Transcript
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 1/28
1
I. DEFENISI
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek;
yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil
(giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan
tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau
sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing
dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian.(1,2,3)
Vertigo – berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar –
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem
keseimbangan.(1,2)
Vertigo dijumpai pada gangguan vestibular, baik yang perifer
maupun yang sentral. Vertigo dapat disebabkan oleh kelainan sentral
(batang otak, serebelum atau otak) dan perifer (telinga dalam, saraf
vestibular). Vertigo sentral dapat dibedakan dari perifer melalui beberapa
gejala, misalnya kualitas gejala dan gejala lain yang menyertainya.Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Latensi onset
Vertigo
Durasi serangan
Nistagmus
Mual dan muntah
1-15 detik
Hebat, seringkali rotatational
5-40 detik
Terutama horizontal, kadang
rotatoar; undireksional dan
konjugasi; meningkat saat
melihat jauh sisi lesi
Hebat
Tidak ada latensi
atau onset 1-5
detik
Ringan atau tidak
ada
5->60 detik
Sering vertikal
atau rotatoar
dapat berubah
sesuai arah gaze;
meningkat saat
melihat arah lesi
Ringan atau tidak
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 2/28
2
Gangguan abatang otak atau
nervus kranialis
Tidak ada
ada
Seringkali positif
II. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika serikat sekitar 500.00 orang terkena penyakit stroke
dan sekitar 85% merupakan stroke iskemik dan 1,5% dari kasus stroke
iskemik tersebut mempengaruhi serebelum. Lebih dari 10% pasien dengan
infark sereberal hanya megalami vertigo dan gangguan keseimbangan.
Kejadian penyakit cerebrovaskular lebih sering terjadi pada pria daripada
perempuan. Khususnya pada kasus infark serebral perbandingan kejadian
antara pria dan wanita sekitar 2 : 1. (3)
Insiden kejadian stroke meningkat sesuai dengan peningkatan
umur. Umur rata-rata pasien yang menderita infark sereberral adalah 65
tahun dimana setengah dari jumlah kasus tersebut terjadi pada usia 60-80tahun. Khususnya pada kasus hematom sereberal lebih sering terjadi pada
usia 70 tahun.(3)
III. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN TUBUH
Susunan saraf mempunyai bagian-bagian yang mengurus soal
keseimbangan (ekuilibrium). Adapun bagian-bagian itu ialah:
1) Susunan vestibular terdiri dari utrikulus, ampula dan kanalis
semisirkularis. Perangsangan itu menimbulkan impuls keseimbangan
yang diantarkan oleh nervus vestibularis ke inti-inti vestibularis di
bagian dorsolateral dari medula oblongata dan sebagian disampaikan
secara langsung ke serebelum.
2) Serebelum menerima proprioseptif yang dicetuskan oleh berbagai
reseptor di sendi-sendi otot pada waktu suatu gerakan berlangsung
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 3/28
3
melalui nodulus , flokulus, uvula, piramis, dan nukleus fastigii . Impuls
proprioseptif itu mempengaruhi inti vestibular.
3) Korteks serebri dan batang otak . Impuls-impuls keseimbangan yang
disampaikan kepada serebelum dan inti-inti vestibular merupakan
informasi yang akan diteruskan kepada pusat gerakan voluntar dan
reflektorik di tingkat korteks serebri. Berdasarkan informasi tersebut,
gerakan dan sikap semua bagian dari tubuh yang mendahuluinya.
Dengan demikian stabilitas tubuh dengan semua bagian-bagianya
terpelihara. Adapun 3 macam gerakan yang dikendalikan dalam
pemeliharaan keseimbangan tubuh, ialah:
a) Gerakan voluntar dan reflektorik dari kepala, leher, badan dan ke-
empat anggota gerak.
