Top Banner
RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 i
74

RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020lpmpsulbar.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/09/... · 2020. 9. 10. · RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 4 Gambar

Jan 31, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 i

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iiiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    A. Kondisi Umum ................................................................................................................ 2

    B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah. ...................................... 16

    C. Tantangan .................................................................................................................... 21

    BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT ....... 23

    A. Visi LPMP Provinsi Sulawesi Barat .............................................................................. 23

    B. Misi LPMP Provinsi Sulawesi Barat ............................................................................. 26

    C. Tata Nilai LPMP Provinsi Sulawesi Barat .................................................................... 27

    D. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ............ 30

    E. Sasaran Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan .................................................................................................................. 31

    BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN ................................ 33

    A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......................................................................... 35

    B. Arah Kebijakan dan Strategi LPMP Provinsi Sulawesi Barat ..................................... 49

    C. Kerangka Regulasi ....................................................................................................... 52

    D. Kerangka Kelembagaan ............................................................................................... 54

    E. Tugas Dan Fungsi ......................................................................................................... 55

    F. Reformasi Birokrasi ..................................................................................................... 56

    BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ................................... 59

    Target Kinerja .............................................................................................................. 59

    Kerangka Pendanaan ................................................................................................... 64

    BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 66

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Jumlah sekolah yang telah dipetakan

    Tabel 2. Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu

    Tabel 3. Jumlah sekolah yang telah diverval

    Tabel 4. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI

    Tabel 5. Jumlah sekolah peserta workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

    Tabel 6. Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi

    Tabel 7. Daftar SD Induk Zona di Sulawesi Barat

    Tabel 8. Peserta penguatan kepala sekolah

    Tabel 9. Peserta diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan P4TK-BMTI

    Tabel 10. Kerjasama LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan Dinas Pendidikan

    Kabupaten

    Tabel 11. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SD

    Tabel 12. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMP

    Tabel 13. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMA

    Tabel 14. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMK

    Tabel 15. Rasio rombel terhadap siswa dan ruang kelas

    Tabel 16. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber listrik

    Tabel 17. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber air

    Tabel 18. Tantangan Pemajuan Pendidikan Dasar dan Menengah

    Tabel 19. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020-2024

    Tabel 20. Sasaran Kegiatan (SK) LPMP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020-2024

    Tabel 21. Arah Kebijakan dan Strategi

    Tabel 22. Strategi Pencapaian Sasaran

    Tabel 23. Kerangka Regulasi

    Tabel 24. 8 (Delapan) Area Perubahan

    Tabel 25. Sasaran Strategis, Indikator, dan Target Kinerja LPMP Sulbar

    Tabel 26. Indikator Kinerja Program (IKP)

    Tabel 27. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

    Tabel 28. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat

    Tabel 29. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi

    4

    5

    5

    5

    6

    7

    8

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    15

    17

    19

    20

    21

    30

    31

    36

    50

    52

    57

    59

    60

    61

    62

    63

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 iv

    Barat

    Tabel 30. Kerangka Pendanaa Rencana Startegis LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    65

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Gambar 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Sulawesi Barat

    Gambar 3. Capaian Angka Partisipasi kasar dan Murni (APK dan APM) Sulawesi

    Barat per-jenjang

    Gambar 4. Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD

    Gambar 5. Peserta diklat penguatan kepala sekolah Kab.Polewali Mandar

    Gambar 6. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat

    Gambar 7. Kondisi ruang kelas

    Gambar 8. Akreditasi satuan pendidikan

    Gambar 9. Jumlah sekolah negeri berdasarkan akses internet

    Gambar 10. Profil Pelajar Pancasila

    Gambar 11. Struktur Organisasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Barat

    2

    3

    3

    9

    10

    17

    18

    19

    20

    24

    55

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 i

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk menjadi bangsa maju yang sejahtera, cerdas,

    tertib, berkarakter, damai abadi, dan berkeadilan sosial telah diamanatkan dalam Pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam menyongsong 100

    (seratus) tahun kemerdekaannya, Indonesia akan mewujudkan cita-cita itu melalui Visi

    Indonesia 2045, yaitu Indonesia Maju. Penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka

    mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka pencapaian

    infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), layanan publik, serta kesejahteraan rakyat

    yang lebih baik.

    Kemampuan suatu bangsa untuk berkompetisi di tengah globalisasi dan inovasi

    teknologi tergantung pada kualitas SDM. Pembangunan SDM yang beriringan dengan

    kemajuan iptek dan perkembangan dunia global mutlak dilakukan. Indonesia harus siap

    mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa berkarakter dan cerdas, yang mampu

    bersaing dan bahkan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

    Berdasarkan hal tersebut, LPMP Provinsi Sulawesi Barat akan menyusun Rencana Strategis

    (Renstra) tahun 2020 dengan mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan Renstra tahun 2015-

    2019. Evaluasi tersebut lebih diarahkan pada hal-hal yang telah dilakukan dan dicapai serta

    kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Renstra tersebut.

    Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang bertanggungjawab dalam penjaminan mutu

    pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Sulawesi Barat harus mendukung kebijakan dan

    Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud Tahun 2020-2024 dengan berfokus pada kebijakan

    Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

    menata dan memaksimalkan bonus demografi yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju

    yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa. Pembangunan

    pendidikan dasar dan menengah yangg dituangkan ke dalam Renstra LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat tahun 2020-2024 memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, baik yang

    berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Pendidikan.

    Penyusunan Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020 tidak terlepas dari hasil

    evaluasi pelaksanaan Renstra 2015-2019 dan penjabaran dari Renstra Ditjen PAUD, DIKdas

    dan Dikmen, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan 2020-2024. Pada bagian pertama (BAB

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 2

    I), Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat berisi pendahuluan, meliputi: Kondisi umum

    Pendidikan Dasar dan Menengah, Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah,

    dan Tantangan yang dihadapi

    A. Kondisi Umum

    Pada bagian ini, diuraikan kondisi pendidikan di Sulawesi Barat secara umum dan

    pelaksanaan Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat 2015-2019. Dalam periode Tahun

    2015-2019, LPMP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan berbagai program

    penjaminan mutu pendidikan di Sulawesi Barat berdasarkan tugas dan fungsinya.

    Penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan di antaranya pemetaan mutu pendidikan,

    pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, Supervisi mutu

    pendidikan, fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, dan kerjasama penjaminan mutu

    pendidikan.

    1. Angka Partisipasi Pendidikan

    Angka partisipasi pendidikan dapat dilihat pada angka partisipasi murni, angka

    partisipasi kasar, tingkat siswa putus sekolah, pembangunan indek manusia, dan

    capaian-capaian lainnya. LPMP Provinsi Sulawesi Barat telah melakukan berbagai

    upaya melalui pemetaan dan fasilitasi untuk menunjukkan proses penjaminan mutu

    berdasarkan tugas dan fungsinya.

    a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Perbandingan capaian IPM Provinsi Sulawesi Barat dan IPM Nasional dapat dilihat

    pada gambar 1

    Gambar 1. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Sumber : Neraca pendidikan daerah

    Ganbar 1. menunjukkan bahwa IPM Provini Sulawesi Barat sejak tahun 2014

    mengalami peningkatan, Walaupun demikian, capaian Indeks Pembangunan

    68.90 69.5570.18 70.81 71.39

    62.24 62.9663.60 64.30

    65.10

    2014 2015 2016 2017 2018

    Nasional Provinsi

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 3

    Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Barat masih tertinggal jika dibandingkan dengan

    capaian IPM nasional.

    b. Angka Partisipsi Murni

    Gambar 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Sulawesi Barat

    Sumber : Neraca pendidikan daerah

    Angka Partisipasi Murni Provinsi Sulawesi Barat dua tahun terakhir dapat ditunjukkan

    pada gambar 2 di atas. Gambar tersebut menunjukkan perbandingan APM tahun 2018

    dan 2019 per jenjang. Pada jenjang SD, APM 2018 lebih tinggi daripada tahun 2019.

    Pada Jenjang SMP, APM 2018 sama denga tahun 2019. Sedangkan jenjang SMA

    sederajat tahun 2019 lebih tinggi daripada tahun 2018.

    c. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

    Capaian Angka Partisipasi kasar dan Murni (APK dan APM) Sulawesi Barat per

    jenjang dapat dilihat pada gambar 3.

