PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Studi Kasus Pada Salah Satu BUMN di Jakarta . . ....... Ulll I Oleh: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDA"YATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
88
Embed
repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16384/1/RESA... · 2007 Pada kategori umum, dua perusahaan yang mendapat penilaian tertinggi adalah banlc,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG)
Studi Kasus Pada Salah Satu BUMN di Jakarta
. . ....... Ulll I
Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SY ARIF HIDA"YATULLAH JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG)
(Studi Kasus Pada Salah Satu BUMN di Jakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Resa Dewitasari
NIM:204082002275
Di Bawah Bimbingan
DR. Yahya Hamja, MM
NIP. 130676334
Pembimbing I
Pembimbing II
NIP.150370231
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
Hari ini Jumat, Tanggal 12 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Resa Dewitasari NIM: 204082002275
dengan judul Skripsi "PENGARUH AUDIT INTERN DAN
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENERAP AN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (STUDI KASUS PADA SALAH SATU
BUMN DI JAKARTA)". Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
,.----. "n, SE, Ak., M.Si
Ketua
Jakarta, 12 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Komprebensif
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Rabmawati, SE, MM Sekretaris
Hari ini Kamis, Tanggal 5 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Resa Dewitasari NIM: 204082002275 dengan
judul Skripsi "PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) (STUDI KASUS PADA SALAH SATU BUMN DI JAKARTA)".
Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islan1 Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
DR. Yahya Ham1 , MM Pembimbing I
Jakarta, 05 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Rini s Msi Pembin bing II
~~s; Penguji Ahli
Intern Audit Itifluence and Controller Intern to Good Corporate Governance (GCG) toward Application
(Fhe Case Of Study to BUMN Jakarta)
By: Resa Dewitasari
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how Intern Audit Itifluence and Intern Controller to Good Corporate Governance (GCG) Application at Intern Auditor. The variable used in this research are Intern Audit (Xi) and Controller Intern (XJ) to Good Corporate Governance (GCG) Application (Y) as a dependent variabel.
This study to use path analysis technique to test hypothesis. Data is primaiy and obtained through questionnaires. Sample taken by as much 43 with using formula Slavin. Responder come from intern controler unit of Bank X Jakarta.
The result of the research to indicate that the trajectory coefficient of between Intern Audit (Xi) to Good-Corporate Governance (GCG) Application (Y) is 0.202, significances Intern Audit variable 0.170 > 0. 05 so that observation Hypothesis (Ho) accepted, it means that no influence which significant.
Coefficient of Intern Controller (X2) to Good Corporate Governance (GCG) Application (Y) of equal to 0.567, level significant 0.000 < 0.05, so that observation Hypothesizing (Ho) rejected and alternative Hypothesis (Ha) accepted it means that there are influence which significant. From ANOVA table get value Fis 20.810 with probabilitas value (sig) = 0.000 because sig value < 0.05, so the that observation Hypothesizing (Ho) rejected and alternative Hypothesis (Ha) accepted it means that there are influence which significant
Key Word : Intern Audit, Controller Intern and Good Corporate Governance (GCG) Application.
5. Bank X Jakarta, terutama untulc Bapak Halizar selalm Manajer Operasional,
mba Ata, mas Abdul dkk selalm Satuan Pengawasan Intern (SPI) atas
kesediaan waktu dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
6. Bapak Faisal Badroen MBA, dan para pembantu dekan FEIS Prof.Dr. Abdul
Hamid MS, Dr Zurinal Z, Suhenda Wiranata ME.
7. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, Bapak Drs. Slamet Riyadi MM.
8. Para penguji ujian komprehensif: Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Rahmawati,
SE., MM., Amilin, SE., Ak, MSi. Serta segenap dosen yang telah memberikan
ilmunya, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan Thu.
9. Segenap karyawan dan petugas perpustakaan FEIS atas semua bantuan,
perhatian dan pelayanannya.
10. Pengurus BEMU Periode 2004-2005 atas kerjasania yang telah diberikan.
11. Pengurus BEM Periode 2006-2007 atas kerjasama yang telah diberikan.
12. Special Thank's to My Pro atas dulmngan, bantuan, dan perhatian yang telah
diberikan.
13. Teman-teman seperjuangan khususnya di Akuntansi B dan Audit yang tidak
dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas silaturahmi yang telah terjalin
selama ini. Sulcses untuk kalian.
14. Sahabat-sahabatku tersayang yang telah ku kenal dan memberikan banyak
warna dalam kehidupan ini semenjak lahir sampai sekarang, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, tapi ku yakin kalian semua tau, terimakasih atas
dulcungan dan silaturahmi yang terlah terjalin selama ini. Tetap semangat
untuk kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca
Salah satu pihak yang terkait dalan1 pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
adalah Audit Intern. Audit mtern pada BUMN dilaksanakan gtma membantu
manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggIDlg jawabnya secara efektif
dan efisien. Dengan adanya mekanisme Audit Intern, diharapkan manajemen
dapat mencurahkan perhatiarmya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas
pengendalian sehari-hari atas perusahaan milik Negara (BUMN) tersebut
dapat dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi
tanggung jawabnya. HubIDlgan Audit Intern dengan Good Corporate
Governance di sebutkan oleh Organisasi Profesi Internal Auditor Indonesia
yaitu: "Fungsi Internal Audit (Satuan Peme1iksaan mternal) yang efektif
mampu menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses
Corporate Governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian manajemen".
"Internal Auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit,
direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan
Corporate Governance". Di Indonesia, kurang efektifuya pelaksanaan
Corporate Governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Annual
report Bapepam tahID1 2004 mencatat beberapa kasus sehubIDlgan dengan
tidak berperan dan sangat lemahnya Pengendalian Intern dan Audit Intern
sehingga tidak mampu mendeteksi terjadinya kesalahan dalam tubuh
perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak
dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance). Pengendalian Intern yang memadai harus dapat menyediakan
hukum dan peraturan, pengamanan aset, pemanfaatan sumber daya secara
ekonomis dan efisien, pencapaian tujuan yang ditetapkan (Gusnardi, 2006: 11 ).
Baik bumknya Good Corporate Governance BUMN di Indonesia memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan Pengendalian Intern pada BUMN. Dengan
berfungsinya Pengendalian Intern dan Audit Intern serta terwujudnya
transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas maka terwujudlah prinsip
Good Corporate Governance yang semakin baik dalam suatu pemsahaan.
Dengan demikian bahwa keberadan Pengendalian Intern dan Audit Intern
sangat penting dalam menciptakan Good Corporate Governance.
Dari uraian yang tel ah dij elaskan di atas, berdasarkan tinjauan penulis
terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada
pengamh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good
Corporate Governance. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk
skripsi yang be1judul, "Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern
Terbadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG)".
B. Perumusan Masalab
1. Apakah Audit Intern berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate
Governance?
2. Apakah Pengendalian Intern berpengamh terhadap penerapan Good
Corporate Governance?
