Top Banner
Kumpulan Abstrak Tesis Semester Genap 2009/2010 Pendidikan Kejuruan (PKJ)
48
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Kumpulan Abstrak Tesis

Semester Genap 2009/2010

Pendidikan Kejuruan (PKJ)

Page 2: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

294 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Page 3: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 295

Hubungan Bakat Mekanik dan Motivasi Keguruan dengan Kompetensi Pedagogik di Bidang Pemesinan Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin FT-UM

Abdul Qolik

Qolik, Abdul. 2010. Hubungan Bakat Mekanik dan Motivasi Keguruan dengan Kompetensi Pedagogik di Bidang Pemesinan Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin FT- UM. Tesis Program Studi Pendidikan Kejuruan PPS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Mardi Wiyono, M. Pd. dan (2) Drs. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M. T.

Abstrak

Kompetensi pedagogik adalah bagian dari kompetensi guru yang diperlukan untuk menjadi guru yang profesional. Mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin diharapkan memiliki kompetensi pedagogik di bidang pemesinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui deskripsi bakat mekanik, motivasi keguruan, kom-petensi pedagogik di bidang pemesinan, dan hubungan bakat mekanik dan motivasi keguruan dengan kompetensi pedagogik di bidang pemesinan, hubungan bakat mekanik dan motivasi keguruan secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogik di bidang pemesinan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Populasi penelitiannya mahasiswa program studi S1 pendidikan teknik mesin berjumlah 181orang. Sampel diambil dengan teknik proportional random sampling 65 orang. Pengumpulan data variabel bakat mekanik (X1) dan kompetensi pedagogik (Y) menggunakan tes pilihan ganda, varibel motivasi keguruan (X2) menggunakan kuesioner.

Kajian deskriptif menyimpulkan bahwa: (a) X1 sebesar 53,8% baik, (b) X2 sebesar 18,46% sangat tinggi, (c) Y sebesar 18,46% sangat tinggi. Hasil uji hipotesis menyimpulkan: (a) terdapat hubungan antara X1 dengan Y sebesar (r1) = 0,264; sumbangan (kontribusi) X1 terhadap Ysebesar 7,0%,(b) terdapat hubungan antara X2 dengan Y sebesar (r2) = 0,562; sumbangan (kontribusi) X2 terhagap Y sebesar 31,5%, (c) terdapat hubungan antara X1 dan X2 secara simultan terhadapY sebesar R=0,615; kontribusi X1 dan X2 terhadap Ysebesar 61,5%, artinya bahwa 61,5% variabel bakat mekanik dan variabel motivasi keguruan memberi sumbangan (kontribusi) terhadap kompetensi pedagogik di bidang pemesinan, sedang sisanya 38,5 % dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan (1) Jurusan Teknik Mesin perlu meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswa melalui program-program pembelajaran yang dikemas melalui model-model yang mengaitkan bakat mekanik dan motivasi keguruan. (2) Bagi Dosen Teknik Mesin lebih meningkatkan kompetensi pedagogik mahasiswa melalui penerapan dalam proses pembelajaran yang dikaitkan dengan bakat mekanik dan motivasi keguruan. (3) Peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada program studi dengan mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi kompetensi pedagogik di bidang pemesinan.

Kata kunci: bakat mekanik, motivasi keguruan dan kompetensi pedagogik

Relationship between Mechanical Talent and Teaching Motivation with Pedagogical Competence in Engineering Area at Student Study Program S1 Mechanical Engineering

Education, Fakulty of Engineering, Malang State University

Abdul Qolik

Qolik, Abdul. 2010. Relationship between Mechanical Talent and Teaching Motivation with Pedagogical Competence in Engineering Area at Student Study Program S1 Mechanical Engineering Education, Fakulty of Engineering, Malang State University Thesis. Vocational Education Postgraduate Program, Malang State University. Supervisor: (1) Dr. Mardi Wiyono, M.Pd., and (2) Drs. Setiadi Cahyono Putro, M.Pd., M.T.

Abstract

Pedagogical competence is a part of teacher’s competence, which is required to be a professional teacher. Students of Engineering Program are expected to have pedagogical competence in machinery. Objectives of this research are to find out description of mechanical talent, teaching motivation, pedagogical competence in machinery, and relationship between mechanical talent and teaching motivation with

Page 4: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

296 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

pedagogical competence in machinery, relationship between mechanical talent and teaching motivation, which simultaneously related to pedagogical competence in machinery. Design of the research used descriptive correlation. Population of the research was 181 students who attended machinery engineering program. Sample was taken using proportional random sampling that comprised of 65 students. Collecting the data of mechanical talent variable (X1) and pedagogical competence (Y) used multiple choices test, teaching motivation variable (X2) used questionnaires.

The descriptive review concluded that: (a) X1 of 53.8% is good, (b) X2 of 18.46% is very high, (c) Y of 18.46% is very high. Results of the hypothesis test concluded : (a) relationship between X1 and Y is (r1) = 0.264; contribution X1 to Y is 7.0%, (b) relationship between X2 and Y is (r2) = 0.562; contribution X2 to Y is 31.5%, (c) relationship between X1 and X2, simultaneously, to Y is R = 0.615; contribution X1 and X2 to Y is 61.5%, which means that 61.5% of the mechanical talent variable and teaching motivation variable make a contribution to the pedagogical competence in machinery, while 38.5% of the rest is influenced by other variable.

Based on result of the research, it is suggested that; (1) the Machanical Engineering Program should improve the pedagogical competence of the students through learning program, which is packaged through models that relate the mechanical talent and teaching motivation. (2) Lecturers of the Machanical Engineering Program should be more improve the pedagogical competence of their students by applying the learning process that related to the mechanical talent and teaching motivation. (3) The next researcher should perform further research on the study program by reviewing other factors that influence the pedagogical competence in machinery.

Keywords: mechanical talent, teaching motivation, and pedagogical competence

Pengaruh Struktur Penugasan dan Balikan terhadap Hasil belajar Keterampilan Praktik Kerja Kayu

Priyono

Priyono. 2010. Pengaruh Struktur Penugasan dan Balikan terhadap Hasil belajar Keterampilan Praktik Kerja Kayu. Tesis, Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing:(I) Dr. Waras, M.Pd., (II) Drs. Bambang Widarta, MT.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan melakukan uji empirik untuk mengetahui pengaruh struktur penugasan dan struktur balikan yang dibedakan antara struktur terurai perbagian dan struktur utuh terhadap hasil belajar keterampilan praktik kerja kayu, yang meliputi: (1) kecermatan kerja, (2) kecepatan kerja dan (3) kemampuan aplikasi pada situasi baru. Rancangan penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Subyek penelitian, yaitu 48 mahasiswa Program Diploma-3 Teknik Sipil dan Bangunan - Universitas Negeri Malang dibagi menjadi 4 kelompok yang sepadan, untuk dikenai perlakuan proses pembelajaran berbeda, yaitu: penugasan perbagian-balikan perbagian, penugasan utuh-balikan perbagian, penugasan perbagian-balikan utuh, dan penugasan utuh-balikan utuh. Obyek kajian adalah praktik kerja kayu secara masinal. Skor hasil belajar dianalisis dengan anova, sampel independent.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan struktur penugasan dan struktur balikan dalam proses pembelajaran keterampilan praktik kerja kayu menyebabkan perbedaan pada hasil belajar. Secara lebih terinci data penelitian menunjukkan: (1) Penugasan atau balikan struktur terurai perbagian menghasilkan unjuk kerja praktikan dengan kecermatan kerja lebih tinggi daripada struktur utuh, sebaliknya penugasan atau balikan struktur utuh menghasilkan kecepatan kerja lebih tinggi daripada struktur terurai perbagian. (2) Penugasan struktur utuh menghasilkan kemampuan aplikasi baru lebih tinggi daripada penugasan struktur terurai perbagian. Perbedaan struktur balikan tidak menunjukkan perbedaan kemampuan aplikasi baru secara signifikan. (3) Terjadi interaksi sangat signifikan antara penugasan dan balikan pada hasil belajar aspek kognitif berupa kemampuan aplikasi pada situasi baru. Tidak terjadi interaksi signifikan pada hasil belajar psikomotorik berupa kecermatan dan kecepatan kerja.

Berdasarkan penelitian ini, strategi pembelajaran efektif adalah menyajikan kedua bentuk struktur dalam satu kesatuan pembelajaran, yaitu: struktur utuh pada penugasan, sedang struktur terurai perbagian pada balikan atau sebaliknya struktur terurai perbagian pada penugasan, sedang struktur utuh pada balikan. Mengikuti kesimpulan penelitian ini, dikemukakan dua butir saran: Pertama diterapkan pertimbangan antara struktur terurai perbagian dan struktur yang utuh terhadap penugasan dan balikan dalam strategi

Page 5: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 297

pembelajaran keterampilan. Kedua adalah diterapkan tinjauan terhadap aspek kemampuan aplikasi pada situasi baru pada proses dan hasil belajar keterampilan.

Kata kunci: struktur penugasan, struktur balikan, hasil belajar, keterampilan kayu

The Influence of Task and Feedback Structure toward Learning Achievement on Wood Working Skills

Priyono

Priyono. 2010. The Influence of Task and Feedback Structure toward Learning Achievement on Wood Working Skills. Theses. Vocational Education, Post Graduate Program, State University of Malang. Supervisor I Dr. Waras, M.Pd., Supervisor II: Drs. Bambang Widarta, MT.

Abstract

This research is purposed to examine the influence of task and feedback structure, which divided into segmented and whole structure toward learning achievement containing work preciousness, work speed, and application ability in the new situations.

Research design use quasi experiment with 2 x 2 factorials. The research involved 48 students of Diploma-3 Civil Engineering Study Program, The State University of Malang. These students divided into 4 groups for different task and feedback structure: segmented task structure–segmented feedback, whole task structure–segmented feedback, segmented task structure–whole feedback, and whole task structure-whole feedback. The learning task selected in this study is machinery wood working. The research data were analyzed using comparative statistics–analysis of variance for independent samples.

The research findings show that there are significant differences on students’ learning achievement caused by different task and feedback structures. More detail analysis show: (1) Segmented task or segmented feedback resulting higher working preciseness than whole task or whole feedback. Meanwhile, whole task or whole feedback resulting higher working speed performance than the segmented task or segmented feedback; (2) Whole task structure resulting higher application ability in new situations than the segmented task structure. However, there is no significant difference on students achievement caused by different of feedback; (3) There no significant interaction between task and feedback toward learning achievement on students’ working preciseness and speed. However, there are very significant differences on student’s application ability in new situations. Based on the research findings, the influence of task and feedback structure indicated that the effective strategy is presenting the combination of segmented and whole structure. Presenting whole task structure combined with segmented feedback or presenting segmented task structure combined with whole feedback.

Finally, two recommendations were proposed: first, consideration of whole–segmented structure of task and feedback was applied in the strategy of skill learning, second, inclusion of application ability in new situations aspect in the process and achievement of skills learning

Keyword: task and feedback structure, learning achievement, wood working skills

Penyikapan (Concern) Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Eko Suwarno

Eko Suwarno. 2010. Penyikapan (Concern) Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tesis. Pebimbing I: Prof. Dr. Haris Anwar Safrudie, M. Pd. Pembimbing II: Drs. Bambang Widarta, M. T.

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang penyikapan (concern) guru terhadap perubahan kurikulum. Tujuan penelitian adalah mengetahui penyikapan guru SMK terhadap KTSP. Tiga lokasi, yakni kota Malang, kota Blitar dan kabupaten Pacitan, dipilih sebagai sasaran penelitian. SMK

Page 6: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

298 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

sasaran di masing-masing lokasi dipilih secara acak berdasarkan status negeri dan swasta. Sedangkan responden guru pada masing-masing sekolah dipilih secara acak dengan mempertimbangkan formasi bidang tugas mengajar guru: normatif, adaptif, dan produktif. Jumlah responden pada masing-masing lokasi kota Malang, Blitar dan Pacitan adalah 207, 121, 121. Untuk dapat mengkarakterisasi penyikapan, model adopsi berbasis penyikapan (concern based adoption model/ CBAM) digunakan sebagai kerangka kerja penelitian. Dengan kerangka kerja ini, pengumpulan data survey dilakukan dengan memanfaatkan kuesioner tahapan penyikapan yang telah diadaptasi untuk topik penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden di tiga lokasi penelitian telah memiliki tahapan penyikapan yang berfokus pada pengaruh dan manfaat (impact), yang meliputi tahapan penyikapan konsekuensi, kolaborasi dan tahapan penyikapan pemfokusan ulang. Data hasil penelitian menunjukkan persentase rerata sebesar 35,52%, 31,05 % dan 19,74 % masing untuk tahapan penyikapan konsekuensi, kolaborasi dan penyikapan pemfokusan ulang. Dari ke tiga tahapan penyikapan tersebut, tahapan penyikapan konsekuensi memiliki persentase lebih tinggi dari persentasi pada tahapan penyikapan lainnya Secara kumulatif persentase responden yang mencerminkan tahapan penyikapan terhadap pengaruh dan manfaat sebesar 88,30 %, 88,52 %, dan 82,11 % masing-masing untuk kota Malang, kota Blitar dan kabupaten Pacitan.

