Top Banner
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang KABUPATEN AGAM LAPORAN RENCANA i Buku laporan Rencana merupakan laporan akhir dari serangkaian penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang yang disusun tahun 2005. Isi yang terkandung dari laporan Rencana ini antara lain gambaran mengenai konsep- konsep rencana terpilih setelah melalui proses pembahasan baik dengan tim teknis maupun stakeholders. Dengan selesainya penyusunan laporan Rencana, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan nantinya, sehingga membawa manfaat yang besar bagi pembangunan daerah yang direncanakan. Atas kerjasamanya, Kami pihak PT. ANIRINDO MITRA KONSULTAN kerja sama Bappeda Kabupaten Agam mengucapkan terima kasih. Padang, Desember 2005
80

1. rdtr canduang

Apr 07, 2017

Download

Data & Analytics

anginlembah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA i

    Buku laporan Rencana merupakan laporan akhir dari serangkaian penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang yang disusun tahun 2005.

    Isi yang terkandung dari laporan Rencana ini antara lain gambaran mengenai konsep-konsep rencana terpilih setelah melalui proses pembahasan baik dengan tim teknis maupun stakeholders.

    Dengan selesainya penyusunan laporan Rencana, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan nantinya, sehingga membawa manfaat yang besar bagi pembangunan daerah yang direncanakan.

    Atas kerjasamanya, Kami pihak PT. ANIRINDO MITRA KONSULTAN kerja sama Bappeda Kabupaten Agam mengucapkan terima kasih.

    Padang, Desember 2005

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .................................................................... I - 1

    1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran ............................................... I - 1

    1.3 Pengertian Umum dan Dasar Hukum .................................... I - 2

    1.3.1 Pengertian Umum ..................................................... I - 2

    1.3.2 Dasar Hukum ........................................................... I - 3

    1.4 Pendekatan dan Lingkup Perencanaan ................................. I - 3

    1.4.1 Pendekatan Perencanaan .......................................... I - 3

    1.4.2 Ruang Lingkup Perencanaan ..................................... I - 4

    1.5 Sistematika Pembahasan ..................................................... I - 4

    BAB II KONSEP DAN ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN PERENCANAAN

    2.1. Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang .......................................................................... II - 1

    2.1.1 Potensi dan Permasalahan Kawasan Perencanan ........ II - 1

    2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Fisik Kota .................. II - 2

    2.1.3 Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan Dalam

    Konteks Wilayah Yang lebih Luas ............................... II - 4

    2.1.4 Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan ..................... II - 4

    2.2. Konsep Arahan Pengembangan ........................................... II - 5

    2.2.1. Konsep Struktur Ruang Kawasan ............................... II - 5

    2.2.2. Konsep Rencana Tata Ruang ..................................... II - 6

    2.2.3. Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Jalan ............ II - 8

    2.2.4. Arahan Konsep Ruang (Spatial) ................................. II - 8

    2.3. Konsep Organisasi Ruang ................................................... II - 9

    BAB III RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERENCANAAN

    3.1. Tujuan Pengembangan Kawasan Fungsional Perkotaan ........ III - 1

    3.2. Struktur Pemanfaatan Ruang .............................................. III - 1

    3.2.1. Distribusi Penduduk ................................................... III - 1

    3.2.2. Struktur Pelayanan Kegiatan ..................................... III - 2

    3.2.3. Sistem Jaringan Pergerakan ....................................... III - 6

    3.2.3.1 Rencana Jaringan Jalan .................................. III - 6

    3.2.3.2 Rencana Sistem Perangkutan dan Pola Sirkulasi III - 11

    3.2.3.3 Rencana Pangkalan Kendaraan dan Ruang Parkir III - 11

    3.2.4. Sistem Jaringan Telekomunikasi ................................. III - 11

    3.2.5. Sistem Jaringan Air Bersih ......................................... III - 13

    3.2.6. Sistem Jaringan Drainase ........................................... III - 17

    3.2.7. Sistem Jaringan Listrik ............................................... III - 17

    3.2.8. Sistem Pembuangan Sampah ..................................... III - 19

    3.3. Pola Pemanfaatan Ruang ..................................................... III - 23

    3.3.1. Perumahan ............................................................... III - 23

    3.3.2. Fasilitas Pendidikan ................................................... III - 24

    3.3.3. Fasilitas Kesehatan .................................................... III - 24

    3.3.4. Fasilitas Peribadatan .................................................. III - 24

    3.3.5. Fasilitas Perdagangan ................................................ III - 24

    3.3.6. Fasilitas Pelayanan Umum ......................................... III - 25

    3.3.7. Fasilitas Taman Bermain dan Olah Raga ..................... III - 26

    3.4. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Fungsional

    Perkotaan ........................................................................... III - 26

    3.4.1. Arahan Kepadatan Bangunan .................................... III - 27

    3.4.1.1 Pengaturan Koefisien Dasar Bangunan ............ III - 29

    3.4.1.2 Pengaturan Koefisien Lantai Bangunan............ III - 29

    3.4.1.3 Arahan Ketinggian Bangunan .......................... III - 29

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA iii

    3.4.2. Rencana Perpetakan Bangunan .................................. III - 33

    3.4.3. Arahan Garis Sempadan Bangunan ............................ III - 33

    3.5. Rencana Pemanfaatan Ruang Blok (Blok Plan) ...................... III - 37

    3.6 Rencana Penanganan Blok Peruntukan ................................ III - 42

    BAB IV ASPEK PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN

    4.1 Kemampuan dan Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan IV - 1

    4.1.1 Pembiayaan Pembangunan ........................................ IV - 1

    4.1.2 Peningkatan Penerimaan Daerah ............................... IV - 1

    4.1.3 Peningkatan Aparatur dan Pengendalian Pelaksana ..... IV - 3

    4.2. Aspek Hukum dan Perundang-undangan ............................... IV - 3

    4.3. Perumusan Pokok-pokok Pelaksanaan Pembangunan ............ IV - 4

    4.3.1. Sistem Prioritas Pelaksanaan Pembangunan ............... IV - 4

    4.3.2. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan .......................... IV - 5

    4.3.3. Peranan Pelaksanaan / Pelaku Pembangunan Kota ..... IV - 8

    4.4. Pedoman Pengendalian Pembangunan ................................. IV - 10

    4.4.1. Mekanisme Perijinan .................................................. IV - 10

    4.4.2. Mekanisme Pemberian Insentif dan Disinsentif ............ IV - 10

    4.4.3. Mekanisme Pemberian Kompensasi ............................. IV - 12

    4.4.4. Mekanisme Pelaporan ............................................... IV - 12

    4.4.5. Mekanisme Pemantauan ............................................ IV - 13

    4.4.6. Mekanisme Evaluasi ................................................... IV - 13

    4.4.7. Mekanisme Pengenaan Sanksi ................................... IV - 13

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA iv

    Tabel II-1 Matrik Hubungan Fungsional antar Komponen Kegiatan

    di Kawasan Perencanaan ................................................ II - 7

    Tabel III-1 Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kawasan

    Perencanaan .................................................................. III - 2

    Tabel III-2 Rencana Fungsi Unit Lingkungan Berdasarkan Struktur

    Kegiatan ........................................................................ III - 6

    Tabel III-3 Rencana Kebutuhan Sambungan Telepon di Kawasan

    Perencanaan Tahun 2010 .............................................. III - 13

    Tabel III-4 Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kawasan Perencanaan .. III - 15

    Tabel III-5 Rencana Kebutuhan listrik di Kawasan Perencanaan

    Tahun 2010. .................................................................. III - 19

    Tabel III-6 Perkiraan Produksi Sampah dan Kebutuhan Fasilitas di

    Kawasan Perencanaan Tahun 2010 . ............................... III - 19

    Tabel III-7 Rencana Kebutuhan Rumah dan Luas Lahan Tahun 2010. III - 23

    Tabel III-8 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Luas Lahan Tahun 2010 ................................................................... III - 25

    Tabel III-9 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Umum dan Luas

    Lahan Tahun 2010 ......................................................... III - 26

    Tabel III-10 Rencana Kebutuhan Fasilitas Tempat Bermain dan Olah Raga

    Tahun 2010 .................................................................. III - 26

    Tabel III-11 Rekapitulasi Rencana Kebutuhan Pengembangan Fasilitas

    Dan Luas Lahan Tahun 2010 . ........................................ III - 27

    Tabel III-12 Rencana Garis Sempadan Bangunan ............................... III - 37

    Tabel III-13 Rencana Pemanfaatan Ruang Perblok . ........................... III - 38

    Tabel IV-1 Rencana Program Pembangunan di Kawasan Perencanaan

    Tahun 2006 – 2010 ........................................................ IV - 7

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA v

    Gambar 2.1. Peta Kecenderungan Perkembangan Kawasan Terbangun II - 3

    Gambar 2.2. Konsep Kota-kota Penyangga ....................................... II - 4

    Gambar 2.3. Konsep Pergerakan Penduduk Kawasan Perencanaan ..... II - 5

    Gambar 2.4. Konsep Pengembangan Jaringan Jalan Kawasan Perencanaan II - 8

    Gambar 2.5. Konsep Organisasi Ruang ............................................. II - 9

    Gambar 3.1. Peta Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk ......... III - 3

    Gambar 3.2. Peta Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan .................... III - 7

    Gambar 3.3. Peta Rencana Jaringan Jalan ......................................... III - 9

    Gambar 3.4. Rencana Geometrik Jalan .............................................. III - 10

    Gambar 3.5 Rencana Sirkulasi Angkutan Umum, Pangkalan Kendaraan

    dan Parkir .................................................................... III - 12

    Gambar 3.6. Desain Ruang Parkir...................................................... III - 13

    Gambar 3.7. Peta Rencana JaringanTelepon ...................................... III - 14

    Gambar 3.8. Sistem Perpipaan .......................................................... III - 15

    Gambar 3.9. Peta Rencana Jaringan Air Bersih ................................... III - 16

    Gambar 3.10. Desain Geometrik Drainase ........................................... III - 17

    Gambar 3.11. Peta Rencana Jaringan Drainase .................................... III - 18

    Gambar 3.12. Peta Rencana Jaringan Listrik ........................................ III - 20

    Gambar 3.13. Pola Penanganan Sampah ............................................. III - 21

    Gambar 3.14. Peta Rencana Sistem Pembuangan Sampah ................... III - 22

    Gambar 3.15. Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan ..................... III - 28

    Gambar 3.16. Peta Rencana Intensitas Bangunan Unit Lingkungan I ....... III - 30

    Gambar 3.17. Peta Rencana Intensitas Bangunan Unit Lingkungan II ...... III - 31

    Gambar 3.18. Peta Rencana Intensitas Bangunan Unit Lingkungan III .... III - 32

    Gambar 3.19. Peta Rencana Perpetakan Lahan Unit Lingkungan I ........... III - 34

