RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020lpmpsulbar.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 10. · RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 4 Gambar
Post on 31-Jan-2021
12 Views
Preview:
Transcript
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 i
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iiiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Kondisi Umum ................................................................................................................ 2
B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah. ...................................... 16
C. Tantangan .................................................................................................................... 21
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT ....... 23
A. Visi LPMP Provinsi Sulawesi Barat .............................................................................. 23
B. Misi LPMP Provinsi Sulawesi Barat ............................................................................. 26
C. Tata Nilai LPMP Provinsi Sulawesi Barat .................................................................... 27
D. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ............ 30
E. Sasaran Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan .................................................................................................................. 31
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN ................................ 33
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......................................................................... 35
B. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Provinsi Sulawesi Barat ..................................... 49
C. Kerangka Regulasi ....................................................................................................... 52
D. Kerangka Kelembagaan ............................................................................................... 54
E. Tugas Dan Fungsi ......................................................................................................... 55
F. Reformasi Birokrasi ..................................................................................................... 56
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................... 59
Target Kinerja .............................................................................................................. 59
Kerangka Pendanaan ................................................................................................... 64
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 66
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah sekolah yang telah dipetakan
Tabel 2. Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu
Tabel 3. Jumlah sekolah yang telah diverval
Tabel 4. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI
Tabel 5. Jumlah sekolah peserta workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Tabel 6. Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi
Tabel 7. Daftar SD Induk Zona di Sulawesi Barat
Tabel 8. Peserta penguatan kepala sekolah
Tabel 9. Peserta diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan P4TK-BMTI
Tabel 10. Kerjasama LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten
Tabel 11. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SD
Tabel 12. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMP
Tabel 13. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMA
Tabel 14. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMK
Tabel 15. Rasio rombel terhadap siswa dan ruang kelas
Tabel 16. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber listrik
Tabel 17. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber air
Tabel 18. Tantangan Pemajuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Tabel 19. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020-2024
Tabel 20. Sasaran Kegiatan (SK) LPMP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020-2024
Tabel 21. Arah Kebijakan dan Strategi
Tabel 22. Strategi Pencapaian Sasaran
Tabel 23. Kerangka Regulasi
Tabel 24. 8 (Delapan) Area Perubahan
Tabel 25. Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja LPMP Sulbar
Tabel 26. Indikator Kinerja Program (IKP)
Tabel 27. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Tabel 28. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program LPMP Provinsi Sulawesi
Barat
Tabel 29. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi
4
5
5
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
15
17
19
20
21
30
31
36
50
52
57
59
60
61
62
63
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 iv
Barat
Tabel 30. Kerangka Pendanaa Rencana Startegis LPMP Provinsi Sulawesi Barat
65
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambar 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Sulawesi Barat
Gambar 3. Capaian Angka Partisipasi kasar dan Murni (APK dan APM) Sulawesi
Barat per-jenjang
Gambar 4. Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD
Gambar 5. Peserta diklat penguatan kepala sekolah Kab.Polewali Mandar
Gambar 6. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat
Gambar 7. Kondisi ruang kelas
Gambar 8. Akreditasi satuan pendidikan
Gambar 9. Jumlah sekolah negeri berdasarkan akses internet
Gambar 10. Profil Pelajar Pancasila
Gambar 11. Struktur Organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Barat
2
3
3
9
10
17
18
19
20
24
55
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 i
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 1
BAB I
PENDAHULUAN
Cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk menjadi bangsa maju yang sejahtera, cerdas,
tertib, berkarakter, damai abadi, dan berkeadilan sosial telah diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam menyongsong 100
(seratus) tahun kemerdekaannya, Indonesia akan mewujudkan cita-cita itu melalui Visi
Indonesia 2045, yaitu Indonesia Maju. Penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka pencapaian
infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), layanan publik, serta kesejahteraan rakyat
yang lebih baik.
Kemampuan suatu bangsa untuk berkompetisi di tengah globalisasi dan inovasi
teknologi tergantung pada kualitas SDM. Pembangunan SDM yang beriringan dengan
kemajuan iptek dan perkembangan dunia global mutlak dilakukan. Indonesia harus siap
mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa berkarakter dan cerdas, yang mampu
bersaing dan bahkan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.
Berdasarkan hal tersebut, LPMP Provinsi Sulawesi Barat akan menyusun Rencana Strategis
(Renstra) tahun 2020 dengan mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan Renstra tahun 2015-
2019. Evaluasi tersebut lebih diarahkan pada hal-hal yang telah dilakukan dan dicapai serta
kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Renstra tersebut.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang bertanggungjawab dalam penjaminan mutu
pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Sulawesi Barat harus mendukung kebijakan dan
Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud Tahun 2020-2024 dengan berfokus pada kebijakan
Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
menata dan memaksimalkan bonus demografi yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju
yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa. Pembangunan
pendidikan dasar dan menengah yangg dituangkan ke dalam Renstra LPMP Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2020-2024 memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, baik yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Pendidikan.
Penyusunan Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020 tidak terlepas dari hasil
evaluasi pelaksanaan Renstra 2015-2019 dan penjabaran dari Renstra Ditjen PAUD, DIKdas
dan Dikmen, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan 2020-2024. Pada bagian pertama (BAB
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 2
I), Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat berisi pendahuluan, meliputi: Kondisi umum
Pendidikan Dasar dan Menengah, Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dan Tantangan yang dihadapi
A. Kondisi Umum
Pada bagian ini, diuraikan kondisi pendidikan di Sulawesi Barat secara umum dan
pelaksanaan Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat 2015-2019. Dalam periode Tahun
2015-2019, LPMP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan berbagai program
penjaminan mutu pendidikan di Sulawesi Barat berdasarkan tugas dan fungsinya.
Penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan di antaranya pemetaan mutu pendidikan,
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, Supervisi mutu
pendidikan, fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, dan kerjasama penjaminan mutu
pendidikan.
1. Angka Partisipasi Pendidikan
Angka partisipasi pendidikan dapat dilihat pada angka partisipasi murni, angka
partisipasi kasar, tingkat siswa putus sekolah, pembangunan indek manusia, dan
capaian-capaian lainnya. LPMP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan berbagai
upaya melalui pemetaan dan fasilitasi untuk menunjukkan proses penjaminan mutu
berdasarkan tugas dan fungsinya.
a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Perbandingan capaian IPM Provinsi Sulawesi Barat dan IPM Nasional dapat dilihat
pada gambar 1
Gambar 1. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sumber : Neraca pendidikan daerah
Ganbar 1. menunjukkan bahwa IPM Provini Sulawesi Barat sejak tahun 2014
mengalami peningkatan, Walaupun demikian, capaian Indeks Pembangunan
68.90 69.5570.18 70.81 71.39
62.24 62.9663.60 64.30
65.10
2014 2015 2016 2017 2018
Nasional Provinsi
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 3
Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Barat masih tertinggal jika dibandingkan dengan
capaian IPM nasional.
b. Angka Partisipsi Murni
Gambar 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Sulawesi Barat
Sumber : Neraca pendidikan daerah
Angka Partisipasi Murni Provinsi Sulawesi Barat dua tahun terakhir dapat ditunjukkan
pada gambar 2 di atas. Gambar tersebut menunjukkan perbandingan APM tahun 2018
dan 2019 per jenjang. Pada jenjang SD, APM 2018 lebih tinggi daripada tahun 2019.
Pada Jenjang SMP, APM 2018 sama denga tahun 2019. Sedangkan jenjang SMA
sederajat tahun 2019 lebih tinggi daripada tahun 2018.
c. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
Capaian Angka Partisipasi kasar dan Murni (APK dan APM) Sulawesi Barat per
jenjang dapat dilihat pada gambar 3.
