PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/ 1. PERENCANAAN SISTEM KETENAGALISTRIKAN 1.1. Pendahuluan Dalam Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan proses awalnya perlu mengetahui Karakteristik Sistem Ketenagalistrikan.yang merupakan pemikiran dasar sehingga hasil perhitungannya mendekati dengan atau sesuai kebutuhan beban di Sub-sektor Ketenagalistrikan. 1.1.1 Karakteristik sistem ketenagalistrikan. - Perusahaan Listrik adalah konsumen energi primer dan produsen energi secondary (final energi atau listrik). - Perimbangan antara persediaan dan permintaan (supply and demand) listrik terjadi dalam sesaat. - Capital intensive dengan masa pembangunan yang lama (terutama di pembangkitan). - Harga dan penyediaan energi primer yang tidak menentu. - Keandalan dan keamanan sistem ini mudah terganggu. - Bisnis listrik merupakan bisnis yang karena selalu terjadi permintaan listrik secara terus menerus, hal ini disebabkan : • Peningkatan pemakaian energi yang sesuai dengan peningkatan ekonomi, sosial dll. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1
56
Embed
121.100.16.220121.100.16.220/webtjbtb/wp-content/uploads/perpustakaan... · Web view1.1. Pendahuluan. Dalam Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan proses awalnya perlu mengetahui Karakteristik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
1. PERENCANAAN SISTEM KETENAGALISTRIKAN
1.1. PendahuluanDalam Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan proses awalnya perlu mengetahui
Karakteristik Sistem Ketenagalistrikan.yang merupakan pemikiran dasar sehingga
hasil perhitungannya mendekati dengan atau sesuai kebutuhan beban di Sub-
sektor Ketenagalistrikan.
1.1.1 Karakteristik sistem ketenagalistrikan.
- Perusahaan Listrik adalah konsumen energi primer dan produsen energi
secondary (final energi atau listrik).
- Perimbangan antara persediaan dan permintaan (supply and demand) listrik
terjadi dalam sesaat.
- Capital intensive dengan masa pembangunan yang lama (terutama di
pembangkitan).
- Harga dan penyediaan energi primer yang tidak menentu.
- Keandalan dan keamanan sistem ini mudah terganggu.
- Bisnis listrik merupakan bisnis yang karena selalu terjadi permintaan listrik
secara terus menerus, hal ini disebabkan :
• Peningkatan pemakaian energi yang sesuai dengan peningkatan ekonomi,
sosial dll.
• Bertambahnya share listrik dalam pemakaian energi karena listrik dianggap
lebih efisien dan efektive dibandingkan sumber energy lain.
• Pertumbuhan bisnis listrik lebih bersifat tuntutan dan tantangan.
• Ketergantungan ekonomi dan keamanan regional atau nasional akan
persediaan listrik yang terus-menerus.
Sehubungan hal tersebut maka industri listrik harus mampu:
• Menyediakan listrik yang andal (reliable) dan mencukupi dengan biaya
serendah-rendahnya.
• Flexible, tidak tergantung pada satu jenis energi primer.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
• Tumbuh mengikuti permintaan listrik yang terus meningkat.
1.1.2 Sub sektor ketenagalistrikan
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik berdasarkan peraturan seperti
tersebut pada undang-undang no. … pasal 5.
- Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik disusun berdasarkan
Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional;
- Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud
- Pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan
Tenaga listrik bagi PKUK dan PIUKU.
- Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan wajib membuat
Rencana Usaha Penyediaan Listrik di daerah usahanya untuk disahkan oleh
Menteri;
Pasal 16 bahwa Pemerintah mengatur harga jual tenaga listrik
1.1.3 Tujuan perusahaan
Tujuan PLN adalah memasok kebutuhan energi listrik pada biaya serendah
mungkin dengan tetap memenuhi tingkat keandalan dan keamanan yang
dianggap layak.
