Top Banner
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demam Berdah Dengue 1. Defenisi Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut hidup dan berkembang biak di sekitar rumah dan tempat kerja. Penyakit ini dapat diderita oleh anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. ( Depkes RI, 2004 ) Aedes Aegypti adalah salah satu vektor nyamuk yang paling efisien untuk arbovirus, karena nyamuk ini sangat antropofilik dan hidup dekat manusia dan sering hidup di dalam rumah. Wabah dengue juga telah disertai Aedes albopictus, Aedes polynensis, dan banyak spesies kompleks Aedes Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar 9
33

jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

Mar 24, 2019

Download

Documents

buinguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdah Dengue

1. Defenisi Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk

Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut hidup dan berkembang biak di sekitar

rumah dan tempat kerja. Penyakit ini dapat diderita oleh anak dan dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya

memburuk setelah 2 hari pertama. ( Depkes RI, 2004 ) Aedes Aegypti

adalah salah satu vektor nyamuk yang paling efisien untuk arbovirus,

karena nyamuk ini sangat antropofilik dan hidup dekat manusia dan

sering hidup di dalam rumah. Wabah dengue juga telah disertai Aedes

albopictus, Aedes polynensis, dan banyak spesies kompleks Aedes

scutellaris. Setiap spesies ini mempunyai distribusi geografisnya masing

- masing. Namun, mereka adalah vektor epidemik yang kurang efisien

dibanding Aedes Aegypti. Sementara penularan vertikal (kemungkinan

transovarian) virus dengue telah dibuktikan di laboratorium dan di

lapangan, signifikansi penularan ini untuk pemeliharaan virus belum

dapat ditegakkan. Faktor penyulit pemusnahan vektor adalah bahwa

telur Aedes Aegypti dapat bertahan dalam waktu lama terhadap desikasi

(pengawetan dengan pengeringan), kadang selama lebih dari satu tahun.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar9

Page 2: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

2

Aedes albopictus, sepintas seperti nyamuk Aedes Aegypti, yaitu

mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian

dadanya, tetapi pada thorax yaitu bagian mesotoumnya terdapat satu

garis longitudinal (lurus dan tebal) yang dibentuk oleh sisik-sisik putih

berserakan. Nyamuk ini merupakan penghuni asli Negara Timur,

walaupun mempunyai kebiasaan bertelur di tempat – tempat yang alami

di rimba dan hutan bambu, tetapi telah dilaporkan dijumpainya telur

dalam jumlah banyak di sekitar tempat pemukiman penduduk di daerah

perkotaan.

2. Etiologi

Penyebab penyakit demam berdarah adalah virus dengue yang

termasuk kelompok B Athropod Borne Virus ( Arboviruses ) yang

sekarang dikenal sebagai genus flavirus, familyflaviridiae dan

mempunyai empat serotipe yaitu DEN I, DEN II, DEN III, DEN IV,

(Depkes RI, 2004).

3. Cara Penularan

Terdapat tiga faktor yang berperang pada penularan dengue yaitu

manusia, virus dan faktor perantara (Aedes Aegypti). Virus dengue

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, aedes albopictus, aedes

polinesiensis dan beberapa spesifik lain dapat pula menularkan virus

dengue kepada manusia baik secara langsung yaitu setelah mengigit

orang yang viremia, maupun secara tidak langsung yaitu setelah melalu

masa inkubasi didalam tubuhnya selama 8-10 hari (Ekstrinsic Incubation

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 3: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

3

Priod). Pada manusia diperlukan masa inkubasi 4-6 hari (Intrinsic

Icubation Priod) sebelum menjadi sakit setelah virus masuk kedalam

tubuh.

Pada nyamuk sekali virus masuk kedalam dan berkembang biak

didalam tubuhnya, maka nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus

selama hidupnya (Infektif) sedangkan pada manusia, penularan dapat

terjadi pada saat tubuh dalam keadaan viremia yaitu antara 3-5 hari,

(Soegijanto, Soegeng : 2006).

