Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I. 1 METODE EKSPLORASI LANGSUNG Seperti yang te la h disebutkan sebelumnya, bahwa berdas arkan pada sifa t  penyelidikan dan pendekatan teknologi yang digunakan, maka kegiatan eksplorasi secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu eksplorasi tak langsung dan eksplorasi langsung. Metode eksplorasi langsung mempuny ai peng ert ian bahwa pengamatan dapat di lakukan den gan kont ak vi sual dan fi si k denga n kondi si per mukaa n/ bawah  permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail). Beber apa metode (aspek) ya ng akan di pelajar i sehubun gan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah : a. Pemetaan geologi/alterasi. b. Tracing float , paritan, dan sumur uji . c. Sampling (pengambilan dan preparasi conto). d. Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran. A. Pemetaan Geologi/Alterasi Pemeta an geol ogi mer upak an suatu kegiat an pend ata an inf ormasi -infor mas i geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat member ika n gambar an mengenai peny ebar an dan susunan bat uan (la pis an  batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pol a peny ebar an batuan pada daer ah ter sebut. Selain pemeta an informasi geol ogi, pad a kegi atan ini juga sekal igus me metakan ta nda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
39

117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

Apr 14, 2018

Download

Documents

Yadil Amin A. M
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 1/39

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 METODE EKSPLORASI LANGSUNG

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa berdasarkan pada sifat

 penyelidikan dan pendekatan teknologi yang digunakan, maka kegiatan eksplorasi

secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu eksplorasi tak langsung dan

eksplorasi langsung.

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat

dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah

 permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi

megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis.Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan

fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat

dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).

Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan dengan Metode

Eksplorasi Langsung ini adalah :

a. Pemetaan geologi/alterasi.

b. Tracing float , paritan, dan sumur uji.

c. Sampling (pengambilan dan preparasi conto).

d. Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran.

A. Pemetaan Geologi/Alterasi

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi

geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang

dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan

 batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin

mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan

informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda

mineralisasi yang berupa alterasi mineral.

Page 2: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 2/39

Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada

informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta

tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang

diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi

yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah

cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi

sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500. Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data

(informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas

geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-

kompas.

 Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat

diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti sumur uji, uji parit,

maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan

menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan  plane table atau dengan

teodolit.

1. Singkapan

Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui

 pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan

sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di

 permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian

 permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi,

seperti :

• Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif.

• Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.

• Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.

• Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur 

 penduduk, atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :

• Pengukuran jurus dan kemiringan ( strike & dip) lapisan yang tersingkap.

• Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor  atau major )

yang ada.

Page 3: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 3/39

• Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat

fisik, tekstur, mineral-mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta

dimensi endapan.

Gambar contoh dari singkapan batu bara

2. Lintasan (traverse)

Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan

 pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan

tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi

regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebutefektif dan representatif.

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-

 jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat

memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-

lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui

kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu

lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan

titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dan

titik akhir sama).

 Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari

lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan

korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.

Page 4: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 4/39

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan

 pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali

kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di

sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk 

mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi

dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada

salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi

keseluruhan wilayah.

3. Interpretasi dan informasi data

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan

geologi/alterasi antara lain :

• Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara).

• Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara.

• Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

• Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau

formasi).

• Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah.

• Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi

geoteknik dan hidrologi.

• Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi

 perlu diperhatikan, antara lain :

• Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.

• Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona

 pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.

• Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-

zona intrusi, dan proses sedimentasi.

• Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona

kekar, kelurusan-kelurusan, dll.

Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat

antara lain :

• Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).

• Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.

Page 5: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 5/39

• Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat

dihindarkan (efisiensi).

• Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan

 pasti.

Gambar 6.1 menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan penampang geologi dari

data pengamatan singkapan di lapangan.

B. Tracing Float, Paritan, dan Sumur Uji

Selain pemetaan geologi melalui pengamatan (pendiskripsian) singkapan,

 penyusuran (pencarian) lokasi endapan bijih dapat juga dilakukan dengan tracing 

 float , paritan atau sumur uji. Secara teoritis, dengan melakukan kombinasi kegiatan

antara pemetaan geologi, tracing float, paritan, dan sumur uji dengan mengumpulkan

 petunjuk-petunjuk ke arah bijih, maka lokasi endapan dapat diketahui (ditemukan).

1. Tracing float 

 Float  adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan (potongan-potongan) dari

 badan bijih yang lapuk dan tererosi. Akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka

 float  ini ditransport ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke arah hilir). Pada

umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-sungai (lihat Gambar 6.2).

Page 6: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 6/39

Gambar 6.2 Sketsa proses terbentuknya float 

Tracing  (penjejakan = perunutan)  float  ini pada dasarnya merupakan kegiatan

 pengamatan pada pecahan-pecahan (potongan-potongan) batuan seukuran kerakal s/d

 boulder yang terdapat pada sungai-sungai, dengan asumsi bahwa jika terdapat

 pecahan-pecahan yang mengandung mineralisasi, maka sumbernya adalah pada suatu

tempat di bagian hulu dari sungai tersebut. Dengan berjalan ke arah hulu, maka

diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan ( float ) tersebut.

Intensitas, ukuran, dan bentuk butiran  float  yang mengandung mineralisasi

(termineralisasi) dapat digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak   float 

terhadap sumbernya. Selain itu sifat dan karakteristik sungai seperti kuat arus, banjir,

atau limpasan juga dapat menjadi faktor pendukung.

Selain dengan tracing  float , dapat juga dilakukan tracing  dengan pendulangan

(tracing with panning ). Pada tracing float , material yang menjadi panduan berukuran

kasar (besar), sedangkan dengan menggunakan dulang ditujukan untuk material-

material yang berukuran halus (pasir s/d kerikil). Secara konseptual tracing dengan

 pendulangan ini mirip dengan tracing float .

Pada Gambar 6.3 dapat dilihat sketsa pengerjaan metode tracing float atau tracing 

with panning  tersebut, dimana pengecekan dilakukan untuk semua cabang (anak)

sungai. Oleh sebab itu, informasi (peta) jaringan sungai menjadi media utama untuk 

metode ini.

Page 7: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 7/39

Gambar 6.3 Sketsa konseptual pengerjaan metode tracing float dan tracing with

 panning 

Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah :

• Peta jaringan sungai.

• Titik-titik (lokasi) pengambilan float .

• Titik-titik informasi dimana float termineralisasi/tidak termineralisasi.

• Titik-titik informasi kuantitas dan kualitas float .

• Lokasi dimana float mulai hilang.

