7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
1/42
1. Pengertian Desa Siaga*)
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka
mewujudkan desa sehat.3)
Desa Siaga dapat dikatakan merekonstruksi atau membangun
kembali berbagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).
Pengembangan Desa Siaga juga merupakan revitalisasi Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang
perlu dihidupkan kembali, dipertahankan, dan ditingkatkan.
Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep
Siap-Antar-Jaga, sehingga diharapkan pada gilirannya akan menjadi
Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat yang dilengkapi komponen-
komponen yaitu dikembangkannya pelayanan kesehatan dasar dan
UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat,
diciptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
kegawatdaruratan dan bencana, serta sistem pembiayaan kesehatan
yang berbasis masyarakat.
Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat
terwujud apabila manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya
diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit
kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).
Sebagaimana diketahui, secara elementer komponen dari
manajemen adalah 3 P, yaitu P1 - Perencanaan (terdiri atas Persiapan,
Pembentukan Tim, Penyusunan Pedoman, Penerbitan Peraturan
Perundang-undangan, Penganggaran. dan Iain-Iain). P2 - Penggerakan
Pelaksanaan (terdiri atas Pemilihan Desa, Pengadaan SDM, Pengadaan
Sarana, Pelaksanaan Kegiatan). dan P3 - Pemantauan, Pengawasan dan
Penilaian. Kesemuanya itu harus tertampung sebagai tugas/peran dari
*) SUTOPO PATRIA JATI
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
2/42
jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait
(sesuai dengan kewenangan menurut Otonomi Daerah). Dengan
demikian, maka pelaksanaan konsep dan kebijakan Desa Siaga akan
berjalan dengan sukses.
Sumber : Kebijakan Pengembangan Desa Siaga
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pencapaian Desa Siaga (1)1)
Kerangka pikir kedua merupakan lanjutan dari kerangka pikir
pertama. yaitu bagaimana cara membagi tugas/peran di antara jajaran
kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait.
Kerangka pikir ini berawal dari pertanyaan: Apa yang semestinyaada
dan terjadi di desa? Bila hal ini sudah dapat dirumuskan, maka yang perlu
diuraikan dulu tugas/perannya adalah mereka yang ada di garis depan,
yaitu Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Jika garda depan ini sudah dapat diuraikan tugas/perannya,
kemudian diuraikan tugas/peran Dinas Kesehatan Propinsi Departemen
Kesehatan (Pusat), dan Pemangku Kepentingan Lain.
2
KONSEPDAN KEBIJAKAN
DESA SIAGA
MANAJEMEN
P1TIMPEDOMANPERATURAN/ PER-
UU-ANPENGANGGARAN
P2PEMILIHAN DESAPENGADAAN SDMPELAKSANAAN
KEGIATAN
P3PENGAWASANPEMANTAUANEVALUASI
TUGAS/PERAN MASING-MASING UNIT KES DANSTAKEHOLDERS LAIN
SESUAI TK ADMINISTRASI(MEMPERTAHANKAN UU
PEMERINTAHAN DAERAH)
PELAKSANAANKONSEP DAM
KEBIJAKANDESA SIAGA
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
3/42
DEPKES: Apa peran Depkes untuk mendukung RS, Prov dan Kab/Kota
DitjenBinkesmas
DitjenYanmed
DitjenP2PL
DitjenBinfar
BadanPPSDM
BadanLitbang
SetJen
Rt Jen
Sumber : Kebijakan Pengembangan Desa Siaga
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Pencapaian Desa Siaga (2) 1)
2. Tujuan Desa Siaga
Pengembangan Desa Siaga bertujuan :2)
a. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggapterhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
b. Tujuan Khusus
(1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa
tentang pentingnya kesehatan.
(2) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti bencana, wabah, kegawatdaruratan, dan
sebagainya.
3
Seluruh Desa menjadiDESA SIAGA
Apa yang harus ada danterjadi di Desa?
RUMAH SAKIT
Apa peran RSuntuk mendukung
Desa Siaga
DINKES KAB/KOTA
Apa peran Dinkes Kab/ Kotauntuk mendukung Desa
Siaga, Puskesmas, dan RS
PUSKESMAS
Apa peran puskesmasuntuk mendukung
Desa Siaga?
DINKES PROVINSIApa peran Dinkes Provuntuk mendukung Dinkes
Kab/Kotauntuk mendukung
Desa Siaga
Apa peranStakeholders lain?
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
4/42
(3) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat.
(4) Meningkatnya kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan
kesehatan.
(5) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
(6) Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku
kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.
3. Sasaran Pengembangan Desa Siaga
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembanganDesa Siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :2)
(1) Semua individu dan keluarga di desa, yang
diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
(2) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap
perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan
iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh
masyarakat, termasuk tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda;
kader desa; serta petugas kesehatan.
(3) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan
kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana,
dan Iain-Iain, seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait,
swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Kriteria Desa Siaga
Sesuai dengan pengertian Desa Siaga, maka Kriteria dari Desa
Siaga adalah :1)
a. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki
akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos Kesehatan Desa).
b. Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa. dan Iain-Iain).
c. Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-faktor
risiko yang berbasis masyarakat.
d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
4
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
5/42
e. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
f. Memiliki lingkungan yang sehat.
g. Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
Adapun penjelasan singkat untuk masing-masing kriteria tersebut
di atas adalah sebagai berikut : 2)
a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa
yang tidak memiliki akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka
menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa.Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat,
tenaga gizi dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela lainnya.
Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur,
usila, dan masyarakat lainnya.
b. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang
dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk
dan bersama masyarakat, dengan bimbingan petugas Puskesmas.
lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM dapat berupa antara
lain :
1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat,
utamanya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).
2) Posyandu Usila
Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum
usia lanjut (usila), yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila.
5
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
6/42
Titik berat pelayanannya pada upaya promotif dan preventif,
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam
upaya mendekatkan dan memudahkan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) serta Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di
Desa (BDD) dan pamong desa.
4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka
alih pengetahuan dan keterampilan tentang obat dan pengobatan
sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader kepada
masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh
obat yang bermutu dan terjangkau.
Sasarannya adalah: kelompok masyarakat yang masih
rendah keterjangkauannya dalam hal obat dan pengobatan.
