Top Banner
f€- -+ q,k b- l tel d F { .?-i lFi ':.= .. )--mr---rin tA h llf.t'tinSi l;i*+rl 7:n1;rh ilin;r; it+n; [i; [[,r;rn ; l;rn l(-: hrr; f r7;r;r;r* E. , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh
180

, :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Jan 25, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

f€-

-+q,k

b-

l tel

dF

{

.?-i

lFi

':.=

.. )--mr---rin tA h llf.t'tinSi l;i*+rl 7:n1;rhilin;r; it+n; [i; [[,r;rn ; l;rn l(-: hrr; f r7;r;r;r*

E., :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh

Page 2: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng
Page 3: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

GAYA RAGAM HIAS BATIK(Tinjauan Malcna dan Simbol)

Editor:Drs. Puji Joharnoto M.Pd.

Drs. Djoko Wicaksono, M.A.

Tim Penulis:Drs Wahono

Budi Santosa S.Sos.Dra. Suhartati

Ago.g Kristiyanto S.Sos.Rohayati B.BA

Madenur

Fotografi:Ngatimin

Pemerintah Daerah Propinsi ]awa TengahDinas Pendidikan dan Kebudayaan

Museum Jawa Tengah "Ronggowarsito"2004

Page 4: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

GAYA RAGAM HIAS BATIK(Tinjauan Malcna dan Simbol)

Editor:Drs. Puji ]oharnoto M.Pd.Drs. Qoko Wicaksono, M.A.

Tim Penulis:Drs WahonoBudi Santosa S.Sos.Dra. SuhartatiAgung Kristiyanto S.Sos.Rohayati B.BAMadenur

Fotografi:Ngatimin

ISBN: 979 9579 52x

sti

Page 5: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

PRAKATA

Batik merupakan perkembangan seni di Jawa, khususnyadi Jawa Tengah, sedangkan mengenai motif merupakanperkembangan dari paduan berbagai pengaruh kebudayaandari luar.

Batik dibuat di berbagai daerah, dan setiap daerahmempunyai keunikan dan ciri khas masing-masing,baik dalamragam hias maupun tata warnanya. Namun demikian dapatdilihat adanya persamaan dan perbedaan antar batik dariberbagai daerah. Melihat perbedaan dalam hal dan gaya seleradari berbagai dagrah sangatlah menarik, sehingga mendorongtim penulis untuk mencoba memperkenalkan batik lebih dekat.

Koleksi batik Museum Jawa Tengah Ronggowarsito cukupbanyak jumlahnya, sehingga tidak mungkin tampil semua,secara geografis terwakili daerah pesisiran dan pedalaman.Daerah pesisiran meliputi; Pekalongan, Batang, Rembang,sedangkan untuk daerah pedalaman; Surakarta, Klaten danBanyumas. Tulisan ini banyak ditunjang dengan foto-foto agardapat terlihat secara visual.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasihkepada semua pihak yang telah membantu atas tersusunnyatulisan ini.

Akhirnya atas segala kekurangan dan kelemahan dalamtulisan ini diharapkan untuk kesempurnaan di masa akandatang. Mudah-mudahan buku ini dan menambahpengetahuan tentang batik

Semarang, Agustus 2004Penulis

lu

Page 6: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

SAMBUTANKEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN

KEDUDAYAANPROVINSI JAWA TENGAH

Assalamu' alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, saya menyambut baik diterbitkannya sebuah buku koleksiyang berjudul;

"Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Makna danSimbol)".

Saya menilai positif disusunnya naskah buku tentangbatik yangdiharapkan dapat dijadikan sumber data informasiyang berguna bagi masyarakat khususnya generasi muda.Melalui buku ini generasi muda mendatang akan dapatmengkaji, mempelajari dan memahami salah satu kekayaanbudaya bangsa, sehingga dapat mengenal sejarah budayabangsanya sendiri dalam upaya pelestarian nilai-nilai luhurbudaya bangsa.

Masyarakat dan budaya bangsa selalu berkembang danmengalami perubahan sesuai dengan perkembangan peradabanmanusia, yang dapat mengakibatkan pergeseran danperubahan nilai budaya atau kehidupan masyarakat.Sehubungan dengan itu, maka sebagian dari kebudayaantradisional akan semakin kurang diminati dan tidak dihayatioleh masyarakat dari generasi ke generasi. Tanpa adanya upayapelestarian antara lain melalui penggalian, pencatatan,pendokumentasian, dan penyebarluasan informasi, makagenerasi yang akan datang tidak akan dapat mengenal sejarahbudaya bangsanya sendiri.

Denqan disusunnya buku ini diharapkan dapat meniadi

Page 7: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

sumber informasi tertulis yang dapat memberikan gambarankepada generasi muda khususnya peminat/pemerhati budayabangsa.

Saya sangat menghargai karya dan kreativitas museumdalam upaya melestarikan budaya melalui penerbitan buku ini,semoga bermanfaat bagi kita semua.Wasalamu' alaikum salam Wr.Wb

September 2004idikan dan Kebudayaan

isnu Yuwono, M.M521266

VI

Page 8: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

SAMBUTANKEPALA MUSEUM IATENG RONGGOWARSITO

Assnmu'alaikum Wr. Wb.

Museum sebagai wadah penyimpanan benda-bendawarisan bu daya,sarana pendidikan dan rekreasi dituntut untukd arpat proaktif dalam mengkomunikasikan koleksinya kepadapengunjung. Tidak hanya menantikan datangnya pengunjungke museum, namun museum harus dapat memperluasjungkauan penyebar luasan informasinya kepada masyarakatsecara luas, salah satunya adalah penerbitan buku.

Tujuan utama penerbitan sebuah buku adalah untukmeningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai luhurwarisan budaya dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hinggatersusunnya buku ini.

Harapan kami dengan terbitnya buku ini akan menambahirformasi tentang koleksi museum, khususnya tentang koleksibatik, yang akhirnya dapat menumbuhkan partisipasimasyarakat dalam rangka pemanfaatan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa, yang selanjutnya dapat menjadiunsur perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa.W nssamu' alaikum Wr. Wb.

Semarang, Agustus 2004Kepala Museum Jawa Tengah

onggowarsito

b. Agus Dono KarmadiP.1,30932236 +

Page 9: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

DAFTAR ISI

PRAKATASAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAHSAMBUTAN KEPARONGOWARSITODAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUANA.Latar Belakang.B. PermasalahanC. TujuanD. Ruang LingkupE. Paradigma ...........F. Metode Pengumpulan Bahan Penulisan ........

G. Sistematika ..........

BAB II. IDENTIFIKASI WILAYAH PENELITIANPENGKAIIANA. Letak geografisB. Penduduk ............C. Mata Pencaharian ............

D. ReligiE. Mitologi ...............

LA MUSEUM JAWA TENGAH

Haliii

vllixxixii

1,1

1,1

14

17

20

22

lx

Page 10: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Bab III. TRADISI MEMBATIK DI NUSANTARAA. Sejarah BatikB. Proses Pembuatan Batik

Batik

31

31.

4972

145152

1.59

1.62

C. Pekerja BatikD. Perdagangan Batik 76

E. Cara Berdagang 80

Bab TV. GAYA RAGAM HIAS BATIK 85A. Pengertian Gaya Ragam Hias Batik 85B. Deskripsi Data Koleksi Batik 90

1. Gaya ragam hias batik Pesisiran. 91.

2. Gaya ragam hias batik pedalaman............. 124C. Pemakaian Motif Batik .. 739

Bab V. ANALISIS RAGAM HIAS BATIKA. Makna Ragam hias BatikB. Analisis Motif dan Warna

Bab VI. PENUTUP

PUSTAKA

Page 11: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Tabel I

Tabel II

Tabel III

Tabel IV

Tabel V

DAFTAR TABEL

Banyaknya Hari Hujan di Wilayah SekitarPengkajian ..............

Banyaknya Curah Hujan di Wilayahsekitar Pengkajian ..............

Kepadatan Penduduk Wilayah Pengkajian

Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yangbekerj a dan mata-pencahariannya ..............

Banyaknya Pondok Pesantren Kyai, Ustaddan Santri

13

13

1,6

18

27

xl

Page 12: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Bab III:Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7Gambar 8

Gambar 9

Gambar L0:

Gambar 11:

Gambar 12:

Gambar 13:

Gambar 14:

Gambar 15:

Cambar 16:

Gambar 17:Gambar 18:

Gambar 19:

Gambar 20:

Gambar 21:

DAFTAR GAMBAR

Replika Arca Pradnya Paramita ..................Arca Vasudara .........

Batik Rivaiyah..Rumah Peribadatan Khas Cina di Lasem..Selendang Motif Naga ...............:Batik Motif Jlamprang .............:....Batik Motif Semen KlawekCantingCanting Cap dengan pegangan ..................Canting Cap Motif KawungGawanganWajanKuas........Malnm BatikDingklikPerajin Wanita mempola kain .........

Kain TembokanWanita PembatikWanita Penjual BatikPerajin Pria mewarnai .........

Batik Motif Hokokai

I

ltl42 I

43 1

44 Is0!

s4 I54 I

55

5658

59

61.

6769-a/J

74

75

79

Bab IV:Gambar 22: Batik PribumiGambar 23: Batik Motif LargemakGambar 24: Batik Motif Boketan pohonGambar 25: Batik Motif Buntal TruntumGarnbar 26: Batik Motif Buketan Angsa

xii

89

9l93

9495

Page 13: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

( i,rrrrlrirr'27: Ilatik Motif Tumpal 96( i,rrrrlrirr 2tJ: Batik Motif Tanahan Krokotan 97( l,rrrrlrlr 2c): Batik Motif Burung Cenderawsih............... 98( i,rrrrbar 30: Batik Motif Burung Cenderawasih............. 99( l,rrnbar 31: Batik Motif Parang Iago ......... 100( i,rnrlrirr 32: Batik Motif Bledak 102( l,rrrrbar 33: Batik Motif Mega Mendung 103( lirn-rbar 34: Batik Motif Kawung Sulur 1.04

( lnrnbar 35: Batik Motif Terang Bulan 1.07

( larnbar 36: Batik Motif Hokokaido............... 1.07

( lambar 37: Batik Motif Wijaya Kusuma 109( lambar 38: Batik Motif Truntum. 110( lambar 39: Batik Motif Locantalki................ 712( iambar 40: Batik Motif Gribigan 113(lambar 41: Batik Motif Kupu Seberang 7L4(lambar 42 Batik Motif Jlamprang 11,6

(lambar 43: Batik Motif Burung Phoenik 777

Gambar 44: Batik Motif Pribumi .. 118

Gambar 45: Batik Motif Bunga Krisan...... 1,79

Gambar 46: Batik Motif Naga 120Gambar 47: Batik Motif Laseman 121.

Gambar 48: Batik Motif Bang Biru......... 122Gambar 49: Batik Motif Cocohan t23Gambar 50: Batik Motif Kawung Batang 724Gambar 51: Batik Motif Truntum Lar........... 125

Gambar 52: Batik Motif Kopi susu......... 126Gambar 53: Batik Motif Gambang Sulung 127Gambar 54: Batik Motif Blaburan Kanthil 128Gambar 55: Batik Motif Sidoluhur Banyumasan........... 129

Gambar 56: Batik Motif Parangkusumo 130

Gambar 57: Batik Motif Kawung Kembang 131

xul

Page 14: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar 58: Batik Motif Gondosuli Putih L32

Gambar 59: Batik Motif Puger 133

Gambar 60: Batik Motif Jago ......... 133

Gambar 6l-: Batik Motif Sidomulyo .............. 135

Gambar 62: Batik Motif Sidomukti ............... 136

Gambar 63: Batik Motif Semen 137

Gambar 54: Batik Motif Pisang Bali .......... 138

Gambar 65: Pemakaian Batik Motif Parang BarongPada Raja S.D.I.S-K.S 1.40

xlv

Page 15: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BAB IPENDAI{ULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu warisan budaya masyarakat Jawa TengahacJalah seni batik kain. Secara fungsional seni batik yang dikenalrlc'wasa ini, tidak dapat dipisahkan dengan "rrTlai" kain dalamke'hidupan masyarakat. Kain di samping digunakan untukrnelindungi badan dari pengaruh iklim, cuaca serta seranganrlari binatang kecil, juga dapat menunjukkan tingkat peradabandan budaya dari masyarakat pendukungnya. Hal ini tercerminri alam berbagai kain batik dengan motif-motifnya. Motif-motiftcrsebut terkandung ide-ide, gagasan, norma-norma, nilai etikarlan estetika yang secara umum menggambarkan keadaan[r rrdaya masyarakat pendukungnya.

Setiap daerah yang mengerjakan pembatikan satu danyang lain mempunyai keunikan atau kekhasan masing-masing.Keunikan tersebut dapat dilihat dalam ragam hias maupun tatawarnanya. Keunikan tersebut dipengaruhi berbagai hal sepertisistem kepercayaan, tata kehidupan maupun alam sekitarnya.

Kain batik sebagai warisan budaya tersebar di berbagaiclaerah di Indonesia, khususnya |awa Tengah. Di Jawa Tengahtt.rdapat beberapa sentra penghasil batik, diantaranya dapatrlijumpai di kawasan pesisir utara Pulau Jawa, seperti:l'ckalongan, Batang, Lasem. Di samping wilayah pesisir pantaiutara, wilayah pedalaman atau wilayah bagian selatan PulauJ,rwa juga dijumpai sentra penghasil Batik seperti: Solo,

()nya Ragam Hias Batik (Tfujaunr Sinbol dan Maknn)

Page 16: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Yogyakarta, Klaten, dan BanyumasBatik di daerah tersebut sampai sekarang masih banyak

diproduksi. Namun demikian keberadaan seni batik tersebutdi beberapa tempat mengalami kemunduran dan bahkanmenuju kepunahan. Batik gaya Banyumasan misalnya yangpada tahun sekitar 7970-an terdapat 80 pengusaha dan ratusanperajin batik. Pada saat ini yang masih bertahan tidak lebih darisepuluh orang pengusaha. Ketidakrnampuan bertahan tersebutdiantaranya dipengaruhi oleh upah kerja yang rendah, yaituberkisar 6000 rupiah sampai 8500 rupiah per hari. Di sisi lainserbuan batik dari daerah lain dengan motif batik yang lebihvariatif menambah keterpurukan batik Banyumas. Akibatnyabatik Banyumasan hanya bertahan di sekitar Banyumas saja.

Seni membatik di Jawa Tengah terutama batik tulissemakin terdesak lagi apabila dikaitkan dengan kemajuanindustri tekstil. Hal ini dikarenakanbentuk danmotif batik tulisbanyak diproduksi oleh mesin dan cap. Hasil industri inidikenal dengan Batik printing atau batik cap.

Seperti umufirnya warisan budaya lainnya di Indonesia,di tengah-tengah arus globalisasi dan kemajuan zaman, perajinseni batik menghadapi permasalahan. Permasalahan yangtimbul karena upah buruh, persaingan industri batik denganrekayasa teknologi, ekonomi serta kurangnya apresiasimasyarakat terhadap nilai keadiluhungan seni batik. Di sisi lainjuga jarena kurangnya informasi dan promosi makna dankeindahan seni batik hasil budaya bangsa.

B. Permasalahan

Museum Propinsi Jawa Tengah Ronggowarsito memilikiberbagai jenis koleksi yang menarik. Oleh sebab itu, tepat biladijadikan objek wisata budaya dan kajian budaya.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dar Makra)

Page 17: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Batik yang ada di Museum Jawa Tengah Ronggowarsitonrcrupakan jenis koleksi yang menarik. Aneka ragam koleksikuin batik yang tersimpan di dalamnya berasal dari berbagaitlaerah di ]awa Tengah. Batik - batik tersebut bila dilihat secarat't'rmat tampak perbedaan motif batik antara daerah satutlt'rrgan daerah yang lain. Melalui keaneka-ragaman motif batikIt.rsebut akhirnya mampu menarik minat dan dimanfaatkanolt.h pengunjung, pengelola museum maupun peminat budaya.l)i sisi lain menimbulkan rasa untuk mengungkap makna yangIt'rkandung dalam ragam hias batik tsb.

Berdasarkan kenyataan tersebut, pengelola Museum Jawa'l't'ngah Ronggowarsito perlu memberikan pemahaman yang

it,las kepada pihak pengunjung dan peminat museum tentangrrrakna gayaragam hias serta warna batik. Permasalahan yang,rkan dikaji dalam tulisan ini adalah:l. Bagaimana Motif atau ragam hias batik pada koleksi

Museum Jawa Tengah Ronggowarsito;2. Makna apakah yang tertuang pada ragam hias dan berbagai

warna batik di Jawa Tengah;j. Apa yang mempengaruhi pembatik dalam pembuatan motif

batik?

('. Tujuan

Pengkajian dan penyusunan naskah gayaragamhias batikrrrilik koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito bertujuanrrrrtuk meningkatkan fungsi museum dalam kehidupanr r r,rsyarakat sehingga dapat:l. Mcmberi informasi data koleksi yang lebih lengkap;2, Meningkatkan pemahaman petugas museum terhadap

koleksi batik Jawa Tengah;,1, Mt'mpermudah memberi bantuan informasi pada

littya llagtutr Hias Batik (Tinjauat Sinfuol dan Makta)

Page 18: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

masyarakat yang ingin dan tertarik terhadap seni batik danpengelolaan serta pelestariannya.

4. Mengungkapkan makna ragam hias batik dalam rangkapelestarian pengkajian dan pengembangannya.

D. Ruang Lingkup

Lingkup pembahasan dan penekanan materi pengkajianadalah gaya ragam hias dan warna batik pada koleksi batik

;4ang ada di Museum Jawa Tengah serta dikaitkan dengan batik-batik yang tersebar di Jawa Tengah yaitu sekitar Kabupatendan Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, KabupatenRembang-Lasem, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Klaten danKota Surakarta.

Pada pengkajian ini, pembahasan yang dipakai adalahpendekatan deskripsi analitis dengan "pendekatan tekstual".Pendekatan teks di sini adalah seni batik dianggap sebagai teksyang harus dibaca dan kemudian ditafsirkan seperti halnyaseseorang membaca sebuah teks yang pembacanya bolehmemberikan tafsir apa saja dengan bebas. Oleh karena itu,pemaknaan "teks" tentang ragam hias batik tafsir seorangpengkaji atau peneliti yang satu dengan yang lainnya dapatberbeda. Yang penting adalah dukungan data yang mampumemperkuat dan mendukung tafsir yang dikemukakannya(Ahimsa Putra, 7999:404). Guna mencapai pengertian maknamotif dan warna batik secara mendalam juga dilakukanpendekatan kualitatif .

E. Paradigma

Melihat motif hias pada kain, maka batik dapatdikatakan bagian dari karya seni. Sebagai karya seni maka batikdapat dilihat dari berbagai paradigma. Paradigma dalam tulisan

Gaya Ragam Hias Bntik (Thrjauan Sintbol ilat Makna)

Page 19: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

rrr i irrlalah anggapan dasar, model dan konsep yang digunakan,l,rliun memahami dan menafsirkan apa yang hendak dikaji.( A lr i rrrsa Putra, 7999: 399)

tsatik dalam kajian ini tidak mutlak hanya berbicaraIt,rrtlng seni yang penuh dengan nilai - nilai, estetika dankt,irrclahan saja namun dilihat pula dalam tataran paradigmasr,rri itu sendiri.

Tataran paradigma kajian ini adalah karya seni dilihatst,lragni teks. Teks yangdimaksud dalamkajianini adalah gayarr r lll rn hias yang tertuang dalam sebuah kain batik. Batik sebagaikirryar seni yang dianggap sebagai teks dalam sebuah paradigmat t t,r ka berusaha diungkap makna-makna dalam ragam hiasnya.

Batik seperti halnya karya seni yang lain adalah bentukr,kspresi diri dari si pembuatnya. Sedangkan ekspresi diriH('s(lorang tersebut dipengaruhi oleh diri pelaku dan sosialIrt rtla'rya yang melingkupinya. Namun demikian pada dasarnya,rllrn pikir manusia memiliki dasar-dasar kesamaan dalamI rt.rpikir. Untuk mengungkap dasar-dasar persamaan maknast,llr ah ragam hias batik digunakan paradigma yang ada dalamIt,rromena kebahasaan. Hal ini dikarenakan antara karya senitlirtt bahasa terdapat kemiripan dalam kemunculannya.Kcnriripan tersebut adalah seni dipandang sebagai sebuahr,kspresi, wujud atau simbol dari pandangan-pandangan atau

lx'rasaan - perasaan manusia. Pandangan dan perasaan manusiaIt,r'scbut kemudian ingin dikomunikasikan seperti halnyalr,rhnsa.

Oleh karena aspek pengungkapan ekspresi dankortrnnikasi tersebut maka seni batik memiliki aspek languetl,tn pnrole seperti bahasa. Menurut F. de Sussure,lnngue adalahklrlsanah tanda bahasa, suatu sistem lambang atau sisteml, r r rrl ;r- tanda bahasa atau seperangkat hubungan di antara tanda-

5t irtlt llngam Hias Batik (Tifiauat Simbol ilan Makna)

Page 20: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tanclu bahasa yang stabil atau dengan kata lain adalah sistemLursllr-unsur yang saling bergantunB, yang nilai masing-masingnya ditentukan oleh keberadaan dari unsur-unsur lainsecara serentak. Singkatnya, langue merupakan keseluruhansistematis yang dibangun oleh aturan-aturan yang mendahuluidan melampaui tiap penutur individual dan yang terdiri darihubungan-hubungan antara unsur-unsur dan masing-masingmempunyai fungsi diakritis sendiri. Fungsi diakritis yaitufungsi yangdidasarkan atas berjalannya waktu. Hal yang pokokdalam aspek langue dari bahasa pada umumnya tidak disadariatau tidak diketahui oleh pemakai bahasa itu sendiri. Walautidak disadari, bukan berarti bahwa aturan-aturan atau tatabahasa tersebut tidak ada.

Sedangkan Pnrole adalah tuturan yang berada padaindividu. Jadi tutur individu yang satu dengan inividu yanglain kemungkinan berbeda. Oleh karena itu Parole atau tuturseorang dapat pula dianggap gaya atau style dalammenggunakan bahasa (Cremers,7997:99 - L07)

Sementara itu, Batik sebagai seni dapat dilihat sebagaisistem bunyi, seperti yang diungkapkan oleh Levi Strausedalam melihat seni. Levi Strause melihat bahwa sistem bunyidalam bahasa pada dasarnya bersifat aposisi biner. Aposisi binermenurut Levi Strause adalah akal manusia secara spontan dantak sadar menyusun segala tingkat realitas yar.g beranekaragam lewat logika aposisi yang saling bertentangan danbentuknya berpasangan seperti pria / wanita, gelap / terang,alam/kebudayaan, siang/malam, gunung / laut, telanjang/berpakaian dan seterusnya (Keesing:1992:776 - 717).

Berbagai ragam hias batik merupakan hasil kreativitasmanusia. Kreativitas berupa aneka ragam motif hias peroranganmanusia dalam pandangan Levi Strause adalah ilusi. Ilusi itu

Gaya Ragam Hias Batik (Tirjauan Sinfuol clar Mskna)

Page 21: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

rrr,rrtliri Lrerarti sesuatu yang tidak sesuai dengan penginderaan,rl,rtr hanya khayalan saja. Kreativitas tersebut merasang danlr,lirlr mengikuti "jejak-jejak" proses ciptaan seorang senimanl,rirr rlan tidak pernah sendirian karena mau tak mau ia harusrnt,rregaskan dirinya lain dengan seniman lainnya. Namuntlt,nrikian seorang seniman tak pernah berjalan sendiri dalam

l)rosc.s penciptaan sebuah karya seni (Cremers,1997:205 -206).

!r. Metode Pengumpulan Bahan Penulisan

Sesuai dengan tujuan dari pengkajian, maka usaha

[rt,nulisan aktivitas pengkajian ini bersifat deskriptif analisistrrt'rrgenai gaya ragam hias batik koleksi MuseumJawa Tengahllorrggowarsito yang keberadaannya berasal dari berbagaiwilayah di Jawa Tengah.

Tahap-tahap pengkajian yang ditempuh untuk membahastopik tersebut adalah:

l. Pengumpulan data:

n. Surztei Lapangan

Pendataan lapangan dilakukan dengan mengamatiItrngsung objek atau koleksi yang menjadi sasaran. Objek ataukoleksi dalam pengkajian ini adalah koleksi kain batik yarrgada di museum Jawa Tengah dan keberadaaan kain batik itusendiri di wilayah sekitar asal koleksi tersebut yaitu KabupatenBanyumas, Kabupaten dan Kota Pekalongan, KabupatenRembang - Lasem, Kota Surakarta dan Kabupaten Klaten.

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dipergunakanpula wawancara dengan beberapa nara sumber serta informan.

b. Studi Kepustakaan

Untuk melengkapi kekurangan data lapangan, maka

Gaya Ragmt Hias Batik (Titjatnt Sinfuol ilan Makna)

Page 22: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

dilakukan studi kepustakaan dengan cara menelaah buku-bukudan laporan - laporan tentang pertekstilan maupun batik. Disamping itu studi literatur digunakan sebagai dasar pemikirandalam menjawab permasalahan yang ada.

2. Analisis

Data yang diperoleh dari survei lapangan dan studikepustakaan kemudian diolah dan dianalisis bedasar kerangkapemikiran yang ada.

Pada tahap akhir dilakukan penyimpulan atau uraian-uraian dari berbagai data yang diperbleh pada tahappengumpulan data dan analisis.

G. Sistematika

Sistematika tulisan ini terdiri dari enam bab sebagaiberikut:

BAB I berisi tentang pendahuluan yang mencakup latarbelakang permasalahan penulisan; tujuan penulisan; ruanglingkupnya meliputi koleksi batik Museum lawa TengahRonggowarsito dan keberadaan batik-batik tersebut di wilayahyang tersebar di Kabupaten dan Kota Pekalongan, KabupatenBatang, Kabupaten Rembang - Lasem, Kabupaten Klaten danKota Surakarta; paradigma yang akan membahas batik; metodepengumpulan bahan penulisan meliputi data di perpustakaandan data yang didapat di lapangan.

BAB II berisi tentang indentifikasi wilayah penelitian yangmeliputi letak geografis atau lingkungan alam, jumlahpenduduk, sistem mata pencaharian hidup yang meliputipekerja perempuan; sistem religi mencangkup tentang aktivitaskeagamaan dan religi masyarakat serta legenda atau mitos yangberkembang di masyarakat.

8 Gnya Ragan Hias Batik (Thrjauan Sinfuol dnt Mnkna)

Page 23: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

ll,rb lll berisi tentang tradisi membatik di Nusantarayartgrr rllrpr rti scjarah dan perkembangan batik, proses produksi batikr r rr,lrpr rIi perlengkapan batik, bahan sampai proses jadi. Pekerja\',urli tcrlibat dalam batik, Perdagangan dan sistemI rr,r't l,rganBan batik

llab IV berisi tentang gaya ragam hias batik yangnr(,n('ilngkup ragam hias yang ada pada batik pesisiran danpr,tl,rlaman. Batik gaya pesisiran meliputi batik yang dihasilkanrl,rri Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kabupaten Batang,K,rlr11p31sn Rembang-Lasem, dan Sedangkan batik gayapr,tl.rlaman dari Kabupaten Klaten, Kabupaten Banyumas danholl Surakarta.

Selain dilihat dari gaya ragam hiasnya juga dilihat pula\v,r rrla batik yang dihasilkan masing-masing wilayah penghasilI r,r I ik serta uraian makna gaya ragam hias.

Bab V berisi tentang analisis gaya ragam hias batikn rr'rrcakup penganalisisan data - data yang diperoleh dari ragamlri,rs batik.

Bab VI berisi tentang penutup mencakup tentanglrr.simpulan dari pendeskripsian dan penganalisisan gayar',rllam hias batik.