Pada lokasi dimana float mulai hilang, dapat diinterpretasikan bahwa zona sumber 

 float telah terlewati, sehingga konsentrasi penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada

daerah dimana  float  tersebut mulai hilang. Secara teoritis, pada daerah dimana float 

tersebut hilang dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan uji paritan

(trenching ) dan uji sumuran (test pitting ).

2. Trenching (pembuatan paritan)

Trenching  (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi

singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.

• Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara

menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan

(terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus

 bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik 

 perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

Page 8: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 8/39

• Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series

dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih,

sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4).

Informasi yang dapat diperoleh antara lain ; adanya zona alterasi, zona

mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai

lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut

diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.

Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :

• Terbatas pada overburden yang tipis,

• Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau

dengan menggunakan eksavator/back hoe),

• Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah,

sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

Gambar 6.4 Sketsa lokasi pembuatan paritan pada garis singkapan batubara

3. Test pit (sumur uji)

Test pit  (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau

 pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji inidilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu

deretan ( series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat

dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

Page 9: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 9/39

Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang

 berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.

• Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan

kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai,ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat

digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 6.5). Biasanya sumur uji

dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan

yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).

• Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual),

 pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan

(zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona,

variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat

dilakukan pemodelan bentuk endapan.

Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan

kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan

lateritic atau residual, kedalaman sumur uji  dapat mencapai 30 m atau sampai

menembus batuan dasar.

Gambar 6.5 Sketsa pembuatan sumur uji (Chaussier et al., 1987)

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

• ketebalan horizon B (zona laterit/residual),

• ketinggian muka airtanah,

Page 10: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 10/39

• kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),

• kekuatan dinding lubang, dan

• kekerasan batuan dasar.

C. Metode Sampling

1. Konsep sampling

Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari

keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi

atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi

stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi

keseluruhan.

Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapatmewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan

kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan,

formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto tersebut

disebut sampling (pemercontoan).

Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan

 pekerjaan (tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi).

• Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineable

thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga

 pada zona-zona low grade maupun material barren, dengan tujuan untuk 

mendapatkan batas yang jelas antara masing-masing zona tersebut.

• Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi

 juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh

informasi lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan

metode penambangan.

• Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan

kontrol kadar (quality control ) dan monitoring front kerja (kadar pada front

kerja yang aktif, kadar pada bench open pit , atau kadar pada umpan material).

Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung pada

 beberapa faktor, antara lain :

• Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.

• Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,

Page 11: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 11/39

• Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),

• Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi

 batuan induk.

• Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.

Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :

• Salting , yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat

masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.

•  Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto.

•  Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi

(lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.

• Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang

representatif.

Secara umum, dalam pemilihan metode sampling perlu diperhatikan karakteristik 

endapan yang akan diambil contonya. Bentuk keterdapatan dan morfologi endapan

akan berpengaruh pada tipe dan kuantitas sampling. Aspek karakteristik endapan

untuk tujuan sampling ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada endapan berbentuk urat

• Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.

• Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar sehingga

diperlukan sample dengan volume yang besar agar representatif.

• Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit (jika dibandingkan

dengan bukaan stope) sehingga rentan dengan dilution.

• Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona

geser (regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya

efek  dilution pada batuan samping, sehingga batuan samping perlu

dilakukan sampling.

• Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada

umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping,

impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari(bercabang), sehingga dalam sampling perlu dicari dan ditentukan batas

vein yang jelas.

• Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang

terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak 

Page 12: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 12/39

 beraturan) dan sulit diprediksi, sehingga diperlukan sampling dengan

interval yang rapat.

• Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit

untuk mencegah terjadinya bias akibat variabel kuantitas per unit panjang

sulit dikontrol.

• Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak (interval),

karena pada umumnya harus dilanjutkan melalui pemboran inti.

b. Pada endapan stratiform

Endapan stratiform disini termasuk endapan-endapan logam dasar yang

terendapkan selaras/sejajar dengan bidang perlapisan satuan litologi (litofasies),

dimana mineral bijih secara lateral dikontrol oleh bidang perlapisan atau

 bentuk-bentuk sedimen yang lain ( sedimentary hosted ). Karakteristik umum

tipe endapan ini yang berhubungan dengan metode sampling antara lain :

• Mempuyai ketebalan yang cukup besar.

• Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas.

• Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik yang

kuat, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam sampling.

• Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat diprediksi,

namun kadang-kadang dapat terganggu oleh adanya remobilisasi,

metamorfisme, atau berbentuk urat.

• Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar harus

diikuti oleh perubahan dalam interval sampling.

• Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang berbutir 

halus dan kemudian berpengaruh pada besar volume material yang

dilakukan sampling.

• Pada tipe hosted by meta-sediment , perlu diperhatikan variabel ukuran

conto akibat perubahan ukuran, kekerasan batuan, atau nugget effect .

• Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan dapat

menyebabkan kesalahan pada sampling yang signifikan.

• Cut off kadar dapat gradasional (tidak konstan).

c. Pada endapan sedimen

Pada tipe endapan ini, termasuk endapan batubara, ironstones, potash, gipsum,

dan garam, yang mempunyai karakteristik :

• Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping.

Page 13: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 13/39

• Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang bersifat

gradual.

• Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam

 batubara, sehingga interval sampling lebih bersifat ply per ply.

• Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yang cenderung gradual,

sehingga anomali-anomali yang ditemukan dapat diprediksi lebih awal

(washout , sesar, perlipatan, dll.), sehingga pola dan kerapatan sampling

disesuaikan dengan variasi yang ada.

• Rekomendasi pola sampling (strategi sampling ) adalah dengan interval

teratur secara vertikal, bed by bed  (atau  ply by ply), atau jika relatif 

homogen dapat dilakukan secara komposit.

d. Pada endapan porfiri

Karakteristik umum dari tipe endapan ini yang perlu diperhatikan adalah :

• Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih diprioritaskan

dengan pemboran inti (diamond atau percussion).

• Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai kadar yang

rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang-kadang dibutuhkan conto

dalam jumlah (volume) yang besar, sehingga kadang-kadang dilakukan

sampling melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.

• Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas yang

 beragam, seperti tipe disseminated , stockwork , vein, atau fissure, sehingga

 perlu mendapat perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.

• Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona pengkayaan

supergen, dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.

• Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering

terkonsentrasi sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi

sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan seksama.

• Zonasi-zonasi internal (alterasi batuan samping) harus selalu

diperhatikan dan direkam sepanjang proses sampling.

• Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan

 batuan, sehingga interval (kerapatan) sampling akan sangat membantudalam informasi fragmentasi batuan nantinya.

2. Grab sampling 

Page 14: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 14/39

Secara umum, metode  grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara

mengambil bagian (fragmen) yang berukuran besar dari suatu material (baik di alam

maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa

seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai

 bias yang cukup besar.

Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :

• Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan

gambaran umum kadar.

• Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi

material, dengan tujuan pengecekan kualitas.

• Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk 

memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dll.

3. Bulk Sampling 

 Bulk sampling  (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara

mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada

semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan). Pada fase sebelum

operasi penambangan, bulk sampling  ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada

suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk 

uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses

 pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk 

 sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji (lihat Gambar 6.5).

4. Chip sampling 

Chip sampling  (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara

mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur 

(dengan lebar  ± 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan

 palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-

 pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto. Kadang-kadang

 pengambilan ukuran conto yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupuninterval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat

kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling  ( salting ) jika

ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low

 grade.

5. Channel sampling 

Page 15: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 15/39

Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan membuat

alur (channel ) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi).

Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm)

secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan (Gambar 6.6 dan 6.7).

Gambar 6.6 Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)

Gambar 6.7 Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis

(Chaussier et al., 1987)

Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan

fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto

( sub-channel ) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :

a. Membagi panjang channel  dalam interval-interval yang seragam, yang

diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada

 pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual (lihat

Gambar 6.8, 6.9, dan 6.10).

Page 16: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 16/39

 b. Membagi panjang channel  dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan

oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.

c. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan  sub-channel  dalam satu

analisis kadar atau dibuat komposit.

d. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling  per 

tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).

• Pada urat bijih, dapat dibuat sub-channel (1, 2, 3, 4, 5) yang ditujukan untuk 

mengetahui lebar bijih (kadar).

• Sub-channel 1, 4, & 5 diperkirakan merupakan zona batas urat (alterasi).

• Sub-channel  2 & 3 diperkirakan merupakan bidang urat →

high grade.

• Dapat dibuat kombinasi-kombinasi untuk analisis, seperti komposit 1 s/d 5,

atau komposit 1,4, & 5, atau komposit 2 & 3, atau dianalisis tunggal untuk 

masing-masing sub-channel .

 

• Pada urat bijih, dapat dibuat  sub-channel  (P1, P2, dan P3) yang ditujukan

untuk mengetahui lebar bijih (kadar) saja.

• Dapat dilakukan juga pengambilan conto pada keseluruhan lebar urat (bijih

dan pengotornya) dengan tujuan memperoleh kadar keseluruhan badan bijih.

Page 17: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 17/39

Gambar 6.8 Sketsa pembuatan sub-channel pada mineralisasi berupa urat

(Dimodifikasi dari Annels, 1991)

 

Terlihat bahwa sub-channel yang dibuat ada tiga, yaitu A, B, dan C selebar a', b', dan

c'.

Sedangkan ketebalan urat yang sebenarnya adalah a, b, dan c, yang merupakan

 proyeksi interval channel terhadap kemiringan urat.

 

Gambar atas Sketsa pembuatan channel  pada bukaan  stope untuk 

mineralisasi berupa urat (Annels, 1991)

Page 18: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 18/39

Gambar bawah Sketsa pembuatan channel pada sumur uji untuk endapan

 berlapis.

Channel sampling pada sumur uji

• Channel sampling dapat dilakukan dinding sumur uji.

• Channel sampling memotong tegak lurus bidang perlapisan.

• Secara vertikal, dapat dibuat sub-channel sesuai kebutuhan.

Informasi-informasi yang harus direkam dalam pengambilan conto dari setiap alur 

adalah sebagai berikut :

• Letak lokasi pengambilan conto dari titik ikat terdekat.

• Posisi alur (memotong vein, vertikal memotong bidang perlapisan, dll.).

• Lebar atau tebal zona bijih/endapan (lebar horizontal, tebal semu, atau tebal

sebenarnya).

• Penamaan (pemberian kode) kantong conto, sebaiknya mewakili interval atau

lokasi sub-channel .• Tanggal pengambilan dan identitas conto.

Sedangkan informasi-informasi yang sebaiknya juga dicatat (dideskripsikan)

dalam pengambilan conto adalah :

• Mineralogi bijih atau deskripsi endapan yang diambil contonya.

• Penaksiran visual zona mineralisasi (bijih, waste, pengotor, dll.).

• Kemiringan semu atau kemiringan sebenarnya dari badan bijih.

• Deskripsi litologi atau batuan samping.

• Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam penjelasan kondisi endapan.

6. Preparasi conto

Setelah conto diperoleh, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan assay

(analisis kadar). Karena yang dianalisis tersebut hanya sebagian kecil dari conto,

Page 19: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 19/39

maka diperlukan preparasi (persiapan) conto, agar bagian conto yang dianalisis masih

representatif terhadap kondisi yang sebenarnya. Namun secara umum, ukuran conto

dapat berpengaruh terhadap hasil analisis, sehingga biasanya analisis dilakukan

sedikitnya pada 2 (dua) laboratorium yang berbeda, dan sebagian conto lagi disimpan

sebagai dokumentasi (lihat Gambar 6.11).

Pengurangan conto (reduksi sampel) sebaiknya dilakukan setelah pengurangan

ukuran partikel, atau dengan kata lain proses pembagian ( split ) conto dilakukan pada

fraksi ukuran yang telah seragam. Secara teoritis, pengurangan bobot conto dapat

mengikuti persamaan berikut (Carras op cit. Annels, 1997) :

dimana :

RW = berat conto yang dikurangi

OW = berat conto awal

D1 = diameter partikel yang dikurangi

D2 = diameter partikel awal

 

Gambar 6.11 Prosedur umum (coning & quartering ) preparasi conto

untuk analisis laboratorium dan dokumentasi (Chaussier et al., 1987)

Formula ini hanya dapat diterapkan pada conto yang telah mempunyai ukuran

relatif seragam. Jika distribusi tidak homogen, maka ukuran conto harus dikurangi

sampai dengan didapatkan ukuran yang paling ekonomis (secara kadar). Sebagai

ilustrasi dapat dilihat contoh hasil assay pada beberapa kondisi ukuran (Tabel 6.1).

Prosedur umum dalam proses reduksi ukuran conto dapat dilihat pada Gambar 6.12.

