PERAN GEOFISIKA LINGKUNGAN
metode Geofisika untuk eksplorasI sumber daya alam
Oleh: SismantoGeofisika UGM, Jogjakarta Pendahuluan
Banyak metoda geofisika seringkali digunakan untuk eksplorasi
bahan-bahan tambang yang beasosiasi dengan batuan beku, metamorf,
ataupun sediment, di antaranya adalah metoda geolistrik beserta
variasinya, elektromagnetik dengan berbagai metode, dan magnetik.
Pada umumnya, hasil survey metoda geofisika mampu memberikan
informasi yang berupa posisi (x,y,z), dimensi, dan sifat fisis dari
medium target yang menjadi sasaran penelitian, khususnya daerah
anomali yang berbeda karakteristik fisisnya dari lingkungannya.
Metoda geofisika mampu bekerja dengan baik apabila di daerah
penelitian terdapat kontras besaran fisis yang cukup signifikan
antara medium target terhadap medium lingkungannya. Dari informasi
geologis dapat diperkirakan adanya kontras besaran fisis yang
kemudian dapat ditentukan metoda geofisika yang tepat untuk
mengkaji lebih jauh posisi, dimensi dan sifat fisis sumber
anomalinya. Sebagai contoh metoda geolistrik dan elektromagnetik
VLF akan tepat digunakan pada daerah penelitian dengan target yang
mempunyai kontras resistivitas/ konduktivitas cukup kuat terhadap
medium lingkungannya. Metoda magnetik pada daerah yang memiliki
kontras suseptibilitas. Tulisan ini, akan disampaikan pokok-pokok
kerja dan filosofi metode geofisika yang kerap digunakan sebagai
alat bantu eksplorasi bahan-bahan tambang sulfida logam.
Geosain
Geofisika merupakan bagian dari ilmu geosain, geosain menurut
Bath (1973) terbagi atas empat bagian: geodesi, geografi, geologi,
dan geofisika seperti yang sketsakan pada Gambar 1. Geofisika
sendiri terbagi atas: geokosmofisika, meteorologi, oseanografi,
hidrologi, dan fisika bumi padat. Fisika bumi padat ini dibagi
atas: seismologi, vulkanologi, geomagnetisma, geolistrik,
tektonofisika, gravimetrik, geokosmologi, geotermi, dan
geokronologi. Geologi sendiri mempelajari keadaan permukaan bumi
dengan mengadakan ekstrapolasi ke hal-hal di bawah permukaan bumi
secara kira-kira, sedangkan geofisika justru mempelajari segala
sesuatu yang ada di bawah permukaan bumi yang tidak dapat dilihat
dengan mata, dengan memakai alat-alat fisika yang ditempatkan di
atas permukaan bumi. Hal ini berarti, bagi geofisikawan bumi
merupakan sebuah kotak hitam (black box) yang ingin diketahui apa
yang ada di dalamnya dengan mengukur sinyal-sinyal yang dengan
sendirinya keluar dari kotak tersebut, misalnya gaya berat, atau
dimasukannya sebuah sinyal ke dalam bumi. Misalnya dimasukkannya
sebuah arus listrik ke dalam bumi dengan memakai generator listrik,
dan keluarlah sinyal ini sesudah melalui bumi. Dengan membandingkan
sinyal keluar dan sinyal masuk, maka dapat diketahui apa yang ada
di bawah permukaan bumi yang menyebabkan perubahan sinyal masuk
tadi. Demikian pula halnya dengan pencarian bahan-bahan tambang di
lapangan, metode geofisika bekerja memanfaatkan prinsip tersebut
dengan cara mengukur dan mengevaluasi hasil ukur untuk dicari
perubahan-perubahan sinyal yang signifikan.
Di dalam geofisika semua pengaruh medium bumi (yang dari dalam
maupun yang dari luar bumi) masuk kedalam ke dalam alat ukur.