    Gambar 3.20. Peta Rencana Perpetakan Lahan Unit Lingkungan II.......... III - 35

    Gambar 3.21. Peta Rencana Perpetakan Lahan Unit Lingkungan III ........ III - 36

    Gambar 3.22. Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Perblok Unit Lingkungan I III - 39

    Gambar 3.23. Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Perblok Unit Lingkungan II III - 40

    Gambar 3.24. Peta Rencana Pemanfaatan Ruang PerblokUnit Lingkungan III III - 41

    Gambar 3.25. Peta Rencana Penanganan Lingkungan Blok Peruntukan

    Unit Lingkungan I ........................................................... III - 43

    Gambar 3.26. Peta Rencana Penanganan Lingkungan Blok Peruntukan

    Unit Lingkungan II .......................................................... III - 44

    Gambar 3.27. Peta Rencana Penanganan Lingkungan Blok Peruntukan

    Unit Lingkungan III ......................................................... III - 45

    Gambar 4.1. Diagram Undang-undang dan Peraturan yang Mendukung

    Pembangunan ............................................................... IV - 5

    Gambar 4.2. Diagram Mekanisme Perijinan Pemanfaatan Ruang .......... IV - 11

    Gambar 4.3. Diagram Mekanisme Pelaporan Pemanfaatan Ruang ........ IV - 12

    Gambar 4.4. Diagram Pemantauan Pemanfaatan Ruang ...................... IV - 13

    Gambar 4.5. Diagram Mekanisme Evaluasi Pemanfaatan Ruang ........ IV - 14

    Gambar 4.6. Mekanisme Penerapan Sanksi ....................................... IV - 15

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA I - 1

    1.1 Latar Belakang

    Kecamatan Candung merupakan salah satu kecamatan yang pembentukannya masih

    relatif muda di Kabupaten Agam. Lahirnya Kecamatan Candung merupakan hasil pemekaran

    dari kecamatan induknya Kecamatan Ampek Angkek Canduang yang dimekarkan menjadi

    dua, yaitu Kecamatan Ampek Angkek dan Kecamatan Candung serta mulai definitif setelah

    dikeluarkannya PERDA Kabupaten Agam No. 33 tahun 2001 tentang Pembentukan

    Kecamatan Ampek Nagari, Candung, Kamang Magek, dan Kecamatan Sungai Puar.

    Sebagai wilayah yang terbentuk dari hasil pemekaran, banyak hal yang harus dibenahi

    dan dipersiapkan mulai dari pembenahan administrasi hingga pengaturan ruang dalam

    mempersiapkan tugas baru yang diembannya.

    Sejak terpisahnya Kecamatan Candung menjadi kecamatan definitif, secara ruang

    permasalahan yang dihadapi adalah struktur ruang yang terbentuk terjadi secara alami yang

    menyebabkan selain pemanfaatan dan penyediaan fasilitas apa adanya juga hubungan

    fungsional antar sarana kegiatan tidak menunjukkan hubungan yang efektif (kurang akses),

    seperti kedudukan antar fasilitas-fasilitas utama kota kecamatan (perkantoran/pemerintahan,

    fasilitas kesehatan, peribadatan, pendidikan, olah raga dan RTH) berada pada lokasi yang

    tersebar, biasanya fasilitas-fasilitas utama penunjang kegiatan kawasan perkotaan

    dialokasikan secara terpusat, selain untuk mempermudah interaksi antar fungsi fasilitas-

    fasilitas tersebut juga akan memberi ciri/corak dari pusat pelayanan kegiatan (landmark

    kota).

    Meskipun Kecamatan Candung termasuk kecamatan termuda, namun jika dilihat dari

    potensi dan kedudukannya mempunyai prospek dan berpeluang untuk berkembang, diantara

    faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Kecamatan Candung diantaranya adalah :

    1. Sebagai daerah hinterland dari Kota Bukittinggi dapat berperan dan berfungsi sebagai

    daerah penyangga dan penyedia kebutuhan barang terutama hasil produksi pertanian.

    2. Berada pada kawasan segitiga kota penting yaitu Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi

    dan Kota Payakumbuh yang masing-masing mempunyai keterkaitan dalam kesatuan

    pergerakan (transportasi), terutama jika dibuka jalan alternatif Koto Baru – Lasi - Biaro –

    Kota Payakumbuh.

    3. Memiliki potensi-potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pariwisata,

    seperti; kawasan wisata lingkungan (ekowisata) Pasanggrahan.

    4. Memiliki lahan pertanian yang cukup subur dan luas.

    Berdasarkan faktor-faktor di atas, indikasi perkembangan Kecamatan Candung cukup

    kuat, untuk itu dalam mengantisipasi perkembangan tersebut sangatlah dibutuhkan rencana

    penataan ruang agar dalam perkembangannya nanti tidak terjadi secara alami yang

    cenderung tidak terarah dan kesalahan dalam pemanfaatan lahan. Dalam hal ini dirumuskan

    dalam bentuk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota

    Kecamatan Candung yang berpusat di Kenagarian Lasi yang mengacu pada Rencana Tata

    Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Agam hasil revisi tahun 2004.

    Pentingnya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan ini dalam

    implementasinya dapat dipakai sebagai pedoman/acuan pembangunan di lapangan dan

    menjadi instrumen pengendalian pemanfaatan ruang bagi pemerintah daerah, swasta,

    maupun masyarakat.

    1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

    Secara umum maksud dari perencanaan kawasan perkotaan adalah tersedianya suatu

    rencana kota yang mantap, yang sifatnya lebih operasional dan mengikat seluruh pelaku

    pembangunan baik bagi pemerintah daerah termasuk instansi vertikal, maupun bagi

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA I - 2

    masyarakat untuk dipatuhi. Adapun tujuan perencanaan kawasan perkotaan adalah

    peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan warga kota, sehingga suasana

    aman, tertib, lancar dan sehat dapat diciptakan.

    Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pemanfaatan ruang agar :

    a. Serasi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukunglingkungan

    serta pertumbuhan dan perkembangan kota.

    b. Sejalan dengan kebijaksanaan pengembangan pembangunan di daerah.

    Berdasarkan maksud dan tujuan, sebagaimana diuraikan di atas, maka sasaran yang

    ingin di capai adalah :

    1. Memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah.

    2. Memantapkan pelaksanaan perencanaan terpadu antara kebijaksanaan perencanaan

    regional dengan perencanaan tingkat lokal.

    3. Meningkatkan kemampuan pelayanan pemerintahan daerah terhadap masyarakat kota.

    4. Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peruntukan lahan sesuai dengan prinsip–

    prinsip kaidah perencanaan.

    5. Meningkatkan mutu dan keseimbangan lingkungan sosial dengan lingkungan fisik.

    6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparat pemerintah dan warga kota sesuai

    dengan Tata Ruang yang telah ditetapkan, baik melalui pengawasan atau peninjauan

    maupun tindakan penertiban.

    7. Memberi kejelasan tata ruang dalam program pengembangan untuk menunjang investasi

    berbagai kegiatan pembangunan.

    1.3 Pengertian Umum dan Dasar Hukum

    1.3.1 Pengertian Umum

    Yang dimaksud dengan penegrtian umum dalam laporan ini yaitu menjelaskan secara

    ringkas hal – hal yang terkait dengan materi yang tertuang dalam perencanaan dan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 Tentang Pedoman Penyusunan

    Rencana Kota.

    A. Pengertian Perencanaan

    1. Rencana kota adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan secara teknis dan

    non teknis, baik yang diterapkan oleh Pemerintahan Pusat maupun Pemerintah Daerah

    yang merupakan rumusan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kota

    termasuk ruang di atas dan di bawahnya serta pedoman pengarahan dan

    pengendalian bagi pelaksanaan pembangunan kota.

    2. Perencanaan kota adalah kegiatan penyusunan dan peninjauan kembali rencana -

    kota.

    3. Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan

    wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta pemukiman yang

    telah memperhatikan watak dan ciri kehidupan perkotaan atau kawasan perkotaan

    yang berstatus wilayah administrasi kota,seperti kotamadya.

    4. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan

    pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukimn perkotaan,

    pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

    ekonomi.

    5. Rencana Datail Tata Ruang Kota selanjutnya disebut RDTR adalah Rencana

    Pemanfaatan Ruang Kota secara rinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan

    Ruang Kota dalam rangka pelaksanaan program-program serta pengendalian

    pembangunan kota.

    6. Bagian Wilayah Kota adalah satu kesatuan wilayah dari kota yang bersangkutan yang

    merupakan wilayah yang berbentuk secara fungsional dan administratif dalam rangka

    pencapaian daya guna fasilitas umum kota.

    7. Unit Lingkungan adalah satuan permukiman terkecil yang secara fisik merupakan

    bagian unit perkotaan wilayah terbangun yang berperan dalam pengembangan kota.

    B. Pengertian Teritorial Perencanaan

    1. Wilayah adalah Kesatuan geografi dengan bentuk ukuran menurut pengamatan

    tertentu. Definisi lain menyebutkan bahwa wilayah adalah suatu bagian dari

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA I - 3

    permukaan bumi yang ditentukan atas dasar pengertian batasan – batasan dan

    perwatakan geografis.

    2. Daerah yaitu suatu wilayah yang diartikan sebagai suatu teritorial yang pengertian dan

    batasan serta perwatakannya didasarkan kepada wewenang administratif

    pemerintahan yang ditentukan dengan peraturan perundangan tertentu.

    3. Kawasan adalah suatu wilayah yang teritorialnya didasarkan kepada pengertian dan

    batasan fungsional yaitu bahwa wilayah tersebut dapat ditentukan teritorialnya

    sebagai suatu wilayah yang secara fungsional mempunyai perwatakan tersendiri, atau

    suatu wilayah yang batasannya di tentukan berdasarkan lingkungan pengamatan

    fungsi tertentu.

    1.3.2 Landasan Hukum

    Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

    Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Candung meliputi undang-undang dan peraturan

    yang berlaku serta mempunyai keterkaitan yang cukup penting. Pada tingkat Pusat, produk

    hukum dimaksud meliputi Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan

    Presiden (Kepres), Keputusan Menteri (Kepmen) serta keputusan-keputusan lainnya pada

    tingkat yang lebih rendah. Sementara di tingkat Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten

    Agam produk hukum yang berlaku adalah Peraturan daerah (Perda). Adapun produk hukum

    tersebut meliputi:

    1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria,

    khususnya mengatur aspek pertanahan yang berkaitan dengan masalah kebijaksanaan

    tanah perkotaan dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan.