3. Apakah Audit Intern dan Pengendalian Intern berpengamh terhadap
penerapan Good Corporate Governance secara simultan?
c. Dapat menjadi masukan sejauh mana pengaruh Audit Intern dan
Pengendalian Intern dapat rnenunjang Penerapan Good Corporate
governance.
d. Praktek, implikasi dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
mutu dati Audit Intern, Pengendalian Intern se1ia Penerapan Good
Corporate governance.
e. Sebagai bahan pe1timbangan dalam mengambil keputusan.
3. Teoritis
a. Hasil penelitian ini memberikan wacana bagi perkembangan studi
akuntansi yang berkaitan dengan Audit Intern dan Pengendalian Intern
dalam Penerapan Good Corporate Governance.
b. Lembaga Pendidikan
Penulis dapat memberikan kontribusi sumbangan pikiran tentang
pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan
Good Corporate Governance.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Iutern
1. Definisi Audit Intern
American Accounting Association mendefinisikan Audit Intern sebagai,
"Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan" (Lawrence Sawyer et al, 2005:8).
Definisi tersebut ditujnkan untuk menggambarkan proses yang
dilaknkan di semua jenis audit, tetapi istilah "tindakan dan kejadian
ekonomi" mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Selanjutnya
Audit Intern di definisikan,
" Intern auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service· to organization" (Intern Auditing adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentnk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentnk jasa yang diberikan bagi organisasi) (Muh.AriefEffendi, 2006:1)
Pengertian menurut Institute of Internal Auditor dalam penelitian
Muh.AriefEffendi (2006:1)
"Intern auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organizations operations. It help an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajement, control and governance process" (Intern Auditing adalah suatu aktivitas independent, yang memberikan jaminan keyakinan serta J,_,....,.,..,,].f-,.,..-.! .,,_,,..,....,.... A!-,,.. .... ,..,,,, .... ,.,,. ...... +-..Jr ...._,..~1-.-.-:J,..,,...,.. ,..H~h• ..... :1,..! +.-.-1...-.1.. ,..,.._.,..
organisasi dalam usaha mencapai tujuarmya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi)
"Istilah Intern Auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri" (Sucipto, 2007:2)
Definisi Audit Intern berikut ini diciptakan untuk menggambarkan
lingkup Audit Intern modem yang luas dan tak terbatas ekstemal
(Lawrence Sawyer et al, 2005:10). Audit Intern adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang dilakukan Auditor Internal terhadap
operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah:
a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisasi
c. Peraturan ekstemal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti
d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
f. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu
anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Pengertian Audit Intern di atas tidak hanya mencakup peranan dan
tujuan Auditor Intern, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan
tanggungjawab. Dalam perkembangan terakhir seseorang yang melaknkan
peran sebagaimana seorang Auditor Intern, tidak selalu menggunakan
sebutan Intern Auditor saja, namun telah meluas menjadi control ataupun
system analysis.
2. Fuugsi Audit intern
Pada awalnya, Audit Intern berfungsi sebagai "adik" dari profesi
auditor ekstemal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan
angka-angka keuangan. Namun saat ini Audit Intern telah memisahkan diri
menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih
luas. Karena pergeseran pandangan mengenai fungsi Audit Intern, maka
Audit Intern yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut
sebagai Audit Intern modem. Audit Intern modem menyediakan jasa-jasa
yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko,
dan tata kelola (governance) pernsahaan publik maupun privat. Aspek
keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan Audit
Intern. Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi Auditor intern
adalah:
a. Menentukan baik tidaknya Internal Auditor dengan memperhatikan
pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan
b. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanannya mentaati
peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai
apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak
c. Memverifikasi adanya kebutuhan kekayaan termasuk mencegah dan
menemukan penyelewengan
d. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
akuntansi (accounting system) dan pelaporan
e. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan
f. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
Selanjutnya Hassel B. Bell clalam penelitian Sucipto (2007:4).
memberikan serangkaian fungsi Auditor Intern yakni:
a. Menemukan berbagai situasi untuk meniaclakan pemborosan dan
inefisiensi
b. Menyarankan perbaikan dalan1 kebijaksanaan proseclur dan struktur
orgamsas1
c. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu
clan berbagai unit organisasi
d. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran
dasar clan unclang-unclang
e. Mengecek akan aclanya tindakan-tindakan yang ticlak atau belum
clisetujui, yang menyeleweng dan tidak wajar secara lisan
b. Mengidentifikasi dan meminimalisir risiko
Pendeketan holistic atas risiko ini mencakup semua kemungkinan
risiko. Auditor Intern memperluas persepsinya tentang manajemen dan
meningkatkan upayanya untuk meyakinkan manajemen bahwa semua
jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan diperhatikan dengan layak.
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior
Beberapa organisasi audit membuat daftar laporan eksekutif dan
menjadikan laporan tersebut sebagai acuan untuk audit yang
dijadwalkan. Ketika audit dilakukan, auditor menelaah laporan tersebut
untuk menilai akurasi, ketepatan waktu, dan maknanya. Kebijakan
manajemen yang diputuskan kemudian bisa menjadi lebih valid.
d. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis
Dengan semakin banyaknya prosedur audit 1radisional yang diganti
dengan pemrosesan data elektronik, semua Auditor Intern
membutuhkan paling tidak beberapa tingkat keahlian. Pengamanan
data telah menjadi risiko terbesar yang dihadapi oleh organisasi
modern.
e. Membantu proses pengambilan keputusan
Auditor Intern dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai
dasar pengambilan keputusan clan juga dapat mengawasi dampak dari
keputusan yang diambil dan risiko yang tidak diantisipasi.
f. Menganalisi masa depan bukan hanya untuk masa lalu
Auditor Intern telah menilai kebijakan atau program yang masih
dalam tahap perancangan, implementasi kebijakan atau program.
Auditor Intern juga menilai pengendalian atas sistim informasi yang
diusulkan sebelum implementasinya, sehingga membantu menghindari
terjadinya biaya untuk memperbaiki kerusakan.
g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan
Umumnya, Auditor Intern menemukan masalah-masalah atas
aktivitas yang tidak bias dikendalikan oleh manajemen dan
menyarankan perbaikan-perbaikan. Perbaikan tersebut bisa merupakan
perbaikan jangka pendek atau bisa merupakan perbaikan ke akar
masalah sehingga meningkatkan kinerja manajemen (Lawrence
Sawyer et al, 2003:32).
4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Tabel.2.1. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Auditor Intern a. Merupakan karyawan
perusahaan, a tau bis a saj a merupakan entitas independen.
b. Melayani keblituhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
c. Focus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
d. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan ...t ... 1 ... - ,..~+: ... - .... 1...+:.,..:+ ... ,.. .,.,,.,. ..... ,...
