1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan, dikenal adanya berbagai macam suku, namun keseniannya itu merupakan kesenian yang utuh yaitu satu bangsa, bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda tetapi tetap satu juga merupakan semboyan bangsa Indonesia yang melambangkan keanekaragaman suku bangsa Indonesia dengan kebudayaan nasional yang dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan suatu bangsa sebagai strategi untuk menjamin eksistensi, mendinamisasikan kehidupan bangsa, membentuk dan mengembangkan kepribadian bangsa dan menata kehidupan bangsa (Suhanadji, 1997: 69) Kebudayaan nasional Indonesia merupakan titik pusat dari kebudayaan daerah yang beraneka ragam yang tetap dipelihara atau dilestarikan sebagai usaha menuju kemajuan adat, budaya serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budi rakyat.
80
Embed
eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5504/1/3. Bab I-V.docx · Web viewPerbedaan sifat dan ragam tari dalam berbagai kebudayaan ini biasa disebabkan oleh beberapa hal. Oleh Edi Sedyawati
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah negara kesatuan, dikenal adanya berbagai macam
suku, namun keseniannya itu merupakan kesenian yang utuh yaitu satu bangsa,
bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda tetapi tetap satu
juga merupakan semboyan bangsa Indonesia yang melambangkan
keanekaragaman suku bangsa Indonesia dengan kebudayaan nasional yang dijiwai
oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan suatu bangsa sebagai strategi untuk menjamin eksistensi, mendinamisasikan kehidupan bangsa, membentuk dan mengembangkan kepribadian bangsa dan menata kehidupan bangsa (Suhanadji, 1997: 69)
Kebudayaan nasional Indonesia merupakan titik pusat dari kebudayaan
daerah yang beraneka ragam yang tetap dipelihara atau dilestarikan sebagai usaha
menuju kemajuan adat, budaya serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budi
rakyat. Indonesia sebagai puncak kebudayaan daerah diseluruh Indonesia
terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
kebudayaan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak budaya-budaya
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Salah satu upaya untuk menuju kemajuan dan mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa dilakukan dengan mengangkat nilai luhur budaya daerah.
Salah satu upaya adalah pengembangan kesenian tradisional dan peningkatan
2
apresiasi dan kreatifitas masyarakat dengan usaha-usaha pelestarian nilai-nilai
budaya.
Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang seiring sejalan dengan pembangunan nasional. Oleh karena kesenian
merupakan cabang kebudayaan yang memiliki corak beraneka ragam di bumi
nusantara ini, dengan sendirinya menjadi salah satu garapan dalam pembangunan
nasional di bidang kebudayaan. Dengan demikian, sudah tiba saatnya pembinaan
apresiasi seni ditingkatkan dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu cabang seni yang telah mengalami perkembangan yang cukup
pesat adalah seni tari. Seni tari adalah salah satu bentuk kesenian yang diciptakan
oleh manusia sebagai ungkapan dan perwujudan kebudayaan. Tari di dunia ini
begitu banyak coraknya, bahkan di Indonesia saja sudah begitu beraneka macam
ragamnya. Perbedaan sifat dan ragam tari dalam berbagai kebudayaan ini biasa
disebabkan oleh beberapa hal. Oleh Edi Sedyawati dalam bukunya, pengetahuan
elementer tari dan beberapa masalah tari dikembangkan bahwa:
Perbedaan sifat dan ragam tari dalam berbagai kebudayaan disebabkan oleh lingkungan alam, perkembangan sejarah, sarana komunikasi dan tempramen manusianya, yang semuanya itu akan membentuk suatu citra kebudayaan yang khas (Edi Sedyawati, 1981: 3).
Kesenian merupakan ekspresi kebudayaan dari suatu masyarakat yang
senantiasa berkembang menurut kemajuan masyarakat dan pendukungnya, dan
senantiasa menunjukkan proses yang tidak akan terhenti sepanjang sejarah umat
manusia menjalani hidup dan kehidupannya di dunia ini.
Sebagai salah satu unsur dari kebudayaan, kesenian tidak semata-mata menyentuh unsur-unsur kesenian saja, melainkan pada beberapa aspek kehidupan manusia. Masalah kesenian tidak terlepas dari masalah seluruh kebiasaan atau kebudayaan manusia di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pada kesenian melekat suatu ciri khas suatu kebudayaan, yakni bahwa kesenian merupakan milik bersama yang memiliki seperangkat nilai,
3
gagasan dan dasar berpijak pada perilaku. Ciri khas berikutnya adalah bahwa kesenian dipelajari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Rohidi, 2000: 27).
Kesenian daerah perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai bentuk
budaya demi untuk memperkaya budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
kesenian dianggap sangat penting bila ditinjau dari sudut pemilik atau pendukung
kesenian serta budayanya. Upaya itu perlu didukung oleh iklim serta sarana dan
prasarana yang memadai. Kesenian dapat berfungsi sebagai media penunjang atau
sarana hiburan bagi masyarakat, dan dipihak lain dapat berfungsi sebagai lambang
identitas suatu bangsa.