    2. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.

    3. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

    4. Undang-Undang N0. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup beserta

    peraturan turunannya yang terkait.

    5. Undang-Undang RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    6. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

    7. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan

    Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.

    8. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

    9. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002,

    tentang Pedoman Penyusunan Tata Ruang.

    10. Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah

    11. Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses

    Perencanaan Tata Ruang di Daerah

    12. PERDA Propinsi Sumbar No. 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan

    Nagari.

    13. PERDA Kabupaten Agam No. 33 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Ampek

    Nagari, Candung, Kamang Magek dan Kecamatan Candung.

    14. PERDA Kabupaten Agam No. 31 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari

    15. PERDA Kabupaten Agam No. 7 Tahun 2002 tentang Tata Bangunan

    16. PERDA Kabupaten Agam No. 4 Tahun 1998 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Kabupaten Agam

    1.4 Pendekatan dan Lingkup Perencanaan

    1.4.1 Pendekatan Perencanaan

    Langkah – langkah yang diambil untuk mencapai tujuan Perencanaan Rencana Detail

    Tata Ruang Kota maka metoda pendekatan yang dilakukan antara lain :

    a. Tinjauan Kebijaksanaan Pengembangan Regional

    Tinjauan terhadap kebijaksanaan pengembangan regional ini dimaksudkan untuk melihat

    kebijaksanaan program kepentingan pengembangan wilayah yang berpengaruh terhadap

    kepentingan pengembangan daerah.

    b. Pendekatan strategis yang menyangkut penentuan fungsi kota, pengembangan kegiatan

    kota dan tata ruang kota yang merupakan penjabaran rencana yang sudah ada.

    c. Pendekatan teknis yang menyangkut upaya mengoptimasikan pemanfaatan ruang, antara

    lain dengan memperbaiki fasilitas dan utilitas secara tepat, mengefisienkan pola

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA I - 4

    perangkutan, menjaga kelestarian dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan

    sesuai dengan kaidah teknis perencanaan.

    d. Pendekatan politik menyangkut upaya menselaraskan kota – kota sekaligus timbulnya

    kesenjangan antara kota – kota besar dengan kota – kota kecil.

    e. Pendekatan ekonomi yang menyangkut pada upaya efisiensi dan efektifitas penggunaan

    potensi – potensi yang dimiliki kota.

    f. Pendekatan sosial budaya menyangkut pada upaya penciptaan suasana dan lingkungan

    kemasyarakatan dengan nilai – nilai sosial budaya yang harmonis.

    g. Pendekatan pertahanan dan keamanan yang menyangkut pada penciptaan kondisi kota

    yang aman dan tertib untuk mendukung pertahanan nasional.

    h. Pendekatan pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum dan

    perundang – undangan agar rencana kota dapat diterapkan melalui koordinasi, agar

    instansi vertikal di Daerah dan Dinas Otonomi dalam pelaksanaan dan pengendalian

    rencana kota.

    i. Penetapan rencana dan tahap pengelolaan pembangunan menyangkut beberapa aspek :

    - Aspek pelaksanaan pembangunan dalam tiap priode lima tahun

    - Indikasi program dan proyek pembangunan

    1.4.2 Ruang Lingkup Perencanaan

    A. Ruang Lingkup Wilayah

    Sesuai dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1987

    tentang pedoman penyusunan rencana kota bahwa Rencana Detail Tata Ruang Kota

    mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagian atau seluruh wilayah kota yang

    dapat merupakan satu atau beberapa kawasan tertentu.

    Rencana Detail Tata Ruang Kota menurut rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang

    kota yang disusun dan diterapkan untuk penyiapan perwujudan ruang bagian – bagian

    wilayah kota dalam rangka pelaksanaan program dan pengendalian pembangunan kota

    baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam jangka panjang dan

    jangka menengah.

    Berdasarkan acuan tersebut di atas dan acuan Rencana Tata Ruang Wilayah maka

    kawasan perencanaan yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Candung yang

    mempunyai luas 411,60 Ha adalah kawasan yang direncanakan. Adapun daerah lainnya

    khususnya Kecamatan Candung merupakan wilayah kajian studi yang sangat berpengaruh

    terhadap lingkup kawasan perencanaan.

    B. Dimensi Waktu Perencanaan

    Penetapan dimensi waktu perencanaan sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No. 327 tahun

    2002 ditetapkan 5 tahun yang akan datang diharapkan mampu menelaah unsur – unsur

    yang berpengaruh terhadap kecenderungan perkembangan kawasan perencanaan yang

    menjadi pusat pertumbuhan untuk Kecamatan Candung.

    Pelaksanaan rencana dilakukan secara bertahap yaitu pada tiap tahunan selama 5 tahun

    secara time series.

    1.5 Sistematika Pembahasan

    Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan disusun berdasarkan sistematika

    pembahasan sebagai berikut :

    Bab I : Pendahuluan

    Berisikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran rencana, pengertian dan

    dasar hukum perencanaan, metodologi dan lingkup perencanaan serta

    sistematika pembahasan.

    Bab II : Konsep dan Arah Pengembangan Kawasan Perencanaan.

    Berisikan tentang konsep-konsep serta arahan dalam penatan ruang, secara garis

    besar yaitu, arah perkembangan fisik kawasan, konsep struktur pelayanan

    kegiatan, arahan pemanfaatan ruang, konsep pengembangan jaringan jalan dan

    konsep mengenai organisasi ruang.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA I - 5

    Bab III : Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan

    Berisikan mengenai arahan-arahan perencanaan, diantaranya adalah; tujuan

    pengembangan kawasan fungsional perkotaan, rencana struktur dan pola

    pemanfaatan ruang kawasan perkotaan, meliputi; rencana distribusi penduduk,

    rencana struktur pelayanan kegiatan, rencana pemanfaatan ruang hingga pada

    perencanaan per blok peruntukan dan rencana pengendalian pembangunan,

    Bab IV : Aspek Pembiayaan dan Pengelolaan Pembangunan

    Berisikan mengenai kemampuan pembiayaan dan sumber-sumber pembiayaan

    pembangunan, aspek hukum dan perundang-undangan, perumusan pokok-pokok

    pelaksanaan pembangunan dan pedoman pengendalian pembangunan.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 1

    2.1 Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

    Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    Sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah, dimana setiap daerah dituntut

    dan dipacu untuk mengembangkan daerahnya masing-masing dalam mengejar

    ketertinggalannya dari daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu maju dengan kekuatan

    potensi dan sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini peranan penataan ruang sebagai

    salah satu sarana dalam mempersiapkan arahan pembangunan di daerah dengan berorientasi

    pada potensi dan permasalahan yang ada di daerah itu sendiri untuk kepentingan hingga

    dalam jangka waktu panjang.

    Selain itu keperluan penataan ruang yang dilandasi dengan UU No. 24 Tahun 1992

    Tentang Penataan Ruang, mengharuskan setiap daerah/wilayah baik pada lingkup yang lebih

    luas hingga pada lingkup yang lebih kecil diharuskan memiliki rencana penataan ruang yang

    diwujudkan dalam suatu laporan/dokumen yang salah satunya berbentuk Rencana Detail

    Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan.

    Sebagaimana pertimbangan serta ketentuan UU No. 24 Tahun 1992, maka

    penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang yang masih tergolong

    muda dalam pembentukannya memang sudah seharusnya untuk disusun. Hal ini bukan saja

    melaksanakan amanah UU No. 24 Tahun 1992 di atas, lebih jauh untuk kepentingan

    penduduk yang ada di Kecamatan Canduang umumnya dan penduduk di kawasan

    perencanaan khususnya. Karena dari penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Ibukota

    Canduang ini bertujuan memberikan arahan mengenai pembangunan secara fisik serta dalam

    upaya meningkatkan kesejateraan masyarakat.

    2.1.1 Potensi dan Permasalahan Kawasan Perencanaan

    Potensi dan permasalahan suatu daerah/kawasan adalah merupakan faktor

    pendorong kuatnya atau suatu penghambat daerah/kawasan itu untuk berkembang,

    demikian juga dengan Kawasan Perkotaan Lasi (kawasan perencanaan). Potensi dan

    permasalahan yang dimiliki kawasan perencanaan, selain pada lingkup kawasan perencanan

    itu sendiri (internal) juga dipengaruhi faktor dari luar (eksternal). Secara garis besar potensi

    dan permasalahan yang mempengaruhi perkembangan kawasan Perkotaan Lasi, adalah :

    A. Potensi

    1. Eksternal

    Secara eksternal, potensi yang dapat mempengaruhi perkembangan kawasan

    perencanaan, antara lain :

    a. Lokasi Kawasan perencanaan berdekatan dengan Kota Bukittinggi sebagai wilayah

    inti (pusat pertumbuhan) akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

    kawasan perencanaan, dalam hal ini berperan sebagai daerah penampung/

    penerima pengaruh tingginya kegiatan di Kota Bukittinggi (counter efect).

    b. Adanya rencana pengembangan wisata lingkungan (ekowisata) yang lokasinya

    berada di sekitar kawasan perencanaan.

    c. Secara tidak langsung dilalui oleh jalan utama yang menghubungkan Kota Padang

    – Bukittinggi (jalan arteri primer) maupun Bukittinggi - Payakumbuh.

    d. Lokasinya berada dilereng Gunung Merapi, mempunyai peluang untuk

    dikembangkan sebagai daerah wisata.

    e. Terdapat sumber air bersih (mata air) yang berlokasi di kaki Gunung Merapi

    (Jorong Pasanehan dan Jorong Lasi Tuo), saat ini belum dimanfaatkan untuk

    kebutuhan air bersih penduduk di kawasan perencanaan.

    f. Keberadaan Pasar Baso, sebagai pasar koleksi hasil pertanian seperti pisang dan

    lain sebagainya.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 2

    2. Internal (kawasan perencanaan)

    Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi perkembangan kawasan

    perencanaan sekaligus merupaka n potensi bagi kawasan perencanaan, antara lain

    meliputi :

    a. Kawasan perencanaan merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Canduang.

    b. Memiliki tanah yang subur serta iklim yang cocok untuk budidaya tanaman

    pertanian, menyebabkan kawasan perencanaan merupakan salah satu daerah

    pengembangan pertanian.

    c. Dilalui oleh jaringan jalan yang direncanakan akan dikembangkan dan berfungsi

    sebagai penghubung Koto Baru – Payakumbuh (jalan alternatif).

    d. Masih memiliki lahan kosong yang dapat dikembangkan sebagai lahan terbangun.

    e. Sudah tersedia beberapa fasilitas penunjang, seperti; Puskesmas, fasilitas

    pendidikan (Pesantren, SD dan SLTP), perkantoran lain selain kantor kecamatan

    dan sebagainya.

    f. Pertumbuhan penduduk cukup tinggi sehingga akan mendorong terhadap

    perkembangan kawasan khususnya dalam mempersiapkan berbagai sarana dan

    sara kegiatan.

