Top Banner
VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-3761 RELATIONSHIP SMOKING HABITS OF FAMILY MEMBERS AND NUTRITIONAL STATUS OF INFANTS WITH ACUTE RESPIRATORY INFECTION EVENT ON INFANTS (Case study in the work Area of Larangan Public Health Center of Larangan District, Pamekasan RegencY) Afriyani Nouiyana, Nurhaldah, Hadi Suryono ABSTRACT Acute Respiratory infection (ARI) is one of the causes of infant mortality in developing countries, including in Indonesia. This study aimed to investigate the relationship between smoking habits oifamily members and nutritional status of infants with ARI incidence of infants in the larangan Public Health Center. This type of research was an observational case control study design The sample was mostly infants of AN patients in Larangan District who have come to the Larangan Public Health Center during the last three months that were 53 infants and 53 infants were not suffered ARI who were neighbors of infans who suffered ARI. Data analysis was performed using Chi Square test with o = 0,05. - Results of this study shown that smoking habits of fdamily members (P = 0,243) there is no association with incidence of acute respiratory infection of infant, while the nutritional status of infants (p = 0,008) is correlated with the incidence of acute respiratory infection on infants. It is recommended that larangan public health center to improve the provision of information of the public about the nutritional status of infants in order to avoid acute respiratory diseases, providing enough food for infants by providing fruit that are around the environment such as bananas and papayas, maintain the condition or the air in the house to stay healthy by cleaning the house every day, behave healthy lifestyle, and care sanitation in order not to become breeding grounds for germs Keywords : ARI, smoking habits, nutritional status PENDAHULUAN Latar Belakang Infeksi Saluran PernaPasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang, termasuk di Indonesia. World Health Organization (wHo) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hiduP sebesar 75o/o-20o/o pertahun pada golongan usia bawah lima tahun (balita) (Depkes RI, 2000), Indonesia adalah salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. Secara nasional, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2002 berjumlah 182 milyar batang yang merupakan urutan ke- 5 diantara 10 negara di dunia dengan konsumsi tertinggi pada tahun yang sama (Depkes RI, 2004). Di Madura, selain minum kopi, kebiasaan orang Madura juga merokok. Begitu istimewanya rokok, sebagian daerah di pulau Madura bahkan mengundang orang ke pesta pernikahan dengan rokok. Jika dilihat dari kebiasaan merokoknya, mungkin orang Madura tidak tertandingi. Gizi merupakan unsur Yang sangat penting di dalam tubuh. Apabila gizi anak baik, tubuh akan segar dan daPat melakukan aktivitas dengan baik (Juniriana, 2007). Prevalensi Gizi Buruk di Provinsi Jawa Tlmur adalah 2,5o/o dengan jumlah kasus 9.493, sedangkan Prevalensi Gizi Kurang adalah 9,2olo (Dinkes Jatim. 2011). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan tahun 2011, balita dengan gizi kurang berdasarkan penimbangan rutin di posyandu sebanyak 4.785 balita sedangkan balita dengan gizi buruk sebanyak 796 balita dan Yang mendapatkan perawatan sebanyak 81 balita, Di puskesmas Larangan sendiri, balita dengan gizi kurang sebanyak 129 GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN
6

- Chi Square

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: - Chi Square

VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-3761

RELATIONSHIP SMOKING HABITS OF FAMILY MEMBERS AND NUTRITIONALSTATUS OF INFANTS WITH ACUTE RESPIRATORY INFECTION

EVENT ON INFANTS(Case study in the work Area of Larangan Public Health Center of Larangan

District, Pamekasan RegencY)Afriyani Nouiyana, Nurhaldah, Hadi Suryono

ABSTRACT

Acute Respiratory infection (ARI) is one of the causes of infant mortality in developing

countries, including in Indonesia. This study aimed to investigate the relationship between

smoking habits oifamily members and nutritional status of infants with ARI incidence ofinfants in the larangan Public Health Center.

