10 Nutrisi untuk Kanker Prostat
Oleh : Kelompok 1Tomson Kosasih 125070501111001Alifia Marita F
125070500111011Talitha Puspa 125070507111008Gystallia Jenny
125070500111022Harisatul Hasanah 125070500111019Ega Kurniasari
125070500111024Enik Fithrotun N 125070500111033Novaria Harindra
125070501111005Lina Zahrotus 125070500111013
Program Studi FarmasiFakultas KedokteranUniversitas
Brawijaya2015
1. Ocinum scantumKandungan senyawa dalam ekstrak Ocinum scantum
adalah Urosolic acid, Apigenin, Luteolin, Apigenin-7-Oglucuronide,
Luteolin-7-O-glucuronide, Isorientin, Orientin, Molludistin,
Stigmasterol, Triacontanol ferulate, Vicenin-2, Vitexin,
Isovitexin, Aesculetin, Aesculin, Chlorgenic acid, Galuteolin,
Circineol, Gallic acid, gallic acid methyl ester, Procatechuic
acid, Vallinin acid, 4-hydroxybenzoic acid, Caffiec acid,
Chlorogenic acid, Phenylpropane glucosides, Stigmasterol, urosolic
acid.(singh et all, 2012)Adanya kandungan senyawa golongan
quesertin dalam estrak OS merupakan salah satu pertimbangan
pemakaian tanaman ini sebagai nutrisi pada pasien dengan penyakit
kanker. Sebab senyawa quesertin dapat menginduksi apoptosis melalui
jalur mitokondria, Suppresses p21-Ras (oncogene) expression in
colorectal Cancers, When used with sulforaphane, it induces
apoptosis & reverses angiogenesis in pancreatic cancer ,
Inhibits salivary gland cancer (adenoid cystic carcinoma), Reverses
cancer cell resistance to CD95-mediated (chemo drug-induced)
apoptosis, Prevents DNA damage to cells, Inactivates survivin,
which is anti-apoptotic gene protein highly expressed in most
cancers (Sharma et al. 2005).Studi yang dilakukan secara invitro
menggunakan ethanolic extract ocinum scantum yang diberikan pada
kultur sel hella, menunjukkan adanya aktifitas apoptosis pada sel
hella tersebut. Serta adanya fragmentasi DNA yang menunjukkan
adanya aktivitas apoptosis. Pada sel kanker paru (A549) secara in
vitro pada tikus model. EESO meningkatkan jumlah sub G-1 dan
menunjukkan adanya apoptosis pada sel A549. Selanjutnya EESO
memecah poly (ADP-ribose)polymerase, melepaskan sitokrom C ke
sitosol dan menstimulasi aktivasi protein caspase-9 dan caspase-3
yang berberan dalam peningkatan rasio proapoptosis (Magesh, et al,
2009).Sebuah studi menunjukkan adanya aktivitas imonomudulatory
pada OS yaitu modulasi respon imun oleh mekanisme imunitas seperti
produksi antibodi, pelepasan mediator reaksi hipersensivitas, dan
respon jaringan pada target organ. (singh et all, 2012)2.
Coriandrum sativum Ketumbar sangat dikenal memiliki aktivitas
antioksidan yang telah teridentifikasi. Kandungan dalam biji
ketumbar terdapat senyawa apigenin, luteolin, hesperidin,
hyperoside, diosmin, vicenin, dihydroquercetin, orientine,
catechin, esculetin, esculin, tartaruc acid, meleic acid fan
arbutin. Juga teridentifikasi adanya sodium, potassium, calcium,
dan phosphorus seta linalool. Kandungan dalam ketumbar tersebut
menghambat radikal bebas dalam sistem sel. Sehingga dapat digunakan
sebagai nutrisi dalam terapi kanker. Dalam sebuah riset yang
menguji aktivitas ekstrak Coriandrum sativum pada sel kanker
dihasilkan pada sel dengan threatmen ekstrak Coriandrum sativum
mengalami kematian yang lebih lambat daripada sel yang tidak
diberikan ekstrak Coriandrum sativum.(singh et all, 2012)3.
