Tugas Akhir \"Biochemical Oxygen Demand\" Rosyida Nur Nadhifa
Post on 16-May-2023
0 Views
Preview:
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan- bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
permukiman, perdagangan, perkantoran dan industri bersama-sama dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada. Air limbah rumah tangga
adalah limbah yang berasal dari permukiman penduduk yang pada umumnya terdiri
atas buangan dari dapur, air kamar mandi, air cucian, dan kotoran manusia
(Notoatmodjo, 2003).
Dengan demikian, air limbah yang berasal dari rumah tangga, industri
maupun tempat- tempat umum lainnya perlu diketahui dan diawasi kandungan-
kandungannya agar tidak merusak lingkungan hidup, baik dengan bahan organik
maupun dengan bahan anorganik yang terdapat dalam limbahnya.
Dari uraian diatas, saya akan membahas pemeriksaan tentang parameter
pencemaran air limbah dengan bahan organik dengan mengangkat judul “
Pemeiksaan Biolochemical Oxygen Demand (BOD) pada Sampel Air Limbah di
UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Magelang”.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun sebagai
berikut :
1. Bagaimana kualitas air limbah yang diperiksa di UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah Kota Magelang?
2. Bagaimana dampak bagi lingkungan jika BOD terlalu tinggi?
3. Bagaimana cara menurunkan kadar BOD yang terlalu tinggi pada air limbah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kualitas air limbah yang diperiksa di UPTD Laboratorium
Kesehatan Kota Magelang.
2. Untuk mengetahui dampak bagi lingkungan jika BOD terlalu tinggi.
3. Untuk mengetahui cara menurunkan kadar BOD yang terlalu tinggi.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitaian BOD ini adalah kimia air.
2
E. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah:
1. Bagi masyarakat:
a. Mengetahui bagaimana pencemaran air limbah yang terjadi di lingkungan
sekitar.
b. Mengetahui kadar pencemaran air oleh bahan organik yang terjadi di
lingkungan sekitar.
2. Bagi siswa:
a. Menambah pengetahuan tetang pencemaran air limbah.
b. Mengetahi cara pemeriksaan BOD pada air limbah.
c. Mengetahui cara menurunkan BOD pada air limbah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Defenisi Air Limbah dan Air Limbah Domestik
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum (Sugiharto,
1987). Air limbah adalah air dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan
untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga
lingkungan hidup yang sehat dan baik (Tchobanoglous, 1991).
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri
ataupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan atau zat-
zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan. Sumber serta macam air limbah dapat dipengaruhi oleh tingkat
kehidupan masyarakat. Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat beragam pula
air limbah yang dihasilkan (Daud, 2007).
Air Limbah adalah air yang tidak bersih / mengandung berbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan. Lazimnya muncul akibat
hasil perbuatan manusia ( termasuk industrilisasi ). Sisa air yang dibuang berasal
dari rumah tangga, industri, maupun tempat umum lainnya ( Haryoto Kusnoputranto,
1985).
4
Kemenetrian Lingkungan Hidup (2003) mendefinisikan air limbah domestik
sebagai air limbah yang berasal dari perumahan atau pemukiman, perkantoran,
pusat perbelanjaan/ perdagangan, restaurant/ rumah makan dan tempat rekreasi. Air
limbah domestik tidak bisa di buang begitu saja ke badan air tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu karena akan mencemari kualitas air dan air tanah. Sedangkan
menurut Willgooso (1979) air limbah adalah water carrying waste from homes,
bussines and industries that is mixture of water and dissolved or suspended solids.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari
penggunaan untuk kebersihan yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet,
cucian, dan sebagainya. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan organik
dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun. Sebagian
limbah rumah tangga berbentuk suspensi lainnya dalam bentuk bahan terlarut.
Limbah cair ini dapat dibagi 2 yaitu limbah cair kakus yang umum disebut black
water dan limbah cairdari mandi-cuci yang disebut grey water. Black water oleh
sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun sebagian dibuang langsung
ke sungai. Sedangkan gray water hampir seluruhnya dibuang ke sungai sungai
melalui saluran.
Perkembangan penduduk kota-kota besar semakin meningkat pesat, seiring
dengan pesatnya laju pembangunan, sehingga jumlah limbah domestik yang
dihasilkan juga semakin besar. Sedangkan daya dukung sungai atau badan air
penerima limbah domestik yang ada justru cenderung menurun dilihat dari terus
menurunnya debit sungai tersebut (Puji Rahmi, 2012).