4. Insiden

DHF menyerang semua umur, namun lebih banyak menyerang

anak-anak dan dewasa dibanding usia tua. Frekuensi penyakit ini sama

pada pria dan wanita.

5. Patofisiologi

Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami

keluhan dan gejala karena viremia seperti demam, sakit kepala, mual dan

muntah, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperpiremia ditenggorokan,

timbulnya ruang dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem retikulo

endoteal seperti perembesan kelenjar-kelenjar getah bening, hati, limfa.

Ruam pada DF disebabkan oleh kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologis utama yang menentukan berat penyakit

yang membedakan DF dengan DHF ialah meningginya permeabilitas

dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotinin

serta aktifasi sistem kalikrein yang berakibat ekstravasisi cairan

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 4: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

4

intravaskuler. Hal ini berakibat mengurangnya volume hipoproteinemia,

efusi dan renjatan. Plasma merembes selama dan renjatan. Plasma

merembes selama perjalanan penyakit mulai pada saat permulaan demam

dan mencapai puncaknya pada saat renjatan, ( Maryanti, E : 2005).

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan

dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu rongga

peritonium, pleura dan perikard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan

yang diberikan sebelum melalui infus. Renjatan hipovolemik yang terjadi

sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat

berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.

Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah

pemberian plasma/ekspander plasma efektif, sedang pada otopsi

ditemukan kerusakan dinding pembuluh darah yang desktuktif atau akibat

radang, menimbulkan dugaan bahwa perubahan fungsional dinding

pembuluh darah mungkin disebabkan farmakologis yang bekerja singkat.

Trombosit topenia yang dihubungkan dengan meningkatnya mega

kariosit mudah dalam sum-sum tulang dan pendeknya masa hidup

trombosit menimbulkan dugaan meningkatnya destruksi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses

himonologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran

darah. Kelainan sistem koagulasi disebabkan antaranya oleh kerusakan

hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh aktivitas sistem

koagulasi, (Wellsen, S, 2005).

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 5: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

5

6. Manifestasi Klinik

Dalam menegakkan diagnosis DHF, bebrapa indikator yang

penting untuk diperhatikan antara lain :

Indikator tanda demam berdarah.

a. Tanda dini infeksi dengue

a) Demam tinggi

b) Facial Flushing

c) Tidak ada tanda-tanda ISPA

d) Uji tourniket positif

e) Trombositppenia

f) Hematokrit meningkat

b. Indikator fase syok

1) Hari sakit ke 4-5

2) Suhu turun

3) Nadi cepat tanpa demam

4) Hipotensi

5) Leukopenia (< 5000/mm3)

WHO memberikan pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis

demam berdarah secara dini disamping menentukan derajat beratnya

penyakit secara klinis:

a. Demam mendadak tinggi

b. Perdarahan termasuk uji Rumpe Leede (+) seperti :

peteqie, epistaksis, hematemesis dan melena

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 6: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

6

c. Hepatomegali

d. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau

hipotensi disertai gelisah dan akral dingin

Laboratoris :

1) Trombositopenia (< 100.000/mm3)

2) Hemokonsentrasi ( kadar Ht lebih dari 20% dari

normal)

Dua gejala klinis pertama ditambah dua gejala laboratoris dianggap cukup

untuk menegakkan diagnosis kerja DHF.

Menurut WHO (1975) DHF dibagi 4 derajat, antara lain :

a. Derajat I

1. Demam disertai gejala lain (mual mantah, sakit perut, sakit badan

dan sakit kepala

2. Uji Tourniket (+)

b. Derajat II

1) Demam

2) Perdarahan spontan

c. Derajat III

1) Kegagalan sirkulasi (pre shock)

2) Akral dingin

3) Nadi kecil dan cepat

4) Lemah tekanan darah turun

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 7: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

7

d. Derajat IV

Renjatan berat ( DSS) dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah

yang tidak dapat diukur

7. Diagnosa Banding DBD :

a. Tipoid abdominalis

b. Malaria

c. Observasi fibris yang lain

8. Penanganan Demam Berdarah Dengue

Penanganan DBD di Rumah Sakit yaitu :

a. Obat penurun panas, algetik, antipiretika. Apabila panas msih

muncul kompres dengan menggunakan air hangat.

