UTS Mata Kuliah Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan Dosen : Dr. Suryaman, M.Pd dan Dr. Moch. Nasir, M.Pd SAMSULHADI, S.Pd - NIM : 090020146 Buat makalah dengan tema “ PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISE PENDIDIKAN “. a. Referensi buku P. Suryaman, dll. b. Ketik seperti aturan Karya Tulis Ilmiah (1,5 spasi) , font time roman 12, c. Maksimal 10 hal, kertas A4. d. Rujukan dibelakang dengan lebih dari satu e. dan satu atau dua paragraph berbahasa inggris f. upayakan 30 % referensi dengan aslinya, bahasa inggris. Dikumpulkan tanggal 5 Maret 2010. 1
40
Embed
unipajbr.files.wordpress.com file · Web viewmakalah . pembinaan profesional melalui supervisi pengajaran sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru. mata kuliah. kepemimpinan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UTS
Mata Kuliah Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
Dosen : Dr. Suryaman, M.Pd dan Dr. Moch. Nasir, M.Pd
SAMSULHADI, S.Pd - NIM : 090020146
Buat makalah dengan tema “ PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MELALUI KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISE PENDIDIKAN “.
a. Referensi buku P. Suryaman, dll.
b. Ketik seperti aturan Karya Tulis Ilmiah (1,5 spasi) , font time
roman 12,
c. Maksimal 10 hal, kertas A4.
d. Rujukan dibelakang dengan lebih dari satu
e. dan satu atau dua paragraph berbahasa inggris
f. upayakan 30 % referensi dengan aslinya, bahasa inggris.
Dikumpulkan tanggal 5 Maret 2010.
1
TUGASMAKALAH
PEMBINAAN PROFESIONAL MELALUI SUPERVISI
PENGAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PROFESIONALISME GURU
MATA KULIAH
KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
DOSEN: Dr. Suryaman, M.Pd dan Dr. Moch. Nasir, M.Pd
Oleh
SAMSULHADI, S.Pd
NIM : 090020146 / E
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
2010
2
PEMBINAAN PROFESIONAL MELALUI SUPERVISI
PENGAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PROFESIONALISME GURU
Oleh : SAMSULHADI, S.Pd
A. Pendahuluan
Secara konseptual pengakuan terhadap keberadaan profesi guru
mengandung arti recognition, endorsement, acceptance, trust, dan
confidence yang diberikan oleh masyarakat kepada guru untuk
mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan
potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan
penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru.
Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus
memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran
normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang
dimiliki, baik kompetensi personal, professional, maupun
kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan
eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan
harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya
yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang
professional.
Tidak mengherankan apabila Kepala Pusat Kurikulum, Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas), Siskandar menyatakan bahwa penerapan
3
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menuntut kualitas guru
memadai sehingga perlu meng-upgrade kemampuan guru supaya
pelaksanaan kurikulum sesuai dengan harapan.
Data Balitbang Depdiknas (tahun 2001) saja menunjukkan, dari
1.054.859 guru SD negeri ternyata hanya 42,4 persen yang layak
mengajar. Berarti, sebagian besar (57,6 persennya) tidak layak
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, meliputi: a) mengenal fungsi dan layanan program
bimbingan dan konseling, b) menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling.
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran (Suryasubrata
1997:4-5).
3. Supervisi Pengajaran
Nealey and Evans in their book of “ Hand book for supervision of instruction” …….. the term “ supervision “is used to describe those activities which are primarily and directly concerned with studying and improving the conditions which surround the learning and growth of the pupil and teacher.
15
Secara umum tujuan supervisi pengajaran adalah:
(1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar-mengajar,
(2) mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di
sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan
yang telah ditetapkan,
(3) menjamin agar kegiatan sekolalah berlangsung sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sehingga segala sesuatunya
berjalan lancar dan diperoleh hasil yang optimal,
(4) menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya,
dan
(5) memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki
kesalahan, kekurangan dan kekilafan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah sehingga
dapat dicegah kesalahan dan penyimpangan yang lebih jauh
(Suprihatin, 1989:305).
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan
untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada
gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan
saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga
mengembangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000:19).
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di
lingkungan pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah
pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang
konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi
dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai
subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu, supervisi
harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif
(Sahertian, 2000:20).
16
Supandi (1986:252), menyatakan bahwa ada dua hal yang
mendasari pentingnya supervisi dalam proses pendidikan.
a. Perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan
pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan
perubahan struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan
kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus-
menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti
bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha
mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya
pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara
baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya
berjalan mulus. Banyak hal sering menghambat, yaitu
tidak lengkapnya informasi yang diterima, keadaan
sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum,
masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan
menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan
bahkan proses memecahkan masalah belum terkuasai.
Dengan demikian, guru dan Kepala Sekolah yang
melaksanakan kebijakan pendidikan di tingkat paling
mendasar memerlukan bantuan-bantuan khusus dalam
memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya
pengembangan kurikulum.
b. Pengembangan personel, pegawai atau karyawan
senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus dalam
suatu organisasi. Pengembangan personal dapat
dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan
formal menjadi tanggung jawab lembaga yang
bersangkutan melalui penataran, tugas belajar, loka karya
17
dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal
merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan
dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan
kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan
ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain
sebagainya.
Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib
dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan
kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru.
Hal tersebut karena proses belajar-mengajar yang dilaksakan
guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervisi
dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
Secara umum ada 2 (dua) kegiatan yang termasuk dalam
kategori supevisi pengajaran, yakni:
a. Supervsi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru-
guru SD.
