RESIKO AUDIT, MATERIALITAS DAN SAMPLING DALAM AUDITOlehAMELIA
PUTRI NANASRI APRIYANTI HUSAIN
PUTRI AYUNINGSIH
Tugas Kelompok
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Auditing dan
Atestasi
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015A. RESIKO AUDITResiko Audit
Risiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang
keliru atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang
material.Komponen Risiko AuditAR = RMM X DR
RMM = IR x CR
Komponen risiko audit
RMMRisiko dimana laoran keuangan disalahsajikan secara material
sebelum audit dimulai. Risiko ini dipertimbangkan di tingkat
laporan keuangan dan asersi. Pada tingkat laporan keuangan
tinjauannya menyeluruh dan pervasive sementara pada tingkat asersi
berkaitan dengan kelas transaksi, saldo akun, dan disclosures
DRRisiko auditor gagal mendeteksi salah saji dalam asersi yang
bisa berdampak material. Dapat ditangani melalui:
1) Perencanaan audit yang baik
2) Pelaksanaan audit yang tepat dalam menanggapi RMM
3) Pembagian tugas dalam tim audit
4) Penerapan profesional skeptisme
5) Supervise atau review pekerjaan audit
Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung
penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti prosedur penilaian
risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi
pengujian pengendalian dan/atau prosedur substantif.
Prosedur Penilaian RisikoTujuan prosedur penilaian risiko adalah
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman
mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai
pengendalian intern dari entitas tersebut.Prosedur penilaian risiko
ini terdiri atas:
1) Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain
(inquiries of management and others)
2) Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
3) Prosedur analitikal (analytical procedures)
Menanyakan Kepada Manajemen Dan Pihak Lain
ISA 240:17 menyatakan bahwa auditor wajib menanyakan kepada
manajemen tentang:(a) Peniaian oleh manajemen mengenai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan karena kecurangan,
termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya penilaian
tersebut dilakukan.(b) Proses yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangandalam entitas itu,
termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau
yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan mungkin
terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan.(c)
Komunikasi manajemen mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas
itu; dan(d) Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada,tentang
pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku
etis.
Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (oservation and
inspection) mempunyai dua fungsi:
(a) Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan
pihak-pihak lain
(b) Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan
lingkungannya
Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risikomembantu
mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan dan audit. Disamping sebagai prosedur penilaian risiko,
prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit
selanjutnya dalam:(a) Memperoleh bukti mengenai asersi laporan
keuangan.(b) Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada
atau menjelang akhir auditHasil prosedur analitikal dibandingkan
dengan informasi yang dikumpulkan untuk:
(a) Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai
asersi yang terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang
signifikan; dan(b) Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya
prosedur audit selanjutnya
B. MATERIALITAS
ISA 320 alinea 8
Tujuan auditor ( menerapkan secara tepat konsep materialitas
dalam merencanakan dan melaksanakan audit.
Materialitas dalam proses audit
Tahapan proses auditAuditor melaksanakan
Risk assesment1) Menentukan materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan (overall materiality) dan performance
materiality2) Merencanakan prosedur penilaian risiko yang harus
dilaksanakan
3) Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material
Risk response1) Menentukan sifat, waktu, dan luas prosedur audit
selanjutnya
2) Merevisi angka materialitas karena perubahan situasi selama
audit berlangsung
Reporting1) Mengevaluasi salah saji yang belum dikoreksi oleh
entitas tersebut
2) Merumuskan pendapat auditor
Poin penting ISA 320
ISABahasanPenjelasan
320.9Definisi performance materialityJumlah yang ditetapkan
auditor dibawah angka overall materiality. Tanggung jawab auditor
terkait performance materiality adalah menurunkan probabilitas
salah saji (yang tidak dideteksi dan tidak terkoreksi) yang
melebihi materialitas menyeluruh (untuk laporan keuangan
keseluruhan) ke tingkat rendah yang sesuai.
320.10Strategi audit dan angka materialitasUntuk strategi audit
menyeluruh, auditor wajib menentukan angka materialitas laporan
keuangan secara keseluruhan. Dalam kondisi tertentu, jika ada satu
atau lebih transaksi, saldo akun, atau pengungkapan dimana jumlah
yang lebih rendah dari angka materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan dapat memengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan
keuangan, auditor juga wajib menentukan tingkat materialitas yang
harus diterapkan pada jenis transaski, saldo akun, atau
pengungkapan tersebut
320.11Menetapkan besarnya performance materialityDitentukan
dalam rangka menilai risiko salah saji yang material dan menentukan
sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya
Penentuan overall materialityBukan didasari risk assessment,
tetapi terkait dengan keputusan pemakai laporan keuangan.