1)rryn Rngnm Hias Bntik (Tinjatan Sinbol dnn Mnkna)

Page 24: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

10 Gaya Rngam Hias Batik (T'iniatat Simbol dan Makna)

Page 25: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BAB IIIDENTIFIKASI WILAYAH PENGKAIIAN

A. Letak geografis

Letak geografis Wilayah Propinsi Jawa Tengah berada

lrada posisi6" 30'- 8".30'Lintang Selatan dan antara 208o 30'-I [ [" 30' Bujur Timur. Jarak dari Barat ke Timur 263 km dantlirri Utara ke Selatan 226 km2. Propinsi Jawa Tengah secaragtxrgrafis dan administrasi dibatasi tiga propinsi yaitu sebelahharat, berbatasan dengan Jawa Barat dan di sebelah timurtlengan Jawa Timur serta di sebelah Selatan, berbatasan denganl'ropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, juga dibatasioleh lautan, yaitu laut Jawa di sebelah Utara dan Samuderalndonesia di sebelah Selatan.

Menurut Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, suhu udararata-rata di Jawa Tengah berkisar antara 18' C sampai 28" C.Adapun rata-rata suhu air berkisar antara 14" C sampai 2T C.Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi dari 77 '/"sampai dengan 94%.

Secara geografi, wilayah |awa Tengah tersebut dapatdibedakan antara wilayah pesisir dan pedalaman. Disebutwilayah pesisiran karena wilayah tersebutberada dekat denganpantai yaitu Pantai Utara ]awa dan Pantai Selatan Jawa.

Bentangan dataran rendah di pesisir utara Jawa banyakclialiri oleh sungai besar. Sungai besar tersebut berjumlah sekitar28 buah dan puluhan lagi sungai kecil. Sungai - sungai besartersebut antara lain Sungai Sragi dan Sungai Kalibanger di

Cnya Ragam Hins Batik (Tinjauan Sinfuol clar Maktn) 1L

Page 26: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Pekalongan, Sungai iuana di Pati, Strngai Kaliori di Rembang.Sementara itu, sungai - sungai yang mengalir menuju ke pesisirselatan relatif lebih sedikit antara lain Sunga Bogowonto, SungaiProgo dan Sungai Serayu. Wilayah - wilayah yang berdekatandengan pantai tersebut di atas mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi yaitu sekitar 25" -28" C. Wilayah pesisir utaradalam pengkajian ini adalah Kabupaten dan Kota Pekalongan,Kabupaten Batang dan Kabupaten Rembang.

Terbentangnya pantai utara maupun pantai selatan yangcukup panjang yaitu sekitar 263krnmenyebabkan pandanganyang cukup indah pada saat munculnya matahari atau stm rise

dan terbenarnnya matahari sun set. Pada saat tersebut munculwarna merah keemasan yang cukup indah sehingga hal inimenarik bagi para wisatawan untuk menikmati indahnyapanorama laut. Di Pantai Depok, Pekalongan, kaum remaja ataukeluarga terlihat ramai berkunjung untuk menikmati indahnyapantai pada sore hari. Di Pantai Sigadu, Batang juga tak jauhberbeda dengan di Pantai Depok. Sementara itu, di Rembang,panorama indahnya pantai dapat dinikmati sepanjang jalan tepipantai sampai ke perbatasan ]awa Timur. Di tempat tersebutdi samping melihat panorama terbenam dan munculnyamatahari dan birunya laut serta nyiur pohon kelapa yangmelambai, masyarakat dapat pula melihat aktivitas paranelayan dalam sehari-hari.

Di wilayah pedalaman kegiatan pengkalian ini meliputibeberapa kabupaten dan Kota yaitu Banyumas, Klaten,Surakarta. Daerah tersebut secara geografis banyak terdiri daridataran tinggi. Oleh karena berada di dataran tinggi maka suhuudara cukup rendah yaitu sekitar 18" -26" C dengan curah hujancukup tinggi sampai 4699 mrn per tahun dengan hari hujanmencapai 792hari.

Gnya Rngam Hias Batik (Tinjmmn Sinfuol clnn Mnkna)

Page 27: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

NoI

t

,l

tl

lr

Ilt'rdasar data statistik tahun 2001jumlah hari hujan danI ur',rl) hujan menurut stasiun meteorologi yang tersebar diI ,r,l,r,r'a1'rtl wilayah sekitar pengkajian terlihat sebagai berikut:

Tabel Ill.rnyaknya Hari Hujan Di Wilayah Sekitar Pengkajian

StasiunPurwokerto

Srurrlrer: Stasiun Klimatologi I Semarang, 2003.

Tabel IIll,rrryaknya Curah Hujan Di Wilayah Sekitar Pengkajian

Stasiun

ri PurwokertoSt (,amer Batan

l,.rb. SurakartaSMI'K Rendole Pati

Htrrrrlrcr: Stasiun Klimatologi I Semararrg, 2003

I )i tempat dataran tinggi tersebutbanyak pula ditemukanctttrrlrt'r air. Sumber-sumber air tersebut banyak yang mengalirht. 1r,111111i utara atau dataran rendah atau kadang-kadangiugalltt'lttlrt'lttltk "embung-embung" atau waduk-waduk kecil

Sl (lamer Batl,irb. SurakartaSMPK Rendole Pati

titttlt llrgttttt Hins Batik (Tinjaumr Sitrbol dat Makna) 13

Page 28: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

seperti Waduk Melahayu di Brebes, Waduk Cacaban di SlawiRawa Pening di Semarang, Waduk Babalan di Kudus, WadukGembong di Pati.

Pada musim hujan, oleh karena banyak aliran sungai kepantai utara, maka di sebagiankota yangberada di dekatpantaisering terjadi bencana banjir. Kota yang terbiasa sebagailangganan banjir yaitu Pekalongan, Batang, Semarang, Demak,Rembang, Pali, d11. Pada musim hujan itu pula di wilayahtersebut sering muncul fenomena alam yang tak kalah indahnya

/?itu pelangi. Pelangi tersebut muncul karena cahaya mataharidibiaskan air sehingga membentuk gejala alam berupa setengahlingkaran yang beraneka ragam warnanya.

B. Penduduk

Memahami keberadaan penduduk suatu wilayah adalahhal yang sangat penting, sebab akan dapat mengetahuidinamika dan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat suatuwilayah. Apalagi keberadaan dan keanekaragaman pendudukdan latar belakang sosial akan banyak memberi gambaranperkembangan masyarakat pendukung budayayang ada. Halini dapat dijadikan landasan berpikir dan berpijak dalammembuat berbagai perencanaan serta kebijaksanaan maupunsumber informasi bagi masyarakat.

Kepadatan penduduk di suatu wilayah sangat terkaitdengan potensi wilayah. Hubungan keterkaitan tersebuttampak di Kota Surakarta dan Pekalongan. Pada tahun 2003,kepadatan penduduk Kota Surakarta berjumlah 488.900 jiwadengan luas 44,04 km2 atau 0.0009 per km2 dan kepadatanpenduduk Kota Pekalongan berjumlah 263.L90 ]iwa dengan44.96 per km2. Kedua kota ini cenderung padat karena banyakterdapat aktivitas perekonomian dan industri. Aktivitas

71 Gaya Ragam Hias Batik (Tifiauar Simbol dan Makna)

Page 29: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I rr,r'(,kr)n()rrritrn di Kota Surakarta dapat terlihat di Pasar Klewer.

l)cnyut Pasar Klewer hampir tak pernah berhenti,ir,1,,rl1ii1ng hari sebagai pusat perdagangan batik. Sehinggarl,t1r111 rlikatakan hampir TS"hperputaran uang di Solo beradarlt l'itsur Klewer.

Kc'padatan dan kesibukan penduduk terlihat jelas lagi dilrrl,rrr-iirlan menuju Kota Solo pada saat akan dimulai aktivitasar,ltitri-hari sekitar jam 06.00 - 08.30 dan jam saat pulang kerjaHckitar jam 15.00 - 17.30. Adapun penduduk yang melakukantrtig,rasi tersebut adalah orang-orang yang tinggal di pinggiranJ,.olu atau kota-kota di sekitar Surakarta seperti Kabupatenl'i r r kr r harj o, Wono giri, Karanga ny ar, Klaten maupun Boyolali.

Sedangkan Aktivitas ekonomi terlihat adanya kesibukanpusat-pusat grosir batik dan konveksi seperti pusat grosirSt,rrtono yang banyak dikunjungi oleh pedagang dari berbagai[ota. Kesibukan ativitas perekonomian tersebut juga terkaitatlt,rrgan keberadaan industri tekstil yang cukup suburlrt'rkcmbang di Kota Pekalongan dan sekitarnya. Berdasarkantl,r ta di kantor perindustrian dan perdagangan Kota Pekalongantt'rlihat 1501 unit usaha industri tekstil dan telah menyeraplr,traga kerja sekitar 15.039 orang. Industri tekstil yang ada diKota'r Pekalongan tersebut terbanyakbergerak di Industri Batikrl.rrr pakaian jadi dengan masing-masing 610 unit usaha dan730 unit (Kompas,30 ]uni 2004, hal. A).

Pada siang hari realitas kepadatan penduduk di Kotal't'kalongan juah lebih besar daripada yang tercermin dalamtlata statistik.

Kepadatan penduduknya juga tercermin dari mobilitas

;rt'rrduduk yangada di sekitar Kota Pekalongan seperti Batangnrirupun Pemalang pada saat pagi hari ketika mereka pergilrt'kerja dan sore hari saat mereka pulang kerja.

I Jtyn Ragant Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dan Makta) L5

Page 30: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Adapun data selengkapnya mengenai jumlah pendudukdan luas wilayah dapat terlihat dalam tabel III sebagai berikut:

Tabel IIIKepadatan Penduduk Wilayah Pengkajian

No

Kcta Lua JusrfafrPenduduk

I(e1md*61PendudukrerKm

1 Banyrrmas 1327 59 74fi324 1099 98

2 Rembane 1014.10 5fi5n 554743 Batans 788.95 665426 84343

4 Surakarta 44.03 4899m 77U6.50E Pekalongan 44 96 263190 5853.87

6 Klaten 6E5 E6 11@486 7693.42

Sumber: BPS Jateng, 2003

Penduduk yang berada di wilayah pengkajian ini apabiladilihat dari etnis maka terlihat berbagai jenis seperti Cina danArab. Keberadaannya sudah cukup lama terutama di KotaRembang-Lasem dan Pekalongan atau wilayah pesisir lainnyadibanding dengan kota-kota yang berada di pedalaman. Halini terkait erat dengan keberadaan kota tersebut yang beradadi tepi pantai.

Sejak dahulu, kota - kota yang berada di dekat pantaimerupakan daerah yang pertama kali mendapat pengaruhbangsa manca karena berhubungan langsung dengan bangsamanca. Berdasarkan catatan sejarah, Kota Lasem yang beradadi dekat pantai merupakan kota pertama yang disinggahibangsa Cina sekitar tahun 1413 untuk mencari rempah-rempah.Oleh karena aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh bangsamanca terus berkembang maka mereka menetap di tempattersebut kemudian terjadilah perkampungan etnis tertentu

t6 Gaya Ragnm Hias Bntik (Tirlauan Sinfuol dm Maktta)

Page 31: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

lr'lx'r'ti Ka'rmpung Pecinan, Kampung Arab atau Pekojan dll.l)i perkampungan Cina terlihat ciri khas bangunan yang

lrr,r'lt'rnbok tinggi dan kokoh dengan gaya arsitektur Cina.ll,rrrgtrnan-bangunan rumah Cina pada umumnya menyukaiwru'nfl yang mencolok seperti merah, kuning, maupunkt,t'n1asan. Di samping ciri khas bangunannya, dil)r,rkampungan Pecinan terlihat pula kehidupan religi yangut,rrrarak yaitu dengan ditandai banyaknya tempat peribadatanr l,r rr trpacara-upacara keagamaan.

Selain bangsa Cina, datang pula bangsa Arab sekitar abadll]. Kedatangan mereka, semula berdagang dan sekaligusnrt'nyiarkan agama Islam. Dalam rangka perdagangan danpt.nyiaran agama itulah mereka membentuk komunitaslrt'rbentuk KampungArab yang dikenal pula dengan kampungKoja atau Pekojan. Di Kampung Arab tersebut terlihat banyakkchidupan sehari-hari yang diwarnai dengan nuansakt'agamaan.

Penduduk manca yang semula berada di kota sekitarpantai kemudianmenyebar ke wilayahpedalaman. Di wilayahpedalaman mereka juga melakukan kegiatan yang serupa diwilayah pesisir seperti perdagangan dan penyiaran agama sertanda yang membentuk komunitas seperti komunitas etnis Cina.Iitnis Cina di berbagai wilayah terlihat mengusai perekonomian.(luna kelancaran aktivitas perdagangannya, mereka melakukanperkawinan dengan penduduk setempat. Hal ini dalam rangkamengamankan status kepemilikan hak dan kekayaannya.

C. Mata Pencaharian HidupPenduduk ]awa Tengah memiliki aneka ragam mata

pencaharian. Mata pencaharian tersebut ternyata banyakclisesuaikan dengan kondisi alam. Berdasar kondisi alam

Gaya Ragan Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dan Makna) 17

Page 32: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tersebut terlihat bahwa sebagian besar mata pancaharianpenduduk Jawa Tengah adalah bertani. Namun demikian,berdasarkan data statistik tahun 2001 tentang pendudukberumur 10 tahun ke atas yang telah bekerja, diketahui bahwapenduduk di daerah pengkajian ini mata pencahariannyabervariasi. Mereka yang tinggal di desa, umumnya bermatapencaharian bertani. Sebaliknya, mereka yang tinggal di kotamengandalkan mata pencaharian hidup dari usahaperdagangan dan industri.

Tabel IVPenduduk berumur 10 tahun ke atas yang Bekerja dan Mata

pencahariannya.IIo kh Jull

ladriL.LLr- !cirir fcdlr;r hiHi

EUtfrnr !l5cB24 7fr7.59 23r816 a28/|it2 13530+

2 !.cn b at 559523 lm410 LND75 tB25 23091

Srtrrrr 665i}26 m0.95 13-Brt 6fr?S +19{6

4 9urrk utr i189400 4t+03 1491 7876 5W59

5 }t Lalonra 253190 t +96 4E54 31136 rlolxlE

6 KIdrr 1109I86 655.56 1n81 12&30 1.4%25

Sumber: BPS ]ateng, 2003

Berdasar tabel di atas, terlihatbahwa wilayah pengkajianyang memiliki wilayah luas seperti Banyumas, Rembang,Batang dan Klaten penduduknya bermata pencaharian petani.Namun demikian, tidak sedikit pula yang selain bertani jugabekerja sebagai pedagang dan di sektor industri. Hal ini dapatterlihat di daerah Bayat, Kabupaten Klaten. Di daerah tersebutpara wanita yang menjadi buruh tani setelah selesaimengerjakan sawah, mereka membatik. Demikian luga didaerah lain seperti di Lasem, khususnya sekitar Kradenan,Kauman. Setelah mengerjakan sawah atau atau ladang jugamemiliki aktivitas membatik. Kondisi ini juga terlihat di wilayahKabupaten Batang sebagian barat. Perlu diketahui bahwa Kota

Gaya Ragan Hias Batik (Tinjauar Simbol dan Makna)

Page 33: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

l'r'ls,rlongan yang mendapat iulukan Kota Batik ternyata,,r,lr,r1iii111besar pekerjanya berasal dari Kota Batang. Pendudukrlr,r;,r cli Batang yang turut menyokong andil besar dalam

I rcrkt'n-rbangan batik bagi Kota Pekalongan adalah Desa Denasri

Krrlorr maupun Mengkuneng. Di Desa Denastri mauPunMcngkuneng tersebut sebagian hasil batiknya dijual di Kotal'r'knlongan.

Khusus untuk Kota Banyumas, oleh karenaporkembangan industri batik tidak begitu menggembirakannr.rka para perajin batik hanya sedikit sekali bahkan menurutkt'tcrangan seorang pengusaha batik di Sukaraja menyebutkanlrirlrwa sekitar tahun 7970 sampai tahun 1990 terdapat

1,t'r"rgusaha dan perajin batik sekitar 200 orang. Akan tetapi

;rrrnlah mereka sekarang dapat dihitung dengan jari, itu punpara perajinnya sudah berusia lanjut. Memburuknya industrilrirtik tersebut menyebabkan perajin tidak dapatrrrcnggantungkan hidupnya dari membatik sehingga beralihrnata pencahariannya. Hal ini dituturkan oleh juragan batikst'bagai berikut:

"Generasi mudn seknrang tidak suka bekerjn sebngai peraiinbntik. Merekn lebih sukn bekerjn sebngai buruh pabrik ntau

merantsu ke lakarta ynng lebih menjanjikan upahkerja. "

Sementara itu, berdasar tabel IV di atas pula terlihat bahwawilayah perkotaan seperti Kota Pekalongan dan Surakartaterlihatbahwa mata pencaharian petani relatif sedikit dibandingclengan sektor industri dan perdagangan. Di Surakarta terlihatbahwa industri dan perdagangan menduduki angka yang relatiftinggi dibanding sektor pertanian yaitu 74976 jiwa dan 57759jiwa. Sentra industri batik terdapat di sekitar Pasar Kliwon,Laweyan dan Kauman. Di Pekalongan juga sedemikian ruPaperbandingannya yaitu 40.438 jiwa dan 37.136jiwa bahkan di

Caya Ragam Hias Batik (Tinjalan Sinfuol dan Makna) 19

Page 34: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

wilayah Kecamatan Pekalongan selatan dapat dikatakan 90 %dari 47.664 penduduknya menggantungkan hidupnya dariindustri batik (Kompas, 30 ]uni hal A: 2004). Oleh karena begituramainya industri batik di kedua kota tersebut menyebabkansektor lain menjadi alternatif bagi penduduk dalam memilihmata pencahariannya.

D.Religi

Berbicara mengenai religi, maka keadaan dan kehidupanreligi di wilayah pengkajian tak jauh berbeda dengan religi yangberkembang pada umurnnya di Jawa Tengah. Secara umum,masyarakat Jawa Tengah beragama Islam yaitu 85 % sehinggasuasana kehidupan sehari - hari bernuansa Islami.

Suasana kehidupan Islami tampak lebih kental di wilayahpesisir utara Pulau ]awa. Hal ini tak lepas dari sejarah bahwaletak wilayah yang berada dekat pantai menyebabkan merekabanyak mendapat pengaruh dari bangsa manca khususnyabangsa Arab. Sedangkan berdasar catatan sejarah, ternyatawilayah pantai itulah tempat pertama kali kaum musyafirmuslim berdagang sambil menyiarkan agama. Oleh karenaitulah disepanjang pantai dan tak ketinggalan wilayahpengakajian memiliki peninggalan budaya Islam yang cukupterkenal seperti Petilasan Sunan Bonang di Bonang I-asemRembang. Rembang memiliki bangunan Islami, para penyebaragama Islam tersebut juga ada yang membentukperkampungan Islam yaitu Kampung Kauman yang berartiperkampungan kaum beriman. Kampung Kauman tersebutbiasanya berada di dekat Masjid Agung yang berada di pusatKota atau dahulu dikenal dengan nama Alun-alun.

Kehidupan yang religius di kantong-kantong Islamtersebut di atas diperkuat lagi pusat-pusat pembelajaran Islam

Gaya Ragam Hins Batik (Titjatan Sinrbol dan Mabm)

Page 35: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

l)('r'pa pesantren-pesantren yang tersebar di berbagai tempat.ht'[reradaan dan kondisi pondok pesantren dapat teriihat dalaml,rhcl sebagai berikut:

Tabel VBanyaknya pondok pesantren Kyai, Ustad, dan Santri

No Kota PondokPesantren

Kyai Ustadz Santri

I Banyumas 73 73 891 7063,)Rembang 66 144 475 23983

3 Batang 52 87 425 74704 Surakarta t2 28 165 tu35 Pekalonsan 77 71 448 75526 Klaten 77 17 68 4775

Srrmber: BPS Jateng, 2003.

Kehidupan agama ylranya berkembang di dsampai ke segala pelosok Jawwilayah pedalaman. Di dabcrlangsung dengan baik dakcyakinan dan unsur pra Islam seperti Hindu_Budha yangt,asih berlangsung. Hubungan ya"g baik ini auprt dilihat.danya tempat peribadatan yang aaa ai sekitar *;g; sepertigc,reja, pesantren, masjid dll.

Berdasarkan Data BpS 2002, tempat peribadatan di Jawa'lengah pada tahun2001 mencapai 126 ribu buah y""s terdiridari97,63 %, masjl{ dan langgir 2,02oh gereja iu.r'riru.yulrerupa Pura dan Vihara sekltir O,gS "/o.

lcbi unsur Islam dan unsur yang

tsla alaman akhirnya melahirkanm yang menyeraP unsur Pra

Gnya Rngam Hias Batik (Thlauan Sinbol dan Makra) 2l

Page 36: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I lindu, Hindu-Budha maupun animisme. Akibat hal inimemunculkan apa yang disebut oleh C. Geertz Wong abangandan santri . Wong abangnn adalah orang Islam yang tidak begitumentaati ajaran Islam, terutama mengenai sholat lima waktudalam sehari; berpuasa pada bulan Puasa. Naik haji bila telahmampu. Mereka terkadang juga makan daging babi yangdilarang oleh agama Islam. Sedangkan santri adalah orang Islamyang taat dalam menjalankan ajaran Islam (Koentjaraningrat,1984: 310).

C. Geertz juga membedakan varian agama Islam yaituAgama ]awi dan Agama Islam Santri. Sebutan pertama berartiagama orang ]awa dan sebutan yang kedua berarti agama Islamyang dianut orang santri (Koenjaraningrat, 7984:313). Varianagama Islam Santri walaupun tidak sama sekali bebas dariunsur-unsur animisme dan unsur Hindu Budha, ia lebih dekatdengan dogma-dogma ajaran Islam yang sebenarnya.

Bentuk ngami lawi dlkenal pula dengan Kejawen yaitusuatu keyakinan dan konsep Hindu - budha yang cenderungke arah mistik, yang tercampur menjadi satu dan diakui sebagaiagama Islam. Varian agamaJawi ini banyak terdapat di wilayahpedalaman baik di wilayah Negari Agung yaitu wilayah yangdekat dengan pusat keraton seperti Surakarta dan Klatenmaupun wilayah manca negara seperti sekitar Banyumas.

E. MitologiMitos adalah cerita suci berbentuk simbolis yang

mengkisahkan serangkaian peristiwa nyata yang menyangkutasal-usul dan perubahan-perubahan alam raya dan dunia,dewa-dewi, manusia, pahlawan. Mitos-mitos tersebut seringmemiliki sifat suci. Mitos dapat pula dikatakan bukan ceritasejarah atau bukan dunia nyata yang kita hadapi. Mitos

22 Gaya Ragam Hias Batik (Tirrjauat Simbol clan Makna)

Page 37: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

n r(,n u njuk pada kejadian penting seperti asal-usul suatu barang(Alirrs cremer/ 7997:138 -139.

Sementara itu Mitos menurutC. Levi Strause adalah suatuw.rrisan bentuk cerita tertentu dari tradisi lisan yangtrrt.ngkisahkan dewa-dewi berdasarkan suatu tataran logis yangIt,r'kundung di dalam cerita mitos. Cerita mitos tersebutberadar ll lum berbagai tingkatan masyarakat.

Di Jawa, berbagai macam mitos banyak berkembang dirrr.rsyarakat dan cerita tersebut dipercaya. Di daerah pengkajianIr,rtlapat berbagai mitos yang berkembang, baik yang beradatli pesisir utara maupun di pedalaman. Mitos yang berkembangt li pantai utara di antaranya adalah Mitos Nawang Wulan yangirrla di Pesisir Utara sebelah Timur tepatnya kota -kota di sekitarl'lti dan Rembang.

l. Mitos Nawang Wulan

Seorang anak bernama Joko Tarub telah tumbuh menjadipria dewasa berparas tampan, serta baik budinya. Gadis-gadistli desa itu banyak yang mengidolakan dan ingin menjadipcndamping hidupnya. Tetapi Joko Tarub lebih memilih pergike hutan untuk berburu, karena dia merasa belum menemukanjodoh yang diidamkan. Ia melengkapi peralatannya sepertipanah, sumpit dan tombak. Selain gemar berburu, ia juga gemarrnenuntut ilmu kebenaran atau tarekhat.

Pada suatu malam, saat ]aka Tarub tertidur di pusaraayahnya, Ki Ageng Tarub. Ia mendapat impian mendapatsumpitan dari logam dan berlapis emas. Saat bangun ia terkejuttelah ada sumpitan di sisinya. Bentuk sumpitan persis yang adadalam mimpinya.

Keesok harinya, ]oko Tarub yang suka berburu inginmencoba sumpitan barunya akan tetapi binatang yang ada di

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauat Sinfuol dan Maknn)

Page 38: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

hutan tak dijumpai seakan-akan takut terhadap sumpit barutersebut. Kemudian sambil melepas penat dan menanti buruan,ia duduk di bawah pohon yang rindang di tepi danau.

Belum lama istirahat, ia mendengar suara tertawa gadis-gadis di tepi danau. Kemudian dicarilah suara tersebut danterkejut ternyata di tengah hutan terdapat tujuh bidadari cantik.

Joko Tarub menoekati mereka sambil mengendap - endap dibalik rerimbunan pohon dan mengambil salah satu selendangbidadari tersebut.

Setelah selesai mandi, bidadari tersebut ingin terbangkembali dengan jembatan pelangi yang beraneka warna.Namun salah seorang dari mereka, ditinggal karenaselendangnya hilang. Bidadari yang tertinggal bersumpahapabila ada orang yang menemukan pakaiannya bila laki-lakiakan dijadikan suaminya dan bila perempuan akan dijadikansaudaranya.

Menyaksikan kejadian tersebut, Joko Tarub datang danmenghibur serta memberikan sehelai kain untuk menutuptubuhnya yang telanjang. Sedangkan.selendangnya tetapdisimpan.

Jaka Tarub Akhirnya menikah dengan bidadari tersebutyang bernama Nawang Wulan. Kehidupan rumah tangganyabahagia dan dikaruniai seorang anak.

Nawang Wulan mengurus rumah tangga dan anaknya,

]ako Tarub tetap bekerja sebagai biasanya yaitu berburu danmenggarap sawah. Dengan kesaktiannya yang dimiliki olehNawang Wulan, maka setiap menanak nasi, ia hanyamemerlukan sebutir padi sehingga padi yang ada dilumbungnya tak habis-habis.

Suatu hari saat Nawang Wulan belum selesai menanaknasi, ia berangkat mencuci pakaian di sungai. Pada saat itu ia

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Mnkna)

Page 39: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

lrrr1rt,51111 parda suaminya agar jangan membuka tutup periukn,t:,r s('l)olum ia datang. Namun oleh karena terdorongLr,rrrliirrtahuan Joko Tarub, mengapa lumbung padinya tidakIr,rlrrs wulaupun telah berkali-kali dimasak maka ia membukaI r rl r rp pcriuk dan betapa kagetnya saat ia melihat di periuknyaIt,ttry,r tcrdapat sebutir padi.

I'idak lama berselang, saat Nawang Wulan kembali dariInr,n('uci pakaian, ia membuka periuknya dan betapa kagetlnrrryata periuknya tak terdapat nasi dan kemudian bertanya

Itrr(l,r suaminya apakah telah membuka tutup periuk nasi saat[r pt,rgi mencuci di sungai. Akhirnya, Joko Tarub mengakuiIt,l,r I r rnembukanya. Mulai saat itulah Nawang Wulan menanakIt,tsi seperti halnya manusia biasa. Akibatnya, padi yang adarl,rllrn lumbung menipis. Pada saat padi menipis itulah,N,rwang wulan melihat selendangnya yang disimpan olehJokol',rrtrb ditemukan.

Dengan telah ditemukan selendang bidadari danItrt'rnakainya, Nawang Wulan menemui suaminya untuklrcrpamitan untuk kembali ke khayangan dan menitipkan pesanrrliil r menjaga anaknya.

Di sekitar daerah Rembang- Lasem, Pati sampai sekarangrrr,rsih ada pandangan bahwa saat ada pelangi muncul, halIcrsebut menandakan ada bidadari yang turun dari kahyangan.

2. Mitos Nyi Lara KidulDahulu di Jawa terdapat kerajaan besar yang dipimpin

t',ria yangbernama Prabu Mundangwangi.Ia raja yang tampanpt.rkasa, dan berwibawa. Ia memiliki istri yang cantik bernamal)cwi Rembulan. Perkawinan antara Raja dengan Dewil{t'mbulan dikaruniai seorang puteri bernama Dewi Kadita.