b. Pemberian cairan infuse RL, Asering , anak di bawah 1 tahun

menggunakan KaN3B

B. Nyamuk Aedes Aegypti

1. Morfologi nyamuk Aedes sp

Family CULICIDAE dibagi menjadi 3 tribus yaitu :

a. Tribus ANOPHELENI (Anopheles)

b. Tribus CULICINI ( Culex, Aedes, Mansonia)

c. Tribus TOXORHYNCHITINI ( Toxorhynchitis)

Morfologi tribus Cilicini pada Aedes sp yaitu

a. Telur Aedes : lonjong, tampak seperti anyaman kasa

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 8: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

8

b. Larva Aedes Aegypti : sifon panjang dan bulu 1 pasang, segmen anal

pelana tidak menutup segmen, gigi sisir yang tidak berduri lateral

c. Larva Aedes Albupictus : sama dengan Aedes Aegypti, kecuali gigi

sisir yang tidak berduri lateral

d. Sayap Aedes : sisik bentuk panjang dengan ujung runcung

e. Aedes Albupictus dewasa : Abdomen ujung lancip, warna hitam

dengan belang putih pada abdomen dan kaki.mesonotum mempunyai

garis tebal putih yang memanjang .

Peran medis pada aedes sp yaitu :

a. Aedes Aegypti : vector utama DHF, filariasis, penyakit chikungunya,

penyakit demam kuning.

b. Aedes Albupictus : Vektor potensial DHF dan filaris.

Perilaku Aedes sp terjadi pada siang hari. Habitatnya terdapat di air

jernih dan keruh.

2. Nyamuk Aedes Aegypti

a. Siklus Hidup

Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat

penampungan air (TPA) atau barang-barang yang memungkinkan air

tergenang sedikit di bawah ini:

1) Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk memerlukan

waktu 7-10 hari.

2) Tiap 2 hari nyamuk betina menghisap darah manusia dan bertelur

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 9: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

9

3) Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan sedangkan

nyamuk jantan 14  hari, ( Soegijanto, Soegeng : 2006).

Gambar 2.1 : Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti

1) Telur

Telur diletakkan satu persatu pada permukaan yang lembab

tepat di atas batas air. Kebanyakan Aedes Aegypti betina dalam satu

siklus gonotropik meletakkan telur di beberapa tempat perindukan.

Masa perkembangan embrio selama 48 jam pada lingkungan yang

hangat dan lembab. Setelah perkembangan embrio sempurna, telur

dapat bertahan pada keadaan kering dalam waktu yang lama

(lebih dari satu tahun). Telur menetas bila wadah tergenang air,

namun tidak semua telur menetas pada saat yang bersamaan.

Kemampuan telur bertahan dalam keadaan kering membantu

kelangsungan hidup spesies selama kondisi iklim yang tidak

menguntungkan (Depkes RI, 2003).

2) Jentik

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 10: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

10

Jentik memerlukan empat tahap perkembangan. Jangka waktu

perkembangan jentik tergantung pada suhu, ketersediaan makanan,

dan keberadaan jentik dalam sebuah kontainer. Dalam kondisi

optimal, waktu yang dibutuhkan dari telur menetas hingga

menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari, termasuk dua hari dalam

masa pupa. Sedangkan pada suhu rendah, dibutuhkan waktu beberapa

minggu (Depkes RI, 2003). Ada empat tingkat (instar) jentik sesuai

dengan pertumbuhan larva Aedes Aegypti tersebut, yaitu (Depkes RI,

2005):

a) Instar I: berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

b) Instar II: 2,5-3,8 mm

c) Instar III: lebih besar sedikit dari larva instar II

d) Instar IV: berukuran paling besar 5 mm

3) Pupa (kepompong)

Pupa (kepompong) berbentuk seperti koma. Bentuknya lebih

besar namun lebih ramping dibanding jentik. Pupa Aedes Aegypti

berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk

lain (DepkesRI, 2005). Menurut Sugito (1989), pupa Aedes Aegypti

tidak memerlukan udara dan makan, belum bisa dibedakan antara

jantan dan betina, menetas dalam waktu 1-2 hari, dan menjadi

nyamuk dewasa, pada umunya nyamuk jantan menetas lebih dahulu

dari nyamuk betina.

