tradisi pembacaan surah-surah pilihan di rumah tahfiz ...
Post on 12-May-2023
1 Views
Preview:
Transcript
TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN
DI RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
PONDOK AREN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
INDAH NADIA
NIM: 11170340000184
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M / 1443 H
TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN
DI RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
PONDOK AREN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
INDAH NADIA
NIM: 11170340000184
Pembimbing
Moh. Anwar Syarifuddin, M.A.
NIP: 19720518 199803 1 003
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULLUDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M / 1443 H
dc
VT
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Skripsi yang berjudul TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN DI RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM PONDOK AREN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Juli 2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Jakarta, 19 Juli 2022
Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Eva Nugraha, M.Ag
Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A
Dr. Syahrullah, M.A NIP. 19690822 199703 1 002 NIP. 19780818 200901 1 016
Pembimbing,
Moh. Anwar Syarifuddin, M.A NIP. 19720518 199803 1 003
vii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Indah Nadia
NIM : 11170340000184
Fakultas : Ushuluddin
Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi yang berjudul “Tradisi Pembacaan Surah-Surah Pilihan Di
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren” adalah benar-benar
karya saya dan tidak melakukan penjiplakan atau plagiasi dalam
penulisannya, semua kutipan telah saya cantumkan sumbernya.
2. Kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya, dan jika di kemudian hari terbukti bahwa
karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan plagiasi dari
hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima ketentuan yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Pondok Aren, 27 Februari 2022
Indah Nadia
NIM 11170340000184
ix
ABSTRAK
Indah Nadia. 11170340000184.
“Tradisi Pembacaan Surah-Surah Pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim Pondok Aren.”
Skripsi ini akan membahas salah satu fenomena dalam kajian living
Qur’an, yaitu pembacaan surah-surah pilihan seperti al-Mulk, al-Sajdah,
Yāsīn, dan al-Kahf di Rumah Tahfiz Khadijah Mukim, Pondok Aren
Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk
menganalisis pemahaman para ustażāt terhadap praktik pembacaan surah-
surah pilihan sebagai rutinitas wajib para santri, serta manfaat yang
didapatkan oleh santri dari kegiatan pembacaan surah-surah setiap malam
sebelum santri tidur, serta pembacaan surah al-Kahf setiap hari Jumat ketika
santri selesai Shalat subuh. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
berupa observasi, wawancara, dan penelitian dokumen untuk kemudian
diuraikan dan dianalisis secara deskriptif.
Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini menegaskan bahwa
semua ustażāt sepakat bahwa kegiatan pembacaan surah-surah pilihan
adalah wujud pengamalan sunah-sunah Rasulullah yang dapat
mendatangkan berbagai keutamaan dan kebaikan untuk pembacanya.
Penggagasnya adalah Umi Vita selaku Pembina Yayasan. Ia secara khusus
ingin santri memiliki akhlak yang baik, serta memiliki kecintaan yang erat
dengan al-Qur’an. Aktivitas tersebut dipahami sebagai wirid dan riyāḍoh
yang dapat menumbuhkan ikatan emosional antara santri dengan al-Qur’an,
sekaligus terapi yang dapat menenangkan jiwa agar santri merasa lebih
tenteram, dan tidak mudah bosan selama proses menghafal di asrama.
Pemilihan membaca tiga surah sebelum tidur dan al-Kahf setiap Jumat
subuh dianggap sebagai waktu yang tepat untuk relaksasi fisik dan spiritual
sehingga kandungan makna surah tersebut bisa terekam dalam memori
bawah sadar santri. Adapun manfaat yang dirasakan santri setelah membaca
surah-surah pilihan yakni, mereka memperoleh kemudahan selama
menghafal ayat demi ayat al-Qur’an. Hal itu disebabkan karena hatinya
merasa lebih tenteram dan perasaannya jauh berbeda ketika tidak membaca
surah-surah pilihan. Manfaat lain yang dirasakan adalah keberkahan rezeki
yang tidak berhenti mengalir, hal ini terjadi ketika apa yang diinginkan
santri cepat tercapai selama tinggal di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Kata kunci: Living Qur’an, al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, al-Kahf.
xi
KATA PENGANTAR
Alḥamdulillāh, segala puji dan syukur dipanjatkan atas ke hadirat
Allah swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena berkat
rahmat, nikmat serta pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian, penyusunan, dan penulisan skripsi yang berjudul “Tradisi
Pembacaan Surah-Surah Pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok
Aren.” Tak lupa selawat serta salam selalu ter curahkan kepada baginda
Nabi Muhammad saw yang merupakan keteladanan paling utama dalam
membawa risalah untuk membimbing umat manusia dari zaman Jahiliyah
menuju zaman yang Islamiyyah.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan penelitian
skripsi ini bukanlah dengan kemampuan diri sendiri, melainkan berkat
pertolongan dari Allah Swt. bimbingan dari para dosen, dukungan dari
orang tua, keluarga, sahabat, serta arahan dan bantuan dari banyak pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Eva Nugraha, MA., Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
serta bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH., selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dasrizal, M.SI., dosen pembimbing akademik dari semester awal
perkuliahan hingga semester akhir selama penulis menimba ilmu di
jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin.
xii
4. Moh. Anwar Syarifuddin, M.A., dosen pembimbing skripsi dengan
kesabaran yang luar biasa selalu meluangkan waktu untuk memberi
arahan, menjawab segala pertanyaan, serta membantu setiap kesulitan
yang saya hadapi dalam penulisan skripsi ini. Bapak terima kasih
banyak telah bersedia mendampingi saya dari awal hingga selesai,
terima kasih atas semua ilmu, nasihat, doa, serta motivasi yang bapak
berikan agar saya bisa lulus secepatnya. Semoga Allah Swt. senantiasa
membalas seluruh kebaikan bapak dengan memberi kesehatan,
kemudahan dalam segala hal, keberkahan untuk bapak dan keluarga.
5. Dr. M. Suryadinata, M.Ag., dan Drs. Sugiharto, M.A., yang senantiasa
telah memberi arahan dan jalan yang tepat untuk saya dalam
menentukan bidang keilmuan pendidikan di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah Swt. selalu memudahkan
urusan bapak, memberi kesehatan, mencurahkan banyak kebaikan bagi
bapak sekeluarga melebihi kebaikan yang pernah bapak berikan.
6. Yayasan Generasi Sahabat Qur’an, kepada pengurus khususnya Umi
Vita, Ibu Yulia, Ibu Inayah, Ibu Ambar, Ibu Widi, Kak Rosy, Kak Resti,
dan semua adik-adik santri yang begitu baik hati mengizinkan saya
melakukan penelitian skripsi di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Terima kasih banyak atas segala bantuan, dukungan, doa dan berbagai
kebaikan yang telah diberikan kepada saya selama melakukan
penelitian. Semoga Yayasan Gens-Qu semakin maju dan sukses, agar
lebih banyak lagi orang yang bisa menimba ilmu yang bermanfaat di
Yayasan Generasi Sahabat Qur’an.
7. Sahabat dari zaman mahasiswa baru yang sampai detik ini mengisi hari
perkuliahanku Mazidatul Afiyah, tetap semangat menyelesaikan
skripsweet sampai kita wisuda bareng ya Afi. Untuk sahabatku Ida Nur
Laila Sari yang selalu setia berbagi ilmunya dari zaman kuliah offline
xiii
sampai online, tidak terhitung lagi berapa banyak waktu yang
diluangkan Mba Laila dalam membantuku. Untuk Firdayani Ariza alias
Risa yang telah mengarahkan dan membantu ku dalam teknis penulisan
skripsi, thank u so much Ris. Selanjutnya, Zubaidah Al-Alawiyah alias
mba Izu, Mutiara Santri alias Mute, dan semua sahabat Inspire lainnya
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih banyak telah
memberikan bantuan, hiburan, dan hal lain yang sangat membantuku
dalam dunia perkuliahan. Sukses selalu di mana pun kalian berada,
semoga tali silaturahmi tetap tersambung. Terima kasih banyak.
8. Teman SMA ku Oke Nadia Nanda Puteri, Dilla Tasya, Risma Nur
Alyza, dan Nadia Nurfadilah. Terima kasih banyak telah menemani
hariku dari zaman putih abu-abu hingga sekarang kita sudah dewasa,
kalian tetap menjadi orang yang selalu available untuk diajak liburan.
Rindu banget jalan-jalan sama kalian lagi, semoga kita bisa cepat
bertemu kembali.
9. Diriku yang sudah bertahan sampai titik ini, terima kasih telah bersedia
melewati tantangan kehidupan beserta lika-likunya dengan kuat. The
one of my whislist checked! Petualangan kita belum selesai, banyak
tangga yang harus ditapaki demi mencapai impian dan cita-cita
selanjutnya.
Untuk mama tercinta Ny. Sriwati yang selalu mencurahkan kasih
sayang tak terhingga kepada penulis. Memberikan nasihat, motivasi,
mendukung kesehatan penulis dengan menghidangkan makanan-makanan
yang lezat dan segar ketika penulis sedang menghadap laptop seharian.
Mama tidak pernah lelah mengantarkan dan menjemput penulis untuk pergi
ke sekolah dari sejak TK hingga saat ini berkuliah di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih banyak atas semua doa
xiv
yang mama panjatkan, dan semua pengorbanan yang telah mama lakukan
untuk putri bungsumu ini.
Kepada ayah tercinta yang sudah tiada, alm. Niazi Makam Arief.
Terima kasih untuk rangkulan hangat ayah kepada putri kecilmu ini, terima
kasih ayah telah mendidik dan bekerja keras untuk membesarkan kami
semua. Selanjutnya, untuk kakakku almh. Venny Handayani, terima kasih
atas dukungan yang cut Anda berikan untuk adik bungsumu dalam
menggapai cita-citanya. Cut Anda tidak pernah lelah membantu setiap
kesulitan yang Indah hadapi, memberi arahan dan jalan keluar,
menyemangati adik-adiknya agar menjadi orang yang sukses. Semoga
Allah Swt senantiasa menempatkan cut Anda di sisi terindah-Nya, dan
keluarga kita dapat berkumpul kembali dengan ayah dan cut Anda dalam
surga.
Kepada kedua abangku, dr. Hendriansyah dan dr. Mulia Ramadhan
terima kasih telah menjadi kakak yang selalu memberikan dukungan baik
secara materiil, doa, serta motivasi dalam membangun semangat adik
bungsunya untuk menyelesaikan perkuliahan. Teristimewa untuk
keponakan yang penulis sayangi Jaysha Azkia Haura Arkha dan Jayshu
Muhammad Maher Wijaya al-Arkha, kalian adalah kebahagiaan aunty dan
pelengkap keluarga yang selalu kami cintai.
Pondok Aren, 18 Agustus 2022
Indah Nadia
NIM 11170340000184
xvi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan
bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/u/1987. Adapun
perinciannya sebagai berikut:
A. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Arab Latin Keterangan
tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
b بBe
t تTe
ṡ es (dengan titik di ث
atas)
j Je ج
ḥ ha (dengan titik di ح
bawah)
kh ka dan ha خ
d De د
Ż ذzet (dengan titik di
atas)
r Er ر
z zet ز
xvii
s es س
sy es dan ye ش
ṣ es (dengan titik di ص
bawah)
ḍ de (dengan titik di ض
bawah)
ṭ te (dengan titik di ط
bawah)
ẓ zet (dengan titik di ظ
bawah)
apostrop terbalik ‘ ع
g ge غ
f ef ف
q qi ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w w و
h ha ه
apostrop ’ ء
y ye ي
Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
xviii
apapun, jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
A. Tanda Vokal
Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau
monoftong dan vokal rangkap atau disebut dengan diftong, untuk vokal tunggal
sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fatḥah a a ا
Kasrah i i ا
Ḍammah u u ا
Adapun vokal rangkap sebagai berikut:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal Latin Keterangan
ai a dan i ي ـ
au a dan u و ـ
Dalam Bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vokal panjang (mad)
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal
Arab
Tanda Vokal Latin Keterangan
ā a dengan garis di atas ىا
ī i dengan garis di atas ىي
ū u dengan garis di atas ىو
B. Kata Sandang
Kata sandang dilambangkan dengan (al-) yang diikuti huruf:
syamsiyah dan qamariyah.
xix
Al-
Qamariyah Al-Munīr المنير
Al-Syamsiyah جال Al-Rijāl الر
C. Syaddah (Tasydid)
Dalam bahasa Arab syāddah utau tasydīd dilambangkan dengan ketika
dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
menggandakan huruf yang diberi tanda syāddah, akan tetapi, itu tidak berlaku
jika huruf yang menerima tanda syāddah terletak setel kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah.
Al-Qamariyah ة Al-Quwwah القو
Al-Syamsyiyah ر الض ورة
Al-Ḍarūrah
D. Ta Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang
hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, transliterasi
adalah (t), sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah (h), kalau pada kata yang berakhir dengan ta
marbūtah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al bacaan yang
kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah ditransliterasikan dengan ha (h)
contoh:
No. Kata Arab Alih Aksara
ريقة 1 Ṭarīqah الط
Al-Jāmi’ah al-Islāmiah اإلسلمية الجميعة 2
3 Waḥdat al-Wujūd الوجود وحدة
xx
E. Huruf Kapital
Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini juga mengikuti Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat,
huruf awal Nama tempat, nama bulan nama din dan lain-lain, jika Nama
diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata
sandangnya.
Contoh: Abu Hamid, al-Gazali, al-Kindi.
Berkaitan dengan penulisan nama untuk nama-nama tokoh yang
berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan
meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab, misalnya ditulis
Abdussamad al- palimbadi, tidak “Abd al-Samad al-Palimbani. Nuruddin
al-Raniri, tidak Nur al-Din al-Raniri.
F. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia, Kata, istilah
atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan
bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia,
tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas, Misalnya kata Al-Qur’ān
(dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan umum, namun bila mereka harus
ditransliterasi secara utuh.
Contoh: Fī Zilāl al-Qur’ān, Al-‘Ibarat bi ‘umūm al-lafz la khusūs al-
sabab
xxii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................xvi
DAFTAR ISI ....................................................................................... xxii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xxv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................6
C. Batasan Masalah ..............................................................................6
D. Rumusan Masalah ............................................................................7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................7
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................7
G. Metode Penelitian ............................................................................8
1. Jenis Penelitian ...........................................................................8
2. Lokasi Penelitian ........................................................................8
3. Subjek Penelitian dan Sumber Data ............................................9
4. Teknik Pengumpulan Data. .........................................................9
5. Analisis Data ............................................................................ 11
H. Tinjauan Pustaka............................................................................ 12
I. Sistematika Penulisan .................................................................... 15
BAB II TINJAUAN UMUM PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN
SEBAGAI BAGIAN DARI LIVING QUR’AN ...................................... 17
A. Pengertian Pembacaan al-Qur’an .................................................... 17
B. Fungsi Pembacaan al-Qur’an Bagi Kehidupan ................................ 21
C. Ragam Tradisi dan Tujuan Pembacaan al-Qur’an di Masyarakat .... 29
D. Kandungan dan Fadilah Surah-Surah Pilihan .................................. 35
xxiii
1. Surah Al-Kahf ............................................................................. 35
2.Surah Al-Mulk ............................................................................. 38
3. Surah Al-Sajdah .......................................................................... 40
4. Surah Yāsīn ................................................................................ 43
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
.............................................................................................................. 47
A. Sejarah Berdirinya Rumah Tahfiz Khodijah ................................... 47
B. Letak Geografis ............................................................................. 51
C. Visi, Misi, Target dan Struktur Organisasi ..................................... 53
D. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 54
E. Program dan Kegiatan .................................................................... 55
F. Profil Informan ............................................................................... 59
BAB IV TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN RUMAH
TAHFIZ KHODIJAH MUKIM .............................................................. 63
A. Latar Belakang Pembacaan Surah Pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim .......................................................................................... 63
B. Praktik Pembacaan Surah-Surah Pilihan ......................................... 68
C. Pemahaman Ustażāt terhadap Pembacaan Surah-Surah Pilihan ...... 73
D. Respons Santri terhadap Tradisi Pembacaan Surah al-Sajdah, al-Mulk,
Yāsīn, dan al-Kahf ........................................................................ 73
BAB V PENUTUP ................................................................................ 93
A. Kesimpulan ................................................................................... 93
B. Saran.............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 107
xxiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pemetaan Kandungan Surah al-Kahf ....................................... 37
Tabel 2.2 Pemetaan Kandungan Surah al-Mulk ...................................... 40
Tabel 2.3 Pemetaan Kandungan Surah al-Sajdah .................................... 42
Tabel 2 4 Pemetaan Kandungan Surah Yāsīn .......................................... 45
Tabel 3.1 Fasilitas Asrama Rumah Tahfiz Khodijah Mukim ................... 54
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim ......... 56
Tabel 4.1 Tujuan Santri Melakukan Pembacaan Surah-Surah Pilihan...... 84
Tabel 4.2 Manfaat Pembacaan Surah-Surah Pilihan Oleh Santri ............. 89
Tabel 4.3 Ketercapaian Tujuan Dengan Manfaat Yang Dirasakan ........... 90
Tabel 4.4 Klasifikasi Umum Ketercapaian Tujuan dan Manfaat .............. 91
Tabel 4.5 Korelasi Manfaat Yang Dirasakan Dengan Fungsi al-Qur'an ... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt
melalui nabi Muhammad saw, bertujuan untuk menjadi petunjuk dan
pedoman hidup bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. dan
merupakan mukjizat paling agung di antara mukjizat lainnya. Di antara
keistimewaan yang dimiliki al-Qur’an adalah ia merupakan mukjizat paling
agung di antara yang lainnya, selain itu al-Qur’an bisa memberikan syafā’at
bagi setiap insan yang membaca dan mengamalkan al-Qur’an.1 Sebagai
kitab suci, al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang meliputi seluruh aspek
kehidupan umat manusia yang mencakup hubungan antara dirinya dengan
Allah Swt, hubungan antara dirinya dengan sesama manusia, maupun
hubungan dirinya dengan seluruh alam sekitar.2
لمتقين ذ ٢لك الكتب ل ريب فيه هدى ل
Artinya: “Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk
bagi mereka yang bertakwa.” (Qs. al-Baqarah / 2:2)
Kebenaran al-Qur’an diyakini menembus seluruh pertimbangan
ruang dan waktu, dan keagungannya terpelihara hingga lauḥ al-maḥfūẓ.
Oleh karena itu umat muslim sangat menghormati dan mengimani al-
Qur’an serta menempatkan kedudukannya lebih tinggi dari keduniaan yang
tidak dapat tergantikan. Umat muslim melihat keseluruhan aspek yang ada
dalam al-Qur’an sebagai suatu keistimewaan, mulai dari kandungan makna,
1 Sumantri Jamhari dan Amirulloh Syarbini, Kedahsyatan Membaca al-Qur’an
(Bandung: Ruang Kata, 2012), 51. 2 Muhammad Roihan Daulay, “Studi Pendekatan al-Qur’an”. Jurnal Ṭarīqah
Ilmiah, vol.1, no.1 (Januari 2014): 31.
2
bahasa dan setiap huruf-huruf yang teruntai di dalamnya adalah hal suci
karena semua itu berasal dari ungkapan Allah Swt.3
Al-Qur’an merupakan media yang dapat membangun komunikasi
antara seorang hamba dengan Sang Pencipta, oleh karena itu bagi umat
Islam aktivitas membaca al-Qur’an termasuk sebagai suatu kegiatan yang
bersifat ilahiyyah (sakral). Membaca al-Qur’an adalah salah satu wujud
ibadah kepada Allah Swt, melalui aktivitas pembacaan al-Qur’an seseorang
akan menemukan berbagai pengalaman rohani yang hanya dapat dirasakan
dan diketahui oleh orang itu sendiri secara persis. Melihat posisi al-Qur’an
yang begitu istimewa dalam kehidupan serta dijadikan sumber kebenaran,
hal tersebut telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
perilaku sosial masyarakat.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masyarakat muslim Indonesia
memiliki berbagai macam tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang
melibatkan penggunaan kitab suci al-Qur’an. Tentunya hal ini merupakan
cara masyarakat untuk dapat meresepsikan al-Qur’an sebagai sebuah kitab
suci yang harus diamalkan. Bentuk amalan ini dilakukan dengan membaca
surah-surah yang ada dalam al-Qur’an sebagai bagian dari aktivitas
kehidupan sehari-hari mereka.4 Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya
norma, praktik, maupun aturan yang berhasil dibangun dalam sebuah
interaksi yang terjadi antara al-Qur’an dengan masyarakat muslim.5
Kegiatan semacam ini terdapat dalam berbagai tradisi turun temurun
masyarakat muslim Indonesia yang terbiasa dengan membaca surah-surah
pilihan dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu contoh nyata yang sering kita
3 Ali Romdhoni, al-Qur’an dan Literasi (Depok: Literatur Nusantara, 2013), 59.
4 Muhammad Amin dan Muhammad Arfah Nurhayat, “Resepsi Masyarakat
Terhadap al-Qur’an,” Jurnal Ilmu Agama, vol.21, no.2 (2020): 296. 5 Tinggal Purwanto, “Fenomena Living al-Qur’an Dalam Perspektif Neal Robinson,
Farid Esack Dan Abdullah Saeed”. Jurnal Mawa’izh, vol.1, no.7 (Juni 2016): 105.
3
saksikan adalah aktivitas pengajian rutin al-Qur’an, tradisi yāsīnan setiap
malam Jumat, kegiatan Żikir bersama dengan membaca surat-surat tertentu
dalam al-Qur’an, pembacaan ayat al-Qur’an dalam upaya pengobatan
(ruqyah), serta tradisi khataman al-Qur’an baik itu secara utuh 30 juz
maupun hanya beberapa bagian saja dimasyarakat.6
Fenomena tersebut merupakan bentuk respons masyarakat terhadap
kehadiran al-Qur’an, yang diwujudkan melalui pola perilaku hingga
kemudian berkembang menjadi sebuah budaya tersendiri. Masyarakat
melakukannya berdasarkan dari pemahaman mereka dalam meresepsikan
al-Qur’an, karena setiap umat muslim berkeyakinan apabila dirinya
berinteraksi dengan al-Qur’an maka hidupnya akan memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu
masyarakat berupaya menghadirkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-
harinya.7
Maka dari itu untuk mendapatkan petunjuk al-Qur’an, masyarakat
berusaha berinteraksi dengan al-Qur’an dengan mengekspresikannya
melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran,
pengalaman emosional maupun spiritual.8 Sebagaimana hal tersebut
dilaksanakan oleh Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren, yang
menjadikan program menghafal al-Qur’an sebagai tujuan utama dalam
melahirkan generasi Muslim yang mencintai al-Qur’an.
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim juga menghidupkan peran penting
penggunaan ayat-ayat suci al-Qur’an dalam kehidupan para santri di tempat
mereka. Dalam hal ini Rumah Tahfiz Khodijah Mukim memiliki kelebihan
6 Tinggal Purwanto, “Fenomena Living al-Qur’an Dalam Perspektif Neal Robinson,
Farid Esack Dan Abdullah Saeed”. 104. 7 Heddy Shri Ahimsa Putra, “The Living Qur’an: Beberapa Perspektif Antripologi”.
Jurnal Walisongo, vol.2, no.1 (Mei 2012): 251. 8 Tinggal Purwanto, “Fenomena Living al-Qur’an Dalam Perspektif Neal Robinson,
Farid Esack Dan Abdullah Saeed”. 104.
4
dibanding dengan tempat menghafal al-Qur’an lain, yaitu banyaknya surah-
surah al-Qur’an yang wajib dibaca oleh seluruh santri dalam setiap malam.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari wirid al-Qur’an dan “healing”
yang diyakini mampu membuat santri merasa nyaman selama tinggal di
asrama, sehingga mempermudah mereka menjalani proses menghafal al-
Qur’an. Adapun surah tersebut terdiri dari surah al-Sajdah, al-Mulk dan
Yāsīn yang dilaksanakan setiap hari pada waktu sebelum tidur (berakhir
aktivitas), kemudian saat hari Jumat semua santri wajib untuk membaca
surah al-Kahf ketika ba’da subuh.
Kegiatan living Qur’an menegaskan tentang adanya praktik
pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an yang berlangsung di masyarakat, dan
pada praktiknya pesan tekstual dari ayat yang dibaca seolah-olah tidak
terlihat di dalam tujuan pembacaan surah-surah tersebut. Dalam hal ini
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim menerapkan pembacaan terhadap surah al-
Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf yang diyakini berfungsi sebagai
“healing” bagi para santri sehingga mempermudah mereka dalam proses
menghafal al-Qur’an. Sementara jika dilihat dalam Tafsīr al-Munīr,
Wahbah az-Zuhaili menerangkan bahwa kandungan surah al-Mulk berisi
tentang kekuasaan Allah Swt yang terlihat baik itu dalam kehidupan saat ini
maupun setelah kematian.9 Kemudian kandungan surah al-Sajdah berisi
pokok-pokok akidah serta penjelasan tentang hari pembalasan.10 Dan surah
Yāsīn berisi tentang ajakan untuk beriman dan percaya terhadap kekuasaan
Allah Swt dan keesaan-Nya.11 Lalu surah al-Kahf menerangkan tentang
keimanan, dan beratnya perjuangan dakwah.12
9 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr jilid 15, cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2014),
32. 10 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, 204. 11 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, 610. 12 Wahbah Az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr jilid 8, cet. IV (Jakarta: Gema Insani, 2016),
198.
5
Sehubungan dengan itu maka bisa dikatakan tujuan dari kegiatan
pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim seolah
terlihat jauh dari isi kandungan ayat yang dibaca. Menurut penulis hal ini
tentunya tidak lepas dari pemahaman ustażāt terhadap keberadaan fungsi
al-Qur’an yang diwujudkan melalui rutinitas pembacaan keempat surah-
surah pilihan terhadap santri. Dengan demikian, penulis berasumsi bahwa
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim memiliki pemahaman yang bisa saja
berbeda dengan praktik-praktik pembacaan lainnya terhadap pembacaan
surah-surah tertentu sebagai upaya dalam mengekspresikan keberadaan al-
Qur’an.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengerucutkan pembahasan
sehingga fokus permasalahan dalam penulisan ini dapat lebih terarah, maka
penulis akan fokus pada pembahasan mengenai tradisi pembacaan surah-
surah pilihan yang dibaca rutin oleh santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim
Pondok Aren. Surah tersebut adalah surah surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn
yang dibaca setiap malam hari ketika sebelum tidur dan pembacaan surah
al-Kahf yang dilakukan setiap hari Jumat selepas Shalat subuh. Tradisi
pembacaan surah-surah pilihan ini dibacakan oleh para santri dan
Musyrifah secara bersama-sama dalam waktu yang telah dijadwalkan.
Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian secara mendalam tentang “TRADISI PEMBACAAN SURAH-
SURAH PILIHAN DI RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
PONDOK AREN”. Menurut penulis, sangatlah menarik untuk mengkaji
dan menelusuri lebih jauh tentang tradisi pembacaan surah al-Kahf, al-
Mulk, al-Sajdah dan Yāsīn yang berlangsung di Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim guna mengetahui pemahaman ustażāt terhadap surah-surah tersebut
sebagai tradisi yang wajib dibaca oleh seluruh santri.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
beberapa permasalahan:
1. Penerapan tradisi membaca surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn setiap
malam sebelum tidur, dan surah al-Kahf ketika selesai sholat subuh di
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
2. Adanya motivasi dan alasan pentingnya Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim mengamalkan keempat surah pilihan tersebut.
3. Tujuan dilakukannya praktik pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk,
Yāsīn, dan al-Kahf umumnya terlihat jauh dari pesan tekstual yang
terdapat dalam surah-surah pilihan.
4. Intensitas pembacaan surah-surah pilihan lebih dominan dibandingkan
pembacaan surah-surah al-Qur’an yang harus santri hafalkan sebagai
program utama Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Dalam kurun waktu
satu tahun, terhitung pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn telah
dibaca oleh santri sebanyak 365 kali, dan surah al-Kahf 52 kali.
5. Hasil tinjauan literatur penulis terhadap tradisi pembacaan surah-surah
pilihan, mayoritas penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan
di pesantren modern untuk sekolah formal dan belum ada penelitian
yang dilakukan di lembaga khusus menghafal al-Qur’an.
C. Batasan Masalah
Batasan ini dibuat untuk menghindari pembahasan yang terlampau
jauh dan melebar serta agar penelitian ini lebih terarah dan fokus pada
substansi masalah, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji
di sini yaitu mengenai tradisi pembacaan surah-surah pilihan yang ada di
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Surah-surah tersebut adalah surah al-Kahf,
al-Mulk, al-Sajdah, dan Yāsīn. Sedangkan yang menjadi subjek dalam
7
penelitian ini adalah para ustażāt dan santri yang merupakan pelaku praktik
pembacaan surah-surah pilihan.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana pemahaman ustażāt terhadap praktik pembacaan surah-
surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren dan apa
manfaatnya bagi para santri?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan tugas akhir perkuliahan guna mendapat gelar
Sarjana Agama (S.Ag) jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
2. Mengetahui pemahaman ustażāt terhadap kegiatan pembacaan surah-
surah pilihan yang wajib di baca oleh santri Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim.
3. Mengetahui respons santri terhadap manfaat yang dirasakan setelah
melaksanakan kegiatan pembacaan surah-surah pilihan di Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim.
F. Manfaat Penelitian
Penulis membagi kegunaan dalam penelitian ini menjadi dua, yaitu
manfaat akademis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengetahuan serta dapat menambah khazanah literatur bagi Fakultas
Ushuluddin khususnya dalam bidang Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,
terhadap kajian Living Qur’an.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan baru
bagi mahasiswa yang melakukan kajian tentang praktik pembacaan
surah pilihan dan sejenisnya.
2. Manfaat Praktis
8
a. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti, mahasiswa,
dan bagi pembaca dalam memahami nilai-nilai kehadiran al-Qur’an
serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan yaitu surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf.
b. Dapat membantu meningkatkan kesadaran dalam berinteraksi
dengan al-Qur’an. Khususnya bagi santri Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim Pondok Aren agar semakin menumbuhkan rasa cinta
terhadap al-Qur’an dengan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian lapangan (field
research), yakni suatu penelitian yang dilakukan melalui pengambilan data
secara langsung di lokasi penelitian atau pada responden guna mendapatkan
gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi setempat.13 Adapun
metode yang penulis gunakan adalah deskriptif analitik kualitatif, yang
bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat dari suatu individu,
keadaan, gejala atau kelompok tertentu antara gejala dan gejala lain dalam
masyarakat.14 Prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan pelaku yang diamati, metode penulisan yang
digunakan adalah kualitatif.15
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Rumah Tahfiz Khodijah Mukim yang
terletak di Komplek Taman Mangu Indah blok G1-18, RT 07 RW 06,
Kelurahan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Penulis
13 Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo,2010), 9. 14 Koentjaraningrat, Metode-metode Penulisan Masyarakat (Jakarta: Gramedia
1989), 29. 15 Lexy J Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993), 9.
9
memilih lokasi tersebut karena dirasa tepat untuk dijadikan sebagai
penelitian living qur’an yang berkenaan dengan sebuah tradisi pembacaan
surat-surat pilihan di dalamnya, yakni surah al-Kahf, al-Mulk, al-Sajdah dan
Yāsīn.
3. Subjek Penelitian dan Sumber Data
Subjek penelitian atau disebut sebagai sumber data dalam penelitian
adalah Umi Vita selaku Pembina Yayasan Generasi Sahabat Qur’an yang
menaungi Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Selain itu, para ustażāt Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim. Subjek penelitian selanjutnya adalah jamaah
sebagai pelaku yang melakukan pembacaan surah-surah pilihan tersebut,
yakni santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis dalam menyusun
laporan penelitian dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah ustażāt dan
para santri yang merupakan jamaah kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan tersebut. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian adalah
buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, yakni
terkait dengan surah-surah pilihan dan keutamaannya, kajian living Qur’an,
serta informasi yang berasal dari jurnal ataupun artikel yang
pembahasannya berhubungan dengan topik yang menjadi masalah dalam
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan datanya adalah dengan observasi participant,
wawancara dengan narasumber, dan studi dokumentasi.16 Dalam penelitian
ini untuk mengumpulkan data peneliti memperolehnya dengan melakukan
3 cara:
a. Observasi
16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Bandung:
CV Alfabeta, 2014), 383.
10
Observasi adalah metode pengumpulan data atau bahan-bahan
keterangan yang dilakukan melalui pengamatan pancaindra, terhadap
berbagai fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan.17 Penulis
melakukan observasi di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim untuk
mendapatkan informasi mengenai kegiatan pembacaan surah-surah pilihan
yang dijadikan sebagai tradisi yaitu surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-
Kahf dengan cara mendatangi tempat penelitian secara langsung.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah pemahaman dari ustażāt
serta respons santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren terhadap
manfaat yang dirasakan setelah melakukan kegiatan tradisi pembacaan
surah-surah pilihan tersebut. Sedangkan objek materinya penulis akan
memfokuskan terhadap rutinitas pembacaan surah-surah pilihan yakni al-
Sajdah, al-Mulk, Yāsīn dan al-Kahf mulai dari pelaksanaan dan prosesinya.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data
primer dari responden guna mendapatkan informasi atau keterangan dalam
mencapai tujuan penelitian. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada responden, dan pada saat itu juga responden
memberikan jawaban sebagaimana dengan pertanyaan yang dimaksud. 18
Dalam prosesnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
alat komunikasi tertentu.19
Penulis melakukan wawancara di tempat penelitian mulai tanggal 2
Oktober hingga selesai pada tanggal 27 Desember 2021. Adapun model
17 Umriati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam
Pendidikan Penelitian (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), 73. 18 Srilius Seran, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Sosial (Yogyakarta:
Deepublish, 2020), 36. 19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, 188.
11
wawancara yang digunakan adalah wawancara yang terstruktur, wawancara
ini digunakan sebagai metode untuk menanyakan kepada informan yang
meliputi Pembina Yayasan, Ketua Yayasan, Kepala Bidang, Kepala
Program, Musyrifah, serta para santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim
tentang bagaimana pemahaman ustazat terhadap pembacaan surah-surah
pilihan, serta manfaat yang diperoleh santri dari pembacaan tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mencari informasi
dari catatan atau dokumen yang ada dan yang dianggap relevan dengan
masalah penelitian baik berupa naskah teks maupun foto-foto yang
berhubungan dengan masalah penelitian.20 Dokumen yang akan penulis
telusuri yakni berupa teks dan foto. Dokumen tersebut meliputi data-data
mengenai profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Sedangkan dokumen foto
memberikan informasi tentang kegiatan peneliti selama melakukan
penelitian di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren.
5. Analisis Data
Pendekatan analitis data yang peneliti gunakan untuk menganalisis
informasi-informasi mengenai pembacaan surah-surah pilihan di Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim adalah analisis deskriptif dan analisis eksplanasi.
Analisis deskriptif merupakan teknik analisis data yang dilakukan dalam
rangka mencapai pemahaman terhadap sebuah fokus kajian yang kompleks,
dengan cara memisahkan tiap-tiap bagian dari keseluruhan fokus yang
dikaji atau memotong tiap-tiap adegan atau proses dari kejadian yang
sedang diteliti, agar penelitian ini dapat menggambarkan secara detail dari
keseluruhan kejadian tersebut.21 Penulis menggunakan metode analisis
20 Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Surabaya: CV Jakad Media
Publishing, 2021), 72. 21 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama
(Yogyakarta: Suka Press, 2012), 132.
12
deskriptif karena metode ini biasanya digunakan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian dengan kata tanya “apa” dan “bagaimana”, seperti
rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini.
Adapun analisis eksplanasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mencari alasan yang melatar belakangi mengapa tradisi pembacaan al-
Qur’an di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim hanya menggunakan surat-surat
pilihan tertentu. Berikutnya adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan rutin santri dari pembacaan surah-surah pilihan dalam al-
Qur’an yaitu al-Kahf, al-Mulk, al-Sajdah, dan Yāsīn.
H. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melakukan tinjauan literatur terkait pembahasan
tersebut, ditemukan beberapa referensi tentang pembahasan yang sama atau
berhubungan. Referensi tersebut secara umum terdapat dalam buku-buku
yang berkaitan langsung dengan living Qur’an dan beberapa skripsi, yaitu:
1. Skripsi karya Nurvany Oktaviyanti, dalam skripsi ini penulis membahas
tentang makna atas pembacaan surah-surah pilihan yang terdiri atas
surah al-Wāqi’ah, surah al-Sajdah, surah al- Raḥmān, surah al-Mulk,
surah al-Insan dan surah Yāsīn. Fokus penelitiannya adalah mengenai
bagaimana pemahaman santri atas tradisi tersebut. Dalam pemahaman
mereka adanya kegiatan pembacaan surat-surat tersebut ialah untuk
dapat memotivasi dan meningkatkan kedisiplinan seluruh santri baik
putri maupun putra dalam menghafal dan menjaga hafalannya.22
2. Skripsi dari Syam Rustandy, dalam skripsi ini membahas tentang tradisi
pembacaan surah Yāsīn, al-Mulk, al-Sajdah, al-Kahf, Nūh, al-
Muzammil, dan al-Naba. Fokus penelitiannya adalah mengenai makna
22 Nurvany Oktaviyanti, “Makna Pembacaan Surah-Surah Pilihan Yang Dilakukan
Santri Sebelum Tidur Di Pondok Pesantren Tahfidz Satu Qur’an Desa Sungai Duren Kec.
Jaluko Kab.Muaro Jambi Provinsi Jambi, Studi Living Qur’an” (Skripsi S1., Univertas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2021).
13
objektif dan makna ekspresif atas pembacaan surat-surat pilihan
tersebut.23 Peneliti menjadikan skripsi tersebut karena pembahasan
sama-sama menyangkut tema living Qur’an.
3. Skripsi karya Ahmad Zainal Musthofah, dalam skripsi ini membahas
tentang pembacaan surah al-Wāqi’ah, Yāsīn, dan al-Kahf. Fokus
penelitiannya adalah mengenai tradisi dan pemaknaan dari pembacaan
ketiga surat-surat tersebut bagi para pelaku yang melaksanakannya.
Makna bagi santri terhadap kegiatan pembacaan tersebut adalah dapat
memperbaiki dan melatih bacaan al-Qur’an yang benar dan tepat, agar
mendapatkan pahala yang berlipat ganda, serta menjadikan jiwa, hati
dan pikiran lebih tenang.24
4. Skripsi karya Siti Subaidah, dalam skripsi ini membahas tentang
bagaimana tradisi dan makna dari pembacaan surah-surah pilihan yaitu
surah al-Kahf, al-Raḥmān, dan al-Sajdah bagi pelaku yang
melakukannya. Adapun kegiatan tersebut dilakukan dengan maksud
agar para santri dapat ter bentengi dengan akhlak al-Qur’anniyah di
mana pun berada, merasakan ketenangan hati, menjadi pribadi yang
bersyukur terutama agar para santri semakin semangat mendekatkan diri
kepada Allah dan mendapatkan rezeki yang berlimpah.25
5. Skripsi karya Yuyun Jaharo Fitriati, dalam skripsi ini membahas tentang
bagaimana praktik dan pemaknaan atas tradisi pembacaan surah-surah
pilihan yang terdiri atas surah al-Rahmān, Nuh, Yāsīn, Wāqi’ah, al-
23 Syam Rustandi “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Dalam Al-Qur’an,
Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros, Kab.Serang” (Universitas
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2018). 24 Ahmad Zainul Musthofah “Tradisi Pembacaan al-Qur’an Surat-Surat Pilihan,
Kajian Living Qur’an di PP. Manba’ul Hikam, Siduajo” (Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015). 25 Siti Subaidah “Tradisi Pembacaan al-Qur’an, Surah al-Kahfi, al-Rahman, al-
Sajadah di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Desa Waru Jaya
Kecamatan Parung Kota Bogor” (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2019).
14
Sajdah, dan al-Mulk. Adapun dilakukannya tradisi pembacaan surat-
surat pilihan sebelum dan sesudah tidur karena dapat menciptakan
makna yang melekat dalam setiap diri santri dan menciptakan perasaan
dan motivasi yang kuat, serta mendorong mereka untuk membiasakan
diri membaca surat-surat tersebut sebelum dan setelah bangun tidur di
pondok pesantren sampai ke generasi berikutnya.26
6. Artikel karya Elva Masfufah, artikel ini membahas tentang bagaimana
makna objektif, ekspresif dan dokumenter terhadap pembacaan surah-
surah pilihan yakni Yāsīn, al-Kahf, Luqmān, al-Sajdah, al-Munāfiqūn,
al-Dukhān, dan al-Mulk. Adapun makna ekspresif bagi pengasuh yaitu
keberhasilan dalam melestarikan dan menjaga tradisi di pesantren, dan
untuk mengharapkan banyak manfaat ketika rutin mengamalkannya
seperti rezeki yang Barokah, ilmu yang bermanfaat dan keberkahan,
serta menambah semangat diri untuk beribadah. Sedangkan makna
dokumenternya tanpa disadari bahwa praktik tersebut menjadi sebuah
rutinitas yang tetap dilakukan hingga kini secara terus menerus.27
7. Artikel karya Lutfatul Husna dan Zainal Abidin, dalam artikel ini
membahas tradisi dan pemahaman pengasuh terhadap kegiatan
pembacaan surah-surah pilihan. Adapun menurut pemahaman pengasuh
dalam mewajibkan pembacaan surat al-Wāqi’ah, dan surat al-Mulk ini
adalah sebagai bagian dari bentuk ibadah, upaya pembiasaan santri
26 Yuyun Jaharo Fitriati “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Sebelum Dan
Setelah Bangun Tidur Di Pondok Pesantren Matholi’ul Hikmah-Brebes, Studi Living
Qur’an” (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017). 27 Elva Masfufah, “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan di Pondok Pesantresn
Salafiyah Putri At-Taufiq Malang (Studi Living Qu’an)”, Jurnal of Qur’an and Hadis
Studies vol.1 No.1, 2021.
15
untuk selalu berinteraksi dengan al-Qur’an, dan pembiasaan santri
memanjatkan doa dalam setiap usaha.28
I. Sistematika Penulisan
Dalam sistematikanya, penulis membagi skripsi ini ke dalam lima
bab, pada bagian bab terdapat beberapa sub bab yang akan diuraikan mulai
dari bab pertama hingga bab kelima:
Bab pertama, yaitu berisi pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab
yang menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab kedua, berisi tentang tinjauan umum pembacaan surah-surah
pilihan sebagai bagian dari Living Qur’an. Terdiri atas beberapa sub bab
yakni: Pengertian Pembacaan al-Qur’an, Fungsi Pembacaan al-Qur’an
dalam kehidupan, Ragam Tradisi dan Tujuan pembacaan al-Qur’an di
masyarakat, serta Kandungan dan Fadilah Surah-surah pilihan yang terdiri
dari surah al-Kahf, al-Mulk, al-Sajdah, dan Yāsīn.
Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum mengenai Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim sebagai lokasi penelitian, terdiri atas beberapa sub bab
yakni: Sejarah berdirinya Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, Visi dan Misi
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, Struktur Organisasi, Sarana dan
Prasarana, serta Program dan Kegiatan Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Bab keempat, berisi tentang rumusan masalah, yakni Tradisi
pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim dan
terdiri atas beberapa sub bab: Latar Belakang pembacaan surah-surah
pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, Pelaksanaan tradisi pembacaan
surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, Pemahaman para
28 Lutfatul Husna dan Ahmad Zainal Abidin “Tradisi Pembacaan Surat al-Waqi’ah
dan Surat al-Mulk di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam Blitar Jawa
Timur”. Jurnal Ulumnuha, vol.9, no.1 (Juni 2020): 24.
16
ustażāt terhadap tradisi pembacaan surah al-Kahf, al-Mulk, al-Sajdah dan
Yāsīn, serta Respons santri terhadap manfaat tradisi pembacaan surah al-
Kahf, al-Mulk, al-Sajdah dan Yāsīn.
Bab kelima, berisi bagian penutup untuk memaparkan kesimpulan dan
hasil penelitian serta jawaban dari Rumusan Masalah yang dirumuskan,
serta saran untuk melakukan penelitian selanjutnya.
17
BAB II
TINJAUAN UMUM PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN
SEBAGAI BAGIAN DARI LIVING QUR’AN
A. Pengertian Pembacaan al-Qur’an
Pembacaan al-Qur’an adalah salah satu cara umat Islam untuk
memahami ajaran agama sekaligus aktivitas untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt. yang bernilai ibadah.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pembacaan berasal dari kata dasar “baca” atau “membaca” yang dapat
diartikan sebagai upaya memahami isi dari sesuatu yang tertulis, baik
dengan cara melisankan atau hanya dari dalam hati. Secara istilah, membaca
adalah rangkaian aktivitas pikiran yang dilakukan dengan Indera
penglihatan untuk memahami suatu informasi yang terdapat dalam bentuk
simbol-simbol sehingga memiliki arti dan makna.2 Dari pengertian tersebut,
dapat dipahami bahwa pembacaan merupakan proses yang dilakukan
seseorang agar mendapatkan informasi, memperoleh pesan, memahami
makna, melalui tulisan yang bersumber dari teks tertentu.3
Al-Qur’an sebagai kitab suci berfungsi memberikan petunjuk kepada
umat manusia yang dapat menyampaikannya pada tujuan hidup yakni
kebahagiaan dunia akhirat.4 Keistimewaan al-Qur’an dipandang sebagai
lafaz teks agama yang berisi pesan kebaikan dan kebenaran, membuat kitab
suci ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca atau pendengarnya.5
Allah Swt. telah memberikan perintah kepada manusia untuk senantiasa
1 M. Abdul Qadir Abu Faris, Mensucikan Jiwa (Jakarta: Gema Insani, 2005), 90. 2 Dwi Sunar Prasetyono, Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak
Dini, Cet. 1 (Yogyakarta: Think, 2008), 57. 3 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2016), 3. 4 Fadlan Kamali Batubara, Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persoalan
Ideologi Dari Arus Pemikiran” (Yogyakarta: Deepublish, 2019), 72. 5 Asep Sopian, Bahasa Kinesis Dalam al-Qur’an “Studi Bahasa al-Qur’an dalam
Perspektif Semiotik Riffaterre (Subang: Royyan Press, 2020), 125.
18
membaca al-Qur’an, mentadaburi isinya serta mengamalkannya dalam
kehidupan. Seseorang yang melakukan pembacaan terhadap setiap huruf di
dalam al-Qur’an, akan menghantarkan dirinya menuju ganjaran pahala.6
Sebagaimana dalil-dalil berisi perintah Allah Swt. kepada umat Islam agar
senantiasa membaca baik secara tersirat maupun tersurat, yang sudah ada
sejak wahyu pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad.7
Allah Swt. berfirman:
نس ١اقرأ باسم رب ك الذي خلق الكرم اقرأ وربك ٢ان من علق خلق النسان ما ٤بالقلم الذي علم ٣ ٥م يعلم ل علم ال
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia Yang mengajar
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Qs. al-‘Alaq / 1:5)
Lafaz iqra yang terdapat pada ayat di atas, menunjukkan Allah Swt.
memberi dorongan serta anjuran kepada manusia untuk selalu melakukan
kegiatan membaca. Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi
Muhammad saja, namun juga untuk para pengikutnya. Konteks membaca
yang dimaksud hendaknya manusia senantiasa mempelajari, meneliti, dan
menelaah terhadap segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. baik
berupa ayat-ayat qauliyah maupun ayat-ayat kauniyah. Semua aktivitas
tersebut adalah bagian dari syiar-syiar agama Islam, oleh karena itu ketika
seseorang ingin membaca apa saja yang telah Allah ciptakan hendaknya ia
mengingat dan menyebut nama Allah Swt.8
6 Otong Surasman, Metode Insani: Kunci praktiks membaca al-Qur’an baik dan
benar (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 7. 7 Abdul Kadir dan Syahminal, Hubungan Tilawah al-Qur’an Terhadap Kesehatan
Mental (Banten: Media Sains Indonesia, 2022), 1. 8 Zaglul Fitrian Djalal, Santri dan Literasi “Implementasi Qs. Al-Alaq 1-5 di PP.
Nazhatut Thullah Sampang (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2021), 12.
19
Allah Swt. berfirman:
لو اتل ما لوة تنهى عن الفحش اوحي اليك من الكتب واقم الص اء ة ان الص يعلم اكبر وللاه ٤٥ما تصنعون والمنكر ولذكر للاه
Artinya: Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan
kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat
itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah)
mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-
‘Ankabūt / 29:45)
Berdasarkan dalil tersebut dapat dipahami bahwa pembacaan al-
Qur’an adalah kewajiban umat muslim yang erat kaitannya dengan ibadah
Shalat. Proses pembacaannya dapat bernilai ibadah, membuat masyarakat
muslim memahami al-Qur’an sebagai “tali penghubung” antara dirinya
dengan Allah Swt. Oleh karena itu dalam praktiknya pembacaan al-Qur’an
tidak hanya dilakukan masyarakat muslim saat kegiatan ibadah Shalat saja,
akan tetapi pelaksanaan aktivitas membaca al-Qur’an sudah melingkupi
berbagai aspek kehidupan mereka. Masyarakat meresepsikan kitab suci al-
Qur’an dengan cara menerima, memanfaatkan, dan menggunakannya
sebagai mushaf yang memiliki makna tertentu dan nilai tersendiri atau
dengan kata lain masyarakat merespons al-Qur’an melalui reaksi yang
dilakukannya. Reaksi yang muncul dari masyarakat tersebut menunjukkan
bahwa al-Qur’an tidak hanya difungsikan sebagai sarana beribadah saja,
lebih dari itu mereka menilai kehadiran al-Qur’an sebagai sesuatu yang
krusial sehingga melibatkan pembacaannya dalam berbagai aktivitas dan
tradisi budaya lokal.9
Hal tersebut dilakukan umat muslim dengan berbagai cara seperti
mengadakan kegiatan murāja’ah bersama, pembacaan żikir ayat-ayat
tertentu dalam al-Qur’an, khataman al-Qur’an, pembacaan surah Yasin
9 Ahmad Rofiq, Islam Tradisi dan Peradaban (Yogyakarta: Bina Mulia Press,
2012),73.
20
setiap malam Jumat, menjadikan pembacaan al-Qur’an sebagai media
pengusir makhluk halus, serta berbagai aktivitas lain yang berhubungan
dengan keagamaan. Adapun aktivitas tersebut dilakukan masyarakat secara
turun temurun, berdasarkan keyakinan adanya manfaat atau kebaikan yang
bisa diperoleh dari aktivitas pembacaan al-Qur’an sehari-hari. Pembacaan
terhadap al-Qur’an semacam ini telah menjadi budaya atau lebih tepatnya
mendarah daging dalam ruang hidup masyarakat. Adat kebiasaan yang
mereka lakukan sebagai rangka mengkhususkan al-Qur’an, akhirnya
memberikan pengaruh terhadap mode of conduct (pola perilaku) bagi
dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. Pola perilaku tersebut muncul
atas dasar asumsi-asumsi maupun cara pandang masyarakat terhadap al-
Qur’an sebagai objek yang dihadapi, asumsi ini kemudian disebut sebagai
mode of thought (pola berpikir).10
Berangkat dari cara berpikir itulah yang akhirnya membangun
perspektif tersendiri dalam menyikapi al-Qur’an, sehingga mendorong
mereka untuk melakukan berbagai upaya dalam memfungsikan al-Qur’an
sebagai objek, spirit, simbol, media dan instrumen yang menemani seluruh
aktivitas kehidupannya.11 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segala
aktivitas masyarakat yang melibatkan pembacaan ayat suci al-Qur’an
terjadi karena adanya praktik pemahaman yang tidak mengacu kepada
pesan tekstualnya. Akan tetapi lebih didasari pada dimensi rasa (emotion),
keyakinan serta anggapan mereka terhadap Faḍilah tertentu yang dimiliki
al-Qur’an. Sehingga masyarakat menghidupkan peran al-Qur’an bagian dari
10 Ahmad Farhan, “Living Al-Qur’an Sebagai Metode Alternatif Dalam Studi Al-
Qur’an”. El-Afkar, vol.6, no.11 (Juli-Desember 2017): 91. 11 Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca al-Qur’an,
cet. I (Bandung: Ruang Kata, 2012), 38-41.
21
tindakan sehari-hari mereka, dan hal inilah yang dinamakan dengan Living
Qur’an.12
B. Fungsi Pembacaan al-Qur’an Bagi Kehidupan
1. Al-Qur’an Hudān (petunjuk)
Allah Swt. berfirman
ر المؤمنين الذين يعملو ان هذا القران يهدي للتي هي اقوم ويب لحت ش ن الصه
ان لهم اجرا كبيرا
Artinya: “Sungguh, al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang
paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang
mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang
besar.” (Qs. Al-Isra/17:9)
Kata hudān berasal dari kata hadā. Sari kata tersebut kemudian
membentuk kata hidayah dan al-hādī. Adapun secara bahasa, artinya adalah
menjelaskan, memberi tahu, dan menunjukkan. Dan al-hādī dapat diartikan
sebagai Yang memperlihatkan dan memperkenalkan kepada hamba-Nya
jalan mengetahui-Nya, sehingga para hamba mengakui rubūbiyyah-Nya.
Sedangkan secara istilah, hidāyah berarti “Tanda yang menunjukkan hal-
hal yang dapat menyampaikan seseorang kepada yang dituju.”13
Berdasarkan penjelasan di atas apabila dikaitkan dengan al-Qur’an
sebagai hudān maka fungsi al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. adalah
untuk menjelaskan dan memberitahu manusia tentang jalan yang dapat
menyampaikannya kepada tujuan hidup, yaitu kebahagiaan dunia dan
akhirat. Atau bisa kita sebut al-Qur’an diibaratkan sebagai kitab yang
memuat rambu-rambu serta isyarat kepada insan manusia apa yang harus
dilakukan dan apa saja yang harus dijauhi dalam hidup ini. Hal ini pada
12 Riziem Aizid, Ajaibnya Surat-Surat Al-Qur’an Berantas Ragam Penyakit
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), 321. 13 Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012), 182.
22
dasarnya bertujuan untuk mengarahkan manusia dalam menjalani
kehidupannya di dunia. Jika manusia menuruti petunjuk yang diberikan
dalam al-Qur’an maka manusia akan terarah dan selamat sampai ke tujuan,
demikian pula sebaliknya.14
Al-Qur’an sebagai hudān akan mengantarkan manusia pada
keselamatan melalui konsep serta tata cara hidup yang baik. Dalam al-
Qur’an telah dijelaskan berbagai hal dengan rinci bagaimana konsep hidup
itu berjalan, baik itu dicontohkan melalui kisah hidup orang yang diberi
nikmat maupun kisah orang-orang yang sesat dan dimurkai oleh Allah Swt.
Hudan juga dapat dikaitkan dengan ṣirāṭal mustaqīm (konsep jalan yang
lurus) yakni cara berkehidupan yang lurus. Orang yang beriman kepada al-
Qur’an mereka pasti akan memiliki pola hidup yang Qur’ani, dengan
mengikuti petunjuk al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan ini.
Sementara orang-orang yang kafir mereka akan menjalani hidup yang
bertentangan dengan al-Qur’an. Oleh karena itu, hendaknya sebagai orang
mukmin memfungsikan al-Qur’an sebagai petunjuk, karena al-Qur’an dapat
membimbing kita untuk menempuh jalan hidup yang benar-benar di ridai
oleh Allah Swt.15
2. Al-Qur’an sebagai Furqān
Allah Swt. berfirman:
ل الفرقان على عبده ليكو ١ن للعلمين نذيرا تبرك الذي نز
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Furqān (al-
Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi peringatan kepada
seluruh alam. (Qs. al- Furqān / 25: 1)
14 Fadlan Kamali Batubara, Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persolan
Ideologi Dari Arus Pemikiran” (Yogyakarta: Deepbublish, 2019), 72. 15 Sumantri Jamhari dan Amirulloh Syarbini, Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an,
39.
23
Fungsi lain dari al-Qur’an yakni, ia juga memiliki sifat al- Furqān
(pembeda). Secara bahasa kata furqān asal katanya adalah faraqa, yang
memiliki arti pembeda. Al-Qur’an dengan tegas menyebut dirinya sebagai
pembeda, adanya sifat pembeda tersebut menunjukkan bahwa fungsi al-
Qur’an diturunkan adalah untuk memisahkan hal-hal yang tidak disepakati
oleh manusia, seperti penentuan antara yang al-haqq (kebenaran) dan al-
bāṭil (kebatilan).16 Al-Qur’an diibaratkan sebagai tolak ukur untuk
membedakan kedua hal tersebut, nama furqān merupakan penjelasan dari
fungsi serta peran al-Qur’an sebagai pemisah hal yang antara yang benar
dan salah, serta antara yang jujur dan palsu, serta antara yang halal dan
haram.17 Dengan fungsi al-Qur’an ini manusia dapat memilah dan
membedakan antara kesesatan dengan petunjuk, serta antara jalan yang
menuju keselamatan dengan jalan yang menuju kesengsaraan, sehingga
kedua hal tersebut tidak saling bercampur aduk.18
Dengan merealisasikan fungsi al-Qur’an sebagai al-Furqān dalam
kehidupan, hal tersebut juga akan memperlihatkan kepada kita bagian
kelompok orang yang menerima al-Qur’an dan bagian kelompok orang
yang menentang al-Qur’an. Orang-orang yang menerima al-Qur’an sebagai
petunjuk Allah, mereka pasti akan berusaha keluar dari kesesatan menuju
al-Qur’an.19 Oleh karena itu ini merupakan fungsi yang sangat penting bagi
umat manusia, karena dengan adanya “pembeda” dengan demikian manusia
dapat berpegang teguh pada ajaran agama Islam sehingga hidupnya tidak
menyeleweng dari jalan hidup yang benar.20
16 Harjanji Hefni, Komunikasi Islam cet. II (Jakarta: Kecana, 2017), 30. 17 Ali Zainal Abidin, Rahasia Nama dan Sifat al-Qur’an (Jakarta: Rayyana
Komunikasindo, 2020), 47. 18 Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012), 184. 19 Sumantri Jamhari dan Amirulloh Syarbini, Kedahsyatan Membaca al-Qur’an,
44. 20 Wahyono Hadi Parmono dan Ismunandar, 17 Tuntunan Hidup Muslim
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), 18.
24
3. Al-Qur’an sebagai Syifā’
ب ك ن ر وعظة م دور وهد م ايها الناس قد جاءتكم م ى وشفاء ل ما فى الص
لمؤمنين رحمة ل ٥٧و
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran
(al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di
dalam dada dan rahmat bagi orang yang beriman.” (Qs. Yūnus/10:57).
Kata al-Syifā’ secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang
memiliki arti obat, penawar, atau penyembuh.21 Secara istilah, obat
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit atau menghilangkan rasa sakit pada seseorang.
Sedangkan rasa sakit sendiri bisa bersifat lahiriah maupun sakit secara
batiniah, oleh karena itu tidak semua penyakit dapat disembuhkan melalui
metode pengobatan medis, akan tetapi terkadang ada penyakit yang
membutuhkan pengobatan secara spiritual.22
Dalam surah Yūnus ayat 57, al-Qur’an menyebut dirinya sebagai
“obat” bagi segala sesuatu yang terdapat di dalam dada. Sebagaimana
dengan fungsi dari obat yaitu untuk menyembuhkan penyakit, maka dalam
konteks ayat ini al-Qur’an menegaskan bahwa ia merupakan “penawar”
bagi penyakit yang bersemayam di dalam dada dan hati manusia. Adanya
hati adalah tempat yang berperan untuk menampung seluruh perasaan cinta,
benci, sifat terpuji dan buruk, serta tempat untuk menghadirkan rasa tenang
dan kegelisahan manusia. Penyakit yang ada di dalam hati seseorang ialah
penyakit yang bersifat rohaniah seperti takabur, iri dengki, ragu dan
sejenisnya. Sehingga dalam hal ini teks-teks suci Allah Swt. yang
21 Subhan Hi. Ali Diego, Islam Keindonesiaan: Redifinsi Toleransi Beragama
Dalam Al-Qur’an (Yogyakarta: Leutika Prio, 2020), 14. 22 Achmad Chodjim, Misteri Surah Yasin (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013),
43.
25
terkandung dalam al-Qur’an berfungsi untuk menjadi “obat” atas segala
penyakit yang menghinggap pada jiwa hamba-Nya. 23
Jika kita mengaplikasikan maksud dari ayat ini dalam kehidupan,
maka dapat dikatakan bahwa ajaran yang dibawa oleh al-Qur’an akan
menyentuh hati manusia yang sering kali diselimuti oleh rasa lemah, ragu
dan berbagai macam kekurangannya. Melalui sentuhan al-Qur’an, keraguan
yang ada dalam jiwa manusia berangsur hilang dan kemudian berubah
menjadi keimanan. Dari sini perlahan ayat al-Qur’an berperan sebagai
“obat” bagi jiwa manusia, sehingga membuat manusia itu merasa siap untuk
naik ke tingkat selanjutnya dalam menggapai petunjuk-petunjuk kebenaran
Allah Swt. Dengan demikian hal itu akan membawa diri manusia kepada
akhlak luhur dan amal-amal kebaikan yang dapat mengantarnya pada
kedekatan Allah Swt., hingga melahirkan berbagai rahmat kepada dirinya
dan kelak berujung surga.24
4. Al-Qur’an sebagai Mau’iẓāh
Allah Swt. berfirman
موعظة لناس وهدى و لمتقين هذا بيان ل ١٣٨ ل
Artinya: “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Āli
‘Imrān/3: 138)
Kata mau’iẓāh berasal dari wazan wa’aża ya’idzu wa’ażan yang
berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan.25 al-Qur’an dengan
tegas menyatakan dirinya sebagai al- mau’iẓah, hal ini berarti bahwa fungsi
al-Qur’an adalah sebagai pemberi nasihat dan peringatan kepada manusia.
23 M. Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbah, Jilid 6, cet. IX (Jakarta: Lentera hati, 2008),
104. 24 M. Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbah, 105. 25Syihabuddin Najih, “Mau’idzah Hasanah Dalam al-Qur’an Dan Implementasinya
Dalam Bimbingan Konseling Islam”. Ilmu Dakwah, vol.36, no.1 (Januari-Juni 2016): 148.
26
Nasihat yang terdapat dalam al-Qur’an disertai dengan janji-janji, serta
peringatan baik itu ancaman berupa neraka bagi orang yang melanggar
nasihat tersebut, maupun ganjaran berupa surga bagi setiap orang yang
mengikuti perintah-Nya.26
Allah Swt. menurunkan al-Qur’an sebagai kemudahan bagi manusia
untuk mengambil pelajaran, perenungan dan nasihat-nasihat serta
keterangan-keterangan yang sangat jelas, meyakinkan, mencukupi dengan
lengkap dan komplit. Melalui nasihat-nasihat yang terdapat dalam ayat al-
Qur’an, menunjukkan bahwa al-Qur’an mencakup seluruh penjelasan
tentang kehidupan manusia baik itu saat di dunia maupun akhirat. Dengan
demikian al-Qur’an telah memberikan pencerahan serta pelajaran yang
dapat kita ambil, agar sebagai manusia kita senantiasa mengingat, sadar,
serta mempelajari dan mengambil pelajaran yang disampaikan oleh al-
Qur’an.27
5. Al-Qur’an sebagai Rahmat
Allah Swt. berfirman
لمؤمنين ول يزيد رحمة ل ل من القران ما هو شفاء و وننز
٨٢الظهلمين ال خسارا
Artinya: “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang
yang zalim (al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (Qs. al-
Isrā’/17:82)
Secara bahasa, kata raḥmah atau raḥmat berasal dari akar kata
raḥima-yarḥamu-raḥmah.28 Menurut Ibn Faris kata tersebut menunjukkan
26 Fadlan Kamali Batubara, Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persoalan
Ideologi Dari Arus Pemikiran” (Yogyakarta: Deepublish, 2019),72. 27 Wahbah az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, Jilid 14, cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2014),
191. 28 Achmad Zayadi dan Mahasiswa IAT IAIN Salatiga, Menuju Islam Moderat
(Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2018), 69.
27
arti kelembutan hati, kehalusan dan kasih sayang. Sedangkan dalam
pandangan Ibn Manzhur ia menyebutkan bahwa ada perbedaan arti kata
rahmat jika dinisbahkan kepada Allah dan kata rahmat jika dinisbahkan
kepada manusia. Apabila dinisbahkan kepada Allah maka ia datang dengan
arti belas kasih, kebaikan dan rezeki. Sedangkan ketika dinisbahkan kepada
manusia, maka ia datang dengan arti kelembutan dan belas kasih. 29
Fungsi al-Qur’an sebagai rahmat adalah bahwa Kitab Suci ini
merupakan perwujudan rahmat dan kasih sayang Allah kepada manusia.
Ajaran yang terkandung di dalam al-Qur’an mengandung unsur kasih
sayang dalam berkehidupan, yang mana ajaran-ajaran tersebut bermaksud
untuk menanamkan perasaan lembut dan kasih sayang terhadap orang lain
bahkan alam sekitar.30 Dengan kata lain, Allah memberikan rahmat kepada
manusia melalui al-Qur’an agar manusia tidak hidup dalam kehinaan yang
bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Semua kemampuan yang telah
Allah berikan, seperti akal, indra, dan hati tidak serta merta membuat
manusia mengenali kebenaran dan menyelamatkannya dari kehinaan. Oleh
karena itu Allah Swt. menurunkan al-Qur’an untuk dijadikan pedoman agar
manusia dapat hidup.31
Kasih sayang Allah terhadap manusia tidak hanya dengan
menurunkan kitab suci al-Qur’an, akan tetapi bentuk rahmat Allah Swt.
dalam al-Qur’an dapat kita bagi menjadi tiga kelompok: 32
Pertama, rahmat yang Allah berikan untuk seluruh umat manusia. Hal
ini mencakup seluruh manusia, tidak terkecuali manusia yang mukmin atau
29 Ahmad Syauqi, Muhammad The Special One (Yogyakarta: Deepublish, 2020),
133. 30 Fadlan Kamali Batubara, Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persoalan
Ideologi Dari Arus Pemikiran” , 72. 31 Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012), 184. 32 Abdurrahman, Methodologi Dakwah Membangun Peradaban (Medan: CV.
Pusdikra Mitra Jaya, 2020), 213.
28
kafir. Adapun rahmat untuk seluruh umat manusia ini adalah rahmat
menyangkut fisik seperti kesehatan, rezeki, bisa berbicara, melihat,
mendengar dan lain sebagainya. Kemudian raḥmat batin berupa
kebahagiaan, kedamaian, ketenangan hati. Lalu rahmat fitrah yang ada
dalam diri manusia yakni rasa mencintai lawan jenis, hewan, dan ingin
hidup berpasangan. Serta raḥmat akal yakni menyangkut keinginan untuk
berpikir, mencari ilmu pengetahuan, mengolah berbagai benda dan lain-
lain.
Kedua, yakni raḥmat yang Allah beri secara khusus untuk umatnya
yang beriman ketika ia di dunia maupun ketika di akhirat kelak, yakni
dengan menjaganya dari berbagai azab yang membinasakan (Qs. Hud ayat.
Ketiga adalah rahmat untuk seluruh makhluk dengan mengatur seluruh
urusannya dari sejak ia diciptakan hingga umat tersebut kembali kepada-
Nya (QS. al-A’raf ayat 56).
6. Al-Qur’an sebagai żikir
تط الذين امنوا وتطمىن قلوبهم بذك ال بذكر للاه مىن ر للاه
٢٨القلوب
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allahlah hati menjadi tenteram. (Qs. ar-Ra’d/13: 28)
Lafaz żikir apabila ditinjau menggunakan bahasa Arab, dikenal
dengan kata al-zikr yang berasal dari kata żakara-yażkuru-żakran memiliki
arti mengingat, mengucapkan, menyebut, menjaga dan mengagungkan.33
Dalam artian luas żikir adalah suatu perbuatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh manusia sebagai upaya dalam mengingat Allah Swt. yang telah
33 Ahmad Worson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia (t.p: Pustaka Progressif, t.th),
482.
29
menciptakannya. Hal tersebut mencakup hampir semua bentuk ibadah dan
perbuatan baik yang bisa kita lakukan, contohnya seperti mengerjakan
Shalat, bertasbih menyebut nama Allah Swt., tahlil, lalu berdoa, serta
membaca al-Qur’an.34
Sebagaimana dalam surah al-Ra’d ayat 28 yang menerangkan bahwa
iman dalam diri manusia akan mempengaruhi mereka untuk senantiasa
ingat kepada Allah sebagai Tuhannya. Ketika seorang hamba itu beriman,
maka tujuan dan pusat ingatannya akan tertuju kepada Allah Swt. dan
hatinya akan terdorong untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini
dilakukannya dengan ber-żikir dengan melantunkan ayat-ayat suci al-
Qur’an, sehingga hal itu akan menimbulkan rasa tenang pada hati, jiwa,
pikiran sekaligus akan menghapuskan segala rasa sedih, gelisah, putus asa,
gundah, cemas, dan keragu-raguan atas semua masalah yang mereka hadapi
di dunia.
Di sinilah al-Qur’an berfungsi sebagai wasilah untuk manusia, yakni
seseorang dapat menemukan ketenangan hati melalui pembacaan żikir yang
terkandung dalam ayat-ayat sucinya. Segala manfaat yang manusia
dapatkan dari kegiatan ber-żikir kepada Allah Swt., pada intinya akan
menghadirkan rasa tenteram di dalam jiwa dan hati seseorang yang mana
itulah pokok terpenting sebagai sumber kesehatan jasmani dan rohani.
Dengan demikian, ketika ia secara rutin melakukan zikir akan membuat
dirinya tidak terpaku dalam memikirkan masalah duniawi.35
C. Ragam Tradisi dan Tujuan Pembacaan al-Qur’an di Masyarakat
Masyarakat muslim khususnya umat muslim Indonesia, memiliki
berbagai macam cara dalam berinteraksi dengan al-Qur’an. Hal ini
dilakukan dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai bentuk keyakinan
34 Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi
Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 156. 35 Hamka, Tafsīr Al-Azhar, Jilid 5, cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2015), 348.
30
dan pemahamannya terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an.
Ragam aktivitas yang melibatkan pembacaan surah-surah tertentu dalam
al-Qur’an sudah menjadi bagian dari tradisi turun temurun yang dilakukan
oleh sekelompok masyarakat, baik yang dilakukan secara rutin maupun
pada saat momen tertentu. Berikut ini penulis cantumkan beberapa ragam
tradisi pembacaan al-Qur’an yang dilakukan umat muslim di Indonesia:
1. Tradisi Pembacaan Surah Yūsuf dan Maryam Saat Kehamilan
Tradisi pembacaan al-Qur’an yang telah menjadi salah satu
kebudayaan di Indonesia adalah pembacaan surah Yūsuf dan Maryam yang
dilakukan oleh ibu hamil ketika mengadakan upacara selamatan menjelang
kelahirannya. Tradisi yang diselenggarakan saat kandungan sang ibu sudah
berusia tujuh bulan ini dinamakan dengan Tingkeban atau Mitomi. Upacara
tersebut hanya dilakukan apabila anak yang dikandung adalah anak
pertama bagi si ibu, si ayah atau keduanya.36 Tradisi ini sudah dilakukan
secara turun temurun sejak dahulu dengan maksud untuk mendoakan agar
bayi yang berada dalam kandungan selalu diberi keselamatan, dan selama
kehamilan sang ibu dapat terhindar dari bahaya hingga waktu melahirkan
tiba.
Ada beberapa prosesi yang harus dilakukan dalam upacara
Tingkeban atau Mitoni, salah satunya adalah sesi pembacaan ayat-ayat suci
al-Qur’an. Hal ini dilakukan sebagai bentuk harapan dan keinginan orang
tua terhadap sang calon anak, oleh karena itu pihak keluarga akan
menunjuk seorang pemuka agama untuk memimpin pembacaan doa. Surah
yang dibaca dalam prosesi ini adalah surah Yusuf dan Maryam, kedua
surah tersebut dipilih karena masyarakat yakin bahwa surah Yusuf dan
36 Ridhoul Wahidi, “Hidup Akrab Dengan al-Qur’an: Kajian Living Qur’an dan
Living Hadis Pada Masyarakat Indragiri Hilir Riau”. Penelitian & Pengabdian, vol. 1, no.2
(Juli-Desember 2013): 106.
31
Maryam mengandung ciri khas tersendiri yang dianggap dapat
mempengaruhi kondisi calon bayi.
Sebagaimana dengan tujuan pembacaan surah Yūsuf yakni jika anak
yang dilahirkan adalah laki-laki, orang tua berharap ia akan mewarisi
ketampanan dan keteladanan seperti Nabi Yūsuf as. Sedangkan pembacaan
pada surah Maryam, merupakan bentuk harapan apabila anak yang
dilahirkan adalah perempuan ia senantiasa dapat menjaga kesuciannya
seperti Maryam. Oleh karena itu masyarakat Indonesia sangat meyakini
adanya pengaruh yang diberikan dari pembacaan surah-surah tersebut
terhadap bayi yang masih ada di dalam kandungan, sehingga kegiatan ini
sudah menjadi tradisi yang lumrah dilakukan para calon orang tua.37
2. Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an Sebagai Media Pengobatan
Di antara banyaknya fungsi yang dimiliki oleh al-Qur’an sebagai
kitab suci, ia juga bertugas sebagai penyembuh atau dengan kata lain
disebut syifā’(obat). Dalam konteks Living Qur’an, ayat-ayat suci al-
Qur’an yang digunakan untuk menjadi media pengobatan sudah ada sejak
zaman Nabi Muhammad saw. Praktik tersebut dikenal dengan nama
ruqyah, di mana hal ini termasuk sebagai metode al-‘udzah (sebuah
perlindungan). Disebut demikian karena ruqyah berfungsi untuk
mengobati atau menyembuhkan orang-orang yang terkena penyakit rohani
seperti sihir (magic), mencegah dan melindungi seseorang dari gangguan
makhluk halus, lalu berfungsi juga untuk menyembuhkan sakit panas
karena sengatan hewan dan sejenisnya.38
37 Khaerani, Alfiandra, dan Emil El Faisal “Analisis Nilai-Nilai Dalam Tradisi
Tingkeban Pada Masyarakat Jawa Di Desa Cendana Kecamatan Muara Sigihan Kabupaten
Banyuasin.” Bhineka Tunggal Ika, vol.6, no.1 (Mei 2019): 75. 38 Sulthan Adam, Ruqyah Syar’iyyah: Terapi Mandiri Penyakit Hati dan Gangguan
Jin (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), 20.
32
Masyarakat Indonesia khususnya umat muslim sudah sangat akrab
dengan praktik pengobatan ruqyah, karena ruqyah dipercaya ampuh dalam
mengatasi berbagai keluhan penyakit spiritual yang dialami manusia.
Adapun ruqyah dapat kita pahami sebagai bentuk pengobatan Islam atau
terapi syari yang dilakukan dengan cara membacakan ayat-ayat al-Qur’an,
zikir serta doa-doa perlindungan yang sumbernya berasal dari Rasulullah
saw. Lantunan doa yang dibaca mengandung permohonan kepada Allah
Swt. agar mengangkat bala penyakit pada tubuh pasien ruqyah. Pada
umumnya metode ruqyah dilakukan pada orang yang mengalami penyakit
rohani seperti kesurupan, gangguan sihir atau penyakit-penyakit tertentu.
Ketika proses ruqyah, bacaan yang menjadi doa akan disertai dengan tiupan
dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang sedang
di ruqyah.39
Media pengobatan dengan ayat suci al-Qur’an juga pernah dilakukan
oleh Rasulullah saw sendiri. Hal ini terjadi ketika beliau sedang berada
dalam posisi sujud saat Shalat, kemudian ada seekor kalajengking yang
datang dan menyengat tubuhnya. Untuk meredakan sakitnya, saat itu
Rasulullah saw mengambil wadah yang berisi air dan mencampurkan
larutan garam ke dalam wadah tersebut. Selanjutnya beliau meletakkan
bagian tubuh yang tersengat kalajengking itu ke dalam air, sembari ia
membaca surah al-mu’āwwiżatain dan surah al-Ikhlaṣ hingga rasa sakit
yang dialaminya membaik. Kejadian yang dialami Rasulullah saat digigit
kalajengking ini menggambarkan kepada kita bahwa dalam proses
pengobatan alami yang dipadukan dengan spiritualitas pembacaan firman-
39 Nasrudin Rahmat, Ruqyah: Kiat Membentengi Diri dan Keluarga dari Gangguan
Jin Meningkatkan Karier dan Kesehatan Memperlancar Rezeki dan Jodoh (Pekalongan:
NEM, 2015), 6.
33
firman Allah Swt. adalah dua media penyembuh yang memiliki hubungan
saling keterkaitan sehingga berdampak pada kesembuhan penderitanya.40
Dalam Islam hukum melakukan ruqyah untuk media pengobatan
adalah mubah (boleh), bahkan hal ini dianjurkan oleh syariat. Allah Swt.
menurunkan surah al-Falaq dan al-Nās yang salah satu fungsi nya sebagai
pencegahan dan terapi bagi orang-orang beriman yang terkena sihir.
Apabila kita menelusuri hadis-hadis Nabi, maka kita akan menemukan
pengobatan berdasarkan doa yang di dalamnya melibatkan penggunaan
ayat-ayat suci al-Qur’an, dan itu disebut ruqyah. Dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Muslim dan Abū Daud dijelaskan bahwa Auf ibn Mālik
bertanya kepada Rasulullah tentang pengobatan secara ruqyah, dan
Rasulullah saw pun menjawab bahwa kegiatan ruqyah itu diizinkan asalkan
tidak mengandung kemusyrikan.41
3. Tradisi Tahlil dan Pembacaan Surah Yāsīn
Masyarakat Indonesia memiliki banyak tradisi yang
mengharuskannya untuk berinteraksi secara langsung dengan al-Qur’an,
salah satunya adalah tradisi tahlilan dan yasinan. Kegiatan tahlil merupakan
suatu ritual keagamaan (takzīah) yang dilakukan secara bersama-sama oleh
masyarakat untuk memperingati hari kematian seseorang. Pada umumnya
acara tersebut diselenggarakan setelah selesai proses penguburan jenazah,
namun terkadang sebagian orang juga menyelenggarakannya dari sebelum
jenazah dimakamkan. Kegiatan tahlilan ini digelar oleh keluarga sang
mayat di rumahnya dan akan dihadiri oleh banyak tamu yakni sanak
40 Mas’udi, “Terapi Qur’ani Bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, Analisis
Pemikiran Muhammad Utsman Najati tentang Spiritualitas al-Qur’an bagi Penyembuhan
Gangguan Kejiwaan”. Bimbingan Konseling Islam, vol.8, no.1 (Juni 2017): 141-142. 41Rohmansyah, Muhammad Saputra Iriansyah, Fahmi Ilhami, Gilang Ari Widodo,
“Hadis-Hadis Ruqyah Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental” Islam Futura,
vol.18, no.1 (Agustus 2018): 84.
34
saudara, kerabat, serta penduduk sekitar untuk berkumpul di rumah
tersebut.42
Kegiatan tahlilan dilakukan mulai saat hari pertama meninggalnya
sang mayat hingga memasuki hari ketujuh, selanjutnya dilakukan lagi pada
hari ke empat puluh sampai hari ke seratus. Rangkaian acara tahlilan diisi
dengan melakukan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an, berzikir, dan
membaca doa-doa lainnya untuk dikirimkan kepada arwah mayat. Dari
sekian banyaknya materi bacaan tahlil (ال اله اال هللا) yang dibaca secara
berulang-ulang, salah satu surah yang juga dibaca dalam kegiatan tahlil
adalah pembacaan surah Yāsīn. Dan apabila pembacaan doa-doa ini telah
selesai, biasanya akan dilanjutkan dengan kegiatan ceramah oleh salah
seorang ustaz untuk menyampaikan siraman rohani keagamaan kepada
keluarga yang sedang berduka dan para tamu yang hadir.43
Rutinitas tahlilan dan yasinan ini sudah menjadi hal umum yang
dilakukan oleh masyarakat Indonesia, bahkan tidak hanya untuk
memperingati hari kematian saja namun tradisi tahlilan dan yasinan juga
diselenggarakan sebagai aktivitas mingguan di majelis taklim dan zikir,
maupun setiap malam Jumat oleh masyarakat secara pribadi maupun
bersama-sama.44
Kegiatan tersebut diyakini umat muslim sebagai upaya mereka dalam
berijtihad dan menyiarkan ajaran Islam serta nilai-nilai yang terkandung
dalam al-Qur’an. Hal itu dilakukan dengan cara mengajak masyarakat atau
orang-orang di sekitarnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
melalui tradisi membaca al-Qur’an. Dalam hal ini, salah satu surah yang
42 Rhoni Rodin, “Tradisi Tahlilan dan Yasinan”. Kebudayaan Islam, vol.11, no.1
(Januari-Juni 2013): 89. 43 Andi Warisno, “Tradisi Tahlilan Upaya Menyambung Silaturahmi”. Ri’ayah
vol.02, no.02 (Juli-Desember 2017): 70. 44 Rhoni Rodin, “Tradisi Tahlilan dan Yasinan”. Kebudayaan Islam, vol.11, no.1
(Januari-Juni 2013): 90.
35
dijadikan sebagai kegiatan rutin masyarakat adalah dengan membaca surah
Yāsīn, hingga akhirnya memunculkan istilah Yasinan di kalangan penduduk
muslim.45
D. Kandungan dan Fadilah Surah-Surah Pilihan
1. Surah Al-Kahf
Secara etimologi al-Kahf artinya adalah “gua”. Nama surah ini
diambil dari kisah para pemuda yang berusaha menyelamatkan diri karena
kezaliman Raja di negerinya. Para pemuda tersebut menyingkir demi
mempertahankan aqidahnya dan berlindung di dalam gua, hingga pada
akhirnya mereka tertidur di sana lebih dari tiga ratus tahun. Menurut
pandangan Sayyid Quṭub, kandungan pokok yang terdapat dalam surah al-
Kahf ini adalah “kisah”. Hal tersebut disebabkan karena di dalam surah ini
menguraikan beberapa kisah seperti Ashabul Kahfi, lalu dilanjutkan dengan
kisah dua pemilik kebun, lalu dijelaskan juga kisah Nabi Musa as, hingga
terakhir yakni kisah Raja Zulkarnain.46
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abū
Dāwud melalui Abū Dardā, disebutkan mengenai keutamaan menghafal
sepuluh ayat pertama surah al-Kahf dapat terlindung dari fitnah Dajal,
sebagai berikut:
حفظ عشر آيات من عن أبي الدرداء, أن النبي صل هللا عليه وسلم, قال:
ال47 ل سورة الكهف عصم من الدج أو
Artinya: Diriwayatkan dari Abū Dardā, ia berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda, barang siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari
surah al-Kahf, maka akan terlindung dari fitnah Dajjal.
45 Husnul Hatimah, Emawati, Muhammad Husni “Tradisi Tahlilan Masyarakat
Banjar di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”. Studi Keislaman, vol.2, no.1 (Juni
2021): 4. 46 M.Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbah, Jilid 8 (Jakarta: Lentera Hati, 2014), 3. 47 Abū al-Ḥusain Muslim ibn Hajjāj Al-Naisabūri, Shahiḥ Muslim, Juz 1 (Beirut:
Dār Ihya’ At-Turāts, 1954), 555.
36
Selanjutnya, dalam Sunan ad-Dārimi disebutkan bahwa surah al-Kahf
memiliki keutamaan lain yang bisa didapatkan apabila membacanya pada
hari Jumat. Keutamaannya adalah ia dapat menyinari cahaya untuk
pembacanya tersebut hingga mencapai jarak antara dirinya degan Ka’bah,
sebagai berikut:
, قال: من قرأ سورة الكهف ليلة الجمعة, أضاءله عن أبي سعيد الخدري
48البيت العتيق من النور فيما بينه وبين
Artinya: Diriwayatkan dari Abī Sa’īd al-Khudriy, ia berkata “Barang
siapa membaca surah al-Kahf pada malam Jumat, maka Allah Swt.
akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan rumah yang penuh
keindahan (Ka 'bah).”
Adapun pemilihan waktu untuk membaca surah al-Kahf yang
dianjurkan adalah terletak pada hari Jumat dan juga malam Jumat. Kegiatan
pembacaan tersebut dapat dimulai sejak tenggelamnya matahari pada hari
Kamis sampai tenggelamnya matahari pada hari Jumat. Menurut pendapat
al-Ḥāfizh Ibn al-Ḥajar rahimahumullah, ia menuturkan dalam berbagai
riwayat yang menggunakan kata “hari” untuk pemilihan waktu pembacaan
al-Kahf adalah di dalamnya itu termasuk malam Jumat. Serta riwayat lain
yang menggunakan istilah “malam Jumat” termasuk di dalamnya adalah
waktu pada siang hari di hari Jumat. Dengan demikian bisa disimpulkan
pemilihan waktu untuk membaca surah al-Kahf adalah di antara malam
Jumat (Kamis) hingga terbenamnya matahari pada hari Jumat.49
Selanjutnya pada kandungan surah al-Kahf, selain memuat berbagai
macam kisah-kisah terdahulu di dalamnya juga terdapat berbagai hal
penting yang patut untuk kita dalami. Hal ini meliputi penjelasan mengenai
48 Abdullah ibn Abdul Rahman, Sunan ad-Dārimi, Juz 4 (Arab Saudi: Dār Al-
Mughni, 2000), 2143. 49 Ulyan Nasri, Menyapa Umat Di Zaman Modern Melalui Mimbar Khotbah Jum’at
(Yogyakarta: Deepublish, 2019), 141.
37
kitab suci al-Qur’an, serta petunjuk-petunjuk yang bisa di ambil sebagai
pelajaran hidup di dunia. Contohnya seperti penjelasan tentang balasan
yang akan didapat orang kafir saat di akhirat, serta balasan yang Allah
berikan untuk orang-orang beriman. Dalam hal ini penulis merujuk
kandungan surah al-Kahf yang bersumber dari Wahbah Zuhaili dalam
kitabnya yakni Tafsīr al-Munīr sebagai berikut:50
Tabel 2. 1 Pemetaan Kandungan Surah al-Kahf
AYAT KANDUNGAN
1-8 Penjelasan mengenai pujian terhadap Allah serta
fungsi kitab suci al-Qur’an
9-26 Menceritakan tentang Ashabul Kahfi
27-31 Petunjuk kepada Nabi Ibrahim dan kaum muslimin
untuk tetap membaca al-Qur’an, bersabar
menghadapi kaum fakir miskin serta menunjukkan
bukti kebenaran adanya Allah Swt.
32-44 Menceritakan tentang dua pemilik kebun, yakni
contoh orang yang silau dengan harta duniawi dan
orang miskin yang bangga dengan akidahnya.
45-46 Perumpamaan kehidupan dunia
47-49 Dijalankannya gunung, dikumpulkannya manusia di
padang mahsyar, dan ditunjukkan buku amal
perbuatan manusia saat hari kiamat
50-53 Menceritakan kisah sujud kepada Nabi Adam
54-59 Penjelasan tentang al-Qur’an, tugas para Rasul,
kezaliman orang yang tidak mau beriman dan
penyebab ditundanya azab sampai waktu yang telah
ditetapkan
60-74 Menceritakan kisah Nabi Musa saat bersama Khidir
75-82 Kelanjutan atas kisah Nabi Musa dan Khidir
83-99 Menceritakan kisah Raja Zulkarnain dan kamu
Ya’juj serta Ma’juj
100-106 Pembalasan bagi orang kafir
107-110 Balasan untuk orang-orang mukmin dan luasnya
pengetahuan Allah tentang keesaan-Nya
50 Wahbah az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, Jilid 8, cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2016),
197-326.
38
2.Surah Al-Mulk
Surah al-Mulk termasuk dalam golongan surah Makkiyah yang
diturunkan sesudah surah al-Tur. Surah ini memiliki jumlah ayat sebanyak
tiga puluh ayat, serta berada pada urutan surah ke-67 dalam mushaf al-
Qur’an. Selain dikenal dengan sebutan nama al-Mulk, terdapat nama-nama
lain yang disematkan untuk surah ini di antaranya adalah surah Tabārak, al-
Munjīyat, al-Manīyah, al-Mujādalah, dan al-Wāqi’ah. Adapun di dalam al-
Qur’an terdapat beberapa surah yang menggunakan ungkapan tabārak pada
bagian awalnya yaitu surah al-Furqān dan surah al-Mulk.51
Surah ini disebut sebagai surah Tabārak karena surah ini memuat
nilai-nilai keimanan.52 Adapun dinamakan dengan nama al-Mulk karena ia
memiliki arti kerajaan. Sebagaimana dengan isi kandungan yang terdapat di
dalamnya yang dibuka dengan pemaparan mengenai kesucian dan
keagungan Allah Swt terhadap segala zat yang dimiliki-Nya yakni
menciptakan seluruh benda-benda langit dan bumi, dan mengelola alam
semesta sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian sebutan surah al-
Wāqi’ah, (yang menjaga), al-Munjīyah (yang menyelamatkan) disebabkan
karena ia dapat menjaga serta menyelamatkan pembacanya dari siksaan
kubur dengan memberikan syafā’at kepada sang pembaca.53
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa Nabi Muhammad tidak akan
tertidur sebelum dirinya membaca surah al-Mulk dan al-Sajdah. Selain itu
sebagai mana penjelasan di atas tentang nama lain yang dimiliki surah al-
Mulk yakni al- Wāqi’ah, dan al-Munjīyah memiliki arti surah ini dapat
mencegah dan melindungi pembacanya dari siksa kubur. Hal tersebut telah
51 Rahmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1999),
176. 52 Yusuf Al-Badri, Surah Tabarak Pelindung Dari Siksa Kubur (Surabaya: PT
Bungkul Indah, 1994), 11. 53 Wahbah az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, jilid 15, cet.VIII (Jakarta: Gema Insani,
2005), 31.
39
tertuang dalam hadis mengenai keutamaan yang akan didapat ketika
membaca surah al-Mulk sebagai berikut:
ياء المقدسي , من طريق سلم بن مسكين وقد روى الطبرني والحافظ الض
عليه وسلم : سورة فى القرآن عن ثابت , عن أنس , قل رسول للا صلى للا
54بارك الذي بيده الملك ت خاصمت عن صاحبها حتى إدخلته الجنة : Artinya: Imam al-Ṭabrānī dan al-Hāfiż al-Ḍiya’ al-Maqdisī keduanya
meriwayatkan dari jalan Salām bin Miskīn dari ṣabit dari Anas,
Rasulullah saw bersabda: “Ada satu surah dalam al-Qur’an yang akan
membela orang yang senantiasa mengamalkannya, sehingga ia
dimasukkan surga: surah Tabārak.”
د بن جعفر، أخبرنا شعبة عن قتادة عن حدثنا مح د بن بشار، أخبرنا محم م
عليه وسلم قال : )إن صلى للاه عن أبي هريرة عن النبي عباس الجشمي
عت لرجل حتى غفر له وهي تبارك الذي سورة من القرآن ثلثون آية شف
55بيده الملك.( هذا حديث حسن
Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami, Muhammad bin Basyar.
Telah memberikan kepada kami, Muhammad bin Ja'far. Telah
memberikan kepada kami, Syu'bah dari Qatādah dari 'Abbās al-
Jusysyamiy dari Abū Hurairah dari Nabi Muhammad saw, beliau
bersabda: "Sungguh ada satu surat dari al-Qur'an yang berjumlah tiga
puluh ayat, yang mana ia memberi syafā’at kepada seseorang (yang
membacanya) sehingga orang tersebut diampuni dosanya. Surat
tersebut adalah Tabārak AllaŻī Biyadihi al-Mulk (al-Mulk)." Hadis ini
Hasan
Berdasarkan hadis di atas dapat kita ketahui bahwasanya keutamaan
dari surah al-Mulk adalah ia dapat menghalangi orang yang membacanya
dari siksa kubur dengan memberikan syafā’at nya, sehingga Allah Swt.
mengampuni dosa orang tersebut. Selanjutnya adalah kandungan yang
terdapat di dalam surah al-Mulk di antaranya adalah mendeskripsikan
54 Ibn Kathīr, Tafsīr al-Qur’an al-Azīm (Beirūt: Dār al-Kutub), 59. 55 Muhammad bin Abdurrahman Al-Mubārakfūrī, Tuhfah Al-Ahwādzi Bi syarhi
Jami’ Al-Tirmizī, Jilid 8, (Dimasyq: Dār al-Fikr, 2008), 200.
40
tentang kekuasaan Allah terkait penciptaan alam semesta, kemudian
pemaparan tentang siksaan yang akan diterima oleh orang-orang kafir,
hingga peringatan yang diberikan untuk orang-orang terdahulu. Kandungan
tersebut secara gamblang dijelaskan dalam kitab Tafsīr al-Munīr jilid 15
yang telah penulis cantumkan sebagai berikut56
Tabel 2.2 Pemetaan Kandungan Surah al-Mulk
AYAT KANDUNGAN
1-5 Beberapa dalil kekuasaan ilahi
6-11 Siksaan terhadap orang-orang kafir yang
melakukan maksiat
12-15 Janji Allah kepada orang-orang mukmin untuk
memberikan ampunan dan ancaman kepada orang-
orang kafir untuk ke sekian kalinya
16-19 Berbagai macam ancaman, peringatan keras dan
pelajaran pada umat-umat terdahulu
20-27 Celaan kepada orang-orang musyrik karena
menyembah berhala, pembuktian kekuasaan Allah
dan hak prerogatif Allah akan pengetahuan hari
kebangkitan
28-30 Doa orang-orang kafir Mekah atas Nabi
Muhammad saw dan orang-orang mukmin dengan
kebinasaan.
3. Surah Al-Sajdah
Surah al-Sajdah masuk dalam golongan surah Makkiyah, berdasarkan
urutan turunnya surah ini adalah surah ke tujuh puluh tiga. Sedangkan
dalam tartib mushafi surah al-Sajdah merupakan bagian dari juz ke dua
puluh satu dalam mushaf al-Qur’an serta berada pada urutan ke tiga puluh
dua dari keseluruhan jumlah surah al-Qur’an yang terdiri atas 114 surah.
Terdapat beberapa nama yang disematkan untuk surah ini, di antaranya
adalah “Alif Lam Mim Tanzīl” sebagaimana bunyi pada ayat pertama dan
56 Wahbah az-Zuhaili, Tafsīr al-Munīr, Jilid 15 (Depok: Gema Insani, 2014), 31-
60.
41
kedua. Jabir ibn Abdillah salah satu sahabat Nabi saw mengatakan bahwa
Rasulullah saw tidak akan tidur apabila belum membaca surah “Alif Lam
Mim Tanzīl Tabārak AllaŻī Biyadihi al-Mulk.” Ada juga yang menyebutnya
“surah al-Madhaji” karena terdapat kata tersebut pada ayat enam belas. Dan
sebutan yang paling kita kenal adalah “surah al-Sajdah” hal ini disebabkan
posisinya berada setelah surah Luqman.57
Adapun hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad tidak akan
beranjak tidur sebelum membaca surah al-Sajdah adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadis ini menyatakan bahwa surah al-
Sajdah dan al-Mulk merupakan dua surah yang selalu dibaca oleh
Rasulullah saw sebagai berikut:
عن جابر رضي للا عنه قال : كان النبي صلى للا عليه وسلم ل ينام حتى
58يقرأ الم تنزيل السجدة ، وتبارك الذي بيده الملك. ورواه اإلمام أحمد.
Dari Jabir r.a., ia berkata, “Nabi saw. Tidak akan tidur sampai beliau
membaca Alif Lam Mim Tanzīl al-Sajdah dan Tabārak AllaŻī Biyadihi
al-Mulk (Al-Mulk/67: 1). (HR. Ahmad)
Surah al-Sajdah ini memiliki keutamaan tertentu yang bisa didapatkan
oleh pembacanya, hal itu disebutkan dalam sebuah hadis yang menerangkan
bahwa surah al-Sajdah dapat memberikan syafaat (pembelaan) kepada
pembacanya di hadapan Allah Swt. Meskipun orang tersebut sering
melakukan dosa, Allah Swt. mengampuni hamba-Nya itu karena amalan
dari kegiatan pembacaan surah al-Sajdah yang dilakukan semasa hidupnya.
Ini menunjukkan kepada kita bahwa surah al-Sajdah dapat menyelamatkan
pembacanya dari siksa dosa ketika di akhirat kelak.
57 M. Quraish Shihab “Tafsīr al-Misbah”, Jilid 11(Lentera Hati: 2016), 171-172. 58 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 23, hadis no 14132 (Beirut:
Al-Resalah Publisher, 1997), 26.
42
ية أخبرنا أبو المغير ة حدثنا عبدة عن خالد بن معدان قال: اقرءوا المنج
أن رجل كان يقرؤها مايقرأ شيئا غيرها وكان وهي الم تنذيل فإنه بلغني
اغفرله فإنه كان يكشر كثير الخطايا فنشرت جناحها عليه وقالت: رب
ب فيه وقال: اكتبوا له بكل خطيئة حسنة وارفعوا له ءتي فشفعها اقرا لر
درجة 59
Artinya: Diriwayatkan oleh Imam ad-Dārimi dari Khālid bin Ma’dan
RA, ia berkata “Bacalah al- Munjīyat (surah penyelamatan) yakni
surah as-Sajdah, karena saya mendapatkan keterangan bahwa ada
seorang yang biasa membacanya dan tidak membaca lain-lainnya,
sedangkan ia banyak berdosa. Kemudian surah ini menghamparkan
sayapnya dan berkata “Wahai Tuhanku, ampunilah orang ini karena
ia selalu membacaku.” Maka Allah menerima pembelaan (syafā’at)
nya itu. Dan Dia berfirman, “Tulislah untuk hamba-Ku itu pada setiap
dosa dengan kebaikan dan tinggikanlah derajat kedudukannya.”
Kemudian, surah al-Sajdah ini mengandung penjelasan terkait
beberapa hal di antaranya adalah dibuka dengan penegasan bahwa al-
Qur’an merupakan kitab suci yang sedikit pun tidak ada keraguan yang
Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surah ini berisi
pemaparan tentang bukti-bukti keesaan Allah Swt., hingga
mendeskripsikan keadaan para pendosa yang kafir dan keadaan orang-orang
Mukmin yang taat kepada Allah Swt.
Para pendosa tersebut saat di akhirat diliputi oleh kehinaan dan
kondisi yang mengenaskan, dan mengalami penyesalan sehingga ingin
kembali ke dunia supaya bisa beramal Shaleh. Kandungan surah al-Sajdah
yang memuat hal-hal tersebut secara gamblang disebutkan dalam kitab
tafsir Ibn Kaṣīr 60 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Pemetaan Kandungan Surah al-Sajdah
59Abdullah bin abd Raḥman Abū Muhammad ad-Dārimi, Sunan ad-Dārimi (Beirūt:
Dār al-Kitab al-‘Arabi, 1407 M), 546. 60Ibn Kathīr, Terjemah Tafsīr Ibn Kathīr, Jilid 6, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafī’i,
2004), 421-437.
43
AYAT KANDUNGAN
1-3 Nabi Muhammad bukan yang menciptakan al-
Qur’an
4-6 Periode diciptakannya alam semesta
7-9 Allah sebaik-baiknya yang menciptakan segala
sesuatu
10-11 Kaum musyrikin memberi pernyataan terhadap
kebangkitan
12-14 Kondisi kaum musyrik saat terjadinya hari
kiamat
15-17 Orang-orang yang mengimani ayat-ayat Allah
Swt.
18-22 Pada hari kiamat Allah memberi keadilan dengan
memisahkan golongan orang beriman dan orang
fasik
23-25 Penjelasan tentang hamba Allah dan Rasul-Nya,
Musa yang diberikan Kitab kepadanya
26-27 Kisah kaum terdahulu yang layak dijadikan
pelajaran
28-30 Orang kafir yang tergesa-gesa. Dan saat hari
kemenangan iman orang kafir tidak akan berguna
4. Surah Yāsīn
Berdasarkan tartib mushafi surah Yāsīn merupakan surah yang terdiri
dari 83 ayat dan berada dalam urutan ke-36 dari 114 surah dalam al-Qur’an.
Surah ini merupakan salah satu surah yang dikategorikan sebagai Fawātih
al-Suwar (pembuka surah), dan pengelompokannya termasuk dalam
golongan surah Makkiyah.61
Adapun dalam proses penurunannya, ia adalah urutan surah ke-41
yang diturunkan setelah surah al-Jinn dan sebelum surah al-Furqān. Surah
Yāsīn juga diibaratkan sebagai Qolbu al-Qur’an/Jantung al-Qur’an.62 Imam
Ghazali berpendapat bahwa penamaan tentang surah Yāsin itu disebabkan
61 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah (Jakarta: Republika, 2014), 213. 62 Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbah, 502.
44
karena dalam kandungannya surah Yāsīn mengutamakan pembahasan
tentang berbagai hal mengenai hari kebangkitan dan keimanan terhadap
Allah Swt.63
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, surah Yāsīn adalah surah yang
paling sering dibaca dalam setiap kegiatan baik itu secara bersama-sama di
masjid maupun secara pribadi di rumah khususnya pada waktu tertentu
seperti hari Jumat dan ketika hari peringatan kematian seseorang. Surah
Yāsīn memiliki keistimewaan tersendiri di hati setiap orang yang
membacanya sehingga mereka menjadikan surah ini sebagai bagian dari
pembacaan rutin yang harus dilakukan. Seperti surah-surah yang lain, surah
Yāsīn juga memiliki keutamaan-keutamaan tertentu atau nikmat yang bisa
didapatkan oleh orang yang membacanya sebagaimana yang diterangkan
dalam hadis berikut ini:
ؤاسي عن حدثن قتيبة وسفيان بن وكيع قال حدث حمن الر نا حميد بن عبد الر
د عن مقاتل بن حيان عن قتادة عن الحسن بن صالح عن هارون أبي م حم
عليه وسلم إن لكل شيء قلبا وقلب القرآن يس ومن أنس قال النبي صلى للا
ات له بقراءتها قراءة القرآن عشر مر 64قرأيس كتب للا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Sufyān bin
Wāqi’ keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Humaid
bin Abdurrahmān Al-Ru’asī dari Al-Hasan bin Shālih dari Harun Abū
Muhammad dari Muqātil bin Hayyān dari Qatādah dari Anas ia
berkata Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki
hati, dan hatinya al-Qur’an adalah surah Yāsīn. Barang siapa
membaca surah Yāsīn, maka Allah akan mencatat baginya seluruh al-
Qur’an sepuluh kali atas balasannya bacaannya.”
63 M.Quraish Shihab, Yāsīn dan Tahlil (Tangerang: Lentera Hati, 2013),73. 64 Sunan al-Tirmizī, Kutub al-Tis’ah, Juz 5, hadis no.2887 (Kitab Fadho’il Qur’an:
tp), 162.
45
د عن حشام بن زياد عن حدثن ج بن محم ا اسحق بن ابي اسرائيل حدثنا حج
صلى هللا عليه وسلم: الحسن قال: سمعت ابا هريرة يقول: قال رسول للا
65 يس في ليلة الجمعة اصبح مغفورا له من قرأ
Artinya: Ishāq bin Abi Isra’il meriwayatkan kepada kami, Hajjaj bin
Muhammad meriwayatkan kepada kami, dari Hisyām bin Ziyād, dari
al-Hasan ia berkata “Aku mendengar Abū Hurairah berkata:
Rasulullah saw bersabda: Siapa yang membaca surah Yāsīn pada
suatu malam, maka pagi harinya ia diampuni.”
Kedua hadis tersebut menjelaskan bahwa surah Yāsīn mempunyai
keutamaan (faḍilah) yang bisa didapatkan ketika seseorang membacanya,
yakni pertama akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat sebagai balasan
dari kegiatan amalan membaca surah Yāsīn, kedua jika dibaca setiap malam
maka keesokan harinya Allah Swt. akan mengampuni dosa orang tersebut.
Selanjutnya adalah kandungan yang terdapat dalam surah Yāsīn, dalam
isinya mengemukakan beberapa hal tentang al-Qur’an, akidah dan
keimanan manusia, hingga penegasan terhadap adanya hari kebangkitan
disertai bukti-buktinya.66 Hal tersebut sebagaimana penulis cantumkan
mengenai kandungan surah Yāsin, yang merujuk dari kitab Tafsīr Ibn Kaṣīr
jilid 6 sebagai berikut:67
Tabel 2. 4 Pemetaan Kandungan Surah Yāsīn
AYAT KANDUNGAN
1-7 Allah Swt. menyatakan kebenaran Nabi Muhammad
saw sebagai Rasul yang menerima wahyu Al-Qur’an
8-12 Azab yang akan menimpa orang-orang kafir karena
tidak mendengarkan perintah Allah Swt. Dan hanya
manusia taat yang mendengarkan segala perintah-Nya
65 Imam ibn Kaṣīr, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, Juv VI (Dār Tibā’ah li an-Nasyr wa
at-Tauzī’, 140 H), 561. 66 Departemen Agama RI, Surah Yāsīn, Tajwid Warna & Tahlil Plus Doa Ayat-Ayat
Rezeki (Jakarta: Shahih, 2015), v. 67 Ibn Katṣīr, Terjemah Tafsīr Ibn Kaṣīr, 629-669.
46
13-17 Menceritakan kisah sebuah negeri yang patut menjadi
pelajaran bagi para penduduk kota Makkah
18-19 Orang-orang ingkar memberi jawaban saat mereka
diseru
20-25 Menceritakan tentang seorang pria yang bergegas
datang dari ujung kota
26-29 Balasan untuk orang beriman adalah surga dan orang
yang ingkar mendapat azab
30-32 Orang yang tidak beriman mengalami penyesalan
33-36 Tanda-tanda akan kekuasaan Allah
37-40 Pengaturan Allah kepada alam semesta
41-44 Kekuasaan Allah Swt. atas lautan
45-47 Orang kafir berpaling dari peringatan
48-50 Mengisahkan kematian yang menimpa diri orang-orang
kafir
51-54 Hari kebangkitan dan berkumpulnya manusia dari alam
kubur
55-58 Menjelaskan tentang penghuni surga
59-62 Kaum orang mukmin dan kafir akan di pisahkan saat
hari kiamat. Dan Allah memberi cercaan kepada orang-
orang yang tidak beriman.
63-67 Orang yang ingkar mendapat balasan sebagai akibat atas
perbuatannya
68-70 Penjelasan bahwa Nabi Muhammad bukanlah penyair
71-73 Manusia harus mensyukuri segala nikmat yang telah
diberikan oleh Allah
74-76 Pengingkaran Allah kepada kaum musyrik yang
menyembah makhluk selain diri-Nya
77-80 Mayoritas manusia tidak mengingat asal usulnya
sehingga menjadi penantang
81-83 Terjadinya hari kebangkitan atas kekuasaan Allah
47
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
A. Sejarah Berdirinya Rumah Tahfiz Khodijah
Rumah Tahfiz Khodijah merupakan sebuah program menghafal Al-
Qur’an yang bernaung di bawah Yayasan Generasi Sahabat Qur’an (Gens-
Qu), sejarah berdirinya Rumah Tahfiz Khodijah tentu tidak terlepas dari
proses terbentuknya Yayasan Generasi Sahabat Qur’an itu sendiri. Pada
mulanya Rumah Tahfiz Khodijah didirikan pertama kali pada tahun 2015
dengan program mukim yang diperuntukkan bagi anak Yatim dan Duafa
oleh ibu-ibu rumah tangga di Pondok Aren - Tangerang Selatan, yang
tergabung dalam satu kelompok pengajian bernama “Khodijah” terdiri dari
Umi Yulia, Vita, Inayah, Diana, Vina, Nova, Ida, dan Ratih.1
Dalam merintis karier kelembagaannya Rumah Tahfiz Khodijah
melewati perjalanan panjang, setiap tahapan yang dilalui mengalami lika-
liku bersamaan dengan program yang masih beradaptasi. Hal ini terjadi
pada masa awal dalam merekrut Musyrifah, santri, hingga berbagai keadaan
lain yang menjadi tantangan untuk tetap konsisten menghidupkan program
Rumah Tahfiz Khodijah. Usaha serta kegigihan para pengurus yang
sebagian besar didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga ini menghasilkan
capaian yang sangat baik, hingga program ini dapat berkembang hingga
sekarang.
“Saya bersama teman-teman pengajian yang lain, waktu itu
berinisiatif untuk membuat sesuatu yang bisa memberikan manfaat
kepada banyak orang, dan kami memilih mendirikan tempat
menghafal al-Qur’an secara mandiri melalui dana patungan. Dari situ
kita namakan Khodijah untuk tempatnya, biar sesuai dengan nama
grup Liqā’ kami.”2
1 Inayah, Mudiroh Program Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 1 Oktober 2021. 2 Yulia Apriati Santi, Ketua Yayasan Generasi Sahabat Qur’an, diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 2 Oktober 2021.
48
Berdirinya Rumah Tahfiz Khodijah dimulai saat Umi Vita yang
merupakan salah satu pengurus, bertugas untuk mencari Musyrifah pertama
kali. Pada saat itu sistem perekrutan Musyrifah maupun santri masih
dilakukan secara lisan ke lisan. Beliau mencari Musyrifah dengan meminta
tolong kepada Musyrifah salah satu Rumah Tahfiz daerah Jati Asih, agar
dicarikan temannya yang bersedia menjadi Musyrifah Rumah Tahfiz
Khodijah. Pada masa ini Rumah Tahfiz Khodijah masih dalam tahap proses,
dalam artian belum memiliki bangunan asrama serta belum adanya program
yang berjalan. Setelah mendapatkan Musyrifah, kemudian Musyrifah
tersebut di training terlebih dahulu selama tiga bulan di Rumah Tahfiz yang
terletak di daerah Jati Asih tersebut.3
Ketika selesai menjalani training, selanjutnya Musyrifah dibawa ke
Rumah Tahfiz Khodijah, namun setelah dua pekan Musyrifah tersebut
menikah sehingga ia memutuskan untuk berhenti. Pada saat itu kondisi
asrama Rumah Tahfiz Khodijah yang saat ini berada di Komplek Taman
Mangu masih dalam proses pembangunan. Keadaan asrama yang belum
sepenuhnya selesai membuat pengurus yang kala itu masih berjumlah
delapan orang memutuskan untuk mengontrak rumah lain sebagai asrama
Rumah Tahfiz Khodijah, sambil menunggu pembangunan asrama yang asli
benar-benar rampung. Akan tetapi setelah dua pekan pindah, rumah
kontrakan tersebut mengalami kebanjiran sehingga mereka kembali lagi ke
asrama yang lama.4
Saat kembali ke asrama yang lama, Musyrifah Rumah Tahfiz
Khodijah yang memutuskan berhenti karena menikah tersebut memberikan
rekomendasi pengganti dirinya, yaitu kerabatnya yang juga merupakan
seorang hafiz al-Qur’an dan sampai sekarang Musyrifah tersebut masih
3 Inayah, Wawancara. 4 Inayah, Wawancara.
49
aktif mengajar di Rumah Tahfiz Khodijah, beliau adalah Ustazah Jumriah.
Setelah itu masuklah tiga orang pertama yang menjadi santri mukim Rumah
Tahfiz Khodijah, namun karena mereka tidak dapat menyesuaikan diri
dengan peraturan dan target yang ditetapkan oleh Rumah Tahfiz Khodijah,
setelah tiga bulan para santri tersebut memutuskan keluar. Selanjutnya ada
beberapa santri mukim lagi yang kemudian masuk, namun mereka juga
tidak bertahan.5
Untuk mengisi kekosongan Rumah Tahfiz Khodijah program mukim
(karantina) tersebut, para pengurus kemudian berinisiatif mendirikan
Rumah Tahfiz Khodijah dengan program reguler (non asrama). Rumah
Tahfiz Khodijah reguler ini pertama kali dibuka untuk kelas balita, program
ini banyak diminati sehingga berkembang cukup cepat dan menghasilkan
jumlah peserta didik yang terus mengalami penambahan. Seiring
berjalannya waktu Rumah Tahfiz Khodijah sudah memiliki sistem
pembelajaran yang matang, tenaga pengajar yang cukup, serta fasilitas yang
memadai. 6
Mulai saat itu dalam melakukan perekrutan baik terhadap santri
maupun pengajar dilakukan Rumah Tahfiz Khodijah secara profesional.
Selanjutnya pengurus kemudian membuka kembali pendaftaran untuk
santri Rumah Tahfiz Khodijah program mukim setelah vakum beberapa
waktu. Dari pendaftaran tersebut didapatlah delapan peserta yang lolos
seleksi menjadi santri, dan ini merupakan awal mula kegiatan belajar
mengajar Rumah Tahfiz Khodijah mukim berjalan sebagaimana dengan
prosedur yang sudah ditetapkan.7
Pada tahun 2017 seiring aktivitas syiar dakwah Qur’an yang semakin
berkembang dan antusiasme masyarakat yang ingin belajar al-Qur’an, para
5 Yulia Apriati Santri, Wawancara. 6 Inayah, Wawancara. 7 Inayah, Wawancara.
50
pengurus Rumah Tahfiz Khodijah memutuskan untuk mendirikan legal
formal dalam bentuk Yayasan Generasi Sahabat Qur’an. Lembaga nirlaba
ini berfokus untuk melayani kebutuhan masyarakat agar mendapatkan
pendidikan dan pengajaran al-Qur’an yang mudah dan terjangkau. Ini
dilakukan sebagai bentuk kepedulian yayasan dalam berkontribusi untuk
membangun generasi penerus peradaban yang lebih baik, lebih mulia dan
bermartabat karena dekat dengan al-Qur’an.8
Yayasan Generasi Sahabat Qur’an saat ini dipimpin oleh Ibu Yulia
Apriati Santi sebagai ketuanya. Pada tahun 2021, Yayasan Generasi
Sahabat Qur’an terhitung sudah memiliki sepuluh cabang Rumah Tahfiz
Khodijah yang tersebar di berbagai daerah Pondok Aren, Tangerang
Selatan. Sepuluh cabang tersebut merupakan Rumah Tahfiz Khodijah
program reguler untuk kelas balita, anak, remaja, dan dewasa. Berbeda dari
program reguler, selanjutnya adalah program mukim yang terdiri dari dua
jenis yaitu mukim karantina dan mukim prima (Program Intensif Menghafal
al-Qur’an). Kemudian terakhir adalah program Rumah Pelatihan Qur’an
(RPQ) sebagai sarana pelatihan al-Qur’an yang diperuntukkan bagi semua
kalangan (umum).9
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa saat ini Rumah
Tahfiz Khodijah mukim terbagi menjadi dua macam yaitu Rumah Tahfiz
Khodijah mukim Karantina dan Rumah Tahfiz Khodijah mukim Prima
(Program Intensif Menghafal al-Qur’an). Rumah Tahfiz Khodijah mukim
Karantina adalah program menghafal al-Qur’an untuk anak Yatim dan
Duafa yang proses belajarnya selama dua tahun di asrama, dalam
pendaftarannya calon santri harus melalui serangkaian tes kemampuan
membaca al-Qur’an terlebih dahulu.10
8 Inayah, Wawancara. 9 Yulia Apriati Santri, Wawancara. 10 Yulia Apriati Santri, Wawancara.
51
Sedangkan Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Prima (Program Intensif
Menghafal al-Qur’an) adalah program menghafal al-Qur’an yang
diperuntukkan untuk umum, sistem pendaftaran santrinya juga harus
melewati tes kemampuan membaca al-Qur’an. Namun perbedaannya dalam
melaksanakan proses pembelajaran, program mukim Prima tidak
menerapkan sistem asrama sebagaimana dengan mukim karantina, akan
tetapi melalui pertemuan tatap muka sesuai jadwal yang ditentukan. Dengan
demikian, sangatlah jelas bahwa kedua program Tahfiz mukim ini
diperuntukkan bagi mereka yang sudah baik dalam membaca al-Qur’an.11
Adapun yang menjadi tempat penelitian dalam skripsi ini adalah
Rumah Tahfiz Khodijah mukim karantina, yang merupakan satu-satunya
program dari Yayasan Generasi Sahabat Qur’an dengan sistem asrama
untuk santri selama dua tahun. Rumah Tahfiz Khodijah mukim karantina
ini juga disebut dengan Rumah Tahfiz Khodijah 01 (RTK 01), hal ini
disebabkan karena Rumah Tahfiz Khodijah mukim karantina merupakan
program pertama yang didirikan oleh Yayasan Generasi Sahabat al-Qur’an
sebelum adanya program lain seperti sekarang.12
B. Letak Geografis
11 Yulia Apriati Santri, Wawancara. 12 Yulia Apriati Santri, Wawancara.
52
Gambar 3. 1 Peta Rumah Tahfiz Khodijah Mukim13
Rumah Tahfiz Khodijah 01 sebagai lokasi pembelajaran dan asrama
santri Rumah Tahfiz Khodijah mukim (karantina) beralamat di Komplek
perumahan Taman Mangu, Jl. Gandaria RT 07 RW 06, Blok G-1 No.18,
Kel. Pondok Aren, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Disebut Rumah Tahfiz Khodijah 01 karena ini sebagai tempat
berlangsungnya program yang pertama kali didirikan oleh Yayasan
Generasi Sahabat Qur’an yaitu Rumah Tahfiz Khodijah mukim (karantina),
sekaligus juga sebagai kantor sekretariat Yayasan Generasi Sahabat Qur’an.
Secara geografis Rumah Tahfiz Khodijah 01 berdiri di tengah pemukiman
penduduk yang cukup ramai, karena berada dalam Komplek Taman Mangu
maka di sekeliling Rumah Tahfiz Khodijah 01 didominasi oleh bangunan
rumah warga sekitar. 14
Posisi perumahan Taman Mangu sendiri terbilang sangat strategis,
yakni berada di sisi jalan raya sebagai rute jalur angkutan umum yang
menghubungkan antara kota Tangerang Selatan dengan kota Tangerang.
Adapun jarak Rumah Tahfiz Khodijah 01 dengan kantor kelurahan Pondok
13 Google Maps, “Rumah Tahfiz Khodijah, 2021” Diakses 29 Oktober 2021,
https://www.google.co.id/maps/place/Rumah+Tahfiz+Khodijah+01/@. 14 Catatan Observasi Indah Nadia, 25 Oktober 2021.
53
Aren berkisar 1,6 KM dapat di tempuh dalam waktu tujuh menit
menggunakan kendaraan roda dua. Jarak ke kantor kecamatan Pondok Aren
berkisar 3 KM, bisa ditempuh dalam waktu 15 menit menggunakan sepeda
motor. Kemudian jarak ke kantor Walikota Tangerang selatan sejauh 12
KM.15
C. Visi, Misi, Target dan Struktur Organisasi
Rumah Tahfiz Khodijah memiliki spirit untuk membangun pribadi-
pribadi yang berkarakter al-Qur’an, membentuk generasi yang memiliki
kecintaan dalam mempelajari al-Qur’an sehingga dapat mewujudkan
generasi Qur’ani. Untuk itu Rumah Tahfiz Khodijah memberikan layanan
program membaca dan menghafal al-Qur’an bagi semua jenjang usia,
semua tingkat pendidikan dan semua segmen ekonomi. Dengan demikian
pengajaran dan syiar dakwah al-Qur’an dapat menyentuh seluruh lapisan
masyarakat.
1. Visi16
Menjadi Sahabat Generasi Qur’ani dalam mempelajari, memahami,
menghafal, dan mengamalkan al-Qur’an.
2. Misi17
a) Membumikan al-Qur’an dan nilai-nilanya pada masyarakat
sekaligus memberantas buta huruf al-Qur’an melalui program
pendidikan, pengajaran dan Tahfiz al-Qur’an.
b) Menghasilkan hafiz dan hafizah yang berkepribadian Qur’ani
Rabbani
c) Menjadi lembaga yang profesional dan berintegritas dalam syiar
dakwah Qur’an.
15 Catatan Observasi Indah Nadia, 25 Oktober 2021. 16 Dokumen Profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. 17 Dokumen Profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
54
3. Target18
a) Hafal 30 Juz dan Mutqin 10 Juz dalam 2 tahun
b) Memiliki Sālimul aqīdah dan akhlak mulia
4. Struktur Organisasi19
Struktur organisasi Rumah Tahfiz Khodijah mukim merupakan
bentuk sistem pengorganisasian pengelolaan Rumah Tahfiz tersebut,
dengan adanya pengelolaan yang baik dan tersistem dengan baik,
diharapkan pengelolaan Rumah Tahfiz Khodijah mukim dapat menjadi
tertib dan terorganisir dengan baik. Adapun struktur kepengurusan Rumah
Tahfiz Khodijah mukim karantina adalah sebagai berikut:
a) Mudiroh Program Mukim Karantina : Inayah
b) Sekretaris/ Ibu Asrama : Ambarwati
c) Bendahara : Nurul
d) Musyrifah Jumriyah : a. Ustażāt Jumriyah
b. Ustażāt Restia
e) Publikasi : Arni
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim Pondok Aren sebagaimana observasi yang sudah peneliti lakukan
secara langsung di sana, menurut peneliti bisa dibilang cukup baik
(memadai) dan layak sebagai sarana penunjang dalam melaksanakan
kegiatan belajar menghafal al-Qur’an bagi santri mukim. Dengan adanya
sarana dan prasarana tersebut diharapkan Rumah Tahfiz Khodijah mukim
karantina dapat lebih maksimal dalam menjalankan kegiatan tersebut.
Tabel 3. 1 Fasilitas Asrama Rumah Tahfiz Khodijah Mukim
18 Dokumen Profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. 19 Dokumen Profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
55
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1. Asrama 1 rumah Baik
2. Ruang belajar 1 lokal Baik
3. Aula 1 lokal Baik
4. Lemari buku 1 set Baik
5. Meja Belajar 15 unit Baik
6. Kamar Santri 3 ruang Baik
7. Laptop 1 buah Baik
8. Printer 1 buah Baik
9. AC 2 Buah Baik
10. Sound System 1 set Baik
E. Program dan Kegiatan
1. Program
Program utama yang diajarkan di Rumah Tahfiz Khadijah mukim
adalah Tahfiz al-Qur’an sebagaimana dengan tujuan dasar yang harus
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar santri. Selain itu, Rumah Tahfiz
Khodijah mukim juga memiliki program-program pendukung lain yang
dilakukan untuk menunjang kegiatan hafalan santri selama di asrama, yakni
sebagai berikut:
a) Setiap Pekan: żikir pagi dan petang 2 kali hari, Talqīn ziyādah setiap
hari, Kelas Talaqqī RPQ (Rumah Pelatihan Qur’an) 2 kali per
minggu, kelas Tajwid RPQ: 1 kali per minggu, Tasmī’: Harian, 1 juz,
3 juz, 5 juz, 7 juz, 10 juz, Shaum Senin Kamis: 2 kali per minggu
Kelas Bahasa Arab RPQ: 1 kali per minggu, mentoring: 1x / pekan
b) Setiap 1 Bulan: Kajian Tadabbur Qur’an, Outing (tentative)
c) Setiap 3 bulan: Tasmī’ 3 juz Khataman
d) Setiap 1 Tahun: Rihlah / Qur’an Camp Holiqu (tentative)
e) Setiap 2 Tahun: Tasmī’dan Ujian 5 juz, Haflah
Program Insidental:
56
Pelatihan menulis, Fun cooking, Tasmī’/ Khataman, Outing, Rihlah.20
2. Kegiatan Harian Santri
Rumah Tahfiz Khodijah mukim karantina memiliki jadwal harian
yang sudah disusun dan diwajibkan kepada seluruh santrinya. Hal ini
dilakukan guna membentuk mereka agar dapat menjadi pribadi yang
disiplin, dewasa, mandiri, berilmu dan berakhlak mulia. Rincian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim
SENIN
No Waktu Kegiatan
1. 02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
2. 03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
3. 04.30-05.00 Shalat Subuh dan żikir pagi
4. 05.00-05.30 Riyāḍah
5. 05.30-07.00 Sesi 2: Talqīn Ziyādah
6. 07.00-09.00 Piket, cuci, sarapan dan Shalat
Duha
7. 09.00-11.00 Sesi 3: Ziyādah
8. 11.00-12.00 Qailullah
9. 2.00-13.00 Shalat dan makan siang
10. 13.00-15.00 Sesi 4: Ziyādah
11. 15.00-16.00 Mandi sore, Shalat Ashar dan żikir
petang
12. 16.00-18.00 Sesi 5: Ziyādah
13. 18.00-19.00 Ta’jil, shalat Maghrib, dan ifṭār
14. 19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk dan Yāsīn.
15. 19.30-21.00 Sesi 6: murāja’ah bersama dan
isi muttaba’ah
16. 21.00-02.00 Tidur Malam
SELASA
No Waktu Kegiatan
1. 02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
20 Dokumen Profil Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
57
2. 03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
3. 04.30-05.00 Shalat Subuh dan żikir pagi
4. 05.00-05.30 Riyāḍah
5. 05.30-07.30 Sesi 2: Talqīn Ziyādah
6. 07.30-09.00 Piket, cuci, sarapan, dan Shalat
Duha
7. 09.00-11.00 Sesi 3: Ziyādah
8. 11.00-12.00 Qailullah
9. 12.00-13.00 Shalat dan makan siang
10. 13.00-15.00 Sesi 4 (ziyādah)
11. 15.00-16.00 Mandi sore, Shalat Ashar, dan
żikir petang
12. 16.00-18.00 Sesi 5 (ziyādah)
13. 18.00-19.00 Shalat Maghrib dan makan malam
14. 19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk dan Yāsīn.
15. 19.30-21.00 Sesi 6: Murāja’ah bersama dan isi
muttaba’ah
16. 21.00-02.00 Tidur malam
RABU
No Waktu Kegiatan
1. 02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
2. 03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
3. 04.30-05.00 Shalat subuh
4. 05.00-05.30 Riyāḍah
5. 05.30-07.30 Sesi 2: Talqīn Ziyādah
6. 07.30-08.00 Piket, cuci, sarapan, Shalat Duha
7. 08.00-10.00 Sesi 3: Kelas Talaqqi al-Qur’an
RPQ
8. 11.00-12.00 Qailullah
9. 12.00-13.00 Shalat dan makan siang
10. 13.00-15.00 Sesi 4 (ziyādah)
11. 15.00-16.00 Mandi sore, Shalat Ashar dan żikir
petang
12. 16.00-18.00 Sesi 5: Mentoring
13. 18.00-19.00 Shalat Maghrib dan makan malam
14. 19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk, dan Yāsīn.
58
15. 19.30-21.00 Sesi 6: Murāja’ah bersama dan isi
muttaba’ah
16. 21.00-02.00 Tidur malam
KAMIS
Waktu Kegiatan
02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
04.30-05.00 Shalat Subuh dan żikir Pagi
05.00-05.30 Riyāḍah
05.30-07.00 Sesi 2: Talqīn Ziyādah
07.00-09.00 Piket, cuci, sarapan dan Shalat Duha
09.00-11.00 Sesi 3: Ziyādah
11.00-12.00 Qailullah
2.00-13.00 Shalat dan makan siang
13.00-15.00 Sesi 4: Ziyādah
15.00-16.00 Mandi sore, Shalat Ashar dan żikir
petang
16.00-18.00 Sesi 5: Ziyādah
18.00-19.00 Ta’jil, Shalat Maghrib, dan ifṭār
19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk, dan Yāsīn.
19.30-21.00 Sesi 6: murāja’ah bersama dan
isi muttaba’ah
21.00-02.00 Tidur Malam
JUM’AT
No Waktu Kegiatan
1. 02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
2. 03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
3. 04.30-05.30 Shalat subuh, żikir pagi, dan
membaca al-Kahf
4. 05.30-07.30 Sesi 2 Tasmī’ Pekanan
5. 07.30-09.00 Piket, cuci, sarapan dan Shalat
Duha
6. 09.00-11.00 Sesi 3 (ziyādah)
7. 11.00-12.00 Qailullah
8. 12.00-13.00 Shalat zuhur dan makan siang
59
9. 13.00-15.00 Sesi 4 (ziyādah)
10. 15.00-16.00 Mandi sore, Shalat Ashar
11. 16.00-18.00 Sesi 5 (ziyādah)
12. 18.00-19.00 Shalat Maghrib dan makan malam
13. 19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk, dan Yāsīn.
14. 19.30-21.00 Sesi 5: Murāja’ah bersama dan isi
muttaba’ah
15. 21.00-02.30 Tidur malam
SABTU
No Waktu Kegiatan
1. 02.00-03.00 Mandi dan Tahajud
2. 03.00-04.30 Sesi 1: Murāja’ah
3. 04.30-05.00 Shalat Subuh dan żikir pagi
4. 05.00-05.30 Piket RTK + halaman
5. 05.30-07.30 Sesi 2: Talqīn Ziyādah
6. 07.30-08.00 Cuci, sarapan dan Shalat Duha
7. 08.00-10.00 Sesi 3: Kelas Tajwid RPQ
8. 11.00-12.00 Qailullah
9. 12.00-13.00 Shalat Zuhur dan makan siang
10. 13.00-17.30 Sesi 4: Kelas Bahasa Arab
11. 18.00-Minggu Libur
MINGGU
No Waktu Kegiatan
1. 18.00-19.00 Shalat Maghrib dan Makan
malam
2. 19.00-19.30 Shalat Isya, membaca al-Sajdah,
al-Mulk, dan Yāsīn.
3. 19.30-21.00 Sesi 1: Murāja’ah bersama dan isi
muttaba’ah
4. 21.00-02.00 Tidur malam
F. Profil Informan
1. Nama : Nurfita Sari
Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 7 Mei 1974
Jabatan : Pembina Yayasan Generasi Sahabat
60
Qur’an
2. Nama : Yulia Apriati
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 27 Mei 1982
Jabatan : Ketua Yayasan Generasi Sahabat
Qur’an
3. Nama : Inayah
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 April 1980
Jabatan : Kepala Program Rumah Tahfiz
Mukim karantina
4. Nama : Restia
Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 19 April 1999
Jabatan : Musyrifah
5. Nama : Yasika Masenin
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 20 Juli 2003
Jabatan : Santri
6. Nama : Syalima Azura Fitrah
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 29 Mei 2003
Jabatan : Santri
7. Nama : Shabila Ayu Apriliana
Tempat, tanggal lahir : Langensari, 14 April 2004
Jabatan : Santri
8. Nama : Hanny Fitrianti
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 18 Oktober 2007
Jabatan : Santri
9. Nama : Siti Kimora Nazihah
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 29 Mei 2007
Jabatan : Santri
10. Nama : Vika Elisa
Tempat, tanggal lahir : Wates, 25 Agustus 2007
Jabatan : Santri
11. Nama : Puteri Andhe Audrey Yaffa
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 14 Mei 2008
Jabatan : Santri
12. Nama : Salma Izzatul Bariza
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 14 Oktober 2008
Jabatan : Santri
61
13. Nama : Milky Haura Najwa
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 02 Januari 2009
Jabatan : Santri
14. Nama : Aira Sakinah Ramadhani
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 09 September 2009
Jabatan : Santri
63
BAB IV
TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN RUMAH
TAHFIZ KHODIJAH MUKIM
A. Latar Belakang Pembacaan Surah Pilihan di Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim
Kegiatan pembacaan surah pilihan sudah dilakukan sejak Rumah
Tahfiz Khadijah Mukim berdiri di tahun 2017. Pada saat itu mulai dari santri
angkatan pertama hingga ketiga hanya diwajibkan untuk membaca satu
surah saja yakni surah al-Mulk setiap hari setelah Shalat Isya (sebelum
tidur). Kemudian pada bulan Juli 2021, tepatnya ketika memasuki santri
angkatan keempat Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, Umi Vita selaku
pembina Yayasan Generasi Sahabat Qur’an dan sekaligus pemilik asrama
melakukan penambahan terhadap surah-surah yang harus dibaca oleh santri,
surah-surah yang ditambah tersebut meliputi surah al-Sajdah, dan al-Kahf.1
Dengan demikian, terhitung ada empat surah yang saat ini wajib
dibaca oleh santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim dalam kegiatan sehari-
hari mereka. Surah tersebut terdiri atas surah al-Mulk, al-Sajdah, Yāsīn, dan
al-Kahf. Adapun pada pelaksanaannya, keempat surah-surah pilihan ini
dibaca dalam dua waktu yang berbeda. Pembacaan surah al-Mulk, al-
Sajdah, dan Yāsīn dilakukan setiap hari oleh santri setelah mereka selesai
melaksanakan Shalat Isya (sebelum tidur), sedangkan surah al-Kahf dibaca
setiap hari Jumat pagi setelah para santri selesai menjalankan Shalat subuh
berjamaah dan żikir pagi yaitu sekitar pukul 04.30 WIB.
Latar belakang diadakannya praktik pembacaan surah-surah pilihan
di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, menurut penuturan Umi Vita,2 adalah
1 Restia (Musyrifah Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai oleh Indah
Nadia, Pondok Aren, 28 Oktober 2021, Banten. 2 Nurfitasari (Pembina Yayasan Generasi Sahabat Qur’an), diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 2 November 2021, Banten.
64
perlunya santri membangun adab lahir dan batin dalam proses menghafal
Al-Qur’an untuk menjadikan dirinya sebaik-baik ahlu al-Qur’an. Karena
kegiatan ini dapat mendekatkan jiwa pada al-Qur’an, sehingga tidak hanya
terhubung secara lisan tetapi tersambung dengan hatinya. Hal ini
disebabkan proses menghafal al-Qur’an membutuhkan waktu yang lama
dan rentan menimbulkan kebosanan bila tidak disertai niat dan kecintaan
yang kuat. Sehingga dengan demikian, diharapkan dapat mempermudah
proses menghafal al-Qur’an para santri agar mereka bersemangat dan
bahagia dalam menjalani kesehariannya yang berinteraksi dengan al-
Qur’an.
Selain itu, praktik ini juga termasuk sebagai bagian dari wirid Qur’an.
Wirid Qur’an merupakan salah satu cara riyāḍah santri untuk
membersihkan hati, dan berguna sebagai detoks serta penenang jiwa yang
dengan begitu dapat mendukung proses menghafal al-Qur’an santri Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim. Di antara manfaat yang dapat diraih dari wirid al-
Qur’an tersebut, praktik pembacaan surah-surah pilihan ini merupakan
sarana untuk mengamalkan sunah Rasul, yaitu menjadikan al-Qur’an
sebagai żikrullah. Sehingga lewat berwasilah dengan al-Qur’an diharapkan
para santri bersemangat untuk menjadi ahlul Qur’an. Umi Vita
memaparkan sebagai berikut:
“Perlunya santri membangun adab lahir dan batin dalam proses
menghafal al-Qur’an untuk menjadikan dirinya sebaik-baik ahlul
Qur’an. Mendekatkan jiwa pada al-Qur’an sehingga tidak hanya
terhubung secara lisan tapi tersambung dengan hatinya. Karena proses
menghafal al-Qur’an butuh waktu lama dan rentan menimbulkan
kebosanan bila tidak disertai niat dan kecintaan yang kuat. Wirid
Qur’an adalah salah satu cara Riyāḍah santri untuk membersihkan
hati sekaligus memudahkan dalam proses menghafal al-Qur’an dan
mengamalkan sunah Rasul dalam menjadikan al-Qur’an untuk
dzikrullah. Sehingga lewat berwasilah dengan al-Qur’an diharapkan
santri bersemangat untuk menjadi ahlul Qur’an.”
65
Secara garis besar, pendapat dari Umi Vita ini dibenarkan oleh ibu
Yulia dan ibu Inayah sebagaimana yang penulis wawancarai. Ibu Yulia3
mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk melakukan
healing4 kepada santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, yang dilaksanakan
setelah mereka selesai beraktivitas seharian. Healing tersebut dilakukan
melalui surah-surah pilihan yang dibaca secara rutin, seperti halnya yang
Rasulullah lakukan dalam wirid Qur’an harian semasa hidupnya. Sementara
itu, ibu Inayah5 juga menyatakan alasan diadakannya praktik pembacaan
surah-surah pilihan tersebut adalah untuk menghindari segala perilaku yang
mendekatkan santri bermaksiat kepada Allah, di samping itu pula santri
akan terbiasa melakukan amalan-amalan sunah Rasulullah saw.
Tujuan yang dicanangkan oleh para ustadzah Rumah Tahfiz Khadijah
Mukim terhadap kegiatan ini secara umum mendapatkan respons positif
dari para santri, dibuktikan dengan manfaat yang mereka rasakan dari
kegiatan tersebut. Jika Rumah Tahfiz mencanangkan kegiatan pembacaan
surah-surah pilihan sebagai upaya untuk mendekatkan jiwa santri pada al-
Qur’an sehingga mereka tidak mudah bosan tinggal di asrama dalam
menjalani kegiatan menghafal al-Qur’an, maka hal-hal tersebut sudah bisa
tercapai dengan temuan santri yang merasa mendapat ketenangan hati,6
mendapatkan banyak anugerah nikmat selama tinggal di rumah Tahfiz,7 dan
3 Yulia Apriati (Ketua Yayasan Generasi Sahabat Qur’an), diwawancarai oleh Indah
Nadia, Pondok Aren, 15 November 2021, Banten. 4 Healing artinya “penyembuhan”, namun sepertinya penulis mendapat kesan
bahwa rumah Tahfiz ini bukan tempat terapi, tetapi tempat menghafal al-Qur’an. Dari sini
penulis berkesimpuan bahwa istilah healing yang dimaksud narasumber bukan berarti
proses penyembuhan, tetapi lebih menyerupai proses akomodasi bagi santri dalam berinteraksi dengan yang lain di rumah tahfiz Khadijah mukim, agar mereka tidak ingat
rumah dan betah tinggal di asrama. 5 Inayah (Kepala Program Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 13 November 2021, Banten. 6 Lihat hasil wawancara dengan Siti Kimora. 7 Lihat hasil wawancara dengan Shabila Ayu, Vika Elisa, dan Salma Izzatul.
66
mendapat kemudahan dalam menghafal.8 Manfaat lain yang dirasakan
adalah kasih sayang lebih yang diberikan orang tua semenjak santri
memutuskan menjalani program menghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz 9,
hal itu beriringan dengan kabar baik yang senantiasa diberikan keluarga
untuk mereka sehingga menjadi semangat santri mengikuti proses
menghafal al-Qur’an di asrama.10 Berbagai manfaat yang diperoleh atas
pembacaan surah-surah pilihan sebagai kegiatan zikir tersebut, pada
akhirnya menimbulkan perasaan tidak nyaman apabila tidak membacanya
dalam keseharian. Hal tersebut disebabkan pembacaan zikir yang dinilai
mendatangkan berkah tersendiri, membuat santri mendapat kenyamanan
selama tinggal di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim karena hati dan
pikirannya menjadi lebih tenang.11
Adapun mengapa hanya keempat surah tersebut saja yang dijadikan
sebagai pembacaan wajib untuk santri, Umi Vita12 mengatakan bahwa
secara keseluruhan ada tujuh surah yang dijadikan amalan rutin di Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim. Surah tersebut terdiri dari surah al-Mulk, al-
Sajdah, al-Kahf, dan Yāsīn. Kemudian ada juga surah al-Ikhlas, al-Falaq,
dan al-Nas yang termasuk sebagai bacaan żikir pagi dan petang dalam
pembacaan al-Ma’tsūrat santri. Dari ketujuh surah tersebut, ada enam surah
yang merupakan kebiasaan wirid Qur’an Rasulullah yakni surah al-Mulk,
al-Sajdah, al-Kahf, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nās.
Sedangkan surah Yāsin menurut Umi Vita, merupakan salah satu
surah pilihan, sehingga pada saat mendatang dapat berganti dengan surat
yang lain. Hal ini disebabkan karena semua surah dalam al-Qur’an memiliki
8 Lihat hasil wawancara dengan Yasika Masenin. 9 Lihat hasil wawancara dengan Hanny Fitrianti, dan Aira Sakinah. 10 Lihat hasil wawancara dengan Puteri Andhe. 11 Lihat hasil wawancara dengan Milky Haura dan Syalima Azura. 12 Nurfitasari, wawancara.
67
keutamaannya masing-masing, yang tidak hanya terdapat pada surah
tertentu saja. Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Ibu
Yulia,13 menurutnya menjadikan surah-surah pilihan ini sebagai praktik
amalan rutin pembacaan al-Qur’an didasarkan atas sunah Rasulullah saw,
oleh karena itu sebagai umat Muslim sudah semestinya mengikuti teladan
yang beliau lakukan. Secara sederhana, Ibu Yulia mengatakan sebagai
berikut: “Karena itu memang sunah ya, sebagaimana dengan yang
Rasulullah lakukan.”
Dalam hal pemilihan waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
pembacaan terhadap surah-surah pilihan ini, menurut Umi Vita14
pembacaan surah al-Mulk, al-Sajdah dan Yāsīn sebelum tidur serta
pembacaan surah al-Kahf setiap hari Jumat pagi dimaksudkan agar ayat-
ayat al-Qur’an dan kandungan maknanya terekam dalam memori bawah
sadar para santri, selain itu diharapkan dapat mencegah dari gangguan setan
sepanjang malam dan selama tidur. Hal ini juga dianggap sebagai terapi
dan relaksasi fisik, pikiran, jiwa dan spiritual setelah santri seharian
beraktivitas dari sebelum subuh hingga malam berjuang menghafal ayat al-
Qur’an.
“Supaya ayat-ayat al-Qur’an dan kandungan maknanya bisa terekam
dalam memori bawah sadar santri, lalu menjauhkan gangguan syetan
sepanjang malam pas mereka tidur. Sebagai ini juga ya terapi dan
relaksasi fisik, pikiran, jiwa dan spiritual setelah full dari sebelum
subuh sampai malam berjuang untuk hafalin al-Qur’an.”
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ibu Inayah,15 ia
mengatakan bahwa pemilihan waktu pembacaan surah al-Mulk, al-Sajdah,
dan Yāsīn yang dilaksanakan setiap hari sebelum tidur dikarenakan malam
hari merupakan akhir dari segala aktivitas santri di asrama. Sehingga
13 Yulia Apriati, wawancara. 14 Nurfitasari, wawancara. 15 Inayah, wawancara.
68
dengan membaca surah-surah pilihan tersebut diharapkan santri akan
terjaga dari segala bentuk gangguan setan, akan tetapi Ibu Inayah tidak
memberi komentar mengenai alasan mengapa surah al-Kahf dibaca setiap
Jumat selepas subuh. Sementara itu, Ibu Yulia16 menyatakan bahwa
pemilihan waktu pembacaan keempat surah-surah pilihan ini adalah waktu
yang digunakan untuk healing para santri, yang dilakukan dari sebelum
tidur dan pagi setelah subuh.
B. Praktik Pembacaan Surah-Surah Pilihan
Kegiatan pembacaan surah-surah pilihan di rumah Tahfiz Khadijah
Mukim terdiri dari surah al-Sajdah, al-Mulk dan Yāsīn. Adapun praktik
pembacaan surah-surah tersebut dilaksanakan dalam waktu yang berbeda.
Sebagaimana observasi yang telah penulis lakukan untuk mengamati
rangkaian proses pembacaan surah-surah pilihan, kegiatan tersebut dibagi
menjadi dua sesi yakni:
1. Pembacaan Surah al-Sajadah, al-Mulk, dan Yāsin
Pembacaan surah-surah pilihan yang terdiri dari surah al-Sajdah, al-
Mulk, dan Yāsīn setiap malam dilakukan oleh santri dan Musyrifah Rumah
Tahfiz Khodijah mukim setelah mereka melaksanakan Shalat Isya, yakni
sebelum tidur. Ketika penulis melakukan observasi pada hari Kamis tanggal
04 November 202117 kegiatan pembacaan ini dirangkai dengan beberapa
aktivitas sebelumnya. Dimulai dengan ketika para santri dan Musyrifah
selesai menjalankan aktivitas harian, pada saat menjelang memasuki waktu
Magrib yaitu pukul 17.30 WIB santri dan Musyrifah bergegas mengambil
air wudu untuk bersiap-siap melakukan Shalat berjamaah (kecuali santri
yang berhalangan).
16 Yulia Apriati, wawancara. 17 Catatan Observasi Indah Nadia, 04 November 2021.
69
Sesuai peraturan, Shalat berjamaah dipimpin oleh santri secara
bergantian setiap harinya sehingga masing-masing santri akan mendapat
giliran untuk menjadi imam shalat. Hari itu kebetulan para santri
melaksanakan sunah puasa hari Kamis. Sehingga, mereka melaksanakan
Shalat Magrib terlebih dahulu, dilanjutkan dengan buka puasa bersama
dengan Musyrifah dan ibu asrama.
Setelah makan malam, para santri kembali melakukan kegiatan
belajar yakni mengerjakan PR, kemudian mengulang kembali hafalannya.
Menghafal al-Qur’an selepas Magrib ini dilakukan masing-masing oleh
santri, seperti ada yang menghafal di kamar, menghafal di ruang belajar
dengan menghadap ke dinding, dan ada yang menghafal dengan bantuan
temannya. Waktu tersebut juga dimanfaatkan santri untuk mengisi
muttaba’ah, yakni buku yang berisi catatan laporan perkembangan hafalan
masing-masing santri. Sehingga dengan demikian, Musyrifah dapat
mengevaluasi penilaian terhadap kemajuan menghafal santri sesuai
kemampuannya.
Pada saat kumandang azan Isya, para santri dan Musyrifah segera
menjalankan shalat berjamaah Isya hingga selesai. Selanjutnya santri dan
Musyrifah kembali ke ruang belajar untuk mulai melaksanakan kegiatan
pembacaan surah al-Mulk, al-Sajdah, dan Yāsīn bersama-sama. Dalam
ruangan tersebut Musyrifah dan santri duduk tertib di belakang meja
belajarnya masing-masing membentuk lingkaran, dengan posisi Musyrifah
berada di sisi paling depan menghadap ke arah santri. Kegiatan ini dipimpin
oleh Musyrifah Resti, yang mengawalinya dengan memimpin pembacaan
surah al-Fātihah terlebih dahulu, setelah itu bersama-sama membaca surah
al-Sajdah, kemudian surah al-Mulk dan terakhir surah Yāsīn. Praktik
pembacaan ketiga surah ini dilakukan baik oleh santri maupun Musyrifah
dengan membuka mushaf al-Qur’an.
70
Musyrifah yang memimpin pembacaan juga ikut membaca bersama-
sama surah-surah pilihan tersebut, sembari melihat dan mengawasi sikap
santri selama pembacaan. Apabila terdapat santri yang mengantuk, maka
Musyrifah langsung menegur, dan jika masih terlihat mengantuk maka
santri tersebut langsung diperintahkan untuk segera berwudu. Sebagaimana
yang penulis lihat secara langsung dalam observasi, pembacaan terhadap
tiga surah ini dilakukan dengan suara yang lantang dan jelas oleh para santri
dan Musyrifah (tanpa menggunakan mikrofon). Selama proses pembacaan
ini, santri melakukannya dengan serius meskipun terdapat beberapa santri
yang penulis lihat masih sedikit mengobrol dan bercanda saat pembacaan
berlangsung. Sepertinya mereka yang mengobrol saat itu luput dari
perhatian Musyrifah, sehingga mereka dibiarkan saja.
Setelah selesai membaca surah Yāsīn, kegiatan dilanjutkan dengan
pembacaan wirid. Yang disebut wirid di sini adalah bacaan surah-surah
yang sudah bisa dihafalkan oleh santri. Jika rumah Tahfiz hendak
melakukan kegiatan tasmī’, maka waktu luang setelah pembacaan surah-
surah pilihan ini dilakukan latihan menghafal yang oleh santri disebut
sebagai kegiatan “wirid”. Kebetulan para santri ketika itu hendak
melakukan persiapan untuk kegiatan tasmi’ dalam waktu dekat. Jika tidak
ada kegiatan tasmī’, menurut Kak Resti yang penulis wawancarai sebagai
Musyrifah, maka kegiatan hari itu dianggap selesai dan tidak perlu
dilakukan pembacaan wirid lagi.18
Pembacaan wirid kali ini dilakukan oleh satu orang santri saja secara
mandiri. Yang bertugas saat itu adalah santri yang bernama Haura. Santri
yang bertugas tersebut harus membaca surat yang telah ia hafalkan dengan
suara keras sambil didengarkan dan disimak oleh Musyrifah dan santri-
18 Restia (Musyrifah Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai oleh Indah
Nadia, Pondok Aren, 04 November 2021.
71
santri lain. Apabila santri melakukan kesalahan dalam pembacaan, maka
Musyrifah akan meminta santri tersebut untuk mengulang bacaannya, dan
jika santri tersebut lupa terhadap ayat yang dihafal, maka santri yang lain
akan mengingatkannya pula. Jika santri telah selesai membaca wirid,
selanjutnya Musyrifah akan menyampaikan hasil koreksinya berdasarkan
hasil pembacaan santri tersebut. Hal ini meliputi panjang pendeknya
bacaan, cara menyebutkan huruf yang tepat, dan lain sebagainya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kegiatan pembacaan tiga
surah pilihan yang diawali dari surah al-Fātihah, surah al-Sajdah, surah al-
Mulk, surah Yāsīn dan terakhir pembacaan wirid terhitung dimulai ketika
selesai Shalat Isya pukul 19.45 hingga selesai pukul 21.00 WIB. Manakala
saat kegiatan wirid waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, sementara
santri yang bertugas belum dapat menyelesaikan bacaannya, maka ia harus
melanjutkan pembacaan tersebut pada keesokan harinya di waktu yang
sama, setelah Shalat Isya. Hal ini disebabkan karena pukul 21.00 WIB
merupakan batas waktu terakhir kegiatan harian santri di asrama Rumah
Tahfiz Khodijah, sehingga santri harus beristirahat dan tidur malam sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan. Saat akan tidur malam, terdapat
beberapa santri yang masih mengulang hafalan di kamarnya masing-masing
sebelum akhirnya mereka tertidur.
2. Pembacaan Surah al-Kahf
Kebetulan, penulis datang melakukan observasi pada hari Kamis
malam Jumat. Sehingga pagi harinya tanggal 05 November 2021, penulis
juga menyaksikan pembacaan surah al-Kahf yang dilakukan secara rutin
pada hari Jumat setelah shalat subuh berjamaah dan pembacaan wirid al-
ma’tsūrat. Berikut adalah narasi tentang praktik pembacaa surah al-Kahf
yang penulis saksikan.19
19 Catatan Observasi Indah Nadia, 05 November 2021.
72
Pagi itu, para santri dan Musyrifah Rumah Tahfiz Khodijah mukim
bangun pagi pada pukul 02.00 WIB, setelah bangun para santri bergegas
mandi dan mengambil air wudu untuk melaksanakan Shalat Tahajud
berjamaah. Shalat Tahajud dilakukan sebanyak tiga kali salam (enam
rakaat) dipimpin oleh santri yang bertugas menjadi imam. Setelah selesai
Shalat Tahajud, santri dan Musyrifah kembali ke ruang belajar untuk
memulai kegiatan murāja’ah bersama pada pukul 03.00 WIB. Dalam
kegiatan muroja’ah tersebut, Musyrifah dan santri duduk di belakang meja
belajarnya masing-masing membentuk lingkaran dengan posisi Musyrifah
tetap berada di sisi paling depan menghadap ke arah santri, dengan mushaf
al-Qur’an yang telah mereka siapkan.
Pada saat kegiatan murāja’ah berlangsung, santri dan Musyrifah
mengulang kembali hafalan al-Qur’an masing-masing di tempatnya.
Murāja’ah dilakukan santri secara mandiri tanpa dituntun oleh Musyrifah.
Meskipun tidak dituntun, musyrifah tetap melihat dan mengawasi sikap
santri selama proses menghafal tersebut. Terlihat santri melakukan hafalan
dengan sendiri, dan ada santri yang menghafal seraya didengarkan oleh
teman di sampingnya. Murāja’ah dilakukan santri dengan suara yang keras,
dan ada juga santri yang menghafal dengan suara pelan.
Secara keseluruhan santri melaksanakan kegiatan murāja’ah cukup
serius, namun beberapa santri terlihat masih dalam keadaan mengantuk,
sehingga ia tidak fokus dengan hafalannya. Apabila terdapat santri yang
mengantuk dan tidak melakukan hafalan, maka musyrifah langsung
menegur dengan mengatakan “mana suaranya?” kepada santri tersebut.
Kegiatan murāja’ah ini dilakukan hingga kumandang adzan subuh pukul
04.08 WIB, apabila telah masuk waktu subuh maka santri dan musyrifah
akan berhenti menghafal dan bersiap-siap untuk melakukan shalat subuh
berjama’ah.
73
Kemudian setelah selesai menjalankan Shalat subuh berjamaah, santri
dan Musyrifah langsung membaca żikir pagi. Dalam żikir paginya, santri
dan musyrifah membaca al-Ma’tsūrāt waḍifah sughra karangan Imam
Hasan Al-Banna. Pembacaan zikir pagi al-Ma’tsūrāt dilakukan santri dan
Musyrifah dengan suara yang keras dan jelas tanpa mikrofon. Sebagaimana
yang penulis saksikan ketika melakukan observasi, tampak bahwa
Musyrifah tetap mengawasi sikap santri selama proses pembacaan żikir
pagi tersebut. Terdapat santri yang tidak ikut membaca karena mengantuk,
sehingga suaranya tidak terdengar maka Musyrifah kemudian akan
menegurnya. Setelah żikir pagi, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan
surah al-Kahf secara bersamaan oleh santri dan Musyrifah.
Pembacaan surah al-Kahf dipimpin oleh Musyrifah Resti, yang
kemudian diikuti bacaannya oleh para santri. Mereka membaca surah ini
mulai ayat pertama hingga ayat terakhir, yaitu ayat 110. Setelah selesai
membaca ayat terakhir, mereka bubar dan melakukan kewajiban masing-
masing.
C. Pemahaman Ustażāt terhadap Pembacaan Surah-Surah Pilihan
Lingkup pembahasan pemahaman ustażāt terhadap praktik
pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khadijah Mukim meliputi
alasan/dalil mengapa kegiatan itu dilakukan dan juga pemahaman mereka
terhadap isi kandungan surah. Adapun dalil dilakukannya kegiatan ini
diterangkan secara mendetail oleh Umi Vita20 selaku Pembina Yayasan
Generasi Sahabat Qur’an yang menaungi Rumah Tahfiz Khadijah Mukim.
Ia menerangkan beberapa hadis yang penulis tanyakan dalam sesi
wawancara. Hadis-hadis tersebut kemudian penulis crosscheck dari
sumber-sumber aslinya. Umi Vita menyebut sebuah hadis yang
menegaskan Fadilah pembacaan surah Yāsīn dari kitab hadis riwayat ad-
20 Nurfita Sari, wawancara.
74
Dārimi.21 Di dalam hadis tersebut diterangkan Fadilah pembacaan surah
Yāsīn di malam hari yang akan diberikan limpahan kemudahan oleh Allah
hingga paginya. Ia menyebut hadis berikut:
د الحم زرارة حدثنا عبد الوهاب حدثنا عمرو بن اني حدثنا راشد أبو محم
أ يس حين يصبح أعطي يسر عن شهر بن حوشب قال قال ابن عباس من قر
ي يسر ليلته حتى يصبح عط أ يومه حتى يمسي ومن قرأها في صدر ليله
“Telah menceritakan kepada kami Amr bin Zurārah telah
menceritakan kepada kami Abdul Wahab telah menceritakan kepada
kami Rasyid Abū Muhammad Al Himmani dari Syahr bin Hausyab
ia berkata; Ibn Abbās berkata; Barangsiapa yang membaca surah
Yāsīn ketika berada di waktu pagi niscaya diberikan kepadanya
kemudahan hari itu hingga ia berada di waktu sore, dan barang siapa
yang membacanya pada awal malam niscaya diberikan kepadanya
kemudahan malam itu hingga ia berada di waktu pagi.”
Selain hadis di atas, dalam wawancara dengan penulis, Umi Vita22
juga menyebut hadis lain yang masih menerangkan faḍilah membaca surah
Yāsīn pada malam hari, di mana dikatakan pembacanya akan diampuni
dosanya pada malam itu. Hadis itu masih berasal dari sumber yang sama,
yaitu Sunan ad-Dārimi,23
د بن جحادة حدثنا الوليد بن شجاع حدثني أبي حدثني زياد بن خيثمة عن محم
عليه وسلم من قرأ صلى للا عن الحسن عن أبي هريرة قال قال رسول للا
غفر له في تلك الليلة يس في ليلة ابتغاء وجه للا
Telah menceritakan kepada kami Al Wālid bin Syujā’ telah
menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ziyad
bin Khaitsamah dari Muhammad bin Juḥadah dari Al Hasan dari
Abū Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barang siapa yang membaca surat Yāsīn pada malam
21 Abdullah bin Abdurrahman Ad-Dārimi, Al-Musnad Al-Jamī’, hadis no 3471
(Beirūt: Dār Al-Basyair Al-Islamiyah, 2013) 777. 22 Nurfitasari, wawancara. 23 Abdullah bin Abdurrahman ad-Dārimi, Al-Musnad Al-Jamī’, 776.
75
hari karena mengharap wajah Allah niscaya ia akan diampuni pada
malam hari tersebut.”
Dalam wawancara yang penulis lakukan, Fadilah yang disebutkan
dalam hadis di atas juga diakui oleh Kak Restia.24 Hanya saja, ia tidak
menyebut lafaz hadis, dan hanya menyebut terjemahnya saja. Sementara
ustadzāt lainnya tidak memberi jawaban saat ditanyai pertanyaan yang
sama.
Sedangkan dalil yang menegaskan Fadilah pembacaan surah al-
Sajdah dan al-Mulk, Umi Vita25 yang juga dikuatkan oleh pendapat
Musyrifah Resti,26 yang sama-sama menyebutkan sebuah riwayat Imam
Ahmad.27 Hadis di bawah ini menyatakan bahwa Rasulullah saw tidak akan
tidur sebelum membaca surah al-Sajdah dan al-Mulk.
ى ت ح ام ن ي ل مل س و يه ل ع ى للا ل ي ص ب الن ان : ك ال ق نه ع للا ي ض ر ر اب ج ن ع
ورواه اإلمام أحمد. الملك. رك الذي بيده ، وتبا ة د ج م تنزيل الس ل ا أ قر ي
Dari Jabir r.a., ia berkata, “Nabi saw. Tidak akan tidur sampai beliau
membaca Alif Lam Mim Tanzīl al-Sajdah dan TabārakallaŻī Biyadihil
al-Mulk (l-Mulk/67: 1).” (HR. Ahmad)
Untuk dalil pembacaan surah al-Kahf, Umi Vita menyebut sebuah
hadis riwayat al-Nasā’i dan al-Baihaqi,28
ين ه من النور ما بين الجمعت من قرأ سورة الكهف فى يوم الجمعة أضاء ل
Artinya: Barangsiapa yang membaca surat al-Kahf pada hari Jum’at,
dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. an-Nasā’i dan
Baihaqi)
24 Restia, wawancara. 25 Nurfitasari, wawancara. 26 Restia, wawancara. 27 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 23, hadis no 14132 (Beirūt:
Al-Resalah Publisher, 1997), 26. 28 Muhammad Nashiruddin Al-Albāni, Jāmi’us Shagīr wa Ziyādatuh, Jilid 1, hadis
no 6470 (Beirūt: Al-Maktab Al-Islāmī, 1977), 1104.
76
Hadis di atas juga disebutkan secara maknawi oleh Musyrifah
Restia.29 Ia bahkan memberikan penjelasan tambahan terhadap maksud
hadis tersebut dengan mengatakan bahwa cahaya yang dimaksud,
menurutnya, bukanlah cahaya yang sering hati kita lihat. Ia melanjutkan,
bahwa cahaya ini adalah bentuk kiasan dari keridhaan Allah Swt terhadap
hamba-hamba-Nya.
Sebagai tambahan, karena Rumah Tahfiz Khadijah Mukim juga
merutinkan pembacaan żikir pagi, yaitu żikir al-Ma’tsurāt wazhifah sughra
karya Hasan al-Banna, Umi Vita juga menegaskan pentingnya surah-surah
yang dikandung di dalamnya, seperti surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nās.
Ia kemudian menyitir sebuah hadis yang menerangkan Fadilah membaca
surah-surah pendek tersebut, yaitu hadis riwayat Sunan Tirmizī.30
اعيل بن أبي فديك ، قال : حدثنا عبد بن حميد ، قال : حدثنا محمد بن إسم
اد ، عن مع اذ بن عبد هللا بن خبيب حدثنا ابن أبي ذئب ، عن أبي سعيد البر
ملسو هيلع هللا ىلص ديدة نطلب رسول هللا وظلمة ش ، عن أبيه ، قال : خرجنا في ليلة مطيرة
«قل » م أقل شيئا ، ثم قال : فل « قل » يصل ي لنا ، قال : فأدركته ، فقال :
قل هو هللا أحد ، » ؟ قال : ، فقلت : ما أقول « قل » ، فلم أقل شيئا ، قال :
ات ت والمعو كفيك من كل شيء. هذا حديث ذتين حين تمسي وتصبح ثلث مر
حسن صحيح غريب من هذا الوجه
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid. Ia
berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail bin
Fudaik. Ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibn Abī Di’b dari
Abī Sā’īd Al-Barrad dari Mu’āŻ bin Abdillah bin Khubaib dari
ayahnya, Ia berkata: Suatu saat kami keluar mencari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat bersama kami, di saat hujan
dan gelap gulitanya malam. Aku pun mendapatkan beliau. Lalu
berkata: “Bacalah!” saat itu aku tidak mengucapkan apa pun. Beliau
29 Restia, wawancara. 30 Muhammad bin Isa Al-Tirmizī, Al-Jamī’ul Kabīr, Jilid 5, hadis no 3575 (Beirūt:
Dār Al-Gharb Al-Islāmī, 1996), 535.
77
berkata lagi: “Bacalah!. Aku masih belum berkata apa-apa. Beliau
mengulangi ucapannya: “Bacalah!”. Aku pun bertanya : “Wahai
Rasulullah, apa yang aku baca?” Beliau bersabda: “Bacalah: Surah al
Ikhlas, dan Mu’awwiżatain (al-Falaq dan al-Nās) ketika masuk waktu
sore dan masuk waktu pagi, tiga kali, itu akan mencukupi kamu dari
segala sesuatu. (HR. Sunan Tirmizī)
Selain dari menyebutkan hadis di atas, umi Vita juga mengatakan
kepada penulis saat wawancara bahwa Fadilah dan khasiat dari membaca
surah al-Ikhlas dan surah al-Mu’awwiżatain (al-Falaq dan al-Nās) adalah
karena ketiganya termasuk dalam kelompok al-mufashshal dalam susunan
mushaf al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai
rasul yang menerima wahyu dan Nabi terakhir, menurut Umi Vita, Nabi
Muhammad sungguh memiliki keutamaan dan keistimewaan dibandingkan
dengan nabi-nabi pendahulunya.
Oleh karena itu, Umi Vita menginginkan santri merutinkan
pembacaan surah-surah tersebut sebagai wirid Qur’an dan mentadaburi
isinya untuk menambah keimanan. Dengan demikian, diharapkan adabnya
semakin baik sebagai bekal dalam melaksanakan program menghafal al-
Qur’an dan layak mendapatkan kemuliaan sebagai ahlul Qur’an. Dan
menurut beliau, isi kandungan dan Fadilah ketiga surah ini diyakini dapat
dijadikan doa atau wasilah agar dijauhkan dari gangguan jin.
Selanjutnya adalah pemahaman ustażāt terkait dengan kandungan
surah-surah pilihan yang dijadikan sebagai kegiatan wirid Qur’an di Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim. Berdasarkan hasil wawancara mengenai hal
tersebut, penulis hanya mendapatkan keterangan 3 ustadzāt saja, yaitu: Umi
Vita, Ibu Yulia, dan kak Resti. Adapun Umi Vita dalam sesi wawancara
dengan penulis menerangkan isi kandungan dari ketujuh surah dengan
cukup detail yakni mengenai surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, al-Kahf, al-
Ikhlas, al-Falaq dan al-Nās. Untuk isi kandungan surah al-Sajdah, Umi Vita
menjelaskan yakni surah al-Sajdah terdiri dari beberapa hal salah satunya
78
adalah penjelasan mengenai aturan dalam menjalankan Shalat malam,
menceritakan balasan yang didapat oleh orang kafir dan mukmin saat
berada di akhirat, penegasan kebenaran Rasulullah, sampai penjelasan
mengenai kekuasaan Allah Swt. dalam mengatur alam semesta ini. Beliau
menjelaskan:
“Pertama berisi aturan tentang mendirikan Shalat malam, Shalat
tahajud dan witir. Kedua, tentang proses kejadian manusia saat masih
dalam rahim sampai menjadi manusia. Ketiga, tentang keadaan orang
mukmin di dunia, lalu nikmat yang mereka dapati di akhirat nanti.