5
2. Karakteristik Air Limbah Domestik
Karakteristik air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Karakteristik Air Limbah Domestik
Jenis Pencemar UnitKonsentrasi
Rendah Sedang TinggiPadatan total mg/L 350 720 1200Padatan Terlarut mg/L 250 500 850Padatan tersuspensi mg/L 100 220 350Settleable Soilds mg/L 5 10 20BOD mg/L 110 220 400Organik Karbon Total mg/L 80 160 290COD mg/L 250 500 1000
Nitrogen total (N): Organik Amonia bebas Nitrit Nitrat
mg/L
2081200
40152500
85355000
Fosfor total (P) Organik Inorganik
mg/L413
835
15510
Klorida mg/L 30 50 100Sulfat mg/L 20 30 50Alkalinitas mg/L 50 100 200Lemak mg/L 50 100 150Koliform total mg/L 106-107 107-108 107-109VOCs No/100ml < 100 100 – 400 >400Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang karakteristik air limbah.
Menurut Puji Rahmi (2012), secara umum sifat air limbah domestik terbagi atas tiga
karakteristik yaitu karakteristik fisik, kimia dan biologi.
6
a. Karakteristik Fisik
1) Padatan (solid)
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik
yang dapat larut, mengendap atau tersuspensi. Bahan ini pada
akhirnya akan mengendap di dasar air sehingga menimbulkan
pendangkalan pada dasar badan air penerima.
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik
terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunkan
kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk
melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar matahari
masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat
insang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid
tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan telur dan terjadi
pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan pengerukan
yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan TSS dalam
badan air sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi pada
bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air
2) Bau (odor)
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang
menguraikan zat-zat organik yang menghasilkan gas-gas tertentu
juga karena adanya reaksi kimia yang menimbulkan gas. Standar bau
dinyatakan dalam bilangan ambang bau (Threshold Odor Number)
7
yang menunjukkan pengenceran maksimum dari contoh air (limbah)
hingga dihasilkan campuran yang tidak berbau lagi.
3) Warna (color)
Warna dibedakan menjadi true color dan apparent color.
Warna yang bisa diukur adalah true color, yaitu warna yang
disebabkan oleh buangan terlarut pada air limbah tersebut.
Sedangkan apparent color disebabkan oleh warna-warna bahan yang
terlarut maupun yang tersuspensi. Secara kualitatif, keadaan limbah
dapat ditandai warna-warnanya. Air buangan yang baru dibuang
biasanya berwarna keabu-abuan. Jika senyawa organik yang ada
mulai pecah oleh aktivitas bakteri dan adanya oksigen terlarut
direduksi menjadi nol, maka warna biasanya berubah menjadi
semakin gelap. Standar warna sebagai perbandingan untuk contoh
air adalah standar Pt-Co, dan satuan warna yang digunakan adalah
satuan Hazen. Untuk air minum warnanya tidak boleh lebih dari 50
satuan Hazen.
4) Temperatur
Temperatur air limbah mempengaruhi badan penerima jika
terdapat temperatur yang cukup besar. Hal ini akan mempengaruhi
kecepatan reaksi serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu
memperlihatkan aktivitas kimiawi dan biologi.
8
5) Kekeruhan (turbidity)
Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi
pencahayaan kedalam air. Kekeruhan terjadi karena adanya zat-zat
koloid yang melayang dan zat-zat yang terurai menjadi ukuran yang
lebih (tersuspensi) oleh binatang , zat-zat organik, jasad renik,
lumpur, tanah, tanah, dan benda-benda lain yang melayang.
b. Karakteristik Kimia
1) Parameter Organik Biological Oxygen Demand (BOD)
Pengujian BOD adalah pengujian yang paling umum
digunakan dalam pengolahan air limbah. Jika terdapat oksigen dalam
jumlah yang cukup maka pembusukan biologis secara aerobik dari
limbah organik akan terus berlangsung sampai semua limbah
terkonsumsi. Air limbah menjadi produk akhir sel-sel baru serta
bahan-bahan organik stabil dan hasil akhir lainnya.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk
mendisain sistem-sistem pengolahan biologis bagi air yang tercermar
tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah kalau
sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat
menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama proses oksidasi
tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan
9
keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada
air.