Fungsi performance materialityMemungkinkan auditor menentukan
angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih
rendah dari overall materiality yang mencerminkan penilaian risiko
untuk berbagai area/unsur keuangan. Angka tersebut sebagai pengaman
antara performance materiality dengan overall materiality.
Aplikasi overall materiality dan performance materialityOverall
materiality dijadikan referensi umum ambang batas pembuat keputusan
sementara performance materiality (dalam Arens dkk disebut
tolerable misstatement) atau materialitas pelaksanaan adalah
materialitas yang dugunakan dalam melaksanakan prosedur audit
Pemakai laporan keuangan
Materialitas digunakan dalam membuat dan mengaudit laporan
keuangan dengan mempertimbangkan dampak terhadap pengambil
keputusan ekonomis, situasi yang ada (yang dipengaruhi ukuran dan
sifat salah saji), dan kebutuhan pemakai laporan secara umum. Dalam
menentukan materialitas auditor mengasumsikan pemakai:
1) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan
ekonomis, dan akuntansi, dan berkeinginan mempelajari informasi
dalam laporan keuangan dengan cukup cermat.2) Memahami bahwa
laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas3)
Menerima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estimasi,
judgment, dan pertimbangan mengenai peristiwa di kemudian hari4)
Membuat keputusan ekonomis yang wajar atas dasar informasi dalam
laporan keuangan.
Sifat salah saji
1) Ukuran ( salah saji dinyatakan dalam ukuran uang2) Sifat (
ukuran kualitatif salah saji3) Situasi ( situasi di sekitar salah
saji tersebut
Salah saji yang lazim1) Error atau fraud dalam pembuatan laporan
keuangan2) Penyimpangan pada kerangka pelaporan keuangan3)
Kecurangan oleh manajemen atau karyawan4) Management error5)
Estimasi tidak tepat6) Penjelasan yang keliru
Memperhatikan materialitas dan risiko audit selama audit
1) Mengidentifikasi dan menilai RMM2) Menentukan sifat, waktu,
dan luasnya prosedur audit lanjutan3) Menentukan revisi atas
materialitas dengan informasi baru yang diperoleh selama audit4)
Mengevaluasi dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap
laporan keuangan dan merumuskan pendapat auditor
Materialitas dua tingkat
Yakni (1) di tingkat laporan keuangan (overall materiality) dan
overall performance materiality dan (2) di tingkat saldo akun,
kelas transaksi, dan pengungkapan (specific materiality pada area
laporan keuangan tertentu dan specific performance
materiality)Empat konsep materialitas
Overall materialityDidasarkan pada apa yang layaknya diharapkan
berdampak pada keputusan pengguna laporan keuangan. Jika auditor
memperoleh informasi yang menyebabkan ia menentukan angka
materialitas yang berbeda dari yang ditetapkan semula, angka
materialitas perlu direvisi.
Overall performance materialityDitetapkan lebih rendah dari
overall materiality. Memungkinkan auditor menanggapi penilaian
risiko tertentu tanpa mengubah overall materiality dan menurunkan
ke tingkat rendah yang tepat probabilitas salah saji yang tidak
dikoreksi dan salah saji yang tidak terdeteksi secara agregat
melampaui overall materiality. Performance materiality perlu diubah
berdasarkan temuan audit
Specific materialityUntuk jenis transaksi, saldo akun, atau
disclosures tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebih rendah
dari overall materiality
Specific performance materialityDitetapkan lebih rendah dari
specific materiality yang memungkinkan auditor menanggapi penilaian
risiko tertentu dan memperhitungkan adanya salah saji yang tidak
terdeteksi dan salah saji yang tidak material, yang secara agregat
dapat material.
Overall materialityDitentukan berdasarkan persepsi auditor
tentang kebutuhan informasi keuangan dari pemakai laporan keuangan.
Besarnya umumnya (dan seharusnya) sama dengan angka materialitas
yang digunakan pembuat laporan keuangan. Auditor menggunakan
professional judgement untuk menetapkan angka materialitas pada
angka salah saji tertinggi yang tidak akan berdampak pada keputusan
ekonomis yang dibuat pemakai laporan keuangan. Overall materiality
digunakan sebagai salah satu ukuran kesuksesan audit.
