Top Banner
1 Sistem Sistem Keselamatan Keselamatan Kerja Kerja Rini Dharmastiti, Ir, MSc., PhD. Janu Pardadi, Ir., MT. Jurusan Teknik Mesin FT UGM Jl.Grafika no.2 Yogyakarta 55281 [email protected] [email protected]
69

1 SKK-00

Dec 18, 2015

Download

Documents

keselamatan kerja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • *Sistem Keselamatan KerjaRini Dharmastiti, Ir, MSc., PhD.Janu Pardadi, Ir., MT.Jurusan Teknik Mesin FT UGMJl.Grafika no.2 Yogyakarta [email protected]@ugm.ac.id

  • [email protected]*FilosofiBekerja merupakan salah satu kegiatan utama setiap orang. Agar dapat bekerja dengan baik, setiap orang memerlukan dukungan seperti tenaga yang diperoleh dan gizi yang baik, kapasitas kerja, beban kerja, kondisi lingkungan kerja.

    [email protected]

  • [email protected]*Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Safety engineeringOccupational Health/MedicineSafety Health and Environment

    Tujuan utama : perhargaan terhadap martabat manusia pekerja

    [email protected]

  • [email protected]*ILO (International Labor Organization) : 1.1 juta kematian disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaanData ILO th.99, Penyebab kematian berhubungan dengan pekerjaan; kanker akibat kerja (34%), kecelakaan (25%), penyakit saluran pernapasan (21%), penyakit cardiovascular (15%), lain-lain (5%)Masalah kesehatan lain: gangguan pendengaran, muskuloskeletal, reproduksi, jiwa.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    [email protected]

  • [email protected]*Penyebab penyakit akibat hubungan kerjaGolongan fisik : bising, vibrasi, radiasi, suhu, tekananGolongan kimiawi : lebih kurang 100.000 bahan kimia yang sudah digunakan dalam proses industri, baru 31 bahan kimia sebagai penyebabGolongan biologi : bakteri, virus, jamur, parasitGolongan fisiologik : tempat kerja yang kurang ergonomis, tidak sesuai dengan fisiologi dan anatomi manusiaGolongan psikososial : beban kerja terlalu berat, monotomi pekerjaan

    [email protected]

  • [email protected]*Beberapa IstilahKesehatan dan Keselamatan kerja : suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tdk dpt dipisahkan antara keselamatan dan kesehatanUpaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya maupun masyarakat sekitarnya

    [email protected]

  • [email protected]*Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (disingkat SMK3) merupakan prioritas utama dalam setiap pekerjaan dan merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi assets perusahaan sehingga perlu dikelola secara baik.Beberapa Istilah

    [email protected]

  • [email protected]*Definisi SMK3 (Per Menaker 05/Men/1996) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yg meliputi struktur, organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yg dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dlm rangka pengendalian resiko yg berkaitan dg kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yg aman, efisien dan produktifBeberapa Istilah

  • [email protected]*Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaanKecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, tidak terdapat unsur kesengajaan, disertai kerugian materiil dan penderitaan dari yang ringan sampai yang paling berat, yang tidak diinginkanBeberapa Istilah

    [email protected]

  • [email protected]*Landasan Hukum : UU dalam upaya pembinaan masyarakat pekerjaUU RI No.1 th. 1970 : Keselamatan kerjaPerMen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No : Per03/Men/1982; Pelayanan Kesehatan KerjaPerMen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No : Per01/Men/1981; kewajiban melapor penyakit akibat kerjaKepMen Tenaga Kerja No. Kep62A/MEN/1992 ; Pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerjaUU RI No.14 tahun 1993 : penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga KerjaKeppres RI No22 tahun 1993: penyakit yang timbul karena hubungan kerja

    [email protected]

  • [email protected]*Keselamatan kerjaUU no. 1 tahun 1970Setiap pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dlm melakukan pekerjaan Setiap orang lainnya yg berada di tempat kerja harus terjamin pula keselamatannyaSetiap sumber produksi perlu dipakai secara aman dan efisien