5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya
pemeliharaan kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh
masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang
sama dalam meningkatkan produktivitas kerja.
6) Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan
dan keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda,
khususnya anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbaktikan
dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitar.
7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat pondok pesantren
dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren,
6
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
7/42
yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
c. Surveilans Berbasis Masyarakat
1) Pengertian
Surveilans berbasis masyarakat adalah pemantauan yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatandan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi atau menyebabkan
masalah-masalah tersebut. Pemantauan ini dilakukan melalui
proses pengumpulan data, pengolahan dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus.
Selanjutnya hasil pemantauan oleh masyarakat
diinformasikan kepada petugas kesehatan atau unit yang
bertanggung jawab untuk dapatnya diambil tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien. Kegiatan surveilans
yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan dalam
rangka kewaspadaan dini terhadap ancaman muncul atau
berkembangnya penyakit/masalah kesehatan yang disebabkan
antara lain oleh status gizi, kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat.
Beberapa contoh penyakit dan masalah kesehatan yang
sering muncul di masyarakat dan cenderung menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah: diare, demam berdarah
dengue, malaria, campak, Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA), dan keracunan makanan. Sedangkan faktor-faktor
risikonya dapat berupa gizi buruk, perilaku yang merugikan
kesehatan, dan lingkungan yang tidak sehat.
2) Tujuan
Secara umum tujuan dari surveilans berbasis masyarakat
adalah terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini
di masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan
7
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
8/42
masalah-masalah kesehatan yang akan mengancam dan
merugikan masyarakat yang bersangkutan.
Sedangkan secara khusus, surveilans berbasis
masyarakat bertujuan agar :
a) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-
tanda akan timbulnya penyakit atau masalah-masalah
kesehatan lain, dan melaporkannya kepada petugas
kesehatan.
b) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-
tanda akan timbulnya masalah lingkungan di wilayahnyasebagai faktor risiko (yaitu misalnya tentang persediaan air
bersih, pembuangan air limbah, jamban, pengelolaan
sampah, dan perumahan yang meliputi ventilasinya,
pencahayaannya, kepadatan huninya, dan Iain-Iain).
c) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-
tanda akan timbulnya masalah gizi sebagai faktor risiko.
d) Masyarakat mengetahui secara dini
berkembangnya perilaku hidup di kalangan warga yangmerugikan kesehatan. baik perorangan, keluarga maupun
masyarakat, sebagai faktor risiko.
3) Kegiatan
Diharapkan masyarakat melaporkan segera kepada
petugas kesehatan atau unit terkait bila ditemukan kasus
penyakit, masalah gizi, masalah lingkungan atau penyimpangan
perilaku yang terjadi pada masyarakat di wilayahnya. Setelah
laporan disampaikan oleh masyarakat kepada petugas kesehatan
atau unit terkait, tindakan penanggulangan segera dilakukan oleh
yang berwenang. Dalam pelaksanaannya, surveilans berbasis
masyarakat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
a) Sosialisasi kepada masyarakat
b) Advokasi kepada pengambil kebijakan
c) Identifikasi kasus laporan dari masyarakat
d) Pengolahan, analisis dan interpretasi data
8
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
9/42
e) Penyebaran informasi kepada masyarakat
dan unit terkait
f) Rekomendasi dan penyampaian alternatif
tindak lanjut.
g) Tindak lanjut.
d. Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kegawatdaruratan dan
Bencana Berbasis Masyarakat
1) PengertianKesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan
dan bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan
sehari-hari dan bencana, melalui langkah-langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
2) Tujuan
Secara umum tujuan dari kesiapsiagaan dan
penanggulangan keadaan darurat dan bencana adalah
masyarakat mampu mengenali, mengurangi, mencegah, dan
menanggulangi keadaan darurat sehari-hari dan bencana serta
faktor-faktor yang dapat menimbulkan keadaan tersebut.
3) Kegiatan
Titik berat dari konsep kesiapsiagaan masyarakat adalah
kegiatan pencegahan dan promosi kesehatan. Kesiapsiagaan
masyarakat harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan
saling mendukung antara masyarakat dan tenaga kesehatan.
Masing-masing unsur harus berperan dengan pembagian tugas
sebagai berikut:
a) Masyarakat
(1) Mengenali, mengurangi dan mencegah faktor-faktor
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan maupun
kegawatdaruratan sehari-hari.
9
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
10/42
(2) Meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
kesehatan, khususnya masalah kegawatdaruratan
sehari-hari dan bencana.
(3) Mengenai kondisi lingkungan di desa/kelurahan. Misal:
lokasi sekolah, lokasi peternakan, dan Iain-Iain.
(4) Mengenal kondisi yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan di desa/kelurahan. Misal: sampah pasar
yang berserakan, saluran air limbah yang tersumbat,
sungai yang tercemar, sumur yang tidak mempunyai
bibir, dan lain-lain.
(5) Melakukan kegiatan yang bersifat pencegahan. Misal:
pembuatan bibir sumur, pembuatan jamban keluarga,
pembersihan lingkungan, dan lain-lain.
(6) Melakukan kegiatan yang bersifat promosi terhadap
kesehatan. Misal: penyuluhan kebersihan lingkungan,
pemanfaatan tanaman obat, bahaya obat terlarang,
membiasakan diri pola hidup sehat dan Iain-Iain.
(7) Peningkatan kemampuan di bidang penanganan
kegawatdaruratan sehari-hari. Misal: pelatihan P3K,
penanganan anak sakit, pembuatan dan pemanfaatan
oralit, tata cara perbaikan kualitas air bersih, sanitasi,
pembuangan kotoran, tata cara pencegahan. dan
pemberantasan penyakit, dan lain-lain.
(8) Melaporkan masalah kesehatan yang ada kepada
petugas kesehatan. Misal: kematian, kelahiran,
kecelakaan, dan Iain-Iain.
b) Tenaga Kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan, khususnya Puskesmas,
dapat dilakukan melalui :
(1) Penyediaan informasi dan konsultasi
kesehatan.
(2) Pelatihan Kader.
(3) Pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari.
10
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
11/42
(4) Upaya pemulihan kesehatan.
(5) Pembiayaan Kesehatan Berbasis
Masyarakat.