Overall materiality dan opini audit1) Tidak ada salah saji yang
ditemukan ( opini WTP2) Beberapa salah saji yang tidak material
ditemukan dan tidak dikoreksi ( WTP3) Salah saji yang tidak
dikoreksi melebihi angka materialitas ditemukan, dan manajemen
tidak bersedia mengoreksinya ( WDP (qualified opinion) atau TW
(qualified, adverse)4) Ada salah saji yang tidak dikoreksi
melampaui angka materialitas dalam laporan keuagan tapi tidak
ditemukan auditor ( auditor keliru memberikan WTP
Overall materiality dan risiko salah saji materialAngka
materialitas tidak dapat diturunkan karena risiko salah saji
material di nilai tinggi. Ingat, overall materiality menjawab
kebutuhan pengguna laporan keuangan.
Dampak penetapan overall materiality pada angka rendah1)
Memberikan kepada pemakai laporan keuangan ekspekatasi bahwa salah
saji yang tidak material akan terungkap dalam audit2) Pekerjaan
audit tambahan untuk memastikan risiko audit diturunkan ke tingkat
rendah yang dianggap tepat oleh auditor
Penyesuaian overall materialityDilakukan ketika auditor
mengetahui adanya informasi yang menyebabkan penetapan angka
materialitas seharusnya berbeda dari apa yang ditetapkan semula
(ISA 320.12 alinea A13)
Fungsi overall materiality pada penyelesaian auditUntuk
mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam
laporan keuangan dan ketepatan pendapat auditorFungsi Performance
materiality1) Memungkinkan menangani risiko salah saji dalam jenis
transaksi, saldo akun, atau disclosures tanpa harus mengubah
overall materiality2) Menetapkan angka materialitas berdasarkan
overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality
untuk mencerminkan risiko deteksi dan untuk mencerminkan penilaian
risiko.3) Angka performance materiality yang tepat memastikan luas
pekerjaan audit guna meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah
saji.
Professional judgement dalam performance
materialityMemperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit,
seperti (1) memahami entitas dan hasil risk assessment, (2) sifat
dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu, dan
(3) ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalanPenyesuaian
performance materialityPerformance materiality secara keseluruha
atau untuk saldo, transaksi, dan disclosures secara individual
selama audit dapat diubah untuk mencerminkan penilaian risiko yang
diubah, temuan audit, dan informasi baru (ISA 320.13)
Fungsi performance materiality pada penyelesaian audit
1) Memungkinkan menangani risiko salah saji dalam jenis
transaksi, saldo akun, atau disclosures tanpa harus mengubah
overall materiality2) Menetapkan angka materialitas berdasarkan
overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality
untuk mencerminkan risiko deteksi dan untuk mencerminkan penilaian
risiko.
3) Angka performance materiality yang tepat memastikan luas
pekerjaan audit guna meningkatkan kemungkinan terungkapnya salah
saji.
Specific materialityPertimbangan dimana pada satu atau lebih
jenis transaksi, saldo, atau disclosures terjadi situasi dimana
salah saji yang lebih kecil dari angka overall materiality dapat
diperkirakan secara layak, memengaruhi pengambilan keputusan
pemakai laporan keuangan
Specific performance materialityDitetapkan lebih rendah dari
specific materiality, untuk memastikan pekerjaan audit yang cukup,
dilaksankaan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang tepat,
probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak
terdeteksi melebihi specific materiality.
Mendokumentasikan materialitas
Angka materialitas ditentukan menggunakan professional
judgement,sehingga perlu didokumentasikan. Dokumentasi dilakukan
selama:
1) Tahap perencanaan ( setelah luas pekerjaan audit ditentukan2)
Audit ( jika berdasarkan temuan perlu merevisi overall materiality
atau performance materiality untuk jenis transaksi, saldo akun,
atau disclosure tertentu.
