Transcript
by Drs. Anouk Fienieg, MA
Perpustakaan KIT(Royal Tropical Institute) diAmsterdam :
Terdapat banyak sekali sumber kepustakaan yang penting seperti buku, majalah dan naskah-naskah asli yang berkaitan dengan penyerahankedaulatann. Sebagian besar informasi mengenaisejarah Sintang ditemukan dalam sumberkepustakaan mengenai kawasan bagian Barat Borneo
KITLV /The Royal Netherlands Institute of Southeast Asia and Caribbean Studies) di Leiden:
Memiliki koleksi sumber kepustakaan paling banyak mengenai Sintang.
The National Archive di Den Haag :
Naskah-naskah asli tentang Sintang. Sebagianbesar dokumen penting ditemukan dalam bentukkorespondensi para administrator Belanda yang bertugas di Indonesia.
Publikasi di perpustakaan UniversitasAmsterdam;
Perpustakaan Panti Wreda Kerajaan Belandauntuk para Mantan Militer (Koninklijk Tehuis voorOud-Militairen)
Museum Bronbeek.
Perpustakaan kerajaan belanda (KIT Library) diDen Haag
Bab 1
Menggambarkan Sejarah awal Sintang hinggakedatangan Belanda untuk menggambarkan asalmuasal dari berbagai etnis yang ada di Sintang
Bab 2
Berisi tentang kedatangan Belanda Tahun 1822,
Pendudukan PERTAMA dan KEDUA dan menjadikanSintang nyaris sebagai pusat administrasi Belanda diKalimantan.
Bab 3
Berisi informasi tentang struktur social dan ekonomidi Sintang pada abad ke-19.
Bab 4
Memuat hal yang sama, namun pada periodepertengahan abad ke-19.
Bab 5
Berisi kisah peperangan dan pemberontakanantara Sintang dan Belanda.
Bagian Epilog
Menjelaskan permasalahan keanekaragamanbudaya di dalam masyarakat Kalimantan setelahadanya Transmigrasi pada pertengahan akhirabad ke-20.
Cara terbaik untuk mendapatkan informasi tentang sejarahsintang dan asal muasal penduduknya adalah melaluipenelitian arkeologis.
Namun sampai saat ini ada dua kendala untuk penelitianarkeologis, yaitu : tidak adanya ahli dan kesempatan sertaiklim.
Satu-satunya sumber informasi tentang sintang adalahsumber kepustakaan tentang prasejarah dan sejarah awalasia tenggara dan borneo.
Hingga 10.000 Tahun SM, Borneo terhubungkan denganseluruh kawasan Asia Tenggara melalui Daratan. Borneo menjadi bagian dari dataran Sunda yang berasal dari namaSelat Sunda. Migrasi bisa dilakukan melalui daratanmaupun lautan.
Penduduk Pertama Borneo adalah orang-orang Austronesia yang datang dari
daratan Asia Tenggara. Mereka menempuh perjalanan searah jarum jam mulai
dari Taiwan, menyeberang Filipina menuju Borneo.Penggalian di bagian timur
laut kepulauan tersebut memberikan bukti adanya keberadaan manusia sejak
12.000 tahun SM hingga sekarang.
Orang Austronesia inilah yang merupakan nenek moyang suku Dayak. Cara
hidup mereka mempunyai banyak sekali kesamaan dengan kebudayaan
tradisional Dayak.
Pemukiman orang Austronesia hampir sama dengan rumah panjang suku
Dayak. Mereka hidup dengan bercocok tanam, memelihara babi, ternak dan
memiliki keahlian dalam berburu, mencari ikan dan membuat alat-alat
pecah-belah. Pakaian mereka terbuat dari kulit kayu dan menghiasi diri
mereka dengan Tato. Bukti pertama yang menunjukkan adanya alat-alat dari
besi ditemukan kira-kira 500 tahun SM tetapi pemanfaatannya secara meluas
baru pada abad ke-6 atau ke-7 sesudah masehi.
Sekitar 3000 tahun SM mulai tampak perbedaan di antara orang Austronesia di
Borneo. Di sekitar Sintang tinggal suku Iban, Kantu, Kayan, Bidayuh dan
Dayak Melayu (Dayak Muslim).
