STUDI DOKUMENTASI RISIKO JATUH PASIEN DI RUMAH SAKIT …
Post on 31-Oct-2021
7 Views
Preview:
Transcript
STUDI DOKUMENTASI RISIKO JATUH PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MEURAXA BANDA ACEH
STUDY OF PATIENT FALLING DOCUMENTATION IN MEURAXA BANDA
ACEH REGIONAL HOSPITAL
Tazkiah ; Hajjul Kamil 1Mahasiswa Program Studi Keperawatan Univesitas Syiah Kuala Banda Aceh
2 Bagian Keilmuan Manajemen Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
E-mail: tazkiakia17@gmail.com; hajjul.kamil@unsyiah.ac.id
ABSTRAK
Risiko jatuh merupakan salah satu komponen sasaran keselamatan pasien. Untuk mengetahui risiko jatuh
pasien penting adanya dilakukannya pendokumentasian dari pengkajian sampai evaluasi. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui gambaran pendokumentasian proses keperawatan risiko jatuh pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh. Jenis Penelitian kuantitatif; deskriptif dengan desain Cross sectional
study. Populasi penelitian 151 rekam medik berdasarkan jumlah tempat tidur, pengambilan sampel
menggunakan proportional sampel dengan jumlah 108 rekam medik pada 9 ruangan di Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dinkes yang sudah dimodifikasi oleh peneliti dengan metode
analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pendokumentasian proses keperawatan
risiko jatuh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh dalam kategori tidak lengkap
(100%) yang meliputi; assesmen awal 105 rekam medik (97,22%) kategori tidak lengkap yaitu pengkajian
76 rekam medik (70,37%) kategori tidak lengkap, diagnosa 100 rekam medik (92,59%) kategori tidak
lengkap, perencanaan 83 rekam medik (76,85%) kategori lengkap, implementasi 84 rekam medik (77,78%)
kategori lengkap. Sedangkan assesmen ulang yaitu 108 rekam medik (100%) kategori tidak lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bagi perawat untuk meningkatkan pengetahuan proses
keperawatan melalui pelaksanaan program pelatihan dan edukasi risiko jatuh karena dengan meningkatkan
pengetahuan perawat dapat melaksanakan proses dan dokumentasi keperawatan secara lengkap dan akurat
Kata Kunci Dokumentasi, risiko jatuh
ABSTRACT
The risk of falls is one component of the patient's safety goals. To find out the risks experienced by patients.
The purpose of this study was to study the description of the nursing process risk of falling patients at the
Meuraxa Regional General Hospital in Banda Aceh. Types of quantitative research; descriptive with cross
sectional design. The study population was 151 medical samples based on the number of beds, taking
samples using proportional samples with the number of 108 at the Meuraxa Regional General Hospital in
Banda Aceh. The sampling technique uses simple random sampling. Data collection using questionnaires
that have been collected by researchers with univariate analysis methods. The results showed the fact that the
detection of nursing processes at the risk of falling patients at the Meuraxa Regional General Hospital Banda
Aceh in the incomplete category (100%) was published; initial assessment 105 medical records (97.22%)
category incomplete assessment of 76 medical records (70.37%) incomplete categories, diagnosis of 100
medical records (92.59%) incomplete categories, planning 83 medical records (76, 85%) complete category,
implementation of 84 medical records (77.78%) complete categories. While the re-assessment is 108 medical
records (100%) incomplete categories. Based on the results of research suggested for nurses to increase
knowledge of the nursing process through the implementation of training programs and education on
financial issues because it increases the knowledge of nurses can process and assist nursing.
Keyword: Documentation, fall risk
57
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah pemberi pelayanan
kesehatan yang memberikan fasilitas dimulai
dari pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat. Setiap rumah sakit
berkewajiban menjamin keselamatan pasien
selama berada dirumah sakit sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit (Depkes RI,
2018). Keselamatan pasien merupakan salah
satu komponen yang dibutuhkan dalam
membuat asuhan pasien lebih aman untuk
mencegah cedera terhadap pasien. (Depkes
RI, 2017).
Menurut Joint Commission International,
(2015) komponen keselamatan pasien terdiri
dari enam, yaitu: 1) Mengidentifikasi pasien
dengan benar, 2) Meningkatkan komunikasi
efektif, 3) Meningkatkan penggunaan
pengawasan obat-obatan, 4) Mengidentifikasi
benar lokasi, benar prosedur dan benar
pasien, 5) Mengurangi risiko infeksi dan 6)
Mengurangi risiko jatuh pasien.
