PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk. - blt.co.idblt.co.id/data/FinanceData/Prospectus/Prospektus Sukuk Ijarah... · Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan, apabila diperlukan, membuat
Post on 04-Feb-2018
345 Views
Preview:
Transcript
i
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DEFINISI DAN SINGKATAN iii
RINGKASAN viii
I. PENAWARAN UMUM 1
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM 11
III. PERNYATAAN HUTANG 14
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 23
V. RISIKO USAHA 54
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR 64
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 65
1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN 65
2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN 67
3. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN
BERBENTUK BADAN HUKUM 70
4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI ANAK PERUSAHAAN 71
5. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERUSAHAAN ASOSIASI 97
6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN 99
7. SUMBER DAYA MANUSIA 102
8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN
PERSEROAN, ANAK PERUSAHAAN DAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK
BADAN HUKUM 105
9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI KELOMPOK USAHA PERSEROAN 107
10. TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA 107
11. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA 108
12. KETERANGAN TENTANG PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI 109
13. KETERANGAN TENTANG RENCANA PERSEROAN 109
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 113
1. UMUM 113
2. KEGIATAN USAHA 117
3. PERSAINGAN 129
4. PEMASOK 130
5. KESELAMATAN, KUALITAS DAN PEMELIHARAAN 130
6. ASURANSI 132
7. LINGKUNGAN DAN POLUSI 132
8. PROPERTI 133
9. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 133
10. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 133
11. PROSPEK USAHA 134
IX. INDUSTRI PERKAPALAN 137
ii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 169
XI. EKUITAS 171
XII. PERPAJAKAN 173
XIII. PENJAMINAN EMISI SUKUK IJARAH 174
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 175
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 177
XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 209
XVII. KETERANGAN TENTANG SUKUK IJARAH 283
1. UMUM 283
2. STRUKTUR SUKUK IJARAH 283
3. JAMINAN 286
4. DANA PELUNASAN SUKUK IJARAH (SINKING FUND) 286
5. PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN 286
6. KELALAIAN 292
7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH 294
8. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK) 297
9. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH 300
10. PEMBERITAHUAN 301
11. HUKUM YANG BERLAKU 301
XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN SUKUK IJARAH 302
1. HASIL PEMERINGKATAN 302
2. SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG 302
XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN 304
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH 327
XXI. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT 330
XXII. AGEN PEMBAYARAN 340
XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN
PEMBELIAN SUKUK IJARAH 341
iii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
DEFINISI DAN SINGKATAN
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi
Penjaminan
Emisi Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah yang dibuat dan ditandatangani setelah sindikasi Penjamin
Emisi Sukuk Ijarah terbentuk, yang syarat dan ketentuannya harus disetujui
bersama oleh Perseroan dan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah termasuk
Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah.
Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Perwaliamanatan Ijarah yang Perwaliamanatan dibuat dan ditandatangani oleh Perseroan
Sukuk Ijarah dan Wali Amanat.
Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Akad Ijarah : Akad Ijarah tertanggal 1 Mei 2007 yang dibuat dibawah tangan, bermaterai
cukup, berikut segala perubahan dan penambahannya dimana Perseroan
berkeinginan untuk mengalihkan manfaat atas Kapal milik Perseroan
kepada Wali Amanat sebagai wakil dari Pemegang Sukuk Ijarah, dan Wali
Amanat sebagai wakil dari Pemegang Sukuk Ijarah berkeinginan untuk
menerima pengalihan manfaat atas Kapal tersebut sebagai Obyek Ijarah
dalam waktu sejak Tanggal Emisi Sukuk Ijarah sampai dengan berakhirnya
Sukuk Ijarah, sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah.
Akad Wakalah : Akad wakalah tertanggal 1 Mei 2007, yang dibuat dibawah tangan,
bermaterai cukup, berikut segala perubahan dan penambahannya dimana
Perseroan bertindak sebagai kuasa (wakil) khusus tanpa syarat dan tidak
dapat ditarik kembali untuk mewakili Pemegang Sukuk Ijarah (muwakil)
sebagai penerima manfaat atas Obyek Ijarah untuk: membuat dan
melangsungkan perjanjian/kontrak dengan pihak ketiga sebagai pengguna/
penyewa Kapal tersebut untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
sebagai penerima manfaat Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah dan
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan, apabila diperlukan,
membuat perubahan atas perjanjian/kontrak yang sudah di tandatangani
oleh Perseroan dan pihak ketiga tersebut sepanjang perubahan dimaksud
sesuai dengan praktek bisnis yang berlaku umum dan wajar; dan mewakili
segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah dalam rangka pelaksanaan-
perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna/penyewa Kapal
termasuk akan tetapi tidak terbatas untuk melakukan penagihan dan, tanpa
mengesampingkan ketentuan dalam Akad Wakalah, menerima seluruh
hasil pemanfaatan Kapal dari pihak ketiga.
Anak Perusahaan : Anak perusahaan Perseroan yang secara langsung maupun tidak langsung
dikuasai oleh Perseroan melalui pemilikan saham sebesar 50% (limapuluh
persen) atau lebih dan laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan
laporan keuangan Perseroan.
Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Undang-undang Pasar Modal.
Bapepem & LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan RI KMK/606/KMK.01/2005 tanggal 30
Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
BSG Corporation : Kelompok Usaha Bina Surya Grup.
iv
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Cicilan Imbalan Ijarah : Jumlah Cicilan imbalan Ijarah yang harus dibayar oleh Perseroan kepada
pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan ketentuan dalam pasal 5 Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Daftar Pemegang Rekening : Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang
kepemilikan Sukuk Ijarah oleh seluruh Pemegang Rekening dan/atau
Pemegang Sukuk Ijarah Ijarah di KSEI yang memuat keterangan antara
lain: nama, jumlah kepemilikan Sukuk Ijarah, status pajak dan
kewarganegaraan Pemegang Rekening dan/atau Pemegang Sukuk Ijarah
berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.
DWT : Dead Weight Ton.
Efek : Surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Efektif : Terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan
ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 10 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam nomor Kep-44/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 yaitu:
a. atas dasar lewatnya waktu yaitu: 45 (empat puluh lima) hari sejak
tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima BAPEPAM secara lengkap;
atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir atas
Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta
BAPEPAM dipenuhi; atau
b. atas dasar penyataan efektif dari BAPEPAM bahwa tidak ada lagi
keterangan lebih lanjut yang diperlukan, dengan ketentuan bahwa
Pernyataan Pendaftaran harus menjadi efektif selambat-lambatnya
tanggal 15 Juni 2007.
Emisi : Penerbitan Sukuk Ijarah oleh Perseroan untuk ditawarkan dan dijual
kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum.
Force Majeure : Suatu kejadian di luar kemampuan wajar suatu pihak sehingga pihak yang
bersangkutan tidak mungkin melaksanakan kewajibannya sesuai
Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah atau Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Hari Bank : Setiap hari di mana Bank Indonesia menjalankan kegiatan kliring.
Hari Bursa : Setiap hari di mana bursa efek atau badan hukum yang menggantikannya
menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan bursa efek tersebut.
Hari Kalender : Tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender gregorius tanpa
kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan
sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa
yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
Imbalan Ijarah : Semua jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang
Sukuk Ijarah sehubungan dengan Emisi, yakni berupa jumlah Sisa Imbalan
Ijarah dan Cicilan Imbalan dan Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan
(jika ada) yang menjadi Kewajiban dari waktu ke waktu.
Kapal : Kapal yang dimiliki oleh Perseroan baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan yang manfaatnya menjadi
Obyek Ijarah.
v
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kompensasi Kerugian : Jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk
Akibat Keterlambatan Ijarah berdasarkan Fatwa nomor 43/DSN/MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi
(Ta’widh), sebagai akibat dari Perseroan lalai memenuhi kewajiban
pembayaran atau terlambat membayar Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau
Sisa Imbalan Ijarah dimana dalam hal ini tidak ada unsur kesalahan dari
Pemegang Sukuk Ijarah serta Pemegang Sukuk Ijarah dirugikan sebagai
akibat dari kelalaian atau keterlambatan tersebut. Besarnya Kompensasi
Kerugian Akibat Keterlambatan untuk keterlambatan pembayaran Cicilan
Imbalan Ijarah adalah sebesar Rp1.616.530 (satu juta enam ratus enam
belas ribu lima ratus tiga puluh Rupiah) per hari dan untuk keterlambatan
pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah adalah sebesar Rp62.777.780
(enam puluh dua juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus delapan
puluh Rupiah) per hari.
Konfirmasi Tertulis : Laporan konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Sukuk Ijarah dalam
Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Sukuk Ijarah
melalui Pemegang Rekening.
KTUR : Konfirmasi Tertulis Untuk RUPSI atau surat konfirmasi kepemilikan Sukuk
Ijarah yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui
Pemegang Rekening.
Kustodian : Pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan
dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima Pendapatan Bagi Hasil
dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM, yang
meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
MT : Motor Tanker.
Obyek Ijarah : Manfaat atas Kapal FPSO Brotojoyo yang dimiliki langsung atau tidak
langsung melalui Anak Perusahaannya sebagaimana terlampir dalam Akad
Ijarah.
Pemegang Sukuk : Masyarakat yang menanamkan dananya kedalam Sukuk Ijarah yang terdiri
dari:
a. Pemegang Rekening yang melakukan investasi secara langsung atas
Sukuk Ijarah; dan atau
b. Masyarakat di luar Pemegang Rekening yang melakukan investasi
atas Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening.
Pemegang Rekening : Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang
meliputi Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek dan atau pihak lalin
yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal.
Penawaran Umum : Kegiatan penawaran Sukuk Ijarah yang dilakukan oleh Perseroan untuk
menjual Sukuk Ijarah kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
Penjamin Emisi : Pihak-pihak yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk
Sukuk Ijarah melaksanakan Penawaran Umum bagi kepentingan Perseroan, dan
masing-masing menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)
atas pembelian dan pembayaran Sisa Imbalan Ijarah yang tidak diambil
oleh Masyarakat sebesar bagian penjaminannya sebagaimana diatur
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah dan Addendum Perjanjian
Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah dan telah mempunyai Rekening Efek
sesuai dengan ketentuan KSEI.
vi
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Penjamin Pelaksana : PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Danatama Makmur dan
Emisi Sukuk Ijarah PT HSBC Securities Indonesia.
Peraturan KSEI : Peraturan KSEI No. Kep-015/DIR/KSEI/0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang
Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh Bapepam sesuai
dengan surat keputusan Bapepam No.S-1053/PM/2000 tanggal 15 Mei
2000 perihal Persetujuan Rancangan Peraturan Jasa Kustodian Sentral
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berikut perubahan-perubahannya
dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau perubahan-
perubahannya di kemudian hari.
Perjanjian Agen : Perjanjian antara Perseroan dan Agen Pembayaran perihal pelaksanaan
Pembayaran pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, Sisa Imbalan Ijarah dan Pembayaran
Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan (jika ada), No. SP-002/AP-
Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat di
bawah tangan, berikut perubahan-perubahannya yang sah yang dibuat
oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
Perjanjian Penjaminan : Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun
Emisi 2007 No.8 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di hadapan Robert Purba,
S.H, Notaris di Jakarta, berikut perubahan-perubahannya.
Perjanjian Perwaliamanatan : Akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker
Sukuk Ijarah Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di hadapan Robert
Purba, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk yang bertindak selaku Wali Amanat Sukuk, berikut
perubahan-perubahannya.
Perjanjian Tentang : Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah Pada Penitipan Kolektif Sukuk Ijarah
Pendaftaran di KSEI yang ditandatangani Perseroan dengan KSEI No. SP-002/PO-
Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di bawah tangan, berikut
segala perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau
pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak
yang bersangkutan di kemudian hari.
Pernyataan Pendaftaran : Dokumen yang wajib disampaikan kepada BAPEPAM dan LK oleh
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dalam rangka
Penawaran Umum sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUP.
Perseroan : PT Berlian Laju Tanker Tbk.
Perusahaan-perusahaan : Perusahaan-perusahaan di mana Perseroan memiliki penyertaan saham
Terafiliasi di bawah 50% (lima puluh persen).
Penitipan Kolektif : Jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar
Modal.
Prospektus : Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan bersama-sama
dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka emisi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Pasal 1 ayat 26 UUPM.
Prospektus Ringkas : Ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan
bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Syariah Ijarah
dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
Rekening Efek : Rekening yang memuat catatan posisi Sukuk Ijarah milik Pemegang
Obligasi Syariah Ijarah yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek berdasarkan kontrak.
RUPSI : Rapat Umum Pemegang Sukuk Ijarah sebagaimana diatur dalam Pasal
11 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
vii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Satuan Pemindahbukuan : Satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapat dipindahbukukan dan
diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya, senilai
Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
Sertifikat Jumbo : Bukti penerbitan Sukuk Ijarah yang disimpan dalam Penitipan Kolektif
Sukuk Ijarah KSEI yang diterbitkan atas nama atau tercatat atas nama KSEI untuk
kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening.
Sisa Imbalan Ijarah : Bagian dari pengalihan manfaat yang wajib dibayar oleh Perseroan kepada
Pemegang Sukuk yang pada tanggal Emisi sebesar Rp200.000.000.000
(dua ratus miliar Rupiah) dengan memperhatikan ketentuan pasal 5 dan
pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Sukuk : Efek Syariah berupa Sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama
dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi
atas:
1. kepemilikan aset berwujud tertentu;
2. nilai manfaat dan jasa atas saat proyek tertentu atau aktivitas investasi
tertentu; atau
3. kepemilikan atas aset proyek tertentu.
Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007.
Tanggal Emisi : Tanggal dibukukannya Sukuk Ijarah ke dalam Rekening Efek Penjamin
Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo
Sukuk Ijarah yang diterima oleh KSEI dari Perseroan.
Tanggal Pembayaran : Tanggal jatuh tempo Imbalan Ijarah dan dapat ditagih kembali yaitu
Sisa Imbalan Ijarah pada ulang tahun kelima sejak Tanggal Emisi dan dapat ditagih
berdasarkan Daftar Pemegang Rekening.
UUPM : Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang diundangkan
pada tanggal 10 Nopember 1995 dan peraturan pelaksanaannya.
Wali Amanat Sukuk : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
viii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang
lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Semua
informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan telah sesuai dengan Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
1. PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) berdasarkan Akta No. 60 tanggal 12 Maret 1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127
tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus 1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan
Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu
itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal 31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 833/1989, 867/1989, 868/1989, dan 869/1989
tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1
September 1989, Tambahan No. 1729/1989.
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah
seluruhnya dengan Akta No. 23 tanggal 9 November 1989 dan Akta No. 73 tanggal 14 Desember 1989,
keduanya dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan
No. C2-11316.HT.01.04.Th.89 tanggal 16 Desember 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat di bawah No. 2505/1990 dan No. 2506/1990 tanggal 23 November 1990, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1990, Tambahan
No. 5291/1990.
Pada tahun 1993, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para Pemegang Saham
sejumlah 29.400.000 (dua puluh sembilan juta empat ratus ribu) saham dengan perbandingan setiap
pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 1 (satu) saham baru.
Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas,
maka Perseroan mengubah seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta No. 34 tanggal 19 Juni 1996,
dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-8186.HT.01.04.Th.96 tanggal
29 Juli 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah
No. 139/BH09-05/X/1996 tanggal 17 Oktober 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1996, Tambahan No. 9343/1996.
Pada tahun 1998, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para Pemegang Saham
sejumlah 305.760.000 (tiga ratus lima juta tujuh ratus enam puluh ribu) saham dengan perbandingan
setiap pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru, dimana pada setiap 10
(sepuluh) saham baru melekat 2 (dua) Waran.Selanjutnya, pada tahun 2001, Perseroan melakukan
Penawaran Umum Terbatas III kepada para Pemegang Saham sejumlah 53.958.150 (lima puluh tiga
juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu seratus lima puluh) saham dengan perbandingan setiap
pemegang 17 (tujuh belas) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal
21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta, akta
mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang
laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal 20 November 2006 serta telah
diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember 2006 Tambahan Berita
Negara No. 1317.
ix
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis No.
40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang masing-
masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai 28814, dan Jl. Yos Sudarso No. 18, Desa
Tamansari, Merak 42438.
Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Terakhir Perseroan
Komposisi Modal Saham dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Propektus ini diterbitkan
berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham tanggal 31 Maret
2007 yang dikeluarkan oleh PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai
berikut:
Modal Saham
Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp 62,50 (enam puluh dua Rupiah lima puluh sen), setiap saham
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33
Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32
Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43
Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750
*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi
5 % dari seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
Perseroan dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan
laut, khususnya angkutan muatan cair yang banyak diperdagangkan di pasar international seperti minyak
mentah, bahan bakar minyak, minyak pelumas, bahan kimia cair, LPG, aspal cair, minyak kelapa sawit
dan turunannya, serta molasses.
Kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan adalah penyewaan kapal, pengawakan kapal,
manajemen kapal dan bisnis keagenan bagi perusahaan pelayaran asing. Sampai saat ini, bisnis
pengoperasian dan penyewaan kapal yang terdiri dari time charter (penyewaan berdasarkan waktu) dan
spot charter (penyewaan pengangkutan untuk sekali pelayaran) memberikan kontribusi yang terbesar
bagi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Sebagian besar bisnis penyewaan kapal dilakukan
oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan menggunakan kapal-kapal milik sendiri dan sisanya
Perseroan menyewa dari perusahaan pelayaran lain.
Pada saat ini, Perseroan melakukan penyertaan saham pada:
Perusahaan Persentase Kegiatan Tanggal Penyertaan
Pemilikan (%) Usaha Saham
Anak Perusahaan:
Indigo Pacific Corporation (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 29 Desember 1997
Diamond Pacific International Corp. (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 29 Desember 1997
Asean Maritime Corporation (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 1 Juli 1998
PT Banyu Laju Shipping (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 16 Desember 2002
Pemilikan Kapal
PT Brotojoyo Maritime (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 20 Januari 2003
Pemilikan Kapal
PT Buana Listya Tama (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 12 Mei 2005
Pemilikan Kapal
PT Bayu Lestari Tanaya (Indonesia) 100,00 Agen Perkapalan 22 Maret 2005
Perusahaan Afilasi:
PT Berlian Limatama (Indonesia) 50,00 Ekspedisi Muatan Kapal Laut 24 Juli 1996
x
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memiliki dan menyewakan 2 (dua) unit kapal tanker minyak
dengan kapasitas tonase 12,050 DWT. Dari tahun ke tahun, armada Perseroan dan Anak Perusahaan
terus berkembang dan per 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 59 (lima puluh sembilan)
armada tanker dengan total kapasitas tonasi 1.518.487 juta DWT, terdiri dari 36 (tiga puluh enam) kapal
tanker bahan kimia, 16 (enam belas) kapal tanker minyak, 6 (enam) kapal tanker gas, dan 1 (satu) kapal
tanker FPSO.
2. PENAWARAN UMUM
Para Penjamin Emisi Efek atas nama Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum “Sukuk ijarah
Berlian Laju Tanker Tahun 2007 dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua
ratus miliar Rupiah).
3. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini yaitu sebesar
Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk
tambahan modal kerja sebagai penambah likuiditas Perseroan dan/atau Anak Perusahaan.
4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI SUKUK IJARAH
Keterangan singkat mengenai Penawaran Umum Sukuk Ijarah yang dijamin dengan kesanggupan penuh
(full commitment) ini adalah sebagai berikut:
Nama Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007
Jumlah Sukuk Ijarah : Sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah)
Harga Penawaran : 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah
Jangka Waktu Dan : 5 (lima) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 5 Juli 2012 yang
Jatuh Tempo merupakan tanggal pembayaran Sisa Imbalan Ijarah
Tanggal Efektif : 25 Juni 2007
Tanggal Pencatatan Pada : 6 Juli 2007
Bursa Efek Surabaya
Cicilan Imbalan Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 ini memberikan Cicilan
Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus
juta Rupiah) per tahun. Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan sesuai dengan tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah.
Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah pertama akan dilakukan pada
tanggal 5 Oktober 2007 dan terakhir pada tanggal 5 Juli 2012.
Satuan Pemindah Bukuan : Rp1,- (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satu Satuan Pemindahbukuan
Sukuk Ijarah memberikan hak kepada pemegangnya untuk
mendapatkan 1(satu) suara dalam RUPSI.
Jaminan : Sukuk Ijarah ini tidak didukung oleh agunan khusus serta tidak dijamin
oleh pihak manapun. Seluruh kekayaan Perseroan dan Anak
Perusahaan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak,
baik yang telah ada mapun yang akan ada di kemudian hari menjadi
jaminan atas Sukuk Ijarah ini, kecuali hak-hak kreditur Perseroan dan
Anak Perusahaan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan
Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai dengan
Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
Hak Pemegang Sukuk Ijarah adalah pari passu tanpa hak preferen
dengan hak-hak kreditur Perseroan dan Anak Perusahaan lainnya baik
yang ada sekarang maupun di kemudian hari.
xi
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Beberapa Ketentuan Yang : Keterangan mengenai pembatasan dan kewajiban Perseroan eZn Anak
Harus Diindahkan Oleh Perusahaan sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini
Perseroan dan diuraikan dalam Bab XVII mengenai Keterangan Tentang Sukuk Ijarah
Anak Perusahaan
5. DATA KEUANGAN PENTING DAN PERMODALAN
Data Keuangan Penting
Di bawah ini disajikan ikthisar data konsolidasi keuangan penting Perseroan dan Anak Perusahaan
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio dan Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Neraca Konsolidasi
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 1.972.476,6 2.008.839,3 1.134.830,9
Investasi Saham 224.237,8 244.560,2 1.587,1
Aktiva Tetap – Bersih 5.903.931,7 5.184.774,3 2.944.326,5
Aktiva Lain-lain 105.309,8 470.413,1 313.169,8
Jumlah Aktiva 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Jangka Pendek 1.286.463,3 1.375.452,4 873.961,8
Kewajiban Jangka Panjang 3.671.073,1 4.408.577,2 1.854.492,1
Hutang Lain-Lain 117.260,0 116.172,7 -
Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3
Laporan Rugi-Laba Konsolidasi
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
AKTIVA
Pendapatan Usaha 3.073.787,6 2.617.192,4 1.351.433,1
Beban Usaha 2.127.395,8 1.671.370,8 1.046.000,8
Laba Usaha 946.391,8 945.821,6 305.432,3
Laba Bersih 1.205.279,9 645.185,6 243.204,2
Laba per Saham:
Dasar 303,0 159,0 64,0
Dilusian 268,0 145,0 62,0
Permodalan
Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah
sebagai berikut (keterangan lebih rinci dapat dilihat pada Bab VII mengenai Keterangan Tentang
Perseroan):
xii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 47,04
Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat (*) 2.117.538.988 132.346.186.750 52,83
Sub Jumlah 4.008.118.636 259.507.414.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 149.453.800 9.340.862.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750
(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
RISIKO USAHA
Risiko sehubungan dengan Perseoran dan Anak Perusahaan
1. Sebagian besar pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari kawasan Asia Pasifik
dan Timur Tengah, sehingga kondisi ekonomi yang memburuk di pasar tersebut akan berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.
2. Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki
hutang dalam jumlah yang substantial, dan mungkin tidak bisa mencari dana baru atau mendapatkan
pinjaman tambahan yang dibutuhkan untuk membiayai perkembangan Perseroan dan Anak
Perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Salah satu rencana strategis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah ekspansi ke dalam sektor
angkutan baru dan pasar geografis baru dimana pengalamannya masih sedikit dan belum terbukti,
dan ekspansi yang demikian mungkin saja gagal.
4. Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai ketergantungan kepada anggota manajemen kunci.
5. Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin menderita kerugian karena tidak menutup asuransi umum
untuk melindungi semua risiko-risiko atau tuntutan hukum yang mungkin timbul.
6. Satu keputusan atau penyelesaian atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang
merugikan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak
Perusahaan.
7. Setiap keterlambatan atas pengiriman kapal baru atau perbaikan kapal yang ada sekarang, akan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan
Perseroan dan Anak Perusahaan.
8. Biaya operasi dan biaya modal akan memperpanjang umur kapal.
9. Apabila seluruh karyawan membentuk serikat, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin
harus mengeluarkan biaya.
10. Salah satu pelanggan mempunyai porsi kontribusi signifikan terhadap pendapatan usaha dan
penurunan penjualan terhadap pelanggan tersebut berdampak buruk terhadap kegiatan usaha dan
kinerja operasi Perseoran dan Anak Perusahaan.
11. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha dengan perusahaan yang berada di
negara-negara yang tunduk terhadap sanksi berdasarkan ketentuan dari the Office of Foreign Assets
Control (”OFAC”) dari Department of the Treasury Amerika Serikat dan peraturan-peraturan serta
konvensi internasional ikutannya (the ”OFAC Rules”).
Risiko sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan
1. Risiko Pemutusan Hubungan Kontrak.
2. Risiko Bencana Alam Dan Kecelakaan Di Laut.
3. Risiko Persaingan.
xiii
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
4. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dan Tingkat Bunga Pinjaman.
5. Risiko Ketidakstabilan Politik.
6. Risiko Sebagai Induk Perusahaan.
7. Risiko Terkait Penurunan Peringkat Obligasi.
Risiko yang berkaitan dengan Industri Pelayaran
1. Industri pelayaran mudah bergejolak (volatile) dan peka terhadap perubahan kondisi ekonomi secara
umum, dalam arti bahwa faktor-faktor ekonomi global yang berada di luar kendali Perseroan dapat
memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan kinerja Perseroan.
2. Fluktuasi atas kapasitas pengangkutan laut global dan permintaan global atas pengangkutan laut
dapat mengakibatkan perubahan uang tambang (freight rate) secara tidak terduga, sehingga dapat
berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan.
3. Angkutan laut merupakan usaha yang memiliki beberapa risiko melekat dan kecelakaan yang terjadi
atas kapal Perseroan akan berdampak negatif terhadap hasil usaha.
4. Terbatasnya ketersediaan kapal-kapal untuk dibeli secara tepat waktu dan harga kapal yang
bergejolak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.
5. Kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya akan berdampak negatif terhadap marjin
laba.
6. Untuk memelihara armada, Perseroan harus mengeluarkan biaya tidak terduga.
7. Karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan dapat berubah secara signifikan, Perseroan dapat
mengalami kerugian yang berdampak negatif terhadap likuiditas, pendapatan dan kondisi keuangan
Perseroan.
8. Perseroan tunduk terhadap berbagai peraturan dan potensi kewajiban yang mengakibatkan
pengeluaran biaya secara signifikan dan akhirnya berdampak negatif terhadap kondisi usaha, operasi
dan keuangan Perseroan.
9. Terdapat risiko atas adanya peraturan tentang dipercepatnya penghapusan kapal tanker berlambung
tunggal.
10. Pendapatan dipengaruhi variasi musiman sehingga berdampak pada laba Perseroan.
11. Kegiatan teroris di Indonesia maupun di tempat lain akan mengakibatkan ketidakstabilan pasar
global angkutan laut, dan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha.
12. Pemerintah dapat mengambil-alih kapal pada saat terjadinya perang atau keadaan darurat tanpa
memberikan kompensasi yang memadai sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan.
Penjelasan mengenai risiko usaha dapat dilihat pada Bab V Prospektus ini.
7. HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan Peraturan No. IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran
dalam rangka Penawaran Umum, yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-42/
PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh
PEFINDO. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/
V/2007 tanggal 7 Mei 2007 dari PEFINDO, “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2007” telah
mendapat peringkat:
idAA-
(Sy)
(Double A Minus; Stable Outlook)
Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai
”Keterangan Mengenai Pemeringkatan Efek”.
xiv
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. SKEMA SUKUK IJARAH (RINGKASAN AKAD IJARAH DAN AKAD WAKALAH)
Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)
Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:
Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker
Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas
Kapal Tanker FPSO (floating production storage offloading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang
saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi
antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah
kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.
Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan
Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.
sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah
Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut
selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah
sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.
Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan
menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan
kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain
hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau
turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam
kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau
penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam
waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah
Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek
Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau
nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.
Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)
berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad
Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya
oleh Perseroan.
Investor/Pemegang Sukuk Ijarah
KAPAL FPSO BROTOJOYO
Pemakai/Penyewa Kapal
PERSEROAN
xv
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(1) Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa khusus
kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak
ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk
kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah
dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat perubahan
atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga tersebut
sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku umum dan wajar;
dan
b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka pelaksanaan
perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk akan tetapi tidak
terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan ketentuan dalam Akad
Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak ketiga; dan
c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan
kapal.
Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar Cicilan Imbalan
Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaran yang diatur
dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
1
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
I. PENAWARAN UMUM
“SUKUK IJARAH BERLIAN LAJU TANKER TAHUN 2007”
Jumlah Nominal Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) sebesar Rp200.000.000.000
(dua ratus miliar Rupiah)
Bersamaan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007, Perseroan juga
melakukan Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker III Tahun 2007 (“Obligasi”) dengan jumlah
pokok sebesar Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah).
Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan atas
nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan
Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun.
Sukuk Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Cicilan
Imbalan Ijarah dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Cicilan Imbalan Ijarah
pertama akan dibayarkan pada tanggal 5 Oktober 2007 sedangkan Cicilan Imbalan Ijarah terakhir sekaligus
jatuh tempo Sukuk Ijarah akan dibayarkan pada tanggal 5 Juli 2012.
Setelah ulang tahun I (pertama) Sukuk Ijarah sejak Tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan Pembelian
Kembali (Buy Back) atas Sukuk Ijarah yang belum jatuh tempo, baik seluruhnya atau sebagian dengan
harga pasar.
DALAM RANGKA PENERBITAN SUKUK IJARAH INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL
PEMERINGKATAN ATAS SUKUK IJARAH DARI PEFINDO:
idAA-
(Sy)
(Double A Minus; Stable Outlook)
UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT MENGENAI PEMERINGKATAN EFEK
DAPAT DILIHAT PADA BAB XVII PROSPEKTUS INI MENGENAI
”KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN EFEK”.
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk
Kegiatan Usaha:
Jasa Pelayaran Angkutan Laut
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Cabang Dumai: Kantor Pusat: Kantor Cabang Merak:
Jl. Sultan Syarif Kasim No. 11 Wisma BSG, Lantai 10 Jl. Pulorida No. 18,
Kompleks PT Pelindo Jl. Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 Desa Tamansari, Merak 42438
Dumai 28813 Telp. (62-21) 350-5390, 345-5361 Telp. (62-254) 570560, 570561
Telp. (62-765) 38466; Fax. (62-21) 345-5362, 350-5391, 350-5488 Fax. (62-254) 570564
Fax. (62-765) 31884 E-mail: investor@blt.co.id
Homepage: www.blt.co.id
RISIKO UTAMA
RISIKO UTAMA YANG MUNGKIN DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PEMUTUSAN
HUBUNGAN KONTRAK
RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB V PROSPEKTUS INI MENGENAI “RISIKO USAHA”
2
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) berdasarkan Akta No. 60 tanggal 12 Maret 1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127
tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus 1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan
Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu
itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal 31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 866/1989, 867/1989, 868/1989 dan 869/1989
tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal
1 September 1989, Tambahan No. 1729/1989.
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah
seluruhnya dengan Akta No. 23 tanggal 9 Nopember 1989 dan Akta No. 73 tanggal 14 Desember 1989,
keduanya dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan
No. C2-11316.HT.01.04.Th.89 tanggal 16 Desember 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat di bawah No. 2505/1990 dan No. 2506/1990 tanggal 23 Nopember 1990, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1990, Tambahan
No. 5291/1990.
Pada tahun 1993, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para Pemegang Saham
sejumlah 29.400.000 (dua puluh sembilan juta empat ratus ribu) saham dengan perbandingan setiap
pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 1 (satu) saham baru.
Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas,
maka Perseroan mengubah seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta No. 34 tanggal 19 Juni 1996,
dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-8186.HT.01.04.Th.96 tanggal
29 Juli 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah
No. 139/BH09-05/X/1996 tanggal 17 Oktober 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1996, Tambahan No. 9343/1996.
Pada tahun 1998, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para Pemegang Saham
sejumlah 305.760.000 (tiga ratus lima juta tujuh ratus enam puluh ribu) saham dengan perbandingan
setiap pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru, dimana pada setiap
10 (sepuluh) saham baru melekat 2 (dua) Waran.