    Sumber : Neraca pendidikan daerah

    88.877.7

    66.6

    0.0

    20.0

    40.0

    60.0

    80.0

    100.0

    SD/sederajat SMP/sederajat SM/sederajat

    2018

    2019

    88.8

    77.7

    66.6

    0.0

    20.0

    40.0

    60.0

    80.0

    100.0

    SD/sederajat SMP/sederajat SM/sederajat

    2018

    2019

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 4

    Gambar 3 menggambarkan perbandingan angka partisipasi kasar dan angka partisipasi

    murni. Capaian APK pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Provinsi Sulawesi Barat lebih

    tinggi daripada capaian APM.

    d. Angka Putus Sekolah

    2. Sistem Informasi dan Pemetaan Mutu Pendidikan

    a. Jumlah sekolah yang telah dipetakan

    Jumlah sekolah yang telah dipetakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun

    2019 dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Jumlah sekolah yang telah dipetakan

    No Jenjang Tahun

    2016 2017 2018 2019

    1. SD 1.313 1.330 1.310 1.078

    2. SMP 337 360 353 297

    3. SMA 77 86 83 73

    4. SMK 119 134 124 82

    Jumlah 1846 1893 1870 1530

    Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 1 menunjukkan jumlah sekolah yang telah dipetakan oleh LPMP Provinsi

    Sulawesi Barat. Sekolah yang telah dipetakan tersebut mulai jenjang SD, SMP,

    SMA, dan SMK.

    b. Jumlah sekolah yang telah menganalisis Rapor Mutu

    Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu sekolahnya dapat dilihat pada

    tabel 2.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 5

    Tabel 2. Jumlah sekolah yang telah menganalisis rapor mutu

    No Jenjang Sekolah

    Binaan

    Sekolah

    Imbas

    Non Binaan dan

    Non Imbas Jumlah

    1 SD 56 281 163 500

    2 SMP 38 182 49 269

    3 SMA 9 40 4 53

    4 SMK 9 45 8 62

    Jumlah 112 548 224 884

    Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 2 menunjukkan jumlah sekolah yang telah menganalisis raport mutu sekolah

    jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Jumlah sekolah yang telah menganalisis raport

    mutu di Sulawesi Barat sampai tahun 2019 sebanyak 884 sekolah.

    c. Jumlah sekolah yang telah diverval

    Jumlah sekolah yang telah diverifikasi dan validasi (verval) dapat dilihat pada

    tabel 3.

    Tabel 3. jumlah sekolah yang telah diverval

    No Jenjang Jumlah

    1. SD 133

    2. SMP 66

    3. SMA 10

    4. SMK 52 Jumlah 261

    Tabel 3 menunjukkan jumlah sekolah yang telah dilakukan verifikasi dan validasi

    oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.

    Jumlah sekolah yang telah diverval di Sulawesi Barat sampai tahun 2019 sebanyak

    261 sekolah.

    3. Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan

    a. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

    Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI

    No Jenjang Sekolah Binaan Sekolah

    Imbas

    Non Binaan

    dan Non

    Imbas

    Jumlah

    1 SD 56 281 163 500

    2 SMP 38 182 49 269

    3 SMA 9 40 4 53

    4 SMK 9 45 8 62

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 6

    Jumlah 112 548 224 884

    Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 4 menunjukkan jumlah sekolah yang telah difasilitasi SPMI oleh LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat. Sekolah yang telah difasilitasi tersebut mulai jenjang SD,

    SMP, SMA, dan SMK. Sasaran fasilitasi tidak hanya ditujukan untuk sekolah

    binaan dan sekolah imbas, tetapi juga untuk sekolah-sekolah bukan binaan dan

    bukan imbas. Jumlah sekolah yang telah difasilitasi SMPI oleh LPMP tahun 2019

    sebanyak 884 sekolah.

    b. E-Rapor

    Penggunaan Aplikasi e-rapor SD dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan

    sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung penggunaan e-rapor SD versi

    v.1.0 dan diharapkan pada tahun pelajaran 2022/2023 seluruh SD sudah

    menggunakan e-rapor. Sebagai salah satu upaya sosialisasi dan penyebarluasan

    informasi penggunaan aplikasi e-rapor SD di Provinsi Sulawesi Barat, LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat telah melaksanakan kegiatan Fasilitasi berupa kegiatan

    Bimbingan Teknis Penggunaan Aplikasi E-rapor SD Tahun 2019. Kegiatan ini

    bertujuan untuk memberikan pemahaman dan informasi tentang konsep program

    dan instalasi, pengoperasian, dan trouble shoot Aplikasi E-Rapor SD. Jumlah

    sekolah jenjang SD di Sulawesi Barat yang telah dibimtek E-Rapor sebanyak 30

    sekolah.

    c. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

    Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Barat telah

    melaksanakan kegiatan Workshop Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

    Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan Penguatan Pendidikan Karakter

    dan implementasinya dalam pembelajaran di sekolah dan lingkungan masyarakat.

    Jumlah sekolah yang telah difasilitasi melalui workshop Penguatan Pendidikan

    Karakter (PPK) dapat dilihat pada tabel 5.

    Tabel 5. Jumlah sekolah peserta workshop

    Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

    No Jenjang Total

    1 SD 56

    2 SMP 38

    JUMLAH 94

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 7

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa jumlah sekolah yang telah mengikuti workshop

    PPK sebanyak 94 sekolah. Jenjang SD sebanyak 56 dan jenjang SMP sebanyak 38

    sekolah. Jumlah tersebut masih sangat sedikit dibandingkan jumlah sekolah yang

    ada di Sulawesi Barat.

    d. Bimtek Supervisi

    (1). Pengawas Sekolah

    Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi dapat dilihat

    pada tabel 6.

    Tabel 6. Jumlah pengawas satuan pendidikan yang telah dibimtek supervisi

    No Jenjang Total

    1 SD 125

    2 SMP 57

    3 SMA 28

    4 SMK 20

    JUMLAH 230

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Pengawas yang telah

    dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat adalah Bimtek Supervisi

    Tingkat Provinsi dan Kabupaten. Kegiatan ini dilaksanakan secara berjenjang

    mulai dari kegiatan Bimtek Fasnas Supervisi Mutu oleh Ditjen Dikdasmen

    dilanjutkan dengan Bimtek Supervisi Mutu bagi Fasda dan Pengawas Sekolah

    oleh LPMP. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Fasda

    terhadap SPMI dan implementasinya serta literasi K-13, PPK dan literasi

    dalam SPMI serta tujun lain yaitu untuk menyiapkan Fasda agar menguasai

    Teknik Supervisi Mutu (Implementasi SPMI).

    (2). Kepala Sekolah

    Kegiatan fasilitasi yang telah dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    untuk Kepala Sekolah salah satunya pada kegiatan Bimtek Peningkatan Mutu

    SD Induk Zona.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 8

    Tabel 7. Daftar SD Induk Zona di Sulawesi Barat

    No Kabupaten SD Induk Zona

    1 Polewali Mandar SDN 066 Pekkabata

    2 Mamasa SDN 002 Mamasa

    3 Majene SDN 4 Tanjung Batu

    4 Mamuju SDN 1 Mamuju

    5 Mamuju Tengah SDN Karossa

    6 Pasangkayu SDN 01 Pasangkayu

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    SD Induk Zona mendapatkan bantuan operasional untuk melakukan kegiatan-

    kegiatan dalam rangka peningkatan mutu seperti penguatan praktik baik

    pemenuhan SNP, penerapan SPMI, MBS serta penguatan pembelajaran dan

    penilaian yang kemudian mengimbaskan ke sekolah-sekolah imbasnya. Sekolah

    tersebut merupakan pengembang dan pelaksana kebijakan sehingga dapat

    berperan sebagai pelopor mutu dan dapat dijadikan rujukan mutu bagi SD lain

    dalam satu zonanya.

    4. Kerjasama

    a. Kerjasama dengan TPMPD

    Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD dapat dilihat

    pada gambar 4.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 9

    Gambar 4 Pola koordinasi antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan TPMPD

    Sumber : Seksi SIPM LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Dalam implementasi SPMI di satuan pendidikan, TPMPD memiliki tugas dan

    wewenang untuk melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi

    terhadap satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI. Dalam menjalankan tugas dan

    wewenangnya, TPMPD melakukan koordinasi dan Kerjasama dengan LPMP sebagai

    perwakilan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI di

    daerah.

    b. Kerjasama dengan LPPKS

    Salah satu bentuk kerja sama yang telah dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat dengan LP2KS adalah melalui kegiatan Diklat Penguatan Kepala Sekolah. Hal

    ini sesuai dengan tugas Seksi Supervisi dan Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan

    (SFPMP) untuk melaksanakan kerja sama di bidang Peningkatan Mutu Pendidikan.

    Peran LPMP Provinsi Sulawesi Barat dalam pelaksanaan kegiatan diklat Penguatan

    Kepala Sekolah (PKS) adalah sebagai narasumber kegiatan, membantu kepanitiaan

    dan petugas asistensi kepada operator

    Adapun jumlah peserta pada kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 8

    Ket:

    : koordinasi : dukungan : komando

    Gubernur/Bupati/Walikota

    Kemendikbud

    Dinas Pendidikan LPMP

    TPMPD

    Satuan Pendidikan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 10

    Tabel 8. Peserta penguatan kepala sekolah LPD UNASMAN

    No Jenjang Jumlah

    1. SD 376 orang

    2. SMP 100 orang

    3. SMA 6 orang

    4. SMK 12 orang

    Total 494 orang

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    c. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar

    Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Barat merupakan salah

    satu Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) yang ditunjuk oleh Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan melalui LP2KS dalam pelaksanaan Diklat Penguatan

    Kepala Sekolah (PKS) di Provinsi Sulawesi Barat dengan menggunakan dana

    alokasi anggaran pemerintah daerah kabupaten.