Mitos mempunyai versi berbeda-beda mengenaiasal muasal suku Dayak. Alkisah terdapat pohonbesar di tempat tinggal para dewa. Suatu hari duaanak dewa bermain di sana. Mereka bernama PukatMangawan dan Bui Nasi. Mereka mempunyai ideuntuk menciptakan langit dan bumi. MakaKeajaibanpun terjadilah, Pukat dan Bui Nasimenikah dan memiliki tujuh anak. Salah satu anakmereka menikah dengan Aji Melayu, seorangsaudagar dari Jawa yang kemudian secara mitologismenjadi nenek moyang Kerajaan Sintang.
Kapan kerajaan Sintang didirikan sangat
tidak pasti karena bercampurnya mitos dan
Sejarah, serta hanya diceritakan turun
temurun sehingga kebenarannya sulit
dibuktikan.
Menurut tradisi, Raja Pertama Sintang adalah
Aji Melayu yaitu seorang Hindu dari Jawa.
Tetapi sebenarnya beliau adalah Raja
Sepauk. Pada saat itu Sintang belum eksis.
Aji Melayu Raja Sepauk
Jubair Mendirikan Kerajaan Sintangdan memilih lokasi di titikPertemuan antara Sungai Kapuas & Melawi.
Senentang = pertemuan duasungai
Dara Juanti Pendiri Sintang
(cerita Dara Juanti
dan Kura-Kura Emas).
Namun ada 4 alasan yang masuk akal bahwaSintang pasti didirikanpada abad ke-17.
PERTAMA
Adanya peta yang dibuat pada tahun 1657 yang menunjukkan tempat bernama Santang yang berlokasi disepanjang sungai kea rah timurlaut Sukadana.
KEDUA
Dalam sejarah Sukadana diceritakan adanya konflik antarapenguasa Sukadana , yaitu Raja Akom dan Raja Poetan dariSintang.Raja Akom menjadi Raja di Sukadana antara yang kelima atau keenam. Sekitar tahun 1800 Belandamengadakan perjanjian dengan raja yang ketigabelas. Jikasetiap raja berkuasa selama duapuluh tahun, maka kisahtersebut pasti terjadi sekitar tahun 1600.
KETIGA
Informasi tentang kerajaan Selimbau. Raja pertama Selimbauadalah Abang Tadjak. Mungkin Abang Tadjak sejajar denganJubair di Sintang. Raja Selimbau yang kesebelas memerintahpada tahun 1823. Dengan perhitungan yang sama sebagaimanayang terjadi pada kerajaan Sukadana, maka Sintang sudah adapada Abad ke-17.
KEEMPAT
Sintang disebut dalam sejarah Banjermassin (Banjarmasin). Pangeran Soerjanata diperkirakan diperkirakan telahmenaklukkan Sintang. Tampaknya beliau sama dengan PangeranSoerjana yang menjadi raja pada tahun 1663. Banjermassinmemimpin banyak peperangan pada Abad ke-17 dalam usahauntuk menyebarluaskan agama Islam.
Tidak ada satupun dari alasan di atas yang mempunyai bukti kuatnamun jika seluruh cerita tersebut dirangkaikan maka cukupmasuk akal bahwa Sintang sudah ada pada Abad ke-17.
Raja pertama yang menganut Islam di Sintangadalah SULTAN NATA MOHAMMAD SYAMSOEDIN yang memimpin sekitar tahun 1700. Diperkirakanbahwa Sintang menganut agama Islam atastekanan dari Banjermassin.
Jika Sintang telah menjadi kerajaan sebelumdatangnya agama Islam maka hal tersebut sesuaidengan informasi dari Veth bahwa asal-muasalKerajaan Sintang adalah Dayak.
Victor King juga menyebutkan bahwa nenekmoyang sebagian besar kerajaan di Kapuas adalah Dayak yang kemudian memeluk agama Islam.
Masyarakat Tionghoa pertama yang menetap di Kalimantan Barat datang pada pertengahan Abad ke 18 sebagai penambang emas.
Para pendatang Tionghoa berasal dari Pesisir Selatan Cina.
Dua kelompok terbesar di Kalimantan Barat adalah etnisTionghoa Teochiu dan Hakka.
Orang-orang Hakka pindah dari daratan Cina ke daerah pesisirlebih awal. Kedua golongan etnis tersebut adalah Tionghoa Han dan berbicara bahasa yang berasal dari bagian Selatan Cina.
