Program Studi : TKJ STP (PACKET TRACER - TOPOLOGI 1)Nama : Rahadian Wahid Exp : Diagnosa WAN Kelas : XII TKJ B No. Exp : 11 Instruktur : 1. Neti Amalia 2. Nusirwan Hakim TUJUAN Siswa dapat memahami tentang materi STP. Siswa dapat melakukan konfigurasi STP melalui simulator. Siswa dapat melakukan konfigurasi STP pada switch yang diluar dari produk Cisco. Siswa dapat melakukan konfigurasi VTP dan STP secara bersamaan menjadi satu implementasi. PENDAHULUAN Dalam membangun suatu infrastructure jaringan, kita membangun pondasi infrastructure logis (seperti layanan directory dari system windows server 2003, domain name system) dan juga infrastructure fisik (seperti domain controller, piranti jaringan seperti router dan switch). Switch adalah piranti jaringan yang paling banyak dipakai dalam suatu infrastructure jaringan fisik. Anda tahu bahwa switch dibuat berdasarkan konsep bridge. Bridge merupakan piranti murni yang bekerja pada layer Data Link pada model OSI, dimana merupakan cikal bakal daripada Switch LAN. Ada tiga jenis bridge: 1. Tarnsparant bridge (untuk jaringan Ethernet dan Token Ring) 2. Source-routing bridge (untuk jaringan Token Ring saja) 3. Source-routing transparent bridge (untuk jaringan Token Ring saja) Karena kita hanya membahas jaringan Ethernet saja, maka hanya jenis transparent bridge saja yang kita akan concern. Suatu bridge disebut transparent jika kedua piranti pengirim dan penerima dalam suatu komunikasi dua piranti tidak menyadari adanya suatu bridge. Yang mereka tahu hanya lah bahwa keduanya berada pada segmen yang sama.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Siswa dapat melakukan konfigurasi STP melalui simulator.
Siswa dapat melakukan konfigurasi STP pada switch yang diluar dari
produk Cisco.
Siswa dapat melakukan konfigurasi VTP dan STP secara bersamaan
menjadi satu implementasi.
PENDAHULUAN
Dalam membangun suatu infrastructure jaringan, kita membangun pondasi infrastructure
logis (seperti layanan directory dari system windows server 2003, domain name system) dan
juga infrastructure fisik (seperti domain controller, piranti jaringan seperti router danswitch). Switch adalah piranti jaringan yang paling banyak dipakai dalam suatu
infrastructure jaringan fisik. Anda tahu bahwa switch dibuat berdasarkan konsep bridge.
Bridge merupakan piranti murni yang bekerja pada layer Data Link pada model OSI, dimana
merupakan cikal bakal daripada Switch LAN.
Ada tiga jenis bridge:
1. Tarnsparant bridge (untuk jaringan Ethernet dan Token Ring)
2. Source-routing bridge (untuk jaringan Token Ring saja)
3. Source-routing transparent bridge (untuk jaringan Token Ring saja)
Karena kita hanya membahas jaringan Ethernet saja, maka hanya jenis transparent bridge
saja yang kita akan concern. Suatu bridge disebut transparent jika kedua piranti pengirim
dan penerima dalam suatu komunikasi dua piranti tidak menyadari adanya suatu bridge.
Yang mereka tahu hanya lah bahwa keduanya berada pada segmen yang sama.
Transparent bridges membangun database mengenai data dari piranti dan disegmen
mana piranti tersebut berada dengan cara memeriksa sumber address dari paket
yang datang. Untuk bridge yang baru dipasang database masih kosong. Begitu juga
piranti jaringan yang baru dikonek ke bridge tidak ada dalam database.
Transparent bridge meneruskan paket berdasarkan aturan berikut:
o Jika address tujuan tidak diketahui (tidak ada didatabase ), maka bridge
meneruskan paket kesemua segmen.
o Jika address tujuan diketahui dan ada di segmen yang sama, maka bridge
membuang paket tersebut, jadi tidak dilewatkan ke segmen lainnya.
o Jika address tujuan diketahui dan berada di segmen lain, maka bridge
meneruskan paket kepada segmen yang tepat.
