Top Banner
 1 1.  Effective Teaching Mengajar atau “teaching ” adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara  belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, men eta pka n, mengembangkan met ode untuk mencapai has il pembel aja ran yang diing inkan. Pemilih an, peneta pan, dan pengemb angan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaa n pembel ajaran . Dalam hal ini istilah pembelaja ran memi liki hakekat  perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungki n dipakai untuk mencapai tujua n pembel ajaran . Oleh karena itu pembelajar an menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan  ba gai man a menata int era ksi ant ara sumber -sumbe r bel aja r yang ada agar dapa t  berfungsi secara optimal. Pe mbel aja ra n efektif ada lah pembel aj aran dimana siswa memperoleh keter ampil an-keterampi lan yang spesi fik, pengetahuan dan sikap serta merup akan  pembe lajar an yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabil a terj adi peruba han-per ubahan pada aspek kognitif, afekt if, dan psik omotor (Reiser Robert, 1996). a. Ciri-ciri pembelajaran efektif : o Aktif bukan pasif o Kovert bukan overt o Kompleks bukan sederhana o Dipengaruhi perbedaan individual siswa o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar 
26

00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

Jul 08, 2015

Download

Documents

Agus Purwanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 1/26

1

1.  Effective Teaching 

Mengajar atau “teaching ” adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide,

keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara

 belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untuk 

membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang

diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada

kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti

dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat

 perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagaisalah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang

mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran

menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa

yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara

mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan

  bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat

 berfungsi secara optimal.

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh

keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan

  pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif 

apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor 

(Reiser Robert, 1996).

a. Ciri-ciri pembelajaran efektif :

o Aktif bukan pasif 

o Kovert bukan overt

o Kompleks bukan sederhana

o Dipengaruhi perbedaan individual siswa

o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar 

Page 2: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 2/26

2

b. Kriteria :

o Kecermatan penguasaan

o Kecepatan unjuk kerja

o Tingkat alih belajar 

o Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)

Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus

mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar 

guru tidak asal mengajar. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

- Pengajaran hendaknya menarik minat

- Partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar 

- Prinsip pengulangan

- Perbedaan individu

- Kematangan murid

- Prinsip kegembiraan

- Prinsip mengajar murid belajar 

- Ketersediaan alat-alat

Prinsip-prinsip tersebut sesungguhnya merupakan tugas pokok seorang guru

yang profesional dan efektif sebagai pengajar. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki

seperangkat keterampilan teknik mengajar di samping menguasai ilmu atau bahan

yang akan diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan, memberi

 bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, masih ada prinsip-prinsip mengajar yang

harus dipenuhi oleh seorang guru yang efektif antara lain:

1). Konteks, artinya dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu

sendiri. Problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan

dalam kerangka konteks, yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar danmelibatkan siswa menjadi peserta yang aktif. Adapun ciri-ciri konteks yang baik 

adalah sebagai berikut:

a. Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat

 b. Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret

Page 3: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 3/26

3

c. Pengalaman konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyusun

 pengertian yang bersifat sederhana sehingga pengalaman dapat ditiru untuk 

diulangi.

2). Fokus, artinya belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan

disuatu fokus. Dengan demikian akan timbul organisasi belajar yang tepat, yang

memungkinkan terjadi proses penangkapan pengertian oleh siswa-siswa itu

sendiri.

3). Sosialisasi, artinya dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam

kelompok diskusi, mereka bertanggung jawab bersama dalam proses

memecahkan masalah.

4). Individualisasi

5). Evaluasi

Guru akan lebih efektif dan efesien dalam melakukan tugasnya, jika menerapkan

 prinsip-prinsip di atas dalam proses pembelajaran. Sebab timbulnya pertanyaan

saran dan komentar mendorong mereka untuk bepikir lebih lanjut dan berusaha

memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektifitas belajar sebagian besar 

tergantung kepada kerangka sosial tempat belajar itu berlaku.

2. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan atau proses dalam pembelajaran

untuk menghasilkan rencana rencana pembelajaran. Itu berarti pula bahwa

  perencanaan pembelajaran adalah proses memahami beragam dokumen normatif 

(Permen 22, 23, 24, lainnya) dan alternatif (buku teks atau sumber lain) serta realitas

kontekstual (siswa dan kebutuhannya), dan selanjutnya mewujudkan hasil pemahaman

itu menjadi dokumen aplikatif  (silabus dan RPP) yang siap dilaksanakan dalam

 pembelajaran di sekolah.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi penetapan silabus dan rencana

  pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20

PP 19/2005). Secara empirik, pembelajaran sebagai kegiatan yang melibatkan banyak 

Page 4: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 4/26

4

komponen perlu dipersiapkan dengan baik. Tradisi akademik di sekolah juga

membuktikan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini dapat

mengondisikan terlaksananya pembelajaran dengan baik.

Pembelajaran adalah proses mengondisikan siswa terlibat aktif dalam belajar 

mata pelajaran tertentu. Mengondisikan berarti menyediakan beragam pajangan

(exposure), bahan ajar, sumber belajar, dan kegiatan belajar yang memudahkan siswa

 belajar berbahasa dan bersastra Indonesia. Ada dua wujud perencanaan pembelajaran,

yakni silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus adalah rencana

  pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang

mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan

  penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

  pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian. Sementara itu, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur 

dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana

Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1

(satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Mengingat perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting menuju

terlaksananya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran, ia perlu

dipersiapkan dengan baik. Selain itu, sebagai bagian dari dokumen KTSP, silabus dan

RPP perlu dipersiapkan secara cermat agar dapat dijadikan acuan pembelajaran dan

 bukan sekedar “dokumen mati” kelengkapan KTSP di sekolah. Untuk penyegaran dan

  pendalaman, berikut ini diulas secara singkat bagaimana memahami dan

mengembangkan komponen silabus dan RPP dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, mencakup (1) memahami standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (2) menjabarkan indikator pencapaian KD, (3) merumuskan tujuan

  pembelajaran, (4) mengembangkan bahan pembelajaran, (5) memilih dan

memanfaatkan alat bantu/media/sumber belajar, dan (6) mengembangkan beragam

instrumen asesmen.