Kepemilikan mayoritas tahapan penyikapan yang berfokus pada pengaruh dan manfaat tersebut menunjukkan bahwa mayoritas guru dalam penelitian ini menerima program perubahan yang dalam penelitian berupa KTSP. Mayoritas guru telah memiliki penyikapan dengan fokus pada peserta didik sebagai sasaran akhir KTSP, dan mulai bekerja secara kolaboratif dengan kolega untuk mengimplementasikan KTSP. Walaupun begitu, hasil penelitian juga menunjukkan pesentase rerata sebesar 0,35 % dari responden memiliki penyikapan dasar, tidak memikirkan dan tidak tertarik dalam mencari informasi dan atau membelajarkan diri terkait KTSP.

Rekomendasi strategi pengembangan yang cocok untuk tahapan penyikapan mayoritas dapat berupa memfasilitasi implementasi dan kegiatan untuk meyakinkan agar iklim kolaboratif terus tumbuh dan berkembang. Kegiatan lain dapat berupa seminar atau workshop dengan fokus pembelajaran siswa dan kunjungan pada situasi pelaksanaan program yang berbeda. Instrumen yang diadaptasi penulis dalam penelitian ini terbatas menggali penyikapan guru terhadap KTSP dan belum mengakomodasi faktor kontekstual individu guru dan kelembagaan yang berpengaruh terhadap penyikapan. Penelitian lanjut menggunakan untuk maksud pengembangan instrumen sehingga dapat menggali masing-masing aspek dan pengaruhnya terhadap penyikapan secara lebih mendalam sangat disarankan. Penelitian lain dapat berupa relasi penyikapan terhadap kinerja guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Kata kunci: penyikapan (concern), guru SMK, KTSP

Vocational School Teacher Concern toward The School-Based Curriculum (KTSP)

Eko Suwarno

Eko Suwarno. 2010. Vocational School Teacher Concern toward The School-Based Curriculum (KTSP). Thesis. Supervisor I: Prof. Dr. Haris Anwar Syafrudie, M. Pd. Supervisor II: Drs. Bambang Widarta, M. T.

Abstract

This research is a descriptive research about the teachers’ concern toward the change of the curriculum. The study aims to investigate the Vocational High School teachers’ concern toward the School-based curriculum. Three locations—the cities of Malang, Blitar and Pacitan—were selected as research targets. School targets in each location were selected by considering the school status, government/public school and private schools. Meanwhile teacher respondent in each selected school were selected by considering their major instructional tasks: normative, adaptive, and productive tasks. Total of samples in each location, Malang, Blitar, and Pacitan are 207, 121, 121 respectively. To enable characterizing teachers’ concern, Concern-Based Adoption Model (CBAM) was used as the research framework. Using this framework, the instrument for data collection utilized the Stage of Concern Questionaires (SoCQ) that has been adapted for this research.

The results of study show that the majority of teachers’ concerns toward the school-based curriculum are at impact concerns. These concerns contain consequence stage of concern, collaboration stage of concern and refocusing stage of concerns. The study results show the average percentage of 35,52 %,

Page 7: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 299

31,05 % and 19,74 % each for responden reflecting the consequence stage of concern, collaboration, and refocusing stage of concern. The cumulative percentages of the teachers’ impact concerns are 88,30 %, 88,52 %, and 82,11 % each for Malang, Blitar and Pacitan, respectively.

Adhering to these impact concerns, the majority of the teachers involved in this study have accepted the change in the upcoming curriculum. They have concern which is focused on the students as the main target of the curriculum, and begin to work collaboratively with their colleagues for implementing this curriculum. However, the research results also show the average of 0,35 % of respondents having basic stage of concern. This basic stage of concern portrays that respondents do not know, do not think, and are not interested in searching information and neither learn with regard to the School Based Curicullum.

Development strategies for teachers with these majority stages of concern can be activities to support tacher with facilities and activities to ensure the development of collaborative atmosphere. These activities include comparative visit of program implementation in a different setting, and seminar and or workshop fucused on teaching and learning. The utilized instrument in this study would be too general and has not accommodated contextual factors on the part of teachers and institutions that may influence the teachers’ concern level. Further research is thus proposed on developing instruments for exploring contextual aspects will be necessary to accomplish a better understanding and a deeper comprehension of the teachers’ concern. Another research area can be relationship between the teachers’ level of concern toward curricullum component within School Based Curicullum and their teaching performance.

Keyword: teacher concern, school-based curriculum

Pengembangan Model Pembelajaran Bidang Manufaktur Berbasis Siklus Aktivitas Proses Manufaktur

Wahono

Wahono. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Bidang Manufaktur Berbasis Siklus Aktivitas Proses Manufaktur. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. H. A. Sonhadji K. H., M. A., Ph. D., (II) Dr. Waras, M. Pd.

Abstrak

Pembelajaran praktik proses manufaktur di Jurusan Teknik Mesin (TM), Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Malang (UM), cenderung berorientasi pada keterampilan mengeksekusi material belaka. Pembelajaran demikian tidak mampu mengintegrasikan matakuliah praktik dengan matakuliah prasyaratnya, sehingga tidak mampu membuka wawasan mahasiswa untuk mengenal lingkup proses manufaktur secara total. Pembelajaran yang mengintegrasikan seluruh aktivitas proses manufaktur, mulai dari perancangan hingga perakitan dan instalasi, diprediksi mampu menjawab masalah pembelajaran praktik proses manufaktur tersebut.

Penelitian ini bertujuan ini untuk mengembangkan model pembelajaran bidang manufaktur dengan melakukan simplifikasi aktivitas riil industri manufaktur. Simplifikasi aktivitas tersebut diharapkan dapat dikomunikasikan kepada mahasiswa dalam bentuk aktivitas pembelajaran di kelas. Tujuan khusus kajian ini adalah untuk (1) merancang paket pembelajaran, (2) mengembangkan panduan evaluasi pembelajaran, (3) melakukan verifikasi kelayakan fasilitas pendukung pembelajaran, dan (4) menyusun panduan penerapan paket pembelajaran berbasis siklus aktivitas proses manufaktur.

Prosedur pengembangan, meliputi (1) pengumpulan informasi awal, (2) perancangan paket pembelajaran, pengembangan panduan evaluasi pembelajaran, verifikasi fasilitas pendukung pembelajaran, dan penyusunan panduan penerapan paket pembelajaran, (3) uji coba paket pembelajaran dan panduan evaluasi, serta (4) merevisi paket pembelajaran dan panduan evaluasi pembelajaran berdasarkan hasil uji coba. Panduan penerapan paket pembelajaran tidak diuji coba, karena sekedar sebagai pelengkap. Data informasi awal tentang estimasi kebutuhan (need assessment) kompetensi proses manufaktur diambil dari pendapat 11 mahasiswa D3 Teknik Mesin (TM) dan 11 mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Mesin (PTM), FT, UM, yang dipilih secara acak. Isi dan urutan materi pembelajaran bidang manufaktur, paket pembelajaran, dan panduan evaluasi di-judgement oleh pakar yang kompeten di bidangnya. Paket pembelajaran diuji cobakan pada kelompok kecil untuk dilakukan one-to-one evaluation. Subjek uji coba adalah satu mahasiswa S1 PTM, dua mahasiswa D3 TM, dan dua mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Otomotif (PTO), FT, UM. Data informasi awal, uji coba paket pembelajaran, dan kelayakan fasilitas pendukung pembelajaran, serta panduan evaluasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif.

Page 8: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

300 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Hasil analisis data menunjukkan, bahwa (1) informasi awal mengindikasikan ada kesenjangan (gap) kompetensi, sehingga diestimasi mahasiswa Jurusan TM, FT UM membutuhkan kompetensi aktivitas proses manufaktur untuk melengkapi tujuan pembelajaran proses manufaktur, (2) isi dan urutan materi pembelajaran proses manufaktur cukup memadai untuk dikonstruk menjadi paket pembelajaran berbasis siklus aktivitas proses manufaktur, (3) paket pembelajaran memiliki konstruk memadai untuk dilakukan uji coba, (4) paket pembelajaran memiliki kejelasan informasi dasar dari tinjauan vocabullary dalam hubungannya dengan konteks, kompleksitas kalimat dalam hubungannya dengan ikhtisar materi, kompleksitas pesan dalam hubungannya dengan analogi, pengantar dalam hubungannya dengan ilustrasi, dan prosedur, (5) fasilitas di jurusan TM memiliki potensi besar untuk mendukung implementasi paket pembelajaran ini, (6) panduan evaluasi pembelajaran memiliki kejelasan informasi dasar, teknik evaluasi, jenis data, dan aspek yang dievaluasi, sehingga layak digunakan untuk model pembelajaran ini.

Temuan penelitian ini direkomendasikan untuk dimanfaatkan (1) isi dan urutan materi pembelajaran proses manufaktur dapat dimanfaatkan sebagai pembanding materi pembelajaran praktik manufaktur di jurusan TM, FT, UM, (2) isi dan urutan materi pembelajaran proses manufaktur dan potensi dukungan fasilitas pembelajaran yang besar dapat digunakan untuk mengonstruk matakuliah baru yang mampu memberi pengalaman berlajar yang utuh kepada mahasiswa S1 PTM tentang proses manufaktur, (3) paket pembelajaran projek dan subprojek memiliki kejelasan informasi dasar, sehingga dapat diterapkan secara parsial pada matakuliah Menggambar Mesin, Manajemen Produksi, Praktik Manufaktur, Metrologi Industri, Statistik, dan Perakitan Mesin, (4) segmentasi, ragam topik, dan tuntutan fasilitas dalam paket pembelajaran ini identik dengan matakuliah Lab. Produksi, sehingga paket belajar maupun panduan evaluasinya disarankan untuk diimplementasikan pada matakuliah Lab. Produksi tersebut, (5) paket pembelajaran dan panduan evaluasinya dapat digunakan sebagai langkah awal untuk diteruskan dalam pekerjaan pengembangan pembelajaran sejenis berikutnya, (6) penggunaan paket pembelajaran dalam setting pembelajaran sebenarnya dimaksudkan untuk mengumpulkan data evaluasi formatif, dan (8) penerapan paket pembelajaran dalam setting pembelajaran sebenarnya harus di bawah kendali dosen pendamping.

Kata kunci: pengembangan model, pembelajaran, proses manufaktur

The Development of Instructional Model for Manufacture Engineering Based on Manufacturing Process Activity Cycles

Wahono

Wahono. 2010. The Development of Instructional Model for Manufacture Engineering Based on Manufacturing Process Activity Cycles. Thesis, Vocational Education Studies Program, apostgraduate Program, State University of Malang. Advisors: (1) Prof. H. A. Sonhadji K. H., M. A., Ph.. D., (II) Dr. Waras, M. Pd.

Abstract

Teaching-Learning process in the Department of Mechanical Engineering (TM), Faculty of Engineering (FT), State University of Malang (UM) for practical course, tends only oriented on manufacturing skills. This instructional model doesn’t able to integrate the practical course with the other pre requisite courses, thus students do not have the overall aspects of manufacturing process. The instructional model for Manufacture Engineering Based on Manufacturing Process which integrate all of the activities from design process to assemblee and installation, is predicted to be able to solve the problem of the practical lesson.

The objective of this research is to develop an instructional model to simplify the real manufacturing process in industries so it can be communicated to students in classroom learning activities. The specific objective of this research is to design (1) instructional package, (2) the evaluation guidelines, (3) facilities support for instructional package implementation, and (4) the implementation guidelines of instructional learning package.

The development procedure, include (1) preliminary information gathering, (2) designing intructional learning packages, the development of evaluation, survey of instructional facilities support, and implementation guidelines of the instructional package, (3) prelimanary field test of the instructional package and it’s evaluation guidelines, and (4) revision based on the prelimanary test result. The implementation guidelines of the instructional package was not tested, because it simply as appendages. The initial information data about manufacturing process competencies were taken from 11 students of D3 Mechanical

Page 9: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 301

Engineering (D3 TM) and 11 students of S1 Mechanical Engineering Education (S1 PTM), FT, UM, chosen at random. The content and sequence of the instructional materials in manufacturing process, instructional packages, and evaluation guidelines were judged by experts in their field. The instructional package is tested on small groups of students with “one-to-one evaluation”. This small group consists of one PTM S1 student, two TM D3 students, and two PTO S1 students. Data of the initial information, instructional packages, instructional facilities support, evaluation guidelines were analyzed using descriptive techniques.

