISI4

BAB I5

PENDAHULUAN5

11 LATAR BELAKANG5

12 Rumusan Masalah6

13 Tujuan6

BAB II7

TINJAUAN PUSTAKA7

21 Pengertian Typus7

22 Sumber penyakit tipustyphoid8

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12

24 Pencegahan Penyakit Tifus15

25 Penanggulangan Penyakit Tipus17

26 Diagnosis Laboratorium22

27 Distribusi Typhus Abdominalis23

28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24

BAB III25

Metodologi Penelitian25

31Jenis Penelitian25

32 Metode Pengumpulan Data25

33 Wawancara terstruktur25

BAB IV28

HASIL DAN PEMBAHASAN28

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33

BAB V37

Penutup37

51 Kesimpulan37

52 Saran37

INDEX38

4

DAFTAR PUSTAKA39

BAB IPENDAHULUAN

11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di

Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan

karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas

Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini

terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas

kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang

juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas

daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja

hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia

mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang

dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun

Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan

pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan

pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan

yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain

Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah

berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain

Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai

nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh

infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus

Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis

buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih

Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia

diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun

dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak

5

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 3: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik

dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya

Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten

Banjarrdquo

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu

menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada

1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik

mata kuliah Epidemiologi

2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi

3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan

martapura

4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota

5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini

Banjarbaru 18 Desember 2015

Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR3

DAFTAR ISI4

BAB I5

PENDAHULUAN5

11 LATAR BELAKANG5

12 Rumusan Masalah6

13 Tujuan6

BAB II7

TINJAUAN PUSTAKA7

21 Pengertian Typus7

22 Sumber penyakit tipustyphoid8

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12

24 Pencegahan Penyakit Tifus15

25 Penanggulangan Penyakit Tipus17

26 Diagnosis Laboratorium22

27 Distribusi Typhus Abdominalis23

28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24

BAB III25

Metodologi Penelitian25

31Jenis Penelitian25

32 Metode Pengumpulan Data25

33 Wawancara terstruktur25

BAB IV28

HASIL DAN PEMBAHASAN28

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33

BAB V37

Penutup37

51 Kesimpulan37

52 Saran37

INDEX38

4

DAFTAR PUSTAKA39

BAB IPENDAHULUAN

11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di

Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan

karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas

Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini

terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas

kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang

juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas

daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja

hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia

mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang

dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun

Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan

pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan

pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan

yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain

Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah

berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain

Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai

nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh

infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus

Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis

buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih

Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia

diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun

dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak

5

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 4: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR3

DAFTAR ISI4

BAB I5

PENDAHULUAN5

11 LATAR BELAKANG5

12 Rumusan Masalah6

13 Tujuan6

BAB II7

TINJAUAN PUSTAKA7

21 Pengertian Typus7

22 Sumber penyakit tipustyphoid8

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12

24 Pencegahan Penyakit Tifus15

25 Penanggulangan Penyakit Tipus17

26 Diagnosis Laboratorium22

27 Distribusi Typhus Abdominalis23

28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24

BAB III25

Metodologi Penelitian25

31Jenis Penelitian25

32 Metode Pengumpulan Data25

33 Wawancara terstruktur25

BAB IV28

HASIL DAN PEMBAHASAN28

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33

BAB V37

Penutup37

51 Kesimpulan37

52 Saran37

INDEX38

4

DAFTAR PUSTAKA39

BAB IPENDAHULUAN

11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di

Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan

karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas

Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini

terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas

kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang

juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas

daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja

hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia

mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang

dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun

Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan

pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan

pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan

yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain

Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah

berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain

Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai

nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh

infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus

Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis

buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih

Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia

diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun

dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak

5

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 5: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

DAFTAR PUSTAKA39

BAB IPENDAHULUAN

11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di

Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan

karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas

Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini

terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas

kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang

juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas

daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja

hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia

mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang

dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun

Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan

pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan

pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan

yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain

Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah

berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain

Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai

nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh

infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus

Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis

buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih

Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia

diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun

dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak

5

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 6: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan

Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta

perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat

12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid

2 Apa penyebab penyakit ini

3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini

13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid

2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini

3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini

14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu

1 Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus

2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan

Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya

tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus

3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai

dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)

6

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 7: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck

TC 2004)

3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada

pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)

4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang

diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan

diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut

yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya

demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran

5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella

paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat

dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir

minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus

sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi

panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut

seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan

berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria

Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak

terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering

Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014

)

Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962

No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara

tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi

7

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 8: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara

(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)

b Para-tifus A B dan C

c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)

d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)

e Para-cholera Eltor

f Diphtheria

g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)

h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)

(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonellatyphimurium

22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella

typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi

perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang

terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)

Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan

tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif

berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella

memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan

membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)

Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat

hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom

mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit

untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)

Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan

produksi sitokin terutama IFNÎł juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian

McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik

8

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 9: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada

saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon

pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral

dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini

gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)

Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap

tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di

Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit

endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650

kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-

104 (Gassem 2001)

Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa

Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella

yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih

berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada

anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur

dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu

pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali

muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan

kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak

Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan

membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots

rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada

dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan

gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)

Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi

A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah

dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan

menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis

Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi

atau Salmonella paratyphi A B dan C

9

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 10: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika

mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar

terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi

sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara

keseluruhan

Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut

dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam

lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di

ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi

intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia

masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi

Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah

melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati

melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati

dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)

Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai

flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer

x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris

tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan

hemolisis (Gupte 1990)

FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C

(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman

10

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 11: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan

sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer

dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan

H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada

fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk

bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat

logam akibat pembentukan H2S

Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C

selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan

klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4

minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang

mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium

tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan

kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk

isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)

23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

11

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 12: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

12

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 13: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps

dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi

miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam

tifoid pada minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

13

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 14: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian

dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan

deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan

pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan

minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi

populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri

makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan

dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi

pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat

mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan

pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif

diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang

hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi

orang lain

Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu

demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai

pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini

biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam

hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita

Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga

bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh

kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh

dari penyakit

a Mencuci tangan sebelum makan

b Hindari makanan yang tidak higienis

c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan

pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh

d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga

teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah

e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-

benar matang

f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda

terhadap penyakit tipes

14

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 15: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang

sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita

tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting

terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada

penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah

dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan

lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari

lingkungan rumah

Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus

diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila

dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk

harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai

mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam

larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke

saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam

karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid

harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala

demam atau gejala sakit lainnya

Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati

(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna

dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti

demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak

dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin

berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)

25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan

Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring

dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK

BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta

higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga

Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan

pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini

15

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 16: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi

usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi

berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas

II Diet dan Terapi Penunjang

a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya

Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus

dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk

menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga

diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan

Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang

bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan

menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau

menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan

sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang

sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus

abdominalis

b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare

Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah

dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita

sudah tidak mengalami mual lagi

III Pemberian Antimikroba

Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid

adalah

a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral

maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol

bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat

pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan

cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol

adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14

hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier

b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata

pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya

anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol

16

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 17: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan

chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu

d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau

intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada

dewasa

e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan

selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari

f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih

efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk

menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang

berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat

seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini

juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan

Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika

angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai

sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya

Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek

klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek

toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata

setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim

sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab

telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik

dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama

carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat

dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai

kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan

vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin

akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada

sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap

Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O

Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu

fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan

imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui

respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti

reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan

17

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 18: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan

aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan

salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu

tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau

biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan

antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006

Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan

peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)

Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral

serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage

colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp

Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun

alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-

α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan

ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et

al 2005 Boudreau amp Beland 2006)

Pada penelitian lain adapun

1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel

bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram

positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20

bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo

kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang

dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang

menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel

bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)

Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel

yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel

bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al

1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan

pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari

penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua

karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah

18

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 19: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses

sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi

dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut

Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan

kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog

Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan

membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)