Orang-orang Teochiu terkonsentrasi di perkotaan dan menjadiahli dalam perdagangan.
Etnis Tionghoa Hokkian yang kebanyakan tinggal di Jawa sangatjarang ditemukan di Kalimantan. Kebanyakan para pendatangTionghoa menetap di Singkawang.Sintang mempunyai sedikitpopulasi Tionghoa
(0,6 s/d 2,5 %)
AWAL PERKENALAN
Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menjalin hubungan denganBorneo di awal Abad ke-16.
Belanda tiba dengan kapal East Indies Company (VOC) sekitar tahun 1600.
Mereka datang sebagai Saudagar. Mereka menjalin hubungan dengan :
- Banjermassin (1609)
- Sukadana (1617)
- Pontianak (1778) tetapi hubungan ini tidak memberikan banyakkeuntungan bagi Belanda. Belanda tertarik kembali menjalin hubungandengan Borneo setelah adanya masa peralihan pemerintahan Inggris(1811-1816).
Belanda datang pertama kali ke Sintang pada bulan Pebruari 1822.
Sebuah Misi dengan Komisaris J. Tobias, C.Hartmann dan E.Francismenyusuri sungai Kapuas memasuki daerah-daerah di pedalaman. MisiPertama ini bertujuan untuk “menginspeksi”berbagai kerajaan disepanjang Kapuas dan untuk berkenalan dengan penguasa-penguasasetempat.
Raja Sintang, Raja Sekadau, Raja sanggau tidak tertarik dengan misidelegasi Belanda tsb.
Kemudian J.Tobias mengutus D.J. von den Dungen Gronovius ke berbagaikerajaan di Kapuas untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi.
Gronovius juga mencoba mengadakan perjanjian dengan para penguasasetempat Pada saat itu penguasa Sintang, Sultan Atjep Mohammad Jamal Ud-din baru saja meninggal, sehingga perjanjian pertama dibuatantara Gronovius dengan pemimpin anggota keluarga dari pihakkerajaan.
Perjanjian ini dibuat dalam suasana permusuhan dan intimidasi. Denganadanya penandatanganan perjanjian ini Sintang mengakui bahwaBelanda menjadi pemimpin mereka. Selanjutnya, berbagai konflikdiatasi oleh Residen Borneo Barat dan mereka dilarang menjalinhubungan dengan penguasa lain. Sebagai imbalanya, Sintang mendapatperlindungan dari Belanda.
Maksud perjanjian tersebut adalah membangun kekuasaan Belandadan menciptakan situasi yang menguntungkan dalam bidangperdagangan.
Walaupun demikian Belanda tidak yakin dengan perjanjiantersebut. Pada tahun 1823 Ketua Komisi C.L.Hartmannmembentuk sebuah Regimen beranggotakan 40 tentaradan mulai membangun benteng. DE STURLER menjadikomandan pos ini.
Perjanjian 1822 juga diperbaharui dan tanpa batas waktu. Namun Sintang belum memiliki pemimpin baru. Para pemimpin keluarga kerajaan memilih ABANG SINKEL sebagai raja baru tetapi Hartmann tidak mempercayaipangeran ini. ABANG SINKEL boleh menjadi raja diSintang tetapi yang menjalankan kekuasaan kerajaanadalah pamannya yaitu ADE DJUN.
ADE DJUN mendapat gelar PANGERAN RATOE KESOEMA NEGARA.
Benteng dalam keadaan memprihatinkan, begitu juga denganpasukan tentaranya.
Dia tidak memiliki kekuasaan untuk menghentikan tradisipemenggalan kepala dan untuk mengakhiri konflik antaraSintang dengan daerah-daerah di sekitarnya.
Dia meninggalkan benteng tanpa ijin 1825 dan bentengdiabaikan s/d 1827.
Benteng tsb dibakar oleh Pangeran Koening, saudaraPangeran Ratoe pada tahun 1830.
Karena Belanda harus menghadapi perang Jawa (1825-1830), maka investasi di Borneo berakhir. Tidak ada uang makatidak ada penjajahan dan Sintang dibiarkan bebas selama 30 tahun.
Dengan bebasnya Sintang dari Belanda selama tahun 1827-1854 tidak terdapat banyak informasi pada masa itu. Usaha untuk membangun kembali kekuasaan Belanda diSintang selalu ditolak.