Keempat, cerita kehinaan orang kafir di akhirat sampai mereka
memohon untuk dibaliki ke dunia lagi. Kelima, menyatakan
kebenaran Nabi Muhammad sebagai Rasul. Keenam, menjelaskan
jika belum diutus seorang Rasul pun kepada orang Musyrik Makkah.
Ketujuh, tentang penegasan bahwa Allah itu penguasa alam semesta
dan Dia mengatur ini semua dengan aturan yang sempurna.”31
Kemudian, umi Vita menerangkan terkait kandungan surah Yāsīn. Ia
menjelaskan bahwasanya di dalam surah Yāsīn salah satunya adalah
terdapat penjelasan mengenai hari kebangkitan, kemudian berisi kisah Nabi
Isa dan penduduk Anthakiyah, serta bukti kebesaran Allah Swt. terhadap
benda-benda langit yang berputar sesuai porosnya. Secara rinci umi Vita
memaparkan sebagaimana berikut:
“Pertama, penjelasan tentang bukti hari kiamat. Kedua, menjelaskan
al-Qur’an bukan syair buatan dari manusia. Ketiga surga dan sifat-
sifatnya adalah untuk orang-orang mukmin, menyucikan Allah dari
sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Keempat menjelaskan bahwa
nanti anggota badan kita akan bersaksi saat hari kiamat atas segala
perbuatan di dunia. Kelima cerita kisah Nabi Isa dengan penduduk
Anthakiyah. Keenam menjelaskan bahwa Allah menciptakan sesuatu
itu berpasang-pasangan. Ketujuh menjelaskan bahwa bintang-bintang
di angkasa berjalan sesuai garis edar yang ditetapkan sama Allah.
Kedelapan Allah menghibur Nabi Muhammad dari penghinaan
orang-orang musyrik yang menyakiti.”32
31 Nurfitasari, wawancara. 32 Nurfitasari, wawancara.
79
Selanjutnya adalah pendapat Umi Vita mengenai surah al-Mulk. Pada
saat diwawancarai oleh penulis, ia menjelaskan bahwa kandungan surah al-
Mulk memuat tentang ketetapan hidup dan mati sebagai ujian kehidupan
bagi umat manusia, lalu kebesaran Allah Swt. dalam menciptakan alam
semesta, ancaman Allah Swt. kepada orang kafir, hingga peringatan dan
janji Allah terhadap hamba-Nya yang senantiasa bersyukur. Berikut adalah
keterangan yang diutarakan oleh umi Vita:
“Pertama penjelasan bahwa hidup dan mati adalah ujian bagi
manusia. Kedua menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan
bumi berlapis-lapis dan semua ciptaan-Nya memiliki keseimbangan.
Ketiga perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta.
Keempat menjelaskan azab Allah yang diancamkan kepada orang-
orang kafir. Kelima menjelaskan bahwa Allah menjadikan bumi
sedemikian rupa sehingga umat manusia mudah memperoleh rezeki.
Keenam peringatan Allah kepada manusia bahwa sangat sedikit orang
yang mau bersyukur atas nikmat Allah. Ketujuh janji Allah kepada
orang-orang mukmin.”
Selanjutnya umi Vita menyampaikan isi kandungan yang terdapat
dalam surah al-Kahf, di antaranya adalah penjelasan tentang berbagai
hukum yang berkaitan dengan tauhid, peringatan mengenai larangan
membangun suatu tempat beribadah di atas makam, serta berisi penjelasan
tentang kepemimpinan teladan yang dapat dicontoh oleh rakyat. Adapun
beliau menerangkan seperti berikut:
“Pertama tentang kekuasaan Allah yang dapat memberi daya hidup
kepada yang dikendaki-Nya di luar hukum kebiasaan. Kedua
menjelaskan tentang dasar-dasar tauhid dan keadilan Allah. Ketiga
berisi dasar hukum wakalah. Keempat menjelaskan larangan
membangun tempat ibadah di atas kuburan. Kelima menjelaskan
kebolehan merusak barang untuk menghindari bahaya yang lebih
besar. Keenam menceritakan tentang kisah Nabi Khidir dan cerita
Zulkarnain dengan Ya’juj Ma’juj. Ketujuh menjelaskan kekuatan
iman kepada Allah. Kedelapan menjelaskan adab-adab murid kepada
gurunya, dan Kesembilan menjelaskan contoh-contoh memimpin dan
memerintah rakyat.”
80
Terakhir, Umi Vita menjelaskan isi kandungan Mu’awwiżatain yakni
surah al-Falaq berisi tentang perintah Allah agar kita berlindung kepada-
Nya dari segala macam kejahatan dari luar dirinya. Sedangkan kandungan
Surat al-Nās adalah perintah kepada manusia agar berlindung kepada Allah
dari segala macam kejahatan yang masuk ke dalam jiwanya dari jin dan
manusia. Masih dalam wawancara penulis dengan umi Vita, ia juga
menyampaikan kandungan dari surah al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nās yang
termasuk sebagai surah-surah yang dibaca oleh santri secara rutin dalam
kesehariannya dalam bacaan żikir pagi dan petang. Ia menyebut bahwa
kandungan Surah al-Ikhlas berisi penegasan atas keesaan Allah, dan
menolak segala macam kemusyrikan serta menerangkan bahwa tidak ada
sesuatu yang dapat menyamai-Nya.
Meski tidak sedetail Umi Vita, Ibu Yulia33 menjelaskan hal yang sama
seputar kandungan surah al-Mulk. Ia berpendapat bahwa secara
keseluruhan surah al-Mulk berisi tentang kekuasaan Allah. Hal ini sejalan
dengan apa yang telah disampaikan oleh Umi Vita mengenai kandungan
surah al-Mulk tersebut. Namun Ibu Yulia tidak menjelaskan secara detail,
ia hanya memberikan inti dari kandungan surah al-Mulk saja. Sedangkan
untuk surah al-Sajdah dalam wawancara penulis dengan Ibu Yulia, ia
mengatakan bahwa kandungan surah al-Sajdah berisi tentang ketundukan
manusia kepada Allah Swt. Namun, di sini Ibu Yulia juga tidak memberikan
penjelasan lebih spesifik terhadap isi kandungan surah al-Sajdah yang
dimaksud kepada penulis saat sesi wawancara.
Sementara itu, dalam wawancara seputar isi kandungan surah al-Kahf
Ibu Yulia menjelaskan bahwa surah ini memuat beberapa hal di dalamnya
salah satunya adalah berisi tentang ujian agama. Ujian agama yang
33 Yulia Apriati, wawancara.
81
dimaksud merupakan ujian agama yang dialami oleh pemuda al-Kahf, di
mana para pemuda tersebut melarikan diri dari kekejaman seorang
pemimpin zalim di tempat tinggalnya untuk mempertahankan keimanan
mereka. Sehingga bagi Ibu Yulia, Allah menurunkan surah al-Kahf dengan
tujuan untuk memberi hikmah dan pembelajaran kepada kita di saat ini
bahwa ada ujian terhadap agama sebagaimana yang dialami oleh pemuda
al-Kahf. Selanjutnya, ibu Yulia menuturkan bahwa dalam isi kandungan
surah al-Kahf terdapat ujian dalam menuntut ilmu. Hal ini Allah kisahkan
dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir.
Kemudian ibu Yulia juga mengatakan ada ujian kekuasaan. Ia
menyebut bahwa di dalam surah al-Kahf Allah mengisahkan tentang Raja
Zulkarnain bagaimana dia menggunakan kekuasaannya untuk membantu
kemaslahatan umat. Raja Zulkarnain berhasil membangun dinding yang
sangat kokoh untuk melindungi orang-orang dari ketegangan Ya’juj dan
Ma’juj, yang mengakibatkan Ya’juj dan Ma’juj tidak mampu mendakinya
karena sangat tinggi dan mereka tidak dapat melubanginya karena sangat
kokoh. Beliau memaparkan sebagai berikut:
“Surah al-Kahf itu panjang, dia tentang ujian agama. Jadi Allah
menurunkan al-Kahf untuk memberikan hikmah pembelajaran buat
kita di saat ini bahwa ada ujian terhadap agama, dan itu yang dialami
oleh pemuda al-kahf. Lalu ada ujian dalam menuntut ilmu yang Allah
kisahkan dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir bagaimana harus
bersabar dalam menuntut ilmu. Ada juga yang namanya ujian harta,
bagaimana Allah mengisahkan dua pemilik kebun, pemilik kebun
tersebut ada yang memang dia sombong. Dia menganggap bahwa
semua yang ia miliki itu adalah kepunyaan dia, lalu Allah
menghancurkannya dengan seketika dan itu mudah bagi Allah.
Makanya kita gak boleh sombong ya, seperti menganggap oh ini
punya saya, saya hebat, seperti itu. Lalu ada ujian kekuasaan, di mana
Allah mengisahkan tentang Raja Zulkarnain bagaimana dia
menggunakan kekuasaannya untuk membantu kemaslahatan umat,
Ya’juj dan Ma’juj itu .. bagaimana Raja Zulkarnain membuat dinding
yang sangat kokoh untuk melindungi orang-orang dari ketegangan
Ya’juj dan Ma’juj dan itu akan roboh nanti saat kiamat dengan izin
82
Allah. Jadi Surat Al-Kahf ini benar-benar Masya Allah ya, kalau kita
tadaburi itu benar-benar pegangan kita, tentang agama, ilmu, harta
Tahta, semuanya masya Allah bisa menjadi pegangan kita. Kalau Al-
Mulk memang Masya Allah ya, Al-Mulk tentang kekuasaannya Allah
kan. Dan Al-Sajdah itu kalau saya baca artinya, ini bagaimana orang
itu tunduk kepada Allah.”34
Dari sekian banyak kisah dan ujian yang disebutkan di atas, menurut
Ibu Yulia penting untuk membaca surah al-Kahf yang juga sekaligus
melakukan tadabur secara benar, sehingga pembacanya dapat mengambil
pegangan dalam hidup. Menurutnya, hal ini disebabkan surah al-Kahf
memiliki banyak sekali pelajaran mengenai kehidupan manusia yang bisa
di ambil hikmahnya seperti pelajaran tentang agama, ilmu, harta dan tahta,
yang semuanya telah Allah sediakan dalam surah al-Kahf dan menurut Ibu
Yulia hal ini sangat membantu manusia dalam menjadikan sandaran
hidup.35
Masih seputar kandungan surah al-Kahf, dari hasil penelusuran
penulis terhadap kisah-kisah dimaksud, ditemukan beberapa informasi
tambahan yang penulis dapatkan tentang ujian ilmu dalam surah al-Kahf
ini. Bahwasanya pada saat itu Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa untuk
memperdalam ilmunya kepada seorang hamba-Nya bernama Nabi Khidir.
Selama berguru dengan Nabi Khidir, banyak peristiwa yang menjadi
pembelajaran sangat berharga untuk Nabi Musa. Hal itu terjadi ketika Nabi
Musa tidak mampu sabar terhadap perbuatan yang dicontohkan oleh Nabi
Khidir, ia selalu bertanya tanpa menunggu penjelasan terlebih dahulu dari
Nabi Khidir.36
34 Yulia Apriati, wawancara 35 Yulia Apriati, wawancara. 36 Aminah, “Konsep Ilmu Ladunni dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir”. al-
Fath, vol.14, no.2 (Juli-Desember 2020),154.
83
D. Respons Santri terhadap Tradisi Pembacaan Surah al-Sajdah, al-
Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf.
Pada sub bab ini penulis akan memaparkan terkait dengan respons
santri atas praktik pembacaan surah al-Mulk, al-Sajdah, Yāsīn, dan al-Kahf
yang mereka lakukan secara rutin dalam kesehariannya di asrama. Respons
yang dimaksud akan dibagi menjadi 2: (1) tujuan pembacaan dan (2)
manfaat yang dirasakan santri dari pembacaan tersebut. Adapun jamaah dari
kegiatan pembacaan surah-surah pilihan tersebut merupakan santri Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim.
Jawaban secara umum terhadap respons jamaah dalam kegiatan ini
relatif baik, meski pada awalnya mereka juga merasa keberatan. Melalui
wawancara penulis dengan seluruh santri, pendapat mereka terhadap
kegiatan pembacaan surah-surah pilihan ini cukup baik dan bervariatif,
meskipun sebagian besar dari mereka menyatakan ketika pada awalnya baru
menjadi santri tentunya merasakan beberapa hambatan dan juga keberatan
dengan kewajiban tersebut.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dirasakan santri
seperti mengantuk, belum terbiasa, dan faktor yang lainnya. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu para santri tidak merasa terbebani lagi dengan
praktik pembacaan keempat surah pilihan al-Mulk, al-Sajdah, Yāsīn, dan
al-Kahf. Pada saat ini santri merasa dengan adanya kegiatan tersebut,
mereka justru dapat merasakan banyak manfaat. Salah satunya adalah santri
menemukan ketenangan hati saat membaca surah-surah pilihan, serta
merasakan secara langsung keberkahan yang Allah berikan dari aktivitas
membaca al-Qur’an.
1. Tujuan dan Manfaat Pembacaan oleh Santri
Ada beberapa tujuan pribadi santri mengikuti pembacaan surah al-
Sajdah, al-Mulk, Yasin, dan al-Kahf selain dari memenuhi kewajiban
84
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Hal tersebut penulis uraikan dalam tabel
yang berisi tujuan santri sebagaimana berikut:
Tabel 4. 1 Tujuan Santri Melakukan Pembacaan Surah-Surah Pilihan
No Nama Tujuan Pembacaan
1. Aira Sakinah Mendoakan orang tua, tabungan
hafalan, memperlancar bacaan
2. Syalima Azura Memperlancar bacaan
3. Shabila Ayu Melatih hafalan
4. Vika Elisa Mendoakan orang tua
5. Salma Izzatul Tidak ada
6. Siti Kimora Mendoakan kakek
7. Milky Haura Mendoakan orang tua
8. Puteri Andhe Memperlancar hafalan, mendoakan
orang tua dan keluarga
9. Yasika Masenin Mendoakan orang tua
10. Hanny Fitrianti Mendoakan orang tua
Dalam wawancara penulis dengan para santri Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim, santri yang bernama Yasika mengatakan pada awalnya ia
merasa berat dengan kewajiban tersebut karena dirinya belum terbiasa.
Namun setelah mengikuti kegiatan ini secara rutin, Yasika merasa sangat
terbantu dalam proses menghafal al-Qur’an. Ia merasakan diberi
kemudahan ketika menghafal surah-surah yang lainnya, selain itu ia merasa
mendapat ketenangan setiap membaca surah-surah pilihan tersebut. Ia
mengatakan pada sesi pembacaan surah Yāsīn sebelum tidur, ia selalu
meniatkan dalam hati untuk mengirim doa kepada orang tuanya. Bagi
Yasika, kegiatan ini sudah menjadi rutinitasnya dan ia berharap semoga
Allah selalu memberi kemudahan pada dirinya dalam proses menghafal al-
Qur’an di asrama.37
37 Yasika Masenin (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim) diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
85
Selanjutnya Puteri, Salma, dan Shabila berpendapat bahwa pada saat
sesi pembacaan keempat surah-surah tersebut mereka sering kali terkendala
oleh faktor mengantuk. Namun meskipun sampai sekarang masih terjadi,
mereka sangat ikhlas dan menyukai kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan tersebut. Bagi Puteri, Salma, dan Shabila pembacaan surah al-
Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf ini telah memberikan keberkahan
rezeki yang tidak disangka-sangka sebelumnya.38
Hal itu terjadi sebagaimana dengan pengalaman pribadi yang mereka
rasakan. Seperti ketika Shabila pernah menginginkan makanan “bakso”
yang sudah terbesit dalam hatinya, dan secara tiba-tiba wali santri dari santri
yang bernama Hanny datang ke asrama Rumah Tahfiz Khodijah Mukim
untuk menjenguk sembari membawakan bakso untuk seluruh santri.
“Qadarullah, Allah menggerakkan tangan mamanya Hanny untuk datang
dan beli bakso” (Shabila). Pengalaman sama juga disampaikan oleh Puteri
dan Salma, di mana mereka pernah menginginkan suatu makanan namun
tidak perlu menunggu waktu lama pasti akan selalu ada hamba Allah yang
mengirimkan rezeki makanan tersebut ke Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Pendapat dari Shabila, Puteri dan Salma juga dikuatkan oleh
keterangan dari Kimora,39 ia mengatakan bahwa rezeki yang mereka
dapatkan selama menjadi santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim tidak
berhenti mengalir “Sering kak, apa aja gitu kayak mau makanan selalu ada
yang mengirim kesini. Kalau di rumah sendiri malah jarang, gak cepat kaya
di sini tercapainya.” Hal ini dirasakan sebagai berkah tersendiri dari
rutinitas pembacaan al-Qur’an yang selalu dilakukan para santri Rumah
38 Shabila Ayu, Putri Andhe, dan Salma Izzatul (Santri Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim) diwawancarai oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten. 39 Siti Kimora Nazihah (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
86
Tahfiz Khodijah Mukim, di mana mereka selalu melantunkan pembacaan
ayat-ayat suci al-Qur’an dalam kesehariannya.
Adapun selain di asrama, mereka juga melakukan pembacaan surah-
surah pilihan tersebut di rumah meskipun tidak semuanya. Ketika di rumah,
Shabila membaca surah al-Mulk, dan al-Kahf setiap sebelum tidur.
Sedangkan surah al-Kahf ia baca setiap malam Jum’at. Lalu Puteri
mengatakan, jika di rumah ia rutin membaca surah al-Wāqi’ah, ar-Raḥmān
dan al-Mulk. Salma juga melakukan pembacaan surah al-Mulk dan al-Kahf
di rumah secara rutin bersama keluarganya. Sedangkan Kimora hanya
membaca surah al-Mulk setiap sebelum tidur saat di rumah.
Kemudian harapan dari Shabila, Putri, dan Salma terhadap praktik
pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an yang kini telah menjadi bagian dari
keseharian mereka adalah, semoga mereka dapat ber Istiqomah dalam
menghafal al-Qur’an dan diberi keberkahan dalam hidupnya. Kimora juga
demikian, ia berharap melalui pembacaan al-Qur’an yang dilakukannya
setiap hari kelak dapat membawa dirinya sebagai penghuni surga dan diberi
kelancaran selama proses menghafal al-Qur’an di Rumah Tahfiz Khodijah
Mukim.
Selanjutnya penulis mewawancarai Syalima,40 ia merupakan satu
orang santri yang sejak awal tidak merasa keberatan dengan adanya
kewajiban pembacaan surah-surah pilihan. Syalima mengatakan, ia merasa
senang dengan adanya kegiatan tersebut dan tidak terbebani sedikit pun. Hal
ini disebabkan karena Syalima merasa di pondok sebelumnya ia sudah
menjalani kegiatan pembacaan surah-surah pilihan sehingga dirinya tidak
begitu kaget lagi. Melalui aktivitas pembacaan surah-surah pilihan ini, ia
40 Syalima Azura Fitrah, (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
87
menemukan ketenangan hati dan merasa tidak nyaman apabila tidak
membaca surah-surah pilihan tersebut.
Ketika di rumah, Syalima juga membiasakan diri untuk membaca
surah al-Mulk setiap malam, surah Yāsīn setiap malam Jumat dan surah al-
Kahf setiap Jumat pagi. Adapun terkait dengan keberkahan dari membaca
al-Qur’an, ia memiliki pendapat yang sama dengan santri lain Ia
menegaskan, “Iya kak keinginan, misalnya dalam hati baru ingin apa gitu
tapi di sini sudah tercapai duluan.” Namun ia tidak menjelaskan secara lebih
detail mengenai keinginannya yang tercapai. Syalima berharap semoga
dengan ia rutin membaca surah-surah pilihan, dirinya dapat diberi
kemudahan dalam menghafal al-Qur’an serta kelancaran dalam
membacanya.
Selanjutnya adalah Hanny,41 Hanny berpendapat bahwa pada saat
pertama kali ia melakukan pembacaan surah-surah pilihan dirinya merasa
sedikit terkendala dengan kemampuan bacaannya. Hal itu disebabkan
karena Hanny masih “tersendat-sendat” ketika membaca surah dengan ayat
yang panjang, akan tetapi seiring berjalannya waktu ia dapat membaca
surah-surah tersebut dengan lancar dan hingga saat ini ia tidak merasa
terbebani lagi. Selain itu ketika sesi pembacaan surah-surah pilihan sebelum
tidur (al-Sajdah, al-Mulk dan Yāsīn) Hanny selalu niatkan dalam hati untuk
mengirimkan doa kepada Ayahnya yang telah wafat. “Bacanya kan ada al-
Mulk, al-Sajdah sama Yāsin. Kebetulan ayah ku juga udah enggak ada, jadi
sekalian kirim doa untuk ayah”. Menurut Hanny, kegiatan pembacaan
surah-surah pilihan ini sangat mempengaruhi kondisi perasaannya agar jauh
lebih merasa tenang dan ia merasa jauh lebih disayang oleh orang tuanya
dari sebelumnya.
41 Hanny Fitrianti (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
88
Pendapat yang hampir sama juga diutarakan oleh Aira.42 Menurutnya
pada awalnya ia sempat keberatan dengan kewajiban membaca surah-surah
pilihan yang ditetapkan oleh Rumah Tahfiz Khodijah Mukim. Hal itu terjadi
karena ia belum terbiasa, sehingga ada sedikit rasa “malas” untuk
membacanya. Namun ketika ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari di
asrama, justru sekarang Aira sangat menyukai kegiatan pembacaan surah-
surah pilihan tersebut. Bahkan, apabila ia tidak membacanya akan muncul
perasaan tidak nyaman dan seperti ada yang kurang.
Manfaat yang Aira rasakan sejak ia melakukan pembacaan surah-
surah pilihan adalah dirinya selalu mendapat kabar baik dari keluarga “Aku
jadi selalu dapat kabar baik waktu ditelefon sama orang tua”. Hal ini
baginya tidak lepas dari kegiatan yang ia selalu lakukan di Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim, yaitu menghafalkan ayat-ayat suci al-Qur’an dan secara
rutin menjalankan pembacaan surah-surah pilihan. Dengan adanya kegiatan
tersebut, ia berharap agar Allah Swt. dapat mengampuni segala dosanya dan
pahala yang diperoleh juga dapat mengalir ke orang tuanya.
Kemudian selanjutnya adalah Vika dan Haura,43 menurut keduanya
mereka sering sekali merasa “mengantuk” ketika pembacaan surah-surah
pilihan khususnya pada surah al-Kahf yang dilakukan setiap Jumat pagi
setelah subuh. Akan tetapi meskipun demikian, Vika dan Haura tidak
merasa keberatan dengan kegiatan pembacaan surah-surah tersebut.
Menurut Vika hal ini karena hatinya merasa jauh lebih tenang saat membaca
surah-surah tersebut, bahkan ketika ada masalah sedang dirasakannya.
Selain itu Vika menyampaikan jika dirinya memiliki pengalaman pribadi
saat ada seseorang yang memberikan sesuatu yang ia inginkan sejak lama
42 Aira Sakinah Ramadhani (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim), diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten. 43 Vika Elisa dan Milky Haura Najwa (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim),
diwawancarai oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
89
“Pernah waktu itu dalam hati kepingin banget baju hitam, karena aku suka
baju hitam. Jadi tiba-tiba ada yang langsung mengasih waktu itu.” Hal
tersebut terjadi ketika Vika sudah rutin membaca surah-surah pilihan, dan
ia meyakini bahwa Allah mengetahui apa yang diinginkannya dan
mengabulkannya.
Begitu pun Haura, ia juga menemukan ketenangan hati pada saat
membaca surah-surah pilihan meskipun sangat sering mengantuk. Selain di
asrama, terkadang Haura juga rutin membaca surah-surah tersebut ketika di
rumahnya, seperti sebelum tidur ia membaca surah al-Mulk, dan setiap
malam Jumat ia membaca surah al-Kahf. Hal itu dilakukannya secara
sendiri maupun bersama keluarganya. Harapan dari Haura terhadap praktik
pembacaan surah-surah ini adalah semoga Allah Swt. dapat menambah
pahala dan rezeki baginya, serta hafalan yang ia lakukan setiap hari diberi
kelancaran hingga selesai.
Tabel 4.2 Manfaat Pembacaan Surah-Surah Pilihan Oleh Santri
No Nama Santri Manfaat yang dirasakan
1. Shabila Ayu Mempermudah rezeki
2. Hanny Fitrianti Lebih disayang orang tua, menambah
rezeki
3. Aira Sakinah Mendapat kabar baik dari keluarga
4. Vika Elisa Mempermudah rezeki
5. Salma Izzatul Mempermudah rezeki
6. Siti Kimora Mempermudah rezeki, ketenangan hati
7. Milky Haura Ketenangan hati, tidak nyaman jika tidak
membaca
8. Puteri Andhe Mempermudah rezeki
9. Yasika Masenin Kemudahan menghafal
10. Syalima Azura Mempermudah rezeki, tidak nyaman jika
tidak membaca
2. Ketercapaian Tujuan dengan Manfaat yang dirasakan
90
Sebelum membahas tentang analisis ketercapaian tujuan pembacaan
surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khadijah Mukim dengan manfaat
yang dirasakan oleh santri, berikut penulis sajikan tabel gabungan antara
tujuan pembacaan yang dicanangkan oleh santri selain dari mengikuti
kewajiban Rumah Tahfiz dengan manfaat yang mereka rasakan.
Tabel 4.3 Ketercapaian Tujuan Dengan Manfaat Yang Dirasakan
No Nama Tujuan
Pembacaan
Manfaat yang
dirasakan Tercapai
1. Aira
Sakinah
Mendoakan orang
tua, tabungan hafalan,
memperlancar bacaan
Mendapat kabar baik
dari keluarga Tercapai
2. Syalima Azura
Memperlancar bacaan
Mempermudah rezeki,
tidak nyaman jika
tidak membaca
Tercapai
3. Shabila
Ayu Melatih hafalan Mempermudah rezeki
Beda manfaat
dari tujuan
4. Vika Elisa Mendoakan orang tua Mempermudah rezeki Tercapai
5. Salma
Izzatul Tidak mencanangkan
tujuan Mempermudah rezeki
Kurang
memahami
tujuan
6. Siti Kimora Mendoakan kakek Mempermudah rezeki,
ketenangan hati Tercapai
7. Milky
Haura Mendoakan orang tua
Ketenangan hati, tidak
nyaman jika tidak
membaca
Tercapai
8. Puteri Andhe
Memperlancar
hafalan, mendoakan orang tua dan
keluarga
Mempermudah rezeki Tercapai
9. Yasika
Masenin Mendoakan orang tua
Kemudahan
menghafal
Beda tujuan
dengan
manfaat
10. Hanny
Fitrianti Mendoakan orang tua
Lebih disayang orang
tua, menambah rezeki Tercapai
Dari tabel ketercapaian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa terdapat sekitar 70% dari tujuan pribadi santri terpenuhi/tercapai,
ketika didapati kesesuaian antara tujuan pembacaan dengan manfaat yang
dirasakan setelah membaca surah-surah pilihan setiap malam sebelum tidur
91
dan pembacaan surah al-Kahfi di setiap Jumat subuh di Rumah Tahfiz
Khadijah Mukim. Dengan demikian, dari hasil analisis yang dilakukan
terhadap jawaban santri didapatkan keberhasilan yang cukup baik dari
program pembacaan surah-surah pilihan ini. Jika dilakukan generalisasi,
maka akan didapatkan 2 macam tujuan umum dengan masing-masing
manfaat yang cukup beragam. Berikut tabel klasifikasinya:
Tabel 4. 4 Klasifikasi Umum Ketercapaian Tujuan dan Manfaat
No Tujuan Manfaat 1. Mendoakan orang tua, kakek dan
anggota keluarga
(1) Mendapat kabar baik dari keluarga, (2)
Merasa lebih disayang orang tua, (3) Mempermudah dan menambah rezeki
2. Memperlancar, melatih, dan
tabungan hafalan
(1) Mendapat Kemudahan menghafal, (2)
Mendapat Ketenangan hati, (3) Merasa
tidak nyaman jika tidak membaca
3. Korelasi Manfaat dengan Fungsi al-Qur’an
Dari berbagai jawaban santri mengenai manfaat-manfaat yang
diperoleh setelah melakukan pembacaan surah-surah pilihan di Rumah
Tahfiz Khodijah Mukim, didapati pula temuan beberapa manfaat yang
memiliki kaitan dan hubungan erat dengan fungsi-fungsi al-Qur’an bagi
umat manusia sebagaimana yang telah penulis paparkan pada bab 2
sebelumnya. Analisis ini penting dilakukan agar kajian living Qur’an yang
berbentuk praktik pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim dapat diketahui kaitannya secara teoretis berkaitan dengan
berlakunya fungsi-fungsi al-Qur’an bagi masyarakat. Hal ini juga penting
untuk menilai sejauh mana kegiatan pembacaan dapat didalami akar
keterkaitannya dengan upaya menghidupkan al-Qur’an secara umum.
Berikut hasil analisis korelasi manfaat dengan fungsi-fungsi al-
Qur’an.
Tabel 4. 5 Korelasi Manfaat Yang Dirasakan Dengan Fungsi al-Qur'an
92
No. Manfaat yang dirasakan Fungsi al-Qur’an
1 Mendapat kemudahan ketika menghafal
surah-surah
Raḥmat
2 Mendapat ketenangan hati Zikir
3 Mendapatkan rezeki yang tidak disangka-
sangka
Raḥmat
4 Mendapat kabar baik dari keluarga Raḥmat
5 Rezeki tidak berhenti mengalir Raḥmat
6 Merasa tidak nyaman jika tidak membaca Hudan
Dari enam manfaat yang disebutkan di atas, terdapat kaitan dengan
tiga fungsi al-Qur’an bagi masyarakat. Fungsi rahmat al-Qur’an, di mana
pembacaannya memberikan efek bagi turunnya rahmat dan anugerah serta
nikmat Allah kepada pembacanya, seperti tertuang dalam Qs. Yunus ayat
57, dapat dirasakan bentuknya dalam manfaat baik yang bersifat spiritual
seperti yang dirasakan dengan munculnya kemudahan dalam menghafal
surah-surah ataupun seperti didapatkannya kabar baik dari keluarga,
maupun manfaat yang bersifat material seperti didapatkannya rezeki yang
tidak disangka-sangka dan tidak berhenti mengalir.
Selain fungsi al-Qur’an rahmat, terdapat pula temuan fungsi al-
Qur’an sebagai zikir dan petunjuk. Fungsi zikir mewujud dalam perasaan
pembaca yang merasakan ketenangan hati setelah melakukan pembacaan,
sedangkan fungsi petunjuk (hudan) merujuk dalam bentuk perasaan tidak
nyaman pembaca, jika tidak membaca surah-surah tersebut pada waktunya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat bukti-bukti berlakunya
beberapa fungsi al-Qur’an dari pembacaan yang dilakukan.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mengenai tradisi
pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok
Aren yang terdiri dari surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan surah al-Kahf,
dengan ini penulis dapat mengambil kesimpulan terkait dengan rumusan
masalah yang sudah dicantumkan pada bab 1 sebagai berikut:
Para ustażāt sepakat bahwa melalui pembacaan surah-surah tersebut
dapat mendatangkan berbagai keutamaan dan kebaikan terhadap santri.
Rutinitas pembacaan keempat surah pilihan dilakukan sebagai bentuk wirid
dan riyāḍoh yang dapat menumbuhkan ikatan emosional yang erat antara
santri dengan al-Qur’an, sehingga al-Qur’an tidak hanya terhubung secara
lisan namun tersambung dengan hatinya. Oleh karena itu apabila dirinya
telah mencintai al-Qur’an hatinya menjadi tenang, santri tidak cepat bosan
dan lebih mudah dalam proses menghafal. Waktu sebelum tidur dan Jumat
selepas Shalat subuh dianggap sebagai waktu yang tepat untuk relaksasi
fisik serta pikiran agar makna yang terkandung dalam surah-surah yang
dibaca dapat terekam dalam memori bawah sadar santri.