Sambiloto (Andrographis paniculata)Sambiloto mengandung senyawa
aktif diterpene lactones yang terdiri dari andrographolide,
dehydroandrographolide, neoandrographolide, dan isographolide
(Niranjanet al, 2010).A. paniculata memiliki aktivitas antikanker
payudara, ovarium, lambung, kolon, prostat, ginjal, dan nasofaring,
malignant melanoma, dan leukemia.Selain itu mempunyai aktivitas
imunostimulan, antioksidan, anti-HIV, anti-inflamasi, meningkatkan
proteksi enzim di liver, serta dapat mengurangi efek kemoterapi dan
radioterapi(Govind, 2011).A. paniculatasebagai terapi antikanker
nasofaring berperan penting dalam menginduksi protein supressor
tumor p53, yang menyebabkan proliferasi sel kanker, metastasis dan
angiogenesis (Zhou,et al, 2008).Bila sel terluka, p53 dalam inti
memicu sel untuk melakukan penahanan fase antara G1/S dengan
menstimulasiinhibitor CDK (cyclin D kinase) dan sistem perbaikan
DNA terjadi sebelum sel memasuki fase S tanpa adanya DNA yang
terluka (Parada et al, 1982).Dosis terapetik sambiloto adalah
serbuk sambiloto 1,5-6 gram tiga kali sehari, atau 10-15 gram herba
direbus dengan air 600cc hingga tersisa 200 cc yang dibagi menjadi
3 kali per hari. Efek samping dari sambiloto, yaitu mual, anorexia,
emesisdan urticaria. Adapun interaksi obat yang terjadi jika
diberikan bersama dengan obat atau herba yang memiliki aktivitas
antikoagulan dan antihipertensi (Balachandran dan Rajgopal,
2005).
Gambar 1. Senyawa pada A. paniculatayang memiliki aktivitas
antikanker (Niranjan,et al, 2010).
4. Bawang Putih (Allium sativum)Bawang putih mempunyai kandungan
zat aktif dengan aktivitas menghambat pertumbuhan kanker lambung,
liver, kolom, payudara, prostat, dan endometrium. Allicin merupakan
nama umum senyawa bioaktif yang terdapat pada bawang putih, yang
senyawanya terdiri dari berbagai macam allyl sulfide,
sepertidiallyl sulfide (DAS), diallyl disulfide (DADS), dan diallyl
trisulfide (DATS)yang dapat menghambat pertumbuhan sel tumor pada
manusia.Proses apoptosis sel CNE2 pada manusia dikontrol oleh
multiple genes, inhibisi p38MAPK dan aktivasi caspase-8 yang
terlibat dalam proses induksi apoptosis oleh allyl sulfide (Ji, et
al, 2010).Dosis terapetik bawang putih adalah 25 gram per hari
(langsung dimakan) atau 20-40 gram umbi bawang putih kering direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum
diminum 3 kali sehari. Efek samping dari bawang putih adalah kram
perut, dan dapat meningkatkan resiko komplikasi hemoragi. Sebaiknya
tidak dikonsumsi dengan aspirin, karena dapat berinteraksi dengan
aspirin (Balachandran dan Rajgopal, 2005).
Gambar 2. Contoh salah satu senyawa allyl sulfideadalah DATS
(Seki, et al, 2008).
5. Kunyit (Curcuma longa)Kunyit memiliki aktivitas
antimutagenik, antioksidan, imunostimulan, antiinflamasi,
radioprotektif, karminatif, hepatoprotektif, serta sebagai
antikanker kolon, kandung kemih, prostat, hepar, oesophagal,
leukemia. Senyawa yang terkandung dalam kunyit yang dapat
meyebabkan aktivitas tersebut adalah curcumin, genistein, dan
curcuminoid. Curcumin adalah senyawa fenolik yang terdapat dalam
kunyit. Mekanisme kerja curcumin, genistein, dan curcuminoid
terbagi menjadi 2, yaitu penahanan fase S dan G2/M pada sel CNE1
dan CNE2, dan menginduksi generasi ROS. Sel CNE1 dan CNE2 ditahan
siklus selnya pada fase S dan G2/M, untuk memberikan waktu pada DNA
untuk melakukan perbaikan bila kerusakan cukup parah. Selain itu,
curcumin, genistein, dan curcuminoid melewati membran plasma dan
menginduksi generasi Reactive Oxygen Species (ROS). ROS
intraseluler akan merusak mitokondria dan DNA nukleus yang
menyebabkan apoptosis (Wang, et al, 2013).Dosis terapetik kunyit
adalah 16 gram kering atau 420 gram segar direbus. Kontraindikasi
dengan PPOK dan belum dilaporkan adanya interaksi obat
(Balachandran dan Rajgopal, 2005).