Sumber : Neraca pendidikan daerah
88.877.7
66.6
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
SD/sederajat SMP/sederajat SM/sederajat
2018
2019
88.8
77.7
66.6
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
SD/sederajat SMP/sederajat SM/sederajat
2018
2019
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 4
Gambar 3 menggambarkan perbandingan angka partisipasi kasar dan angka partisipasi
murni. Capaian APK pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Provinsi Sulawesi Barat lebih
tinggi daripada capaian APM.
d. Angka Putus Sekolah
2. Sistem Informasi dan Pemetaan Mutu Pendidikan
a. Jumlah sekolah yang telah dipetakan
Jumlah sekolah yang telah dipetakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun
2019 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah sekolah yang telah dipetakan
No Jenjang Tahun
2016 2017 2018 2019
1. SD 1.313 1.330 1.310 1.078
2. SMP 337 360 353 297
3. SMA 77 86 83 73
4. SMK 119 134 124 82
Jumlah 1846 1893 1870 1530
Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 1 menunjukkan jumlah sekolah yang telah dipetakan oleh LPMP Provinsi
Sulawesi Barat. Sekolah yang telah dipetakan tersebut mulai jenjang SD, SMP,
SMA, dan SMK.
b. Jumlah sekolah yang telah menganalisis Rapor Mutu
Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu sekolahnya dapat dilihat pada
tabel 2.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 5
Tabel 2. Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu
No Jenjang Sekolah
Binaan
Sekolah
Imbas
Non Binaan dan
Non Imbas Jumlah
1 SD 56 281 163 500
2 SMP 38 182 49 269
3 SMA 9 40 4 53
4 SMK 9 45 8 62
Jumlah 112 548 224 884
Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 2 menunjukkan jumlah sekolah yang telah menganalisis raport mutu sekolah
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Jumlah sekolah yang telah menganalisis raport
mutu di Sulawesi Barat sampai tahun 2019 sebanyak 884 sekolah.
c. Jumlah sekolah yang telah diverval
Jumlah sekolah yang telah diverifikasi dan validasi (verval) dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. jumlah sekolah yang telah diverval
No Jenjang Jumlah
1. SD 133
2. SMP 66
3. SMA 10
4. SMK 52 Jumlah 261
Tabel 3 menunjukkan jumlah sekolah yang telah dilakukan verifikasi dan validasi
oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.
Jumlah sekolah yang telah diverval di Sulawesi Barat sampai tahun 2019 sebanyak
261 sekolah.
3. Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan
a. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI
No Jenjang Sekolah Binaan Sekolah
Imbas
Non Binaan
dan Non
Imbas
Jumlah
1 SD 56 281 163 500
2 SMP 38 182 49 269
3 SMA 9 40 4 53
4 SMK 9 45 8 62
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 6
Jumlah 112 548 224 884
Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 4 menunjukkan jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI oleh LPMP
Provinsi Sulawesi Barat. Sekolah yang telah difasilitasi tersebut mulai jenjang SD,
SMP, SMA, dan SMK. Sasaran fasilitasi tidak hanya ditujukan untuk sekolah
binaan dan sekolah imbas, tetapi juga untuk sekolah-sekolah bukan binaan dan
bukan imbas. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SMPI oleh LPMP tahun 2019
sebanyak 884 sekolah.
b. E-Rapor
Penggunaan Aplikasi e-rapor SD dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan
sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung penggunaan e-rapor SD versi
v.1.0 dan diharapkan pada tahun pelajaran 2022/2023 seluruh SD sudah
menggunakan e-rapor. Sebagai salah satu upaya sosialisasi dan penyebarluasan
informasi penggunaan aplikasi e-rapor SD di Provinsi Sulawesi Barat, LPMP
Provinsi Sulawesi Barat telah melaksanakan kegiatan Fasilitasi berupa kegiatan
Bimbingan Teknis Penggunaan Aplikasi E-rapor SD Tahun 2019. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman dan informasi tentang konsep program
dan instalasi, pengoperasian, dan trouble shoot Aplikasi E-Rapor SD. Jumlah
sekolah jenjang SD di Sulawesi Barat yang telah dibimtek E-Rapor sebanyak 30
sekolah.
c. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Barat telah
melaksanakan kegiatan Workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan Penguatan Pendidikan Karakter
dan implementasinya dalam pembelajaran di sekolah dan lingkungan masyarakat.
Jumlah sekolah yang telah difasilitasi melalui workshop Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah sekolah peserta workshop
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
No Jenjang Total
1 SD 56
2 SMP 38
JUMLAH 94
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 7
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa jumlah sekolah yang telah mengikuti workshop
PPK sebanyak 94 sekolah. Jenjang SD sebanyak 56 dan jenjang SMP sebanyak 38
sekolah. Jumlah tersebut masih sangat sedikit dibandingkan jumlah sekolah yang
ada di Sulawesi Barat.
d. Bimtek Supervisi
(1). Pengawas Sekolah
Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6. Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi
No Jenjang Total
1 SD 125
2 SMP 57
3 SMA 28
4 SMK 20
JUMLAH 230
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pengawas yang telah
dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat adalah Bimtek Supervisi
Tingkat Provinsi dan Kabupaten. Kegiatan ini dilaksanakan secara berjenjang
mulai dari kegiatan Bimtek Fasnas Supervisi Mutu oleh Ditjen Dikdasmen
dilanjutkan dengan Bimtek Supervisi Mutu bagi Fasda dan Pengawas Sekolah
oleh LPMP. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Fasda
terhadap SPMI dan implementasinya serta literasi K-13, PPK dan literasi
dalam SPMI serta tujun lain yaitu untuk menyiapkan Fasda agar menguasai
Teknik Supervisi Mutu (Implementasi SPMI).
(2). Kepala Sekolah
Kegiatan fasilitasi yang telah dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat
untuk Kepala Sekolah salah satunya pada kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu
SD Induk Zona.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 8
Tabel 7. Daftar SD Induk Zona di Sulawesi Barat
No Kabupaten SD Induk Zona
1 Polewali Mandar SDN 066 Pekkabata
2 Mamasa SDN 002 Mamasa
3 Majene SDN 4 Tanjung Batu
4 Mamuju SDN 1 Mamuju
5 Mamuju Tengah SDN Karossa
6 Pasangkayu SDN 01 Pasangkayu
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
SD Induk Zona mendapatkan bantuan operasional untuk melakukan kegiatan-
kegiatan dalam rangka peningkatan mutu seperti penguatan praktik baik
pemenuhan SNP, penerapan SPMI, MBS serta penguatan pembelajaran dan
penilaian yang kemudian mengimbaskan ke sekolah-sekolah imbasnya. Sekolah
tersebut merupakan pengembang dan pelaksana kebijakan sehingga dapat
berperan sebagai pelopor mutu dan dapat dijadikan rujukan mutu bagi SD lain
dalam satu zonanya.
4. Kerjasama
a. Kerjasama dengan TPMPD
Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD dapat dilihat
pada gambar 4.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 9
Gambar 4 Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD
Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Dalam implementasi SPMI di satuan pendidikan, TPMPD memiliki tugas dan
wewenang untuk melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI. Dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, TPMPD melakukan koordinasi dan Kerjasama dengan LPMP sebagai
perwakilan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI di
daerah.
b. Kerjasama dengan LPPKS
Salah satu bentuk kerja sama yang telah dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi
Barat dengan LP2KS adalah melalui kegiatan Diklat Penguatan Kepala Sekolah. Hal
ini sesuai dengan tugas Seksi Supervisi dan Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan
(SFPMP) untuk melaksanakan kerja sama di bidang Peningkatan Mutu Pendidikan.
Peran LPMP Provinsi Sulawesi Barat dalam pelaksanaan kegiatan diklat Penguatan
Kepala Sekolah (PKS) adalah sebagai narasumber kegiatan, membantu kepanitiaan
dan petugas asistensi kepada operator
Adapun jumlah peserta pada kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 8
Ket:
: koordinasi : dukungan : komando
Gubernur/Bupati/Walikota
Kemendikbud
Dinas Pendidikan LPMP
TPMPD
Satuan Pendidikan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 10
Tabel 8. Peserta penguatan kepala sekolah LPD UNASMAN
No Jenjang Jumlah
1. SD 376 orang
2. SMP 100 orang
3. SMA 6 orang
4. SMK 12 orang
Total 494 orang
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
c. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Barat merupakan salah
satu Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) yang ditunjuk oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui LP2KS dalam pelaksanaan Diklat Penguatan
Kepala Sekolah (PKS) di Provinsi Sulawesi Barat dengan menggunakan dana
alokasi anggaran pemerintah daerah kabupaten.