Page 5: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 5/26

5

a. Memahami SK dan KD

SK dan KD dalam dokumen standar isi keberadaannya sangat penting,

selain standar kompetensi lulusan (SKL) yang menjadi rujukan pelaksanaan ujian

nasional. SK adalah sejumlah kompetensi minimal untuk setiap

aspek/keterampilan berbahasa/bersastra yang wajib dimiliki siswa pada setiap

akhir semester/kelas tertentu. Sementara itu, KD adalah sejumlah kompetensi

minimal yang dijabarkan dari standar kompetensi tertentu. Sebagai kompetensi

minimal, SK dan KD masih perlu ditambah, diperluas, dirinci, dan diperdalam

untuk menuju kompetensi maksimal. Pencapaian sejumlah KD akan menentukan

keberhasilan pencapaian SK. Pencapaian SK akan menentukan keberhasilan

 pencapaian SKL mata pelajaran. Sekali lagi, SK dan KD dalam standar isi (Permen

22/2006) terbuka untuk ditambah dan dijabarkan sehingga menjadi lebih lengkap,

rinci, dan mendalam menuju kompetensi maksimal. Dalam rangka melengkapi,

merinci, dan mendalami SK dan KD rambu-rambu yang perlu diperhatikan adalah

acuan operasional penyusunan KTSP, di antaranya: tuntutan dunia kerja,

kebutuhan pembangunan daerah dan nasional, dan keragaman potensi. Bila ingin

menambah SK dan KD (baru), SK dan KD minimal dalam standar isi harus

diselesaikan terlebih dahulu, kecuali SK dan KD itu prasyarat.

SK dan KD setiap mata pelajaran idealnya dipahami guru di semua jenjang

sekolah, terutama guru pada jenjang yang lebih tinggi. Sebagai contoh, guru BI

SMP harus tahu SK dan KD BI untuk SD dan SMA/SMK, agar kegiatan dan

 pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa lebih tepat, yakni tidak terlalu

mudah atau terlalu sulit. Bahkan, sangat baik bila guru (sekelompok guru) dengan

suka rela mau membuat penjenjangan jabaran isi SK dan KD BI mulai dari SD

sampai dengan SMA/SMK, terutama SMP—SMA/SMK. Peluang tumpang tindihKD di SMP dan SMA/SMK lebih besar mengingat pada kedua jenjang sekolah itu,

inti standar isi banyak yang bersinggungan. Apabila tidak dipahami dengan baik,

tidak tertutup kemungkinan pembelajaran di SMP lebih mendalam dan lebih luas

daripada di SMA/SMK.

Page 6: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 6/26

6

KD yang akan dikembangkan menjadi RPP harus dipahami secara benar, di

mana posisi KD tersebut dalam empat keterampilan berbahasa/bersastra. Cara ini

akan mencegah terjadinya salah arah dalam pembelajaran. Arah KD juga harus

dipahami secara benar dan lurus agar tidak menimbulkan kesalahan fatal dalam

 penjabarannya menjadi RPP. Contoh kesalahan fatal, seorang guru peserta PLPG

menjabarkan KD “ siswa mampu menyampaikan pesan/informasi yang diperoleh

dari berbagai media dengan bahasa yang runtut dan komunikaif ” dijabarkan

menjadi RPP dengan tujuan pembelajaran “ siswa dapat berpidato dengan bahasa

 yang benar dan komunikatif .”

b. Menjabarkan Indikator Pencapaian KD

Keberadaan indikator dalam kurikulum memang beberapa kali

mengalami pasang surut. Dalam perkembangan awalnya, indikator 

dicantumkan dalam kurikulum. Dalam perkembangan terbaru, standar isi

hanya berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penjabaran kompetensi

dasar menjadi indikator sepenuhnya diserahkan kepada guru. Melalui

kebijakan ini diharapkan guru benar-benar dapat merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konteks sekolah masing-masing

tanpa harus terbelenggu oleh indikator yang ditetapkan oleh BSNP. Apakah

indikator pembelajaran itu?

Indikator adalah tanda-tanda yang dapat digunakan untuk 

menentukan/mengukur ketercapaian KD. Indikator berisi perilaku bawahan

atau jabaran perilaku yang terdapat dalam KD. Indikator harus rinci, spesifik 

dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Bila ada KD: menceritakan

 pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan

kalimat efektif  (2.1 Kelas VII/smt 1). Apa indikator yang menandai bahwa

siswa benar-benar mampu menceritakan pengalaman yang paling mengesankandengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif? Dari KD itu dapat

ditetapkan indikator-indikator: (1) mampu memilih pengalaman yang

mengesankan untuk diceritakan di depan kelas, (2) mampu memilih kosa kata-

kosa kata yang tepat untuk menceritakan pengalaman mengesankan, (3)

mampu menggunakan kalimat-kalimat yang tepat dalam bercerita tentang

Page 7: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 7/26

7

 pengalaman yang mengesankan, (4) mampu menggunakan lafal dan intonasi

yang tepat dalam bercerita tentang pengalaman yang mengesankan, dan (5)

mampu bercerita mengenai pengalaman yang mengesankan di depan kelas

secara menarik. Bagaimana dengan indikator (1) mampu

mendefinisikan/menjelaskan pengertian pengalaman yang mengesankan, (2)

mampu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk menceritakan

 pengalaman yang mengesankan, dan (3) mampu menyiapkan secara tertulis

cerita tentang pengalaman yang mengesankan?

Indikator dapat dijabarkan dan dirumuskan dengan baik bila guru

menguasai secara mendalam perilaku utama yang terkandung dalam KD.

Perilaku utama dalam KD bisa ditangkap dengan baik bila guru menguasai

secara mendalam teori yang terkait dengan perilaku utama dalam KD tersebut.