Prabu Mundangwangi selain memiliki permaisuri juga

(lrryn Ragam Hias Batik (Tinjatnn Shnbol dnt Makna)

Page 40: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

memeliki selir yang cukup cantik iuga yaihr Dewi Mutiara. DewiMutiara ini memiliki tabiat yang jelek seperti drengki dan taksenang terhadap kedudukan Dewi Rembulan sebagaipermaisuri.Ia ingin menduduki sebagai permaisuri raja.

Oleh karena Raja tak dikaruniai anak laki-laki, ia cemas

dan selalu termenung. Siapa kelak yang akan mengganti raja'Ia kemudian mendatangi penasehat raja yaitu Pandita Agung.Pada saat mendatangi penasehatnya, ia mendapat petunjukbahwa nanti akan mendapat anak laki-laki namun dari istri selir.

Pembicaraan tersebut didengar oleh selirnya. Mendengarpenuturan penasehat raja tersebut hati selirnya gembira sekalidan maksud untuk menyingirkan permaisuri sedikit terbuka.

Beberapa bulan kemudian, lahirlah bayi laki-laki dari istriselir. Kelahiran bayi laki-laki tersebut disambut gembira seisi

kerajaan termasuk permaisuri dan anaknya. Namun di hati selirraja, muncul rencana untuk melenyapkan permaisuri dananaknya.

Rencana pelenyapan permaisuri dan anaknya yangdicintai rakyat tidak mudah dilakukan oleh karena itu iamendatangi dukun jahat untuk membantu melaksanakanniatnya.

Pelaksanaan niat itu akhimya terlaksana yaitu dengan cara

menaburkan ramuan penyakit kulit ke dalam minumanpermaisuri dan anaknya. Akibatnya permaisuri dan anaknyaterkena penyakit kudis yang sangat menjijikkan. Berbagai

dukun telah didatangkan untuk menyembuhkan tapi semua

angkat tangan tidak dapat menyembuhkanUntuk menjaga agar peristiwa tersebut tidak diketahui

oleh masyarakat, maka permaisuri dan anaknya dikucilkan dariIingkungan keluarga dan dibuang ke hutan' Dalampembuangan tersebut permaisuri meninggal dan Dewi Kadita

Gaya Ragam Hias Batik (Tiniauan Sinhol dan Makna)

Page 41: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

rr,(lllr st'kali.l'cristiwa tersebut didengar oleh pendeta penasehat raja.

Nrunur sayang penasehat raja telah berjanji pada Raja bahwalrr litlak boleh diganggu saat bertapa dan lagi pula telah tua.l'r,ntlt.ta tersebut telah mengetahui bahwa peristiwa tersebutrrkrlrirt perbuatan dukun jahat dan selir raja. Oleh karena telahIrr,r ia mengutus penjaganya yang setia berupa harimau untuknrcrnl'reri pelajaran kepada dukun jahat dan selir tersebut.I ),r ll rn pertempuran antara harimau dan dukun jahat, akhirnyar I i nrcnangkan oleh harimau.

Sementara itu, Dewi Kadita yang telah ditinggal pergillrtrrrya berjalan ke arah Selatan dan akhirnya tiba di PantaiSt,la [an. Saat tiba di Pantai Selatan, ia bertemu pemuda tampanrl,ur menyuruh untuk mengejar. Pengejaran tersebut akhirnyas,rrnpai masuk ke laut. Setelah masuk ke laut secara ajaibl. trc{isnya telah hilang dan bersih. Namun saat melihat kakinyai,r terkejut karena telah berubah menjadi ikan.

Sampai sekarang mitos tersebut tetap ada dan berkembangtli masyarakat. Di Yogyakarta dan Surakarta bahkan terdapatul)acara keselamatan seperti labuhan pada malam bulan 1

Asyuro. Pada masyarakat juga masih ada kepercayaan bahwaNyi Lara Kidul sebagai perwujudan Dewi Kadita yang selalurnemakai baju warna hijau. Oleh karena warna pakaian hijautlisenangi oleh Nyi Lara Kidul maka sering ada larangan bilalrcrada di Pantai Selatan tidak boleh memakai baju warna hijau.Apabila orang tetap memakai pakaian hijau atau melanggarlarangan tersebut maka akan mendapat petaka sepertitenggelam atau hilang.

3. Mitos Dewi Laniar

Dewi Lanjar adalah penguasa Pantai Utara sekitar

Gaya Ragan Hias Batik (Titjauat Sinbol ilan Makrn)

Page 42: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Pekalongan. Menurut berbagai keterangan masyarakatPekalongan, Dewi Lanjar memiliki kerajaan di Pantai Utara.Selain memiliki kerajaan yang besar dan megah ia jugamempunyai usaha batik. Para pekerja cukup pandai dalammembatik dan terdiri dari kaum manusia biasa maupunmahkluk gaib.

Dewi Lanjar yang berupa makhluk gaib tersebut seringmenampakkan diri dengan maksud menolong orang yangsedang tertimpa kesulitan. Penampakan dirinya dengan caramenyamar seperti umumnya manusia yang memakai pakaianwarna hijau atau kuning. Hal ini pernah ditutur oleh seorangpenduduk Kota Pekolangan sebagai berikut:

"Suatu saat adn penjual di pnsar yang sepi pembeli bnhkan

dngangannya sering tak laku. Pada saat melamttn danmembayangkan bilo ada pembeli atan pemberi modnl besar diaaknn mendiriknn ttsaha batik dan menjndi kayn dengnn usnhn

tersebut. Tak lnmn kemudian datanglah seornng peremputtnmemakni pakainn hijnu dan menawarkan modnl. Setelah diberimodnl akhirnyn penjttal tersebti ttsnhnnya mnju."

Kisah lain juga pernah dituturkan bahwa suatu saat adapolisi berada di pos untuk mengatur lalu lintas. Pada saatmengatur lalu-lintas ia melihat iring-iringan mobil.yangmengangkut kain dan salah jalur. Melihat pelanggaran tersebut,polisi tersebut mengejar namun kendaraan yar.g dikejar tidakkelihatan dan ditanyakan ke beberapa orang yang berada dijalan sekiranya kendaraan tersebut lewat. Ternyata orang yangditanya tersebut tidak melihat adanya kendaraan yangberiringan membawa kain.

Peristiwa yang tidak masuk akal tersebut sering kalimuncul dan menganggap bahwa itu semua berkaitan denganDewi Lanjar.

Gaya Rngam Hias Batik (Titjauan Simbol dan Makra)

Page 43: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Kepercayaan munculnya Dewi Laniar yang memberi. blntuan dan pertolongan terhadap kaum tak mampu tersebut

firka sering diadakan upacara Labuhan untuktinya.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauor Simbol dat Makna) 29

Page 44: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

\I

1

ti

Gaya Ragattr Hios Batik (Tiniouan Simbol ilat Makna) i

I

30

Page 45: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BAB IIITRADISI MEMBATIK DI NUSANTARA

A. SEIARAH BATIK

'1. Pengertian Batik

Batik dalam arti sederhana adalah suatu gambar yanglrt,rpola, motif dan coraknya dibuat secara khusus denganr r r(.l1Igunakan teknik tutup celup. Bahan yang digunakan untukIt.krrik tutup adalah mnlam dan alatnya adalah canting tulis,r',rrrting cap, kuas atau alat lainnya. Cara membuatnya denganrlitulis, dicap atau ditera dilukis pada kain (mori, katun, teteron,Hute.ra dan lain-lain). Garis besar pengertian tersebut sesuaitlt.ngan pengertian yang dikemukakan Shadily (1.980: 417)st,bagai berikut"

" .... Batik adalah suatu cara untuk melukis di atas kain(mori, katun, teteron katun, adakalanya kain sutera dll)dengan cara melapisi bagian-bagian yang tidak berwarnadengan lilin yang disebut jugamalnm (bahasa ]awa: lilin),yang biasanya dibuat dari lilin lebah yang kuningdicampur dengan parafin damar atau colophoniltm...."

".. .. Bilamana hendak dibatik tangan, kain itu dipasangpada semacam rak dan bilamana hendak dibatik cap, makakain dibentangkan di atas meja yang sudah dilapisi semisalkasa Batik tangan dilakukan dengan memakai canting (alatpenyendok lilin yangsudah dipanaskan di atas api. Batik

Cnya Ragan Hias Batik (Tirjauan Simbol ilar Maknn) 31

Page 46: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

cap dilakukan dengan blok yar.g dibuat dari tembagabertangkai, yang setelah dibasahi dengan lilin cair yangpanas, ditempelkan pada kain. Kemudian kain yang telahdilapisi lilin tersebut dicelupkan ke dalam zatwarnayangdikehendaki dan dikeringkan".

Sementara itu, berdasarkan seminar Nasional tentangBatik pada tanggal 12 Maret 7996 di ]akarta, telah dilakukanstandar nasional mengenai pengertian batik yaitu: seni kainyangmenggunakan proses perintang lilin atau malam sebagaibahan media untuk menutup permukaan kain dalam prosespencelupan warna (Syafrina, 1996: 1).

Berdasarkan pengertian di atas maka apabila sebuah kainbermotif pada saat proses pengerjaannya menggunakan lilinatau malam maka kain tersebut dapat dianggap sebuah kainbatik. Sedangkan sehelai kain meskipun bercorak batik tidakbisa disebut batik bila tidak menggunakan proses perintang lilinatau malam dan kain tersebut hanya disebut kain bercorak batik

Dilihat dari asal katanya, kemungkinan kata batik berasaldari aktivitas orang saat menggambar kain berbentuk titik.Aktivitas membuat titik sebagai kata kerja menggunakan katamatik. Mn sebagai awal artinya perbuatan mengerjakan sesuatu.Perkembangan berikutnya kata mntik menjadi mbatik danakhirnya batik.

Pengertian kata Batik cukup populer di masyarakatIndonesia khususnya masyarakat ]awa. Adapun orang yangmemperkenalkan kata Batik dalam dunia internasional tidakdiketahui dengan jelas namun berdasarkan catatan sejarahseorang Belanda bernama Chastelein telah menggunakanistilah "batex" ( batik) dalam laporannya pada tahun 1705 keGubernur Belanda Rijcklof Van Goens (Veldhu isen, 1993: 22).

Sementara itu, bangsa Inggris dengan Gubernur

32 Gaya Ragam Hias Batik (Tirjatat Sinfuol ilat Makrn)

Page 47: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

f lrrtlcralnya di Indonesia bernama Thomas Stamford Raffless,,r,1..itnr tahun 1811-1816 menyebutkan pertama kali kata batik, l, r ll rn laporannya saat melihat pola ragam hias pada kain yangrrririp pola ragamhias kain di India. (Veldhuisen,7993:23 -26).

2. Asal Mula Batik

Masih banyak kesimpangsiuran dalam menentukan asal

rrrtrla batik di Indonesia. Menurut analisis beberapa ahli asal-r rsrrl batik di Indonesia dari India, Cina, Bangkok, Persi maupunlrrrkestan Timur. Seorang ahli bernama G.P. Rouffaertr rt'rryebutkan bahwa awal mula batik di Indonesia, khususnyar li f awa berasal berasal dari India dibawa oleh para pedagang.l'r'ndapat tersebut oleh para ahli lain diragukan kebenarannya.Itr.rkaitan hal itu, seorang ahli batik, KuswadjiKirwindrosusanto, menerangkan bahwa orang yangrrrt'ngatakan batik berasal dari India kemungkinan didasarkan,rlas cara kerja dan kemiripan bentuk dari jenis alat yangt lipergunakan, Di India batik dibuat dengan menggunakan kuas,tltu jegul (Soesanto, 1985: 13).

Selain bentuk jenis alat yang dipergunakan, cara

l)('rwarnaan juga membedakan dengan pewarnaan patik dil,rwa walaupun hasil pewarnaan hampir sama dengan batiklrrtl ia. Bila di India pewarnaan menggunakan teknik tutup celuptlt,ngan kanji atau beras ketan tetapi di Jawa menggunakantttrlnm. Hal ini dikarenakan daya tempel yang kuat bilatlirendam cukup lama sehingga hasil warna tidak merembestli luar motif yang diinginkan. Adapun perwarnaan dalamrrrcmbatik dengan menggunakan bahan alami seperti daun-rlirrrnan dari nila, soga, mengkudu dan lain sebagainya

Selain ada pendapatbahwa batik dari India, ada pula yangrr rt'nyebutkan bahwa Batik berasal dari Cina. Hal ini didasarkan

1)tyn Ragam Hias Batik (Thtjatan Sinfuol dar Makna)

Page 48: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

atas temuan artefak sejenis batik dengan teknik tutup celup yangberumur sekitar 2000 tahun SM. Batik yang ditemukanmenggunakan warna biru dan putih saja dan memperlihatkanteknik pewarnaan yang cukup baik. Tampaknya teknikpembuatannya hampir sama dengan yang ada di India.Kemiripan teknik pembuatan batik di India dan Cina maupunarti simbolis atau filosofinya tampak sangat melekat di keduanegara tersebut terlebih lagi apabila dikaitkan dengan agamaHindu dan Budha yang telah berkembang cukup subur sertamempengaruhi kehidupan masyarakat.

3. Pengaruh Agama Hindu dan Budha.

Berkembangnya seni Batik tidak terlepas dari pengaruhperkembangan agama Hindu terutama apabila dikaitkandengan motif batik. Hal ini ditegaskan oleh Sutjipto WirjoSuparto, bahwa sebelum pedagang dari India mengenalkanbatik di Nusantara, masyarakat Indonesia sudah mengenalterlebih dahulu tentang batik. Namun demikian bukti artefakbatik tersebut sampai sekarang belum ditemukan.

Ketika budaya India yang dibawa oleh para pedagang danpenyiar agama Hindu membawa pengaruh terhadap kehidupanmasyarakat nusantara, keberadaan batik makin berkembang.Pada masa kerajaan Sriwijaya abad ke B dan Zarnan MataramHindu terlihat perkembangan batik yang ditandai denganditemukannya artefak prasasti maupun arca yangmembicarakan pakaian batik (Wibawa : 1.99 6: 1).

Salah satu prasasti yar.g membicarakan tentang batikdiantaranya adalah Prasasti Gandakuti. Prasasti Gandakutidikeluarkan oleh Aji Paduka Mpungku sang PinakacatranningBhuwana berangka tahun 964C (7042M). Pada pasasti tersebutterdapat uraian tentang dodot atau kain pada lempengan ke

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjaunn Simbol dan Makna)

Page 49: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

t lrr,r yaitu yang berbunyi:) .,t " . . . adodota ttmjun ijo kuniit sadangan nautagrnha pasilih galuh

Arlirrya:',1,,t " ... memakai pakaian bercorak bunga tunjung hijau kunyit

sirdangan, bunga, pasilih galuh" (Wibawa: 1996:2).

Sementara itu, data artefak arca di )awa Tengah yangtttt,mperlihatkan pakaian batik di antaranya dijumpai pada arcaSiwa di dekat candi Dieng maupun candi Prambanan. Motif-r r rotif lainnya seperti Kawung, lereng dan lain-lain juga tersebarrlilrerbagai arca di Jawa Timur.

Gambar 1

Replika Arca Pradnya Paramita

Sumber: Koleksi Museum jawa Tengah Ronggowarsito

Onya Ragam Hias Batik (Thjaran Sinfuol dan Maktm) 35

Page 50: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Sedangkan apabila dikaitkan dengan salah satu nama darisuatu wilayah seperti Gringsing di Batang, maka kemungkinanmotif gringsing dapat dilacak dari motif-motif yang ada di arcaVasudara yaitu dilihat dari motif padmasana atau tempat dudukVasudara.

Gambar:2Arca Vasudara

Sumber: Koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Keterkaitan antara agama Hindu dengan batik akantampak lagi bila dilihat dari konsepsi warna pada kain batik.Warna batik klasik pada umumnya terdiri dari tiga warna yaitucoklat yang identik dengan merah; biru yang identik denganwarna hitam dan kuning atau coklat muda yang identik denganwarna putih. Ke tiga warna tersebut merupakan konsepsi Dewa

35 Gaya Ragaru Hias Batik (Titjauan Sinrbol dan Makna)

Page 51: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I lrrrtlu yaitu Trimurti. Kuswadji Kawindrosusantor r r r, r r y cbutkan bahwa Coklat atau merah lambang Dewa Brahma,rl,rtr lambang keberanian, Biru atau hitam lambang DewaWisnu atau lambang ketenangan dan kuning atau putihlrrrrrbang Dewa Syiwa (Yahya, 1985, 11).

4. l'cngaruh Agama Islam

Agama Islam secara tidak langsung memberi pengaruhlr,r'lradap kehidupan suatu masyarakat dan kebudayaan diIrrtlonesia. Pengaruh agama tersebut tampak juga terhadap senilr,r tik. Melalui rasa jiwa seni yang tinggi pada diri para seniman,rrj,rran Islam yang memberlakukan ketentuan dengan ketatr liolah sedemikian rupa sehinggga dapat dinikmati masyarakatrlt,rrgan senang hati.

Keahlian seniman tersebut tampak terlihat dari hasil karyarlt'rrgan gaya ornamentis dan kaligrafis yang diambilkan daril r t r ruf-huruf Arab maupun pengolahan bentuk mahkluk hidupy.rng disamarkan dengan motif suluran. Bentuk gayaornamentis seperti manusia, pohon beringin, rumah, dan

liunungan disamarkan menjadi bentuk tumbuhan.Gaya-gaya berfilosofi Hindu seperti kawung, motif pada

t',rrrdi diolahmenjadi motif yanglebihnatural. Gaya motif batikIt'rsebut banyak tersebar di daerah Lasem, Pakalongan, Batangtlll.

t)uyn Ragan Hias Batik (Titjatat Sinbol dan Makna) 37

Page 52: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:3Batik Rivaiyah

Sumber: Dirjenbud, Depdiknas 2000

5. Penyebaran Batik di beberapa Kota.

Perkembangan batik tak lepas dari peran sebuah kerajaanbaik sejak kerajaan Hindu maupun Mataram Islam. Dalamkerajaan telah ada dikotomi tentang seni yaitu seni untuk raja,seni untuk priyayi agung serta seni untuk kswula a/lf. Dikotomitersebut telah melekat pada diri masyarakat sehingga timbulanggapan bahwa seni keraton merupakan seni yang palingindah dan menjadi anutan masyarakat walaupun kemungkinanseni tersebut merupakan hasil seni pinggiran dari kawula alityang kemudian diklaim sebagai hasil karya raja atau berasaldari dalam lingkungan istana. Sebagai ungkapan terima kasihatas penciptaan karya seni dan kelestarian seni dalam kalanganistana, maka daerah penghasil tersebut oleh raja dimungkinkanmendapat penghargaan berupa tanah perdikan yaitu daerahyangbebas pajak (Yahya, 1985: 15).

Gaya Ragam Hias Batik (Titjauan Simbol dan Mahm)

Page 53: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Sementara itu, guna memenuhi kebutuhan dan kelestarianlr,rtik di kalangan istana, Raja seringkali memerintahkan parapt'rtrjin untuk membuatkan batik dengan motif-motif tertentu.A l<ibat perintah raja ini, maka tak heran di lingkungan keraton,rlau istana muncul perajin batik. Hubungan yang cukupIrirrmonis antara kalangan istana dengan perajin yar.g beradarli luar istana menyebabkan seni batik cukup berkembangtlcngan subur dan teknik pembuatannya tersebar keberbagaitlaerah seperti Banyumas, Solo, Klaten, Pekalongan, Lasem,llatang, dan lainJain.

t. Batik diBanyumas

Asal-usul batik di Banyumas tidak ada keterangan yangpasti. Berdasarkan informasi pengamat kebudayaan diI larnyumas, Batik Banyumasan berasal dari adany a kademnngan-kndemangnn atau kadipnten di daerah Banyumas dan parapengungsi dari kerajaan Mataram

Selain para demang,para pengikut Pangeran Diponegoroguna mencukupi kebutuhan pakaian maka mereka jugarnembuat batik. Keahlian membatik di lingkungan keratonclisebarkan dan dihidupkan di daerah Banyumas. Akibat halini tampak adanya motif-motif yangmenyerupai motif dari Soloatau Yogyakarta.

Seperti halnya sebuah kerajaan, kekuasaan kademnngan

atau kadipaten dllbaratkan sebagai raja kecil di daerah. Olehkarena itu, para bangsawan atau kaum ningrat pun ada yartgberkeinginan menciptakan batik tulis untuk memenuhikebutuhan pakaian keperluan di lingkungannya.

Keluarga Ningrat yang menaruh perhatian pada seni batikadalah Pangeran Aria Gandasubrata, Bupati Banyumas (7973 -7e33).

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Maknn)

Page 54: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Perkembangan batik Banyumasan semakin maju dandikenal dunia luar ketika seorang misionaris Belanda yangbernama van Osterom masuk ke daerah Banyumasmemperkenalkan batik Banyumasan di kalangan bangsaBelanda atau orang manca. Untuk memenuhi minat batik bagibangsa Belanda atau orang manca, motif-motif batikdimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan mereka.Biasanya batik tersebut ada tulisan juragan batiknya. Gayabatiknya menyerupai batik gaya Solo -Yogya, namun diberiwarna tambahan terutama warna merah dan biru.

b. Batik Solo

Keberadaan Kota Solo tak lepas dari peran sebuahkeraton. Daerah Keraton pada zanrtatt Belanda disebut daerahVorstenlanden. Sebagai keraton, maka di tempat tersebutmerupakan pusat segala tradisi, adat - istiadat dan kebudayaanHindu Jawa. Oleh karena itu keraton dapat disebut pusatpemerintahan, agama, dan kebudayaan.

Salah satu bentuk kebudayaan tercermin dalam tradisimembatik. Keberadaan tradisi membatik itu sendiri seiringdengan berkembangnya keraton. Tradisi membatik inidikenalkan sejak kecil bagi kaum wanita keraton. Selain wanita,para abdi juga banyak belajar membatik. Tradisi yang cukupbaik tersebut tak lepas dari peran raja untuk melestarikan senibatik di kalangan keraton maupun rakyat jelata. Bentuk Peranraja adalah adanya peraturan dalam pemakaian batik untukacara - acaratertentu serta adanya perintah raja untuk membuatmotif tertentu bagi kalangan Keraton. Akibat perintah rajatersebut menjadikan pembatik muncul dimana-mana di sekitarKeraton dan mempengaruhi pemakaian pakaian bagi rakyatjelata.

Gaya RagamHias Batik (Tinjaran Simbol ilat Makta)

Page 55: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

, lltrl ih KlilenAsal usul batik Klaten erat kaitannya dengan keberadaan

l. r, r, r I t r r r Surakarta. Sejak dahulu daerah Klaten khususny aBayatrrrlrrrpakan sentra batik. Pesanan batik dari kalangan keratonr r r,r r r I

)rrn kawula alit dari Solo banyak dibuat di daerah tersebut.

il. lltlik Lasem

Asal - usul batik Lasem tidak ada keterangan yang pasti.r\l,.,rrr tetapi keberadaan Batik Lasem erat kaitannya denganrl,rl,rrrgnya bangsa asing terutama bangsa Cina. Menurut datarrr'f ,trtrh, orang Cina mendarat pertama kali di Indonesia beradar lr L,rsem kemudian mereka ke Kudus, Demak dan seterusnya.llr,r:r.rnya, mereka menetap di perkampungan tertentu yangr lrl..t'nal Kampung Pecinan.

Gambar:4Rumah Peribadatan khas Cina di lasem

Sumber: Dinas Pariwisata Rembang.

Gaya Ragam Hias Batik (Thjauar Simbol dar Makna) 41

Page 56: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Di Lasem, Kampung Pecinan tersebut banyak di jumpairumah-rumah tua berpagar tembok tinggi dan kokoh denganbercorak khas Cina. Di balik tembok yang kokoh itulah merekamelakukan aktivitas membuat batik dengan pekerjanyasebagian dari penduduk pribumi dan mereka menjadi juraganbatik.

Akibat aktivitas perbatikan dikuasai oleh kaumCina makadi Lasem ada dua jenis batik yaitu batik dengan selera Cinadan batik dengan selera pribumi.

e: Batik Pekalongan

Asal - usul keberadaan batik di Pekalongan tidakdiketahui secara pasti namun demikian yang jelas di daerahtersebut keberadaan batik tak lepas dari pengaruh beberapapihak di antaranya Cina, bangsa Arab keraton Solo-Yogya,Belanda maupun Jepang.

Gambar:5Selendang Motif Naga

Sumber: Traditional Indonesian Textile 1992

42 Gaya Ragam Hias Batik (Tifiauan Sinfuol ilan Makna)

Page 57: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:6Batik Motif )lamprang

Sumber: Tradisional Indonesia T extlle 1992

Sementara itu, berdasar catatan sejarah, bangsa Cina juga

lrcrnah berlabuh untuk melakukan perdagangan. Akibat,rktivitas perdagangan tersebut juga menimbulkan akulturasilrrrdaya. Akulturasi budaya yang tampak pada batik adalah,rtlirnya motif batik yang bergaya Cina yang dikenal denganItl tik Encim. Pada batik ini terdapat tata warna khas Cina sepertil,rta warna porselin, bunga mawar dll. Sombol-simbol Cinast'perti naga, kupu-kupu, banji dll.

Selain Bangsa Cina yang mendarat di Pekalongan, Bangsa

A rab yang melakukan perdagangan juga tercatat pernahlrt'rlabuh di Pekalongan. Kaum Arab yang dikenal denganI(aum Encik, juga mengembangkan seni batik di Pekalongan.Itagi orang Arab, motif yang bercorak mahkluk hidup sepertibinatang tidak dikembangkan dalam pembuatan batik. Motifyang tampak adalah Jlamprang atau motif yang bercorak

llcometris

()nyn Raganr Hias Batik (Thtjaunn Sinfuol clar Maktn) 43

Page 58: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Data sejarah membuktikan bahwa batik Pekalonganterpengaruh dari keraton Solo - Yogya. Pada saat terjadipenyerangan Mataram ke Batavia para prajurit keraton singgahdi pelabuhan Pekalongan. Para prajurit keraton yang tak asingterhadap seni batik berusaha untuk mencukupi kebutuhan akanpakaian batik bagi pasukannya. Akibat hal ini, di daerahPekalongan terdapat motif yang hampir sama dengan motifyangada di Solo - Yogya, yaitu motif semen.

Gambar 7Motif Semen Klawek

Sumber: Koleksi Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Pengaruh pendatang lain terlihat pada zarnar:. Belanda.Pada zaffranitu, Pekalongan dijadikan sentral tempat produksiutama Batik Belanda atau Batik lndo-Eropa. Pengusaha batikketurunan Belanda seperti Ajf ]ans, Lien Metzelaar, Tina vanZuylen dan Eliza Yan Zuylen penyumbang besar bagiperkembangan Batik di Pekalongan. Ragamhias dan komposisipewarnaan batik dikreasikan dengan motif-motif yang

Gaya RagamHias Batik (Tinjaran Sinfuol ilar Makna)

Page 59: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I'r,r'kt'mbang di Eropa. sehingga hal ini dapat menimbulkanli,ryir khas Pekalongan atau pesisiran.

Setelah Belanda kalah perang dengan Jepang, ternyatapi,rya batik Pekalongan juga tak berhenti begitu saja namunnr('nyesuaikan dengan pengaruh fepang. Pada saat itu lahirlnliklawa Hokokai. Nama Hokokai diambil dari nama organisasipr'()paganda ]epang. Propaganda Jepang tersebut telahrrrt'rrgindoktrinisasi penduduk yang berusia di atas L4 tahunr lt'rrgan gaya ]epang. Pada saat itu BatikHokokai dlbuatdi pabrikr r r i lik orang Indo-Eropa, Indo-Arab dan peranakan yangsudahlr,rkenal sebelumnya. Sedangkan para pengusaha batik yanglitlr'rk mau menurut perintah Jepang akan ditangkap danr I i ;renjara (Veldhuisen, 7993: 145 - 748)

l'. Kabupaten Batang

Kedekatan wilayah administratif antara Batang denganl't'kalongan menyebabkan sejarah tentangbatik di Batang jugatidak jauh berbeda dengan sejarah batik di Pekalongan. Olehkarena batik Pekalongan telah lebih dahulu terkenal maka batikllatang kalah bersaing. Padahal kalau dilihat dari asalpekerjanya, pembatik Pekalongan banyak berasal dari Batang,tcrutama Batang sebelah barat. Sedangkan hasil batik yang adarli Batang juga banyak dijual di Pekalongan.