Sehingga harus diadakan pemrosesan data yang sangat seksama untuk
membuang gangguan-gangguan yang tidak relevan terhadap target
studi. Kalau variable yang akan dikaji adalah sinyal, maka variable
yang mengganggu adalah noise. Sehingga sebelum dilakukan
interpretasi dan kesimpulan perlu dilakukan koreksi atau
memperbaiki sinyal to noise ratio, sudah tentu semakin besar signal
to noise ratio semakin baik semakin menonjol informasi target yang
akan dikaji. Interpretasi data hasil pengukuran di lapangan secara
geologis merupakan tujuan dan produk akhir dari pekerjaan
eksplorasi. Interpretasi yang dimaksud adalah menentukan posisi
anomali, dimensi, dan ukuran atau memperkirakan arti geologis
anomali target tersebut melalui data pengukuran. Sering
interpretasi juga termasuk reduksi data, pemilihan dan pemrosesan
data tertentu, serta lokalisasi target yang akan dicari.
Interpretasi tidak bisa dinilai benar atau salah, karena keadaan
geologi sesungguhnya tidak ada yang tahu. Interpretasi hanya bisa
diuji mengenai konsistensinya dari suatu data/ fenomena/ pernyataan
ke data/ fenomena/ pernyataan berikutnya atau ke lainnya.
Apabila trend data/polanya tersebar secara random atau tidak
konsisten, sehingga menyulitkan penelusuran konsistensinya dalam
menginterpretasi, maka sebagai seorang interpreter harus dapat
membuat kemungkinan-kemungkinan yang masih dapat konsisten dengan
data lainnya. Tetapi biasanya hanya satu interpretasi saja yang
diminta, oleh karena itu ia harus dapat dan berani menarik satu
kemungkinan/kebolehjadian/ kesimpulan yang paling besar peluangnya
dan yang paling dapat di pertanggungjawab-kan berdasarkan data yang
ada. Karenanya seorang interpreter harus optimis dan yakin akan
pekerjaannya.
Geofisika
Geofisika adalah ilmu yang mengunakan metode fisika untuk
mempelajari struktur bawah permukaan bumi. Metode fisika yang
dipakai geofisika sebagai dasar untuk mempelajari struktur bawah
permukaan bumi dan penerapannya, besaran fisisnya yang diukur dan
sumber penyebab anomalinya disajikan pada Tabel 1, seperti metode
getaran/gelombang elastic yang dikenal dengan metode seismic,
gravitasi, resistivity, magnetic, elektromagnetik, panas, dan
radioaktivitas. Yang dimaksud dengan struktur bawah permukaan bumi
meliputi sistem perlapisan bumi sampai dengan kedalaman kurang dari
10 km yang banyak mengandung sumberdaya alam, seperti minyak dan
gas bumi, bahan-bahan tambang baik yang dangkal maupun dalam.
Sedangkan struktur bumi dengan kedalaman lebih besar dari 10 km
atau bahkan sampai dengan inti bumi yang panas dan dinamis
merupakan penyebab gerakan-gerakan kulit bumi. Gerakan tersebut
bahkan mampu sampai menggoyangkan kulit bumi dengan kuat sebagai
gempabumi dan menimbulkan aktivitas bencana gunungapi, tsunami,
tanah longsor dan lain sebagainya yang sangat mempengaruhi pola
lingkungan hidup di dunia.
Dalam mempelajari struktur bawah permukaan bumi, geofisika
mempunyai tahapan-tahapan sistematik ilmiah yang meliputi:
1. Rancangan Survei: yaitu perencanaan sistematis semua
aktivitas, sasaran, alat-alat utama dan alat bantu yang akan
digunakan lengkap dengan spesifikasinya, jadwal, kebutuhan logistic
yang sesuai dengan lapangan daerah survey, pembiayaan dan
sebagainya yang berkaitan dengan aspek keamanan, keselamatan,
kesehatan, keberhasilan survey dan jaminan mutu proses dan
hasilnya.