Berdasarkan laporan Institute of Medicine
(IOM) di Amerika bagian Utara dan
Colorado ditemukan kejadian tidak
diinginkan sebesar 2,9% dimana 6,6%
meninggal dunia, sedangkan di New York
sebesar 3,7% angka kejadian tidak diinginkan
dengan angka kematian 3,6% (Sanjaya, Rosa,
& Ulfa, 2017, p. 106)
Berdasarkan laporan insiden
keselamatan pasien pada tingkat
provinsi, ditemukan bahwa urutan
tertinggi adalah DKI Jakarta yaitu
sebesar 37,9%, dan urutan terendah
adalah Sulawesi Selatan 0,7%, dan Aceh
termasuk salah satu provinsi yang
memiliki angka insiden keselamatan
pasien terendah yaitu sebesar 1,07%
(KPP-RS, 2008 dalam Darliana, 2016, p.
62).
Dalam penelitian Tanrikulu (2017, p.
912) ditemukan bahwa kurang dari
setengah pasien memiliki risiko jatuh
rendah 43,6%, yang memiliki risiko
sedang 26,1% sedangkan risiko jatuh
pasien sebesar 30,3%. Yang paling
sering terjadi adalah ketidakstabilan
yang menyebabkan pasien berisiko tingi
untuk jatuh dan sebagian lagi mengalami
jatuh saat dipindahkan ke unit radiologi.
Menurut Barclay (2013 dalam Kozier,
2016, p. 61) dilaporkan bahwa di
Amerika Serikat kesalahan diagnostik
menghasilkan antara 44.000 dan 80.000
kematian pertahunnya, dan terdapat
68.000 kematian lainnya disebabkan
oleh lamanya masa rawatan pasien.
Ribuan lainnya meninggal setiap tahun
disebabkan kesalahan komunikasi dalam
menerima informasi intervensi yang
akan diberikan kepada pasien.
Menurut Budi, Studi, Rekam, Vokasi
dan Mada (2017, p. 5) peran perekam
medis dalam mendukung sasaran
keselamatan pasien yaitu dengan
membuat formulir rekam medis yang
berupa checklist, yaitu melakukan
pengkajian awal ataupun pengkajian
ulang secara berkala untuk membantu
melihat riwayat pasien dan membuat
tanda atau peringatan agar mengurangi
risiko jatuh pasien. Dari uraian di atas,
sangatlah penting melihat studi
pendokumentasian proses assesmen awal
yang meliputi pengkajian, penentuan
masalah/diagnosis, perencanaan,
pelaksanan tindakan sampai assesmen
ulang (evaluasi) catatan perkembangan
pasien (SOAP) sebagai salah satu
standar untuk meningkatkan keselamatan
pasien. Sehingga peneliti tertarik untui
melakukan penelitian dengan judul
gambaran pendokumentasian risiko jatuh
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan desain cross sectional study
58
JIM FKep Volume IV No. 1
yang dilaksnakan tanggal 24 Mei sampai
dengan 8 Juni 2019 di Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa. Sampel dalam penelitian
ini adalah 108 dokumen rekam medik.
Teknik pengambilan sampel yaitu metode
simple random sampling.
Pengumpulan data dilakukan secara lembar
observasi dengan menggunakan kuesioner
dari Depkes yang sudah dimodifikasi oleh
peneliti. Yang terdiri dari 2 bagian yaitu:
assesmen awal yang meliputi: pengkajian,
diagnosa, perencanaa, implementasi. Dan
assesmen ulang yang meliputi: ketentuan
dokumentasi secara umum dan evaluasi
berupa SOAP. Pengumpulan data dilakukan
setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari
Komite Etik Penelitian Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala. Analisa data terdiri
dari analisa univariat yang digunakan untuk
melihat distribusi frekuensi dan persentase
setiap variabel.