Secara rutin dan terjadwal Kepala Sekolah melaksanakan
kegiatan supervisi kepada guru-guru SD dengan harapan
agar guru mampu memperbaiki proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Dalam prosesnya, kepala sekolah memantau
secara langsung ketika guru sedang mengajar. Guru
18
mendesain kegiatan pembelajaran dalam bentuk Rencana
Pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
Saat kegiatan supervisi berlangsung, kepala sekolah
menggunakan leembar observasi yang sudah dibakukan,
yakni Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG
terdiri atas APKG 1 (untuk menilai Rencana Pembelajaran
yang dibuat guru) dan APKG 2 (untuk menilai pelaksanaan
proses pembelajaran) yang dilakukan guru.
b. Supervisi yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah kepada
Kepala Sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan kinerja.
Menurut Suryaman ; “Kepemimpinan yang kuat adalah kemempuan yang memiliki vision (visi) yang jelas, dalam arti sebenarnya maupun dalam arti arti singkatan”.
Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh Pengawas Sekolah
yang bertugas di suatu Gugus Sekolah. Gugus Sekolah
adalah gabungan dari beberapa sekolah terdekat, biasanya
terdiri atas 5-8 Sekolah Dasar. Hal-hal yang diamati
pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi
untuk memantau kinerja kepala sekolah, di antaranya
administrasi sekolah, meliputi:
1) Bidang Akademik, mencakup kegiatan:
(1) menyusun program tahunan dan semester,
(2) mengatur jadwal pelajaran,
(3) mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan
pembelajaran,
(4) menentukan norma kenaikan kelas,
(5) menentukan norma penilaian,
19
(6) mengatur pelaksanaan evaluasi belajar,
(7) meningkatkan perbaikan mengajar,
(8) mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak hadir,
dan
(9) mengatur disiplin dan tata tertib kelas.
2) Bidang Kesiswaan, mencakup kegiatan:
(1) mengatur pelaksanaan penerimaan siswa baru
berdasarkan peraturan penerimaan siswa baru,
(2) mengelola layanan bimbingan dan konseling,
(3) mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa, dan
(4) mengatur dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler.
3) Bidang Personalia, mencakup kegiatan:
(1) mengatur pembagian tugas guru,
(2) mengajukan kenaikan pangkat, gaji, dan mutasi
guru,
(3) mengatur program kesejahteraan guru,
(4) mencatat kehadiran dan ketidakhadiran guru, dan
(5) mencatat masalah atau keluhan-keluhan guru.
4) Bidang Keuangan, mencakup kegiatan:
(1) menyiapkan rencana anggaran dan belanja sekolah,
(2) mencari sumber dana untuk kegiatan sekolah,
(3) mengalokasikan dana untuk kegiatan sekolah, dan
(4) mempertanggungjawab-kan keuangan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
5) Bidang Sarana dan Prasarana, mencakup kegiatan:
(1) penyediaan dan seleksi buku pegangan guru,
(2) layanan perpustakaan dan laboratorium,
(3) penggunaan alat peraga,
20
(4) kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah,
(5) keindahan dan kebersihan kelas, dan
(6) perbaikan kelengkapan kelas.
6) Bidang Hubungan Masyarakat, mencakup kegiatan:
(1) kerjasama sekolah dengan orangtua siswa,
(2) kerjasama sekolah dengan Komite Sekolah,
(3) kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga terkait,
dan
(4) kerjasama sekolah dengan masyarakat sekitar
(Depdiknas 1997).
Sedangkan ketika mensupervisi guru, hal-hal yang dipantau
pengawas juga terkait dengan administrasi pembelajaran yang
harus dikerjakan guru, diantaranya:
a. Penggunaan program semester
b. Penggunaan rencana pembelajaran
c. Penyusunan rencana harian
d. Program dan pelaksanaan evaluasi
e. Kumpulan soal
f. Buku pekerjaan siswa
g. Buku daftar nilai
h. Buku analisis hasil evaluasi
i. Buku program perbaikan dan pengayaan
j. Buku program Bimbingan dan Konseling
k. Buku pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
D. KESIMPULAN
Kebijakan pendidikan harus ditopang oleh pelaku pendidikan yang
berada di front terdepan yakni guru melalui interaksinya dalam
21
pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu dilakukan
secara bertahap dengan mengacu pada rencana strategis.
Keterlibatan seluruh komponen pendidikan (guru, Kepala Sekolah,
masyarakat, Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, dan isntitusi)
dalam perencanaan dan realisasi program pendidikan yang
diluncurkan sangat dibutuhkan dalam rangka mengefektifkan
pencapaian tujuan.
Implementasi kemampuan professional guru mutlak diperlukan
sejalan diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang
pendidikan. Kemampuan professional guru akan terwujud apabila
guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam
mengelola interaksi belajar-mengajar pada tataran mikro, dan
memiliki kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan
pada tataran makro.
Salah satu upaya peningkatan profesional guru adalah melalui
supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi pengajaran perlu
dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar
dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam
pelaksanaannya, baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan
lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja sekolah.
Untuk mensupervisi guru digunakan lembar observasi yang berupa
alat penilaian kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk
mensupervisi kinerja sekolah dilakukan dengan mencermati bidang
akademik, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana dan prasarana,
serta hubungan masyarakat.
22
Implementasi kemampuan professional guru mensyaratkan guru
agar mampu meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai