Top Banner
JURNAL Nama : Munandar NIM : 24121427-2 Judul : Strategi Pemahaman Isi Kandungan al- Quran Di SMA Negeri Unggul Sigli Email : [email protected] ABSTRACT This thesis entitled strategy to increase understanding of content of Al-Quran content in SMA Negeri Unggul Sigli. Students are still misunderstanding the Quran because the strategy used by PAI teachers can not motivate to be more active learning, causing students less interest to learn, so menbuat students are not motivated on learning materials PAI let alone students who enter SMA Negeri Unggul not entirely students of boarding schools -pesantren but from junior high school and MTsN school. Implementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran content implemented by teachers in SMA Negeri Unggul Sigli, that is by the way the teacher read the verses then give the meaning of a word or write the Arabic vocabulary in the verse, then give meaning to the whole then the teacher explaining the meaning of the verses of the Quran, as well as providing different strategies to students, for example for students who are less clever given a different strategy with clever students, because students who are good with different students who are less clever, then for students who are less clever, the way PAI teachers repeat-overthrow the meanings or subtleties of these verses in a sense of slowly, and provide examples of those verses. Constraints and challenges faced by teachers and students in the implementation of strategies to improve the understanding of Al-Quran is the allocation of time given is very minimal so that the teacher is very brief in explaining the verses contained in PAI Selabi, the lack of interest of students on the material PAI caused 1
51

jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Mar 02, 2019

Download

Documents

ngotruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

JURNALNama : Munandar NIM : 24121427-2Judul : Strategi Pemahaman Isi Kandungan al-Quran Di SMA

Negeri Unggul SigliEmail : [email protected]

ABSTRACT

This thesis entitled strategy to increase understanding of content of Al-Quran content in SMA Negeri Unggul Sigli. Students are still misunderstanding the Quran because the strategy used by PAI teachers can not motivate to be more active learning, causing students less interest to learn, so menbuat students are not motivated on learning materials PAI let alone students who enter SMA Negeri Unggul not entirely students of boarding schools -pesantren but from junior high school and MTsN school. Implementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran content implemented by teachers in SMA Negeri Unggul Sigli, that is by the way the teacher read the verses then give the meaning of a word or write the Arabic vocabulary in the verse, then give meaning to the whole then the teacher explaining the meaning of the verses of the Quran, as well as providing different strategies to students, for example for students who are less clever given a different strategy with clever students, because students who are good with different students who are less clever, then for students who are less clever, the way PAI teachers repeat-overthrow the meanings or subtleties of these verses in a sense of slowly, and provide examples of those verses. Constraints and challenges faced by teachers and students in the implementation of strategies to improve the understanding of Al-Quran is the allocation of time given is very minimal so that the teacher is very brief in explaining the verses contained in PAI Selabi, the lack of interest of students on the material PAI caused teachers to provide material PAI very deep in students. The effort of PAI teachers in facing these obstacles and challenges is that teachers provide explanations of the verses contained in PAI Selabi by allocating more time so that teachers can provide repeated explanations to students with different methods and provide various examples related to verses in PAI selabi. And the teacher provides an opportunity for the students to question again about the less understood verses that the PAI teacher has made clear. This research is a field research using data collection techniques through observation, interviews, and questionnaires. This research uses descriptive analysis method. With this method researchers can describe and interpret the objects and data obtained in the field then analyze it. The results of this study found that the strategy of understanding the content of Al-Quran content in SMA Negeri Unggul Sigli that has been applied well, then the students have a lot to know the contents of verses that contained in Al-Quran. this is a very good thing for graduate students in SMA Negeri Unggul. And teachers in SMA Negeri Unggul also have very good aspirations in providing teaching to students, and do not choose between stupid students with clever students.

1

Page 2: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

ABSTRAK

Tesis ini berjudul strategi peningkatan pemahaman isi kandungan Al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli. Siswa masih salah memahami Al-Quran karena srategi yang digunakan oleh guru PAI belum bisa bermotivasi untuk lebih giat belajar, menyebabkan siswa kurang minat untuk berlajar, sehingga menbuat siswa tidak motivasi terhadap pembelajaran materi PAI apalagi siswa yang masuk SMA Negeri Unggul bukan seluruhnya siswa dari pesantren-pesantren tetapi berasal dari sekolah SLTP dan sekolah MTsN. Penerapan strategi pengajaran untuk pemahaman isi kandungan Al-Quran yang dilaksanakan oleh guru di SMA Negeri Unggul Sigli, yaitu dengan cara guru membacakan ayat-ayat kemudian memberi arti kata perkata atau menuliskan kosa kata bahasa Arab dalam ayat tersebut, kemudian memberi makna secara menyeluruhan lalu guru menjelaskan makna dari ayat Al-Quran tersebut, serta memberikan strategi yang berbeda-beda kepada siswa, misalnya bagi siswa yang kurang pandai diberikan strategi yang berbeda dengan siswa yang pandai, karena siswa yang pandai berbeda dengan siswa yang kurang pandai, maka bagi siswa yang kurang pandai, caranya guru PAI menggulangi-menggulangi makna-makna ataupun terjamahan ayat-ayat tersebut dalam artian berlahan-lahan, dan memberikan berbagai contoh yang berkenaan dengan ayat-ayat tersebut. Kendala dan tantangan yang dihadapi guru dan siswa dalam penerapan strategi peningkatan pemahaman Al-Quran yaitu alokasi waktu yang diberikan sangat minim sehingga guru sangat singkat dalam menjelaskan ayat-ayat yang terdapat dalam selabi PAI, kurangnya minat siswa terhadap materi PAI disebabkan guru dalam memberikan materi PAI sangat menoton dalam diri siswa. Upaya guru PAI dalam menghadapi kendala dan tantangan tersebut yaitu guru memberikan penjelasan ayat-ayat yang terdapat dalam selabi PAI dengan mengalokasi waktu lebih banyak agar guru bisa memberikan penjelasan berulang-ulang kepada siswa dengan metode yang berbeda-beda dan memberikan berbagai macam contoh yang berkenaan dengan ayat-ayat dalam selabi PAI. Dan guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mempertanyakan kembali tentang ayat-ayat yang masih kurang dipahami yang telah dijelakan oleh guru PAI.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, serta angket. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Dengan metode tersebut peneliti dapat menggambarkan dan menginterpretasikan objek dan data yang diperoleh di lapangan kemudian menganalisisnya. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa strategi pemahaman isi kandungan Al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli bahwa telah diterapkan dengan baik, maka siswa telah banyak mengetahui isi ayat yang terkandungan dalam Al-Quran. ini merupakan suatu hal yang sangat bagus bagi tamatan siswa di SMA Negeri Unggul. Dan guru di SMA Negeri Unggul pun juga memiliki aspirasi yang sangat bagus dalam memberikan pengajaran kepada siswa, serta tidak memilih antara siswa yang bodoh dengan siswa yang pandai.

2

Page 3: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

A. PENDAHULUAN

Pendidikan Agama merupakan modal dasar pembangunan Bangsa yang

mencakup luasnya masing-masing yang mempunyai tujuan yang berbeda-beda.

Pendidikan mendorong orang untuk belajar sendiri secara aktif dan

memberdayakan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Proses belajar akan

menjadi lebih bersifat dialogis dalam konteks yang lebih fungsional yang

berlangsung dalam iklim koordinatif. Produk pendidikan yang terwujud sumber

daya manusia menampilkan kualitas mandiri dan mengandung keunggulan. Di

sini dituntut kualitas kepemimpinan, manajemen organisasi dalam mencapai

kualitas pendidikan.

Pendidikan Agama Islam memerlukan berbagai tugas yang harus

dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya

masing-masing mulai dari level mikro dan makro yaitu tenaga kependidikan

disekolah. Di sekolah sama-sama terdapat tenaga kependidikan yang paling

berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan yaitu kepala sekolah dan

guru. Dalam perspektif globalisasi, otonomi daerah, desentralisasi pendidikan

serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah dan manajemen berbasis

kompetensi. Kinerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.

Sebagai contoh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh

Besar kurang memiliki motivasi mengajar. Hal ini terlihat dari semangat mengajar

mereka kalau ada kepala sekolah mereka disiplin masuk kelas namun jika kepala

sekolah tidak hadir kesekolah mereka tetap masuk kelas namun hanya sekedar

menghabiskan waktu pembelajaran.

Kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru disekolahnya

gaya yang ditampilkan tepat diterapkan disekolahnya. Gaya kepemimpinan itu

tentu saja bersifat situasional, artinya seorang pemimpin lazimnya menggunakan

gaya kepemimpinan yang berbeda, tergantung pada kebutuhannya.

Untuk memperoleh sumber daya yang berkualitas khususnya di bidang

Pendidikan Agama Islam diperlukan berbagai upaya. Di sinilah pentingnya peran

kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan yang berupaya terus-menerus

dan bertanggung jawab terhadap pembinaan Pendidikan Agama Islam.

3

Page 4: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Pengelolaan satuan pendidikan bertanggung jawab atas pemberian kesempatan

kepada tenaga pendidikan yang bekerja di satuan pendidikan yang bersangkutan

untuk mengembangkan kemampuan masing-masing. Oleh karena itu tenaga

kependidikan sudah sewajarnya memperoleh upaya pembinaan dari Kepala

Sekolah terhadap para pendidik secara efektif dan efisien. Karena hal ini

merupakan faktor kunci yang turut menentukan keberhasilan pendidikan

sebagaimana diisyaratkan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah tersebut di atas

sesuai dengan kajian tentang arah pada abad 21 ,yakni: Persoalan kepemimpinan

(leadership) merupakan suatu persoalan yang sangat aktual untuk dibicarakan.1

Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.2

Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang penting dalam rangka

pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan

kunci keberhasilan. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen

merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan

amat berat tugas yang diemban, seolah-olah kepemimpinan diharuskan

menghadapi berbagai macam faktor seperti struktur atau tatanan, koalisi,

kekuatan, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi. Disamping itu

kepemimpinan dapat dijadikan alat yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang

menimpa suatu organisasi.

Kepemimpinan berperan dalam melindungi beberapa isu pengaturan

organisasi yang tidak tepat, yang menyangkut distribusi kekuatan yang menjadi

penghalang tindakan efektif, kekurangan berbagai macam sumber, prosedur yang

dianggap buruk, yakni problem-problem organisasi yang lebih mendasar. Istilah

kepemimpinan diartikan bermacam-macam. Hal ini tergantung pada sudut

pandang dan konteks pengertian para ahli membahasnya. Beberapa batasan

pengertian kepemimpinan diuraikan dibawah ini yang berkaitan dengan penelitian

yang menjadi sasaran.

1 Prawiroesentono,Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja karyawan (Yokyakarta:BPEF,1999),hal.7

2 Dharma, A,Gaya Kepemimpinan Yang Efektif bagi para Manager (Bandung:Sinar Baru,1984) ,hal.136.

4

Page 5: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Tugas pokok seorang pemimpin adalah mendidik, memberi petunjuk,

membimbing dan lain sebagainya yang secara singkat dapat dikatakan seorang

pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya dengan sedemikian rupa, sehingga

mereka itu mau mengikuti kehendak pimpinan untuk dapat bekerja sama dengan

sebaik-baiknya, sehingga tercapainya tujuan yang telah ditentukan atau ditetapkan

sebelumnya.3

Dari berbagai batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan

adalah seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasikan

aktivitas orang lain dengan melalui cara tertentu dalam situasi tertentu guna

pencapaian tujuan bersama sebagaimana telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

kepemimpinan ditelaah perilaku (behavior approach) atau kepemimpinan sebagai

fungsi kelompok yang memandang efektivitas organisasi sebagai fungsi perilaku

kepemimpinan Kepala Sekolah yang bersangkutan.

Kepemimpinan yang bersifat umum memberikan landasan pengertian

kepemimpinan secara khusus dalam bidang pendidikan. Banyak pendapat tentang

kepemimpinan, Daryanto mengemukakan: “Kepemimpinan Pendidikan adalah

segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan

pada situasi tertentu agar melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh rasa

tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah

ditentukan”4

Pimpinan lembaga pendidikan berfungsi sebagai motor penggerak yang

mempengaruhi anggotanya, yaitu para guru dan pegawai agar bekerja secara

maksimal sehingga dapat menampilkan kinerja optimal untuk mencapai standar

mutu yang diharapkan orang tua, masyarakat, lapangan kerja, industri dan

pemerintah. As-Suwaidan dan Basyarahil menyebutkan:

Kepemimpinan Pendidikan sebagai suatu kemampuan dalam proses mempengaruhi, mengkoordinir, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien didalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran5

3 Wahjosuidjo,Kepemimpinan Dan Motivasi (Jakarta:Ghalia Indonesia,1993) ,hal.30.4 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Asdi Mahasatdya, 2005),hal.9

5

Page 6: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Kepemimpinan Pendidikan merupakan suatu kesiapan, kemampuan yang

dimiliki seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing,

mengarahkan, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan pengembangan pendidikan dan pengajaran6 Ini bertujuan agar

segenap kegiatan dapat berjalan secara efisien yang pada gilirannya dapat

mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan, atau dengan

ringkas dapat diungkapkan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang

terhadap penetapan dan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran

Kepala sekolah pada hakikatnya adalah tenaga fungsional yang diberi

tugas untuk memimpin penyelenggaraan sekolah. Oleh sebab itu komposisi yang

dititik beratkan bagi tugas-tugas kepala sekolah bukan komposisi proses belajar

mengajar. Kemampuan kepala sekolah yaitu memiliki kemampuan untuk

menganalisis persoalan, kemampuan memberikan berbagai pertimbangan,

kecakapan berorganisasi, kemampuan berkomunikasi secara tertulis, keinginan

untuk berpartisipasi dan kecakapan dalam mendiskusikan kejadian aktual,

memotivasi tinggi dan memahami latar belakang filosofis pendidikan dengan

baik.

Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan

akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam

pembaharuan sistem pendidikan di sekolah, dampak tersebut antara lain

efektivitas pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga

kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas dan

dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan

(transparansi) manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi

dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan dan

akuntabilitas.

Untuk menjadi Kepala Sekolah yang profesional dan memiliki kredibilitas

yang tinggi maka dibutuhkan profesionalisme kepala sekolah:

5 As-Suwaidan, M. T. dan Basyarahil, U.F, Melahirkan Pemimpin Masa Depan (Jakarta: Gema Insani, 2005),hal.33.

6 Indrafachruddin, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang baik (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),hal.29.

6

Page 7: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

1. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat. Kepala sekolah

memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan

dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan.

2. Efektivitas proses pendidikan. Peningkatan profesionalisme tenaga

kependidikan memiliki efektivitas pendidikan tinggi, yang dampak

dari sifat pendidikan yang menekankan pada pemberdayaan peserta

didik.

3. Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga

setiap perilaku selalu di dasari oleh profesionalisme.

4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Tenaga pendidikan,

terutama guru, merupakan jiwa dari sekolah. Oleh karena itu,

peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan mulai dari analisis

sampai pada imbal jasa, merupakan harapan penting bagi seorang

Kepala Sekolah.

