41
BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangAnemia gizi besi pada ibu
hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia
karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah
kekurangan zat besi (Fe). Selama kehamilan terjadi peningkatan
kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin
dan keperluan ibu hamil (Departemen Kesehatan, 2005).
1Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia hamil disebut Potensial danger of mother and child
(potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaIt dalam
pelayanan kesehatan pada hari terdepan (Manuaba, 2010). Menurut WHO
4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan
dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya
saling berinteraksi (Prawiroharjo, 2005). Dari hasil pemeriksaan
640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang mengatakan tidak rutin
meminum suplemen zat besi, anemia dalam kehamilan memberikan
pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun dalam nifas. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel
tubuh maupun sel otak. Anemia zat besi dapat mengakibatkan kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, partus
prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post partum
karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post
partum, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat
dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan
bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
besar (Manuaba, 2010).Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil
dinas kesehetan harus mempunyai program suplementasi suplemen
penambah darah yang bisa didapatkan di Puskesmas daerah. Suplemen
penambah darah dapat menghindari anemia besi dan anemia asam folat.
Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi
minimal 90 suplemen selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi
yang terkandung dalam vitamin, kehamilan bias menyebabkan sembelit
atau diare (Depkes, 2008). Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam
kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% karena
defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam
timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih
tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju. Studi penelitian di
puskesmas Lumajang yang mengalami defisiensi zat besi berkisar 32
per tahunnya. Ibu hamil di Puskesmas tersebut selalu diberikan
suplemen Fe setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum
mengetahui pentingnya mengkonsumsi suplemen Fe sehingga terjadi
ketidakpatuhan ibu hamil untuk meminum suplemen Fe. Kebutuhan zat
besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya 300 mg
untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu,
untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari
(Manuaba, 2010).Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan
meningkatnya resiko berkembangnya masalah kesehatan atau
memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang sedang diderita.
Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% opname di rumah sakit
merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap aturan
pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum suplemen zat besi
dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia.
Pemberian informasi tentang anemia memegang peranan sangat penting
sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi (Manuaba,
2010).Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh
buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini
dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak. Suatu
penelitian menunjukkan bahwa angka kematian ibu yang tertinggi
berhubungan erat dengan anemia yang dideritanya ketika hamil.
Keadaan kurang zat besi merupakan fenomena yang kompleks (Khomsan,
2003).Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat
tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (Departemen
Kesehatan, 2003). Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka
kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali angka kematian ibu di
Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada Thailand, atau 5 kali
lebih tinggi dari pada Philipina (Dandriana, 2007). Sekitar 50% dan
kematian di negara-negara berkembang dilatarbelakangi oleh anemia
defisiensi besi (Sofyan, 2006).Prevalensi anemia ibu hamil belum
mengalami perubahan dari tahun 1995 sampai 2000, namun Departemen
Kesehatan Republik Indonesia sampai dengan tahun 2010 akan berusaha
menurunkan prevalensi anemia ibu hamil dari 51% menjadi 40%
(Departemen Kesehatan, 2005).Untuk menanggulangi masalah anemia
gizi besi pada ibu hamil maka pemerintah melalui Departemen
Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan suatu program pemberian
suplemen zat besi pada ibu hamil. Menurut Manuaba (2010),
suplementasi suplemen zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya
penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia.Meskipun program
pemberian suplemen zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak
tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang disebabkan
karena anemia pada masa kehamilan. Hanya sedikit wanita hamil
dinegara berkembang seperti di Indonesia yang dapat memenuhi
kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari,
karena sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (besi
heme) yaitu protein hewani seperti ikan dan daging relatif mahal
harganya dan belum sepenuhnya terjangkau oleh masyarakat. Walaupun
terdapat sumber makanan nabati yang kaya zat besi seperti sayuran
hijau dan kacang-kacangan, namun zat besi dalam makanan tersebut
lebih sulit penyerapannya. Oleh karena itu program pemberian
suplementasi suplemen zat besi selama kehamilan merupakan salah
satu alternatif untuk mengatasi anemia (Departemen Kesehatan,
2004).Relatif tingginya kejadian anemia pada ibu hamil kemungkinan
disebabkan faktor karakteristik ibu hamil seperti pendidikan, umur,
sosial ekonomi yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku ibu
hamil mematuhi anjuran petugas kesehatan dalam mengkonsumsi
suplemen zat besi secara teratur. Untuk itu peneliti tertarik
mengadakan penelitian yang berkaitan dengan deskripsi kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi suplemen zat besi terhadap kejadian anemia
di Puskesmas lumajang kecamatan Kabupaten lumajang.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah "Bagaimana gambaran kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi suplemen zat besi terhadap kejadian anemia di
Puskesmas Lumajang Kecamatan lumajang Kabupaten Lumajang.
