4/16/2013 1 Langkah-Langkah dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional 2013 Langkah-langkah Persiapan dalam Menghadapi AEC 2015 OUTLINE Pendahuluan Perkembangan Perdagangan Internasional ASEAN Daya Saing dan Tantangan menuju 2015 I II III IV AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya? V Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN II
23
Embed
03-Langkah-Langkah Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4/16/2013
1
Langkah-Langkah dalam menghadapi
ASEAN Economic Community 2015
Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional
2013
Langkah-langkah Persiapan dalam Menghadapi AEC 2015
OUTLINE
Pendahuluan
Perkembangan Perdagangan Internasional ASEAN
Daya Saing dan Tantangan menuju 2015
I
II
III
IV
AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya?V
Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN
II
4/16/2013
2
PendahuluanI
ASEANCOMMUNITY
2015
1. Sekilas Sejarah AEC 20151. Sekilas Sejarah AEC 2015
ASEAN didirikan1967
TAC/BaliConcord I
1976
Deeper Ec. Integration
1990s
The 9th ASEAN Summit, Bali
2003
AEC The 13th ASEAN Summit, Singapore
2007
DiberlakukannyaPiagam ASEAN
2008
4
4/16/2013
3
TerbentuknyaPasar dan basis produksi tunggal
Kawasan Berdaya-saing Tinggi
Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata
Integrasi dengan Perekonomian Dunia
• Bebas arus barang• Bebas jasa• Bebas investasi• Bebas tenaga
• Partisipasi yang semakinmeningkat dalamjaringan suplaiglobal
4 ASEAN Economic 4 Pilar ASEAN Economic Community (AEC)
5
2. Pilar AEC 20152. Pilar AEC 2015
3. Koordinasi Internal (Indonesia) Pemantauan perkembangan AEC
Inpres No.5 Tahun 2008 Fokus Program Ekonomi, yang mencakup pelaksanaan komitmen AEC 2015.
Inpres No.11 Tahun 2011 Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru ASEAN Tahun 2011
R-Inpres 2012 Peningkatan Daya Saing Nasional dalam menghadapi AEC 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
6
• Koordinasi internal Pemerintah terus dilakukan dalam memantau perkembanganAEC, dimana koordinasi dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian.
• Langkah-langkah koordinasi dilakukan dengan membuat 3 inpres terkait AEC 2015.
4/16/2013
4
Komitmen Indonesia pada Trade in Goods Produk Tekstil di ASEAN
II
1. CEPT – AFTA / ATIGA
• Common Effective Preferential Tariff (CEPT) ASEAN Free TradeAgreement (AFTA) efektif mulai tahun 1993
• Sejak 2010, CEPT AFTA digantikan oleh ATIGA (ASEAN Trade inGoods Agreement)
• 5 kategori produk:
Inclusion List (IL), Sensitive List (SL), Highly Sensitive List (HSL),Temporary Exclusion List (TEL), General Exception List (GEL)
8
4/16/2013
5
• IL terdiri atas Fast Track (FT) dan Normal Track (NT)
- FT, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 1998
- FT, tarif > 20% -> 0-5% pada 2000
- NT, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 2000
- NT, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003
• TEL menjadi IL dalam 5 tahap tahunan, mulai 1996 hingga 2000
- TEL, tarif ≤ 20% -> 0-5% pada 2003
- TEL, tarif > 20% -> 20% pada 1998, 0-5% pada 2003
• SL dan HSL akan menjadi IL sesuai jadwal
- ASEAN-6: tarif -> 0-5% pada 2010
- SL merupakan sebagian dari produk kategori Unprocessed Agricultural Products
- HSL untuk Indonesia : beras dan gula
• GEL tidak dikenakan penurunan atau penghapusan tarif, tapi terkait dengan AEC GEL puntelah disepakati akan menjadi IL.