    B. Permasalahan (Kendala)

    1. Eksternal

    Permasalahan (kendala) secara eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan

    kawasan perencanaan meliputi :

    a. Kegiatan/aktifitas yang tinggi masih bertumpu pada lokasi-lokasi tertentu, seperti

    Pasar Aur Kuning, Padang Luar, Pasar Koto Baru dan Baso serta belum

    memperlihatkan adanya gejala-gejala penyebaran kegiatan khususnya terhadap

    kawasan perencanaan.

    b. Lokasi kawasan perencanaan, secara administrasi mempunyai jarak yang cukup

    jauh dengan kota induknya (Ibukota Kabupaten Agam Lubuk Basung), sehingga

    untuk kepentingan pelayanan pemerintahan cukup sulit.

    c. Belum beroperasinya Pasar Lasi secara optimal, sehingga pengaruh yang diberikan

    terhadap perkembangan kawasan perencanaan menjadi lambat.

    2. Internal (Kawasan Perencanaan)

    Permasalahan atau kendala secara internal yang dihadapi dalam upaya pengembangan

    kawasan perencanaan, antar lain adalah :

    a. Kawasan perencanaan memiliki tanah yang subur menjadikan daerah produktif

    untuk pertanian, hal ini akan membatasi terhadap perkembangan secara fisik

    (kawasan terbangun).

    b. Selain memiliki tanah yang subur, kondisi topografi yang bergelombang menjadikan

    lebih banyak dipertahankan fungsinya dari pada untuk pemanfaatan lahan

    terbangun.

    c. Belum terciptanya faktor penarik untuk kegiatan, sehingga aktifitas kawasan

    perencanaan masih relatif rendah.

    d. Sarana dan prasarana pergerakan relatif rendah, belum banyak jalur-jalur

    transportasi yang dilalui serta sarana angkutan masih sangat terbatas.

    2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Fisik Kota

    Pola dan arah kecenderungan fisik kawasan dalam pembahasan ini ditujukan pada

    perkembangan kawasan untuk lahan terbangun yakni alokasi penempatan sarana dan

    prasarana pelayanan, diantaranya; perumahan, prasarana jalan, sarana sosial ekonomi,

    pemakaman dan lain-lain yang sifatnya buatan. Berdasarkan luasannya lahan terbangun di

    kawasan perencanaan yaitu sebesar 26,02 Ha. Lahan terbangun tersebut akan terus

    berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan penduduk.

    Pola perkembangan fisik yang akan terjadi cenderung linier mengikuti jaringan jalan

    serta mengelompok mengikuti pola permukiman yang sudah ada (lihat Gambar 2.1).

    Jika dilihat dari kondisi fisik kawasan saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam

    perkembangannya selain morfologi yang bergelombang juga sebagian besar fungsi lahannya

    merupakan lahan pertanian produktif. Dengan kondisi seperti ini maka perkembangan untuk

    lahan terbangun cenderung akan menggeser lahan pertanian.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 3

    Gambar 2.1 Kecenderungan Arah Perkembangan Fisik

    Kawasan Perencanaan

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 4

    2.1.3 Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan Dalam konteks Wilayah Yang Lebih Luas

    Berdasarkan letaknya, kawasan perencanaan berada di bagian Timur Kabupaten Agam

    dan terletak berdampingan dengan Kota Bukittinggi sebagai kota pusat pertumbuhan yang

    jaraknya ± sekitar 6,5 km.

    Kedekatannya lokasi kawasan perencanaan dengan kota pusat pertumbuhan

    merupakan keuntungan spatial yang dapat memanfaatkan peluang dalam mewadahi bentuk

    kegiatan yang tidak tertampung oleh Kota Bukittinggi. Pada umumnya proses aliran barang

    ataupun orang dari dan ke pusat ini sangat tinggi, dan daerah yang memiliki kedekatan ruang

    secara formal bisa menangkap peluang dari pergerakan tersebut. Keuntungan geografis

    kawasan perencanaan tidak hanya diperoleh dari dekatnya dengan Kota Bukittinggi saja,

    melainkan juga berada pada kawasan segitiga kota. Secara teoritis, wilayah inti yang menjadi

    pusat dari pertumbuhan perkotaan akan menjalarkan perkembangan kegiatan perkotaan

    secara menyebar (spread efect) ke daerah-daerah hinterlandnya. Demikian pula dengan

    pusat kegiatan Kota Bukittinggi akan memberikan pengaruh kuat terhadap kota-kota kecil di

    sekitarnya.

    Kota Padang Panjang dan Kota Payakumbuh walaupun letaknya berjauhan dengan

    pusat inti pertumbuhan, namun ruang wilayah yang berada berdekatan dengan pusat

    tersebut harus dapat mengimbangi kebutuhan kegiatan di pusat inti, sehingga perkembangan

    perkotaan di pusat ke dua dalam sistem perkotaan menyebar secara dekonsentrasi

    planologis, atau perkembangan berfungsi untuk menghambat arus migrasi ke pusat inti.

    Dengan mengembangkan kota-kota kecil sebagai kota satelit di kota-kota sekunder,

    diharapkan dapat menyebarkan pembangunan yang lebih merata ke seluruh wilayah

    hinterland-nya.

    Kedudukan kawasan perencanaan secara geografis diapit oleh dua wilayah

    administrasi yang memiliki pengaruh berbeda yaitu Kota Bukittinggi sebagai kutub

    pertumbuhan berpengaruh kuat terhadap keaneka ragaman kegiatan di daerah pinggirannya

    (hinterland), daerah lainnya merupakan wilayah luas yang harus dapat mengimbangi

    pertumbuhan yang ada di pusat inti. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.2

    Gambar 2.2 Konsep Daerah-daerah Penyangga

    2.1.4 Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan

    Berdasarkan kondisi dan ketentuan di atas, maka peran dan fungsi kawasan

    perencanaan terbagi dalam dua lingkup wilayah, yaitu;

    A. Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan Dalam Konteks Regional

    Kawasan perencanaan yang berada di wilayah Kabupaten Agam membentuk koridor

    dengan Kota Bukittinggi sebagai kawasan andalan dibidang pariwisata alam terbuka,

    menjadi bagian dari fungsi tersebut.

    Dengan adanya kegiatan tersebut akan menghasilkan industri pariwisata yang cukup

    menjanjikan bagi peningkatan sistem perekonomian masyarakat. Dewasa ini pusat

    distribusi dan koleksi Pasar Aur Kuning menjadi titik orientasi perdagangan grosir bagi

    produk-produk daerah setempat, banyak para pedagang besar di luar Propinsi Sumatera

    Barat (bahkan dari Jakarta) datang ke Pasar Aur Kuning ini untuk melakukan transaksi

    perdagangan.

    BUKITTINGGI

    PADANG

    PANJANG

    PAYAKUMBUH

    Kota Pusat Pertumbuhan

    Kawasan Perencanaan

    Daerah-daerah Penyangga

    Koridor Pengaruh Perkembangan

    Keterangan Gambar :

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 5

    Gambar 2.3 Konsep Pergerakan Penduduk Kawasan Perencanaan

    Kawasan Perencanaan

    Ibukota Kabupaten Agam

    Melihat prospek yang terjadi di Kota Bukittinggi tersebut, maka kawasan perencanaan

    dengan kedekatan lokasinya diarahkan untuk bisa menjadi counter part (pemasok utama)

    bagi kebutuhan beberapa produk perdagangan yang berputar di Pasar Aur Kuning.

    B. Fungsi dan Peran Kawasan Perencanaan Dalam Lingkup Wilayah Kecamatan Canduang

    Fungsi utama kawasan perencanaan dalam lingkup wilayah Kecamatan Canduang adalah

    sebagai pusat pemerintahan serta berdasarkan potensi yang dimilikinya berfungsi sebagai

    pengembangan pertanian.

    Berdasarkan fungsi di atas maka peran yang diemban oleh kawasan perencanaan adalah

    memberikan pelayanan penduduk di wilayah Kecamatan Canduang serta menjadi titik

    tolak bagi pertumbuhan daerah-daerah yang ada di sekitarnya.

    2.2 Konsep Arahan Pengembangan

    2.2.1 Konsep Struktur Ruang Kawasan

    Sistem Kegiatan yang ada di kawasan Canduang pada awal perencanaan tidak

    memperlihatkan jenjang struktur yang baik, sehingga berpengaruh besar terhadap sempitnya

    konsep sistem pelayanan kota dan mengurangi keseimbangan sistem pelayanan yang

    sebetulnya akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya.

    Ruang (spatial) perkotaan yang terdiri dari lahan dan penduduk dengan berbagai

    aktifitasnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga satu dengan yang

    lainnya akan saling mempengaruhi. Penduduk baik itu di pedesaan maupun di perkotaan

    akan membutuhkan ruang untuk kegiatannya dan sarana penunjang sebagai pelengkap bagi

    pemenuhan kebutuhan tersebut. Pertumbuhan atau perkembangan yang terjadi akan sangat

    berpengaruh kuat terhadap kebutuhan ruang dan sarana pelayanannya.

    Adapun ruang yang dalam hal ini adalah tanah, air dan udara sebagai sumber utama

    kehidupan bagi penduduk di dunia ini, membutuhkan perlakuan secara khusus dari manusia

    sebagai pengelola. Manakala pengelolaan tersebut salah maka yang sering terjadi adalah

    bencana. Sedangkan di sisi lain, disadari atau tidak perkembangan penduduk akan

    memanfaatkan ruang tersebut, mengisi ruang-ruang yang dianggap siap dan sesuai untuk

    kelangsungan hidupnya.

    Lebih lanjut, proses perkembangan penduduk yang senantiasa selalu bertambah akan

    seiring dengan tuntutan terhadap penyiapan sarana dan prasarana yang sudah pasti akan

    bertambah pula. Misalnya penyediaan perumahan dan sarana kegiatan (seperti pertanian,

    perkebunan, perkantoran, pelayanan kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan lain

    sebagainya).

    Perkembangan tersebut (baik penduduk maupun sarana pelengkap kehidupannya)

    terus bertambah sejalan dengan semakin bertambahnya atau meningkatnya kebutuhan,

    sehingga pada titik tertentu perlu adanya pengelolaan ruang secara bijaksana.