Secara umum terdapat dua bentuk sumber
pendanaan dari masyarakat yang dapat digali untuk
digunakan dalam peningkatan upaya kesehatan, yaitu
dana masyarakat yang bersifat aktif dan dana
masyarakat yang bersifat pasif.
a) Dana Masyarakat yang Bersifat Aktif
Dana masyarakat yang bersifat aktif adalahdana yang secara khusus digali atau dikumpulkan
oleh masyarakat yang digunakan untuk membiayai
upaya kesehatan. Sering disebut dengan Dana
Sehat.
Dana Sehat merupakan suatu upaya dari,
oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan
berdasarkan azas gotong-royong dan bertujuan
untuk meningkatkan taraf kesehatan anggotanya,
melalui usaha perhimpunan dana secara praupaya
guna menjamin pemeliharaan kesehatan.
Pada dasarnya, pengertian dana sehat
mencakup tiga hal pokok :
(1) Adanya kesepakatan berdasarkan prinsip
gotong-royong dari sekelompok masyarakat
guna mengumpulkan sejumlah dana untuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
(2) Adanya upaya pengembangan suatu
bentuk pemeliharaan kesehatan yang sesuai
dengan dan dapat memenuhi kebutuhan
kelompok masyarakat tersebut.
(3) Adanya sistem pengelolaan dari dana
yang terkumpul, sehingga mampu menjamin
pemeliharaan kesehatan bagi anggotanya
secara berkesinambungan.
11
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
12/42
Dalam pengembangannya, pengelolaan Dana
Sehat dapat dikaitkan dengan suatu usaha tertentu.
Persentase tertentu dari hasil usaha disisihkan untuk
digunakan dalam meningkatkan upaya kesehatan bagi
anggotanya.
Berbagai cara pengumpulan dana masyarakat
yang bersifat aktif antara lain :
(1) luran, yaitu pengumpulan sejumlah uang
atau benda dari masyarakat secara berkala atas
dasar kesepakatan masyarakat. Pengumpulandilakukan oleh kelompok masyarakat yang
ditunjuk. Pengumpulan iuran dalam bentuk uang
dapat dilakukan secara langsung atau bersamaan
dengan pembayaran rekening listrik, telepon, PBB
atau pada saat pembuatan KTP.
(2) Sumbangan, yaitu berupa pemberian
sukarela dari perorangan, kelompok, lembaga
masyarakat, badan sosial, dan perusahaan yang
berbentuk uang atau modal, benda tak bergerak
(tanah, bangunan) atau sarana yang dibutuhkan.
Sumbangan dapat juga dikumpulkan melalui
penjualan kupon/karcis sumbangan.
(3) Jimpitan, yaitu pengumpulan bahan
makanan pokok (biasanya beras) dari masyarakat
dalam jumlah tertentu dan biasanya diambil
secara harian. Hasil jimpitan yang telah terkumpul
dijual agar diperoleh uang untuk membiayai upaya
kesehatan.
(4) Arisan, yaitu pengumpulan sejumlah
uang atau barang untuk upaya kesehatan (seperti
jamban keluarga, sumur. rumah sehat, dan Iain-
lain) oleh peserta arisan secara berkala sesuai
dengan kesepakatan. Selain itu ada pula
pengumpulan dengan pola Artamas (Arisan
12
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
13/42
Tabungan Amal Sehat; yaitu menyisihkan
sebagian dana arisan untuk membiayai upaya
kesehatan.
(5) Penyisihan hasil usaha, yaitu
pengumpulan sejumlah uang hasil usaha atau
hasil pertanian/peternakan oleh masyarakat dalam
waktu tertentu untuk membiayai upaya kesehatan.
Berbagai bentuk dana sehat yang telah
berkembang di masyarakat antara lain :
(1) Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin). yaitudana simpanan ibu hamil atau keluarga untuk
persalinan yang disimpan/dititipkan kepada bidan
daiam bentuk uang maupun barang.
(2) Arisan Jamban Keluarga, yaitu
pengumpulan dana untuk pembelian dan
pemasangan jamban keluarga secara bergiliran.
(3) Jambulin (Jaminan Ibu Bersalin) yaitu
iuran ibu hamil/keluarga untuk pemeliharaan
kesehatan ibu selama hamil, melahirkan, hingga
perawatan bayi. Jambulin dikelola oleh warga
yang ditunjuk bekerjasama dengan bidan dan
puskesmas selaku pemberi pelayanan kesehatan.
(4) Dasolin (Dana Sosial Ibu Bersalin) yaitu
dana yang dikumpulkan dari dan oleh masyarakat
untuk membantu biaya persalinan dan atas
kesepakatan dapat digunakan untuk biaya
kesehatan lain.
(5) Artamas (Arisan Tabungan Amal Sehat)
yaitu sejenis arisan, di mana penerima arisan
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk
tabungan kesehatan, yang disimpan di bank dan
digunakan untuk membantu biaya pengobatan
peserta arisan. Atas kesepakatan bersama,
13
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
14/42
tabungan ini dapat juga digunakan untuk bukan
anggota.
(6) Dana Sehat Kelompok Usaha Bersama,
yaitu penyelenggaraan dana sehat yang iurannya
diambil dari sisa hasil usaha atau keuntungan
kelompok usaha bersama. Kelompok Usaha
Bersama adalah bentuk kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil, merupakan usaha bersama
dari. kelompok beberapa-keluarga (biasanya Dasa
Wisma) yang mendapat dana stimulan untukmeningkatkan pendapatan keluarga.
b) Dana Masyarakat Yang Bersifat Pasif
Dana masyarakat yang bersifat pasif adalah
pemanfaatan dana yang sudah ada di masyarakat
untuk membiayai upaya kesehatan.
Salah satu bentuk dana pasif adalah danasosial keagamaan, yaitu misalnya dana yang
berasal dari zakat, infaq, shodaqoh, wasiat, hibah,
waris, dana kolekte, dana persembahan, dana
diakonia, dana aksi puasa, dana punia, dan dana
paramita yang dikelola dan didistribusikan sesuai
ajaran agama. Saat ini pemanfaatan dana sosial
keagamaan untuk pelayanan kesehatan telah
dilakukan oleh berbagai pengelola dana masing-
masing, baik dari agama Islam, maupun Katolik,
Protestan, Hindu, dan Budha. Namun
pemanfaatannya masih terbatas pada upaya
bantuan untuk berobat sewaktu sakit (kuratif) serta
bakti sosial, sehingga dirasakan belum optimal.