C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui gambaran
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplemen zat besi terhadap
tingkat kejadian anemia di Puskesmas Lumajang Kecamatan Lumajang
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur
2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui seberapa besar persentase
pengetahuan ibu hamil mengkonsumsi suplemen zat besi terhadap
kejadian anemia di Puskesmas Lumajang Kecamatan Lumajang Kabupaten
Lumajang Provinsi Jawa Timurb. Untuk mengetahui seberapa besar
persentase sikap ibu hamil mematuhi mengkonsumsi suplemen zat besi
terhadap kejadian di Puskesmas Lumajang Kecamatan Lumajang
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.c. Untuk mengetahui seberapa
besar persentase tindakan ibu hamil mematuhi mengkonsumsi suplemen
zat besi terhadap kejadian anemia di Puskesmas Lumajang Kecamatan
Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.
D. Manfaat Penelitian1. Bagi Ibu HamilBagi ibu hamil atau
masyarakat dapat menambah pengetahuan ibu mengenai pentingnya
mengkonsumsi suplemen suplemen zat besi secara teratur sesuai
anjuran petugas kesehatan dalam rangka pencegahan kejadian anemia
ibu hamil.2. Bagi Petugas PuskesmasBagi petugas puskesmas khusus
pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan masukan
materi dalam penyusunan perencanaan program penanggulangan masalah
anemia ibu hamil dimasa yang akan datang agar lebih efisien dan
efektif serta tepat sasaran sesuai dengan penyebabnya.3. Bagi
PenelitiBagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa
studi ke masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Zat Besi1. Fungsi Zat BesiZat besi (Fe) merupakan mikroelemen
yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam
hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam sintesa haemoglobin
(Moehji, 2007). Seorang ibu yang dalam masa kehamilannya telah
menderita kekurangan zat besi tidak dapat memberi cadangan zat besi
kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan
pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari ibunya, tetapi
susu bukanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi karena
itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia
(Siregar, 2004).
8Anemia zat besi adalah keadaan dimana kadar zat merah darah
atau haemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal (Varney,H.
2006). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan haemoglobin
dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar kurang dari
10,59 gr % pada trimester II trimester I dan III atau kadar kurang
dari 10,59 gr % pada trimester II . Anemia adalah pengurangan
jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel
darah merah (hemotokrit) per 10 ml darah (Safiuddin, 2006). Anemia
lebih sering dijumpai dalam kehamilan hal ini di sebabkan karena
dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi pula perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Anemia
adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi pada
ukuran dan jumlah eritrosit atau pada kadar hemoglobin yang tidak
mencukupi untuk fungsi pertukaran O2 dan CO2 diantara jaringan dan
darah. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah,
kadar sel darah merah (hemoglobin atau Hb) dibawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,
misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering
terjadi karena kurangnya zat besi. Anemia zat besi dan protein dari
makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun
kronis dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita
hamil, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit
(Masrizal, 2007).Perubahan hematology sehubungan dengan kehamilan
adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat
terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45 - 65% dari trimester ke II kehamilan, dan maksimum
terjadi pada bulan ke -9 dan meningkatnya sekitar 100ml, menurun
sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah
partus, stimulasi yang meningkat volume plasma seperti laktogen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldosteron (Arisman,
2004).Pada beberapa orang, pemberian suplemen zat besi dapat
menimbulkan gejalagejala seperti mual, nyeri didaerah lambung,
kadang terjadi diare dan sulit buang air besar (Departemen
Kesehatan, 2005), pusing bau logam (Hartono, 2005). Selain itu
setelah mengkonsumsi suplemen tersebut, tinja akan berwarna hitam,
namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping suplemen
zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada
bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka
kemungkinan efek samping semakin besar. Menurut Wirakusumah (2006),
suplemen zat besi yang diminum dalam keadaan perut terisi akan
mengurangi efek samping yang ditimbulkan tetapi hal ini dapat
menurunkan tingkat penyerapannya.