Results of data analysis indicated that (1) some students need to have more addition of competencies to complete the objective of manufacturing course, (2) the content and sequence of manufacturing process course learning materials are feasible to be constructed to instructional package based project, (3) instructional package has properly construct to be performed field test, (4) instructional package has clear basic information in vocabulary that link to context, sentence complexity that link to materials view, message complexity that link to analogies, introduction that link to illustrations, and procedure, (5) mechanical engineering department facilities have great potency to support the course implementation using this instructional package (6) evaluation guidelines have clear basic information, techniques, data type, and aspects that are evaluated, so that is applicable to asses this instructional model.

The result of this research are recommended to be used (1) content and sequence of manufacturing process course materials can be used to judge for manufacturing material course materials in Mechanical Engineering Department, (2) content and sequence of manufacturing practice course materials and instructional facilities support can be used to construct a new subject matter that can give holistic learning experience of manufacturing process, (3) the project and subproject instructional package have clear of basic information, so they can be implemented partially for subject matter, so that Machines Drafting, Production Management, Manufacturing Practice, Industrial Metrology, Statistics, and Machine Assembly, (4) instructional package materials segmentation is identics to material course of Production Laboratory course, so either instructional package or its evaluation guideline is recommended to be implemented for the course one, (5) these instructional package and its evaluation guideline can be use as start point to be continued in the next similarity instructional development work, (6) Using of this instructional package in real setting course is to collect the formative evaluation datas, and (7) using of this instructional package in real setting course must be conducted by peer teacher.

Keywords: model development, instructional, manufacturing process

Hubungan antara Tingkat Literasi TIK dan Tingkat Ketersediaan Fasilitas TIK dengan Tingkat Pemanfaatan TIK pada Guru SMK di Kabupaten Malang

Dwi Prihanto

Dwi Prihanto, 2010. Hubungan antara Tingkat Literasi TIK dan Tingkat Ketersediaan Fasilitas TIK dengan Tingkat Pemanfaatan TIK pada Guru SMK di Kabupaten Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan PPS Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Ir. H. Syaad Patmanthara, M.Pd (II) Drs. Setiadi Cahyono Putro.,M.Pd, M.T.

Abstrak

Dewasa ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang dengan pesatnya. Hal tersebut didorong oleh kuatnya arus globalisasi, di mana TIK dengan sifatnya yang interaktif dan dinamis merupakan ikon yang diperlukan di berbagai komunitas kehidupan, termasuk aktivitas di lembaga pendidikan. Secara kurikuler, guru dituntut memiliki kekayaan informasi, dan mengetahui bagaimana TIK dapat mendukung dan atau mengantarkan para siswa dalam hidup, belajar, dan bekerja di era global. Untuk mencapai maksud ini tidak lepas dari berbagai faktor, di antaranya adalah tingkat literasi TIK dan tingkat ketersediaan fasilitas TIK bagi para guru.

Tujuan utama penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan tingkat literasi TIK guru (X1), tingkat ketersediaan fasilitas TIK untuk guru (X2), dan tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran guru (Y); (2) mengungkap hubungan XI terhadap Y; (3) mengungkap hubungan X2 terhadap Y; serta (4) mengungkap hubungan XI dan X2 secara simultan terhadap Y, di SMK wilayah Kabupaten Malang pada tahun 2009. Penelitian kuantitatif secara deskriptif korelasional ini adalah merupakan studi populasi yang diterapkan kepada 163 guru pada Program Teknik Elektro di SMK wilayah Kabupaten Malang, yang dilaksanakan pada tahun 2009. Seluruh anggota populasi mendapat kesempatan mengisi instrumen berupa angket, sedangkan data yang diolah berjumlah 130 yang diambil secara acak.

Page 10: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

302 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Kesimpulannya adalah: (1) guru memiliki tingkat literasi TIK yang tinggi, namun tingkat ketersediaan fasilitas TIK masih rendah, sehingga tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran masih berada pada kategori sedang; (2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat literasi TIK guru dengan tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran guru (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat ketersediaan fasilitas TIK untuk guru dengan tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran guru, dan (4) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat literasi TIK guru dan tingkat ketersediaan fasilitas TIK untuk guru secara simultan terhadap tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran guru. Artinya semakin tinggi tingkat literasi TIK dan tingkat ketersediaan fasilitas TIK untuk guru, maka akan semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan TIK sebagai alat bantu pembelajaran guru SMK di Wilayah Kabupaten Malang.

Disarankan: (a) agar guru meningkatkan kepemilikan fasilitas TIK dan penggunaannya sebagai alat bantu pembelajaran, (b) Sekolah perlu melakukan pembinaan literasi TIK bagi guru, misalnya melalui pelatihan tentang literasi TIK, atau belajar dalam lingkup kelompok kerja guru (KKG), (c) Sekolah perlu menyiapkan fasilitas TIK yang memadai dengan kebutuhan kelas yang membutuhkan fasilitas TIK sebagai alat bantu pembelajaran, (d) Perlu adanya kebijakan dari sekolah agar memperhatikan masalah literasi TIK guru dan ketersediaan fasilitas TIK untuk guru sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Kedua komponen tersebut adalah merupakan unsur penunjang keberhasilan pembelajaran berbasis TIK.

Kata kunci: Literasi TIK, Fasilitas TIK, Pemanfaatan TIK, Guru SMK.

Correlation between Level of ICT Literacy, Level of ICT Facility Availability and Level of ICT Utilization of Teacher of Vocational High School in Malang

Dwi Prihanto

Dwi Prihanto. 2010. Correlation between Level of ICT Literacy, Level of ICT Facility Availability and Level of ICT Utilization of Teacher of Vocational High School in Malang.

Abstract

Today information and communication technology (ICT) has grown rapidly. It was driven by the strong currents of globalization, where ICT with interactive and dynamic nature is necessary icons in a variety of community life, including activities at educational institutions. In curricula, teachers are required to have a wealth of information, and find out how ICT can support and / or deliver the students to live, learn, and work in a global era. To achieve this purpose can not be separated from a variety of factors, among which is the level of ICT literacy and high availability of ICT facilities for teachers.

The main purpose of this study are: (1) describe the level of ICT literacy of teachers (X1), the level of availability of ICT facilities for teachers (X2), and level of usage of ICT as a tool for teacher learning (Y), (2) reveals the relationship of Y XI ; (3) reveals the relationship X2 to Y; and (4) reveals relationships simultaneously XI and X2 to Y, at SMK Malang regency in the year 2009. Quantitative research is a descriptive correlational study population were applied to 163 teachers in the Program of Electrical Engineering at SMK Malang Regency, which was held in the year 2009. All members of the population have the opportunity to fill in the form of a questionnaire instrument, the data is processed amounted to 130 that were taken randomly.

The conclusion was that: (1) teachers have a high level of ICT literacy, but the level of availability of ICT facilities is still low, so the level of usage of ICT as a learning tool is still in the moderate category, (2) There are positive and significant correlation between the level of ICT literacy of teachers with level of usage of ICT as a tool for teacher learning (3) There are positive and significant correlation between the level of availability of ICT facilities for teachers with the level of usage of ICT as a tool for teacher learning, and (4) There are positive and significant correlation between the level of ICT literacy of teachers and high availability ICT facilities for teachers simultaneously on the level of usage of ICT as a tool for teacher learning. This means that the higher the level of ICT literacy and high availability of ICT facilities for teachers, the higher the level of usage of ICT as a tool for learning vocational school teachers in the District of Malang.

Suggested: (a) to increase teacher ownership and usage of ICT facilities as a tool for learning, (b) Schools need to foster and ICT literacy for teachers, for example through training on ICT literacy, or learning within teacher working groups (KKG), (c ) Schools need to prepare an adequate ICT facilities with classes that require the facility needs of ICT as a tool for learning, (d) It should be a policy of school in order to

Page 11: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 303

consider about the ICT literacy of teachers and availability of ICT facilities for teachers as a tool for learning. The second component is an element supporting the success of ICT-based learning.

Keywords: ICT Literacy, ICT Facility, ICT Utilization, Teacher of Vocational High School.

Hubungan Motivasi Belajar, Kematangan Siswa, Prestasi Belajar, dan Kinerja Praktik Industri dengan Kesiapan terhadap Dunia Kerja Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik

Bangunan se Malang Raya

Ignatius Budiyana

Budiyana, Ignatius. 2010. Hubungan Motivasi Belajar, Kematangan Siswa, Prestasi Belajar, dan Kinerja Praktik Industri dengan Kesiapan terhadap Dunia Kerja Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan se Malang Raya, Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing I: Dr. H. Dwi Agus Sudjimat, ST, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd

Abstrak

Kebutuhan tenaga kerja akan terpenuhi dengan baik apabila pencari kerja memiliki kualitas yang memenuhi syarat. Kualitas yang memenuhi syarat harapan dunia kerja adalah mereka yang telah menjalani program pelatihan kerja dengan tuntas. Salah satu ukuran keberhasilan suatu program pelatihan adalah kemampuannya untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja atau setelah menyelesaikan pendidikannya dapat segera memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang diajarkan dalam pelatihan, baik bekerja mandiri (berwirausaha) atau bekerja pada pihak lain. Namun dalam kehidupan sehari-hari masih sering dijumpai munculnya kesulitan bagi lulusan pelatihan untuk memperoleh pekerjaan, sementara di pihak lain masih banyak lowongan kerja yang tidak dapat diisi oleh pencari kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah relevansi antara program pelatihan dan persyaratan kerja dengan tuntutan keterampilan minimal di lapangan kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan siswanya agar siap memasuki dunia kerja, sehingga relevansi antara pendidikan dan dunia kerja bisa terwujud. Dalam rangka untuk mempersiapkan siswanya agar siap memasuki dunia kerja, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah. Di antaranya adalah meningkatkan motivasi belajar siswa, prestasi belajar para siswanya, dan meningkatkan kinerja siswa dalam melaksanakan praktek di industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar, kematangan siswa, prestasi belajar, dan kinerja praktik industri dengan kesiapan terhadap dunia kerja siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan se Malang Raya.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory atau penelitian penjelasan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 51 siswa kelas 3 SMK Negeri maupun Swasta Kelompok Teknologi dan Industri, Bidang Keahlian Teknik Bangunan se Malang Raya, yaitu meliputi Kota Malang, dan Kabupaten Malang saja karena Kota Batu tidak terdapat SMK yang memiliki Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deksriptif dan analisis jalur.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan kematangan siswa dengan kesiapan terhadap dunia kerja baik hubungan langsung atau melalui variabel prestasi belajar, dan kinerja praktik industri siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan se Malang Raya. Pengaruh proporsional variabel Motivasi Belajar terhadap Prestasi Siswa sebesar 38,38%, sedangkan pengaruh variabel Kematangan Siswa terhadap Prestasi Siswa terdiri dari pengaruh langsung sebesar 44,88%. Pengaruh variabel Motivasi Belajar terhadap Kesiapan pada Dunia Kerja terdiri dari pengaruh langsung sebesar 12,8%, pengaruh melalui variabel Kematangan Siswa sebesar 11,6%, pengaruh melalui variabel Prestasi Belajar sebesar 2,3%, pengaruh melalui Kinerja Praktek Industri sebesar 0,9%, sehingga total pengaruh variabel Motivasi Belajar terhadap Kinerja Praktek Industri adalah sebesar 27,7%.

Bertitik tolak pada hasil penelitian tersebut, disampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Dinas Pendidikan hendaknya terus melakukan berbagai upaya untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di SMK kaitannya dengan usaha peningkatan kesiapan siswa dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. Dengan adanya upaya kerja sama antara Dinas Pendidikan dengan sekolah, usaha untuk meningkatkan kesiapan siswa dalam menghadapi tuntutan dunia kerja dapat dilakukan dengan baik. (2) Kepala SMK dan para guru hendaknya terus meningkatkan motivasi belajar, prestasi belajar, kematangan siswa, dan mengupayakan agar para siswa menampakkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan praktik di industri. Hal ini penting dilakukan karena berdasarkan penelitian ini, keempat faktor tersebut merupakan faktor yang

Page 12: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

304 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

dapat mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. Semakin baik motivasi belajar, prestasi belajar, kematangan siswa, dan kinerja siswa dalam praktek industri, semakin baik pula kesiapan siswa dalam menghadapi tuntutan dunia kerja. (3) Bagi mitra kerja SMK dalam hal ini dunia usaha dan dunia industri, hendaknya memberikan pembinaan yang baik disaat para siswa melaksanakan praktik kerja industri. Hal ini penting untuk dilakukan agar setelah menyelesaikan pendidikannya, para siswa dapat memiliki tingkat kesiapan yang tinggi dalam menghadapi tuntutan dunia kerja, dan (4) Bagi penelitian selanjutnya perlu penelitian lanjutan untuk parameter yang lebih luas, dengan memasukkan variabel lain sebagai masukan pengambil kebijakan. Variabel lain tersebut di antaranya adalah jiwa kewirausahaan, kepercayaan diri, kemampuan menjual potensi dirinya dan aspek manajemen lainnya. Penelitian selanjutnya dapat mengambil judul, seperti: hubungan antara prestasi belajar, jiwa kewirausahaan dan kinerja praktik industri dengan kesiapan terhadap dunia kerja siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan se Malang Raya.