5. Transparasi manajemen, dalam wacana demokrasi pendidikan

6. Kemandirian , kepala sekolah memiliki kemandirian untuk melakukan

yang terbaik bagi sekolah

7. Kemampuan untuk berubah. Perubahan harus menjadi kenikmatan

bagi semua warga sekolah

8. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan

9. Tanggap terhadap kebutuhan

10. Teamwork yang kompak, cerdas, dinamis. Kebersamaan teamwork

merupakan karakteristik yang dituntut oleh profesionalisme Kepala

Sekolah.

11. Akuntabilitas, sekolah dituntut melakukan petanggung jawaban

terhadap semua pelaksanaan pendidikan.

12. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat7

Kualitas kepala sekolah yang dimaksudkan adalah kepala sekolah yang

benar-benar memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup

7 Mulyasa. E, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung. PT. Remaja Rosda Karya, 2002),hal.90

7

Page 8: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh pendidikan di sekolah tersebut,

kemudian Kepala Sekolah yang dapat benar-benar berfungsi sebagai peningkatan

mutu pendidikan yang dikelola.

Danim menjelaskan tentang bagaimana kualitas Kepala Sekolah yang

seharusnya diharapkan oleh para bawahan, paling tidak ada lima karakteristik

yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah:

1. Bawahan menginginkan kepala sekolah membuat rencana yang baik dan dapat dijangkau oleh para guru dan anak didik.

2. Bawahan menginginkan agar kepala sekolah mempunyai tujuan yang jelas dan konsisten, dengan harapan tidak mudah terbawa kepada arus angin, melainkan melaksanakan tugas sesuai dengan harapan Pemerintah dan Kebutuhan sekolah baik pengembangan Kualitas dan Kuantitas.

3. Bawahan menginginkan kepala sekolah yang secara terus menerus menginformasikan kemajuan sekolah kepada bawahan.

4. Bawahan menghendaki agar kepala sekolah memperlakukan mereka sebagai pendidik dan bukan robot yang sesuka hati memerintahkan mereka.

5. Bawahan berharap kepala sekolah dapat membawa kemajuan ke arah yang lebih baik lagi. 8

Keberhasilan atau kegagalan seorang kepala sekolah tidak hanya

ditentukan oleh dirinya sendiri, akan tetapi juga ditentukan oleh akumulasi

subsistem yang terlibat, yaitu kepala sekolah sendiri dengan seperangkat

potensinya, Karakteristik bawahan, Karakteristik situasi, kondisi, organisasi di

luar manusianya, dan karakteristik situasi dan kondisi luar sekolah. Keberhasilan

sekolah mengandung arti keberhasilan pemimpin sekolah. Untuk menunjang

kemampuan kepala sekolah di samping kemampuan akademik yang telah dimiliki,

perlu adanya penambahan yang berasal dari luar akademik seperti pelatihan,

workshop dan seminar.

Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah. Ia

memiliki peranan yang besar dalam mengembangkan kualitas pendidikan

disekolahnya. Tumbuh dan berkembangnya semangat kerja, terciptanya kerja

8 Danim, S, Motivasi, kepemimpinan dan efektifitas kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hal.6

8

Page 9: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

sama yang harmonis dan perkembangan kualitas guru Pendidikan Agama Islam

sangat ditentukan oleh kualitas manajemen kepemimpinan kepala sekolah. Kepala

sekolah sebagai seorang Manejer Pendidikan (Educational Leader) hendaknya

senantiasa mengembangkan diri agar menjadi pemimpin yang profesional.

Kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru disekolahnya

gaya yang ditampilkan tepat diterapkan disekolahnya. Gaya kepemimpinan itu

tentu saja bersifat situasional, artinya seorang pemimpin lazimnya menggunakan

gaya kepemimpinan yang berbeda, tergantung pada kebutuhannya

Kita menyadari bahwa di mana saja kelompok manusia berada harus ada

yang dipercayai sebagai pemimpinnya. Pemimpin ini mempunyai sifat, kebiasaan,

temperamen, watak dan kepribadian yang unik dan khas, sehingga tingkah laku

dan gaya yang memiliki membedakannya dari orang lain. Gaya hidupnya pasti

mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Jadi gaya kepemimpinan

merupakan pancaran dari keseluruhan kepribadian seorang pemimpin. Istilah gaya

kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian baik dalam bentuk

organisasi/lembaga formal maupun organisasi/lembaga informal khususnya dalam

organisasi formal yaitu yang terdapat di sekolah.

Gaya kepemimpinan dilahirkan oleh perilaku dan sifat seseorang yang

memiliki jiwa kepemimpinan. Jadi gaya kepemimpinan dapat dilihat dari segi

perilaku dan sifat yang dimunculkannya. Istilah gaya (style) kepemimpinan

merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat ia mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain, yaitu dengan istilah kepemimpinan maka

dengan sendirinya orang yang bertindak sebagai bawahan mengaku pemimpin ini

memiliki kelebihan baik dari segi pengalaman, pendidikan ataupun kematangan

emosional, sehingga tanpa disadari bawahan tadi akan menghormati pemimpin

tersebut. 9

Salah satu pendekatan tentang teori kepemimpinan yang menunjukkan

gaya kepemimpinan secara jelas adalah Managerial Grid (Jaringan Manajemen),

yang dikembangankan oleh R.K. Blake dan Jane S. Mauton.10 Dalam pendekatan

Managerialgrid ini, manajer berhubungan dengan dua hal, yakni perhatian pada 9 Thoha. S, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002),hal.49

9

Page 10: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

produksi di satu pihak dan perhatian pada orang-orang di pihak lain. Perhatian

pada produksi atau tugas adalah sikap pemimpin yang menekankan mutu

keputusan, prosedur, mutu pelayanan staf, efisiensi kerja dan jumlah pengeluaran.

Perhatian pada orang-orang adalah sikap pemimpin yang memperhatikan

keterlibatan anak buah dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam hal ini aspek-

aspek yang perlu diperhatikan berkaitan dengan harga diri anak buah, tanggung

jawab berdasarkan kepercayaan, suasana kerja yang menyenangkan dan hubungan

yang harmonis.

Tuntutan seperti itu berlaku untuk semua bentuk kepemimpinan, termasuk

lembaga pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan salah satu organisasi formal

yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sangat dituntut untuk

menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan pendidikan di

sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisir bawahannya sangat

besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Semakin

profesional kepala sekolah, maka semakin bagus kualitas pendidikan yang

dicapai.

Dari hasil pengamatan awal peneliti pada SMP NEGERI 2 SEULIMEUM,

kepala sekolah sangat mengutamakan kepentingan tugas disekolah, terutama

dalam meningkatkan kinerja guru.

Hal ini berarti bahwa semangat dan kerja guru Pendidikan Agama Islam

dapat dikenali melalui penyelesaian tugas-tugas tepat waktu atau dapat

terselesaikan dengan baik. Gaya Kepemimpinan yang diterima oleh bawahan

diharapkan dapat meningkatkan kinerja, karena pola kepemimpinan kepala

sekolah merupakan manifestasi dari suatu perilaku kepemimpinan yang tidak

terlepas dari sikap atau cara berfikir dan bertindak yang dianut oleh kepala

sekolah, sebab antara sikap dan gaya memiliki keterkaitan yang sangat erat.11

Ada beberapa gaya Kepemimpinan yang dapat diterapkan untuk

mengelola organisasi/lembaga atau sekolah. Ada empat pola kepemimpinan yang

10 Mulyasa. E, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. 2002),hal.12

11 Owens, RG, Organizaciona Behavior in Educational Administration Englewood Cliffs (New Yersey, Printice Hall, Inc),hal.83.