PERANAN PEMERINTAH
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2
Tarif Listrik PLN
Kebijakan Pemerintah
InvestasiHarga BBM
Permintaan Energi Listrik PLN
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
LINGKARAN KETENAGALISTRIKAN
1.2. Perencanaan Sistem 1.2.1. Peranan perencanaan sistem
- Perencanaan sistem adalah bagian dari perencanaan energi (external) maupun
perencanaan korporat (internal).
- Perencanaan sistem bisa dianggap sebagai strategic planning (long term),
terutama perencanaan sistem pembangkit.
- Strategic plan bukan rencana yang harus dilaksanakan secara ketat/kaku.
Tetapi dia menjadi framework dari rencana-rencana kerja atau action plans.
- Maka perencanaan sistem bukan suatu 'kegiatan' tapi suatu 'exercise'.
- Untuk perencanaan strategis, berlaku ungkapan "Plan is nothing but planning
is everything". Disini perencanaan dianggap sebagai usaha yang sistematis,
terus-menerus dan menyeluruh dalam memahami masa depan bisnis
ketenagalistrikan.
1.2.2. Perencenaan energi dan sistem ketenagalistrikan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3
Tarif Listrik PLN tidak ekonomis
Kebutuhan Investasi
Meningkat
Permintaan Energi Listrik PLN meningkat pesat
Subsidi Meningkat
LINGKARAN ENERGI, INVESTASI, SUBSIDI DAN TDL
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
- Perencanaan energi
• Hubungan Perencanaan Sistem Ketenaga-listrikan dengan perencanaan
energi, kalaupun ada, hanya pada prakiraaan beban.
• Kedua perencanaan ini seharusnya dilakukan secara berhubungan agar
tidak ada duplikasi.dan konsistensi dalam asumsi-asumsi.
• Hubungan lebih lanjut bisa meliputi analisis ketersediaan sumber energi
dan dana.
- Perencanaan sistem ketenagalistrikan
• Pada perencanaan sistem pembangkitan untuk 2 s/d 3 tahun kedepan,
misalnya, maka pilihan menjadi terbatas:
› Menunda penghapusan unit-unit tua.
› Menyewa diesel
› Membeli excess power
• Tujuan perencanaan ini adalah:Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4
Perencanaan Perluasan Sis. Pembangkit
Prakiraan Kebutuhan Energi
Listrik
Analisa Lokasi pembangkit2
Baru
Perencanaan Perluasan Sis.
Transmisi
Analisa Karakteristik
Beban
Analisa Finansial
Analisa Kebu-tuhan Pegawai dan Operating Costs lainnya
Rencana Perluasan sistem
Ketenagalistrikanyang Optimal
Prakiraan Pertumbuhan
EconomiPerencanaan
Perluasan Sis. Distribution
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
› Fuel budgeting
› Analisis kecukupan daya dan energi
• Model yang digunakan harus lebih detail dibanding model untuk
perencanaan perluasan.
1.3. Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Listrik 1.3.1 Pertumbuhan ekonomi
- Terminologi.
Secara singkat pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai proses
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Kenaikan output perkapita
tersebut (GDP/penduduk), menurut Adam Smith disebabkan adanya
perkembangan tiga sumber produksi, yakni:
1. Sumber alam yang tersedia (tanah).
1. Sumber daya manusia (tenaga kerja).
2. Stok barang kapital yang ada (modal).
Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi terjadi bila kegiatan yang mencakup
tiga sumber produksi terlaksana sebagai berikut:
1. Penggunaan tanah lebih berdaya guna, sebagai contoh intensifikasi hasil
pertanian yang akan meningkatkan pendapatan petani.
2. Tenaga Kerja terserap pada sektor produksi.
3. Investasi pemerintah pada pembangunan prasarana, seperti irigasi, pasar,
jalan, pembangkit listrik, sekolah dsbnya. Investasi swasta, seperti
pembangunan pabrik, toko, bidang jasa, dan lain sebagainya.