Kemudian situasi berubah ketika orang Inggris bernamaJames Brooke menjadi Raja Sarawak tahun 1841. Beliaumeningkatkan perekonomian Kuching denganmengadakan perdagangan di Hulu Kapuas. Ini merupakanancaman serius bagi perdagangan Belanda di Kapuas yang menjadi motor perekonomian Pontianak. Ancamanini menjadi bagian penting dalam catatan Sejarah.
Untuk mempertahankan daerah kekuasaanmereka, Belanda ingin menggabungkan 2 daerah di Borneo (bagian selatan,Timur dan Barat). Daerah yang barudinamakan Borneo dan sekitarnya.
A.L.Weddik dipilih sebagai Gubernurnya. Ibukota masih harus dipilih. Mereka ingin sebuahtempat yang tepat di tengah Borneo. Alasanresmi pendirian pusat kota ini disebutkan untukmendorong Peradaban, Kristianisasi danKedamaian bagi orang Dayak. Tetapi kaitanantara Belanda, Inggris dan Pemerintahan Hindiabelanda menunjukkan motif yang sebenarnyayaitu untuk melindungi kegiatan perdaganganmereka.
James Brooke telah membujuk beberapakelompok Dayak di daerah perbatasan untukmemindahkan kegiatan mereka dari Pontianak ke Sarawak.
Sebagai ibukota yang baru, Belanda memilih Sintang. Lokasi inistrategis antara Kapuas dan Melawi, jarak yang dekat denganhilir sungai Banjermassin dan juga karena berbatasan denganSarawak.
Tetapi ada kendala teknis yang merubah keputusan Belanda. Jaraknya yang terlalu jauh dengan laut dan masalahtransportasi lainnya menyulitkan komunikasi dengan kantorpusat di Batavia (Jakarta) dan juga untuk mempertahankannyasebagai pusat militer dan sipil.
Akhirnya Pontianak dan Banjermassin dipilih menjadi ibukotauntuk 2 daerah baru di Borneo.
Walaupun rencana menjadikan Sintang sebagai ibukota tidakdilaksanakan, Belanda tetap tertarik pada Sintang. Persiapanmenjadikan Sintang sebagai ibukota tersebut terjadi padatahun 1846. Namun karena kendala keuangan maka memerlukanwaktu agak lama hingga terjadinya PENDUDUKAN KEDUA.
Kedatangan Belanda disambut dengan perasaan campur aduk oleh masyarakat
Sintang. Pada saat itu Raja yang memerintah tidak disenangi oleh sebagian
penduduk setempat sehingga mereka berharap kondisi akan lebih baik dengan
kedatangan Belanda.
Namun para penguasa setempat tentu saja tidak senang dengan kembalinya
sang penjajah.
Ketika Belanda datang kembali pada tahun 1854, Sintang sedang terlibat
konflik dengan Selimbau dan tengah bersiap-siap untuk peperangan.
Konflik tersebut berlangsung antara tahun 1826 s/d 1854. Sintang telah
memperluas pengaruhnya ke Selimbau dan merendahkan penduduk Selimbau.
Selimbau menerima banyak hinaan sehingga situasinya memanas tepat ketika
Belanda datang.
Situasi inilah yang menjadi alasan di tempatkannya Von Gaffron di Sintang.
Dia adalah satu-satunya orang Eropa yang tinggal di Sintang selama 9 bulan.
Kedatangannya adalah untuk mempertahankan kedudukan Belanda hingga
lahirnya RI
KEPENDUDUKAN
Kabupaten Sintang di awal Abad ke-19 terdiridari : 86 kampung : 75 kampung Dayak dan10 Kampung Melayu.
Hasil Sensus oleh Gronovius pada tahun 1832 sbb.:
Sekitar 16.900 diantaranya bermukim didaerah Perkotaan (16.000 orang Melayu dan900 orang Tionghoa).
Kelompok Populasi Jumlah
Dayak 49.666
Melayu 23.000
Tionghoa 900
TOTAL 73.566
Chinese
Melayu
Dayak
Gronovius menduga bahwa jumlah penduduk Sintang yang sebenarnya adalah 120.000 orang. Namun ada yang tidaktercatat, yang diperkirakan orang-orang Dayak.