Praktik pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf
dilakukan setiap hari setelah para santri menunaikan ibadah Shalat Isya
yaitu pukul 19.45 wib. Dalam prosesnya kegiatan ini dilakukan secara
bersama-sama oleh santri dan Musyrifah dengan membaca surah al-Fātihah
terlebih dahulu hingga selesai pada pukul 21.00 wib. Selanjutnya adalah
pembacaan surah al-Kahf dilaksanakan oleh para santri dan Musyrifah
setiap hari Jumat selepas subuh berjamaah. Ketika selesai Shalat subuh
santri dan Musyrifah langsung berkumpul untuk membaca zikir pagi
dengan membaca al-Ma’tsurat waḍifah sughra karangan Imam Hasan al-
94
Banna, lalu kemudian dilanjutkan dengan membaca surah al-Kahf yang
dimulai dari ayat pertama hingga ayat terakhir.
Santri yang menjadi jamaah dalam praktik tersebut memberikan
respons yang cukup baik dengan ketercapaian tujuan sebesar 70% dari yang
sebelumnya dicanangkan sendiri oleh santri. Di antara manfaat yang
dirasakan setelah pembacaan surah-surah pilihan adalah dapat membuat
hati dan pikiran menjadi lebih tenteram, sehingga mereka selalu
bersemangat dalam menjalani kegiatan menghafal. Selain itu, banyaknya
keberkahan rezeki yang datang selama tinggal di asrama dalam bentuk
makanan ataupun keinginan lain yang baru terbesit dalam hatinya dan
langsung tercapai dalam waktu singkat. Oleh karena itu santri yakin dengan
adanya rutinitas pembacaan surah-surah pilihan setiap hari, Allah Swt.
memberikan kemudahan rezeki dan kebaikan pada mereka. Dari manfaat
yang dirasakan ditemukan sedikitnya 3 fungsi al-Qur’an yang berlaku di
dalam kegiatan ini, yaitu fungsi rahmat, fungsi zikir, dan fungsi al-Qur’an
sebagai petunjuk (hudan). Berbagai manfaat dan anugerah yang diperoleh
santri setelah membaca surah-surah pilihan tersebut, membuat mereka
mendapat kenyamanan dalam menjalankan proses menghafal al-Qur’an
sehingga santri “betah” untuk tinggal di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim.
Demikianlah kegiatan pembacaan surah-surah pilihan di Rumah Tahfiz
Khadijah Mukim dapat dikatakan sebagai salah satu manifestasi dari
kegiatan Living Qur’an, yang berupaya menghidupkan al-Qur’an dalam
aktivitas kehidupan santri sehari-hari.
B. Saran
Dalam penelitian tentang kajian Living Qur’an ini, penulis mengkaji
tentang praktik pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf
yang berlangsung di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim Pondok Aren. Dan
95
setelah melakukan penelitian, ada beberapa saran yang ingin penulis
utarakan sebagai berikut:
1. Kepada para peneliti selanjutnya, saya berharap agar dapat menggali
lebih jauh lagi mengenai tradisi pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk,
Yāsīn dan al-Kahf yang berlangsung di masyarakat khususnya terkait
dengan keberagaman fungsi al-Qur’an yang diperoleh dari kegiatan
tersebut secara rinci.
2. Kepada para ustażāt, pengurus Rumah Tahfiz Khodijah Mukim dan
segenap santri saya berharap agar tradisi pembacaan surah al-Sajdah, al-
Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf agar disosialisasikan kepada masyarakat secara
lebih luas, mengingat banyaknya manfaat positif yang dirasakan santri
setelah melakukan pembacaan surah-surah pilihan. Dengan demikian hal
tersebut juga dapat dirasakan oleh masyarakat lain yang melaksanakan
kegiatan pembacaan tersebut.
3. Kepada seluruh santri agar lebih disiplin dan lebih bersemangat dalam
mengamalkan pembacaan surah al-Sajdah, al-Mulk, Yāsīn, dan al-Kahf
bukan hanya karena untuk memenuhi kewajiban di Rumah Tahfiz
Khodijah Mukim. Tetapi niat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
sehingga lebih Istiqamah dalam proses menghafal al-Qur’an.
97
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdurrahman. Methodologi Dakwah Membangun Peradaban. Medan: CV.
Pusdikra Mitra Jaya, 2020.
Abidin, Ali Zainal. Rahasia Nama dan Sifat al-Qur’an. Jakarta: Rayyana
Komunikasindo, 2020.
Adam, Sulthan, Ruqyah Syar’iyyah: Terapi Mandiri Penyakit Hati dan
Gangguan Jin. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018.
Aizid, Riziem. Ajaibnya Surat-Surat Al-Qur’an Berantas Ragam Penyakit.
Yogyakarta: Diva Press, 2013.
Al-Albānī, Muhammad Nashiruddin. Jāmi’us Shagīr wa Ziyādatuh, Jilid 1,
Beirūt: Al-Maktab Al-Islāmī, 1977.
Al-Badri, Yusuf. Surah Tabarak Pelindung Dari Siksa Kubur. Surabaya:
PT Bungkul Indah, 1994.
Bastaman, Hanna Djumhana. Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju
Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Batubara, Fadlan Kamali. Metodologi Studi Islam “Menyingkap Persolan
Ideologi Dari Arus Pemikiran.” Yogyakarta: Deepbublish, 2019.
Chodjim, Achmad. Misteri Surah Yāsin. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta,
2013.
Conny R. Semiawan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo, 2010.
98
Ad-Dārimi, Abdullah bin Abdurrahman. Al-Musnad Al-Jāmi’. Beirūt: Dār
Al-Basyāir Al-Islāmiyyah, 2013.
Ad-Dārimi, Abdullah bin abd Rahman Abu Muhammad. Sunan ad-Dārimi.
Beirūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabi, 1407 M.
Departemen Agama RI. Surah Yāsin Tajwid Warna & Tahlil Plus Doa
Ayat-Ayat Rezeki. Jakarta: Shahih, 2015.
Diego, Subhan Hi. Ali. Islam Keindonesiaan: Redifinsi Toleransi
Beragama Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: LeutikaPrio, 2020.
Djalal, Zaglul Fitrian. Santri dan Literasi "Implementasi Qs. Al-Alaq 1-5 di
PP. Nazhatut Thullah Sampana. Pamekasan: Duta Media Publishing,
2021.
El-Fikri, Syahruddin. Sejarah Ibadah. Jakarta: Republika, 2014
Faris, M. Abdul Qadir Abu. Mensucikan Jiwa. Jakarta: Gema Insani,
2005.
Hamka, Tafsīr Al-Azhar, Jilid 5, cet. I. Jakarta: Gema Insani, 2015.
Hanbal, bin Ahmad. Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 23. Beirut: Al-
Resalah Publisher, 1997.
Hefni, Harjanji. Komunikasi Islam cet. II. Jakarta: Kecana, 2017.
Hidayat, Rahmat Taufiq. Khazanah Istilah al-Qur’an. Bandung: Mizan,
1999.
Ibn Kathīr. Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, Juv VI. Dār ṭibā’ah li an-Nasyr wa
at-Tauzī, 140 H.
99
Ibn Kathīr, Terjemah Tafsīr Ibn Katsir Jilid 6, Bogor: Pustaka Imam asy-
Syafī’i, 2004.
Jamhari, Sumantri dan Amirulloh Syarbini. Kedahsyatan Membaca al-
Qur’an. Bandung: Ruang Kata, 2012.
Koentjaraningrat. Metode-metode Penulisan Masyarakat. Jakarta:
Gramedia 1989.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993.
Al-Mubārakfūrī, Muhammad bin Abdurrahman. Tuḥfah Al-AḥwaŻiy
Bisyarḥi Jāmi’ At-TirmiŻi, Jilid 8, Dimasyq: Dār al-Fikr, 2008.
Munawwir, Ahmad Worson. Kamus Arab-Indonesia. t.p: Pustaka
Progressif, t.th.
Al-Naisābūri, Abū al-Husain Muslim ibn Al-Hajjāj. Shahih Muslim, jilid 1,
Beirūt: Dār Ihya’ At-Turāts, 2002.
Nasri, Ulyan. Menyapa Umat Di Zaman Modern Melalui Mimbar Khotbah
Jum’at. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Parmono, Wahyono Hadi dan Ismunandar. 17 Tuntunan Hidup Muslim.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Prasetyono, Dwi Sunar. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada
Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think, 2008.
Al-Quraisyi, Ismail bin Umar. Tafsīr Al-Qur’an al-Aẓīm. Beirūt: Dār al-
Kutub, 1923 M.
100
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2016.
Rahman, Abdullah ibn Abdul. Sunan ad-Dārimi, juz 4, Arab Saudi: Dār Al-
Mugni, 2000.
Rahmat, Nasrudin, Ruqyah: Kiat Membentengi Diri dan Keluarga dari
Gangguan Jin Meningkatkan Karier dan Kesehatan Memperlancar
Rezeki dan Jodoh. Pekalongan: NEM, 2015.
Rofiq, Ahmad. Islam Tradisi dan Peradaban. Yogyakarta: Bina Mulia
Press, 2012.
Rukin. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Surabaya: CV Jakad
Media Publishing, 2021.
Sopian, Asep. Bahasa Kinesis Dalam Al-Qur'an "Studi Bahasa Al-Qur'an
Dalam Perspektif Semiotik Riffaterre". Subang: Royyan Press, 2020.
Seran, Srilius. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Sosial. Yogyakarta:
Deepublish, 2020.
Shihab, M. Quraish. Tafsīr al-Misbah, Jilid 6, cet. IX. Jakarta: Lentera hati,
2008.
Shihab, M. Quraish. Yāsīn dan Tahlil. Tangerang: Lentera Hati, 2013.
Soehadha, Moh. Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama.
Yogyakarta: Suka Press, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (mixed
methods). Bandung: CV Alfabeta, 2014.
101
Surasman, Otong. Metode Insani: Kunci Praktis Membaca Al-Qur'an Baik
dan Benar. Jakarta: Gema Insani, 2002.
Syahminal, Abdul Kadir dan. Hubungan Tilawah Al-Qur'an Terhadap
Kesehatan Mental. Banten: Media Sains Indonesia, 2022.
Syarbini, Amirulloh dan Sumantri Jamhari. Kedahsyatan Membaca al-
Qur’an, cet. I. Bandung: Ruang Kata, 2012.
Syauqi, Ahmad. Muhammad The Special One. Yogyakarta: Deepublish,
2020.
At-TirmiŻi, Muhammad bin Isa. Al-Jamī’ul Kabir, Jilid 5, Beirut: Dār Al-
Gharb Al-Islamī, 1996.
At- TirmiŻi, Muhammad bin Isa bin Saurah. Sunan at-TirmiŻi Kutub at-
Tis’ah, Juz 5.
Umriati dan Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam
Pendidikan Penelitian. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,
2020.
Yusuf, Kadar M. Studi Al-Qur’an. Jakarta: Amzah, 2012.
Zayadi, Achmad dan Mahasiswa IAT IAIN Salatiga. Menuju Islam
Moderat. Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2018.
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsīr al-Munīr, jilid 15, cet. I. Jakarta: Gema Insani,
2014.
Artikel/Jurnal/Skripsi
102
Amin, Muhammad dan Muhammad Arfah Nurhayat. “Resepsi Masyarakat
Terhadap al-Qur’an”, Jurnal Ilmu Agama, Vol.21, No.2, 2020.
Aminah. “Konsep Ilmu Ladunni dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir”.
al-Fath, vol.14, no.2 (Juli-Desember 2020.
Daulay, Muhammad Roihan. “Studi Pendekatan al-Qur’an”, Jurnal
Tariqah Ilmiah Vol.1 no.1 Januari 2014.
Fitriati, Yuyun Jaharo. “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Sebelum
Dan Setelah Bangun Tidur Di Pondok Pesantren Matholi’ul Hikmah-
Brebes, Studi Living Qur’an” (Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2017.
Google Maps, “Rumah Tahfiz Khodijah, 2021” Diakses 29 Oktober 2021,
https://www.google.co.id/maps/place/Rumah+Tahfiz+Khodijah+01/
@.
Hasan, Muhammad Zainul. “Resepsi Al-Qur’an Sebagai Medium
Penyembuhan Dalam Tradisi Bejampi di Lombok”. Studi Ilmu-Ilmu
Al-Qur’an dan Hadis, vol.21 no.1, Januari 2019.
Hatimah, Husnul, Emawati, Muhammad Husni. “Tradisi Tahlilan
Masyarakat Banjar di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”.
Studi Keislaman, vol.2, no.1, Juni 2021.
Husna, Lutfatul dan Ahmad Zainal Abidin. “Tradisi Pembacaan Surat al-
Waqi’ah dan Surat al-Mulk di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II
Karanggayam Blitar Jawa Timur”, Jurnal Ulumnuha, Vol.9 No.1 Juni
2020.
103
Khaerani, Alfiandra, dan Emil El Faisal. “Analisis Nilai-Nilai Dalam
Tradisi Tingkeban Pada Masyarakat Jawa Di Desa Cendana
Kecamatan Muara Sigihan Kabupaten Banyuasin.” Bhineka Tunggal
Ika, vol.6, no.1, Mei 2019.
Mas’udi, “Terapi Qur’ani Bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan,
Analisis Pemikiran Muhammad Utsman Najati tentang Spiritualitas
al-Qur’an bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan”. Bimbingan
Konseling Islam, vol.8, no.1, Juni 2017.
Masfufah, Elva. “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan di Pondok
Pesantresn Salafiyah Putri At-Taufiq Malang (Studi Living Qu’an).”
Jurnal of Qur’an and Hadis Studies Vol.1 No.1, 2021.
Musthofah, Ahmad Zainul. “Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat
Pilihan, Kajian Living Qur’an di PP. Manba’ul Hikam, Siduajo.”
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.
Najih, Syihabuddin. Mau’izah Hasanah Dalam al-Qur’an Dan
Implementasinya Dalam Bimbingan Konseling Islam. Ilmu Dakwah,
vol.36 no.1, Januari-Juni 2016.
Nurvany Oktaviyanti. “Makna Pembacaan Surah-Surah Pilihan Yang
Dilakukan Santri Sebelum Tidur Di Pondok Pesantren Tahfidz Satu
Qur’an Desa Sungai Duren Kec. Jaluko Kab.Muaro Jambi Provinsi
Jambi, Studi Living Qur’an.” Skripsi S1., Univertas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2021.
Purwanto, Tinggal. “Fenomena Living Al-Qur’an Dalam Perspektif Neal
Robinson, Farid Esack Dan Abdullah Saeed”, Jurnal Mawā’izh,
Vol.1, no.7, Juni 2016.
104
Rodin, Rhoni. “Tradisi Tahlilan dan Yasinan”. Kebudayaan Islam, vol.11,
no.1, Januari-Juni 2013.
Rohmansyah, Muhammad Saputra Iriansyah, Fahmi Ilhami, Gilang Ari
Widodo. “Hadis-Hadis Ruqyah Dan Pengaruhnya Terhadap
Kesehatan Mental” Islam Futura, vol.18, no.1, Agustus 2018.
Romdhoni, Ali. “al-Qur’an dan Literasi.” Depok: Literatur Nusantara,
2013.
Rustandi, Syam. “Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan Dalam Al-Qur’an,
Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Attaufiqiyyah Baros,
Kab.Serang.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin Banten, 2018.
Subaidah, Siti. “Tradisi Pembacaan al-Qur’an, Surah al-Kahf, al-Raḥmān,
al-Sajdah di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding
School Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kota Bogor.” Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Wahidi, Ridhoul. “Hidup Akrab Dengan al-Qur’an: Kajian Living Qur’an
dan Living Hadis Pada Masyarakat Indragiri Hilir Riau”. Penelitian
& Pengabdian, vol. 1 no.2, Juli-Desember 2013.
Warisno, Andi. “Tradisi Tahlilan Upaya Menyambung Silaturahmi”.
Ri’ayah vol.02, no.02, Juli-Desember 2017.
Wawancara
Andhe, Putri (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
105
Apriati, Yulia (Ketua Yayasan Generasi Sahabat Qur’an). Diwawancarai
oleh Indah Nadia, 2 oktober 2021, Banten.
Ayu, Shabila (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Azura, Syalima (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Elisa, Vika (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Fitrianti, Hanny (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Haura, Milky (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Inayah, Mudiroh (Program Rumah Tahfiz Khodijah Mukim).
Diwawancarai oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 2 Oktober 2021,
Banten.
Izzatul, Salma (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Kimora, Siti (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
Masenin, Yasika (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
106
Nurfitasari, (Pembina Yayasan Generasi Sahabat Qur’an). Diwawancarai
oleh Indah Nadia, Pondok Aren, 2 November 2021, Banten.
Restia, (Musyrifah Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 28 Oktober 2021, Banten.
Sakinah, Aira (Santri Rumah Tahfiz Khodijah Mukim). Diwawancarai oleh
Indah Nadia, Pondok Aren, 14 November 2021, Banten.
110
Lampiran 3: Transkrip Wawancara Narasumber
TRANSKRIP WAWANCARA UMI VITA
Nama Informan : Nurfita Sari
Jabatan : Pembina Yayasan Generasi Sahabat Qur’an
Tanggal : Selasa, 2 November 2021
Keterangan
P : Pewawancara
N : Narasumber
P: Mulai sejak kapan tradisi pembacaan al-Qur’an surat-surat pilihan dilakukan di
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim?
N: Tradisi pembacan keempat surat-surat pilihan sejak bulan Juli 2021
P: Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan pembacaan surah-
sura pilihan? N : Perlunya santri membangun adab lahir dan batin dalam proses menghafal Al-Qur’an
untuk menjadikan dirinya sebaik-baik ahlul Qur’an. Mendekatkan jiwa pada Al-Qur’an
sehingga tidak hanya terhubung secara lisan tapi tersambung dengan hatinya. Karena
proses menghafal Al-Qur’an butuh waktu lama dan rentan menimbulkan kebosanan bila
tidak disertai niat dan kecintaan yang kuat. Wirid Qur’an adalah salah satu cara riyadhoh
santri untuk membersihkan hati sekaligus memudahkan dalam proses menghafal Al-
Qur’an dan mengamalkan sunnah Rasul dalam menjadikan Al-Qur’an untuk dzikrullah. Sehingga lewat berwasilah dengan Al-Qur’an diharapkan santri bersemangat untuk
menjadi ahlul Qur’an.
P: Siapakah yang mengusulkan untuk melakukan kegiatan pembacaan surat-surat
pilihan?
N: Ibu Asrama dan Mudhiroh
P: Surat apa saja yang diwajibkan menjadi amalan rutin santri dalam kegiatan
sehari-harinya di asrama? Dan waktu pelaksanaannya?
N: Setiap malam hari Qs. Al-Sajdah, Yāsin, dan Al-Mulk. Setiap pagi dan petang,
menjelang tidur Qs. Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzatain (Surah Al-Falaq dan Al-Nās) masing-
masing tiga kali, dan setiap Jum’at pagi Qs. Al-Kahf
P: Apa alasan dan tujuan yang ingin dicapai terhadap kegiatan pembacaan surat-
surat pilihan ini?
N: Sebagai wirid Al-Qur’an sekaligus detoks dan penenang jiwa sehingga memudahkan
dalam proses menghafal Al-Qur’an agar bersemangat dan bahagia berinteraksi dengan Al-
Qur’an.
P: Alasan waktu pembacaan, mengapa memilih membaca surah-surah itu sebelum
tidur dan setiap Jum’at pagi?
N: Supaya ayat-ayat al-Qur’an dan kandungan maknanya bisa terekam dalam memori
bawah sadar santri, lalu menjauhkan gangguan syetan sepanjang malam pas mereka tidur. Sebagai ini juga ya terapi dan relaksasi fisik, pikiran, jiwa dan spiritual setelah full dari
sebelum subuh sampai malam berjuang untuk hafalin al-Qur’an.
P: Mengapa hanya surat-surat pilihan tersebut saja yang dijadikan amalan rutin
santri?
N: Enam surat yakni Al-Ikhlas, Al-Falaq, Al-Nās, Al-Sajdah, Al-Mulk dan Al-Kahf adalah
kebiasaan wirid Qur’an Rasulullah shallahu alaihi wasallam, Yāsin hanyalah salah satu
surat pilihan. Untuk saat mendatang bisa berganti dengan srat lain karena semua surat
memiliki keutamaan.
P: Adakah tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surat-surat pilihan tersebut?
N: 1. Sunan ad-Dārimi, hadist no 3741
111
اني د الحم حدثنا عمرو بن زرارة حدثنا عبد الوهاب حدثنا راشد أبو محم
عن شهر بن حوشب قال قال ابن عباس من قرأ يس حين يصبح أعطي يسر يومه حتى يمسي ومن قرأها في صدر ليله أعطي يسر ليلته حتى يصبح
Telah menceritakan kepada kami Amr bin Zurarah telah menceritakan kepada kami Abdul
Wahhab telah menceritakan kepada kami Rasyid Abu Muhammad Al Himmani dari Syahr
bin Hausyab ia berkata; Ibnu Abbas berkata; Barangsiapa yang membaca surat Yasin
ketika berada di waktu pagi niscaya diberikan kepadanya kemudahan hari itu hingga ia
berada di waktu sore, dan barangsiapa yang membacanya pada awal malam niscaya
diberikan kepadanya kemudahan malam itu hingga ia berada di waktu pagi.
2. Sunan Addarimi, hadist no 3739
د بن جحادة حدثنا الوليد بن شجاع حدثني أبي حدثني زياد بن خيثمة عن محم
عليه وسلم من قرأ عن الحسن عن أبي هري صلى للا رة قال قال رسول للا
غفر له في تلك الليلة يس في ليلة ابتغاء وجه للاTelah menceritakan kepada kami Al Walid bin Syuja’ telah menceritakan kepadaku ayahku
telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah dari Muhammad bin Juhadah dari Al
Hasan dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mengharap wajah Allah
niscaya ia akan diampuni pada malam hari tersebut.”
3. Musnad Ahmad, hadist no 14132
عن جابر رضي للا عنه قال : كان النبي صل ى للا عليه وسل م ل ينام حتى
[. ورواه 1 /67يقرأ الم تنزيل السجدة ، وتبارك الذي بيده الملك ]الملك .اإلمام أحمد
Dari Jabir r.a., ia berkata, “Nabi saw. Tidak akan tidur sampai beliau membaca Alif Lam
Mim Tanzil As-Sajdah dan Tabarakalladzi biyadihil mulku (Al-Mulk/67: 1). (HR. Ahmad)
4. Shahih al-Jami’, hadist no 6470
ه من النور ما بين الجمعتين من قرأ سورة الكهف فى يوم الجمعة أضاء ل “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di
antara dua Jum’at.” (HR. An-Nasa’i dan Baihaqi)
5. Sunan Tirmidzi, hadist no 3575
حدثنا محمد بن إسماعيل بن أبي فديك ، قال : حدثنا عبد بن حميد ، قال :
اد ، عن معاذ بن عبد هللا بن خبيب حدثنا ابن أبي ذئب ، عن أبي سعيد البر
ملسو هيلع هللا ىلص ، عن أبيه ، قال : خرجنا في ليلة مطيرة وظلمة شديدة نطلب رسول هللا « قل » فلم أقل شيئا ، ثم قال : « قل » ل : فأدركته ، فقال : يصل ي لنا ، قا
قل هو هللا أحد ، » ، فقلت : ما أقول ؟ قال : « قل » ، فلم أقل شيئا ، قال :
ات تكفيك من ذتين حين تمسي وتصبح ثلث مر كل شيء. هذا حديث والمعو حسن صحيح غريب من هذا الوجه
Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid. Ia berkata; telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ismail bin Fudaik. Ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abi Di’b dari Abi Sa’id Al-Barrad dari Mu’adz bin Abdillah bin Khubaib dari ayahnya,
Ia berkata: Suatu saat kami keluar mencari Rasululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam untuk
shalat bersama kami, di saat hujan dan gelap gulitanya malam. Aku pun mendapatkan
112
beliau. Lalu berkata: “Bacalah!” saat itu aku tidak mengucapkan apapun. Beliau berkata
lagi: “Bacalah!. Aku masih belum berkata apa-apa. Beliau mengulangi ucapannya:
“Bacalah!”. Aku pun bertanya : “Wahai Rasululloh, apa yang aku baca?” Beliau bersabda:
“Bacalah: Surat Al Ikhlas, dan Mu’awwidzain (Al Falaq dan Al- Nas) ketika masuk waktu
sore dan masuk waktu pagi, tiga kali, itu akan mencukupi kamu dari segala sesuatu.
Surat Mu’awwidzatain juga termasuk dalam Al-Mufashshal yang diberikan kepada
Rasulullah saw, sehingga beliau memiliki keutamaan dan keistimewaan dibandingkan
dengan Nabi-Nabi sebelumnya.
P: Bagaimana peran ibu selaku pembina yayasan terhadap proses kegiatan belajar
mengajar di Rumah Tahfiz Khodijah, khususnya terhadap tradisi pembacaan surah-
surah pilihan?
N: Memotivasi, memonitoring dan mengevaluasi program
P: Bolehkah ibu menyebutkan kandungan dari surah-surah pilihan tersebut yang ibu
ketahui?
N: Kandungan Surah Al-Sajdah yaitu tentang aturan mendirikan shalat malam (shalat
tahajud dan witir), menjelaskan tentang proses kejadian manusia di dalam rahim sampai
menjadi manusia, menjelaskan tentang keadaan orang mukmin di dunia dan nikmat yang
mereka peroleh di akhirat, menceritakan kehinaan yang menimpa orang kafir di akhirat
hingga mereka memohon untuk dikembalikaan ke dunia kembali, menyatakan tentang
Nabi Muhammad saw benar-benar seorang Rasul danmenjelaskan bahwa belum diutus
seorang Rasul pun kepada kaum Musyrik Makkah, menjelaskan bahwa Allah adalah pengasa alam semesta dan mengaturnya dengan aturan yang sempurna. Kandungan Surah
Yāsin yaitu menjelaskan bukti-bukti hari kebangkitan, menjelaskan bahwa Al-Qur’an
bukanlah syair buatan manusia, surga dan sifat-sifatnya yang diperuntukkan bagi orang-
orang mukmin, mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, menjelaskan
bahwa kelak anggota badan akan bersaksi pada hari kiamat atas segala perbuatan di dunia,
menceritakan kisah Nabi Isa dengan penduduk Anthakiyah, menjelaskan bahwa Allah
menciptakan sesuatu itu berpasang-pasangan, menjelaskan bahwa bintang-bintang di
angkasa berjalan sesuai garis edar yang ditetapkan oleh Allah, Allah menghibur Nabi
Muhammad atas penghinaan orang-orang musyrik yang menyakiti hati.
Kandungan Surah Al-Mulk yaitu tentang penjelasan bahwa hidup dan mati adalah ujian
bagi manusia, menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi berlapis-lapis dan
semua ciptaan-Nya memiliki keseimbangan, perintah Allah untuk memperhatikan isi alam semesta, menjelaskan azab Allah yang diancamkan kepada orang-orang kafir, menjelaskan
bahwa Allah menjadikan bumi demikian rupa sehingga umat manusia mudah memperoleh
rezeki, peringatan Allah kepada manusia bahwa sangat sedikit orang yang mau bersyukur
atas nikmat Allah, janji Allah kepada orang-orang mukmin. Kandungan Surah Al-Kahf
yaitu menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang dapat memberi daya hidup kepada yang
dikendaki-Nya di luar hukum kebiasaan, menjelaskan tentang dasar-dasar tauhid dan
keadilan Allah, menjelaskan tentang dasar hukum wakalah, menjelaskan tentang larangan
membangun tempat ibadah di atas kuburan, menjelaskan kebolehan merusak barang untuk
menghindari bahaya yang lebih besar, menceritakan tentang kisah Nabi Khidir dan cerita
Zulkarnain dengan Ya’juj Ma’juj, menjelaskan kekuatan iman kepada Allah, menjelaskan
adab-adab murid kepada gurunya, menjelaskan contoh-contoh memimpin dan memerintah rakyat. Kandungan Surah Al-Ikhlas adalah penegasan ke-Esa-an Allah dan menolak
segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat
menyamai-Nya.
Kandungan Surah Mu’awwidzatain yakni Surah Al-Falaq adalah perintah Allah agar
kita berlindung kepada-Nya dari segala macam kejahatan dari luar dirinya. Sedangkan
kandungan Surah Al-Nas adalah perintah Allah kepada manusia agar belindung kepada
Allah dari segala macam kejahatan yang masuk ke dalam jiwanya dari jin dan manusia.
113
Fadilah dan khasiat dari membaca Surah Al-Ikhlas dan Surat Al-Muawwizatain (Al-Falaq
dan Al-nas) adalah karena Surah Al-Ikhlas dan Surah Al-Muawwidzatain termasuk dalam
Al-Mufashshal yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. Sehingga Nabi Muhammad
memiliki keutamaan dan keistimewaan dibandingkan dengan Nabi-Nabi pendahulunya.
P: Apa manfaat yang ibu harapkan dari amalan rutin membaca surat-surat pilihan
tersebut bagi lembaga Rumah Tahfidz Khodijah secara umum, dan manfaat bagi
santri secara khusus? N: Santri bisa merutinkan membaca sebagai wirid Qur’an dan mentadabburi isinya untuk
menambah keimanan, sehingga diharapkan adabnya semakin baik sebagai bekal dalam
melaksanakan program menghafal Al-Qur’an. Dan layak mendapatkan kemuliaan sebagai ahlul Qur’an.
TRANSKRIP WAWANCARA IBU YULIA
Nama Informan : Yulia Apriati Santi
Jabatan : Ketua Yayasan Generasi Sahabat Qur’an
Tanggal : Selasa, 15 November 2021
Keterangan
P : Pewawancara
N : Narasumber
P: Mulai sejak kapan tradisi pembacaan al-Qur’an surat-surat pilihan dilakukan di
Rumah Tahfiz Khodijah Mukim?
N: Tradisi pembacan surat-surat pilihan sejak bulan Juli 2021
P: Siapakah yang mengusulkan untuk melakukan kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan di RTK Mukim?
N: Umi Vita
P: Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan pembacaan surah
al-Kahf, al-Sajdah, al-Mulk dan Yāsin tersebut?
N: Umi vita ingin anak-anak itu healing. Jadi setelah seharian beraktifitas, mereka
melakukan healing dengan surah-surah pilihan yang memang Rasulullah lakukan sebagai
wirid Qur’an harian.
P: Bagaimana peran ibu selaku ketua Yayasan terhadap proses kegiatan belajar
mengajar di Rumah Tahfiz Khodijah Mukim, khususnya terhadap tradisi
pembacaan surat-surat pilihan ini?
N: Kalau ketua Yayasan, paling saya sifatnya mengontrol, mengigatkan, mengawasi dan
menggerakkan. Lebih tepatnya menggerakkan sih ya, kecuali misalnya tidak ada orang
yang bisa dalam kondisi-kondisi tertentu untuk melakukannya. Kita meggerakkan,
membagi tugas, memotivasi. Karena pemimpin yang baik itu bukan dia yang bergerak
sendiri, itu salah. Pemimpin yang baik itu dia harus bisa mengajak orang lain bergerak
bersamanya, itu yang harus digaris bawahi. Jadi saya sampaikan ke teman-teman Gensqu
bahwa kita harus bergerak bersama, dan alhamdulilah semua sudah tahu jobdesknya.
P: Menurut ibu, mengapa hanya surat al-Kahf, al-Mulk, al-Sajdah dan Yāsin saja
yang dijadikan amalan rutin santri?
N: Karena itu memang Sunnah ya, sebagaimana dengan yang Rasulullah lakukan.
P: Apakah menurut ibu, pembacaan surah-surah tersebut memiliki fadilah yang
dapat diraih oleh pembacanya?
N: Saya itu prinsipnya, kalau selama Allah memerintahkan dan Rasulullah mencontohkan
pasti banyak keutamaan yang kita dapatkan. Ketika Allah melarang atau Rasulullah
melarang pasti ada keburukan didalamnya. Kadang-kadang manusia itu kan berfikir, apa
untung rugi nya melakukan ini? Tapi ketika dia beriman, yaudah kalau Allah dan
114
Rasulullah mengajarkan ya sami’na wato’na harusnya begitu. Pasti dia akan mendapatkan
keutaman-keutamaan dari sunnah-sunnah tersebut.
P: Bolehkah ibu menyebutkan tuntunan dalil bagi kegiatan pembacaan surat-surat
pilihan tersebut?
N: Sama dengan Umi Vita
P: Alasan waktu pembacaan, mengapa memilih membaca tiga surah sebelum tidur
dan surah al-Kahf ba’da subuh?