2. Pengumpulan Data: yaitu pengukuran besaran-besaran fisika di
lapangan yang jenis, akurasi, dan keluarannya sesuai dengan
rancangan sasaran dan spesifikasi semula. Data tersebut diukur pada
titik ukur yang posisinya harus ditentukan juga dengan akurat
dengan menggunakan alat ukur posisi yang presisi, dengan
menggunakan Global Positioning System (GPS). Karena pada umumnya
data geofisika juga merupakan fungsi waktu, maka pengukuran waktu
saat mengukur juga harus direkam secara akurat, dan kadang-kadang
malah harus disinkronisasi secara presisi dengan waktu universal
(Universal Time, UT).
3. Pengolahan Data: yaitu koreksi data dari pengaruh gangguan
(noise) yang terjadi selama proses pengukuran, memperkuat signal to
noise ratio, penampilan data dalam table, grafik, peta kontur,
visualisasi tiga dimensi, dan proses lanjut yang sesuai dengan
rancangan sasaran dan spesifikasi serta ilmu dan teknologi mutakhir
pada saat itu.
4. Interpretasi dan Pemodelan struktur bawah permukaan bumi:
merupakan proses penghitungan balik atau penyelesaian inversi atau
pembuatan model-model alternatif yang paling mungkin dengan
penjelasan kualitatif dan kuantitatif, misalnya seperti posisi,
kedalaman, dimensi, bentuk, dan parameter fisis yang terkandung
serta dinamika sumber model anomali. Sesuai dengan sifat data
geofisika yang dinamis sebagai fungsi waktu, kadang-kadang juga
harus ditampilkan gambar tiga dimensi yang berubah terhadap waktu
yang saat ini lebih dikenal dengan empat dimensi (4D). Pemodelan 4D
sangat bermanfaat pada kegiatan monitoring/pemantauan, evaluasi,
dan prakiraan aktivitas gempabumi, tsunami, gunungapi yang alamiah,
atau bahkan kondisi reservoir panasbumi dan minyak/gas bumi yang
arfisial. Pemodelan, pada umumnya dilakukan secara matematis dan
melibatkan persamaan diferensial yang linier maupun yang non linier
sesuai dengan tingkat kecanggihan masalah dan penyelesaiannya, oleh
karena itu tidak jarang pemodelan juga dilakukan secara fisis.
Sarana dan Akusisi Data
Akusisi dan pengukuran data di lapangan memerlukan sejumlah
peralatan yang meliputi sensor berbagai besaran fisis, penguat
awal, penguat utama, pengubah sinyal dari analog ke digital,
perangkat transmisi data dan perangkat penyimpan data. Kemajuan
dalam ilmu bahan telah memacu perkembangan kualitas dan kuantitas
berbagai jenis sensor. Kualitas sensor meliputi akurasi,
sensitivitas, dan jangkauan dinamiknya. Sensor dalam kegiatan
geofisika sering berhadapan dengan kondisi lingkungan yang tidak
ramah, misalnya suhu dan tekanan tinggi, lingkungan yang lembab,
basah, korosif dan bahkan sering juga diganggu oleh manusia di
sekitar pemasangan sensor. Kesemua lingkungan yang tidak
menguntungkan tersebut bagi sensor akan mempengaruhi kinerja sensor
itu sendiri. Kemajuan teknologi eletronik di bidang instrumentasi
ditunjukkan dengan adanya perangkat semikonduktor yang mampu
menekan noise sampai orde nano-volt, sehingga paling tidak
amplifikasi setiap unit dapat mencapai 5 juta kali atau 128 dB.
Demikian pula kemajuan dalam data logger system sangat mengesankan,
terutama yang menyangkut jangkauan dinamik (sampai 140 dB) dan
kapasitasnya (orde Tera Bytes). Keterbatasan jangkauan dinamik ini
pada umumnya disebabkan oleh sensor yang sampai saat ini masih
menjadi titik paling lemah.
