1 ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008) Oleh: Aulia Rahma (C2A607031) Drs. H. Prasetiono, M.Si. ABSTRACT Manufacturing companies profitability in indonesia were affected by financial factors which can be measured from financial ratio. The aim of this research is to analyze the influence of working capital turnover, cash turnover, inventory turnover, receivable turnover and company status to return on investment (ROI) of manufacturing company. The population of this reseacrh is PMA and PMDN manufacturing companies which listed in BEI from2004 to 2008. Purposive sampling method were used as samples determining method and 39 companies selected as the sample of the reseacrh. The analysis method is multiple regression with dummy variabel. The result of the reseacrh using t test that cash turnover and company status have positive significant influence to return on investment, while working capital turnover have negative significant influence to return on investment. Inventory turnover have no significant influence to return on investment. The result of the research simultantly using F test, shows that all of the five independent variables influence significant to return on investment. The coefficient determinant (R 2 ) is 0.218 which means 21,8 % ROI variation explained by five independent variables, whereas 78,2% explained by another variables which is not followed. Keywords: Return on investment (ROI), working capital turnover, cash turnover, inventory turnover, company status
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAPPROFITABILITAS PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar diBEI periode 2004-2008)
Oleh:
Aulia Rahma(C2A607031)
Drs. H. Prasetiono, M.Si.
ABSTRACT
Manufacturing companies profitability in indonesia were affected byfinancial factors which can be measured from financial ratio. The aim of thisresearch is to analyze the influence of working capital turnover, cash turnover,inventory turnover, receivable turnover and company status to return oninvestment (ROI) of manufacturing company.
The population of this reseacrh is PMA and PMDN manufacturingcompanies which listed in BEI from2004 to 2008. Purposive sampling methodwere used as samples determining method and 39 companies selected as thesample of the reseacrh. The analysis method is multiple regression with dummyvariabel.
The result of the reseacrh using t test that cash turnover and companystatus have positive significant influence to return on investment, while workingcapital turnover have negative significant influence to return on investment.Inventory turnover have no significant influence to return on investment. Theresult of the research simultantly using F test, shows that all of the fiveindependent variables influence significant to return on investment. Thecoefficient determinant (R2) is 0.218 which means 21,8 % ROI variation explainedby five independent variables, whereas 78,2% explained by another variableswhich is not followed.
Keywords: Return on investment (ROI), working capital turnover, cash turnover,inventory turnover, company status
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Weston dan Brigham (1994), mengemukakan bahwa modal kerja adalah
investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang
mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Sedangkan menurut Riyanto
(2001), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan
uang kas dan digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk
membayar gaji pegawai, pembelian bahan mentah, membayar ongkos angkutan,
membayar hutang dan sebagainya.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi
manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Esra dan
Apriweni, 2002). Efisiensi Modal Kerja (Handoko, 1999) adalah ketepatan cara
(usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu,
tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu
mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga
kekurangan. Menurut Esra dan Apriweni (2002), dalam pengelolaan modal kerja
perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan
persediaan.
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka
semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan
mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah
persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan mengakibatkan
banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas.
Menurut H.G. Guthman dalam Riyanto (2001), yakni bahwa jumlah kas yang
sebaiknya dipertahankan oleh perusahaan adalah tidak kurang dari 5% sampai
10% dari jumlah aktiva lancar.
Selain kas, elemen modal kerja dalam penelitian ini adalah inventory atau
persediaan barang. Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari
3
modal kerja merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, di mana
secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung
terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi
dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan (Riyanto, 2001).
Di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang
tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional
perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang
akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban
pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba
atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas).
Perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi
pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut.
Pada penelitian ini akan mengambil obyek perusahaan yang bergerak
dalam bidang manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pembuatan produk. Perusahaan manufaktur dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu perusahaan manufaktur PMA dan PMDN.
Berikut ini merupakan data mengenai variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini:
Rata-rata ROI, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, danPerputaran Persediaan Tahun 2004-2008
Sumber: ICMD 2006 dan 2009, data diolah.
PMAVariabel 2004 2005 2006 2007 2008
ROI 12.97 11.55 12.60 13.12 16.72Perputaran Modal Kerja 3.84 3.26 4.24 3.27 4.15Perputaran Kas 7.29 11.97 12.83 12.61 14.98Perputaran Persediaan 10.72 7.83 6.93 7.46 6.94
signifikan dimana nilai t = -2,895 dan p = 0,004 (p < 0,05). Jadi dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama tidak dapat diterima.