Selanjutnya, pada tahun 2001, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para
Pemegang Saham sejumlah 53.958.150 (lima puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu
seratus lima puluh) saham dengan perbandingan setiap pemegang 17 (tujuh belas) saham lama berhak
membeli 2 (dua) saham baru.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal
21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta, akta
mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang
laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal 20 Nopember 2006 serta telah
diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember 2006 Tambahan Berita
Negara No. 1317.
Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis
No. 40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang
masing-masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai Riau 28814, dan Jl. Yos Sudarso No.
18, Desa Tamansari, Merak Banten 42438.
Komposisi Modal Saham dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Propektus ini diterbitkan
berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham tanggal 31 Maret
2007 yang dikeluarkan oleh PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai
berikut:
3
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal Persentase
(Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33
Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32
Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43
Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750
* Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari seluruh modal yang
telah ditempatkan oleh Perseroan.
Keterangan ringkas mengenai Sukuk Ijarah ini adalah sebagai berikut:
1. NAMA SUKUK IJARAH
Nama Sukuk Ijarah yang ditawarkan melalui Penawaran Umum ini adalah “SUKUK IJARAH BERLIAN
LAJU TANKER TAHUN 2007.
2. JENIS SUKUK IJARAH
Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk
didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah. Sukuk
Ijarah ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening di KSEI yang selanjutnya
untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah
oleh Perseroan kepada KSEI. Yang menjadi bukti kepemilikan Sukuk Ijarah bagi Pemegang Sukuk Ijarah
adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)
Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:
Investor/Pemegang Sukuk Ijarah
KAPAL FPSO BROTOJOYO
Pemakai/Penyewa Kapal
PERSEROAN
4
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker
Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas
Kapal Tanker FPSO (floating production storage off loading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang
saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi
antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah
kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.
Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan
Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.
sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah
Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut
selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah
sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.
Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan
menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan
kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain
hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau
turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam
kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau
penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam
waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah
Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek
Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau
nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.
Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)
berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad
Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya
oleh Perseroan.
(1) Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa
khusus kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak
ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk
kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad
Ijarah dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat
perubahan atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak
ketiga tersebut sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku
umum dan wajar; dan
b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka
pelaksanaan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk
akan tetapi tidak terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan
ketentuan dalam Akad Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak
ketiga; dan
c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan
kapal.
5
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar CicilanImbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaranyang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
3. JUMLAH NILAI NOMINAL SUKUK IJARAH (”SISA IMBALAN IJARAH”)
Nilai nominal seluruh Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) yang diterbitkan ini adalah sebesarRp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) dengan satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapatdipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah senilaiRp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
4. HARGA PENAWARAN
Sukuk Ijarah ini ditawarkan pada harga 100% (seratus persen) dari nilai nominal Sukuk Ijarah.
5. CICILAN IMBALAN IJARAH
Sukuk Ijarah ini memberikan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enamratus juta Rupiah) per tahun.
6. KETENTUAN UMUM PEMBAYARAN CICILAN IMBALAN IJARAH
Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui AgenPembayaran pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini memberikan CicilanImbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun yangdibayarkan setiap 3 (tiga) bulan pada tanggal-tanggal dimana Cicilan Imbalan Ijarah pertama dibayarkanpada tanggal 5 Oktober 2007 sedangkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah terakhir adalah pada tanggal5 Juli 2012.
Tanggal-tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah sebagai berikut:
Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
Cicilan Imbalan Ijarah ke 1 5 Oktober 2007
Cicilan Imbalan Ijarah ke 2 5 Januari 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 3 5 April 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 4 5 Juli 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 5 5 Oktober 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 6 5 Januari 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 7 5 April 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 8 5 Juli 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 9 5 Oktober 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 10 5 Januari 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 11 5 April 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 12 5 Juli 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 13 5 Oktober 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 14 5 Januari 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 15 5 April 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 16 5 Juli 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 17 5 Oktober 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 18 5 Januari 2012
Cicilan Imbalan Ijarah ke 19 5 April 2012
Cicilan Imbalan Ijarah ke 20 5 Juli 2012
6
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
7. HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan Peraturan No. IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran
dalam rangka Penawaran Umum, yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-42/
PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh
PEFINDO. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/
V/2007 tanggal 7 Mei dari PEFINDO, “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2007” telah mendapat
peringkat:
idAA-
(Sy)
(Double A Minus; Stable Outlook)
Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai
”Keterangan Mengenai Pemeringkatan Efek”.
8. CARA DAN TEMPAT PELUNASAN SISA IMBALAN IJARAH DAN PEMBAYARAN CICILAN
IMBALAN IJARAH
Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah akan dibayarkan oleh Perseroan
melalui KSEI selaku Agen Pembayaran sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening
sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana
tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari libur lainnya, maka pembayaran akan dilakukan
pada hari bursa berikutnya.
9. WALI AMANAT
Penerbitan Sukuk Ijarah ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat di
hadapan Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk yang bertindak selaku Wali Amanat.
10. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK)
a. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian
kembali (buyback) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah sebelum Tanggal Pembayaran
Kembali Sukuk Ijarah.
b. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:
(i) Pelaksanaan pembelian kembali tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak dapat
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
(ii) Perseroan dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Akta Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
c. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali tersebut untuk
dipergunakan sebagai pelunasan Sukuk Ijarah atau disimpan dengan memperhatikan ketentuan
dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
d. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat dijual
kembali dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Sukuk Ijarah.
e. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas Cicilan
Imbalan Ijarah dan Sukuk Ijarah tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPO.
f. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah baik sebagai pelunasan Sukuk
Ijarah maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:
7
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(i) Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia
yang mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali
Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran
pembelian kembali Sukuk Ijarah. Dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:
1. Periode penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah dimana Pemegang Sukuk Ijarah
dapat mengajukan penawaran atas Sukuk Ijarah yang dimilikinya dengan menyebutkan
harga yang dikehendakinya kepada Perseroan.
2. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali Sukuk Ijarah dan
target harga maksimal pembelian kembali Sukuk Ijarah.
3. Tanggal pembayaran pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut dilakukan selambat-
lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian
kembali Sukuk Ijarah.
4. Pemegang Sukuk Ijarah yang mengajukan penawaran jual kepada Perseroan pada
periode penawaran wajib melampirkan:
- Konfirmasi tertulis dari KSEI mengenai jumlah Sukuk Ijarah yang akan dijual
yang tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal
pembayaran pembelian kembali Sukuk Ijarah.
- Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual.
- Pernyataan bahwa Sukuk Ijarah yang akan dijual oleh Pemegang Sukuk Ijarah
yang bersangkutan untuk dibeli kembali oleh Perseroan adalah bebas dari segala
sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh
Pemegang Sukuk Ijarah sehingga Sukuk Ijarah tersebut tidak dapat
dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran
pembelian kembali Sukuk Ijarah.
5. Perseroan akan melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah mulai dari harga terendah
yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah (namun lebih diutamakan penawaran
jual dari pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian kembali
Sukuk Ijarah, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang Sukuk Ijarah
yang melakukan penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Sukuk Ijarah yang
ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah telah melampau jumlah dana maksimal atau
sisa dana pembelian kembali Sukuk Ijarah, maka Perseroan akan membeli Sukuk
Ijarah tersebut secara proporsional terhadap Sukuk Ijarah tersebut.
6. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Sukuk Ijarah yang ditawarkan
oleh Pemegang Sukuk Ijarah untuk dibeli kembali pada periode penawaran pembelian
kembali Sukuk Ijarah, apabila harga penawaran jual yang ditawarkan oleh Pemegang
Sukuk Ijarah melampau target harga yang diharapkan oleh Perseroan sebagaimana
tersebut dalam butir 6.b.(ii) diatas.
(ii) Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali, maka Perseroan
berkewajiban untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang mempunyai peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian
kembali tersebut dengan disertai alasannya, selambat-lambatnya pada hari
terakhir periode penawaran pembeli kembali Sukuk Ijarah.
(iii) Perseroan wajib menjaga rahasia kepada pihak manapun atas semua informasi
mengenai penawaran jual Sukuk Ijarah yang telah disampaikan oleh Pemegang
Sukuk Ijarah selama periode penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah.
(iv) Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali
Sukuk Ijarah sebagaimana tersebut diatas, maka Perseroan wajib mengumumkan
perihal pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut pada 1 (satu) surat kabar
berbahasa Indonesia peredaran nasional. Dalam pengumuman tersebut harus
mencantumkan:
8
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
1. Jumlah Sukuk Ijarah yang dibeli kembali dengan menjelaskan jumlah
menjelaskan Pokok Sukuk Ijarah yang telah dilulnasi dan/atau jumlah Sukuk
Ijarah yang dibeli kembali untuk disimpan.
2. Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.
(v) Perseroan dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah tanpa melakukan
pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.12.6.A Akta Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tidak lebih dari 5% (lima
persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang diterbitkan untuk setiap
transaksi dalam periode 1 (satu) tahun; dan
2. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali tersebut bukan Sukuk Ijarah yang dimiliki
oleh Afiliasi Perseroan; dan
3. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali tersebut hanya untuk disimpan yang
kemudian hari dapat dijual kembali.
(vi) Dalam hal dilakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5.12.6E Akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, maka
Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari
Kerja sejak dilakukan pembelian kembali tersebut serta kepada BAPEPAM dan
LK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali tersebut.
(vii) Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM dan LK seluruh dokumen
penawaran jual yang disampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama periode
penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari
Kerja sejak pembelian kembali Sukuk Ijarah selesai dilaksanakan.
g. Sukuk Ijarah yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual
kembali tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.
h. Dalam hal pembelian kembali Sukuk Ijarah oleh Perseroan adalah sebagai pembayaran kembali
untuk sebagian Sukuk Ijarah, maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat
Jumbo Sukuk Ijarah yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Sukuk
Ijarah yang lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Sukuk Ijarah tersebut
dalam jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Sukuk
Ijarah yang telah dilunasi tersebut.
i. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak
dilakukannya pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut, serta kepada BAPEPAM dan LK, Bursa
Efek, dan KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali tersebut.
j. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dan KSEI mengenai Sukuk Ijarah yang dimiliki
Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang
Rekening yang berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah, dengan memperhatikan peraturan KSEI.
k. Seluruh Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali
dan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak dapat
diperhitungkan dalam korum kehadiran.
11. JAMINAN
Sukuk Ijarah ini tidak dijamin dengan agunan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh
kekayaan Perseroan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun
yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan atas Sukuk Ijarah ini kecuali hak-hak kreditur Perseroan
yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai
pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Hak Pemegang Sukuk Ijarah
adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang
maupun di kemudian hari.
9
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
12. KELALAIAN
Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah pasal 9, kejadian kelalaian atau cidera janji yang
dimaksud adalah apabila terjadi salah satu atau lebih dari keadaan atau kejadian tersebut di bawah ini,
yaitu:
� Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran
Sisa Imbalan Ijarah dan/atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan
Ijarah; atau
� Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan/atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan
dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang berdasarkan pertimbangan Wali Amanat secara
material dapat berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau
� Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan yang mengakibatkan
Perseroan menjadi bubar demi hukum) atau dinyatakan dalam keadaan pailit yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap atau diberikan penundaan pembayaran hutang oleh badan peradilan yang
berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau
� Pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan
cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil
tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya
sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya
dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau
� Sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki
Perseroan dan atau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan dan/
atau Anak Perusahaan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum
yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan
mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang
ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau
� Keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan
Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ini; atau
� Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara
Perseroan dan/atau Anak Perusahaan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang berupa
pinjaman (debt), baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang
berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan dan/atau Anak Perusahaan berdasarkan perjanjian
hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum
waktunya untuk membayar kembali (akselerasi Pelunasan); atau
� Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan
akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban
yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Penjelasan lebih lanjut mengenai kelalaian dapat dilihat pada Bab XVI dalam Prospektus ini mengenai
“Keterangan Tentang Sukuk Ijarah”.
13. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH
a. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak mendapatkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah
Pemegang Sukuk Ijarah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat)
Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, kecuali ditentukan lain oleh KSEI
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Sukuk
Ijarah setelah tanggal penentuan pihak yang berhak memperoleh Cicilan Imbalan Ijarah tersebut
maka pihak yang menerima pengalihan Sukuk Ijarah tersebut tidak berhak atas Cicilan Imbalan
Ijarah pada periode Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan.
10
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
b. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari
jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar (di luar dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang dimiliki
oleh Emiten dan/atau Anak Perusahaan) mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk
agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan fotocopy
KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada
Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan
dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan
Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis
dari Wali Amanat Sukuk.
c. Apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Cicilan Imbalan
Ijarah dan pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah setelah lewat Tanggal Pembayaran Cicilan
Imbalan Ijarah atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, maka Emiten harus membayar
Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan. Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan yang
dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Sukuk Ijarah oleh Agen Pembayaran akan
diberikan kepada Pemegang Sukuk Ijarah secara proporsional berdasarkan besarnya Sukuk Ijarah
yang dimilikinya.
d. Menerima pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan/atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dari Perseroan
yang dibayarkan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa
Imbalan Ijarah dan/atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan. Sisa Imbalan
Ijarah harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang tertulis
pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Sukuk Ijarah pada Tanggal Pembayaran
Kembali Sisa Imbalan Ijarah.
e. Melalui Keputusan RUPSI, Pemegang Sukuk Ijarah antara lain berhak melakukan tindakan sebagai
berikut:
(i) memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut
ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
(ii) mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan jumlah Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan
tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk perubahan
Sukuk Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan perubahan
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka perubahan tersebut di atas, yang mana
ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Perseroan, jika Perseroan
dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah.
(iii) mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang
Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa
Imbalan Ijarah yang belum dibayar, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di
KSEI sesuai dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.
(iv) mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan/atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(v) mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO, dengan
demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sejumlah
Obligasi yang dimilikinya.
11
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI
HASIL PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini yaitu sebesar Rp200.000.000.000
(dua ratus miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk tambahan modal
kerja sebagai penambah likuiditas Perseroan dan/atau Anak Perusahaan.
Sesuai peraturan No. X.K.IV Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17
Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Perseroan akan
melaporkan secara periodik penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada BAPEPAM dan LK
serta Wali Amanat.
Apabila Perseroan bermaksud untuk merubah rencana penggunaan dana hasil penawaran Sukuk Ijarah
ini, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada BAPEPAM dan LK dengan
mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Wali Amanat setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari RUPSI, kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan BAPEPAM atau BAPEPAM dan LK.
Dalam hal masih terdapat sisa dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah tersebut, sebelum
dipergunakan atau setelah dipergunakan, maka dana tersebut akan dimasukkan ke dalam suatu rekening
khusus di salah satu Bank Syariah di tempat kedudukan Perseroan.
Perseroan wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah untuk membiayai kegiatan
atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh BAPEPAM dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 0,81% dari nilai emisi
Sukuk Ijarah yang meliputi:
� Biaya jasa untuk penjamin emisi efek: 68% yang terdiri dari: biaya jasa penjaminan (underwriting
fee) 15%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) 38%; biaya jasa penjualan (selling fee)
15%.
� Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal: 10% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan 5%; Konsultan
Hukum 4%; dan Notaris 1%).
� Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal: 11% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat 1%; dan
Badan Pemeringkat Efek 10%.
� Biaya Lain-Lain (percetakan, iklan dan public expose): 11%.
Pada Penawaran Umum Terbatas I yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada
tanggal 30 Januari 1993, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya untuk membiayai pembelian
armada kapal baru (sekitar 37,73%) dan sebagai modal untuk mendirikan perusahaan di luar negeri
(sekitar 62,27%).
Pada Penawaran Umum Terbatas II yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada
tanggal 30 Desember 1997 dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan
pada tanggal 22 Juni 1999, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya untuk membiayai
pembangunan 7 (tujuh) unit kapal baru dalam rangka perluasan usaha Perseroan (sekitar 18%) dan
membayar sebesar 72,53% dari harga pembelian dalam rangka mengakuisisi 100% saham Asean
Maritime Corporation di Labuan, Malaysia (sekitar 82%).