Auditor Ekstern a. Merupakan orang yang
independen di luar perusahaan b. Melayani pihak ketiga yang
memerlukan inf01masi keuangan yang dapat diandalakan.
c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, ..-.n ....... ~~..-. n.1r.-...-. ~a.-..v.J..o....;l,.-n...-.
e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.
f. Menelaah aktifitas secara terns-menerus.
tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material.
e. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental.
f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
Sumber:(Lawrence Sawyers et al, 2005:8)
a. Independensi Auditor
Auditor Intern yang professional harus memiliki independensi
untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang
objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa
adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor Intern harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan
auditnya. Hanya dengan begitu Auditor Intern bisa disebut
melaksanakan audit dengan professional.
b. Teknik-teknik Audit intern
I) Penentuan Risiko
Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan
analisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan ( entitas ),
yang membentuk suatu dasar untuk menentukan cara pengelolaan
risiko. Auditor internal harus mamasukkan hasil penentuan risiko
kedalam program audit, untuk mengurangi risiko. Risiko audit
terdiri atas;
a) Risiko bawaan (inherent risk), yaitu kerentanan suatu asersi
atas terjadinya salah saji yang material, dengan mengasumsikan
bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol
internal terkait yang ditetapkan. Bank menghadapi seperangkat
risiko bawaan karena bergerak dalam pengelolaan uang dan
kredit.
b) Risiko kontrol (control risk), yaitu risiko bahwa salah saji
material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau
prosedur kontrol internal suatu entitas.
c) Risiko deteksi (detection risk), yaitu risiko bahwa auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu
asers1.
2) Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program
audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang
keberhasilan audit. Dalam survei pendahuluan, Auditor Intern
mengidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi,
dan kontrol yang diterapkan. Auditor Intern sebaiknya melakukan
survei dalam tujuh langkah dasar, yaitu:
a) Melakukan studi awal, mencakup penelaahan atas kertas kerja
tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan
dokumen lain yang membantu w1h1k lebih memehami subjek
audit.
b) Pendokwnentasian, mengarah pada pertemuan awal anatara
auditor dengan manajer klien.
c) Bertemu klien, menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang
akan dilakaukan kepada manajer klien.
d) Mengwnpulkan bahan bukti.
e) Mengamati, pengamatan dilakukan terns selama surve1
pendahuluan.
f) Membuat bagian alir, memberikan gambaran sistem dan
merupakan sarana Wltuk menganalisis operasi yang kompleks
analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.
g) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survei
pendahuluan.
3) Progran1 Audit
Langkah-langkah audit dirancang Wltuk, mengumpulkan bahan
bukti audit, dan Wltuk memungkinkan Auditor Internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis, dan
efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program audit
merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan
peke1j aan lapangan.
4) Peke1jaan Lapangan
Peke1jaan lapangan (field work) mernpakan proses untnk
mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bul(ti secara
objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat
apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, serta menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuan
Peke1jaan lapangan untnk membantu pemberian keyakinan dengan
melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit,
sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dirancang
untnk menentu](an apakah tujuan operasi telah tercapai. Tujuan
audit dicapai dengan menerapkan prosedw--prosedur audit untu](
menentnkan apakah prosedw--prosedur operasi berfungsi
sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan·tujuan operasi. Tujuan
operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasil
hasil yang ingin dicapai manajer operasi. Tujuan audit ditetapkan
oleh auditor.
5) Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, Auditor Intern mengidentifikasi
akan kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan.
Penyimpangan dari nonna-norma atau kriteria yang dapat diterima
disebut temuan audit (audit findings).
dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan
perbaikan unmk memperbaiki kekurangan.
6) Kertas Kerja
Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang
diperoleh dan analisis yang dilakukan selam proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak auditor memulai peke~jaannya hingga auditor
menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam
proses audit:
a) Rencana audit, te1masuk program audit.
b) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem
kontrol internal.
c) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, info1masi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.
d) Penelaaban kertas kerja
e) Laporan audit.
f) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Auditor Intern menyiapkan kertas kerja unmk beberapa tujuan
yang yang berbeda, yaitu:
a) Untuk mendukung laporan audit.
b) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya
jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan
- 1 - _,._. _,_ " . ' .
c) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan
temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk
menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan.
d) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.
e) Untuk menjadi dasar dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit.
f) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah
yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim
asuransi.
g) Untuk menjadi sarana bagi auditor ekstem dalam mengevaluasi
pekerjaan Audit Intern dan kemudian menggunakannya dalam
penilaian audit ekstern atas sistem kontrol internal organisasi.
h) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan
selanjutnya.
i) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor
ekstern atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas Audit
Intern.
j) Menjadi bagian dokumentasi.
5. Peran Auditor Intern yang mengacu pada kriteria Good Corporate
Governance (GCG).
Menurut Aviliani dalam majalah Auditor (2006:49), peranan auditor
a. Melakukan audit yang efektif dan menyeluruh terhadap sistem
Penegendalian Intern serta pelaksanaan prinsip-prinsip praktek Good
Corporate Governance (GCG).
b. Melakukan peran konsultatif yang dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan melalui evaluasi terhadap kecukupan proses manajemen
risiko dan Good Corporate Governance (GCG).
Selanjutnya menurut Priantara dalam penelitian Mira Khumaira (2007:27),
Audit Intern sebagai bagian dari internal perusahaan harus memainkan
peran yang penting demi tercipta suasana yang lebih baik di perusahaan.
Adapun peran yang dapat dilakukan, yang mengacu pada kriteria Good
Corporate Governance (GCG) adalah sebagai berikut:
a. Membantu direksi dan dewan komisaris menyusun dan
mengimplementasikan criteria Good Corporate Governance di
perusalman apabila pengembangan Good Corporate Governance
dilakukan sendiri, atau turut beke1ja sama sebagai counterpart apabila
pengembangan Good Corporate Governance (GCG) diserahkan pada
pihak ketiga (outsourching). Sehubungan dengan ha! tersebut, Auditor
Intern berperan penting untuk memberikan limited assurance atas
kesesuaian kriteria Good Corporate Governance yang disusun sendiri
dengan kriteria Good Corporate Governance Indonesia dan
internasional.
b. Membantu direksi dan dewan komisaris menyediakan data keuangan
- __ _,, __ 7_ J - - 1-
tepat waktu, objektif, mudah dimengerti dan relevan bagi para
stakeholder untuk mengambil keputusan. Sehubungan dengan hal
tersebut, Auditor Intern berperaan penting unhik memberikan limited
assurance atas data atau infonnasi yang tersedia. Keyakina yang dapat
diberikan Auditor Intern bersifat terbatas (limited assurance) karena
kedudukan dan derajat independensi Auditor Intern itu sendiri yang
bersifat terbatas dibandingkan apabila keyakinan tersebut diberikan
oleh pihak di luar perusahaan.
c. Membantu direksi dan dewan komisaris mematuhi dan mengawasi
penerapan atas seluruh ketentuan yang berlaku dan Auditor Intern
hams memastikan bahwa seluruh elemen perusahaan dan dalam setiap
aktivitas perusahaan, mereka telah mengikuti ketentuan secara
konsisten.
d. Membantu direksi menyusun dan mengimplementasikan Struktur
Pengendalian Intern yang handal dan memadai. Auditor Intern dalam
konteks ini hams memastikan bahwa struktur tersebut telah tersedia
dengan memadai dan telah berfungsi serta telah diikuti oleh setiap
elemen perusahaan.
e. Menstimulasi direksi dan dewan komisaris untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem audit yang baik, khususnya
pembentukan komite audit yang ideal, piagam Audit Intern, pedoman
Audit Intern serta menumbuhkan efektifitas penggunaan dan
1) Keandalan pelaporan keuangan 2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3) Efektivitas dan efesiensi operasi" (Boynton et al, 2006:373).