    Tahun 2019, LPMP Provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinas

    Pendidikan Kabupaten Polewali Mandar melaksanakan Diklat Penguatan Kepala

    Sekolah yang dilaksanakan di Polewali Mandar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

    menggunakan dana APBD Kabupaten Polewali Mandar melalui Dinas Pendidikan,

    Pemuda dan Olahraga. Daftar peserta kegiatan diklat Penguatan Kepala Sekolah

    Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada gambar 5.

    Gambar 5. Peserta diklat penguatan kepala sekolah Kab.Polewali Mandar

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    29

    10

    1

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    TK/PAUD SD SMP

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 11

    d. Kerjasama dengan P4TK-BMTI

    Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK-BMTI) adalah lembaga yang menjadi

    wali dalam pelaksanaan kegiatan Diklat Penguatan Kepala Sekolah di wilayah

    Sulawesi, khususnya di Sulawesi Barat. Beberapa kegiatan diklat penguatan

    kepala sekolah telah dilaksanakan oleh P4TK-BMTI di Sulawesi Barat. LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat diminta untuk memberikan bantuan dalam pelaksanaan

    kegiatan tersebut. LPMP Provinsi Sulawesi Barat memberikan tenaga kepanitiaan

    dan tenaga pengajar agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik. Kegiatan

    dilaksanakan di LPMP Provinsi Sulawesi Barat. Berikut data pelaksanaan

    kegiatan diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan oleh P4TK-BMTI,

    khususnya di Sulawesi Barat.

    Tabel 9. Peserta diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan P4TK-

    BMTI

    No Jenjang Jumlah

    1. SD/SLB 324 orang

    2. SMP 139 orang

    3. SMA 53 orang

    4. SMK 49 orang

    Total 565 orang

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    e. Kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten

    Dalam melaksanakan fungsi fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat melakukan kerjasama dengan dinas pendidikan

    kabupaten se Sulawesi Barat yaitu melakukan bimbingan teknis atau workshop

    kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan berdasarkan hasil analisis dan

    rekomendasi rapor mutu yang diisi oleh satuan pendidikan melalui aplikasi

    Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP).

    Adapun bentuk Kerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten dapat dilihat pada

    tabel 10.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 12

    Tabel 10. Kerjasama LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan Dinas Pendidikan

    Kabupaten

    No Kabupaten Kegiatan kerjasama

    1. Polewali Mandar Bimbingan teknis pengembangan penilaian K-13.

    2. Mamasa Bimbingan teknis penyusunan rencana kerja

    sekolah (RKS).

    3. Majene Workshop pengembangan standar proses.

    4. Mamuju Bimbingan teknis pengelolaan kurikulum dan

    strategi pembelajaran berbasis HOTS.

    5. Mamuju Tengah Kegiatan pemenuhan mutu pendidikan berbasis

    rapor mutu.

    6. Pasangkayu Workshop penilaian kurikulum2013 jenjang SD

    dan SMP.

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    5. Supervisi dan Analisis Hasil Supervisi

    Pengawas sekolah di satuan pendidikan memiliki beberapa tugas fungsi antara lain yatu

    (1) supervisi, (2) advising, (3) monitoring, (4) reporting, (5) coordinating,dan (6)

    performing leadership. Melihat kesamaan tugas dan fungsi LPMP dan Pengawas dalam

    hal supervisi, LPMP telah bekerja sama dengan pengawas dalam pelaksanaan supervisi

    satuan pendidikan, LPMP juga telah mengembangkan aplikasi supervisi berbasis online

    yang bisa digunakan pengawas dalam menginput hasil supervisi di sekolah binaannya.

    Aplikasi supervisi lainnya adalah aplikasi supervisi mutu yang dikembangkan oleh

    Ditjen Dikdasmen yang sinkron dengan aplikasi PMP. Kedua aplikasi tersebut telah

    digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi yang hasilnya sebagian besar

    telah diinput di aplikasi. Data hasil supervisi tersebut telah diinput dan dianalisis yang

    menghasilkan rekomendasi-rekomendasi program peningkatan mutu pendidikan.

    Data hasil supervisi satuan pendidikan oleh pengawas di Sulawesi Barat bersumber dari

    2 instrumen yaitu instrumen RPP Kurikulum 2013 dan instrumen Rekncana Kerja

    Kepala Sekolah (RKKS). Data tersebut terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif.

    Selanjutnya dianalisis oleh perwakilan pengawas tiap kabupaten. Hasil analisis data

    kuantitatif dikolaborasikan dengan hasil analisis data kualitatif sehingga saling

    menguatkan antara kedua data tersebut. Berdasarkan hasil analisis kedua data tersebut

    sehingga diperoleh komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 13

    a. Jenjang SD

    Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang SD

    ditampilkan pada tabel 11.

    Tabel 11. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SD

    Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS

    Kab. Polewali Mandar

    1. Tujuan pembelajaran 1. Analisis SWOT

    2. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    2. RKS, RKJM, RKT, RKAS

    3. Penilaian 3. Program dan Jadwal Pelaksanaan Supervisi

    4. Laporan tahunan serta buku agenda

    Kab. Mamasa

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Materi ajar 2. Penyusunan RKJM dan RKT

    3. Kegiatan pendahuluan 3. Penyusunan jadwal kegiatan

    4. Kegiatan inti 4. Melakukan EDS

    5. Rancangan instrumen penilaian 5. Program supervisi

    6. Rubrik penilaian

    7. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    Kab. Majene

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Kegiatan pendahuluan 2. Melakukan EDS

    3. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    3. RKS, RKJP (8 tahun)

    4. Penilaian 4. Laporan tahunan

    Kab. Mamuju

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Tujuan pembelajaran 2. Melakukan EDS

    3. Materi ajar 3. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP

    4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi

    5. Kegiatan inti 5. Laporan tahunan

    6. Kegiatan penutup

    7. Penilaian

    8. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    Kab. Mamuju Tengah

    1. Identitas, indikator, dan tujuan

    pembelajaran

    1. Analisis SWOT

    2. Melakukan EDS

    2. Materi ajar 3. RKS, RKJM dan RKT

    3. Kegiatan pembelajaran 4. Jadwal kegiatan

    4. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    5. Program supervisi

    6. Laporan tahunan

    7. Buku agenda kegiatan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 14

    Kab. Pasangkayu

    1. Pemilihan materi ajar 1. Analisis SWOT

    2. Kegiatan pendahuluan 2. RKT

    3. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    3. Program supervisi

    4. Penilaian 4. Laporan tahunan

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 11. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang

    SD untuk setiap daerah di Sulawesi Barat bervariasi.

    b. Jenjang SMP

    Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang SD

    ditampilkan pada tabel 12.

    Tabel 12. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMP

    Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS

    Kab. Polewali Mandar

    1. Integrasi Penguatan Pendidikan

    Karakter (PPK) dalam RPP

    1. Analisis SWOT

    2. Integrasi PPK dan GLS dalam EDS

    2. Integrasi Gerakan Literasi Sekolah

    (GLS) dalam RPP

    3. Program supervisi

    4. Laporan tahunan

    Kab. Mamasa

    1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT

    2. Kegiatan inti 2. Melakukan EDS

    3. Rubrik penilaian 3. Memiliki RKJM dan RKT

    4. Sumber belajar 4. Program supervisi

    Kab. Majene

    1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT

    2. Kegiatan inti 2. Analisis RKS

    3. Kegiatan penutup 3. Analisis RKJM

    4. Penilaian

    Kab. Mamuju

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Tujuan pembelajaran 2. Melakukan EDS

    3. Materi ajar 3. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP

    4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi

    5. Kegiatan inti 5. Laporan tahunan

    6. Kegiatan penutup

    7. Penilaian

    8. Media/alat bahan dan sumber belajar

    Kab. Mamuju Tengah

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Tujuan pembelajaran 2. RKS, RKJP (8 tahun), mencakup 8 SNP

    3. Materi ajar 3. Buku agenda kegiatan kepala sekolah

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 15

    4. Kegiatan pendahuluan

    5. Kegiatan inti

    6. Kegiatan penutup

    7. Penilaian

    8. Media/alat bahan dan sumber belajar

    Kab. Pasangkayu

    1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT

    2. Media/alat bahan dan sumber belajar 2. EDS

    3. Penilaian 3. Laporan tahunan

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 12. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang

    SMP untuk setiap daerah di Sulawesi Barat bervariasi.

    c. Jenjang SMA

    Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang

    SMA ditampilkan pada tabel 13.

    Tabel 13. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMA

    Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS

    1. Kegiatan pendahuluan 1. Analisis SWOT

    2. Materi ajar 2. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

    3. Penilaian 3. Rencana Kerja Jangka Menengah

    (RKJM)

    4. Laporan tahunan

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 13 menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut

    perbaikan dari segi RPP Kurikulum 2013 guru SMA adalah komponen kegiatan

    pendahuluan, materi ajar dan penilaian. Sedangkan komponen yang membutuhkan

    tindak lanjut perbaikan dari segi RKKS kepala sekolah SMA adalah komponen

    analisis SWOT, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka Menengah

    (RKJM), dan laporan tahunan.

    d. Jenjang SMK

    Komponen-komponen yang membutuhkan tindak lanjut perbaikan untuk jenjang

    SMK ditampilkan pada tabel 14.