Secara berkesinambungan pertumbuhan ekonomi didorong oleh
pemerintah untuk mencapai kesejahteraan rakyat melalui optimasi
produksi barang. Sebagai contoh sejak orde baru melalui program
Repelita, pemerintah Indonesia dengan sistematis mengupayakan adanya
pertumbuhan ekonomi tersebut.
- Mengukur perkembangan ekonomi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Perkembangan ekonomi sebagai akibat terjadinya kegiatan ekonomi dapat
diukur dengan mencatat jumlah barang dan jasa yang dihasilkan pada satu
waktu yang dinilai uang saat itu. Pada Gambar 5 dapat dilihat konsepsi dari
kegiatan perekonomian dan cara mengukurnya. Hasil pengukuran ini biasa
disebut Produk Nasional Bruto (GNP).
Bila pengukuran barang dan jasa ini hanya dibatasi semua transaksi yang
terjadi pada wilayah Republik Indonesia disebut Produk Domestik Bruto
(PDB). Usaha pengukuran pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti yang
dikutip dari "Ace Partadiredja, Perhitungan Pendapatan Nasional", telah
dirintis sejak tahun 1924, dan sejak tahun 1958, perhitungan nasional
dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
BPS setiap tahun mengeluarkan data pendapatan nasional yang disajikan
dengan membagi kegiatan perekonomian Indonesia menjadi 11 lapangan
usaha (sektor), yaitu:
1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Industri
4. Bangunan
5. Listrik, Gas dan Air minum
6. Pengangkutan dan Komunikasi
7. Perdagangan Besar dan Eceran
8. Bank dan Lembaga Keuangan lainya
9. Sewa rumah
10.Pemerintah dan Pertanahan
11.Jasa-jasa
Walaupun pengukuran ekonomi dengan cara diatas sangat bergantung pada
kecermatan BPS dalam mengumpulkan data, serta kelemahan lainya.
Penyajian angka PDB yang dilaporkan oleh BPS tetap menjadi salah satu
indikator dalam mengukur pertumbuhan ekonomi.
1.3.2. Pertumbuhan kebutuhan energi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Seperti telah disebut diatas, pertumbuhan ekonomi terjadi apabila ada
penambahan asset pada setiap sektor kegiatan. Penambahan asset berarti
terjadi perputaran kegiatan ekonomi pada tingkat produsen dan konsumen.
Sebagai contoh, petani sebagai produsen menghasilkan beras, dan petani
sebagai konsumen membutuhkan pakaian, bibit, bahan bakar dan
sebagainya. Dengan demikian bila terjadi kegiatan ekonomi, terjadi pula
kegiatan energi. Sebagai komoditas perdagangan energi baik dalam bentuk
primer (bahan bakar) atau sekunder (listrik), akan juga dibutuhkan sesuai
dengan tingkat aktivitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi secara langsung akan juga mempengaruhi
pertumbuhan kebutuhan energi, dan juga berlaku kondisi sebaliknya, ialah
penyediaan energi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1. Faktor Ekonomi.
Hasil penelitian empiris dari kebutuhan energi terhadap aktivitas ekonomi,
memperlihatkan pada dasarnya terdapat dua faktor ekonomi yang akan
mempengaruhi kebutuhan energi, yaitu nilai input (value added) dan
harga bahan bakar.
Nilai input dapat berupa pendapatan per orang atau modal kerja atau nilai
tambah untuk proses produksi dari suatu badan usaha, sedangkan harga
bahan bakar adalah nilai nyata pada sisi konsumen.
Dari hasil penelitian pada aplikasi model untuk prakiraan kebutuhan
tenaga listrik, faktor ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan listrik untuk
setiap sektor pelanggan dirinci pada Tabel 7.