10

Page 11: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

dapat mempengaruhi bawahannya baik secara individu maupun kelompok,

diantaranya: “(1) Gaya instruktif; (2) Gaya konsultatif; (3) Gaya partisipatif’ (4)

Gaya delegatif “.12 Prilaku pimpinan yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan

adalah gaya instruktif dicirikan dengan komunikasi satu arah. Insiatif pemecahan

masalah dan pembuatan keputusan semata-mata Pimpinan. Prilaku Pimpinan yang

tinggi dukungan dan rendah pengarahan bercirikan Gaya konsultatif. Pimpinan

masih banyak memberikan pengarahan kepada guru-guru, tetapi hal ini juga

meningkatkan komunikasi dua arah. Meskipun demikian dukungan ditingkatkan

tetapi pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada Kepala Sekolah.

Prilaku Pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan ditunjukkan

dengan gaya partisipatif. Penggunaan gaya ini kepala sekolah dan bawahan saling

tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan

sebahagian dipegang bawahannya. Prilaku pemimpin yang rendah dukungan dan

rendah pengarahan dirujuk sebagai gaya delegatif. Kepala Sekolah mendiskusikan

masalah secara bersama-sama dengan guru/bawahan sehingga tercapai

kesepakatan dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk memikul

tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

Tanpa perasaan aman guru merasa tertekan dalam bekerja, akibatnya

mereka tidak berani berpendapat atau melahirkan buah fikiran mereka. Jika

seorang pemimpin dapat menaruh kepercayaan kepada guru ia tidak merasa perlu

selalu mengawasi guru tersebut. Pimpinan tersebut dapat berbuat demikian karena

dalam dirinya sudah tertanam rasa percaya diri. Sebaliknya, guru juga dapat

memiliki rasa percaya diri dan akan berusaha melaksanakan tugasnya dengan

penuh tanggung jawab. Dengan demikian akan hilanglah segala prasangka,

fenomena ini diyakini sebagai peningkatan kinerja guru.

Dari paparan diatas, maka yang ingin penulis lakukan dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam Pada SMP N 2 Seulimeum Aceh Besar.

12 Hersey, Paul dan Ken Blanchard, Manajemen Perilaku Organisasi (Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud 1991),hal.43.

11

Page 12: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan untuk

mendapatkan gambaran tentang kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar, gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan

kemampuan guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh

Besar, Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi guru

Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar, Gaya

kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru Pendidikan

Agama Islam pada SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar, gaya kepemimpinan

kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru Pendidikan Agama Islam

pada SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar, dan gaya kepemimpinan kepala

sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam pada

SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar.

Ada beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya :

1. Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu

Administrasi Pendidikan, khususnya kepemimpinan pendidikan dan kinerja

guru.

2. Sebagai bahan masukan bagi praktisi pendidikan untuk membuat suatu

kebijakan dalam memberdayakan kepemimpinan kepala sekolah, tenaga

kependidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

untuk peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam.

3. Kepala sekolah bisa menerapkan gaya kepemimpinan bersifat situasional,

artinya seorang pemimpin lazimnya menggunakan gaya kepemimpinan yang

berbeda tergantung kebutuhannya.

4. Wakil kepala sekolah guru dan staf administrasi, bisa menerima tentang gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru.

5. Komite sekolah untuk memberikan suatu pemahaman kepada guru-guru

tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dipandang suatu yang mendukung

dalam proses pendidikan karena itu, guru-guru akan termotivasi untuk

meningkatkan kinerjanya yang lebih baik

12

Page 13: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

B. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut moleong penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek dan perilaku yang dapat diamati.13 Dalam penelitian ini akan diambil data deskriptif berupa kata-kata hasil wawancara. Data tersebut digunakan untuk mengetahui Strategi Pemahaman Isi Kandungan al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI yang dijadikan sebagai subjek penelitian, kemudian diwawancara sesuai dengan melakukan Strategi Pemahaman Isi Kandungan al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli. Adapun proses pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Wawancara (Interview) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka di mana responden bebas memberikan jawaban sesuai dengan apa yang ditanyakan. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan peneliti 1 orang guru PAI yang dipilih sebagai subjek penelitian untuk memperoleh data dalam melakukan Strategi Pemahaman Isi Kandungan al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli beserta memberikan solusi agar dapat mengatasi masalah tersebut dan memberikan jawaban yang akurat.

C. PEMBAHASAN

1. Strategi Peningkatan Pemahaman Isi Kandungan Ayat al-Quran dalam Silabi PAI di SMA Negeri Unggul Sigli

Strategi pengajaran untuk peningkatan pemahaman al-Quran adalah

suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien untuk meningkatkan

kemampauan dalam memahami al-Quran. Secara etimologi strategi dapat

diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Istilah strategi sering digunakan dalam

dunia kemiliteran.14 Sedangkan secara terminologi strategi adalah suatu garis-garis

besar haluan atau cara untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan/sasaran yang

telah ditetapkan/tentukan.15

13 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2007), hal. 5.

14 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. . . , hal. 123.

15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 5.

13

Page 14: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Berdasarkan teori-teori di atas dan hasil penelitian di lapangan yaitu hasil

wawancara dengan guru PAI dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi

pengajaran untuk pemahaman isi kandungan al-Quran yang dilaksanakan oleh

guru PAI yaitu:

a. Dengan cara guru membacakan ayat-ayat kemudian memberi arti kata perkata atau menuliskan kosa kata bahasa Arab dalam ayat tersebut, kemudian memberi makna secara menyeluruh lalu guru menjelaskan makna dari ayat al-Quran tersebut,

b. Memberikan strategi yang berbeda kepada siswa, misalnya bagi siswa yang kurang pandai diberikan strategi yang berbeda dengan siswa yang pandai, sebab bagi siswa yang kurang pandai lebih lambat menangkap penjelasan dari guru, sedangkan bagi siswa pandai mudah menangkap penyelasan dari guru tidak perlu menjelaskan secara berulang-ulang cukup sekali dijelaskan,

c. Memiliki sistematika yang baik dalam hal proses memahami isi ayat-ayat al-Quran yaitu mempunyai waktu yang khusus, bukan mencampur adukan segala bidang,

d. Adanya pemahaman dan penghayatan yang kuat, tidak hanya dalam memahami saja tetapi harus bisa menghafal dan mengingatnya, serta menjelaskannya,

e. Adanya dorongan dari internal yaitu dorongan dari guru sedangkan eksternal yaitu dorongan dari orang tuanya dan lingkungan, bahwa kedua ini sangat penting bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman isi kandungan al-Quran yang terdapat dalam silabi PAI.

Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan guru PAI bahwa

strategi peningkatan pemahaman isi kandungan ayat al-Quran dalam silabi PAI di

SMA Negeri Unggul Sigli belum maksimal di mana masih terdapat siswa

mengalami sulit memahami isi kandungan al-Quran yang terdapat dalam silabi

PAI.

2. Kendala dan tantangan yang dihadapi guru dan siswa dalam penerapan strategi peningkatan pemahaman ayat-ayat al-Quran dalam silabi PAI.

Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk membantu siswa dalam

meningkatkan kemapuan, prestasi yang tinggi dan intelektual, walaupun dalam

proses pembelajaran tersebut masih banyak terdapat siswa yang masih salah

14

Page 15: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

memahami isi kandungan al-Quran dalam silabi PAI, maka dalam setiap kegiatan

yang dilaksanakan sudah tentu adanya kendala dan tantangan yang dihadapi

karena dalam suatu kegiatan tersebut ada unsur positif dan negatif, di antara

kendala dan tantangan yang dihadapi oleh guru PAI dalam meningkatkan

pemahaman isi kandungan al-Quran dalam selabi PAI dapat dilihat dari beberapa

faktor yaitu:

a. Faktor sarana, terbatasnya persediaan buku.

