1 1. Effective TeachingMengajar atau “teaching” adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untukmembelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, men eta pka n, mengembangkan met ode untuk mencapai has il pembel aja ran yang diing inkan. Pemilih an, peneta pan, dan pengemb angan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaa n pembel ajaran . Dalam hal ini istilah pembelaja ran memi liki hakekat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungki n dipakai untuk mencapai tujua n pembel ajaran . Oleh karena itu pembelajar an menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan ba gai man a menata int era ksi ant ara sumber -sumbe r bel aja r yang ada agar dapa t berfungsi secara optimal. Pe mbel aja ra n efektif ada lah pembel aj aran dimana siswa memperoleh keter ampil an-keterampi lan yang spesi fik, pengetahuan dan sikap serta merup akan pembe lajar an yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektifapabil a terj adi peruba han-per ubahan pada aspek kognitif, afekt if, dan psik omotor(Reiser Robert, 1996). a. Ciri-ciri pembelajaran efektif : o Aktif bukan pasifo Kovert bukan overt o Kompleks bukan sederhana o Dipengaruhi perbedaan individual siswa o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
Mengajar atau “teaching ” adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara
belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada
kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti
dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat
perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagaisalah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran
menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa
yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara
mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan
bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat
berfungsi secara optimal.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh
keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan
pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif
apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
(Reiser Robert, 1996).
a. Ciri-ciri pembelajaran efektif :
o Aktif bukan pasif
o Kovert bukan overt
o Kompleks bukan sederhana
o Dipengaruhi perbedaan individual siswa
o Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus
mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar
guru tidak asal mengajar. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
- Pengajaran hendaknya menarik minat
- Partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
- Prinsip pengulangan
- Perbedaan individu
- Kematangan murid
- Prinsip kegembiraan
- Prinsip mengajar murid belajar
- Ketersediaan alat-alat
Prinsip-prinsip tersebut sesungguhnya merupakan tugas pokok seorang guru
yang profesional dan efektif sebagai pengajar. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki
seperangkat keterampilan teknik mengajar di samping menguasai ilmu atau bahan
yang akan diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan, memberi
bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, masih ada prinsip-prinsip mengajar yang
harus dipenuhi oleh seorang guru yang efektif antara lain:
1). Konteks, artinya dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu
sendiri. Problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan
dalam kerangka konteks, yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar danmelibatkan siswa menjadi peserta yang aktif. Adapun ciri-ciri konteks yang baik
adalah sebagai berikut:
a. Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat
b. Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
digunakan dalam RPP juga menunjukkan bahwa pembuat RPP sangat
bertanggung jawab terhadap sumber-sumber yang digunakan.
g. Mengembangkan Instrumen Asesmen
Asesmen (assessment ) adalah seluruh proses untuk mengumpulkan
informasi terkait dengan kemajuan proses dan hasil belajar siswa. Dengan
demikian, tes (test ) termasuk instrumen asesmen. Panduan pengamatan atau
wawancara untuk melihat bagaimana kemampuan siswa berbahasa lisan juga
termasuk instrumen asesmen. Rambu-rambu menulis karya ilmiah untuk
mendorong dan memandu siswa praktik menulis karya ilmiah juga termasuk
instrumen asesmen. Petunjuk dan kerangka karangan yang disediakan untuk
membantu siswa berproses menghasilkan tulisan atau karangan juga termasuk
instrumen asesmen. Pelaksanaan berbagai jenis tes atau nontes termasuk
wilayah asesmen, yakni bagian dari proses mengumpulkan informasi untuk
mengetahui kemajuan proses dan hasil belajar.
Lembar jawaban siswa, catatan pengamatan, rekaman hasil wawacara,
karya ilmiah yang dihasilkan siswa atau bentuk tulisan lain yang dihasilkan
siswa akan dibaca dan dicermati guru dan pada akhirnya diberi skor. Proses
memberi skor terhadap hasil tes, hasil menulis ilmiah atau kegiatan menulis
lainnya, atau proses memberi skor terhadap hasil pengamatan atau wawancara
semua itu termasuk kegiatan pengukuran (measurement ). Untuk melakukan
pengukuran, guru perlu menyiapkan kunci jawaban, rambu-rambu jawaban,
rubrik pengukuran tulisan, atau instrumen pembantu lainnya.
Dalam rentang waktu tertentu, misalnya satu semester, siswa
mempunyai kumpulan skor. Ada skor yang diperoleh melalui tes (pilihan
ganda atau bentuk lainnya), dan ada pula skor yang diperoleh dari karanganatau tulisan. Mungkin ada pula skor yang dihasilkan dari catatan atau rekaman
guru dalam proses belajar-mengajar sehari, misalnya kemampuan siswa dalam
mengajukan atau menjawab pertanyaan. Siswa juga masih memiliki skor hasil
pengerjaan tugas-tugas harian. Semua skor tadi kemudian diolah dengan
menggunakan rumus tertentu untuk menentukan nilai akhir semester. Proses
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
Jadi guru mempunyai tugas yang amat penting, sebab gurulah yang
menanamkan adat istiadat yang baik dalam jiwa murid-murid, dan gurulah yang
memasukkan pendidikan akhlaq dan keagamaan dalam hati sanubari anak-anak.
Bahkan gurulah yang memberikan pendidikan kemasyarakatan dan cinta tanah air
murid-murid. Mengingat tugas dan tanggung jawab seorang guru yang begitu
kompleksnya, maka guru yang efektif memiliki ciri khusus antara lain dikemukakan
sebagai berikut :
1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep-konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan pekerjaan
atau bidang profesinya.