6. Zaman Keemasan Batik

Pertumbuhanbatik yang cukup baik di Indonesia tak lepasperan Pemerintah Belanda dalam memberikan kebijakantentang pertekstilan. Kebijakan tersebut dimulai adanyakebijakan impor tekstil dari India oleh VOC sekitar abad 17

dan 18 serta sering ditampilkannya pakaian batik dalamp-rertemuan para bangsawan di Batavia pada tahun 1870 -an(Veldhuis en, 1993: 26 -28).

Gaya Ragam Hias Batik (Tifiauat Sinfuol ilat Makna)

Page 60: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Peran pemerintah lain yang mendukung pertumbuhanbatik diwujudkan dengan adanya sarana dan prasarana antaralain:1. Pada tahun L922 di Bandung didirikan "Textiel Instituut en

Batik Proef-Station" (Lembaga Tekstil dan pusat penelitianBatik).

2. Tahun 1930 di Yogyakarta Pemerintah mendirikan"Consultatie Bureau Voor de Nyver heid Tevens BatikProefstation Voor ZuidMiddenJava" (Biro Konsultasi unfukPusat Penelitian Batik di Jawa Tengah bagian Selatan).

Sementara itu, pada masa pemerintahan RepublikIndonesia, dukungan terhadap pertumbuhan batik terlihatdengan didirikan "BalaiPenelitian Batik" pada tahun 1951, yangkemudian balai tersebut diperluas dengan bidang kerajinanpada tahun 1968, sehingga diubah menjadi nama "BalaiPenelitian Batik dan Kerajinan".

Perkembangan bertambah baik lagi terjadi sekitar tahun1950 -an yaitu pada masa pemerintahan Sukarno. Pada saatitu kelestarian batik dilindungi oleh negara. Cara yangditempuh adalah mempermudah para pengusaha batik untukmemperoleh bahan batik, khususnya kain dengan harga yanglebih murah dibanding harga pasaran. Hak impor kain ataubahan baku hanya diberikan pada koperasi batik yang disebutGabungan Koperasi Batik indonesia (GKBI). Di daerah dibentukpula Persatuan Pengusaha Koperasi Primer atau PPBI.

Pada saat ada GKBI dan PPBI para perajinbatik diberbagaitempat mengalami perkembangan yang cukup pesat bahkandi berbagai tempat sentra batik terdapat home industry.Akibatnya di kalangan rumah tangga muncul perajinbatik ataupekerja batik. Proses produksi dapat dilakukan di rumah tanggadan dapat pula disambi dengan pekerjaan lain terutama yang

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauar Sinfuol ilan Makna)

Page 61: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

,lrl,rl..ukan oleh ibu-ibu atau kaum perempuan. Akibatlr rrr1i1la rnya ekspor dan munculnya home industrybankdimana-nr,rr,r rnaka permintaan pasar yang tinggi dapat terpenuhi.

l'erkembangan industri batik yang cukup baik tersebutlr,r'r ryata tak bertahan lama yaifu saat zaman Soeharto berkuasarrr, k i [ :r r tahun 197 }-an, menghilangkan perlindungan terhadapIr r r

1 ror bahan baku. Akibat hal ini harga bahan baku berupa kain

rrr,rkin melonjak tinggi dan ambruk pula GKBI dalamrrrcnghadapi importir swasta yang mempunyai modal besar.( )lt.h karena kekurangan bahan baku maka secara otomatis

;rt,rajin home industry juga gulung tikar.Di samping ambruknya GKBI, munculnya industri batik

rlt.ngan cara batik printing atau cap serta munculnya tekstillrt'rmotifkan motif-motif batik yang dihasilkan mesin denganIt'hnologi yang canggih membuat semakin terpuruknya industriI rl tik secara tradisional.

Situasi pertumbuhan batik cerah kembali, saat adanya,rnjuran atau aturan tak resmi untuk memakai batik pada saatpertemuan - pertemuan resmi atau kenegaraan. Selain itupt:makaian pakaian batik yang dilakukan oleh para pejabattlalam kunjungan ke daerah-daerah secara tidak langsung turutptila mempengaruhi pemakaian untuk acara-acara tertentu.

Namun demikian, kondisi tersebut tak berlangsung lamarlengan munculnya situasi nasional yaitu adanya semangatreformasi yang melanda Indonesia. Daerah Industri batik yangtampak terpengaruh adalah industri batik di sekitar Surakarta.I'Ial ini dikarenakan di Surakarta sering terjadi situasi keamananyang tidak terkendali sedangkan pasar batik di Indonesia yangpaling ramai ada di Kota Surakarta. Oleh karena itu, pada saattersebut, perdagangan batik mengalami kemunduran karenaturunnya permintaan batik dalam pemasaran.

Gayn Ragam Hias Batik (Titjauan Simbol ilat Makna)

Page 62: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Kondisi di atas diperburuk lagi oleh adanya tragedi BomBali 2002 yang cukup membuat industri batik jatuh. Hal inidiungkapkan oleh seorang pedagang di Klaten sebagai berikut:

" . . . .Sebelum adanya Bom Bali, perdagnngan batik di Pulau Baliatau di Surakarta cukup menggembirakan. Satu bulandapat omset jutaan rupiah, tapi setelah tragedi Bali omset

penjualan turun dratis sebulan kurang dari satu jutarupiah. Hal ini dikarenakan banyak turis asing yangenggan datang ke Bali"

Setelah tragedi Bali berlalu, selama dua tahun terakhir ini,Batik bergairah kembali terutama industri batik motifPekalongan atau pesisiran. Sedangkan untuk batik pedalaman,tampaknya masih jalan ditempat.

Perkembangan industri Batik Pesisiran cukupmenggembirakan dikarenakan motif batik pesisiran lebihbervariatif motif dan warnanya sehingga banyak diminati olehpembeli sedangkan batik motif pedalaman jalan ditempatkarena permintaan motif batik pedalaman hanya untukkeperluan resepsi saja. Pendapat ini disampaikan oleh seorangpemerhati batik di Pekalongan sebagai berikut:

"Batik Pekalongan lebih ekspresif dan aariatif dalammotif-motif atau warnanyn sehingga lebih bnnyak pilihanbagi pembeli dan pembeli dalnm membeli batik pesisirantidak untuk keperluan hajatan tetapi lebih untuk mode

sedangknn sekarang ini batik Solo jnlan di tempat karenn

perajinnya kurang kreatif dnn penjualannya kebanyakanhanya untuk keperluan hajatan saja....."

48 Gaya Ragan Hias Batik (Tifiauat Simbol dan Makna)

Page 63: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

ll. l'roses Pembuatan Batik

l . !'crlengkapan MembatikPerlengkapan membatik khususnya batik tulis selama ini

lrrl,rk banyak mengalami perubahan. Oleh karena kekhasanrl,rlam pengerjaanya maka apabila peralatan dan cara

1'r,rrgerjaannya diganti dengan peralatan yang modern maka,rrli sebuah seni batik akan mengalami perubahan.

Peralatan yang dipakai seorang pembatik pada dasarnyarlilragi menjadi dua yaitu peralatan pokok dan peralatanl,rrnbahan.

t. Peralatan Pokok

Peralatan pokok batik adalah suatu peralatan membantiky,r ng keberadaanya sangat vital dalam proses pembuatan motiflr.rtik dalam sebuah kain. AIat membatik ini mengalami;,t'rkembangan sebagai berikut:

l. Canting tulis.

Canting tulis adalah sebuah alat untuk melukis motif-rrxrtif tertentu di atas sebuah kain. Bentuk canting terdiri darilradan atau awak-awak atau nyamplung , cuctrk atau cerat dantangkai yang terbuat dari bambu dengan ujung dipotongrnemanjang yang disesuaikan dengan panjang dan lebar darinuak-awak. Awak-awnkberfungsi sebagai tempat lilin atau malamt'air terbuat dari tembaga berbentuk silinder dengan bagianbawah melebar dan memipih dengan panjang sekitar 3 - 4 cmI iagian bibir atas berlubang berdiameter sekitar L,5 - 2cm, tinggisekitar 3- 4 cm. Ujung dari elips diberi cerat atau arctrkberlubangtiengan panjang sekitar 1 - 2 cm dengan bentuk melengkungl<c' bawah yang berfungsi untuk jalan keluar cairan malnm

49Gtya Ragau Hias Batik (Titjatat Sinfuol dat Makna)

Page 64: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

sehingga membentuk gambar. Ujung elips yang laindimasukkan ke lubang tangkai bambu kecil dengan panjangsekitar8-L0cm.

Gambar:8Canting

Sumber: Koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Di daerah pengkajian ditemukan beberapa macam cantingtulis.1. Berdasar fungsinya canting terdiri dua macam

a. Canting Reng-renganDisebut canting reng-rengan karena canting ini digunakanuntuk mengawali pembuatan pola dasar. Bentuk poladasar biasanya besar-besar dan tidak terlalu rumit,sehingga digunakan canting yang berukuran besar.Pengerjaanya disesuaikan dengan pola yang telah dibuat.Reng - rengan itu sendiri berarti kerangka sehinggapengerjaannya disebut mengengr eng.

50 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dan Makna)

Page 65: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

t"

1r. Canting lsen atau canting terusan.Disebut canting isen atau terusan karena canting iniberfungsi untuk memberi isi pada atau pola dasar sesuaidengan pola yang sudah ditentukan. Bentuk lubangcanting lebih kecil karena untuk mengerjakan pola-polayang rumit.

,1. Ilerdasar besar kecil cucuk canting tulis terdiri dari:l. Canting cerat kecil

Canting cerat kecil biasanya dipakai untuk mengisi polaatau bidang motif.

b. Canting cerat sedangCanting cerat sedang biasanya dipakai untuk membuatpola batik.

c. Canting cerat besarCanting cerat besar di Pekalongan disebut canting popoknn

yang biasanya dipakai untuk membobok bagian kain yangharus tetap ada sesuai dengan keinginan pembatik saatmemberi warna.

,]. Berdasar banyaknya cerat canting tulis terdiri dari:a. Canting Cecekan

Canting Cecekan bercerat tunggal yar.g berfungsi untukmembuat titik-titik kecil atau cecek dan garis-garis kecil.

b. Canting Loron atau CantingSlrltDisebut canting Loron atau Canting S6r6f karenamempunyai cerat dua atau loro. Oleh karena berfungsiuntuk menarik dua garis maka kadang-kadang disebutCanting S6r6t .S6rdt dalam bahasa Jawa berarti menarik.Peletakan cerat di awak - awak disusun bertingkat.

c. Canting Telon atau CantingTeluDisebut canting telon atau canting Teht karena cantingtersebut mempunyai tiga cerat atau dalam bahasa Jawa

()aya Ragam Hias Batik (Tilrjauan Sinbol dan Makrn) 51

Page 66: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

berarti telu cucuk Fungsi canting telon adalah untukmembuat tiga titik atau tiga garis. Peletakan cerat padaawak-awak disusun dengan bentuk segi tiga.

d. Canting Prapatan

Jenis canting prapatan ini mempunyai cerat empat buah.Fungsinya adalah untuk membuat empat titik kecil-kecilyang berbentuk bujur sangkar sebagai pengisi bidang.

e. Canting LimanLiman berasal dari kata lima. Oleh karena itu canting limanberarti canting tersebut mempunyai lima cerat. Fungsinyaadalah untuk membuat empat buah titik kecil yangberbentuk bujur sangkar dan satu titik lagi terdapat ditengah bujur sangkar.

f. Canting RentengRenteng berarti rangkaian sesuatu yang berjejer. Cantingrenteng berarti alat batik yang berfungsi untuk membuatgaris atau titik secara berjejer. ]enis canting ini biasanyabercucuk genap, yaitu empat buah cerat atau lebih;biasanya paling banyak enam buah cerat yang tersusundari bawah ke atas.

g. CantingByokCanting Byokialahcanting yang bercucuk tujuh buah atauIebih. Oleh kerena jumlah cerat berjumlah tujuh makakadang-kadang dikenal pula dengan nama canting cecek

pitu ataucanting tujuh. Fungsi Canting Byokadalah untukmembuat titik-titik sesuai keinginan.

2. Canting Cap.

Canting cap adalah alat membantik dari bahan tembagayang umumnya berukuran 20 cm x 20 cm atat24 x 24 cm atausesuai dengan keinginan maupun bentuk motif. Lempengan

Gaya Ragan Hias Bntik (Tinjarnt Sinfuol dnn Maktm)

Page 67: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

lr,r rrbaga tersebut disusun berhimpitan sehingga membentukrrrrrliI tertentu. Pada bagian atas penera diberi pegangan yangI'r'r'ltrngsi sebagai pegangan. Peneranya dibuat dua buah yaiturrrrlrrk sisi kain bagian atas dan satunya lagi untuk sisi kainlr,r1,,ian bawah. Jadi kalau kedua penera tersebut disafukan akantrrr,rupakan satu motif. Penera tersebut pada bagian atasllrrlapat pegangan yang berfungsi untuk pegangan saatn rr,rrerakan atau mencapkan pada kain. Dilihatbentuknya makar,rrrting cap dan penggunaanya maka tidak dapat disebuttrclrttah canting.

,1. ('tnting Cap Kayu

Selain canting cap dari tembaga terdapat pula canting caprl,rri kayu. Canting cap ini bentuknya seperti stempel yaitulr,r l.rngan kayu kecil dengan bentuk persegi empat atau silindery,rng bawahnya diberi pola motif tertentu. Cara membatiknyay,ritu alat batik dicelupkan pada lilin cair kemudian diterakan,rl,ru dicapkan ke kain. Oleh karena itu apabila dilihat darilrt'rrtuk alat dan cara membantiknya alat ini tak dapat disebutt',rnting.

'1. Canting Elektris.

Perkembangan bentuk canting tulis yang lebih modern,rtlarlah Canting tulis elektris. Canting tulis elektris apabilar li lihat bagian-bagiannya maka jenis alat membatik ini hampirs.una dengan alat canting tradisional yaitu ada tempat untuknr()nampung lilin cair, cerat dan pegangan. Penggunaan alatirri cara kerjanya dihubungkan dengan listrik

t)uya Rngam Hias Batik (Tinjauan Sinrbol dan Makta) 53

Page 68: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar 9

Canting cap dengan Pegangan

Sumber: Koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gambar:10Canting Cap, Motif Kawung dan Semen

Sumber: Koleksi Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Tfujauan Sinfuol ilan Makta)54

Page 69: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

, l'r'r 1t11flvs1n Canting, sikat, kuss dll.

l't'nggunaan canting tulis dalam perkembangannya, I r r , r r i.rsikan dengan alat kuas, sikat, sisir dan lain sebagainya.',,rl,rlr satu cara penggunaan alat sikat misalnya yaitu sikat, Irrr r,rsukkan dalam cairan lilin kemudian digesekkan pada sisir,rl,rrr tiiterakan pada kain. Sementara itu kuas dipergunakanr rr r I r r k memblok pola atau menutup pola tertentu sesuai denganl.r,rrrliinan.

h l'ualatan Tambahan

llerdasarkan pengamatan di lapangan, alat tambahan yang,lrlirrnakan untuk membatik ada beberapa macam, /aitu:

l. ()truangan

Gambar:11Cawangan

Sumber: Koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

r )rryt Ragnm Hirc Batik (Tinjauar Simbol dan Makna) 55

Page 70: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Sumber: Koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito l

56 Gaya RagamHias Batik (Tirjaran Simbol ilan Makna)

Page 71: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

r

I tl ttglo

Untuk menjaga kestabilan suhu pemanas lilin, digunakan,rl,rl khusus. Alat untuk perapian biasanya dibuat dari tanahlr,rl yarng disebut Anglo. Anglo tersebut berbahan bakar dari11 l,lllfl.

Pada saat ini penggunaan anglo telah mengalami

I'r'r'rrbahan yaitu diganti dengan kompor. Kompor adalah alat

lrlr'.rpianyang terbuat dari logam atau seng denganbahanbakarrl,u'i minyak tanah. Seorang perajin yang mengganti komporI rr,r'pendapat sebagai berikut:

" .... dengan ffienggunakankompor kita tidak direpotknn untukttgipasi api. Untuk membesarknn api kita cukup mengatur:;umbukompor saja"

,1, l'apas

Tepas adalah alat yang dipakai untuk membesarkan bara,r1ri di angglo. Bahan yang digunakan untuk membuat Tepasirrlirlah bambu. Bambu dibelah tipis-tipis kemudian dibentukrl'srrai dengan keinginan. Ukuran pembuatan tepas tak adarrkuran yang baku tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dankt'inginan. Pada ujung Tepas biasanya diberi pegangan darikulit bambu atau dari menjalin. Di dalam perkembangannya/lrrngsi tepas diganti dengan kipas angin elektris.

,'t. Ktlfis

Alat ini terdiri dari tangkai yang terbuat dari kayu keciltlt'ngan bentuk silinder dengan panjang 15 - 30 cm. PadarrjLrngnya ada serabut kecil yang terbuat dari ijuk atau rambutr;irrtetis dengan ukuran sekitar 0,5 - 1 cm. Alat ini berfungsirrrrtuk membuat batik gaya abstrak atau menutup blok yanglrcsar. Alat yang menyerupai kuas ini disebut juga Jenggol,

()tqa Ragam Hias Batik (Tifiauan Simbol ilnn Makna)

Page 72: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

namun ujung |enggol dibuat dari kumpulan atau untabenang. Sedangkan di daerah Pekalongan alatberupa kuasterbuat dari bambu dan ujungnya diikat dengan kain yangdisebut kowolon.

Gambar: L3

Kuas

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

6. Lilin atsu Malam

Lilin berfungsi untuk menutup bidang atau pola batikterhadap warna-warna yang tidak diinginkan. Pengerjaanpenutupan bidang atau pola batik tergantung jumlah warnayang dinginkan. Kain Batik yang memiliki variasi tiga warna,maka proses penutupan pola batik dilakukan tiga kali. Lilinuntuk membatik oleh masyarakat disebut malam. Bahanpembuatan malam terdiri dari: Gondorukem, mata kucing,parafin, lilin lebah, lemak serta damar.

58 Gayn RagamHias Batik (Tirjaran Sinbol dat Makra)

Page 73: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:14Malam Batik

Sumber:Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Mcnurut bahan malam yang dibuat maka malam terdiri dari:

l. Malnm alam

Mslam alam adalah mnlnm yang diambil dari alam yaitu:i(rrang lebah atau tawon. ]enis malam dari lebah atau tawonya r-rg banyak dicari adalah mnlnm lebah atau tawon yang disebut'l'nln dari palembang dan malam lebah Klanceng. Adapun('aranya adalah sarang lebah atau tala tawon dipisahkan daritclor lebah dengan direbus.

'). Malambuatan

Malnm buatan yaitu malam yang dibuat di pabrik denganrnenggunakan bahan baku campuran, terdiri antara lain:rrrinyak latung, gondorukem, parafin dll. Adapun jenis malam

irri seperti: Malnm Timur, Mnlnm Putih, Malam Kuning, MalamSongkal dll.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjaunn Sinfuol dan Makra)

Page 74: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Menurut sifat dan kegunaannya maka malnm terdiri dari:

7. Malam Tembokqn

Malam Tembokan berwarna agak kecoklatan, mempunyaisifat kental dan dipakai untuk membatik tembokan ataumbliriki. Oleh karena biasanya berguna untuk menutup blokwarna putih maka malam yang dipakai yaitu malam putih danmalam kuning sertakeplak . Keplak yaitu salah satu jenis bahancampuran untuk membuat malnm-

2. Malam Carik

MnlamCarik berwarna agak kekuningan dan mempunyaisifat lentur, tidak mudah retak. Oleh karena kualitasnya baikmaka jenis ini dipakai untuk membuat batik halus atau kainyang dipakai kain yang baik sejenis sutera.

3. Malam Gambar

Malnm Gambar berwarna kuning kepucatan danmempunyai sifat mudah retak. Oleh karena mudah retak makadipakai untuk membuat warna motif remekan atau efek warnapada motif yang retak-retak.

4. Malam Biron

Biron berasal dari bahasa ]awa yang berarti biru. MalamBiron dipakai untuk menyebut malam yang untuk menutupwarna biru. Malam jenis ini berwarna agak coklat tua.

7. Saringan malam

Saringan malam mempunyai fungsi untuk menyaringmalam panas yang banyak kotorannya. Malam cair apabiladisaring akan mempermudah mengalirnyamalam pada cucukcanting saat digunakan untuk membatik.

60 Gaya RtganHias Batik (Tinjauan Simbol dar Makna)

Page 75: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Saringan malam berbentuk lingkaran mencekung danl,r'r bingkai serta mempunyai tangkai. Saringanbiasanya terbuatr l,u'i logam dengan lubang kecil-kecil. Dipilih logam karena takrrrrrtlah putus atau meleleh jika dicelupkan pada malam yangrrrcndidih.

li (.lemek

Clemek adalah alat penutup paha pembatik agar tidaklr'r'l<.ena tetesan malam panas pada saat canting ditiup. Clemeklrr,rsanyd terbuat dari kain dengan ukuran 50 - 100 cm.

't l)ingklik atau lincak

Dingklik ataulincak fungsinya sama yaitu sebagai tempattlrrrluk pembatik. Bahan pembuat dingklik dapat berupa kayunr.rupun plastik. Tinggi dingklik sekitar 15 - 30 cm. Adapunlrt'ntuk dingklik dapat persegi panjang maupun bulat. Namunrlcrnikian kadang-kadang pembatik tak mempergunakan,lrrrgklik tetapi mereka beralaskan tikar.

Gambar: 15

Dingklik

Sumber: Museum jawa Tengah Ronggowarsitot irtyr Ragan Hias Batik (Tinjauan Sinrbol dan Makna) 61,

Page 76: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

2. Proses Membatik

a. Tahap Persiapan membatik

Seorang pembatik sebelum melakukan aktivitas membatikia akan mempersiapkan peralatan pokok dan peralatantambahan yang hendak dipakai dan kain yang akan dibatik.;Peralatan tersebut yaitu:

7. Anglo ataukompor serta wnjnn

Alat alat tersebut harus sudah siap pada saat membatik.Nyala api atau bara api harus dinyalakan sedemikian rupasehingga menghasilkan panas yang cukup guna mencairkanmalam. Malam ditunggu sampai cukup panasnya. Untukmengetahui kondisi panas malam yang tepat maka harusdisesuaikan dengan tebal tipisnya kain yang akan dibatik. Cara

yang dipakai yaitu canting yang telah diisi cairan malam

dicobakan terlebih dahulu pada tepi kain. Kalau kondisi malam

terlalu mendidih atau ketuaan pada saat malam diteteskan.Pada kain maka cairan malam akan merembet atau merembaskemana-mana. Kalau kondisi malam kurang panas ataukemudaan maka cairan malam tidak tembus pada bagianbelakang kain. Sedangkan keadaan panas malam yang baikadalah bila diteteskan pada kain, malam tidak merembeskemana-mana dan tembus pada bagian belakang kain sertabagian depan kain terdapat malam yang tebal.

2. Kain,

Bahan kain polos yang telah dipola harus dipersiapkandan telah ada di atas Gawangan dekat anglo. Gawangan beradadi depan pembatik dan anglo terdapat disisi kanan pembatik.Orang yang pekerjaannya membatik disebut pengobeng.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna)

Page 77: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

h,'l'ahap membatik

Setelah semua peralatan pokok dan tambahan disiapkan,:i('orang pembatik mulai melakukan pekerjaannya. Prosesrrrt.mbatik di Nusantara pada prinsipnya merupakan teknikIrrtup celup atauresist dyed tehniques.

Berdasarkan pengamatan di lapangan maka terlihatlrt'berapa cara membatik yaitu:

l. Ditulis

Dalam proses membatik dengan cara menulis, makari(,orang pembatik pertama-tama memegang alat batik berupar',r rrting. Cara memegang canting yaitu semua jari-jari diletakanplda tangkai canting dengan jari telunjuk berada di atas.Aprabila canting telah terisi malam maka canting diusahakantlalam keadaan horis'ontal agar cairan lilin dalam awak-nwakataut t ynmplung tidak tumpah.

Setelah canting dipegang dengan benar maka cantingtlicelupkan pada wajan yang berisi cairan malnm mendidih.Apabila bagian awak-awak ataunyamplung telah penuh barulaht'anting diangkat dan siap untuk dituliskan pada kain. Namuntlcmikian sebelum cairan malam dituliskan pada kain, makat'trcuk canting ditiup terlebih dahulu sampai terdengar suararrngin yali.g keluar dari nyamphmg atau tempat cairan malam.Apabila tak terdengar suara angin gelembung udara makaberarti lubang cucuk tersumbat dan perlu ditusuk dengan jarumatau ijuk. Maksud peniupan cucuk canting adalah agar cairanyang berada diujung cucuk tidak cepat menetes sebelumditempelkan pada kain mori dan untuk mengontrol lubangctrcuk tersumbat oleh malam yang telah mengental.

Cairan malam di canting yang telah siap dituliskan padakain maka telapak tangan kiri pengobeng dengan keadaan

()nya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dat Makna)

Page 78: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

terbuka berada di balik kain. Telapak tangan tersebutdimaksudkan sebagai alas bagi kain yang akan ditulis dandipakai untuk menggerakkan atau menggulung bagian kainyang telah dibatik ke balik gaTt)angan. Kain yang akan ditulisdimulai dari atas kemudian ke bawah dari bentangan kain yanglberada di depan pengobeng Apabila cairan malam yang adajdalam canting telah habis dipakai membatik rnaka nyadiisi ulang kembali sampai akhirnya selesai dalambatik.

2. Dicap

Alat yang dipergunakan dalam proses membatik dencara cap adalah lempengan tembaga berbentuk cap yang babawahnya terdapat gulungan tembaga dengan motif-motertentu. Guna mempermudah pengerjaan, biasanyadibuat dua buah dengan bentuk motif terdiri dari dua sisidari suatu motif yang saling berkelanjutan.

Cara pengerjaannya adalah di atas anglo diletakgrengseng datar, di dalamnya diletakan lempenganyang berlubang-lubang ukuran 30 cm x 3m. Guna Itembaga ialah agar panasnya merata sehingga malamdihisap oleh kain kasar. Setelah cukup panas, pmemegang kedua penera kemudian ditaruh di atas kainada di atas meja dan diberi malam. Pemberian malam dipenera diusahakan tidak terlalu banyak. Pada saat pembamereka sangat memperhatikan sambungan sisi masinmotif yang dalam istilah batik disebut sanggit.Sisi bagianharus ada hubungan dengan bagian sisi atas. Sisi bagianharus ada hubungannya dengan motif yang ada di sisikanan.

Agar mnlam pada kain tak menempel di meja maka

64 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjnuat Sinbol dafl

Page 79: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

dibalut kain blaco kemudian dibasahi dengan air dan ditaburipasir.

Cara menjalankan canting cap antara lain:

1. Sistem Tubruknn

Sistem menjalankan batik cap dengan cara menggeserkancanting satu langkah ke kanan atau ke muka.

2. Sistem Onda - ende

Sistem menjalankan batik cap dengan cara menggeserkansetengah langkah ke kanan atau ke muka

3. Sistem Parang

Sistem menjalankan batik cap dengan cara menggeserkancanting setengah langkah ke kanan atau ke muka dengan arahgaris miring. Hasil cetakan disebut Batik Parang.

{. Sistem Berputar atau mubeng

Sistem menjalankan canting cap dengan caramenggeserkan canting dengan membentuk lingkaran. Salahsatu sudut dari canting cap tetap terletak pada satu titik,setengah langkah ke kanan atau ke muka.

5. Sistem ]alan bersama atatmlampah sareng.

Sistem menjalankan dua buah canting cap yang bermotifberkelanjutan dengan cara berdampingan.

3. Dilukis

Alat yang dipakai dalam proses membatik dengan caramelukis yaitu kuas, sisir maupun canting tulis. Membatikdengan cara melukis merupakan perkembangan dari teknikmelukis. Pada proses ini tanpa membuat pola terlebih dahulu.