Berapa banyak jumlah indikator hasil jabaran dari suatu KD? Tidak ada

ketentuan pasti. Rambu-rambunya relevan dengan kelas/jenjang sekolah dan

kebutuhan siswa untuk menyelesaikan studi, melanjutkan studi,

mempersiapkan diri memasuki dunia pekerjaan, dan belajar sepanjang hayat di

tengah masyarakat. Indikator wajib ada dalam silabus, tetapi tidak wajib ada

dalam RPP. Yang wajib ada dalam RPP adalah: tujuan pembelajaran, materi

  pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian.

Apakah fungsi indikator? Indikator dapat memudahkan guru mengukur 

atau mengetahui ketercapaian KD. Oleh karena itu, indikator juga dapat

dimanfaatkan sebagai (1) acuan dalam pengembangan instrumen asesmen, (2)

acuan dalam pemilihan/pengembangan bahan ajar, (3) acuan dalam penentuan

kegiatan/pengalaman pembelajaran, dan (4) acuan dalam penentuan

alat/bahan/media/sumber belajar.Bagaimana hubungan indikator dengan tujuan pembelajaran? Bila

indikator sudah dijabarkan secara rinci, langsung bisa diangkat menjadi inti

rumusan tujuan pembelajaran. Bila masih mungkin dirinci lagi, indikator dapat 

dijabarkan menjadi beberapa tujuan pembelajaran. Misalnya ditetapkan

indikator: “mampu memilih kosa kata-kosa kata yang tepat untuk menceritakan

Page 8: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 8/26

8

 pengalaman mengesankan” dapat diturunkan tujuan pembelajaran (khusus): (1)

siswa dapat menjelaskan ciri-ciri kosa kata yang tepat untuk menceritakan

 pengalaman yang mengesankan, (2) siswa dapat memberikan 5 contoh kosa

kata yang tepat untuk menceritakan pengalaman yang mengesankan, dan (3)

siswa dapat menggunakan kosa kata yang tepat untuk menceritakan

 pengalaman yang mengesankan.

c. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang wajib ada dalam

RPP. Apa perbedaan indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran? Apabila

dicermati dalam dokumen-dokumen BSNP, tujuan pembelajaran merujuk pada

tujuan khusus pembelajaran (TKP) atau tujuan instruksional khusus (TIK)

sebagaimana yang telah dikenal selama ini. Sementara itu, indikator 

 pembelajaran merujuk kepada tanda-tanda yang dapat digunakan untuk melihat

ketercapaian KD. Indikator yang telah rinci dapat dimanfaatkan secara

langsung untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, bila indikator 

itu masih dapat dirinci lagi (kurang rinci) tujuan pembelajaran masih harus

dijabarkan lagi dari indikator yang menjadi acuannya.

Dalam silabus tidak perlu dicantumkan komponen tujuan pembelajaran,

tetapi cukup indikator. Sementara itu, dalam RPP, wajib dicantumkan tujuan

 pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menggunakan kata-

kata operasional yang menggambarkan perilaku spesifik Penggunaan kata-kata

operasional itu akan memudahkan guru mengukur ketercapaian tujuan

 pembelajaran.

Terlepas dari apa pun isi KD yang akan dijabarkan, rumusan tujuan

 pembelajaran hendaknya mementingkan pengembangan kemampuan berpikir 

dan berapresiasi siswa melalui beragam kegiatan berbahasa/bersastra, baik secara reseptif (membaca dan menyimak) maupun secara produktif (menulis

dan berbicara). Mengapa demikian? Ingat, setiap kegiatan berbahasa di

dalamnya pasti melibatkan kegiatan berpikir. Selain itu, kegiatan berpikir 

diperlukan untuk memahami materi mata pelajaran yang lain.

 

Page 9: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 9/26

9

d. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Dalam silabus materi pembelajaran disebut materi pokok. Kolom

materi pokok dalam silabus diisi rumusan inti KD. Bila KD berbunyi:

“menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat (1.1 Kelas

VII smt 1), dalam kolom materi pokok ditulis ”menyimpulkan isi berita.”.

sementara itu, dalam RPP disebut materi pembelajaran. Materi pembelajaran

merupakan jabaran atau uraian lebih lanjut dari materi pokok dalam silabus.

Bagian ini (materi pembelajaran) sering diperdebatkan. Yang

dicantumkan apakah uraian lengkap materi atau pokok-pokok materi atau

 judulnya saja? Materi pembelajaran harus relevan dengan KD dan indikator 

serta memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran

 juga harus diolah. Prinsip-prinsip pemilihan/pengembangan materi perlu

diamalkan secara benar (relevan, konsisten, cukup, dan gradual). Materi

 pembelajaran harus memenuhi syarat materi pembelajaran yang baik .

Materi pembelajaran adalah fakta, konsep, prinsip, model, prosedur 

atau gabungan dari dua atau lebih jenis materi tersebut yang dihadirkan guru

dalam pembelajaran untuk membantu siswa mempelajari dan menguasai

kompetensi tertentu yang ditetapkan. Bila ada KD: memperkenalkan diri dan

orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat (berbicara: 2.1

Kelas X smt 1), apa materi pembelajaran yang tepat untuk dihadirkan?

Tampilan pengenalan diri yang baik (VCD) (fakta dan sekaligus model).

Uraian teoritis tentang pengenalan diri dalam situasi resmi (konsep dan prinsip)

 juga perlu diberikan kepada siswa. Demikian pula langkah-langkah pengenalan

diri yang baik (prosedur).

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diciptakan untuk memberikan pengalaman

  belajar yang bermakna bagi siswa. Kegiatan pembelajaran disiapkan untuk 

membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Ketercapaian tujuan

Page 10: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 10/26

10

  pembelajaran dilihat dari seberapa banyak indikator yang ditetapkan bisa

dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran yang bermakna akan berdampak luas

kepada pemahaman siswa, antara lain mereka bukan hanya hafal dan paham

terhadap sesuatu yang dipelajari tetapi juga dapat menerapkan dan mentransfer 

untuk kepentingan lain dalam kehidupannya.