3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakan
5) Memungkinkan perkembangan yang terjadi sejalan dengan dinamika kehidupan
Selain ciri-ciri tersebut di atas, masih ada ciri-ciri guru yang efektif yang harus
dipenuhi antara lain:
1. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Memiliki klien/obyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya maupun
guru dengan siswanya
3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dalam masyarakat.
Atas dasar pernyataan tersebut jelaslah bahwa guru yang efektif dan
profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan, agar dapat mencapai tingkat
pemahaman yang mendalam. Guru memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial merupakan dasar bagi guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas
keguruannya secara efektif antara guru dan siswa. Kepribadian guru menunjukkan perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, sosial dinamika, (reflektif serta
berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Guru yang memiliki kepribadian dan
sosial yang bertanggung jawab dalam uraian ini adalah:
1. Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan
keimanan)
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
2. Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab
3. Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkup sekolah maupun
di luar sekolah
4. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi
tujuan yang baik
5. Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya dan
masyarakat
6. Dalam persahabatan dengan siapapun, guru tidak kehilangan prinsip serta nilai
yang diyakininya
7. Guru mampu tampil baik dan berwibawa
8. Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan
produktif.
Tugas dan tanggung jawab ini erat kaitannya dengan ciri-ciri guru yang efektif,
sebagaimana yang dikutip oleh Nana Sajana mengemukakan bahwa ada empat ciri-ciri
guru, yakni:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tigkah laku siswa
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan
bidang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar
Dari pendapat di atas, maka guru harus memiliki kemampuan yang dapat
dibagi dalam tiga bidang berikut. Pertama, memiliki kemampuan dalam bidang
kognitif, artinya kemampuan dalam bidang intelektual seperti penguasaan mata
pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan
tingkah laku individu, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang
cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan kemasyarakatan serta pengetahuanumum. Kedua, memiliki kemampuan bersikap terhadap orang lain, artinya guru
mampu menampilkan prilaku sikap positif terhadap orang lain, yaitu kemampuan
menilai, menghargai, berkomunikasi, atau bahkan memberi sanksi secara obyektif.
Ketiga, memiliki kemampuan perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan dalam pembelajaran, yaitu keterampilan mengajar, membimbing,
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
mahasiswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan dosen
sebagai fasilitator. Dengan aktifnya mahasiswa, maka kreativitas mahasiswa akan
terpupuk. Kondisi tersebut akan mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan
menyesuaikan materi kuliahnya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
menyediakan banyak cara untuk mendapatkan informasi sumber belajar, memberikan
peluang untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran baru secara optimal
sehingga mendukung upaya mewujudkan kompentensi yang diharapkan. Kemajuan
ICT juga memungkinkan mahasiswa melakukan kegiatan belajar tidak hanya secara
formal, tetapi belajar melalui berbagai media atau sumber. Dengan demikian dosen
bukan lagi sebagai sumber belajar utama, melainkan sebagai “mitra pembelajaran”.
Pada model pembelajaran SCL, berarti mahasiswa harus didorong untuk
memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri kemudian berupaya keras mencapai
kompentensi yang diinginkan. Hal ini bias dilakukan dengan cara banyak berdiskusi,
maka mahasiswa berani mengemukakan pendapat, belajar memecahkan masalah yang
dihadapi dan tidak takut pada dosen. Harapannya dengan diterapkan system
pembelajaran SCL adalah mahasiswa aktif dan kreatif, menyelesaikan tugas akhir
dengan lancar/cepat, karena konsultasi pada dosen tidak punya rasa takut, dengan
harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studi dengan lancar dan tepat waktu sesuai
dengan target atau bahkan bisa lebih cepat dari standar waktu masa studi. Selanjutnya
mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu berkompetisi di dunia kerja.
SCL atau Student Centered Learning merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses experiential
learnig . Bila pembelajar itu dapat dikategorikan ke dalam tipe-tipe activist, reflector,
theorist , dan pragmatist, berarti pendekatan SCL tersebut merupakan metode yang
dapat memfasilitasi pembelajar, dalam hal ini mahasiswa sehingga secara langsungataupun tidak dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran SCL,
pada saat ini diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena
memiliki beberapa keunggulan yaitu: (1) mahasiswa atau peserta didik akan dapat
merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena mahasiswa diberi
kesempatan yang luas untuk berpartisipasi; (2) mahasiswa memiliki motivasi yang
5/10/2018 00-Effective Teaching-TUGAS 4-EDIT 29 MEI 2010 - slidepdf.com
Dewajani, Sylvi. 2006. “Student Centered Learning”, Materi Lokakarya Peningkatan Kualitas Teknik Pembelajaran Student Center Learning . Yogyakarta: PusatPengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada.
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan RPP. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan
Menyusun Bahan Ajar . Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabusdan Sistem Penilaian Berdasarkan KBK SMA Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Harsono, 2005. “Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran” dalam www.belajar.
usd.ac.id/Ramdhani, Neila, 2006, “Ruh Experiential Learning dalam SCL”, dalamhttp://neila.staff.ugm.ac.id/?pilih=lihat&id=10.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: A SagePublications Company.
Laster, Lan. 1985. The school of the future : some teachers view on education in the year
2000. UK.
Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (online)(http://www.depdiknas.org) (diakses 3 Desember 2005).
Peraturan Mendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi (SI). (online).
(http://www.BSNP.org) (diakses 15 Juni 2006).
Peraturan Mendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). (online).