Tahun 2019, LPMP Provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten Polewali Mandar melaksanakan Diklat Penguatan Kepala
Sekolah yang dilaksanakan di Polewali Mandar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
menggunakan dana APBD Kabupaten Polewali Mandar melalui Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga. Daftar peserta kegiatan diklat Penguatan Kepala Sekolah
Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Peserta diklat penguatan kepala sekolah Kab.Polewali Mandar
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
29
10
1
0
5
10
15
20
25
30
35
TK/PAUD SD SMP
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 11
d. Kerjasama dengan P4TK-BMTI
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK-BMTI) adalah lembaga yang menjadi
wali dalam pelaksanaan kegiatan Diklat Penguatan Kepala Sekolah di wilayah
Sulawesi, khususnya di Sulawesi Barat. Beberapa kegiatan diklat penguatan
kepala sekolah telah dilaksanakan oleh P4TK-BMTI di Sulawesi Barat. LPMP
Provinsi Sulawesi Barat diminta untuk memberikan bantuan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut. LPMP Provinsi Sulawesi Barat memberikan tenaga kepanitiaan
dan tenaga pengajar agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik. Kegiatan
dilaksanakan di LPMP Provinsi Sulawesi Barat. Berikut data pelaksanaan
kegiatan diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan oleh P4TK-BMTI,
khususnya di Sulawesi Barat.
Tabel 9. Peserta diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan P4TK-
BMTI
No Jenjang Jumlah
1. SD/SLB 324 orang
2. SMP 139 orang
3. SMA 53 orang
4. SMK 49 orang
Total 565 orang
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
e. Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Dalam melaksanakan fungsi fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, LPMP
Provinsi Sulawesi Barat melakukan kerjasama dengan dinas pendidikan
kabupaten se Sulawesi Barat yaitu melakukan bimbingan teknis atau workshop
kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan berdasarkan hasil analisis dan
rekomendasi rapor mutu yang diisi oleh satuan pendidikan melalui aplikasi
Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP).
Adapun bentuk Kerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten dapat dilihat pada
tabel 10.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 12
Tabel 10. Kerjasama LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten
No Kabupaten Kegiatan kerjasama
1. Polewali Mandar Bimbingan teknis pengembangan penilaian K-13.
2. Mamasa Bimbingan teknis penyusunan rencana kerja
sekolah (RKS).
3. Majene Workshop pengembangan standar proses.
4. Mamuju Bimbingan teknis pengelolaan kurikulum dan
strategi pembelajaran berbasis HOTS.
5. Mamuju Tengah Kegiatan pemenuhan mutu pendidikan berbasis
rapor mutu.
6. Pasangkayu Workshop penilaian kurikulum2013 jenjang SD
dan SMP.
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
5. Supervisi dan Analisis Hasil Supervisi
Pengawas sekolah di satuan pendidikan memiliki beberapa tugas fungsi antara lain yatu
(1) supervisi, (2) advising, (3) monitoring, (4) reporting, (5) coordinating,dan (6)
performing leadership. Melihat kesamaan tugas dan fungsi LPMP dan Pengawas dalam
hal supervisi, LPMP telah bekerja sama dengan pengawas dalam pelaksanaan supervisi
satuan pendidikan, LPMP juga telah mengembangkan aplikasi supervisi berbasis online
yang bisa digunakan pengawas dalam menginput hasil supervisi di sekolah binaannya.
Aplikasi supervisi lainnya adalah aplikasi supervisi mutu yang dikembangkan oleh
Ditjen Dikdasmen yang sinkron dengan aplikasi PMP. Kedua aplikasi tersebut telah
digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi yang hasilnya sebagian besar
telah diinput di aplikasi. Data hasil supervisi tersebut telah diinput dan dianalisis yang
menghasilkan rekomendasi-rekomendasi program peningkatan mutu pendidikan.
Data hasil supervisi satuan pendidikan oleh pengawas di Sulawesi Barat bersumber dari
2 instrumen yaitu instrumen RPP Kurikulum 2013 dan instrumen Rekncana Kerja
Kepala Sekolah (RKKS). Data tersebut terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif.
Selanjutnya dianalisis oleh perwakilan pengawas tiap kabupaten. Hasil analisis data
kuantitatif dikolaborasikan dengan hasil analisis data kualitatif sehingga saling
menguatkan antara kedua data tersebut. Berdasarkan hasil analisis kedua data tersebut
sehingga diperoleh komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 13
a. Jenjang SD
Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang SD
ditampilkan pada tabel 11.
Tabel 11. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SD
Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS
Kab. Polewali Mandar
1. Tujuan pembelajaran 1. Analisis SWOT
2. Media/alat bahan dan sumber
belajar
2. RKS, RKJM, RKT, RKAS
3. Penilaian 3. Program dan Jadwal Pelaksanaan Supervisi
4. Laporan tahunan serta buku agenda
Kab. Mamasa
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Materi ajar 2. Penyusunan RKJM dan RKT
3. Kegiatan pendahuluan 3. Penyusunan jadwal kegiatan
4. Kegiatan inti 4. Melakukan EDS
5. Rancangan instrumen penilaian 5. Program supervisi
6. Rubrik penilaian
7. Media/alat bahan dan sumber
belajar
Kab. Majene
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Kegiatan pendahuluan 2. Melakukan EDS
3. Media/alat bahan dan sumber
belajar
3. RKS, RKJP (8 tahun)
4. Penilaian 4. Laporan tahunan
Kab. Mamuju
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Tujuan pembelajaran 2. Melakukan EDS
3. Materi ajar 3. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP
4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi
5. Kegiatan inti 5. Laporan tahunan
6. Kegiatan penutup
7. Penilaian
8. Media/alat bahan dan sumber
belajar
Kab. Mamuju Tengah
1. Identitas, indikator, dan tujuan
pembelajaran
1. Analisis SWOT
2. Melakukan EDS
2. Materi ajar 3. RKS, RKJM dan RKT
3. Kegiatan pembelajaran 4. Jadwal kegiatan
4. Media/alat bahan dan sumber
belajar
5. Program supervisi
6. Laporan tahunan
7. Buku agenda kegiatan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 14
Kab. Pasangkayu
1. Pemilihan materi ajar 1. Analisis SWOT
2. Kegiatan pendahuluan 2. RKT
3. Media/alat bahan dan sumber
belajar
3. Program supervisi
4. Penilaian 4. Laporan tahunan
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 11. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang
SD untuk setiap daerah di Sulawesi Barat bervariasi.
b. Jenjang SMP
Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang SD
ditampilkan pada tabel 12.
Tabel 12. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMP
Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS
Kab. Polewali Mandar
1. Integrasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dalam RPP
1. Analisis SWOT
2. Integrasi PPK dan GLS dalam EDS
2. Integrasi Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) dalam RPP
3. Program supervisi
4. Laporan tahunan
Kab. Mamasa
1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT
2. Kegiatan inti 2. Melakukan EDS
3. Rubrik penilaian 3. Memiliki RKJM dan RKT
4. Sumber belajar 4. Program supervisi
Kab. Majene
1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT
2. Kegiatan inti 2. Analisis RKS
3. Kegiatan penutup 3. Analisis RKJM
4. Penilaian
Kab. Mamuju
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Tujuan pembelajaran 2. Melakukan EDS
3. Materi ajar 3. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP
4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi
5. Kegiatan inti 5. Laporan tahunan
6. Kegiatan penutup
7. Penilaian
8. Media/alat bahan dan sumber belajar
Kab. Mamuju Tengah
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Tujuan pembelajaran 2. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP
3. Materi ajar 3. Buku agenda kegiatan kepala sekolah
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 15
4. Kegiatan pendahuluan
5. Kegiatan inti
6. Kegiatan penutup
7. Penilaian
8. Media/alat bahan dan sumber belajar
Kab. Pasangkayu
1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT
2. Media/alat bahan dan sumber belajar 2. EDS
3. Penilaian 3. Laporan tahunan
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 12. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang
SMP untuk setiap daerah di Sulawesi Barat bervariasi.
c. Jenjang SMA
Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang
SMA ditampilkan pada tabel 13.