Bagaimana cara mengembangkan kegiatan pembelajaran? Pastikan

 jabaran indikator benar-benar tepat, sesuai dengan jiwa dan arah KD. Setelah

itu, pilihlah kegiatan pembelajaran yang kaya dan bervariasi sehingga

memungkinkan pencapaian (sejumlah) indikator secara lebih cepat dan tepat.

Pilihlah kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan

serta memelihara budaya membaca dan menulis (Permen 19/2005). Pilihlah

dan gunakan   pendekatan pembelajaran dengan tepat, yakni dapat

mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal. Pilihlah pendekatan

  pembelajaran yang benar-benar dipahami dan fungsional serta hindari

 penggunaan pendekatan yang hanya untuk adu gengsi karena sedang populer.

Lakukan pula kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa

mengembangkan keterampilan berbahasa secara terpadu, sehingga

memungkinkan siswa berinteraksi dengan wacana secara optimal. Kegiatan

 pendahuluan, inti, dan penutup rencanakan dan laksanakan secara konsisten.

Akhirnya, secara umum, pembelajaran yang merangsang dan mengondisikan

siswa banyak membaca, berpikir, dan menulis sangat diharapkan dapat

dilaksanakan guru di sekolah. Untuk itu, modus pelaksanaannya dapat

disesuaikan dengan konteks kelas masing-masing (Suyono, 2007).

f. Memilih dan Memanfaatkan Alat Bantu/Media/Sumber Belajar

Kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain didukung oleh

kehadiran alat bantu/media/sumber belajar yang tersedia. Ketersediaan alat  bantu/media/sumber belajar memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik,

lebih intensif, dan lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena

itu, alat bantu/media/sumber belajar perlu dihadirkan dengan tepat.

Lebih lanjut, alat bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan

secara sinergis untuk mengoptimalkan pembelajaran. Sekalipun saat ini telah

Page 11: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 11/26

11

 banyak media/sumber belajar yang canggih, alat bantu mengajar (papan tulis,

 penghapus, kapur/spidol) tetap diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Memang, media pembelajaran (OHP, LCD, dan sejenisnya) semakin

memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi media itu

 juga bukan segalanya. Penciptaan kondisi yang dapat mendorong siswa banyak 

membaca, berpikir, dan menulis tetap lebih utama.

Sumber belajar adalah “tempat” asal-usulnya bahan ajar diperoleh

(misalnya buku kumpulan puisi/cerpen, dan sejenisnya) atau “tempat” yang

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar (misalnya alam sekitar 

dan manusia sumber). Ketersediaan buku kumpulan cerpen/puisi

mengondisikan siswa dapat membaca karya sastra untuk memulai proses

apresiasi. Pada kesempatan yang lain, untuk menulis wacana deskripsi,

misalnya, siswa dapat diajak mengamati objek di sekitar kelas atau sekolah.

Objek di sekitar kelas atau sekolah itu merupakan sumber belajar, yakni

memungkinkan terjadi proses belajar menulis wacana deskripsi. Melalui

kegiatan mengamati objek, siswa dapat berproses memunculkan gagasan untuk 

dituangkan dalam kalimat dan paragraf.

Pemilihan alat bantu/media/sumber belajar harus benar-benar 

didasarkan atas pertimbangan fungsi dan bukan sekedar untuk memenuhi

gengsi. Artinya, penghadiran alat bantu/media/sumber belajar harus benar-

 benar untuk dimanfaatkan secara optimal dalam rangka membantu siswa untuk 

 belajar dengan sebaik-baiknya. Penghadiran sumber belajar yang berupa film,

misalnya, bukan sekedar untuk dinikmati begitu saja, tetapi lebih dari itu, film

dimanfaatkan untuk belajar melakukan apresiasi film atau bahkan siswa

mungkin dapat belajar bagaimana seorang sutradara bekerja dengan baik untuk 

menghasilkan film yang baik.Alat bantu/media/sumber belajar yang diperlukan harus ditulis secara

rinci dan jelas—misalnya untuk sumber belajar yang berupa buku perlu

dicantumkan judul buku, pengarang, penerbit dan nomor halaman—agar pihak 

lain yang membutuhkan dapat melacak dan menemukan dengan mudah.

Informasi yang jelas mengenai alat bantu/media/sumber belajar yang

Page 12: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 12/26

12

digunakan dalam RPP juga menunjukkan bahwa pembuat RPP sangat

 bertanggung jawab terhadap sumber-sumber yang digunakan.

 

g. Mengembangkan Instrumen Asesmen

Asesmen (assessment ) adalah seluruh proses untuk mengumpulkan

informasi terkait dengan kemajuan proses dan hasil belajar siswa. Dengan

demikian, tes (test ) termasuk instrumen asesmen. Panduan pengamatan atau

wawancara untuk melihat bagaimana kemampuan siswa berbahasa lisan juga

termasuk instrumen asesmen. Rambu-rambu menulis karya ilmiah untuk 

mendorong dan memandu siswa praktik menulis karya ilmiah juga termasuk 

instrumen asesmen. Petunjuk dan kerangka karangan yang disediakan untuk 

membantu siswa berproses menghasilkan tulisan atau karangan juga termasuk 

instrumen asesmen. Pelaksanaan berbagai jenis tes atau nontes termasuk 

wilayah asesmen, yakni bagian dari proses mengumpulkan informasi untuk 

mengetahui kemajuan proses dan hasil belajar.

Lembar jawaban siswa, catatan pengamatan, rekaman hasil wawacara,

karya ilmiah yang dihasilkan siswa atau bentuk tulisan lain yang dihasilkan

siswa akan dibaca dan dicermati guru dan pada akhirnya diberi skor. Proses

memberi skor terhadap hasil tes, hasil menulis ilmiah atau kegiatan menulis

lainnya, atau proses memberi skor terhadap hasil pengamatan atau wawancara

semua itu termasuk kegiatan pengukuran (measurement ). Untuk melakukan

 pengukuran, guru perlu menyiapkan kunci jawaban, rambu-rambu jawaban,

rubrik pengukuran tulisan, atau instrumen pembantu lainnya.