- GEL Indonesia: 96 pos tarif (ex: minuman beralkohol, narkotika, senjata, amunisi)
Selain kelima kategori di atas, dlm skema AFTA juga terdapat 12 sektor PIS (PriorityIntegration Sector) dengan ketentuan liberalsiasi pada tahun 2007 untuk ASEAN-6 dan 2012untuk CLMV.
2. Modalitas
9
• ASEAN mengelompokkan kembali jadwal liberalisasi produk menjadi beberapa schedule ketika ATIGA ditetapkan pada 2009.
• Jadwal Liberalisasi Produk.
Negara ASEANTahun Penghapusan Tarif IL
60% pos tarif 80% pos tarif 100% pos tarif
ASEAN-6 2003 2007 2010
Vietnam 2006 2010 2015
Laos dan Myanmar 2008 2012 2015
Cambodia 2010 - 2015*
Catatan: * fleksibilitas hingga 2018
Schedule Jadwal liberalisasi
A 2009: tarif 0% untuk 80% produk2010: tarif 0% untuk 100% produk
PIS 2012: tarif 0%D 2010: tarif 0-5%H stay still
2. Modalitas (cont.)
10
4/16/2013
6
3. Komitmen Indonesia
• Pada tahun 2009, komitmen Indonesia dalam skema CEPTAFTA adalah sebagai berikut
Komoditas Jumlah HS PersentaseSerat 62 6,08%Benang 133 13,05%Kain Lembaran 348 34,15%Pakaian Jadi 311 30,52%Barang Jadi 130 12,76%Permadani 35 3,43%
Total 1019 100,00%
13
5. Komitmen Sektor Tekstil
• Tahun 2004
1234 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2004 termasuk dalam InclusionList ATIGA dan diliberalisasi mengikuti jadwal NT (0-5% pada 2003)
• Tahun 2009 (ATIGA)
1019 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2007 telah masuk dalamInclusion List ATIGA dan diliberalisasi mengikuti schedule A (seluruhnyamenjadi 0% pada 2010)
• Tahun 2012
1699 pos tarif sektor tekstil dalam AHTN 2012 termasuk dalam InclusionList ATIGA dan diliberalisasi mengikuti schedule A
• Pada Tabel diatas terlihat bahwa mayoritas perdagangan negara-negara anggotaASEAN dilakukan dengan negara-negara non-ASEAN.
• Hal tersebut menunjukan bahwa potensi perdagangan intra-regional ASEAN belumsepenuhnya dimanfaatkan.
4/16/2013
10
Exports
Source : CIA World Factbook
19
Brunei Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam
Japan 45.2% US 39.5% Japan 16.6% Thailand 33%, China 13.1%,Thailand 36.7%,
Japan 18.5% Malaysia 12.2% China 12% US 18%
South Korea 15.9%
Canada 8.2% China 11.3% China 23.4% Singapore 12.7%,
China 18.8% US 14.8% Hong Kong 11% Japan 10.5% China 11%
Australia 11.4%Germany 7.8%
Singapore 9.1%Vietnam 13.4%
Japan 11.5%, India 14.1% China 12.7% China 10.4% US 9.6% Japan 11%
Indonesia 8.1% UK 7.5% US 8.1% US 8.3%, Japan 6.6% Singapore 8.9% Indonesia 10.4%Hong Kong 7.2%
Germany 3.7%
India 5.7% Vietnam 6%South Korea 8.1%
Thailand 5.1%, Hong Kong 7.7% US 5.4% Malaysia 5.4%
China 4.4% Japan 4.3% India 6.6% Hong Kong 4.5%, South Korea 4.6%
Japan 4.5% Singapore 5%
Malaysia 5.4% India 4.1% Indonesia 4.4%
• Pasar tujuan ekspor Negara-negara ASEAN didominasi oleh negara-negara AsiaTimur seperti China, Korea dan Jepang serta negara-negara ekonomi utama sepertiAmerika Serikat dan India serta beberapa negara-negara Eropa.