2) Parameter Anorganik yaitu pH (Derajat Keasaman)
Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan biologis
karena pH yang kecil akan lebih menyulitkan di samping akan
mengganggu kehidupan di dalam air bila dibuang pada perairan
terbuka.
3. Dampak Negatif Air Limbah Domestik
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi
makhluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Gangguan kesehatan
1) Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera.
2) Typhus abdominalis adalah penyakit yang menyerang usus halus
yang disebabkan bakteri Salmonella Typi.
3) Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A.
4) Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba
hystolytica.
10
b. Penurunan kualitas lingkungan
Bahan organik yang terdapat dalam air limbah jika dibuang langsung
ke sungai dapat menyebabkan kehidupan didalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
c. Gangguan terhadap keindahan
Air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan
perubahan warna pada bahan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tapi terjadi gangguan
keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
d. Gangguan kerusakan benda
Ada kalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi
oleh bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2C. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi dan
bangunan air kotor lainnya.
4. Baku Mutu Air Limbah Domestik
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter
kualitas yang dipergunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik.
Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam
limbah. Parameter ini terdiri dari Total Organic Carbon (TOC), Chemical Oxygen
Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), minyak dan lemak (O&G),
dan Total Petrolum Hydrocarbons (TPH). Karakter fisik dalam air limbah dapat dilihat
11
dari parameter Total Suspended Solids (TSS), pH, tempratur, warna, bau, dan
potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa
senyawa organik ataupun senyawa anorganik (Hidayat,2008). Baku mutu effluent
untuk air limbah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor
112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yang mengisyaratkan
bahwa baku mutu untuk tiap parameter adalah kadar maksimumnya,lebih
lengkapnya dapat di lihat dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Baku Mutu Air Limbah Domsetik Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup N0.112 Tahun 2003
Parameter Satuan Kadar Maximum
pH 6-10
BOD mg/L 100
TSS mg/L 100
Lemak dan Minyak mg/L 10
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003
Dalam pasal 2 dan pasal 4 pada Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup
No.112 tahun 2003 di tegaskan bahwa baku mutu tersebut berlaku bagi:
a. semua kawasan permukiman (real estate), kawasan perkantoran,
kawasan perniagaan, dan apartemen,
b. rumah makan (restauran) yang luas bangunannya lebih dari 1000 meter
persegi,
c. asrama yang berpenghuni 100 (seratus) orang atau lebih.
12
4. Pengolahan Air Limbah
a. Unsur-unsur Sistem Pengolahan Air Limbah Modern Menurut Tchobanoglous
(1991:243), unsur-unsur sistem pengolahan air limbah terdiri dari:
1) Sumber air limbah
Sumber air limbah dari suatu daerah pemukiman seperti perumahan,
bangunan komersil dan industri.
2) Pemrosesan setempat
Sarana untuk pengolahan pendahuluan atau penyamaan air limbah
sebelum ke sistem pengumpul.
3) Pengumpul
Sarana untuk pengumpula air limbah dari masing-masing sumber
dalam daerah pemukiman.
4) Penyaluran
Sarana untuk memompa dan mengangkut air limbah yang terkumpul
ke tempat pemrosesan dan pengolahan.
5) Pengolahan
Sarana pengolahan air limbah sebelum dibuang dari suatu daerah ke
saluran irigasi.
6) Pembuangan
Sarana pengolahan limpahan yang sudah diolah dan ampas padat
yang didapat dari pengolahan. Seperti dalam sistem penyaluran air bersih,
13
dua faktor penting yang harus diperhatkan dalam sistem pengolahan air
limbah adalah jumlah dan mutu air limbah yang harus dibuang dari suatu
daerah pemukiman terdiri dari:
Air limbah rumah tangga
Air limbah industri
Air resapan/aliran masuk
Air hujan
Perkiraan besar air limbah rumah tangga dari suatu daerah biasanya
sekitar 60 - 70% dari air yang dikeluarkan daerah tersebut. Sisanya
dipakai pada proses industri, penyiraman kebun dan lain-lainnya. Jadi, bila
air yang dipergunakan untuk suatu daerah pemukiman diketahui jumlahnya,
maka kemungkinan output air limbah rumah tangga dari daerah itu dapat
diperkirakan. Perkiraan kapasitas sarana air limbah haruslah mencadankan
kelonggaran untuk pertumbuhan daerah yang bersangkutan di masa depan
(Tchobanoglous, 1991).