Dalam rentang waktu tertentu, misalnya satu semester, siswa

mempunyai kumpulan skor. Ada skor yang diperoleh melalui tes (pilihan

ganda atau bentuk lainnya), dan ada pula skor yang diperoleh dari karanganatau tulisan. Mungkin ada pula skor yang dihasilkan dari catatan atau rekaman

guru dalam proses belajar-mengajar sehari, misalnya kemampuan siswa dalam

mengajukan atau menjawab pertanyaan. Siswa juga masih memiliki skor hasil

  pengerjaan tugas-tugas harian. Semua skor tadi kemudian diolah dengan

menggunakan rumus tertentu untuk menentukan nilai akhir semester. Proses

Page 13: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 13/26

13

menentukan nilai akhir siswa dengan memanfaatkan rumus tertentu dari skor-

skor yang diperoleh siswa itulah yang disebut penilaian (evaluation3). Sampai

di sini siswa telah memperoleh nilai akhir semester yang biasanya dicantumkan

dalam buku laporan pendidikan.

Setelah mengetahui nilai akhir semua siswanya, guru merenung. Dalam

 perenungan itu, dalam pikiran guru timbul beberapa pertanyaan, misalnya: saya

sudah berusaha keras, mengapa sebagian besar siswanya hanya memperoleh

nilai akhir rata-rata 7? Padahal saya tidak pernah kosong, saya juga

 bersungguh-sungguh dalam mengajar dan semua pekerjaan juga saya koreksi

dan saya kembalikan, mengapa hasil belajar siswa juga belum memuaskan?

Mengapa semua itu terjadi? Untuk waktu yang akan datang, langkah apa yang

sebaiknya saya lakukan? Perlukah saya mengubah cara penyajian

 pembelajaran? Perlukah saya memberi jam pelajaran tambahan? Atau perlukah

saya mengedril siswa pada saat menjelang ujian semesteran? Seluruh

  pertanyaan yang muncul dalam diri guru selama kegiatan perenungan itu

semua termasuk contoh kegiatan evaluasi pembelajaran (evaluation).

Asesmen, tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi (ATPPE) harus

dipahami secara benar dan digunakan secara tepat. ATPPE dalam pembelajaran

 bahasa dan sastra Indonesia dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir,

  berbahasa, dan bersastra secara optimal. ATPPE harus dilaksanakan secara

konsisten sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa dan kegiatan

 pembelajaran yang dilaksanakan. Penilaian berbasis kelas dan asesmen otentik 

merupakan modus yang paling tepat untuk mengetahui kemajuan proses dan

hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Dalam silabus, hanya disebut teknik, bentuk instrumen, dan contoh

instrumen asesmen, tetapi dalam RPP semua instrumen harus disiapkan dan  bahkan kunci jawaban, rambu-rambu jawaban, atau rubrik penilaian yang

diperlukan juga harus disediakan.

3. Guru yang Efektif 

Page 14: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 14/26

14

Kecakapan dan pengetahuan dasar seorang guru yang efektif terletak dalam

sedikitnya 4 (empat) ciri utama.  Pertama, guru harus mengenal setiap murid yang

dipercayakan padanya.  Kedua, guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas

tentang tujuan pendidikan di Indonesia pada umumnya sesuai dengan tahap-tahap

 pembangunan. Ketiga, guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan.

Sesungguhnya mengajar merupakan satu bentuk bimbingan dapat dilaksanakan oleh

guru. Keempat, guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru, mengenai ilmu

yang diajarkan. Keempat ciri di atas harus dimiliki oleh seorang guru, sebab gurulah

yang menjadi pembimbing dan penyuluh yang memelihara dan mengarahkan

  perkembangan pribadi dan keseimbangan mental di dalam mempelajari dan

membangun sistim nilai dibutuhkan dalam masyarakat Indonesia.

Ciri guru dalam mengajar yang efektif tergantung pada keempat bidang yang

telah disebutkan. Mengajar yang efektif tergantung pada corak pemaknaan yang penuh

dari pengajar itu. Keempat ciri yang praktis itu salah satu tak dapat diabaikan, agar 

dapat mengorganisasikan proses mengajar untuk mencapai taraf maksimal mengenai

  pemaknaan penuh, juga untuk mencapai efektifitas maksimal, serta siswa mampu

mendapatkan hasil terbaik dan otentik. Guru yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai

 berikut:

1) Guru sebagai pendidik dan pengajar, yakni harus memiliki kestabilan emosi, ingin

memajukan siswa, bersikap realistis, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap

 perkembangan, terutama inovasi pendidikan untuk mencapai semua itu, guru harus

memiliki dan menguasai berbagai jenis pelajar, menguasai teori dan praktek 

kependidikan menguasai kurikulum dan metodologi pengajaran.

2) Guru sebagai anggota masyarakat, yakni harus pandai bergaul dengan masyarakat.

Untuk itu guru harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang

hubungan antar manusia, dan guru harus memiliki keterampilan sertamenyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

3) Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar,yakni harus menguasai berbagai

metode mengajar dan harus menguasai situasi belajar mengajar baik dalam kelas

maupun di luar kelas.

Page 15: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 15/26

15

Jadi guru mempunyai tugas yang amat penting, sebab gurulah yang

menanamkan adat istiadat yang baik dalam jiwa murid-murid, dan gurulah yang

memasukkan pendidikan akhlaq dan keagamaan dalam hati sanubari anak-anak.

Bahkan gurulah yang memberikan pendidikan kemasyarakatan dan cinta tanah air 

murid-murid. Mengingat tugas dan tanggung jawab seorang guru yang begitu

kompleksnya, maka guru yang efektif memiliki ciri khusus antara lain dikemukakan

sebagai berikut :

1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep-konsep dan teori ilmu

 pengetahuan yang mendalam.