Pemimpin dalam masyarakat adalah Panembahan atauRaja. Beliau menjalankan kekuasaan bersama dengankeluarga kerajaan, umumnya adalah saudara laki-laki atauPaman. Mereka menjadi pemimpin di wilayah-wilayah yang lebih kecil. Mereka hidup dari pemasukan pajak yang dikenakan kepada orang Dayak. Terdapat bermacambentuk pajak, misalnya Serah yaitu dagang paksa.Petaniharus menjual beras kepada kerajaan yang ditukar dengangaram dan besi. Harga jual beli tentu saja selalumenguntungkan pihak kerajaan. Usaha Belanda untumemperbaiki system pajak ini menimbulkan banyak konflikdi Abad ke-19. Para anggota kerajaan tidak memimpinkampung-kampung Dayak karena sudah dijalankan olehkepala kampong setempat
Kepala kampong ini dipilih oleh penduduk setempat.Pemilihantersebut awalnya adalah hak istimewa raja. Biasanya yang dipilihadalah anak dari kepala kampong sebelumnya. Tetapi sang calonharus seorang yang kaya, fasih berbicara dan memiliki wawasantentang adat (hokum masyarakat Dayak).
Etnis Melayu tidak membayar pajak, tetapi harus memberikanpelayanan kepada pihak kerajaan pada waktu perang ataubencana. Masyarakat Melayu terbagi dua : ORANG NEGERI danORANG BUDAK.
Orang Negeri adalah masyarakat yang bebas;
Orang Budak adalah orang yang bergantung kepada pihakKerajaan.
Masyarakat Tionghoa adalah penduduk bebas, namun merekadibebani pajak yang tinggi dan denda.
Kelompok lain dalam masyarakat adalah orang-orang Eropa.
Belanda menempatkan posisi orang-orang Eropasebagai penguasa menurut perjanjian tahun 1822 tetapi mereka tidak benar-benar berkuasa hinggaakhir Abad ke-19.
Pengaruh mereka terlihat dalam pelantikan raja (panembahan) dan perdagangan. Jumlah orangBelanda di Sintang tidak lebih dari 45 orang.
DIAGRAM KOTA
MELAYU
PEMUKIMAN TIONGHUA PEMUKIMAN BELANDA
KAPUAS
MELAWI
Orang Dayak tinggal di Rumah betang.
Di dalam Rumah Betang tinggal beberapa keluarga (5 s/d 30 Keluarga). Rumah betang terdiri dari :
Ruang Umum : digunakan untuk kegiatan sehari-hari,pertemuan resmi dan sosialisasi;
Tempat yang terbuka : digunakan untukmengeringkan padi dan menumbuk beras;
Bagian depan : dipakai untuk tempat laki-laki.
Bagian dalam (bilik) : para wanita tinggal di bagiandalam sepanjang waktu
A
B C
A
B C
A
B C
A
B C
A
B C
A
B C
A
B C
D
E
A. Wilayah Pribadi Untuk Keluarga D. Ruang Umum Tertutup Dengan Perapian
B. Perapian Untuk Memasak E. Ruang Terbuka
C. Pintu Masuk
PERIODE KONFLIK Pada bagian I diakhiri dengan penempatan pegawai Eropa
yaitu HEINRICH VON GAFFRON di Sintang pada tahun 1854. Beliau diperintahkan untuk menelusuri sebab-musababkonflik yang terjadi antara Sintang dan Selimbau. Hasilpenelitiannya adalah bahwa Sintang mencobamenyebarluaskan kekuasaan.
Jika mereka bisa menguasai Selimbau maka mereka bisamenguasai perdagangan dengan Sarawak. Perdagangandengan Pontianak sudah dikuasai karena para pedagang inidipaksa menjual produk-produk mereka di Sintang. Kadang-kadang para pedagang ini dipenjarakan dankeluarga mereka harus menebus dengan harga mahal untukmembebaskan mereka.
Menurut mereka hanya kekuasaan Belanda yang permanenyang dapat menghentikan sikap dominan Sintang.Mungkinmereka melihat Belanda sebagai sekutu Penyelamat.
Pada tahun-tahun selanjutnya menunjukkan bahwa penduduk setempat tidak
menghargai kehadiran Belanda. Penempatan von Gaffron , satu-satunya
pegawai dilakukan dengan diam-diam. Baru setelah 9 bulan ada lagi orang-
orang Eropa yang datang. Sementara itu von Gaffron menghadapi percobaan
pembunuhan dan rumahnya dibakar padahal rumah itu dibangun untuk para
tentara Belanda.