b) Gerakan Voluntar dan reflektorik kedua bola mata
c) Gerakan involuntar viseral.(5,6)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 4/28
4
(Gambar 1. Anatomi sistem keseimbangan tubuh)
Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif kurang
stabil dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat
kaki, sehingga lebih memerlukan informasi posisi tubuh relatif terhadaplingkungan, selain itu diperlukan juga informasi gerakan agar dapat terus
beradaptasi dengan perubahan sekelilingnya.(2)
Informasi tersebut diperoleh dari sistim keseimbangan tubuh yang
melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor, serta sistim vestibuler
dan serebelum sebagai pengolah informasinya; selain itu fungsi
penglihatan dan proprioseptif juga berperan dalam memberikan informasi
rasa sikap dan gerak anggota tubuh.(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 5/28
5
Sistem tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk
selanjutnya diolah di susunan saraf pusat.(2)
(Gambar 2. Bagan Sistim Keseimbangan Manusia)
IV. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf
pusat.(2)
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation) Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang
berlebihan menyebabkan hiperemis kanalis semisirkularis sehingga
fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual
dan muntah.(2)
2. Teori konflik sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik
yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 6/28
6
mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidak-
seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan.(2)
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik
di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus
(usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan
vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal
dari sensasi kortikal).(2)
Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih
menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai
penyebab.(2)
3. Teori neural mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik;
menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola
gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan
yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan,
timbul reaksi dari susunan saraf otonom.(2)
Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-
ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur
tidak lagi timbul gejala.(2)
(Gambar 3. Skema teori Neural Mismatch)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 7/28
7
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom
sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi. Gejala klinis timbul
jika sistem simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem
parasimpatis mulai berperan.(2)
(Gambar 4. Skema teori Neural Mismatch)
Keterangan :
SYM : Sympathic Nervous System, PAR : Parasympathic Nervous System
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl)
dan teori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan
peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf
otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.(2)
6. Teori sinaps
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau
peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang
terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. (2)
Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu
sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang
selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya
aktivitas sistim saraf parasimpatik.(2)
Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering
timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 8/28
8
aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual, muntah
dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas
susunan saraf parasimpatis.(2)
Beberapa Penyakit yang Menimbulkan Vertigo Sentral
1. VASKULAR
Insufisiensi Vertebrobasiler
Insufisiensi vertebrobasiler sering terjadi karena
arterosklerosis arteri subklavia, vertebralis dan basilaris. Iskemia
sistem vertebrobasiler temporer mungkin terjadi pada penyakit
migraine, dan Transient Ischemic Attack . TIA pada sistem
vertebrobasiler sering menyebabkan vertigo terutama pada orang
tua. Vertigo ini muncul secara tiba-tiba, dan berlangsung
beberapa menit disertai mual muntah. 48% pasien dengan TIA
vertebrobasiler selalu vertigonya disertai symptom iskemik
daerah yang didarahi oleh arteri-arteri pada sirkulasi posterior.(1,9)
Infark Medula Lateral
Infark medulla lateral menyebabkan sindrom Walenberg
dimana infark tampak pada pinggir dorsolateral medula atau
lateral dari ovile.(1)
Biasanya didapatkan obstruksi pada arteri vertebralis ipsi
lateral dan jarang yang mengenai arteri posteroinfero serebralis.(1)
Gejalanya berupa vertigo, mual, muntah, kehilangan
keseimbangan yang berat, kesemutan muka ipsi lateral, diplopia,
disfagia, disfonia.(1)
Infark Serebelum
Infark serebelum yang akut menyebabkan vertigo, muntah,
dan ataksia. Harus dibedakan antara gejala utama serebelum dan
ataksia trunkus dan nistagmus. Pasien dengan gangguan
vestibuler perifer bisa pula menimbulkan ataksia dan nistagmus,
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 9/28
9
tapi ataksianya tidak berat, dan nistagmusnya tidak berubah bila
gerakan lirikan mata ditukar.(1)
Perdarahan Pons
Insiden perdarahan pons diperkirakan 5-12%, biasanya
berakibat fatal. Bila sembuh banyak menyebebkan kecacatan.
Gejala pokok yang tampak pertama kali timbul adalah kesadaran
menurun, nyeri kepala dan vertigo. Hal ini berhubungan dengan
destruksi jaras keseimbangan dan ARAS.(1)
Migren Basiler
Disfungsi dan kemungkinan iskemia dari struktur neuron
yang terlibat (brainstem, serebelum dan inti-inti saraf cranial),
yang mendapat aliran darah dari arteri basilaris.(1)
2. TUMOR
Tumor Serebri
Disfungsi serebelum oleh karena lesi fokal dan penyakit
umum menghasilkan berbagai ragam gangguan vestibuler dan
okulomotor. Lebih nyata disfungsi serebelum, lebih jelas
kelainannya. Dengan adanya CT-scan/MRI, sebelum tumor
serebelum menghasilkan tanda disfungsi neurologi diagnosa
sudah bisa dibuat dan tumor dapat dilakukan operasi.(1)
Ada 3 struktur kunci pada gangguan gerakan bola mata
serebelum yaitu vestibule-serebelum (flokulus, paraflokulus,
nodulus dan uvula), vermis dorsalis dan nucleus dentatus.(1)
Vestibulo-serebelum menerima input dari nuklei
vestibularis, nuklei perihipoglosal dan nuklei olivarius inferior.