Kata kunci: motivasi belajar, kematangan siswa, prestasi belajar, kinerja praktik industri, kesiapan terhadap dunia kerja.

The Relation Between Learning Motivation, Students’ Maturity, Learning Achievement and Industrial Practice Performance with the Readiness for The Occupation World among

Students of SMK in Program of Civil Engineering in Malang

Ignatius Budiyana

Budiyana, Ignatius. 2010. The Relation Between Learning Motivation, Students’ Maturity, Learning Achievement and Industrial Practice Performance with the Readiness for The Occupation World among Students of SMK in Program of Civil Engineering in Malang. Thesis of Post Graduate Program of Vocational Education of Post Graduate Program in State University of Malang. The Supervisors: (1) Dr. H. Dwi Agus Sudjimat, ST, M.Pd, (II) Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd

Abstract

The demand of work force will be well fulfilled if job seekers are qualified to meet job requirements. Those who are entitled to meet the qualification are the ones who have accomplished a certain training program; the success of which is indicated by competent graduates or graduates who, upon completing the training program, can create jobs of their own or get relevant job. Unfortunately, whereas many job vacations are underutilized, it is an undeniable fact that training program graduates often find it difficult to get relevant jobs. Hence, relevance of training programs and job requirements is the core of this shortcoming.

Being a formal vocational education institution, SMK has the role of educating and training its students so as to make them prepared for work employment and, consequently, relevance of training program and job requirements, embodied. To make students prepared for work employment, it essential that SMKs improve student motivation, archievement, and performance in industrial internship. This research aims at finding the relation between learning motivation, students’ maturity, learning achievement, performance in industrial internship and their readiness for work employment of students of Civil Engineering Program of SMK in Malang.

This study was of explanatory research. The collect the data, questionnaires were distributed to 51 students of third grade of both state and private vocational high schools Technology and Industry Group, in Civil Engineering Program in Malang Raya (city of Malang and regency of Malang, excluding Batu because SMK in Batu doesn’t have Civil Engineering Program). The data were then analyzed by using descriptive approach and route analysis.

The result of the analysis that there is a significant correlation between learning motivation, students’ maturity, the readiness for work employment either directly or through learning achievement and performance of students of Civil Engineering Program of SMK in Malang in industrial internship. The proportional influence of variable of Students’ Maturity to Students’ Achievement is 38,38%, while the influence of variable of Students’ maturity to Learning Motivation shows the direct influence of 44,88%. The influence of variable of Learning Motivation to the readiness of occupation world shows the direct influence of 12,8%. The influence from Students’ Maturity variable is 11,6%. The influence from Learning Achievement variable is 2,3%. The influence from Industrial Practice Performance is 0,9%. Thus the total influence from learning Motivation variable toward Industrial practice Performance is 27,7%.

Page 13: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 305

Based on the research results, the researcher would like to give the following suggestions, (1) the education body or the Dinas Pendidikan of the municipality of Malang and Malang regency should conduct some efforts to help improve the quality of training and education in SMK so as to make the students ready for work employment, (2) The principles of SMK and teachers should improve the learning motivation, learning achievement, students’ maturity and other aspects so students will show the high performance in terms of practice in Industry. It is important because from the research, those four factors are influential in relation to students’ readiness in facing the demand of occupation world. The better learning motivation, learning achievement, students maturity and students performance are, the better the students’ readiness to face demand of occupation world will be. (3) For professional partner of SMK, they should provide good training while the students are working in their places as apprentices to complete the industry practice program. Iy is important because after the completion of their study, the students will have high level of readiness to meet the demand of occupation world. (4) For further research, it is important to include the wider parameter by adding other variables that might be important for policy decision. Those variables include entrepreneurship spirit, self confidence, competency in promoting self potential and other management aspects. The further research could take title suc as: the relation between learning achievement, entrepreneurship spirit and their readiness for work employment of students of Civil Engineering Program of SMK in Malang.

Keywords: learning motivation, students’ maturity, learning achievement, performance in industrial internship, the readiness for work employment.

Kontribusi Pemahaman dan Sikap Guru tentang K3 terha-dap Pelaksanaan K3 pada Pembelajaran Praktek di Bengkel Teknik Mekanik Otomotif SMK se-Kota Malang

Bambang Triatmidi

Triatmidi, Bambang. 2010. Kontribusi Pemahaman dan Sikap Guru tentang K3 terha-dap Pelaksanaan K3 pada Pembelajaran Praktek di Bengkel Teknik Mekanik Otomotif SMK se-Kota Malang. Tesis Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Syaad Patmanthara, M.Pd., (II) Drs. H. Tri Atmadji Sutikno, M.Pd.

Abstrak

Guru memiliki fungsi sebagai motivator, fasilitator, dan perancang proses pembelajaran. Karena itu guru memegang peran penting dalam penciptaan kondisi pembelajaran di bengkel Teknik Mekanik Otomotif. Selama melaksanakan pembelajaran di bengkel, siswa berinteraksi dengan berbagai alat, perkakas, media, juga berhadapan dengan bahaya yang terkandung di dalamnya. Karenanya pemahaman dan sikap guru tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi amat penting.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kontribusi pemahaman guru tentang K3 terhadap pelaksanaan K3 pada pembelajaran praktek di bengkel Teknik Mekanik Otomotif pada SMK Se-Kota Malang, (2) kontribusi sikap guru tentang K3 terhadap pelaksanaan K3 pada pembelajaran praktek di bengkel Teknik Mekanik Otomotif pada SMK Se-Kota Malang, dan (3) kontribusi Pemahaman dan Sikap Guru tentang K3 secara bersama-sama terhadap Pelaksanaan K3 pada Pembelajaran Praktek di Bengkel Teknik Mekanik Otomotif SMK se-Kota Malang.

Populasi pada penelitian ini adalah guru program keahlian Teknik Mekanik Otomotif di SMK se-Kota Malang yang mengajar pada tahun pembelajaran 2008-2009 berjumlah 72 orang. Semua guru dalam populasi menjadi responden pengam-bilan data. Pengumpulan data variabel pemahaman guru tentang K3 (X1) dilakukan dengan menggunakan Tes, sikap guru tentang K3 (X2) menggunakan kuesioner, dan pelaksanaan K3 pada pembelajaran (Y) menggunakan lembar observasi. Data penelitian dialisis secara deskriptif, korelasi parsial dan regresi ganda.

Hasil analisis diskriptif terhadap data responden menunjukan bahwa pema-haman guru Teknik Mekanik Otomotif (TMO) se-Kota Malang tentang K3 dalam kategori cukup, sikap guru tentang K3 berada pada kategori baik, dan pelaksanaan K3 pada pembelajaran praktek berada pada kategori baik. Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang signifikan antara pemahaman guru tentang K3 dengan pelaksanaan K3, (2) ada hubungan yang signifikan antara sikap guru tentang K3 dengan pelaksanaan K3 (Y), (3) ada hubungan yang signifikan secara bersama pemahaman guru dan sikap guru tentang K3 dengan pelaksanaan K3. Kedua variabel secara bersama memberi kontribusi sebesar 77% terhadap perubahan pelak-sanaan K3. Kontribusi sebesar itu berasal dari sumbangan efektif variabel

Page 14: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

306 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

pemahaman guru sebesar 51,35% dan variabel sikap guru tentang K3 memberikan kontribusi efektif sebesar 25,87%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyampaikan saran: (1) bagi pihak sekolah (SMK) agar mengusahakan suatu diklat khusus bagi guru untuk meningkatkan pemahaman tentang K3 di bidang Teknik Otomotif, dan melakukan pengembangan kurikulum sekolah agar materi tentang K3 dapat dirumuskan serta ditetapkan sebagai mata diklat tersendiri, (2) bagi guru agar secara aktif meningkatkan pengetahuan tentang K3 otomotif dengan mencari dan mengakses berbagai sumber yang relevan.

Kata kunci: pemahaman, sikap, pelaksanaan K3, pembelajaran praktek otomotif

The Contribution of Teachers’ comprehension and Attitude toward Occupational Safety and Health (OSH) to OSH Implementation in the Practice Learning at Automotive Workshop of

Vocational High School in Malang City

Bambang Triatmidi

Triatmidi, Bambang. 2010. The Contribution of Teachers’ comprehension and Attitude toward Occupational Safety and Health (OSH) to OSH Implementation in the Practice Learning at Automotive Workshop of Vocational High School in Malang City. Theses, Postgraduate Program of State University of Malang, Advisor: (I) Dr. Syaad Patmanthara, M.Pd., (II) Drs. H. Tri Atmadji Sutikno, M.Pd.

Abstract

A teacher has functions as a motivator, facilitator, and designer of the learning process. Teacher controls an important role in the creation of learning conditions in the automotive workshop. During a practice learning in the workshop, students interact with equipment, also faced its hazardous. Therefore comprehension and attitudes of the teacher about the Occupational Safety and Health (OSH) becomes very important.

The aim of this study is to determine: (1) the contribution of teacher's comprehension of the OSH on the implementation of OSH in the learning practice in the automotive workshop at Vocational High School in Malang, (2) the contribution of OSH teacher’s attitudes toward the implementation of OSH on learning practices in automotive workshop at Vocational High School in Malang, and (3) the contribution of Comprehension and Attitudes of Teachers toward OSH as together with the Implementation OSH on Learning Practices in the automotive workshop atVocational High School in Malang.

Population in this study are 72 mechanic automotive teachers who are teaching in period 2008/2009 at Vocational High School in Malang. Those are to be the respondents of collecting data. The collecting data varibles are about the teacher’s comprehension on OSH (X1) is done by using a test, teacher’s attitudes on OSH (X2) using a questionnaire, and the implementation of OSH (Y) using the observation sheet. Data analysis are descriptive, partial correlation and double regressions.

The descriptive data analysis shows that the comprehension of mechanic auto-motive teachers in Malang on the OSH is in enough category, teacher’s attitudes on the OSH is in good category, and the implementation of the OSH on practice learning is in good category. Correlational analysis results show that: (1) there is a significant rela-tionship between teacher’s comprehensionon the OSH and the implementation of the OSH, (2) there is a significant relationship between teacher's attitudes on the OSH and the implementation of the OSH (Y), (3) there is a significant relationship teacher’s comprehension, attitudes on the OSH toward the implementation of the OSH. Both variables together contributes 77% of the changing of OSH implementation. The contribution comes from teacher's comprehension of effective variables for 51.35% and the variables of teacher’s attitudes contributes effectively OSH for 25.87%.

Based on the results, suggesting to (1) the school may seek a special training for teachers to enhance comprehension of the OSH in Automotive Technics, and develop curriculum in order to make the OSH formulated and firmed to be the its own subject, (2) mechanic automotive teachers hopefully to be active in increasing the knowledge of the automotive OSH with finding and accessing to relevant sources.

Keywords: comprehension, attitude, occupational safety and health implementation, automotive practice learning

Page 15: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 307

Pengembangan Metode Pembelajaran E-learning Pada Teori Dasar Kompetensi Kejuruan Program Keahlian Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Kendal

Masrukhin

Masrukhin, 2007. Pengembangan Metode Pembelajaran E-learning Pada Teori Dasar Kompetensi Kejuruan Program Keahlian Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Kendal. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Ir. H. DjokoKustono, M.Pd., (II) Hakkun Elmunsyah, S.T, M.T.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-learning pada teori dasar kompetensi kejuruan di SMK Negeri 2 Kendal. Ada 4 aspek yang dapat diungkap sehubungan dengan pengembangan e-learning pada proses pembelajaran, yaitu (1) untuk mengetahui bagaimanakah respon siswa terhadap teori dasar kompetensi kejuruan dengan model pembelajaran berbasis e-learning, (2) untuk mengetahui perbedaan signifikan dalam pencapaian kompetensi teori dasar kompetensi kejuruan konvensional dengan berbasis e-learning. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel siswa, guru, dan ahli media pembelajaran untuk mengetahui kelayakan media e-learning digunakan untuk pembelajaran dan penelitian selanjutnya dengan mengambil populasi 100 siswa SMK Negeri 2 Kendal sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran e-learning dan 100 siswa sebagai kelas kontrol yang tidak mengunakan model pembelajaran e-learning. Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini akan membandingkan dua pendekatan mengajar, yakni pendekatan menggunakan e-learning dan tanpa menggunakan e-learning.