    Tabel 14. Komponen yang membutuhkan tindak lanjut jenjang SMK

    Instrumen RPP Kurikulum 2013 Instrumen RKKS

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 16

    1. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Analisis SWOT

    2. Tujuan pembelajaran 2. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

    3. Materi ajar 3. Rencana Kerja Jangka Menengah

    (RKJM)

    4. Kegiatan pendahuluan 4. Program supervisi

    5. Kegiatan inti

    6. Kegiatan penutup

    7. Rancangan instrumen dan rubrik

    penilaian

    8. Media/alat bahan dan sumber

    belajar

    Sumber : Seksi SFPMP LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Tabel 14. menunjukkan bahwa komponen yang membutuhkan tindak lanjut

    perbaikan dari segi RPP Kurikulum 2013 guru SMK adalah komponen Indikator

    Pencapaian Kompetensi (IPK), tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, rancangan instrumen dan rubrik

    penilaian serta media/alat bahan dan sumber belajar. Sedangkan komponen yang

    membutuhkan tindak lanjut perbaikan dari segi RKKS kepala sekolah SMK adalah

    komponen analisis SWOT, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Jangka

    Menengah (RKJM), dan program supervisi.

    B. Potensi dan Permasalahan Pendidikan Dasar dan Menengah.

    Beberapa hal yang dibahas dalam bagian ini adalah Implementasi Otonomi Daerah,

    Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah, dan Revolusi Industri 4.0

    1. Implementasi Otonomi Daerah

    Dilihat dari sektor pendidikan, tujuan pemberian otonomi adalah untuk

    meningkatkan kemandirian daerah dalam mengelola pendidikan. Lebih penting lagi

    adalah meningkatkan kualitas dan pelayanan bidang pendidikan melalui

    pemberdayaan masyarakat dan tersedianya sarana dan prasarana di daerah yang

    layak.

    Selain itu, pelaksanaan otonomi daerah juga bertujuan untuk mewujudkan

    pengelolaan sumber daya pendidikan secara efektif serta memberikan kesempatan

    bagi warga daerah untuk berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai

    dengan kebutuhan dan permasalahan daerah.

    Dengan diterapkannya otonomi daerah, diharapkan kualitas dan daya saing

    pendidikan di daerah akan meningkat dan berdampak pada tercapainya visi dan misi

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 17

    pendidikan secara keseluruhan. Penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih efisien

    dan kewajiban pemerintah pusat dalam memenuhi kebutuhan daerah menjadi lebih

    ringan sebab kewajiban tersebut sudah dilimpahkan pada pemerintah daerah.

    2. Kondisi Sarana Prasarana

    a. Kondisi Satuan Pendidikan

    Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

    pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis

    pendidikan. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat dapat dilihat pada gambar

    6.

    Gambar 6. Jumlah satuan pendidikan di Sulawesi Barat

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Rasio rombongan belajar, jumlah siswa, dan jumlah ruang kelas sebagai berikut:

    Tabel 15. Rasio rombel terhadap siswa dan ruang kelas

    No Rincian SD SMP SMA

    1 Rombel : Siswa 1:18 1:25 1:29

    2 Ruang Kelas :

    Rombel

    1:1,1 1:1 1:1

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 17 tahun 2017 Pasal 24

    menjelaskan tentang jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar sebagai

    berikut.

    ✓ SD dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling banyak

    28 peserta didik

    ✓ SMP dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling

    banyak 32 peserta didik

    ✓ SMA dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling

    banyak 36 peserta didik

    1300313 75 5929 60 13 76

    SD SMP SMA SMK

    Negeri Swasta

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 18

    Berdasarkan tabel 15 dan mengacu pada Permendikbud nomor 17 tahun 2017, maka

    dapat dilihat untuk jenjang SD tidak memenuhi Permendikbud tersebut. Dapat

    diduga bahwa jenjang SD kelebihan rombel atau kekurangan peserta didik. Hal ini

    perlu dikaji lebih lanjut oleh pemerintah daerah.

    Berdasarkan rasio terhadap ruang kelas dapat disimpulkan bahwa untuk semua

    rombel di setiap jenjang memiliki kecukupan ruang kelas. Untuk memastikan proses

    pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu diperhatikan kondisi

    ruang kelas. Ruang kelas yang baik akan memberikan kenyamanan bagi peserta didik

    dan pendidik untuk melakukan pembelajaran. Data kondisi ruang kelas di Sulawesi

    Barat dapat dilihat pada gambar 7.

    Gambar 7. Kondisi ruang kelas

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa masih banyak ruang kelas di Sulawesi

    Barat yang kondisinya rusak ringan dan sedang, bahkan ada juga yang rusak berat

    dan rusak total. Hal ini menjadi suatu masalah dan harus segera ditindaklanjuti.

    b. Akreditasi Sekolah

    Satuan pendidikan akan bermutu jika terdapat pengakuan dan penilaian dari

    beberapa pihak yang berwenang disebut akreditasi sekolah. Pemerintah melakukan

    akreditasi untuk menilai kelayakan program atau satuan pendidikan dalam rangka

    meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan terukur

    sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Pemerintah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM)

    dengan Peraturan Mendiknas nomor 29 Tahun 2005. BAN S/M adalah badan

    evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program atau satuan pendidikan

    jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar

    nasional pendidikan. Jumlah sekolah di Sulawesi Barat berdasarkan akreditasi dapat

    dilihat pada gambar 8

    1472 463434 472

    4913 1480464 579

    1985 450 93 35

    SD SMP SMA SMK

    Baik Rusak Ringan+ Rusak Sedang Rusak Berat + Rusak Total

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 19

    Gambar 8. Akreditasi satuan pendidikan

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Berdasarkan gambar 8 dapat disimpulkan bahwa masih banyak satuan pendidikan di

    Sulawesi Barat yang belum terakreditasi.

    Data jumlah sekolah negeri berdasarkan sumber listrik dapat dilihat pada tabel 13 dan

    berdasarkan akses internet dapat dilihat pada gambar 9.

    Tabel 16 Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber listrik

    No Sumber Listrik Jenjang

    SD SMP SMA SMK

    1 Diesel 14 3 1 0

    2 Lainnya 80 19 2 1

    3 PLN 926 252 68 54

    4 PLN & Diesel 7 4 2 4

    5 Tenaga Surya 19 14 0 0

    6 Tidak ada 248 22 1 0

    7 Tidak diisi 6 0 1 0

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Berdasarkan tabel 16 dapat disimpulkan bahwa masih banyak sekolah negeri jenjang

    SD yang belum memiliki listrik.

    A5%

    B44%

    C41%

    Belum10%

    Akreditasi Sekolah Jenjang SDA

    8%

    B37%

    C36%

    Belum19%

    Akreditasi Sekolah Jenjang SMP

    A16%

    B29%

    C44%

    Belum11%

    Akreditasi Sekolah Jenjang SMA

    A5%

    B25%

    C20%

    Belum50%

    Akreditasi Sekolah Jenjang SMK

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 20

    Gambar 9. Jumlah sekolah negeri berdasarkan akses internet

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Berdasarkan gambar 9 dapat disimpulkan bahwa mayoritas sekolah negeri di setiap

    jenjang belum memiliki akses internet.

    Kualitas kesehatan dan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan air bersih.

    Sekolah adalah rumah kedua untuk anak-anak. Anak-anak menghabiskan sebagian

    besar waktunya yaitu sekitar delapan jam setiap hari di sekolah. Selama delapan jam

    itu, siswa pasti membutuhkan air bersih untuk segala aktivitasnya.

    Jumlah sekolah negeri di Sulawesi Barat berdasarkan ketersediaan sumber air dapat

    dilihat pada tabel 17

    Tabel 17. Jumlah sekolah negeri berdasarkan ketersediaan sumber air

    396

    11639 29

    894

    198

    35 306 0 1 0

    SD SMP SMA SMK

    Ada Tidak Ada Tidak diisi

    No Sumber Air Jenjang

    SD SMP SMA SMK

    1 Air hujan 4 1 0 0

    2 Air kemasan 6 2 0 1

    3 Air sungai 86 21 1 0

    4 Lainnya 254 47 13 9

    5 Ledeng/PAM 190 47 18 11

    6 Mata air tidak

    terlindungi

    9 3 0 0

    7 Mata air

    terlindungi

    147 52 7 7

    8 Pompa 101 45 12 10

    9 Sumur

    terlindungi

    448 83 23 18

    10 Sumur tidak

    terlindungi

    55 13 1 3

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 21

    Sumber : diolah dari Dapodik per tanggal 8 Mei 2020

    Berdasarkan tabel 17 dapat disimpulkan bahwa mayoritas sekolah di Sulawesi Barat

    menggunakan sumber air dari sumur terlindungi.