Gaya Ragattt Hias Batik (Tinjauan Simbol ilar Mnkna) 65

Page 80: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Cara pengerjaa'lyu seperti seorang pelukis memainkankuasnya pada lembaran tui., "u-rn dem kian kalau seorangpelukis memainkal.k"u: au"grn .ut warna yang bent arna_

H::'-T:II|;lbr,rik metukis X".,sun menssunakan kuas danmenggunakan media cairan morril. Guna menambai ;#Jmotif kain maka pembatik juga menggunakan peralatanmembatik lainnya.Pada dasarr

langkah yaitu: tya Proses pembatikan melalui beberapa

1. Membatikkerongka

Seorang pembatik akan memulai membatik denganmengikuti garis_garis batas berdasark,. ;;i;;ang ditulisdengan pens, atau tanpa pora. pekerjaan membatik ini denganmenggunakan cant ing r eig_r engan atau. klowongan r"a".rgtu.orang yang membuat gambar -atau pola arri i""ril tersebutdikenal dengan nama titcang st nlging.

o,o"r,or"#l:HJffi kuraig uf;f;, pot, motir batik sangat

au".rnp"ffi;ir;'^'"' engerjaannya' Di berbagai

tersebut telah di :yu.Ipola-polamouf baukdaerah Kratenr;, yubanyak o"*f:lll ;i:il #lT.,Xlll,iyang telah ada pol J L

tatil yang."tirf anatauperusahaan

mempunyai miha k Pembatik Yang tak,"rrri keinginannya. Cara membatik r*#'r1ffil'"fli1:tersebut disebut memola utuu orgr:romang.

66 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauart Sittrbol darr Makla)

Page 81: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:16Wanita mempola kain

Sumber; MuSeum Jawa Tengah Ronggowarsito

Selain cara membatik dengan memakai pola, ada pulamembatik tanpa menggunakan pola. Biasanya pembatik dengantanpa pola sudah memiliki keahlian atau kemahiran pembatik.Selain itu, pembatik juga sudah berpengalarrian dalammenciptakan motif atau mengetahui motif-r,notif batik. Caramembatik tanpa pola tersebut disebutngrujak atau ngurak atauanjarang. Hasil batikan dengan cara mola dan ngrujak disebutbatikan kosongan. Batikan kosongan atau klowongan ininantinya merupakan kerangkan dari motif batik.

Untuk batik sogan bekas malam batikan dalam batikklowongan akan menjadi warna soga atau coklat.

Pembatikan dengan cara cap maka pelaksanaannya tanpamenggunakan pola karena motif batik telah ada dalam captersebut

67Gaya Ragam Hias Batik (Thjauan Sinbol dat Mahta)

Page 82: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

.). N p iscn-iseni

3. Nerusi

58 Gaya Ragan Hias Batik (Tinjarran Simbol dan Makrra)

Page 83: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I Nembok

Warna sebuah batikan dapat bermacam sesuai dengankt'inginan. Untuk mendapat hasil warna pada sela - sela motif

lrokok batik maka langkah yang diambil adalah warna motify,rng tidak kita kehendaki ditutup dengan malam. Proses initlalam istitah pembatikan disebut nembok.Oleh karena biasanyaIrirgian ini lebar maka dipakailah canting yang bercucuk besar.

Gambar: L7

Kain Tembokan

Sumber: Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

5. Mbliriki

Agar didapat hasil yang baik pada saat nemboki makadilakukan tahap mbliriki yaitu nerusi tembokan agar bagiantersebut tertutup sungguh-sungguh.

c. Tahap Pemberian warna pada kain

Untuk mewujudkan warna batikan maka dilakukan

69Gayn Ragan Hias Batik (Tirjauan Sinfuol ilat Makta)

Page 84: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

l)('nc('lupan pada warna sesuai dengan keinginan. Bahanpewarna tersebut dapat berasal dari tumbuhan dan bahankimia. Warna merah misalnya diambil dari buah Pace yangbanyak tersebar di daerah pesisir, warna coklat diambil darikulit pohon Gambir, daun Teh, kulit pohon Jambal, warnaKuning dari tumbuhan Soga, Kunir, Warna hijau campuran.jarak Kepyar dan Kunir dan masih banyak lagi jenis tumbuhanpewarna lainnya yang tersebar di |awa.

Warna - warna yar.g dihasilkan oleh tumbuhan tersebutdipengaruhi oleh asal daerah tumbuhan hidup. Warna merahyang dihasilkan dari buah Pace di daerah pantai akan laindengan warna merah dari buah Pace yang ada di daerahpegunungan atau pedalaman.

Ada berbagai macam cara perwarnaan pada kain batikantara lain:

1. Celrryan

Celupan adalah pemberian warna kain yang telah dicapklowong dan dicap tembok atau selesai ditulis dengan dengancara dicelupkan pada kolam yang beisi zat pewarna. Caratersebut dikenal dengan sistem medel atau wedel . Untuk kainsogan kerokan, pengerjaan medel atau wedel dimaksudkanuntuk mendapatkan warna yang pertama. Umumnya wedel

menggunakan zatwarna Nila. Pengerjaan ini dilakukan secara

berulang-ulang sampai mencapai warna yang cukup tua.Khusus batik-batik pesisiran seperti batik Pekalongan, batikLasem dan lain-lain, warna dasar tidak dhpedel tetapi sebagaigantinya diberi warna yang lain seperti warna hijau, violet,merah, kuning, oranye dan lain-lain. Oleh karena warnatersebut tidak berubah sampai proses jadi maka warna yangtelah dibuat, ditutup dengan malam setiap proses penambahanwarna.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 85: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I

' ('oletnn atau dulitan

Coletan atau dulitan adalah pemberian warna denganrr rt'rrguaskanzatpewarna tertentu pada bidang kain yang telahr I i lra tas oleh garis-garis lilin. Fungsi dari mslam tersebut adalahrrrt'mbatasi warna agar tidak merembes ke mana-mana. Dirl.rerah sekitar Lasem cara ini kadang-kadang disebut dulitankarena terpengaruh cara pewarnaan dari daerah Gresik.

,l Menggadung

Menggadurzg adalah pewarnaan kain batik dengan caratlisiram. Kain diletakkan terbuka rata di atas papan atau mejakemudian disiram dengan larutan zat warna. Pewarnaantlengan menggaduns di Pekalongan untuk memberi warna padakain batik sarung atau batik Buketan.

d. Tahap Penghilangan Malam

Proses penghilan gan mnl nm

dilakukan secara sebagaian atautersebut terdiri dari:

yang menempel pada batikkeseluruhan. Pemprosesan

1. Mengerok

Mengerok yaitu menghilangkan malam sebagian dengancara melepaskan malam pada tempat-tempat tertentu dengancara menggaruk. Pengerjaan ini disebut ngerok atau ngerik. DiSurakarta atau di Klaten proses ini dilakukan setelah kaindiwedel. Maksud pengerokan kain adalah untuk membuka kainyang telah dimalam dan selanjutnya diberi warna sesuai dengankeinginan, yaitu Soga atau warna coklat.

2. Lorodan )

Lorodan yaitu penghilangan malqm batik secarakeseluruhan dengan cara memasukkan ke dalam air panas

Gaya Ragam Hias Batik (Tifiauan Simbol dan Makna) 71,

Page 86: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

sehingga malam lepas dari kain. Untuk kain jenis sutra atautetoran pencelupan dilakukan dengan minyak tanah ataubensin. Warna yang telah dikehendaki dan tidakboleh tertindihwarna lain ditutup kembali dengan malam.Proses penghilanganmalam secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batikdisebut mbabar atau ngebyok Prcses ini banyak terdapat diBanyumas dan Pckalongan.

3. Menggasak

Menggasak yaitu menghilangkan malam batik dari kainpada bagian-bagian tertentu yang dianggap salah. Caranyaadalah melelehkan malam batik yang menempel. Alat yangdipakai lempengan besi atau logam yang telah dipanaskan.

C. Pekerja Batik

Pada proses pembuatan batik banyak pekerj a yang terlibat.Keterlibatan itu berlangsung sejak proses produksi batik hinggapendistribusiannya. Orang-orang yang terlibat tersebut dapatdibedakan berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki.

1. Pekerja batik Perempuan

Proses produksi batik tulis banyak dikerjakan oleh kaumperempuan. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap mempoladan membatik. Pada tahap ini berdasarkan pengamatan dilapangan sebagian besar dikerjakan oleh perempuan danhampir dapat dikatakan kaum laki-laki tak ada yangmengerjakan. Namun demikian, setelah canting cap dikenal dimasyarakat kaum laki-laki juga terlibat dalam prosespembatikan.

Pada tahap mempola dan.membatik banyak dilakukanoleh kaum perempuan kemungkinan dikarenakan kaum

72 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauat Sintbol dan Makta)

Page 87: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

[)erempuan lebih teliti, sabar dalam mengerjakannya. Hal initliutarakan seorang juragan batik di Pekalongan sebagai berikut:

".... Yang banyak mempola dan membatik ini adalah kaumperempufln, karena mereka lebih sabar dan teliti. Hal inidiknr enaknn dalam membatik butuh ketelitian dan kesabar an. "

Hal ini dibenarkan oleh seorang pengamat batik dil'ekalongan sebagai berikut:

" . . . . . setelah dikenal batik cap , knum laki-lnki mulai menger jakanmembatik karena dalam batik cap membutuhkan tenaga yangkuat dalam penger j aanny a"

Gambar:18Wanita pembatik

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Secara umum pembatikan yang dilakukan olehL)erempuan ada yang dikerjakan ditempat pengusaha batik danlda yang dibawa pulang ke rumah sambil mengerjakanpekerjaan rumah tangga lainnya. Seteiah sebuah kain batik

()aya Ragam Hias Batik (Tifiauan Sinrbol ilan Mnkna)

Page 88: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

selesai dikerjakan/ proses penjualanbanyak pula dilakukan olehkaum perempuan. Hal tersebut terlihat diberbagai pasar tempatmenjual batik. Di pasar grosir batik di Pekalongan misahyapara penjual batik banyak dilakukan oleh kaum perempuandan hanya sedikit yang dijual atau ditunggui oleh kaum laki-laki. Demikian pula Pasar Klewer di Solo, hampir semuapedagang batik dikerjakan oleh kaum perempuan dan hanyasebagian kecil kios pasar yang ditunggui oleh kaum laki{aki.

Gambar:1,9Wanita Penjual Batik

Sumber: Traditional Indonesian Textiles L992

Secara umum laki-laki ya g menunggu atau menjual batikdi kios pasar atau toko dilakukan hanya sementara ataumengganti kaum perempuan yang mungkin karena sesuatu halmereka tidak dapat menunggui atau menjual dagangannya.

Selain penjual di tempat kios, atau pasar/ pedagang batikkeliling pun banyrk y*g dikerjakan oleh kaum perempuan.

Gaya Ragam Hias Bstik (Thjauar Simbol dan Makna)74

Page 89: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:20Pekerja Pria Mewarnai

Sumber: Dirjenbud, DePdiknas 2000

2. Pekerja Batik Laki-laki

Proses produksi sebuah kain batik yang dikerjakan oleh

kaum laki-laki adalah pada tahap pencelupan. Berdasarkan

pengamatan di lapangan hampir sebagian besar pekerja dalam

proses pencelupan atau pewarnaan dilakukan oleh kaum laki-laki. Hal ini dikarenakan datam proses ini tidak menrbutuhkanketelitian atau kesabaran tetapi membutuhkan tenaga yang kuatuntuk mengangkatbatik dalam ember Pewarna dan kemudianmen]emurnya.

Caya Ragam Hias Bstik (Titjmmt Silnbol dat Makna) 75

Page 90: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

D. Perdagangan Batik

Perdagangan kain sudah ada jauh sebelum Belanda datangdi Nusantara. Ketika Belanda datang, mereka membentukVereenigde Oost Indische Companie atau VOC untukmemonopoli perdagangan di daerah jajahannya terutama Jawa.Monopoli tersebtrt diawali dengan perjanjian dengan penguasamataram pada bulan Oktober 1.677. Raja Mataram adalahpenguasa semua Pulau Jawa terkecuali Batavia, Ommelanden

yaitu area yang bersebelahan melingkupi Batavia, dan yangremotest bagian-bagian dari Pulau Jawa Barat. Pada saatperjanjian tersebut, sebagai pertukaran dengan membeli beras,VOC menerima kemutlakan hak-hakuntuk memasukan segalamacam kain termasuk kain berpola atau semacam batik(Veldhuisen,7993:79)

Pada saat itu, produksi batik yang ada di ]awa masihbelum diperdagangkan secara komersial. Alasannya karenapara perajin membuatbatik hanya untuk kebutuhannya sendirisedangkan bagi para bangsawan lebih menyukai kain impordari India. Kemudian sekitar permulaan,abad 19 setelah kota-kota perdagangan di Jawa seperti Batavia, Semarang maupllnSurabaya meningkat penduduknya baik oleh karena mencaripekerjaan maupun sebagai tempat berkumpulnya parapedagang dari berbagai golongan dan dipakainya batikdisegala lapisan masyarakat maka mulailah batik diproduksiuntuk kepentingan komersial.

Menurut Thomas Stamford yang berbicara tentang sejarahPulau lawa, kain Batik di Jawa telah diproduksi dandiperdagangkan sekitar 1800. Menurut Rafles yang menjabatGubernur Pulau Jawa sekitar 1811-1816 menuturkan bahwatekstil komersil diproduksi di Pulau lawa dengan metodeproduksi seperti orang India dan mencoba untuk meniru jenis

75 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjmnt Sinfuol ilan Makna)

Page 91: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tcrtentu kain orang India yaitu menyerupai batik. Sebagaipemenuhan tuntutan akan batik bagi masyarakat berbagai caraclilakukan untuk kecepatan proses produksi

Batik-batik yang dihasilkan dari daerah Pantai Utaraseperti Pekalongan maupun Lasem ditukar tambah denganbarang lain di Batavia. Pada saat itu, kelompok pentingpelanggan untuk batik ini adalah wanita-wanita Indo-Eropa.l'ada saat itu kain batik berbentuk sarong dipakai di rumahbahkan juga sebagai suatu alternatif rok formal, sebagai gantikerindtran katun berpola warna dari India (Veldhuisen,1993:26).

Pada tahun sekitar 1800 pedagang Cina dan pedagangArab ya g berada di Pantai Utara Jawa memborong batikbuatan industri rakyat di daerah Pekalongan dan Lasem.Ramainya perdagangan tersebut lebih semarak lagi denganrobohnya industri tekstil dari India akibat masuknya industritekstil dari Eropa atau Inggris akibat adanya tekstil buatanmesin.

Kedua kelompok pedagang tersebut aktif berdagang daribahan baku yang diperlukan untuk membuatbatik seperti kainkapas putih, lilin, damar dan lain-lain serta pemberianpinjamam uang untuk modal produksi (Veldhuisen,1993:28 -

291

Melalui suatu sistem pembayaran di muka, pedagang Cinadan pedagang Arab bisa memaksa wanita-wanita untukrneningkatkan produksi batik. Penggunaan sistem inidiantaranya kain sebagai bahan membatik diberikan oleh parawanita pembatik dan setelah selesai dibatik barulah upahdiberikan. Upah kerja sistem ini sudah ditetapkan terlebihdahulu saat menerima bahan kain polosan. Sistem yang keduaadalah uang diberikan kepada wanita pembatik sebagai upah

Caya Ragam Hias Batik (Tinjauar Sinrbol dan Maktn) 77

Page 92: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

membatiknya dan kain yang sudah selesai dibatik barudiserahkan ke pemodal. Semua proses produksi tersebutdiawasi oleh pemodal dengan maksud kualitas tetap terjagadan memenuhi selera pemodal. Sistem inibagi pedagang sangatmenguntungkan tapi bagi pekerja batik kurangmenguntungkan karena pekerja tidak dapat memainkan hargasebuah karya batik dan bahkan dapat dikatakan biaya tenagakerja hampir tidak tercakup di harga penjualan.

Perdagangan yang dilakukan oleh pedagang Cina danpedagang Arab tak hanya di kawasan pesisir utara sajamelainkan juga merambah ke daerah pedalaman yaitu kota-kota di sekitar Surakarta dan Yogyakarta. Dengan munculnyapara pedagang tersebut menyebabkan pembatik yang bekerjahanya untuk kepentingan sendiri atau mencukupi kebutuhankalangan keraton mulai diproduksi untuk usaha komersial danbanyak muncul usaha-usaha batik. Akibat hal ini di pasaranseperti Pasar Klewer sudah mengenal perdagangan batik.

Perdaganganbatik diJawabertambah ramai lagi pada saatjalur kereta api di pesisir utara selesai dibuat sekitar tahun 1880.

Pembangunan jalur kereta api ke Timur dari Semarang-Joeanamempermudah angkutan perdagangan batik Lasem untukdibawa ke Semarang. Melalui pelabuhan Semarang inilah batik-batik diperdagangkan ke berbagai daerah di pelosok tanah air.Oleh karena itulah di daerah ]ambi, Bengkulu dan lain-laindapat dijumpai Batik Laseman yang bermotif Locan(Veldhuisen 1993: 39, 58).

Selain usaha perdagangan batik yang dilakukan olehpedagang Cina maupun pedagang Arab, muncul pulapengusaha dari kalangan orang Belanda. Di antara pengusahabatik tersebut adalah Mrs Van Oosterom. Mrs van Oosterommendirikan pabrik batik di Ungaran pada tahun 1845 untuk

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 93: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

mencukupi kebutuhan batik kaum bangsawan Belanda maupundi ekspor ke Eropa. Usaha Batik yang dilakukan Mrs. vanOosterom di Ungaran diperluas lagi ke daerah Salatiga danSurakarta. Di daerah tersebut itulah Mrs. Van Oosterommendapat persaingan usaha batik. Selain memperluas usahanyake Surakarta ia juga memperluas dan mendirikan pabrik Batikdi Banyumas.

Untuk memperkenalkanbatik di dunia internasional VanOosterom ikut pameran kain tradisional di Nendherlan padatahun L867. Pada saat itu para pengunjung terkagum-kagumterhadap batik dari Indonesia.

Gambar:21Batik Motif Hokokai

Sumber: Museum Jawa Tengah RonggowarsitoUsaha perdagangan batik sudah begitu ramai tampaknya

mulai agak tertekan dalam penjualan saat kedatangan Jepangdi Jawa. Pada saat itu, semua produk batik yang berbau Belandaberusaha dihambat perkembangannya dan diajurkan kepada

Caya Ragam Hias Botik (Tinjauan Simbol dan Makna) 79

Page 94: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

para pengusaha batik untuk memenuhi selera ]epang. Olehkarena itulah para pengusaha seperi Mrs. van Oosterom pindahke Pekalongan dan mendirikan pabrik batik dengan corakragam hias sesuai motif dengan keinginan selera masyarakat

Jepang. Pada saat inilah muncul Batik Pekalongan dengan motif]ava Hokokai. Batik itu tidak hanya untuk memenuhipermintaan kain batik dengan corak nuasa pemandangan alammasyarakat di Jepang saja tetapi juga untuk memenuhi sandangbagi pemerintah jajahan Jepang (Veldhuisen,1993: 145).

E. Cara Berdagang

Perdagangan batik yang ada di Jawa terkait erat dengancara seorang pedagang dalam menjajakan barang dagangannya.Cara menjajakan barang dagangannya juga terkait dengansebuah pasar.

Sebagian pedagang, khususnya pedagang kecil biasanyamembeli barang atau kulaknn ke sebuah pasar, juragan maupunperajin batik. Mereka membeli batik dengan bentuk boronganatau eceran. Pada saat Kulakan mereka kadangkala membelidengan cara menghutang terlebih dahulu maupun dengansecara tunai. Adapun secara tunai kemungkinan mereka sudahdipercaya oleh pihak si empunya batik. Sedangkan cara tunaikemungkinan mereka belum dikenal atau belum dipercaya olehsi empunya batik. Namun demikian, biasanya setelah berkali-kali telah mengadakan transaksi jual beli mereka dipercayauntuk membayar sebagian barang yang dibeli dan akanmelunasinya setelah barang ifu lunas atau pada saat merekakulakan kembali.

Setelah mereka mendapat barang dari hasil kulakan dipasar, juragan atau pembatik langsung, barang-barang tersebutkemudian dijajakan ke pembeli. Cara menjajakan yaitu dengan

80 Gaya Ragam Hias Batik (Titjatan Sinfuol dan Makna)

Page 95: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

n)cmbuka toko maupun berjualan keliling, masuk desa keluarr lcsa.

Cara menjajakan barang di toko, biasaya dilakukan olehpcnjual dengan modal menengah ke atas dan memeliki lokasiyang strategis seperti di tepi jalan besar, maupun ditempat yangrr-rudah dijangkau oleh pembeli. Toko yang agak besar biasanyapemilik toko memperkerjakan karyawan sebagai penjaga toko.l'enjaga toko tersebut umumnya wanita walaupun kadangkala

1 rria juga melayaninya.

Pembelian di toko, seperti ditempat jual beli lainnyaberlangsung juga tawar-menar barang, namun juga ada yangrnemberi harga barang yang pas tak boleh ditawar. Pada saatlcrjadi tawar-menawar barang kalau penjaga toko ragu-ragu.rkan tawaran harga, mereka akan tanya harga yang tepat kepemilik toko. Setelah terjadi kesepakatan harga penjaja akanr nelepaskan barang tersebut.

Agar pembeli terpuaskan dalam berkunjung ke toko,penjaga toko selain dibekali pengetahuan harga sebuah kainbatik, kadangkala bagi sebuah toko batik yang besar, dibekalipula pengetahuan tentang motif-motif batik. Pengetahuantentang motif batik itu penting sekali karena kadangkalapembeli mencari infomasi atau tanya tentang motif apa yangdiperlukan untuk upacara-upacara tertentu.

Sementara itu, untuk pedagang keliling dilakukan dengancara berjalan sambil menggendong dagangan batik. Pedagangtersebut selain menjual kainbatik, biasanya juga menjual pakainlain. Dagangan tersebut dibungkus kainbesar atau ditempatkantlalam tas dan ditawarkan dari rumah-ke rumah, dari desa ketlesa. Selain berjalan kaki, sebagian pedagang keliling ada pulayang menjajakan dengan naik kendaraan. Oleh karena seringkeluar masuk desa, seorang pedagang keliling biasanya banyak

()aya Ragan Hias Batik (Tinjauan Sintbol ilan Makra) 81

Page 96: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

dikenal masyarakat. Pedagang keliling batik ini umumnyadilakukan oleh para wanita. Sasaran penjualan batik biasanyaibu-ibu rumah tangga yan g ada di pedesaan. Mereka berangkatpada pagi hari sekitar jam 08.00 dan pulang sekitar jam 16.00.

Seperti halnya kehidupan di pedesaan pada umunya,pedagang keliling menawarkan barang penuh dengankeakraban dan kekeluargaan. Obrolan - obrolan ringary candaria sering mewarnai transaksi jual beli. Kadangkala jugadiselingi minum teh atau makanan ringan yang disediakan tuanrumah.

Motif-motif kain yang biasanya disukai kaum ibu-ibuadalah motif yang bercorak wama agak gelap. Namun demikianhal ini tak mutlak karenabanyak pula ibu-ibu khususnya yangtinggal di daerah pesisir utara atau perkotaan mereka jugamenyukai warna yang cerah

Seperti halnya transaksi jual-beli lainya, pada saatmenawarkan dagangannya, pembeli bebas menawar hargasebuah kain batik. Kalau terjadi kesepakatan maka batiktersebut diberikan kepada pembeli. Cara pembayarannya jugabervariasi tergantung kesepakatan pada saat tawar-menawaryaitu dapat secara kredit maupun tunai. Umumnya bila secara

kredit harganya akan berbeda dengan tunai. Menurut seorangpenjual batik keliling, omset yang dijual relatif lakunya.Kadang-kadangsatuhari dapatlaku 2 sampai 3 helai kainbatik,namun kadangkala juga kurang dari jumlah tersebut.Keuntungan yang didapat pedagang relatif yaitu Rp 5.000,-sampai Rp 15.000,-. Namun kadang-kala, keuntungan tidakbegitu diperhatikan yang penting persaudaraan. Hal inidituturkan seorang pedagang di Klaten sebagai berikut.

" . . . mendet untung saking sadey an batik mboten pat ek pentingtapi ingknng luwih penting peseduluran .. .. "

82 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sintbol dan Makna)

Page 97: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Selain melayani penjualan secara langsung pada pembeli,pedagang keliling juga melayani pesanan batik sesuai denganpermintaan pembeli. Apabila permintaan pembeli tidak adamaka akan dibawakan besoknya atau sesuai dengankesepakatan pesanan. Pesanan tersebut kemungkinan jugamenunggu cukup lama yaitu menunggu barang habis ataukulakan barang lagi. Seorang penjual akan kulakon lagi setelahdirasa persediaanbarang dagangannya hampir habis atau padasaat hari pasaran tiba.

Hari pasaran yang biasanya dipakai sebagai tempatberkumpulnya para pedagang dan pembeli untuk melakukantransaksi jual beli atau sebagai tempat kulakan para pedagangdi Jawa khususnya di daerah sekitar Klaten maupun Surakartayaitu Pasar Pahing, pasar Kliwon d11. Pasar tersebut sesuaidengan hari-hari kalender Jawa akan ramai dikunjungi parapenjual maupun pembeli pada hari tersebut. Hari kalenderp asaran Jawa yaitu pahing, p on, w age, kliw on, I egi. Selain di pasartersebut, untuk daerah yang memiliki pasar-pasar yang agakmodern atau pusat grosir batik, seperti yang ada di daerahPekalongan maupun Batang para pedagang melakukan kulaknn

di tempat tersebut. Di tempat grosir batik tersebut itulah parapenjual batik keliling kulakan dan para pembeli dari berbagaidaerah luar kota membelibatik sebagai oleh-oleh untuk dibawapulang. Para pedagang kadangkala kulakan langsung kepengusaha batik. Seperti halnya di daerah Lasem para pedagangkecil atau keliling kulakan kepada para juragan Batik yangumumnya dikuasai oleh kaum Tionghoa.

Permintaan dan transaki jual beli batik akan meningkatpada saat saat tertentu seperti menjelang lebaran atau tahunbaru. Hal ini seperti diungkapkan oleh seorang wanita penjualbatik di daerah |atinom Klaten sebagai berikut:

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 83

Page 98: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

" .... Yen dhinten biasa batik ingkang laku namungsekedhik, namung yen dhinten badhe riyoyo utawi bodhi,batik ingkang laku kathah, seminggu saged 10 - 15 kainbatik".

84 Gaya Rtgan Htds Batik (Titjauan Simbol dan Makna)

Page 99: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BAB IVGAYA RAGAM HIAS BATIK

A.Pengertian Gaya Ragam Hias Batik

Gaya dalam kamus bahasa Indonesia berarti bentuk(Shadly, 1990: 458). Sedangkan ragam berarti ;'enis atau macam-rnacam (Shadly, 7990:719).Jadi, Gaya ragam hias batik adalahbentuk berbagai jenis hiasan pada batik. Hiasan itu sendiri:rdalah suatu gambar yang diciptakan oleh manusia atauseniman. Gambar hiasan pada batik tersebut oleh Soepeno dapatpula diartikan sebagai ornamen batik (Soepeno, 1953: 255).

Pengertian yang hampir serupa dengan ragam hias adalahMotif hiasan. Motif hiasan adalah suatu pola atau corak hiasanyang terungkap sebagai ungkapan ekspresi jiwa manusiaterhadap keindahan atau pemenuhan kebutuhan lain yangbersifat budaya (Setiawan: 1988: 378). Sedangkan corak berartibunga atau gambar-gambar( ada yangberwarna) pada pakaian.Corak dapat juga berarti berjenis-jenis warna pada warna dasartentang kain dsb (Sadli: 1990:593).

Menurut unsur-unsurnya, motif batik dibagi menjadi duabagian utama:l. Ornamen motif batik2. Isen motif batik

Ornamen motif batik dibedakan atas ornamen utama danornamen tambahan atau pengisi bidang. Ornamen utama.rdalah ragam hias yang menentukan nama motif tersebut.Motif-motif itulah yang mempunyai makna. Sedangkan

()tya Ragam Hias Batik (Tinjatan Simbol dnn Mabn)

Page 100: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

ornamen tambahan, tidak mempunyai arti atau jiwa dalampembentukan motifnya. Bentuk motif-motifnya dibuat lebihkecil dan sederhana dari motif pokok dan hanya berfungsisebagai pengisi bidang. Gambar pengisi bidalg dapat berupaburung, binatang daun, bunga.