Seni tari tradisional Sulawesi Selatan adalah seni tari yang bertolak dari
elemen-elemen dan pola-pola tertentu, sebagai sifat khas yang mendasari berbagai
gaya ataupun ragam penyajiannya. Demikian halnya dengan tari Pakarena
Jangang Lea-Lea sebagai produk budaya masyarakat, tari Pakarena Jangang Lea-
Lea tidak muncul begitu saja, tetapi senantiasa terkait dengan elemen-elemen dan
pola-pola yang ada sebelumnya.
Bertolak dari hal tersebut di atas, maka penulis tertarik mengangkat salah
satu judul dalam bentuk skripsi yaitu: “Tari Pakarena Jangang Lea-Lea Produksi
Sanggar Siradjuddin Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini harus dibuat secara operasional sehingga dapat
memberikan arah yang jelas dalam upaya pengumpulan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
4
1. Bagaimana latar belakang penciptaan tari Pakarena Jangang Lea-Lea di
Sanggar Siradjuddin Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana bentuk penyajian tari Pakarena Jangang Lea-Lea di Sanggar
Siradjuddin Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini diharapkan
bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap tentang Pakarena
Jangang Lea-Lea di Sanggar Siradjuddin Kabupaten Gowa. Adapun Tujuan
dalam pelaksanaan penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang penciptaan tari Pakarena Jangang Lea-Lea
Produksi di Siradjuddin Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian tari Jangang Lea-Lea di Sanggar
Siradjuddin Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai berikut :
1. Menambah perbendaharaan tari bagi penulis tentang tari di Sulawesi Selatan
khususnya tari Pakarena Jangang Lea-Lea di Sanggar Siradjuddin Kabupaten
Gowa.
2. Dapat menambah dan menumbuhkan kesadaran bagi generasi muda.
3. Dapat dijadikan sebagai khasanah tari di Sulawesi Selatan, khusunya di
Kabupaten Gowa.
5
4. Sebagai bahan bagi pengamat seni dalam menambah dan mengembangkan apa
yang telah ada sehingga dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru yang
bermanfaat bagi lapisan masyarakat.
5. Sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
tugas akhir mata kuliah skripsi di Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas
Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
Pada bagian ini akan diuraikan dua hal yakni: tinjauan pustaka dan
kerangka berfikir
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Tari
Seni tari adalah salah satu cabang kesenian dalam bidang seni gerak
dan keteraturan bentuk gerak tubuh yang ritmis di dalam suatu ruang. Gerak
sikap tari bukanlah gerak sikap kehidupan sehari-hari, tetapi adalah gerak
yang telah mengalami distilisasi atau penghalusan gerak.
Tari merupakan karya seni yang cukup dikenal. Dalam kehidupan
sehari-hari tari merupakan suatu karya seni pertunjukan yang harus ditata dan
disusun secara estetis sedemikian rupa, sehingga mampu menyentuh batin
para penontonnya. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
dengan gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono, 1984: 5). Sedangkan
menurut M. Jazuli tari adalah sebuah ungkapan, pernyataan dan ekspresi
dalam gerak yang memuat komentar-komentar mengenai realita kehidupan
yang bisa merusak dibenak penikmatnya. (M. Jazuli, 1994: 1)
Charlotte Bara penghayatan sebagai penari bahwa “Tari adalah
sebagian dari arus, seperti air, cepat lambat seakan-akan tidak berubah,
berkembang tak bergerak pada permukaan yang ada aliran di bawahnya, ia
selalu bergerak, bukan bayangan, bukan plastik, bukan karang, juga bukan
lukisan, melainkan ia adalah manusia yang bergerak”. (Wisnu Wardana, 1990:
8).
7
Pangeran Suryadiningrat seorang dari kraton Yogyakarta
mendefinisikan tentang tari dengan memandang hubungan antara tari dan
irama musik pengiring dalam bahasa Jawa beliau menerangkan bahwa:
“Ingkang kawastanan jogged inggih punika ebahing saranduhing badan, katata pikantuk wiramaning genning, jumbuhing pasemon sarta pikajenging jogged”, (yang dinamakan tari adalah gerak keseluruhan tubuh yang ditata dengan laju irama pengiring, sesuai dengan lambing watak dan tema tari) (Wardhana, 1990: 8).
Corrie Hartong, seorang penari kenamaan di Eropa yang juga sebagai
guru tari pada Akademik seni tari di negeri Belanda, yang mengatakan bahwa
“tari adalah keteraturan bentuk dan ritmis di dalam suatu ruang”. Curt Shach
dalam definisinya mengatakan: “Dance rhythmic motion”, artinya: “tari
adalah gerak yang ritmis”. John Martin dalam bukunya mengatakan: “tari
adalah perwujudan suatu alam tekanan emosi dalam bentuk gerak tubuh
(Munasiah Najamuddin, 1983: 12).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada prinsipnya tari adalah gerak indah dan ritmis atau
dengan perkataan lain, tari adalah tekanan emosi dalam tubuh dan ekspresi
jiwa manusia yang diproyeksikan melalui keteraturan gerak tubuh yang ritmis
serta indah yang disesuaikan dengan irama iringan musik di dalam suatu ruang
dan waktu tertentu.