Bentuk dana pasif lain adalah penyisihan
dana sosial kemasyarakatan yang telah terkumpul di
masyarakat untuk membiayai upaya kesehatan.
14
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
15/42
Salah satu contoh dana sosial kemasyarakatan
adalah dana rareongan sarumpi yang pernah
dilakukan di Provinsi Jawa Barat.
Dana masyarakat yang terkumpul dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang
mendukung terselenggaranya Desa Siaga. Beberapa
kegiatan yang dapat memanfaatkan dana masyarakat
antara lain:
1) Pembangunan Poskesdes dan
pengembangan UKBM.
2) Upaya pemberdayaan masyarakat seperti
kemitraan antara bidan dengan dukun bayi,
lokakarya mini dengan tokoh masyarakat dalam
upaya mengembangkan komponen pemberdayaan
masyarakat, dan Iain-Iain.
3) Upaya promotif seperti pelatihan kader,
penyuluhan kesehatan dan gizi, perlombaan di
bidang kesehatan, dan lain-lain.4) Upaya preventif seperti surveilans berbasis
masyarakat, kesiapsiagaan desa menghadapi
kegawatdaruratan kesehatan, pemeriksaan
kesehatan berkala termasuk pemeriksaan ibu hamil
dan balita, imunisasi, penyehatan lingkungan,
pemberantasan nyamuk. dan Iain-Iain.
5) Upaya kuratif dan rehabilitatif seperti
pengobatan kesehatan dasar, pertolongan
persalinan, dan rujukan kasus ke Puskesmas.
6) Upaya lain seperti biaya transportasi untuk
mengantar warga ke sarana pelayanan kesehatan
atau memanggil petugas kesehatan, biaya
transportasi pendamping ibu bersalin, biaya hidup
keluarga pasien yang tidak mampu, dan Iain-Iain.
c) Lingkungan Sehat
15
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
16/42
Pengembangan lingkungan yang sehat di desa
diarahkan kepada terciptanya lingkungan yang tertata dengan
baik. bebas dari pencemaran, sehingga menjamin kesehatan
bagi warga/masyarakat desa. Adapun aspek-aspek yang
perlu dicakupi dalam rangka pengembangan lingkungan
sehat ini antara Iain adalah sebagai berikut :
(1) Perumahan: mengupayakan terciptanya rumah-
rumah penduduk yang sehat (rumah sehat) dengan
lingkungan permukiman yang nyaman, aman. dan
sehat.(2) Udara:menjaga agar udara di desa tetap segar dan
bersih, bebas dari polusi udara seperti asap knalpot,
asap pabrik, partikel-partikel debu, dan Iain-Iain.
(3) Airmenjaga agar mata air, air sungai dan sumber
air lain bersih dan bebas dari polusi seperti buangan
limbah pabrik, sampah, pestisida/pupuk, dan Iain-Iain.
Selain itu juga mengupayakan adanya penyediaan air
bersih yang layak minum bagi penduduk desa.
(4) Limbah Padat. mengupayakan agar pembuangan
sampah rumah tangga dikelola dengan baik. sehingga
tidak mencemari lingkungan, Demikian juga sampah
dari tempat-tempat lain seperti pasar pabrik, dan Iain-
Iain.
(5) Limbah Cair. mengupayakan agar limbah cair dari
rumah tangga, pabrik. dan pusat-pusat kegiatan lain
dikelola dengan baik, sehingga tidak mencemari
lingkungan.
(6) Tempat Umum:mengupayakan agar tempat-tempat
umum seperti pasar, terminal, sekolah, dan lain-lain
memenuhi syarat-syarat kesehatan serta dikelola
dengan baik dan benar.
e. Pengembangan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
1) Pengertian
16
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
17/42
Pengembangan kadarzi adalah pengembangan keluarga
yang berperilaku gizi seimbang, serta mampu mengenali dan
mengatasi masalah gizi anggota keluarganya.
Perilaku gizi seimbang. adalah perilaku yang dilandasi
pengetahuan dan sikap yang sesuai, meliputi perilaku
mengkonsumsi makanan seimbang serta perilaku hidup bersih
dan sehat. Makanan seimbang, adalah pilihan makanan keluarga
yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan masing-
masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan bebas dari pencemaran.
2) Sasaran
Sasaran pengembangan kadarzi adalah keluarga, karena:
a) Pengambilan keputusan dalam bidang
pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat
keluarga.
b) Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di
tingkat keluarga.
c) Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluargaerat kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak semata-mata
disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaksediaan pangan.
d) Kebersamaan antar keluarga yang
merupakan wujud dari pemberdayaan dapat memobilisasi
masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan.
3) Tujuan
Secara umum tujuan pengembangan kadarzi adalah
memandirikan keluarga berperilaku gizi seimbang, untuk
mencapai keadaan gizi optimal.
Secara khusus tujuan pengembangan kadarzi adalah:
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku keluarga tentang gizi seimbang.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada.
c) Meningkatkan keadaan gizi keluarga.
4) Kegiatan
17
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
18/42
a) Di Tingkat Keluarga
(1) Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia
secara terus-menerus.
(2) Tukar pengalaman antar keluarga serta
pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas.
(3) Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara
berjenjang yang terjangkau (Posyandu, Puskesmas dan
Rumah Sakit).
b) Di Tingkat Masyarakat:
(1) Pembentukan kelompok masyarakat yang
mendukung upaya menuju Kadarzi (LSM, organisasi
keagamaan, organisasi kepemudaan, organisasi wanita.
PKK). Setiap kelompok memiliki akses terhadap
informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi.
(2) Rekruitmen kader (minimal terdapat seorang
kader di masing-masing kelompok).
(3) Setiap Kelompok aktif
menyediakan/menyebarluaskan informasi dan sumber
daya tentang kesehatan dan gizi.
f. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
1) Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan serta dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
PHBS dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
Di luar PHBS di bidang Gizi yang telah dicakup dalam
pengembangan keluarga sadar gizi terdapat :
a) Kelompok PHBS bidang Obat dan Farmasi,
yaitu misalnya: tidak menyalahgunakan NAPZA, memelihara
taman obat keluarga, dan Iain-Iain.