    3. Revolusi Industri 4.0

    Revolusi industri 4.0 yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan komunikasi

    merupakan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pendidikan. Dampak

    positif dari revolusi industri 4.0 adalah memberikan dorongan bagi Indonesia untuk

    bersaing, sehingga harus dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan

    agar tidak kalah dengan negara-negara lain. Arus revolusi industri 4.0 akan

    mendorong penggunaan E-learning yang sangat cocok bagi pengembangan

    pendidikan di tanah air yang terdiri atas berbagai kepulauan. Di samping itu, revolusi

    industri 4.0 akan merupakan ancaman bagi masuknya nilai-nilai asing yang

    bertentangan dengan kepribadian yang berdampak pada memudarnya nilai-nilai

    luhur keindonesiaan di samping akan menciptakan generasi yang menginginkan

    sesuatu serba cepat. Jika tidak diwaspadai dengan baik, revolusi industri 4.0 juga

    memiliki kecenderungan untuk mengomersialisasikan pendidikan.

    Kemajuan teknologi dan komunikasi telah memberikan alternatif bagi

    penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Pengembangan Iptek yang demikian

    pesat harus memicu pendidikan untuk dapat memanfaatkan peluang guna

    meningkatkan pelayanan pendidikan maupun meningkatkan mutu pendidikan. Tren

    peningkatan kemajuan teknologi ini akan semakin meningkat dan tidak akan

    terbendung. Pemanfaatan teknologi untuk pengayaan terhadap penguasaan materi

    pembelajaran perlu dikembangkan secara terprogram dengan meminimalisir efek

    samping dari teknologi itu sendiri.

    C. Tantangan

    Dari berbagai potensi dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, tantangan yang

    dihadapi dalam memajukan pendidikan dasar dan menengah berkenaan dengan ekosistem

    pendidikan, guru, pedagogi, dan kurikulum/program. Tabel 18 menunjukkan tantangan-

    tantangan tersebut tersebut.

    Tabel 18: Tantangan Pemajuan Pendidikan Dasar dan Menengah

    No. Tantangan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 22

    1. Memerdekakan pembelajaran sebagai beban menjadi pembelajaran sebagai

    pengalaman menyenangkan

    2. Memerdekakan sistem pendidikan yang tertutup (pemangku kepercayaan

    bertindak sendiri-sendiri) menjadi sistem pendidikan yang terbuka (pemangku

    kepercayaan bekerja sama)

    3. Memerdekakan guru sebagai penerus pengetahuan menjadi guru sebagai

    fasilitator pembelajaran

    4. Memerdekakan pedagogi, kurikulum, dan asesmen yang dikendalikan oleh

    konten menjadi berbasis kompetensi dan nilai-nilai

    5. Memerdekakan pendekatan pedagogi yang bersifat pukul rata (one size fits all)

    menjadi berpusat pada pelajar dan personalisasi

    6. Memerdekakan pembelajaran manual/tatap muka menjadi pembelajaran yang

    difasilitasi oleh teknologi

    7. Memerdekakan program-program pendidikan yang dikendalikan oleh

    pemerintah menjadi program yang relevan bagi industri

    8. Memerdekakan pendidikan yang dibebani oleh peraturan dan perangkat

    administrasi menjadi bebas untuk berinovasi

    9. Memerdekakan ekosistem pendidikan yang dikendalikan pemerintah menjadi

    ekosistem yang diwarnai oleh otonomi dan partisipasi aktif (agency) semua

    pemangku kepentingan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 23

    BAB II

    VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT

    A. Visi LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Sebagai Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat amanat dalam memajukan pembangunan SDM melalui usaha

    bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan

    kebudayaan, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen dalam menentukan visi berdasarkan pada

    visi kementerian dalam pencapaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada

    RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Adapun Visi LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat 2020-2024 adalah:

    “LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan

    Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang

    berdaulat, mandiri, dan berkeperibadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang

    bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan

    berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global”

    Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD,

    Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui

    pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab,

    dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu,

    perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan

    akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai

    dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud dan seluruh pemangku

    kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan

    dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 24

    Gambar 10: Profil Pelajar Pancasila

    Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbud sesuai dengan

    tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar

    Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang

    memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

    Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

    1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

    Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

    adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia

    memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut

    dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada

    Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak

    kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

    2. Berkebinekaan global

    Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap

    berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa

    saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak

    bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global

    meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural

    dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap

    pengalaman kebinekaan.

    3. Bergotong royong

    Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk

    melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 25

    dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong

    royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

    4. Mandiri

    Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab

    atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan

    diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

    5. Bernalar kritis

    Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik

    kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,

    menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari

    bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,

    menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir,

    dan mengambil keputusan.

    6. Kreatif

    Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,

    bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari

    menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang

    orisinal.

    Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuh kembangan nilai-nilai budaya

    Indonesia dan Pancasila, yang adalah fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional.

    Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam,

    masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan

    global - dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-

    nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan

    identitas khasnya.

    Dalam kurun waktu 2020-2024, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas

    dan Dikmen, Kemendikbud sebagai kementerian yang membantu Presiden dalam

    menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan kebudayaan, sejalan

    dengan pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 berupaya

    melakukan transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan di

    Indonesia. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam menghadapi tantangan Abad 21,

    perlu melakukan transformasi dan perbaikan signifikan di bidang pendidikan dan

    kebudayaan Indonesia. Dalam rangka mencapai visi pembangunan bidang pendidikan

    Kemendikbud akan terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 26

    pembangunan pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh pemerintah daerah

    sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor

    9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

    tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD,

    Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud juga melaksanakan pembangunan pendidikan tinggi

    di seluruh wilayah Indonesia. Agar terwujud masyarakat Indonesia yang merupakan

    pembelajar seumur hidup, layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi perlu diperluas

    tanpa pembedaan atas faktor apapun. Satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sektor

    swasta bersama-sama dalam mengupayakan pengembangan potensi peserta didik lewat

    olah hati, pikir, rasa dan raga yang seimbang demi terwujudnya insan-insan yang

    berketuhanan dan berakhlak mulia. Hal tersebut tidak dapat terjadi tanpa komitmen semua

    pemangku kepentingan pendidikan, baik yang berada dalam pemerintahan maupun

    masyarakat luas, dalam mengelola dan membiayai pembangunan pendidikan dan

    kebudayaan.

    B. Misi LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen

    PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya,

    melaksanakan Misi Presiden yang dikenal sebagai arahan presiden, yaitu menjabarkan misi

    nomor (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; dan nomor (8) Pengelolaan

    pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Untuk itu, misi LPMP Provinsi

    Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud sebagai berikut:

    1. Melaksanakan Pemetaan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah;

    2. Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan Menengah;

    3. Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan Menengah;

    4. Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan

    pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

    5. Melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang penjaminan mutu

    pendidikan secara nasional;

    6. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan

    dasar dan pendidikan menengah;

    7. Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan penjaminan

    mutu pendidikan.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 27

    C. Tata Nilai LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan

    mendukung. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh

    pegawai LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud

    dalam menjalankan tugas membangun pendidikan dan kebudayaan. Tata nilai yang

    diutamakan pada Renstra LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan

    Dikmen, Kemendikbud 2020-2024 ini adalah sebagai berikut:

    1. Integritas

    Pada nilai integritas terkandung makna keselarasan antara pikiran, perkataan, dan

    perbuatan. Sesuai dengan nilai integritas, pegawai Kemendikbud diharapkan konsisten

    dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal

    kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban kepercayaan. Adapun

    indikator yang mencerminkan nilai integritas adalah:

    a. Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam tindakan;

    b. Jujur dalam segala tindakan;

    c. Menghindari benturan kepentingan;

    d. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi;

    e. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    f. Tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;

    g. Tidak melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan;

    h. Tidak melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi; dan

    i. Tidak menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun di luar ketentuan.

    2. Kreatif dan Inovatif

    Nilai kreatif dan inovatif bermakna memiliki daya cipta, kemampuan untuk

    menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal

    sebelumnya. Hal baru tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat. Indikator dari

    nilai kreatif dan inovatif adalah:

    a. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap

    permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru:

    b. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan:

    c. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif;

    d. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;

    e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 28

    dan efisien;

    f. Tidak merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;

    g. Tidak bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan

    h. Tidak monoton

    3. Inisiatif

    Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut

    dari pekerjaan. Pegawai Kemendikbud sewajarnya melakukan sesuatu tanpa menunggu

    perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil

    pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah.

    Indikator dari nilai inisiatif adalah:

    a. Responsif melayani kebutuhan pemangku kepentingan;

    b. Bersikap proaktif terhadap kebutuhan organisasi;

    c. Memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dan mampu

    mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah;

    d. Tidak hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan dan

    e. Tidak sekedar mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan,

    berargumentasi bahwa apa yang Anda lakukan telah disetujui oleh semua anggota

    tim.