Tabel 6.1 Hasil analisis pada masing-masing tahapan reduksi ukuran conto

(Chaussier et al., 1987)

Page 20: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 20/39

 

Bagian kasar yang

dihancurkan  Conto-1  Conto-2 Rentang hasil analisis 5–51 ppm 24–106 ppm

Kadar rata-rata 21,90 ppm 61,2 0ppm

Simpangan baku 10,10 ppm 21,30 ppm

Koefisien Variansi 0,46 0,35

Bagian halus yang dihancurkan 

Rentang hasil analisis 10–31 ppm 31–69 ppm

Kadar rata-rata 21,80 ppm 49,50 ppm

Simpangan baku 3,90 ppm 8,90 ppm

Koefisien Variansi 0,18 0,18

Bagian yang dihaluskan 

Rentang hasil analisis 20–26 ppm 44–53 ppm

Kadar rata-rata 23,80 ppm 49,90 ppm

Simpangan baku 1,00 ppm 1,90 ppm

Koefisien Variansi 0,04 0,04

Gambar 6.12 Prosedur umum proses pengecilan ukuran (Chaussier et al., 1987)

Setelah ukuran dari conto terdistribusi pada fraksi yang seragam, kemudian dilakukan

 pengurangan (reduksi) bobot/jumlah conto. Metode reduksi yang umum digunakan

adalah  splitting dan quartering . Metode reduksi  splitting dapat dilihat pada Gambar 

6.13 dan metode quartering dapat dilihat pada Gambar 6.14.

Gambar 6.13 Reduksi jumlah conto dengan metode splitting (Chaussier et al.,

1987)

 

Page 21: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 21/39

Gambar 6.14 Reduksi jumlah conto dengan metode quartering (Chaussier et

al., 1987)

7. Penentuan kadar conto

Pada suatu kegiatan pengambilan conto (sampling) dan penentuan kadar rata-rata

dari lokasi pengambilan conto, dilakukan penentuan kadar dengan menggunakan

 pembobotan kadar. Secara umum ada 2 (dua) metode pembobotan dalam penentuan

kadar, yaitu :

• Pembobotan aritmetik sederhana, yang digunakan jika interval pengambilan

conto seragam dan homogenitas dari masing-masing interval diasumsikan

tinggi (besar).

• Pembobotan oleh lebar (tebal), panjang, luas, volume, dan SG ( specific

 gravity), jika interval pengambilan conto tidak seragam dan diasumsikan

 bahwa karakteristik material pada masing-masing interval tidak sama

(bervariasi).

a. Pembobotan aritmetik sederhana

• hitungan kadar rata-rata yang sederhana,

• endapan homogen (variasi kecil), dan

• ukuran blok dan interval sampling seragam,

Persamaan :

b. Pembobotan tebal-lebar-panjang

Jika semua blok mempunyai luas dan SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

c. Pembobotan luas

Jika semua blok mempunyai ketebalan dan SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

d. Pembobotan volume

Page 22: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 22/39

Jika semua blok mempunyai SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

e. Pembobotan tonase

Jika semua blok mempunyai tonase yang berbeda-beda

Persamaan :

Untuk penyederhanaan, masing-masing pembobotan (weighting ) dapat ditentukan

terlebih dahulu, sehingga membentuk persamaan linier dalam penentuan kadar rata-

rata.

Contoh :

Pembobotan dengan tebal dan SG

Interval Tebal SG Kadar 

1 t1 SG1 k 1

2 t2 SG2 k 2

3 t3 SG3 k 3

Maka :

 

Dapat ditulis kembali :

Disini Wi disebut sebagai faktor pembobot.

D. Pemboran Eksplorasi

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan

kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting

 jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan

Page 23: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 23/39

sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah

dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan

secara menyeluruh.

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dandirencanakan dengan baik adalah :

• kondisi geologi dan topografi,

• tipe pemboran yang akan digunakan,

• spasi pemboran,

• waktu pemboran, dan

•  pelaksana (kontraktor) pemboran.

Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :

•  juru bor,

•  peralatan dan onderdil yang dibutuhkan,

• alat transportasi,

• konstruksi peralatan pemboran, dll.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :

• tujuan (open hole – coring ),

• topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air),

• litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor),

•  biaya dan waktu yang tersedia, serta

•  peralatan dan keterampilan

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

• identifikasi struktur geologi,

• sifat fisik batuan samping dan badan bijih,

• mineralogi batuan samping dan badan bijih,

• geometri endapan,

• sampling, dll.

Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary drilling ,

 percussive drilling , dan rotary-percussive drilling . Pada mekanisme rotary drilling 

terdapat tiga macam penggerak atau pemutar stang bor yaitu  spindle, rotary table,

dan top drive. Mesin penggerak yang digunakan dapat bekerja secara mekanik 

Page 24: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 24/39

(dengan bahan bakar) maupun elektrik. Mata bor yang sering digunakan umumnya

 berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non coring ) ataupun diamond bit untuk 

 pemboran inti (coring ).

Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat berupaudara, air, lumpur atau campuran air dan lumpur. Fluida bor pada umumnya

 berfungsi untuk : (a) pendingin mata bor, (b) pelumas, (c) mengangkat sludge ke atas,

(d) melindungi dinding lubang bor dari runtuhan.

1. Perencanaan dan pola pemboran

Metode pemboran yang digunakan bergantung kepada asumsi letak dan ketebalan

target yang akan dibor berdasarkan pada informasi/data permukaan yang diperoleh.

Dengan melakukan pemboran, maka dapat dievaluasi kembali konsep dan prediksi

geologi (interpretasi) yang telah ada sebelumnya.

Pembuatan lubang bor secara vertikal digunakan untuk kondisi dimana zona

mineralisasi diperkirakan pada kedalaman yang dangkal atau pada endapan

disseminated . Namun demikian kondisi lubang bor yang cenderung miring atau

curam biasanya digunakan untuk target endapan yang mempunyai kemiringan yang

 besar, dengan tujuan agar dapat menembus zona mineralisasi pada sudut 900 (relatif 

tegak lurus). Selain itu dari pemboran juga diharapkan dapat diketahui batas-batas

zona pelapukan, zona oksidasi, atau zona bijih (batuan dasar), lihat Gambar 6.15.

Gambar 6.15 Lay out penampang pemboran (Annels, 1991)

a. Pola pemboran

Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari beberapa

endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk 

 perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan digunakan bergantung kepada

akses permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala akses pola pemboran

yang digunakan adalah persegi panjang dengan bentuk teratur. Lubang bor pertama

digunakan untuk proyeksi dip dari anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat

anomali geofisika (atau anomali geokimia) di bawah permukaan.

Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah lubang bor 

 pada daerah target. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target, atau

Page 25: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 25/39

 pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis dan dari sejumlah kegiatan

 pemboran di lokasi tersebut. Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya

didasarkan pada sukses pemboran pada lubang pertama. Jika pemboran pada lubang

 pertama tidak memberikan keyakinan geologi yang pasti maka daerah target lain

harus dicoba.

Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan dan zona

mineralisasinya. Spasi antar lubang bor bergantung pada tipe mineralisasi dan

kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang bor pertama digunakan

untuk mengidentifikasikan struktur, dan tidak banyak digunakan untuk penentuan

kadar karena hal tersebut biasanya ditaksir secara akurat dengan sampel bawah

 permukaan. Tipe spasi untuk endapan urat adalah 25–50 m sedangkan untuk endapan

stratiform spasinya antara 100 m sampai beberapa ratus meter.

Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari data yang

diperoleh. Pada tahap pengenalan dimana seorang geologist belum

mengetahui secara jelas lokasi tsb maka lubang bor pertama dapat

digunakan untuk orientasi. Untuk eksplorasi endapan uranium, batubara dan

borat lubang pengamatan dapat dibuat pada jarak 10 km dari formasi

sedimen yang diamati. Lubang berikutnya terletak beberapa km dari target

dengan spasi 100–200 m. Namun demikian spasi pemboran dapat juga

ditentukan dari peta geologi, geokimia, geofisika dan hasil geostatistik.

Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid  yangteratur pada suatu zona mineralisasi. Hal ini akan memberikan data statistik 

yang baik dan penampang geologi dengan proyeksi minimum. Pagaran

sangat baik dibuat pada jarak 200–400 m dengan interval lubang antara 100–

200 m sehingga memberikan ruang untuk pengisian kembali. Letak lubang

khusus sangat penting dan biasanya dibor dengan sudut siku-siku terhadap

arah kemiringan rata-rata.

Sebelum membor sebuah lubang, disarankan untuk membuat penampang

memanjang hal ini bertujuan untuk deviasi lubang jika memungkinkan. Pemboran

sangat mahal dan memerlukan waktu yang banyak dalam kegiatan eksplorasi karena

obyeknya adalah jumlah lubang yang pasti dan dilengkapi dengan data kadar dan

tonase tiap level dari zona mineralisasi. Permasalahan utama yang dihadapi dalam

 perhitungan cadangan adalah zona pengaruh tiap conto belum dapat diketahui sampai

setengah perkerjaan selesai.

Page 26: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 26/39

Sebagai contoh, pada Gambar 6.16 dapat dilihat beberapa tahapan pemboran

 berdasarkan anamoli geokimia :

• Titik bor ke-1 dan ke-2 ditujukan untuk memastikan (membuktikan) adanya

zona mineralisasi (secara vertikal) pada pusat anomali.

• Selanjutnya pemboran pada titik bor ke-3 bersifat memastikan kemenerusan

zona mineralisasi tersebut (ke arah kemiringan).

• Sedangkan titik bor ke-4 dan ke-5 merupakan titik bor yang ditujukan untuk 

melihat kemenerusan zona mineralisasi ke arah jurus dari hasil pemboran

 pada titik ke-1 dan ke-2.

• Begitu juga dengan titik bor ke-6 dan ke-7, ditujukan untuk mengetahui

kemenerusan searah jurus hasil pemboran pada titik bor ke-3.

• Dan selanjutnya dilanjutkan dengan titik bor ke-8 dan ke-9, yang ditujukan

untuk mengetahui kemenerusan titik bor sebelumnya, dan seterusnya dengan

 pola yang sama sampai diperkirakan zona mineralisasi telah tercakup secara

keseluruhan.

Gambar 6.16 Lay out pemboran berdasarkan anomali permukaan (Annels, 1991)

Sedangkan pada Gambar 6.17 dapat dilihat penampang hasil interpretasi suatu

series pemboran dalam penentuan zona bijih, dimana pemboran yang dilakukan

merupakan kombinasi antara bor tegak dan pemboran miring.

Gambar 6.17 Sketsa suatu hasil pemboran dalam penentuan badan bijih

suatu endapan (Evans, 1995)

b. Monitoring kegiatan pemboran

Monitoring geologi dan mineralisasi yang dipotong selama pemboran sangat

 penting dalam rangka pengontrolan harga/biaya. Pada tahap awal dari pemboran

dibutuhkan seorang engineer disamping alat bor sehingga kegiatan pemboran dapat

 berjalan dengan cepat.

Page 27: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 27/39

Contoh :

• Jika menggunakan  percussive drilling  maka ahli geologi bertugas untuk 

melakukan observasi atau pengamatan material yang keluar dari lubang bor.

• Pada pemboran dengan diamond drilling maka pengamatan dilakukan dua kalisehari untuk menganalisis inti bor, membuat log awal, dan memutuskan lokasi

lubang bor berikutnya.

Disamping penggunaan core log  secara detail, logging  geofisika juga sering

digunakan.

 

Data mineralisasi, litologi, dan struktur dapat direkam dan diplot pada grafik logsesegera mungkin setelah data diperoleh. Data ini umumnya diperoleh dari kepingan

material yang dibor yang biasanya menyatu dengan permukaan alat bor. Informasi

mengenai assay dapat diperoleh beberapa hari kemudian tetapi lokasi dan kedudukan

mineralisasi harus segera diplot pada log litologi.

Dengan pemboran dapat diketahui kontrol struktur dan stratigrafi dari suatu zona

mineralisasi. Adanya pengambilan asumsi pada saat interpretasi pemboran sering

tidak dapat dilokalisasi sampai adanya data yang valid tentang kondisi bawah

 permukaan. Contoh dapat dilihat pada Gambar 6.18 dimana terdapat tiga interpretasi

yang berbeda dari data yang ada.

Gambar 6.18 Kemungkinan perbedaan interpretasi dari hasil pemboran (Evans, 1995)

Beberapa metode yang digunakan untuk memplot atau mengekspresikan data

lubang bor, antara lain :

• Kontur struktur.

• Peta isopach.

• Kontur kadar.

• Peta ketebalan.

• Peta kombinasi antara kadar dan ketebalan.

Page 28: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 28/39

Peta-peta tersebut biasanya digunakan untuk memperkirakan letak bijih dan juga

membantu dalam pemboran lanjut. Salah satu kunci dalam kegiatan pemboran adalah

kemenerusan zona mineralisasi, hal ini menentukan spasi lubang bor serta ketelitian

dalam perhitungan cadangan. Dalam beberapa kegiatan eksplorasi kemenerusan ini

dapat dilihat dengan membandingkan endapan tersebut dengan endapan yang sejenis,

uji kemenerusan ini dilakukan dengan jalan menguji titik-titik terdekat atau pengujian

terhadap suatu lokasi kecil dengan spasi rapat.

c. Keputusan pemboran diakhiri

Salah satu keputusan yang paling sulit dalam kegiatan pemboran adalah

memutuskan kapan pemboran tersebut diakhiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam mengambil keputusan adalah :

• Tidak adanya mineralisasi yang dijumpai.

• Mineralisasinya dapat dilokalisasi tetapi tidak ekonomis atau terlalu dalam.

