Transcript

DEVELOPMENT, DISSEMINATION,IMPLEMENTATION AND EVALUATION OF ACLINICAL PATHWAY FOR OXYGEN THERAPY

Clarence Wong, Farzin Visram, Deborah Cook, Lauren Griffith, Jill Randall, Bernie O’Brien,David Higgins* CMAJ • JAN. 11, 2000; 162 (1)

Tiara, Titin, Tulus, Yessi

Latar Belakang

Kebutuhan penekanan thd tarif pelayanan

Guideline• Pathways• Algoritme

Pathway• High risk• High volume• High availability of evidence

• Problem prone

Review dokumen (McMaster University, Hamilton, Ontario)

• Indikasi ?• Titrasi ?• Monitoring

?• Pemberhen

tian terapi ?

Terapi o2 di CTU

(Clinical Teaching Unit)

?

Oksigen umumnya diberikan kepada pasien di rumah sakit, tapi pemberian dan pemantauan terapi tersebut sering kurang optimal.

Tujuan penelitian : untuk mengembangkan, mensosialisasi, mengimplementasi dan mengevaluasi sebuah clinical pathway untuk terapi oksigen di Clinical Training Unit Hamilton, Ontario.

GUIDELINE TARIF PELAYANAN

• Indikasi ?• Titrasi ?• Monitoring

?• Pemberhen

tian terapi ?

Terapi o2 di CTU

(Clinical Teaching Unit)

?

Hipotesis

Sesi pembelajaran, audit interna/individual dan feedback mengenai peresepan/permintaan

- dapat memodifikasi perilaku ‘caregiver’ - meningkatkan tarif kelayakan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah unit-28 kamar dari medical clinical teaching unit (CTU) yang berkapasitas total 453 kamar di kota Hamilton, Ontario.

CTU itu dikelola oleh 2 internis, 1 kepala bagian medis, 2 dokter senior, 4 dokter junior, 4 mahasiswa kedokteran, 14 terapis pernapasan, 42 perawat dan 4 kepala bangsal. Terdapat 3 shift kerja, yaitu, Periode rotasi 4 bulan (untuk dokter senior), 2 bulan (untuk mahasiswa kedokteran dan dokter junior) dan 1 bulan (untuk dokter jaga ).

Penelitian dilakukan antara bulan September 1996 dan Maret 1997, secara berturutan, dengan mengidentifikasi pasien CTU yang memerlukan tambahan oksigen.

Tempat penelitian di clinical teaching unit (CTU) kota Hamilton, Ontario.

Pasien yang membutuhkan oksigen tambahan di rumah adalah kriteria eksklusi.

Desain Penelitian: Quasi Experimental

3 bln Intervention

phase

1 bln ‘washed out’ phase

3 bln non intervention

phase

• Indikasi, dokter, O2

Data

• Pasien diikuti

Output

• Chi square, wilcoxon, Logistic Regression

Analisis Data

Peneliti menggunakan rancangan penelitian prospektif (prospective before-and-after design) yang terdiri dari - fase intervensi 3 bulan, 1 bulan fase pendahuluan dan 3 - bulan fase non- intervensi.

Selama fase intervensi, pasien yang memerlukan oksigen diminta ntuk mengisi formulir pengisian oksigen, metode klinis oksigen, dan titrasi oksigen. Selama fase pendahuluan, tidak ada intervensi dan tidak ada data yang dicatat.

Selama fase non-intervensi, terapi oksigen dikelola oleh tim CTU (yaitu, tidak ada intervensi), dengan pasien yang memerlukan oksigen ditindaklanjuti dan data dikumpulkan untuk fase intervensi

Clinical Pathway

Tahap Pengembangan:Peneliti mengembangkan clinical pathway untuk pemasangan, titrasi, dan penghentian oksigen, melalui sesi pengajaran, pelatihan in-service dan poster informasi pada unit CTU.

Tahap Sosialisasi:a. Training Session ( house staff)

Ttg Indikasi, pemberian, titrasi, monitoring, bahayaIndikasi dicatat per 3 hari

b. In-service training session ( perawat)Diharuskan mengikuti pathway yg ada (tabel monitoring dan tabel

titrasi)Research Nurse mencatat setiap kegiatan per hariKemudian memberi audit individu dan feedback verbal & langsung

Implementasi metode tersebut ditentukan keberhasilanya berdasarkan tanggapan (feedback) dan audit pasien kepada perawat dan staf CTU.

Selama fase intervensi 3 bulan berturutan, pasien yang membutuhkan oksigen akan diberikan dengan mengikuti metode tersebut. Selama fase 1 bulan ” fase washed-out" diikuti oleh fase non-intervensi 3 bulan, pasien dirawat oleh tim CTU. Data klinis dan ekonomi dikumpulkan di kedua fase.

Sebuah tim lintas-ilmu terdiri dari keperawatan, terapi pernapasan, internist dan Respirologi menyepakati untuk mempromosikan pemberian resep secara rasional dan pemantauan terapi oksigen di CTU.

Peneliti juga mempertimbangkan berbagai literature mengenai penggunaan oksigen untuk pasien rawat inap dan panduan prosedur kelembagaan untuk merancang sebuah lembar pengisian oksigen, jalur klinis untuk pemberian terapi dan pemantauanya .

Peneliti mencatat karakteristik pasien dan indikasi terapi oksigen, petugas medis yang meresepkan, memberikan, dan menghentikan terapi oksigen itu; pengaturan waktu pemesanan; mode (bentuk masker), konsentrasi dan lama pemberian oksigen, dan pemantauan melalui pengujian gas darah arteri atau tingkat kejenuhan oksigen (SpO2).

Pasien ditindaklanjuti sampai keluar bangsal, dipindah ke bangsal lain atau mengalami kematian. Semua transfer ke unit perawatan intensif (ICU) dan semua kematian di CTU, diputuskan secara independen oleh 2 penulis (CW dan FV) untuk menentukan alasan transfer atau kematian dan untuk memeriksa apakah ada factor keracunan oksigen atau kekurangan oksigen.

Dengan menggunakan model biaya kelembagaan, kami menghitung biaya terapi oksigen untuk pasien dirawat di CTU.

Kami menggunakan data dari pemasok rumah sakit (Huff Barrington Owens Company [HBOC, 1994]) untuk biaya bahan termasuk pengiriman alat-alat, konsumsi gas, analisa oksimeter dan analisa gas darah arteri.

Biaya ini tidak termasuk biaya overhead, karena dianggap sama untuk kedua fase. Kami menggunakan database rumah sakit (Sistem Informasi Manajemen [MIS, 1992]) untuk menghitung biaya personil non-dokter, terutama untuk pengukuran beban kerja staf bangsal, waktu untuk penulisan perintah pemberian oksigen dan waktu perawat untuk menyiapkan sistem pengiriman, mengubahnya setiap 2 hari dan memonitor oksigenasi.

Data itu disajikan dalam bentuk nilai rerata , standar deviasi , median dan rentang interkuartil.

Hasil itu dibagimenjadi dua untuk dianalisis secara berbeda . Hasil berkelanjutan dianalisa dengan kurva skewness yang dibandingkan dengan uji Wilcoxon rank-sum nonparametrik.

Peneliti menggunakan regresi logistik untuk menghitung ratio mentah dan rasio hitung (crude and adjusted odds ratios) untuk gas darah arteri (variabel dependen) pada intervensi tersebut. Variabel independen yang dihitung adalah usia, jenis kelamin, diagnosis utama, musim pendaftaran dan apakah dokter yang jaga adalah respirologist (terkecuali pemberian resep oksigen dan pemantauan oksigen bukan tugas respirologist ).

Peneliti menganggap sebagai nilai p 2-ekor (2-tailed p value) kurang dari 0,05 sebagai signifikan secara statistik.

Total biaya pemantauan dan pengujian ditentukan dengan menjumlahkan biaya personil dan nonpersonnel dan mengalikannya dengan jumlah tes yang dilakukan.

Kami menetapkan rerata biaya pemberian oksigen per pasien untuk baik fase intervensi dan non-intervensi .

Semua biaya dicantumkan pada dolar Kanada tahun 1998, dan jika perlu, biaya untuk periode sebelumnya yang disesuaikan dengan nilai tahun 1998 dengan menghitung rerata indeks harga pelanggan tentang komponen perawatan kesehatan

Hasil

Pada fase 2, diperoleh karakteristik pasien, konsentrasi dan durasi oksigen , frekuensi pemantauan saturasi oksigen, frekuensi pengujian gas arteri darah dan hasil klinis tersebut ternyata sama. Namun, ada perintah penghentian dalam fase intervensi (p <0,001).

Dalam fase intervensi, biaya yang lebih tinggi untuk pemantauan saturasi oksigen ($ 44.95/pasien v $ 36.17/pasien, p = 0,048) dan untuk transkripsi order ($ 2.71/pasien $ 1.28/pasien v, p <0,001), dengan biaya total secara kesluruhan, termasuk personil, juga lebih tinggi pada fase intervensi ($ 76.93/pasien v $ 56.67/pasien, p = 0,02).

Biaya edukasi untuk jalur oksigen itu mencapai $ 45.71/pasien. Ketika biaya pendidikan ikut dihitung, total biaya terapi oksigen selama fase intervensi mencapai $ 122.64/pasien, angka ini lebih tinggi daripada total biaya terapi oksigen selama fase non-intervensi ($ 56.67/pasien) (p <0,001).

Interpretasi

Clinical Pathway oksigen multi-disiplin dan multi-metode ini bisa mengubah kebiasaan dalam pemberian oksigen, namun, akan memakan lebih banyak sumber daya dibandingkan pengelolaan standar, dan tidak mengubah dalam luaran pasien.

Pengelolaan pemberian oksigen yang memadai dan pemantauannya oleh dokter dan perawat akan memerlukan waktu dan biaya tambahan yang lebih tinggi.

top related