Bantuan datang pada bulan Maret 1855. Residen bagian Barat
Borneo, Prins, datang dengan 180 orang tentara. Mereka menduga akan
disambut secara agresif tetapi ternyata tidak ada perlawanan sama sekali.
Mohammad, anak dari Panembahan menggantikan ayahnya dan Pangeran
Ratoe menjalani masa pension.
Perjanjian tahun 1847 diperbaharui dengan Raja Mohammad. Beberapa
perubahan terjadi pada pemerintahan Sintang.
Sintang menjadi ibukota wilayah Barat Sanggau hingga perbatasan Kutai
dan di bagian Utara hingga Sarawak (peta 6). Pemimpin wilayah adalah
asisten residen (von Gaffron) dibantu 2 inspektur. Selain itu ada 120 tentara
di sana. Mereka memang dibutuhkan.
Sintang dideklarasikan dalam keadaan perang sebanyak2 kali :
Pertama : Tahun 1856 dan
Kedua : Tahun 1859
Kedua perang tersebut disebabkan oleh perlawananyang gigih menentang Belanda dari PANGERAN MOEDA, PANGERAN ANOM, dan PANGERAN RATOE yang sudahpensiun.
Pembentukan pemerintahan di daerah yang barumerupakan kemunduran yang besar bagi keluargakerajaan. Keterangan yang lengkap mengenai perangini dapat dilihat pada Kielstra dan dalam dokumen“Sintangsche troebelen” yang berada di KITLV, Leiden.
Salah satu kejadian penting adalah penyerangan terhadap bentengBelanda pada bulan Nopember 1856 oleh 700 gerilyawan setempat. Sebagian besar penduduk, termasuk raja, menggabungkan diri denganpara gerilyawan tetapi pihak Belanda berhasil mematahkan serangantersebut. Lebih dari 150 orang terbunuh dalam 2 jam, hanya 1 korbandari pihak Belanda. Bantuan tentara untuk Belanda datang dariPontianak dan mereka mengejar para gerilyawan sampai jauh kepedalaman.
Kampung Nanga Kayan, tempat tinggal para gerilyawan, dibakar.
Para pemimpin penyerangan yaitu Pangeran Anom, Pangeran Koening danPangeran Ratoe awalnya berhasil melarikan diri, tetapi tak lama kemudian :
Pangeran Ratoe tertangkap, dan dikirim ke pulau Jawa.
Pangeran Anom meninggal setelah perang yang kedua, yang dideklarasikan pada tahun 1859 setelah serangkaian pembunuhan olehpara gerilyawan.
Belanda semakin memperkuat kekuatan tentaranyauntuk dapat menekan dan melawan pemberontakanini tetapi para pemberontak selalu dapat melarikandiri ke pedalaman. Para gerilyawan ini menjadimasalah permanen bagi Belanda.
Secara resmi Sintang berada dalam keadaan damaisetelah masa perang kedua tetapi kekerasan terusberlangsung, kali ini tidak hanya menantangpemerintah tetapi juga antarkelompok setempat.
Belanda menghadapi banyak masalah dengan orangDayak di Tebidah, yang kemudian dikenal denganPerang Tebidah pada tahun 1895-1896 di bawahpimpinan Raden Pakoe Djaja dan pemberontakanDayak Ketungau pada tahun 1908.
Suku Iban Dayak yang paling sering menjadi pemberontakpada tahun 1870-an dan 1880-an. Pemenggalan kepala danperampasan terhadap suatu kelompok mengundang aksipembalasan serupa dari kelompok lain.
Belanda tidak mempunyai kekuasaan untuk menghentikanberbagai konflik tersebut tetapi mereka tetap mencoba.Mereka mengirimkan para inspektur ke pedalaman untukmendapatkan kepercayaan dari orang-orang Dayak danmencoba melemahkan kekuasaan para penguasa Melayu.
James Brooke melaksanakan taktik yang sama di Sarawakdan terbukti berhasil. Banyaknya pemberontakan bisamenjadi subyek penelitian lebih lanjut yangmenarik, khususnya dari perspektif Indonesia. Tersediacukup banyak dokumentasi mengenai hal ini di lembagaarsip dan perpustakaan di Belanda.