Gambar 3. Contoh salah satu senyawa dalam kunyit adalah curcumin
(Stefanie, et al, 2013).
6. Wortel (Daucus carota)Wortel mengandung beta carotene, dimana
beta carotene memiliki beberapa peran penting dalam upaya
pencegahan perkembangan carcinoma. Kurang dari 10% dari carotenoid
adalah prekursor dari vitamin A. Pada manusia, beta carotene, alfa
carotene, dan cryptoxanthin akan dikonversi menjadi vitamin A.
Fungsi antioksidan dari carotenoid berasal dari struktur
molekulnya, dimana pada struktur molekul ini, zat ini dapat
menyebabkan efek fotoproteksi dengan menginaktivasi molekul
tereksitasi atau light-energized seperti singlet oksigen. Selain
itu, struktur tersebut memberikan kemampuan untuk menetralisasi
radikal bebas, intermediet dari metabolisme yang sangat reaktif
karena memiliki elektron tidak berpasangan. Singlet oksigen sangat
reaktif untuk menginisiasi peroksidasi lipid dengan bereaksi dengan
polyunsaturated fatty acids, mengiaktivasi protein dan enzim dengan
bereaksi dengan asam amino, dan mempengaruhi DNA dan RNA dengan
bereaksi dengan guanine. Antioksidan dapat mencegah perubahan
genetik dengan mencegah kerusakan DNAkarena induksi radikal bebas,
atau secara hipotesis mempengaruhi aktivasi metabolik dari
karsinogen kimia. Selain itu juga terdapat penelitian pada hewan
yang menunjukkan fungsi immunomodulator dari carotenoid.
Peningkatan sistem imun diprediksi terjadi karena inaktivasi
radikal bebas, yang mampu menurunkan kadar lipid peroksida
imunosupresan, mempengaruhi metabolisme asam arakhidonat,
menstabilkan membran lisosom, atau memproteksi struktur nuklear
(Poppel dan Gerardus, 1994).7. Tomat-tomatanBeberapa mekanisme
telah dijelaskan mengenai hubungan antara konsumsi produk tomat,
yang mengandung lycopene, dan risiko kanker prostat. Mekanisme ini
terdiri dari proteksi terhadap bahaya oksidatif, peningkatan Gap
Juntional Communication (GJC), penekanan terhadap pertumbuhan
tumor, dan stimulasi respon antiinflamasi. Mekanisme yang paling
mampu menjelaskan hubungan antara konsumsi produk tomat, yang
mengandung lycopene, dan resiko kanker prostat adalah efikasi
lycopene sebagai antioksidan. Penelitian pada pria dengan kanker
prostat menunjukkan bahwa lycopene hingga 15 mg dapat memperlambat
perkembangan atau menurunkan kekambuhan kanker prostat. Berikut
kandungan lycopene pada beberapa sediaan tomat menurut USDA,
Agricultural Research Service, 2004. National Nutrient Database for
Standard Reference, Release 17
8. Lemon (Citrus limon)Pada lemon, terdapat kandungan vitamin C
yang memiliki kandungan antioxidan sehingga dapat menghambat
proliferasi dan pertahanan sel kanker prostat. Atau bisa juga
dengan mengonsumsi supplements 250-500 mg dua kali sehari (maramag,
1997).9. kedelai (Glycine max)Kedelai memiliki kandungan isoflavon
yang dapat berfungsi sebagai antioxidan dengan nama genistein dan
daidzein. Tepung kedelai dengan kadar 120 mg isoflavon setiap hari
dapat menurunkan serum testosteron pada laki-laki sehat. Kombinasi
dengan diet rendah lemak menunjukkan terjadinya penurunan kadar PSA
ssecara signifikan selama 3 bulan (Tsutsumi, 2002).10. Green
TeaEGCG yang merupakan konstituen utama pada teh hijau menunjukkan
penurunan regulasi jalur pro-inflamasi, multople kinase, insulin
seperti pertumbuhan faktor axis, yang secara terang-terangan dapat
berefek sebagai androgen. Selain itu, polifenol green tea dapat
menurunkan potential tumor pada kanker prostat (Johnson, 2010).