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan pekerjaan

atau bidang profesinya.

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai

4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakan

5) Memungkinkan perkembangan yang terjadi sejalan dengan dinamika kehidupan

Selain ciri-ciri tersebut di atas, masih ada ciri-ciri guru yang efektif yang harus

dipenuhi antara lain:

1. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

2. Memiliki klien/obyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya maupun

guru dengan siswanya

3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dalam masyarakat.

Atas dasar pernyataan tersebut jelaslah bahwa guru yang efektif dan

 profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan, agar dapat mencapai tingkat

 pemahaman yang mendalam. Guru memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi

sosial merupakan dasar bagi guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas

keguruannya secara efektif antara guru dan siswa. Kepribadian guru menunjukkan perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, sosial dinamika, (reflektif serta

 berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Guru yang memiliki kepribadian dan

sosial yang bertanggung jawab dalam uraian ini adalah:

1. Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan

keimanan)

Page 16: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 16/26

16

2. Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab

3. Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkup sekolah maupun

di luar sekolah

4. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi

tujuan yang baik 

5. Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya dan

masyarakat

6. Dalam persahabatan dengan siapapun, guru tidak kehilangan prinsip serta nilai

yang diyakininya

7. Guru mampu tampil baik dan berwibawa

8. Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan

 produktif.

Tugas dan tanggung jawab ini erat kaitannya dengan ciri-ciri guru yang efektif,

sebagaimana yang dikutip oleh Nana Sajana mengemukakan bahwa ada empat ciri-ciri

guru, yakni:

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tigkah laku siswa

2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya

3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan

 bidang studi yang dibinanya.

4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar 

Dari pendapat di atas, maka guru harus memiliki kemampuan yang dapat

dibagi dalam tiga bidang berikut.  Pertama, memiliki kemampuan dalam bidang

kognitif, artinya kemampuan dalam bidang intelektual seperti penguasaan mata

 pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan

tingkah laku individu, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang

cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan kemasyarakatan serta pengetahuanumum.  Kedua, memiliki kemampuan bersikap terhadap orang lain, artinya guru

mampu menampilkan prilaku sikap positif terhadap orang lain, yaitu kemampuan

menilai, menghargai, berkomunikasi, atau bahkan memberi sanksi secara obyektif.

 Ketiga, memiliki kemampuan perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai

keterampilan dalam pembelajaran, yaitu keterampilan mengajar, membimbing,

Page 17: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 17/26

17

menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan

siswa, keterampilan menyusun perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan

administrasi kelas dan lain-lain.

Ketiga ciri yang harus dimiliki oleh seorang guru tersebut tidaklah berdiri

sendiri, tetapi saling mempengaruhi. Selain ciri-ciri di atas, masih ada ciri-ciri guru

yang efektif antara lain:

a. Sikap positif sebagai dasar terhadap pengajaran yang efektif 

1. Guru sebaiknya memiliki sikap positif sebagai dasar terhadap pengajaran yang

efektif, sebab guru dan sekolah mempunyai pengaruh positif yang penting pada

siswa.

2. Guru-guru cenderung menggunakan pujian dari pada kritik 

3. Guru yang efektif berkemampuan tinggi cenderung bersifat fleksibel.

 b. Penggunaan waktu

1. Guru yang memiliki kemampuan tinggi menggunakan waktu secara efektif.

2. Pemindahan dari waktu kewaktu sesuai alokasi waktu dimanfaatkan oleh guru

dan siswa secara efektif untuk mencapai tujuan.

3. Motivasi dan prestasi berkaitan dengan guru-guru yang efektif yang

memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

c. Keterampilan berkomunikasi yang efektif 

Ada empat aspek komunikasi yang efektif, yaitu penguasaan istilah, kata yang

tepat, pembicaraan yang ada kaitannya dan penekanan. Dari beberapa ciri guru di

atas dapat membantu siswa dalam pencapaian tujuan utamanya dalam proses

 pembelajaran.

4. Teacher Directed Instruction

Sistem pembelajaran pada hampir semua program studi perguruan tinggi diIndonesia masih bersifat satu arah, yaitu pemberian materi oleh dosen. Sistem

  pembelajaran tersebut dikenal dengan model Teacher Directed Instruction atau

Teacher Centered Learning (TCL), yang ternyata membuat  mahasiswa atau peserta

 belajar pasif karena hanya mendengarkan kuliah sehingga kreativitas mereka kurang

terpupuk atau bahkan cenderung tidak kreatif.

Page 18: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 18/26

18

Pada sistem pembelajaran model TCL, dosen lebih banyak melakukan kegiatan

 belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti kuliah atau

mendengarkan ceramah, mahasiswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi

yang merasa memerlukannya. Dosen menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil

 pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti

memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana dosen

 bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.

Perbaikan untuk model pembelajaran TCL telah banyak dilakukan, antara lain

mengkombinasikan lecturing  dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Walaupun

sudah ada perbaikan, tetapi hasil yang dihasilkan masih dianggap belum optimal. Pola

  pembelajaran dosen aktif dengan mahasiswa pasif ini mempunyai efektivitas

 pembelajaran rendah. Hal tersebut setidaknya tampak pada dua hal.  Pertama, dosen

sering hanya mengejar target waktu untuk menghabiskan materi pembelajaran. Kedua,

  pada saat-saat mendekati ujian, di mana aktivitas mahasiswa “berburu” catatan

maupun literatur kuliah, serta aktivitas belajar mereka mengalami kenaikan yang

sangat signifikan, namun turun kembali secara signifikan pula setelah ujian selesai.