    [email protected]

  • [email protected]*Tujuan Keselamatan dan Kesehatan KerjaSuasana lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman.Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaanMeningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

    [email protected]

  • [email protected]*Syarat-syarat Keselamatan kerjaMencegah dan mengurangi kecelakaanMencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaranMencegah dan mengurangi bahaya peledakanMemberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahayaMemberi pertolongan pada kecelakaanMemberi alat perlindungan diri pada para pekerjaMencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran

    [email protected]

  • [email protected]*Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barangMencegah terkena aliran listrik yang berbahayaMenyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggiSyarat-syarat Keselamatan kerja

    [email protected]

  • [email protected]*Pengawasan dan pembinaanPengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan padanyaPengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur

    [email protected]

  • [email protected]*Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerjanya, semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya, alat perlindungan bagi tenaga kerja yang bersangkutan, cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannyaPengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah yakin bahwa telah memahami syarat-syarat tersebut di atasPengawasan dan pembinaan

    [email protected]

  • [email protected]*Pengawasan dan pembinaanPengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, serta dalam pemberi pertolongan pertama pada kecelakaan

    [email protected]

  • *Keselamatan dan Kesehatan Kerja di negara-negara berkembang

  • *Karakteristik negara berkembangTingkat perekonomian yang sangat bervariasi , dari rendah sampai berkembang menjadi negara industri baruUmumnya berada di daerah tropisSebagian besar merupakan negara agrikultur, tingkat perkembangan industri bervariasiPekerja dan manajemen di industri umumnya masih terbatas pengetahuannya mengenai pentingnya k3

  • *Masalah K3 di negara berkembangIklim : PanasKelembabanVentilasiACBanyak industri yang belum mampu menggunakannya

  • *Masalah K3 di negara berkembangFaktor ekonomi : Hal ini sangat berpengaruh bagi keselamatan dan kesehatan pekerjaSumber biaya terbatas, k3 bukan merupakan hal yang utama yang harus diperhatikanILO no.112 tahun 1959: pelayanan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab perusahaan dan dapat bekerja sama dengan pihak luar

  • *Masalah K3 di negara berkembangFaktor ekonomi (lanjutan) : Industri besar dan menengah, mulai memperhatikan pentingnya keselamatan, sehingga monitoring, pencegahan dan kontrol terhadap lingkungan kerja makin ditingkatkan.Industri kecil, yang terbatas dari segi finansial, k3 merupakan suatu hal yang mahal dan sulit dilakukan, perlu perhatian dan bantuan dari pemerintah atau pihak luar

  • *Masalah K3 di negara berkembangSumber daya manusia : K3 walaupun mulai menjadi perhatian, namun tidak banyak orang yang mengetahui akan pentingnya hal ini.Pekerja di industri masih terbatas pengetahuannya mengenai k3, penggunaan alat yang aman, bagaimana menghadapi bahaya atau resiko di tempat kerja

  • *Masalah K3 di negara berkembangSumber daya manusia : Pihak manajemen , terbatas pengetahuannya dalam jaminan keselamatan bagi pekerja, peraturan yang ada, sehingga pelaksanaannya menjadi terhambatTerbatasnya tenaga pegawas dari pihak pemerintah yang berkompeten, banyak perusahaan yang tidak terawasi dan luput dari perhatian

  • *Masalah K3 di negara berkembangFasilitas :Mahalnya bahan untuk membuat kondisi yang aman, alat-alat pelindung diri, pelayanan kesehatan, merupakan masalah.Fasilitas lain yang kurang mendapatkan perhatian : pelatihan pekerja, bagaimana melakukan pencegahan untuk menghadapi segala resiko yang ada di tempat kerja yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan

  • *Masalah K3 di negara berkembangPeralatan dan mesin :Mempunyai peralatan dan mesin yang tidak mempunyai pelindung, selain mahal, tidak mampu mendesain ulang mesin tersebut.Sebagian besar mesin dari negara maju umumnya didesain bukan untuk pekerjaan manual, sehingga pengoperasian mesin dengan cara berbeda dapat menyebabkan keadaan yang tidak aman bagi pekerja.