Tabel 13. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMA
Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS
1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT
2. Materi ajar 2. Rencana Kerja Sekolah (RKS)
3. Penilaian 3. Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM)
4. Laporan tahunan
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 13 menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut
perbaikan dari segi RPP Kurikulum 2013 guru SMA adalah komponen kegiatan
pendahuluan, materi ajar dan penilaian. Sedangkan komponen yang membutuhkan
tindak lanjut perbaikan dari segi RKKS kepala sekolah SMA adalah komponen
analisis SWOT, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM), dan laporan tahunan.
d. Jenjang SMK
Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang
SMK ditampilkan pada tabel 14.
Tabel 14. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMK
Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 16
1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT
2. Tujuan pembelajaran 2. Rencana Kerja Sekolah (RKS)
3. Materi ajar 3. Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM)
4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi
5. Kegiatan inti
6. Kegiatan penutup
7. Rancangan instrumen dan rubrik
penilaian
8. Media/alat bahan dan sumber
belajar
Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 14. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut
perbaikan dari segi RPP Kurikulum 2013 guru SMK adalah komponen Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK), tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, rancangan instrumen dan rubrik
penilaian serta media/alat bahan dan sumber belajar. Sedangkan komponen yang
membutuhkan tindak lanjut perbaikan dari segi RKKS kepala sekolah SMK adalah
komponen analisis SWOT, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM), dan program supervisi.
B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Beberapa hal yang dibahas dalam bagian ini adalah Implementasi Otonomi Daerah,
Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah, dan Revolusi Industri 4.0
1. Implementasi Otonomi Daerah
Dilihat dari sektor pendidikan, tujuan pemberian otonomi adalah untuk
meningkatkan kemandirian daerah dalam mengelola pendidikan. Lebih penting lagi
adalah meningkatkan kualitas dan pelayanan bidang pendidikan melalui
pemberdayaan masyarakat dan tersedianya sarana dan prasarana di daerah yang
layak.
Selain itu, pelaksanaan otonomi daerah juga bertujuan untuk mewujudkan
pengelolaan sumber daya pendidikan secara efektif serta memberikan kesempatan
bagi warga daerah untuk berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan daerah.
Dengan diterapkannya otonomi daerah, diharapkan kualitas dan daya saing
pendidikan di daerah akan meningkat dan berdampak pada tercapainya visi dan misi
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 17
pendidikan secara keseluruhan. Penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih efisien
dan kewajiban pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan daerah menjadi lebih
ringan sebab kewajiban tersebut sudah dilimpahkan pada pemerintah daerah.
2. Kondisi Sarana Prasarana
a. Kondisi Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat dapat dilihat pada gambar
6.
Gambar 6. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Rasio rombongan belajar, jumlah siswa, dan jumlah ruang kelas sebagai berikut:
Tabel 15. Rasio rombel terhadap siswa dan ruang kelas
No Rincian SD SMP SMA
1 Rombel : Siswa 1:18 1:25 1:29
2 Ruang Kelas :
Rombel
1:1,1 1:1 1:1
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 17 tahun 2017 Pasal 24
menjelaskan tentang jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar sebagai
berikut.
✓ SD dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling banyak
28 peserta didik
✓ SMP dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling
banyak 32 peserta didik
✓ SMA dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling
banyak 36 peserta didik
1300313 75 5929 60 13 76
SD SMP SMA SMK
Negeri Swasta
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 18
Berdasarkan tabel 15 dan mengacu pada Permendikbud nomor 17 tahun 2017, maka
dapat dilihat untuk jenjang SD tidak memenuhi Permendikbud tersebut. Dapat
diduga bahwa jenjang SD kelebihan rombel atau kekurangan peserta didik. Hal ini
perlu dikaji lebih lanjut oleh pemerintah daerah.
Berdasarkan rasio terhadap ruang kelas dapat disimpulkan bahwa untuk semua
rombel di setiap jenjang memiliki kecukupan ruang kelas. Untuk memastikan proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu diperhatikan kondisi
ruang kelas. Ruang kelas yang baik akan memberikan kenyamanan bagi peserta didik
dan pendidik untuk melakukan pembelajaran. Data kondisi ruang kelas di Sulawesi
Barat dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Kondisi ruang kelas
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa masih banyak ruang kelas di Sulawesi
Barat yang kondisinya rusak ringan dan sedang, bahkan ada juga yang rusak berat
dan rusak total. Hal ini menjadi suatu masalah dan harus segera ditindaklanjuti.
b. Akreditasi Sekolah
Satuan pendidikan akan bermutu jika terdapat pengakuan dan penilaian dari
beberapa pihak yang berwenang disebut akreditasi sekolah. Pemerintah melakukan
akreditasi untuk menilai kelayakan program atau satuan pendidikan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan terukur
sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pemerintah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM)
dengan Peraturan Mendiknas nomor 29 Tahun 2005. BAN S/M adalah badan
evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program atau satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Jumlah sekolah di Sulawesi Barat berdasarkan akreditasi dapat
dilihat pada gambar 8
1472 463434 472
4913 1480464 579
1985 450 93 35
SD SMP SMA SMK
Baik Rusak Ringan+ Rusak Sedang Rusak Berat + Rusak Total
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 19
Gambar 8. Akreditasi satuan pendidikan
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Berdasarkan gambar 8 dapat disimpulkan bahwa masih banyak satuan pendidikan di
Sulawesi Barat yang belum terakreditasi.
Data jumlah sekolah negeri berdasarkan sumber listrik dapat dilihat pada tabel 13 dan
berdasarkan akses internet dapat dilihat pada gambar 9.
Tabel 16 Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber listrik
No Sumber Listrik Jenjang
SD SMP SMA SMK
1 Diesel 14 3 1 0
2 Lainnya 80 19 2 1
3 PLN 926 252 68 54
4 PLN & Diesel 7 4 2 4
5 Tenaga Surya 19 14 0 0
6 Tidak ada 248 22 1 0
7 Tidak diisi 6 0 1 0
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Berdasarkan tabel 16 dapat disimpulkan bahwa masih banyak sekolah negeri jenjang
SD yang belum memiliki listrik.
A5%
B44%
C41%
Belum10%
Akreditasi Sekolah Jenjang SDA
8%
B37%
C36%
Belum19%
Akreditasi Sekolah Jenjang SMP
A16%
B29%
C44%
Belum11%
Akreditasi Sekolah Jenjang SMA
A5%
B25%
C20%
Belum50%
Akreditasi Sekolah Jenjang SMK
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 20
Gambar 9. Jumlah sekolah negeri berdasarkan akses internet
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Berdasarkan gambar 9 dapat disimpulkan bahwa mayoritas sekolah negeri di setiap
jenjang belum memiliki akses internet.
Kualitas kesehatan dan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan air bersih.
Sekolah adalah rumah kedua untuk anak-anak. Anak-anak menghabiskan sebagian
besar waktunya yaitu sekitar delapan jam setiap hari di sekolah. Selama delapan jam
itu, siswa pasti membutuhkan air bersih untuk segala aktivitasnya.
Jumlah sekolah negeri di Sulawesi Barat berdasarkan ketersediaan sumber air dapat
dilihat pada tabel 17
Tabel 17. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber air
396
11639 29
894
198
35 306 0 1 0
SD SMP SMA SMK
Ada Tidak Ada Tidak diisi
No Sumber Air Jenjang
SD SMP SMA SMK
1 Air hujan 4 1 0 0
2 Air kemasan 6 2 0 1
3 Air sungai 86 21 1 0
4 Lainnya 254 47 13 9
5 Ledeng/PAM 190 47 18 11
6 Mata air tidak
terlindungi
9 3 0 0
7 Mata air
terlindungi
147 52 7 7
8 Pompa 101 45 12 10
9 Sumur
terlindungi
448 83 23 18
10 Sumur tidak
terlindungi
55 13 1 3
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 21
Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020
Berdasarkan tabel 17 dapat disimpulkan bahwa mayoritas sekolah di Sulawesi Barat
menggunakan sumber air dari sumur terlindungi.
3. Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan komunikasi
merupakan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pendidikan. Dampak
positif dari revolusi industri 4.0 adalah memberikan dorongan bagi Indonesia untuk
bersaing, sehingga harus dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
agar tidak kalah dengan negara-negara lain. Arus revolusi industri 4.0 akan
mendorong penggunaan E-learning yang sangat cocok bagi pengembangan
pendidikan di tanah air yang terdiri atas berbagai kepulauan. Di samping itu, revolusi
industri 4.0 akan merupakan ancaman bagi masuknya nilai-nilai asing yang
bertentangan dengan kepribadian yang berdampak pada memudarnya nilai-nilai
luhur keindonesiaan di samping akan menciptakan generasi yang menginginkan
sesuatu serba cepat. Jika tidak diwaspadai dengan baik, revolusi industri 4.0 juga
memiliki kecenderungan untuk mengomersialisasikan pendidikan.
Kemajuan teknologi dan komunikasi telah memberikan alternatif bagi
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Pengembangan Iptek yang demikian
pesat harus memicu pendidikan untuk dapat memanfaatkan peluang guna
meningkatkan pelayanan pendidikan maupun meningkatkan mutu pendidikan. Tren
peningkatan kemajuan teknologi ini akan semakin meningkat dan tidak akan
terbendung. Pemanfaatan teknologi untuk pengayaan terhadap penguasaan materi
pembelajaran perlu dikembangkan secara terprogram dengan meminimalisir efek
samping dari teknologi itu sendiri.
C. Tantangan
Dari berbagai potensi dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, tantangan yang
dihadapi dalam memajukan pendidikan dasar dan menengah berkenaan dengan ekosistem
pendidikan, guru, pedagogi, dan kurikulum/program. Tabel 18 menunjukkan tantangan-
tantangan tersebut tersebut.
Tabel 18: Tantangan Pemajuan Pendidikan Dasar dan Menengah
No. Tantangan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 22
1. Memerdekakan pembelajaran sebagai beban menjadi pembelajaran sebagai
pengalaman menyenangkan
2. Memerdekakan sistem pendidikan yang tertutup (pemangku kepercayaan
bertindak sendiri-sendiri) menjadi sistem pendidikan yang terbuka (pemangku
kepercayaan bekerja sama)
3. Memerdekakan guru sebagai penerus pengetahuan menjadi guru sebagai
fasilitator pembelajaran
4. Memerdekakan pedagogi, kurikulum, dan asesmen yang dikendalikan oleh
konten menjadi berbasis kompetensi dan nilai-nilai
5. Memerdekakan pendekatan pedagogi yang bersifat pukul rata (one size fits all)
menjadi berpusat pada pelajar dan personalisasi
6. Memerdekakan pembelajaran manual/tatap muka menjadi pembelajaran yang
difasilitasi oleh teknologi
7. Memerdekakan program-program pendidikan yang dikendalikan oleh
pemerintah menjadi program yang relevan bagi industri
8. Memerdekakan pendidikan yang dibebani oleh peraturan dan perangkat
administrasi menjadi bebas untuk berinovasi
9. Memerdekakan ekosistem pendidikan yang dikendalikan pemerintah menjadi
ekosistem yang diwarnai oleh otonomi dan partisipasi aktif (agency) semua
pemangku kepentingan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 23
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT
A. Visi LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Sebagai Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LPMP
Provinsi Sulawesi Barat amanat dalam memajukan pembangunan SDM melalui usaha
bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan
kebudayaan, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen dalam menentukan visi berdasarkan pada
visi kementerian dalam pencapaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada
RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Adapun Visi LPMP Provinsi Sulawesi
Barat 2020-2024 adalah:
“LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkeperibadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang
bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global”
Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD,
Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui
pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab,
dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu,
perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan
akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai
dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, LPMP Provinsi Sulawesi
Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud dan seluruh pemangku
kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan
dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 24
Gambar 10: Profil Pelajar Pancasila
Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbud sesuai dengan
tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar
Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak
kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural
dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk
melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 25
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong
royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan
diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir,
dan mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal.
Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuh kembangan nilai-nilai budaya
Indonesia dan Pancasila, yang adalah fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional.
Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam,
masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan
global - dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-
nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan
identitas khasnya.
Dalam kurun waktu 2020-2024, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas
dan Dikmen, Kemendikbud sebagai kementerian yang membantu Presiden dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan kebudayaan, sejalan
dengan pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 berupaya
melakukan transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan di
Indonesia. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam menghadapi tantangan Abad 21,
perlu melakukan transformasi dan perbaikan signifikan di bidang pendidikan dan
kebudayaan Indonesia. Dalam rangka mencapai visi pembangunan bidang pendidikan
Kemendikbud akan terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 26
pembangunan pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD,
Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud juga melaksanakan pembangunan pendidikan tinggi
di seluruh wilayah Indonesia. Agar terwujud masyarakat Indonesia yang merupakan
pembelajar seumur hidup, layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi perlu diperluas
tanpa pembedaan atas faktor apapun. Satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sektor
swasta bersama-sama dalam mengupayakan pengembangan potensi peserta didik lewat
olah hati, pikir, rasa dan raga yang seimbang demi terwujudnya insan-insan yang
berketuhanan dan berakhlak mulia. Hal tersebut tidak dapat terjadi tanpa komitmen semua
pemangku kepentingan pendidikan, baik yang berada dalam pemerintahan maupun
masyarakat luas, dalam mengelola dan membiayai pembangunan pendidikan dan
kebudayaan.
B. Misi LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen
PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya,
melaksanakan Misi Presiden yang dikenal sebagai arahan presiden, yaitu menjabarkan misi
nomor (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; dan nomor (8) Pengelolaan
pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Untuk itu, misi LPMP Provinsi
Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pemetaan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;
2. Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan Menengah;
3. Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan Menengah;
4. Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
5. Melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang penjaminan mutu
pendidikan secara nasional;
6. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan
dasar dan pendidikan menengah;
7. Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan penjaminan
mutu pendidikan.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 27
C. Tata Nilai LPMP Provinsi Sulawesi Barat
Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan
mendukung. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh
pegawai LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud
dalam menjalankan tugas membangun pendidikan dan kebudayaan. Tata nilai yang
diutamakan pada Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan
Dikmen, Kemendikbud 2020-2024 ini adalah sebagai berikut:
1. Integritas
Pada nilai integritas terkandung makna keselarasan antara pikiran, perkataan, dan
perbuatan. Sesuai dengan nilai integritas, pegawai Kemendikbud diharapkan konsisten
dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal
kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban kepercayaan. Adapun
indikator yang mencerminkan nilai integritas adalah:
a. Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam tindakan;
b. Jujur dalam segala tindakan;
c. Menghindari benturan kepentingan;
d. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi;
e. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;
g. Tidak melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan;
h. Tidak melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi; dan
i. Tidak menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun di luar ketentuan.
2. Kreatif dan Inovatif
Nilai kreatif dan inovatif bermakna memiliki daya cipta, kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya. Hal baru tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat. Indikator dari
nilai kreatif dan inovatif adalah:
a. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap
permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru:
b. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan:
c. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif;
d. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 28
dan efisien;
f. Tidak merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;
g. Tidak bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan
h. Tidak monoton
3. Inisiatif
Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut
dari pekerjaan. Pegawai Kemendikbud sewajarnya melakukan sesuatu tanpa menunggu
perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil
pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah.
Indikator dari nilai inisiatif adalah:
a. Responsif melayani kebutuhan pemangku kepentingan;
b. Bersikap proaktif terhadap kebutuhan organisasi;
c. Memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dan mampu
mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah;
d. Tidak hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan dan
e. Tidak sekedar mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan,
berargumentasi bahwa apa yang Anda lakukan telah disetujui oleh semua anggota
tim.
4. Pembelajar
Pada nilai pembelajar terkandung ikhtiar untuk selalu berusaha mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme. Pegawai Kemendikbud harus berkeinginan dan
berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian.
Indikator yang menunjukkan nilai pembelajar adalah:
a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman;
b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran;
c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;
d. Memanfaatkan waktu dengan baik;
e. Suka mempelajari hal yang baru; dan
f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.