Sesuai ISA 320.14, yang didokumentasika antara lain (1) pemakai
laporan keuangan (b) faktor untuk menentukan overall materiality
serta materialitas di tingkat transaksi, saldo akun, atau
disclosure tertentu; performance materiality, dan (3) revisi angka
materialitas poin 1-2 selama audit berlangsung
C. SAMPLING DALAM AUDIT
Lingkup ISAStandar ini Audit (ISA) berlaku ketika auditor
memiliki memutuskan untuk menggunakan sampling audit dalam
melakukan prosedur audit.Ini berkaitan dengan penggunaan auditor
sampling statistik dan non-statistik ketika merancang dan memilih
sampel audit, melakukan tes kontrol dan tes detail, dan
mengevaluasi hasil dari sampel. ISA ini melengkapi ISA 500, yang
berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk merancang dan
melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh audit yang cukup bukti
untuk dapat menarik kesimpulan yang masuk akal yang menjadi dasar
dalam auditorpendapat.ISA 500 memberikan panduan tentang cara yang
tersedia untuk auditor untuk memilih item untuk pengujian, yang
sampling audit merupakan salah satu sarana.Tanggal BerlakuISA ini
berlaku efektif untuk audit laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 15 Desember 2009.TujuanTujuan
dari auditor, ketika menggunakan sampling audit, adalah untuk
memberikan dasar memadai untuk auditor untuk menarik kesimpulan
tentang populasi dari mana sampel yang dipilih.DefinisiUntuk tujuan
SPA, istilah berikut ini makna dikaitkan bawah:
(a) Audit sampling (sampling) - Penerapan prosedur audit untuk
kurang dari 100% dari item dalam populasi audit relevansi seperti
bahwa semua unit sampel memiliki kesempatan seleksi untuk
memberikan auditor dengan dasar memadai yang untuk menarik
kesimpulan tentang seluruh populasi.
(b) Populasi - Seluruh set data dari mana sampel yang dipilih
dan sekitar yang auditor ingin menarik kesimpulan.
(c) Risiko sampling - Risiko bahwa kesimpulan auditor
berdasarkan sampel mungkin berbeda dari kesimpulan jika seluruh
penduduk menjadi sasaran prosedur audit yang sama.Sampling risiko
dapat menyebabkan untuk dua jenis kesimpulan yang salah:
(1) Dalam kasus uji kontrol, bahwa kontrol lebih efektif dari
mereka sebenarnya, atau dalam kasus uji rincian, bahwa salah saji
material tidak ada ketika di Bahkan itu tidak.Auditor terutama
berkaitan dengan jenis dari kesimpulan yang salah karena
mempengaruhi efektivitas Audit dan lebih cenderung mengarah pada
audit pendapat tidak pantas.(2) Dalam hal tes kontrol, bahwa
kontrol kurang efektif dari mereka sebenarnya, atau dalam kasus tes
rincian, bahwa salah saji material ada padahal sebenarnya tidak.Ini
jenis kesimpulan yang salah mempengaruhi efisiensi audit itu
biasanya akan menyebabkan pekerjaan tambahan untuk menetapkan awal
yang kesimpulan yang salah.(d) Risiko non-sampling - Risiko bahwa
auditor mencapai suatu yang salah kesimpulan untuk alasan apapun
tidak terkait dengan risiko sampling.(Ref: Para. A1)
(e) Anomali - Sebuah saji atau penyimpangan yang terbukti tidak
perwakilan dari salah saji atau penyimpangan dalam populasi.
(f) Unit sampling - Item individu merupakan suatu populasi.(Ref:
Para.A2)
(g) Sampel statistik - Sebuah pendekatan untuk pengambilan
sampel yang memiliki berikut karakteristik:
(1) Pilihan acak item sampel;dan
(2) Penggunaan teori probabilitas untuk mengevaluasi hasil
sampel, termasuk pengukuran risiko sampling.