Perancangan survei geofisika harus memperhatikan masukan awal
pertimbangan struktur geologi, agar lintasan survey awal dapat
diarahkan memotong jurus struktur geologi, sehingga pada pengukuran
awal survey sudah didapatkan anomali struktur yang signifikan. Di
samping itu interval cuplik dalam kawasan ruang dan waktu harus
disesuaikan dengan ukuran target dan periode terpendek besaran
fisika yang akan diukur dengan memperhatikan kaidah anti
aliasing.
Pemrosesan dan Perangkat Lunak
Kegiatan pemrosesan data meliputi koreksi atau reduksi data
dalam rangka membersihkan sinyal dari noise, baik yang random
maupun sistematis; penguatan sinyal; penampilan data; dan
pengkajian pola-polanya; serta proses-proses lanjutan yang
diperlukan untuk interpretasi. Adanya noise baik yang berasal dari
rangkaian elektronik maupun lingkungan alam pada saat survei tidak
dapat dihindari/ diisolasi, tidak demikian halnya pada pengumpulan
data di laboratorium yang dapat mengisolasi atau menghindari
pengaruh-pengaruh lingkungan/ alam dari luar laboratorium dengan
mengkondisikan ruang eksperimen sebagai sistem yang bebas noise.
Akusisi data di lapangan merekam semua efek, maka harus dipisahkan
efek noise baik yang acak maupun yang sistematik melalui pengolahan
data yang tepat. Reduksi pengaruh noise acak dapat dilakukan dengan
mengukurnya berkali-kali dan kemudian menumpuknya (stacking) serta
mereratakannya.
Noise sistematis dapat berasal dari dari pengaruh benda-benda
langit terutama dari matahari dan bulan; pengaruh rotasi bumi;
pengaruh bentuk bumi nyata dengan pegunungan yang tinggi dan palung
laut yang dalam beserta variasi morfologi di antaranya; demikian
juga pengaruh posisi dan geometri konfigurasi pengukuran yang
dipergunakan; bahkan pengaruh struktur dan dinamika internal global
dari bumi itu sendiri juga harus diperhatikan. Proses pembersihan
noise sistematik ini dapat dilakukan dengan menapisnya dalam
kawasan ruang dan waktu bagi gejala unum geofisika yang periodik
dalam ruang dan waktu; mengurangkan pengaruh global ang sifatnya
bervariasi secara tak-periodik terhadap ruang dan waktu; dan sering
diperoleh noise yang sangat komplek sehingga harus dilaksanakan
penapisan yang bersifat adaptif setelah dikaji polanya.
Proses pengolahan data lanjut dapat dimulai dengan pemindahan
dan transformasi data yang tadinya terpapar pada permukaan yang
tidak rata dan tidak mendatar serta terdistribusi secara tidak
teratur ke suatu bidang mendatar yang disepakati dan dengan
distribusi data yang homogen. Proses pemindahan dan transformasi
yang tadinya banyak hanya berdasarkan interpolasi dan ekstrapolasi
matematis, kini sudah banyak digantikan dengan proses yang lebih
berdasar pada hukum-hukum fisika. Interpretasi data geofisika
biasanya tidak hanya menggunakan satu metode saja, tetapi beberapa
metode yang dipadukan, oleh sebab itu penampilan datanya harus
disajikan secara tumpang-tindih (over laying) dalam sistem
informasi geografis yang padu (Intergrated Geographical Information
System, IGIS). Lebih jauh lagi, karena interpretasi geofisika
dituntut dapat menggambarkan penafsiran sebaran besaran fisis di
bawah permukaan bumi, maka tidak mustahil apabila di masa depan
penampilan holografis dapat dilakukan, dimana interpreter
seolah-olah dapat menyusup masuk ke dalam ruang di bawah permukaan
bumi. Dalam ukuran survei lokal masih diperbolehkan memakai
koordinat kartesian, sedangkan untuk ukuran survei regional dan
global sudah dituntut pemakaian koordinat ellipsoid yang bentuk dan
ukurannya harus disesuaikan dengan bentuk umum bumi nyata.