Laporan COSO juga menekankan bahwa konsep fundamental
dinyatakan dalam definisi berikut:
1) Pengendalian Intern mempakan suatu proses. Ini berarti alat untuk
mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian Intern
terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi
dengan tidak ditambahkan ke dalam, infrastmktur suatu entitas.
2) Pengendalian Intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian Intern
bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, tetapi
orang pada berbagai tingkatan organisasi, tennasuk dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya.
3) Pengendalian Intern dapat cliharapkan untuk menyediakan hanya
keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada
manajemen clan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan
yang melekat dalam semua Sistem Pengendalian Intern dan
perlunya untuk mempertimbangkan biaya clan manfaat relatif clari
pengadaan pengenclalian.
4) Pengenclalian Intern diarahkan pacla pencapaian tujuan dalam
kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan,
kepatuhan, clan operasi.
Konsep fundamental terakhir secara implisit merupakan asumsi
.J ______ _
Karena tidak semua Pengendalian Intern relevan dengan audit atas
laporan keuangan, tanggung jawab auditor dalam memenubi stadar
pekerjaan lapangan kedua sebagaimana disajikan di atas, hanya
dibatasi pada golongan tujuan pertama keandalan pelaporan keuangan.
Oleh karena itu, auditor berkewajiban untnk memabami Pengendalian
Intern yang diajnkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi diterima umum.
c. Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern Suatu Entitas
Strnktur Pengendalian Intern setiap entitas memiliki keterbatasan
bawaan. Oleh karena itu, di atas telab disebutkan babwa Strnktur
Pengendalian Intern hanya memberikan keyakinan memadai, bukan
mutlak, kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian
tujuan entitas.
d. Pihak yang bertanggung jawab atas Strnktur Pengendalian Intern suatu
Entitas
Setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab terhadap, dan
menjadi bagian dari, Struktur Pengendalian Intern organisasi. Di
samping itu, beberapa pihak luar, seperti auditor independent dan
badan pengatur (regulatory body) dapat membantu organisasi dengan
cara memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untnk
pemberlakuan Pengendalian Intern dalam organisasi tersebut. Pihak
luar ini tidak bertanggung jawab atas efektivitas dan bukan merupakan
bagian dari struktur Pengendalian Intern organisasi.
e. Unsur Struktur Pengendalian Intern
Struktur Pengendalian Intern terdiri dari lima unsur pokok:
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian
dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel
organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian
merupakan landasan untuk semua unsur Pengendalian Intern, yang
membentuk sistem dan struktur.
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian
dalam suatu entitas antara lain:
a) Nilai integritas dan etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Dewan komisaris dan komite audit
d) Filosofi dan gaya operasi manajemen
e) Struktur organisasi
f) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2) Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan
akuntansi diterima umum. Penaksiran risiko manajemen untuk
tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran risiko yang
terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan
desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditunjukan
untuk mengurangi risiko tersebut pada tingkat umum, dengan
mempertimbangkan biaya dan manfaat.
3) Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,
menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi
suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban
kekayaan dan utang entitas tersebut. Transaksi terdiri dari
pertukaran aktiva dan jasa antara entitas dan pihak luar, dan
transfer atau penggunaan aktiva dan jasa dalam entitas. Fokus
utania kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan
sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksaanakan dengan
cara yang menengah salah saji dalam asersi manajemen di laporan
keuangan.
4) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat
oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini
memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah
entitas. Aktivitas pengendalian dalam memiliki berbagai macam
tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi
organisasi. Sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian
(yang mencerminkan sikap dan tindakan penting terhadap
pengendalian) dan informasi dan komunikasi (yang memproses
transaksi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan
dan utang), suatu entitas memerlukan kebijakan dan prosedur
untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan
tercapai.
5) Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur
intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personal
yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap
desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang
tepat, untuk menentukan apakah Struktur Pengendalian Intern
beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan
apakah Struktur Pengendalian Intern tersebut telah memerlukan
perubahan karena terjadinya perubahan keadaan (Boynton et al,
2006:370).
C. Good Corporate Governance (GCG)
1. Definisi Good Corporate Governance (GCG)
Mathiesen (2002) mendefinisikan Good Corporate Governance
sebagai beriknt:
"Corporate Governance is a field in economics that investigates how to secure/motivate efficient management of corporations by the use of incentive mechanisms, such as contracts, organizational designs and legislation. This is often limited to the question of improving financial pe1formance, for example, how the corporate owners can secure/motivate that the corporate managers will deliver a competitive rate of return"(www.encycogov.com).
"Corporate Governance adalah suatu sistim yang dipakai "Board" untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan prodnktif (E3P) dengan prinsip-prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness (TARIF) dalarn rangka mencapai tujuan organisasi".
Selanjutnya Finance Committee On Corporate Governance Malaysia
mendefinisikan,
"Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untnk mengarahkan dan mengelola bisnis dan kegiatan perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhimya adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalarn jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Definisi ini menekankan bahwa sebaik apapun suatu struktur Corporate Governance narnun jika prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang saharn dan stakeholders tidak akan pemah tercapai"(Herwidayatmo, 2000:25).
OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mendefinisikan Corporate Governance sebagai:
"Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kine1ja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien"(Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006:25).
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006:5),
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan
pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran
dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
(sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholders).
a. Transparansi (Transparency)
Prinsip Dasar
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga ha! yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan laiunya.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
2) lnformasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas
pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota
dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan
dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan Pengendalian Internal, sistem dan pelaksanaan
GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan.
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi
kewajiban nntuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan
hak-hak pribadi.
4) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
b. Akuntabilitas (Accou11tability)
Prinsip Dasar
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ
harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secarn transparan
dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1) Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab
masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate
values), dan strategi perusahaan.
2) Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua karyawan mempunyai kemainpuan sesuai dengan tugas,
tanggungjawab, dan peraimya dalain pelaksanaan GCG.
3) Perusahaan harus memastikan adanya Sistem Pengendalian
Internal yang efektif dalain pengelolaan perusahaan.
4) Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran
perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sistem penghai·gaan dan sanksi (reward and punishment
system).