Pendekatan pengambilan sampel yang tidak memiliki karakteristik
(1) dan (2) adalah ianggap sampel non-statistik.(h) Stratifikasi -
Proses membagi populasi ke dalam sub populasi, yang masing-masing
adalah sekelompok unit pengambilan sampel yang memiliki
karakteristik serupa (sering nilai moneter).(i) Ditoleransi salah
saji - Sebuah jumlah moneter yang ditetapkan oleh auditor dalam hal
mana auditor berusaha untuk mendapatkan tingkat yang sesuai jaminan
bahwa jumlah moneter yang ditetapkan oleh auditor tidak melebihi
oleh salah saji yang sebenarnya dalam populasi.(Ref: Para. A3)(j)
Tingkat ditoleransi penyimpangan - Tingkat penyimpangan dari yang
ditentukan prosedur pengendalian internal yang ditetapkan oleh
auditor sehubungan mana auditor berusaha untuk mendapatkan tingkat
yang sesuai jaminan bahwa tingkat penyimpangan yang ditetapkan oleh
auditor tidak melebihi oleh tingkat actual penyimpangan dalam
populasi.PersyaratanContoh Desain, Ukuran, dan Pemilihan Produk
untuk PengujianKetika merancang sebuah sampel audit, auditor harus
mempertimbangkan tujuan prosedur audit dan karakteristik populasi
dari mana sampel akan diambil.(Ref: Para A4-A9.)Auditor harus
menentukan ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko
sampling ke tingkat yang cukup rendah.(Ref: Para A10-A11) Auditor
harus memilih item untuk sampel sedemikian rupa bahwa setiap sampel
Unit dalam populasi memiliki kesempatan seleksi.(Ref: Para
A12-A13).Pertunjukan Prosedur Audit
Auditor harus melaksanakan prosedur audit, sesuai dengan tujuan,
pada masing masing item yang dipilih. Jika prosedur audit tidak
berlaku untuk item yang dipilih, auditor harus melakukan prosedur
pada barang pengganti.(Ref: Para A14). Jika auditor tidak dapat
menerapkan prosedur audit yang dirancang, atau cocok prosedur
alternatif, untuk item yang dipilih, auditor harus memperlakukan
item yang sebagai penyimpangan dari kontrol yang ditentukan, dalam
kasus pengujian pengendalian, atau salah saji, dalam kasus
pengujian rinci.(Ref: Para A15-A16)Nature dan Penyebab Penyimpangan
dan Salah saji
Auditor harus menyelidiki sifat dan penyebab penyimpangan atau
salah saji diidentifikasi, dan mengevaluasi efek mereka mungkin
pada tujuan prosedur audit dan di daerah lain dari audit.(Ref: Para
A17). Dalam keadaan yang sangat langka ketika auditor menganggap
saji atau penyimpangan ditemukan dalam sampel menjadi sebuah
anomali, yang auditor harus memperoleh tingkat kepastian yang
tinggi bahwa salah saji tersebut atau penyimpangan tidak mewakili
populasi.Auditor harus memperoleh gelar ini kepastian dengan
melakukan prosedur audit tambahan untuk mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat bahwa salah saji atau penyimpangan tidak tidak
mempengaruhi sisa penduduk.
Memproyeksikan salah sajiUntuk pengujian rinci, auditor harus
memproyeksikan salah saji yang ditemukan di sampel untuk
populasi.(Ref:. Para A18-A20).Mengevaluasi Hasil Audit
SamplingAudit harus mengevaluasi:
(a) Hasil sampel; dan (Ref: Para A21-A22)(b) Apakah penggunaan
sampling audit telah memberikan dasar memadai untuk kesimpulan
tentang populasi yang telah di uji (Ref: Para A23)Aplikasi dan
Penjelasan LainDefinisi
Resiko non-Sampling (Ref: Para 5 (d)
A1. Contoh resiko non-sampling meliputi penggunaan prosedur
audit yang tidak pantas, atau salah tafsir dari bukti audit dan
kegagalan untuk mengenali salah saji atau penyimpangan
Sampling unit
A2. Unit samping yang mungkin item fisik (misalnya pemeriksaan
terdaftar di slip setoran, entri kredit pada laporan bank, faktur
penjualan atau debitur saldo) atau unit moneter.
Salah saji ditolerasnsi
A3. Ketika merancang sampel, auditor menentukan salah saji
ditoleransi untuk mengatasi resiko bahwa agregat individual
immaterial salah saji dapat menyebabkan laporan keuangan mengandung
salah saji material dan memberikan margin untuk memungkinkan salah
saji terdeteksi. Tolerable salah saji adalah aplikasi kinerja
materialitas, sebagaimana didefinisikan dalam ISA 320 untuk
prosedur pengambilan sampel tertentu. Ditoleransi salah saji
mungkin menjadi jumlah yang sama atau jumlah yang lebih rendah dari
kinerja materialitas.
Contoh Desain, Ukuran, dan Pemilihan Produk Untuk Pengujian
Contoh Desain (Ref: Para 6)
A4. Sampling audit memungkinkan auditor untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti audit tentang beberapa karakteristik dari item
yang dipilih untuk membentuk atau membantu dalam membentuk
kesimpulan tentang populasi dari mana sampel tersebut ditarik.