Implikasi lain dari sistem pembelajaran TCL adalah dosen kurang

mengembangkan bahan kuliah dan cenderung seadanya (monoton), terutama jika

mahasiswanya cenderung pasif dan hanya sebagai penerima transfer ilmu. Dosen

mulai tampak tergerak untuk mengembangkan bahan kuliah dengan banyak membaca

  jurnal atau download  artikel hasil-hasil penelitian terbaru dari internet, jika

mahasiswanya mempunyai kreativitas tinggi, banyak bertanya, atau sering mengajak 

diskusi. Namun, karena sistem pembelajaran TCL   pada akhirnya “lebih

mengkondisikan” mahasiswa pasif dan hanya sebagai penerima transfer saja, maka

dosen pun menjadi kurang termotivasi untuk mengembangkan bahan kuliahnya.

5.  Student Centered Teaching 

Oleh karena sistem pembelajaran Teacher Centered Learning  ditemukan

 banyak kelemahan, maka sistem tersebut perlu diubah ke arah sistem pembelajaran

dengan model Students Centered Learning  (SCL). Pada sistem pembelajaran SCL

Page 19: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 19/26

19

mahasiswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan dosen

sebagai fasilitator. Dengan aktifnya mahasiswa, maka kreativitas mahasiswa akan

terpupuk. Kondisi tersebut akan mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan

menyesuaikan materi kuliahnya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang

menyediakan banyak cara untuk mendapatkan informasi sumber belajar, memberikan

  peluang untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran baru secara optimal

sehingga mendukung upaya mewujudkan kompentensi yang diharapkan. Kemajuan

 ICT  juga memungkinkan mahasiswa melakukan kegiatan belajar tidak hanya secara

formal, tetapi belajar melalui berbagai media atau sumber. Dengan demikian dosen

 bukan lagi sebagai sumber belajar utama, melainkan sebagai “mitra pembelajaran”.

Pada model pembelajaran SCL, berarti mahasiswa harus didorong untuk 

memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri kemudian berupaya keras mencapai

kompentensi yang diinginkan. Hal ini bias dilakukan dengan cara banyak berdiskusi,

maka mahasiswa berani mengemukakan pendapat, belajar memecahkan masalah yang

dihadapi dan tidak takut pada dosen. Harapannya dengan diterapkan system

 pembelajaran SCL adalah mahasiswa aktif dan kreatif, menyelesaikan tugas akhir 

dengan lancar/cepat, karena konsultasi pada dosen tidak punya rasa takut, dengan

harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studi dengan lancar dan tepat waktu sesuai

dengan target atau bahkan bisa lebih cepat dari standar waktu masa studi. Selanjutnya

mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu berkompetisi di dunia kerja.

SCL atau Student Centered Learning  merupakan pendekatan dalam

 pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses experiential 

learnig . Bila pembelajar itu dapat dikategorikan ke dalam tipe-tipe activist, reflector,

theorist , dan  pragmatist,  berarti pendekatan SCL tersebut merupakan metode yang

dapat memfasilitasi pembelajar, dalam hal ini mahasiswa sehingga secara langsungataupun tidak dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran SCL,

 pada saat ini diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena

memiliki beberapa keunggulan yaitu: (1) mahasiswa atau peserta didik akan dapat

merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena mahasiswa diberi

kesempatan yang luas untuk berpartisipasi; (2) mahasiswa memiliki motivasi yang

Page 20: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 20/26

20

kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran; (3) tumbuhnya suasana demokratis

dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-

membelajarkan di antara mahasiswa; (4) dapat menambah wawasan pikiran dan

 pengetahuan bagi dosen atau pendidik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan

mahasiswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh dosen.6 Keunggulan-

keunggulan yang dimiliki model pembelajaran SCL tersebut akan mampu mendukung

upaya ke arah pembelajaran yang efektif dan efisien yang dicirikan oleh (1) relevansi

dan real world ; (2) organisasi:  sequence dan cumulative effects; (3) praktik; (4)

transfer dan transformasi; (5) motivasi; (6) makna atau eksplorasi; (7) hasil dan umpan

 balik.

SCL adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar mahasiswa,

 bukan hanya pada aktivitas dosen mengajar. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran

yang terprogram dalam desain  FEE . Situasi pembelajaran dalam SCL di antaranya

 bercirikan:

1. Mahasiswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun

 pengetahuan, dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi dan teknologi

yang dibutuhkan secara aktif daripada sekadar menjadi penerima pengetahuan

secara pasif;

2. Dosen lebih berperan sebagai  FEE  dan   guides on the sides daripada sebagai

mentor in the centered , yaitu membantu mahasiswa mengakses informasi, menata

dan mentransfernya guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata sehari-

hari, daripada sekadar sebagai gatekeeper of information;

3. Mahasiswa tidak sekadar kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga kompeten

dalam belajar. Artinya, mahasiswa tidak hanya menguasai isi matakuliahnya, tetapi

mereka juga belajar tentang bagaimana belajar (learn how to learn), melalui

discovery, inquiry, dan problem solving dan terjadi pengembangan;4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh dosen, yang mampu

mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada mahasiswa;

5. Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (life long learning ), suatu

ketrampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;

Page 21: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 21/26

21

6. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia, baik berfungsi sebagai

sumber informasi pembelajaran maupun sebagai alat untuk pemberdayaan

mahasiswa dalam mencapai ketrampilan utuh (intelektual, emosional, dan

 psikomotor) yang dibutuhkan.