Menurut Tchobanoglous (1991), pengolahan air limbah domestik
pada suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilakukan secara
bertahap melalui proses sebagai berikut:
14
a. Pengolahan Primer, yang meliputi:
1) Penyaringan kasar
Bangunan ini melakukan penyaringan benda-benda
kasar (plastik, logam, kayu, daun-daun dan lainnya) yang
tercampur dalam air limbah yang akan diolah.
2) Penangkap Pasir
Pasir yang terbawa air limbah akan menghadap pada
dasar bangunan penangkap pasir ini.
3) Pengendapan I
Butiran halus dan partikel kasar dari lumpur yang
terlarut dalam air limbah akan diendapkan pada bangunan
pengendapan ini. Diharapkan air limbah. yang keluar dari
bangunan pengendapan ini sudah tidak mengandung benda-
benda kasar, pasir kasar dan pasir halus (butir halus).
b. Pengolahan Sekunder, meliputi:
1) Pembentukan partikel lumpur
Pada bangunan pengolah pembentuk lumpur ini ada 2
(dua) tangki pengolahan yang terdiri dari :
15
a) Tangki Aerasi
Pada tangki ini, partikel-partikel lumpur halus
dan melayang-layang pada air limbah yang keduanya
tidak dapat ditahan (diproses) pada pengolahan
primer. Partikel-partikel ini akan diusahakan untuk
dapat membentuk partikel-partikel lumpur yang lebih
besar melalui bantuan mikroorganisme yang
pertumbuhannya dipacu pada aerasi. Selai itu dengan
melakukan aerasi pada air limbah diharapkan terjadi
pengikatan oleh oksigen terhadap unsur senyawa yang
terdapat pada air limbah.Partikel-partikel yang telah
terbentuk secara aktif ini kemudian dialirkan melalui
tangki pengendapan
b) Tangki Pengendapan
Lumpur aktif yang telah terbentuk pada tangki
ini diusahan supaya mengendap, apabila masih
terdapat partikel yang belum terbentuk maka akan
dikembalikan pada tangki pengendapan
2) Pengendapan II
Partikel-partikel halus, melayang dan terlarut dalam air
limbah, yang masih belum dapat ditangkap pada bangunan
16
pembentuk lumpur maka akan diendapkan pada bangunan
pengendapan ini.
c. Pengolahan Lanjutan
Hasil pengolahan primer dan pengolahan sekunder adalah
lumpur dan air yang keduanya dapat diproses lebih lanjut sehingga
bisa bermanfaat. Air yang telah melalui Instalasi Pengolahan Air
limbah (IPAL) merupakan air baku yang dapat dimanfaatkan lebih
lanjut untuk kepentingan irigasi, air minum, industri dan sebagainya.
Sedang lumpurnya yang telah terpisah dari air limbahnya akan
diproses pada tangki pembusuk lumpur (tangki imhoff) sehingga
dapat mengalami dekomposisi. Proses dekomposisi terjadi secara
anaerobik oleh peran mikroorganisme anaerob yang diaktifkan pada
bangunan ini. Hasil dari tangki imhoff ini adalah:
a. Lumpur yang dapat dijadikan sebagai pupuk
b. Dan gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dengan melihat proses tersebut di atas maka pengolahan air
limbah tersebut dikelompokkan dalam:
1) Proses pengolahan secara fisik yang terjadi pada
Saringan Kasar, Penangkap Pasir, Pengendapan I dan
Pengendapan II.
17
2) Proses pengolahan secara biologi yang terjadi pada
Aerasi dan Pengaktifan Lumpur karena pada proses
tersebut terjadi pengaktifan mikroorganisme secara
aerobik.
3) Proses pengolahan secara kimia yang terjadi pada
Aerasi karena pada bangunan ini terjadi pengikatan
oleh oksigen terhadap unsur maupun senyawa yang
terdapat pada air limbah.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar pengolahan limbah berikut ini :
Gambar 1. diagram proses pengolahan limbah.
18
Air limbah Saringan Kasar Saringan Pasir
Pengendapan 1Pembentukan
LumpurPengendapan 2
Pembusukan Kolam
Pupuk Air Limbah
B. Landasan Teori
1. Bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk hidupnya.
2. Kebanyakan bakteri yang hidup dalam kotoran adalah saprofit, hidup dari
zat organik mati.