Sampling audit dapat diterapkan baik menggunakan non-statistik atau
pendekatan statistik sampling.A5. Ketika merancang sebuah sampel
audit, pertimbangan auditor mencakup tujuan tertentu yang ingin
dicapai dan kombinasi prosedur audit yang mungkin untuk mencapai
tujuan terbaik. Bukti dicari dan kemungkinan penyimpangan atau
kesalahan penyajian kondisi atau karakteristik lainnya yang
berhubungan dengan bukti audit yang akan membantu auditor dalam
medefinisikan apa yang merupakan penyimpangan atau kesalahan
penyajian dan populasi apa yang harus digunakan untuk sampling.
Dalam memenuhi persyaratan ayat 10dari ISA 500, ketika melakukan
sampling audit, auditor melakukan prosedur audit untuk memperoleh
bukti bahwa populasi dari mana sampel audit diambil.A6.
Pertimbangan auditor tentang tujuan prosedur audit, seperti yang
dipersyaratkan oleh ayat 6, termasuk pemahaman yang jelas tentang
apa yang merupakan penyimpangan atau saji sehingga semua, dan hanya
mereka, kondisi yang relevan dengan tujuan dari prosedur audit yang
termasuk dalam evaluasi penyimpangan atau proyeksi salah saji.
Misalnya, dalam uji rincian yang berkaitan dengan adanya piutang,
seperti konfirmasi, pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan
sebelum tanggal konfirmasi tetapi diterima sesaat setelah tanggal
oleh klien, tidak dianggap salah saji. Misposting antara pelanggan
rekening tidak mempengaruhi total saldo piutang. Oleh karena itu,
mungkin tidak sesuai untuk mempertimbangkan ini salah saji dalam
mengevaluasi sampel. Hasil dari prosedur pemeriksaan ini, meskipun
mungkin memiliki pengaruh yang penting pada area audit yang lain,
seperti penilaian resik penipuan atau kecukupan penyisihan piutang
tak tertagih.A7. Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi,
untuk pengujian pengendalian, yang auditor membuat penilaian
terhadap tingkat diharapkan penyimpangan berdasarkan pemahaman
auditor tentang pengendalian yang relevan atau pada pemeriksaan
dari sejumlah kecil item dari populasi.Penilaian ini dibuat dalam
memesan untuk merancang sebuah sampel audit dan untuk menentukan
ukuran sampel.Sebagai contoh, jika tingkat diharapkan penyimpangan
adalah sangat tinggi, auditor akan biasanya memutuskan untuk tidak
melakukan tes kontrol.Demikian pula, untuk tes rincian, auditor
membuat penilaian terhadap salah saji yang diharapkan dalam
populasi.Jika salah saji yang diharapkan tinggi, pemeriksaan 100%
atau penggunaan ukuran sampel yang besar mungkin tepat saat
melakukan pengujian rinci
A8. Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi dari mana
sampel akan ditarik, auditor dapat menentukan bahwa stratifikasi
atau nilai. Temukan tertimbang sesuai.Lampiran 1 memberikan
pembahasan lebih lanjut pada stratifikasi dan pemilihan
nilai-tertimbang.A9. Keputusan apakah akan menggunakan pendekatan
statistik atau non-sampling statistic adalah masalah untuk
pertimbangan auditor;Namun, ukuran sampel tidak valid kriteria
untuk membedakan antara pendekatan statistik dan
non-statistik.Ukuran Sampel(Ref: Para 7)A10.Tingkat risiko sampling
yang auditor bersedia menerima mempengaruhi ukuran sampel yang
diperlukan.Semakin rendah risiko auditor bersedia menerima, yang
lebih besar ukuran sampel yang akan diperlukan.A11.Ukuran sampel
dapat ditentukan dengan penerapan berbasis statistic formula atau
melalui pelaksanaan penilaian profesional.Lampiran 2 dan 3
menunjukkan pengaruh berbagai faktor yang biasanya ada pada tekad
ukuran sampel. Ketika situasi serupa, efek pada ukuran sampel
aktor-faktor seperti yang diidentifikasi dalam Lampiran 2 dan 3
akan sama terlepas dari apakah pendekatan statistik atau
non-statistik yang dipilih.Pemilihan Produk untuk Pengujian(Ref:.