Dengan adanya pengaruh yang negatif, berarti bahwa semakin tinggi
perputaran modal kerja maka akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
Kondisi perputaran modal kerja dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh modal
kerja (aktiva lancar dan hutang lancar) dalam menghasilkan penjualan. Semakin
tinggi volume penjualan yang dihasilkan maka modal kerja berputar semakin
cepat sehingga modal cepat kembali ke perusahaan yang disertai keuntungan yang
tinggi pula, adanya keuntungan yang tinggi menyebabkan ROI perusahaan juga
meningkat. Akan tetapi, penelitian pada perusahaan ini menujukkan bahwa
adanya tingkat penjualan yang tinggi akan menurunkan profitabilitas (ROI). Hal
ini dikarenakan perusahaan belum menggunakan modal kerja secara efisien.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Narware (n.d.) yang
menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh negatif terhadap ROI.
2. Pengaruh Perputaran Kas (Cash Turnover) Terhadap Profitabilitas
(ROI)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh positif
terhadap ROI. Hasil pengujian terhadap variabel perputaran kas menunjukkan
bahwa variabel LNCT berpengaruh signifikan terhadap LNROI. Hal ini terbukti
dengan ditunjukkannya pengaruh yang positif dan signifikan dimana nilai t =
2,617 dan p = 0,010 (p < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua
dapat diterima.
Adanya pengaruh yang positif berarti bahwa semakin tinggi perputaran kas
maka keuntungan yang diperoleh perusahaan juga akan semakin tinggi. Dengan
jumlah kas tertentu yang dimiliki perusahaan, akan menghasilkan penjualan yang
tinggi. Tingkat penjualan yang tinggi akan menyebabkan keuntungan yang
diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan perusahaan telah
menggunakan kas secara efisien.
Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang diperoleh pada tahun 2005
dan 2008 yang menunjukkan bahwa meningkatnya perputaran kas diikuti dengan
meningkatnya profitabilitas (ROI).
20
3. Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Terhadap
Profitabilitas (ROI)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh
positif terhadap ROI. Hasil pengujian terhadap variabel perputaran persediaan
menunjukkan bahwa variabel LNIT tidak berpengaruh signifikan terhadap
LNROI. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh yang negatif dan tidak
signifikan dimana nilai t = -0,529 dan p = 0,597 (p > 0,05). Jadi dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga tidak dapat diterima.
Adanya pengaruh yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan maka akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Hal ini
dikarenakan adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan
dengan kebutuhan sehingga akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian
karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil
volume penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan juga akan semakin
kecil.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wartini (2006) dan Menuh
(2008) yang menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak terbukti
berpengaruh signifikan terhadap ROI.
4. Pengaruh Status Perusahaan (Variabel Dummy) Terhadap Profitabilitas
(ROI)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh
positif terhadap ROI. Hasil pengujian terhadap status perusahaan (variabel
dummy) menunjukkan bahwa variabel dummy berpengaruh positif signifikan
terhadap ROI. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh yang positif dan
signifikan dimana nilai t = 5,915 dan p = 0,000 (p < 0,05). Jadi dapat disimpulkan
bahwa hipotesis keempat dapat diterima. Hal ini berarti bahwa status perusahaan
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan.
21
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran persediaan dan status
perusahaan terhadap profitabilitas (ROI) maka dapat ditarik kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil Uji F dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel
independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 13,591 dengan probabilitas
0,000. Oleh karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikasi
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja,
perputaran kas, perputaran persediaan dan status perusahaan (variabel dummy)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROI.
2. Berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) dapat diketahui bahwa nilai
adjusted R2 adalah sebesar 0,218. Hal ini menunjukan 21,8% variabel ROI
dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran modal kerja, perputaran
kas, perputaran persediaan dan status perusahaan (variabel dummy).
Sedangkan sisanya sebesar 78,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam model regresi.
3. H1 = Perputaran modal kerja (working capital turnover) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas (ROI).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, perputaran modal kerja
mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ROI. Hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,004 dan
nilai t sebesar -2,895. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama tidak
dapat diterima (ditolak).
4. H2 = Perputaran kas (cash turnover) berpengaruh positif terhadap profitabilitas
(ROI).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, perputaran kas mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap ROI. Hal ini dibuktikan dengan nilai
22
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,010 dan nilai t sebesar
2,617. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima.
5. H3 = Perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh positif terhadap
profitabilitas (ROI).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, perputaran persediaan tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROI. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,597 dan nilai t sebesar -
0,529. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga tidak dapat diterima
(ditolak).
6. H4 = Status perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROI).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, status perusahaan mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap ROI. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dan nilai t sebesar
5,915. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat dapat diterima.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini ada keterbatasan yang dapat menghambat hasil
penelitian sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun
keterbatasan tersebut adalah:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai adjusted R2 yang
relatif kecil, yaitu 21,8%. Hal ini berarti bahwa variasi variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen sebesar 21,8%
sedangkan sisanya sebesar 78,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
2. Terbatasnya variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dan
apabila variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini
ditambahkan, dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.