Faktor sarana adalah alat lansung untuk mencapai tujuan pendidikan,

jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan disekolah mempunyai pengaruh

besar terhadap program belajar mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak

memadai akan menghambat proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dari gugu

PAI bahwa jumlah buku paket untuk murid sangat sedikit, sehingga buku yang

ada tersebut tidak dibagi permurid melainkan dibagi bergiliran setiap masuk kelas,

demikian faktor sarana ini merupakan penghambat dalam meningkatkan

pemahaman isi kandungan al-Quran. 16

b. Faktor pendidikan

Faktor pendidikan juga termasuk kendala yang dihadapi SMA Negeri

Unggul Sigli, bahwa faktor pendidikan yang kurang karena jumlah guru

agamanya satu orang, otomatis guru tersebut harus mengawal atau mengajar

semua rombongan kelas dari kelas 1 sampai kelas 3, sehingga proses

pembelajaran tidak optimal, seharusnya setiap sekolah minimal 2 orang untuk

guru pendidikan agama agar ada pembagian waktu tugas mengajar. Misalnya

kelas 1 dipegang oleh guru A dan kelas 2 sampai 3 dipegang oleh guru B,

demikian guru PAI tidak merasa kewalahan dalam mengajar dan pembelajaran

yang diberikan akan maksimal. 17

c. Faktor waktu

16 Wawancara dengan Ramli guru PAI SMA Negeri Unggul Sigli tanggal 21 Juli 2014.17 Wawancara dengan Ramli guru PAI SMA Negeri Unggul Sigli tanggal 21 Juli 2014.

15

Page 16: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Faktor waktu yang tidak mencukupi juga menjadi penyebab dalam proses

pembelajaran, waktu pembelajaran mata pelajaran PAI pada SMA Negeri Unggul

Sigli cuma 2 jam pembelajaran. Hal tersebut tidak cukup untuk membimbing

murid dalam memahami isi kandungan al-Quran, bahwa dalam 2 jam

pembelajaran tersebut 1 jam digunakan untuk melatih membaca al-Quran dan 1

jam lagi untuk membahas isi kandungan al-Quran. Jadi untuk mendorong siswa

dalam memahami al-Quran cuma 1 jam, maka hal tersebut tidaklah cukup, karena

kebanyakan siswa masih mampu memahami isi kandungan al-Quran, sehingga

membuat siswa banyak kesalahan dalam memahami isi kandungan al-Quran. 18

Sedangkan hasil wawancara dengan siswa ada beberapa kendala dan

tantangan yang mereka hadapi adalah:

1) Kurang mampu menguasai bahasa Arab sehingga memperlambat siswa untuk memahami penjelasan isi ayat-ayat al-Quran dalam silabi PAI yang diajari oleh gurunya,

2) Minimnya waktu untuk menerima penjelasan isi ayat-ayat al-Quran dalam silabi PAI yang diajarin oleh gurunya,

3) Adanya kesibukan yang lain sehingga mengikis waktu untuk mempelajari isi ayat-ayat al-Quran dalam silabi PAI,

4) Adanya faktor kemalasan saat memulai belajar untuk mempelajari silabi PAI.19

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Berdasarkan uraian di atas

menunjukkan bahwa penggunaan strategi bermuara pada satu titik sentral, yakni

agar siswa dapat memahami isi kandungan ayat al-Quran dengan baik dan benar.

Jadi dalam melakukan strategi pengajaran al-Quran, perlu menggunakan strategi

yang baik maka akan berpengaruh kuat terhadap proses pengajaran al-Quran,

sehingga terciptanya keberhasilan dalam target pemahaman al-Quran bagi siswa,

sebab strategi yang digunakan dalam pemahaman isi kandungan ayat al-Quran

dipandang sebagai salah satu strategi alternatif yang dapat membantu siswa dalam

18 Wawancara dengan Ramli guru PAI SMA Negeri Unggul Sigli tanggal 21 Juli 2014.

19 Wawancara dengan Heri siswa SMA Negeri Unggul Sigli 7 Maret 2014.

16

Page 17: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

pemahaman isi kandungan ayat al-Quran. Maka strategi yang digunakan untuk

pengajaran isi kandungan ayat al-Quran adalah strategi yang sangat penting dalam

mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

3. Upaya Guru PAI dalam Menghadapi Kendala dan Tantangan yang dihadapi Siswa

Karena masih banyak kendala dan tantangan guru PAI di SMA Negeri

Unggul Sigli dalam meningktakan pemahaman siswa terhadap ayat al-Quran

dalam silabi PAI. maka guru PAI Harus berupaya untuk memperbaiki kekurangan

tersebut, jadi upaya-upaya yang dilakukan yaitu:

a. Dengan menerapkan metode yang bervariasi dalam pembelajaran memahami isi kandungan al-Quran, adapun metode pengajarannya antara lain. Metode penafsiran al-Quran. seperti tafsir al-bayân, tafsir misbâh dan lain-lain, serta guru memberikan berbagai macam contoh terhadap ayat-ayat tersebut agar bisa memahami isi kandungan ayat al-Quran dalam selabi PAI.

b. Dalam melaksanakan setiap kegiatan harus melakukan berbagai usaha yang dapat menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut. Termasuk juga dalam mengajar pendidikan al-Quran di SMA Negeri Unggul Sigli yang memerlukan berbagai upaya agar siswa mampu mengatasi kendala dan tatangan yang dihadapi dalam memahami isi kandungan al-Quran. Hal ini senada yang dikatakan oleh Bapak Heri bahwa guru memerlukan berbagai upaya agar siswa yang belajar di SMA Negeri Unggul Sigli mampu memahami isi kandungan al-Quran.20

Upaya yang dilakukan guru dalam mengajar al-Quran kepada siswa

adalah menyuruh membaca dan memahami. Membaca adalah proses

mengenal, mengenterpretasi dan mempersepsikan bahan tertulis dan

tercetak selain itu juga komunikasi antar penulis dan pembaca.

Sedangkan memahami adalah proses membaca dan mengetahui makna

yang terkandung dalam tulisan tersebut. Jadi membaca dan memahami

mempunyai hubungan keterkaitan dalam dalam upaya meningkatkan

20 Wawancara dengan Heri, Guru Bahasa Arab SMA Unggul Sigli, Tanggal 21 Juli 2014.

17

Page 18: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

kemapuan memahami isi kandungan al-Quran, karena dengan

membaca menjadi arah akan berusaha untuk memahami dan

pemahaman timbul karena adanya bacaan. Guru PAI SMA Negeri

Unggul Sigli bahwa dalam meningkatkan pemahaman isi kandungan

al-Quran belum memadai, karena setiap guru hanya berupa memberi

ilmu yang ada dan memberi motivasi kepada murid. Bahkan proses

pembelajaran hanya dalam ruang saja tidak ada upaya untuk

menambah jam pelajaran, karna hal inilah masih banyak terdapat siswa

yang salah memahami isi kandungan al-Quran. 21

1. Menjalin kerja sama dengan orang tua

Selain itu upaya yang dilakukan oleh guru PAI yaitu memberitahukan

kepada orang tua agar anaknya diantar ketempat pengajaran baik TPA

maupun teungku-teungku dan membimbing kembali anaknya di

rumah, serta guru tersebut juga menyediakan waktu untuk siswa yang

tidak bisa memahami isi kandungan al-Quran diluar jam sekolah. Oleh

karena itu, guru dan orang tua harus melakukan berbagai cara untuk

mengatasi kendala tersebut, maka dapat diketahui bahwa cara guru dan

orang tua dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan

kemampuan memahami isi kandungan al-Quran di SMA Negeri

Unggul Sigli dengan meningkatkan kerjasama antara guru dan orang

tua.

Orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak akan mencapai

tujuan utama pendidikan. apabila kedua belah pihak antara guru dan

orang tua tidak menjalin kerjasama maka akan memberikan hasil

belajar yang negatif terhadap anak. Jadi bisa dikatakan keberhasilan

anak dalam mencapai suatu tujuan ditentukan pula oleh sejauh mana

21 Wawancara dengan Ramli guru PAI SMA Negeri Unggul Sigli tanggal 21 Juli 2014.

18

Page 19: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

pihak sekolah mengajak dan menggandeng orang lain untuk berperan

serta dalam pendidikan yang mereka terapkan.