Sel purkinje flokulus dalam keadaan normal terlibat dalam
control gerakan bola mata halus dan refleks okulo-vestibuler.(1)
Vermis dorsalis menerima input dari dan mengirim output
melalui nucleus fastigial menuju formasio retikularis paramedian
pontine (PPRF). Vermis dorsalis dan nukleus fastigial secara
normalterlibat dalam control gerakan bola mata sakadik. Peranan
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 10/28
10
nukleus dentatus pada control okulomotor tidak begitu jelas,
namun lesi dentatum atau outputnya melalui pedinkulus serebri
superior dapat menyebabkan terjadinya nistagmus penduler.(1)
Tumor Sudut Serebelopontin
Gejala dan tanda klinik yang timbul akibat kompresi atau
pergeseran dari saraf cranial, batang otak, serebelum dan
obstruksi aliran likuor serebrospinal. Berdasarkan hubungan
anatomisnya maka saraf kranial yang sering terlibat adalah
nervus akustik, trigeminal, fasial. Sebagaimana halnya saraf
kranial IX sampai XII dapat terlibat pada stadium lebih lanjut
yang akhirnya terjadi obstruksi akuadatus dan ventrikel IV
sehingga timbul hidrosefalus dengan tanda-tanda peninggian
tekanan intrakranial yang dapat menyebabkan kematian akibat
herniasi tonsila serebelum ke dalam foramen magnum.(1)
Tumor Serebelum
Pada tumor serebellum, gangguan keseimbangan relatif
lebih banyak dijumpai disbanding tumor otaknya sendiri. Hampir
secara keseluruhan, tumor serebellum pada anak-anak bersifat
primer sedang pada umur dewasa biasanya karena metastasis.(1)
Jenis hemangioblastoma, tumor metastasis maupun
pinealoma yang menimbulkan hidrosefalus berakibat nyeri
kepala. Gejala yang muncul pada fase awal lainnya adalah
ataksia, muntah serta diplopia. Papil edem bisa terjadi 7-10
hari.(1)
Pada kasus dewasa, gejala awal tumor serebelum biasanya
adalah ataksia, gangguan keseimbangan, vertigo posisional serta
nyeri kepala. Beberapa minggu kemudian timbul nistagmus
posisional, vomitus serta kadang-kadang diikuti papil edema.(1)
Gangguan neurologis lainnya cepat terjadi akibat adanya
peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini disebabkan oleh
hidrosefalus lokal. Diikuti oleh paresis nervi cranialis, disartri
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 11/28
11
dan disfagia. Bila terjadi perluasan ke ventrikel IV maka dapat
berakibat vertigo posisional. Timbul vomitus tanpa nausea,
khususnya saat bangun tidur.(1)
Meduloblastoma atau astrositoma di daerah vermis
berakibat gait ataksia, nyeri kepala, diikuti vertigo. Akhirnya
terjadi gangguan gerakan bola mata.(1)
3. INFEKSI
Meningitis
Infeksi telinga dan os temporalis dapat menyebabkan
vertigo. Infeksi telinga dapat menimbulkan komplikasi
intrakranial, misalnya otitis pada anak-anak, serta otomastoiditis
dan kholesteatoma yang tidak diobati. Komplikasi
intrakranialnya dapat berupa meningitis, abses intra dan ekstra
dural, abses otak, tromboflebitis sinus lateralis dan hidrosefalus
otitik.(1)
Gejala vertigo dapat disebabkan labirinitis. Pada meningitis
bakterialis bisa terjadi labirinitis bila bakteri memasuki ruang
perilimfatik dari liquor cerebro spinalis melalui akuaduktus
kokhlearis atau kanalis audiotorus interna. Labirinitis bakterialis
dapat menyebabkan nekrosis membranous labyrinth dan
hilangnya fungsi vestibuler dan audiotorik yang permanen.(1)
Pada meningitis malignan, infiltrasi keganasan ke meningen
sering menghasilkan serangkaian kejadian klinis yang tak
mengenal kasihan. Terjadi kelumpuhan nervus-nervus kranialis
yang irreversible termasuk nervus vestibularis dan kokhlearis
pada stadium awal maupun lajut. Kemudian terjadi hipertensi
intrakranial, demensia sub-akut dan delirium akut.(1)
4. EPILEPSI
Epilepsi Vestibuler
Pada bianatang, area dari korteks lobus parietalis dan
temporal yang dikenal sebagai korteks veastibuler adalah area 2 v
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 12/28
12
pada ujung sulkus intra parietalis, area 3 av pada sulkus sentralis
pada ujung posterior insula dan area 7 pada lobulus parietalis
vestibular.(1)
Penfield dan Jaspers (1954) dapat membangkitkan sensasi
vestibuler dengan menanamkan elektroda pada fissura Sylvii.(1)
Aktifitas kejang menyangkut proyeksi sistem vestibuler
dalam hemisfer serebri yang dapat menimbulkan gejala
ketidakseimbangan atau vertigo rotasional murni. Karena
sebagian proyeksi ini menyangkut lobus temporalis, dapat
dipahami bahwa vertigo merupakan bagian dari aktiftas kejang
pada 20% penderita yang diketahui mengidap epilepsi lobus
temporalis.