This type of research was an observational case control study design The sample was

mostly infants of AN patients in Larangan District who have come to the Larangan Public

Health Center during the last three months that were 53 infants and 53 infants were not

suffered ARI who were neighbors of infans who suffered ARI. Data analysis was performed

using Chi Square test with o = 0,05.- Results of this study shown that smoking habits of fdamily members (P = 0,243) there

is no association with incidence of acute respiratory infection of infant, while the nutritional

status of infants (p = 0,008) is correlated with the incidence of acute respiratory infection on

infants.It is recommended that larangan public health center to improve the provision of

information of the public about the nutritional status of infants in order to avoid acute

respiratory diseases, providing enough food for infants by providing fruit that are around the

environment such as bananas and papayas, maintain the condition or the air in the house to

stay healthy by cleaning the house every day, behave healthy lifestyle, and care sanitation in

order not to become breeding grounds for germs

Keywords : ARI, smoking habits, nutritional status

PENDAHULUANLatar Belakang

Infeksi Saluran PernaPasan Akut(ISPA) merupakan salah satu penyebab

kematian pada anak di negara sedang

berkembang, termasuk di Indonesia. World

Health Organization (wHo)memperkirakan insidens Infeksi SaluranPernapasan Akut (ISPA) di negaraberkembang dengan angka kematian balitadi atas 40 per 1000 kelahiran hiduPsebesar 75o/o-20o/o pertahun pada

golongan usia bawah lima tahun (balita)(Depkes RI, 2000),

Indonesia adalah salah satu negarakonsumen tembakau terbesar di dunia.Secara nasional, konsumsi rokok di

Indonesia pada tahun 2002 berjumlah 182

milyar batang yang merupakan urutan ke-

5 diantara 10 negara di dunia dengankonsumsi tertinggi pada tahun yang sama

(Depkes RI, 2004). Di Madura, selain

minum kopi, kebiasaan orang Madura juga

merokok. Begitu istimewanya rokok,

sebagian daerah di pulau Madura bahkanmengundang orang ke pesta pernikahan

dengan rokok. Jika dilihat dari kebiasaanmerokoknya, mungkin orang Madura tidaktertandingi.

Gizi merupakan unsur Yang sangatpenting di dalam tubuh. Apabila gizi anak

baik, tubuh akan segar dan daPatmelakukan aktivitas dengan baik(Juniriana, 2007). Prevalensi Gizi Buruk di

Provinsi Jawa Tlmur adalah 2,5o/o denganjumlah kasus 9.493, sedangkan Prevalensi

Gizi Kurang adalah 9,2olo (Dinkes Jatim.

2011). Berdasarkan data Dinas KesehatanKabupaten Pamekasan tahun 2011, balitadengan gizi kurang berdasarkanpenimbangan rutin di posyandu sebanyak4.785 balita sedangkan balita dengan gizi

buruk sebanyak 796 balita dan Yangmendapatkan perawatan sebanyak 81

balita, Di puskesmas Larangan sendiri,

balita dengan gizi kurang sebanyak 129

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 2: - Chi Square

ISSN 1693-3761 VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013

balita (9,23 o/o), sedangkan balita dengangizi buruk sebanyak 45 balita (3,22 o/o)

(Dinkes Pamekasan, 2011).Menurut Nasri Noor (2008, hal 28)

bahwa proses terjadinya penyakit ISPAdidasarkan adanya interaki antarakomponen agent (infeksi virus, bakteri,dan dan jamur), host(umur,jenis kelamin,status gizi, status air susu ibu atau ASIekslusif, status imunisasi, dan berat badanlahir),dan pada komponen environment(kepadatan hunian kamar tidur,penggunaan anti nyamuk bakar, bahanbakar untuk memasak, kebiasaanmerokok, kelembaban ruangan, suhuruangan, dan ventilasi)

Berdasarkan data Dinas KesehatanJawa llmur 2011 jumlah penderitaPneumonia di Jawa Timur mencapai75.699 kasus sedangkan jumlah kasusPneumonia yang ditemukan di KabupatenPamekasan sebanyak 1.297 kasus (Dinkespamekasan, 2011) dan presentase jumlahpenderita pneumonia pada balita yangditemukan dan ditangani di KabupatenPamekasan terbesar yaitu pada PuskesmasLarangan dengan angka kejadianpneumonia balita sebesar 777 kasus(62,80/o) (Dinkes Pamekasan, 2011).Sedangkan menurut data PuskesmasLarangan tentang 15 penyakit terbesar,Penyakit ISPA menempati urutan pertama.(Puskesmas Larangan, 2012)

Dari data Dinas Kesehatan PropinsiJawa Tlmur mengarahkan peneliti untukmeneliti faktor terjadinya ISPA pada balitadi wilayah kerja Puskesmas Larangan yaitukebiasaan merokok anggota keluarga danstatus gizi balita dengan judul 'HUBUNGANKEBIASAAN MEROKOK ANGGOTAKELUARGA DAN STATUS GIZI BALITATERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA(Studi Kasus di Wilayah Kerja PuskesmasLarangan Kecamatan Larangan KabupatenPamekasan)"

TujuanUntuk mempelajari hubungan antara

kebiasaan merokok anggota keluarga danstatus gizi balita dengan kejadian ISPApada balita di wilayah kerja PuskesmasLarangan Kecamatan Larangan KabupatenPamekasan.