  • *Masalah K3 di negara berkembangData :Data yang akurat dalam hal k3 merupakan suatu yang sulit ditemukanBanyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan dan didata dengan baikTerbatasnya orang yang berkompeten dalam pengolahan data Karena keterbatasan ini, monitoring terhadap adanya faktor bahaya yang paling berpotensi dalam suatu industri menjadi luput untuk diantisipasi

  • *Masalah K3 di negara berkembangPenyakit :Pekerja kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan dengan sanitasi burukPenurunan fisik, anemia, kelelahan yang sangat akibat bekerja yang terlalu beratPekerja terancam penyakit yang umum: tuberculosis, disentri, malaria, dan penyakit lainnya

  • *Migrasi :UrbanisasiPerubahan tingkat sosial dan cara hidup di tempat tinggal yang baru dapat menimbulkan stress dan mempengaruhi kesehatan

    Masalah K3 di negara berkembang

  • *Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

  • [email protected]*PendahuluanUUD 1945 pasal 27 ayat 2: setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaanK3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi aset perusahaanDepnaker mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (UU No.1 Tahun 1970; keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, dalam tanah, permukaan air, dalam air, maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum RI)

    [email protected]

  • [email protected]*PendahuluanAgar, sumber bahaya dapat dikendalikan diperlukan syarat-syarat K3 yang diterapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, pembongkaran, dan pemusnahan bahan, barang produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

    [email protected]

  • [email protected]*Kebijakan Depnaker di bidang K3Beberapa bentuk pendekatan preventif dari aspek K3 dan lingkungan :Analisis dampak lingkungan dan kesehatan kerja pada saat desain dan pemasangan mesin atau alat produksi yang baru di tempat kerjaPemilihan teknologi yang lebih aman, dengan tingkat bahaya dan polusi yang minimalPemilihan lokasi industri yang layak dari aspek lingkungan

    [email protected]

  • [email protected]*Kebijakan Depnaker di bidang K3Beberapa bentuk pendekatan preventif dari aspek K3 dan lingkungan :Pemilihan desain, layout, teknologi pengendali lingkungan kerja termasuk penanganan bahan yang lebih aman dari sisa-sisa dan limbah dan penanganan limbah industriPenegakan pelaksanaan pedoman, standar dan peraturan perundang-undangan

  • [email protected]*Pemerintah mempunyai langkah strategis dalam penyelenggaraan pembinaan norma K3 di kalangan pekerja, pengusaha, dan masyarakat : kampanye, penyuluhan dan penyebar luasan informasi K3 (media cetak, elektronika, Dewan Nasional K3), penunjukan ahli K3, pelatihan dan penunjukan dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, pelayanan kesehatan kerja, penunjukan perusahaan jasa K3 bidang pemeriksaan dan pengujian tenaga kerja, asosiasi profesi dan lain-lain dengan dasar mendorong peran yang lebih besar dari masyarakatKebijakan Depnaker di bidang K3

    [email protected]

  • [email protected]*Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan pelatihan, pemeriksaan, dan pengujian kepada pihak ketiga, perusahaan jasa, organisasi profesi dan LSMKebijakan Depnaker di bidang K3

  • [email protected]*Pembinaan Tenaga KerjaPasal 9, UU No.1, 1970 pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja di bawah pimpinannya.Langkah-langkah : pembinaan dan pelatihan, standarisasi kompetensi dan kurikulum, akreditasi lembaga pelatihan dan pembinaan, sertifikasi profesi di bidang K3, kampanye dan gerakan nasional K3, zero accident, penegakan hukum

    [email protected]

  • [email protected]*Pola pembinaan : Mendorong pengusaha dan pimpinan puncak perusahaan untuk meningkatkan kualitas SDM tentang K3Pelaksanaan peraturan perundang-undangan ditujukan kepada pengurus dan pengusaha, pengawasan dilaksanakan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan dan ahli K3 serta penegakan hukum. PP: hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor, pengawasan atas peredaran, penyimpanan, dan penggunaan pestisida, keselamatan kerja terhadap radiasi , syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja, pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerjaPembinaan Tenaga Kerja