5) Dalain melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ
perusal1aan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku (code of conduct) ya11g telah disepakati.
dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
2) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang
undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung
jawab antara satu dengan yang lain.
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip Dasar
Dalam melaksanakan kegiataunya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kew~jaran dan kesetaraan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
I) Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku
kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan
pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses
terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam
lingkup kedudukan masing-masing.
2) Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
3) Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
gender, dan kondisi fisik.
3. Tujuan Penerapan Good Co1porate Governance.
Menurut Aviliani dalam majalah Auditor (2006:47), tujuan Penerapan
Good Corporate Governance adalah:
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip
prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jwab
dan adil.
b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara professional, transparan
dan efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan
kemandirian organ perusahaan.
c. Mendorong agar organ perusahaan dalam membuat dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku
d. Meningkatkan kinerja dan kontribusi perusahaan sehingga dapat
meningkatkan shareholder values.
e. Bagi BUMN dapat meningkatkan kontribusi BUMN dalam
perekonomian nasional dan membantu penerimaan APBN.
D. Pengembangan Hipotesis
1. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
a. Suryo Pratolo (2007) meneliti Good Corporate Governance dan
OT Tf\.H1'.T A ,......,., .. ,.1,.
Pengendalian Intern sebagai vaTiabel eksogen Serta tinjauannya pada
jenis perusabaan, hasil penelitiannya adalab:
1) Audit manajemen berpengamh secara langsung dan signifikan
terhadap Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
2) Pengendalian Intern berpengamh secara langsung dan signifikan
terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
3) Audit Manajemen dan Pengendalian Intern secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance dengan pengaruh yang k:uat.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalab, Suryo Pratolo
menguji pengamh Audit Manajemen dan Pengendalian Intern terhadap
GCG dan Kinerja BUMN baik secara parsial dan simultan. Objek
penelitian pada beberapa BUMN di Indonesia.
b. Prasetyo Nurul Kompyurini (2007) meneliti Analisis kinerja Rumab
Sakit Daerah dengan Pendekatan Balanced Scorecard Berdasarkan
Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Penerapan Prinsip
Prinsip Good Corporate Governance hasil penelitiannya adalab:
1) Komitmen Organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance.
2) Pengendalian Intern berpengaruh secara langsung dan signifikan
terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance.
3) Komitmen Organisasi dan Pengendalian Intern berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance dengan pengaruh yang cukup (sedang).
Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah, Prasetyo Nurul
Kompyurini meneliti Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance melalui
Pendekatan Balanced Scorecard, objek penelitian pada Rumah Sakit
Umum Daerah.
c. Sri Trisnaningsih (2007) meneliti tentang, Independensi Auditor Dan
Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemaharnan Good
Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Auditor, hasil penelitiannya adalah:
1) Pemahaman Good Governance tidak berpengaruh secara Jangsung
terhadap Kinerja Auditor.
2) Pemahaman Good Governance berpengaruh signifikan terhadap
Independensi Auditor.
3) Independensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Auditor.
4) Pemahaman Good Governance tidak berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja auditor melalui independensi auditor.
Perbedaan penelitian ini dengan penulis, Populasi penelitian ini
adalah auditor yang bekerja di KAP yang tersebar di seluruh Indonesia,
F. Hipotesis
Hal: Audit Intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerapan Good Corporate Governance.
Ha2: Pengendalian Intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penerapan Good Corporate Governance.
Ha3: Audit Intern dan Pengendalian Intern secara simultan memiliki pengamh
yang signifikan terhadap penerapan Good Corporate Governance.
'
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Linglmp Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank X Jakarta. Jenis penelitian ini
menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antara variabel Audit Intern
dan Pengendalian Intern terhadap penerapan Good Corporate Governance
(GCG) baik secara parsial maupun simultan.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi dalan1 penelitian adalah Auditor Intern I Satuan Pengawasan
Intern (SPI) pada Bank X.
2. Telrnik Sampling
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
convenience sampling, yaitu suatu metode pemilihan sampel dari elemen
populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. (lndriantoro dan Supomo,
2002:120). Dilakukan teknik convenience sampling karena anggota
populasi bersifat homo gen ( sejenis ).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer (Primery Data)
nMH nrimer memnHkHn snmher dHta nenelitian vanll: dineroleh secara
Penelitian kepustakaan dilak:ukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah telmik pengumpul.an data dengan cara
mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait,
yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,. kalimat, skema, dan
gambar. Namun, untuk pengolahan, data kualitatif dapat diangkakan (scoring),
seperti terdapat dalam skala pengukuran. Misalnya, suatu pernyataan yang
memerlukan alternatifjawaban: sangat setuju diberi angka 5; setuju 4; netral 3;
tidak setuju 2; dan sangat tidak setuju 1.
1. U ji Kualitas Data
Untuk menguji kualitas data dari kuesioner yang diolah dalam
penelitian ini dilak:ukan beberapa pengujian yaitu:
a. Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa distribusi
penyampelan data yang digunakan telah terdistribusi secara normal
yang merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu.
Untuk menguji apalrnh sampel penelitian mernpak:an jenis distribusi
sampel. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis
pengujian ( Gozali, 2005: 114 ), yaitu:
Hipotesisi Nol
Hipotesis Alternatif
: Data terdistribusi secara normal
: Data tidak terdistribusi secara normal
Dasar pengambilan keputusan dengan kriteria j ika probabilitas >0,05
maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika probabilitas
<0,05 data tidak terdistribusi secara normal.
b. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana
data dalam kuesioner dapat mengukur tingkat validitasnya. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Untuk melakukan uji
validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation
yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya.
Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r tabel dengan
r hitung (korelasi) bila koefisien korelasi (r) hitung lebih besar dari r
tabel (Product Moment). Jika hasilnya signifikan maka data dikatakan
valid.
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan.
Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005:45). Pendekatan yang digunakan untuk mengukur reliabilitas data
r 12
PYX2
Gambar.3.1. Hubungan Struktural Xi. X2, terhadap Y
a. Pengujian Hipotesis secara Parsial
1) Audit Intern (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance (Y)
Uji secara individual oleh tabel Cofficients. Hipotesis penelitian
yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
HO : py:x, = 0
Ha : pyx,> 0
Hipotesis bentuk kalimat:
HO : Audit Intern tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Penerapan Good Corporate Governance
Ha : Audit Intern berpengaruh secara signifikan terhadap
Penerapan Good Corporate Governance
Kaidah keputusan:
a) Jika nilai probibalitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probibalitas sig atau [0.05 :S sig], maka HO diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan (Riduan., 2007:103-104).
b) Jika nilai probibalitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
nrohihalitas .<i<' atau ro.05 > si<'l. maka HO ditolak dan Ha
penelitian dan indikator yang tercantum berasal dari usulan penelitian
Universitas Padjadjaran tahun 2006 yang diajukan oleh Gusnardi berjudul
"Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal dan Audit Internal
Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Dan Pencegahan Fraud"
1. Variabel Dependen
V ariabel Y ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. V ariabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel independen. Dalarn penelitian ini yang menjadi
variabel dependen yaitu Penerapan Good Co1pora.te Governance (GCG).