Pada Penawaran Umum Perdana Obligasi Berlian Laju Tanker I Tahun 2000 yang telah mendapatkan
pernyataan efektif dari BAPEPAM pada tanggal 29 Juni 2000, Perseroan menggunakan dana yang
diperolehnya untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 55%) dan menambah modal kerja
untuk menyewa kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan peningkatan
likuiditas Perseroan (sekitar 45%).
12
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada Penawaran Umum Terbatas III yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada
tanggal 21 Desember 2000, Perseroan menggunakan seluruh dana yang diperolehnya untuk membayar
pinjaman Perseroan kepada Credit Suisse, Singapura.
Pada Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 yang telah mendapatkan pernyataan
efektif dari BAPEPAM pada tanggal 12 Mei 2003, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya
untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 67%) dan menambah modal kerja untuk menyewa
kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan peningkatan likuiditas
Perseroan (sekitar 33%).
Pada Penawaran Umum Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003 yang telah
mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada tanggal 12 Mei 2003, Perseroan menggunakan
dana yang diperolehnya untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 74%) dan menambah
modal kerja untuk menyewa kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan
peningkatan likuiditas Perseroan (sekitar 26%).
Seluruh dana-dana yang diperoleh Perseroan dari Penawaran Umum Terbatas I, II dan III, Penawaran
Umum Obligasi I dan II; dan Penawaran Umum Obligasi Syariah Mudharabah tersebut di atas, sudah
habis digunakan sesuai dengan keterangan dalam prospektus terkait yang telah diterbitkan.
14
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
III. PERNYATAAN HUTANG
Sesuai dengan laporan keuangan konsolidasi Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Osman Ramli Satrio & Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dengan
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai kewajiban yang
seluruhnya berjumlah Rp5.074.796,4 juta yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sejumlah
Rp1.286.463,3 juta dan kewajiban jangka panjang sejumlah Rp3.788.333,1 juta.
URAIAN JUMLAH
Rp juta
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 193.052,2
Hutang Usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 6.284,6
Pihak ketiga 82.499,6
Hutang lain-lain 65.033,1
Hutang dividen 14.876,3
Hutang pajak 17.544,6
Biaya masih harus dibayar 172.411,5
Pendapatan diterima dimuka 1.681,1
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun
Bank 733.080,3
Jumlah Kewajiban Lancar 1.286.463,3
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Bank 3.194.725,9
Obligasi 396.997,2
Hutang lain-lain jangka panjang 117.260,0
Kewajiban imbalan pasca kerja 11.178,3
Instrumen keuangan derivatif 38.856,7
Obligasi konversi 29.315,0
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 3.788.333,1
JUMLAH KEWAJIBAN 5.074.796,4
Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:
1. KEWAJIBAN LANCAR
HUTANG BANK
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang bank tercatat sebesar Rp193.052,2 juta. Hutang bank ini
terdiri dari:
Bank Mizuho Indonesia, Jakarta Rp 130.000,0 juta
Bank Negara Indonesia, Jakarta (USD3.110 ribu) Rp 28.052,0 juta
Bank Central Asia, Jakarta Rp 20.000,0 juta
Bank China Trust Indonesia, Jakarta Rp 15.000,0 juta
A. Pinjaman dari Bank Mizuho Indonesia merupakan fasilitas kredit time loan revolving dengan
jumlah maksimum Rp50.000,0 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 April 2007. Pada
bulan April 2005, Perusahaan mendapatkan tambahan pinjaman dari Bank Mizuho dengan
maksimum kredit sebesar Rp35.000,0 juta jatuh tempo April 2007. Pada bulan Juli 2006, Bank
Mizuho sepakat untuk menambah pinjaman baru senilai Rp 45.000 juta jatuh tempo April 2007,
sehingga total pinjaman Perusahaan menjadi Rp130.000,0 juta. Pinjaman ini dijamin dengan
kapal Perusahaan M.T. Gas Jawa. Tingkat bunga sebesar cost of fund bank ditambah 1,5%,
dimana pembayarannya antara 7 - 30 hari.
15
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
B. Pinjaman dari Bank Negara Indonesia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah maksimum
USD 3.110.000 jatuh tempo 2007. Tingkat bunga per tahun 3,25% diatas SIBOR, dimana
pembayarannya setiap bulan.
C. Pinjaman dari Bank Central Asia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah maksimum
Rp 20.000,0 juta. Tingkat bunga per tahun 13% - 15%, dimana pembayarannya setiap bulan.
D. Pinjaman dari Bank Chinatrust Indonesia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah
maksimum Rp 15.000,0 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Agustus 2007. Tingkat
bunga per tahun berdasarkan tingkat suku bunga SBI ditambah 2%, dimana pembayarannya
setiap bulan. Pinjaman ini dijamin dengan aktiva Perseroan sebesar nilai yang terhutang kepada
Bank Chinatrust Indonesia.
Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang tercantum
dalam perjanjian antara lain tidak boleh melakukan akuisisi, merger dan investasi pada perusahaan
lain, memperoleh pinjaman dari pihak lain apabila tidak dipenuhinya rasio keuangan yang telah
disepakati, menjaminkan kepada pihak ketiga, mengubah bendera kapal, likuidasi, meminjamkan
uang kecuali dalam kegiatan usaha normal, mengikat diri sebagai penjamin, mengubah jenis usaha,
mengeluarkan saham tambahan tanpa ijin pemegang saham atau obligasi diluar batas-batas rasio
keuangan, mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu. Perseroan dan Anak Perusahaaan selalu
memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian
tersebut.
HUTANG USAHA
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Berdasarkan pemasok:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
PT Garuda Mahakam Pratama 4.661,6
PT Arpeni Pratama Ocean Line 1.249,9
Thai Petra Transport Co. Ltx 372,4
Lain-lain 0,7
Jumlah 6.284,6
Pihak ketiga:
Pemasok 73.154,8
Jasa perantara perkapalan 9.344,8
Jumlah 82.499,6
Jumlah Hutang Usaha 88.784,2
Berdasarkan mata uang:
Rupiah 2.454,4
Dolar Amerika Serikat 86.329,8
Jumlah Hutang Usaha 88.784,2
Hutang jasa perantara perkapalan pihak ketiga merupakan kewajiban kepada perusahaan yang
ditunjuk sebagai perantara dan sub perantara. Hutang pemasok pihak ketiga merupakan kewajiban
atas pembelian bahan bakar, suku cadang, peralatan kapal dan pengeluaran lainnya (disbursements).
HUTANG LAIN-LAIN
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang lain-lain tercatat sebesar Rp65.033,1 juta.
HUTANG DIVIDEN
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang dividen tercatat sebesar Rp14.876,3 juta.
16
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
HUTANG PAJAK
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang pajak tercatat sebesar Rp17.544,6 juta yang terdiri dari :
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Hutang Pajak Penghasilan Badan
Perusahaan 9,4
Pajak Penghasilan
Pasal 21 3.204,8
Pasal 23 184,9
Pasal 25 22,8
Pasal 26 51,4
Pajak Pertambahan Nilai – Bersih 13.886,1
Hutang Pajak Final
Pasal 4 (2) 0,6
Pasal 15 184,6
Jumlah 17.544,6
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Pada tanggal 31 Desember 2006, biaya masih harus dibayar tercatat sebesar Rp172.411,5 juta,
yaitu berupa operasi kapal dan docking sebesar Rp128.591,5 juta, bunga sebesar Rp27.781,0 juta
dan lain-lain sebesar Rp16.039,0 juta.
PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA
Pada tanggal 31 Desember 2006, pendapatan diterima dimuka adalah sebesar Rp1.681,1 juta.
HUTANG JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO DALAM WAKTU SATU TAHUN
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo dalam waktu satu
tahun tercatat sebesar Rp733.080,3, yang terdiri dari hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun.
2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
HUTANG BANK JANGKA PANJANG
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun adalah sebesar Rp3.194.725,9 juta. Hutang bank memiliki tingkat
bunga 0,85% - 3,75% diatas LIBOR/SIBOR untuk pinjaman dalam USD dan tingkat bunga 13,00%
- 15,00% untuk pinjaman dalam Rupiah. Lembaga keuangan pemberi pinjaman terdiri dari:
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Fortis Bank S.A./N.V; Singapura (USD125.000 ribu) 1.127.500,0
DnB BOR Bank, ASA, Singapura (USD 114.137 ribu) 1.029.520,2
HSH Nordbank, Singapura (USD 49.865 ribu) 449.780,4
Bank Central Asia; Jakarta (USD 34.000 ribu) 306.680,0
Bank Central Asia; Jakarta 77.083,3
DVB Group Merchant Bank Ltd., Singapura (USD34.875 ribu) 314.572,5
Dialease Maritime S.A., Jepang (USD30.660 ribu) 276.558,0
ING Bank N.V., Singapura (USD17.910 ribu) 161.548,2
Bank UOB, Indonesia (USD12.000 ribu) 108.240,0
Bank Negara Indonesia, Jakarta (USD8.462 ribu) 76.323,6
Jumlah 3.927.806,2
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 733.080,3
Bagian jangka panjang 3.194.725,9
17
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Fortis Bank S.A/N.V
Pada bulan September 2005, Anak Perusahan memperoleh pinjaman “secured term-loan and
reducing revolving credit facilities” dari Fortis Bank S.A/N.V., Calyon dan NIB Capital Bank Ltd,
sebagai pihak pemberi pinjaman utama. Fortis Bank S.A/N.V. bertindak sebagai agen dan penjamin.
Berdasarkan perjanjian, Anak Perusahaan menggunakan semua pinjaman tersebut untuk membayar
semua sisa hutang yang berhubungan dengan kapal dan untuk tujuan modal kerja.
Pinjaman ini terdiri dari:
� Fasilitas A adalah “term loan facility” dalam Dollar Amerika Serikat dengan jumlah maksimum
USD100.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 40 kali cicilan setiap 3 bulan
sebesar USD3.250.000 untuk cicilan ke-1 sampai ke-8, USD2.500.000 untuk cicilan ke-9 sampai
ke-12, USD1.875.000 untuk cicilan ke-13 sampai ke-39 dan USD13.375.000 untuk cicilan ke-
40. Tingkat bunga sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR tergantung pada rasio nilai yang
harus dipertahankan dari kapal-kapal yang dijaminkan dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
� Fasilitas B adalah “reducing revolving loan facility” dalam mata uang Dollar Amerika Serikat
dengan jumlah agregat USD55.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 20 kali
cicilan sebesar USD2.750.000 sampai dengan 2010. Tingkat bunga sebesar 1,00% atau 0,85%
diatas LIBOR tergantung pada rasio nilai yang harus dipertahankan dari kapal-kapal yang
dijaminkan dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
Pinjaman ini dijamin dengan kapal Anak Perusahaan (M.T. Celosia, M.T. Cendanawati, M.T. Dewayani,
M.T. Dewi Sri, M.T. Dragonaria, M.T. Erowati, M.T. Freesia, M.T. Gandini, M.T. Indradi, M.T. Jembawati,
M.T. Kunti, M.T. Larasati, M.T. Mustokoweni, M.T. Ontari, M.T. Pergiwo, M.T. Setyawati dan M.T.
Ulupi) termasuk pendapatan dan asuransi dari kapal-kapal tersebut.
Pada kondisi tertentu, pinjaman ini juga dapat dijamin dengan deposito berjangka milik Anak
Perusahaan pada Fortis Bank S.A./N.V., Singapura serta jaminan Perusahaan (corporate guarantee).
DnB NOR Bank, ASA, Singapura
Pada bulan Juni 2006, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum berjumlah
USD19.500.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 32 kali cicilan setiap 3 bulan sampai
tahun 2014 dan dijamin oleh Perseroan, Gold Bridge Shipping Corporation, Anak Perusahaan dan
kapal Anak Perusahaan M.T. Anggraini. Tingkat bunga sebesar 0,90% diatas LIBOR, dimana
pembayarannya antara 1-3 bulan.
Pada bulan April 2006, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum berjumlah
USD18.500.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 24 kali cicilan setiap 3 bulan sampai
tahun 2012 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan M.T. Bramani. Tingkat bunga sebesar
1,10% atau 1,00% diatas LIBOR, tergantung rasio nilai yang harus dipertahankan dari kapal-kapal
yang dijaminkan (LTV), dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
Pada bulan Juni 2005, Anak Perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dengan kredit maksimum
berjumlah USD70.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3
bulan sampai tahun 2012 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan, M.T. Triwati, M.T. Tribuana
dan M.T. Barawati. Tingkat bunga sebesar 1,25% diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap
bulan.
Pada bulan Pebruari 2005, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum
berjumlah USD51.200.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3
bulan sampai tahun 2012 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee), Gold Bridge Shipping
Corporation, Anak Perusahaan dan kapal Anak Perusahaan M.T. Badrani dan M.T. Barunawati.
Tingkat bunga sebesar 1,25% diatas LIBOR, dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
18
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
HSH Nordbank, Singapura
Fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar USD30.400.000 yang diperoleh oleh Anak
Perusahaan pada bulan Juli 2005. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 22 kali cicilan setiap
3 bulan sampai dengan tahun 2010 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal
Anak Perusahaan (M.T. Pradapa dan M.T. Pergiwati). Tingkat bunga sebesar 1,20% diatas LIBOR,
dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
Fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar USD33.500.000 yang diperoleh oleh Anak
Perusahaan pada bulan Januari 2005. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 40 kali cicilan
setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2014 dan dijamin oleh jaminan Perseroan (corporate guarantee)
dan kapal Anak Perusahaan (M.T. Gagarmayang). Tingkat bunga sebesar 1,40% diatas LIBOR,
dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.
Bank Central Asia, Jakarta
Pada bulan Nopember 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah
maksimum sebesar USD34.000.000 dari Bank Central Asia, Jakarta. Pinjaman ini dibayar secara
angsuran dalam 84 kali setiap bulan sampai tahun 2013 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan
(FPSO Brotojoyo). Tingkat bunga sebesar 1,50% di atas SIBOR, dimana pembayarannya setiap
bulan.
Pinjaman dari Bank Central Asia, Jakarta terdiri dari fasilitas kredit investasi dengan kredit maksimum
sebesar Rp44.530,0 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2006. Pada bulan Januari 2005,
Perseroan memperoleh kredit investasi dari Bank Central Asia dengan jumlah maksimum sebesar
Rp 125.000,0 juta berlaku selama 5 tahun. Tingkat bunga yang disepakati adalah rata-rata tingkat
bunga deposito BCA1 bulanan ditambah 1,5%, dimana pembayarannya setiap bulan. Perseroan
juga memperoleh fasilitas kredit Time Revolving Loan dengan jumlah kredit maksimum sebesar
Rp20.000,0 juta, yang jatuh tempo pada bulan Oktober 2007. Pinjaman ini dijamin dengan kapal
M.T. Gas Indonesia dan M.T. Gas Kalimantan dan jaminan saham Perseroan milik PT Tunggaladhi
Baskara sebanyak 167.142.857 saham.
DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura
Pada bulan September 2005, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan jumlah maksimum
sebesar USD43.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 32 kali cicilan setiap 3 bulan
sampai dengan tahun 2013 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal Anak
Perusahaan (M.T. Anjasmoro, M.T. Rengganis, M.T. Wulansari dan M.T. Yanaseni). Tingkat bunga
sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR berdasarkan pada persentase LTV dari Perseroan, dimana
pembayarannya antara 1-3 bulan.
Dialease Maritime S.A., Jepang
Pada bulan Desember 2004 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum
sebesar JPY1.347.250.000 (ekuivalen USD12.859.120). Pinjaman ini dibayarkan secara angsuran
dalam dalam 28 kali cicilan setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2011 dan dijamin oleh Perseroan
(corporate guarantee) dan kapal Anak Perusahaan M.T. Rasawulan. Tingkat bunga sebesar 1,35%
diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap 3 bulan.
Pada bulan April 2004 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum sebesar
USD15.600.000. Pinjaman ini dibayarkan secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3 bulan
sampai dengan tahun 2011 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal Anak
Perusahaan M.T. Tirtasari dan M.T. Bauhinia. Tingkat bunga sebesar 1,50% diatas LIBOR, dimana
pembayarannya setiap 3 bulan.