2. Keterkaitan Ekonomi
Untuk memperlihatkan adanya keterkaitan antara faktor ekonomi dengan
pertumbuhan energi, dilakukan analisi empiris antara pertumbuhan energi
dengan faktor ekonomi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Faktor Ekonomi Yang Berpengaruh Dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik.
SEKTOR FAKTOR EKONOMI RINCIAN
Residensial 1. Pendapatan
perkapita
1. Total PDRB dibagi jumlah
penduduk
2. Tarif listrik 2. Rp/kWh
Komersial/
Publik
Nilai tambah sektor servis Nilai tambah sektor servis terdiri
dari Value added sektor no 4 - 11,
dari pembagian setor BPS pada
tabel PDRB
1. Tarif listrik 1. Rp/kWh
Industri 1. NNilai tambah sektor
industri
1. NNilai tambah sektor 3 tabel
PDRB terbitan BPS
2. Tarif listrik 2. Rp/kWh
Pada Gambar 4, dapat dilihat grafik antara pertumbuhan kebutuhan listrik
PLN dengan PDRB, pertumbuhan kebutuhan listrik residensial dengan
PDRB, pertumbuhan kebutuhan sektor komersial dengan value added sektor
servis dan pertumbuhan kebutuhan listrik sektor industri dan value added
sektor industri.
Grafik Hubungan Antara Pertumbuhan Penjualan Energi Dan PDRB Masing-
Masing Sektor PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Tahun 1994-1999.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Kita perhatikan grafik antara pertumbuhan penjualan listrik total PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan pertumbuhan PDRB (GDP), tampak pada gambar sejak
tahun 1994 sampai dengan tahun 1999, grafik antara pertumbuhan PDRB dan
penjualan listrik adalah sejajar, artinya bila terjadi perubahan dalam perekonomian
maka akan terjadi perubahan yang sebanding pada konsumsi energi listrik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9
Gross National Product
932 (Gross
Natioana
l Incom
e)
Net Nation
al Product 854
National Income 771
Personal Income
732
Household Disposable
Personal Income
614
Gross Busines
s Saving
98
Government Net
Taxes 224
Invesment 141
Depreciation 78
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Gambar 1. Income And Expenditure Flow, 1969 (billions of dollars).
1.3.3. Metode ekonometri untuk prakiraan
Metode Ekonometri merupakan suatu metode untuk menganalisis fenomena-
fenomena ekonomi dengan menggunakan gabungan dari teori ekonomi,
matematika dan statistika. Model Ekonometri yang juga disebut model tingkah laku
atau model struktur ekonomi yang dirumuskan melalui hubungan matematika itu
yang kemudian diterapkan pada data empirik yang dianalisis menggunakan
metode statistika, sehingga dapat ditemukan hubungan-hubungan ekonomi yang
bersifat pembuktian.
Sebagai contoh, dalam penggunaannya untuk meramal penjualan tenaga listrik
sebagai misal, teori ekonomi akan menyebutkan bahwa:
1. Besar konsumsi listrik suatu keluarga akan dipengaruhi oleh pendapatannya.
2. Rumah tangga tersebut akan mengurangi konsumsi listriknya apablia rekening
listriknya dirasakan mengakibatkan pengeluaran sektor lain terganggu.
3. Pengurangan konsumsi listrik sebagai akibat penggunaan bentuk teknologi
yang lain dan lebih murah.
4. Berdasarkan asumsi di atas dengan memperhatikan tersedianya data yang
mendukung dengan Metode Ekonometri akan dibangun suatu model hubungan
matematis yang menggambarkan asumsi di atas.
5. Setelah hubungan matematis atau faktor utilitas dari model ditentukan,
hubungan ini diukur dan diuji dengan teknik analisa regresi. Hasil estimasi
yang diperoleh dari hasil analisa regresi ini akan digunakan untuk prakiraan.