5. Menjunjung Meritokrasi
Nilai menjunjung meritokrasi berarti menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian
penghargaan bagi karyawan yang kompeten. Pegawai Kemendikbud perlu memiliki
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 29
pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan
dan kecakapannya. Indikator yang mencerminkan nilai ini adalah:
a. Berkompetisi secara profesional;
b. Memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi pegawai;
c. Memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja;
d. Tidak sewenang-wenang;
e. Tidak mementingkan diri sendiri;
f. Menduduki jabatan sesuai dengan kompetensinya; dan
g. Mendapatkan promosi bukan karena kedekatan/primordialisme.
6. Terlibat Aktif
Nilai terlibat aktif bermakna senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pegawai
Kemendikbud semestinya suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan
dorongan, agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Nilai terlibat
aktif terlihat dari indikator:
a. Terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi
kementerian;
b. Memberikan dukungan kepada rekan kerja;
c. Peduli dengan aktivitas lingkungan sekitar (tidak apatis);
d. Tidak bersifat pasif, sekedar menunggu perintah.
7. Tanpa Pamrih
Nilai tanpa pamrih memiliki arti bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.
Pegawai Kemendikbud, yang memiliki nilai tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang
tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi.
Sebaliknya pegawai Kemendikbud memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat bagi
pihak lain untuk suka berusaha menghasilkan karya terbaiknya sesuai dengan tujuan
bersama. Indikator nilai tanpa pamrih adalah:
a. Penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan;
b. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya;
c. Menunjukkan perilaku 4S (senyum, sapa, sopan, dan santun);
d. Tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa; dan
e. Tidak berburuk sangka kepada rekan kerja.
Peningkatan internalisasi ketujuh nilai di atas di antara pegawai Ditjen PAUD, Dikdas
dan Dikmen, Kemendikbud semakin dirasakan urgensinya untuk memastikan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 30
pembangunan pendidikan sesuai dengan Visi Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024
didukung oleh kinerja Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud yang prima
D. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Perumusan tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen,
Kemendikbud ditujukan untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan
tercapainya visi. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan
Dikmen menetapkan tiga tujuan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19: Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020-2024
No Tujuan
1 Meningkatkan kualitas pembelajaran, karakter peserta didik dan mutu
pendidikan dasar dan menengah;
2 Mewujudkan tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas dan
pengelolaan yang partisipatif, transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah
Tujuan strategis pertama (TS-1), Meningkatkan kualitas pembelajaran, karakter peserta
didik dan mutu pendidikan dasar dan menengah merupakan tujuan dari pelaksanaan misi
sebagai berikut:
1. (M-1), Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
2. (M-2), Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
3. (M-3), Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah;
4. (M-4), Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar
5. (M-5), Melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang
penjaminan mutu pendidikan secara nasional
Tujuan strategis (TS-2), Mewujudkan tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang
berkualitas dan pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah merupakan tujuan atas pelaksanaan misi sebagai berikut :
1. (M-6), Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 31
2. (M-7), Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan
penjaminan mutu pendidikan.
E. Sasaran Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Dalam rangka mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembangunan LPMP Provins i
Sulawes i Bara t , diperlukan sejumlah kegiatan dan sasaran kegiatan (SK) yang akan
dicapai pada tahun 2020-2024.
1. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan pertama -- Meningkatkan
kualitas pembelajaran, karakter peserta didik dan mutu pendidikan dasar dan
menengah adalah
a. Meningkatnya kualitas pembelajaran pendidikan dasar dan menengah,
b. Meningatanya mutu satuan pendidikan dasar dan menengah
c. Meningkatnya karakter peserta didik
2. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan kedua -- Mewujudkan tata kelola
LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas dan pengelolaan pendidikan yang
partisipatif, transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah
a. Terwujudnya tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas
b. Terwujudnya pengelolaan pendidikan yang partisipatif, transparan dan
akuntabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
Kelima sasaran kegiatan dan kaitannya dengan tujuan pembangunan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah terangkum dalam Tabel 20.
Tabel 20: Sasaran Kegiatan (SK) LPMP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020-2024
No Sasaran Kegiatan Tujuan
Terkait
1 Meningkatnya kualitas pembelajaran pendidikan dasar dan
menengah,
1
2 Meningkatnya mutu satuan pendidikan dasar dan menengah 1
3 Meningkatnya karakter peserta didik 1
4 Terwujudnya tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang
berkualitas
2
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 32
5 Terwujudnya pengelolaan pendidikan yang partisipatif,
transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah
2
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 33
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN
Proses penjaminan, peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan akan berhasil bila
ditunjang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan memadai.
LPMP Provinsi Sulawesi Barat memiliki ketersediaan sumber daya manusia sejumlah 34
orang PNS dan 43 orang tenaga kontrak. Dari 34 PNS terdapat pejabat struktural 2
orang, Jabatan Fungsional 3 Orang dan staf Pelaksana 29 orang, dengan kualifikasi
pendidikan S-2 sejumlah 12 orang dan S-1 sejumlah 22 orang.
Upaya pelayanan prima terus ditingkatkan melalui penambahan kapasitas ruang kelas,
asrama, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Pada tahun 2020 kapasitas asrama
berjumlah 118 kamar terdiri dari 104 kamar standar dan 14 kamar VIP. Dengan
kapasitas tersebut hingga tahun 2020 tingkat hunian mencapai 260 orang. LPMP
Provinsi Sulawesi Barat memiliki 1 gedung kelas dengan 6 ruangan, masing-masing
kapasitas kapasitas 30 orang. Untuk Aula, LPMP Provinsi Sulawesi Barat memiliki 2
aula yang masing- masing kapasitasnya 500 dan 60 orang.
Sarana pasarana yang memadai juga menjadi faktor pendukung pencapaian target
renstra 2020-2024. Internet sebagai salah satu bentuk tekologi informasi telah
dimanfaatkan sejak tahun 2013 sampai sekarang, sehingga makin memperkuat LPMP
Provinsi Sulawesi Barat dalam memberikan layanan bagi pelanggan. Penggunaan
sistem teknologi informasi juga digunakan dalam pemutakhiran data, di antaranya
pengembangan data Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK),
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) online, Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
(SABMN) online, data kepegawaian Online, manajemen Pemetaan Mutu Pendidikan
(PMP), Manajemen Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Geographic Information
System (GIS), e-Supervisi Sinergitas, Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
(SAKTI), dan aplikasi Sistem Naskah Dinas Elektronik (Sinde).
Selain potensi di atas, LPMP masih perlu membenahi berbagai hal, antara lain dari segi
sumber daya manusia. Terjadi kekurangan SDM dikarenakan LPMP Provinsi Sulawesi
Barat hanya memiliki 3 orang tenaga fungsional. Jumlah tenaga fungsional tersebut
belum dapat memenuhi kebutuhan narasumber atau fasilitator untuk peningkatan mutu
pendidikan. Di samping itu, dari segi kualifikasi akademik masih kekurangan tenaga
fungsional dengan spesifikasi bidang studi tertentu, misalnya prakarya dan seni
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 34
budaya, akuntansi, teknologi informasi, sosiologi, dan antropologi, selain itu juga dari
segi jumlah SDM berdasarkan peta jabatan yang ada, masih kekurangan.
Seiring semakin dikenalnya LPMP Provinsi Sulawesi Barat di masyarakat luas,
semakin meningkat juga permintaan penggunaan sarana dan prasarana pelatihan. Akan
tetapi, tidak semua permintaan tersebut dapat dilayani karena jumlah permintaan lebih
banyak dibandingkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu,
dibutuhkan penambahan sarana dan prasarana penunjang pelatihan.
Kondisi internal di atas akan tentu saja bermanfaat bagi LPMP Provinsi Sulawesi
Barat dalam menyongsong peluang-peluang yang tersedia di masyarakat.