2. Komposisi Zat Besi di Dalam TubuhJumlah zat besi di dalam
tubuh seorang normal berkisar antara 3 - 5 gr tergantung dari jenis
kelamin, berat badan dan haemoglobin. Besi di dalam tubuh terdapat
dalam haemoglobin sebanyak 1,5 - 3,0 gr dan sisa lainnya terdapat
di dalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan
protein yang disebut "transferin" yaitu sebanyak 3 - 4 gr.
Sedangkan dalam jaringan berada dalam suatu status esensial dan
bukan esensial. Disebut esensial karena tidak dapat dipakai untuk
pembentukan Hb maupun keperluan lainnya (Soeparman, 2008).
3. Sumber Zat BesiAda dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu
zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan
zat besi hem dalam makanan hanya antara 5 - 10% tetapi
penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani seperti daging, ikan dan
ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal
dari hem merupakan Hb. Zat besi non hem terdapat dalam pangan
nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan
buah-buahan (Wirakusumah, 2006).Asupan zat besi selain dari makanan
adalah melalui suplemen suplemen zat besi. Suplemen ini biasanya
diberikan pada golongan rawan kurang zat besi yaitu balita, anak
sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian suplemen zat
besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan zat
besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makan saja tidak
dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung
zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, apricot,
prem kering, telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran berdaun
hijau (Pusdiknakes, 2006).
4. Penyerapan Zat BesiBesi diserap (absorbsi) terutama dalam
duodenum dalam bentuk fero dan dalam suasana asam (Soeparman,
2008). Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor penghambat maupun pendorong, sedangkan zat besi hem
tidak. Asam askorbat (vitamin C) dan daging adalah faktor utama
yang mendorong penyerapan zat besi dikenal sebagai Meat, Fish,
Poultry factory (MFP).Tingkat keasaman dalam lambung ikut
mempengaruhi kelarutan dan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada mat perut kosong atau
sebelum makan, karena zat besi akan lebih efektif diserap apabila
lambung dalam keadaan asam (ph rendah).Disamping faktor yang
mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang
menghambat penyerapan yaitu teh, kopi dan senyawa Ethylene Diamine
Tetraacetit Acid (EDTA) yang biasa digunakan sebgai pengawet
makanan yang menyebabkan penurunan absorbsi zat besi non hem
sebesar 50% (Wirakusumah, 2006).
5. Eksresi Zat BesiBerbeda dengan mineral lainnya, tubuh tidak
dapat mengatur keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan
dari tubuh relatif konstan berkisar antara 1,0 - 1,5 mg setiap hari
melalui rambut, kuku, keringat, air kemih dan terbanyak melalui
deskuamasi sel epitel saluran pencernaan.Lain halnya dengan wanita
yang sedang menstruasi dan wanita hamil setiap hari kehilangan besi
0,5 - 1,0 mg atau 40 - 80 ml darah dan wanita yang sedang menyusui
sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan pendarahan
normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman, 2008).
6. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu HamilWanita memerlukan zat besi
lebih tinggi dan laki-laki karena terjadi menstruasi dengan
pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat
besi sebanyak 30-40 mg. Disamping itu kehamilan memerlukan tambahan
zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi
makin anemis (Manuaba, 2010).Pada setiap kehamilan kebutuhan zat
besi yang diperlukan sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel
darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe dan untuk
darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe minimal,
maka setiap kehamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya
akan menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 2010).Kebutuhan
zat besi selama triwulan pertama relatif kecil yaitu 0,8 mg/hari,
namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga
hingga 6,3 mg/hari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh
simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase Fe yang
diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali dan zat
besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, makanya suplemen zat
besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan (Demaeyer, 2007).