    4. Pembelajar

    Pada nilai pembelajar terkandung ikhtiar untuk selalu berusaha mengembangkan

    kompetensi dan profesionalisme. Pegawai Kemendikbud harus berkeinginan dan

    berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan

    pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian.

    Indikator yang menunjukkan nilai pembelajar adalah:

    a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan,

    pengetahuan, dan pengalaman;

    b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran;

    c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;

    d. Memanfaatkan waktu dengan baik;

    e. Suka mempelajari hal yang baru; dan

    f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.

    5. Menjunjung Meritokrasi

    Nilai menjunjung meritokrasi berarti menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian

    penghargaan bagi karyawan yang kompeten. Pegawai Kemendikbud perlu memiliki

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 29

    pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan

    dan kecakapannya. Indikator yang mencerminkan nilai ini adalah:

    a. Berkompetisi secara profesional;

    b. Memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi pegawai;

    c. Memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja;

    d. Tidak sewenang-wenang;

    e. Tidak mementingkan diri sendiri;

    f. Menduduki jabatan sesuai dengan kompetensinya; dan

    g. Mendapatkan promosi bukan karena kedekatan/primordialisme.

    6. Terlibat Aktif

    Nilai terlibat aktif bermakna senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pegawai

    Kemendikbud semestinya suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan

    dorongan, agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Nilai terlibat

    aktif terlihat dari indikator:

    a. Terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi

    kementerian;

    b. Memberikan dukungan kepada rekan kerja;

    c. Peduli dengan aktivitas lingkungan sekitar (tidak apatis);

    d. Tidak bersifat pasif, sekedar menunggu perintah.

    7. Tanpa Pamrih

    Nilai tanpa pamrih memiliki arti bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.

    Pegawai Kemendikbud, yang memiliki nilai tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang

    tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi.

    Sebaliknya pegawai Kemendikbud memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat bagi

    pihak lain untuk suka berusaha menghasilkan karya terbaiknya sesuai dengan tujuan

    bersama. Indikator nilai tanpa pamrih adalah:

    a. Penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan;

    b. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya;

    c. Menunjukkan perilaku 4S (senyum, sapa, sopan, dan santun);

    d. Tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa; dan

    e. Tidak berburuk sangka kepada rekan kerja.

    Peningkatan internalisasi ketujuh nilai di atas di antara pegawai Ditjen PAUD, Dikdas

    dan Dikmen, Kemendikbud semakin dirasakan urgensinya untuk memastikan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 30

    pembangunan pendidikan sesuai dengan Visi Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024

    didukung oleh kinerja Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kemendikbud yang prima

    D. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini,

    Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan

    Perumusan tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen,

    Kemendikbud ditujukan untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan

    tercapainya visi. Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat, Ditjen PAUD, Dikdas dan

    Dikmen menetapkan tiga tujuan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.

    Tabel 19: Tujuan LPMP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2020-2024

    No Tujuan

    1 Meningkatkan kualitas pembelajaran, karakter peserta didik dan mutu

    pendidikan dasar dan menengah;

    2 Mewujudkan tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas dan

    pengelolaan yang partisipatif, transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan

    dasar dan menengah

    Tujuan strategis pertama (TS-1), Meningkatkan kualitas pembelajaran, karakter peserta

    didik dan mutu pendidikan dasar dan menengah merupakan tujuan dari pelaksanaan misi

    sebagai berikut:

    1. (M-1), Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

    2. (M-2), Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

    3. (M-3), Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan

    pendidikan menengah;

    4. (M-4), Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar

    5. (M-5), Melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang

    penjaminan mutu pendidikan secara nasional

    Tujuan strategis (TS-2), Mewujudkan tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang

    berkualitas dan pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel pada jenjang

    pendidikan dasar dan menengah merupakan tujuan atas pelaksanaan misi sebagai berikut :

    1. (M-6), Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu

    pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 31

    2. (M-7), Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan

    penjaminan mutu pendidikan.

    E. Sasaran Kegiatan LPMP Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini,

    Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan

    Dalam rangka mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembangunan LPMP Provins i

    Sulawes i Bara t , diperlukan sejumlah kegiatan dan sasaran kegiatan (SK) yang akan

    dicapai pada tahun 2020-2024.

    1. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan pertama -- Meningkatkan

    kualitas pembelajaran, karakter peserta didik dan mutu pendidikan dasar dan

    menengah adalah

    a. Meningkatnya kualitas pembelajaran pendidikan dasar dan menengah,

    b. Meningatanya mutu satuan pendidikan dasar dan menengah

    c. Meningkatnya karakter peserta didik

    2. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan kedua -- Mewujudkan tata kelola

    LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas dan pengelolaan pendidikan yang

    partisipatif, transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

    adalah

    a. Terwujudnya tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang berkualitas

    b. Terwujudnya pengelolaan pendidikan yang partisipatif, transparan dan

    akuntabel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

    Kelima sasaran kegiatan dan kaitannya dengan tujuan pembangunan pendidikan dasar

    dan pendidikan menengah terangkum dalam Tabel 20.

    Tabel 20: Sasaran Kegiatan (SK) LPMP Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2020-2024

    No Sasaran Kegiatan Tujuan

    Terkait

    1 Meningkatnya kualitas pembelajaran pendidikan dasar dan

    menengah,

    1

    2 Meningkatnya mutu satuan pendidikan dasar dan menengah 1

    3 Meningkatnya karakter peserta didik 1

    4 Terwujudnya tata kelola LPMP Provinsi Sulawesi Barat yang

    berkualitas

    2

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 32

    5 Terwujudnya pengelolaan pendidikan yang partisipatif,

    transparan dan akuntabel pada jenjang pendidikan dasar

    dan menengah

    2

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 33

    BAB III

    ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELEMBAGAAN

    Proses penjaminan, peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan akan berhasil bila

    ditunjang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan memadai.

    LPMP Provinsi Sulawesi Barat memiliki ketersediaan sumber daya manusia sejumlah 34

    orang PNS dan 43 orang tenaga kontrak. Dari 34 PNS terdapat pejabat struktural 2

    orang, Jabatan Fungsional 3 Orang dan staf Pelaksana 29 orang, dengan kualifikasi

    pendidikan S-2 sejumlah 12 orang dan S-1 sejumlah 22 orang.

    Upaya pelayanan prima terus ditingkatkan melalui penambahan kapasitas ruang kelas,

    asrama, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Pada tahun 2020 kapasitas asrama

    berjumlah 118 kamar terdiri dari 104 kamar standar dan 14 kamar VIP. Dengan

    kapasitas tersebut hingga tahun 2020 tingkat hunian mencapai 260 orang. LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat memiliki 1 gedung kelas dengan 6 ruangan, masing-masing

    kapasitas kapasitas 30 orang. Untuk Aula, LPMP Provinsi Sulawesi Barat memiliki 2

    aula yang masing- masing kapasitasnya 500 dan 60 orang.

    Sarana pasarana yang memadai juga menjadi faktor pendukung pencapaian target

    renstra 2020-2024. Internet sebagai salah satu bentuk tekologi informasi telah

    dimanfaatkan sejak tahun 2013 sampai sekarang, sehingga makin memperkuat LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat dalam memberikan layanan bagi pelanggan. Penggunaan

    sistem teknologi informasi juga digunakan dalam pemutakhiran data, di antaranya

    pengembangan data Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK),

    Sistem Akuntansi Instansi (SAI) online, Sistem Akuntansi Barang Milik Negara

    (SABMN) online, data kepegawaian Online, manajemen Pemetaan Mutu Pendidikan

    (PMP), Manajemen Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Geographic Information

    System (GIS), e-Supervisi Sinergitas, Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

    (SAKTI), dan aplikasi Sistem Naskah Dinas Elektronik (Sinde).

    Selain potensi di atas, LPMP masih perlu membenahi berbagai hal, antara lain dari segi

    sumber daya manusia. Terjadi kekurangan SDM dikarenakan LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat hanya memiliki 3 orang tenaga fungsional. Jumlah tenaga fungsional tersebut

    belum dapat memenuhi kebutuhan narasumber atau fasilitator untuk peningkatan mutu

    pendidikan. Di samping itu, dari segi kualifikasi akademik masih kekurangan tenaga

    fungsional dengan spesifikasi bidang studi tertentu, misalnya prakarya dan seni

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 34

    budaya, akuntansi, teknologi informasi, sosiologi, dan antropologi, selain itu juga dari

    segi jumlah SDM berdasarkan peta jabatan yang ada, masih kekurangan.

    Seiring semakin dikenalnya LPMP Provinsi Sulawesi Barat di masyarakat luas,

    semakin meningkat juga permintaan penggunaan sarana dan prasarana pelatihan. Akan

    tetapi, tidak semua permintaan tersebut dapat dilayani karena jumlah permintaan lebih

    banyak dibandingkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu,

    dibutuhkan penambahan sarana dan prasarana penunjang pelatihan.

    Kondisi internal di atas akan tentu saja bermanfaat bagi LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat dalam menyongsong peluang-peluang yang tersedia di masyarakat.