    Pada saat ini kawasan perencanaan walaupun berada pada wilayah administratif

    Kabupaten Agam namun dilihat dari lokasi pusat pelayanan kabupaten yang jauh dari lokasi

    kawasan perencanaan, maka untuk pelayanannya (terutama pelayanan sosial dan ekonomi)

    cenderung lebih mengarah ke Kota Bukittinggi, jadi Kecamatan Canduang secara struktur

    dalam sistem pelayanannya terpisah dengan wilayah administrasi di bagian Barat Kabupaten.

    Secara konseptual pergerakan penduduk kawasan perencanaan seperti terlihat pada

    Gambar 2.3

    Kekuatan tarikan Kota Bukittinggi dalam pelayanan sosio - ekonomi lebih besar dibandingkan kota Kabupaten Agam, oleh karena itu karakteristik pergerakan penduduk

    cenderung berorientasi ke kota Bukittinggi.

    Kota Bukittinggi

    Lubuk Basung

    Danau Maninjau

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 6

    Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka hal utama dalam suatu perencanaan

    perkotaan adalah merencanakan sistem pusat-pusat pelayanan masyarakat yang berfungsi

    sebagai pusat interaksi masyarakat baik sosial maupun ekonomi. Adapun pertimbangan di

    dalam menentukan sistem pusat pelayanan ini adalah sebagai berikut :

    Kebutuhan sarana penunjang disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dilayani;

    Lokasi diarahkan berada pada tempat yang mudah dijangkau (aksesibilitas tinggi) oleh

    penduduk berdasarkan skala pelayanannya; Pada lokasi yang memiliki aksesibilitas kurang

    memadai akan tetapi lokasinya sangat memungkinkan sebagai pusat pelayanan maka

    harus dikembangkan sistem aksesibilitas baru.

    Kawasan perencanaan merupakan pusat dari Kecamatan Canduang dengan Gambaran

    bahwa terdapatnya kantor kecamatan ditambah sarana pelengkap lainnya seperti kantor wali

    nagari, kantor sub dinas pertanian, pendidikan tingkat dasar, peribadatan, puskesmas dan

    bahkan tempat olah raga.

    Elemen-elemen kegiatan kota tersebut merupakan pengikat dari pusat pelayanan, baik

    itu sebagai pusat pelayanan kecamatan ataupun sebagai pusat pelayanan lokal. Oleh sebab

    itu untuk kegiatan yang mempunyai skala pelayanan kecamatan diarahkan terpusat pada

    satu lokasi sedangkan untuk pusat-pusat yang skala pelayanannya lebih kecil diarahkan

    tersebar di seluruh kawasan perencanaan.

    2.2.2 Konsep Rencana Tata Ruang

    Konsep rencana tata ruang kawasan perencanaan diarahkan pada, penempatan

    elemen, arahan pola pemanfaatan, elemen pembentukan ruang dan hubungan fungsional.

    A. Penempatan Elemen Ruang

    Penempatan elemen ruang di kawasan perencanaan didasarkan pada:

    1. Setiap pengembangan kegiatan, harus disesuaikan dengan daya dukung lingkungan,

    sehingga pembangunan fisik yang tidak sesuai dengan peruntukannya bisa dihindari

    sedini mungkin.

    2. Dalam menyusun tata ruang perlu upaya pemanfaatan potensi ruang kawasan

    seoptimal mungkin, sehingga mampu menjawab permasalahan pada fisik dasar

    maupun fisik buatan dimasa yang akan datang.

    3. Kebutuhan lahan untuk setiap elemen kegiatan yang disesuaikan dengan standar yang

    berlaku, sehingga diperoleh pola kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan elemen-

    elemen ruang yang tidak terlepas dengan kaidah-kaidah perencanaan dan struktur

    keruangan.

    4. Penempatan elemen kegiatan pada kawasan perencanaan dilakukan atas

    pertimbangan aturan penempatan antara lain:

    Kemungkinan penempatan elemen kegiatan yang saling berdekatan.

    Kemungkinan hubungan penempatan elemen saling berjauhan, kedua

    kemungkinan tersebut didasarkan atas analisis tingkat hubungan fungsional.

    5. Perumusan tata letak elemen-elemen lingkungan perlu dipertimbangkan:

    Adanya lalu lintas (barang dan orang) secara teratur sehingga menjamin

    ketentraman suasana lingkungan.

    Arahan pembangunan elemen-elemen kegiatan perlu mempertimbangkan aspek

    biaya pelaksanaan pembangunan.

    Rencana pembangunan elemen-elemen lingkungan harus mencerminkan

    keserasian antara lingkungan alam dan lingkungan buatan sehingga menuju

    kepada pembangunan yang berwawasan lingkungan.

    Pertimbangan faktor estetika, struktur keruangan (spasial) dinyatakan sebagai

    susunan ruang terbuka fisik dari suatu tapak, struktur keruangan pada umumnya

    menunjukkan hasil sifat khas topografi dan penataan vegetasi.

    B. Arahan Pola Pemanfaatan Ruang

    Pola pemanfaatan ruang merupakan bentuk penyebaran elemen-elemen kegiatan suatu

    kawasan yang terbentuk atas dasar pertimbangan kondisi fisik alam maupun

    pertimbangan perencanaan, pola pemanfaatan ruang juga dapat mencirikan orientasi

    penduduk terhadap kegiatannya. Pada kondisi existing di kawasan perencanaan pola

    pemanfaatan ruang membentuk suatu pola linier dan semi heksagonal pada lingkungan

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 7

    areal, sedangkan sistem penyebaran kawasan permukiman mengelompok (memusat) dan

    linier mengikuti jaringan jalan.

    Berdasarkan hal tersebut di atas untuk kawasan perencanaan pola bentuk pemanfaatan

    ruang akan diciptakan suatu pola linier dan semi heksagonal untuk kawasan perumahan

    yang terencana, sedangkan bentuk perumahan konvensional akan mengarah pada kurva

    linier, bentuk Loop dan mengelompok.

    C. Elemen Pembentuk Ruang Dan Hubungan Fungsional

    Berdasarkan fungsi dan peran yang telah ditentukan bagi kawasan perencanaan, maka

    elemen-elemen pembentuk ruang bagi kawasan perencanaan akan diarahkan, seperti:

    a. Wisma, dalam kaitannya dengan perumahan baik perumahan hunian (Konvensional)

    maupun perumahan yang direncanakan.

    b. Karya, dalam hal ini berkaitan dengan tempat kerja/aktifitas masyarakat seperti;

    perkantoran, perdagangan dan jasa, pertanian dan industri.

    c. Marga, yaitu prasarana transportasi yang menunjang pergerakan dan interaksi orang

    dan barang dengan tingkat aksesibilitas cukup tinggi.

    d. Suka, bahwa lingkungan perumahan secara individu maupun secara keseluruhan

    (masyarakat) harus mencerminkan suasana gairah dan gembira, elemen pembentuk

    ruangnya adalah; taman-taman, lapangan olah raga, Open Space, jalur hijau pinggir

    jalan, dan fungsi hijau lainnya.

    e. Penyempurna, merupakan elemen pelengkap seperti; fasilitas pendidikan, kesehatan,

    pelayanan umum, fasilitas peribadatan dan sebagainya.

    Pengaturan tata letak setiap elemen lingkungan di dalam kawasan perencanaan

    dipengaruhi oleh derajat keterkaitan antara elemen suatu lingkungan dalam bentuk

    hubungan fungsional. Derajat keterkaitan kegiatan antara elemen lingkungan akan

    menjadi dasar dalam pengaturan distribusi elemen-elemen tersebut didalam ruang

    dengan mengusahakan aksesibilitas yang perlu dimiliki oleh masing-masing elemen sesuai

    dengan jaringan dan frekuensi kegiatan yang dilakukan.

    Dalam penempatannya elemen-elemen ruang membutuhkan alokasi ruang yang tepat dan

    sesuai dengan peruntukannya, hal ini selain untuk menghindari berbagai kemungkinan

    dampak negatif dari keberadaan elemen tersebut, juga untuk membentuk struktur ruang

    yang kompak serta memberikan aksesibilitas antara fungsi-fungsi elemen. Untuk

    mengetahui sejauh mana kebutuhan hubungan fungsional antar elemen berdasarkan

    kuat lemahnya atau elemen-elemen mana yang perlu ditempatkan berdekatan (hubungan

    langsung), tidak langsung atau kurang memiliki hubungan, dibawah ini akan diGambarkan

    tingkat hubungan fungsional antar elemen seperti terlihat pada Tabel II-1. Dalam

    penilaian digunakan angka-angka untuk menunjukkan kuat lemahnya hubungan, seperti:

    Tabel II - 1

    Matrik Hubungan Fungsional Antar Komponen Kegiatan Di Kawasan Perencanaan

    NO. JENIS KOMPONEN KEGIATAN A B C D E F G H I J K L M N 0 P

    A PERMUKIMAN 3 4 3 4 2 2 1 3 4 2 0 2 2 2 4

    B PENDIDIKAN 3 1 2 1 0 2 0 1 4 0 0 3 2 2 4

    C KESEHATAN 4 1 3 1 1 2 0 2 3 2 0 2 2 2 4

    D PERIBADATAN 3 2 3 1 1 2 0 1 2 2 0 0 1 1 3

    E PERD. LINGK & KOTA 4 1 1 1 4 4 2 1 1 0 0 1 2 2 4

    F PERD. REGIONAL (PASAR) 2 0 1 1 4 3 2 1 1 0 0 0 4 4 2

    G JASA 2 2 2 2 4 3 2 1 1 0 0 0 2 3 4

    H INDUSTRI 1 0 0 0 2 2 2 1 1 0 0 0 3 4 4

    I PEMERINTAHAN & PUM 3 1 2 1 1 1 1 1 2 0 0 1 1 3 4

    J OLAH RAGA DAN RTH 4 4 3 2 1 1 1 1 2 3 0 2 1 1 3

    K KUBURAN 2 0 2 2 0 0 0 0 0 3 0 1 0 1 2

    L SEMPADAN SUNGAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0

    M KAWASAN HIJAU 2 3 2 0 1 0 0 0 1 2 1 2 0 1 1

    N TERMINAL/PANGKALAN 2 2 2 1 2 4 2 3 1 1 0 0 0 2 4

    O JALAN PRIMER 2 2 2 1 2 4 3 4 3 1 1 0 1 2 2

    P JALAN SEKUNDER 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 0 1 4 2

    Sumber : Hasil Analisis

    Nilai 4 memiliki hubungan sangat kuat, dimana elemen-elemen yang mempunyai nilai

    tersebut lokasinya harus berdekatan atau hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki.

    Nilai 3 hubungan kuat tetapi tidak mesti berada pada ruang yang sama, yang penting

    mudah untuk dijangkau.

    Nilai 2 memiliki hubungan sedang, jarak antar elemen dapat dihubungkan dengan

    jalan atau gang.