Transparent bridge meneruskan paket hanya jika kondisi berikut dipenuhi:
o Frame berisi data pada layer bagian atas (data dari sub-layer LLC keatas)
o Integritas frame telah diverifikasi (suatu CRC yang valid)o Frame tersebut tidak dialamatkan kepada bridge
Bridging loops dan STA – Algoritma Spanning Tree
Bridge menghubungkan dua segmen LAN, membentuk satu jaringan. Bridge, dengan
namanya saja sudah mensiratkan arti sebuah jembatan, merupakan titik pertemuan antara
dua segmen jaringan.
Jika bridge ini tidak berfungsi, maka sudah pasti traffic antara kedua segmen jaringan
tersebut menjadi tidak mungkin. Agar dua jaringan tadi bisa fault tolerance (artinya jika adakerusakan maka harus ada backup yang menggantikan fungsi tersebut), maka setidaknya
harus ada dua bridge untuk menghubungkan kedua jaringan.
Spanning Tree Protocol - Bridging Loop
Pada gambar ini, kedua jaringan dihubungkan dua buah bridge yang bersifat fault tolerance,
jika fungsi bridge yang beroperasi tidak berfungsi, atau gagal berfungsi, maka bridge satunya
Perencanaan jaringan dengan bridge mengguanakan spanning tree protocol memerlukan
perencanaan yang hati-2. Suatu konfigurasi yang optimal menuntut pada aturan-2 berikut
ini:
Setiap bridge sharusnya mempunyai backup (yaitu jalur redundansi antara setiap
segmen)
Packet-2 harus tidak boleh melewati lebih dari dua bridge antara segmen-2 jaringan
Packet-2 seharusnya tidak melewati lebih dari tiga bridge setelah terjadi perubahan
topology.
Spanning tree protocol (STP) adalah layanan yang memungkinkan LAN switches
dikoneksikan secara redundansi dengan memberikan suatu mekanisme untuk mencegah
terjadinya suatu bridging loops.
Kebutuhan minimum yang berhubungan dengan STP adalah sebagai berikut:
1. Versi standard STP adalah 802.1d dan harus di “enable” pada semua switch (walaupun by
default switch adalah “enable” STP nya). STP tidak boleh di “disabled” disemua switches.
2. Dokumentasi jaringan anda harus ada dan menunjukkan dengan jelas topology jaringan
anda termasuk redundansi link yang mungkin ada
3. Yang ini sangat direkomendasikan: bahwa port Switch yang dihubungkan ke pada
komputer, printer, server, dan router (tetapi tidak ke switch, bridge atau hub) haruslah “STP
port-fast enabled”. Port-fast juga sering disbut sebagai fast-start atau start-forwarding. Port-
fast dapat digunakan untuk mempercepat transisi port host untuk antisipasi transisi lambatdari berbagai kondisi STP. Tanpa adanya port-fast “enable” kebanyakan koneksi akan
mengalami time-out saat melakukan koneksi pertama kali. Telah diketemukan bahwa
banyak koneksi Novell IPX dan DHCP mengalami time-out bahkan gagal jika tanpa port-fast
“enable”.
Jangan melakukan “enable” STP port-fast pada port koneksi antar switch karena akan
menimbulkan bridging loop kepada jaringan. STP port-fast adalah fitur dari kebanyakan
Switch yang versi baru (modern) dan biasanya tidak di “enable” by default.
Kesimpulan: tanpa perencanaan Switch LAN dan STP tuning yang benar, masalah stabilitasLAN dan convergensi bisa saja terjadi didalam suatu jaringan multi-redundansi yang
kompleks. Disable STP bisa menyebabkan bridging loop dan broadcast storm yang pada
gilirannya menyebabkan jaringan anda menjadi pelan.