Untuk mencapai maksud tersebut, hendaklah ada hubungan timbal balik

antara guru dan orang tua, dengan cara guru secara berkala

memberikan laporan tentang perkembangan dan kemunduran yang

terjadi pada anak, sebaliknya orang tuapun secara berkala melaporkan

kepada pihak sekolah tentang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

oleh anak baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam meningkatkan

kemampuan memahami isi kandungan al-Quran di sma negeri unggul

sigli terdapat kendala dan tantangan yang harus dihadapi, maka

kendalan dan tantangan tersebut meliputi faktor sarana yang terbatas,

faktor pendidik, dan waktu yang tidak mencukup, namun guru dan

orang tua mengatasinya dengan cara memilih metode yang tepat dan

kerja sama antara guru dan orang tua, untuk menyelesaikan siswa yang

masih salah memahami isi kandungan al-Quran.

1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen Guru Pendidikan Agama Islam.

Wahjosumidjo Mengungkapkan bahwa: “Komitmen dalam kerja baik

individu, kelompok maupun organisasi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan

teman kerja”.22 Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap komitmen

seseorang untuk bekerja lebih baik atau sebaliknya. Karena lingkungan kerja

merupakan aspek tidak dapat dipisahkan dengan unsur emosional seseorang.

Dalam melaksankan tugas kesehariannya dilembaga organisasi sangat dituntut

kepada profesionalisme dalam bekerja, hal tersebut akan terlaksana dan terwujud

22 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), hal 153.

19

Page 20: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

jika didukung oleh teman kerja yang kompak dan bersahaja dalam melaksanakan

tugas. Komitmen dalam bekerja tertanam oleh bawahan sangat didukung oleh

teman kerja yang saling mengingatkan, membantu dalam bekerja, mendorong jika

pekerjaannya benar dan menasehati jika pekerjaannya kurang benar sehingga rasa

bersama dan sepenanggungan dalam bekerja akan terjalin. Dalam hal ini kepala

sekolah mengatakan bahwa, selaku pimpinan kepala sekolah selalu memberikan

perhatian penuh dalam memberikan kenyamanan kepada guru dalam setiap

pekerjaan yang mereka lakukan. Karena kepala sekolah berpendapat bahwa

mekanisme kerja yang telah dirancang dan tidak baku dalam membagi tugas

kepada guru karena melihat kepada situasi serta kondisi yang ada. Ciri

kepemimpinan dalam melihat kepada keadaan guru secara menyeluruh dapat

dikatakan dengan ciri kepemimpinan delegatif.

5. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam.

Terungkap dari hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak ada guru

Pendidikan Agama Islam atau bawahan yang senang apabila tidak diserahi

tugas/tanggung jawab, apabila berupaya menghindari tugas/tanggung jawab bila

ada kesempatan untuk itu dan guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan

tugas bukan didasari oleh rasa takut melainkan rasa segan apabila tidak dapat

menyelesaikan tugas yang telah diberikan, Sutarto mengatakan bahwa:

Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin delegatif

percaya bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang

ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya dari pada harus memikul

sendiri tanggung jawab diatas segala tindakan dan keputusan yang diambil. Oleh

karena itu bawahan pada iklim delegatif tidak cocok diserahi tanggung jawab

merancang pekerjaannya secara inisiatif atau pekerjaan yang menuntut prakarsa.23

Kepala sekolah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan untuk

membawa sekolah SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar ke arah yang lebih

23 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi( Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1991),hal. 77.

20

Page 21: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

berkualitas, seperti kesiapan sekolah untuk menyelenggarakan UN, dalam hal ini

Wahjosumidjo mendefinisikan Kepemimpinan delegatif adalah “Kepemimpinan

yang mempunyai Visi dan Misi untuk masa depan, sebagai agenda perubahan

yang unggul, sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan bawahannya ke arah

profesionalisme kerja yang diharapkan”.24

1. HASIL PENELITIAN

1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam.

Hasil wawacara dengan kepala sekolah terungkap bahwa pembinaan

terhadap kualitas kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap tugas-tugas yang telah

diberikan. Peningkatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk guru

terindikasi sebagai berikut: (1) Tugas yang diberikan oleh kepala sekolah sebagian

besar dapat diselesaikan dengan baik, (2) Dokumen-dokumen pembelajaran sudah

bertambah lengkap dan (3) Proses pembelajaran yang dilakukan bertambah baik

dan meningkat.25

Dari hasil pengamatan dan wawancara, gaya kepemimpinan kepala

sekolah yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan guru Pendidikan

Agama Islam adalah gaya kepemimpinan delegatif, sedangkan untuk mengikuti

Pelatihan dan mengikutsertakan guru-guru melalui wadah MGMP menggunakan

gaya kepemimpinan instruktif.

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam terungkap bahwa

guru merasa sangat termotivasi dalam melaksanakan tugasnya dengan bentuk

kepemimpinan yang memfokuskan pada tugas dan hubungan kerja yang baik

dalam lembaga, apalagi kepala sekolah sangat menghargai perbedaan yang

dimiliki secara individu pada masing-masing guru, hasil wawancara dengan

kepala sekolah juga terungkap bahwa kepala sekolah sangat memperhatikan

24 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), hal 6.

25 Hasil wawancara dengan bapak S (Kepala Sekolah SMPN 2 Seulimeum) tanggal 17 Desember 2014.

21

Page 22: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

pengembangan individu guru, dimana ada guru yang masih belum memiliki

Stratifikasi Sarjana sangat disarankan untuk dapat melanjutkan kuliah dengan

diberikan fasilitas berupa pengurangan jam mengajar, hal ini dilakukan menurut

kepala sekolah agar pengembangan kemampuan pribadi guru tetap dilaksanakan

namun proses jalannya pembelajaran tidak terganggu26.

Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, guru-guru selalu

diberikan kesempatan oleh kepala sekolah untuk mengikuti berbagai kegiatan

seperti: Pelatihan-pelatihan, Seminar, Lokakarya, Diskusi Ilmiah, Simposium,

Work Shop, In House Training, Rapat Kerja dan berbagai jenis kegiatan-kegiatan

lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan serta kompetensi kami

yang bertujuan agar lebih mudah diaplikasikan serta guru-guru diwajibkan untuk

mengikuti kegiatan melalui wadah MGMP menurut bidang studinya masing-

masing dan yang paling diutamakan bidang studi yang di UN-kan dan Pendidikan

Agama Islam yang di UASBN-kan.27

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Guru Pendidikan Agama Islam

Dari hasil penelitian dan wawancara dengan kepala sekolah, dapat

diketahui bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya selaku pemimpin

lembaga pendidikan formal menerapkan gaya delegatif untuk memberikan

kesempatan kepada guru untuk melakukan kunjungan studi ke sekolah-sekolah

lain yang diperkirakan dapat memberikan nilai tambah bagi guru dan kepala

sekolah memberikan perhatian penuh dalam menindak lanjuti keluhan serta

harapan yang di harapkan oleh guru untuk menciptakan lembaga sekolah yang

berkualitas.28

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah juga terungkap bahwa

kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin disekolah sangat

baik. Dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, juga terungkap

26 Hasil wawancara dengan ibu M (Guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 19 Desember 2014.

27 Hasil wawancara dengan ibu A,ibu S,ibu M (Guru-guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 20 Desember 2014.

28 Hasil wawancara dengan bapak S (Kepala sekolah pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 19 Desember 2014.

22

Page 23: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

bahwa dalam meningkatkan motivasi guru Pendidikan Agama Islam maka kepala

sekolah selalu memberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan studi ke

sekolah-sekolah lain, kepala sekolah juga memberikan perhatian penuh dan serius

dalam menindak lanjuti keluhan, harapan guru Pendidikan Agama Islam untuk

kemajuan dan perkembangan sekolah ke depan.29

3. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru Pendidikan Agama Islam.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala sekolah, kepala

sekolah berusaha ingin menjadi contoh teladan di lingkungan sekolah dengan cara

datang paling awal dan pulang paling akhir. Hal ini dilakukan untuk memberi

contoh kepada guru agar memiliki disiplin dalam bekerja, datang ke sekolah

sebelum jam belajar dimulai dan keluar dari kelas saat belajar selesai, dari contoh

yang diberikan oleh kepala sekolah diharapkan kepada guru Pendidikan Agama

Islam akan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif seperti yang

diharapkan.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa kepala sekolah

menentukan tugas personal guru Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Job

Description yang telah disepakati bersama pada saat diadakan rapat kerja. Setiap

tugas yang diberikan oleh kepala sekolah kepada masing-masing guru selalu

diawali dengan pengarahan dan petunjuk untuk dapat dilaksanakan apa yang

ditugaskan dan kemudian mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas

tersebut, supaya tugas yang dilaksanakan itu dapat terlaksana dengan baik dan

benar. Sejauh yang didapati dari hasil penelitian tidak ada guru Pendidikan

Agama Islam yang menghindari pekerjaan dan tidak ada yang merasa senang jika

tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan, karena tugas dan tanggung jawab

seorang guru Pendidikan Agama Islam harus benar-benar dipahami dan

dilaksanakan dengan baik dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala

sekolah dalam memimpin sekolah jarang didapati informasi dari guru-guru bahwa

29 Hasil wawancara dengan ibu M (Guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 19 Desember 2014.

23

Page 24: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

kepala sekolah dalam memimpin sangat jarang emosional atau marah-marah dan

memberi sanksi, kepala sekolah juga sangat memperhatikan dari aspek-aspek

kepribadian guru-guru Pendidikan Agama Islam tatkala menyerahkan tugas yang

harus dikerjakan, seperti contoh guru Pendidikan Agama Islam yang sedang

hamil, sakit, kecelakaan dan ataupun guru yang mendapat musibah.

Dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, terungkap

bahwa dalam meningkatkan disiplin guru di SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh

Besar kepala sekolah langsung menegur, membuat absen kehadiran dan

mengontrol ke setiap kelas jika ada guru Pendidikan Agama Islam yang terlambat

memasuki kelas dan untuk meningkatkan kedisiplinan guru Pendidikan Agama

Islam maka semua guru dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu.30

4. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen Guru Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh kepala sekolah sangat bervariasi, dimana kepala sekolah memiliki

teknik tersendiri dalam memimpin bawahannya yang dianggap sebagai mitra

kerja, penerapan gaya kepemimpinan berdasarkan pengamatan dan juga

wawancara dengan guru-guru Pendidikan Agama Islam, kepala sekolah

menerapkan gaya kepemimpinan yang tidak kaku, dimana semua tergantung

dengan keadaan dilapangan apabila keadaan dilapangan kondisinya relatif baik,

maka dengan sendirinya kepala sekolah selalu berusaha untuk dapat terus

meningkatkan semangat kerja dengan harapan terus memacu mutu dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Menurut hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam,

terungkap bahwa target utama kepala sekolah adalah selalu pada peningkatan

Mutu, terutama mutu kelulusan, dimana setiap lulusan tingkat SMP mereka

nantinya akan bersaing. Dalam hubungan mutu ini, kepala sekolah sangat 30 Hasil wawancara dengan ibu A (Guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2

Seulimeum) pada tanggal 19 Desember 2014.

24

Page 25: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

menekankan pada aspek hubungan dan perhatian yang baik dalam pelaksanaan

kegiatan sehari-hari di sekolah. Menurut kepala sekolah hubungan kerja yang

sangat diperhatikan adalah hubungan kerja dalam kelompok, menurut kepala

sekolah apabila hubungan kerja dalam kelompok diabaikan, akan sangat

berpengaruh dalam pencapaian hasil yang sangat maksimal. Di samping itu kepala

sekolah juga meminta kepada guru Pendidikan Agama Islam agar Mewajibkan

kepada siswanya untuk bisa Menghafal surat-surat pendek yang ada dalam Al-

qur,an. Tujuan ini menurut kepala sekolah adalah untuk jangka panjang dimana

dengan bisa menguasai ayat-ayat yang ada dalam surat-surat pendek tersebut

siswa dapat dengan mudah diterima di lembaga pendidikan terutama lembaga

pendidikan berlatar belakang pendidikan Islam (Pesantren). Selain itu juga

terungkap bahwa kepala sekolah tidak pernah membeda-bedakan perhatian

kepada guru, dimana menurut mereka, apabila hal ini dilakukan maka jurang

pemisah yang selama ini dikhawatirkan melebar akan terjadi, hal ini sangat

menganggu pencapaian tujuan dari Lembaga Pendidikan.31

5. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam.

Dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam pada SMP

Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar, guru-guru juga mengatakan bahwa guru diberi

wewenang untuk memilih dan menetapkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya

masing-masing dalam rangka untuk meningkatkan tanggung jawabnya, bahkan

guru-guru diwajibkan mengikuti secara rutin kegiatan sanggar yang relevan

dengan mata pelajaran masing-masing, kalau seandainya ada masalah dalam

proses belajar-mengajar, kepala sekolah bersama wakil membuat rapat, dalam

rapat tersebut guru diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat berupa

saran, usul, kritikan dan sebagainya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Menurut kepala sekolah SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar bahwa

pelaksanaan tugas guru Pendidikan Agama Islam dapat dikatagorikan cukup baik.

31 Hasil wawancara dengan ibu M (Guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 20 Desember 2014.

25

Page 26: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Guru Pendidikan Agama Islam selalu berusaha melaksanakan tugas dengan waktu

yang telah ditentukan, hal ini sesuai dengan pendapat guru di SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar bahwa, kami disini merupakan personal dalam mendidik

peserta didik sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawab dan wewenang

kami baik itu tugas Kurikuler maupun tugas Ekstrakurikuler.32

Menurut kepala sekolah tanggung jawab terhadap hasil pembelajaran

merupakan tanggung jawab pokok dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan program kerja, dari hasil pelaksanaan tugas, umumnya guru sudah

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dalam kategori baik, walaupun masih

ditemukan ada beberapa guru yang belum melaksanakan tugasnya secara optimal,

pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan guru

yang mengatakan bahwa mereka mengajar dan melaksanakan tugas lainnya

merupakan tanggung jawab kami terhadap seluruh kegiatan yang ada pada SMP

Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar. Dari hasil pengamatan dan wawancara, gaya

kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan untuk meningkatkan Tanggung

jawab guru Pendidikan Agama Islam adalah gaya kepemimpinan delegatif

sedangkan untuk mengikuti Pelatihan dan mengikutsertakan guru-guru

Pendidikan Agama Islam melalui wadah MGMP menggunakan gaya

kepemimpinan intruktif.

2. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian yang

mengacu pada pembahasan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar sebagai berikut:

1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam.

32 Hasil wawancara dengan ibu Z (Guru Pendidikan Agama Islam pada SMPN 2 Seulimeum) pada tanggal 20 Desember 2014.

26

Page 27: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

a. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar menerapkan gaya

kepemimpinan instruktif dan delegatif dalam meningkatkan kemampuan

guru Pendidikan Agama Islam.

b. Gaya kepemimpinan delegatif yang ditetapkan oleh Kepala SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar, dalam hal ini kepala sekolah memberikan

kesempatan kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

c. Gaya kepemimpinan instruktif yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuan guru Pendidikan Agama Islam, seperti setiap

guru PAI diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan menginstruksikan

kepada guru wajib mengikutsertakan dirinya melalui wadah MGMP.