Pada tahun 2003 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum sebesar
JPY1.287.750.000 (ekuivalen USD11.481.887). Pinjaman harus dibayar secara angsuran dalam
32 kali cicilan setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2011. Pinjaman ini dijamin oleh kapal Anak
Perusahaan (M.T. Gerbera). Tingkat bunga sebesar 1,50% diatas LIBOR, dimana pembayarannya
setiap 3 bulan.
19
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
ING Bank N.V. Singapura
Perseroan memperoleh pinjaman dari ING Bank N.V., Singapura dengan jumlah maksimum
USD19.900.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran setiap enam bulan sampai bulan Nopember
2015 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan M.T. Eustoma dan M.T. Gas Maluku. Tingkat
bunga sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.
Bank UOB Indonesia
Pada bulan Oktober 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum
sebesar USD12.000.000 dari Bank UOB Indonesia. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam
20 kali cicilan setiap bulan sampai dengan tahun 2011 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan
(M.T. Anjani) dan piutang usaha atas pendapatan charter ke Pertamina dari kapal M.T. Anjani. Tingkat
bunga sebesar 1,375% diatas SIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.
Bank Negara Indonesia
Pada bulan Juni 2005, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum
sebesar USD10.000.000 dari Bank Negara Indonesia. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam
78 kali cicilan setiap bulan sampai dengan tanggal 28 Juni 2012. Pinjaman ini dijamin dengan kapal
Perseroan, M.T. Gas Sumatra, dan kapal Anak Perusahaan M.T. Bandondari. Tingkat bunga sebesar
3,75% diatas SIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.
Sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas, Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan
memenuhi batasan-batasan tertentu yang tercantum dalam perjanjian antara lain tidak boleh
melakukan akuisisi, merger dan investasi pada perusahaan lain, memperoleh pinjaman dari pihak
lain apabila tidak dipenuhinya rasio keuangan yang telah disepakati, menjaminkan kepada pihak
ketiga, mengubah bendera kapal, likuidasi, meminjamkan uang kecuali dalam kegiatan usaha normal,
mengikat diri sebagai penjamin, mengubah jenis usaha, mengeluarkan saham tambahan tanpa ijin
pemegang saham atau obligasi diluar batas-batas rasio keuangan, mempertahankan rasio-rasio
keuangan tertentu. Perseroan dan Anak Perusahaaan selalu memenuhi batasan-batasan tertentu
sesuai dengan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian tersebut.
Sebagian atau seluruh hutang bank yang tersebut di atas akan dilunasi dengan menggunakan
dana hasil penerbitan Obligasi sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab II Rencana Penggunaan
Dana Yang Diperoleh Dari Hasil Penawaran Umum.
HUTANG OBLIGASI
Hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat sebesar Rp396.997,2 juta dengan perincian
sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Nilai nominal
Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 340.000,0
Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003 60.000,0
Diskonto yang belum diamortisasi (3.002,8)
Jumlah 396.997,2
Obligasi Berlian Laju Tanker II
Pada tanggal 28 Mei 2003 Perseroan menerbitkan obligasi rupiah dengan tingkat bunga tetap dan
bunga mengambang yang dibayar setiap 3 bulan. Obligasi tersebut tidak dijamin oleh pihak manapun,
berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Mei 2008. Hak pemegang
obligasi adalah pari-passu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya. Tingkat
bunga tetap 14,75% per tahun untuk obligasi seri A dengan nilai sebesar Rp294.800,0 juta dan
untuk obligasi seri B dengan nilai sebesar Rp45.200,0 juta dengan tingkat bunga 14,75% per tahun
untuk tahun pertama dan tingkat bunga mengambang untuk tahun kedua hingga tahun ke 5 (lima)
yang dihitung berdasarkan rata-rata tingkat bunga deposito berjangka 3 (tiga) bulan dalam valuta
20
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Rupiah dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Buana Indonesia Tbk,
sebelum penentuan tingkat suku bunga mengambang ditambah marjin sebesar 2,5% per tahun.
Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan
PT Bank Mandiri (Persero) bertindak sebagai wali amanat. Berdasarkan pemeringkatan yang
diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 11 Juli 2006 peringkat obligasi adalah idA+.
Obligasi Syari’ah Mudharabah
Pada tanggal 28 Mei 2003 Perseroan menerbitkan obligasi Syari’ah Mudharabah senilai Rp60.000,0
juta dengan PT Bank Mandiri (Persero) sebagai wali amanatnya. Obligasi tersebut tidak dijamin
oleh pihak manapun, berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Mei
2008. Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya.
Obligasi ini ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan Perseroan untuk membayar kepada
Pemegang Obligasi Syari’ah sejumlah Pendapatan Bagi Hasil setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal
Emisi yaitu pada setiap Tanggal Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil. Pendapatan yang
dibagihasilkan merujuk kepada Pendapatan Usaha hasil pengoperasian kapal tanker M.T. Gandini.
Besarnya persentase Nisbah Pemegang Obligasi Syari’ah terhadap Pendapatan Yang Dibagihasilkan
adalah tetap setiap tahunnya sebesar 25% dari pendapatan kapal M.T. Gandini.
Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil kepada masing-masing Pemegang Obligasi Shari’ah akan
dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan Obligasi Syari’ah yang dimiliki
dibandingkan dengan jumlan dana Obligasi Syari’ah yang belum dibayar kembali.
Perhitungan besarnya Bagi Hasil untuk Obligasi Syari’ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun
2006:
a. Jumlah bulan pengoperasian kapal M.T. Gandini sejak 1 Januari - 31 Desember 2006 adalah
12 bulan (A)
b. Tarif sewa: Rp98.100,0 per Dead Weight Ton (DWT) per bulan (B)
c. Dasar DWT perhitungan sewa berdasarkan Perjanjian Sewa Pertamina: 30.000 DWT (C)
d. Besarnya Pendapatan Yang Dibagihasilkan: A X B X C = 12 X Rp 98.100,0 X 30.000,0 DWT =
Rp 35.316,0 Juta (D)
e. Besarnya Bagi Hasil: D X 25% = Rp8.829,0 juta
Jumlah yang telah dibayar sebagai Bagi Hasil untuk Obligasi Syari’ah Mudharabah selama tahun
2006 adalah sebesar Rp8.850,4 juta, sisanya sebesar Rp 809,3 juta telah dibayarkan pada bulan
Februari 2007.
HUTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG
Akun ini merupakan pinjaman sebesar USD 13.000.000 kepada Teekay Shipping Corporation.
Pinjaman ini dibayar dalam 22 kali setiap 6 bulan dengan tingkat bunga 8% per tahun dan dijamin
dengan kepemilikan Perusahaan pada Teekay BLT Corporation. Efektif pada tahun 2006, pembayaran
6 bulan pertama jatuh tempo dalam sembilan bulan setelah pengiriman kapal yang diestimasi pada
bulan Januari 2009.
Jadwal pembayaran kembali hutang jangka panjang adalah sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Jatuh tempo tahun ketiga 5.330,0
Jatuh tempo tahun keempat 10.660,0
Jatuh tempo tahun kelima 10.660,0
Setelah lima tahun 90.610,0
Jumlah 117.260,0
21
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA
Kewajiban imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat sebesar Rp11.178,2 juta
dengan perincian sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Nilai kini kewajiban yang tidak didanai 27.482,7
Kerugian aktuarial yang belum diakui (16.141,2)
Biaya jasa masa lalu yang tidak diakui (163,31)
Jumlah 11.178,2
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Radya Aktuaria.
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
Perseroan menggunakan kontrak swap mata uang untuk mengatur risiko dari kemungkinan
pergerakan mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini terutama terdiri dari Dollar Amerika
Serikat/Rupiah Non-deliverable Swaps, memiliki nilai wajar sebesar Rp33.717,4 juta.
OBLIGASI KONVERSI
Pada tanggal 14 Desember 2005, BLT Finance Corporation, Anak Perusahaan, menerbitkan 50.000
obligasi konversi dengan denominasi USD1.000 atau dengan jumlah agregat pokok USD50.000.000
dengan tingkat bunga 1,25% per tahun yang dibayar tiap enam bulan sekali setiap tanggal 14 Juni
dan 14 Desember. Obligasi ini diterbitkan dengan 100,00% dari nilai par, dan dijamin tanpa syarat
dan tidak dapat dibatalkan oleh Perseroan.
Pemegang obligasi memliki hak untuk mengkonversikan obligasi ini menjadi saham biasa
Perusahaan, dengan nilai nominal Rp62,5 per saham dari tanggal 24 Januari 2006 sampai dengan
14 Nopember 2010. Jumlah saham yang akan dikonversi ditentukan dengan cara membagi nilai
obligasi yang akan dikonversikan (menggunakan kurs tetap Rp10.078,0 per USD 1) dengan harga
konversi yang berlaku pada saat konversi. Harga konversi awal adalah Rp1.250,0 per saham.
Walaupun terdapat hak konversi dari pemegang obligasi, BLT FC memiliki opsi untuk membayar
kepada pemegang obligasi tersebut secara tunai dalam ekuivalen mata uang Dollar Amerika Serikat
dengan nilai rata-rata tertimbang harga pasar dari saham yang dikonversi.
BLT FC juga memiliki opsi unuk membeli kembali obligasi beserta bunga yang masih dan belum
dibayar pada Early Redemption Amount (ERA) secara keseluruhan pada:
(i) Pada atau setiap saat setelah tanggal 14 Desember 2008, tetapi tidak kurang dari 20 hari
sebelum tanggal jatuh tempo, jika harga penutupan saham (ditranslasikan ke Dollar Amerika
Serikat) setiap tanggal perdagangan secara berturut-turut selama 25 hari kerja sebelum tanggal
pemberitahuan pembelian kembali dipublikasikan adalah sekurang-kurangnya 125,00% dari
ERA dibagi rasio konversi.
(ii) Jumlah agregat pokok obligasi adalah 10 persen atau kurang dari nilai agregat jumlah pokok
saat pertama kali diterbitkan.
(iii) Setiap saat dimana terjadi perubahan tertentu yang berkaitan dengan perpajakan di British
Virgin Island atau Republik Indonesia.
Pemegang obligasi memiliki hak untuk meminta BLT FC untuk membeli kembali semua atau sebagian
obligasi pada 112,12% dari nilai pokok beserta bunga yang masih dan belum dibayar pada tanggal
14 Desember 2007. Pemegang obligasi juga memiliki opsi untuk meminta BLT FC untuk membeli
kembali obligasi pada nilai ERA-nya bila terjadi perubahan pengendalian atau terjadinya delisting
saham Perseroan.
ERA dari obligasi untuk setiap USD1.000 nilai pokok, untuk penyelesaian sebelum tanggal jatuh
tempo pada harga antara USD1.028,75 sampai dengan USD1.269,4, hasil (yield) kotor kepada
investor adalah sebesar 7,00% untuk pembelian kembali pada saat atau sebelum tanggal 14
Desember 2007 dan 6,50% untuk pembelian kembali setelah tanggal tersebut.
22
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
BLT FC akan membeli kembali setiap obligasi pada 130,40% dari nilai pokok pada tanggal
14 Desember 2010 untuk semua obligasi yang belum dibeli kembali, dikonversi atau dibeli.
Pada saat penerbitan tanggal 14 Desember 2005, obligasi konversi disajikan sesuai nilai wajar
yang dibebankan ke laporan laba rugi.
Efektif per 2 Januari 2006, obligasi konversi tidak lagi mengakui perubahan nilai wajar ke laporan
laba rugi sejak BLT FC mencabut dan melepaskan hak opsinya secara tetap serta tidak lagi mengakui
opsi penyelesaian secara kas atas obligasi konversi berdasarkan akta pelepasan hak yang telah
disetujui.
Sampai dengan 31 Desember 2006, pemegang obligasi konversi selama bulan Januari sampai
dengan Agustus telah mengkonversikan obligasinya sebesar USD46.750.000 dengan menggunakan
kurs tetap (USD1 = Rp10.078,0) setara dengan Rp471.146,5 juta menjadi 376.917.200 saham.
Obligasi konversi dicatat dan dinilai sebagai berikut:
URAIAN JUMLAH
Rp juta
Nilai nominal 491.500,0
Konversi ke saham (471.146,50)
Pengaruh nilai selisih kurs 8.961,5
Jumlah 29.315,0
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan tidak memiliki kewajiban dan ikatan lain kecuali yang
telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi serta
disajikan dalam Prospektus ini.
Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen dan dari
tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan Tanggal Efektif, Perseroan tidak membuat
dan/atau menarik pinjaman dari pihak manapun selain:
- hutang yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan.
- Pada bulan Maret 2007 Anak Perusahaan (Gas Papua Maritime Pte. Ltd, Gas Sulawesi Maritime
Pte. Ltd, dan Purwati Maritime Pte. Ltd) memperoleh pinjaman jangka panjang dari DnB NOR
Bank ASA Singapura sebesar USD65.000.000 yang dijamin dengan jaminan perusahaan
(corporate guarantee) dari Perseroan dan Gold Bridge Shipping Corporation (Anak Perusahaan)
dan kapal milik Anak Perusahaan (MT Gas Papua, MT Gas Sulawesi, dan MT Purwati).
- Pada bulan Mei 2007, Anak Perusahaan, BLT Finance B.V., menerbitkan obligasi dalam mata
uang asing dengan jumlah USD400.000.000 yang akan jatuh tempo pada tahun 2014 dengan
tingkat suku bunga sebesar 7,5%. Obligasi ini telah dicatatkan di bursa Singapura.
- Pada bulan Mei 2007, Anak Perusahaan, BLT Finance B.V., menerbitkan obligasi konversi
dalam mata uang asing dengan jumlah USD125.000.000 yang akan jatuh tempo pada tahun
2012. Obligasi ini telah dicatatkan di bursa Singapura.
Dengan melihat kondisi keuangan Perseroan, manajemen Perseroan berkeyakinan sanggup untuk
menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya.
23
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
1. UMUM
Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebuah perusahaan pelayaran muatan cair bertaraf internasional,
didirikan pada tahun 1981, yang beroperasi terutama di kawasan Asia, Timur Tengah dan Eropa. Perseroan
dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan transportasi laut terbesar di Indonesia yang melayani
muatan cair dan merupakan salah satu yang terbesar di kawasan Asia untuk segmen kapal tanker kimia
Asia, baik dari segi tonase maupun jumlah kapal. Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut muatan
terutama berupa: bahan kimia cair organik maupun anorganik, minyak nabati (terutama minyak kelapa
sawit), minyak mentah, produk petrokimia seperti minyak pelumas, berbagai aditif berbasis minyak, gas
cair seperti liquified petroleum gas or ”LPG”, propylene, ethylene, propane dan gas petrokimia lainnya.
Pada tahun 2006, Perseroan dan Anak Perusahaan mulai masuk dalam segmen jasa kapal tanker Floating,
Production, Storage and Offloading (FPSO).
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan Anak Perusahaan mengoperasikan 59 kapal tanker,
terdiri dari kapal milik sendiri sebanyak 46 kapal tanker dan kapal yang disewa sebanyak 13 kapal
tanker, dengan total kapasitas angkut sebesar 1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 sampai
tanggal penerbitan Prospektus ini, armada Perseroan bertambah setelah menerima pengiriman satu
kapal tanker kimia dan satu kapal tanker gas. Dengan penambahan tersebut, total kapasitas angkut
seluruh armada bertambah menjadi 1.543.487 DWT. Sampai saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan
dan Anak Perusahaan memiliki 48 kapal tanker dan menyewa 13 kapal tanker, sehingga armada Perseroan
dan Anak Perusahaan memiliki 37 kapal tanker kimia, terdiri dari kapal-kapal tanker yang berbobot
antara 1.250 DWT hingga 40.500 DWT; 16 kapal tanker minyak yang berbobot antara 3.500 DWT sampai
147.500 DWT; 7 kapal tanker gas berbobot antara 3.500 – 5.000 meter kubik (“CBM”) (3.530 – 5.100
DWT) dan satu kapal tanker FPSO tanker berbobot 60.874 DWT.
Kegiatan operasi Perseroan dikelompokkan berdasarkan segmen usaha/tipe kapal yang digunakan untuk
mengangkut jenis produk yang berbeda yaitu: kapal tanker kimia, kapal tanker minyak, kapal tanker gas
dan kapal tanker FPSO. Selain pengelompokan tersebut di atas, Perseroan juga menerima sebagian
kecil pendapatan dari komisi jasa keagenan dan jasa penyimpanan.