18
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
19/42
b) Kelompok PHBS bidang KIA & KB, yaitu
misalnya: memeriksakan kehamilan secara teratur, meminta
pertolongan tenaga kesehatan untuk persalinan, menjadi
akseptor KB, dan Iain-Iain.
c) Kelompok PHBS bidang Penyakit dan
Kesehatan Lingkungan, yaitu misalnya: menghuni rumah
sehat, memiliki persediaan air bersih, memberantas jentik
nyamuk, dan Iain-Iain.
d) Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan
Kesehatan, yaitu misalnya: memiliki jaminan pemeliharaankesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan Puskesmas.
dan Iain-Iain.
PHBS merupakan tujuan yang akan dicapai oleh Program
Promosi Kesehatan.
2) Sasaran
Di Desa Siaga, Program Promosi Kesehatan
dilaksanakan untuk menciptakan PHBS di tatanan rumah tangga.
Prioritas kedua, PHBS di tatanan institusi pendidikan (sekolah danmadrasah). Kelompok sasaran di tatanan rumah tangga adalah:
a) Pasangan usia subur.
b) Ibu hamil dan atau Ibu menyusui.
c) Bayi/anak di usia di bawah lima tahun (Balita).
d) Tenaga kerja laki-laki dan perempuan.
e) Remaja laki-laki dan perempuan, termasuk pelajar.
f) Penduduk berusia lanjut (usila).
Sedangkan sasaran di tatanan institusi pendidikan adalah:
1) Pengelola/pemilik institusi pendidikan.
2) Pendidik (guru).
3) Murid (siswa).
4) Lain-lain (misalnya pemilik warung/kantin).
5) Kegiatan.
19
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
20/42
Promosi Kesehatan dalam rangka Desa Siaga
dilaksanakan dengan strategi dasar pemberdayaan masyarakat
yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.
Pelaksana pemberdayaan masyarakat adalah para
petugas Puskesmas, yaitu melalui tiga cara:
a) Konseling terhadap individu pasien.
b) Kunjungan rumah.
c) Pengorganisasian masyarakat.
Bina suasana dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu dengan cara:
a) Mendayagunakan pengaruh tokoh-tokoh masyarakat.
b) Mendayagunakan pengaruh kelompok-kelompok
dalam masyarakat (PKK, majelis taklim, dan Iain-Iain)
c) Mendayagunakan media, baik media cetak (poster,
leaflet, dan lain-lain) maupun media elektronik (radio, televisi.
dan Iain-Iain).
Advokasi juga-dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. yaitu dalam rangka
.mendapatkan dukungan (kebijakan, pengaturan. dana. dan Iain-
Iain) untuk terciptanya PHBS masyarakat.
5. Tahapan Perkembangan Desa Siaga
Ketujuh kriteria tersebut di atas tentu tidak mungkin diciptakan
sekaligus. Oleh karena itu, pengembangan Desa Siaga dilaksanakan
secara bertahap. Berkaitan dengan hal tersebut, maka ditetapkan adanya
empat tingkatan Desa Siaga, yaitu:
a. Desa Siaga Pratama, bila telah memenuhi
tiga kriteria, yaitu:
1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang
tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos
Kesehatan Desa.
20
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
21/42
2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan
Iain-Iain).
3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan
faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.
b. Desa Siaga Madya, bila telah memenuhi empat kriteria, yaitu:
1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi
yang tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan
Pos Kesehatan Desa).
2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat (Posyandu. Pos/Warung Obat Desa. dan
Iain-Iain).
3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit
dan faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.
4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
c. Desa Siaga Purnama, bila telah memenuhi lima kriteria, yaitu:
1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi
yang tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan
Pos Kesehatan Desa).
2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan
Iain-Iain).
3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit
dan faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
5) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis
masyarakat.
d. Desa Siaga Mandiri. bila telah memenuhi
semua kriteria, yaitu:
21
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
22/42
1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak
memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos
Kesehatan Desa).
2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan
lain-lain).
3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-
faktor risiko yang berbasis masyarakat.
4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
5) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
6) Memiliki lingkungan yang sehat.
7) Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan
sehat.
6. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga
Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu/
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui
siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi(pengorganisasian masyarakat). Yaitu dengan menempuh tahap-tahap :5)
(1) mengidentifikasi masalah, penyebabnya, dan sumber daya yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah, (2) mendiagnosis masalah
dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.
(3) menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak,
merencanakan dan melaksanakannya. serta (4) memantau,
mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah
dilakukan.
22
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
23/42
Gambar 2.3. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun
secara garis besarnya langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh
adalah sebagai berikut:
23
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ATAU
PENGEMBANGAN PERAN AKTIF MASYARAKATMELALUI PROSES PEMBELAJARAN YANGTERORGANISASI DENGAN BAIK
(PENGORGANISASIAN MASYARAKAT-PKMD)
MENGIDENTIFIKASIMASALAH PENYEBAB DAN
SUMBR DAYA (SURVEI,MAWAS DIRI)
MEMANTAU &EVALUASI UNTUK
BINA KELESTARIAN
DIAGNOSIS & RUMUS-KAN ALTERNATIF2
PEMECAHAN
ProsesPembelajaran
Masyarakat Desa(Spiral Pemecahan
Masalah)
MENETAPKAN DANMELAKSANAKAN
PEMECAHAN
FASILITASI
FASILITASI
FASILITASI
FASILITASI
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
24/42
a. Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-
kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah
mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah
Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan para petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
Keluaran atau output dari langkah ini adalah para petugas
yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam
satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku
kepentingan dan masyarakat.
b. Pengembangan Tim Di Masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para
petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan
mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa
Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada parapenentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik
berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau
sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat
berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh
masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung,
khususnya dalam membentuk- opini publik guna menciptakan iklim
yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan
moral, dukungan finansial atau dukungan material, sesuai
kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga
Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan lainnya,
24
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
25/42
hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam setiap
pertemuan dan kesepakatan.
c. Survei Mawas Diri
Survei mawas diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau
Community Self Survey (CSS) bertujuan agar masyarakat dengan
bimbingan petugas mampu melakukan telaah mawas diri untuk
desanya. Survei ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka
masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan
demikian, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan
yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari
solusinya. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan
pembekalan keterampilan bagi mereka Keluaran atau output dari
SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar
potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan tersebut.
d. Musyawarah Masyarakat Desa
Tujuan penyelenggaraan musyawarah atau lokakarya desa ini
adalah mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan hasil SMD
dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga
untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa
Siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari
para tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung
pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-
tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi
muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan
dunia usaha yang bersedia mendukung pengembangan Desa Siaga
dan kelestariannya (untuk itu diperlukan upaya advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi,
serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
25
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
26/42
individu/institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi untuk
pengembangan Desa Siaga. Dalam hal ini, seyogianya masyarakat
difasilitasi untuk sampai kepada kesimpulan tentang pentingnya hal-
hal yang disebutkan sebagai kriteria Desa Siaga.