    [email protected]

  • [email protected]*3. Mengoptimalkan peranan pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan4. Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). PerMen Tenaga Kerja No.Per05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3, yang implementasinya merupakan audit SMK3, praktek dari keberadaan K3 di perusahaan menjadi bagian yang tidak terpisah dari fungsi manajemen sehingga pembiayaan K3 dapat dianggap sebagai investasiPembinaan Tenaga Kerja

    [email protected]

  • [email protected]*5. Mendorong terciptanya hubungan industrial yang harmonis yang memberikan iklim yang baik bagi tumbuhnya peran serta semua stakeholder di industri dalam melaksanakan program K3 dan lingkunganPembinaan Tenaga Kerja

    [email protected]

  • [email protected]*Pengertian dan ruang lingkup ErgonomiErgon : kerjaNomos : Peraturan/hukumIlmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan persoalan yang menyangkut faktor manusia dalam proses produksi. Teknologi untuk mendesain/mengatur kerja, dengan ruang lingkup ilmu anatomi dan fisiologi, psikologi, ilmu teknik yang menempatkan faktor manusia sebagai fokus utama dalam rangkaian kerja yang terdapat dalam sistem kerja. Dasar dari ergonomi ; anatomi, susunan tubuh manusia, skeletal system, fungsi & aktivitas dari living body, penyakit, pencegahan & penyembuhan, mind & behaviour, perkembangan, struktur, interaksi, perilaku dari seseorang atau kelompok

    [email protected]

  • [email protected]*Teknologi PengendalianPengendalian bahaya lingkungan kerja dapat bersifat pencegahan maupun tindakan koreksi Contoh penerapan teknologi pengendalian :

    [email protected]

  • [email protected]*KEBISINGANPada sumber bising, dilakukan substitusi (penggantian peralatan), modifikasi (perubahan konstruksi), pemeliharaan (pelumasan, perbaikan, pemeriksaan secara periodik)Pada media perambatan suara, penggunaan bahan peredam suara, pelayanan & pengendalian peralatan tidak pada alatnya, ttp di tempat terpisahPada pekerja, dengan alat pelindung telinga atau mengatur waktu pekerjaTeknologi Pengendalian

    [email protected]

  • [email protected]*PANASMempercepat aliran udara, ventilasiIsolasi, antara sumber panas dan pekerjaPemasangan mesin/alat pendinginPengaturan waktu kerjaTeknologi Pengendalian

    [email protected]

  • [email protected]*PENCEMARAN UDARAGravitasi, udara berdebu dialirkan dengan kecepatan rendah ke dalam ruangan yang besar, gaya gravitasi akan menarik partikel debu ke dasar ruanganFiltrasi atau penyaringan, dialirkan melalui filter dan dibuang melalui cerobongMengalirkan udara berdebu dengan kecepatan tinggi ke dalam tabung, gaya sentrifugal akan melempar partikel debu ke dinding tabung dan jatuh ke dasar tabungTeknik penyerapan basah, udara berdebu dialirkan ke dalam tabung dan dari atas disemprotkan cairan yang akan mengikat partikel debu tersebutTeknologi Pengendalian

    [email protected]

  • [email protected]*Teknologi PengendalianPENCEMARAN GASDirect flame, untuk gas yang dapat terbakar, dengan menggabungkannya dengan bahan bakar dalam ruangan pembakaran dapur uap, pembangkit uap, dsb.Oksidasi katalitik, menyempurnakan reaksi pembakaran dengan katalisatorAbsorbsi, gas dikontakkan dengan cairan tertentu sehingga terjadi penyerapan reaksi kimiaAdsorbsi, penyerapan melalui permukaan zat padat, misal senyawa belerang pada karbon aktifDispersi, gas dibuang melalui cerobong yang tinggi

    [email protected]

  • *Bagaimana mencapai Zero Accident di Perusahaan ?