7. Akibat Kekurangan Zat Besi Pada masa KehamilanKurangnya zat
besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses kekurangan zat
besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya terjadi
penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan
zat besi lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan
kadar Hb. Kadar normal haemoglobin dalam darah yaitu pada anak
balita 11 gr%, anak usia sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu
hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu menyusui 12 gr% (Departemen
Kesehatan, 2006).Ciri-ciri gejala anemia tidak khas dan sulit
ditemukan tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang
pucat, tubuh lemah, nafas pendek dan nafsu makan hilang. Penentuan
anemia klinis dipengaruhi oleh banyak variabel seperti ketebalan
kulit dan pigmantasi yang tidak dapat diandalkan kecuali pada
anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya
digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan beratnya anemia
(Daemeyer, 2007).
8. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Zat Besi Pada Ibu
HamilUpaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi
kurang zat besi pada ibu hamil menrut Departemen Kesehatan (2005)
adalah:a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami,
terutama makanan sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap
seperti hati, daging, ikan. Selain itu perlu ditingkatkan juga,
makanan yang banyak mengandung Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan
dan sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses
pembentukan Hb.b. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat
besi, asam folat, vitamin A dan asam amino esensial pada bahan
makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan
zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan hasil produksi
industri pangan.c. Suplementasi besi-folat secara rutin selama
jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara
cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah
satu upaya pencegahan dan penanggulangan kurang zat besi yang perlu
diikuti dengan cara lainnya.
B. Suplemen Zat Besi Pada Ibu Hamil1. Pengertian Suplemen Zat
BesiSuplemen zat besi adalah pemberian zat besi folat yang
berbentuk suplemen. Tiap suplemen 60 mg besi elemental dan 0,25 mg
asam folat, yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk
mengatasi masalah anemia gizi besi (Departemen Kesehatan,
2005).Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat
memperbaiki status Hb dalam tubuh dalam waktu relatif singkat.
Sampai sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang
dilakukan pada ibu hamil dan kelompok yang beresiko tingi lainnya.
Di Indonesia suplemen zat besi yang digunakan Ferrous Sulfat
senyawa ini tergolong murah dan dapat diabsorbsi sampai 20%
(Wirakusumah, 2006).
2. Dosis dan Cara Pemberian Suplemen Zat Besi Pada Ibu
HamilMenurut Depkes RI (2005), suplemen zat besi diberikan pada ibu
hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:a. Dosis
pencegahanDiberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb.
Dosisnya yaitu 1 suplemen (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat) berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai
pemberian pada waktu pertama kali ibu memeriksa kehamilannya.b.
Dosis PengobatanDiberikan pada sasaran (Hb 50% atau 6 10b. Kurang
baik, jika total skor jawaban ibu hamil < 50% atau 0 52. Sikap
adalah pandangan ibu hamil terhadap segala sesuatu mengenai
kepatuhan mengkonsumsi suplemen zat besi dan tujuan melakukan
itu.Variabel sikap diukur dengan menggunakan skala interval yang
terdiri dan 10 pernyataan (5 pernyataan positif dan 5 pernyatan
negatif ) dengan 4 item pilihan jawaban. Pada pertanyaan yang
positif ( Favorable), item jawaban yang diberikan oleh responden
akan diberi skor dengan ketentuan :a. Sangat setuju (SS):3
b. Setuju:2
c. Tidak setuju:1
d. Sangat tidak setuju:0
3. Pada pertanyaan yang negatif (Unfavorable), item jawaban yang
diberikan oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan :a.