Interpretasi
Pada pengukuran berbagai macam besaran fisika di lapangan
gejalanya muncul di permukaan bumi. Gejala fisika tersebut dapat
muncul akibat sumber-sumber alamiah maupun oleh sumber-sumber
buatan manusia. Metode geofisika yang mengukur gejala fisika
alamiah tersebut disebut metode pastif dan yang menggunakan
sumber-sumber buatan disebut aktif. Di dalam analisis informasi/
data, sumber-sumber tadi dinyatakan sebagai masukan, dan besaran
fisika yang gejalanya terukur dipermukaan bumi disebut sebagai
keluaran, sedangkan medium (zat antara)nya dinyatakan sebagai
sistemnya. Masukan, sistem dan keluaran dalam investigasi geofisika
pada umumnya bersifat sebagai fungsi waktu dan posisi. Dalam sistem
yang linier, keluaran akan merupakan proses hasil konvolusi masukan
terhadap sistem.
Pada metode aktif, untuk mengetahui sifat dan struktur medium
atau sistem dapat dilakukan dengan proses dekonvolusi keluaran
terhadap masukannya. Dekonvolusi dapat dilakukan dalam kawasan
ruang dan waktu dengan penyelesaian rekursif atau dalam kawasan
frekuensi spasial dan temporal. Mengingat keterbatasan data yang
dapat diukur di lapangan dengan baik sangat terbatas, maka
dekonvolusi tidak sempurna melingkupi semua ruang yang membungkus
sumber, sehingga proses dekonvolusi yang secara teknis matematis
merupakan proses penyelesaian problem balik ini mempunyai
penyelesaian yang tidak tunggal. Masalah ini akan meningkat
kesukarannya dalam investigasi metode geofisika pasif, yang mana
baik masukan masukan maupun sistem tidak diketahui. Untuk
menyelesaikan masalah problem balik seperti ini, para ahli
geofisika menempuh cara pemodelan bertahap, pertama sumbernya,
kemudian mediumnya, setelah itu secara terpadu dicobakan sebagai
langkah iterasi awal dan seterusnya kedua model itu akan selalu
disesuaikan dari waktu ke waktu, bersesuaian dengan terjadinya
gejala alam yang juga bervariasi lokasinya, yang besaran fisisnya
terukur di semua titik ukur yang tempatnya tersebar di seluruh
permukaan bumi. Sebagai contoh yang mendekati sempurna adalah usaha
para ahli gempabumi/seismologist dalam mengungkap waktu origin,
posisi, energi, dan mekanisme gempabumi yang terjadi hampir setiap
hari di sembarang lokasi di permukaan bumi serta sekaligus dapat
mengungkap struktur global bumi internal. Mereka telah memanfaatkan
lebih dari sejuta data gempabumi global dalam kurun waktu lebih
dari satu abad, yang terekam dengan pewaktu tersinkronisasikan
secara global. Sinkronisasi waktu dan penetapan posisi yang
sekarang ini merupakan sesuatu yang mudah dilakukan dengan
menggunakan GPS.Eksplorasi dengan Metode Geofisika
Para pelaku jasa profesional geofisika eksplorasi pada umumnya
bertugas mencari atau mengeksplor sumberdaya alam, hal ini
berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia akan energi dan mineral,
termasuk air dan dampak lingkungannya sebagai tempat tinggal
manusia itu sendiri di dalamnya. Kegiatan eksplorasi yang tadinya
hanya mengandalkan penemuan-penemuan singkapan di permukaan bumi
oleh para ahli geologi diekstrapolasikan ke bawah permukaan, untuk
mengetahui/ diinterpretasikan sebaran penemuan tersebut secara
lateral maupun vertikal. Dengan demikian, hasil interpretasinya
menjadi sangat subyektif. Geofisika berperan membantunya dengan
menerapkan hampir semua metode fisika (seperti yang disajikan pada
Tabel 1) untuk mengungkap struktur bawah permukaan bumi. Hasil
pengukuran besaran-besaran fisika di permukaan bumi di analisis dan
diinterpretasikan dengan menyelesaikan problem baliknya, sehingga
para ahli geologi menjadi sangat terbantu secara kuantitatif dalam
menafsir isi fisisnya (batuannya), menentukan posisi dan
sebarannya, kedalaman dan ukuran serta proses dinamisnya. Beberapa
metode geofisika yang menyangkut sifat kelistrikan (geolistrik)
klasifikasi penggunaannya di dalam eksplorasi diberikan pada Tabel
2., misalnya metode yang menggunakan arus DC (metode resistivity
dan potensial), metode elektrokimia, dan elektromagnetik dengan
berbagai variasinya.