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Guru Pendidikan Agama Islam.

a. Kepala sekolah (SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar) dalam

melaksanakan tugas untuk meningkatkan motivasi guru Pendidikan

Agama Islam lebih cenderung menggunakan gaya kepemimpinan

delegatif.

b. Gaya kepemimpinan delegatif yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan motivasi terhadap guru Pendidikan Agama Islam dalam

melaksanakan tugas, gaya ini membuktikan bahwa pimpinan memilih,

memutuskan dengan aturan yang telah berlaku seperti memberi

kesempatan kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk melakukan

kunjungan ke sekolah-sekolah lain, memberikan perhatian penuh dalam

menindaklanjuti keluhan, harapan yang diharapkan guru.

3. Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru Pendidikan Agama Islam

a. Dalam meningkatkan Disiplin guru Pendidikan Agama Islam pada SMP

Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar kepala sekolah menggunakan gaya type/

kepemimpinan intruktif dan konsultasi.

b. Gaya kepemimpinan instruktif yang diterapkan oleh kepala SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar , dalam hal ketepatan waktu kehadiran di sekolah

27

Page 28: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

dan ketepatan waktu untuk memasuki kelas sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan.

c. Gaya kepemimpinan konsultasi diterapkan oleh kepala sekolah untuk

pemecahan masalah pendisiplinan dan pembagian tugas secara adil dan

fair sesuai dengan keahliannya masing-masing.

4. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen Guru Pendidikan Agama Islam

a. Untuk meningkatkan komitmen guru Pendidikan Agama Islam pada SMP

Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar kepala sekolah menerapkan Gaya

kepemimpinan delegatif.

b. Gaya kepemimpinan delegatif yang diterapkan oleh kepala SMP Negeri 2

Seulimeum Aceh Besar , seperti kepala sekolah bersikap adil terhadap

stafnya, menaruh perhatian yang sama kepada stafnya bersikap ramah,

bersikap adil dalam pembagian tugas maupun dalam pembagian

kesejahteraan yang berpedoman kepada beban tugas yang diemban oleh

guru Pendidikan Agama Islam.

5. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam.

a. Dalam meningkatkan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam

kepala SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh Besar menerapkan 2 gaya

kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan delegatif dan intruktif.

b. Gaya kepemimpinan delegatif diterapkan dalam mensosialisasikan Visi

dan Misi sekolah, kepala sekolah sangat menjunjung nilai-nilai

kebersamaan untuk membawa sekolah SMP Negeri 2 Seulimeum Aceh

Besar ke arah yang lebih berkualitas.

c. Gaya kepemimpinan intruktif diterapkan dalam mensosialisasikan tata

tertib/aturan-aturan sekolah yang telah ditetapkan bersama misalnya,

setiap guru (masing-masing bidang studi) harus tercapai target Kurikulum,

apakah target Kurikulum yang telah ditentukan oleh sekolah, Dinas

Pendidikan dan Pengajaran di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun tingkat

Pusat.

28

Page 29: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

PENUTUP

Alhamdulillahirobbil’alamin, itulah kiranya kata yang pantas keluar dari

bibir penulis sebagai pujian dan ungkapan syukur kepada Allah swt Pencipta alam

raya. Semuanya tidak akan terlaksana dan tidak akan berarti apa-apa tanpa

adanya campur tangan Allah swt. Karena setelah melalui proses yang panjang

akhirnya tesis ini dapat terselesaikan. Buah karya ini merupakan hasil kerja

penulis dengan mencurahkan segenap kemampuan dan pikiran serta

mengorbankan seluruh tenaga, waktu dan materi. Namun kerja keras dan

pengorbanan penulis sama sekali tidak ada artinya tanpa bantuan dari Allah

SWT, karena semua bisa terjadi hanya karena kekuasaan Allah.

Oleh karena itu, kesalahan dan kekurangan pada tesis ini bukanlah sesuatu

hal yang mustahil adanya. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan. Harapan penulis adalah semoga karya kecil ini dapat

mendatangkan dan memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Amin.

29

Page 30: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kencana, 2008.

Ahmad Tri Sofyan, Pendidikdn Al Islam Panduan Anak Shaleh BerakhlaqulKarimah, Majelis Pendidkan Dasar dan Menegah Pimpinan WilayahMuhammadiyah Diy, 2012.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu PendekatanPraktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002.

Bin Umar As-Sunaidi Salman, Mudahnya Memahami Al-Quran, Jakarta: Darul Haq, 2008.

Buchori Didin Saefuddin, Pedoman Memahami Al-Quran, Bogor:Granada Sarana Pustaka, 2005.

30

Page 31: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Cepi Safruddin Abdul Jabar Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program PendidikanPedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta: BumiAksara, 2004.

Cholid Narbuko Dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara, 2005.

Departemen Agama Drektorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Panduan Pesantren Kilat, Jakarta: Pustaka Setia, 2005.Djamarah Syaiful Bahri dan Aswan Zaib, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006.

Hamid Ahmad Humam, Analisa Data dalam Penelitian Ilmu-IlmuSosial, Makalah pada pelatihan penelitian ilmu-ilmu sosial, Pusat Penelitian Ilmu Sosial Budaya, Darussalam, Banda Aceh, 1997.

Moh Nazir, Metode, Penelitian, Jakarta: Glialia Indonesia, 1985.

Imam, Menjaga Kemulian Al-Quran dan Tata-Caranya, Bandung: Mizan, 1996.

Imronah Siti, Pendidikan Al-Islam Panduan Anak Saleh Beakhlaqul Karimah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menegah Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah DIY, 2007.

Jamadi, Pendidikan Al Islam Panduan Anak Saleh Berakhlaqul Karimah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, 2007.

Kbaeruman Badri, Memahami Pesan Al-Quran Kajian Tektual danKontektual, Bandung: Pustaka Setia, 2004.

Maleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: RemajaRosdakarya, 2007.

Muhammad Abdul Haleem, Memahami Al-Quran Pendekatan Gaya dan Tema, Bandung: Marja, 1999.

Mutawallisya’rawi Syaikh, Gerbang Memahami Al-Quran, Jawa Barat: Hikam, 2009.

31

Page 32: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Muhammad Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Quran Refleksi Atas Persoalan Linguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Nata Abuddin, Menajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008.

Notoatmodjo Soekidjo, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipa, 2012.Poewandari Kristi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, 1983.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004.

Soejono, dan Abdurrahman, Metode Penilitian Suatu Pemikiran   dan Penerapan, Jakarta: Bina Adiak Sara, 2005.

Subagyo Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,   Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta:   Graha Ilmu, 2012.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Al-Fabeta,   2010.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Jakarta:  Bumi Aksara, 2009.

Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja  Grafindo Persada, 1997.

Supranto, Metode Riset, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog Dengan Al-Quran   Memahami Pesan Kitab Suci Dalam Kehidupan Masa   Kini, Bandung: Mizan, 1999.

Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Bagaimana Memahami Al-Quran,  Jakarta Timur: Pustaka AlKausar, 2006.

32

Page 33: jurnaleksperimental.comjurnaleksperimental.com/.../uploads/2018/04/JURNAL-P.-MUNANDAR … · Web viewImplementation of teaching strategies for understanding the content of Al-Quran

Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Bagaimana Memahami Al-Quran, Jakarta Timur: Pustaka Al Kausar, 2006.

Tafsir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Taswin Ahmad, Pendidikan Agama Islam, Cemaka Putih, 2003.

Utsman Husaini, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,  1996.

Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi   Offset, 1991.

Warsito Herman, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Gema Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Wassil Jan Ahmad, Memahami Isi Kandungan Al-Quran, Jakarta:  Universal Indonesia, 2001.

Wena Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemper Suatu   Tujuan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara,   2009.

33