5. TRAUMA
Trauma Kepala
Pusing dan vertigo merupakan bagian integral dari sindrom
post trauma, disebabkan perubahan otak mikroskopis yang difus
yang menyertai komosio ringan.(1)
Gejala klinis komosio serebri terdiri dari pusing, sakit
kepala, emosi labil, insomnia dan hilangnya atensi dan
kemampuan memproses informasi, yang dapat menetap beberapa
minggu atau bulan tanpa kelainan neurologis yang jelas.(1)
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa trauma
kepala ringan saja dapat menyebabkan perdarahan oleh petechie
karena kekuatan destrosi, terutama di dalam batang otak dan
nukleus vestibuler.(1)
Mekanisme paling sering kerusakan otak akibat trauma
kepala tumpul adalah gerakan dan deformasi otak pada waktu
gerakan kepala yang cepat tiba-tiba dihentikan. Bagian
viskoelastik otak menyebabkan ia tetap bergerak, dengan rotasi
di sekitar sumbu batang otak sehingga menyebabkan kerusakan
saraf kranial, termasuk N.VII.(1)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 13/28
13
V. GEJALA KLINIS
Pada vertigo sentral, tidak selalu terjadi nistagmus. Jika nistagmus
ada, akan dapat bersifat vertikal, undirectional , atau multidirectional , dan
bahkan antara mata kiri dan mata kanan mempunyai sifat nistagmus yang
berbeda. Lesi sentral memberikan dapat gangguan berupa gejala batang
otak atau serebelar berupa defisit motorik dan sensorik, hyperreflexia,
extensor plantar responses, disartria, atau limb ataxia.(7)
Vertigo sentral yang disebabkan oleh iskemia batang otak atau
iskemia serebelar sering dihubungkan dengan gejala gangguan batang otak
seperti diplopia, gejala otonomik, nausea, disartri, disfagi, atau focal
weakness. Pasien dengan penyakit selebelar tidak dapat berjalan selama
periode akut dari vertigo tersebut sedangkan perifer dapat berjalan dan
berkonsentrasi terhadap lingkungannya. Disdiadokinesia dan gait ataxia
lebih sering disebabkan oleh penyakit selebelar, terutama pada usia lanjut.
Tanda dan gejala gangguan motorik dan sensorik lebih sering dihubungkan
dengan penyakit sensorik. Lebih sering berhubungan dengan penyakit
CNS.(8)
VI. DIAGNOSIS
Anamnesis
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang,
berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan sebagainya.(2)
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya
vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.(2)
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang
timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit
tertentu mempunyai profil waktu yang karakteristik.(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 14/28
14
Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya
menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n. vestibularis.(2)
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat,
antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan
adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi,
hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma
akustik.(2)
(Gambar 5. Profil waktu serangan Vertigo pada beberapa penyakit)
Pemeriksaan Fisik
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainansistemik, otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler; dapat berupa
pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi serebelum.(2)
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk
menentukan penyebab; apakah akibat kelainan sentral – yang berkaitan
dengan kelainan susunan saraf pusat – korteks serebri, serebelum,batang
otak, atau berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik; selain itu harus
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 15/28
15
dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari
keluhan vertigo tersebut.(2)
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi
jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung.(2)
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik;
tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising
karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu
diperiksa.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada fungsi
vestibuler/serebeler:
1. Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi
demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita
tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada
mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada kelainan serebelar badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 16/28
16
(Gambar 6. Uji Romberg)
2. Tandem Gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan
diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.(2)
Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.(2)
3. Uji Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan
jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama
satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan
menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang
melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua
lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 17/28
17
(Gambar 7. Uji Unterberger)
4. Past-pointing test
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan
sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan
berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.(2)
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan
penderita ke arah lesi.(2)
(Gambar 8. Past-pointing test )
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 18/28
18
5. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima
langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah
menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan
dengan arah berbentuk bintang.(2)
(Gambar 9. Uji Babinsky-Weil)
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di
sentral atau perifer.(2,9)
1. Fungsi Vestibuler
a. Uji Dix Hallpike
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 19/28
19
(Gambar 10. Uji Dix Hallpike)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 20/28
20
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-
kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-
gantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan
hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan
apakah lesinya perifer atau sentral.(2)
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus
timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu
kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes
diulang-ulang beberapa kali ( fatigue).(2)
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo
berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap
seperti semula (non-fatigue).(2)
Ciri nistagmus posisional.(4)
Gambaran Lesi Perifer Lesi Sentral
Vertigo
Masa Laten
Kelelahan
Habituasi
Berat
Ya
Ya
Ya
Ringan
Tidak
Tidak
Tidak
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga
kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua
telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air
hangat (44ºC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap
irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal
90-150 detik).(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 21/28
21
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau
directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis
ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah
rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional
preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah
nistagmus yang sama di masing-masing telinga.(2)
Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n.
VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi
sentral.(2)
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan
tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan
demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.(2)
2. Fungsi Pendengaran
a.
Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan
tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.(2)
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke
sisi yang tuli, dan Schwabach memendek.(2)
b. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti
Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.(2)
Pemeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi: acies visus,
kampus visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah,
pendengaran, dan fungsi menelan. Juga fungsi motorik
(kelumpuhan ekstremitas),fungsi sensorik (hipestesi, parestesi) dan
serebelar (tremor, gangguan cara berjalan).(2)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 22/28
22
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan
lain sesuai indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
3. Neurofisiologi : Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP).
4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging
(MRI).(2)
VIII. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan vertigo, selain kausal (jika ditemukan
penyebabnya), ialah untuk memperbaiki ketidak seimbangan vestibuler
melalui modulasi transmisi saraf; umumnya digunakan obat yang bersifat
antikolinergik.(2)
Insufisiensi Vertebrobasiler
Seringkali pasien dengan serangan TIA vertebrobasiler dengan
gejala yang sepintas berkembang menjadi infark yang komplit dengan
semua gejalanya, kecuali bila pasien merasakan keluhan hemiparesis,
kuadriparesis, tebal perioral, kebutaan atau penurunan kesadaran yang
segera memeriksakan diri.(1)
Gejala-gejala tersebut merupakan prodromal dari thrombosis arteri
basilaris yang memerlukan pemeriksaan serta pengobatan segera.
Pengobatannya terutama dutujukan kepada control terhadap faktor resiko
(seperti diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia, dan lain-lain) dengan
obat anti-platelet untuk mencegah thrombosis.(1)
Anti koagulan diberikan pada pasien dengan serangan yang
berulang dan juga diberikan pada pasien yang memakai obat anti platelet
tetapi masih mendapat serangan. Heparin diberikan intra vena bolus 5.000
unit, diikuti dengan 1.000 unit/jam secara infus. Dosis diatur sehingga
pada pemeriksaan “partial tromboplastin time” sekitar 2,5 kali kontrol.
Setelah 3-4 hari dapat dimulai warfarin dosis oral 5-15 mg/hari sampai
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 23/28
23
INR mencapai 2 dan 3. Kemudian heparin dihentikan. Kadang-kadang
gejala muncul lagi setelah heparin dihentikan, maka untuk itu heparin
boleh dimulai kembali. Kemudian dosisnya diturunkan secara pelan-
pelan.(1)
Terapi bedah mungkin dilakukan terutama pada lesi-lesi arteri di
luar kranium seperti arteri subklavia atau vertebralis untuk dilakukan end
arterektomi. Hanya saja biasanya lesi terjadi pada arteri-arteri intra kranial.