Imports
Source : CIA World Factbook
20
Brunei Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Vietnam
Singapore 27.4%, Thailand 24.6%,
China 14.8%, Thailand 65.2%,
China 13.2%, China 38.8%, Japan 10.8% Malaysia 10.7% Japan 18.4% China 22%
India 15.4%, Vietnam 20.6%,
Singapore 14.6%, China 11.1%, Singapore 12.8%,
Thailand 22.6% US 10.8% US 10.7% China 13.4% South Korea 13.2%
China 12.8%, China 19.9%, Japan 11%, Vietnam 6.5% Japan 11.4%, Singapore 9.7% China 10.1% China 10.4% UAE 6.3% Japan 10.4%
South Korea 10.1%,
Singapore 7.8%,
South Korea 7.3%,
US 9.7%, South Korea 5.4%
Singapore 8.1% Japan 7.2% US 5.9% Taiwan 8.6%
Malaysia 9.4%, Hong Kong 6% US 6.1%, Indonesia 6.1%,
Malaysia 4.5%South Korea 7.3%
South Korea 5.9%
Malaysia 5.4%
Thailand 6.4%
Germany 7.9% Thailand 5.9%, Thailand 6%, Japan 4.1% Thailand 5.8% Taiwan 5.9%South Korea 4%
Singapore 6.4%
Malaysia 5.9%South Korea 4%
Saudi Arabia 5.4%
Malaysia 4.4%
• Fenomena yang sama juga terjadi pada pasar asal produk impor negara-negaraASEAN dimana mitra utama impor negara-negara tersebut masih didominasi olehnegara-negara Asia Timur dan Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa.
• AEC menjadi penting dalam rangkan mendorong peningkatan perdagangan intra-regional ASEAN.
4/16/2013
11
Sumber : PUSDATIN diolah
4. Perdagangan Indonesia-ASEAN pada Produk Tekstil
Nilai : USD
90% perdagangan produk tekstil anekaIndonesia di ASEAN terjadi denganMalaysia, Singapura, Thailand, danVietnam.
Defisit untuk produk tekstil aneka terjadidengan Cambodia, Thailand, dan Vietnam
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
350.000.000
Kinerja Perdagangan Tekstil Aneka2012
Ekspor
Impor
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kinerja Perdagangan Tekstil Aneka2012
Impor
Ekspor
21
Countries Major Investors
Brunei DarussalamEU, ASEAN, Japan
CambodiaChina, Republic of Korea, ASEAN, USA, EU
IndonesiaJapan, Hongkong, Taiwan, UK, Singapore
Lao PDRASEAN, China, Japan, France, India
MalaysiaJapan, Netherlands, Australia, USA, Singapore
MyanmarUK, Thailand, Singapore
PhilippinesUSA, Japan, Republic of Korea, Germany, France
SingaporeUS, EU, Japan
ThailandJapan, China, Republic of Korea Germany, France
VietnamUSA, Japan, Taiwan, Hongkong, Republic of Korea
Source : ASEAN Your Gateway to Economic Community
22
• Seperti halnya perdagangan, pada sisi investasi juga terlihat bahwa sumber-sumberinvestasi utama pada negara-negara anggota ASEAN bukanlah berasal dari internalregional ASEAN.
• Jepang merupakan investor utama negara-negara anggota ASEAN.
4/16/2013
12
Daya Saing dan Tantangan menuju 2015IV
Country 2012 2011 Change
Singapore 2 3 +
Japan 9 6 -
Hong Kong SAR 11 11
Taiwan 13 13
Malaysia 21 26 +
Korea 24 22 -
China 26 27 +
Thailand 39 38 -
Indonesia 46 44 -
India 56 51 -
Vietnam 65 59 -
Philipinnes 75 83 -
Cambodia 97 105 +
1. Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Asia dalam Global Competitiveness Report2011-2012
Sumber: Global Competitiveness Report 2011-2012
24
• Peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Report 2011-2012 masih berada di bawah negara-negara ekonomiutama di ASEAN seperti Thailand, Malaysia danSingapura.