    Diberlakukannya otonomi daerah telah membuka peluang yang luas bagi LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat untuk melaksanakan program kemitraan dengan dinas terkait

    dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sampai dengan tahun 2020 seluruh

    kabupaten/kota yang berjumlah 6 kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat dapat

    melaksanakan kerjasama dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat pada berbagai aspek

    penunjang, di antaranya dengan pola sharing pendanaan ataupun pendanaan

    didukung penuh oleh APBD kabupaten/ kota. Dengan adanya pola kemitraan

    diharapkan muncul sinergi positif dalam upaya mempercepat proses peningkatan

    mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Sulawesi Barat. Salah satu bentuk

    kerjasama yang terjalin dengan dinas terkait adalah program Supervisi Sinergitas

    antara pengawas satuan pendidikan dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    yang terjalin sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 dan akan berlanjut. Tidak

    hanya melayani dinas terkait di wilayah Sulawesi Barat, LPMP Provinsi Sulawesi

    Barat juga telah menjalin kemitraan dengan lembaga di luar provinsi Sulawesi Barat.

    Kebijakan otonomi memberikan peluang dan juga tantangan. Terjalinnya kemitraan

    antara LPMP Provinsi Sulawesi Barat dengan berbagai institusi dari berbagai daerah

    tidak selalu berjalan mulus. Ketidaksinkronan kebijakan daerah dan pusat, dan

    perubahan kebijakan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang bermuatan

    politis seringkali menjadi hambatan yang perlu disikapi dengan bijaksana oleh LPMP

    Provinsi Sulawesi Barat. Sementara itu, kehadiran lembaga lain di Provinsi Sulawesi

    Barat yang memiliki tugas dan fungsi sama dengan LPMP Provinsi Sulawesi Barat

    juga memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga, terutama berkaitan dengan

    keberlangsungan program kemitraan dengan pemerintah daerah.

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 35

    A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

    Pembangunan pendidikan dasar dan menengah disusun berdasarkan dan merujuk

    kepada arah kebijakan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    (RPJM) tahun 2020-2024, Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah

    (RPPJM), Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun

    2020-2024, serta hasil evaluasi Renstra tahun 2015-2019, yang kemudian

    dituangkan dalam perencanaan lima tahunan yaitu Rencana Strategis (Renstra)

    Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan

    Menengah Tahun 2020-2024. Renstra menjadi dasar, pedoman, acuan dalam

    penyusunan program dan selanjutnya dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan

    pembangunan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan

    menengah. Rujukan-rujukan utama ini secara konsisten harus dapat dicermati,

    dianalisis dan dipertajam ke dalam Renstra PAUD, Dikdas, dan Dikmen agar tidak

    keliru dan dapat optimal dalam teknis pelaksanaannya sampai kepada pengelola

    kegiatan, dan juga output-output yang menjadi ujung tombak bagi pencapaian

    keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program.

    1. Arah dan Kebijakan Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Visi Presiden untuk tahun 2020-2024 yaitu ”Terwujudnya Indonesia maju yang

    berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”, yang

    kemudian dijalankan dalam sembilan misi yang dikenal sebagai Nawacita Kedua.

    Dalam melaksanakan misi nawacita tersebut, dalam RPJMN terdapat arahan

    mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia yaitu ”Membangun SDM pekerja

    keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan

    teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.” Dari arahan

    tersebut, pelaksanaannya menjadi dua agenda pembangunan yaitu: (1)

    Meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, dan (2) Revolusi mental

    dan pembangunan kebudayaan.

    Kedua agenda tersebut kemudian dilaksanakan melalui arahan kebijakan dan

    strategi bidang pendidikan dan kebudayaan, seperti yang dirangkum dibawah ini:

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 36

    Tabel 21. Arah Kebijakan dan Strategi

    No Agenda

    Pembangunan

    Arah Kebijakan Strategi

    1

    Meningkatkan

    SDM

    yang berkualitas

    dan berdaya

    saing

    - Meningkatkan

    Pemerataan

    layanan

    Pendidikan

    berkualitas

    1. peningkatan kualitas pengajaran

    dan

    pembelajaran;

    2. peningkatan pemerataan akses

    layanan pendidikan di semua

    jenjang dan percepatan

    pelaksanaan Wajib Belajar 12

    Tahun;

    3. peningkatan profesionalisme,

    kualitas, pengelolaan, dan

    penempatan pendidik dan tenaga

    kependidikan yang merata;

    4. penguatan penjaminan mutu

    pendidikan untuk meningkatkan

    pemerataan kualitas layanan antar

    satuan pendidikan da antar

    wilayah;

    5. peningkatan tata kelola

    pembangunan pendidikan,

    strategi pembiayaan, dan

    peningkatan efektivitas

    pemanfaatan anggaran

    pendidikan.

    - Meningkatkan

    produktivitas dan

    daya saing

    1. pendidikan dan pelatihan vokasi

    berbasis kerjasama industri;

    2. penguatan pendidikan tinggi

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 37

    berkualitas;

    2 Revolusi mental

    dan

    pembangunan

    kebudayaan

    - Revolusi mental

    dan

    pembinaan

    ideologi

    Pancasila untuk

    memperkukuh

    ketahanan budaya

    bangsa dan

    membentuk

    mentalitas bangsa

    yang maju,

    modern, dan

    berkarakter

    1. revolusi mental dalam sistem

    pendidikan untuk memperkuat

    nilai integritas, etos kerja, gotong

    royong, dan budi pekerti;

    2. revolusi mental dalam tata kelola

    pemerintahan untuk penguatan

    budaya birokrasi yang bersih,

    melayani, dan responsif;

    3. pembinaan ideologi Pancasila,

    pendidikan kewargaan, wawasan

    kebangsaan, dan bela negara

    untuk menumbuhkan jiwa

    nasionalisme dan patriotisme

    - Meningkatkan

    pemajuan dan

    pelestarian

    kebudayaan

    untuk

    memperkuat

    karakter dan

    memperteguh jati

    diri bangsa,

    meningkatkan

    kesejahteraan

    rakyat, dan

    mempengaruhi

    arah

    perkembangan

    peradaban dunia

    1. revitalisasi dan aktualisasi nilai

    budaya dan kearifan lokal untuk

    menumbuhkan semangat

    kekeluargaan, musyawarah,

    gotong royong dan kerjasama

    antarwarga;

    2. pengembangan dan pemanfaatan

    kekayaan budaya untuk

    memperkuat karakter bangsa dan

    kesejahteraan rakyat;

    3. perlindungan hak kebudayaan dan

    ekspresi budaya untuk

    memperkuat kebudayaan yang

    inklusif;

    4. pengembangan diplomasi budaya

    untuk memperkuat pengaruh

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 38

    Indonesia dalam perkembangan

    peradaban dunia;

    5. pengembangan tata kelola

    pembangunan kebudayaan.

    - Peningkatan

    literasi,

    Inovasi, dan

    kreativitas

    1. peningkatan budaya literasi;

    2. pengembangan, pembinaan, dan

    pelindungan bahasa Indonesia,

    bahasa dan aksara daerah, serta

    sastra;

    3. penguatan institusi sosial

    penggerak literasi dan inovasi

    Dalam memenuhi agenda tersebut Kemdikbud mencanangkan kebijakan Merdeka

    Belajar yang memiliki cita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi

    semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh

    jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikanvyang

    merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi. Selain itu, fokus

    pembangunan pendidikan dan pemajuan kebudayaan diarahkan pada pemantapan

    budaya dan karakter bangsa melalui perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan

    pendanaan pendidikan serta pengembangan kesadaran akan pentingnya pelestarian

    nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penyerapan nilai baru dari kebudayaan global

    secara positif dan produktif.

    Merdeka Belajar juga mendorong partisipasi dan dukungan dari semua pemangku

    kepentingan yaitu: keluarga, guru, lembaga pendidikan, DU/DI, dan masyarakat.

    Merdeka belajar dapat terwujud secara optimal melalui:

    a) Peningkatan kompetensi kepemimpinan, kolaborasi antar elemen masyarakat,

    dan budaya;

    b) Peningkatan infrastruktur serta pemanfaatan teknologi di seluruh satuan

    pendidikan;

    c) Perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan;

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 39

    d) Penyempurnaan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

    Perubahan yang diusung oleh Kebijakan Merdeka Belajar akan terjadi pada

    kategori:

    a) Ekosistem pendidikan;

    b) Guru;

    c) Pedagogi;

    d) Kurikulum;

    e) Sistem penilaian

    2. Arah dan Kebijakan Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

    Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

    Kebijakan Merdeka Belajar terwujud dalam arah kebijakan dan strategi Ditjen

    PAUD, Dikdas, dan Dikmen. Adapun arah kebijakan dan strategi yang ada di

    Direktorat Jenderal adalah sebagai berikut:

    a) Optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan pada Ditjen PAUD, Dikdas, dan

    Dikmen

    Kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan angka partisipasi pendidikan

    adalah:

    1) Angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini meningkat

    Strategi yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan angka partisipasi

    PAUD adalah:

    a) Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD dengan kualitas yang

    baik, termasuk PAUD HI, sehingga dapat berkontribusi dalam

    menurunkan prevalensi stunting pada balita;

    b) Membangun komitmen pemerintah daerah untuk terus mengadakan

    lembaga PAUD yang sesuai dengan kebutuhannya, khususnya di

    wilayah yang belum memiliki lembaga PAUD;

    c) Menyiapkan ketersediaan guru PAUD dan kapasitas LPTK sebagai

    lembaga penyedia guru PAUD;

    d) Mempertimbangkan TK-SD Satu Atap dengan mengoptimalkan

    penugasan guru kelas awal SD;

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 40

    e) Menyediakan subsidi PAUD bagi anak dari keluarga tidak mampu

    agar anak-anak tersebut terbantu kesiapan bersekolahnya melalui

    pemberian Bantuan Operasional

    f) Penyelenggaraan (BOP) PAUD, Kebijakan SPM, pendanaan dari

    filantropi dan subsidi silang swadaya masyarakat (crowdfunding);

    g) Menyusun kebijakan kelembagaan yang dibutuhkan mengenai

    satuan PAUD.