Diberlakukannya otonomi daerah telah membuka peluang yang luas bagi LPMP
Provinsi Sulawesi Barat untuk melaksanakan program kemitraan dengan dinas terkait
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sampai dengan tahun 2020 seluruh
kabupaten/kota yang berjumlah 6 kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat dapat
melaksanakan kerjasama dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat pada berbagai aspek
penunjang, di antaranya dengan pola sharing pendanaan ataupun pendanaan
didukung penuh oleh APBD kabupaten/ kota. Dengan adanya pola kemitraan
diharapkan muncul sinergi positif dalam upaya mempercepat proses peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Sulawesi Barat. Salah satu bentuk
kerjasama yang terjalin dengan dinas terkait adalah program Supervisi Sinergitas
antara pengawas satuan pendidikan dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat
yang terjalin sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 dan akan berlanjut. Tidak
hanya melayani dinas terkait di wilayah Sulawesi Barat, LPMP Provinsi Sulawesi
Barat juga telah menjalin kemitraan dengan lembaga di luar provinsi Sulawesi Barat.
Kebijakan otonomi memberikan peluang dan juga tantangan. Terjalinnya kemitraan
antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan berbagai institusi dari berbagai daerah
tidak selalu berjalan mulus. Ketidaksinkronan kebijakan daerah dan pusat, dan
perubahan kebijakan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang bermuatan
politis seringkali menjadi hambatan yang perlu disikapi dengan bijaksana oleh LPMP
Provinsi Sulawesi Barat. Sementara itu, kehadiran lembaga lain di Provinsi Sulawesi
Barat yang memiliki tugas dan fungsi sama dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat
juga memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga, terutama berkaitan dengan
keberlangsungan program kemitraan dengan pemerintah daerah.
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 35
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Pembangunan pendidikan dasar dan menengah disusun berdasarkan dan merujuk
kepada arah kebijakan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) tahun 2020-2024, Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah
(RPPJM), Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024, serta hasil evaluasi Renstra tahun 2015-2019, yang kemudian
dituangkan dalam perencanaan lima tahunan yaitu Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah Tahun 2020-2024. Renstra menjadi dasar, pedoman, acuan dalam
penyusunan program dan selanjutnya dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan
pembangunan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Rujukan-rujukan utama ini secara konsisten harus dapat dicermati,
dianalisis dan dipertajam ke dalam Renstra PAUD, Dikdas, dan Dikmen agar tidak
keliru dan dapat optimal dalam teknis pelaksanaannya sampai kepada pengelola
kegiatan, dan juga output-output yang menjadi ujung tombak bagi pencapaian
keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program.
1. Arah dan Kebijakan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Visi Presiden untuk tahun 2020-2024 yaitu ”Terwujudnya Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”, yang
kemudian dijalankan dalam sembilan misi yang dikenal sebagai Nawacita Kedua.
Dalam melaksanakan misi nawacita tersebut, dalam RPJMN terdapat arahan
mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia yaitu ”Membangun SDM pekerja
keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.” Dari arahan
tersebut, pelaksanaannya menjadi dua agenda pembangunan yaitu: (1)
Meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, dan (2) Revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan.
Kedua agenda tersebut kemudian dilaksanakan melalui arahan kebijakan dan
strategi bidang pendidikan dan kebudayaan, seperti yang dirangkum dibawah ini:
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 36
Tabel 21. Arah Kebijakan dan Strategi
No Agenda
Pembangunan
Arah Kebijakan Strategi
1
Meningkatkan
SDM
yang berkualitas
dan berdaya
saing
- Meningkatkan
Pemerataan
layanan
Pendidikan
berkualitas
1. peningkatan kualitas pengajaran
dan
pembelajaran;
2. peningkatan pemerataan akses
layanan pendidikan di semua
jenjang dan percepatan
pelaksanaan Wajib Belajar 12
Tahun;
3. peningkatan profesionalisme,
kualitas, pengelolaan, dan
penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan yang merata;
4. penguatan penjaminan mutu
pendidikan untuk meningkatkan
pemerataan kualitas layanan antar
satuan pendidikan da antar
wilayah;
5. peningkatan tata kelola
pembangunan pendidikan,
strategi pembiayaan, dan
peningkatan efektivitas
pemanfaatan anggaran
pendidikan.
- Meningkatkan
produktivitas dan
daya saing
1. pendidikan dan pelatihan vokasi
berbasis kerjasama industri;
2. penguatan pendidikan tinggi
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 37
berkualitas;
2 Revolusi mental
dan
pembangunan
kebudayaan
- Revolusi mental
dan
pembinaan
ideologi
Pancasila untuk
memperkukuh
ketahanan budaya
bangsa dan
membentuk
mentalitas bangsa
yang maju,
modern, dan
berkarakter
1. revolusi mental dalam sistem
pendidikan untuk memperkuat
nilai integritas, etos kerja, gotong
royong, dan budi pekerti;
2. revolusi mental dalam tata kelola
pemerintahan untuk penguatan
budaya birokrasi yang bersih,
melayani, dan responsif;
3. pembinaan ideologi Pancasila,
pendidikan kewargaan, wawasan
kebangsaan, dan bela negara
untuk menumbuhkan jiwa
nasionalisme dan patriotisme
- Meningkatkan
pemajuan dan
pelestarian
kebudayaan
untuk
memperkuat
karakter dan
memperteguh jati
diri bangsa,
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat, dan
mempengaruhi
arah
perkembangan
peradaban dunia
1. revitalisasi dan aktualisasi nilai
budaya dan kearifan lokal untuk
menumbuhkan semangat
kekeluargaan, musyawarah,
gotong royong dan kerjasama
antarwarga;
2. pengembangan dan pemanfaatan
kekayaan budaya untuk
memperkuat karakter bangsa dan
kesejahteraan rakyat;
3. perlindungan hak kebudayaan dan
ekspresi budaya untuk
memperkuat kebudayaan yang
inklusif;
4. pengembangan diplomasi budaya
untuk memperkuat pengaruh
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 38
Indonesia dalam perkembangan
peradaban dunia;
5. pengembangan tata kelola
pembangunan kebudayaan.
- Peningkatan
literasi,
Inovasi, dan
kreativitas
1. peningkatan budaya literasi;
2. pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa Indonesia,
bahasa dan aksara daerah, serta
sastra;
3. penguatan institusi sosial
penggerak literasi dan inovasi
Dalam memenuhi agenda tersebut Kemdikbud mencanangkan kebijakan Merdeka
Belajar yang memiliki cita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi
semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh
jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikanvyang
merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi. Selain itu, fokus
pembangunan pendidikan dan pemajuan kebudayaan diarahkan pada pemantapan
budaya dan karakter bangsa melalui perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan
pendanaan pendidikan serta pengembangan kesadaran akan pentingnya pelestarian
nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penyerapan nilai baru dari kebudayaan global
secara positif dan produktif.
Merdeka Belajar juga mendorong partisipasi dan dukungan dari semua pemangku
kepentingan yaitu: keluarga, guru, lembaga pendidikan, DU/DI, dan masyarakat.
Merdeka belajar dapat terwujud secara optimal melalui:
a) Peningkatan kompetensi kepemimpinan, kolaborasi antar elemen masyarakat,
dan budaya;
b) Peningkatan infrastruktur serta pemanfaatan teknologi di seluruh satuan
pendidikan;
c) Perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan;
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 39
d) Penyempurnaan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
Perubahan yang diusung oleh Kebijakan Merdeka Belajar akan terjadi pada
kategori:
a) Ekosistem pendidikan;
b) Guru;
c) Pedagogi;
d) Kurikulum;
e) Sistem penilaian
2. Arah dan Kebijakan Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Kebijakan Merdeka Belajar terwujud dalam arah kebijakan dan strategi Ditjen
PAUD, Dikdas, dan Dikmen. Adapun arah kebijakan dan strategi yang ada di
Direktorat Jenderal adalah sebagai berikut:
a) Optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan pada Ditjen PAUD, Dikdas, dan
Dikmen
Kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan angka partisipasi pendidikan
adalah:
1) Angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini meningkat
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan angka partisipasi
PAUD adalah:
a) Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD dengan kualitas yang
baik, termasuk PAUD HI, sehingga dapat berkontribusi dalam
menurunkan prevalensi stunting pada balita;
b) Membangun komitmen pemerintah daerah untuk terus mengadakan
lembaga PAUD yang sesuai dengan kebutuhannya, khususnya di
wilayah yang belum memiliki lembaga PAUD;
c) Menyiapkan ketersediaan guru PAUD dan kapasitas LPTK sebagai
lembaga penyedia guru PAUD;
d) Mempertimbangkan TK-SD Satu Atap dengan mengoptimalkan
penugasan guru kelas awal SD;
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 40
e) Menyediakan subsidi PAUD bagi anak dari keluarga tidak mampu
agar anak-anak tersebut terbantu kesiapan bersekolahnya melalui
pemberian Bantuan Operasional
f) Penyelenggaraan (BOP) PAUD, Kebijakan SPM, pendanaan dari
filantropi dan subsidi silang swadaya masyarakat (crowdfunding);
g) Menyusun kebijakan kelembagaan yang dibutuhkan mengenai
satuan PAUD.