2. Variabel lndependen
a. Audit Intern
Audit Intern adalah proses sistematis untuk secara objektif
memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian
kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi
ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke
pengguna yang berkepentingan" (Lawrence SaV1tyer et al, 2005:8).
b. Pengendalian Intern
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain nntuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan,
Keandalan pelaporan keuangan, Kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku , Efektivitas dan efesiensi operasi.
Variabcl
Audit Intern
Tabel. 3.2. Ouerasional Variabel Penelitian
Subvariabel lndikator
Misi Auditor Intem
Peran, tujuan dan tanggung jawab Auditor Intem
Memberikan informasi yang diperlukan mana1er. Bertindak sebagai penilai indeoenden Memiliki peranan penting dalam ha! pengelolaan perusahaan dan risiko terkait dalam menialankan usaha. Informasi keuangan dan operasi akurat dan daoat diandalakan Risiko yang dihadapi telah diidentifikasi dan diminimalisasi Peraturan ekstemal serta kebijakan dan orosedur intemal telah diikuti Kriteria onerasi telal1 dinenuhi Snmberdaya digunakan secara efisien dan ekonomis Tuiuan omanisasi tercapai Survei nendahuluan Program audit Pekeriaan lanangan (Variabel XI) Teknik-teknik
Pengendalian Int em
(Variabel X2)
Audit Intem Temuan andit Kertas keri a Kejelasan visi, misi, dan tujuan tugas.
Penyelesaian tugas Keteoatan dalam bertindak Gambaran tugas vang akan dilakukan Pengendalian akuntansi internal Pencegahan dan oendeteksian kecurangan Pemeriksaan keuangan Pemeriksaan ketaatan
Hasil Audit Intern Pemeriksaan operasional Pemeriksaan manaiemen
Yang bertanggung Jawab atas Struktur Pengendalian Intemal
Pemeriksaan sistem informasi Pengembangan kualitas internal Hubungan dengan entitas di luar oerusahaan.
Direktur utama bertanggung jawab menjarnin bahwa semua komponen strnktur pengendalian ltntem terwuiud dalam omanisasinya.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggungjawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan . . . . . .
Ukuran
Skala Ordinal
Audit internal mengukur dan menilai efektifitas unsur-unsur pengendalian internal Personel memahami bahwa mereka bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan masalah yang timbul sebagai akibat ketidakpatuhan terhadap strnktur oengendalian internal Auditor Eksternal melakukan evaluasi tentang memadai atau tidaknya desain dan
Pengendalian Yang bertanggung mengevaluasi efektivitas struktur Intern Jawab atas Strnktur pengendalian intern entitas menggunakan Skala
(V ariabel X2) Pengendalian Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) No. 06 Ordinal Internal (SAT Seksi 500) Pelaporan tentang Struktur
Pengendalian Internal Satuan Usaha atas Pelavoran Keuangan Badan pengatur (regulatory body), seperti Bank Indonesia dan Bapepan1. Badan pengatur mengeluarkan persyaratan minimum pengendalian intern yang harus dipenuhi oleh suatu entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan tersebut
Unsur Struktur Penaksiran resiko Pengendaliru1 Intern Lingkungan J2engendalian
Informasi clan komunikasi Aktivitas oengendalian Pemantauan Transoaransi (Transvarency)
Berdasarkan tabel 4.15 Model Summary diperoleh nilai sig
F change untuk variabel Audit Intern dan Pengendalian Intern sebesar
0.000, berarti pengujian simultan untuk variabel Audit Intern dan
Pengendalian Intern, signifikan sebesar 0.000 < 0.05 atau [0.05 > sig],
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
terbukti bahwa Audit Intern dan Pengendalian Intern berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap Penerapan Good Corporate
Governance (GCG). Hasil penelitian di atas dapat diringkas seperti
ta.be! 4.17 sebagai berikut:
Tabel.4.17. Koefisien jalur, Kontribusi Langsung, tidak Langsung,
Kontribusi Total dan Kontribusi Audit Intern (X1); Pengendalian Intern (X2); Secara Simult:an dan
Signifikan terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Y)
Koefisien Kontribusi
Kontribusi Variabel .Jalnr Tidak Bersama
Langsnng Lane;sung Total
X1 0.202 0.202 - 0.202 -
X2 0.567 0.567 - 0.567 -
€1 0.7 0.49 - - -
X1 danX2 - - - - 0.510
Berdasarkan hasil uji hipotesis baik secara parsial maupun
simultan dan tabel 4.17 maka hasil temuan penelitian secara objektif
bahwa:
a) Pengaruh parsial variabel Audit Intern terhadap Penerapan Good
Corporate Governance (GCG) sebesar 0.202 atau 20.2%.
b) Pengaruh parsial variabel Pengendalian Intern terhadap Penerapan
Good Corporate Governance (GCG) sebesar 0.567 atau 56.7%.
c) Pengaruh variabel Audit Intern dan Pengendalian Intern secara
simultan terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
sebesar 0.510 atau 51 % dan sisanya sebesar 0.490 atau 49 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
d) Korelasi antara variabel Audit Intern dan Pengendalian Intern
ini memperlihatkan bahwa semakin baik Pengendalian Intern yang
ada dalam suatu perusahaan akan mendorong keberhasilan
Penerapan Good Corporate Governance. Besarnya pengaruh
Pengendalian Intern yang secara langsung berkontribusi terhadap
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dihasilkan
sebesar (0.567)2 = 0.321 = 32.1 %.
g) Secara simultan Audit Intern (Xi) dan Pengendalian Intern (X2)
berpengaruh dan signifikan terhadap Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) (Y), nilai signifikan sebesar 0.000, berarti
nilai probabilitas (sig) = 0.000 < 0.05 ata:u [0.05 > sig] maka
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya Audit
Intern (Xi) dan Pengendalian Intern (X2) berpengaruh signifikan
terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG) (Y).
Kondisi ini memperlihatkan bahwa denga:n adanya Audit Intern
dan Pengendalian Intern yang semakin memadai akan semakin
efektif Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam
suatu perusahaan.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) diseluruh kegiatan dan
jenjang organisasi,. SPI pada Bank X baru akan bertindak apabila telah
ditemukan ketidaksesuaian unit bank dalam menjalankan dan mematuhi
peraturan yang ada. Sehingga untuk mencapai penerapan GCG yang
maksimal dibutuhkan peran dan kerjasama dari seluruh unit bank.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujian
hipotesis 1 tidak diterima.