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitianobseryasional dan berdasarkan segipendekatan waktu merupakan penelitianase control atau retrospective studykarena penelitian ini berusaha melihat kebelakang (backward looking)

Lokasi dan WaktuPenelitian dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Larangan, KecamatanLarangan, Kabupaten Pamekasan dandilaksanakan pada bulan Mei tahun 2013

Populasi dan SampelPopulasi penelitian adalah seluruh

pasien balita yang menderita ISPA yangberdomisili di dalam wilayah kerjaPuskesmas Larangan yang diambil padabulan Januari dan Februari tahun 2013yaitu sebanyak 115 balita penderita ISPA.Dengan jumlah sampel masing - masing 53balita pada kelompok kasus dan kontrol

Variabel PenelitianVariabel bebas adalah kebiasaan

merokok anggota keluarga dan status gizibalita. Sedangkan untuk variabel terikatKejadian ISPA pada balita. Dan variabelpengganggu adalah penggunaan antinyamuk bakar, bahan bakar untukmemasak, kepadatan hunian ruang tidur,kelembaban ruangan/ suhu ruangan/ventilasi, status ASI, status imunisasi, danberat badan lahir.

Prosedur Pengumpulan DataTerdiri dari data primer yaitu

Wawancara, dengan menggunakankuesioner dan Alat ukur, berupa timbanganberat badan. Sedangkan data sekundermenggunakan dokumen, berupa KMS danbuku register penyakit untuk mengetahuiumur dan status gizi balita

Analisis DataAnalisis data yang digunakan adalah

uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square (X2) untuk mengetahui hubungankebiasaan merokok anggota keluarga danstatus gizi balita terhadap kejadian ISPApada balita

56 GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 3: - Chi Square

VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga

Tabel 1

Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga DenganKejadian ISPA Pada Balita di Puskesmas Larangan Kecamatan Larangan

Kabupaten Pamekasan Tahun 2013

BUKAN ISPAKebiasaan Merokok (Sehari)

Jumlah o/o JumlahPerokok Ringan

(1-4 batanq rokok)52,8 41,5

Perokok Sedang(5-14 batanq rokok)

47,2 31 58,5

Jumlah

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan kebiasaan merokokanggota keluarga dengan terjadinya penyakit ISPA pada balita dengan menggunakan uji Chi-Square dimana o = 0,05 dari hasil perhitungan didapatkan nilai p = 0,243 yang berarti p > omaka He diterima

Status Gizi Balita

Tabel 2Analisis Hubungan Status Gizi Balita dengan Kejadian ISPA pada Balita

di Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan Tahun 2013

10053

ISPA BUKAN ISPAStatus Gizi Balita

JumlahGizi Kurang 9 17 1 1,9

Gizi Baik 52B3 98,1Jumlah

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan status gizi balita dengan terjadinya penyakit

ISPA pada balita didapatkan nilai p = 0,008 yang berarti p < o maka Ho ditolak.

Hubungan antara kebiasaan merokokanggota keluarga dengan kejadianISPA pada balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwatidak ada hubungan antara kebiasaanmerokok anggota keluarga dengankejadian ISPA pada Balita,

Salah satu faktor penyebab tidakadanya hubungan antara kebiasaanmerokok anggota keluarga dengankejadian ISPA pada balita yaitu hasilwawancara dengan respondenmenunjukkan keberadaan anggota

keluarga yang merokok rata-rata merokokdiluar rumah daripada di dalam rumah. Hal

ini karena sepanjang hari mereka bekerjadi luar rumah dan aktivitas mereka lebihbanyak diluar rumah. Selain itu, anggotakeluarga balita ISPA banyak yang

termasuk perokok ringan (l-4 batangrokok per hari), sehingga kecenderunganuntuk Balita terkena ISPA kecil. Hasilpenelitian ini sejalan dengan hasilpenelitian Cintya (2072) yangmenunjukkan tidak ada hubungankebiasaan merokok keluarga dengan

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 57

25

Page 4: - Chi Square

rssN 1693-376L VOL. XI No.2 AGUSTUS 2013

kejadian ISPA pada balita hal ini karenaada faktor lain menyebabkan ISPA padabalita yaitu luas ventilasi, kepadatanhunian, dan penggunaan kayu sebagaibahan bakar memasak.