Metode geofisika dapat juga digunakan untuk membantu survei
pencemaran lingkungan yang disebut sebagai geofisika lingkungan.
Untuk aplikasi metode geofisika yang tepat terhadap pencemaran
lingkungan, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu sumber
percemaran lingkungannya, misal sumbernya berupa limbah padat,
limbah cair yang mengadung logam berat, atau bersifat radioaktif
dan lain sebagainya. Apabila sumbernya sudah jelas, kemudian
diperkirakan parameter fisis apa yang paling signifikan
perubahannya akibat limbah tersebut. Dengan demikian metoda
geofisika yang tepat dapat ditentukan setelah perubahan parameter
fisis yang dominan akibat limbah tersebut telah diperkirakan.
Seperti diketahui bahwa satu metoda pengukuran geofisika hanya peka
terhadap satu parameter fisis. Misal metoda gravitasi peka terhadap
perubahan densitas medium, geolistrik peka terhadap perubahan
resistivitas, radioaktivitas peka terhadap sumber-sumber
radioaktif, dan lain sebagainya.
Beberapa metoda geofisika lingkungan yang penting terhadap
target sumber pencemar lingkungan dirangkum pada Tabel 3. Notasi
(+) berarti dapat digunakan, (O) dapat digunakan tetapi terbatas
atau perlu perhatian khusus, dan notasi () berarti tidak dapat
digunakan atau sangat sulit. Beberapa metoda geofisika tersebut
akan ditinjau lebih jauh di dalam survey eksplorasi, seperti metoda
resistivity, SP, IP (induced polarization), Mise ala Mase,
elektromagnetik (VLF), dan Magnetik, walaupun ada beberapa contoh
kasusnya yang tidak berkaitan dengan pencemaran lingkungan, misal
pencarian sungai bawah tanah dan eksplorasi arkeologi, terutama
pada prapenggalian.
Pelayanan eksplorasi profesional geofisika telah sangat
berkembang seiring dengan kemajuan instrumentasi dan teknologi
informasi dan komunikasi. Setelah diperoleh hasil interpretasi
struktur bawah permukaan, untuk membuktikannya sering harus
dilakukan pengeboran. Kegiatan pengeboran ini masih bisa dikaitkan
dengan pelaksanaan eksplorasi sehingga kerap disebut sebagai
pengeboran eksplorasi. Pada awalnya target pengeboran ini hanya
untuk memperoleh cuplikan batuan-batuan sampel yang diketemukan
sebagai fungsi kedalaman, tetapi Schlumberger telah memanfaatkannya
juga untuk melakukan pengukuran besaran-besaran fisika yang juga
sebagai fungsi kedalaman. Hasil pengukuran besaran-besaran fisika
fungsi kedalaman ini selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan
kalibrasi atas hasil interpretasi pengukuran besaran fisika di
permukaan bumi yang telah di ekstrapolasikan ke bawah permukaan
bumi. Dengan demikian terjadi peningkatan keyakinan kebenaran atas
hasil interpretasinya. Berdasarkan semua informasi yang terpadu
dari hasil keseluruhan kegiatan tersebut, harus berakhir menjadi
suatu laporan dan rekomendasi penentuan posisi dan kedalaman
pengeboran eksploitasi untuk pengambilan sumberdaya alamnya.
Industri ini telah berkembang secara internasional dan juga secara
nasional di indonesia.