2. Pengendalian Intern (X2) berpengaruh positif terhadap penerapan Good
Corporate Governance (GCG) (Y) dan signifikim. Dengan demikian
tinggi rendahnya Penerapan GCG di pengaruhi oleh Pengendalian Intern
Bank, kondisi ini memperlihatkan bahwa semakin baik Pengendalian
Intern yang ada dalam Bank akan mendorong keberhasilan Penerapan
Good Corporate Governance (GCG). Berdasarkan temuan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis 2 dapat di terima.
3. Audit Intern (X1) dan Pengendalian Intern (X2) secara simultan
berpengaruh dan signifikan terhadap Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) (Y) sebesar 51 %. Sisanya sebesar 49% merupakan
pengaruh yang datang dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Penerapan
Good Corporate Governance (GCG) dinilai baik dalam mempengaruhi
Audit Intern dan Pengendalian Intern. Berdasarkan temuan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 di terima.
mendukung mengefektifkan Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) dilingkungan Bank, yang diharapkan dapat memperbaiki kinerja
bank secara keseluruhan agar dapat meningkatkan shareholder value,
kepercayaan investor, kreditor, citra yang baik dari pemerintah dan
masyarakat, sehingga timbul kepercayaan terhadap produk dan jasa bank
yang akan meningkatan pasar bagi produk danjasa bank.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas lagi dengan lebih menganalisis dan menggambarkan
secara deskriptif peranan Audit Intern, Pengendalian Intern serta Good
Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan dan meng compare nya
dengan standar yang ada, menambah variabel lain, memperbanyak serta
memperluas objek penelitian tidak hanya pada satu BUMN tetapi
beberapa BUMN di Indonesia.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. "Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen", Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Khumaira, Mira "Tanggung jawab Komite Audit, Audit Internal dan Prinsip Good Corporate Governance". Skripsi Fakultas Ekonomi UIN Syaiif Hidayatullah, 2007.
KNKG, "Pedoman Umum Good Corporate Governannce Indonesia", diakses 28 februari 2008 (http://www.knkg.com).
Lawrence B.Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner "Sawyer's Internal Auditing" Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Mundung, Anie Valora "Analisis Peran Auditor Internal dalam Implementasi Good Corporate Governance", Thesis Universitas Airlai1gga 2007, diakses 28 juli 2008 (http://www.lib.unair.ac.id/).
Mulyadi. "Auditing buku l ", Salemba empat, Jakarta, 2002.
NN. "Auditor" Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berballasa Indonesia, diakses 6 juli 2008 (http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor).
"Peraturan Bank Indonesia Nomor 814/Pbi/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum" di akses 7 Oktober 2008 (http://pbi8406.bi.co.id).
"Pengendalian Intern (internal control)" di akses 25 Maret 2008 (www.wordpress.com).
Nurul c kompynrini, Prasetyo "Analisis kinerja rumah sakit daerah dengan pendekatan balanced scorecard berdasarkan komitmen organisasi, Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)" Simposium Nasional Akuntansi X 26-28 Juli UNHAS MAKASAR, 2007.
Pratolo; Suryo "Good Corporate Governance dan kinerja BUMN di indonesia: Aspek Audit Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai variabel eksogen Serta tinjauannya pada jenis perusahaan" Simposium Nasional Akuntansi Fe-universitas mullalllmadiyall yogyakarta, Juli, 2007.
Putra, "Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelak~anaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu" di akses 6 Juli 2008 (http://putrafinance-accounting-taxation.blogspot.com).
Riduwan, dan Engkos Achmad Kuncoro. "Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur '', Alfabeta, Bandung, 2007.
Santoso, Singgih. "Mengatasi Berbagai lv!asalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5", Cetakan ke-2, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.
Sucipto, "Internal Auditor" Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera, diakses 25 februari 2003 (http://usu.digital.library.com/).
Sudrajat, Pardi "Bank bisa penuhi standar baru GCG" Sekretaris Jenderal Asosiasi Manajemen Risiko Indonesia (IRP A), diakses 22 April 2009 (http://www.asbanda.com/).
Syakhtoza, 'Ahmad "Best Practices Corporate Governance dalam Konte~ Kondisi Lokal Perbankan Indonesia" Pusat pengembangan Akuntansi FEUI, 2003.
Trisnaningsih, Sri "Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kinerja auditor" Simposium Nasional Akuntansi X 26-28 Juli UNHAS MAKASAR, 2007.
KUE SI ONER
Pengaruh Audit Intern Dan Peugendalian Intern terhadap Penerapan Good
Corporate Governance pada Bank X
Kuesioner ini terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
I. Bagian A berisi pertanyaaan-pertanyaan mengenai data dai1 keterangan
Bapak/Ibu/Saudara.
2. Bagian B berisi pertanyaan-pertanyaan ya11g merupakart penjabaran dari kisi
kisi penelitia11, ya11g berupa pertanyaan atas pendapat Bapak/Ibu/Saudara atas
faktor-faktor yang mempengaruhi Good Corporate Governance. Bagian ini
terdiri daii. 3 (tiga) bagian, yaitu B.1, B.2, dan B.3
Bagian A: Data dan Keterangan Responden
Butir perta11yaa11 diisi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara di dalain kotakjawaban yang telah disediakan.
I. Nama/inisial
2. Umnr Tahun
3. Jenis Kelainin 0 Laki-Laki 0 Perempua11
4. Status Pemikaha11 0 Belum Menikah 0 Sudah Menikah
5. Berapa laina Bapak/Ibu/Saudara telah bekerja di perusahaan ini?
D< 1 Tahun 01-3 Tahun 0 3-10 Tahun 0 >10 Tahun
6. Pendidika11 terakhir Bapak/Ibu/Saudara diperoleh di:
§ B
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (S 1)
Perguman Tinggi Negeri/Swasta (S2)
Pergnruan Tinggi Negeri/Swasta (S3)
STAN
Akademi dan Lembaga Pendidikan lain, yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah maupun swasta, yang setara dengan DIPLOMA III.
SMA/SMEA
0 Lain-lain
Tanggal Pcngisian: I I 2008
8. Dal am melaksanakan pekerjaannya, audit inter:n bertugas memastikan bahwa sistem yang ditetapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, dan prosedur yang diterapkan
9. Jika pihak audit intern menemukan penyimpangan dari standar operasional yang digunakan, unttik mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaaan sumber day a maka audit intern perlu memberitahukan kepada pihak yang bertanggung iawab agar dapat dilakukan tindakan korektif Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (Xl.4)
10. Pihak audit intern harus memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diperiksa guna pembuatan perencanaan nemeriksaan
11. Pihak audit intern harus mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi dengan pihak manajemen sebelum mengeluarkan laporan akhir
12. Staf audit intern sangat perlu melakukan monitor terhadap tindak lanjut untuk memastikan bahwa pihak manajemen telah melakukan tindakan yang tepat terhadap temuan audit yang dilaporkan
13 Staf audit intern bertugas menenma dan mengevaluasi laporan perkembangan perbaikan dari manajemen sehubungan dengan tindak !anjut temuan audit
Bagian B.2.