Menurut Depaftemen KesehatanRepublik Indonesia (2002), terjadinya ISPAdapat dipengaruhi atau ditimbulkan olehbeberapa hal seperti, daya tahan tubuh,pengetahuan orang tua mengenai ISPA,dan keadaan lingkungan.

Hubungan Status Gizi Balita denganKejadian ISPA pada Balita

Hasil penelitian menunjukanfti adahubungan antara status gizi balita dengankejadian ISPA pada Balita

Faktor yang menyebabkan asupan gizikurang pada balita telah diperkenalkanoleh UNICEF, berdasarkan Soekirman(KepMenKes 2010) dijelaskan bahwapenyebab langsung status gizi kurang yaituasupan makanan anak yang kurang danpenyakit infeki yang diderita seperti yangkebanyakan diderita balita yaitu ISPA danDiare.

Berdasarkan hasil wawancara danobservasi yang telah dilakukan, masihterdapat ibu-ibu balita yang pemberianmakanan untuk balita masih kurang dantidak sesuai dengan makanan 4 sehat 5sempurna, selain itu masih terdapat balitayang selama satu bulan terakhir menderitapenyakit infeksi seperti ISPA dan diare.

Sedangkan penyebab tidak langsungadalah ketahanan pangan di keluarga, polapengasuhan anak, serta pelayanankesehatan dan fasilitas sanitasi yangkurang memadai seperti penyediaan airbersih dan tempat pengolahan sampah.

Berdasarkan hasil wawancara danobservasi di lapangan, kondisi fasilitassanitasi sebagian besar masih kurang,karena masyarakat pada umumnya masihmenggunakan sumur gali untukpenyediaan air bersihnya dan tidakterdapat tempat pengolahan sampahkarena masyarakat sebagian besarmembuang sampah pada lubang tanahgalian maupun di tanah terbuka, kemudianmembakarnya.

Keadaan gizi kurang juga dapatdisebabkan kurangnya pengetahuan orangtua, terutama ibu mengenai gizi. Dan

berdasarkan hasil wawancara denganorang tua balita, masih terdapat beberapaorang tua yang memiliki pengetahuankurang tentang faktor - faktor yangmempengaruhi status gizi balita sepeftipengetahuan tentang makanan/minumanterbaik untuk bayi, makanan 4 sehat 5sempurna, serta makanan yangmengandung karbohidrat dan protein.Selain itu, berdarkan faktor tindakannyamasih terdapat ibu - ibu balita yang tidakmemberikan ASI Ekslusif kepada anaknya,dan memberikan makanan tambahansebelum bayi berumur 6 bulan sefta masihada yang kebiasaan minum dalam keluargameminum air mentah.

Seorang ibu sebaiknya dapatmemberikan makanan yang kandungangizinya cukup, tidak harus mahal, bisa jugadiberikan makanan yang murah, yaitudengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan sepefti memberikan buah-buahan yang banyak tumbuh dipekarangan rumah maupun di kebun yaitubuah pisang dan buah pepaya, dan untuksumber proteinnya dapat diberikan tahudan tempe

Penelitian ini sejalan denganpenelitian Nuryanto dan Asmidayanti(2012) yang menyatakan ada hubunganantara status gizi dengan penyakit ISPApada balita. Status gizi yang baikumumnya akan meningkatkan resistensitubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Sebagian besar balita ISPA maupun

balita tidak ISPA berjenis kelamin Laki-laki, dengan jumlah balita ISPA sebesar52,8o/o dan balita tidak ISPA sebesar50,9o/o

2. Sebagian besar Kebiasaan merokokanggota keluarga dalam sehari untukkelompok balita penderita ISPA adalahperokok ringan sebesar 52,8o/o danKebiasaan merokok anggota keluargadalam sehari untuk kelompok balitatidak ISPA adalah perokok sedangsebesar 58,5 7o

3. Sebagian besar Status gizi balita untukkelompok balita penderita ISPA adalahgizi baik sebesar 83 o/o, dan Status gizi

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

Page 5: - Chi Square

VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2013 rssN 1693-376L

balita untuk kelompok balita tidak ISPA

adalah gizi baik sebesar 9B,Lo/o

4. ndak ada hubungan antara KebiasaanMerokok Anggota Keluarga denganKejadian ISPA Balita di wilayah KerjaPuskesmas Larangan