Perang terjadi di Borneo pada tanggal 16 Desember 1941 dengan mendaratnya tentara Jepang di Kuching.
Kota di kuasai mereka pada tanggal 24 Desember.
Invansi Belanda ke Borneo terjadi pada bulan Januari. Kota Pelabuhan Pemangkat segera dikuasai begitu jugabeberapa kota lainnya. Salah satu hal yang mengenaskanadalah pemboman kota Pontianak pada tanggal 19 Desember.
Pada saat itu masyarakat berpikir bahwa bala bantuantelah datang dan mereka berbondong-bondong ke luarrumah untuk melihatnya. Ternyata yang datang adalahpesawat pemboman Jepang, menghabisi begitu banyakpenduduk. Pemukiman kaum Tionghoa yang menderitapaling parah. Pasukan the Dutch East Indian Army (KNIL) dipaksa untuk menarik mundur pasukannya ke pedalaman.
Perang yang sangat hebat terjadi di Sanggau, lokasibandara rahasia Singkawang II. Pasukan KNIL dan pasukanInggris harus meninggalkan Sanggau setelah perangtersebut berlangsung 4 hari.
Mereka merencanakan untuk mempertahankan diri diSintang. Untuk kepentingan ini 4 brigade ditempatkan dikota.
Namun pemimpin perang akhirnya membuat keputusanlain. Sintang tidak cocok sebagai lokasi pertahanan,sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke arah Selatanpada awal bulan Pebruari 1942. Sebagian besar orangEropa meninggalkan Sintang dan pergi ke pulau Jawa.Hanya para biarawati di rumah sakit yang tetap tinggal.Selanjutnya merekapun ditangkap oleh Jepang.
Letnan Roukens dan Davijt diperintahkan untuk memulihkan
kekuatan pada akhir Pebruari tetapi penyerahan kedaulatan (8 Maret
1942) ditandatangani lebih awal daripada kedatangan mereka di
Sintang.
Namun demikian Davijt mencoba memenuhi tugasnya. Beliau datangt
terlambat di Sintang, tetapi masih sempat tinggal dan memulihkan
kekuasaan Belanda di Putu Sibau selama beberapa minggu.
Penarikan mundur KNIL menyebabkan tidak adanya informasi dari
Sintang.
Untuk melangkapi kisah ini diperlukan penelitian lebih lanjut.Para
saksi sejarah bisa menjadi narasumber yang baik, selama mereka
masih hidup.
Jepang ingin menciptakan sebuah kerajaan dunia yang tidak
tergantungpada Negara manapun dan bebas dari imperialism Barat.
Kawasan seperti Borneo pasti menjamin keberlangsungan industry
perang dan mendatangkan keuntungan.
Pemerintahan harus segera dipulihkan.
Pertama-tama seluruh pegawai Belanda harus digantikan olehJepang. Sebenarnya para pegawai Jepang adalah penerus rezimmiliter.
Kalimantan diduduki oleh Angkatan Laut Jepang.
Kedua, Jepang ingin menguasai politik Lokal denganmengendalikan kaum elit, seperti yang telah dilakukanBelanda, tetapi Jepang lebih memilih untuk menempatkan parapegawainya sendiri.
Para raja dari berbagai wilayah Kalimantan, termasuk Raja Abdulbahri dari Sintang dieksekusi dengan tuduhan konspirasimelawan Jepang. Mereka semua ditangkap pada bulan Oktober1943. Kemudian dieksekusi bulan Juni 1944. Begitu jugapenduduk Borneo tidak terhitung jumlahnya yang dibunuh dikamp-kamp Jepang. Mereka dituduh tanpa bukti, ditangkap dandipenjarakan di kamp-kamp yang sangat kejam.
Sebuah rezim yang penuh terror dan ketakutan. Akhirnya rezimtersebut berakhir pada 11 September 1945. Pemerintahandiserahterimakan kepada Australia.
Kalimantan bebas dari penjajahan Jepang, tetapibukanlah merupakan awal dari periode kedamaian.
Indonesia ingin merdeka dari Belanda.Dibutuhkanwaktu 4 tahun untuk memproklamirkan kemerdekaanini.