Sebuah perguruan tinggi yang menerapkan metode pembelajaran dengan

model SCL mempunyai beberapa karakteristik yang dapat kita temui antara lain:

1. Adanya berbagai aktivitas dan tempat belajar;

2. Display hasil karya mahasiswa;

3. Tersedia banyak materi belajar;

4. Tersedia banyak tempat yang nyaman untuk diskusi/bercengkerama;

5. Terjadi kelompok-kelompok dan interaksi multi-angkatan;

6. Ada keterlibatan dunia bisnis/industri dan masyarakat lainnya;

7. Jam buka perpustakaan fleksibel.

Peran dosen dalam proses pembelajaran model SCL memiliki peran yang

 penting dalam pelaksanaan model SCL yaitu meliputi:

1. Bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran;

2. Mengkaji kompetensi matakuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di akhir 

 pembelajaran;

3. Merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat menyediakan

 beragam pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka mencapai

kompetensi yang dituntut matakuliah;

4. Membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan memprosesnya untuk 

dimanfaatkan dalam pemecahan permasalahan sehari hari;

5. Mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang

relevan dengan kompetensi yang akan diukur.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini mahasiswa juga mempunyai peranan yang tidak kalah penting karena mahaiswa termasuk salah satu yang ikut

menentukan proses pembelajaran model ini berhasil atau tidak. Peran mahasiswa

meliputi:

1. Mengkaji kompetensi matakuliah yang dipaparkan dosen;

2. Mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen;

Page 22: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 22/26

22

3. Membuat rencana pembejaran untuk matakuliah yang diikuti;

4. Belajar secara aktif (dengan cara mendengar, membaca, menulis, diskusi, dan

terlibat dalam pemecahan masalah serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan

 berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis dan evaluasi), baik secara individu

maupun kelompok.

Agar pembelajaran model SCL dapat diimplementasikan secara efektif dan

efisien, maka perguruan tinggi juga mempunyai peranan sebagai berikut:

1. Mengkaji kurikulum, program pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar 

yang mengacu pada SCL;

2. Membuat kebijakan tentang sosialisasi dan penerapan SCL di institusinya;

3. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk terlaksananya SCL dengan

menciptakan networking  dengan dunia kerja, lembaga-lembaga masyarakat, atau

instansi yang terkait;

4. Membenahi pola pikir (mindset ) pada dosen dan pengelola program pendidikan

 pada umumnya tentang pentingnya mengubah paradigma mengajar berorientasi

  pada dosen semata pada pola pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa,

yang dicirikan dengan adanya interaksi yang positif dan konstruktif antara dosen

dan mahasiswa dalam membangun pengetahuan;

5. Melatih dan memberikan dukungan yang penuh kepada para dosen dalam

menerapkan SCL dalam proses pembelajaran;

6. Memanfaatkan perencanaan pembelajaran yang berorientasi SCL, yang

dikembangkan para dosen, dalam pengadaan sarana dan prasarana pendukung

 pembelajaran;

7. Menciptakan sistem yang memungkinkan dosen dan seluruh civitas akademica

dapat berkomunikasi dan berkoordinasi serta akses terhadap IT (information

technology).Pemahaman peran dari ketiga elemen utama proses pembelajaran sebagaimana

diuraikan di atas, akan mampu mendukung efektivitas metode-metode pembelajaran

yang masuk dalam klasifikasi model pembelajaran SCL. Adapun metode-metode yang

dimaksud adalah: (1)  small group discussion; (2) role-play and simulation; (3) case

 study; (4) discovery learning ; (5)  self-directed learning ; (6) cooperative learning ; (7)

Page 23: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 23/26

23

collaborative learning ; (8) contextual learning ; (9)  project based learning ; dan (10)

 problem based learning and inquiry.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Dikti Depdiknas. 2004. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di

 Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.

Dewajani, Sylvi. 2006. “Student Centered Learning”, Materi Lokakarya Peningkatan  Kualitas Teknik Pembelajaran Student Center Learning . Yogyakarta: PusatPengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada.

Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006.  Panduan Pengembangan RPP. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006.  Pedoman Memilih dan

Menyusun Bahan Ajar . Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabusdan Sistem Penilaian Berdasarkan KBK SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

 Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Harsono, 2005. “Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran” dalam www.belajar.

usd.ac.id/Ramdhani, Neila, 2006, “Ruh Experiential Learning dalam SCL”, dalamhttp://neila.staff.ugm.ac.id/?pilih=lihat&id=10.

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: A SagePublications Company.

Laster, Lan. 1985. The school of the future : some teachers view on education in the year 

2000. UK.

  Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (online)(http://www.depdiknas.org) (diakses 3 Desember 2005).

  Peraturan Mendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi (SI). (online).

(http://www.BSNP.org) (diakses 15 Juni 2006).

 Peraturan Mendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). (online).

(http://www.BSNP.org) (diakses 15 Juni 2006).

Page 24: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 24/26

24

  Peraturan Mendiknas No. 24/2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. (online).(http://www.BSNP.org) (diakses 15 Juni 2006).

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi:Ketentuan

  Pokok, Pengembangan Silabus, Penilaian Berbasis Kelas, Pengelolaan dan

 pelaksanaan KBK . Jakarta: Depdiknas.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002.   Kurikulum dan Hasil Belajar . Jakarta:

Depdiknas.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002.  Pedoman Penyusunan Silabus. Jakarta:Depdiknas.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Reigeluth, C.M. 1983.   Instruction design theories and models, an overview of their current status. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Sahertian, Piet A. 1994. Profil Pendidikan Profesional . Cetakan I, Jakarta: Amelia Opset.

Slameto. 2003.   Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Cetakan IV; Jakarta:

Bineka Cipta.

Surahman, Winarno. 1965. Metodologi Pengajaran Nasional. C.V. Jemars, Bandung:1965.

Sudjana, S.D. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif . Bandung: Falah

Production.

Sujana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Cetakan III, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suyono. 2007. Membaca-Menulis sebagai Motode Pembelajaran. Manuskrip. Belum

Dipublikasikan.

Tafsir, Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cetakan I; Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Wijaya, Cece. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan I;Bandung: PT. Remaja Rosda.

Page 25: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 25/26

25

TUGAS

EFFECTIVE TEACHING, PERENCANAANPEMBELAJARAN, GURU YANG EFEKTIF, TEACHER

DIRECTED INSTRUCTION,DAN STUDENT CENTERED TEACHING

Page 26: 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010

5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/00-effective-teaching-tugas-4-edit-29-mei-2010 26/26

26

Oleh

ROMSYAH

No. Reg. 7657091490

S3/ Manajemen Pendidikan/Non Reguler 

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2010