HASIL
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Demorafi Perawat
No Data
Demografi
f %
1. Usia
Mean 32 -
Median 31 -
Mode 28 -
Minimum 23 -
Maximum 45 -
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 23 21,1%
Perempuan 86 78,9%
3. Tingkat
Pendidikan
Diploma III
Keperawatan
70 64,2%
Diploma IV
Keperawatan
1 0,9%
Profesi Ners 33 30,3%
Magister
Keperawatan
2 1,8%
Lainnya 3 2,8%
4. Pelatihan yang
diikuti
Risiko Jatuh 3 2,8%
Patient Safety 44 40,4%
Risiko jatuh dan
Patient Safety
32 29,4%
5. Masa Kerja
Mean 5 -
Median 4 -
Mode 3 -
Minimum 1 -
Maximum 14 -
Hasil Penelitian karakteristik perawat
pada tabel1 menunjukkan bahwa usia
rata-rata perawat adalah pada tahap
dewasa awal (32 tahun), dengan usia
terendahnya adalah 23 tahun, usia
tertingginya adalah 45 tahun, dan usia
yang paling banyak adalah 28 tahun.
Untuk jenis kelamin paling banyak
adalah perempuan 86 (78,9%). Untuk
tingkat pendidikan terbanyak adalah
tingkat pendidikan vokasi (Diploma III
Keperawatan) yaitu 71 orang (65,1%).
Pelatihan pendokumentasian yang paling
banyak diikuti adalah pendokumentasian
patient safety yaitu, 44 orang (40,4%),
dan pelatihan pendokumentasian yang
pernah diikuti oleh 3 orang (2,8%) adalah
pelatihan nyeri dan hand hygiene. Untuk
masa kerja rata-rata adalah 5 tahun,
dengan masa kerja tertinggi adalah 14
tahun, dan masa kerja terendah adalah 1
bulan, serta masa kerja terbanyak adalah
3 tahun.
Tabel 2. Proses Keperawatan Risiko
Jatuh Pasien
No Kategori f %
1. Lengkap - 0%
2. Tidak
Lengkap
- 100%
Jumlah 100%
59
JIM FKep Volume IV No. 1
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui
bahwa pendokumentasian proses
keperawatan risiko jatuh psaien di Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda
Aceh adalah 108 dokumen rekam medik
(100%) tidak lengkap.
Tabel 3. Pengkajian Risiko Jatuh
No Kategori f %
1. Lengkap 32 29,63%
2. Tidak
Lengkap
76 70,37%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa
pendokumentasian pengkajian risiko jatuh
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh adalah 76 dokumen
rekam (70,37%) tidak lengkap.
Tabel 4. Diagnosa Keperawatan Risiko Jatuh
No Kategori f %
1. Lengkap 8 7,41%
2. Tidak
Lengkap
100 92,59%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa
pendokumentasian diagnosa risiko jatuh
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh adalah 100 dokumen
(92,59%) tidak lengkap.
Tabel 5. Perencanaan Keperawatan Risiko
Jatuh Pasien
No Kategori f %
1. Lengkap 83 76,85%
2. Tidak
Lengkap
25 23,15%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
pendokumentasian perencanaan risiko jatuh
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh adalah 83 dokumen
(76,85%) lengkap.
Berdasarkan tabel 4, sebanyak 58 (92,1%)
responden berada pada kategori baik.
Tabel 6. Implementasi Keperawatan
Risiko Jatuh
No Kategori f %
1. Lengkap 84 77,78%
2. Tidak
Lengkap
24 22,22%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
pendokumentasian implementasi risiko
jatuh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh adalah 84 dokumen
(77,78%) lengkap.
Tabel 6. Persepsi pasien tentang bergerak dan
mempertahankan posisi yang diinginkan
No Kategori f %
1 Baik 45 71,4
2 Kurang Baik 18 28,6
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 6, sebanyak 45 (71,4%)
responden berada pada kategori baik.
Tabel 7. Asesmen Awal
No Kategori f %
1. Lengkap 3 2,78%
2. Tidak
Lengkap
105 97,22%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa
pendokumentasian asesmen awal risiko
jatuh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Banda Aceh adalah 105 dokumen
(97,22%) tidak lengkap.
Tabel 8. Asesmen Ulang/Evaluasi CPPT
No Kategori f %
1. Lengkap - 0%
2. Tidak
Lengkap
108 100%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa
pendokumentasian asesmen awal risiko
jatuh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
60
JIM FKep Volume IV No. 1
Meuraxa Banda Aceh adalah 108 dokumen
(100%) tidak lengkap.