No Pcngendalian Intern Pertanyaan (X2)
STS TS N s SS Yang Bertanggung Jawab atas Struktur Pem!Cndalian Intern (X2.1)
l. Audit intern telah melaksanakan tanggungjawabnya yaitu mengukur dan menilai efektifitas unsur-unsur oengendalian intern perusahaan.
2. Sebagai personel perusahaan harus bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah yang timbul apabila terjadi ketidakpatuhan terhadap struktur pengendalian intern
3. Auditor aksternal telah melakukan evaluasi memadai atau tidaknya desain dan mengevaluasi efektivitas struktur pengendalian intern entitas menggunakan Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) No. 06 (SAT
J , ¥
I 4. Badan pengatur (regulatory body), seperti Bank
Indonesia dan bapepam telah mengeluarkan persyaratan minimum pengendalian intern yang harns dipenuhi dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan.
() Lin1!1ron2an Pen2endalian (X2.2) 5. Dalam setiap pengambilan keputusan, perusahaan
harns selalu mempertimbangkan nilai etika yang berlaku
6. Perusahaan berusaha mengantisipasi perkembangan pesaing dengan cepat dalam keadaan apapun
7. Dalam penunjukan akuntan publik, pimpinan perusahaan mendiskusikan dan mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dewan direksi Penaksiran Risiko lX2.3)
8. Dalam penyusunan program dan anggaran perusahaan, melihat kondisi perekonomian dimasa kini dan masa depan
9. Kemampuan calon pegawai selalu diuji terlebih dahulu agar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan perusahaan
10. Selurnh teknologi informasi (TI) yang ada di perusahaan memadai dan dapat membantu pekerjaan staf dalam meyelesaikan pekeriaannya
11. Pimpinan perusahaan selalu aktif dalam mendapatkan data dan informasi Iengkap yang digunakan untuk penaksiran risiko yang mungkin terjadi
12. Apabila terjadi perubahan metode penilaian persediaan dalam penyajian laporan keuangan, sepenuhnya diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan Aktivitas Penl!endalian 00.3)
13. Kelengkapan pendukung pemrosesan informasi (hardware, software, brainware) sudah sangat menunjang untuk pengambilan keputusan
14. Penetapan prosedur dan kebijakan yang berlaku dalam melindungi aset dan catatan perusahaan secara fisik dan non fisik sudah memadai
15. Job discription yang sudah ada hingga saat ini masih sesuai dengan kondisi saat ini maupun akan datang Informasi dan Komunikasi 00.4)
16. Sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen yang dimiliki perusahaan memadai untuk menghasilkan informasi yang lengkap, akurat dan
Monitoring <X2.5) 17. Fungsi atau bagian audit intern secara rutin
mengadakan penelaahan atas sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen yang berjalan, guna mendukung terciptanya efektivitas oengendalian intern
18. Perusahaan pernah mendapat saran perbaikan dari akuntan publik tentang pelaksanaan pengendalian intern
19. Saran perbaikan dari akuntan publik diperhatikan untuk kemudian diadakan perbaikan
20. Pengendalian intern perusahaan yang telah dirancang,
0 masih sesuai dengan kondisi saat ini yang sering terjadi perubahan
Bagian B.3.
Penerapan Good
No Pertanyaan Corporate Governance
(Y)
STS TS N s SS Transparansi (Transparancy)
1. Perusahaan selalu menerbitkan laporan keuangan dan analisa manajemennya untuk dibagikan kepada para analis
2. Perusahaan menempatkan la po ran keuangan dan analisa manajemennya melalui internet sebagai oerluasan informasi
3. Laporan yang dipersiapkan untuk RUPS tahunan berisi informasi lebih dari cukup sehingga. memungkinkan analis investasi menilai kinerja keuangan dan non-keuangan oerusahaan Kemandirian (I11depe11de11cy)
4. Pelaksanaan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga perusahaan dilaksanakan secara konsekuen
dan konsisten untuk semua anggota perusahaan
5. Perusahaan memiliki standar profesional untuk
personil
Aknntabilitas (Accountability) 6. Perusahaan memiliki pedoman Corporate
Governance yang tertulis dimana di dalamnya
mengatur secara rinci mengenai pengungkapan
7. Perusahaan mempunyai pejabat khusus (semacam
compliance officer) yang bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan sepenuhnya taat pada hukum dan
aturan perundangan yang ada
8. Perusahaan mempunyai pedoman kode etik dan
tingkah laku yang tertulis
9. Pedoman kode etik didistribusikan kepada semua
karyawan perusahaan untu1c dipelajari dan dimengerti
10. Pedoman kode etik tersedia bagi para pemegang
saham untu1c dipelajari dan dimengerti
Keterbukaan (Fairness)
11. Semua pemegang saham diberi tahu mengenai adanya
RUPS tahunan paling sedikit 28 hari sebelumnya
12. Terdapat usaha untu1c mendorong semua Pemegang
Saham agar menghadiri, dan memberikan suaranya
dalamRUPS
13. RUPS memutuskan hal mengenai penunjukan,
penilaian kinerja, kompensasi untu1c direksi dan
komisaris, serta penunjukan auditor ekstemal
Pertanggungjawaban (ftesponsibility)
14. Perusahaan memiliki daftar saham yang dimiliki oleh
anggota direksi dan komisaris
15. Perusahaan memiliki daftar saham yang dimiliki oleh
anggota keluarga direksi dan komisaris untuk
kelengkapan data kepemilikan saham perusahaan
16. Direksi dan komisaris ikut berperan mengidentifikasi
dan menyeleksi ahli dari luar bila keahlian yang
dibutuhkan tidak dimiliki oieh direksi ataupun staf
Mean Variance Std. Deviation N of Items 63.65 43.042 6.561 16
Cronbach's Alpha if Item
D13leted .874
.877
.871
.877
.884
.874
.882
.873
.873
.866
.885
.873
.872
.876
.879
.884
~ !£ :;: ::; t :~ ::; & ~; \~ ~ :~ ::; ~ :r: \; ;~ § ::; ~ 3 ::;l~ :i: ~i I~ s '.'/ t~ :~ ::; & ~: ::; ~ s ::; ~ :~ ::; :3 :~ '.J ~ :~ '.J i :;: :; !~ f ,; I~ :;: :; i~:; § I I I
; ··1,,f ,,. ·· · "' ··+ ,,, ,.,,+,~',' · ·Fr''rf'i·Y''!''l l· ,, '' ~' i :!'Tl~~~:-~-;:'" ;r" 1~~· o·;iE·= :llr;,J\ I 'l~_''.~~· i~~ 1'._'~'Fili~~[]~;;,·;1:· ii -1
~. !C'ITi'~J' '~ s t1!1 r ·l1· ·1:" •1 r ''L]' ~:t~'\!;~~!···i1t~! I ·i~'''j' i 'ill g 1 ,"·f' ·~ 'f' 1''' '''' f'' ··' ' .. ·r· r 'j'' ''' 'f' T ~· 'i ·"r'''