4) Nyamuk Dewasa

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 11: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

11

Sesaat setelah muncul menjadi dewasa, nyamuk akan

kawin dan nyamuk betina yang telah dibuahi akan mencari makan

dalam waktu 24-36 jam kemudian. Darah merupakan sumber

protein terpenting untuk pematangan telur (Depkes RI, 2003).

Habitat tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti adalah di air yang

relatif bersih, yaitu di wadah-wadah tempat penampungan air untuk

kepentingan sehari-hari dan barang- barang bekas, seperti ban,

botol, kaleng, plastik, pecahan kaca, dan sebagainya yang merupakan

lingkungan buatan manusia (Nadezul, 2007). Dan ciri- ciri nyamuk

Aedes Aegypti yaitu :

a) Berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada seluruh

tubuhnya.

b) Berkembang biak di tempat penampungan air dan barang-barang

yang memungkinkan air tergenang misalnya :

(1) Bak mandi/wc, tempayan, drum

(2) Tempat minumburung

(3) Vas bunga, pot tanaman air

(4) Kaleng, ban bekas,botol

c) Nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di

selokan/got atau kolam yang airnya langsung berhubungan

dengan tanah.

d) Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai

sore hari.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 12: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

12

e) Mampu terbang sampai 100 m

b. Keberadaan Jentik

1) Survey Jentik

Survey jentik nyamuk Aedes Aegypti dilakukan dengan cara

sebagai berikut (Depkes RI, 2005) :

a) Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti diperiksa (dengan

mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.

b) Untuk memeriksa TPA yang berukuran besar, seperti: bak

mandi, tempayan, drum, dan bak penampungan air lainnya.

Jika pada pandangan (penglihatan) pertama tidak menemukan

jentik, tunggu kira-kira 1 menit untuk memastikan bahwa benar

jentik tidak ada.

c) Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang

kecil, seperti: vas bunga atau pot tanaman air atau botol yang

airnya keruh, seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat

lain.

d) Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya

keruh, biasanya digunakan senter.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 13: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

13

2) Metode Survey Jentik

Metode survey jentik dapat dilakukan dengan cara (Depkes

RI, 2005) :

a) Single larva: Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik

di setiap tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk di

identifikasi lebih lanjut.

b) Visual: Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau

tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa

mengambil jentiknya. Biasanya dalam program DBD

menggunakan cara visual.

c. Sifat-sifat Jentik Aedes Aegypti

1) Ukuran 0,5 – 1 cm

2) Selalu bergerak aktif dalam air

3) Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air

untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawahdan seterusnya.

4) Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan

permukaan air.

d. Sifat-sifat telur Nyamuk Aedes Aegypti

2)Ukurannya sangat kecil : 0,7 mm

3)Warna hitam

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 14: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

14

4) Tahan sampai 6 bulan di tempat kering

e. Pengendalian nyamuk Aedes Aegypti

1) Perlindungan perseorangan untuk mencegah

terjadinya gigitan Aedes Aegypti yaitu dengan memasang kawat

kasa di lubang-lubang angin diatas jendela atau pintu, tidur dengan

kelambu, penyemprotan dinding rumah dengan inteksida dan

penggunaan repellen pada saat berkebun.

2) Pembuangan atau mengubur benda-benda di

pekarangan atau di kebun yang dapat menampung air hujan seperti

kaleng, botol, dan ban mobil dan tempat-tempat lain yang menjadi

tempat perindukan Aedes Aegypti.

3) Mengganti air atau membersihkan tempat air

secara teratur tiap minggu sekali, pot bunga, tempayan dan bak

mandi.

4) Pemberian abate ke dalam tempat penampungan

air atau penyimpanan air bersih

5) Melakukan fogging dengan mallathion setidak-

tidaknya 2 kali dengan jarak waktu 10 hari di daerah yang terkena

wabah di daerah endemic DHF.