• Pemboran yang dilakukan menghasilkan beberapa zona mineralisasi yang

ekonomis tetapi penyebaran kadarnya terbatas atau perhitungan cadangan

menunjukkan bahwa endapan tersebut terlalu kecil dibanding yang

diinginkan.

• Tubuh kadar yang ekonomis sudah diketahui pasti.

• Biaya pemboran sudah habis.

Keputusan pada langkah pertama relatif lebih mudah, namun demikian penyebab

anomali permukaan atau bawah permukaan yang menentukan letak lubang bor tidak 

dapat dihindari. Langkah kedua lebih sulit dan dalam hal ini kemungkinan

mineralisasi kadar tinggi harus dapat dieliminasi. Adanya beberapa perpotongan pada

saat prospeksi memberikan gambaran bahwa proses penentuan kadar yang ekonomis

 berlaku tetapi tidak pada skala yang memungkinkan dalam suatu endapan yang besar.

Adanya kadar mineralisasi yang tinggi sering menghasilkan beberapa tahap pemboran

untuk menguji semua hipotesis dan lokasi di sekitarnya.

d. Kontrak pemboran

Pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sendiri atau dengan

mengontrak perusahaan/konsultan pemboran. Permasalahan menyangkut kondisi

 pemboran, jumlah lubang yang diminta, dan harga akan dijelaskan dalam surat

kontrak.

Page 29: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 29/39

Tujuan pemboran adalah untuk memperoleh data yang representatif dari target yang

ada dengan biaya yang tersedia. Konsekuensinya pemilihan alat bor sangat penting

dan bergantung kepada pemimpin proyek. Disamping kondisi pemboran yang harus

diperhatikan kita juga harus dapat membandingkan beberapa metode pemboran yang

 berbeda sebelum kegiatan lain dilakukan.

Beberapa hal penting dari kontrak pemboran adalah :

• Mobilisasi dan transportasi peralatan ke lokasi bor.

• Tatanan lokasi dan pergerakan antar tiap lubang bor.

• Harga satuan tiap meter lubang yang akan dibor.

• Perolehan inti bor (%) jika digunakan pemboran inti.

• Biaya konstruksi lubang (penyemenan, casing dan survei).

• Pengangkutan dan mobilisasi kembali peralatan bor.

 

Setiap hal tersebut harus dapat dideskripsikan secara detail didalam kontrak. Dalam

hal pembayaran tenaga kerja juru bor biasanya dibayar per  shift dan sesuai dengan

kedalaman lubang yang dibor, sedangkan wellsite geologist  dibayar sesuai dengan

 perjanjian mulai dari kegiatan eksplorasi sampai target tercapai.

6.4.2 Beberapa jenis metode pemboran

Beranekaragam metode pemboran memiliki tujuan tertentu dalam eksplorasi, jika

kondisi dimana dana tidak mencukupi maka kita dapat menggunakan metode

 pemboran yang agak murah seperti auger , rotary atau  percussive drilling , namun

kekurangannya adalah kualitas samplingnya kurang baik dengan kemungkinan

terjadinya percampuran material pada level yang berbeda dapat terjadi. Untuk 

 pemboran yang lebih mahal biasanya menggunakan metode sirkulasi balik atau

dengan diamond drilling .

Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil

 pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan meter untuk 

memperoleh data yang representatif.

a. Pemboran auger

Page 30: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 30/39

 Auger  adalah bor tangan dengan tangkai yang dilengkapi spiral untuk membawa

material halus ke permukaan, biasanya digunakan untuk endapan plaser. Kelebihan

alat bor ini adalah dapat digunakan untuk sampling dalam jika sumuran uji tidak 

 praktis. Dengan auger  kita dapat mencapai kedalaman 60 m tapi biasanya cukup

sampai 30 m. Pada tanah yang halus pemboran dengan auger biasanya cepat sehingga

conto yang keluar harus dapat diorganisasikan dengan baik.  Auger adalah bor ringan

dan tidak cocok digunakan untuk tanah atau material yang keras dan berbongkah.

c. Rotary drilling 

 Rotary drilling  adalah metode pemboran non-coring  dan tidak sebanding jika

 pemboran dilakukan pada batuan dengan kekerasan halus-sedang seperti

 batugamping atau batulumpur. Tipe mata bor (bit ) pada jenis pemboran ini

menggunakan tricone atau roller rock bit  yang ditutupi oleh tungsten karbida.

Potongan atau kepingan batuan akan ditekan keluar oleh fluida bor yang rata-rata

kecepatannya 100 m/jam. Tipe alat bor ini biasanya digunakan oleh industri minyak 

dengan diameter lubang besar (>20 cm) dan kedalaman ratusan sampai ribuan meter 

dengan fluida bor berupa lumpur.

d. Percussive drilling 

Pada dasarnya alat ini menggunakan kompresor udara dan ukurannya bervariasi dari

kecil (bor tangan) sampai alat bor besar dengan rata-rata kedalaman pemboran

ratusan meter.

Secara umum alat ini dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu :

Down-the-hole hammer drills

Alat bor jenis ini biasanya diletakkan lebih rendah dari lubang sampai batas

akhir dari stang bor dan digunakan untuk pemboran non-coring . Lubang dengan

diameter sampai 20 cm dan tekanan kedalaman sampai 200 m masih mungkin,

tetapi biasanya kedalaman yang efisien antara 100–150 m. Cutting bor ditekan

keluar oleh kompresor udara. Pada tanah yang basah daya angkat yang

dihasilkan oleh kompresor dapat menjadi tidak teratur.

Top hammer drills

Page 31: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 31/39

Sesuai dengan namanya jenis bor ini memiliki alat tumbuk yang diletakkan di

 bagian atas dari stang bor. Energi untuk pemboran non-coring  ini dialirkan

lewat stang bor, alat ini lebih baik dari  Down-the-hole hammer drills dan

 biasanya digunakan untuk lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman lebih

dari 100 m, tapi biasanya 20 m.  Percussive drilling adalah metode yang paling

cepat dan murah namun sering terjadi data tidak lengkap dibanding dengan

diamond drilling .

e. Reverse circulation

 Reverse circulation (RC) drilling mulai digunakan pada pertengahan tahun 70-an dan

 biasanya digunakan untuk material sedimen yang tidak terkonsolidasi seperti pada

endapan aluvial. Air atau udara dapat digunakan sebagai fluida bor dan inti bor atau

 sludge dapat diperoleh semua. Media fluida dialirkan ke  sludge lewat dua dinding

 pada stang bor dan kembali ke permukaan lewat pusat stang bor. Pada  percussive

drilling  kepingan batuan juga tertransport ke permukaan lewat tengah stang bor 

kemudian menuju ke cyclon dimana disana ditampung conto bor (lihat Gambar 6.19).