5. Ada hubungan antara status gizi balita

dengan Kejadian ISPA Balita di wilayah

Kerja Puskesmas Larangan

Saran1. Bagi Puskesmas Larangan

Petugas Puskesmas setempat agar lebihmemperhatikan keadaan kesehatanbalita serta melakukan pencegahan danpengendalian terhadap penyakit ISPA

salah satunya dengan perbaikan gizi

balita dan memberikan penyuluhan

kepada ibu rumah tangga tentangmakanan yang baik untuk Prosestumbuh kembang anak agar terhindardari penyakit ISPA melalui posyandu

atau kelompok potensial lainnya2. Bagi Masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Larangana. Meningkatkan daya tahan tubuh

balita dengan pemanfaatan potensiyang ada di lingkungan sekitarseperti buah-buahan yang tumbuhdi pekarangan yaitu buah Pisangdan pepaya

b. Menghindari faKor pencetus ISPAyaitu dengan menjaga kondisi udaradalam rumah agar tetap sehat,menjaga kebersihan rumah setiaP

harinya, menghindari penggunaan

obat anti nyamuk bakar dan kaYu

untuk memasak, dan membukajenjela kamar tidur setiap hari

c, Membiasakan berperilaku HidupBersih dan Sehat denganmembiasakan diri mencuci tangandengan sabun, tidak merokok di

dalam rumah, rutin menimbangberat badan balita untukmengetahui status gizi balita, dantidak membuang samPah

sembarangan3. Bagi Penelitian lain

Perlu adanya penelitian yang lebihmendalam lagi mengenai faktor - faktoryang menyebabkan ISPA dari variabellain.

DAFTAR PUSTAKABudhiwan, yunisworo,

kualitas rumahinfeksi saluran(ISPA). Surabaya

2009. Hubungandengan kejadianpernafasan akut

Departemen gizi dan kesehatanMasyarakat, 2010. Gizi danKesehatan Masyarakat Jakarta. PT

Rajagraflndo Persada

Depkes RI. 2000. PedomanPemberantasan Penyakit InfeksiSaluran Pernafasan Akut untukPenanggulangan Pneumonia Padabalita. Jakarta

-2009.

Pedoman PemberantasanPenyakit Infeksi Saluran PernafasanAkut untuk PenanggulanganPneumonia pada balita, Jakafta

Dinas Kesehatan Kota KabuPatenPamekasan, 2071. Profil Kesehaan.

Erlien,Th, 2008. Penyakit SaluranPernapasan. Jakarta, PT SundaKelapa Pustaka

Hediyani, Novie, 2012. Bahaya MengintaiBagi Perokok Pasif,

Hetti, R.A, 2009. Pernapasan pada Manusiadan Hubungannya denganKesehatan. Bandung, PT Puri Delco

Juniriana Primisasiki, Rita, 2007. Mengenalpenyakit-penyakit balita anakJakarta. PT Sunda Kelapa Pustaka

Kepmenkes RI No 1995/MENKESiSK/XII2010 tentang Standar AntropometriPenilaian Status Gizi Anak

KepMenkes RI No.B29 tahun 1999 tentangkesehatan perumahan

Mukhlis, Muhammad, 20LL. Hubungankeadaan ventilasi rumah dengan

kejadian penyakit ispa di ke/urahanpegirian kecamatan semamPrr kotasurabaya 20 1 1. Surabaya

Murniati,Endyah, 2010. Gizi SempurnaKeluarga Sehat. Surabaya, DutaGraha Pustaka

Nasry Noor, Nur, 2008. EPidemiologi.lakarta. Rienika CiPta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. IlmuKesehatan Masyarakat (PrinsiP-

Prinsip Dasa). Jakarta. PT Rineka

Cipta2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT

Rineka Cipta

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 59

Page 6: - Chi Square

rssN 1693-376L VOL. XI No. 2 AGUSTUS 2Ot3

2005. Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta. PT Rienika Cipta

Nurrika, Dieta & Kamaluddin Latief , 2007.Mengenal Gizi untuk Pemula.Bandung, PT Pribumi Mekar

Puskesmas Larangan, 2071. ProfilPuskesmas Larangan

Supariasa, dkk,20L2. Penilaian Status Gizi.

Jakafta. Penerbit Buku KedokteranEGC

Widoyono, 2011. Penyakit TropisEpidemiologr) Penularan,Pencegahan & Pemberantasannya.Semarang, PT Gelora AKaraPratama.

60 GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN