KONSEP DAN TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT TYPUS DI DESA PESAYANGAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS BESAR MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI DOSEN PEMBIMBING : PROF.DR.QOMARIYATUS SHOLIHAH,AMD.HYP,ST,M.KES DAN NOVA ANNISA, M.SI Oleh : Arif Rahman H1E114231 Hudan Rahmani H1E114234 Winaldy Rahman H1E114031 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK 1
59
Embed
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP DAN TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT TYPUS
DI DESA PESAYANGAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS BESAR
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
DOSEN PEMBIMBING
PROFDRQOMARIYATUS SHOLIHAHAMDHYPSTMKES DAN
NOVA ANNISA MSI
Oleh
Arif Rahman H1E114231
Hudan Rahmani H1E114234
Winaldy Rahman H1E114031
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU2015
REKTOR UNLAM
1
Prof Dr Soharto Hadi MSi MScNIP 19660331 199102 1 001
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNÎł
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANG
12 Rumusan Masalah
13 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus
22 Sumber penyakit tipustyphoid
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
24 Pencegahan Penyakit Tifus
25 Penanggulangan Penyakit Tipus
26 Diagnosis Laboratorium
27 Distribusi Typhus Abdominalis
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
BAB III
Metodologi Penelitian
31Jenis Penelitian
32 Metode Pengumpulan Data
33 Wawancara terstruktur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
BAB V
Penutup
51 Kesimpulan
52 Saran
INDEX
DAFTAR PUSTAKA
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013