3. Produk-produk Unggulan Indonesia terhadap ASEAN
27
4. Kesimpulan pada Industri Tekstil Indonesia
• Daya saing Tekstil Indonesia unggul terhadap Brunei, Philippine,Singapore, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
• Sedangkan daya saing produk pakaian jadi Indonesia unggul terhadapBrunei, Malaysia, Philippine, Singapore, Kamboja, Myanmar dan Laos.
• Sehingga secara umum dapat kita simpulkan bahwa industri tekstil danpakaian jadi Indonesia relatif siap dalam menghadapi AEC 2015.
• Dalam rangka meningkatkan daya saing dengan Thailand dan selanjutnyake depan, progtram revitalisasi permesinan harus dipercepat. Waktusudah tidak banyak lagi, perlu diingat bahwa negara-negara sepertiVietnam, Myanmar, Kamboja dsb memiliki tenaga kerja dengan upah yangjauh lebih kompetitif dibandingkan Indonesia. Oleh karena itu, kalau kitatidak menyegerakan proses ini kita tidak dapat memanfaatkan pasarASEAN, namun sebaliknya akan dimanfaatkan.
28
4/16/2013
15
4. Kesimpulan (cont.)
• Kebutuhan akan tekstil dan produk tekstil di negara sebesarIndonesia masih akan terus membesar, bahkan untuk negara majusekalipun mereka masih membutuhkan insutri tersebut. Namuntentunya jenis-jenis produk TPT nya sudah mengarah pada produkyang memiliki nilai tambah tinggi dan memiliki teknologi yang lebihmaju dari yang kita miliki saat ini. Sebagai contoh Italy saja mampumengekspor TPT sebesar USD 39.2 miliar yang terdiri dari USD 16.4miliar ekspor tekstil dan USD 22.8 miliar ekspor produk tekstil ditahun 2009.
• Indonesia sebagaimana banyak diramalkan oleh ekonom akanmenjadi suatu kekuatan ekonomi besar di dunia (no. 7 tahun 2030).Oleh karena itu, kita perlu mulai masuk ke segmen tekstil baru yangmemiliki nilai tambah tinggi seperti misalnya technical textile.
• Balai Besar Tekstil harus mulai merencanakan ke mana arahdukungan industri tekstil di masa yang akan datang, khususnyauntuk membangun kemampuan di bidang industrial materials parts.
29
4. Kesimpulan (cont.)
• Sama halnya dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil yang kitamiliki, tentunya harus menyesuaikan diri dan merencanakanke arah itu. STTT harus mengupgrade wawasan ke depan,kemampuan para dosen termasuk infrastruktur pengajaranmaupun peralatan praktek dan laboratorium agar lulusannyamampu berkiprah secara berarti untuk membangun industritekstil generasi baru.
• Indonesia dari jauh hari sudah mempersiapkan diri datangnyaAEC 2015, Sejak tahun 2007 Kemenperin telah menggulirkanprogram Revitalisasi mesin-mesin industri tekstil. Program initelah dimaksudkan untuk meremajakan mesin tekstil. Sampaisaat ini telah berhasil meremajakan mesin-mesin sejumlah856 bantuan program dengan nilai investasi sebesar RP 9.6triliun.
30
4/16/2013
16
• Namun disayangkan peremajaan mesin-mesin tenunmasih kecil padahal persaingan ke depan intinya adadi area ini. Hanya 21 persen dari keseluruhan nilaiinvestasi. Padahal investasi di mesin tenun jauh lebihbesar dari jenis investasi lain.
• BBT harus mampu membantu dan mendorongmodifikasi dan produksi mesin tekstil dalam negeri.