Hasil penelitian ini menyimpulkan (1) pengembangan materi pembelajaran e-learningdari ahli materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dengan rata-rata prosentase 70%,(2) Uji coba lapangan dengan rata-rata prosentase 84%, (3) pembelajaran menggunakan e-learning hasilnya lebih baik dari pada tidak menggunakan e-learning pada mata diklat dasar kompetensi kejuruan,(4) kelebihan penggunaan e-learning sebagai model pembelajaran di SMK Negeri 2 Kendal, adalah (a) guru akan mudah mengontrol aktivitas belajar siswa, (b) membantu siswadalam mengerjakan tugas-tugas, (c) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta (d) pembelajaran menjadi lebih efektif.

Berdasarkan dari temuan penelitian ini, beberapa saran yang diperkirakan dapat meningkatkan dalam pengembangan e-learning sebagai media pembelajaran di Kabupaten Kendal adalah; (1) sistem e-learning dapat digunakan sebagai bahan ajar utama dalam kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Kendal khususnya atau di sekolah sejenis lainnya, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (2) penyediaan free access internet disekolah dengan pemanfaatan system e-learning, akan membiasakan siswa melakukan akses menggunakan komputer yang lebih optimal dalam mendukung pembelajaran dengan explorasi pengetahuan terbaru, (3) sistem e-learning dapat digunakan untuk menerapkan strategi belajar individu, oleh karena itu perlu memperbanyak bahan ajar yang berbentuk modul, (4) pelaksanaan ujian tulis sebaiknya menggunakan media computer karena siswa dapat langsung mengetahui kemampuannya serta lebih efektif dan efisien ditinjau dari penggunaan dana dan waktu, (5) adanya program information and communication (ICT), yang merupakan standar SMK bertaraf Internasional.

Kata kunci: pengembangan, metode pembelajaran e-learning, kompetensi kejuruan, SMK

The Development of E-learning Method on The Theory of Vocational Competence Basics in Program of Electricity Personal Skill at State Vocational High School 2 of Kendal

Masrukhin

Masrukhin, 2007. The Development of E-learning Method on The Theory of Vocational Competence Basics in Program of Electricity Personal Skill at State Vocational High School 2 of Kendal. Thesis, Program Study of Vocational Education, Postgraduate Program, State University of Malang. Advisors: (I) Prof. Dr. Ir. H. DjokoKustono, M.Pd., (II) HakkunElmunsyah, S.T, M.T.

Abstract

This research aims at developing e-learning on the theory of vocational competence basics at State Vocational High School 2 of Kendal. There are 4 aspects unveiled in terms of the development of e-learning

Page 16: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

308 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

in the learning process, which are (1) to find out how is the respond of students toward the basic theory of vocational competence related to e-learning based model, (2) to find out the significant difference in achieving the basic theory of vocational competence related to e-learning based model.

This research is conducted by taking the sample of students, teachers, and learning media to find out the feasibility of e-learning media which is used in the future learning and researches by taking 100 population of 100 students of State Vocational High School 2 of Kendal as the experimental class by using e-learning-based learning model and 100 students as the controlling class which is not used e-learning-based learning model. The implementation of experiment will compare two teaching approaches, which are the one uses e-learning model and the other does not.

Findings conclude that (1) the development of e-learning material from the experts of the material of Vocational School Basics has the percentage of 70%; (2) Field tryout has the percentage of 84%; (3) learning which uses e-learning proves the better result in the education and training of vocational competence basics; (4) the superiority of e-learning as the model of learning at State Vocational High School 2 of Kendal are (a) teachers will control students’ learning activities easier, (b) it help students in doing their tasks, (c) it can improve students’ learning motivation, and (d) by using it, learning is more effective.

Based on findings, several suggestions which are expected to improve the development of e-learning as the learning media in Kendal Regency are (1) e-learning system should be used as the main teaching material in learning activities at State Vocational High School 2 of Kendal, particularly at other similar schools, (2) the supply of free access internet at school by employing e-learning system should be used since it will accustom students getting access by using computers that are more optimal in supporting learning to explore the latest knowledge, (3) e-learning system should be used to apply the individual learning strategy so that it can step up the teaching material in the form of module, (4) the administration of written examination should use computer so students will be able to know their ability and is more effective by considering it in terms of the use of fund and time, and (5) the program of information and communication (ICT) which becomes the standard of International level Vocational High School should be present.

Keywords: development, e-learning method, vocational competence, VocationalHigh School

Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer Menggunakan Software CAD/CAM dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Memprogram Mesin Frais CNC

Mohammad Taufik

Taufik, Mohammad. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer Menggunakan Software CAD/CAM dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Memprogram Mesin Frais CNC. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing I, Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd, Pembimbing II, Drs. Imam Muda Nauri, ST., M.T.

Abstrak

Kemampuan/ketrampilan siswa dalam memprogram mesin frais CNC selama ini bersifat abstrak karena belum bisa dibuktikan kebenarannya melalui eksekusi program menggunakan mesin frais CNC. Guru mengalami kesulitan membantu siswa memperoleh pemahaman yang maksimal karena guru tidak mempunyai media untuk mensimulasikan program CNC tersebut. Pembelajaran berbantuan komputer merupakan alternatif solusi bagi SMK yang tidak mempunyai mesin-mesin CNC. Dengan bantuan komputer maka program mesin frais CNC yang telah disusun dapat disimulasikan di layar monitor untuk mengetahui gambaran proses pemesinannya.

Kondisi motivasi berprestasi siswa perlu diperhitungkan sebagai variabel yang turut mempengaruhi hasil belajar. Hasil-hasil penelitian sebelum-nya menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik dari siswa bermotivasi rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan verifikasi teori ber-dasarkan data empirik apakah pembelajaran berbantuan komputer mengguna-kan software CAD/CAM dapat meningkatkan hasil belajar memprogram mesin frais CNC? Apakah hasil belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik dari siswa bermotivasi rendah? Apakah ada interaksi antara faktor perlakuan dalam kelompok dan faktor motivasi berprestasi terhadap hasil belajar memprogram mesin frais CNC?

Rancangan (Design) yang dipilih dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Factorial 3 x 2 - Nonequivalent Control Group Design. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas XII (tingkat III) Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Nasional Malang Tahun Pelajaran 2008/2009 = 100 siswa. Kelompok

Page 17: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 309

perlakuan pertama memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software Mastercam, kelompok perlakuan kedua memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software EDV754, kelompok kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Instrumen motivasi berpres-tasi digunakan untuk memperoleh data tentang tingkatan motivasi berprestasi siswa. Instrumen Tes Hasil Belajar digunakan untuk memperoleh data hasil belajar memprogram mesin frais CNC. Uji hipotesis penelitian dilakukan menggunakan analisis varian dua jalan (Two Ways Anova). Uji Scheffe digunakan sebagai analisis data lanjutan dari analisis varian untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda secara signifikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Mean hasil belajar kelompok pembelajaran berbantuan komputer mengunakan software Mastercam (=80,59) lebih tinggi dari mean hasil belajar kelompok pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software EDV 754 (=75,78) dan lebih tinggi dari mean hasil belajar kelompok pembelajaran konvensional (=68,54); (2) mean hasil belajar kelompok pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software EDV 754 (=75,78) lebih tinggi dari mean hasil belajar kelompok pembelajaran konvensional (=68,54); (3) mean hasil belajar kelompok siswa yang mem-punyai motivasi berprestasi tinggi (=77.9222) lebih tinggi dari kelompok siswa bermotivasi rendah (=71.4814); (4) ada interaksi antara faktor perlakuan dalam kelompok dan faktor motivasi berprestasi terhadap hasil belajar.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: (1) kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software Mastercam lebih unggul dalam hasil belajar dari kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software EDV 754 pada kondisi motivasi berprestasi tinggi; (2) kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software Mastercam lebih unggul dalam hasil belajar dari kelompok siswa yang mem-peroleh pembelajaran konvensional pada semua kondisi motivasi berprestasi; (3) kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software EDV754 lebih unggul dalam hasil belajar dari kelompok sswa yang memperoleh pembelajaran konvensional pada kondisi motivasi berprestasi tinggi; (4) kelompok siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dalam hasil belajar dari kelompok siswa bermotivasi rendah pada kelompok pembelajaran berbantuan komputer menggunakan software CAD/CAM.

Kata kunci: pembelajaran berbantuan komputer, software CAD/CAM, motivasi berprestasi, hasil belajar.

The Effect of Computer Assisted Learning Using CAD/CAM and of Achievement Motivation on Learning Outcomes

Mohammad Taufik

Taufik, Mohammad. 2009. The Effect of Computer Assisted Learning Using CAD/CAM and of Achievement Motivation on Learning Outcomes. Tesis, Vocational Education Study on Post Graduate Program of State University of Malang. Advisor: (I), Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd., (II) Drs. Imam Muda Nauri, ST.,M.T.

Abstract

Many vocational high schools (SMK) can not afford to buy CNC Machines, so the instruction of CNC milling subject was conducted in traditional learning without completed by any laboratory activity using CNC Milling Machines. Such instruction learning is predicted as main cause why the student’s outcome was poor. Teacher had difficulty to improve student’s comprehension because there was not media to simulate the CNC’s program.

Computer Assisted Learning (CAL) is an alternative solution for SMK who can’t afford to buy CNC Machines. Computer will simulate CNC’program which has been arranged where student can simply check on the machining process as CNC machine will do when running program. Student’s achievement motivation should be considered as variable that will contribute effect on learning outcome. Previous research findings show that students with higher achievement motivation have better accomplishment than the lowers. Based upon previous research findings its necessary to verify theoretical study based on empirical data: will Computer Assisted Learning (CAL) using CAD/CAM be able to improve student’s learning outcomes? will students with higher achievement motivation get better grade on learning outcomes than the lowers? Whether there is any interaction between both factors toward learning outcomes? This research was conducted to solve the problems.

This research is Quasi Experimental Factorial 3 x 2 - Nonequivalent Control Group Design. The third grade Students of Technical Engineering of SMK Nasional Malang on 2008/2009 year were choosen as

Page 18: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

310 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

subject of this research. The first group received CAL using Mastercam, the second group received CAL using EDV754 and control group received conventional learning where students arranged CNC Mill program using G-code. Two instruments were used: first is a non test instrument “Achievement Motivation Questionnaire” used to obtain data of student’s achievement motivation levels (high or low), second is a test instrument “Learning Outcome Test” used to obtain data of how competent students are in arranging CNC Mill program. Assestment of learning outcomes was done on both process and product. Data were analized using Two Ways Anova to find how significant the effect of two factors (Computer Assisted Learning treatment and student’s achievement motivation) toward learning outcomes. Scheefe test was done to find out which group has significant difference among them.

This Research findings show: (1) the mean of learning outcomes of group was treated by computer assisted learning using Mastercam = 80,59 higher than the mean of group was treated by EDV754 = 75,78 higher than the mean of control group = 68,54; (2) the mean of learning outcomes of group was treated by computer assisted learning using EDV754 = 75,78 higher than the mean of control group = 68,54; (3) group of students who have high achievement motivation obtained better grade on learning outcomes, (mean = 77,922) higher than the mean of the lowers = 71,4814; (4) there is a significant interaction between two factors (treatment and achievement motivation) toward learning outcomes.

The conclusions of this research are: (1) group was treated by computer assisted learning using Mastercam obtained better grade than group was treated by computer assisted learning using EDV754 only on high achievement motivation level; (2) group was treated by computer assisted learning using Mastercam obtained better grade than the control group on both achievement motivation level; (3) group was treated by computer assisted learning using EDV754 obtained better grade than the control group only on high achievement motivation level; (4) group of students who have high achievement motivation obtained better grade on learning outcomes than the lowers only when Computer Assisted Learning using CAD/CAM was treated.

Keywords: computer assisted learning (CAL), CAD/CAM, learning outcome.

Pengembangan Media Audio Video dalam Pembelajaran Praktik Las untuk Siswa Kelas X Program Studi Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen

Rusliansyah

Rusliansyah. 2010. Pengembangan Media Audio Video dalam Pembelajaran Praktik Las untuk Siswa Kelas X Program Studi Mekanik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Mardi Wiyono, S.T., M.Pd, (II) Drs. Andoko, M.T.

Abstrak

Pembelajaran pengelasan oksi asetilin, selama ini berlangsung dengan menggunakan buku manual dan perangkat las oksi asetilin masih sangat sederhana. Berdasarkan observasi sampai tahun 2007 kekurangan yang terdapat pada pembelajaran prosedur pengelasan dengan las oksi asetilin di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen adalah: (1) belum ada pengayaan presentasi pengajaran dengan audio video; (2) belum ada fasilitas multimedia untuk membantu pemahaman siswa secara lebih jelas dan nyata; (3) memerlukan banyak tambahan penjelasan sehingga waktu untuk proses belajar mengajar kurang efisien; (4) sajian tampilan media alat yang sebenarnya kurang variatif, sehingga kurang memberi ketertarikan dan kurang memberi keaktifan pada siswa.