N: Kalau ini sama alasannya untuk healing sebelum tidur dan pagi setelah subuh
P: Bolehkah ibu menyebutkan kandungan dari surah-surah pilihan tersebut yang ibu
ketahui? N: Al-Kahf itu panjang, dia tentang ujian agama. Jadi Allah menurunkan Al-Kahf untuk
memberikan hikmah pembelajaran buat kita disaat ini bahwa ada ujian terhadap agama,
dan itu yang dialami oleh pemuda al-kahf. Lalu ada ujian dalam menuntut ilmu yang Allah
kisahkan dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir bagaimana harus bersabar dalam
menuntut ilmu. Ada juga yang namanya ujian harta, bagaimana Allah mengkisahkan dua
pemilik kebun, pemilik kebun tersebut ada yang memang dia sombong. Dia menganggap
bahwa semua yang ia miliki itu adalah kepunyaan dia, lalu Allah menghancurkannya
dengan seketika dan itu mudah bagi Allah. Makanya kita gak boleh sombong ya, seperti
menganggap oh ini punya saya, saya hebat, seperti itu. Lalu ada ujian kekuasaan, dimana
Allah mengkisahkan tentang Raja Zulkarnain bagaimana dia menggunakan kekuasaannya
untuk membantu kemaslahatan umat, Ya’juj dan Ma’juj itu.. bagaimana Raja Zulkarnain membuat dinding yang sangat kokoh untuk melindungi orang-orang dari ketegangan
Ya’juj dan Ma’juj dan itu akan roboh nanti saat kiamat dengan izin Allah. Jadi Surat Al-
Kahf ini benar-benar Masya Allah ya, kalau kita tadabburi itu benar-benar pegangan kita,
tentang agama, ilmu, harta tahta, semuanya masya Allah bisa menjadi pegangan kita. Kalau
Al-Mulk memang Masya Allah ya, Al-Mulk tentang kekuasaannya Allah kan. Dan Al-
Sajdah itu kalau saya baca artinya, ini bagaimana orang itu tunduk kepada Allah.
P: Apa manfaat yang ibu harapkan dari amalan rutin membaca surat-surat pilihan
tersebut bagi lembaga Rumah Tahfiz Khodijah secara umum, dan manfaat bagi
santri secara khusus?
N: Kalau saya berharapnya begini, tidak hanya sekedar membaca dan formalitas. Ibadah-
ibadah yang dilakukan secara formalitas, yang enggak menghadirkan rukiyah didalamnya
itu udah cuman jadi hiasan saja gitu. Saya berharapnya mereka itu menginternaliasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari, bagaimana akhirnya mereka menghadirkan Allah
dalam kehidupan mereka, dan bisa sebagai benteng. Saya inginnya ini terlihat dalam akhlak
mereka, dalam sikapnya, bagaimana mereka memahami nilai-nilai hidup seperti apa, ya
pokoknya tentang keimanan. Karena memang di GensQu kami mengajarkan santri itu tidak
hanya semuanya formalitas, kaya baca al-Qur’an atau misalnya menghafal al-Qur’an itu
jangan dijadikan sebagai ajang formalitas dan menunjukkan ini loh saya hebat bisa
menghafal segini banyaknya Juz, bukan. Tapi bagaimana mereka bisa menjadi sahabat al-
Qur’an, makanya namanya Generasi Sahabat Qur’an. Karena kita ingin menjadikan orang-
orang yang terlibat didalamnya, tidak cuma santri, tapi semuanya, ya pengurus, ya
asatidzah, ya santri bisa menjadi sahabat Qur’an. Sahabat al-Qur’an kan artinya setiap
interaksi nya erat dengan al-Qur’an. Untuk Rumah Tahfiz Khodijah nya, insya Allah ya
TRANSKRIP WAWANCARA IBU INAYAH
Nama Informan : Inayah
Jabatan : Kepala Program Rumah Tahfidz Khodijah Mukim (karantina)
Tanggal : Sabtu, 13 November 2021
Keterangan
115
P : Pewawancara
N : Narasumber
P: Mulai sejak kapan tradisi pembacaan al-Qur’an surat-surat pilihan dilakukan?
N: Dilakukan pada bulan Juli 2021
P: Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan membaca surah-
surah pilihan?
N: Untuk menghindari segala perilaku yang mendekatkan santri bemaksiat kepada Allah,
agar santri terbiasa melakukan amalan-amalan sunnah
P: Siapakah yang mengusulkan untuk melakukan kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan? N: Sama dengan umi Vita
P: Surat apa saja yang diwajibkan menjadi amalan rutin santri dalam kegiatan
sehari-harinya di asrama? Dan waktu pelaksanaannya?
N: Setiap malam hari Qs. Al-Sajdah, Yāsin dan Al-Mulk. Setiap pagi dan petang,
menjelang tidur Qs. Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzatain (Surah Al-Falaq dan Al-Nās) masing-
masing tiga kali, dan setiap Jum’at pagi Qs. Al-Kahf
P: Apa alasan dan tujuan yang ingin dicapai terhadap kegiatan pembacaan surat-
surat pilihan ini?
N: Sama dengan umi Vita
P: Alasan waktu pembacaan, mengapa memilih membaca surah-surah itu sebelum
tidur dan setiap Jum’at pagi? N: Kalau sebelum tidur, karena itu adalah akhir dari aktivitas santri.. dan agar santri terjaga
dari segala bentuk gangguan syetan.
P: Mengapa hanya surat-surat pilihan tersebut saja yang dijadikan amalan rutin
santri?
N: Sama dengan umi vita
P: Adakah tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surat-surat pilihan tersebut?
N: Sama dengan umi Vita
P: Bagaimana peran ibu selaku mudiroh terhadap proses kegiatan belajar mengajar
di Rumah Tahfiz Khodijah, khususnya terhadap tradisi pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Memotivasi, memonitoring dan mengevaluasi program
P: Bolehkah ibu menyebutkan kandungan dari surat-surat pilihan tersebut yang ibu
ketahui?
N: Sama dengan umi Vita
P: Apa manfaat yang ibu harapkan dari amalan rutin membaca surah-surah pilihan
tersebut bagi lembaga Rumah Tahfidz Khodijah secara umum, dan manfaat bagi
santri secara khusus?
N: Agar santri terbiasa melakukan amalan-amalan Sunnah. Menjadi ladang pahala bagi
Rumah Tahfiz Khodijah karena kegiatan didominasi dengan pembacaan ayat Al-Qur’an
setiap harinya.
TRANSKRIP WAWANCARA KAK RESTI
Nama Informan : Restia
Jabatan : Musyrifah Rumah Tahfiz Khodijah mukim (karantina)
Tanggal : 28 Oktober 2021
Keterangan
P : Pewawancara
N : Narasumber
116
P: Siapakah yang mengusulkan untuk melakukan kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Umi Vita, beliau di sini sebagai pembina Yayasan
P: Adakah tuntunan dalil bagi kegiatan membaca surat-surat pilihan tersebut?
N: 1. Membaca Surat Al-Mulk sebelum tidur
Dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang membaca
Tabarokallazi biyadihil mulk setiap malam, maka Allah Swt akan menyelamatkan dari
siksa kubur.”
Keutamaannya, yakni untuk mencegah siksa kubur, dijauhkan dari siksa api neraka,
diganjar pahala berlipat, dan syafā’at dihari kiamat. 2. Membaca Surah Al-Sajdah
“Rasulullah saw tidak akan tidur sampai beliau membaca Alif Lam Mim Tansil (Surah As-
Sajadah) dan Tabarakalladzi biyadihil mulk (Surah Al-Mulk)”. (HR. Imam Ahmad)
3. Membaca surah Yāsin
“Rasulullah saw bersabda, barang siapa membaca surah Yāsin setiap malam karena Allah
Swt, maka dosanya diampuni”. (HR. Ahmad)
4. Membaca surah Al-Kahf
“Barang siapa yang membaca surah Al-Kahf pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya
antara dua Jum’at.” (HR. An-Nasai dan Baihaqi)
Cahaya yang dimaksud ini bukan cahaya yang sering hati kita lihat, cahaya ini bentuk prase
dari keridhaan Allah Swt terhadap hamba-Nya. Jadi kami baca surat itu gak hanya asal baca kak , ada hadis nya juga, Rasulullah mengamalkan.
P: Bagaimana aturan atau syarat yang diterapkan dalam tradisi pembacaan surah-
surah pilihan di Rumah Tahfiz Khodijah mukim?
N: Jadi kami sebelum halaqoh, anak-anak disuruh wudu dulu kak. Baca suratnya kan
malam sebelum tidur ya.. setelah selesai shalat Isya, witir, itu dalam keadaan masih
berwudu kita langsung buka halaqoh, dibuka dengan al-Fātihah lalu baca tiga surat pilihan
al-Mulk, al-Sajdah, dan Yāsin. Habis itu dilanjut sama wirid, wirid malam itu anak-anak
tasmi satu juz, dua juz, bergantian tiap malam satu santri tanpa melihat al-Qur’an. Lalu
sama juga dengan al-surat al-Kahf, bacanya dalam keadaan suci setelah shalat subuh.
P: Adakah etika atau gerakan-gerakan khusus ketika melakukan pembacaan
surah-surah pilihan tersebut?
N: Kalau gerakan khusus gak ada kak, santri membaca dengan serius. Karena di sini santri belajar kitab At-Tibyan ya sama Ustadz Adi, kitab at-Tibyan itu belajar tentang adab
membaca al-Qur’an. Jadi mereka sudah tahu adab-adab bersama al-Qur’an, seperti
duduknya harus baik, harus dalam kondisi berwudu, seperti itu.
P: Bagaimana kemampuan santri dalam membaca surah-surah pilihan itu?
N: Alhamdulillah sejauh ini lancar, meskipun masih lihat ya kak. Namun ada sebagian
yang sudah mulai hafal karena kan sering di ulang, walapun hafalnya belum seluruh tiga
surat itu, tapi alhamdulillah mereka sangat lancar membacanya.
P: Seperti apa kendala yang dialami ketika mulai menerapkan dan mewajibkan
praktik pembacaan al-Qur’an surah-surah pilihan tersebut?
N: Waktu pertama dari mereka ada penolakan ya, katanya kok banyak banget. Pertama itu
mereka kan masih observasi, pertama kali juga jadi santri.. jadi yaudah kita baca al-Mulk aja dulu, abis itu kemudian baru ditambah sama Umi Vita suratnya. Dan alhamdulilah
sekarang mah udah gak ada yang ngeluh-ngeluh lagi kak, namanya mereka masih anak-
anak ya. Paling mereka kalau baca surah Al-Kahf setiap Jum’at subuh, ada sebagian
ngantuk dan ada yang nggak. Kalo mereka ngantuk, langsung disuruh berdiri sekitar 20
menit abis itu langsung duduk lagi gitu.. jadi selama ada peraturan ini mereka udah enggak
sering lagi.
117
P: Bagaimana solusi atau tindakan yang dilakukan dalam menghadapi kendala
tersebut?
N: Paling pas mereka ngeluh karena baca surat-surat itu, pertama kami nasehatin ya kak
harus tawadhu terhadap guru dan apa yang diperintahkan di sini. Kita kasih motivasi, yang
udah pasti kita memberi semangat kepada mereka apalagi kalau menghafal pasti ada
menemukan surat-surat yang susah, lalu ada bosennya. Jadi kita motivasi terus dan dan
kami ingatkan dalam menghafal al-Qur’an itu gak ada ruginya, begitu.
P: Apa saja tujuan yang ingin dicapai dalam tradisi pembacaan surah-surah pilihan
tersebut?
N: Sejauh ini hanya mengikuti Sunnah Rasulullah, sama mungkin untuk menambah lancar hafalan mereka. Karena lama kelamaan kalau kita sering baca kan hafal ya kak, kaya surah
al-Mulk mereka sudah hafal nih, udah lumayan dan udah diluar kepala istilahnya.
P: Apakah tradisi ini pernah berhenti karena alasan tertentu? Bagaimana jika santri
libur dan pulang semua, apakah tetap berlangsung?
N: Kalau mereka libur, kami berikan mereka muktaba’ah harian. Mereka biasanya kalau
mau pulang ada penjemputan ya kak, nah kami berikan muktaba’ah nya dan kami kasih
tau ke orang tuanya.. nanti ibu tanda tangan di sini, kalau anandanya sudah mengisi. Jadi
meskipun mereka di rumah, tetap melakukan sebagaimana yang di sini gitu. Misalnya
setelah melakukan shalat berjama’ah, kemudian muroja’ah, lalu harus membantu orang
tua.. kalau di sini kan piket ya. Bagi santri yang tidak melakukan, di iqab (hukuman)..
hukuman nya kami denda, kalau satu kolom muktaba’ah itu tidak di isi dendanya seribu. Nanti ada paraf orang tanya, orang tuanya harus paraf.. sholat berjamaah, sholat tahajjud..
begitu.
P: Bagaimana antusiasime atau respon santri terhadap tradisi pembacaan surah-
surah pilihan?
N: Responnya kaya tadi kak, awalnya ada penolakan tapi seiring berjalannya waktu
alhamdulillah mereka mau dan terbiasa.
P: Bolehkah ustazah menyebutkan kandungan dari surah-surah pilihan tersebut
yang ibu ketahui?
N: Kandungan surah kurang tau kak.. cuma setau ana yasin itu pernah ada ceritanya, satu
orang memberi tau kepada warga bahwa ini tuh ajaran dari Allah tapi warganya itu
menolak gitu.
P: Apa manfaat yang ustazah harapkan dari amalan rutin membaca surat-surat
pilihan tersebut terhadap lembaga Rumah Tahfiz Khodijah secara umum, dan
manfaat bagi santri secara khusus?
N: Kalau dari hadis tadi mengenai tiga surat itu manfaat nya banyak ya, melapangkan
rezekinya.. diampuni dosanya, redaksinya itu kan Rasulullah tidak akan pergi ketempat
tidurnya sebelum beliau membaca surah tabarakalladzi sama alif lam mim yaitu surah al-
Mulk dan as-Sajadah. Untuk santri semoga dilancarkan hafalannya, dipermudah sama
Allah.. di berikan ridho sama Allah karena sering membaca al-Qur’an dan melakukan yang
dicontohkan Rasul.
P: Apakah ada tawasul khusus sebelum pembacaan surat-surat tersebut? Tawasul
kepada siapa saja kah?
N: Secara khusus tidak ada, mungkin kalau ini perorangan kali ya. Ada sih satu santri sebelum baca ini dia berdo’a dulu, namanya Hanny. Karena ayah nya baru meninggal pas
Hanny di sini, jadi dia kalau mau membaca surah Yasin diniatkan. ana juga ingatkan Hanny
jangan lupa diniatkan untuk papanya.
118
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Shabila Ayu Apriliana
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut? N: Biasanya kita udah berwudu aja ka, karena bacanya habis sholat isya
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Awalnya aku keberatan karena ngantuk, emang ngantukan.. tergantung orangnya juga
ya hehe, tapi sekarang udah ikhlas ngejalaninnya. Karena kita disini tujuan nya menghafal
al-Qur’an jadi harus ikhlas untuk baca surat yang ada didalamnya.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surat-surat
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban darisini dan biar dapat pahala juga ka
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surat-surat pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Kalau aku pribadi untuk melatih hafalan.
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surat-
surat pilihan tersebut?
N: Sejauh ini gak ada ka, karena kita semua selalu ikut baca suratnya. Paling sanksi nya
kalau kami lagi baca terus ngantuk itu disuruh berwudu sama ustazah.. atau berdiri, gitu
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surat
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahfi saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Alhamdulillah kalau sanksi yang berdiri gak pernah dapat, tapi sanksi yang nulis pernah.
Itu misalnya kita ngantuk disuruh berdiri gitu, kalo nulis bisa satu lembar.. tergantung
ustadzahnya.
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja? N: Sering juga.. waktu dirumah baca al-Mulk sama al-Kahfi sebelum tidur, kalau surah
Yasin nya setiap malam Jum’at doang ka.
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Aku ngerasa tenang banget, enak banget pokonya kalau lagi baca itu.. susah dijelasin
perasaannya.
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Biar tetap istiqomah jalanin hafalan disini.
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran? N: Pengen bakso, eh terus sorenya ada.. dikasih sama mamanya Hanny waktu kesini.
Qadarullah, Allah tuh kaya menggerakkan tangan mamanya Hanny untuk datang terus beli
bakso hehe
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Hanny Fitrianti
Jabatan : Santri
119
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surat-surat
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Keberatan pertamanya.. beratnya karena aku baca al-Qur’annya masih tersendat-sendat
waktu itu, tapi lama-lama lancar. Sekarang udah biasa aja kak ga ngerasa terbebani.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surat-surat pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Bacanya kan ada al-Mulk, al-Sajdah sama Yāsin .. kebetulan ayah aku juga udah nggak
ada, jadi ya sekalian kirim do’a buat ayah kak
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut kak
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Pernah.. tapi waktu itu akunya ngantuk terus disuruh berdiri.. udah pernah tiga kali
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surat-surat pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Dibaca sih dirumah, tapi bacanya cuma kaya al-Mulk kak
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Aku kayak lebih tenang pas ngebacanya, maksudnya ngerasa lebih fresh gitu
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Harapannya biar hafalannya lancar, dan juga bisa bantu orang tua
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Ada sih, sama juga kayak nambah rezeki.. terutama orang tua lebih tambah sayang sama
aku
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Aira Sakinah Ramadhani
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
120
N: Alhamdulillah enggak kak, tapi waktu awal pernah sih ngerasa males kayak gitu.. tapi
sekarang-sekarang udah terbiasa jadi gak terlalu keberatan juga akunya. Sekarang kalau
gak ngelakuin kaya ada yang kurang.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surat-surat pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Buat doain orang tua, terus kaya buat tabungan hafalan nantinya gitu.. sama
memperlancar bacaan juga kak.
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Alhamdulillah kita semua selalu ikut baca kak.. paling sanksi nya kalau kami lagi baca
terus ngantuk itu disuruh berwudu sama ustadzah.. atau berdiri, gitu
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Aku pernah.. aku pernah dihukum berdiri, terus aku juga pernah disuruh nulis empat
halaman.. kalau disuruh berdiri udah tiga kali dan kalo nulis itu baru satu kali. Aku nulis
ayat al-Qur’an yang lagi aku hafalin kak.
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Baca al-Mulk dirumah, kadang sebelum tidur gitu.. kalau lagi pengen aja.
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Ngerasa tenang juga, terus adem banget gitu
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Semoga bisa buat ampunin dosa, dan pahala nya juga bisa buat orang tua kak.
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surat pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Aku ngerasa jadi selalu dapat kabar baik waktu ditelfon sama orang tua.
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Vika Elisa
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu.
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Awalnya keberatan ya kak, karena ngantuknya itu.. baca al-Kahf itu yang parah
ngantuknya. Sekarang gak ngerasa keberatan lagi, tapi tetap masih ngantuk hehe
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban disini
121
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Iya kak, ada sih diniatkan juga buat orang tua, kadang-kadang gitu..
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Pernah, nulis pernah.. disuruh berdiri juga pernah. Udah banyak hehe
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Surah al-Mulk aja pas lagi mau kak, kalau malam Jum’at yasinan aja gitu
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Tenang dan kalau lagi ada masalah gitu enak aja rasanya baca surat-surat ini kak
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Harapannya hampir sama ya kak.. biar bisa lancarin hafalan aku sekaligus buat
penghapus dosa gitu
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Pernah sih, dalam hati kepingin banget baju hitam.. karena aku suka baju hitam. Jadi
tiba-tiba ada yang ngasih kak waktu itu
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Salma Izzatul Bariza
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Iya kak karena ngantuknya, terutama surah-surah yang untuk sebelum tidur.. jadi agak
keberatan sedikit hehe
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surat-surat
pilihan?
N: Karna kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz? N: Enggak ada kak
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
122
N: Pernah kak, disuruh berdiri karena ngantuk..
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Suka baca bareng keluarga, surah al-Mulk sama al-Kahf dirumah kak
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Tenang aja kak gitu
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Pengen lebih banyak lagi hafalannya kak, biar hidupnya juga berkah
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Pernah waktu itu kepengen dimsum, Alhamdulillah terus ada yang ngirim kesini
makanan yg ada dimsumnya.
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Siti Kimora Nazihah
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Sangat ya kak, sangat keberatan hehe.. masalah ngantuknya ini yang bikin aku gimana
gitu. Apalagi surat al-Kahfi karena itu masih subuh bacanya.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Menjalankan kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Paling mah Yāsin diniatkan buat kakek, kalau dirumah baca setiap malam sama
keluarga
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut baca kak
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Udah pernah berdiri karena ngantuk, yang sanksi nulis juga pernah.. kalau berdiri udah
tiga kali, tapi kalau nulis hampir sering kak hehe
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surat-surat pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Yang Yāsin itu aja kak, dirumah bareng keluarga habis sholat berjamaah gitu
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-suraā pilihan?
N: Tenang kak rasanya
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
123
N: Biar memudahkan masuk surga, terus makin lancar baca al-Qur’an nya
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Sering kak, apa aja gitu.. kayak mau makanan selalu ada yang ngirim kesini.. kalau
dirumah malah jarang, gak secepat kayak disini tercapainya.
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Milky Haura Najwa
Jabatan : Santri
Tanggal : Minggu, 14 November 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surat-surat
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini? N: Lumayan keberatan awal-awal, sekarang juga.. kadang masih kaya keberatan gitu kak.
Karena ngantuk banget, tapi ngantukan pas al-Kahf
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surat-surat pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Aku niatin buat kirim doa ke orangtua, sebut namanya di dalam hati
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Pernah, kaya berdiri.. nulis juga pernah, udah dua kali kak
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surat-surat pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Kadang kalau lagi rajin, hehe.. al-Mulk waktu sebelum tidur, sama al-Kahf setiap malam
Jum’at. Bacanya sendiri dikamar, kadang sama keluarga juga kak
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Dapat ketenangan aja kak
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari? N: Biar ditambah pahala sama rezeki nya, terus bisa hafalannya juga lancar
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Kalau aku secara pribadi belum pernah sih kak, mungkin kaya yang lain ya disini itu
kalau kita mau makanan cepat gitu datengnya.
124
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Syalima Azura Fitrah
Jabatan : Santri
Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut? N: Bersuci dan berwudu
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Enggak, dari awal enggak keberatan kak. Soalnya udah terbiasa dari dulu di pondok.
Kalau di sana misalnya al-Kahf setiap hari Jum’at, lalu al-Mulk juga. Terus Yāsin nya
cuma malam Jum’at, jadi aku biasa baca suratnya.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban disini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Memperlancar bacaan, buat orang tua juga kalau baca Yāsin
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut baca kak
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Alhamdulillah aku belum pernah dihukum kak, paling cuma lupa aja.. kalau lupa
diingetin.
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Iya, aku baca sendiri dirumah. Surah al-Mulk setiap malam, kalau Yāsin malam jum’at.
Terus al-Kahf nya jumat pagi
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Jadi tenang hatinya, terus kalau ninggalin ga enak rasanya
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Semoga dimudahkan dalam hafalan al-Qur’an, terus dilancarkan bacaannya juga kak
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Iya kak keinginan, misalnya dalam hati baru ingin gitu tapi udah kecapai duluan disini.
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Puteri Andhe Audrey Yaffa
Jabatan : Santri
Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
125
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu, membersihkan diri
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Paling dulu keberatan sama al-Kahf kak, soalnya aku jarang baca sebelumnya, jadi gak
terbiasa.
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surat-surat
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban darisini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Diniatin buat orang tua, sama keluarga, nama orang tua aku sebut, dan buat ngelancarin
hafalan juga.
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Kita semua selalu ikut baca
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Pernah waktu itu dihukum karena kita semua ketiduran bareng-bareng, waktu abis al-
Ma’tsurat. Disuruh nulis ayat empat lembar, aku sendiri udah dua kali dihukum.
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surah-surah pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Biasanya dirumah al-Wāqi’ah, ar-Raḥmān, sama al-Mulk. Itu setiap hari, dicicil
bacanya.. misal setiap pagi al-Wāqi’ah, siangnya ar-Raḥmān gitu.
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Adem, kalau gak baca ya gimana ya.. rasa bersalah
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari?
N: Harapan aku semoga diperlancar terus hafalan nya, bacaan Qur’annya, di istqāmahkan
terus sama Allah.
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Didatangkan rezeki secara tidak disangka-sangka gitu, waktu itu mau ayam geprek terus
langsung ada yang ngirim kesini kak.
TRANSKRIP WAWANCARA SANTRI
Nama Informan : Yasika Masenin
Jabatan : Santri
Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
Keterangan
P: Pewawancara N: Narasumber
P: Apa yang harus disiapkan sebelum melaksanakan tradisi pembacaan surah-surah
pilihan tersebut?
N: Bersuci dan berwudu, membersihkan diri
P: Apa anda keberatan terhadap kegiatan ini?
N: Untuk awalnya, itu agak keberatan. Karena biasanya di pondok aku yg sebelumnya
cuma baca Al-Kahf aja, pas disini nambah. Sekarang udah enggak ka.
126
P: Faktor apa yang membuat anda mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah
pilihan?
N: Mengikuti kewajiban darisini
P: Apa ada tujuan pribadi anda membaca surah-surah pilihan ini selain dari
mengikuti kewajiban Rumah Tahfiz?
N: Ada, setiap surat Yāsin aku niatkan dalam hati untuk doa ke orang tua.
P: Apakah ada sanksi jika sekiranya santri tidak ikut serta dalam pembacaan surah-
surah pilihan tersebut?
N: Semuanya selalu ikut kak
P: Kamu pernah gak dapat sanksi, misalnya mengantuk saat membaca 3 surah
pilihan sebelum tidur, dan al-Kahf saat subuh? Jika pernah, sudah berapa kali dapat
sanksi?
N: Pernah dihukum karena aku lupa bacaannya, itu disuruh nulis empat halaman kak udah
dua kali. Sama berdiri satu kali
P: Apakah anda juga menerapkan pembacaan surat-surat pilihan tersebut secara
pribadi pada waktu tertentu atau ketika di asrama saja?
N: Surat Al-Kahf, setiap jum’at malam sendiri pas aku dirumah
P: Apa yang diri anda rasakan ketika sedang membaca surah-surah pilihan?
N: Aku ngerasa lebih tenang aja
P: Apa harapan anda terhadap praktik pembacaan surah-surah pilihan yang anda
lakukan setiap hari? N: Ada, biar hafalannya dipermudah dan lancar kak
P: Apa saja pengalaman pribadi yang anda rasakan setelah melaksanakan tradisi
pembacaan surah pilihan sebelum tidur atau pas hari Jum’at terkait dengan barokah
membaca Quran?
N: Yakin sih yakin, misalkan aku ngerasa sulitkan buat hafalin al-Qur’an. Tapi akhirnya
bisa juga, jadi kaya dapat kemudahan gitu.
127
LEMBAR VERIFIKASI TEKNIS PENULISAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN AKADEMIK: 2021/2022
Lembar verifikasi teknis ini digunakan untuk memastikan kesesuaian teknis
penulisan skripsi dengan pedoman penulisan skripsi/ Lembar verifikasi
dilampirkan pada saat mahasiswa mengajukan ujian Sidang Munaqasyah
Skripsi, dan pada saat mahasiswa mengajukan pengesahan skripsi setelah
perbaikan, pasca Sidang Munaqasyah Skripsi. Isilah lembar verifikasi ini,
centang pada kolom kesesuaian, lalu berikan tanda-tangan.
Setiap Relawan Tim Verifikator harus menandai kesalahan teknis
berdasarkan sejumlah panduan: (1) SK Rektor 517, (2) Transliterasi SKB 2
Menteri, (3) Check List Verifikasi di bawah ini, (4) Panduan Penulisan
Catatan Kaki dan Daftar Pustaka/ (Turabian/ Chicago 2. Untuk memandai
kesalahan teknis dengan memberikan highlight dengan warna kuning.
Setiap ditemukan kesalahan teknis tidak perlu dikoreksi langsung, hanya
memberikan warna saja (contoh Surat Toha). Bila memeriksa semua
halaman dokumen skripsi sudah dilakukan maka isilah list di poin B.
Kesesuaian Teknis Penulisan Skripsi, dengan cara copy tanda bila
belum sesuai, dan tanda ini bila sudah sesuai. Lalu tempelkan di
tempatnya. Semua dokumen skripsi yang sudah diverifikasi harus
mencantumkan nama verifikator di halaman sampulnya.
A. Identitas Dokumen Skripsi
Nama : Indah Nadia Pembimbing : Moh. Anwar
Syarifuddin, M.A.
NIM : 11170340000184 Tgl
diverifikasi : 19 Agustus 2022
Judul
TRADISI PEMBACAAN SURAH-SURAH
PILIHAN DI RUMAH TAHFIZ KHODIJAH
MUKIM PONDOK AREN
B. Kesesuaian Teknis Penulisan Skripsi
128
No Obyek Verifikasi 1. Ukuran Kertas B5
2. Cetak Dokumen Bolak Balik
3. Margin Tata Letak: mirror margin (sisi dalam: 3 cm,
atas 2.5 cm, bawah: 2.5 cm, sisi luar: 2.5 cm)
4. Spasi Dokumen/ Jarak Antar Baris:
Teks Latin (Indonesia/ Inggris): 1.5 pt.
Teks Arab: exactly 24
Abstrak: 1 spasi dalam 1 halaman
Terjemah al-Qur’an: 1 spasi
Terjemah Hadis: 1 spasi
Kutipan Langsung: Lebih dari 4 baris 1 spasi
5. Jenis Huruf/ Font dan Ukuran
Teks Latin: Times New Roman, ukuran 12 pt
Teks Arab: Traditional Arabic, ukuran 16 pt
Teks al-Quran LPMQ Asep Misbah, ukuran 16 pt
6. Pengutipan Ayat al-Qur’an dan Hadis
Ayat al-Qur’an: dalam teks terjemah (Qs. Nama
Surah/ nomor surah: ayat)
Hadis: di catatan kaki, dengan sumber Kitab Hadis
Buku/ Artikel Jurnal: di catatan kaki, dengan sumber
primer/ sekunder opsional*
7. Penulisan Catatan Kaki/ footnote: Turabian/ Chicago 2
Buku/ Kitab (lihat lampiran)
Artikel Jurnal (lihat lampiran)
Skripsi/Tesis/Disertasi (lihat lampiran)
Wawancara (bila ada)
Catatan Observasi Lapangan (bila ada)
8. Indentasi Penulisan
Paragraf: Baris pertama menjorok ke dalam 1 cm.
Catatan Kaki: Baris Pertama menjorok ke dalam 1 cm
129
Daftar Pustaka: Baris Pertama menjorok ke luar 1 cm
(hanging indent)
Kutipan Langsung: Lebih >4 baris 1 spasi (semua
body teks menjorok 1 cm), dengan tanda kutip di awal
dan akhir.
9. Penulisan Daftar Pustaka: Chichago 2
Urut alfabet, urut nama Arab disesuaikan setelah lafaz
al-
Buku/ Kitab berbahasa Arab
Artikel Jurnal
Wawancara
Catatan Hasil Observasi Lapangan
10. Transliterasi SKB Menteri, yang belum di Indonesiakan
Nama Surah al-Qur’an
Nama asal Berbahasa Arab
Istilah Arab
Nama Tempat
Teks Berbahasa Arab
11. Penomoran
Halaman Bagian Awal: menggunakan angka romawi
kecil (i, ii, iii, iv, dst.)
Halaman Skripsi: menggunakan angka arab (1, 2, 3, 4,
5, dst.)
Penomoran Catatan Kaki: menggunakan angka arab
(1, 2, 3, 4, 5, dst.) dengan model superscript (1_), di
awal setiap bab kembali ke angka 1.
Letak nomor halaman awal bab, di halaman bagian
bawah-tengah, dengan nomor ganjil.
Letak nomor halaman setelah awal bab, di halaman
bagian atas-kiri untuk angka genap, dan di halaman
bagian atas-kana untuk angka ganjil.
Penomoran Tabel dan Gambar/ Diagram:
menggunakan dua angka. Contoh: Tabel 3.2
130
Klasifikasi Ayat (angka tiga untuk menunjukkan bab
dan angka 2 untuk menunjukkan tabel nomor 2)
Letak Nomor Tabel: di atas tabel.
Letak Nomor Gambar/ Grafik/ Bagan: di bawah
gambar/ grafik/ bagan.
C. Tabel Bukti adanya sejumlah kesalahan.
NO. TEKNIS
PENULISAN CONTOH KESALAHAN DALAM SKRIPSI HAL.
1 Footnote Tidak menjorok ke dalam 1 cm Tidak rata kiri kanan (justify)
Bukan font Times New Roman
4, 5, 18,
2 Daftar Pustaka Tidak ada kesalahan
3 Kutipan
Langsung
Tidak ada kesalahan
4 Nama Surah
dan Ayat
Qs. Luqmān
Qs. Nūh
Qs. al-‘Alaq / 1:5
Qs. al-‘Ankabūt / 29:45
Qs. Yūsuf
14,
18,
19, 30
5 Transliterasi
Istilah
lauḥul maḥfūẓ, harusnya lauḥ al-maḥfūẓ
Fawātihus Suwar, harusnya Fawātiḥ al-
Suwar
1 44
6 Transliterasi
Nama Orang
7 Di kata depan
dan imbuhan
didalamnya, harusnya di dalamnya
ditempat, harusnya di tempat
diantaranya, harusnya di antaranya
2
3
38, dst
8 Panduan
Transliterasi
Harusnya ukuran teks bahasa Arabnnya 16
Typo: capital, harusnya kapital
xix,
dst
xxiii
9 Nomor Tabel Tidak ada kesalahan
10 Nomor Gambar/ Bagan
Tidak ada kesalahan
D. Pernyataan Pemeriksa Dokumen
Dokumen skripsi ini telah diverifikasi oleh:
top related