2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel

berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel

Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat

merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi

dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan

kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak

kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah

berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan

Wheeler 1993)

3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses

transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)

Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat

diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit

berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi

dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit

30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang

berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S

Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan

peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino

terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti

(Volk dan Wheeler 1993)

4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah

mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari

bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat

pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam

merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan

sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya

bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada

19

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 20: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau

terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat

menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai

pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat

keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat

menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada

dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-

senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat

pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella

typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh

karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus

26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni

1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman

2 Diagnosis serologik

3 Diagnosis klinik

Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90

penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini

menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40

Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90

positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur

urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat

Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-

kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka

waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam

tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-

anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung

pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi

aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu

pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan

menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari

4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi

20

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 21: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan

mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak

sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya

sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70

ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit

pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan

penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih

banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di

Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan

kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada

peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih

tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi

merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi

Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme

inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang

bika mencapai dosis infektif

28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika

Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular

yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4

terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002

sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia

prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat

setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang

menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh

dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama

lebih dari satu tahun (Brusch 2015)

21

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 22: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

BAB IIIMetodologi Penelitian

31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian

Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian

Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic

32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas

Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat

Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak

pasien yang menderita penyakit tipus di daerah

2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi

oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang

berikan

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut

fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

22

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 23: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab

dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah

diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban

33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua

responden dalam kalimat dan urutan yang seragam

Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi

pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode

ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas

34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah

Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua

Variabel terikat Penyakit Tipus

35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan

Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut

351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun

kegiatan prapenelitian ini adalah

1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur

penelitian

2Menentukan sempel penelitian

3Penyusunan koesioner dan lembar observasi

352 Tahap penelitian

23

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 24: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun

kegiatan pada tahap penelitian adalah

1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa

keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci

tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan

makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial

ekonomi

2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya

3pengisian lembar observasi

353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian

yaitu

1Pencatatan hasil penelitian

2Analisis data

36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis

teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-

hubungan kuantitatif

24

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 25: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid

Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak

seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas

dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala

batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu

kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak

sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi

dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun

barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah

dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak

dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau

pneumonia

2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid

disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A

dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang

disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk

infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan

diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing

dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin

terancam jiwa penderita

25

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 26: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor

virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada

inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł

juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan

limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak

efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat

infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan

imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi

Salmonella

Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari

tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara

lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat

Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan

dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian

lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang

mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat

terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran

limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah

mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui

ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui

sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan

bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala

toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan

penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan

gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan

pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada

jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan

karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat

pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam

26

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 27: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

malamnya demam tinggi

2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas

3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan

mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar

lagi lewat mulut

4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan

cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi

(sulit buang air besar)

5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan

hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut

6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran

-Minggu Pertama (awal terinfeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan

penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc

hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi

antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran

bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih

berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita

adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat

dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita

ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas

yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi

pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-

bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola

terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran

27

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 28: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian

bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus

dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi

-Minggu Kedua

Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang

biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena

itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi

(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung

Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama

dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu

tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang

mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah

mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare

menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan

Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran

Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain

- Minggu Ketiga

Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi

tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang

dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika

keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas

berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia

urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti

dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat

meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah

terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari

nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial

toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada

minggu ketiga

-Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya

pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis

Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu

dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar

28

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 29: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat

berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber

penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat

bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat

carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila

hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak

merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya

lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan

perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian

42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh

Ja

n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8

2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3

3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

5

KELURAHAN

KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19

6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4

11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 30: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil

adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah

Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data

lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi

1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura

dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak

mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala

penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi

dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus

Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di

Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan

yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan

kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri

ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan

atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat

dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila

orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan

makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui

mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam

lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus

bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang

biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel

retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan

menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung

empedu

2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat

kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan

30

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 31: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air

yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan

penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4

thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan

serta observasi yang telah kami lakukan

Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013

Januari

FebruariMaret

April MeiJuni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

0

1

2

3

4

5

6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0

1

0 0 0 0

5

4

0

2

1 1 1 1

2

1

5

0

1

0 0 0 0

1

0 00

2

4

2

0 0 0 0 0

1

0 00 0 0 0

1 1 1 1

0 0 0 0

1

2

1

0 0

1

0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00

1

0 0 0 0

1

0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9

tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada

penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal

ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel

Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di

sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan

kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus

31

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 32: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit

menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan

menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini

terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya

kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri

yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-

tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa

bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman

dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa

terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus

Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai

dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit

perut serta pingsan

32

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 33: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

BAB VPenutup

51 Kesimpulan

1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan

lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat

melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat

ditularkan melalui perantara lalat

3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare

dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton

mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga

mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14

Martapura

52 Saran

1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup

sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit

2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu

yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan

penyakit tifus

3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual

berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan

dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan

medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus

33

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 34: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

INDEX

AAbdominalis3 20 24 26 27

Amoksisilin16

Ampicilin16

Antigen5 17 20

Antimikroba15

Asam nukleat19

BBronkhitis4 6

FForming17

IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21

MMalaria4 6

Membran plasma18

Metoclopramide15

OOrganisme20

PParatyphi1 3 6

Pneumonia4 6 11 14

SSalmonela1

Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16

17 18 19 20 21 27 28

Sintesis protein15 19

TThypoid1

Thypoid2

Tiamfenikol15

Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28

Typhimurium5

Typhus3 4 20 21 27

Typoid3 20

34

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 35: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition

Philadelphia WB amp Saunders

Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus

FKUI Jakarta

Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature

Reviews Cancer 2 420-430

Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological

properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C

Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs

Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman

Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L

Jakarta Penerbit Salemba Medika

Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)

(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16

Desember 2015

Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM

Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis

Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press

Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential

Journal of Ethnopharmacology 81 81-100

Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta

35

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 36: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis

Bandung Alfabeta

Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta

CVYrama Widya

Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical

Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI

Jakarta

KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam

AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana

Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta

Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC

Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta

Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta

Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta

Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta

Gadjah Mada University Press

36

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 37: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

CONTOH SOAL

1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah

a Mycrobacterium tubercolusis

b Salmonella typhi

c Clostridium tetani

d E colli

2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip

a Demam

b Lidah kotor

c Mual berat sampai muntah

d Sakit gigi

3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip

a Diagnosi Mikrobiologik

b Diagnosis Serologik

c Diagnosis Kimiawi

d Diagnosis Klinik

4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah

a Diet dan terapi penunjang

b Sikat gigi setelah makan

c Tinggal di lingkungan yang kotor

d Berolahraga berat

5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip

a Menghindari makanan yang tidak higines

b Tidak mencuci tangan sebelum makan

c Mandi 2 hari sekali

d Sering begadang

37

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 38: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

LAMPIRAN DATA PENELITIAN

38

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 39: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

L

39

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 40: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

LAMPIRAN FOTO

40

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 41: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

41

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 42: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

42

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 43: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

43

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 44: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

44

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA
Page 45: Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar

45

  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • BAB I
  • PENDAHULUAN
    • 11 LATAR BELAKANG
    • 12 Rumusan Masalah
    • 13 Tujuan
      • BAB II
      • TINJAUAN PUSTAKA
        • 21 Pengertian Typus
        • 22 Sumber penyakit tipustyphoid
        • 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
        • 24 Pencegahan Penyakit Tifus
        • 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
        • 26 Diagnosis Laboratorium
        • 27 Distribusi Typhus Abdominalis
        • 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
          • BAB III
          • Metodologi Penelitian
            • 31Jenis Penelitian
            • 32 Metode Pengumpulan Data
            • 33 Wawancara terstruktur
              • BAB IV
              • HASIL DAN PEMBAHASAN
                • 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
                  • BAB V
                  • Penutup
                    • 51 Kesimpulan
                    • 52 Saran
                      • INDEX
                      • DAFTAR PUSTAKA