Kegiatan yang mendukung dalam peningkatan angka partisipasi PAUD
adalah:
a) Jumlah Peserta Didik usia 3-6 tahun yang mengikuti menerima BOP
PAUD;
b) Jumlah Kab/Kota dengan Persentase Siswa Kelas 1 yang melalui
TK/RA/BA di atas 50%;
c) Jumlah Kab/Kota dengan APK PAUD (3-6 tahun) di atas 53,1%
2) Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun tuntas dan wajib belajar 12 (duabelas)
tahun meningkat;
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka penuntasan Wajib Belajar
adalah:
a) Memenuhi kebutuhan daya tampung untuk semua jenjang
pendidikan melalui pembangunan sekolah baru dan ruang kelas baru
yang disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk di wilayah yang
terkena dampak bencana;
b) Mempertahankan kapasitas terpasang dengan rehabilitasi fasilitas
yang rusak, termasuk di wilayah yang terkena dampak bencana;
c) Membina sekolah swasta agar kualitasnya sejajar atau bahkan lebih
baik dari sekolah negeri dengan tetap mempertahankan keunggulan
tertentu sesuai ciri khasnya sebagai sekolah swasta, untuk
membantu pencapaian Wajib Belajar 12 (dua belas) tahun;
d) Melaksanakan program afirmasi bagi daerah khusus termasuk anak
dengan kondisi tidak sekolah atau dengan kebutuhan khusus akan
dilakukan melalui berbagai langkah diantaranya:
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 41
e) Melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dan pelaksanaan
program retrieval untuk anak putus sekolah;
f) Membuat program/strategi untuk membantu anak-anak yang
memiliki kondisi tidak sekolah atau kebutuhan khusus, termasuk
afirmasi bagi anak-anak tenaga kerja Indonesia di luar negeri;
g) Menyediakan layanan pendidikan untuk anak dari daerah 3T yang
tidak memungkinkan pembangunan sekolah di daerahnya, misalnya
melalui sekolah garis depan atau sekolah berasrama;
h) Memberikan mekanisme belajar (seperti cara penyampaian materi
pelajaran dan pelaksanaan asesmen) yang disesuaikan dengan
kondisi hidup anak yang khusus, seperti anak rimba, anak nelayan,
dan anak yang berkonflik dengan hukum;
i) Melaksanakan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat
untuk dapat menemukenali anak-anak yang tidak bersekolah untuk
dapat didorong kembali mengikuti pendidikan baik jalur formal
maupun nonformal.
Kegiatan yang mendukung dalam rangka penuntasan Wajib Belajar
adalah:
a) Jumlah Kab/Kota dengan APK SD/MI/SDLB, sekurang-kurangnya
100%;
b) Jumlah Kab/Kota dengan APK SMP/MTs/SMPLB sekurang-
kurangnya 100%
c) Jumlah Kab/Kota dengan APK SMA/MA/SMLB, sekurang-
kurangnya 95%;
d) Jumlah Pemerintah Daerah yang Melaksanakan Pembinaan
Pendidikan Kesetaraan;
e) Jumlah Orang Dewasa Yang Mendapat Layanan Pendidikan
Keaksaraan
f) Persentase satuan pendidikan penerima dana BOS dari total satuan
pendidikan yang bersedia/tidak menolak BOS
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 42
b) Peningkatan dan Pemerataan Mutu Layanan Pendidikan pada Ditjen PAUD,
Dikdas, dan Dikmen
Kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan dan pemerataan mutu layanan
pendidikan adalah:
1) Percepatan pemerataan kualitas layanan pendidikan terlaksana
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka percepatan pemerataan
kualitas layanan pendidikan terlaksana adalah:
a) Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas;
b) Memungkinkan pemanfaatan sumber daya pendidikan secara
bersama antar satuan pendidikan dalam satu daerah (termasuk
pendidik dan fasilitas lainnya);
c) Merancang intervensi yang memperhitungkan situasi di setiap
daerah dan setiap satuan pendidikan;
d) Mempertimbangkan mekanisme intervensi dan pembiayaan
berbasis kinerja;
e) Memastikan seluruh pemangku kepentingan memegang peran
sesuai kewenangan;
f) Memadukan seluruh sumber daya dari pusat, daerah, satuan
pendidikan dan masyarakat dalam melakukan intervensi di setiap
daerah;
Kegiatan yang mendukung dalam rangka percepatan pemerataan
kualitas layanan pendidikan terlaksana adalah:
a) Persentase SD yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)
minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);
b) Persentase SMP yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)
minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);
c) Persentase SMA yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)
minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);
d) Persentase SLB yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)
minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi).
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 43
2) Mutu layanan PAUD satu tahun pra-SD meningkat
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka Mutu layanan PAUD satu
tahun pra-SD meningkat adalah:
a) Menyiapkan kebijakan pendidikan bermutu satu tahun pra-SD;
b) Memperjelas jenis layanan PAUD yang dimaksud untuk
mendukung pendidikan bermutu satu tahun pra-SD;
c) Menyiapkan mekanisme dan sistem insentif untuk pengelolaan dan
penjaminan mutu layanan PAUD;
d) Mendorong tersusunnya kurikulum PAUD memiliki relevansi dan
implementasi yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
terutama yang terkait dengan pemenuhan capaian SDG.;
Kegiatan yang mendukung dalam rangka Mutu layanan PAUD satu
tahun pra-SD meningkat adalah:
a) Persentase PAUD yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)
minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);
b) Persentase satuan PAUD yang menerapkan evaluasi peserta didik
berkembang sesuai harapan;
c) Persentase satuan PAUD yang menyelenggarakan layanan Holistik
Integratif;
d) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah dipetakan mutu
pendidikannya;
e) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah disupervisi mutu
pendidikannya;
f) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah difasilitasi mutu
pendidikannya berdasarkan SNP.
g) Nilai rata-rata tingkat pencapaian perkembangan anak (5-6 tahun);
3) Teknologi informasi dan komunikasi mendukung peningkatan dan
pemerataan kualitas layanan pendidikan
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka Teknologi informasi dan
komunikasi mendukung peningkatan dan pemerataan kualitas layanan
pendidikan adalah:
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 44
a) Mengembangkan platform pembelanjaan barang dan jasa bagi
sekolah, agar pembelanjaan lebih berkualitas serta mengurangi
beban administrasi kepala sekolah dan guru, dengan demikian
kepala sekolah dan guru dapat meningkatkan perhatian mereka pada
kualitas pembelajaran siswa;
b) Mengembangkan mekanisme untuk mendorong penyediaan materi
pengembangan kompetensi guru dan media/alat bantu mengajar
yang bermutu dan terstandar;
c) Menyediakan gawai yang sudah diisi dengan materi yang sama
(preloaded) untuk mendukung guru di daerah dengan keterbatasan
jaringan internet;
d) Menggunakan gawai untuk merekam praktik mengajar untuk
mendorong peer-review praktik guru dan juga berbagi praktik yang
baik antar guru;
e) Meningkatkan mutu data pendidikan dan mengembangkan sistem
informasi bagi para pemangku kepentingan.
Kegiatan yang mendukung dalam rangka Teknologi informasi dan
komunikasi mendukung peningkatan dan pemerataan kualitas layanan
pendidikan adalah:
a) Persentase data pokok pendidikan PAUD yang akurat, terbarukan
dan berk
top related