2. Pengertian Tari Kreasi
Tari kreasi merupakan jenis tari yang diciptakan berdasarkan hasil dari
pengembangan gerak tari tradisi yang sudah ada, bentuk koreografinya masih
tetap berpijak pada nila-nilai tari tradisional. Kata “kreasi” itu sendiri artinya
8
hasil daya cipta, hasil daya khayal sebagai buah pikiran atau kecerdasan akal
manusia (Sumatyono Endo Suanda, 2006: 127).
Pengertian tari kreasi adalah “jenis tari yang koreografinya masih
bertolak dari tari tradisional atau pengembangan dari pola-pola yang sudah
ada. Terbentuknya tari kreasi karena dipengaruhi oleh gaya tari dari
daerah/Negara lain maupun hasil kreativitas penciptanya” (Sumandiyo Hadi,
2007: 127).
Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian kreasi
adalah “hasil daya cipta; hasil daya khayal, hasil buah pikiran atau kecerdasan
akal manusia. (Anton, 1998: 465). Menurut Jazuli tari kreasi adalah tari yang
koreografinya masih bertolak dari tradisional atau pengembangan dari pola-
pola yang sudah ada (Jazuli, 1994: 76)
3. Pengertian Koreografi
Koreografi adalah istilah baru dalam khasanah tari di negeri kita.
Istilah itu berasal dari bahasa Inggris choreography. Asal katanya dari dua
patah kata Yunani, yaitu choreia yang artinya ‘tarian bersama’ atau ‘koor’,
dan graphia yang artinya ‘penulisan’. Jadi secara harfiah, koreografi berarti
penulisan dari sebuah tarian kelompok’. (Sal Murgiyanto, 1983: 3). Karya tari
koreografi dapat dikatakan sebagai suatu wujud representasi dari simbolisasi.
Untuk menghasilkan koreografi yang sesuai dengan isi garapan, proses eksplorasi sangatlah dibutuhkan diawali dengan pencarian motif-motif gerak yang akan diolah dan menjadi bahan dasar pembuatan karya tari sehingga menghasilkan pola-pola gerak yang baru, kemudian gerak yang dikembangkan diolah dengan elemen dasar tari seperti ruang, tenaga dan waktu. Terdapat pengolahan pola lantai gerak-gerak oleh penari ditarikan secara bersama (rampak) terfokus, kontraks nampak berurutan (canon) dimana didalamnya terdapat permainan tempo, tekanan, juga level penari baik itu atas, medium dan bawah. (Widaryanto, 2009: 54).
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa koreografi adalah
“seni mencipta dan mengubah tari. ((Anton, 1998: 461).
4. Pengertian tari Pakarena Jangang Lea-Lea
Pakarena adalah nama sebuah tarian tradisional peninggalan masa
lampau etnis Makassar yang sampai sekarang masih hidup dan berkembang di
daerah Kabupaten Gowa. Tari tradisional Pakarena adalah wakil hasil
kreativitas dan rasa estetis masyarakat etnis Makassar, yang pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan Indonesia pada umumnya.
Pakarena Jangang Lea-Lea adalah salah satu nama ragam tari
Pakarena yang artinya ayam yang sedang mengepak di pagi hari. Pakarena
Jangang Lea-Lea ditampilkan sebagai penutup dari pertunjukan Pakarena
yang dilakukan semalam suntuk dan pertanda bahwa pertunjukan secara
keseluruhan akan segera berakhir. Tari ini merupakan sindiran pada orang
yang malas bekerja, hanya bermalas-malasan dan baru akan bangkit bila
mendapat tekanan yang keras. Pakarena Jangang Lea-lea adalah tarian
penutup yang menggambarkan putri-putri kayangan yang menitis pada penari
segera kembali ke Kayangan karena fajar telah menjelang pagi (Halilintar
Latief, 1995: 244). Demikian pengertian Pakarena Jangang Lea-Lea pada
salah satu nama ragam dalam tari Pakarena, berbeda dengan Sanggar
Siradjuddin tari Pakarena Jangang Lea-Lea adalah tarian yang bersumber
dari tari Pakarena yang dikembangkan dan ditata dengan memperhatikan
kebutuhan koreografi dan seni pentas, tidak meninggalkan makna karakter
yang terkandung dalam kepribadian wanita suku Makassar dan daerah Gowa
pada khususnya. Karakter perempuan Makassar yang dimaksud adalah teguh
dalam pendirian, pandai merawat diri, pandai bergaul, santun dalam bertutur
10
kata, setia, menjunjung nilai kebersamaan serta tekun dan ulet dalam bekerja,
kesemuanya itu tergambar jelas dalam gerak tari Pakarena Jangang Lea-Lea.
(Wawancara: Ibu Rukanti, 7 November 2012).
5. Pengertian Dokumenasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa dokumentasi
adalah pengolahan dan penyimpanan informasi dibidang pengetahuan serta