Unfuk menghiasi pola secara keseluruhan antara ornamenpokok dan pengisi bidang diberi isen-isen. Isen-isen tersebutberupa titik-titik, garis-garis, maupun gabungan sering disebutIsen motif batik.. Isen-isen tersebut jumlahnya banyak sekali namun

demikian sekarang di antaranya tinggal namanya saja. SaptoSoekmono melihat isen-isen tersebut berjumlah lima puluhenam jenis (Soesanto, 1985: 34 - 37). Lima puluh enam jenisisen-isen tersebut adalah:

86 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinbol ilan Makta)

Page 101: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

". e r*/ 3'I**{"*g Y r=* j jg. #{t.& { & Gt:4i !ai4r.eE)Erl'la**$s<*_*d

!+,a

ii. tr Itdli

l1 64' {

t14' i*' {,* +

-#4ffi*r

I & terat i:s",0

4tl* ..H*rx+

-{rfnE

Sra*3an

r{'j*

I

t[.cce[ :L.. .

11

4la.&

rr * r ri r t :i$r *t$Sffit$It

i !r 's

i 4" ;o*xn rrl; i.:. Iyl

*$

'f" €eftS

iri" l{sB*Xl

$'J' ts

I Or afryi ri"*t"i rI t* " I

:tie&"+{

6, *l**

i

i

r. Ifio$:f t ii*

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

; *$*87

Page 102: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

iB* tti9:diirt '\ ts{

y*s.*&

15* E**sd. e iS* &Lax:*t<i

l"la B*l,ih

,4i*

t#* t4- i

&3rr $ietir

'i l,;n ;.io-I.+r',x

r s**$. ry&#Ar%*

!t{ {i!A ;4\

a

*{ rt:*6r &;iig Ie!

*,*sil.'t***

hffi**r#.s*s 5 *

r! i

! tfu#* i{$ i

r +ig. i t*}S"?rlt*h

. rf

*?I,e#" to ii1

88 Gaya RagamHias Batik (Titjauat Sinbol ilan Makta)

Page 103: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Bentuk-bentuk isen yang masih banyak dijumpai sampaisekarang antara lain:

. ;i t-,": '

- , ,'ll .

I ll : , !

, L1 ltt

- L .!:

Motifpada kainbcrikut:

Garnbar:22Batik Pribumi

{

Sumber : Museum Jawa Tengah Ronggowarsito1. Kepala. 2. Badan 3. Tumpal4. Papan. 5. Pinggir.

Goya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 89

Page 104: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Berdasarkan bentuk susunan motif maka dapat dibagi duajenis yaitu: Motif geometris dan Motif Non Geometris.

Motif Geometris yaitu motif hias dengan pola dasargambar-gambar ilmu ukur dalam bentuk garis-garis, lingkarankecil, segitiga, bujur sangkar, swastika, spiral unfu walang d11.

Motif non geometris yaitu motif-motif selain jenis motifgeomekis dan bentuknya dapat dikelompokan menjadi empat.Empat kelompok tersebut yaitu Motif flora, motif fauna, Motifalam.

Selain dikenal dua jenis motif, terdapat pula motifperpaduan antara motif Geometris dan Non Geometris.

B. Deskripsi Data Koleksi Batik

Data batik yangdijadikan pengkajian ini adalah batik yangada di Museum Ronggowarsito, dan beberapa batik yang adadi sekitar daerah penghasil batik seperti Batang, Pekalongan.Lasem, Surakarta, Klaten, dan Banyumas

Jumlah data batik di masing-masing objek pengkajiancukup banyak sehingga diambil secara sampling acak untukdideskripsikan ke dalam laporan pengkajian ini. Untuk itudiambil beberapa batik yang mewakili asal batik. Kriteriapengambilan sampel adalah batik yang dapat mewakilikeragaman gaya ragam hias atau motif batik dan warnanya daripopulasi batik yang ada di kedua kelompok asal batik.

Guna mempermudah dalam penganalisisan data gayaragam hias batik yang berasal dari koleksi Museum ]awaTengah Ronggowarsito dan beberapa motif batik yang dij umpaidi daerah penghasil batik seperti Pekalongan, Batang, Lasem,Banyumas, Klaten maupun Surakarta maka ragam hias batikyang ada dikelompokkan berdasarkan asal batik tersebutdibuat, sebagai berikut:

90 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 105: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Batik Motif Largemak

L. Gaya ragam hias batik pesisiran

Gaya ragam batik daerah pesisiran adalah batik denganberbagai motif yang dibuat di daerah pesisir utara Pulau Jawaseperti Pekalongan, Batang, Lasem (Rembang).

Temuan beberapa batik pesisiran dalam pengkajian iniyang menggambarkan motif-motif batik pesisiran adalah :

a. Batik Pekalongan

1). Motif Largemak

Largemak berasal dari kata lar yang berarti sayap dangemak yaitu sejenis burung puyuh. Arti keseluruhan adalahsayap burung puyuh.

Motif dominan yang tampak pada kain ini adalah sayap-sayap dari burung puyuh. Motif ini memiliki ciri warna latarhijau dengan hiasan motif setangkai bunga berwarna merah,orange, biru dan hijau, bagian tepi kain bermotif untu walnng

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Titjauan Sinfuol dat Makna) 9'1,

Page 106: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Motif isen-isen berupa : blnrak snk imit, cecek renteng,dan kembang lombok Ragam hias dominan pada kain burunghong dan bunga.

2). Motif seno

Senoberasal dari kata Jawa Kuno yang berarti anak. Senokemungkinan juga diambil darinama tokoh duniapewayanganyaitu Onto-seno. Onto- Seno dalam dunia pewayanganmerupakan seorang tokoh ksatria yang sakti mandraguna.Tubuhnya dilukiskan dengan kulit yang berwarna gelap. Olehkarena itu kain batik motif ini memiliki ciri warna gelap sepertilatar biru tua, warna pelengkap biru muda dan hitam, Ragamhias dominan parang Motif isen-isen berupa belah ketupat dancecekrenterzg. Motif seperti ini biasanya dipakai oleh kalanganningkrat.

3). Motif boketnn pohon

Motif boketan dari asal katabouquet, daribahasa Perancisyang berarti rangkaian bunga besar dalam bentuk satu ikatbunga. (Kompas Minggu, 17 September 2000: 15).

Para wanita Indo-Eropa memilih motif bunga yang khasEropa pada setiap musim untuk mewakili setiap tahapkehidupan mereka. Warna bungapun menentukan siapapemakainya. Warna biru untuk seorang gadis yang belummenikah. Warna putih untuk pengantin, warna merahmenggambarkan cinta sehingga dipakai untuk wanita yangsedang melakukan upacara pernikahan, sedangkan warna ungudianggap mewakili kesederhanaan sehingga diperuntukkanbagi seorang janda. (Kompas Minggu, 29 Februari 2004, hal.2s).

Motif-motif ini banyak menghiasi gambar dari berbagaibenda hasil kerajian di negara Eropa atau Belanda dan tidak

Gaya Ragam Hias Batik (Titjauan Simbol ilat Makta)

Page 107: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I

ketinggalan pula motif hias pada sebuah kain.Bunga buket yang menghiasi kain batik merupakan ciri

utama bagi batik Belanda. Motif bunga buket atau lebihdikenal sebagai boketan dipandang pula sebagai esensi batikpeslslr.

Deskripsi motif boketan pohon sebagai berikut: Warnalatar merah, warna pelengkapan hijau, ungu, putih dan hitam.Motif ise-isen berupa blarak sak imit, mrutu setau dan kembnngjeruk.

Ragam hias dominan burung kecil Lok Can dan bungaKrisan, serta cecek sebagai motif latar kain.

Batik museum Rongowarsito dengan motif sepertiboketan terlihat dalam motif motif buntal trumtum. MotifBuntal trumtum bercirikan warna latar putih, warnapelengkap biru muda dan biru tua, dengan latar tanahan.

Garnbar 24Batik Motif Boketan Pohon

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna) 93

Page 108: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:25Batik Motif Buntal Truntum

Sumber:Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Motif boketan lain terdapat pula dalam motif batikboketan angsa. Motif Boketan Angsa merupakan motif nongeometris.

Batik motif boketan angsa yar.g dimiliki oleh MuseumJawa Tengah Ronggowarsito mempunyai ragam hias dominanyaitu angsa yang sedang berenang dengan motif pelengkapkupu-kupu, daun danbunga motif boketan. Warna latar hitam,dan wama pelengkap biru, hitam serta coklat.

Angsa dalam mitologi Cina simbol dari kemurnian dankesucian (Sumarah, L993: 223).

94 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 109: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:26Batik Motif Boketan Angsa

Sumber: Museum jawa Tengah Ronggowarsito

4).Motif ttrmpnl

Ra gam hias t ump n/ adalah berbentuk segi tiga. Pada ra gamhias ini ada bidangyang membentuk segi tiga. Pembentukansegi tiga ini dapat dari sulur-suluran daun yang digayakansehingga membentuk bidang segi tiga. Bentuk segi tiga lain lagiyaitu berasal dari ragam hias dengan bentuk lidah api.

Ragam hias tumpal di daerah Sumatera Barat disebutpucuakrabuang atau pucuk rebung berupa kesafuan ragam hiasikal daun yang membentuk ragam hias tumpal. Apabila dilihatsecara keseluruhan dapat disebut ragam hias lidah api. Rebungadalah pohon bambu yang masih muda. Rebung mempunyaibanyak manfaat. Sewaktu masih muda dapat dibuat sayur dansetelah tua atau jadi bambu sangat bermanfaat bagi keperluanhidup manusia. Maka ragam hias puumk rabuang mempunyaimakna agar setiap orang dapatbelajar kepada setiap pemberianalam.

Gaya Ragam Hias Batik ('Iinjauan Sinfuol dan Maknn) 95

Page 110: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Penyebutan ragam hias pucuak rnbuang tersebar cukupluas seperti di wilayah Aceh, Sumatera lJtara,sumatera Selatan,Jawa, dan lain-lain.

Pemakaian tumpal yang paling terkenal adalah terdapatpada tenun atau batik. Pada batik terdapat lajur yang melintang.Lajur ini disebut kepala, biasanya dihiasi dengan dua baris

tumpal, yar.g ujung-ujungnya menuju masing-masing ataupada bagian kepala kain saja. Tumpal-tumpal itu diisi denganragam hias tumbuhan.

ltagam hias tumpal banyak dijumpai pada kain selendang,kain panjang pada bagian kepala.

Deskripsi motif tumpal pada kain batik koleksi MuseumJawa Tengah Ronggowarsito sebagai berikut: Warna latar putih,warna pelengkap biru tua dan hitam. Motif isen-isen berupa :

grompol, blarak sak imit, cecek renteng dan sraTDeyan. Ragam hiasdominan tumpal, motif pelengkap burung Phoenix atau Merakdan Sulur.

Gambar:27Batik Motif Tumpal

96

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Tifiatan Sinbol dan Makna)

Page 111: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

;,). Motif tnnahan krokotan

Tanahan berarti latar, krokotan adalah tanaman Krokotyang tumbuhnya menjalar dan termasuk tanaman liar sertarr.rudah tumbuh di sembarang tempat.

Ragam hias dominan burung dengan bentuk yang unik,tlengan ciri-ciri hampir sama dengan burung Phoenix jambultlan ekornya panjang bergelombang, sedangkan pada bagiansayap bentuknya biasa seperti pada umumnya burung.l'emberian motif ini digambarkan di atas motif latar tanahanpada kain batik. Ragam hias pelengkap berupa daun denganlrerrtuk menyerupai daun singkong berjari-iari tujuh. Bagiantcpi bergerigi antara daun satu dengan lainnya dihubungkanlratang merambat dan berduri.

Gambar: 28

Batik Motif Tanahan Krokotan

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Cnyn Ragam Hias Bntik (Tinjatan Siltbol dnn Msknn) 97

Page 112: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Motif batik tanahan krokotan yar.g dimiliki oleh museumRonggowasrito warna latar coklat muda, warna pelengkap biru,hitam, ungu, dan merah bata.

Motif isen-isen berupa : kembang lcrokot, cecek renteng dan

uler-uleran Ragam hias dominan burung CendrawasihWarna latar kuning gading, warna pelengkap coklat..

muda, coklat tua, merah bata, biru muda, biru tua, ungu, hijau,dan hitam.

6).Motif Cendrawasih' Burung Cendrawasih hanya terdapat di Papua. Burung

ini termasuk langka memiliki ciri khas bulu-bulu yang sangatindah dan warn a y artg mencolok.

Ciri khas warna kain berlatar krem, warna pelengkapputih dan hitam. Ragam hias dominan burung Cendrawasihdan dan ceplok bunga. Motif isen-isen berupa : Cecek, sraweyan,uler-uleran

Gambar:29BatikMotif Burung Cendrawasih

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

98 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 113: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Bentuk lain dari kain batik motif Cenderwasih yangdimiliki oleh Museum Jawa Tengah Ronggowarsito bercirikansebagai berikut: Warna latar hitam, warna pelengkap ungu,putih dan coklat sogan.

Ragam hias dominan burung Cendrawasih, sulur danbunga kecubung. Motif isen-isen berupa : odo-odo, cecek, blaraksnk imit dan uler-uler an

7). Motif Parang lago

Di Eropa ragam hias ayam 1'ago atau ayam jantandihubungkan dengan matahari, atau sebagai lambang matahari(Hoop, 7949: 774). Ayamjantan berkokok memperdengarkansuaranya dipagi hari menandakan fajar matahari akan terbit.

Ragam hias ayam jantan disebut juga sebagai lambangkeberanian, karena kebiasaan ayam jantan yang bertemusesamanya untuk pertama kali pasti berlaga mengadu kekuatan.Di Jawa ayam jantan disebutpula ayam jago. ]ago adalah unggas

Gambar 30: Batik Motif Burung Cendrawasih

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Mnkna)

Page 114: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

yangdibanggakan dalam suatu adu kekuatan, kompetisi, lombadan sejenisnya. Kebiasaan mengadu ayam jantan di Bali bukansuatu perbuatan kejahatan, karena ada hubungan denganupacara keagamaan.

Di sisi lain, ayam jantan dapat dipandang dari segiekonomi karena memiliki nilai tinggi apabila dijual. Selain ituapabila dilihat dari sisi religi ayam jantan dapat dipergunakansebagai kurban.

Ragam hias ayam jantan dapat pula disebut lambangkeindahan, karena ayam jantan memiliki bentuk tubuh yanggagah dan bulu yang indah (Hamzuri,20001.52).

Sumber: Museum Jawa tengah Ronggowarsito

Deskripsi motif parang jago pada kain batik koleksiMuseum Jawa Tengah Ronggowarsito sebagai berikut: Warnalatar abu-abu warna pelengkap coklat, dan biru tua.

Gambar:31Batik Motif Parang Jago

100 Gaya Rngam Hias Batik (Tinjarnt )infuol dmt Mnkrn)

Page 115: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Ragam hias dominan motif ayam jago, kupu-kupu, burungCendrawasih. Motif isen-isen berupa : uler-uleran, cecek sawut,cecek, dan setangkai bunga

8). Motif Salak Tejo

Tejo memiliki arti pelangi, sinar, dan bianglala. Warnayang ada pada motif ini adalahberlatar coklat,warnapelengkaphitam, biru tua dan putih tulang.

Ragam hias dominan segerombol salak terdiri 3 buahIengkap dengan daun. Bentuk daun melebar seperti daunpalem.

Motif isen-isen berupa : sisik, ra?oan ,kembang krokot, cecek

dan blaruk sak imit

9). Motif Bledak

Bledak berasal dari Bahasa ]awa berarti dermawan.Dermawa adalah orang yang suka memberi tanpa memintabalasan..Kain ini berlatar putih atau crdme yaitu istilah di daerahSolo dan Yogyakarta, warna pelengkap hitam, biru'fua, dancoklat.

Ragam hias dominan burung Cendrawasih dengan bulupanjang dan berjambul, motif hias sulur dan bunga dalamuntaian flora. Motif isen-isen : mrutu ssu)u, sisik melik, ukel, blaraksak imit dan cecek

101Gaya Ragan Hias Batik (Tittiauan Simbol ilat Makna)

Page 116: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Cambar:32Batik Motif Bledak

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

10. Motif Mega Mendung

Bentuk ragam hias ini diilhami oleh munculnya gejalaalam yaitu hujan. Pada saat akan hujan di angkasa terlihatadanya mendung. Oleh karena itu dalam pelukisannya dalansebuah kain batik diberi warna biru.

Ragam hias awan atau mega yang bern arna biru tuadalam sebuah kain batik menggambarkan awan gelap yangmengandung air hujan. Air hujan ini akan memberipenghidupan bagi mahkluk hidup.

Dalam motif ini terlihat pula perubahan nuansa ke arahwarna biru muda. Arti perubahan ini adalah melambangkansemakin cerahnya kehidupan.

L02 Garla Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dar Makra)

Page 117: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I

Gambar:33Batik Motif Mega Mendung

Sumber: Museum Jawa Tengah RonggowarsitoDalam perwujudannya ragam hias ini diberi warna biru

tua - biru muda sampai mencapai empat warna berlapis-lapis,warna putih merupakan warna lapis terakhir.

Pemberian warna seperti ini merupakan pengaruhbudaya Cina dan mendapat pengaruh dari batik Cirebon.

Pada koleksi batik Museum Jawa TengahRonggowarsito, memiliki Warna latar biru tua, warnapelengkap biru tua, biru muda,biru lebih muda dan putihberlapis-lapis membentuk mega atau awan.

11). Motif Kawung SulurRagam hias Kawung terdiri dari lingkaran-lingkaran

yangsaling berpotongan sesamanya secara beraturan. Di Jawanama Kawung berarti Enau atau Aren yaitu Kolang-Kaling.Kalau buah aren dipotong melintang menjadi empatbagian bentuknya bundar lonjong (elips, oval).

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna) 103

Page 118: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Ragam hias ini terdapat dalam berbagai bentuk ymasing-masing memiliki nama sendiri-sendiri misalnyakawung beton, kawung picis dan kawung pijetan.

Pada batik koleksi Museum Jawa Tengah Ronggowarsimemiliki ciri sebagai berikut: Warna latar coklat sogan danpula yangberwarna putih ecrlt,warna pelengkap ungu,tua, hijau, kuning dan biru tua.

Motif isen-isen berupa : cecek, blarak sak imit, dan odo-odo.

Ragam hias dominan motif kawung sebagai motif ladengan ragam hias pelengkap burung Cendrawasihsetangkai bunga dilengkapi daun, bagian tepi kainukel dan untu walang

Gambar:34Batik Motif Kawung Sulur

704 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 119: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

L2). Motif |awa HokokaidoBatik lawa Hokokai adalah batik dengan ragarn hias dan

tata warna yang mirip ragam hias pakaian jerisKimono |epang.Keberadaaa Batik Hokokai terkait dengan |epang masuk

ke Indonesia sekitar tahun 1942-1945. Pada waktu itu, Jepangmengkampayekan bahwa ]epang pelindung Asia. Akibat halini segala aktivitas kehidupan bernuansa Jepang, termasukpula batik-batik di pesisir utara Jawa Tengah. Batik-batik yangbernuansa motif Belanda berusaha diganti dengan motifJepang. Untuk meirdukung aktivitas ini, pemerintah Jepangmemaksa pengusaha batik Belanda di Pekalongan untukmembuat batik dengan selera masyarakat Jepang. Kejadian inimerupakan suatu keistimewaan bagi daerah Pekalonganbahwa para pembatiknya selalu mengikuti perubahan jaman.

Pada umumnya kain batik lauta Hokokai mertpakan kainmotif pagi-sore.Kainbatik motif pagi sore itu sendiri adalah duajenis motif yang dibatikkan padaselembarkain;antara

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) L05

Page 120: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

setengah bagian kain dengan bagian lainnya mempunyai motifyangberbeda dan kontras warnanya.

Munculnya batik motif pagi-sore, tampaknya tidaksekedar menuruti perintah ]epang akan tetapi juga disebabkanpada zarr.att Jepang kondisi ekonomi masyarakat serbakekurangan sehingga muncul pemikiran membuat dua motifdalam satu lembar kain yang dapat dipergunakan dalam waktuyangberbeda dengan motif yang berbeda pula.

Sebenarnya batik dengan motif pagi sorebukanmerupakanciri khas batik lawa Hokokai, akan tetapi gaya batik ini seringbanyak berisi detail yang menghubungkan ciri motif pagi sore,

motif terang bulan dan motif tanahan.Adapun motif terang bulan bercirikan dominan gambar

bunga, burung dan serangga atau kupu yang terdapat padabagian badan. Pada bagian pinggir bermotif gayaBropa sertamotif tumpal. Bagian papan terdapat motif arabes

Dalam pemakaian motif jenis pagi sore, permukaan kainyang memiliki tatawarna gelap dipakai pada sore hari dan padasisi lain yaitu warna muda atau terang untuk dipakai pada pagihari.

Batik motif Hokokiado yang dimiliki Museum JawaTengah Ronggowarsito memiliki ciri sebagai berikut: Warnalatar krem, warna pelengkap biru laut, ungu, hijau dan coklatsoSan

1.05 Gaya Ragan Hias Batik (Tinjauat Simbol dan Makna)

Page 121: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:35Batik Motif Terang Bulan

Sumber: Koleki Dudung

Gambar: 36 Batik Motif Hokokai

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarasito

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 107

Page 122: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Ragam hias dominan bunga boketan di atas berlatar motifParang menang. Menang berarti unggul tidak terkalahkan.Motif parang berada di antara dua deret ragam hias belahketupat. Motif pelengkap lainnya setangkai bunga besertadengan daunnya. Ragam hias pelengkap ini banyakditempatkan di bagian sudut bawah kanan dan kiri kain.

L3). Motif Wijaya Kusuma

Motif Wij aya Kusuma, biasanya disebut jug al ay akusuma,suatu bunga i\aib, senjata kresna dalam cerita pewayangan,bunga itu dapat menghidupkan orang r4ati. Pada dasarnyapemberian nama Wijaya Kusuma merupakan khayalan sipembatik

Bunga ini hanya terdapat di pulau Majeti dekat PulauNusakambangan, suatu pulau penuh mitos. Menurutkepercayaan bahwa jika sesorang mengetahrri saat mekarnyabunga tersebut akan tercapai cita-citanya, biasanya bunga itumekar waktu tengah malam pada saat orang terlelap tidurkemudian sudah layu di pagi hari.

Batik Motif Batik Wijaya Kusuma yang dimiliki Museumlawa Tengah Ronggowarsito memiliki ciri sebagai berikut:warna latar hitam, warna pelengkap merah fua, biru fua, coklatsogan, hijau daun, hijau tua.

Ragam hias dominan bungaWljaya Kusuma, sulur dandaun. Motif isen-isen berup a uler-uleran, mru.tu seu)u, blarak sakimit, cecek pitu, galaran,dan odo-odo.

L08 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna)

Page 123: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:37Batik Motif W ljay a Kusuma

Sumber: Museum lawa TengahRonggowarsito

14.Motif truntumMotif Truntum atau bunga Tanjung ini, dalam upacara

perkawinan sering dipakai oleh orang tua pengantin.Truntum mengandung makna menunfury sebagai orang tuaberniat unfuk menuntun kedua mempelai untuk memasukihidup baru berumah tangga yang banyak lika-likunya.

Ragam hias truntum dapat pula merupakan lambangcinta yar.g bersemi. Menurut sebuah kisah terjadinyapenciptaan ragam hias ini sebagai berikut: S*g Ratu yangselama ini sangat dicintai dan dimanja Sang Raja merasa telahdilupakan semenjak SangRaja mempunyai kekasih baru. Untukmelupakan kepedihan hati serta mengisi kesepian, Sang Ratumembatik. Secara tidak sadar Sang Ratu membuat ragam hiasberbentuk bintang-bintang di langityangkelam, yarrg selama

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 109

Page 124: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

ini menemaninya dalam kesepian. Ketekunan Sang Ratumembatik menarik perhatian Sang Raja dan kemudianmenghampiri Sang Ratu untuk melihat pembatikannya. SangRaja bertanya mengenai nama ragam hias yang dibuat SangRafu, namun Sang Ratu belum tahu apa nama ragam hiasnya.Sejak itu Sang Raja terus mengikuti perkembangan pembatikanSang Ratu. Sedikit demi sedikit kasih sayang Sang Raja terhadapSang Ratu timbul kembali. Berkat ragam hias ini cinta Sang Rajamulai bersemi kembali atau tumbuh kembali dan menyebabkanbahagia hati sang Ratu. Kemudian ragam hias inipun diberinama Truntum yang merupakan lambang cinta yang bersemikembali.

Kain batik motif Truntum yang dimiliki Museum JawaTengah Ronggowarsito di antaranya bercirikan warna latarhitam, warna lain putih dan coklat sogan, bagian tengahberbentuk belah ketupat lebar dengan latar putih bermotifmodang

Gambar:38Batik Motif Truntum

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

110 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 125: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Ragam hias dominan bunga tanjung dan sayap burunggaruda. Motif isen-isen berupa : cecek pitu, cecek dan sraweynn.

15). Motif lokcantalki

Di daerah pesisir Pulau jawa, sejak dahulu sudah terdapatpengaruh yang kuat dari Tiongkok. Hal ini antara lain dapatdilihat pada kain batik.

Secara harfiah Lo berarti biru, chan berarti sutera, sehinggakemungkinan pertama kalinya kain ini dibuat dari sutera yangdidatangkan dari Cina danberwarna biru. Motif.Loc Chan terdiridari berbagai ragam hias seperti burung Hong, Banji, Kupu-Kupu, dan lain-lain. Di Pekalongan disebut dengan namaPangsi.

Burung Merak atau Hong bagi masyarakat Cinamerupakan simbol kebahagian. Pewarnaannya biasanyapenggabungan warna gelap dan terang.

Batik motif lokcantalki yang dimiliki Museum JawaTengah Ronggowarsito bercirikan warna latar merah anggur,warna pelengkap hitam dan coklat sogan.

Motif isen-isen berupa: uler-uler, blnrak sak imit, cecek pitu.

Gaya Ragam Hias Batik (Tifiauan Sintbol ilar Makna) 1L1

Page 126: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:39Batik Motif Locantalki

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Ragam hias dominan burung Phoenix, sulur dan bunga.Burung Phoenix digayakan dengan bulu ekor bercabang-cabang. Kain Loc ChanPekalongan banyak mendapat pengaruhdari Tiongkok.

L6). Motif Gribigan

Gribigan memiliki arti kerai atau bidai. Kerai adalah tiraiyang terbuat dari kayu atau bambu yang berfungsi sebagaipenutup pintu atau jendela.

Menurut Nian motif batik ini disebut pularnonf Ang Saang

dan berasal dari Madura. Secara umum, batik Madurapengerjaanya tidak sehalus batik ]awa. Umumnya beragam hiasbesar, kuat dan tegas sejalan dengan alamnya yang keras danwatak orang Madura yang berani dan tegas. Motif latar padabatik Madura dtsebul Guri atau oret-oretan. Motif guri

t12 Gaya Ragam Hias Batik (Tiniauan Shnbol ilat Maknn)

Page 127: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

merupakan khas batik Madura dan sangat memegang peranandan penentuan mutu sehelai batik jumlah ragam Guri yangbanyak dan merupakan lukisan benda-benda yang akrabdengan kehidupan sehari-hari seperti berbagai jenis tumbuh-tumbuhan atau flora dan hewan atau fauna (1986: 78-82).

Motif dan pewamaan tersebut telah mempengaruhibatikmotif Gribigan asal Pekalongan seperti yang dimiliki olehMuseum Jawa Tengah Ronggowarsito dengan ciri zrrarna latarkrem, warna pelengkap hitam dan coklat tanah. Ragam hiasdominan berupa garis-garis belah ketupat memusat ataumembentuk kotak-kotak atau disebut nam tikar. Warnapelengkap hitam dan coklat tanah.