Kapal Tanker Kimia. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 36 kapal tanker
kimia, terdiri dari 24 kapal milik sendiri dan 12 menyewa. Total keseluruhan kapasitas armada kapal
tanker kimia ini pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar 391.569 DWT. Sejak tanggal
31 Desember 2006 sampai dengan tanggal penerbitan Prospektus, Perseroan telah menerima pengiriman
satu kapal tanker kimia, sehingga total kapasitas tonase adalah sebesar 19.900 DWT. Perseroan telah
memesan pembuatan 6 kapal tanker kimia baru dengan total kapasitas sebesar 104.780 DWT, yang
pengirimannya dijadwalkan antara tahun 2008 sampai 2010. Pada saat ini, jumlah armada kapal tanker
kimia adalah 37 kapal, dengan total kapsitas sebesar 411.469 DWT.
Kapal Tanker Minyak. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 16 kapal tanker
minyak, terdiri dari 15 kapal tanker milik sendiri dan satu kapal tanker sewa. Pada saat tanggal Prospektus
diterbitkan, armada ini memiliki total kapasitas tonase sebesar 1.040.880 DWT. Dari tanggal 31 Desember
2006 sampai tanggal penerbitan Prospektus, Perseroan tidak menambah jumlah kapal tanker minyak
baru dalam armadanya. Pada saat ini, Perseroan tidak memiliki pesanan kapal tanker minyak baru.
Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 1 kapal tanker FPSO yang
merupakan milik Perseroan dengan kapasitas tonase sebesar 60.874 DWT. Sejak tanggal 31 Desember
2006 sampai tanggal penerbitan Prospektus ini, Perseroan tidak menambah kapal tanker FPSO baru
dalam armadanya. Pada saat ini, Perseroan sedang mengikuti beberapa tender proyek FPSO. Apabila
Perseroan berhasil memenangkan tender tersebut, maka Perseroan berencana untuk mengubah/
mengkonversi beberapa kapal tanker tertentu menjadi kapal tanker FPSO untuk melaksanakan kontrak-
kontrak tersebut.
Kapal Tanker Gas. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 6 kapal tanker gas
yang semuanya dimiliki Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2006, armada ini memiliki kapasitas
tonase sebesar 24.126 CBM (25.164 DWT). Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal penerbitan
24
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Prospektus, Perseroan telah menerima satu pengiriman kapal tanker gas baru dalam armadanya. Pada
saat ini, Perseroan telah memesan 5 kapal tanker gas baru, dengna total kapasitas sebesar 333.000
CBM (178.000 DWT) yang akan dikirim antara tahun 2007 dan 2009. Pada saat tanggal penerbitan
Prospektus ini, Perseroan mengoperasikan 7 kapal tanker gas, dengan total kapasitas sebesar 29.126
CBM (30.264 DWT).
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL OPERASI
Hasil Operasi Perseroan dipengaruhi berbagai faktor terutama oleh kondisi pasar secara keseluruhan
dalam industri pengapalan kargo cair, termasuk permintaan dan tersedianya kapal, yang akan menentukan
uang tambang, termasuk juga jumlah kapal yang telah dimiliki atau akan menambah jumlah armada
Perseroan, tingkat pemakaian/utilitas dari kapal kapal tanker tersebut, total pengeluaran untuk biaya
operasi, khususnya biaya bahan bakar dan depresiasi, nilai pasar kapal-kapal Perseroan, nilai tukar
mata uang asing, dan kondisi perpajakan yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.
Kondisi Perekonomian dan Kondisi Pasar
Industri angkutan laut memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan pada beberapa
jenis komoditi terutama komoditi “curah” (bulk) merupakan pilihan satu-satunya bagi sarana transportasi
dalam jumlah atau volume yang besar. Sesuai dengan karakteristiknya maka industri angkutan laut
secara umum sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perdagangan internasional dan pertumbuhan
ekonomi dunia. Pada tahun 2006 Pertumbuhan Ekonomi Global mencapai angka yang cukup sehat
yaitu sekitar 5,4%. Sementara itu perekonomian kawasan negara berkembang Asia mencatat pertumbuhan
yang lebih mengesankan yaitu sekitar 8,9%, dimana China dan India diperkirakan mencapai pertumbuhan
10,7% dan 9,2%, sedangkan negara-negara ASEAN-4 (Indonesia, Thailand, Phillipines, dan Malaysia)
mencatat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,4%. Pertumbuhan ekonomi yang cukup sehat ini memberikan
dampak positif terhadap perdagangan internasional sehingga meningkatkan permintaan akan ruang
kapal.
Industri angkutan laut muatan cair dipengaruhi kondisi pasar yang seringkali berada diluar kendali setiap
perusahaan pelayaran. Hasil kegiatan usaha Perseroan akan berfluktuasi secara signifikan disebabkan
oleh faktor-faktor seperti keadaaan ekonomi dunia secara umum, jumlah penawaran dan permintaan
akan kapal untuk muatan cair, dan siklus industri pelayaran secara umumnya.
Kegiatan utama operasi Perseroan adalah angkutan laut untuk muatan kimia, minyak dan gas. Dalam
sejarahnya, pasar untuk transportasi bahan kimia, minyak dan gas senantiasa bergejolak, mengingat
permintaan global akan produk-produk tersebut juga berfluktuasi. Permintaan akan minyak, kimia dan
gas terutama terjadi atas dorongan oleh dan biasanya mengikuti pola perkembangan, pertumbuhan
serta aktivitas ekonomi global. Perubahan permintaan untuk mengangkut minyak, bahan kimia dan gas
dipengaruhi oleh, antara lain, faktor-faktor perubahan produksi minyak dan gas dunia dan berkaitan
dengan perubahan harga minyak dan gas, ekspor dan impor minyak pada tingkat perdagangan dunia,
permintaan dunia akan produk energi, terutama minyak dan produk turunan minyak, fluktuasi di tingkat
perdagangan dan output global maupun regional, nilai tukar mata uang asing, jumlah persediaan gas
dan minyak khusunya bagi Negara-negara pengimpor minyak dan gas, serta perubahan-perubahan
peraturan pemerintah yang mengatur kapal dan angkutan laut.
Selama bertahun-tahun, permintaan global atas angkutan laut minyak, gas dan bahan kimia senantiasa
meningkat. Berdasarkan laporan Drewry, pengapalan kargo cair mewakili sekitar 45,00% (3.780 juta
ton) dari seluruh perdagangan transportasi melalui laut pada tahun 2006. Perdagangan bahan kimia
yang menggunakan jasa angkutan laut telah meningkat sekitar 9,00% sejak tahun 2000, dari sekitar 140
juta ton menjadi 153 juta ton di tahun 2006. Sementara, permintaan kapal tanker minyak telah meningkat
dari sekitar 2.755 juta ton pada tahun 2000 menjadi 3.411 juta ton pada tahun 2006. Di sektor gas,
permintaan pengapalan untuk LPG, gas amoniak dan petrokimia telah meningkat dari sekitar 68 juta ton
pada tahun 2000 menjadi 216 juta ton pada tahun 2006.
Keberhasilan angkutan laut muatan cair dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan pelayaran untuk
mengerahkan kapal-kapalnya, apakah dengan menambah kapal baru atau mengaktifkan kembali kapal-
kapalnya yang semula menganggur, mengganti (offset) dengan membesi-tuakan (scrap) kapal-kapal
tua. Tarip sewa akan meningkat apabila satu perusahaan telah memakai seluruh kapasitas yang dimiliki
armadanya. Sebaliknya, keadaan kelebihan ketersediaan kapal akan mengakibatkan tarip sewa menurun.
Perseroan berkeyakinan bahwa pelaku pasar yang mampu mempertahankan tarip rendah adalah mereka
25
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
yang memiliki jenis kapal dan portfolio produk yang terdiversifikasi, sebagian besar kontraknya berupa
sewa berjangka panjang, dan struktur biayanya fleksibel dan likuiditasnya cukup. Pada saat permintaan
atas angkutan laut muatan cair telah mencapai batas jumlah penawarannya, tarip sewa akan meningkat
secara tajam. Demikian pula, apabila surplus kapasitas tonase rendah, kenaikan permintaan sedikit saja
akan mengakibatkan kenaikan uang tambang secara tajam. Apabila surplus kapasitas tonase tinggi,
maka kenaikan tarip sewa akan relatif rendah bahkan bilamana terjadi peningkatan permintaan yang
besar.
Selain itu, kompetisi di dalam industri perkapalan sangatlah tinggi dan memiliki rintangan masuk (barriers
to entry) bersifat padat modal. Pada saat kondisi permintaan tinggi, biasanya banyak pemain baru masuk
ke pasar. Akan tetapi, pemain baru tersebut umumnya merupakan bagian atau afiliasi dari pemain besar
yang sudah ada. Dengan demikian, Perseroan berpendapat bahwa tidak ada perubahan peta kompetisi
dalam industri perkapalan.
Menurut kecenderungan sejarahnya, saat industri jasa angkutan laut ini menunjukkan pertumbuhan
global secara kuat atau berpindahnya sebagian moda angkutan maka pasar akan kembali menguat dan
meningkatkan tarip uang tambang, selanjutnya apabila diikuti dengan adanya penambahan kapasitas
secara signifikan maka industri tersebut akan menjadi sangat rentan apabila kondisi ekonomi menurun.
Perubahan teknologi dan kondisi demografi pasar tidak terjadi secara signifikan, demikian pula halnya
dengan munculnya jasa baru dalam industri. Karena sifat pasar yang cenderung statis, maka perilaku
konsumen juga cenderung tidak sensitif terhadap adanya perubahan yang terjadi. Metode pemasaran
jasa dan distribusi layanan juga tidak mengalami perubahan yang berarti.
Selama beberapa tahun terakhir ini, jumlah penawaran kapal muatan cair telah meningkat sebagai jawaban
atas pertumbuhan permintaan. Menurut catatan Drewry, sejak tahun 2001 armada kapal tanker kimia
diseluruh dunia meningkat dari sekitar 442 juta DWT menjadi 63 juta DWT di tahun 2006 (termasuk
kapal-kapal yang memiliki peringkat kimia terbatas, tetapi umumnya hasil penukaran dari kapal tanker
minyak). Armada kapal tanker minyak diseluruh dunia meningkat dari sekitar 258 juta DWT pada tahun
2001 menjadi lebih dari 323 juta DWT pada tahun 2006. Sedangkan, armada kapal tanker gas diseluruh
dunia meningkat dari sekitar 14 juta CBM pada tahun 2001 menjadi sekitar 15 juta CBM pada tahun
2006. Perseroan berharap bahwa dimasa yang akan datang jumlah penawaran kapal kargo cair akan
berkembang lebih lanjut mengingat pada saat ini galangan milik para perusahaan pembuat kapal tengah
dioperasikan pada kapasitas puncaknya untuk membangun kapal-kapal baru.
Kinerja keuangan industri kapal kargo mempunyai siklusnya sendiri (cyclical) dengan uang tambang
yang bergejolak sesuai dengan fluktuasi jumlah penawaran dan permintaan dari jasa layanan kapal
seperti tersebut di atas. Siklus kegiatan usaha dari masing-masing tiga produk Perseroan –yaitu kimia,
minyak dan gas– tidak harus selalu berhubungan (correlate) antara satu produk dengan produk lainnya.
Berbagai macam rute pelayaran dimana Perseroan beroperasi serta berbagai macam jenis produk yang
diangkut Perseroan memiliki kadar risiko yang berbeda-beda terhadap siklus perubahan uang tambang
tersebut. Perseroan senantiasa berupaya untuk meminimalisir risiko semacam ini dengan menjaga
keseimbangan antara kontrak jangka panjang dan kontrak jangka pendek dan memindahkan kapal-
kapal untuk beroperasi di kawasan yang mempunyai angka permintaan relatip tinggi dan stabil.
Kapasitas dan Komposisi Armada Perseroan.
Jumlah kapal dalam armada Perseroan merupakan faktor tunggal yang sangat penting yang dapat secara
langsung mempengaruhi hasil operasi. Sejalan dengan bertambahnya jumlah kapal dalam armada
Perseroan maka pendapatan akan meningkat, namun sebaliknya biaya berlayar (voyage) dan
pengoperasian kapal juga akan meningkat, meskipun dalam nilai absolut kecil. Dengan bertambahnya
jumlah kapal, kapasitas tonase juga meningkat. Sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai 31 Desember
2006, armada Perseroan telah bertambah 19 kapal dan meningkatkan total kapasitas tonase dari sekitar
421.599 DWT menjadi 1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal
penerbitan Prospektus, armada Perseroan bertambah dengan dua kapal sehingga meningkatkan
keseluruhan kapasitas tonase menjadi hampir sebesar 1.543.487 DWT.
26
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tabel berikut menunjukkan pertumbuhan armada Perseroan, berdasarkan segmen kegiatan usaha, untuk
3 tahun terakhir:
31 Desember
2004 2005 2006
Jumlah DWT Usia Rata- Jumlah DWT Usia Rata- Jumlah DWT Usia Rata-
Kapal (‘000) Rata Kapal (‘000) Rata Kapal (‘000) Rata
(Tahun) (Tahun) (Tahun)
Kimia 31 261,5 7,7 33 308,9 8,3 36 391,6 8.4
Minyak 9 451,0 11,8 15 968,2 12,4 16 1,040,9 14.1
Gas(1) 4 14,7 13,3 5 20,1 13,3 6 25,2 11.9
Lain-lain(2) 0 - - 0 - - 1 60,9 26.0
Jumlah 44 727,2 9,1 53 1.297,2 10,2 59 1.518,5 10,6
Catatan:
(1) Kapasitas untuk kapal tanker gas tankers dapat diukur dalam DWT atau dalam CBM.
(2) Satu kapal tanker aspal pada tahun 2004 dan satu kapal tanker FPSO pada tahun 2006.
Selain terhadap ukuran dan kapasitas, komposisi menjadi faktor penting terhadap karakter armada
Perseroan. Beberapa kapal tanker kimia, tanker minyak mentah, tanker untuk berbagai produk turunan
minyak, tanker gas dan satu tanker FPSO telah dimiliki armada Perseroan. Pada saat ini, Perseroan
telah memesan untuk membeli (purchase orders) dua kapal tanker LNG. Tiap-tiap kapal memiliki ukuran
yang berbeda (dengan demikian juga dalam ukuran kapasitasnya), usia, fungsi, keandalan, daya jelajah,
pemakaian dan juga kelengkapan peralatan dan spesifikasi tehnisnya.
Biaya untuk membeli kapal-kapal tersebut serta harga kapal dan biaya pemeliharaanya setelah pembelian,
akan sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki sifat-sifat seperti tersebut
di atas, demikian pula biaya langsung untuk mengoperasikan setiap kapal tersebut. Selanjutnya, uang
tambang untuk jenis produk yang diangkut setiap kapal juga berbeda. Selain itu, jumlah penawaran dan
permintaan pasar global berbeda untuk setiap kawasan dan jenis produk, demikian pula apabila didasarkan
atas jenis dan lokasi kapal. Mengingat faktor-faktor tersebut di atas, Perseroan mengharapkan bahwa
keuntungan (profit margin) dari setiap jenis kapal akan berbeda. Perseroan akan berusaha sedemikian
rupa sehingga baik portfolio jenis kapal dan keseimbangan jumlah kapal untuk tiga segmen di dalam
armadanya tersebut tetap terjaga, dan dengan demikian Perseroan berkeyakinan akan dapat
mempertahankan marjin dalam operasi angkutan lautnya, mempertahankan keuntungannya dan
berkembang di masa yang akan datang.