3. Suatu benda yang menjadi busuk ialah peristiwa perunahan kimia hasil
kerja dari jasad renik.
4. Hasil perubahan sebagai pembusukan.
5. Kalau persediaan oksigen tidak cukup, peruraian akan berjalan lama dan
timbul bau disebabkan karena organisme setelah mati menghasilkan
senyawa nitrogenorganisme yang kompleks sebagai kotoran, zat organik
seperti itu akan diserang oleh bakteri aerob dengan membentuk amonia.
Kalau persediaan oksigen bebas cukup banyak, bakteri aerob akan
melakukan oksidasi dan membentuk nitrit dan kemudian nitrat. Kalau
kehabisan oksigen dalam proses ini maka nitrat direduksi menjadi amonia
oleh bakteri aerob. Ini terjadi sebagian besar nitrogen telah dioksidasi
menjadi nitrat.
Dalam hal ini boleh dianggap bahwa zat organik tersebut telah stabil.
Kestabilan dari zat-zat organik tersebut mungkin masih mengandung
sedikit oksigen tetapi akan cepat habis.
6. Bila ada air kotoran yang mengandung bakteri diberikan oksigen
secukupnya akan terjadi dikomposisi aerobik sampai kebutuhan oksigen
terpenuhi. Banyaknya oksigen disebut BOD.
19
C. Kerangka Konsep
20
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat.
Peningkatan jumlah air limbah.
Pemeriksaan laboratorium tentang kandungan air limbah
Pengolahan Air Limbah
Menggunakan Instalasi Pengolaha Air Limbah (IPAL)
Pemeriksaan kadar pencemaran organik : BOD
Pemeriksaan kadar pencemaran anorganik :
COD
Pemeriksaan air limbah lainnya: TSS, pH, Minyak
dan Lemak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan pemeriksaan kimia air dengan parameter
pemeriksaan pencemaran air limbah dengan bahan organik (BOD/
Biochemical Oxygen Demand).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian : Laboratorium KesehatanKota Magelang.
Waktu penelitian : Selasa, 1 September 2015
Rabu, 9 September 2015
C. Populasi dan Sampel
Sampel didapatkan dari :
1. Limbah dapur Hotel X.
2. Limbah laundry Rumah Sakit Y.
3. Limbah dapur Hotel Y.
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan
a. Air limbah
b. Nutrient
c. Reagensia BOD 1
d. Reagensia BOD 2
e. Reagensia BOD 3
21
2. Alat
a. Spektrofotometer
b. Pipet
c. Pushball
d. Tabung winkler
e. Kuvet
f. Gelas Ukur
E. Prosedur Penelitian
1. Pemeriksaan BOD0:
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Lakukan pengenceran 20X pada sampel yang akan
diperiksa ( 6ml sampel + 114 ml nutrient) pada tabung
erlenmeyer, homogenkan.
c. Pindahkan pada tabung winkler hingga penuh,
kemudian tutup dengan penutup tabungnya. Tidak
boleh ada gelembung dalam tabung winlker.
d. Buka penutup tabung, kemudian tambahkan 3 tetes
reagensia BOD 1 dan tambahkan pula 3 tetes
reagensia BOD 2.
22
e. Tutup tabung winkler dengan tanpa ada gelembung
didalamnya, kemudian homogenkan.
f. Setelah homogen, inkubasikan selama 1 menit.
g. Kemudian tambahkan reagensia BOD 3 sebanyak 10
tetes kemudian tutup tabung winkler dengan tanpa
gelembung dan homogenkan kembali.
h. Baca hasil pemeriksaan dengan menggunakan
spektrofotometer.
2. Pemeriksaan BOD5:
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Lakukan pengenceran 20X pada sampel yang akan
diperiksa ( 6ml sampel + 114 ml nutrient) pada tabung
erlenmeyer, homogenkan.
c. Pindahkan pada tabung winkler hingga penuh,
kemudian tutup dengan penutup tabungnya. Tidak
boleh ada gelembung dalam tabung winlker.
d. Simpan sampel hingga hari ke-5 pada suhu 20°C.
e. Setelah 5 hari, buka penutup tabung, kemudian
tambahkan 3 tetes reagensia BOD 1 yang berisi
Mangan (II) Chlorid dan tambahkan pula 3 tetes
reagensia BOD 2 yang berisi Natrium Hydroxyd.