Penutup
Kegiatan eksplorasi sumberdaya alam maupun penelitian dengan
menggunakan metode geofisika merupakan kegiatan yang padat modal
dan teknologi, sehingga menuntut penguasaan teknologi dan informasi
tinggi serta sumberdaya manusia yang trampil, jujur, bertanggung
jawab dan memiliki berkompetensi tinggi. Sehingga geofisikawan
tersebut mampu berkerja melalui tahapan-tahapan yang ilmiah dan
sistematik, cermat, teliti, tepat metode yang digunakan untuk
akuisisi, pengolahan dan interpretasi data.
Daftar Pustaka
Bath, M, 1973, Introduction to seismology. Birkhser Verlag.
Kirbani, S. B., 2003, Pengembangan Pendidikan Geofisika (Dalam
Kaitannya dengan Kegiatan Industri dan Penelitian Geofisika di
Indonesia). FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Mugiono, R, 1986, Geofisika, Obyek Studinya, Metodanya,
Pembatasannya, Hasilnya. Fakultas Pasca Sarjana, UGM.
Raynolds, J..M.,1997, An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics, Jhon Wiley and Sons Ltd. Baffins Lane,
Chisester, England.
Sharma, P.V., 1997, Environmental and Engineering Geophysics.
Cambridge University Press, United Kingdom.
Stanley, W., H., 1990, Geotechnical and Environmental
Geophysics, Society of Exploration Geophysicists, Tulsa,
Oklahoma.
Stanislav, M., 1984, Introduction to Applied Geophysics. Kluwer
Academic Publisher Group. Holland.
Tabel 1. Penggunaan berbagai metode fisika (geofisika), karakter
besaran fisis, dan penerapannya di dalam eksplorasi struktur dan
isi bawah permukaan bumi.
Lanjutan : Tabel 1. Penggunaan berbagai metode fisika
(geofisika), karakter besaran fisis, dan penerapannya di dalam
eksplorasi struktur dan isi bawah permukaan bumi.
Tabel 2. Klasifikasi dan penggunaan metode-metode survey
geolistrik (Stanislav, 1984).
Tabel 3. Beberapa target penting dan metode survei geofisika
lingkungan.
No.MetodaStruktur geologisStruktur aktif secara
hidrologisLandfills/ TPAKontaminasi plumesLongsoran,
amblesanPra- penggalian arkeologi
1.Gravitasi+OO-OO
2.Magnetik+-+--+
3.SP (Self-Potensial)O+OO+-
4.Resistivity + IP++++++
5.ElektromganetikO+++-O
6.GPR (ground penetrating radar)OO+OO+
7.RadioaktifOOOOO-
8.Seismik bias+OO-OO
9.Seismik pantul+O----
10.GeothermyO+O-O-
(Sumber Sharma, 1997)
Keterangan: Notasi (+) berarti dapat digunakan, (O) dapat
digunakan tetapi terbatas atau perlu perhatian khusus, dan notasi
() berarti tidak dapat digunakan atau sangat sulit.
Gambar 1. Tempat geofisika di dalam geosain secara skematik
(Bath, 1973).
Subdivision of solid-earth geophysics:
Seismology: earthquake, seismic exploration.
Volcanology (also part of geology): Volcanoes, hot springs,
etc.
Geomagnetism: the magnetic field of the earth.
Geoelectricity: the electrical properties of the earth.
Tectonophysics (common with geology): physics applied to
geological processes.
Gravimetry (also part of geodesy): measurement of gravity and
its interpretation.
Geothermy: the temperature conditions in the earths
interior.
Geocosmogony: the origin of the earth.
Geochronology: the dating of events in the earths history.
Geology
Geography
Solid-earth physics
Hydrology
Oceanography
Meteorology
Geocosmophysics
(ionospheric research)
Geodesy
Geophysics
Geoelectricity
Geomagnetism
Volcanology
Seismology
Tectonophysics
Gravimetry
Geothermy
Geocosmogony
Geochronology
Geoscience