Kegunaan alat bor ini adalah untuk mengumpulkan kepingan batuan lebih dari auger ,

rotary atau  percussive drilling . Conto dapat dikumpulkan dengan cepat dan kadar 

kontaminasinya sedikit.

 

Skema dari beberapa metode pemboran yaitu diamond core, reverse circulation, dan

rotary drlling ditunjukkan pada Gambar 6.20.

Gambar 6.19 Pemboran dengan reverse circulation (Evans, 1995)

Gambar 6.20 Skema beberapa metode pemboran (dari Australian Drilling Industry,

1996)

6.4.3 Pemboran inti

Page 32: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 32/39

Pada pemboran dengan metode ini sampel diambil dari target dengan diamond bit 

atau impregnated bit . Hal ini mengakibatkan conto yang diperoleh pada tabung dalam

(inner tube) dari core barrel  berbentuk silinder. Mata bor dan core barrel 

dihubungkan ke permukaan dengan tali baja yang juga digunakan untuk menurunkan

mata bor dan core barrel ke dalam lubang.

a. Drill bit 

Bentuk mata bor ini terdiri dari butiran sintetik halus dengan kadar intan tanpa semen

metalik yang memiliki karatan tertentu. Pada umumnya keseluruhan mata bor ini

digunakan untuk batuan yang sangat keras seperti rijang, sedangkan mata bor intan

tunggal digunakan untuk batuan yang lebih halus seperti batugamping. Diamond bit 

dapat digunakan untuk batuan tertentu tetapi karena harganya yang sangat mahal

maka perlu pengalaman dan pemilihan lokasi yang tepat dalam penggunaannya.

b. Core barrel 

Inti bor diperoleh dari perputaran mata bor dan kemudian didorong ke core barrel 

oleh perputaran tabung. Core barrel  dapat diklasifikasikan sesuai panjang inti bor 

yang ditampung biasanya 1,5–3 m namun dapat pula mencapai 6 m. Umumnya

terdapat dua tabung dimana tabung luar untuk menangkap inti bor dan tabung dalam

dalam posisi tidak berputar. Triple-tube dapat digunakan untuk tanah yang kurang

 baik selanjutnya inti bor dapat diangkat dengan menggunakan tali pada stang bor ke

 permukaan.

c. Sirkulasi

Air disirkulasikan pada bagian dalam dari stang bor dengan tujuan untuk mencuci

 sludge, permukaan mata bor dan kemudian dikeluarkan lewat celah antara antara

dinding lubang bor dan stang bor. Tujuan sirkulasi ini juga untuk memberi pelumasan

 pada mata bor, mendinginkannya dan melepaskan hancuran batuan yang menempel

 pada permukaan mata bor. Air dapat dikombinasikan dengan lempung atau bahan

aditif lainnya untuk memberikan daya angkat bagi material yang dibor.

d. Casing 

Casing digunakan untuk menutupi atau menguatkan permukaan lubang bor. Casing 

dilengkapi dengan tabung baja sehingga tali baja dapat dioperasikan dengan aman.

Casing  dan mata bor telah seukuran sehingga ukuran yang lebih kecil dari itu

(diameter kecil) akan melewati ukuran besar pada lubang yang akan dibor.

Page 33: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 33/39

e. Kecepatan dan biaya pemboran

Mesin bor yang digunakan dalam eksplorasi mineral biasanya memiliki kapasitas

sampai 2000 m dan dapat diletakan horisontal atau vertikal. Rata-rata penggunaannya

 bergantung kepada tipe alat bor, mata bor, diameter lubang, tipe batuan, kedalamandan keahlian juru bor. Seorang juru bor harus mempertimbangkan berapa besar 

volume fluida yang akan digunakan, besar tekanan yang akan dipakai, besarnya

 perubahan putaran dan pemilihan mata bor yang benar. Sampai sekarang belum ada

kondisi baku untuk menentukan faktor kritis penggunaan mata bor jika kita

menginginkan optimasi pemboran yang efisien. Pemboran sampai kedalaman 10

m/jam mungkin saja terjadi bergantung kepada kemampuan juru bor yang

menanganinya dan juga kondisi batuan yang dibor. Beberapa permasalahan (kendala)

yang muncul dalam pemboran dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Beberapa permasalahan dalam pemboran dan perkiraan solusinya

(dimodifikasi dari Australian Drilling Industry, 1996)

Lokasi

- jalan transportasi

- alat transportasi

- mesin yang sesuai

Biaya dan waktu

- efisiensi kerja

- logistik 

- pemanfaatan tenaga dan waktu

Batuan keras - mata bor yang cocok 

- RPM

Page 34: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 34/39

- WOB

Runtuhan dinding

• casing 

• fluida bor : - kecepatan <<

- viskositas

- BJ >>

- bentuk mud cake

Kehilangan air (water loss)

- casing 

- penambahan lumpur bor 

Mata bor leleh

- RPM <<

- WOB <<

- fluida >

Kedalaman

- tenaga cukup

- rod cukup

- casing cukup

- debit dan tekanan pompa cukup

- fluida bor tersedia

Benda jatuh (rod  putus)  fishing tools

Stang bor terjepit ( stuck )

- viskositas fluida bor diperbesar 

- tekanan fluida >>

- tarik memakai hoist 

- putaran rendah dan kuat

- dibantu dengan dongkrak 

Page 35: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 35/39

 

Pada Tabel 6.3 dan 6.4 berikut ini secara berurutan diberikan ukuran wireline drill 

rod dan wireline core barrel untuk seri Q.

 

Tabel 6.3 Ukuran wireline drill rod seri Q (dari Australian Drilling Industry, 1996)

Ukuran O.D. mm (inci) I.D. mm (inci)

AQ

BQ

 NQ

HQ

PQ

44,5 (1 ¾)

55,6 (2 3/16)

69,9 (2 ¾)

88,9 (3 ½)

117,5 (4 5/8)

34,9 (1 3/8)

46,0 (1 13/16)

60,3 (2 3/8)

77,8 (3 1/16)

103,2 (4 1/16)

Keterangan : O.D. = Outside Diametre, I.D. = Inside Diametre

 

Tabel 6.4 Ukuran wireline core barrel seri Q/Q-3 (dari Australian Drilling Industry,

1996)

Ukuran Diamater lubang mm (inci) Diameter inti mm (inci)

AQ

BQ

48,0 (1 57/64)

59,9 (2 23/64)

27,0 (1 1/16)

35,4 (1 7/16)

Page 36: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 36/39

BQ-3

 NQ

 NQ-3

HQ

HQ-3

59,9 (2 23/64)

75,7 (2 63/64)

75,7 (2 63/64)

96,0 (3 25/32)

96,0 (3 25/32)

33,5 (1 5/16)

47,6 (1 7/8)

45,1 (1 25/32)

63,5 (2 ½)

61,1 (2 13/32)

6.4.4 Sampling dan informasi dari pemboran

Informasi dari lubang bor dapat diperoleh dari beberapa sumber : batuan, inti bor atau

 sludge, geofisika bawah permukaan; dan informasi dari hasil pemboran. Pada bagian

ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi.

a. Pemboran inti (coring )

Core recovery (CR) atau perolehan inti sangat penting, biasanya dinyatakan dalam

 persen volume. Jika CR kurang dari 85–90% maka inti bor tersebut masih diragukan

nilainya, hal ini berarti terjadi loss selama pemboran dan inti bor tersebut tidak 

menunjukkan conto yang sebenarnya.