PEMBAHASAN
Gambaran pendokumentasian proses
keperawatan risiko jatuh pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh
adalah tidak lengkap dimulai dari Assesmen
awal yang meliputi: pengkajian, diagnosa,
perencanaan dan implementasi, rekam medik
yang diisi dengan lengkap hanya 3 dokumen
(2,78%). Dan Assesmen ulang yang meliputi
evaluasi CPPT terdapat 108 dokumen rekam
(100%) tidak lengkap.
Berdasarkan hasil analisis keakuratan pada 8
rekam medik, 100% tidak akurat dikarenakan
tenaga kesehatan tidak mendokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan setelah
terjadinya insiden jatuh (Budi, Nurdini,
Sunartini, Lazuardi, & Tetra, 2019, p. 56)
Dalam penelitian Budiono (2012 dalam
Putra, Rejeki, & Kristina, 2016, p. 9)
pendokumentasian asuhan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan standar hanya 79%.
Hasil penelitian yang sama juga menjelaskan
bahwa pendokumentasian keperawatan
berdasarkan pengkajian risiko jatuh pasien
masih kurang lengkap yaitu 97,8%, diagnosis
keperawatan hanya 48,4%, perencanaan
risiko jatuh masih kurang lengkap yaitu
49,5%, implementasi risiko jatuh hanya
sebesar 52,7% dan berdasarkan evaluasi
risiko jatuh masih dalam kategori tidak
lengkap yaitu 67,7%.
Perawat yang mengikuti pelatihan
pendokumentasian, memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam mempertimbangkan
proses keperawatan. Kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan
diperngaruhi oleh motivasi perawat, masa
kerja, usia perawat, beban kerja dan tingkat
pendidikan perawat (Amalia, Herawati, &
Nofriadi, 2018)
Form pengkajian risiko jatuh pasien adalah
salah satu form yang harus dikaji pada pasien
Unit Gawat Darurat (UGD), rawat jalan
ataupun rawat inap. Hasil penelitian
berdasarkan standar prosedur operasional
pada tahap pengkajian hanya dilakukan
sebesar 50% oleh perawat. Sehingga
pengkajian risiko jatuh pasien dapat
disimpulkan tidak lengkap atau bahkan tidak
dilakukan sama sekali.
Berdasarkan penelitian Kusnadi, (2017, p.
558) menunjukkan kelengkapan diagnosis
keperawatan risiko jatuh yaitu sebesar
78,27%. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Wariyanti, A. R., (2013) bahwa
dokumen rekam medis pasien risiko jatuh
dikategorikan tidak lengkap yaitu 59,1%
dengan 26 dokumen, dan kategori lengkap
sebesar 40,9%.
Hasil penelitian Kusnadi, (2017, p. 560) yang
menjelaskan bahwa 78,65% format rencana
keperawatan risiko jatuh terisi dengan
lengkap dan 21,35% lainnya tidak lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian studi
dokumentasi Kusnadi, (2017, p. 560) terkait
kelengkapan tindakan keperawatan
didapatkan hasil 97,38% format terisi dengan
lengkap, dan 2,62% format tidak lengkap.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Siti Nurjanah (2012) yang menunjukkan
tindakan terhadap pasien risiko jatuh terisi
lengkap sebanyak 53,7%.
Bila pasien masuk ke ruang rawat inap, salah
satu yang harus dilengkapi adalah formulir
assesmen awal. Assesmen awal memberikan
informasi terkait kondisi saat ini, kebutuhan
dan rencana pemberian tindakan lanjutan
sesuai dengan kondisi pasien (Sari dan
Riyadi, 2019, p. 85)
Saat dilakukan assesmen awal, pasien yang
dinyatakan berisiko rendah untuk jatuh dapat
berubah menjadi berisiko tinggi. Disebabkan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan, perubahan
61
JIM FKep Volume IV No. 1
pasien secara mendadak dan setelah
diberikan pengobatan. Dalam menerapkan
kriteria, rumah sakit harus
mengidentifikasikan pasien yang dianggap
berisiko tinggi untuk jatuh. Berdasarkan
lokasi dan layanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien (Standar nasional akreditasi
rumah sakit, 2017)
Berdasarkan hasil penelitian (Yuswardi,
Anwar, & Maulina, 2018) didapatkan bahwa
kepala ruang telah menjalankan fungsi
strukturisasai secara baik. Fungsi yang
dilakukan dapat membuat perawat pelaksana
menerapkan patient safety sesuai dengan
pedoman yang telah diterapkan dalam asuhan
keperawatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Fikri &
Putra, 2018) menjelaskan perawat pelaksana
mempunyai kesiapan tinggi untuk
menerapkan International Patient Safety
Goal (IPSG) di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yaitu 92,4%.