    Kegiatan yang mendukung dalam peningkatan angka partisipasi PAUD

    adalah:

    a) Jumlah Peserta Didik usia 3-6 tahun yang mengikuti menerima BOP

    PAUD;

    b) Jumlah Kab/Kota dengan Persentase Siswa Kelas 1 yang melalui

    TK/RA/BA di atas 50%;

    c) Jumlah Kab/Kota dengan APK PAUD (3-6 tahun) di atas 53,1%

    2) Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun tuntas dan wajib belajar 12 (duabelas)

    tahun meningkat;

    Strategi yang dilaksanakan dalam rangka penuntasan Wajib Belajar

    adalah:

    a) Memenuhi kebutuhan daya tampung untuk semua jenjang

    pendidikan melalui pembangunan sekolah baru dan ruang kelas baru

    yang disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk di wilayah yang

    terkena dampak bencana;

    b) Mempertahankan kapasitas terpasang dengan rehabilitasi fasilitas

    yang rusak, termasuk di wilayah yang terkena dampak bencana;

    c) Membina sekolah swasta agar kualitasnya sejajar atau bahkan lebih

    baik dari sekolah negeri dengan tetap mempertahankan keunggulan

    tertentu sesuai ciri khasnya sebagai sekolah swasta, untuk

    membantu pencapaian Wajib Belajar 12 (dua belas) tahun;

    d) Melaksanakan program afirmasi bagi daerah khusus termasuk anak

    dengan kondisi tidak sekolah atau dengan kebutuhan khusus akan

    dilakukan melalui berbagai langkah diantaranya:

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 41

    e) Melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dan pelaksanaan

    program retrieval untuk anak putus sekolah;

    f) Membuat program/strategi untuk membantu anak-anak yang

    memiliki kondisi tidak sekolah atau kebutuhan khusus, termasuk

    afirmasi bagi anak-anak tenaga kerja Indonesia di luar negeri;

    g) Menyediakan layanan pendidikan untuk anak dari daerah 3T yang

    tidak memungkinkan pembangunan sekolah di daerahnya, misalnya

    melalui sekolah garis depan atau sekolah berasrama;

    h) Memberikan mekanisme belajar (seperti cara penyampaian materi

    pelajaran dan pelaksanaan asesmen) yang disesuaikan dengan

    kondisi hidup anak yang khusus, seperti anak rimba, anak nelayan,

    dan anak yang berkonflik dengan hukum;

    i) Melaksanakan sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat

    untuk dapat menemukenali anak-anak yang tidak bersekolah untuk

    dapat didorong kembali mengikuti pendidikan baik jalur formal

    maupun nonformal.

    Kegiatan yang mendukung dalam rangka penuntasan Wajib Belajar

    adalah:

    a) Jumlah Kab/Kota dengan APK SD/MI/SDLB, sekurang-kurangnya

    100%;

    b) Jumlah Kab/Kota dengan APK SMP/MTs/SMPLB sekurang-

    kurangnya 100%

    c) Jumlah Kab/Kota dengan APK SMA/MA/SMLB, sekurang-

    kurangnya 95%;

    d) Jumlah Pemerintah Daerah yang Melaksanakan Pembinaan

    Pendidikan Kesetaraan;

    e) Jumlah Orang Dewasa Yang Mendapat Layanan Pendidikan

    Keaksaraan

    f) Persentase satuan pendidikan penerima dana BOS dari total satuan

    pendidikan yang bersedia/tidak menolak BOS

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 42

    b) Peningkatan dan Pemerataan Mutu Layanan Pendidikan pada Ditjen PAUD,

    Dikdas, dan Dikmen

    Kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan dan pemerataan mutu layanan

    pendidikan adalah:

    1) Percepatan pemerataan kualitas layanan pendidikan terlaksana

    Strategi yang dilaksanakan dalam rangka percepatan pemerataan

    kualitas layanan pendidikan terlaksana adalah:

    a) Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas;

    b) Memungkinkan pemanfaatan sumber daya pendidikan secara

    bersama antar satuan pendidikan dalam satu daerah (termasuk

    pendidik dan fasilitas lainnya);

    c) Merancang intervensi yang memperhitungkan situasi di setiap

    daerah dan setiap satuan pendidikan;

    d) Mempertimbangkan mekanisme intervensi dan pembiayaan

    berbasis kinerja;

    e) Memastikan seluruh pemangku kepentingan memegang peran

    sesuai kewenangan;

    f) Memadukan seluruh sumber daya dari pusat, daerah, satuan

    pendidikan dan masyarakat dalam melakukan intervensi di setiap

    daerah;

    Kegiatan yang mendukung dalam rangka percepatan pemerataan

    kualitas layanan pendidikan terlaksana adalah:

    a) Persentase SD yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)

    minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);

    b) Persentase SMP yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)

    minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);

    c) Persentase SMA yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)

    minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);

    d) Persentase SLB yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)

    minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi).

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 43

    2) Mutu layanan PAUD satu tahun pra-SD meningkat

    Strategi yang dilaksanakan dalam rangka Mutu layanan PAUD satu

    tahun pra-SD meningkat adalah:

    a) Menyiapkan kebijakan pendidikan bermutu satu tahun pra-SD;

    b) Memperjelas jenis layanan PAUD yang dimaksud untuk

    mendukung pendidikan bermutu satu tahun pra-SD;

    c) Menyiapkan mekanisme dan sistem insentif untuk pengelolaan dan

    penjaminan mutu layanan PAUD;

    d) Mendorong tersusunnya kurikulum PAUD memiliki relevansi dan

    implementasi yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

    terutama yang terkait dengan pemenuhan capaian SDG.;

    Kegiatan yang mendukung dalam rangka Mutu layanan PAUD satu

    tahun pra-SD meningkat adalah:

    a) Persentase PAUD yang memiliki nilai kinerja sekolah (Score Card)

    minimal 75 (Kategori Sangat Tinggi);

    b) Persentase satuan PAUD yang menerapkan evaluasi peserta didik

    berkembang sesuai harapan;

    c) Persentase satuan PAUD yang menyelenggarakan layanan Holistik

    Integratif;

    d) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah dipetakan mutu

    pendidikannya;

    e) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah disupervisi mutu

    pendidikannya;

    f) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah difasilitasi mutu

    pendidikannya berdasarkan SNP.

    g) Nilai rata-rata tingkat pencapaian perkembangan anak (5-6 tahun);

    3) Teknologi informasi dan komunikasi mendukung peningkatan dan

    pemerataan kualitas layanan pendidikan

    Strategi yang dilaksanakan dalam rangka Teknologi informasi dan

    komunikasi mendukung peningkatan dan pemerataan kualitas layanan

    pendidikan adalah:

  • RENSTRA LPMP PROVINSI SULAWESI BARAT 2020 – 2024 44

    a) Mengembangkan platform pembelanjaan barang dan jasa bagi

    sekolah, agar pembelanjaan lebih berkualitas serta mengurangi

    beban administrasi kepala sekolah dan guru, dengan demikian

    kepala sekolah dan guru dapat meningkatkan perhatian mereka pada

    kualitas pembelajaran siswa;

    b) Mengembangkan mekanisme untuk mendorong penyediaan materi

    pengembangan kompetensi guru dan media/alat bantu mengajar

    yang bermutu dan terstandar;

    c) Menyediakan gawai yang sudah diisi dengan materi yang sama

    (preloaded) untuk mendukung guru di daerah dengan keterbatasan

    jaringan internet;

    d) Menggunakan gawai untuk merekam praktik mengajar untuk

    mendorong peer-review praktik guru dan juga berbagi praktik yang

    baik antar guru;

    e) Meningkatkan mutu data pendidikan dan mengembangkan sistem

    informasi bagi para pemangku kepentingan.

    Kegiatan yang mendukung dalam rangka Teknologi informasi dan

    komunikasi mendukung peningkatan dan pemerataan kualitas layanan

    pendidikan adalah:

    a) Persentase data pokok pendidikan PAUD yang akurat, terbarukan

    dan berk