Pemulihan kekuasaan Belanda di Sintang tidak terjadisebelum tahun 1946. Jumlah tentara yang ada tidakmemadai untuk seluruh wilayah Barat
Baru pada bulan Oktober 1945 Pontianak dikuasaikembali oleh Belanda, diikuti oleh Singkawang padabulan Januari 1946. Satu batalyon tentaraditempatkan di Sintang namun kewenangan merekasangat dibatasi.
KEPENDUDUKAN
Ada beberapa sensus yang dilakukan di
Borneo Barat pada penggal pertama abad ke-
20. Sangat sulit membandingkan angka-angka
tersebut dengan sensus yang dilakukan pada
awal abad ke-19 karena perubahan batas
diberbagai daerah. Kabupaten Sintang dibagi
menjadi 4 bagian yaitu : Sintang dan
sekitarnya, Melawi, Semitau dan Hulu Kapuas.
1920 1930 1944 1947/48
SINTANG 35.291 40.662 51.162 51.994
MELAWI 50.565 66.812 80.498 82.053
SEMITAU 27.156 29.077 36.668 38.158
UPPER KAPUAS 0.792 23.462 30.892 30.229
TOTAL 133.804 160.013 199.220 202.434
1930 1947/48
Sintang 35.291 40.662 51.162 51.994
Dayak 31.806 78% 39.507 76%
Indonesians
Not Dayak 7.518 18% 10.135 19%
Chinese 1.259 3% 2.252 4%
Europians 62 >1% 33 >1%
Other Asian
People 17 >1% 54 >1%
Bagi sebagian besar orang kondisi kehidupan tak jauh
berbeda dengan abad sebelumnya. Orang Dayak tetap
menjadi petani. Terdapat beberapa perindustrian tetapi
hanya dalam skala kecil. Sumber pendapatan baru yang
menjanjikan adalah perkebunan karet.
Pada tahun 1930-an sekitar 2,5 juta pohon karet ditanam.
Sebagian besar dimiliki orang Melayu. Orang Tionghoa juga
memiliki beberapa perkebunan karet yang lebih kecil.
Pertambangan emas mereka tidak produktif lagi sehingga
mereka membutuhkan sumber pendapatan lain.
Selain karet, perdagangan juga merupakan sumber
pendapatan utama bagi masyarakat Tionghoa. Situasi
ekonomi tidak begitu baik. Banjir sering terjadi sehingga
menyebabkan kegagalan panen dan Sintang kehilangan
fungsinya sebagai pusat pasar produk-produk hutan.
Belanda beberapa kali mencoba memperkenalkan jenis
tanaman yang baru namun tidak berhasil.
Modernisasi mulai masuk Sintang pada Abad ke-20. Perjalanan kapal dari Pontianak memakan waktu 2 hari hingga diperkenalkan kapal cepat (speedboat) diKapuas tahun 1926. Sejak saat itu rute Pontianak-Sintang ditempuh dalam waktu 12 jam. Perbaikaninfrastruktur yang lain adalah pembangunan jalan keNanga Pinoh dan Sanggau. Juga dibangun Rumah SakitTerapung di Sintang yang dikelola oleh Para Biarawati.
Pendidikan berlangsung di Sekolah PedalamanBelanda tapi kemudian ditutup dan digantikan dengansekolah yang terdiri dari enam kelas. Semua muridwajib belajar Bahasa Belanda. Tidak banyak anakorang Dayak yang bersekolah di sini. Merekadibutuhkan untk membantu di Ladang.
Untuk memberikan pendidikan pada anak-anak yang tidakmendapatkan kesempatan sekolah karena bekerja, diadakanpengajaran keliling yang datang ke kampung-kampung. Tercatat92 anak yang mendapatkan pendidikan dasar pada tahun 1936dan 14 diantaranya anak Perempuan.
Ada sekolah menengah di Sintang jika ingin melanjutkan sekolah.Tercatat 32 anak pergi ke sekolah menengah pada tahun 1936.Pelayanan lainnya adalah kantor pos dan pengadilan. Pengadilandiadakan 2 kali setahun hanya untuk kasus-kasus kriminalitasyang serius. Kasus kriminalitas yang kecil diserahkan kepadapemimpin kampung atau raja. Informasi lebih detail mengenaistruktur social dan perekonomian Sintang dapat ditemukan didalam banyak dokumen di bagian akhir laporan ini.
Naskah tentang serah terima jabatan dari residen lama kepadaresiden baru sangat disarankan untuk dibaca.
top related