REFERENSI
Amalia, E., Herawati, L., & Nofriadi. (2018).
Faktor-faktor kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan
di instalasi rawat inap rsud lubuk
sikaping. Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis. (1). Di unduh pada 22 Maret
2019
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.p
hp/PSKP/article/view/57
Budi, S. C., Studi, P., Rekam, D., Vokasi, S.,
& Mada, U. G. (2017). Peran perekam
medis dalam mendukung keselamatan
pasien.1–6. Di unduh pada 22 Maret
2019
http://publikasi.aptirmik.or.id/index.php
?p=show_detail&id=64&keywords=
Budi, S. C., Nurdini, A., Sunartini, Lazuardi,
L., & Tetra, F. S. (2019). Keakuratan
rekam medis berdasarkan laporan
insiden pasien jatuh di rumah sakit. 51–
58. Di unduh pada 22 Maret 2019
https://ojs.udb.ac.id/index.php/smiknas/
article/download/696/674
Darliana, D. (2016). Hubungan pengetahuan
perawat dengan upaya penerapan
patient safety di ruang rawat inap rumah
sakit umum daerah dr. zainoel abidin
banda aceh. Jurnal Idea Nursing, 7(1),
56.
https://doi.org/https://doi.org/10.3929/et
hz-b-000238666
Depkes RI. (2017). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien. Jakarta: Depkes RI. Diunduh
pada 22 Februari 2019
https://jdih.baliprov.go.id/uploads/prod
uk-
hukum/peraturan/2017/PERMENKES/p
ermenkes-11-2017.pdf
Depkes RI. (2018). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Kewajiban Pasien. Diunduh
pada 25 April 2019
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.
2004.3.66178
Fikri, M. A., & Putra, A. (2018).
Kesiapan perawat menuju penerapan
Internasional Patient Safety Goal.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, III(4),
70–78. Diunduh 20 Juni 2019
http://www.jim.unsyiah.ac.id/FKep/
article/viewFile/8689/4162
Joint Commission International. Assessment
of Patients (AOP) Standards. (2015). (July),
12–14.
Kozier. (2016). Fundamentals of nursing:
Concepts, proses, and practice (10th
ed.). Julie Levin Alexander.
Kusnadi, E. (2017). Analisis kelengkapan
dokumentasi keperawatan di ruang
rawat inap non intensive rumah sakit x.
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 9(1),
553–562. Diunduh 7 Juni 2019
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/J
BIK/article/download/208/192
62
JIM FKep Volume IV No. 1
Putra, A. A., Rejeki, S., & Kristina, T. N.
(2016). Hubungan persepsi perawat
tentang karakteristik pekerjaan dengan
kepatuhan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan. Jurnal
Keperawatan Notokusumo.IV(1).
Diunduh pada 7 Juni 2019
http://jurnal.akper-
notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/
download/34/33
Sanjaya, P. D., Rosa, E. M., & Ulfa, M.
(2017). Evaluasi Penerapan Pencegahan
Pasien Berisiko Jatuh di Rumah Sakit.
Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat,
11(2), 105–113. Diunduh pada22 Maret
2019
http://journal.uad.ac.id/index.php/KesM
as/article/download/6013/pdf_98
Sari, D. P., & Riyadi, D. (2019). Hubungan
antara kelengkapan dengan ketepatan
waktu pengisisan formulir assesmen
awal pasien rawat inap penyakit
Malignant Neoplasm of Cervix Uteri,
Unspecified di RSUD DR Moewardi
Triwulan I Tahun 2018. 84–93.
Diunduh pada 7 Juni 2019
https://ojs.udb.ac.id/index.php/smiknas/
article/view/728
Standar nasional akreditasi rumah sakit (1st
ed.).Retrieved Januari 24, 2017 from
http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/ma
najemen_mutu/data/snars_edisi1.pdf
Yuswardi, Anwar, & Maulina. (2018).
Fungsi pengawasan kepala ruang
dalam penerapan patient safety:
persepsi perawat pelaksana. Idea
Nursing Journal, IX(1), 72–76.
Diunduh pada 20 Juni 2019
http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article
/download/12324/9556
63
JIM FKep Volume IV No. 1
top related