    Nilai 1 memiliki hubungan lemah, elemen-elemen yang memiliki nilai 1 sebaiknya tidak

    bergabung dalam ruang yang memiliki hubungan kuat.

    Nilai 0 tidak memiliki hubungan

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 8

    2.2.3 Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Jalan

    Manfaat utama dikembangkannya sistem jaringan jalan yang terkoordinasi antara satu

    daerah dengan daerah lain di dalam satu kawasan adalah membantu mempermudah dalam

    proses pergerakan barang maupun orang ke dan dari dalam kawasan perencanaan, sehingga

    proses pertukaran perdagangan ataupun interaksi penduduk menjadi lebih lancar.

    Konsep pengembangan jaringan jalan di kawasan perencanaan dilandasi oleh

    beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan perkembangannya, diantaranya adalah

    dekatnya dengan pusat perdagangan Pasar Aur Kuning (Bukittinggi), Pasar Amur yang

    berada dekat jaringan jalan utama penghubung Kota Padang Panjang – Bukittinggi serta

    adanya rencana pengembangan jaringan jalan yang melalui kawasan perencanaan. Dengan

    ditingkatkannya status jalan, maka jalan utama di kawasan perencanaan akan menjadi jalan

    alternatif yang menghubungkan Koto Baru – Biaro – Payakumbuh yang lebih dekat dibanding

    dengan jalan utama yang ada. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep pengembangan

    jaringan jalan dapat dilihat pada Gambar 2.4.

    2.2.4 Arahan Konsep Ruang (Spatial)

    Karakteristik ruang kawasan perencanaan saat ini merupakan daerah pedesaan, hal ini

    bisa diGambarkan dari pola penyebaran permukiman yang membentuk pola linier sepanjang

    jaringan jalan dan membentuk kelompok-kelompok kecil di daerah-daerah tertentu, dominasi

    penggunaan lahan masih di sektor primer yaitu pertanian dan perkebunan selain semak

    belukar, serta penyebaran kegiatan perkotaan (berbentuk perkantoran, perdagangan, jasa,

    dan lain sebagainya) masih sangat minim dan tidak terkonsentrasi pada satu lokasi

    (terpusat).

    Faktor ini pula yang diperkirakan menjadi pendorong bagi penduduk setempat untuk

    bermigrasi ke luar dari kawasan perencanaan. Berdasarkan karakter tersebut, perlu adanya

    arahan yang dapat mendorong kegiatan perekonomian penduduk setempat sehingga menjadi

    lebih bergairah dalam membangun daerahnya dan dapat mendongkrak tingkat perekonomian

    masyarakat setempat yang selama ini terlihat statis.

    Konsep ruang yang diarahkan dikembangkan di kawasan perencanaan adalah

    membentuk suatu kawasan pertanian atau perkebunan terpadu yang diarahkan untuk

    menjadi pendamping kegiatan perekonomian utama (counter part) di wilayah Kabupaten

    Agam bagi pusat pembangunan Kota Bukittinggi yang telah lebih dulu berkembang dengan

    cepat.

    Peluang yang bisa didapatkan kawasan perencanaan untuk mendukung kegiatan yang

    ada di Kota Bukittinggi adalah sentra industri kecil (makanan atau bahan tenun daerah) yang

    nantinya di pasarkan ke Pasar Aur Kuning dan Pasar Atas sebagai pusat distribusi dan koleksi

    Agam – Bukittinggi.

    Adapun arahan lokasi dari kegiatan sentra industri kecil ini diarahkan ke unit

    lingkungan II yang harus dilengkapi pula oleh fasilitas-fasilitas pendukung seperti KUD,

    tempat penjualan barang, bank, dan lain sebagainya.

    Arahan konsep ruang ini pada akhirnya mengarah pada pengembangan kawasan

    agropolitan (sebagai cikal bakal), karena Kabupaten Agam umumnya dan khusus untuk

    kawasan perencanaan merupakan daerah yang sangat potensial bagi kegiatan pertanian dan

    perkebunan, sehingga paling penting saat ini dilakukan adalah pengelolaan ruang untuk lebih

    dioptimalkan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

    Gambar 2.4 Konsep Pengembangan Jaringan Jalan

    Kawasan Perencanaan

    Biaro Baso

    Lasi

    BATAGAK

    SARIAK KOTO BARU

    PAYA KUMBUH

    BUKITTINGGI

    PDG. PANJANG

    Keterangan Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Lokal Primer Kawasan Perencanaan Ibukota Kecamatan

    PASAR AMUR

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 9

    2.3 Konsep Organisasi Ruang

    Konsep organisasi ruang untuk kawasan perencanaan akan diterapkan sistem teori

    tempat sentral (central place Theori) yang dijabarkan dalam pusat-pusat pelayanan

    mempunyai hubungan keterkaitan antara satu elemen dengan elemen lingkungan lainnya

    dengan mempertimbangkan faktor-faktor hubungan fungsional antara elemen lingkungan,

    faktor aksesibilitas antara elemen ruang dan faktor estetika lingkungan agar diperoleh

    kenyamanan. Penerapan pusat pelayanan diterapkan untuk melayani masyarakat dalam

    struktur kawasan.

    Untuk penerapan berbagai fasilitas dalam pengorganisasian ruang disesuaikan dengan tingkat

    kepentingan ruang terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya khususnya yang berada

    dalam pusat lingkungan, seperti :

    Kenyamanan lingkungan

    Kecenderungan perkembangan

    Kepentingan penggunaan sistem jaringan jalan

    Kesesuaian lahan dan prospek pengembangan

    Pola sirkulasi pergerakan masyarakat maupun barang.

    Mengenai konsep organisasi ruang dapat dilihat pada Gambar 2.5.

    Adapun kriterianya adalah:

    Batasan fisik atau batasan administrasi yang dapat memisahkan orientasi secara

    global.

    Adanya homogenitas fungsi kegiatan dalam suatu kawasan.

    Aksesibilitas pencapaian

    Gambar : 2.5

    Konsep Organisasi Ruang

    RTH

    Fasilitas Sosial

    Perumahan

    Fasilitas Sosial Fasilitas Umum

    Fasilitas Umum

    Sungai

    Sempadan Sungai /

    Konservasi Perumahan

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA II - 10

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 1

    3.1 Tujuan Pengembangan Kawasan Fungsional Perkotaan

    Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan perencanaan selain

    dipengaruhi oleh faktor eksternal, juga faktor internal kawasan itu sendiri.

    Selain kedekatannya dengan Kota Bukittinggi, kawasan perencanaan berada pada

    kioridor kota-kota yang menjadi pusat pertumbuhan pada masing-masing daerahnya,

    tepatnya berada pada koridor segitiga kota yaitu Kota Padang Panjang, Payakumbuh dan

    Kota Bukittinggi. Dengan lokasinya itu secara ruang mempunyai keuntungan serta peluang

    yang bagus dalam mendorong perkembangannya, dimana kawasan perencanaan akan

    menjadi penyangga dari pengaruh perkembangan kota-kota tersebut.

    Tingginya kegiatan kota serta intensitas pergerakan akan memberi imbas terhadap

    perkembangan daerah-daerah di sekitarnya (spread efect), dimana pengaruh yang akan

    diberikan diantaranya;

    1. Menampung berbagai kegiatan yang sudah tidak bisa diterima/ditampung lagi dimasing-

    masing kota khususnya Kota Bukittinggi.

    2. Menjadi alternatif dalam pola pergerakan, menjadikan kawasan perencanaan sebagai

    daerah transit.

    3. Sebagai penyedia kebutuhan barang-barang yang tidak bisa dilayani oleh kota-kota inti

    terutama barang hasil pertanian.

    4. Sebagai penyedia sarana dan prasarana pelayanan umum, seperti; perumahan,

    peristirahatan/penginapan, pariwisata dan sebagainya.

    5. Terdapat potensi alam (view) yang cukup bagus akan menjadikan kawasan perencanaan

    sebagai bagian dari paket wisata Kota Bukittinggi.

    Sedangkan faktor internal pendorong tumbuh dan berkembangnya kawasan

    perencanaan, selain potensi yang dimiliki kawasan perencanaan seperti (pertanian, panorama

    alam, ketersediaan lahan) juga pertumbuhan penduduk di kawasan perencanaan cukup tinggi

    yaitu rata-rata 2,66% per tahun, hal ini akan mendorong percepatan pengembangan.

    Dengan melihat faktor-faktor yang akan berkembang di sekitar kawasan perencanaan,

    maka fungsi kawasan perencanaan selain sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Canduang

    dan pengembangan kawasan pertanian, juga kawasan perencanaan yang termasuk dalam

    wilayah Kabupaten Agam, tetapi berada pada pada koridor Kota Bukittinggi, dimana Kota

    Bukittinggi merupakan kawasan andalan disektor pariwisata, menjadikan kawasan

    perencanaan merupakan bagian dari fungsi tersebut dan dapat berperan sebagai counter

    part (pemasok utama) kebutuhan barang dagangan.

    Dengan fungsi dan perannya di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan

    perlunya pengembangan kawasan perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang ini, yaitu selain

    untuk lebih memantapkan sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Canduang juga diarahkan

    sebagai pusat Koleksi dan Distribusi barang-barang khususnya barang produksi pertanian.

    3.2 Struktur Pemanfaatan Ruang

    3.2.1 Distribusi Penduduk

    Rencana distribusi penduduk diarahkan sesuai dengan daya tampung lahan yang

    diperuntukan bagi kawasan terbangun. Alokasi kawasan terbangun itu sendiri diperoleh dari

    hasil analisis kesesuaian lahan. Dari hasil analisis kesesuaian lahan diperoleh luas lahan

    potensial untuk pengembangan seluas ± 109,62 Ha yang terbagi dalam 3 unit lingkungan

    masing-masing adalah :

    Unit Lingkungan I seluas 59,68 Ha

    Unit Lingkungan II seluas 24,11 Ha

    Unit Lingkungan III seluas 25,83 Ha

    Jika dari masing-masing luas laham potensial di atas, 60% dialokasikan untuk

    pengembangan perumahan dan 40% untuk fasilitas, maka diperoleh jumlah kapling tiap-tiap

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 2

    unit lingkungan, sedangkan untuk memperkirakan daya tampung lahan untuk rata-rata

    kepadatan penduduk yaitu dengan mengalikan jumlah kapling dengan 5 jiwa (asumsi

    penghuni tiap rumah) diperoleh jumlah penduduk yang dapat ditampung secara maksimal

    seperti terlihat pada Tabel III-1 di bawah ini serta Gambar 3.1 mengenai rencana

    kepadatan penduduk di kawasan perencanaan.