Perseroan memiliki atau menyewa kapal-kapal untuk memperkuat armadanya. Pada saat Prospektus
ini diterbitkan dan pada tanggal 31 Desember 2006, 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004, Perseroan
memiliki kapal masing-masing sejumlah 48 kapal, 46 kapal, 42 kapal dan 33 kapal; dan menyewa masing-
masing sejumlah 13 kapal, 13 kapal, 11 kapal dan 11 kapal. Disamping dana signifikan yang telah
dikeluarkan untuk membeli kapal-kapal tersebut, Perseroan tetap menanggung semua biaya langsung
untuk mengoperasikan kapal tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2006, dari seluruh kapal yang disewa,
Perseroan menyewa atas dasar sewa kapal kosong (bareboat charter), untuk jangka waktu antara 6,5
tahun hingga 12 tahun; 2 kapal disewa dengan sewa berdasarkan waktu (time charter). Untuk kapal-
kapal yang disewa atas dasar bareboat charter, Perseroan menanggung semua biaya operasi kapal
seolah-olah Perseroan memiliki kapal tersebut, namun Perseroan tidak menanggung biaya modalnya
(capital cost). Untuk sewa berdasarkan time charter, biaya langsung yang harus ditanggung hanyalah
biaya berlayar (voyage cost) yaitu biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan (fuel and port charges), sehingga
dengan demikian investasi Perseroan hanya sebatas berupa biaya sewa kapal. Pada saat ini, Perseroan
menyewa 2 kapal berdasarkan time charter jangka panjang yaitu 6 tahun. Tingkat marjin operasi untuk
kapal yang dimiliki sendiri atau disewa atas dasar bareboat charter biasanya lebih tinggi dibandingkan
dengan marjin untuk kapal yang disewa atas dasar time charter.
Dari perspektif operasi, Perseroan biasanya lebih memilih untuk membeli atau menyewa kapal atas
dasar bareboat charter daripada time charter karena Perseroan dapat memperoleh marjin yang lebih
tinggi, mengendalikan biaya pemeliharaan, peralatan, keselamatan dan aspek-aspek lain yang berkaitan
dengan operasi serta pengelolaan kapal. Dengan memiliki dan menyewa secara bareboat charter,
kedudukan Perseroan untuk mengendalikan biaya operasi menjadi lebih baik dibandingkan dengan
menyewa atas dasar time charter (karena tergantung pada tarip yang berlaku di pasar dan struktur biaya
27
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
yang ditentukan oleh pihak ketiga). Perseroan akan senantiasa berusaha menjaga keseimbangan antara
memiliki/menyewa kapal atas dasar bareboat charter dan time charter sedemikian rupa sehingga
Perseroan tetap memiliki keluwesan dalam hal operasi maupun keuangan guna memenuhi permintaan
pasar.
Uang tambang (Freight)
Uang tambang angkutan laut untuk kargo cair berbeda-beda menurut produk, jenis, dan usia kapal yang
digunakan, lama dan kecepatan angkut, kawasan serta beberapa variabel lainnya. Tarip tersebut
dipengaruhi terutama oleh perimbangan niaga secara geografis yang menentukan lamanya waktu unutuk
mengangkut, keseimbangan jumlah penawaran dan permintaan kargo secara global khususnya yang
berkaitan dengan produk tersebut, seperti telah diuraikan di atas. Uang tambang memberikan dampak
secara langsung dan signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan. Dalam hal terjadi
ketidak-cukupan (shortage) kapasitas kapal, peristiwa tersebut bukan hanya berarti bahwa tingkat utilisasi
akan meningkat, tetapi juga berarti bahwa uang tambang akan menjadi lebih mahal, dan dengan demikian
akan meningkatkan rata-rata pendapatan per hari Perseroan. Dalam hal terjadi kelebihan pasokan
kapasitas, peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak yang sebaliknya. Selain itu, uang tambang
yang semakin mahal berarti bahwa Perseroan akan memperoleh marjin yang meningkat pula atas kapal-
kapal yang telah disewa dengan tarip tetap untuk jangka waktu yang lama dan atas kapal yang disewakan
pada harga spot yang tinggi. Selama tiga tahun terakhir, secara umum uang tambang meningkat di
dalam pasar dan setiap segmen dimana Perseroan beroperasi. Dalam pasar kimia, menurut Drewry,
sejak tahun 2001 tarip spot terus meningkat untuk semua rute utama pengiriman bahan kimia sebagai
akibat perimbangan pasar yang baik (favourable) yang disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang
kuat namun tambahan pasokan kapal tidak terlalu besar. Selanjutnya, sejak pertengahan tahun 2002,
tarip sewa time charter untuk kapal tanker LPG tertentu telah meningkat lebih dua kali lipat, sementara
itu, sejak akhir tahun 2002, uang tambang untuk kapal tanker minyak telah meningkat signifikan karena
meningkatnya permintaan minyak telah mengambil kelebihan pasokan kapasitas dari dalam industri
tersebut yang bersal dari tahun sebelumnya. Perseroan berkeyakinan bahwa banyak galangan kapal
yang saat ini tengah beroperasi secara penuh pada kapasitasnya, sehingga mungkin saja akan terjadi
kenaikan pasokan kapasitas kapal secara signifikan di pasar, dalam beberapa tahun yang akan datang.
Selain karena dorongan dari kondisi pasar, uang tambang dapat berbeda yang disebabkan karena jenis
perjanjian sewa yang dibuat antara pihak pemilik atau operator kapal dengan pihak pemilik muatan atau
penyewa (charterer). Berdasarkan sewa time charter, kapal disewakan kepada pelanggan untuk suatu
jangka waktu tertentu dengan tarip yang umumnya juga bersifat tetap. Tarip sewa sudah termasuk biaya
yang berkaitan dengan awak kapal (crew) dan biaya operasi kapal, tetapi tidak termasuk biaya bahan
bakar dan jasa pelabuhan yang harus dibayar langsung oleh pelanggan tersebut. Berdasarkan kontrak
sistem Contracts of Affreightment (COA), pemilik armada menyediakan kapal dengan kapasitas sesuai
dengan jumlah kargo yang diangkut, dengan tarip tetap, dalam waktu tertentu dari satu tempat asal
menuju satu tempat tujuan yang ditentukan oleh pelanggan. Kontrak spot (spot contract) adalah kontrak
untuk satu kali pelayaran dengan harga yang ditetapkan berdasarkan tarip yang berlaku atau spot market.
Berdasarkan COA dan spot contract, pelanggan membayar hanya ongkos satu kali sewa dan Perseroan
yang mengeluarkan biaya untuk bahan bakar dan jasa pelabuhan. Sebagian dari biaya ini mungkin
dapat dibebankan kepada pelanggan dengan memasukkan ke dalam perhitungan tarip berdasarkan
kontrak COA, yang memiliki klausul penyesuaian harga bahan bakar (bunker adjustment clauses) dan
spot contract. Untuk tarip tetap, Perseroan mungkin bisa memperoleh keuntungan apabila terjadi
penurunan harga bahan bakar dalam masa berlakunya kontrak tersebut dan apabila Perseroan berhasil
membeli bahan bakar lebih murah dari pada harga yang ada dalam kontrak. Sebaliknya, Perseroan bisa
mengalami kerugian seandainya terjadi kenaikan harga bahan bakar dan apabila Perseroan terpaksa
membeli bahan bakar lebih mahal dari pada harga yang dibuat dalam kontrak. Sejak awal tahun 2003,
Perseroan tidak menyewakan lagi kapal dengan sistim bareboat charter.
Sebagai salah satu tolok ukur kinerja operasi, dalam menghitung pendapatan-setara-time charter atau
yang biasa disebut pendapatan “time-charter equivalent (TCE)”, Perseroan melakukan perhitungan yaitu
seluruh pendapatan yang berasal dari COA dan spot contract dikurangi dengan biaya bahan bakar dan
jasa pelabuhan. Dengan perhitungan secara demikian, Perseroan dapat mengukur pendapatan yang
berasal dari COA dan spot contract dengan memakai dasar yang sama yang digunakan untuk perhitungan
time charter, dimana biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan dikesampingkan, mengingat biaya-biaya
tersebut ditanggung secara langsung oleh pihak penyewa. Harap lihat bahasan tentang “Tinjauan
Pendapatan dan Beban” dalam Prospektus ini.
28
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Selama kondisi ekonomi sedang membaik, uang tambang dan marjin di pasar spot biasanya jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan tarip negosiasi untuk kontrak tetap, disebabkan antara lain oleh adanya
‘diskon’ yang langsung diperhitungan dalam kontrak tetap tersebut. Sebaliknya, kontrak tetap menawarkan
tarip yang stabil yang dapat melindungi pendapatan Perseroan pada saat pasar lesu. Berdasarkan
perjanjian time charter, tarip untuk biaya modal (contohnya pemeliharaan) bersifat tetap untuk selama
berlakunya kontrak dan ditentukan pada saat kontrak tersebut ditandatangani. Dengan demikian, tarip
time charter mencerminkan tarip spot yang berlaku pada saat itu dan harapan atas tarip time charter di
masa yang akan datang, namun ditentukan pada saat perjanjian dibuat. Perseroan juga membuat kontrak
COA dengan tarip tetap. Dengan demikian, tarip COA tersebut mencerminkan tarip spot yang berlaku
pada saat itu dan harapan akan tarip COA di masa yang akan datang, namun ditentukan oleh tarip COA
pada saat perjanjian dibuat.
Dari sudut pandang operasi, selama ini Perseroan lebih memilih menyewakan sebagian besar armadanya
berdasarkan kontrak tetap. Berdasarkan kontrak tersebut, Perseroan mampu mengendalikan biaya dan
mengelola arus pendapatan lebih baik, Akan tetapi, hal ini berarti, Perseroan senantiasa dituntut untuk
mampu memantau perkembangan di pasar dan menjaga keseimbangan antara bagaimana melakukan
kontrak dan kesempatan yang ada di dalam pasar spot yang lebih berfluktuatif, sehingga dengan demikian
dapat memperoleh keuntungan pada saat uang tambang meningkat, untuk menjaga fleksibilitas armada
dalam melayani pelanggan yang memiliki lokasi yang berbeda-beda diseluruh dunia, dan untuk menjaga
pertumbuhan pendapatan Perseroan secara konsisten. Selain itu, pasar spot menawarkan kesempatan
untuk adanya arbitrase antara tarip sewa yang harus dibayar Perseroan dengan tarip sewa yang diterima
Perseroan. Contohnya, pada tahun 2005, uang tambang untuk sewa kapal Perseroan yang diberlakukan
terhadap pihak ketiga untuk pasar spot meningkat, sementara itu sebagian besar biaya sewa yang
ditanggung Perseroan bersifat tetap pada tarip yang lebih rendah berdasarkan kontrak jangka panjang.
Tingkat Utilisasi (Pemakaian)
Pendapatan Perseroan tergantung pada tingkat utilisasi kapal. Tingkat utilisasi adalah jumlah hari dalam
satu tahun pada saat dimana kapal-kapal tersebut dapat beroperasi dibandingkan dengan jumlah hari
pada saat dimana kapal tersebut tidak dioperasikan, disebabkan karena dry-docking atau sedang masuk
bengkel untuk pemeliharaan atau perbaikan. Kondisi ini mencerminkan kemampuan Perseroan
mengoperasikan armadanya untuk suatu periode sehingga memperoleh pendapatan. Semakin sedikit
jumlah hari yang digunakan kapal untuk masuk dry-dock, akan semakin tinggi pendapatan, meskipun
untuk mendapatkan kepastian dalam hal pemeliharaan kapal secara baik akan menuntut waktu lebih
banyak untuk tidak mengoperasikan kapal tersebut, namun hal ini akan menurunkan jumlah waktu untuk
masuk bengkel di masa yang akan datang dan akan memperpanjang usia kapal. Tingkat utilisasi
dipengaruhi terutama oleh usia kapal. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, secara umum tingkat utilisasi
armada Perseroan adalah sekitar 96,70% pada tahun 2004, 96,10% pada tahun 2005, 95,90% pada
tahun 2006 dan sekitar 95,90% untuk periode dari tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal
Prospektus ini diterbitkan.
Tabel berikut ini menunjukkan jumlah hari kapal yang tersedia (ship available days), tingkat utilisasi
berdasarkan segmen dan armada Perseroan sesuai dengan periode yang ditunjukkan. Jumlah hari kapal
yang tersedia adalah total kapasitas armada Perseroan untuk satu periode; untuk satu kapal yang dimiliki
Perseroan dalam kurun waktu satu tahun, yaitu 365 hari, dan perhitungannya akan berubah yang
disebabkan karena Perseroan membeli atau menjual kapal. Jumlah hari kapal beroperasi adalah jumlah
hari kapal tersedia dikurangi jumlah hari kapal tidak beroperasi. Tingkat utilisasi adalah angka yang
dihasilkan oleh jumlah hari kapal beroperasi dibagi dengan jumlah hari kapal tersedia untuk satu periode
tertentu.
31 Desember
2004 2005 2006
Hari Kapal Tersedia (Ship available days)
Kapal Tanker Kimia 10.585,8 11.786,0 12.385,8
Kapal Tanker Minyak 2.764,0 4.912,0 5.686,0
Kapal Gas 1.464.0 1.501,0 1.891,0
Kapal Tanker Lainnya (1) 324,0 — 365,0
Total Armada 15.137,8 18.199,0 20.327,8
29
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
31 Desember
2004 2005 2006
Hari Tidak Beroperasi (Off-hire days)
Kapal Tanker Kimia 224,0 233,7 237,7
Kapal Tanker Minyak 96,8 386,9 364,4
Kapal Gas 30,0 89,1 76,1
Kapal Tanker Lainnya (1) 145,1 — 22,3
Total Armada 496,0 709,7 901,2
31 Desember
2004 2005 2006
Hari Kapal Beroperasi (Ship tradeable days)
Kapal Tanker Kimia 10.361,7 11.552,3 12.148,1
Kapal Tanker Minyak 2.667,2 4.525,1 5.321,6
Kapal Gas 1.434,0 1.411,9 1.814,9
Kapal Tanker Lainnya (1) 178,9 — 142,0
Total Armada 14.641.8 17.489,3 19.426,6
Tingkat Utilisasi (Utilisation rate)
Kapal Tanker Kimia 97,9% 98,0% 98,1%
Kapal Tanker Minyak 96,5% 92,1% 93,6%
Kapal Gas 98,0% 94,1% 96,0%
Kapal Tanker Lainnya (1) 55,2% — 38,9%
Total Armada 96,7% 96,1% 95,6%
Catatan:
(1) Satu kapal tanker aspal tahun 2004 dan satu kapal FPSO tanker tahun 2006.
Beban/Biaya
Beban Perseroan terdiri dari terutama biaya berlayar, biaya operasi kapal dan biaya sewa, biaya
penyusutan dan beban keuangan.
Biaya berlayar merupakan salah satu komponen biaya terbesar bagi Perseroan. Perseroan membayar
biaya berlayar setiap kali Perseroan menyewakan kapal-kapalnya berdasarkan kontrak spot atau COA;
sedangkan pada saat menyewakan berdasarkan time charter, Perseroan tidak membayar biaya berlayar
karena biaya ini ditanggung oleh pelanggan. Perseroan hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
kendali atas perubahan yang terjadi pada biaya berlayar yang disebabkan antara lain oleh
ketergantungannya pada harga bahan bakar atau beban jasa pelabuhan yang ditetapkan oleh
administrator pelabuhan. Akan tetapi, berdasarkan perjanjian tertentu dalam COA, Perseroan memiliki
kemungkinan untuk meneruskan sebagian atau seluruh biaya bunker kepada pelanggan, apabila perjanjian
tersebut memuat klausul pengubahan harga bahan bakar.
Untuk kapal-kapal yang dimiliki dan disewa atas dasar bareboat charter, Perseroan mengeluarkan biaya
operasi cukup signifikan, termasuk biaya yang terkait awak kapal, dan biaya pemeliharaan dan perbaikan.
Untuk kapal-kapal yang disewa Perseroan berdasarkan time charter, biaya operasi kapal ditanggung
oleh pemilik kapal. Baik untuk kapal yang disewa berdasar bareboat charter maupun time charter, biaya
yang dikeluarkan Perseoran termasuk biaya sewa yang dibayarkan kepada para pemilik kapal. .
Selama ini, penyusutan merupakan komponen biaya paling besar dari kapal yang dimiliki Perseroan.
Jumlah penyusutan yang dikeluarkan Perseroan sebagai biaya bervariasi dari tahun ke tahun karena
dipengaruhi oleh penilaian pihak ketiga atas kapal-kapal tersebut, yang dapat berfluktuasi sesuai dengan
kondisi pasar. Harap lihat bab “Kebijakan Akuntansi Signifikan – Usia Manfaat dan Penyusutan Kapal”
dalam Prospektus ini.
Selain itu, beban keuangan Perseroan cukup signifikan. Perseroan menanggung beban keuangan
terutama dalam rangka pembelian kapal-kapal untuk mengembangkan armadanya.