  • [email protected]*PendahuluanPerusahaan menginginkan keberhasilan hasil produksinya dan layanannya, maka diperlukan tempat kerja yang sehat dan selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan ataupun penyakit akibat kerjaZero accident : kondisi perusahaan tanpa kecelakaan dan terbebas dari penyakit akibat kerja

    [email protected]

  • [email protected]*AccidentDefinisi : kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan Jenis : kecelakaan umum (pada saat cuti atau di rumah), kecelakaan akibat kerja (berhubungan dengan kerja di perusahaan, karena pekerjaan atau waktu melaksanakan pekerjaan)

    [email protected]

  • *Sebab :Kondisi tidak aman (unsafe condition) Industrial Hygiene, mengatur agar kondisi tempat kerja aman dan sehatTindakan tidak aman (unsafe action) Hampir 85% disebabkan faktor manusia yg melakukan tindakan tidak aman karena tidak tahu, tidak mampu/tidak bisa, tidak mau.Accident

  • *Contoh menjalankan sesuatu tanpa wewenang, membuat alat pengaman tidak berfungsi, mempergunakan peralatan yang kurang baik, mengambil kedudukan atau sikap yang salah, tidak menggunakan alat perlindungan, mengancam, menggoda, sembrono, membuat terkejut, dll.Accident

  • [email protected]*Zero AccidentKinerja keselamatan kerja : perusahaan mencatat jam kerja tanpa kecelakaan kerja dengan cara mengalikan jumlah karyawan dengan jam kerja karyawanMisal : jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8 jam/hari. Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800 jamDi Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerja dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaan mendapat penghargaan dari Depnaker

    [email protected]

  • [email protected]*Pencatatan jam kerja tanpa kecelakaan kerja akan jatuh kembali ke nol lagi apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerja lagi setelah kejadian kecelakaan tersebutDepnaker ; kembali ke nol jika pekerja tidak dapat masuk kerja setelah 2x24 jamAmerika (Occupational Safety and Health Act.); kembali ke nol, 1x24 jamInggris (British Safety Council): kembali ke nol, 3x24 jamZero Accident

    [email protected]

  • [email protected]*Program Kegiatan untuk mencapai zero accidentSistem Manajemen K3 :- komitmen, - perencanaan, - pengukuran dan evaluasi, - tinjauan ulang dan - peningkatan

    [email protected]

  • [email protected]*Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Terpadu (usaha manajemen secara terpadu untuk menjaga perusahaan dan lingkungan dari kerugian-kerugian yang disebabkan adanya kecelakaan, penyakit akibat kerja, kebakaran/peledakan dan pencemaran lingkungan) : komitmen manajemen, informasi keselamatan proses, analisis bahaya operasi, cara dan ijin kerja aman, prosedur operasi, pelatihan pekerja, partisipasi pekerja, manajemen perubahan, rencana tanggap darurat, penyelidikan kecelakaan, assessmentProgram Kegiatan untuk mencapai zero accident

    [email protected]

  • *Emergency planning and response

  • *PendahuluanDalam situasi yang tidak normal atau keadaan darurat, perlu tindakan untuk menjadi normal kembali dan kerugian ditekan seminimal mungkinManajemen pengendalian kerugian Sikap tanggap terhadap kemungkinan timbulnya keadaan darurat yang menyebabkan kerugian perlu diantisipasiPerencanaan untuk menghadapi keadaan darurat (emergency planning)Menumbuhkan sikap tanggap dari seluruh individu dalam perusahaan/industri terhadap gejala-gejala yang diduga akan menimbulkan keadaan darurat serta upaya penanggulangan keadaan darurat dan pertolongan pertama (emergency response and first aid)

  • *DefinisiTanggap darurat : suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugianPenanggulangan keadaan darurat : upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keadaan yang tidak dikehendaki supaya dapat dinormalisir dan kerugian ditekan seminimal mungkinKeadaan darurat : berubahnya suatu kegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal menjadi tidak normal sebagai suatu akibat dari suatu peristiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki

  • *Jenis penyebab keadaan daruratPenggunaan/pengoperasian alat (operational emergencies) : kecelakaan, kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, dllBencana alam (natural disasters) : banjir, angin, gempa bumi, petir, dllGangguan dari pihak luar (public disturbances) : ledakan bom, sabotase, pemogokan kerja, kerusuhan, kecelakaan pesawat terbang, dll

  • *Prosedur tanggap daruratRencana/rancangan dalam menghadapi keadaan daruratPendidikan dan latihanPenanggulangan keadaan daruratPemindahan dan penutupan

  • *Rancangan menghadapi keadaan daruratPenyusunan dapat mengacu pada informasi sbb.:Kemungkinan akan bahaya : bahaya apa yang akan menimpa?Sistem peringatan bahaya : siapa yang akan diperingatkan dan bagaimana caranya?Prosedur pengaturan tugas dan tindakan : siapa yang akan mengkoordinasikan dan mengatur suatu tindakan?Manajemen dan kontrol : siapa yang bertanggung jawab?Komunikasi di lapangan : bagaimana dan untuk apa berkomunikasi?Urutan kuasa : siapa yang memiliki kekuasaan? Peran pemimpin saat keadaan darurat.

  • *Tindakan/kegiatan anggota : siapa yang dilatih untuk masing-masing tugas?Pusat organisasi keadaan darurat : dimana letaknya?Prosedur pemindahan (evakuasi) : kapan dan siapa yang akan membantu?Kelompok penolong : kelompok luar manakah yang dapat dipanggil untuk diminta bantuannya?Modal : modal apa yang dimiliki?Rancangan menghadapi keadaan darurat

  • *Sistem tanda dan peringatan akan bahaya Deteksi kebakaranAlarm kebakaranSistem peralatan deteksiPeringatan dari luarTeriakan pekerja

  • *Suatu keuntungan bagi pekerja untuk mengetahui benar-benar lokasi dan no telp darurat, pintu darurat, alarm, dan cara-cara evakuasiPeralatan pemadam kebakaran dan peralatan pertolongan pertama harus diperiksa secara teratur, untuk meyakinkan bahwa peralatan tersebut bisa digunakan sesuai waktu dan sesuai dengan masa berlakunyaSistem tanda dan peringatan akan bahaya

  • *Pendidikan dan latihanPara pekerja mengerti dan memahami kegunaan prosedur tanggap darurat dan rancangan dalam menghadapi tanggap darurat serta penanggulangannyaLatihan menghadapi keadaan darurat : prosedur evakuasi, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pertolongan pertama, prosedur pengamanan.

  • *Penanggulangan keadaan daruratKelompok yang bisa dibentuk : pusat koordinator selaku pos komando, tim penyelamat yang berpengalaman di bidang pertolongan pertama, tim/regu pemadam kebakaran, keamanan, dll.

  • *Pemindahan dan penutupanPada saat darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan dan melakukan evakuasi kepada seluruh pekerja dari tempat kejadian

  • *Medical evacuationKorban kecelakaan dapat diberi pertolongan dalam berbagai suasana : IdealdaruratMusibah (disaster)Bencana (catastrophe)Faktor kritis yang sangat mempengaruhi hasil pertolongan korban dalam setiap suasana tsb.:WaktuTempat kejadianTenaga penolongSarana/material

  • *Penggolongan korban sesuai urgensiGawat I (ancaman maut) : gangguan pernafasan karena trauma otak, kehilangan kesadaran, luka bakar di wajah atau di jalan pernafasan atas, penyumbatan jalan nafas, luka berat di kepala, patah tulang hebat, trauma torax, trauma perut, kehilangan darah, dllGawat II (maut mengancam, tetapi tidak segera) : trauma otak, perut, muka yg tidak terlalu berat, luka bakar 9-18%, korban dengan luka sendi terbuka, patah tulangGawat III (tidak ada ancaman maut) : yang tidak terancam cacat tetap