Indikasi terapi bedah masih banyak diperdebatkan.(1)
Sindroma Infark
Bila terjadi infark labirin, serebelum, atau batang otak,
pengobatannya hanya simptomatis, seperti obat anti vertigo dan anti
muntah. Diperlukan rehabilitasi vestibuler dengan latihan secepatnya.
Setalah pengobatan mungkin ada perbaikan tapi selalu tidak komplit.
Vertigo bisa berlangsung berbulan-bulan karena terjadinya kerusakan
struktur sentral. Banyak pula pasien mengeluh pandangannya goyang
karena nistagmus spontan dan/atau kerusakan sistem vestibuler sentral
serta jaras-jaras serebelum.(1)
Obat anti vertigo kurang bermanfaat untuk memperbaiki gejala
vertigo pasien tersebut dibanding pada vertigo akibat lesi vestibuler
perifer. Pasien dengan infark serebelum harus dikontrol dengan cermat,
jangan sampai terjadi disfungsi batang otak akibat kompresi yang mungkin
terjadi akibat edema serebelum.(1)
Perdarahan Pons
Pengobatan untuk perdarahan pada pons:
- Simptomatis dengan obat-obat yang mengurangi gejala
- Kausatif
- Medikamentosa
- Operatif pada spondilosis servikalis.(1)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 24/28
24
Migren Basiler
Pertama adalah pengobatan non-farmakologik berupa makan
teratur, tidur teratur dan hindari stress, serta berusaha mencari faktor
pencetus dan menghindarinya, karena pada migren basiler sering ada
faktor pencetus.(1)
Pengobatan farmakologik meliputi pengobatan simptomatik
sewaktu serangan dan pencegahan. Untuk serangan nyeri migren yang
ringan sampai sedang dapat digunakan analgenik ringan seperti aspirin
atau NSAID digabung dengan obat anti-emetik. Sekalipun nyerinya berat
janga digunakan 5HTI agonis seperti ergotamine atau sumatripan karena
ditakuti efek vasokonstriksinya pada migren basiler.(1)
Obat-obat yang digunakan untuk pencegahan migren adalah beta-
blockers, obat antiserotonin, calcium channel blockers dan NSAID. Obat
yang paling efektif adalah beta-blockers tetapi pada migren basiler ada
keraguan akan timbul migraine-induced-stroke, sehingga calcium channel
blockers dianjurkan sebagai first line untuk pencegahan serangan migren
basiler, dimana Verapamil disebut-sebut sebagai drug of choice.
Methysergide, suatu antiserotonin, tidak dianjurkan karena efek
vasokonstriksinya, juga anti depresan trisiklik , amitriptilin, walaupun
biasanya efektif dalam pencegahan migren. Tidak dianjurkan karena
kecenderungannya membangkitkan aktifitas seizure.(1)
Tumor Otak
Tumor otak primer, khususnya tumor serebelar biasanya diobati
secara pembedahan (eksisi). Astrositoma pilositik grade I dan
hemangioblastoma dapat diterapi secara pembedahan saja. Jenis tumor lain
yang memerlukan reseksi kuratif adalah khordoma, epidermoid dan
dermoid (eksisi mirosurgikal ), schwannoma vestibuler, serta schwannoma
sporadik.(1)
Epindemoma, meduloblastoma dan metastase leptomeningeal
memerlukan irradiasi sebagai terapi tambahan. Radioterapi biasanya
dibatasi pada daerah yang paling berat, dikenai di daerah neuroaksis.
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 25/28
25
Radiasi ini merupakan aspek paling penting pada pengobatan massa tumor
yang besar, yang tidak dapat diobati dengan pemberian kemoterapi
intratekal. Dosis radiasi biasanya 24-36 Gy (1 Gray skitar 100 rads).(1)
Pada tumor metastase serebeler dapat dilakukan eksisi tumor dan
dilanjutkan dengan radiasi. Khemoterapi biasanya diberikan secara intra-
thekal (melalui punksi lumbal atau ventrikel),(1)
Meningitis
Meningitis merupakan penyakit gawat darurat, karena itu penderita
harus menginap di rumah sakit untuk perawatan dan pengobatan intensif.