23
f. Tutup tabung winkler dengan tanpa ada gelembung
didalamnya, kemudian homogenkan.
g. Setelah homogen, inkubasikan selama 1 menit.
h. Kemudian tambahkan reagensia BOD 3 sebanyak 10
tetes kemudian tutup tabung winkler dengan tanpa
gelembung dan homogenkan kembali.
i. Baca hasil pemeriksaan dengan menggunakan
spektrofotometer.
Gambar 1 spektrofotometer. Gambar 2 reagen kit BOD.
Gambar 3 Botol Winkler yang Berisi Sampel
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 3 hasil pemeriksaaan BOD0 dan BOD5
No Sampel Control0 Control5 BOD0 BOD5
1 508 7,6 6,1 6,8 3,5
2 509 7,6 6,1 7,3 6,2
3 510 7,7 6,2 7,1 6,8
Perhitungan hasil peneriksaan BOD:
A x faktor pengenceran – B
A : hasil BOD0 – hasil BOD5
B : control BOD0 – control BOD5
Faktor pengenceran : 20X
1. Sampel 508:
A : 6,8-3,5 = 3,3
B : 7,6-6,1 = 1,5
Perhitungan: 3,3 x 20 – 1,5 = 64,5 mg/L
25
2. Sampel 509:
A : 7,3-6,8 = 1,1
B : 7,6-6,1 = 1,5
Perhitungan: 1,1 x 20 – 1,5 = 20,5 mg/L.
3. Sampel 510:
A: 7,1-6,8 = 0,3
B: 7,7-6,2 = 0,5
Perhitungan: 0,3 x 20 – 0,5 = 5,5 mg/L.
B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengolahan limbah untuk mengetahui oksigen yang
diperlukan untuk mikroba dalam mengoksidasi bahan organik. Semakin banyak
bahan organik yang ada dalam sampel air limbah maka semakin banyak juga
oksigen yang diperlukan oleh mikroba. Untuk mengetahui oksigen yang diperlukan
oleh mikroba maka ditentukan BOD awal dan BOD setelah diinkubasi selama 5 hari,
dimana selisih yang dihasilkan adalah oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pemeriksaan diatas, didapatkan hasil BOD untuk sampel nomor
508 adalah 64,5 mg/L, hasil sampel 509 adalah 20,5 mg/L, dan hasil sampel
510 adalah 5,5 mg/L. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kualitas air
yang diperiksa di UPTD Laboratorium Kesehatan Kota Maelang memiliki
kualitas yang baik dan memenuhi standar baku mutu berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003. dampak negatif
yang ditimbulkan bila kadar BOD terlalu tingggi adalah gangguan kesehatan
sperti penyakit Cholera, Typus Abdominalis, Hepatitis A, Dysentrie, dan juga
penurunan kualitas lingkungan yang terjadi karena terganggunya kehidupan
dalam air.
27
B. Saran
Jika penanganan limbah pada suatu instalasi sudah bagus dan
limbah yang dikeluarkan tidak terlalu merusak lingkungan, akan lebih baik
lagi apabila pengolahan selalu dipertahankan kinerjanya untuk tetap
mengolah air limbah yang akan dikeluarkan dan juga selalu dicek
kandungannya agar dapat termonitor kandungannya.
Menambah pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah dan
kerusakan lingkungan juga tak kalah pentingnya untuk menjaga kelestarian
lingkungan. Akan lebih baik bila banyak masyarakat yang mengetahui
pengolahan limbah yang baik dan benar. Dengan begitu dapat diharapkan
pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,Ali. 2015. Evaluasi Sistem Instasi Pengolahan Air Limbah. TA UNHAS:
Makassar.
Indriyati. 2005. Pengolahan Limbah Cair Organik Secara Biologi
Menggunakan
Reaktor Anaerob Lekat Diam. Pusat Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
Lingkungan. BPPT.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.
Rahmi,Puji. 2010. Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Domestik. Skripsi
FKM
USU: Medan.
Sudjarwo, Hermanto & Tanaka, Nao. 2014. Manual Teknologi Tepat Guna
Pengolahan Air Limbah. PUSTEKLIM: Yogyakarta.
Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Universitas Indonesia
(UI-
Press): Jakarta.
Suharto, Ign. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Andi:
Yogyakarta.
Tchobanoglous, G. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan oleh Djoko
29
top related