Musyawarah masyarakat desa dapat dilakukan dalam dua
tahap, yaitu:
1) Tahap I:
a) Memahami masalah-masalah kesehatan dan
menyusun masalah-masalah kesehatan tersebut berdasar
prioritas
b) Mendiagnosis penyebab masalah kesehatan
prioritas pertama, mempertimbangkan pendayagunaan
potensi-potensi yang ada untuk mengatasinya,
merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang
mungkin dilakukan, dan menetapkan alternatif yang paling
layak untuk dilaksanakan.
2) Tahap II:
a) Menyusun rencana jangka panjang Pengembangan
Desa Siaga.
b) Menyusun rencana operasional pemecahan
masalah prioritas pertama.
c) Rencana yang disusun hendaknya lengkap dengan
waktu dan tempat penyelenggaraan, pelaksananya dan
pembagian tugasnya serta sarana dan prasarana yang
diperlukan.e. Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan
dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan
melalui pertemuan khusus para pimpinan formal desa dan
tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah & mufakat. sesuai dengan tata
26
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
27/42
cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh
Puskesmas.
2) Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya. kepada pengelola
dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi
atau pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang
berlaku. Materi orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang
akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa
Siaga (sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana
Operasional). Yaitu antara lain pengelolaan Desa Siaga secara
umum, pembangunan dan pengelolaan pelayanan kesehatan
dasar seperti Poskesdes (jika diperlukan). pengelolaan UKBM.
Serta hal-hal lain seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap-
Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi. posyandu, kesehatan
lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air
bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP).
kegawatdaruratan sehari-hari, kesiapsiagaan bencana. kejadianluar biasa, warung obat desa (WOD), diversifikasi pertanian
tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman
Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), dan Iain-Iain.
3) Pengembangan Pelayanan Kesehatan Dasar dan
UKBM
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes (jika
diperlukan) bisa di-kembangkan dari UKBM yang sudah ada,
khususnya Polindes. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu
dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja pembangunan
Poskesdes. Dengan demikian sudah diketahui bagaimana
pelayanan kesehatan dasar tersebut akan diadakan
membangun baru dengan fasilitas dari Pemerintah,
membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun
baru dengan swadaya masyarakat, mengembangkan bangunan
Polindes yang ada, atau memodifikasi bangunan lain yang ada.
27
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
28/42
Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan
dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan
dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi
yang sudah ada tetapi kurang/tidak aktif.
4) Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
Dengan telah adanya pelayanan kesehatan dasar dan
UKBM yang diperlukan, maka desa yang bersangkutan telah
dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga Pratama.
Setelah Desa Siaga resmi dibentuk. dilanjutkan dengan
pelaksanaan kegiatan Desa Siaga secara rutin sesuai dengankriteria Desa Siaga, yaitu pengembangan sistem surveilans
berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana,
penggalangan dana. pemberdayaan masyarakat menuju
kadarzi, serta penyehatan lingkungan. Pelayanan kesehatan
dasar melalui Poskesdes (bila ada) dan pelayanan UKBM
seperti Posyandu dan Iain-Iain digiatkan dengan berpedoman
kepada panduan yang berlaku.
Kegiatan-kegiatan di Desa Siaga utamanya dilakukan
oleh kader kesehatan yang dibantu tenaga kesehatan
profesional (bidan, perawat, tenaga gizi, dan sanitarian).
Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh
Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk
perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara
lintas sektoral.
7. Pembinaan Dan Peningkatan
Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk
memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama
dengan berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa
Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di
dalam desa sendiri atau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal sekali
dalam setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama, juga
28
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
29/42
diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman dan
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama.
Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas
sektor, khususnya dengan program-program pembangunan. yang
bersasaran Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah
keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu
dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar
tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan
kebutuhan sosial-psikologisnya harus diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kader-kader yang
masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya harus dibantu
untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji/insentif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga. perlu dilakukan
pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di
Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register
UKBM (contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Registrasi Ibudan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).
8. Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait
a. Peran Jajaran Kesehatan
1) Peran Puskesmas
Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas
merupakan ujung tombak dan bertugas ganda. yaitu sebagai
penyelenggara PONED dan penggerak masyarakat Desa.
Namun demikian, dalam menggerakkan masyarakat Desa,
Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.
Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut.
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,
termasuk Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergensi Dasar
(PONED).
29
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
30/42
b) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di
tingkat kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan
Desa Siaga.
c) Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga.
d) Melakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan Desa
Siaga.
2) Peran Rumah Sakit
Rumah Sakit memegang peran penting sebagai sarana
rujukan dan pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu:
dalam hal ini peran Rumah Sakit adalah:a) Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk
Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergent Komprehensif
(PONEK).
b) Melaksanakan bimbingan teknis medis, khususnya
dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kedaruratan dan bencana di Desa Siaga.
c) Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumah
Sakit dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kedaruratan dan bencana.
3) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah
Sakit, peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi:
a) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat
kabupaten/ kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
b) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga
mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
dengan baik, termasuk PONED, dan pemberdayaan
masyarakat.
c) Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan rujukan dengan baik, termasuk
PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah Sakit.
d) Merekrut/menyediakan calon-calon fasilitator untuk dilatih
menjadi Fasilitator Pengembangan Desa Siaga.
30
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
31/42
e) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
f) Bersama puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi
dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi
kelestarian Desa Siaga.
4) Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi berperan:a) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
b) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengembangkan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan
manajemen, pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara lain.
c) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengembangkan kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit
di bidang konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian
masyarakat serta promosi kesehatan dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
d) Menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pengembangan
Desa Siaga dengan metode kala karya (interrupted training).
e) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
kepentingan) tingkat provinsi dalam rangka pengembangan
Desa Siaga.
f) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa
Siaga.
g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi
kelestarian Desa Siaga.
5) Peran Departemen Kesehatan
Unit-unit di Departemen Kesehatan harus melaksanakan
tugas dan fungsinya masing-masing untuk menyukseskan upaya
pengembangan Desa Siaga. Secara terinci dapat disebutkan
31
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
32/42
tugas dari setiap unit di Departemen Kesehatan tersebut sebagai
berikut.
a) Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat:
(1) Melanjutkan upaya revitalisasi Puskesmas dan
jaringannya, revitalisasi Posyandu, serta pembinaan
UKBM lain.
(2) Membantu pengembangan kemampuan
Puskesmas dalam PONED.
(3) Membangun Poskesdes di desa-desa yang tidak
terjangkau pelayanan Puskesmas atau Pustu.
(4) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan
kelestarian Desa Siaga.
(5) Melaksanakan pemantauan, supervisi, dan
bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota
dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga
b) Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
(1) Memfasilitasi pengembangan surveilans berbasis
masyarakat serta kesiapsiagaan dan penanggulangankedaruratan dan bencana di Desa Siaga.
(2) Memfasilitasi pengembangan lingkungan sehat di
Desa Siaga.
(3) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan
kelestarian Desa Siaga.
(4) Melaksanakan pemantauan. supervisi dan
bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota
dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga
c) Ditjen Bina Pelayanan Medik
(1) Membantu Rumah Sakit mengembangkan
kemampuan rujukan, termasuk PONEK.
(2) Memfasilitasi pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kedaruratan dan bencana berbasis
masyarakat di Desa Siaga.
(3) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan
kelestarian Desa Singa.
32
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
33/42
(4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap Rumah Sakit, provinsi, kabupaten,
dan kota dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga
d) Ditjen Bina Farmasi & Alat Kesehatan
(1) Melanjutkan pengembangan Warung Obat Desa
(WOD).
(2) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan
kelestarian Desa Siaga.
(3) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota
dalam rangka penyelenggaraan Dosa Siaga
e) Badan Litbang Kesehatan
(1) Mengembangkan model public-private partnership
di berbagai tingkat administrasi.
(2) Mengembangkan model-model upaya pelestarian
Desa Siaga.
(3) Menyelenggarakan evaluasi tahunan
perkembangan Desa Siaga.(4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi, kabupaten,
dan kota.
f) Badan PPSDM
(1) Menyusun konsep dan pendanaan serta
melaksanakan pelatihan bagi pelatih (TOT) manajemen
dalam rangka revitalisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan RSUD.
(2) Menyusun konsep dan pendanaan serta
memfasilitasi pelatihan kader Desa Siaga.
(3) Menyusun konsep dan perencanaan tenaga
kesehatan yang diperlukan di berbagai unit/tingkat
administrasi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
(4) Mengupayakan agar Desa Siaga masuk ke dalam
kurikulum pendidikan tenaga Kesehatan.
33
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
34/42
(5) Bersama unit-unit Departemen Kesehatan
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang diperlukan
dalam rangka pengembangan Desa Siaga (penyusunan
kurikulum, modul, dan lain-lain).
(6) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit: provinsi, kabupaten,
dan kota
g) Sekretariat Jenderal (Pusat-Pusat)
(1) Pusat Data dan Informasi
a) Mendukung penyiapan data dan informasiuntuk penyelenggaraan Desa Siaga.
b) Mengembangkan Sistem Informasi
Kesehatan yang dapat menjangkau & dijangkau
sampai tingkat desa.
c) Melaksanakan evaluasi triwulanan
perkembangan Desa Siaga.
(2) Pusat Promosi Kesehatan
a) Bersama Badan PPSDMmenyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT)
Fasilitator Pengembangan Desa Siaga (tenaga-
tenaga provinsi).
b) Bersama Dinas Kesehatan Provinsi
menyelenggarakan pelatihan Fasilitator
Pengembangan Desa Siaga di Provinsi.
c) Menyusun konsep dan pendanaan serta
melaksanakan pengembangan UKBM-UKBM yang
diperlukan di Desa Siaga (Tabulin/Daselin, Pokmair,
dan Iain-Iain).
d) Menyusun konsep dan pendanaan serta
melaksanakan pengembangan PUBS dan sistem
surveilansnya.
e) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kola.
34
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
35/42
(3) Pusat Komunikasi Publik
a) Melaksanakan komunikasi dan koordinasi
komunikasi kebijakan publik tentang Desa Siaga
dan hal-hal yang berkaitan.
b) Mengelola umpan-balik dari masyarakat
berkaitan dengan pengembangan,
penyelenggaraan, dan kelestarian Desa Siaga.
c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi.
kabupaten, dan kota.
(4) Pusat Sarana Kesehatan
a) Membantu unit-unit Departemen Kesehatan
dalam pembangunan sarana untuk Desa Siaga,
termasuk Poskesdes dan UKBM-UKBM lainnya.
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kota.
(5) Pusat Kajian Pembangunan Kesehatana) Melaksanakan kajian-kajian berkaitan
dengan kebijakan Desa Siaga, UKBM, dan hal-hal
lain yang terkait.
b) Mengkoordinasikan masukan untuk
Pimpinan Departemen Kesehatan dalam
pengambilan keputusan berkaitan dengan
pengembangan Desa Siaga.
c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit. provinsi,
kabupaten, dan kota.
(6) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
a) Membantu Ditjen Bina Pelayanan Medik
dan unit-unit lain dalam pengembangan
kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan
dan bencana di Desa Siaga.
35
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
36/42
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kota.
(7) Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
a) Bersama unit-unit Departemen Kesehatan
mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan
berbasis masyarakat.
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kota.
h) Sekretariat Jenderal (Biro-Biro)
(1) Biro Perencanaan & Anggaran
a) Menyusun rencana dan anggaran untuk
pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan
peningkatan Desa Siaga.
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten. dan kota.(2) Biro Kepegawaian
a) Bersama instansi-instansi terkait dan
pembina kepegawaian daerah mengembangkan
dan melaksanakan sistem kepegawaian kesehatan
untuk mendukung Desa Siaga.