FurnitureSource: Bahan Paparan Menteri Perindustrian –Panel Diskusi
Antisipasi AEC 2015
Industri Yang Industri Yang
Dipersiapkan
AEC 2015
37
2. Industri yang Dipersiapkan
• Dengan daya saing yang relatif baik di ASEAN, industri tekstil dan produk tekstilIndonesia disiapkan menjadi sub-sektor yang masuk dalam Strategi ofensif dalammengisi pasar ASEAN.
Sektor Industri
Lintas Sektoral
Intensifikasi sosialisasi AEC kepada stakeholder
Mengembangkan wirausaha baru IKM
Intensifikasi sosialisasi AEC kepada stakeholder
industri
Menghidupkan kembali skema insentif untuk indirect
export
Pemberlakuan antidumping dan safeguard yang lebih
efektif
Meningkatkan kualitas laboratorium uji dan
kompetensi SDM
Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
(SKKNI)
Penguatan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Mengembangkan wirausaha baru IKM
Untuk Pasar ASEANUntuk Pasar ASEAN
Strategi Ofensif
Untuk Pasar Domestik Untuk Pasar Domestik
Strategi Defensif
Source: Bahan Paparan Menteri
Perindustrian –Panel Diskusi Antisipasi
AEC 2015
Telah disusun Kebijakan dan
Program
38
3. Langkah-langkah Lintas Sektoral
4/16/2013
20
4. Program Revitalisasi Mesin Tekstil
• Untuk meningkatkan daya saing industri tekstil, Pemerintah melalui Kemenperinsejak tahun 2007 meluncurkan program Revitalisasi Mesin Industri Tekstil
39
4. Realisasi Program (cont.)
40
4/16/2013
21
4. Realisasi Program (cont.)
41
AEC 2015, Apa Isu Selanjutnya?VI
4/16/2013
22
Setelah AEC 2015?
Regional Comprehensive
-
16 negara (ASEAN
Regional Comprehensive
Economic Partnership
(RCEP)
Instruksi Leaders
menyelesaikan negosiasi
pada akhir 2015
Tahap awal
Membentuk WG-TIG, WG-
TIS & WG-Investment
ASEAN Centrality telah
disetujui oleh Leaders
dari ke-16 negara (ASEAN
& Mitra Dialog)
Kerangka Waktu Negosiasi
2013
3 rounds of meetings (Feb,
August & October 2013)
Meetings
Kerangka Waktu Negosiasi
2013
3 rounds of meetings (Feb,
August & October 2013)
ASEAN Caucus + WGs
Meetings reported to TNC
Modalitas
•
tahun, 1 jadwal untuk semuanya dan
volume perdagangan & tarif disusun
pada 6 digit level (tetap
mempertimbangkan sensitivitas)
•
full accumulation & perluasan self
certification
•
dari ASEAN FTAs yang ada, 1 jadwal
untuk seluruh pihak
•
signifikan dari ASEAN FTAs yang ada
(tetap mempertimbangkan
sensitivitas), negative list dengan
jadwal tunggal
•
yang efektif dan user friendly
Modalitas
•Goods X% eliminasi tarif dalam Y
tahun, 1 jadwal untuk semuanya dan
volume perdagangan & tarif disusun
pada 6 digit level (tetap
mempertimbangkan sensitivitas)
•User friendly ROO co-equal rule,
full accumulation & perluasan self
certification
•Services perkembangan signifikan
dari ASEAN FTAs yang ada, 1 jadwal
untuk seluruh pihak
•Investment perkembangan
signifikan dari ASEAN FTAs yang ada
(tetap mempertimbangkan
sensitivitas), negative list dengan
jadwal tunggal
•IPR pentingnya sistem hak cipta
yang efektif dan user friendly
“Developing awareness among “Developing awareness among stakeholders is a must”
43
Komitmen ASEAN Member States dan Mitra Dialog(Trade in Goods)
Level of Liberalization by country under the ASEAN+n FTAs