Pemilihan media audio video sebagai produk teknologi media pengajaran parktek las oksi asetilin adalah karena realita bahwa kita berada dalam era teknologi informasi. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan mengembangkan produk media audio video untuk mendukung pembelajaran praktik las oksi asetilin pada posisi mengelas di bawah tangan, keefektifan media pembelajaran mengelas pada siswa yang menggunakan media audio video, dan yang tidak menggunakan media audio video, pada siswa kelas X Program Keahlian Mekanik Otomotif di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen.

Rancangan pengembangan media pembelajaran ini dilakukan tahapan pengembangan melalui prosedur atau langkah yang dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu: (1) melakukan analisis produk yang akan di kembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) Validasi ahli dan revisi, (4) uji coba lapangan skala

Page 19: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 311

kecil, (5) uji coba lapangan skala besar. Tahapan yang diambil dimaksudkan untuk memperoleh media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dari hasil uji coba produk media kepada para ahli, guru dan siswa menunjukan bahwa produk media ini sudah cukup memadai, mengenai kesesuaian media dalam pembelajaran terutama kompetensi mengelas sambungan I menggunakan las oksi asetilin dengan posisi pengelasan di bawah tangan, sehingga media ini dapat digunakan sebagai alternatif ketersediaan media pembalajaran selain buku teks.Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Mekanik Otomotif pada SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, yang berjumlah 20 siswa sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol berjumlah 20 siswa. Sebagai responden Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media audio video (X1) dan pembelajaran yang tidak menggunakan media (X2) serta hasil belajar kompetensi mengelas sambungan I menggunakan las oksi asetilin (Y) sebagai variabel terikatnya.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah peneliti berhasil membuat/ mengem-bangkan media audio video (keping VCD) dalam pembelajaran praktik las oksi asetilin dengan posisi mengelas di bawah tangan dengan durasi 50 menit. Dari hasil uji coba produk media kepada para ahli, guru dan siswa menunjukan bahwa produk media ini sudah cukup memadai. Sehingga media ini dapat digunakan sebagai alternatif ketersediaan media pembalajaran selain buku teks.

Dengan menggunakan media dalam pembelajaran akan sangat membantu dan sangat besar keefektifannya dalam mengajar menggunakan media audio-video praktik las terhadap kompetensi mengelas pada siswa kelas X Program Keahlian Mekanik Otomotif di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai rata-rata kelas yang menggunakan media 3.13 dan nilai rata kelas yang tidak menggunakan media 2.43, dengan t-hitung sebesar 17.466, dan sig = 0.000.

Kata kunci: pengembangan, media audio video, pembelajaran praktik las

The Development of Audio Video Media in Welding Practice Learning for Students at Class X, Study Program of Automotive Mechanics at Muhammadiyah Vocational High School 1,

Kepanjen

Rusliansyah

Rusliansyah. 2010. The Development of Audio Video Media in Welding Practice Learning for Students at Class X, Study Program of Automotive Mechanics at Muhammadiyah Vocational High School 1, Kepanjen. Thesis, Program Study of Vocational Education, Postgraduate Program, State University of Malang. Advisors: (I) Dr. Mardi Wiyono, S.T., M.Pd, (II) Drs. Andoko, M.T.

Abstract

The learning of oxy acethylene welding nowadays only uses manual textbooks and the oxy acethylene instruments which are very modest. Based on the observation until 2007, the lacks in the welding procedure learning with oxy acethylene welding at Muhammadiyah Vocational High School 1, Kepanjen are (1) there is no enrichment of learning presentation with audio video; (2) there is no multimedia facilities to help students’ understanding which is clearer and more real; (3) the needs of explanation addition to make the teaching learning process efficient; and (4) the display presentation of instrument media does not vary so students feel less interested or active.

The choice of audio video media as the technology product of teaching media for oxy acethylene welding practice is because the reality that we are in the era of information technology.

The research aims at developing a product of audio video media designed to support the learning practice of oxy acethylene welding practice in the position of under-arm welding, the efficacy of welding learning media for students who use the audio video media, and who do not use it, for students at class X, Program of Automotive Mechanics Skill at Muhammadiyah Vocational High School 1, Kepanjen.

The design to develop this learning media is done in the development stages through the prepared procedures or stages, which are (1) doing the product analysis which is going to develop, (2) developing the original product, (3) the expert validation and revision, (4) the field-try out in the small scale, and (5) the field-try out in the wide scale. They are intended to obtain a suitable learning media according to the need of learners. Based on the result of the audio video media try out to experts, teachers, and students, it is known that the media product is sufficient in terms of the appropriateness of media in learning, particularly the competence joint I welding using oxy acethylene welding in the position of under-arm welding so it can be used as an alternative for the availability of learning media other than textbooks.

Page 20: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

312 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

This research is conducted to 20 students at class X, Program of Automotive Mechanics Skill at Muhammadiyah Vocational High School 1, Kepanjen, as the experimental class and 20 students of the controlling class. The independent variable in this research is the learning strategy using audio video media (X1) and the learning strategy which does not use audio video media (X2) and the learning result of joint I welding using oxy acethylene welding (Y) as the dependent variable.

The research concludes that the researcher was succeeded in developing audio video media (a piece of CD) for the practice learning of oxy acethylene welding in the position of under-arm during 50 minutes. From the result of the media try out to experts, teachers, and students, it is known that the media product is sufficient. Therefore, it can be used as the alternative for the availability of learning media other than textbooks. Using media in conducting learning is very helpful and using audio-video media of welding practice is very effective for the welding competence of students at class X, Program of Automotive Mechanics Skill at Muhammadiyah Vocational High School 1, Kepanjen. It is proven by the mean score of the class with students using media 0f 3.13 and students who does not use media 0f 2.43 and t-test of 17.466, and sig = 0.000.

Keywords: development, audio video media, welding practice learning

Pengaruh Sistim Pembelajaran Modul Berbantuan Komputer Terhadap Prestasi, Motivasi Dan Pembelajaran Individu Pada Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut

Toufik Julianto

Julianto, Toufik, 2010. Pengaruh Sistim Pembelajaran Modul Berbantuan Komputer Terhadap Prestasi, Motivasi Dan Pembelajaran Individu Pada Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing : (1) Prof. Dr. Ir. Djoko Kustono M.Pd (2) Dr. Mardji, M.Kes

Abstrak

Pekerjaan dengan mesin bubut merupakan salah satu standar kompetensi pada program keahlian teknik mesin perkakas di SMK PGRI 3 Malang. Standar kompetensi tersebut terdiri atas memperhatikan aspek keselamatan kerja, menentukan persyaratan kerja, mempersiapkan pekerjaan, pengoperasian mesin bubut, dan Periksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi. Materi-materi tersebut merupakan gabungan antara teori dengan praktek, karena itu penguasaan teori yang baik akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi secara utuh. Kendala yang dihadapi sekarang adalah prestasi belajar siswa menurun, banyak siswa yang tidak kopeten, minat belajar siswa menurun dan sering terjadinya kecelakaan kerja ketika siswa belajar dibengkel. Kendala-kendala tersebut memerlukan solusi dan pemecahan, setelah diperhatikan ternyata metode dan media belajar siswa yang diterapkan sekarang kurang menarik dan kurang memacu siswa untuk mau belajar, sehingga diperlukan media lain yang dapat berperan lebih baik. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa media komputer cocok untuk pembelajaran teoritis (lingkup kognitif). Unsur warna, grafik, klip video, serta animasi pada komputer dapat memberikan kesan kongrit terhadap pembelajaran pekerjaan dengan mesin bubut. Media pembelajaran komputer agar memberikan hasil yang baik harus dibuat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.

Rumusan tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui perbedaan pembelajaran Sistem Modul Berbantuan Komputer dalam perolehan nilai tes formatif pada kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut; (2) mengetahui perbedaan pembelajaran Sistem Modul Berbantuan Komputer dalam pencapaian kompetensi; (3) mengetahui perbedaan Sistem Modul Berbantuan Komputer terhadap pembelajaran individu kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut; (4) mengetahui perbedaan pembelajaran Sistem modul Berbantuan Komputer terhadap motivasi belajar pada kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 3 Malang, dalam situasi sekolah, jadwal pelajaran dan kelas tidak dapat diganggu-gugat, pengambilan subjek penelitian telah terbentuk secara wajar maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy experiment) (Furchan, 1982:368). Rancangan eksperimen semu dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh Pembelajaran Sistem Modul Berbantuan Komputer pada kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut program keahlian teknik mesin hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang digambarkan dengan perolehan nilai pascates siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1, tahun pelajaran 2009/ 2010 jumlah siswa adalah sebanyak 160

Page 21: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 313

orang yang terdiri atas 4 kelas yakni Kelas 1TPA dan 1TPC menjadi kelas eksperimen dan kelas 1TPB dan 1TPD menjadi kelas kontrol, dan setiap kelas terdiri dari 40 siswa.

Analisis data menggunakan teknik statistik uji T yang digunakan untuk menguji perbedaan pengaruh perlakuan. Hasilnya adalah; (1) sistem Modul Berbantuan Komputer berbeda dengan sistem modul terhadap nilai tes formatif (T hitung < T tabel sebesar -11,925 : 1,669 ) pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa Sistem Modul Berbantuan Komputer memberikan pengaruh nilai tes formatif yang berbeda pula; (2) terhadap hasil kompetensi (T hitung < T tabel sebesar -11,683: 1,669 ) pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa Sistem Modul Berbantuan Komputer pada Mata Diklat Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut memberikan pengaruh pencapaian kompetensi yang berbeda; (3) pada pembelajaran individu (T hitung < T tabel sebesar -8,679 : 1,669 ) pada taraf signifikansi 0,05 antara pembelajaran modul dan Modul Berbantuan Komputer, dengan demikian terdapat perbedaan Sistem Modul Berbantuan Komputer terhadap pembelajaran individu ; (4) terdapat perbedaan motivasi belajar (T hitung < T tabel sebesar -9,383 : 1,669 ) pada taraf signifikansi 0,05 pada Sistem Modul Berbantuan Komputer dan sistem modul,dengan demikian terdapat perbedaan Sistem Modul Berbantuan Komputer terhadap motivasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang diberikan peneliti adalah: (1) sistem Modul Berbantuan Komputer dapat digunakan sebagai rujukan dalam kegiatan Modul dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan di SMK untuk meningkatkan hasil belajar siswa; (2) sistem Modul Berbantuan Komputer dapat digunakan untuk menerapkan strategi belajar individu sehingga dominasi pola pembelajaran guru sentris dapat dikurangi dan guru akan menjadi fasilitator bagi siswa, oleh karena bahan ajar elektronik sebagai salah satu cara menerapkan pembelajaran individu dan dapat digunakan sebagai bahan ajar alternatif; (3) Modul Berbantuan Komputer memungkinkan untuk lebih berkreasi bagi guru dalam pembelajarannya guna meningkatkkan motivasi belajar sebab komputer dapat memvisualisasikan konsep abstrak, memusatkan perhatian pada materi yang dipelajari dan membiasakan siswa melakukan akses menggunakan komputer yang lebih sering.

Kata kunci: pekerjaan mesin bubut, modul berbantuan komputer.

The Influence Of Learning Module Supported With Computer To The Achievement, Motivation And Individual Learning To The Drilling Machine Job Competency

Toufik Julianto

Julianto, Toufik, 2010 The Influence Of Learning Module Supported With Computer To The Achievement, Motivation And Individual Learning To The Drilling Machine Job Competency. Thesis Education Studies Program, Master Degrees Program Malang State University. Guides : (1) Prof. Dr. Ir. Djoko Kustono M.Pd (2) Dr. Mardji M.kes.

Abstract

A job with drilling machine is one of the competence standard to the engineering faculty in SMK PGRI 3 Malang. The competency standard consist of notify a safety job, decided a job recruitment , preparing job, drilling machine work, and checking suitability of the component with the spesification. That materials is combination between the theory with the practices, because of that a good capability theory will influence to the reach total competency, so needed another media to support a better result. The results of the research showing that the computer media suitable to the theoretical learning ( cognitive veil ). Color element , graphic, video clip, also animation at the computer can giving concrete to the job learning with the drilling machine. A computer media learning to give a better must be make based on the school condition and need.

The aim of research formula is: (1) to know the different of learning system module supporting computer in the formative test result to the competency program doing job with drilling machine; (2) to know the different learning system module supporting computer in the competency reached; (3) to know the different of module system supporting computer in the individual learning to the doing job with drilling machine competency; (4) to know the different of learning module system supporting computer in the motivation study to the doing job with drilling machine competency.

The activities of this research had done in SMK PGRI 3 Malang, in the study situation, the lesson schedule and the class can’t be disturbed, taking research subject already in the real form so this research is a part of experiment research appearance ( quasy experiment ) ( Furchan , 1982:368). The quasy experiment idea in this research purposing to explore the influence of module learning system supporting computer at doing job with drilling machine competency in the engineering faculty the result of study and student

Page 22: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

314 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

motivation achievement which is described with the result of pasca test student scores.the subject of the research is the first class student, in 2009 – 2010 a number of the students is as much as 160 person consist of four class that is 1TPA and 1TPC become the experiment class and 1TPB and 1TPD become a control class, and every class consist of 40 student.