    Tabel III–1 Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk

    Di Kawasan Perencanaan

    No. Unit

    Lingkungan Luas (Ha)

    Distribusi Penduduk (Jiwa)

    Kepadatan (Jiwa/Ha)

    1. I 130,48 5.968 46

    2. II 118,31 2.411 20

    3. III 166,55 2.583 16

    Jumlah 415,34 10.962 26 Sumber : Hasil Rencana Tahun 2005

    Jika melihat kondisi perkembangan penduduk yang terjadi saat ini, untuk mencapai

    kepadatan maksimal sebagaimana terlihat pada Tabel di atas atau mencapai jumlah

    penduduk sebesar 10.962 jiwa dibutuhkan waktu ± 32 tahun.

    3.2.2 Struktur Pelayanan Kegiatan

    Penentuan rencana struktur pelayanan kegiatan kawasan perencanaan didasarkan pada

    tata jenjang kapasitas (skala pelayanan) dan intensitas kegiatan pelayanan menurut jenis dan

    lokasi penyebaran fasilitas pelayanan dalam kawasan. Adapun arahan struktur pemanfaatan

    ruang untuk kawasan perencanaan adalah:

    1. Struktur Pusat Pelayanan

    Pusat pelayanan merupakan alokasi dari berbagai elemen ruang yang dapat memberikan

    pelayanan secara luas bagi kebutuhan penduduk (skala pelayanan regional/kecamatan)

    serta menjadi pengikat elemen-elemen ruang di bawahnya. Dalam hal ini elemen pengikat

    utama dari fungsi kawasan perencanaan sebagai pusat pelayanan adalah terdapatnya

    Kantor Kecamatan serta didukung oleh fasilitas lain seperti yang ada saat ini adalah

    fasilitas pendidikan, peribadatan, balai pertemuan, fasilitas kesehatan dan sebagainya.

    Pusat pelayanan tersebut fungsinya memberikan pelayanan pada skala regional maupun

    lingkungan.

    Kawasan perencanaan yang masih didominasi oleh lahan pertanian produktif menjadikan

    kendala dalam pengembangannya. Daerah-daerah/lokasi-lokasi pertanian ini umumnya

    berada di Unit Lingkungan II dan III, sehingga arahan pengembangan elemen-elemen

    ruang khususnya yang berskala regional bertumpu di Unit Lingkungan I. Dengan demikian

    secara hirarkis struktur pusat pelayanan di kawasan perencanaan berada di Unit

    Lingkungan I (sebagai pusat Kecamatan Canduang).

    2. Perdagangan dan Jasa

    Pada kondisi eksisting jenis fasilitas perdagangan dan jasa yang ada, diantaranya adalah

    pasar, warung/kios serta jasa-jasa (bengkel, penjahit dan sebagainya). Pada umumnya

    fasilitas-fasilitas tersebut berlokasi di persimpangan Jalan Utama (Jalan Pasar Lasi)

    termasuk lokasi pasar atau berada di unit lingkungan II. Berdasarkan kondisi dan

    lokasinya, khususnya untuk pasar sudah tidak memadai karena jika lokasinya

    dipertahankan akan menimbulkan gangguan terutama gangguan lalu lintas serta akan

    mengalami kesulitan untuk dikembangkan karena letak/posisinya berada pada jaringan

    jalan utama dan saluran sungai yang seharusnya dijadikan sempadan sungai.

    Berdasarkan pada hal tersebut, maka untuk lokasi pasar direncanakan dipindah ke bagian

    utara kawasan, tepatnya di batas kawasan perencanaan sebelah utara atau berada di

    koridor Jalan Pasar Lasi, sedangkan lokasi asalnya diarahkan untuk pengembangan

    pertokoan dan jasa mengingat untuk kebutuhan pengembangan pertokoan tidak terlalu

    banyak memanfaatkan lahan yang luas seperti pasar serta arahan tersebut didasarkan

    pada kecenderungan yang akan berkembang. Dengan demikian lokasi pasar berada di

    unit lingkungan I.

    Fungsi perdagangan tersebut dapat melayani kebutuhan selain dalam skala pelayanan

    lingkungan, juga pada skala regional kecamatan.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 3

    GAMBAR 3.1 RENCANA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN PENDUDUK

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 4

    3. Pendidikan

    Jenis fasilitas pendidikan yang ada saat ini terdiri dari; SLTA, SLTP, SD dan TK, lokasi dari

    fasilitas tersebut berada tersebar di kawasan perencanaan, bahkan untuk SLTP berada di

    luar kawasan perencanaan tetapi lokasinya masih sekitar kawasan sehingga untuk

    kebutuhan dimasa mendatang tetap memanfaatkan fasilitas yang ada.

    Lokasi SLTA berada di sekitar Jalan Pasar Lasi termasuk dalam unit lingkungan I, fasilitas

    SD berada di sekitar Jalan Samiek atau termasuk dalam unit lingkungan II juga TK

    terletak di unit lingkungan II tepatnya di sekitar Jalan Pasar Lasi.

    Untuk fasilitas pendidikan kebutuhan dimasa yang akan datang hanya membutuhkan

    fasilitas TK sejumlah 4 unit, adapun lokasinya akan disebar di setiap unit lingkungan dan

    berorientasi di pusat-pusat permukiman.

    4. Kesehatan

    Secara umum kebutuhan fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan sudah memadai.

    Jenis fasilitas yang ada terdiri dari Puskesmas (skala pelayanan regional/kecamatan) dan

    Puskesmas Pembantu (Pustu), meskipun lokasi Pustu tidak berada dalam kawasan

    perencanaan tetapi masih berada di sekitar kawasan perencanaan dan menjadi kebutuhan

    pelayanan bagi penduduk yang ada di kawasan perencanaan.

    Lokasi keberadaan Puskesmas berada di unit lingkungan I atau sekitar Jalan Samiek.

    Untuk kebutuhan dimasa yang akan datang dibutuhkan fasilitas BKIA yang lokasinya

    diarahkan di unit lingkungan III, praktek dokter dan apotek yang lokasinya tersebar di

    setiap unit lingkungan dan fasilitasnya dapat bersatu dengan perumahan.

    5. Perkantoran dan Pelayanan Umum

    Jenis perkantoran dan pelayanan umum yang dimaksud adalah perkantoran dan

    pelayanan umum sebagai penunjang fasilitas perkantoran yang ada (Kantor Camat).

    Untuk jenis perkantoran yang ada saat ini diantaranya adalah; Cabang Diknas, Cabang

    Pertabunhut, Dinas Peperla, KUA, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Kantor Pos dan

    Telkom.

    Dari semua fasilitas perkantoran yang ada berada di luar kawasan perencanaan,

    sedangkan untuk kebutuhan pengembangan dimasa yang akan datang jenis perkantoran

    yang dibutuhkan adalah;

    a. Kantor Koramil

    b. Kantor Polsek

    c. Kantor PDAM

    d. Kantor PLN

    e. Kantor Cabang Dinas Parsenibud (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya)

    Untuk jenis perkantoran yang belum ada dan direncanakan, penempatannya akan di

    arahkan di sekitar Kantor Camat, sehingga membentuk suatu kawasan perkantoran yang

    ditunjang dengan elemen ruang lainnya seperti taman dan mesjid skala pelayanan

    regional. Lebih tepatnya rencana lokasi perkantoran diarahkan di unit lingkungan I.

    6. Peribadatan

    Sebagai daerah yang mayoritas pemeluk Agama Islam, tentu saja jenis fasilitas yang ada

    maupun yang direncanakan adalah fasilitas bagi pemeluk Agama Islam (Mesjid,

    Mushola/Surau).

    Jumlah dan jenis fasilitas peribadatan yang ada saat ini sudah dapat melayani kebutuhan

    penduduk di kawasan perencanaan dengan lokasi yang menyebar hampir di tiap

    lingkungan permukiman. Namun demikian jenis fasilitas yang berskala pelayanan regional

    belum tampak memperlihatkan fungsinya. Untuk itu dalam perencanaan ini akan

    diarahkan pengembangan Mesjid Kecamatan yang lokasinya di arahkan bersatu dengan

    kawasan perkantoran yang ditunjang dengan taman dan konservasi atau berlokasi di unit

    lingkungan I.

    7. Perumahan

    Rencana pengembangan perumahan di kawasan perencanaan diarahkan pada

    pengembangan perumahan konvensional dan perumahan terencana dengan

    pertimbangan :

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 5

    a. Faktor aksesibilitas terhadap kegiatan perkotaan.

    b. Faktor kesesuaian lahan

    c. Faktor ketersediaan bahan baku air bersih.

    d. Faktor estetika lingkungan dan sisitem pergerakan penduduk.

    e. Arah kecenderungan perkembangan.

    f. Faktor pelayanan fasilitas dan utilitas untuk memenuhi kebutuhan perumahan.

    g. Orientasi sistem jaringan jalan.

    h. Membentuk suatu kota yang kompak dicirikan dengan sistem pusat pelayanan.

    Pada saat ini jenis perumahan yang ada umumnya berbentuk perumahan konvensional

    yang pengembangannya kurang terarah dan memperhatikan faktor-faktor kendala.

    Dimasa mendatang, rencana pengembangan perumahan diarahkan pada pengembangan

    perumahan terencana dan konvensional yang berdasarkan ketentuan-ketentuan

    perencanaan.

    Pada skala besar, pengembangan perumahan diarahkan di unit lingkungan I, sedangkan

    pada unit lingkungan II dan III disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dapat

    dikembangkan.

    8. Konservasi

    Sesuai dengan kondisi alam yang dimiliki kawasan perencanaan yang didominasi oleh

    lahan-lahan kosong (non terbangun) serta topografi yang bervariasi, maka arahan untuk

    pengembangan lahan konservasi cukup sesuai untuk kawasan perencanaan. Mengingat

    masih luasnya lahan-lahan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan konservasi, maka

    dalam arahan fungsi ruang, kawasan konservasi diarahkan sebagai fungsi primer (F1)

    atau skala regional. Alokasi pengembangan kawasan konservasi diarahkan di tiap-tiap unit

    lingkungan yang sebagian besar saat ini fungsinya sebagai lahan kebun campuran dan

    pertanian sawah.

    Kriteria yang dijadikan lahan konservasi dalam pembahasan ini adalah kemiringan lahan

    dan faktor alam lain seperti terdapatnya sumber mata air dan saluran/sungai.

    9. Industri

    Pengembangan industri di kawasan perencanaan adalah merupakan hasil arahan dalam

    penyusunan rencana ini, adapun dasar pertimbangan direncanakannya kawasan industri di

    kawasan perencanaan adalah :

    Terdapat gejala-gejala perkembangan industri yang ada saat ini.