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kota.
(3) Biro Hukum & Organisasi
a) Mengupayakan payung hukum dan
berbagai peraturan perundang-undangan lain dalam
rangka Desa Siaga.
b) Memberikan masukan tentang
pengorganisasian Desa Siaga, Poskesdes, dan
UKBM lain dalam pengembangan Desa Siaga.
36
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
37/42
c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten. dan kola.
(4) Biro Keuangan
a) Mengembangkan dan menerapkan sistem
akuntansi negara dalam rangka pengembangan,
pembinaan dan peningkatan Desa Siaga.
b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan
bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,
kabupaten, dan kola.
(5) Biro Umum
a) Bersama Pusat Promosi Kesehatan
mengupayakan display-display di gedung
Departemen Kesehatan dalam rangka sosialisasi
Desa Siaga.
i) Inspektorat Jenderal
(1) Menyelenggarakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengembangan Desa Siaga.b. Peran Pemangku
Kepentingan Terkait
Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah
Daerah, pejabat lintas sektor, unsur-unsur organisasi/ikatan profesi,
pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama, PKK, LSM, dunia
usaha/swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif juga di semua
tingkat administrasi.
1) Di tingkat
Kecamatan dan Desa
a) Camat,
selaku penanggung jawab wilayah kecamatan
(1) Me
ngkoordinasikan pengembangan dan
penyelenggaraan Desa Siaga.
37
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
38/42
(2) Me
mberikan dukungan kebijakan dan pendanaan,
terutama dalam rangka pembinaan kelestarian kader.
(3) Mel
akukan pembinaan dalam upaya meningkatkan
kinerja Desa Siaga, antara lain melalui fasilitasi atau
membantu kader berwirausaha, pemberian
penghargaan terhadap kader Desa Siaga.
b) Lurah/Kep
ala Desa atau sebutan lain:
(1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan
dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga.
(2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas/Pustu/
Poskesdes dan berbagai UKBM yang ada (Posyandu,
Polindes, dan Iain-Iain).
(3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan UKBMyang ada.
(4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Desa Siaga
bersama LKMD/LPM/LKD atau sebutan lainnya.
(5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya
kegiatan Desa Siaga secara teratur dan lestari.
c) Tim
Penggerak PKK
(1) Berperan aktif dalam pengembangan dan
penyelenggaraan UKBM di Desa Siaga (Posyandu
dan Iain-lain).
(2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola,
menyelenggarakan dan memanfaatkan UKBM yang
ada.
d) Menyeleng
garakan penyuluhan kesehatan dalam rangka
38
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
39/42
menciptakan kadarzi Tokoh Masyarakat/Konsil Kesehatan
Kecamatan (apabila telah terbentuk)
(1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan
penyelenggaraan Desa Siaga.
(2) Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga.
(3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam kegiatan Desa Siaga.
(4) Organisasi Kemasyarakatan/ LSM / Dunia
Usaha / Swasta
(5) Bersama petugas Puskesmas berperan aktifdalam penyelenggaraan Desa Siaga.
(6) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk
pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga.
Organisasi-organisasi masyarakat seperti
Aisyiyah, Fatayat, dan Iain-Iain yang giat membina desa,
diharapkan dapat mengintegrasikan atau
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.2) Di tingkat
Kabupaten/Kota:
a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa
Siaga Tingkat Kabupaten/Kota.
b) Berperan serta menggerakkan masyarakat Desa
mengembangkan Desa Siaga.
c) Memberikan dukungan kebijakan dan sumber
daya (manusia, dana, dan Iain-Iain) untuk pengembangan
dan kelestarian Desa Siaga, serta revitalisasi Puskesmas
dan Rumah Sakit.
3) Di tingkat Provinsi:
a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa
Siaga Tingkat Provinsi.
b) Memberikan dukungan kebijakan dan sumber
daya (manusia, dana. dan lain-lain) untuk pengembangan
39
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
40/42
dan kelestarian Desa Siaga, serta revitalisasi Puskesmas.
Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4) Di tingkat Pusat
a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa
Siaga Tingkat Pusat.
b) Memberikan dukungan sumber daya (manusia,
dana, dan lain-lain untuk pelaksanaan peran Pusat dalam
pengembangan Desa Siaga.9. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga
Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari
empat kelompok indikatornya, yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator
proses, (3) indikator keluaran, dan (4) indikator dampak.
a. Indikator Masukan
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa
besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa
Siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut.
1) Ada atau tidaknya
Forum Masyarakat Desa
2) Ada atau tidaknya
sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi desa yang tidak
memiliki akses Puskesmas/Pustu: Ada/tidaknya Poskesdes dan
sarana bangunannya).
3) Ada atau tidaknya
UKBM yang dibubuhkan masyarakt
4) Ada atau tidaknya
tenaga kesehatan.
5) Ada atau tidaknya
dana untuk kesehatan masyarakat desa.
b. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa
aktif upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka
40
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
41/42
pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal
berikut.
1) Frekuensi
pertemuan Forum Masyarakat Desa.
2) Berfungsi atau
tidaknya pelayanan kesehatan dasar/Poskesdes.
3) Berfungsi atau
tidaknya UKBM yang ada.
4) Berfungsi atau
tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan PenanggulanganKegawatdaruratan dan Bencana.
5) Berfungsi atau
tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
6) Ada atau tidaknya
kegiatan promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS.
c. Indikator Keluaran
Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa
besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu Desa dalam rangka
pengembangan Desa Siaga. Indikator keluaran terdiri alas hal-hal
berikut.
1) Cakupan
pelayanan kesehatan dasar/Poskesdes
2) Cakupan
pelayanan UKBM.
3) Jumlah kasus
kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
4) Cakupan rumah
tangga yang memperoleh penyuluhan kadarzi dan PHBS
d. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa
besar dampak dari hasil kegiatan di desa dalam rangka
pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal
berikut:
41
7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga
42/42
1) Jumlah Penduduk
yang menderita sakit
2) Jumlah penduduk
yang menderita gangguan jiwa
3) Jumlah ibu
melahirkan yang meninggal dunia
4) Jumlah bayi dan
balita yang meninggi dunia
5) Jumlah balita
dengan gizi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, Kebijakan Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,.2006
2. Depkes RI, Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2006.