Analyses of data by using statistic technique test T which is used to examine the difference of doing influence. The result is: (1) module system supported computer different with the module system to the formative test ( T count < T table as big - 11, 25:1,669) at the level signification 0,05.this thing can be meant that the module system supported computer giving influence formative test scores which is difference too; (2) to the competency result ( Tcount < T table as big - 11,683:1,669) at the level signification 0,05.this thing can be meant that module system supporting computer at the basic lesson doing job with drilling machine giving influence to the difference reaches competency; (3) at the individual learning ( T count < T table as big - 9,383:1.669) at the level significant 0,05 between module learning and module supporting computer, thus there is different system module supporting computer to the individual learning; (4) there is difference study motivation ( T count < T table as big - 9,383:1,669 ) at the significant level 0,05 to the module system supporting computer and module system, thus there is differencies module system supporting computer to the study motivation.

Based on the research above, some suggestion can be given the researcher is: (1) module system supporting computer can be used as proposal in the module activities and creating to study area that lovely in SMK to increase the result of study students; (2) module system supporting computer can be used to do the individual study strategy until the domination of study step teacher sentries can be minus and the teacher will be become the facilitation by the students, however the material of electronic as one of the way to do the individual learning and can be used as alternative study; (3) module supporting computer possible to have more creative teacher in their teaching to increase study motivation because the computer can be shown abstract concept, pay attention at the lesson which is studied and habitually student to access using computer continuously.

Key word: the drilling machine job, module supported with computer

Pengembangan Project Work Sebagai Sistem Evaluasi Produktif di SMK Program Keahlian Elektronika di Kota Blitar

Eko Bakti Syamsuningtyas

Eko Bakti Syamsuningtyas. 2009. Pengembangan Project Work Sebagai Sistem Evaluasi Produktif di SMK Program Keahlian Elektronika di Kota Blitar. Tesis, Program studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Waras Kamdi, MPd. (II) Drs. Setiadi Cahyono P.,MT.,MPd.

Abstrak

Penilaian autentik adalah penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian diri sendiri dalam kehidupan nyata, bahwa para siswa bertanggung jawab untuk mengevaluasi diri mereka. Bahan evaluasi dapat dikumpulkan sebagai produk yang sebenarnya, sebagai contoh tes prestasi standar yang didasarkan pada beberapa kriteria. Penilaian unjuk kerja juga memiliki norma-norma, namun pendekatan filsafatnya jauh berbeda dengan tes standar pada umumnya. Konsep dasarnya adalah para siswa harus menghasilkan bukti pemenuhan tujuan kurikulum yang dapat digunakan sebagai kumpulan bukti prestasi. Penskoran dengan rubrik adalah salah satu metode yang digunakan untuk evaluasi penilaian unjuk kerja.

Pengembangan sistem evaluasi menggunakan metode Borg dan Gall yang dibagi menjadi empat tahap pengembangan, yaitu: studi pendahuluan, perencanaan, oji coba dan uji validasi. Di industri penerapan sistem evaluasi dengan mengutamakan hasil kerja dengan produk mutu setara tidak hanya memerlukan penyesuaian dengan kondisi sebenarnya, tetapi juga praktik bengkel di sekolah. Kreativitas peserta dengan dasar ide kompetensi yang telah ditempuh selama studi menjadi target yang bisa diimplementasikan di lingkungan kerja. Secara nyata. Penerapan hasil studi dalam ranah kognitif berfungsi penting sebagai aktifitas motorik para peserta didik yang ditunjukkan dengan sikap kerja.

Project work menerapkan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yang menghasilkan suatu hasil proyek yang dapat diamati secara langsung dan nyat. Peserta didik membuat laporan hasil kerja secara tertulis kemudian menyampaikannya secara lisan dalam bentuk presentasi. Metode tersebut tidak hanya

Page 23: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 315

meningkatkan kreativitas peserta didik tetapi juga kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi.Metode analisis inter-rater digunakan untuk menguji kehandalan sistem evaluasi project work. Dari hasil analisis inter-rater diperoleh 0,7982. Hal ini menunjukkan bahwa project work cukup handal untuk evaluasi.

Hasil pengamatan dan pembahasan dari pengembangan sistem evaluasi ini dapat disimpulkan bahwa project work lebih tepat digunakan sebagai sistem evaluasi produktif untuk program keahlian elektronika, dan mampu meningkatkan hasil kerja siswa. Sarana dan prasarana yang memadai serta peningkatan kerjasama dengan dunia industri dibutuhkan agar evaluasi produktif dengan metode project work ini lebih efektif.

Kata kunci: penilaian autentik, pengembangan sistem evaluasi, project work.

Project Work Development As Productive Evaluation System For Electronics Membership Program Vocational School in Blitar City

Eko Bakti Syamsuningtyas

Eko Bakti Syamsuningtyas. 2009. Project Work Development As Productive Evaluation System For Electronics Membership Program Vocational School in Blitar City. Thesis, Vocational Education Courses, Graduate School of State University of Malang. Mentors: (I) Dr. Waras Kamdi, MPd. (II) Drs. Setiadi Cahyono P., MT., MPd.

Abstract

Authentic assessment is an assessment to measure students' ability which comprises cognitive, affective and psychomotor ability. The performance assessment is self-assessment in real life in which students have responsibility to evaluate. The evaluation materials can be collected as a real product, for example the standard achievement test which rely on some criteria. The performance assessment has norms but its approach and philosophy are different with the test in general. The basic concept is students have to produce the evidence of curriculum objective fulfillment that can be maintained as an evidence of assessment collection. The scoring rubric is one of methods used to evaluate the performance assessment.

The development of evaluation system using Borg and Gall is divided into for steps, namely: preliminary study, planning, testing and validation. In factory, the application of evaluation system which emphasize on the work with balance quality product not only requires adaptation to real condition, but also practical work in school workshop. The participants creation with the basic competencies idea that have been taken during study become a target that can be implemented in the working environment. The application of result of the study in cognitive aspect have important role as motor activity which can be showed by working attitude. Project work apply project base learning which yield a result of project that can be observed directly and real. Students make written finding report then delivered orally in the form of presentation. The methods not only enhance students' creation but also build students' ability in communication. Inter-rater analysis is used to test the reliability of project evaluation system. The result of inter-rater analysis is 0.7982, this indicates that the project is reliable.

Based on the observation and the discussion of the development evaluation system, it can be concluded that project work is more appropriate used as productive evaluation system for electronic engineering program that can enhance student's work. The adequate facility and infrastructure and the improvement of membership are needed in order that the productive evaluation using project work method is effective.

Keywords: authentic assessment, evaluation systems development, project work

Page 24: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

316 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Hubungan Daya Tarik Promosi, Peran Orangtua, dan Pemahaman Informasi Pendidikan dengan Keputusan Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Suatu Studi di Kabupaten Tuban

Basuki

Basuki, 2010. Hubungan Daya Tarik Promosi, Peran Orangtua, dan Pemahaman Informasi Pendidikan dengan Keputusan Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Suatu Studi di Kabupaten Tuban. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Mardi Wiyono, ST., M.Pd., (II) Drs. Andoko, ST., MT.

Abstrak

Salah satu tujuan Direktorat PSMK melakukan promosi melalui media iklan adalah mempengaruhi lulusan SMP/sederajat untuk memutuskan melanjutkan studi ke SMK. Lulusan SMP/sederajat dalam mengambil keputusan melanjutkan sekolah tidaklah mudah. Peran serta pihak lain seperti orangtua ikut memberi pengaruh. Dari sudut bimbingan, keputusan yang diambil seseorang seharusnya adalah keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan merupakan proses, untuk mengambil keputusan diperlukan data dan informasi yang akurat. Penelitian ini bertujuan a) mengetahui hubungan antara daya tarik promosi dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK, b) mengetahui hubungan antara peran orangtua dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK, c) mengetahui hubungan antara pemahaman informasi pendidikan dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK, dan d) mengetahui hubungan daya tarik promosi, peran orangtua, dan pemahaman informasi pendidikan secara bersama-sama dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif korelasional dengan populasi sebesar 1243 kesemuanya adalah siswa kelas 1 yang menyebar pada empat SMK Negeri di Kabupaten Tuban yaitu: SMK Negeri 1 Tuban, SMK Negeri 2 Tuban, SMK Negeri 3 Tuban, dan SMK Negeri Tambakboyo. Jumlah Responden 189 yang dipilih dan ditetapkan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan melalui instrumen dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear ganda dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif signifikan antara daya tarik promosi dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK dengan koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,193 dan nilai p sebesar 0,004, 2) terdapat hubungan positif signifikan antara peran orangtua dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK dengan koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,466 dan nilai p sebesar 0,000, 3) tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemahaman informasi pendidikan dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK dengan koefisien korelasi (rx3y) sebesar 0,105 dan nilai p sebesar 0,075, dan 4) terdapat hubungan positif signifikan antara daya tarik promosi, peran orangtua, dan pemahaman informasi pendidikan secara bersama-sama dengan keputusan siswa melanjutkan studi ke SMK dengan koefisien korelasi R sebesar 0,508 dan hasil uji F menunjukkan nilai sig. F sebesar 0,000.

Berdasar temuan penelitian, maka saran untuk Dir. PSMK adalah: perlu memperbaiki kualitas iklan agar sesuai dengan daya nalar calon siswa. Saran untuk orangtua adalah: perlu meningkatan kemampuan dalam membimbing anak. Saran untuk guru BK adalah: perlu mengoptimalkan semua saluran informasi yang tersedia sebagai sumber informasi pendidikan. Sedangkan untuk peneliti berikutnya saran yang diberikan adalah: perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain diluar variabel penelitian ini.

Kata kunci: daya tarik promosi, peran orangtua, pemahaman informasi pendidikan, keputusan siswa.

Page 25: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 317

Relationship among Promotional Attraction, Parent’s Role, and Educational Information Understanding with the Students’ Decision to Continue Their Studies to the Vocational

Schools, A Study at Tuban Regency

Basuki

Basuki, 2010. Relationship among Promotional Attraction, Parent’s Role, and Educational Information Understanding with the Students’ Decision to Continue Their Studies to the Vocational Schools, A Study at Tuban Regency. Thesis, Study Program of Vocational Education, Postgraduate Program of State University of Malang. Supervisor: (I) Dr. Mardi Wiyono, S.T., M.Pd., (II) Drs. Andoko, S.T., M.T.

Abstract

One of promotional objectives of the PSMK Directorate via advertising media is to attract graduates of the Junior High Schools to continue their studies to Vocational Schools. Of course, it would not be easy for the graduates to make the right decision to continue their studies. In such situation, parents play their roles in influencing their decisions. Based on guidance’s point of view, the decision should be the right one. Decision-making is a process, which requires accurate information and data.

Objectives of the research are a) to find out relationship between promotional attraction and the students’ decisions to continue their studies to the Vocational Schools, b) to find out relationship between parents’ roles and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools, c) to find out relationship between educational information understanding and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools, and d) to find out relationship among promotional attraction, parents’ roles, and educational information understanding, simultaneously, with the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools.

Method of the research is correlational descriptive, and population of the research is the entire students at the 1st grade, 1243 students, at four State Vocational Schools in Tuban, for instance: SMK Negeri 1 Tuban, SMK Negeri 2 Tuban, SMK Negeri 3 Tuban, and SMK Negeri Tambakboyo. 189 respondents are selected and established using proportional random sampling. Data is collected through instrument and to be analyzed using descriptive analysis and multi-linear regression analysis along with computer program of SPSS for windows.

Findings of the research show: 1) significant and positive relationship between promotional attraction and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools in which the correlational coefficient (rx1y) is 0.193 and p value is 0.004, 2) significant and positive relationship between the parents’ roles and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools in which the correlational coefficient (rx2y) is 0.466 and p value is 0.000, 3) there is no significant and positive relationship between educational information understanding and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools in which the correlational coefficient (rx3y) is 0.105 and p value is 0.075, and 4) significant and positive relationship between promotional attraction, parents’ roles, as well as educational information understanding, simultaneously, and the students’ decisions to continue their studies to Vocational Schools in which the correlational coefficient R is 0.508 and result of the F-test shows sig. F value is 0.000.

Based on findings of the research, it is suggested for the PSMK Directorate to improve the advertising quality that conforms to reasoning of the prospective students. Suggestions for the parents, they should improve their abilities in guiding their children. Suggestions for the teachers who give counseling guidance, they should optimize the entire channels of the available information as sources of educational information. Furthermore, suggestion for the next researcher requires further research that concerning with other factors out of the variables in this research.