    Potensi yang dimiliki kawasan prencanaan dapat menunjang terhadap perkembangan

    industri yang berorientasi pada sumber bahan baku (Resourch Oriented) yaitu produksi

    pertanian dan perkebunan rakyat.

    Mempunyai peluang pemasaran di Pasar Kecamatan Canduang itu sendiri (Pasar Lasi),

    Pasar Padang Luar bahkan ke Kota Bukittinggi dan mempunyai akses cukup tinggi

    (Marketing Oriented)

    Memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan

    Sebagai kawasan yang masih alami, maka dalam pengembangannya diarahkan pada jenis

    industri yang ramah lingkungan. Jenis industri yang direncanakan adalah industri kecil

    (home industri) yaitu industri pengolahan hasil pertanian (agro industri), saat ini cikal

    bakal tumbuhnya jenis industri kecil yang ada di kawasan perencanaan adalah industri

    gula tebu. Untuk pengembangan industri diarahkan di unit lingkungan I.

    10. Ruang Terbuka dan Jalur Hijau

    Dalam skala besar, fungsi jalur hijau dapat memanfaatkan kondisi yang ada saat ini baik

    berfungsi sebagai lahan pertanian, sempadan sungai atau jalur hijau sepanjang jalan

    yang umumnya terbentuk secara alami.

    Mempertahankan dan mengembangkan fungsi hijau tersebut cukup penting artinya,

    mengingat fungsi-fungsi jalur hijau memberikan peranan penting dalam menjaga dan

    melestarikan lingkungan, sesuai dengan prinsip kelestarian lingkungan, kelestarian

    lingkungan dan menjaga fungsi iklim mikro daerah setempat, selain itu juga berfungsi

    untuk melindungi ekosistem setempat. Sedangkan untuk keindahan kota diarahkan pada

    penghijauan kota baik berupa taman (open space) pada pusat unit lingkungan maupun

    penghijauan sekitar jalan.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 6

    11. Jalan

    Dasar-dasar pengembangan jalan diarahkan pada fungsi pelayanan existing dan fungsi

    pelayanan dimasa yang akan datang. Pengembangan jaringan jalan diarahkan pada

    peningkatan jalan yang ada dan pengembangan jaringan jalan baru penghubung antar

    kawasan permukiman dengan dilengkapi sarana penunjangnya yaitu drainase,

    penerangan jalan, penghijauan dan trotoar untuk pejalan kaki, jembatan dan

    sebagainya.

    Peningkatan kondisi dan fungsi jalan diarahkan pada jalan utama kawasan yang

    nantinya akan menjadi jalan alternatif penghubung Koto Baru – Biaro hingga Kota

    Payakumbuh (koletor primer).

    12. Lahan Cadangan Pengembangan

    Lahan cadangan pengembangan diarahkan pada lahan-lahan yang mempunyai potensi

    pengembangan dimasa yang akan datang dalam mengantisipasi perkembangan kota,

    yang diarahkan pada lahan yang berpotensi terhadap aktifitas perkotaan yaitu areal

    pertanian yang kurang produktif.

    Adapun rencana struktur pelayanan kegiatan disajikan pada Tabel III-2 yaitu fungsi-

    fungsi pengembangan unit lingkungan dan Gambar 3.2.

    Kriteria arahan dalam pemanfaatan lahan secara konseptual didasarkan pada nilai-nilai

    ruang, antara lain :

    1. Pertimbangan nilai dalam suatu ruang yang berkaitan dengan nilai dan ketersediaan

    lahan bagi bangunan serta taman kota (Rica Ordian Rent).

    2. Nilai ruang berkaitan dengan posisi dalam suatu konfigurasi ruang atau nilai keuntungan

    ruang terhadap lingkungan perkotaan (Location Rent).

    3. Nilai ruang yang berkaitan dengan fungsi ekosistem seperti kawasan resapan air,

    kawasan penyangga atau jalur hijau dan taman kota.

    Tabel III – 2 Rencana Fungsi Unit Lingkungan Berdasarkan Struktur Kegiatan

    Di Kawasan Perencanaan

    No. Unit

    Lingkungan Luas (Ha)

    Prosentase (%)

    Fungsi

    F1 F2

    1. I 130,48 31,42 Pusat Pelayanan Kegiatan

    Fasilitas Sosial Perdagangan Permukiman Pertanian Konservasi

    2. II 118,31 28,49 Perdagangan dan Pertanian

    Permukiman Perdagangan Pertanian Konservasi

    3. III 166,55 40,10 Pertanian dan Konservasi

    Permukiman Fasilitas Sosial Pertanian Konservasi

    Jumlah 415,34 100,00 - Sumber : Hasil Pengukuran dan Hasil Rencana Tahun 2005

    4. Nilai ruang yang berkaitan dengan tata nilai dan budaya masyarakat seperti tempat suci,

    balai pertemuan dan tempat bersejarah lainnya (Sosio Kultural – Rent).

    5. Nilai ruang yang berkaitan dengan nilai strategis suatu lokasi (Merit-Rent) yang dapat

    menunjang terhadap kepentingan umum.

    3.2.3 Sistem Jaringan Pergerakan

    3.2.3.1 Rencana Jaringan Jalan

    Manfaat utama dikembangkannya sistem jaringan jalan yang terkoordinasi antara satu

    daerah dengan daerah lainnya di dalam satu kawasan adalah membantu mempermudah

    dalam proses perjalanan baik barang maupun orang ke dan dari dalam kawasan

    perencanaan, sehingga proses pertukaran perdagangan ataupun interaksi penduduk menjadi

    lebih lancar.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 7

    GAMBAR 3.2 RENCANA STRUKTUR PELAYANAN KEGIATAN

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 8

    Jaringan jalan yang membuka kawasan perencanaan ke wilayah lain menjadi sangat

    penting dikembangkan mengingat infrastruktur jalan (aksesibilitas) ke luar kawasan kurang

    memadai terutama sistem pengangkutan barang seperti ke Kota Bukittinggi yang menjadi

    orientasi pergerakan barang dan orang.

    Begitu pula dengan sistem jaringan jalan yang ada di dalam kawasan perencanaan

    yang pada awal kegiatan perencanaan masih mengandalkan jaringan jalan utama, akibatnya

    sistem pelayanan yang terjadi tidak memberikan keuntungan bagi sebagian penduduk

    kawasan perencanaan yang berada lebih jauh lokasinya.

    Untuk itu dasar pertimbangan dari rencana pengembangan sistem jaringan jalan

    internal diutamakan bagi peningkatan hubungan terhadap pusat-pusat pelayanan

    masyarakat, sedangkan sistem jaringan jalan eksternal diutamakan untuk peningkatan

    pelayanan pengangkutan barang dan orang ke lokasi-lokasi pusat pelayanan regional.

    Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan jaringan jalan, khususnya pengembangan

    jalan baru di dalam kawasan perencanaan sesuai dengan standar Departemen Pekerjaan

    Umum dan peraturan perencanaan kota, kebutuhan lahan untuk pengembangan jaringan

    jalan idealnya tidak melebihi dari 20-25% dari luas kawasan yang direncanakan.

    Rencana pengembangan jaringan jalan di kawasan perencanaan, dibagi 2 arahan,

    yaitu peningkatan jaringan jalan yang ada dan pengembangan jaringan jalan baru.

    1. Peningkatan jaringan jalan

    Sasaran dari arahan peningkatan jaringan jalan adalah peningkatan kualitas jalan yang

    ada saat ini, baik melalui perbaikan maupun peningkatan fungsi jaringan. Perbaikan jalan

    ditujukan pada jalan-jalan khususnya yang berada di lingkungan permukiman (jalan

    lingkungan) yang saat ini kebanyakan kondisinya rusak sedang hingga rusak berat,

    sedangkan peningkatan fungsi jaringan ditujukan pada jalan-jalan penghubung antar

    pusat permukiman di dalam kawasan perencanaan maupun dengan luar kawasan

    perencanaan, seperti menjadi jalan lokal, kolektor dan seterusnya.

    Jalan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan/ditingkatkan fungsinya yaitu jalan

    Pasar Lasi yang menghubungkan Koto Baru – Payakumbuh pada saat ini belum terlihat

    fungsinya secara optimal. Dimasa yang akan datang jalan tersebut dapat berfungsi

    sebagai jalan alternatif, untuk itu persiapannya sudah harus dipikirkan sejak awal. Jika

    jalan tersebut sudah berfungsi maka status jalan akan meningkat fungsinya menjadi jalan

    kolektor.

    2. Rencana pengembangan jaringan jalan baru

    Arahan untuk pengembangan jaringan jalan baru ditujukan pada kawasan yang dirasa

    kurang memiliki akses terhadap lokasi-lokasi tertentu atau pada pusat kegiatan, hal ini

    dimaksudkan untuk menunjang pergerakan orang maupun barang atau dapat berfungsi

    sebagai sarana perhubungan.

    Adapun arahan tersebut sesuai dengan peraturan Pemerintah RI Nomor 26 tahun 1985

    Tentang Jalan, sistem jaringan jalan yang akan dikembangkan terdiri dari:

    a. Jaringan jalan kolektor yaitu jaringan jalan yang menghubungkan kawasan sekunder

    dengan kawasan yang ada di luar wilayah perencanaan (hinterlandnya) dan terkait

    dengan sistem pengembangan wilayah. Lebar perkerasan jalan 7 meter sesuai dengan

    Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1985 tentang jalan serta Peraturan

    Bupati Agam No. 15 Tahun 2005 tentang Garis Sempadan, untuk batas luar daerah

    pengawasan jalan (dawasja) 25 meter diukur dari as jalan untuk kolektor primer.

    b. Jaringan jalan lokal yaitu jaringan jalan yang menghubungkan antara kawasan

    sekunder dengan kawasan perumahan. Lebar perkerasan 5 meter dan (dawasja) 10,5

    meter.

    c. Jaringan jalan lingkungan merupakan jalan-jalan lingkungan yang merupakan jalan

    pergerakan penduduk untuk keluar masuk antar lingkungan permukiman. Jalan

    lingkungan ini didesain dengan perkerasan 5 meter untuk jalan lingkungan I dan 4

    meter untuk jalan lingkungan II.

    Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan sistem jaringan jalan dan

    Geometrik Jalan dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 9

    GAMBAR 3.3 RENCANA JARINGAN JALAN

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 10

    GAMBAR 3.4 GEOMETRIK JALAN

  • Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Canduang

    KABUPATEN AGAM

    LAPORAN RENCANA III - 11

    3.2.3.2 Rencana Sistem Perangkutan dan Pola Sirkulasi

    Rencana sistem perangkutan diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan

    pergerakan dan interaksi barang m