 

 Logging  (pengamatan) inti bor biasanya dilakukan di samping lokasi bor untuk 

menentukan apakah pemboran dilanjutkan atau dihentikan. Beberapa organisasi

memiliki prosedur standar dalam logging  inti bor dan terminologi standar untuk 

mendeskripsikan sifat geologi.  Logging  awal pada lokasi bor biasanya dilengkapi

dengan hasil analisis inti bor. Dari logging awal ini biasanya diperoleh data tentang

gambaran umum struktur (rekahan dan orientasi) juga litologi (warna, tekstur,mineralogi, alterasi dan nama batuan) serta core recovery. Deskripsi harus dilakukan

secara sistematis menyangkut kualitas dan kuantitasnya.

Inti bor biasanya disimpan dalam boks kayu, plastik atau logam yang dapat

memudahkan orang memindahkannya. Inti bor dikumpulkan untuk berbagai tujuan,

Page 37: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 37/39

 bukan untuk sekedar deskripsi geologi saja biasanya digunakan juga untuk analisis

metalurgi dan assay. Untuk kedua tujuan tersebut inti bor biasanya dibagi dalam dua

 bagian dengan gergaji intan, setengah untuk assay dan investigasi lain, setengahnya

lagi disimpan dalam core box untuk tujuan lain.

Potongan batuan dari  sludge dapat dikumpulkan selama pemboran; keduanya

menggambarkan batuan yang dipotong oleh mata bor intan. Pemboran dengan

menggunakan sirkulasi udara pada lubang dangkal biasanya menghasilkan cutting 

atau sludge yang sangat cepat ke permukaan. Namun demikian dengan pemboran inti

sirkulasi air untuk lubang yang dalam sering terjadi cutting  lambat naik ke

 permukaan, hal ini dapat dilihat bahwa untuk kedalaman 1000 m cutting  dapat

diambil dalam waktu 20–30 menit ke permukaan sehingga biasanya  sludge yang

dianalisis dahulu selama pemboran.

b. Pemboran non-corring 

Dalam pemboran non-coring kepingan (chips) batuan dapat diperoleh pada selang 1– 

2 m dalam keadaan kering dan dikumpulkan pada sisi lokasi bor, setelah dicuci conto

tersebut lebih mudah untuk dianalisis secara mikroskopi. Conto tersebut dapat juga

didulang untuk memperoleh mineral berat dan kemudian diberi perekat dan disusun

sesuai interval untuk memberikan gambaran lubang bor tersebut.

 

c. Kombinasi core dan sludge

Core adalah inti bor yang ditampung dalam core barrel dimana ukuran inti sangat

tergantung dengan ukuran mata bor. Sedangkan sludge adalah hancuran batuan yang

diangkat (terbawa) oleh fluida bor, dan biasanya  sludge ditampung dalam  sludge

tank . Gambar 6.21 menunjukkan sketsa pendefinisian antara core dan sludge.

Gambar 6.21 Sketsa pendifinisian core dan sludge

Dalam pengambilan conto dari inti bor (core recovery), harus diperhatikan reabilitas

dari conto. Seperti terlihat pada Gambar 6.22, conto 1, 2, dan 3 harus dipisahkan,

karena segmen conto dipisahkan oleh bagian yang hancur (conto 2).

Page 38: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 38/39

 

Gambar 6.22 Reabilitas sample (conto)

Berikut ini dapat dilihat beberapa rumus yang dapat digunakan dalam penentuan

kadar sampling dengan penggabungan core dan sludge.

Rumus Long Year :

 

Rumus Proportional Weight :

 

 Direct Proportion Core :

 

Rumus I2 :

 

Jika sludge recovery > 100%, maka :

Page 39: 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

7/30/2019 117254097-METODE-EKSPLORASI-LANGSUNG

http://slidepdf.com/reader/full/117254097-metode-eksplorasi-langsung 39/39

1. Interpretasi dan Kompilasi Data

Interpretasi dan kompilasi data hasil eksplorasi langsung secara umum dapat berupa

 peta-peta atau penampang (profil). Hasil kompilasi data pemetaan geologi atau

alterasi tentu saja berupa peta penyebaran batuan/struktur atau alterasi, serta penampang geologi/struktur atau alterasi (lihat contoh Gambar 6.23). Sementara

kompilasi data tracing float berupa peta penyebaran mineralisasi yang mengarah ke

sumber primernya. Data-data dari uji sumuran dan paritan umumnya digunakan untuk 

melengkapi data penyebaran singkapan, misalnya pada endapan batubara.

Sedangkan dari kompilasi data bawah permukaan hasil pemboran dapat dibuat

 penampang melintang untuk menggambarkan penyebaran dan model suatu endapan

atau badan bijih, baik model 2-D maupun 3-D. Sebagai contoh interpretasi dan

kompilasi data pemboran ditunjukkan pada Gambar 6.24 berupa model blok dan

Gambar 6.25 berupa diagram Fence. Dari kedua gambar tersebut terlihat dengan jelas

 pola dan arah penyebaran suatu endapan bahan galian.

Gambar 6.23 Penampang melintang diagramatik dari potongan jalan

raya di Kentucky timur menunjukkan zona urutan transisi yang

terbentuk antara lingkungan dataran bawah dan atas hasil interpretasi

observasi singkapan (Peters, 1978)

Gambar 6.24 Diagram blok yang menunjukkan kenampakan 3D dari

 beberapa perlapisan batubara di daerah Alaska. Beberapa lubang bor 

menjadi kontrol struktur dan stratigrafi (Peters, 1978)

Gambar 6.25 Diagram Fence yang menunjukkan korelasi dan ketebalan

 seam batubara utama di Campbell County, Wyoming ( Peters, 1978