6. Pada makalah ini dibahas secara bertahap pengertian tentang Metode
Ekonometri untuk analisa tingkah laku variabel prakiraan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
A. Pengembangan model
Dibawah ini dituliskan suatu model ekonometri linier sederhana yang
memformulasikan pengaruh beberapa variabel terhadap konsumsi listrik.
kWh = – ( x PELEC ) + ( x PKERO ) + ( x INC)
J, dimana,
- kWh = Konsumsi listrik
- PELEC = Harga listrik
- PKERO = Harga kerosine
- INC = Pendapatan per kapita
Dari model tersebut dapat dikatakan:
1. KWh konsumsi akan bertambah bila harga kerosine dan pendapatan
naik, hal ini disebabkan oleh dua alasan
- Sebagai akibat kenaikan harga kerosine, pola penggunaan energi
rumah tangga akan beralih pada substitusinya, dalam hal ini listrik.
- Bila pendapatan per kapita naik, maka kebutuhan barang listrik akan
meningkat pula. Hal ini akan menyebabkan kebutuhan tenaga listrik
meningkat.
KWh konsumsi akan berkurang bila harga listrik naik, hal ini disebabkan
oleh berubahnya pola penggunaan tenaga listrik kepada substitusinya
yang lebih murah, dalam hal ini kerosine.
2. Dengan demikian jelas dapat diperkirakan arah/tanda
koefisien pada model, untuk harga kerosine dan pendapatan positif dan
tanda negatif untuk harga listrik.
3. Dalam kenyataan, konsumsi energi listrik tidak hanya
dipengaruhi oleh variabel tersebut diatas, melainkan masih banyak lagi
variabel yang berpengaruh. Dalam teori ekonomi pengaruh diluar
variabel tersebut diatas dianggap konstan, sedangkan dalam
ekonometrika bahwa pengaruh variabel-variabel lainnya akan ditampung
dalam satu variabel yang disebut sebagai variabel sisaan (E). Oleh
karena itu dalam ekonometrika hubungan tersebut diatas dapat
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
dinyatakan sebagai berikut: kWh = – ( x PELEC ) + ( x PKERO ) + ( x INC)
+ E
4. Bila formulasi diatas dirasakan cukup penalaranya tahap
berikutnya dalam pekerjaan pengembangan model adalah
mengumpulkan dan menganalisa data serta menguji keabsahan model
tersebut dengan teknik regresi.
5. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
ekonometrika, yaitu:
- Spesifikasi model atau penyusunan hipotesis dalam bentuk
persamaan yang dapat menggambarkan hubungan variabel-
variabelnya.
- Mengumpulkan data variabel-variabel yang ada dalam model guna
menentukan koefisien-koefisien dari fungsi/model.
- Melakukan evaluasi terhadap koefisien penaksir model menurut
kaidah ekonomi, statistik dan ekonometri.
Secara skematis, langkah-langkah penelitian ekonometri adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. Langkah-langkah Dalam Penelitian Ekonometri.
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12
Teori Ekonomi
Model Matematik
Model Ekonometri
Pengumpulan data yang relevan
Menaksir parameter Model
Evaluasi Model
Menerima teori jika sesuai dengan data Menolak teori jika
tidak sesuai dengan data
Merevisi teori jika tidak sesuai dengan
data
Menguji teori yang direvisi dengan
data baru
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
B. Sumber Data dan Analisa Data.Dalam pengumpulan data dari variabel model tersebut, perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Sumber data, apakah ada badan resmi yang mengeluarkan atau berasal dari perusahaan
sendiri.
2. Bagaimana kemungkinan penyimpangan pada data dasar.
3. Ketersediaan data dari variabel yang dipilih pada model.
Pengetahuan tentang sumber data dan penyimpangan akan membantu dalam membuat
model yang akurat. Pada umumnya data dasar terdiri dari dua macam Time Series dan
Cross Section Data.
Data Time Series, ialah databerkala dari suatu kegiatan dalam sebuah periode tertentu.
Contoh : Penjualan Tenaga Listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Tahun 1993 -
1999
Data Cross Section, ialah kumpulan data dari suatu kegiatan pada satu periode yang sama.
Dua macam data tersebut dapat digunakan pada model walaupun penggunaan Cross
Section Data pada model ekonometri tidak memberikan tanggapan yang tepat terhadap
perubahan. Sedangkan dengan menggunakan Time Series Data, model ekonometri tanggap
terhadap perubahan.
Dalam Model Ekonometri yang biasanya ditujukan untuk menguji tanggapan beberapa
variabel terhadap penjualan, maka data Time Series lebih tepat bila digunakan. Walaupun
demikian penggunaan data Time Series juga mempunyai kelemahan, jika perubahan dari
variabel peramalan terlalu besar, menjadikan sulitnya diperoleh angka koefisien statistik
yang dapat dipercaya (significant).
Pada model ini, sebagai contoh data dapat diperoleh dari:
1. Data Penjualan kWh, dapat diperoleh dari Statistik Pengusahaan.
2. Data Harga Listrik, dapat diperoleh dari Statistik Pengusahaan (Rupiah/kWh), yang
hanya perlu diperhatikan bahwa data tersebut harus dikoreksi dengan nilai inflasi.
3. Data pendapatan, dapat diperoleh dari Buku Statistik tahunan BPS. Sama halnya pada
butir 2 diatas, data yang digunakan dalam bentuk harga konstan 1983.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
4. Harga kerosine, dapat diperoleh dari Buku Statistik Pertambangan, Departemen
Pertambangan dan Energi.
1. Ciri Bentuk Matematik dari model.
Pada bagian ini dengan anggapan bahwa seleksi data dan variabel telah dilakukan.
Variabel-variabel tersebut harus dirangkum secara bersama-sama, untuk memenuhi
bentuk matematik yang baik sifatnya dan menjelaskan hubungan antara variabel
tersebut. Bentuk dari Model Matematik juga adalah turunan dari anggapan dasar dan
hukum ekonomi.
Dianjurkan dalam membuat peramalan dengan menggunakan Model Ekonometri,
hindarkan dasar teori yang kompleks. Sampai diperoleh pengalaman dan keahlian,
dengan model-model yang sederhana dan memiliki sifat dan pemikiranya yang jelas.
Bentuk matematik yang sering dipakai, adalah :
Linier Y = a + b.X +c.Z
Perkalian Y = ea.Xb.Zc atau Ln(Y) = a + b. Ln(X) + c. Ln(Z)
ExponentialY = ea + b.X + c.Z atau Ln(Y) = a + b.X + c.Z
Bentuk persamaan matematik yang sederhana dari setiap bentuk tersebut adalah linier
atau suatu bentuk matematik yang dapat diubah bentuk menjadi linier dengan
mengambil logaritma biasa dari sisi kedua persamaan. Keuntungan dari bentuk ini
adalah kemudahanya untuk mengestimasi koefisien a, b dan c.
Elastisitas adalah sebuah konsep yang penting, secara umum elastisitas menerangkan
tanggapan satu variabel terhadap variabel yang lain, sebagai contoh elastisitas harga
dan kebutuhan tenaga listrik, adalah suatu ukuran terhadap tingginya tanggapan
perubahan konsumsi listrik terhadap perubahan harga listrik.
Persamaan matematis dari elastisitas harga terhadap konsumsi listrik adalah sebagai
berikut:
( kWh.p) (kWh / kWh)
-------------- = ------------------- =
(p) . kWh (p/p)
Pada persamaan perkalian seperti:
KWh = ea.PELECb.PKERO
c.INCd ……………………………………………...(1)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14
PT PLN (Persero)Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/HAR TRANS GI/
Dapat dibuktikan bahwa b, c dan d adalah elastisitas untuk harga listrik harga kerosine