DAFTAR PUSTAKABalachandran, P. dan Rajgopal G. 2005. Canceran
ayurvedic perspective. Pharmacological Research 51: 1930.Govind, P.
2011. Some Important Anticancer Herbs: A Review. IRJP 2(7): 45-52.
Ji, C., F. Ren, dan M. Xu.2010. Caspase-8 and p38MAPK in
DATS-induced apoptosis of human CNE2 cells. Brazilian Journal of
Medical and Biological Research 43: 821-827.J.J. Johnsona, H.H.
Baileyb, and H. Mukhtarc. Green tea polyphenols for prostate cancer
chemoprevention: A translational perspective. Phytomedicine. 2010
January ; 17(1): 313.Magesh V1, Lee JC, Ahn KS, Lee HJ, Lee HJ, Lee
EO, Shim BS, Jung HJ, Kim JS, Kim DK, Choi SH, Ahn KS, Kim SH.
2009. Ocimum Sanctum Induces Apoptosis In A549 Lung Cancer Cells
And Suppresses The In Vivo Growth of Lewis Lung Carcinoma Cells.
Phytother Res. 2009 Oct;23(10):1385-91Maramag, C., Menon, M.,
Balaji, K.C., Reddy, P.G., & Laxmanan, S. (1997). Effect of
vitamin C on prostate cancer cells in vitro: effect on cell number,
viability, and DNA synthesis. Prostate, 32(3), 188-195.Meng, R.D.
and E.S. El-Deiry. 1999. Tumor Suppressor Genes as Targets for
Cancer Gene Therapy. In: Gene Therapy of Cancer. San Diego:
Academic Press.Niranjan, A., SK Tewari, dan Alok Lehri. 2010.
Biological activities of Kalmegh (Andrographis paniculata Ness) and
its active principles-A reveiw. Indian Journal of Natural Products
and Recources 1(2):125-135.Parada, L.F., Tabin, C., Shih, C.J., and
Weinberg, R.A.1982. Human EJ Bladder Carcinoma Oncogene is
Homologue of Harvey Sarcoma Virus Ras Gene. Nature (297):
474-478.Poppel, Gerardus Arnoldus F.C. Van, 1994. Beta carotene and
Cancer Risk. ISBN 90-9007166-0.Sharma, H., Sen, S. and Singh, N.
Molecular pathways in the chemosensitization of cisplatin by
quercetin inhuman head and neck cancer. Cancer Biol Therapy
2005;4:949-55Seki, T., T Hosono, T Hosono-Fukao, K Inada, R Tanaka,
J Ogihara dan T Ariga. 2008. Anticancer effects of diallyl
trisulfide derived from garlic. Asia Pac J Clin Nutr 17(S1):
249-252. Singh, P. Verma, B. R. Pandey, M. Bhalla. 2012. Potential
of Ocimum sanctum in Prevention and Treatmentof Cancer and Exposure
to Radiation: An Overview. International Institute of Herbal
Medicine (IIHM), Gomtinagar, Lucknow- 226 010, Uttar Pradesh,
IndiaStefanie Kewitz, Ines Volkmer and Martin S. Staege. 2013.
Curcuma Contra Cancer? Curcumin and Hodgkins Lymphoma. Cancer
Growth and Metastasis 6: 3552.Tsutsumi, M., Suzuki, K., Shiga, Y.,
Ishikawa, S., & Ishikawa, Y. (2002). [A low-fat and high
soybean protein diet for patients with elevated serum PSA level:
alteration of QOL and serum PSA level after the dietary
intervention] [Article in Japanese] Hinyokika Kiyo, 48(4),
207-211.
Wang, et al. 2013. Enhanced inhibitory effect of curcumin via
reactive oxygen species generation in human nasopharyngeal
carcinoma cells following purplelight irradiation. Oncology Letters
6: 81-85.WHO. 2004. WHO Monographs on Selected Medicinal Plants
Volume 2. Geneva: WHO.Zhou, J., Guo-Dong L, Chye-Sun O.,Choon-Nam
O. dan Han-Ming S. 2008. Andrographolide sensitizes cancer cells to
TRAIL-induced apoptosis via p53-mediated death receptor 4
up-regulation.Mol Cancer Ther7:2170.