Keywords: promotional attraction, parents’ roles, educational information understanding, students’ decisions

Page 26: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

318 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Hubungan antara Kepribadian, Sikap, dan Kompetensi Multimedia terhadap Motivasi Berwirausaha bagi Siswa Kelas III SMK Program Keahlian Multimedia Se-Kabupaten

Malang Tahun 2009

Fathul Amin

Amin, Fathul. 2010. Hubungan antara Kepribadian, Sikap, dan Kompetensi Multimedia terhadap Motivasi Berwirausaha bagi Siswa Kelas III SMK Program Keahlian Multimedia Se-Kabupaten Malang Tahun 2009. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Mardi Wiyono, S.T, M.Pd, (II) Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

Abstrak

Peminat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengalami peningkatan yang luar biasa besar, untuk itu perlu adanya solusi yang bisa menyalurkan tenaga terampil dari SMK, berwirausaha merupakan alternatif lain untuk masalah lulusan SMK, yang perlu dilaksanakan di sekolah adalah memotivasi siswa untuk berwirausaha. Motivasi untuk berwirausaha dapat dimulai dari para pengajar, terutama pengajar produktif.

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dengan motivasi berwirausaha siswa SMK, 2) untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan motivasi berwirausaha siswa SMK, 3) untuk mengetahui hubungan antara kompetensi keahlian multimedia dengan motivasi berwirausaha siswa SMK, 4) untuk mengetahui hubungan antara kepribadian, sikap, dan kompetensi keahlian multimedia dengan motivasi berwirausaha siswa SMK. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas III Program Keahlian Multimedia yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 64 orang, yang berasal dari SMK Negeri 2 Turen, SMK Al-Islahiyah Singosari, SMK As-Salam Bantur. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumen. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, regresi, korelasi parsial, dan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepribadian (X1) dengan motivasi berwirausaha (Y1), dengan koefisien korelasi r = 0,467, nilai signifikansi p = 0,000; 2) terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap (X2) dengan motivasi berwirausaha (Y1), dengan koefisien korelasi r = 0,452, nilai signifikansi p = 0,000; 3) terdapat hubungan negatif signifikan antara kompetensi multimedia (X3) dengan motivasi berwirausaha (Y1), dengan koefisien korelasi r = -0,252, nilai signifikansi p = 0,044; 4) terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepribadian, sikap, dan kompetensi multimedia (X4) dengan motivasi berwirausaha (Y1), dengan persamaan regresi dan koefisien korelasi R = 0,614, nilai signifikansi p = 0,000.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi: 1) Dinas Pendidikan, hendaknya memberikan perhatian yang lebih serius kepada siswa SMK karena siswa SMK program keahlian multimedia mempunyai kepribadian, sikap dan motivasi berwirausaha dengan kategori tinggi, dengan memberikan sarana workshop hasil produksi siswa SMK, 2) sekolah hendaknya memberikan fasilitas untuk latihan berwirausaha misalnya memberikan sarana untuk acara bazar sekolah guna menampilkan hasil karya siswa, 3) bagi siswa, mulailah dengan mencoba berwirausaha dibidang multimedia kecil-kecilan, misalnya setting, dan editing, dua sampai tiga tahun yang akan datang pasti sudah ada kemajuan, 4) dunia industri, menjalin kerja sama dengan SMK dalam pembuatan produk multimedia, 5) penelitian ini masih terbatas dalam lingkup dan kedalaman hendaknya ada penelitian yang lebih lanjut dalam bidang ini.

Kata kunci: kepribadian, sikap, kompetensi multimedia, motivasi berwirausaha.

Page 27: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 319

The Relationship between Personality, Attitude, and Multimedia Competency toward Entrepreneurship Motivation of Students Class III Program Multimedia Competency in

Vocational High Schools in Malang Regency in 2009

Fathul Amin

Amin, Fathul, 2010. The Relationship between Personality, Attitude, and Multimedia Competency toward Entrepreneurship Motivation of Students Class III Program Multimedia Competency in Vocational High Schools in Malang Regency in 2009. Thesis, Vocational Education, Postgraduate Program of State University of Malang. Advisor: (I) Dr. Mardi Wiyono, S.T., M.Pd., (II) Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

Abstract

The devotee of Vocational High School (SMK) expirenced a tremendous improvement and it is necessary to the existence of a solution that can deliver skilled workers from vocational school. In this case, entrepreneurship is an alternative to the problem of vacational school graduates, here vocational schools need to motivate their students to do entrepreneurship. The motivation for entrepreneurship can be started from the teachers, especially productive teachers.

This research aims: 1) to assess the relationship between personality and entrepreneurship motivation of vacational school students, 2) the relationship between attitude and entrepreneurship motivation of vocational school students, 3) the relationship between competence of multimedia expertise and entrepreneurship motivation of vocational school students, and 4) the relationship between personality, attitude, and competence of multimedia of vocational school students. This study used correlation method. The research populational was third grade student of SMK in Multimedia Expertise Program in Malang Regency, about 64 students from SMK Negeri 2 Turen, SMK Al-Islahiyah Singosari, SMK As-Salam Bantur. The data collecting method used questionnaire and documents. The data analysis used descriptive analysis, regression, partial correaltion and product moment.

The results shower: 1) there was positive significant relationship between personality (X1) and entrepreneurship motivation (Y1), with correlation coefficient r = 0,467, significant value p = 0,000; 2) there was positive significant relationship between attitude (X2) and entrepreneurship motivation (Y1), with correlation coefficient r = 0,452, significant value p = 0,000; 3) there was negative significant between multimedia competency (X3) and entrepreneurship motivation (Y1), with correlation coefficient r = - 0,252, significant value p = 0,000.

In line with research results, in expected that: 1) the office of education should give more serious attention to vocational students because these students of multimedia expertise program had high category of personality, attitude and entrepreneurship motivation, by giving workshop means for product of SMK students, 2) the vocational school should give facility for entrepreneur traning for example provide means for school bazar in order to show the students creation; 3) for the student; they should start to try entrepreneurship in multimedia field, for example, setting and editing, hopefully in two or three years a head they will improve; 4) the industrial world can cooperate with SMK in making multimedia product, and 5) this study has limitation in its scope and content that it needs other research to follow up this field in the future.

Keywords : personality, attitude, multimedia competency, entrepreneurship motivation.

Page 28: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

320 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010

Hubungan Antara Persepsi Guru Terhadap SMM ISO 9001:2008 dan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang

Setijono

Setijono. 2010. Hubungan Antara Persepsi Guru Terhadap SMM ISO 9001:2008 dan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang. Tesis, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Program Pasca sarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr.Syarif Suhartadi, M.Pd, M.M. (II) Drs. Sumarli,S.T, M.T.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seberapa besar hubungan persepsi guru terhadap SMM ISO 9001:2008 dan peran kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dengan teknik analisis korelasi produk momen, korelasi ganda dan analisis regresi linier ganda. Populasi yang menjadi obyek penelitian adalah 143 guru SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang dengan kategori 26 guru kelompok mata pelajaran normatif, 37 guru kelompok mata pelajaran adaptif dan 85 guru kelompok mata pelajaran produktif. Dengan berpedoman pada tabel Monogram Harry King, selanjutnya 103 guru dijadikan sebagai sampel penelitian yang diambil secara random dari populasi. Pengumpulan data penelitian sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan angket. Sebelum angket disebar, peneliti melakukan uji instrumen kepada 30 guru yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian. Uji tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tiap-tiap item instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat validitas dan realibilitas sebagai alat ukur data penelitian. Uji validitas instrumen menggunakan analisa r product moment dari Pearson Correlation dan uji realibitas menggunakan analisa r product moment dari Spearman Brownn Correlation.

Data yang terkumpul dari angket selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi produk momen, korelasi ganda dan analisis regresi linier ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi guru terhadap Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008

dengan kinerja guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang dengan koefisien korelasi sebesar 0,799. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi intensitas pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang, maka semakin tinggi kinerja guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang, (2) ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang terhadap peran kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 1 Singosari-Malang dengan kinerja guru SMK Negeri 1

Singosari-Malang dengan koefisien korelasi sebesar 0,757. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi intensitas peran kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 1 Singosari-Malang, maka semakin tinggi kinerja guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang, (3) Terdapat hubungan bersama positif yang signifikan antara persepsi guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang terhadap SMM ISO 9001:2008 dan persepsi guru terhadap peran kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 1 Singosari-Malang dengan kinerja guru

SMK Negeri 1 Singosari-Malang dengan koefisien korelasi sebesar 0,726. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi intensitas persepsi guru terhadap SMM ISO 9001:2008 dan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala SMK Negeri 1 Singosari-Malang maka semakin tinggi tingkat kinerja guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan beberapa hal berikut: Pertama, untuk meningkatkan kinerja guru, intensitas persepsi guru SMK Negeri 1 Singosari-Malang tentang SMM ISO 9001:2008 perlu ditingkatkan dengan melakukan sosialisasi tentang SMM ISO 9001:2008. Kedua, untuk memberdayakan guru meningkatkan kinerjanya, intensitas peran kepemimpinan kepala SMK Negeri 1 Singosari-Malang sebagai motivator dan inspirator perlu ditingkatkan dengan mengadakan pembinaan secara berkala. Ketiga, dari kajian teoritis, kepala sekolah dapat memperoleh informasi dari hasil penelitian ini sebagai bahan untuk mengembangkan seni kepemimpinan kepala sekolah. Keempat, dari kajian teoritis, guru memperoleh informasi tentang pentingnya meningkatkan motivasi berprestasi agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk menjadi guru yang profesional. Kelima, Depdiknas Kabupaten Malang diharapkan dapat menindaklanjuti dengan langkah-langkah strategis untuk mendorong pentingnya SMM ISO 9001:2008 dan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMK Negeri I Singosari-Malang. Keenam, dengan keterbatasan hasil penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk dimanfaatkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih luas.

Kata kunci: hubungan, persepsi, SMM ISO 9001:2008, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, SMKN 1 Singosari Kabupaten Malang.

Page 29: 12-kumpul-abstrak-PKJ-S2-2

Program Studi S2 PKJ 321

Relationship between Teachers’ Perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 and about Headmaster’s Leadership Roles and the Performance of Teachers of

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan–Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang

Setijono

Setijono. 2010. Relationship between Teachers’ Perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 and about Headmaster’s Leadership Roles and the Performance of Teachers of SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang. Thesis. Vocational Education Study Program. Graduate School, State University of Malang. Advisors: (I) Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd., M.M.; (II) Drs. Sumarli, S.T., M.T.

Abstract

This study aims at investigating to what extent teachers’ perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 and about headmaster’s leadership roles relate to the performance of teachers of SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang. Associative approaches were employed in this study, involving the analyses of product moment correlation, multiple regression, and multiple linear regression. The sample of this study was 103 teachers, who had been randomly selected from the total population of 143 teachers. The sample consisted of 26 teachers of normative subjects, 37 teachers of adaptive subjects, and 85 teachers of productive subjects. Data were collected merely through questionnaires.

Prior to being distributed, the questionnaires were tried out to ensure that all the items met the criteria of validity and reliability. Involving 30 teachers who were not involved in this study, the results of the try-out indicate that all the items were valid and reliable as respectively reflected in the r product moment of Pearson Correlation and in the r product moment of Spearman Brown.

The teachers’ responses to the questionnaires were then analyzed using product moment correlation, multiple regression, and multiple linear regression. The results of the analyses reveal that (1) perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 significantly relate to the performance of teachers of SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang, as reflected in the correlation coefficient of .799. This implies that the better the teachers’ perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008, the better their performance is; (2) perceptions about headmaster’s leadership roles significantly relate to the performance of teachers of SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang, as reflected in the correlation coefficient of .757. This implies that the better the teachers’ perceptions about headmaster’s leadership roles, the better their performance is; and (3) both perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 and about headmaster’s leadership roles significantly relate to the performance of teachers of SMK (Sekolah Menengah Kejuruan – Vocational Secondary School) Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang, as reflected in the correlation coefficient of .726. This implies that the better the teachers’ perceptions about Quality Management System ISO 9001:2008 and about headmaster’s leadership roles, the better their performance is.

Based on the research findings, the following suggestions are made. First, it is necessary to reinforce teachers’ understandings of Quality Management System ISO 9001:2008 so that they can perform better. Second, to empower the teachers to improve their performance, the roles of the headmaster’s leadership should be revitalized through systematic supervision programs. Third, it is recommended that the headmaster refer to the results of the literature review in this study as the models for the development of various leadership styles. Fourth, the teachers are expected to refer to the results of the literature review in this study to motivate them to continuously perform better in order that teacher professional development can be realized. Fifth, Office of Education Department of Malang Regency is expected to carry out a follow-up activity concerning the strategic plans in informing the importance of Quality Management System ISO 9001:2008 and headmaster’s leadership roles in improving teachers’ performance. Finally, referring to the limitations of this study, future researchers might carry out similar studies covering broader research scope.

Key words: relationship, perceptions, Quality Management System ISO 9001:2008, headmaster’s leadership roles, performance of teachers, SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang