BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan a. Mengetahui mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh . b. Mengetahui fungsi dari cairan dalam tubuh . c. Mengetahui proses keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. d. Mengetahui masalah-masalah yang di timbulkan dari ke abnormalan cairan dan elektrolit dalam tubuh. e. Mengetahui mengenai mekanisme asam dan basa. f. Mengetahui pengaturan perubahan konsentrasi ion hidrogen. g. Mengetahui sistem penyangga ion hidrogen dalam cairan tubuh. h. Mengetahui keadaan seimbang asam basa dalam cairan tubuh. i. Mengetahui keadaan-keadaan akibat ketidakseimbangan asam basa dalam cairan tubuh. B. Latar Belakang Sel-sel hidup tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi nutrient, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi, dan 1
32
Embed
05. keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.doc
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
a. Mengetahui mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh .
b. Mengetahui fungsi dari cairan dalam tubuh .
c. Mengetahui proses keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
d. Mengetahui masalah-masalah yang di timbulkan dari ke abnormalan cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
e. Mengetahui mengenai mekanisme asam dan basa.
f. Mengetahui pengaturan perubahan konsentrasi ion hidrogen.
g. Mengetahui sistem penyangga ion hidrogen dalam cairan tubuh.
h. Mengetahui keadaan seimbang asam basa dalam cairan tubuh.
i. Mengetahui keadaan-keadaan akibat ketidakseimbangan asam basa dalam cairan
tubuh.
B. Latar Belakang
Sel-sel hidup tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrient, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi,
dan keseimbangan asam-basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolic normal atau saat
terjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. CAIRAN TUBUH
JUMLAH DAN DISTRIBUSI
1.) Air tubuh total (total body water [TBW]) bergantung pada usia, berat badan, jenis
kelamin, dan derajat obesitas. Kandungan ini secara perlahan berkurang seiring
pertambahan usia.
a. Pada bayi, sekitar 80% berat badannya adalah air. Karena bayi memiliki area
permukaan yang lebih besar dibandingkan berat badannya, bayi mengalami
kehilangan air tak kasat mata (difusi air melalui sel-sel kulit). Kebutuhan
cairannya juga lebih tinggi karena pertumbuhan yang cepat dan peningkatan
metabolism yang mengakibatkan peningkatan produksi urine.
b. Pada orang dewasa, total body water mencapai 60% berat tubuh (sekitar 40L)
laki-laki muda dan 50% berat badan (sekitar 30 L) perempuan muda.
1. Total body water pada perempuan lebih sedikit karena lemak subkutannya
sangat banyak. Jaringan adipose mengandung air selular yang sangat
sedikit (hanya sekitar 10 L)
2. Obesitas dapat terjadi pada kandungan total body water yang hanya
berkisar 25% sampai 30% berat tubuh.
c. Pada orang berusia diatas 60 tahun, total body water mungkin hanya mencapai
40% sampai 50% berat badan.
d. Bayi, lansia, dan orang yang obesitas sangat rentan terhadap kehilangan air.
Kekurangan air (dehidrasi) dapat terjadi dengan cepat selama berlangsungnya
mekanisme kehilangan air seperti berkeringat, demam, diare, dan muntah.
2.) Distribusi. Total body water tersebar 50% dalam otot, 20% dalam kulit, 20%
dalam organ lain, dan 10% dalam darah.
2
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
1. Kompartemen cairan intraseluler (CIS) mengacu pada cairan dalam miliaran sel
tubuh. Kurang lebih dua pertiga cairan tubuh adalah cairan intraseluler.
2. Kompartemen cairan ekstraseluler (CES) yang terdiri dari seluruh cairan tubuh
diluar sel, mengandung sepertiga air tubuh.
a. Cairan interstisial adalah cairan disekitar sel tubuh dan limfe adalah cairan
dalam pembuluh limfatik. Gabungan kedua cairan ini mencapai tiga perempat
CES.
b. Plasma darah adalah bagian cair dari darah dan mencapai seperempat CES.
c. Cairan transeluler, sekitar 1% sampai 3% berat badan, meliputi seluruh cairan
tubuh yang dipisahkan dari CES oleh lapisan sel epitel. Subkompartemen ini
meliputi kerinagt; cairan serebrospinal; cairan synovial; cairan dalam
peritoneum, perikardiak, dan rongga pleura; cairan dalam ruang-ruang mata;
dan cairan dalam system pernafasan, pencernaan, dan urinaria.
3. Komposisi kompartemen cairan
a. CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion
natrium dan klorida serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit ion
kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat, dan asam organic. Perbedaannya
adalah dalam hal protein; plasma lebih banyak protein dan cairan interstisial
mengandung sangat sedikit protein.
b. CIS. Akibat pompa natrium-natrium dependen ATP, konsentrasi ion natrium
dan kalium intraseluler berlawanan dengan yang ada dalam CES. Ion kalium
intraseluler berkonsentrasi tinggi dan ion natrium intraseluler rendah.
Konstentrasi protein dalam sel tinggi, yaitu sekita 4 kali konsentrasi dalam
plasma.
4. Pergerakan cairan antar kompartemen.
a. Antara sel dan CES
1.) Distribusi air di dalam dan diluar sel bergantung pada tekanan osmotic.
3
2.) Tekanan osmotic berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut total
(osmolalitas) di dalam dan di luar sel. Air akan bergerak dan regia
berosmolitas rendah ke regeia berosmolitas tinggi.
3.) Normalnya, osmolalitas di dalam dan di luar sel adalah sama dan tidak ada
penarikan atau pengeluaran air menuju dan keluar sel.
4.) Jika zat terlarut atau tidak bertambah maupun hilang, ekuilibrium osmotic
sementara akan terganggu. Air kemudian akan bergerak masuk atau keuar
sel sampai ekuilibrium baru tercapai.
b. Antara plasma dan cairan interstisial
1.) Pergerakan air menembus membrane sel kapiler diatur oleh tekanan
hidrostatik dan osmotic sesuai tekanan yang dijelaskan daam hipotesis
Starling-Landis. Cairan dan protein berlebih dikeluarkan melalui system
limfatik.
2.) Peningkatan tekanan hidrostatik kapilar atau penurunan tekanan osmotic
koloid plasma mengakibatkan semakin banyak cairan yang bergerak dari
kapilar menuju cairan interstisial. Sebaiknya, penurunan tekanan hidrostatik
kapilar atau peningkatan tekanan osmotic kolois plasma menyebabkan
pergerakan cairan interstisial ke dalam kapilar.
PENGATURAN KESEIMBANGAN AIR
1. Asupan dan output air harian dari seseorang dengan aktifitas sedang dan suhu
tubuh sedang adalah seimbang, yaitu sekitar 2.500 ml. dalam tubuh yang
sehat, penyesuaian terhadap keseimbangan air terjadi melalui peningkatan
asupan air dalam mekanisme haus atau melalui penurunan keluaran air oleh
ginjal.
a. Asupan aiur dalam 24 jam didapat terutama dari diet.
1.) Makanan yang ditelan mengandung sekitar 700 ml air. Daginga
mengandung 50% sampai 75% air dan beberapa jenis buah dab
sayuran mengandung 95% air.
2.) Air atau minuman lain yang dikonsumsi mencapai sekitar 1.600 ml.
4
3.) Air metabolic yang dihasilkan melalui katabolisme mencapai sekitar
300 ml. katabolisme 1 g karbohidrat, 0,55 ml air; dan 1 g protei, 0,41
ml air.
b. Keluaran air (kehilangan air) terjadi melalui beberapa rute.
1.) Ginjal bertanggung jawab untuk kehilangan air terbesar (sekitar 1.500
ml)
2.) Air juga hilang melalui kulit, yaitu say berkeringat dan melalui
perspirasi tak kasat mata (sekitar 500 ml), melalui eraporasi paru (300
ml), dan melalui saluran gastrointestinal (200 ml).
2. Haus atau berkeinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah
pengaturan utama asupan air.
a. Pengaturan haus. Mekanisme haus dikendalikan oleh pusat haus dalam
hipotalamus. Pusat ini mengandung saraf spesifik yang disebut
osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuran yang mensekresi
hormone antidiuretic (ADH).
b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolalitas plasma
dan penurunan volume darah.
1.) Peningkatan osmolalitas CES, seperti yang diakibatkan oleh ingesti
natrium klorida menyebabkan osmoreseptor kehilangan air, mengecil
dan berdepolarisasi. Impuls memberi sinyal korteks serebral untuk
memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air.
2.) Penurunan volume darah (dan tekanan darah), seperti yang terjadi
akibat hemoragi, dirasakan oleh baroreseptor kardiovaskular, dan
impuls ditransmisi ke osmoreseptor dalam hipotalamus untuk
mengaktivasi mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh ginjal
mengakibatkan produksi angiotensis yang berlangsung bekerja pada
otak untuk menstimulasi sensasi haus.
3.) Mulut dan kerongkongan kering menyebabkan sensasi haus.
3. Pengaturan hormonal untuk keluaran air
5
a. ADH diproduksi untuk merespons stimulus osmotic dan nonosmotik yang
sama yang menyebabkan sensasi haus. ADH mengakibatkan retensi air