Para 8)A12.Dengan sampling statistik, item sampel yang dipilih
dengan cara yang sama unit sampling memiliki probabilitas yang
dikenal untuk terpilih.Dengan non-statistik sampling, penilaian
digunakan untuk memilih item sampel.Karena tujuan sampling untuk
memberikan dasar memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan
tentang populasi dari mana sampel yang dipilih, adalah penting
bahwa auditor memilih sampel yang representatif, sehingga bias
dihindari, oleh memilih item sampel yang memiliki karakteristik
yang khas dari populasi.A13.Metode utama pemilihan sampel adalah
penggunaan pemilihan acak, Temukan sistematis dan seleksi
serampangan.Masing-masing metode adalah dibahas dalam Lampiran
4.Pertunjukan Prosedur Audit A14.Contoh jika diperlukan untuk
melakukan prosedur pada pengganti Item adalah ketika cek voided
dipilih saat uji coba untuk bukti pembayaran otorisasi.Jika auditor
yakin bahwa cek telah dibatalkan benar bahwa itu tidak merupakan
penyimpangan, pengganti tepat dipilih sedemikian
diperiksa.A15.Contoh ketika auditor tidak dapat menerapkan audit
dirancang prosedur untuk item yang dipilih adalah ketika
dokumentasi yang berkaitan dengan item yang memiliki
hilang.A16.Contoh prosedur alternatif yang cocok mungkin
pemeriksaan penerimaan kas berikutnya bersama dengan bukti sumber
mereka dan barang yang mereka dimaksudkan untuk menetap saat tidak
ada jawaban telah diterima menanggapi permintaan konfirmasi
positif.Nature dan Penyebab Penyimpangan dan Salah Saji (Ref: Para
12)
A17.Dalam menganalisis penyimpangan dan salah saji yang
diidentifikasi, auditor mungkin mengamati bahwa banyak memiliki
fitur umum, misalnya, jenis transaksi, Lokasi, lini produk atau
periode waktu.Dalam keadaan seperti itu, auditor mungkin memutuskan
untuk mengidentifikasi semua item dalam populasi yang memiliki
fitur umum, dan memperluas prosedur audit untuk
barang-barang.Selain itu, penyimpangan tersebut atau salah saji
mungkin disengaja, dan dapat menunjukkan kemungkinan
penipuan.Memproyeksikan Salah SajiA18. Auditor diperlukan untuk
salah saji proyek bagi penduduk untuk mendapatkan pandangan yang
luas dari skala saji tetapi proyeksi ini tidak mungkin cukup untuk
menentukan jumlah yang akan direkam.A19.Ketika salah saji yang
telah ditetapkan sebagai sebuah anomali, mungkin dikecualikan
ketika memproyeksikan salah saji untuk populasi.Namun, pengaruh
dari setiap salah saji tersebut, jika tidak dikoreksi, masih perlu
dipertimbangkan selain proyeksi salah saji non-anomali.
A20.Untuk pengujian pengendalian, tidak ada proyeksi eksplisit
penyimpangan diperlukan karena tingkat penyimpangan sampel juga
tingkat penyimpangan yang diproyeksikan untuk populasi secara
keseluruhan.ISA 330 memberikan bimbingan ketika penyimpangan dari
kontrol atas mana auditor bermaksud untuk mengandalkan
terdeteksi.Mengevaluasi Hasil Audit Sampling (Ref: Para 15)
A21. Untuk pengujian pengendalian, tingkat penyimpangan sampel
tiba-tiba tinggi dapat menyebabkan peningkatan risiko dinilai dari
salah saji material, kecuali audit lebih lanjut alat bukti yang
mendukung penilaian awal diperoleh.Untuk pengujian rinci, sebuah
tiba-tiba jumlah salah saji yang tinggi dalam sampel dapat
menyebabkan auditor untuk percaya bahwa kelas transaksi atau saldo
akun yang salah saji material, tidak adanya bukti audit lebih
lanjut bahwa tidak ada salah saji material ada.A22.Dalam kasus
pengujian rinci, proyeksi salah saji ditambah anomaly saji, jika
ada, adalah perkiraan auditor terbaik dari salah saji dalam
populasi.Ketika salah saji diproyeksikan ditambah saji anomali,
jika ada, melebihi salah saji ditoleransi, sampel tidak memberikan
dasar memadai untuk kesimpulan tentang populasi yang telah diuji.