6) Pendidikan kesehatan masyarakat melalui

ceramah agar rakyat dapat memeliharah kebersihan lingkungan dan

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 15: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

15

turut secara perseorangan memusnahkan tempat- tempat

perindukan Aedes aegypti di sekitar rumah.

C. Tinjauan Umum Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan

Keberadaan Jentik Aedes Aegypti

1. Pelaksanaan PSN Aedes Aegypti

PSN Aedes Aegypti adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan

kepompong nyamuk penular DBD (Aedes Aegypti) di tempat-tempat

perkembangbiakannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh

(Syarifah, 2007) bahwa terdapat hubungan antara PSN Aedes Aegypti

dengan keberadaan jentik dimana penelitian tersebut dilakukan di

Kecamatan Pedurungan Kota Semarang tahun 2007. Pada penelitian

tersebut nilai proporsi ABJ sebesar 0,93. Menurut (Depkes RI, 2005),

Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes Aegypti yang dikenal

dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara:

a. Fisik: cara ini dikenal dengan kegiatan 3-M yaitu menguras (dan

menyikat) bak mandi, bak wc, dan lain-lain. Menutup tempat

penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain).

Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas

(seperti kaleng, ban, dan lain-lain).

b. Kimia: cara memberantas jentik Aedes Aegypti dengan menggunakan

insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 16: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

16

istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan adalah granules

(sand granules). Dosis yang digunakan 10 gram (± 1 sendok makan

rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasidasi dengan temephos ini

mempunyai efek residu 3 bulan.

c. Biologi: cara ini dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan

kepala timah, ikan gupi, ikan cupang dan lain-lain).

2. Tempat Perindukan Aedes Aegypti

Sumber utama perkembangbiakan Aedes Aegypti di sebagian besar

daerah pedesaan Asia Tenggara adalah di wadah-wadah

penampungan air untuk keperluan rumah tangga, termasuk wadah dari

keramik, tanah liat dan bak semen yang berkapasitas 200 liter, tong besi

yang berkapasitas 210 liter (50 galon), dan wadah yang lebih kecil

sebagai tempat penampungan air bersih atau hujan. Wadah

penampungan air harus ditutup dengan penutup yang rapat atau kasa.

Setelah air digunakan harus dijaga agar wadah tetap tertutup. Cara ini

cukup efektif seperti telah dilakukan di Thailand (Depkes RI, 2003).

Menurut Sutaryo (2005) macam TPA yang berada di rumah meliputi

tandon air, tower, bak mandi, bak WC, padasan, cadangan air ditaman,

air jebakan semut yang memiliki peluang untuk nyamuk Aedes Aegypti

bertelur. Macam TPA untuk keperluan sehari-hari meliputi drum,

tangki reservoir, tempayan, bak mandi atau WC, dan ember. Menurut

Hasyimi dan Soekino (2004) TPA rumah tangga yang paling banyak

ditemukan jentik atau pupa Aedes Aegypti adalah TPA rumah tangga yang

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 17: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

17

berasal dari bahan dasar logam. Jenis TPA rumah tangga yang paling

banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes Aegypti adalah TPA jenis

tempayan (Depkes RI, 2005).

3. Sampah Padat

Sampah padat, kering seperti kaleng, botol ember atau sejenisnya

yang tersebar di sekitar rumah harus dipindahkan dan dikubur di dalam

tanah. Sisa material di pabrik dan gudang harus disimpan sebaik mungkin

sebelum dimusnahkan. Perlengkapan rumah dan alat perkebunan (ember,

mangkok, dan alat penyiram) harus disimpan terbalik untuk mencegah

tertampungnya air hujan. Sampah tanaman (tempurung kelapa, kulit ari

coklat harus dimusnahkan segera. Ban mobil bekas merupakan tempat

perkembangbiakan utama Aedes Aegypti di perkotaan, sehingga menjadi

masalah kesehatan. Botol, kaca, kaleng dan wadah kecil lainnya harus

dikubur di dalam tanah atau dihancurkan dan didaur ulang untuk

keperluan industri (Depkes RI, 2003).