Saran
1. Variabel perputaran modal kerja berpengaruh negatif terhadap ROI. Ini berarti
semakin tinggi perputaran modal kerja maka akan menurunkan tingkat
23
profitabilitas perusahaan. Kondisi perputaran modal kerja dalam suatu
perusahaan dipengaruhi oleh modal kerja (aktiva lancar dan hutang lancar)
dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi volume penjualan yang
dihasilkan maka modal kerja berputar semakin cepat sehingga modal cepat
kembali keperusahaan yang disertai keuntungan yang tinggi pula, adanya
keuntungan yang tinggi menyebabkan ROI perusahaan juga meningkat. Akan
tetapi, penelitian pada perusahaan ini menujukkan bahwa adanya tingkat
penjualan yang tinggi akan menurunkan profitabilitas (ROI). Dengan
demikian, untuk dapat meningkatkan profitabilitas maka perusahaan harus
dapat menyedikan modal kerja yang ada sesuai dengan kebutuhan.
2. Variabel perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROI). Hal
ini menunjukkan semakin tinggi tingkat perputaran kas akan semakin tinggi
juga tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Ini berarti bahwa dengan
jumlah kas tertentu yang dimiliki perusahaan, akan menghasilkan penjualan
yang tinggi. Tingkat penjualan yang tinggi akan menyebabkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Oleh karena itu, perusahaan
diharapkan dapat mempertahankan jumlah kas secara efisien agar
menghasilkan tingkat perputaran kas dan ROI yang tinggi.
3. Variabel status perusahaan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap
ROI. Hal ini berarti bahwa status perusahaan PMA dan PMDN berpengaruh
pada laba yang diperoleh perusahaan tersebut.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model regresi agar dapat memperkuat
hasil penelitian.
24
DAFTAR PUSTAKA
--------2006. Indonesian Capital Market Directory
--------2009. Indonesian Capital Market Directory
Algifari. 2003. Statistik Induktif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Bhayani, Sanjay J. 2004. Working Capital And Profitability Relationship (A CaseOf Gujarat Ambuja Cement Ltd). SCMS Journal of Indian Management,April-June 2004.
Esra, Martha Ayerza dan Prima Apriweni. 2002. Manajemen Modal Kerja. JurnalEkonomi Perusahaan. STIE iBii.
Estiasih, Soffia Pudji. 2005. Pengaruh Kebijaksanaan Modal Kerja TerhadapROA perusahaan Textile Yang Go Public Di BES. Jurnal Keuangan danPerbankan. Tahun IX, No. 2.
Ferdinand, Augusty T. 2006. Metode Penelitian Manajemen Untuk Skripsi, Tesisdan Disertasi dalam Ilmu Manajemen. Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Menuh, Ni Nyoman. 2008. Pengaruh Efektivitas Dan Efisiensi PenggunaanModal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Koperasi PegawaiNegeri “KAMANDHUK” RSUP Sanglah Denpasar. Forum Manajemen,Volume 6, Nomor 1.
Narware, P. C. n.d. Working Capital And Profitability – An Empirical Analysis.http://www.icwai.org/icwai/knowledgebank/fm46.pdf. diakses 7 April2011.
25
Nurcahyo, Nico. 2009. Analisis Kinerja Likuiditas, Aktivitas, Rentabilitas, DanAnalisis Hubungan Modal Kerja Terhadap Laba Perusahaan PadaIndustry Otomotif Di BEI Periode 2006-2008. Jurnal Fakultas EkonomiUniversitas Gunadarma.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarya: Mediakom.
Rajesh, M dan N.R.V. Ramana Reddy. 2011. Impact of Working CapitalManagement on Firm’s Profitability. Global Journal of Finance andManagement. ISSN 0975-6477 Vol. 3, No. 1.
Sawir, Agnes. 2005. Analisa Kinerja Keuangan Dana Pembelanjaan Perusahaan.Jakarta: PT. Gramedia
Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Singagerda, Faurani I Santi. 2004. Analisis Pengaruh Modal Kerja TerhadapProfitabilitas Dan Rentabilitas Pada Koperasi “Mandalika” MataramNusa Tenggara Barat. JMK Vol. 2, No. 1.
Wartini, Sri. 2006. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap ProfitabilitasPerusahaan Publik PMA Dan PMDN. Jurnal Ekonomi Manajemen, Vol.15, No. 2.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1994. Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Jakarta: Erlangga.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Jakarta:Erlangga.