Sangat setuju (SS):0
b. Setuju:1
c. Tidak setuju:2
d. Sangat tidak setuju:3
Selanjutnya sikap diinterpretasikan secara keseluruhan atas 2
kategori yaitu:a. Sikap Baik/positif, jika total skor responden
> 50% atau 16 - 30b. Sikap kurang baik/negatif, jika total skor
responden < 50% atau 0 154. Tindakan adalah tanggapan /respon
ibu hamil dalam bentuk perbuatan nyata yang berkaitan dengan
kepatuhan pada tata cara mengkonsumsi suplemen zat besi secara
tepat dan benar, seperti dosis penggunaan harus disesuaikan dengan
kondisi ibu hamil apakah terdapat anemia atau tidak atau hal-hal
yang perlu dihindari ibu hamil selama mengkonsumsi suplemen
tersebut.Variabel tindakan diukur dengan menggunakan skala interval
yang terdiri dan 6 pertanyaan tertutup dengan item pilihan jawaban
ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Berdasarkan total skor
jawaban ibu hamil, tindakan terbagi atas 2 kategori, yaitu:a. Baik,
jika total skor jawaban ibu hamil > 50% atau 4 - 6b. Kurang
baik, jika total skor jawaban ibu hamil < 50% 0 3
E. Lokasi Penelitian dan Waktu PenelitianLokasi penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Lumajang Kecamatan Lumajang Kabupaten
Lumajang Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu tempat
sarana pelayanan kesehatan pada bulan Oktober 2013 sampai bulan
April 2014.
F. Pengumpulan Data1. Data PrimerData primer diperoleh langsung
dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada
kuesioner penelitian.2. Data SekunderData sekunder diperoleh dari
laporan pencatatan kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas lumajang kecamatan lumajang kabupaten
lumajang.
G. Pengolahan DataData yang sudah terkumpul diolah secara manual
dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun
langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu
memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan
kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Data entry
yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel
atau database komputerisasi.
H. Teknik Analisa DataData yang telah diolah akan dianalisis
secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi dan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian
berdasarkan teori dari kepustakaan yang ada.
Pengisian lembar kuisionerPerijinanSampel yang masuk
eksklusiPengisian lembar persetujuanMengumpulkan sampel
penelitianPengumpulan kuisionerSampel yang masuk inklusiPengolahan
data dan analisisHasil penelitianI. Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan
analitik. Jakarta : Rineka Aksara.Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur
Kehidupan : Buku ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGCBart, Smet. 2004.
Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.Dandriani, (2007). Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Thu
Hamil Di Indonesia. http//www.padusi.com. Akses 6 November
2007.Demaeyer, E., M. 2007. Pencegahan dan Pengawasan Anemia
Defisiensi Besi. Widia Medika. Jakarta.Departemen Kesehatan RI.
2004. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Hamil. Dirjen
Binkesmas. Jakarta.Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Pemberian
Suplemen Zat Besi dan Syrup Bagi Petugas Kesehatan. Dirjen
Binkesmas. Jakarta.Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Pemberian
Suplemen Zat Besi Bagi Petugas Kesehatan. Dirjen Binkesmas.
Jakarta.Dinas Kesehatan. 2007. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Indaragiri Hulu.Dinas kesehatan. 2008. Profil Kesehatan
Indonesia: Jakarta.Hartono, Lilik Wijayanti. 2005. Pengaruh
Penambahan Sorbitol Terhadap Konsumsi Pil Zat Besi Pada Bumil di
Kecamatan Ngumplan Kabupaten Boyolali. Rumusan Hasil Penelitian
Proyek CHN III. DIKTI. Jakarta.Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi
Untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Manuaba, 2010.
Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Penerbit
EGC. Jakarta.Masrizal,2007.Studi Literatur Anemia Kehamilan
Defisiensi Zat Besi.Edisi k-2: Jurnal Kesehatan Masyarakat.Moehji,
Sjahmien. 2007. Ilmu Gizi. Bhatara. Jakarta.Nivven, Neil, 2004.
Psikologi Kesehatan. Penerbit EGC. Jakarta.Notoatmodjo, S., dick.
2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Adi Offset. YogyakartaPusdiknakes, 2003. Asuhan Antenatal. Buku 2.
Jakarta.Prasetyo, Hudaya. 2005. Dokumentasi Persiapan Praktek
Profesional Fisioterapi. Politeknik Kesehatan.
SurakartaPrawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta.Saifuddin. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. JNKKR-POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Soeparman. 2008. Ilmu
Penyakit Dalam Jilid IL FKUI. Jakarta.Sofyan, Mustika, B., dick.
2006. 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong Masa Depan.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). JakartaSiregar, A.M.
2004. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Melalui Program Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga. Laporan Ilmiah FKM USUVarney H, 2006.Buku
Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta:EGC.Wirakusumah, E.S. 2006.
Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara. Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI
SUPLEMEN ZAT BESI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS
LUMAJANG KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA
TIMURTAHUN 2008
A. IDENTITAS RESPONDENNo. Responden:Nama: Umur:
Pekerjaan:Alamat:Usia Kehamilan:KETERANGAN RESPONDENNO. Nama
anggota Rumah TanggaStatus dalam keluargaUmur
(th)JenisKelaminPendidikanPekerjaanUtamaAgamaStatus perkawinan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kode Kolom 3 : Status dalam keluargaKode Kolom 8 : Agama
1 =Islam, 2= katolik, 3=protestan, 4=budha, 5=hindu, 6=lainnya 1
=Pasien yg dirawat, 2= Kepala Rumah Tangga, 3=istri, 4=anak,
5=menantu, 6=cucu, 7=orangtua/mertua, 8=family lain, 9=pembantu
rumah tangga, 10=lainnya
1 =Tidak Pernah Sekolah, 2= Tidak tamat SD/MI, 3=tamat
SD/MI,4=Tamat SMP/MTS, 5=Tamat SMU/SMA, 6=Tamat Perguruan Tinggi,
7=Tidak Menjawab Kode Kolom 6 : PendidikanKode Kolom 9 : Status
Perkawinan
1 =Belum Kawin, 2= Kawin, 3=Cerai Hidup, 4=cerai mati, 5=
lainnya
Kode Kolom 7 : Pekerjaan
1 =PNS/POLRI/ABRI/Pensiunan, 2=Peg/kary. swasta,
3=petani,4=Penujal/Pedagang, 5=Buruh,6=tukang becak/gerobak,
7=Tukang kayu/pengrajin,8=tukang ojek,9=nelayan,10=ibu rumah
tangga/tidak bekerja
B. PENGETAHUAN IBU HAMILPetunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa
pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah
satu jawaban yang paling benar.
SKOR:1. Apa yang ibu ketahui tentang suplemen zat besi ?a.
Suplemen tambah darah yang berwarna merahb. Suplemen untuk
kekebalan tubuhc. Suplemen penambah nafsu makand. Suplemen untuk
menjaga stamina tubuh
SKOR:2. Menurut ibu fungsi zat besi adalaha. Meningkatkan
pembentukan sel darah merahb. Menambah nafsu makanc. Sebagai
vitamind. Untuk kesehatan bayi
SKOR:3. Siapa saja yang paling perlu mendapat suplementasi zat
besi?a. Anak-anakb. Remajac. Dewasa d. Anak usia sekolah, ibu
hamil/ menyusui, remaja putri4. Apa akibat yang bisa ditimbulkan
apabila tidak mengkonsumsi suplemen zat besi?a. SKOR :Daya tahan
tubuh menurunb. Anemiac. Sakit kronikd. Letih, lemah dan lesu
SKOR :5. Pengobatan yang diberikan pada wanita hamil dengan
kurang darah (anemia) adalaha. Pemberian suplemen suplemen besi
200mg sajab. Pemberian suplemen suplemen besi + vitamin Cc.
Pemberian Vitamin Cd. Pemberian Vitamin A, D, E dan K
SKOR :6. Jumlah suplemen suplemen zat besi yang diperlukan ibu
hamil selama kehamilan adalaha. 30 suplemenb. 40 suplemenc. 80
suplemend. 90 suplemen
SKOR:7. Yang harus diperhatikan pada mat mengkonsumsi suplemen
suplemen zat besi adalaha Minum suplemen zat besi dengan air teh
atau kopib Minum suplemen zat besi dengan air putihc .Sebaiknya
usahakan dulu mengkonsumsi sejenis rotid. Lebih bagus suplemen zat
besi diminum dalam keadaan perut kenyang
SKOR :8. Agar ibu hamil terhindar dari anemia, maka dianjurkan
dalam sehari ibu mengkonsumsi suplemen zat besi a. 1 suplemen
sehari berturut-turut selama minimal 90 harib. 3 suplemen seharic.