Gambar:40Batik Motif Gribigan

Sumber: Museum |awa Tengah Ronggowarsito

17). Motif Kupu Seberang

Ragam hias kupu-kupu sangat digemari orang Jepang,

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjatat Sinfuol ilat Makna) 113

Page 128: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

meskipun ragam hias kupu-kupu dianggap bukan merupakanpengaruhlepang. Akan tetapi pengaruh kebudayaan dari Cina.Kupu-kupu merupakan lambang cinta abadi seperti dalamsebuahkisahcinta " SamPekEngTay ". (Nian, 1986:61)

Ragam hias dominan kupu-kupu besar dan kecil, ragamhias lain berupa burung kecil, kuncup bunga dalam tangkaidan beberapa ceplok bunga lepas tanpa tangkai.

Gambar:41Batik Motif Kupu Seberang

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

18). Motif llamprangMotif llamprang merupakan ragam hias khas Pekalongan,

yang pada dasarnya merupakan ragam hias nitik dengan tatawarna beraneka ragam. Motif ini memiliki ciri warna latarhitam, warna pelengkap merah, biru, hijau dan kuning gading.

Ragam hias llamprang termasuk jenis ragam hiasgeometris, berbentuk lingkaran-lingkaran berjejer secara

tt4 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makta)

Page 129: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

horisontal dan vertikal serta bersinggungan secara teratur. Kata

llamprang berarti gagah. Ragam hias jlnmprang apabiladiperhatikan pada bidang bujur sangkar yang setiap sisinyamelengkung, terbentuk dari persinggungan empat buahlingkaran dan ragam hias pengisi bidangnya berbentuklingkaran yang posisinya berpotongan di pusat danmengembang keluar, sehingga secara kesatuan ataukeseluruhan akan menimbulkan kesan gagah.

Ragam hias jlamprang dan kawung terdapat perbedaandan persamaan lingkaran. Perbedaannya yaitu lingkaran padaragam hias kawung saling berpotongan, sedangkan lingkaranpada ragam hias jlamprang saling bersinggungan. Perbedaanlain ragam hias pengisi bidang pada jlamprang mempunyaiperanan penting untuk menentukan keindahannya, sedangkanragam hias pengisi bidang pada kawung kurang penting.Banyak ragamhias kawung tidak mempunyai tambahan ragamhias lain, tetapi dapat menampilkan keindahan. Penambahanragam hias pada motif jlamprang tidak akan mempengaruhinama.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjntan Sinfuol dan Makta) 115

Page 130: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:42Batik Motif Jlamrang

Sumber: Museum Jawa Tengah RonggowarsitoMasyarakat pada umumnya menyebut bahwa motif

Jlamprang identik dengan daerah Pekalongan, merekaberanggapan bahwa ragam hias tersebut asli dari Pekalongan.Dudung Alih Syahbana seorang perancang busana diPekalongan berpendapat lain. Menurutnya sebetulnya hal itumerupakan penafsiran yang tidak benar, karena ragam hiasjlamprang sebenarnya berasal dari Gujarat, India. Kemudiandikembangkan di Indonesia terutama di daerah Pekalongan.Ragam hias ini termasuk kuno, hal ini dapat dilihat padapakaian yang dikenakan pada arca batu maupun perunggupada masa Hindu-]awa.

1-9. Motif bulung Phoenix

Motif burung banyak dijumpai dalam ornamentasi diIndonesia salah satunya adalah burung Phoenix, ragam hiasini berasal dari Tiongkok.

1L6 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauar Simbol ilan Makta)

Page 131: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Burung Phoenix dapat dikenali melalui ekornya yarrgpanjang dan bergelombang, demikian pula pada sayapnya,ciri khas lain kepala berjambul dan bergelombang.

Pemakaian motif burung Phoenix terdapat di daerah-daerah pembatikan pantai utara lawa; seperti Lasem,Pekalongan, Tegal, dan Cirebon. Di daerah-daerah ini yan1mempunyai pengaruh sangat kuat dari Tiongkok.

Motif batik ytrrg dimiliki oleh Museum |awa TengahRonggowarsito bercirikan dengan ragam hias dominanburung Phoenix, motif pelengkap ceplok bunga dan daunsecara terpisah. Warna latar coklat muda kekuningan, warnapelengkap merah, ungu, biru mud+ biru tua, coklat, merahjambu danhitam.

Gambar:43Batik Motif Burune Phoenix

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gay a Ragam Hias B atik (Tinj auan Simbol ilar Makna) 117

Page 132: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

20). Motif Pribumi

Penyebutan motif pribumi dikarenakan batik tersebutbanyak dibuat oleh penduduk pribumi atau rakyat jelata ataupula warga masyarakat pedesaaan. Pembuatannya terl<adangtidakberorientasi pada motif ekonomi tetapi untuk mencukupikepentingan pembatik sendiri terhadap kebutuhan sandang.

Motif dominan batik yang dijumpai dalam pengkajian diPekalongan adalah tumbuhan atau bunga dengan ciri warnahijau, biru, dan coklat muda. Motif ini mendapat pengaruhRivaiyah atau suku bangsa Arab yaitu terlihat pada binatangburung yang dihilangkan kepalanya. Pada bagian pinggirbermotif gaya Eropa dan terdapat pula motif tumpal.

Gambar 44

Batik Motif Pribumi

Sumber: Koleksi Dudung

Gaya Ragam Hias Batik (Tiniauan Simbol dan Makna)1L8

Page 133: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

27). Motif Krisan

Bunga krisan banyak tumbuh di Eropa. Bunga krisantersebut terlukiskan dalam kain batik hasil kreatif pengusahabatik Oey Soe Tjoen di daerah Kedungwuni, KabupatenPekalongan. Gambar bunga krisan berbentuk mahkota bungaberwarna biru dan hijau dengan kelompok berwarna coklat danmerah bata. Daun fumbuhan berwarna hijau dan kecoklatan.Latar kain berwarna hijau kecoklatan.

Gambar:45Batik Motif Bunga Krisan

Sumber: Koleksi Oey Soe Tjoen

22). Slendang motif N aga

Motif pokok adalah naga dan bunga. Terdapat di duabagian papan dengan motif dua naga yang salingberhadapan.Ujung pinggir terdapa titik-titik membentuk garis denganwarna merah biru, kuning.

Gaya Ragan Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makra) 11':9

Page 134: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Pada bagian badan terdapat dua naga dan bunga. Warnalatar dari badan kain ini adalahwarna merah tua. dari Seluruhpinggir dan badan pada kain terdapat motif bunga. Secarakeseluruhan warna yang dominan adalah warna merah. Warnamerah dan binatang naga mendapat pengaruh dari Cina.

Gambar:46Batik Motif Naga

Sumber: Museum fawa Tengah Ronggowarsito

b. Batik Lasem, Rembang

1). Motif Laseman

Batik motif laseman ini merupakan jenis batikuntuk selerapribumi, yang bercirikan warna latar putih ecru, warnapelengkapnya merah, biru tua, hijau, kuning, dan krem.

Ragam hias dominan burung dalam bentuk stilitasi flora.Motif pelengkapnya ceplok bunga, sulur dan daun. Isennyabermotif mrutu sewu sebagai motif latar kain.

120 Gaya Ragan Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makta)

Page 135: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:47Batik Motif Laseman

Sumber: Mubeum ]awa Tengah Ronggowarsito

2). Motif Bang Biru

Secara geografis wilayah Lasem, merupakan daerah yang

putih ecru, atauputih kecoklatan. Dengan ragam hias berwarna

merah. Motif hias berbentuk burung phoenik dan tumbuh-

tumbuhan. Pada sebagian daun dan ekor dari burung berwama

biru tua. Bagian pinggir bermotif untu walang dan garis tegak

pendek-pendek. Bentuk motif tersebut termasuk ienis batik

Laseman unfuk selera Cina.

Gaya Ragam Hias Batik (Tiniouan Simbol ilan Makna) 121

Page 136: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:48Batik Motif Bang

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

c. Batik Batang

1). Motif Cocohan

Motif cocohan merupakan titik halus yang didapat setelahkain yang telah diberi malam ditusuk-tusirk dengan sisir jarumhalus atau complongan kemudian dicelup dalam warna. Motifini tergolong baru di Batang dan keberadaannya hampir samadengan batik cocohan yang ada di Tasikmalaya.

Ciri motif cocohan yang ditemukan di daerah pengkajianberwarna latar putih, dengan pelengkap warna ungu muda danungu tua. Ragam hias berupa anak burung Merak dan motifnon geometris dalam untaian flora atau bunga dan sulur.

Pada bagian kepala kain atau pinggiran berunotlf untuwnlang. Kecil-kecil berwarna ungu tua.

122 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauar Sinfuol dar Makta)

Page 137: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Garnbar 49Batik Cocohan

Sumber: Koleksi Fauzan

2).MotifKal,t)ungMotif Kawung yang ada di Batang berjenis Kawung beton.

Bentuk kawung tersebut banyak dihasilkan di daerahpedalaman. Perbedaan motif kawung Batang dan pedalamanterletak pada warnanya. Warna motif Kawung yang ada diBatang berwarna biru keputih-putihan sedangkan warnaKawung yanlg ada di pedalaman berwarna latar coklat mudadan motifnya berwana coklat tua. Warna - warna Kawung yanglain dibatang yaitu warna merahmuda agakkeputih-putihan.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 123

Page 138: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:50Batik Kawung Batang

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

2. Gaya ragam hias batik pedalaman.

Gaya ragam batik daerah pedalaman adalah batik denganberbagai macam motif tertentu yang dibuat di daerahpedalaman seperti, Banyumas, Klaten maupun Surakarta.

a. Batik Banyumas

1). motif truntum laar

Warna yarrg terdapat pada kain batik ini berlatar hitam,warna pelengkap coklat, kuning gading, dan hitam. Ragam isen-isen berupa z mrutu seTDLt, bunga tanjung dan burung garuda.Bunga tanjung merupakan ragam hias dominan, ragam hiaspelengkap sayap garuda.

124 Gaya RagamHias Batik (Tinjauan Simbol danMakna)

Page 139: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:5LBatik Motif Truntum Lar

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

2).MotifKopiSusuArti Kopi Susu mewakili dua warna gelap dan terang.

Kain ini memiliki warna latar hitam, warna pelengkap coklat,

putih, dan krem. Ragam hias dominan antara dua Parangyangditengahtersisipimotif bungadandaun. I

MenurutNian (L986 :29-30)parang jenis tersebut disebutpula motif parang wenang yang mendapat pengaruh ragamhias dariYogyakarta.

Gay a Ragam Hias Batik (Iinj ruan Simbol ilan Makna) 1.2l,

Page 140: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:52Batik Motif Kopi Susu

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

3). Motif Gambang Sulung

Motif ini merupakan bilah-bilah Gambang. Gambangmerupakan salah satu alat musik tradisional yang terbuat daribambu dan kayu. Ciri warna latar putih, warna pelengkapcoklat dan hitam.

Berdasarkan ciri tersebut menurut Nian (1986: 57 ) motifGambang Sulung sama sama dengan motif Lereng Dokter yarrgada di daerah Garut ]awa Barat dan tidak mempunyai artisimbolis. Motif tersebut diambil menurut si pemakai.Dinamakan motif lereng dokter karena menurut, cerita motifini pertama kalinya dibuat atas pesanan seorang istri dokter.

L26 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 141: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:53Batik Motif Gambang Sulung

Sumber: Museum fawa Tengah Ronggowarsito

Q.MotifBlaburanKantil I

Blaburan berarti melimpah sedangkan Kantil namasebuah bunga. Motif ini memiliki arti bunga Kantil memenuhiseluruh permukaan kain. Dengan ciri warna latar kuning,warna pelengkap hitam, coklat.

Ragam hias terdiri atas burung Merak, bunga, daun dansulur-suluran. Burung Merak bisa disebut motif Peksi Makuta,artinya burung bermahkota.

Dalam cerita pewayangan baik manusia ataupun hewanyang memakai mahkota adalah lambang kepemimpinan.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makta) r27

Page 142: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:54Batik Motif Blaburan Kantil

Sumber: Museum jawa Tengah Ronggowarsito

5). Motif Sido-luhur

Motif Sido-luhur mengandung makna sido artinya terus-

menerus,luhur berarti berbudi luhur. Motif tersebut diciptakanuntuk melambangkan harapan, pesan, niat dan itikat yang baikserta luhur.

Bercirikan warna latar putih, warna pelengkap coklatdan hitam. Ragam hias dominan sayap garuda dalam bidangyarrg terbentuk dari tangkai-tangkai bunga berwarna coklat.

Sido-luhur salah satu motif tradisional yang dipakai padakesempatan atau peristiwa tertentu, dalam hal ini pada uPacaraperkawinan, dikenakan oleh temanten pria dan wanita. Sido-luhur mengandung makna bahagia,mendapat kedudukan ataupenghargaan. Pada awalnya kain bermotif parang hanyadiperkenankan bagi kalangan ningrat, tetapi dalamperkembangan jaman motif parar.g juga dipakai oleh

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 143: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

masyarakatumum.Gambar:55

Batik Motif SidoJuhur Banyumasan

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

6). Motif ParangKusumaRagam hias dominan Parang Kusuma; kusuma berarti

bunga yan g sedang mekar.

Warna latar coklat sogan, warna pelengkap putih danhitam.

Pemakaian kain parang kusuma biasanya dikenakanseorang gadis saat melakukan pertunangan atau tukar cincin.Ragam hias parang kusuma merupakan lambang atauungkapan isi hati yarrg sedang mekar atau berbunga-bungayang mengandung madsud suatu kebahagiaan.

Para pencipta ragam hias batik pada jaman dahuluterutama daerah Solo, seseor:u:rg menciptakan batik tidak hanyasekedar indah untuk dipandang mata saja, tetapi mereka jugamemberi makna atau arti yang erat hubungannya dengan

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 729

Page 144: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

falsafah hidup yang mereka hayati. Mereka menciptakansesuatu ragam hias untuk mennyampaikan pesan dan harapanyang tulus dan luhur, semoga membawa kebaikan sertakebahagiaan bagi si pemakai, ini semua dilukiskan secarasimbolis.

Gambar:56Batik Motif Parang Kusumo

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

7). Motif Kau)ung Kembang

Warna latar coklat sogan, warna pelengkap putih danhitam.

Ragam hias kawung terdiri dari lingkaran-lingkaran y arrgsaling berpotongan sesamanya secara beraturan.

Berbeda dengan motif kawung yang prinsipnya belahempat, Kawung Kembang potongannya terdiri dari delapanbagSan,sehingga bentuk secara keseluruhan menyerupai ceplokbunga.

L30 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dar Makna)

Page 145: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Penamaan motif kawung disesuaikan dengan bentukdari motif kawung itu sendiri. Misalnya Kawung Kembangkarena bentuk Kawung seperti Kembang.

Gambar:57Batik Kawung Kembang

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

8 ) . Mo tif Gon do suli P u tihGondosuli adalah suatu jenis tumbuhan heduchium koen

yar.g merupakan. jenis .keluarga tumbuh-tumbuhanScitamineae. Bentuk bunga seperti buah anggur berderetteratur.

Motif ini memiliki ciri warna latar putih, warnapelengkap coklattua.

Ragam hias dominan gondosuli. Meskipun bentuk parangtidak tampak, namun benfuk deretan yang teratur dalam garisdiagonal atau menyerong pada arah memanjangnya kain,sehingga tetap tampil ciri khususragamhiasparangkusuma.

Gaya RagamHias Batik (Tinjauan Simbol ilanMakna) L31

Page 146: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:58Batik Motif Gondosuli putih

Sumber: Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

9). Motif Puger

Puger adalah sebutan nama jenis ayam. (Hamzuri, \982:73). Bercirikan wama latar krem, warna pelengkap coklat muda,coklat tua, hitam, Ltttgrt, biru dan hitam.

Ragam hias dominan ayam di atas latar motif belahketupat berpilin, motif pelengkap berupa bunga dan daury sertabeberapa bunga dengan ukuran sedang berada di tengah padatiap bidang belah ketupat.

132 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilat Makna)

Page 147: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar: 59Batik Motif Puger

Sumber: Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Gambar: 60 Batik Motif |ago

Sumber: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makra) L33

Page 148: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Motif bercorak ayam terlihat pula dalam kain bentuk motifjagoyang dimiliki oleh Museumlawa Tengah Ronggowarsitodengan ciri latar kuning gading, warna pelengkap coklat tua,putih dan hitam. Ragam hias berupa ayam, kurungan ayam,dan beberapa motif segitiga serta motif geometris lainnya.

Warna kuning gading adalah merupakan ciri khas batikGarut, kebanyakan warna latar kain Garut adalah kuning.Ragam hias batik Garut yang termasuk batik pesisir bersifatnaturalistik dan banyak mengambil motif fl o r a, fawta dari alamsekitarnya, selain itu terdapat pula ragam hias yang adapersamaannya atau pengaruh ragam hias daerah Solo-Yogya,daerah tetangganya Cirebon, Indramayu, Pekalongan danragam hias Cina yang tentunya disesuaikan dengan gaya danselera Garut. (Ni an, 1987 : 51)

b. Batik Klaten

1. Motif Grinsing

Nama gringsing dapat dihubungkan dengan penemuansebuah arca Budha Vasudara yar.g mengenakan kain denganmotif Gringsing. Sejak itu daerah tersebut dinamakanGringsing, sampai sekarang menjadi sentra perajin batik denganmempopulerkan motif Gringsing.

Kain ini bercirikan warna latar coklat sogan, warnapelengkap, hitam, coklat muda, coklat tua dan putih.

Ragam hias bunga dengan kepala putik sampai ke ujungmerucing, burung akan hinggap pada kuntum bunga untukmenghisap madu.

Motif isen-isen berupa : kembang lombok, dele kecer, cecek

pitu, dan grompol.

134 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 149: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

2).Motif SidomuktiRagam hias Sidomukti biasanya dipakai oleh pengantin

wanita dan pria pada saat upacara perkawinan dinamakanSawitan atau sepasang. Sido berarti terus-menerus, dan muktiberarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. ]adidapat disimpulkan bahwa ragam hias ini melambangkanharapan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan dankesejahteraan yang kekal.

. Gambar:6lBatik Motif Sidomulyo

Sumber: Museum jawa Tengah Ronggowarsito

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) L35

Page 150: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Garnbar:62Batik wtotif Sidomukti

Sumber: Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Motif yanghampir sama dengan motif sido mukti adalahsidoluhur yang berarti mempelai berdua nantinya diharapkanmemperoleh jabatan kedudukan yang luhur dalam masyarakat.Motif sido mukti yang dimiliki Museum Jawa TengahRonggowarsito bercirikan Warna latar putih kecoklatan atauputih euu danwarna pelengkapnya coklat tua, hitam.

6. Motif Tambal

Ragam hias tambal dari pengertian mennmbal, biasanyaorang menambal kain yang sobek menggunakan kain bekasseadanya yang penting kain yang tersobek dapat tertutup,sehingga motifnya lerlihat beraneka ragam. Menurut Hamzuri(1987:50) ragam hiasTambal merupakan lambang penolak bala.

Ragam hias tambal berbentuk bidang segi empat yangbervariasi, masing-masing bidang terbagi menjadi bentuk-

136 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 151: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

bentuk segitiga dengan ragarn hias beraneka, diantaranya;motif kawung, geometris, pilin, bunga, sayap, pararrgt belahketupat, tumbuhan dan beberapa motif geometris. Bercirikanwarna latar putih kecoklat-coklatan atau putih ecru, warrrapelengkap coklat tua dan hitam.

T.Motif Semen

Ragam hias semen termasuk non geometris yaitu lar atausayap dari burunggarrda. Ragam hias semen burung garudayang dipakai dalam pola batik kadangkala berbentuk burungsecara utuh atau ke dua sayapnya terlihat atau bahkan hanyasatu sayap saja. Ragam hias ini sering disebut dengan lar.(Hoop,1982:180).

Gambar:63Batik Motif Semen

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 137

Page 152: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Di banyak tempat, motif semen diperkaya denganbeberapa isen-isen berupa cecek renteng, tebu sakeret dangalaran, serta motif lain seperti; burung, untu walang, sulurdan daun. Ciri warna yang dimilikinya yaitu warna latar putihkecoklatan, warrra pelengkap coklat tua.

8. Motif Pisang Bali

Motif Pisang Bali menggambarkan lukisan atau ukiransesisir pisang dari pulau Bali(Hamzuri, 7987:57). SedangkanBali merupakan sebuah nama pulau di Indonesia.

Gambar:64Batik Motif Pisang Bali

Sumber: Museum ]awa Tengah Ronggowarsito

Warna latar putih, warna pelengkap hitam dan coklat.Ragam hias dominan pisang Bali, pisang merupakan salah satudari nama jenis buah-buahan.

138 Gaya Ragam Hias Bstik (Tirjauan Simbol dan Maknn)

Page 153: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

c. BatikSurakafia

7. Motif Parang Barong

Keberadaan motif Parang Barong berkaitan dengankedudukan sosial khususnya seorang raja.

Motif tersebut termasuk motif lama yang berkembangsejak abad XI. Pada saat upacara jumenengnn, di KeratonSurakarta.

Raja yang bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun,Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Ingkang Kaping XIIberbusana .farang Barong dilengkapi asesoris pakaian daribludru hitatrf,; p"rhiurur, *.g - *"gu" atau kalung, bintangatau bros serta makuto kanigoro.

Motif parang memiliki isen-isen yang diseb ut mlinjon. Kainini berwarna latar putih, warna pelengkap coklat tua dan hitam.

C. Pemakaian Motif BatikPenggunaan motif kain batik sangat dipengaruhi oleh

aktivitas masyarakat seperti ritual, seremonial, historis kulturaldan historis kultur al. Penggunaan batik yang berkaitan denganaktivitas ritual dan ceremonial sebagian besar beroriantasi padatata cara pemakain batik yangada di lingkungan keraton. Halini dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa keratonadalah pusat dari kebudayaan ]awa.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilat Makna) 1.39

Page 154: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Gambar:65Pemakaian Batik Motif Barong

Pada Raja Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun KanjengSusuhunan Pakoe Buwono Senapati Ing NgalagaNgabdurahman Panatagama Ingkang Kaping XII

Sumben Busana Keraton Surakarta 2004

Pengaruh aktivitas masyarakat dalam memilih motif batik:

1. RitualBerdasarkan pengamatan dilapangan banyak sekali

dijumpai upacara ritual tertentu yang mensyaratkan motif batiktertentu dalam pelaksanaannya. Semua itu dilakukan dengantujuan agar masyarakat mendapatkan keselamatan dan terbebasdari malapetaka. Berbagai upacara tersebut seperti Labuhan dikeraton Solo maupun Yogyakarta yaitu upacara persembahan

140 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 155: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

pakaian bekas Sultan atau Raja ke Pantai Selatan (ParangKusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu dan Dlepih Wonogiri.

2. Seremonial

Berdasarkan pengamatan dilapangan banyak sekali acara

atau upacar seremonial menggunakan motif batik warnatertentu dalam pelaksanaannya terlebih lagi di lingkungankeraton. Upacara seremonial tersebut seperti:

a. Gerebeg:,

Upacara yang merupakan bentuk senkretisme antarapenghormatan arwah leluhur dengan pemberian sesaji berupagunungan dan pembuktian raja atas nikmat atau kemakmurany angdiberikan oleh Tuhan berbentuk so dagah serta diisi petuah-petuah aBama Islam.kepada masyarakat para anggota keratonterutama raja dan pembesar istana hadir dengan menggunakanbatik. Pada saat itu raja memakai batik motif Parang RusakatauParang Barong.

b. Upacara Perkawinan

Secara umum upacara perkawinan adat Jawa Tengahbanyak mengacu pada tata cara adat perkawinan yang ada dikeraton maka tak heran motif batik yang dipakai seperti motifbatik yang umum dipakai di lingkungan kraton. Motif batikyang dipergunakan dalam berbusana saat upacara perkawinanmisalnya motif Sidomukti, Sidoasih

3. Estetika

Pemakaian motif batik yang didasarkan dengan estika halini berkaitan erat dengan rasa keindahan yang dimiliki olehmasing-masing pemakai serta dipengaruhi pula oleh norma-norma yang berkembang di masyarakat. Perkembangan yang

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna) 1,l1

Page 156: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

nampak sekarang ini terlihat di berbagai daerah bahwapemakaian batik tidak hanya berdasar nilai - nilai filosofi darisebuah motif saja akan tetapi nampak pula berdasar atas motifdan keserasian warna pada kain batik. Kecenderungan ininampak berbagai pendapat saat wawacara dengan seorangpemakai batik sebagai berikut:

" Saya memakai batik ini tidak tahu makna ntau arti dari sebuah

motif batik tapi saya suka corak atau motif batik ini dan warnanya yangknlem"

Pengakuan ini juga diperkuat oleh seorang pengusahabatik di Banyumas sebagai berikut:

" . . . P ar a pengusaha knlau tidak kr eatif untuk memo difiknsi motifbatik makn bntik aknn ditinggal penggemarnyn"

Pernyataan tersebut nampaknya terbukti di daerahPekalongan yaitu adanya kreasi motif-motif baru dengandesain warna yang beraneka ragam maka industri batik cukupberkembang dan digemari oleh masyarakat. Sedangkanpengusaha yang tetap membuat dengan motif tertentu sepertimotif Banyumasan tampak makin terpuruk usahanya.

Hal ini diungkapkan seorang Iuragan Batik di Banyumassebagai berikuU

" ... sebaginn besar pemakai batik motif Banyumasan hanyalahkaum tua sedangkan kaum mudanya lebih tertarik dengan motif-motif gaya Pekalongan yang bernneka ragflm cornk danlDzrnznya".

Ungkapan pedagang di Banyumas tersebut tidak jauhberbeda dengan pedagang di Solo sebagai berikut:

"Banyak orang membeli batik untuk keperlunn hajatan,sedangkan anak muda membeli hanya karenn mode"

142 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilar Makta)

Page 157: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Ungkapan lain pemakai batik berkaitan dengan estetikadiungkapkan seorang responden di Rembang yaitu:

" .... Saya memakai batik karena indah motifnya, bahan darisl4tra, warna juga bagus sehingga cocok untuk menghadiri acara

pesta".

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Shnbol dan Makna) 1'43

Page 158: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

144 Gaya Ragam Hias Batik (Tiniauan Sitfuol ilan Makna)

Page 159: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BABVANALISIS RAGAM HIAS BATIK

A. Makna Ragam Hias Batik

Manusia adalah mahklukbudaya. Budaya manusia penuhdengan simbol-simbol sehingga budaya manusia penuhdiwarnai dengan simbol. Gerzt melihat simbol- simbol padamanusia bagai jaring laba-laba yang saling kait mengkait daningin berusaha menguraikan maknanya. Simbol itu sendiribersifat abstrak yang maknanya diberikan oleh orang yangmenggunakan simbol tersebut. Simbol dalam sebuah kainbatikdapat berbentuk warna maupun pola ragam hiasnya.

Pendeskripsian motif pokok kain batik tertentu dalamkaitan dengan agama atau kepercayaan tertenfu akan membuatmotif batik beserta wamanya mempunyai nilai dan makna yangtinggi. Sebagai contoh motif Sidomukti yang dipakai saatupacara perkawinan. Motif tersebut melambangkan agarpasangan pengantin mempunyai kebahagian yang kekal danmempunyai harapan masa depan yang baik

Kemunculan ragam hias, warna batik dan maknanyatersebut dipengaruhi oleh:

1,. Letak geografis

Letak daerah penghasil batik telah melahirkan ciri khasmotif dan warna batik. Batik yang berada di pesisir berlainandengan batik asal pedalaman. Di daerah pesisir, motif danwarna batik banyak dipengaruhi oleh motif luar yaitu motif-

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna) 1.45

Page 160: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

motif yar.g dibawa oleh para pedagang manca yang singgahuntuk berdagang. Berdasarkan catatan sejarah para pedagangyang membawa pengaruh motif hias batik adalah pedagangcina, India, Arab, pedagang Belanda dan Inggri d11.

Ciri-ciri motif pesisir terlihat lebih naturalis dengan anekaragam warna. Sedangkan batik pedalaman, ragam hias motifbatik lebih bersifat simbolis dengan warna gelap.

2. Keadaan alam dan tata kehidupan

Masyarakat pesisir setiap hari yang dipandang hanyabirunya laut dan deru ombak laut, ikan, udang, pelangi yangsering muncul di wakfu hujan serta aneka warna bunga maupunfauna menyebabkan motif batik banyak menampilkan motifkeadaan alam sekitar secara natural. Sedangkan di daerahpedalaman banyak menampilkan alam pegunungan, dan pohonhayat dengan bentuk simbolis.