Semakin dekat saji diproyeksikan ditambah saji anomali adalah untuk
salah saji ditoleransi, semakin besar kemungkinan bahwa salah saji
yang sebenarnya di populasi dapat melebihi salah saji
ditoleransi.Juga jika diproyeksikan salah saji lebih besar dari
ekspektasi auditor dari salah saji yang digunakan untuk menentukan
ukuran sampel, auditor dapat menyimpulkan bahwa ada risiko sampling
tidak dapat diterima bahwa salah saji yang sebenarnya di populasi
melebihi salah saji ditoleransi.Mengingat hasil audit lainnya
prosedur membantu auditor untuk menilai risiko yang salah saji yang
sebenarnya di populasi melebihi salah saji ditoleransi, dan risiko
dapat dikurangi jikabukti audit tambahan diperoleh.A23.Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengambilan sampel audit yang belum memberikan
dasar memadai untuk kesimpulan tentang populasi yang telah diuji,
auditor dapat meminta manajemen untuk menyelidiki salah saji yang
telah diidentifikasi dan potensi salah saji lebih lanjut dan untuk
membuat penyesuaian yang diperlukan;atau sifat, waktu dan luasnya
prosedur audit yang lebih untuk mencapai yang terbaik jaminan yang
diperlukan.Misalnya, dalam kasus pengujian pengendalian, auditor
mungkin memperpanjang ukuran sampel, menguji kendali alternatif
atau memodifikasi prosedur substantif terkait.
Lampiran 1
(Para A8)
Stratifikasi dan Nilai-Weighted SeleksiDalam mempertimbangkan
karakteristik populasi dari mana sampel akan diambil, auditor dapat
menentukan bahwa stratifikasi atau pemilihan nilai-tertimbang
adalah tepat. Lampiran ini memberikan panduan untuk auditor pada
penggunaan stratifikasi dan nilai-teknik sampling
tertimbang.StratifikasiEfisiensi audit dapat ditingkatkan jika
auditor stratifies populasi dengan membaginya menjadi sub-populasi
diskrit yang memiliki mengidentifikasi karakteristik.Tujuan dari
stratifikasi adalah untuk mengurangi variabilitas item dalam setiap
strata dan karena itu memungkinkan ukuran sampel dikurangi tanpa
meningkatkan risiko sampling.Ketika melakukan pengujian rinci,
populasi sering dikelompokkan berdasarkan nilai moneter.Hal ini
memungkinkan upaya audit yang lebih besar untuk diarahkan ke yang
lebih besar item nilai, karena barang-barang ini mungkin berisi
potensi salah saji terbesar dalam hal berlebihan.Demikian pula,
populasi dapat dikelompokkan menurut karakteristik tertentu yang
menunjukkan risiko lebih tinggi saji, misalnya, ketika menguji
penyisihan piutang ragu-ragu dalam penilaian piutang, saldo dapat
dikelompokkan berdasarkan usia.Hasil prosedur audit yang diterapkan
untuk sampel item dalam strata satu hanya dapat diproyeksikan item
yang membentuk lapisan itu.Untuk menggambar kesimpulan pada seluruh
populasi, auditor perlu mempertimbangkan risiko dari salah saji
material dalam hubungannya dengan apapun strata lainnya membentuk
seluruh populasi.Sebagai contoh, 20% dari item dalam suatu populasi
dapat membuat 90% dari nilai saldo rekening.Auditor dapat
memutuskan untuk memeriksa sampel dari barang-barang
tersebut.Auditor mengevaluasi hasil ini sampel dan mencapai
kesimpulan pada 90% dari nilai secara terpisah dari Sisanya 10%
(yang sampel lebih lanjut atau cara lain audit pengumpulan bukti
akan digunakan, atau yang mungkin dianggap tidak material).Jika
kelas transaksi atau saldo akun telah dibagi menjadi strata, yang
saji diproyeksikan untuk setiap strata secara terpisah.Salah saji
diproyeksikan untuk setiap strata kemudian digabungkan ketika
mempertimbangkan efek yang mungkin dari salah saji pada total kelas
transaksi atau saldo akun.Nilai-Weighted SeleksiKetika melakukan
tes rincian mungkin efisien untuk mengidentifikasi unit sampling
sebagai unit moneter individu yang membentuk populasi.Setelah
memilih unit moneter dari dalam populasi, misalnya rekening saldo
piutang, auditor dapat kemudian memeriksa barang-barang tertentu,
misalnya, saldo individu, yang berisi unit-unit moneter.Salah satu
manfaat dari pendekatan ini untuk mendefinisikan unit sampling
adalah bahwa upaya audit diarahkan ke nilai item yang lebih besar
karena mereka memiliki kesempatan lebih besar seleksi, dan dapat
mengakibatkan dalam ukuran sampel yang lebih kecil.Pendekatan ini
dapat digunakan dalam hubungannya dengan metode sistematis
pemilihan sampel dan paling efisien ketika memilih item menggunakan
pilihan acak.