Pada meningitis sebagai komplikasi otitis media, dasar manajemen adalah
terapi antibiotika inta vena. Intervensi bedah terbatas pada myringtomi
yang luas untuk memungkinkan drainase dan kultur.(1,10)
Pada meningitis sebagai komplikasi ostomastoditis dan
kholestoma, pertama perlu stabilisasi keadaan umum pasien, berupa
mastoidektomi radikal atau modified radikal.(1)
Pada meningitis otogenik yang rekuren perlu dicurigai adanya
anomali kongenital. Perlu dilakukan eksplorasi telinga-tengah untuk
identifikasi dan penutupan fistula.(1)
Pada meningitis maligna dapat diberikan khemoterapi intra thekal.
Untuk meningitis limfomatosa, hal ini memberikan respons. Namun untuk
meningitis karsionatosa ternyata tidak memberi respons.(1)
Epilepsi
Terapi vertigo pada penderita epilepsy antara lain:
- Kausatif
- Obat anti epilepsy
- Operasi.(1)
Trauma Kepala
Penderita trauma kepala berat memerlukan tindakan bedah, tetapi
fraktur tulang temporal akut dengan otorrhae pada stadium awal harus
dilihat oleh THT. Harus dilakukan tindakan mencegah infeksi. Darah di
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 26/28
26
dalam meatus akustikus interna haruskan dibiarkan dan diberikan segera
antibiotic bread-spectrum secara iv. Otorrhae yang menetap memerlukan
tindakan bedah.(1)
Terapi Simptomatis
Obat-obat yang digunakan pada terapi simptomatik vertigo (sedatif
vestibuler).(1)
Nama Generik Nama Dagang
Lama
Kerja
(jam)
Dosis DewasaTingkat
Sedasi
Rute
Lain
Cyclizine
Dimenthydrinate
Diphenhydramine
Meclizine
Promethazine
Scopolamine
Hydroxyzine
Ephedrine
Cinnarizine
Flunnarizine
Hyoscine
Betahistin
Marezine
Dramamine
Benadryl
Bonine, Antivert
Phenergan, Avopreg
Transderm Scop
Holopon
Iterax, Bestalin
Stugeron
Sibelium
Buscopan
Hyscopan
Merilson 6 mg
Betaserc 8 mg
4-6
4-6
4-6
12-24
4-6
72
4-6
4-6
50 mg 4 dd
25-50 mg 4 dd
25-50 mg 4 dd
12,5-25 mg 2-3 dd
25 mg 4 dd
0,5 mg 1 dd
0,5 mg 3 dd
25-100 mg 3 dd
25 mg 4 dd
25-50 mg 3 dd
5 mg 2 dd
10-20 mg 3-4 dd
6-12 mg 3 dd
8-16 mg 3 dd
+
++
++
+
++
+
+
++
0
+
+
0
0
0
im
im,
iv, rec
im, iv
-
im, iv
rec
sc, iv
im
im
-
-
-
-
IX. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan vertigo sentral bergantung pada penyakit
yang mendasarinya. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang
neurosurgical telah meningkatkan prognosis dari berbagai kasus berat.
Pada kasus infark pada arteri basilaris atau arteri vetebra mempunyai
prognosis yang buruk. Pada suatu penilitian, sekitar 45% dari kasus
tersebut mengalami koma. Prognosis pasien dengan perdarahan serebral
spontan juga buruk.(3)
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 27/28
27
7/28/2019 Referat Vertigo Sentral(Koreksi)
http://slidepdf.com/reader/full/referat-vertigo-sentralkoreksi 28/28
DAFTAR PUSTAKA
1. Joesoef AA. Neuro-Otologi Klinis. Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI.
Airlangga University Press; Jakarta. 2002.
2. Wreksoatmodjo, BR. Vertigo: Aspek Neurologi. Rumah Sakit Marzuki Mahdi,
Bogor, Indonesia. 2004.
3. Marril KA, Central Vertigo. Medscape Reference.Updated : Jan 21st, 2011.
Available : Jan 6th, 2013. http://emedicine.medscape.com/article/794789-
overview
4. Lumbantobing SM. Neurogeriatri. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Balai Penerbit FKUI; Jakarta. 2004.
5. Sidharta P. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Dian Rakyat, Jakarta;
2009.
6. Bhaer M, Fortscher M. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology. Thieme, New
York; 2005.
7. Greenberg, David A, Aminoff, Michael J, Simson, Roger P. Clinical
Neurology 5th Ediotion. McGraw-Hill; 2002.
8. Dwivedee S. Central Vertigo. Department of Neurology, Max Healthcare,
New Delhi. 2001.
9. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental . Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Balai Penerbit FKUI; Jakarta. 1998.
10. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press. Jakarta;
1996.
top related