3. Kepercayaan dan adat-istiadat

Pengaruh Hindu ]awa sangat mempengaruhi motif batik,khususnya di daerah pedalaman. Motif-motif tersebut banyakyang digambarkan dalam bentuk simbolis seperti: semen, lardll. Sedangkan pengaruh agama Islam terlihat pada motif hiasbatik yang banyak di daerah pesisir. Bentuk ragam hias motiftersebut adalah tulisan arab atau bentuk fauna yang telahdihilangkan sebagian bentuk tubuhnya atau bentuk binatangyang telah distilir dengan tumbuh-tumbuhan.

4. Kontak dengan daerah pembatikan

Adanya berbagai daerah pembatikan yang dipengaruhioleh lingkungan alam dan kepercayaan, kemudian daerahtersebut mengadakan kontak dan mengadakan hubungan makamenimbulkan ragam hias baru

146 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dat Makna)

Page 161: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Berdasarkan pengamatan pada motif hias batik diperolehberbagai motif hias pokok dan pengisi bidang pokok seperti:

a. Motif non geometis

1.. Ayam lantan

Dalam perlambangan Eropa ayam jantan dihubungkandengan matahari yaitu pada saat matahari terbit. Matahari terbitmerupakan tanda peralihan waktu dari malam ke siang dansaat itulah ayam jantan berkokok membangunkan orang daritidurnya dan melakukan aktivitas kembali kehidupannya.

Di Indonesia, perlambangan ayam jantan juga dikaitandengan keberadaan matahari. Pada saat matahari akan terbityang ditandai dengan kokokan ayam jantan bagi masyarakatdi pedesaan dipakai sebagai tanda bagi kaum muslim untukmengerjakan sholat subuh.

Perlambangan ayam jago selain berkaitan denganmatahari terkadang juga dikaitkan dengan lambang kekuatandan keberanian. Hal ini tampak dari arena adu ayam yangkadang-kadang masih berlangsung di Jawa, terlebih lagi di Bali.Pada saat pertarungan ayam jantan tersebut tampak adanyakekuatan, keberanian dan kegagahan seekor ayam jantan.

Motif ayam jantan tersebut banyak terdapat pada ragamhias batik dari Bayumasan.

2. Burung Garuda

Burung Garuda mempunyai kedudukan yang istimewadalam agama Hindu. Dalam agama Hindu, burung garudamerupakan kendaraan Wisnu dan merupakan perlambangdunia atas.

Pola ragam hias burung Garuda ini dalam perkembangan-nya terutama saat Islam masuk, motif tersebut distilasi dengan

Gaya Ragau Hias Batik (Thtjatat Sinrbol ilat Makna) 1.47

Page 162: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tumbuhan atau hanya digambar sayap atau sayap dengan ekorsaja. Motif tersebut sering dikenal dengan nama motif lar.

Motif burung garuda tersebut banyak terdapat pada kaindari daerah pedalaman seperti Solo, Klaten.

3. Burung Merak

Burung merak pada zaman Hindu merupakan lambangkendaraan dewa perang Skanda Putera Syiwa dan Prawati.Burung tersebut juga banyak hidup di kawasan hutan di pesisir.Burung Merak tersebut sering muncul dalam seni yangberkembang di Cina dan burung Merak tersebut diangapsebagai lambang kebaha gian.

Motif burung Merak banyak terdapat di daerah pesisiranseperti Lasem, Pekalongan, Batang.

4. Burung Phoenik.

Jenis burung Phoenik bentuknya hampir menyerupaiburung Merak. Perbedaan yang tampak pada burung Phoenikini adalah mempunyai ekor yangpanjang dan bergelombang.Oleh karena kemiripan dengan burung Merak tersebut makakesulitan untuk membedakan dengan burung Merak. BurungPhoenik tersebut banyak terdapat di Cina sehingga motifburung Phoenik pada batik yang ada di daerah pesisirkemungkinan berasal dari Cina. Burung Phoenik diangapsebagai lambang kebahagian

Motif-motif burung Phoenik dikenal dengan motif lokcanatau paksi. Motif tersebut tersebar di daerah Lasem, Pekalongan,Batang, dan daerah penghasil batik di pesisir.

5. Naga.

Binatang Naga dalam jaman Hindu banyak menghiasikarya seni. Naga melambangkan dunia bawah dan lawan dari

148 Gaya Raganr Hias Batik (Tinjauan Simbol ilar Makna)

Page 163: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

burung Garuda yang merupakan lambang dunia atas. Btlrrttrknaga yang hampir mirip dengan ular menyebabkan kesulitartmembedakan keduanya.

Binatang Naga ini banyak menghiasi pula seni dari negcriCina sehingga pada saat bangsa Cina mendarat di pesisirbanyak memberi aneka ragam hias bermotifkan naga. MtltifNaga ini melambangkan laki-laki dan sebagai pelindung darigangguan binatang. Motif tersebut tampak pada motif batikdari Pekalongan.

6. Angsa dan Bebek

Motif angsa merupakan simbol kemurnian atau kesucian.Dalam mitologi Cina, bebek dan angsa merupakan simbolkebahagian, perkawinan, dan kesetiaan. Motif tersebut seringdijumpai pada motif batik di Pekalongan.

7. Kupu-kuptr

Motif kupu-kupu dianggap sebagai lambang umurpanjang serta lambang kesenangan dan musim panas.

8. Motif Lidah Api

Api melambangkan kekuatan sakti yang dapatmempengaruhi watak manusia. Ragam hias motif lidah apimerupakan simbol kekuatan sihir, lambang semangat danpenerangan hati manusia. Motif tersebut dalam kain batikbanyak terdapat pada bidang Papan atau pinggir.

Motif lidah api banyak berfungsi sebagai motif pengisibidang pokok. Motif batik tersebut terdapat di daerah pesisirdan pedalaman.

9. Gunung dan Pemandangan alnm

Pada umumnya ragam hias pemandangan alam dapat

Gaya Ragan Hias Batik (Thtjauan Simbol dar Makna) L49,

Page 164: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

dikelompokan ke dalam tiga kelompok yaitu:DaratanUdara

Air

: fumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat: garuda, burung, kupu matahari, binatang danmega.

: Ular ikan, dllAlam semesta dengan segala isinya dengan pucaknya

berupa gunung rnelambangkan kesatuan, keagungan dan ke-Esaan. Motif pemandangan ini juga melambangkan kesuburansedang gunung dipercaya sebagai tempat dewa bersemayamdan mempunyai kekuatan tertinggi.

Motif gunung tersebut banyak dijumpai di daerahpedalaman seperti motif yang ada di Surakarta, Klaten serta diBanyumas.

70, Cakra

Roda simbol kuno dari matahari merupakan senjatapamungkas yang melambangkan kesucian dan kebersihanuntuk mendekatkan diri pada Tuhan. Motif ini selain dijumpaidi daerah pesisir terutama di Pekalongan, juga di pedalaman.Di Pekalongan dapat terlihat jenis motif ]lamprang dan didaerah pedalaman terdapat pada motif Nitik

1.1. Awan

Awan mendung merupakan pengaruh Cina sebagailambang gunung yang tinggi

b. Motif Geometris

1. Segi tiga

Motif segi tiga biasa disebut tumpal atau untu walang.Pada awalnya deretan segitiga sama kaki kemudianberkembang dan dipadukan dengan ragam hias non geometris.

L50 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinfuol ilan Makna)

Page 165: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Motif tersebut menggambarkan kehidupan dan keagunl',.ur.Bentuk tumpal tersebut kadang-kadang menyerupai [rt'rrlrrkpohon dan sering disebut pohon hayat.

2. Lingkaran

Lingkaran adalah lambang permulaan semua cip taan. J atl i,

lingkaran juga merupakan lambang keagungan dan kekuas.liln.Penggambaran motif lingkaran dipola dan divariasi sept'rtilingkaran yang bersinggungan, lingkaran yang salingberpotongan. Motif tersebut dapat terlihat dalam berbagai motil'kawung, nitik, maupun jlamprang dan keberadaannya tersebardi daerah pesisir maupun di pedalaman.

3. Szanstika qtsu Banji

Bentuk motif swastika dapat berkembang menjadi motifmeander. Motif tersebut di kalangan orang Cina dikenal dengarrr

motif Banji. Swastika tersebut merupakan lambang perputaranmatahari, sumber keuatan dan kesuburan serta diangapmembawa tuah. Pada kain batik motif tersebut terdapat padabidang papan. Sedangkan motif meanderbanyak ditempatkanatau difungsikan sebagai motif pinggir suatu batik. Motifberbentuk swastika banyak terdapat di daerah pesisir

4. Pilin

Motif pilin merupakan lambang keteraturan dankeharmonisan. Motif tersebut dapat terlihat pada motif parangyang ada di daerah pesisir dan di pedalaman. Dalamperkembangannya motif tersebut telah divariasi dengan motiftumbuhan.

5. Garis-garis

Garis merupakan lambang keteraturan dan keharmonisan.

Gaya Ragam Hins Batik (Thjaratt Sirubol dan Makna) 151

Page 166: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Caris-garis vertikal melambangkan kejujuran.

B. Analisis Motif dan Warna Batik

Arti suatu ragam hias tidak mudah diterangkan dengansepatah kata. Sering arti suatu motif mempunyai berbagai segitergantung darimana melihatnya.

Munculnya motif dalam sebuah karya batik pada diriseorang perajin batik ada dua sebab yaitu dipelajari dan tanpadipelajari.

Sebuah motif batik diperoleh dengan belajar maka motifitu telah diketahui berdasarkan contoh-contoh motif-moti f y angada pada beraneka ragam hias benda budaya. Motif - motiftersebut telah memiliki makna tertentu. Namun untuk motifyang muncul karena mengalir begitu saja pada diri pembatikkemungkinan mempunyai arti yang berbeda dengan arti yangdiberikan oleh orang lain walau bentuk dan coraknya hampirmenyerupai.

Berdasarkan sebab munculnya motif batik tersebut makamotif - motif yang ada pada kain batik di Jawa muncul juga didaerah seberang jauh dari pulau Jawa padahal kemungkinanpara perajin tersebut belum pernah melihatnya. Sebaliknyamotif-motif yang jauh di daerah seberang muncul pula di PulauJawa dengan bentuk yang hampir sama hanya diberi variasi-variasi tertentu saja. Bentuk motif yang sama dan jauh letaknyatersebut muncul dengan tidak sadar dalam diri pembatik.

Dibalik berbagai ragam motif beserta warna sebuah kainbatik di Jawa tersebut, terdapat ekspresi seorang perempuanlawayang dilawankan dengan keberadaannya dengan laki-lakiJawa dan secara eksplisit pula terlihat sifat dualitik atau duayangperpasangan atau dua yang saling berlawanan.

Dilawa, selainberbagai makna dari motif danwarnabatik

;

I

1.52 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 167: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

yang telah ada dan dikenal oleh masyarakat, dibalik motif danwarna kain batik terdapat struktur pemikiran mendasarmanusia yang melahirkan motif-motif tersebut. Pemikiranmendasar tersebut adalah pikiran dualitik. Pikiran dualitik yangada dalam batik tampak bila dikaitkan dengan kehidupan sosialmasyarakat Jawa atau pikiran dualitik tersebut terdapat relasidengan kehidupan sosial masyarakat ]awa.

Sedangkan munculnya motif-motif batik yang umulnnyadibuat oleh wanita tersebut merupakan ekspresi wanita Jawauntuk menjaga keharmonisan atau keselarasan hidup danperwujudan kemampuan perempuan Jawa dalam menghadapipermasalahan hidup dan tidak hanya menggantungkanpermasalahan hidup pada laki-laki.

Pemikiran mendasar manusia tersebut terbagi dalam duakatagori yaitu kategori alam dan kebudayaan. Pemikirandualistik dengan kategori alam terlihat adanya jenis kelaminlaki-laki dan perempuan, warna batik yang cenderung gelapdan warna batik yang cenderung terang. Motif flora dan fauna,bentuk flora fauna di pesisir dan pedalaman dll.

Dalam kategori laki-laki dan perempuan sudah jelasbahwa kedua jenis kelamin tersebut terdapat dalam alamnamun setelah terdapat aktivitas manusia berupa pembagiankerja maka hal itu telah mulai terjadi perubahan dan masuk kekategori kebudayaan.

Pemikiran mendasar manusia dalam pembagian kerjapada saat proses produksi batik dapat dilihat lagi dalam refleksiadat-istiadat atau kehidupan perempuan Jawa dalam sehari-hari. Adat-istiadat tersebut di antaranya muncul istilahperempuan Jawa adalah konco wingking dari laki-laki ataumartabatwanita lebih rendah dari pada laki-laki. Sebagai konco

wingking, para perempuan Jawa banyak melakukan kegiatan

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauar Simbol ilat Makna) L53

Page 168: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

di dapur dan memberesi urusan ke dalam dari kelu arga.Sedangkan kaum laki-laki bertindak sebagai kepala keluargayang bertanggung jawab secara ekonomi atas pemenuhankebutuhan rumah tangga.

Keberadaan sifat dualitik terhadap kain batik dalamhubungan dengan keberadaan perempuan dan laki-laki Jawaterlihat lagi dalant proses produksi sampai penjualan batik sertamotif dan warna sebuah batik.

Dalam proses produksi yaitu tepatnya pada saat mempoladan membatik terlihat terjadi pembagian kerja berdasarkan jeniskelamin dengan tanpa disadarinya. Pada saat pengerjaan poladan membatik terlihat adanya peran perempuan Jawa yangcukup penting dalam proses produksi. Pada tahap pekerjaantersebut membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggiapabila ingin mendapatkan hasil batikan yang berkualitas. Paraperempuan tersebut melakukan dengan senang hati walauterpaksa hanya mendapat upah yangrendah sekitar Rp 7000 -Rp 8000 per hari.

Beban berat tersebut kadangkala juga menimpa seorangperempuan yang berusaha ingin membuat keluarganya tentramdan bahagia dengan mengerjakan batik di rumah setelahmengerjakan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bertani.

Sementara itu, pekerjaan laki-laki dalam proses produksitampak dalam pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang kuatseperti mengangkut, mewarna atau mencelup kain dalam bakpewarna.

Bentuk dualitik yang berpasangan antara laki-laki danperempuan tampaknya sama dengan dualitik tentang adat-istiadat kedudukan perempuan ]awa dalam kehidupan dimasyarakat. Di Jawa, seorang perempuan dijadikan sebagaikonco wingking yang hanya mengurusi kebutuhan rumah

Gaya Ragam Hias Batik (Tirrjaran Sinfuol dar Makta)

Page 169: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tangga. Sehingga jaman dahulu banyak dijumpai perempuanhanya mengetahui urusan dapur saja dan membesarkan anaksaja. Semua yang berhubungan dunia luar dari rumah tanggaatau tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga dipikul oleh laki-laki. Namun setelah jaman RA Kartiniserta kemajuan jaman yang menuntutpersamaan derajad yangsama antara perempuan dan lakiJaki menyebabkan perbedaanperan kedua jenis kelamin ini tak jauh berbeda.

Persamaan hak tersebut tampak juga dalam prosespembuatanbatik. Setelah dikenal canting cap, maka pembagiankerja khususnya mempola dan membatik, perempuan banyakyang diganti oleh laki-laki. Pekerja pola yang dahulu banyakdikerjakan oleh perempuan sekarang banyak muncul desainerlaki-laki. Pembatik cap yang membutuhkan tenaga yang kuatdalam pengerjaannya banyak dikerjakan oleh laki-laki.

Selain pekerjaan lain yang berkaitan dengan batik berdasarpembagian kerja, terlihat lagi pada saat penjualan batik. Hampirdapat dikatakan penjual kain batik adalah kaum perempuan.Keberadaan penjual batik berjenis perempuan tanpa disadarioleh perempuan, pada diri mereka mempunyai daya tariktersendiri pada saat menjualnya khususnya bagi pandangankaum laki-laki.

Sementara itu,berbagai motif yangada juga secara umumterlihat adanya pembagian dualistik dalam katagori alam dankebudayaan. Motif kategori alam terlihat adanya flora dan faunayang tumbuh di daerah pesisir dan di daerah pedalaman ataupegunungan. Motif batik yang berada dalam katagori alammuncul dalam bentuk natural. Artinya para pembatik membuatmotif batik berdasarkan apa yang mereka lihat. Sedangkanmotif kategori kebudayaan yaitu adanya bentuk flora atau faunayang telah distilir sehingga sudah tak sama dengan bentuk

Gaya Rngam Hias Batik (Tifiauat Sinfuol ilan Makna) L55

Page 170: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

aslinya. Pembentukan stilir inilah yang merupakan hasilkebudayaan manusia. Bentuk stilir dikatakan hasil kebudayaankarena pada saat membuat, pembatik telah mengalami prosespengaruh dari kebudayaan tertentu seperti religi dll. Contohdari motif tersebut adalah Motif Burung Phoenik. Dalamkategori alamburung Phoenik digambar apa adanya sedangkandalam kategori kebudayaan burung Phoenik telah diubahdengan bentuk burung tanpa kepala atau kepala burungdigambar dalam bentuk bunga. Perubahan tersebutdikarenakan ada pandangan dari ajaran Islam yang tidakmemperbolehkan menggambar hewan secara utuh.

Warna yang terlihat secara umum pada batik juga terlihatadanya pembagian dualitik yaitu warna terang di daerah pesisirdan warna gelap terdapat di daerah pedalaman. Secaratradisional pewarnaan kain batik dipengaruhi pula olehtumbuhhn yang hidup di pesisir dan pegunungan. Berdasarkanpenjelasan seorang pemerhati batik di Pekelonganmenyebutkan jenis tanah dan tumbuhan telah mempengaruhihasil pewarnaan batik. Tumbuhan yanghidup di daerah pesisirlebihbanyak menghasilkan aneka warna dibanding tumbuhanyang hidup di pedalaman atau pegunungan sehingga hal inimenyebabkan warna batik di daerah pesisir lebih variatifdibanding dengan warna di daerah pedalaman.

Perbedaaan warna yang mencolok antara warna batik dipesisir dan pedalaman yaitu terang dan gelap tampaknya tidakhanya dikarenakan faktor alam namun terdapat konsepsi dikalangan masyarakat Jawa tentang mitologi yang beredar.

Mitologi tersebut dibedakan menjadi dua yaitu mitologiyang berkembang di daerah pedalaman yaitu dikenal adanyamitologi Nyai Loro Kidul dengan memakai warna hijau danmitologi Dewi Lanjar dengan memakai warna kuning serta

156 Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Sinfuol dnn Makna)

Page 171: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Mitotogi joko Tarub dengan bidadarinya berjumlah tujuh orangyang turun dari langit melalui jembatan pelangi yang beranekawarna.

Di daerah pedalaman warna hijau dapat dikatakanmerupakan warna milik Nyai Loro kidul. Menurut kepercayaanmasyarakat pedalaman, warna hijau merupakan pantangandipakai pada tempat atau acara tertentu. Bila larangan tersebutdilanggar maka akan tertimpa musibah. Akibat hal inidiasumsikan kemungkinan juga telah memberi pengaruhterhadap pewarnaan batik di daerah pedalaman. Oleh karenaitu di daerah pedalaman warna batik hanya terbatas pada wamagelap seperti hitam, soga mupun coklat.

Sementara itu, untuk daerah pesisir, Dewi lanjar telahdimitoskan masyarakat sekitar Pekalongan dan seringmemberikan bantuan kepada orang yang tertimpa kesulitan dipasar-pasar dengan memakai warna cerah dan tidak adapantangan apapun bila memakai warna terang atau cerah. Olehsebab itu masyarakat pun bebas mewarnai kain batiknya.Demikian pula mitologi yang berkembang di Lasem dansekitarnya yaitu mitologi Joko Tarub dengan bidadarinya yangturun dari langit dengan memakai jembatan pelangi yangberaneka warna.

Gaya Ragant Hias Batik (Tinjauan Sinfuol ilan Makna) 157

Page 172: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

L58 Gayn Ragnm Hias Batik (Tinjatnn Simbol dan Makna)

Page 173: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

BAB VIPENUTUP

Ragam hias adalah merupakan hasil budaya yang sejakmasa pra sejarah dan berlanjut sampai masa kini. Ragam hiastersebut banyak menghiasi berbagai benda-benda budaya. Diantaranya kain batik.

Dalam motif batik tersebut terkandung unsur seni yangmenampilkan keindahan. Selain keindahan, banyak motif batikdiciptakan dengan maksud untuk keperluan bersifat religiusmaupun seremonial. Berkaitan dengan kepentingan tersebut,maka motif batik banyak memiliki makna simbol. Oleh karenaitu, penciptaaan motif batik diabdikan untuk kepentinganspiritual yang lebih tinggi. Selain itu, motif batik diciptakankarena dipakai sebagai media ekspresi dan komunikasi diripembatik bagi lingkungannya

Pengungkapan ekspresi dan pengkomunikasian apa yangdimaksud oleh pembatik dalam bentuk berbagai motif batikhal ini melahirkan makna dan simbol. Makna dan simbol dalammotif tersebut dipengaruhi oleh banyak hal di antaranya: letakgeografis, alam sekitar beserta flora dan faunanya, kepercayaandan adat-istiadat maupun kontak atau hubungan dengandaerah lain

Batik sebagai tradisi yang masih hidup dan tetapdipertahankan keberadaannya mempunyai posisi pentingdalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dalampemenuhan kebutuhan sandang sehari-hari maupun sebagaipelengkap pada upacara tradisional di masyarakat umum serta

Gayn Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol ilan Makna) L59

Page 174: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

di lingkungan keraton. Penggunaan kain motif batik dalamkehidupan masyarakat umum misalnya upacara perkawinandengan memakai kain ba tik moti f S idomukt i, Sidomuly a, Sid o n sih.

Penggunaan khusus di lingkungan keraton misalnya: pakaiandengan motif batik Parnng Barong khusus untuk raja sedangkanparang yang lebih kecil untuk para kerabat istana. Peraturantersebut hanya berlaku di lingkungan keraton saja. Di luarkeraton, masyarakat dapat memakai dengan bebas berbagaibentuk motif batik.

Sekarang ini, perajin batik membuat kain batik denganbentuk motif sesuai selera konsumen. Sehingga hal inimenyebabkan motif batik tidak hanya sebagai media ekspresidiri pembatik tapi juga merupakan tuntutan pemenuhansandang pangan perajin. Namun demikian tanpa disadaribahwa perajin telah menciptakanberbagai variasi bentuk motifkain batik yang bentuknya hampir mirip dengan aneka ragammotif-motif yang tersebar di berbagai belahan bumi. Hal inimuncul dikarenakan manusia memiliki pemikiran yanguniversal yaitu pemikiran dualitik yang beroposisi atau duayang saling bertentangan atau dua yang saling berpasanganseperti laki - perempuan, Laut - Gunung, F{ewan - tumbuhandll. Pemikiran tersebut selalu muncul tanpa disadari olehmanusia.

Pemikiran dualitik tersebut muncul pula dalam bentukaneka ragam motif batik. Pada motif batik di Jawa terdapatberbagai motif dan warna yang saling bertentangan atau salingberpasangan yang menyebabkan masing -masing daerahterdapat kekhasan.

Di balik struktur kemunculan motif batik di Jawaterrefleksikan pula sifat dualitik dalam kehidupan masyakatjawa seperti ada pembagian tanggung jawab dalam rumah

L60 Gaya Ragan Hias Batik (Tiniauan Simbol dar Mnkna)

Page 175: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

I

tangga yang dilakukan kaum laki-laki dan perempuan dan lainsebagainya. Selain itu, terdapat pesanan pikiran yangdisampaikan lewat motif yang dibuat oleh kaum perempuanbahwa perempuan |awa tidak hanya bertindak sebagai koncowingking saja tetapi juga ingin membahagiakan danmengharmoniskan keluarga.

t61:Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Simbol dan Makna)

Page 176: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

PUSTAI(A

8P5,2002. lawa Tengah dalam Angka 2002, lawa Tengah inFigure 2002. Semarang, Bappeda ]ateng.

Clemeers,Agus. L997. Antara Alam - alam Mitos. MemperkenalkanAntropologi Struktural Claude Leai Strauss. Flores NTT: PNNusa Indah.

Dirjenbud, 2000. Mengenal Batik Pekalongan. jakarta:Dirjenbud, Depdiknas.

Djoemena, Nian S., 1981. Ungkapan Sehelai Kain Batik. ltsMystery and Meaning. Jakarta: Djambatan

Gillowa John, 1992. Trndisional itu Indah dnn Unik. Jakarta:Depdikbud, Dirj enbud, Dirmus.

Hamsuri, 1gg4. Batik Klasik, Classical Batik.lakarta: djambatan.

2000. Warisan Tradisional itu lndah dan Unik. ]akarta:Depdikbud, Dirj enbud, Dirmus

Hoop, A.N.I. Van Der, 1949. lndonesische Siermotieaen. Ragam

ragam Perhiasan Indonesia. Indonesian Ornamental DesignBandung: Uitgeveb Door Het Koninklijk Bataviaasch.

Himsa-Putra, Heddy Shri A. 2000, Ketika Orang lauta Nyeni.Yogyakarta: Galang Prss dan Yayasan Adhi Karya.

Keesing, Roger M,7992. Antropologi Budnya, Suatu PerspertifKont empor er . J akarta: Erlangga.

162 Gaya Ragan Hias Batik (Tirjarat Simbol dar Makta)

Page 177: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

Koentjaraningrat, 7984. Kebudayaan lawa. Jakarta: PNBalaiPustaka.

Kompas, 17 September 2000, Batik Hokokni, Cerita SingkntPenjajahan lepang di lndoensia, Jakarta.

Kompas, 29 Februari 2004. Batik Belanda, Peninggalan Koloninldi Indonesia. Jakarta.

30 ]uni 2004. lndustri T ekstil D i P ekal ongan, J akarta.

Pranata, Ardiyanto, 1997: The Development of Batik InIndonesian Pesisiran Batik Fashion Trend from 1850 Untiltoday, Prepared for: Textiles in Tourism and ConstructiclnCultural Identity.

Riyanto, Daniel M. 2004. loko Tarub danBidadarL SeriPendidikanBudaya. Jakarta: Pt Grasindo.

Riyanto, Didik. 1993: Proses Batik, BatikTttlis, Bntik Cap - BatikPrinting dnri Awal Persiapanbshan dan Alat sampaiFinishing.Solo: CV Aneka.

Shadly, Hasan. 1990: Kamus Bahasa lndonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Soedibjo, Mooryati, 2003. Busana Keraton SurakartaHadiningraf. ]akarta: PT Mustika Ratu lJtama, PTGramediaWidiasarana Indonesia.

Soepeno, 1953. Kamus Populer. Surabaya: Kebudayaan Baru

Soesanto, 19985, Ornamentik Batik Tradisional pada SeniLukis Batik dekoratif di Kotamadia Surakarta antara tahun7974 - 1983, Skripsi |urusan Seni Rupa UNS.

Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauat Simbol dan Maknn) 163

Page 178: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

F

Syafrtna, Fifin, L997: Pemanfaatan Teknik dan desain Batikdalam Berbagai Media serta pemanfaatannya SebagaiKomoditi Ekonomi, Jakarta: Fakultas Seni Rupa IKJ.

Veldhuisen, Harmen C. 7993: Batik Belanda 7840 -7940 Dutchinfluence in BatikfromlaaaHistory nnd Stories. Jakarta: Gaya

Favorit Press.

Wibowo, Soni Prasetia Dkk, 7996: Batik Studi Etnografitentang Motif Hias Yogyakarla.Tugas akhir Mata kuliah

Etnografi, ]urusan Arkeologi. Fakultas Satra UGM.

Yahya, Amri. 1985; Sejarfu Perkembangan Seni Lukis Batiklndonesia. Yogyakarta: Depdikbud, Javanologi.

Yusuf, Yusuf, 7991. Pernnnn Bntik Sepnnjang Masa: Pameran

Khusus. Depdikbud, Dirjenbud, Dirmus.

164 Gaya Ragaru Hias Batik (Tinjarar Sinfuol ilan Makta)

Page 179: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

tlI

Iil

Page 180: , :" ,l,lrr.q+rr;t lr^tn 7:n1;rh - Perpus Provinsi Jateng

UFT PGretakan g P.nerblt n

UIhIIhUIES IPIRIESS lsBN 979 9579 52 X