5 suplemen seharid. Selagi ingat (berapa ibu mau)
SKOR :9. Ibu hamil di anjurkan mengkonsumsi suplementasi
suplemen zat besi jika usia kehamilan menginjaka. Trimester Ib.
Trimster IIc. Trimester IIId. Selagi tidak mengalami gejala anemia
tidak diperlukan untuk mengkonsumsi10. Ibu hamil sangat membutuhkan
banyak asupan zat besi diusia kehamilana. SKOR :Trimester Ib.
Trimester IIc. Trimester IIId. Trimester II dan III
C. SIKAP IBU HAMILPetunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa
pernyataan yang menggambarkan keadaan din anda. Berikan tanda CV )
pada kotak yang disediakan.SS : Bila Responden Sangat Setuju dengan
pernyataan. S : Bila Responden Setuju dengan pernyataanRR : Bila
Responden Ragu-ragu dengan pernyataan. TS : Bila Responden Tidak
Setuju dengan pernyataanSTS : Bila Responden Sangat Tidak Setuju
dengan pernyataanNoPernyataanSSSTSSTS
1Ibu hamil yang mengkonsumsi suplemen besi secara teratur sangat
besar efeknya bagi pertumbuhan janinnya
2Konsumsi suplemen zat besi dapat memperbaiki pembentukan
haemoglobin (Hb) dalam tubuh dalam waktu relatif cepat
3Ibu yang sering mengkonsumsi teh yang mengandung zat tannin
akan mengalami hambatan absorbs zat besi sehingga akan berakibat
kematian
4Thu hamil sebaiknya minum suplemen zat besi dengan dosis 1
suplemen setiap hari berturut-turut selama masa kehamilan dan 40
hari setelah melahirkan
5Efek samping yang dirasakan ibu hamil pada saat mengkonsumsi
suplemen besi dapat diatasi dengan menghentikan mengkonsumsi
suplemen tersebut untuk selanjutnya
6Ibu hamil dianjurkan untuk meminum suplemen zat besi bersamaan
dengan kopi/teh. Hal ini bertujuan mengurangi mual akibat efek
samping yang ditimbulkan suplemen tersebut
7
Konsumsi suplemen suplemen zat besi secara teratur oleh ibu
hamil tanpa terpengaruh adanya efek samping yang ditimbulkan
suplemen tersebut dapat menyebabkan anemia
8Kebutuhan zat besi pada wanita hamil lebih sedikit dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil
9Kesadaran pentingnya menanggulangi masalah anemia defisiensi
besi pada ibu hamil sudah mulai berkurang. Hal ini dapat dilihat
dari ketidakpatuhan ibu untuk meminum suplemen besi secara teratur
sesuai anjuran petugas kesehatan
10Semakin tua usia kehamilan pada wanita, maka asupan zat besi
yang dibutuhkan akan semakin berkurang
D. TINDAKAN IBU HAMILNoPernyataanYaTidak
1Dalam mengkonsumsi suplemen zat besi ibu menyesuaikan dengan
dosis pencegahan ataupun pengobatan dan mematuhi seluruh aturan
yangdianjurkan petugas kesehatan selama mengkonsumsi suplemen
tersebut
2Jika persediaan suplemen zat besi telah habis, ibu akan pergi
ke salah satu tempat pelayanan kesehatan untuk memperoleh suplemen
tersebut
3Ibu mengkonsumsi suplemen zat besi sejak usia kehamilan
Trimester I
4Ibu segera meminum suplemen zat besi pada saat ibu lupa
5Selama mengkonsumsi suplemen zat besi, ibu akan menghentikan
mengkonsumsi teh dan kopi
6Ibu mengkonsumsi suplemen zat besi dalam keadaan perut
kosong