D. Kerangka Konsep

Dalam kerangka konseptual ada variabel independen dan variabel

dependen dimana variabel indipendennya adalah PSN Aedes Aegypti, tempat

perindukan, sampah padat dan variabel dependennya adalah jentik Aedes

Aegypti.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 18: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

18

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

E. Defenisi Operasional dan kriteria objektif

1. Pelaksanaan PSN Aedes Aegypti

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang

dilakukan oleh responden untuk pelaksanaan PSN Aedes Aegypti secara

fisik yaitu dengan melaksanakan 3M (Menguras, Menutup, dan

Mengubur).

Kriteria Objektif :

Baik : Jika melaksanakan PSN Aedes Aegypti sesuai kriteria diatas

Kurang : Jika tidak melaksanakan PSN Aedes Aegypti sesuai kriteria

diatas.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Tempat Perindukan

Sampah Padat

PSN Aedes Aegypti

Jentik Aedes Aegypti

Page 19: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

19

2. Tempat Perindukan

Tempat perindukan ada 2 macam yaitu

a. tempat perindukan buatan adalah wadah-wadah penampungan air

untuk kepentingan rumah tangga yang beresiko menjadi tempat

tumbuhnya jentik Aedes Aegypti seperti tempayan, bak mandi,

drum, ember, tempat penampungan air kulkas, tempat penampungan

air dispenser, vas bunga, tempat minum burung, dan bejana di sekitar

rumah responden.

b. Tempat perindukan alami yaitu wadah – wadah tempat penampungan

air yang sifatnya alami yang berada di pepohonan dan beresiko

menjadi tempat tumbuhnya jentik seperti tempurung kelapa, kelepak –

kelepak daun, dan sela – sela pepohonan lainnya yang berada di

sekitar rumah responden.

Kriteria Objektif :

Ada : jika terdapat tempat perindukan sesuai kriteria diatas

Tidak ada : jika tidak terdapat tempat perindukan sesuai kriteria diatas.

3. Sampah Padat

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan sampah

padat yang memiliki wadah yang berpotensi`tumbuh dan

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 20: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

20

berkembangnya jentik Aedes Aegypti seperti ban bekas, kaleng

bekas, botol bekas, ember bekas, drum bekas, mangkok bekas yang

tersebar di sekitar rumah responden.

Kriteria Objektif :

Ada :Jika terdapat sampah padat sesuai dengan kriteria diatas.

Tidak ada :Jika tidak terdapat sampah padat sesuai dengan kriteria diatas

4. Keberadaan Jentik Aedes Aegypti

Jentik nyamuk Aedes Aegypti yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ada atau tidak adanya jentik Aedes Aegypti pada berbagai tempat

perindukan dan sampah padat di sekitar rumah responden yang dilihat

dengan cara visual.

Kriteria Objektif :

Ada : Jika di tempat perindukan dan sampah padat tidak terdapat

jentik.

Tidak Ada: jika tempat tempat perindukan dan sampah padat terdapat

jentik.

F. Hipotesa Penelitian

1. Ada hubungan antara pemberantasan sarang nyamuk A e d e s

A e y p t i (PSN Aedes Aegypti) dengan keberadaan jentik Aedes Aegypti

di Permata Hijau Tegal. RW. 14. Kelurahan Kassi-Kassi. Kecamatan

Rappocini Makassar.

2. Ada hubungan antara jenis tempat perindukan dengan keberadaan jentik

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar

Page 21: jukarnain01ners.files.wordpress.com file · Web viewPatofisiologi. Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia seperti demam,

21

Aedes Aegypti di Permata Hijau Tegal. RW. 14. Kelurahan Kassi-Kassi.

Kecamatan Rappocini Makassar.

3. Ada hubungan antara sampah padat dengan keberadaan jentik Aedes

Aegypti di Permata Hijau Tegal. RW. 14. Kelurahan Kassi-kassi.

Kecamatan Rappocini. Makassar.

Program Studi Keperawatan FIK-Universitas Islam Makassar