30
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perpajakan
Kepemilikan kapal-kapal Perseroan adalah melalui anak-anak perusahaannya, dimana masing-masing
anak memiliki dan mengoperasikan kapal tersebut. Anak-anak perusahaan tersebut didirikan di Singapura,
Panama, Inggris (United Kingdom), Malaysia, Kepulauan Marshall dan Indonesia. Anak perusahaan
Perseroan yang berdomisili di Singapura memperoleh manfaat pembebasan pajak dan mendapat
beberapa insentif. Selain di dalam batas-batas pelabuhan Singapura, perusahaan pelayaran Singapura
tidak dikenakan pajak atas pendapatannya yang berasal dari: a) barang yang diangkut oleh dan kapal
yang disewa dari perusahaan pelayaran Singapura, termasuk operasi tunda/penarikan (towing) dan
penyelamatan (salvage) yang dilaksanakan oleh kapal Singapura; dan b) barang yang diangkut oleh
kapal asing menuju Singapura, kecuali pengangkutan tersebut merupakan pindah kapal (transhipment)
dari Singapura. Anak-anak perusahaan Perseroan yang tidak berdomisili di Singapura didirikan dalam
yurisdiksi yang memiliki manfaat insentif atau pembebasan pajak yang mirip dengan manfaat yang
diberikan oleh Singapura terutama untuk perusahaan pelayaran. Seandainya peraturan perpajakan yang
berlaku di Singapura atau dalam yurisdiksi dimana anak-anak perusahaan Perseroan tersebut berganti
domisili, atau seandainya Perseroan akan kehilangan manfaat pembebasan pajak tersebut, maka
perseroan harus mencari yurisdiksi pengganti sebagai domisili anak-anak perusahaan tersebut. Biaya
yang berkaitan dengan pendirian kembali anak perusahaan atau ketidakmampuan Perseroan untuk
mendirikan anak perusahaan di dalam yurisdiksi yang memiliki perlakuan pajak yang menguntungkan
(favourable), dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan.
3. TINJAUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
Perseroan berkeyakinan bahwa tolok ukur penting untuk menganalisis tren hasil kegiatan usaha adalah
pendapatan setara sewa-berdasarkan waktu /TCE dan pendapatan TCE per kapal hari beroperasi
(tradeable day). Pendapatan TCE terdiri dari pendapatan usaha pelayaran (yaitu pendapatan usaha
Perseroan dikurangi dengan pendapatan yang berasal dari imbalan keagenan dan penyimpanan) dikurangi
biaya berlayar (yaitu biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan). Berdasarkan kontrak time charter, pihak
penyewa bertanggung jawab untuk membayar semua biaya berlayar, sedangkan berdasar kontrak spot
dan COA, Perseroan menanggung semua biaya berlayar. Mempertimbangkan keadaan tersebut, apabila
pendapatan yang berasal dari kontrak spot dan COA dikurangi dengan biaya berlayar akan menjadi
setara dengan pendapatan yang berasal dari time charter. Dengan demikian, hasil tersebut dapat memberi
gambaran secara lebih tepat tentang pendapatan yang berasal dari beroperasinya kapal-kapal Perseroan.
Selain itu, uang tambang sangat bervariasi untuk setiap kontrak yang ditentukan oleh berbagai variabel,
Pendapatan TCE dapat memberikan gambaran umum akan tren uang tambang.
Komponen untuk perhitungan pendapatan TCE termasuk perihal berikut ini:
� Pendapatan Pelayaran (Shipping Revenues): Perseroan mendefinisikan Shipping Revenues adalah
pendapatan operasi dikurangi pendapatan yang berasal dari keagenan dan penyimpanan/gudang.
� Angka Rata-Rata Kapal: Perseroan mendefinisikan angka rata-rata kapal dalam satu periode adalah
jumlah kapal yang dimiliki dan disewa dalam satu periode.
� Hari Kapal Tersedia (Ship Available Days): Perseroan mendefinisikan jumlah hari kapal adalah
jumlah semua hari dalam satu periode dimana Perseroan memiliki setiap kapal.
� Hari Kapal Beroperasi (Ship Tradeable Days): Perseroan mendefinisikan adalah jumlah hari kapal
adalah seluruh jumlah hari kapal berniaga dalam satu periode, dikurangi jumlah hari kapal tidak
beroperasi (off-hire days) yaitu hari-hari saat kapal masuk galangan (dry-dock) untuk pemeliharaan
atau perbaikan atau hal lain sehingga tidak dapat beroperasi.
� Biaya Berlayar (Voyage Expenses): Biaya berlayar terdiri dari biaya bahan bakar dan biaya sandar.
Tabel berikut ini menggambarkan angka rata-rata kapal dalam armada Perseroan, usia rata-rata mereka,
pendapatan TCE per hari kapal berlayar dan biaya operasi kapal per hari kapal tersedia, menurut
golongannya dan segmennya, untuk tiga tahun terakhir.
31
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
31 Desember
2004 2005 2006
Kapal Tanker Kimia:
Angka Rata-rata Kapal(1) 29,5 32,6 34,3
Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 7,7 8,3 8,4
Tingkat Utilisasi(2) 97,90% 97,90% 98,10%
TCE per hari(3)(Rp 000) 67.761,8 91.129,2 88.443,5
Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 14.038,1 15.505,4 20.426,2
Kapal Tanker Minyak:
Angka Rata-rata Kapal(1) 7,7 13,8 15,7
Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 11,8 13,3 14,1
Tingkat Utilisasi(2) 96,5% 92,1% 93,6%
TCE per hari(3)(Rp 000) 98.097,6 184.040,6 206.773,2
Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 18.381,9 29.252,9 40.810,9
Kapal tanker Gas:
Angka Rata-rata Kapal(1) 4,0 4,2 5,3
Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 13,3 13,3 11,9
Tingkat Utilisasi(2) 98,0% 94,1% 96,0%
TCE per hari(3)(Rp 000) 42.573,9 71.843,4 70.874,1
Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 14.672,2 19.630,7 23.481,6
Kapal Tanker Lainnya: (5)
Angka Rata-rata Kapal(1) 0,9 0,1 1,0
Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) - 25,0 26,0
Tingkat Utilisasi(2) 55,2% 0,0% 38,9%
TCE per hari(3)(Rp 000) 8.093,7 - -
Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 18.972,4 - -
Seluruh Armada:
Angka Rata-rata Kapal(1) 42,1 50,6 56,3
Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 9,1 10,2 10,6
Tingkat Utilisasi(2) 96,7% 96,1% 95,6%
TCE per hari(3)(Rp 000) 216.527,1 347.013,2 366.090,9
Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 66.064,6 64.389,0 84.718,6
Catatan:
(1) Angka rata-rata kapal, baik yang dimiliki maupun disewa pada setiap akhir bulan dalam satu periode
tertentu.
(2) ”Tingkat Utilisasi” dihitung berdasarkan jumlah hari kapal berlayar dibagi dengan hari kapal tersedia
dalam satu periode tertentu.
(3) ”TCE per hari” dihitung berdasarkan (a) pendapatan ditambah pendapatan ditangguhkan dikurangi
biaya dan komisi pelayaran dan komisi serta biaya berlayar yang masih harus dibayar (accrued voyage
expenses and commissions) dibagi dengan (b) jumlah hari kapal berlayar dalam satu periode tertentu.
(4) Biaya operasi kapal per hari adalah seluruh biaya operasi Perseroan dibagi dengan jumlah hari kapal
tersedia.
(5) Satu kapal tanker aspal pada tahun 2004 dan satu kapal FPSO pada tahun 2005 dan 2006.
Pada tingkat kelompok usaha, pendapatan TCE Perseroan meningkat sebesar Rp316.424,4 juta atau
15,92% dari Rp1.986.990,3 juta pada tahun 2005 menjadi Rp2.303.414,7 juta pada tahun 2006; dan
sebesar Rp960.717,3 juta, atau 93,61%, dari Rp1.026.273,0 juta pada tahun 2004 menjadi Rp1.986.990,3
juta di tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan pendapatan operasi sejalan
dengan semakin berkembangnya armada Perseroan, dan setelah dikurangi dengan kenaikan biaya
berlayar.
Pendapatan Operasi
Perseroan dan Anak Perusahaan memperoleh pendapatan usahanya terutama dari mengelola angkutan
laut. Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari pendapatan yang berasal dari 3 segmen bisnis yaitu:
bahan kimia, minyak dan gas. Pendapatan Perseroan didorong terutama oleh jumlah kapal dalam
armadanya, jumlah hari bagi kapal-kapal dalam armada Perseroan beroperasi, dan uang tambang yang
32
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
diperoleh kapal-kapal tersebut menurut kontrak sewanya. Sejak permulaan tahun 2004, Perseroan
memperoleh sekitar 60% sampai 80% pendapatan usaha operasinya berasal dari kapal-kapal yang
dimilikinya, dan sekitar 20% sampai 40% dari kapal-kapal yang disewanya. Perseroan juga memperoleh
sebagian kecil pendapatan usahanya dari pendapatan keagenan dan penyimpanan, yang dicatat tersendiri
di luar 3 unit kegiatan usaha utama Perseroan dan Anak Perusahaan tersebut di atas.
Tabel berikut ini menunjukkan pendapatan kegiatan usaha Perseroan selama tiga tahun terakhir, menurut
segmen usahanya.
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta % Rp juta % Rp juta %
Pendapatan Operasi
Kimia 1.004.913,7 74,4 1.479.850,3 56,5 1.594.940,7 51,9
Minyak 266.465,4 19,7 1.011.094,6 38,6 1.317.613 ,31 42,9
Gas66.872,6 4,9117.255,3 4,5148.477,5 4,8
Lainnya12 13.181,4 1,0 8.992,2 0,4 12.756,1 0,4
Total 1.351.433,1 100,0 2.617.192,4 100,0 3.073.787,6 100,0
Catatan:
(1) Termasuk pendapatan dari mengoperasikan satu kapal tanker FPSO mulai bulan Agustus 2006 sebesar
Rp70.726 juta untuk tahun 2006.
(2) Terdiri dari pendapatan dari keagenan dan penyimpanan dan pendapatan dari satu kapal tanker
aspal pada tahun 2004.
Tabel berikut ini menunjukkan pendapatan pelayaran berdasarkan kawasan geografis pelabuhan muat
untuk tiga tahun terakhir:
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta % Rp juta % Rp juta %
Pendapatan Pelayaran
Asia Tenggara 899.754,5 66,6 1.340.951,0 51,2 1.788.092,5 58,2
Asia Utara 245.712,5 18,2 506.862,0 19,4 670.183,4 21,8
Asia Selatan dan Timur Tengah 180.487,0 13,3 493.268,0 18,8 535.117,9 17,4
Europa - - 77.680,0 3,0 66.946,1 2,2
Lainnya 25.479,5 1,9 198.431,4 7,6 13.447,7 0,4
Total 1.351.433,5 100,00 2.617.192,4 100,00 3.073.787,6 100,00
Faktor utama yang mendorong pendapatan Perseroan adalah jumlah kapal dalam armadanya. Untuk
menghitung ukuran armada pada akhir atau awal tahun buku, Perseroan menghitung kapal yang kontrak
sewanya habis atau dijual pada tanggal 31 Desember dalam suatu tahun buku tertentu, dianggap mulai
berlaku pada tanggal 1 Januari tahun buku berikutnya.
Pada tanggal 1 Januari 2004, armada Perseroan mengoperasikan 40 kapal, dengan jumlah kapasitas
tonase sebesar 421.599 DWT. Pada tahun 2004, Perseroan menambah 12 kapal tanker terdiri dari 4
kapal tanker kimia melalui cara pembelian, 2 kapal tanker minyak melalui pembelian dan 6 kapal tanker
kimia melalui sewa. Perseroan juga mengurangi 8 kapal: dengan menjual 1 kapal tanker aspal yang
dimiliki namun kapal tersebut bukan merupakan bagian dari 3 bisnis utama Perseroan, menjual 2 kapal
tanker kimia dan tidak lagi memperpanjang 5 kapal tanker kimia sewaan. Jumlah rata-rata kapal Perseroan
pada tahun 2004 adalah 42,1 unit kapal. Jumlah kapasitas tonase bersih yang diperoleh Perseroan
melalui transaksi tersebut pada tahun ini adalah 305.570 DWT, sedangkan total kapasitas tonase pada
tanggal 31 Desember 2004 adalah 727.169 DWT.
Pada tahun 2005, Perseroan menambah 7 kapal tanker minyak melalui pembelian, 2 kapal tanker kimia
melalui cara pembelian, dan 1 kapal tanker gas dari pembelian dan 2 kapal tanker kimia melalui
penyewaan. Perseroan juga mengurangi 3 kapal: dengan cara menjual 1 kapal tanker minyak, dan 2
kapal tanker kimia sewaan. Jumlah rata-rata kapal Perseroan pada tahun 2005 adalah 50,6 unit kapal.
33
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Jumlah kapasitas tonase bersih yang diperoleh Perseroan melalui transaksi tersebut pada tahun ini
adalah 569.988 DWT, sedangkan total kapasitas tonase pada tanggal 31 Desember 2005 adalah 1.297.157
DWT.
Pada tahun 2006, armada Perseroan bertambah 7 kapal: yaitu menambah 2 kapal tanker minyak melalui
pembelian, 1 kapal tanker kimia melalui pembelian, 1 kapal tanker gas melalui pembelian dan 3 kapal
tanker kimia melalui penyewaan. Perseroan juga mengurangi 1 kapal tanker kimia sewaan dan
menyelesaikan perubahan/konversi satu kapal tanker minyak menjadi kapal tanker FPSO. Jumlah rata-
rata kapal Perseroan pada tahun 2006 adalah 56,3 unit kapal. Jumlah kapasitas tonase bersih yang
diperoleh Perseroan melalui transaksi tersebut pada tahun ini adalah 221.330 DWT, sedangkan total
kapasitas tonase pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 1.518.487 DWT.
Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan
kontrak spot sebesar sekitar 75,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 24,3%. Pada tahun
2005, angka-angka tersebut masing-masing adalah sekitar 78,7% dan 21,3%; sedangkan untuk tahun
2004 masing-masing adalah sekitar 76,1% dan 23,9%.
Kapal Tanker Kimia
Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker kimia berasal dari kegiatan
pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker
kimia, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,
armada kapal tanker kimia Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 29,5 unit kapal pada tahun
2004, menjadi 32,6 unit kapal tahun 2005 dan meningkat menjadi 34,3 unit kapal tahun 2006. Dari
tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal
tanker kimia Perseroan adalah 36,7 unit kapal.
Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker kimia Perseroan terdiri dari 28 kapal dengan total
kapasitas tonase sebesar 189.469 DWT. Selama tahun 2004, Perseroan menambah 10 kapal tanker
kimia dan mengurangi 7 kapal, sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih setara dengan 72.066
DWT. Pada tanggal 31 Desember 2004, Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang
terdiri dari 31 kapal, yaitu 21 kapal milik Perseroan dan 10 kapal sewa carter, dengan total kapasitas
tonase sebesar 261.535 DWT.
Pada tahun 2005, Perseroan menambah 4 kapal tanker kimia dan mengurangi 2 kapal, sehingga
memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 47.358 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2005,
Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang terdiri dari 33 kapal, yaitu 23 kapal milik
Perseroan dan 10 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 308.893 DWT.
Pada tahun 2006, Perseroan menambah 4 kapal tanker kimia dan mengurangi 1 kapal, sehingga
memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 82,676 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2006,
Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang terdiri dari 36 kapal, yaitu 24 kapal milik
Perseroan dan 12 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 391.569 DWT.
Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan
kontrak spot sebesar sekitar 93,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 6,3%. Pada tahun
2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah
sekitar 97,3% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 2,7%; sedangkan untuk tahun 2004 masing-
masing adalah sekitar 97,2 % dan 2,8%.
Kapal Tanker Minyak
Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker minyak berasal dari kegiatan
pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker
minyak, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,
armada kapal tanker minyak Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 7,7 unit kapal pada tahun
2004, menjadi 13,8 unit kapal tahun 2005 dan meningkat menjadi 15,7 unit kapal tahun 2006. Dari
tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal
tanker minyak Perseroan adalah 16,0 unit kapal.
34
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker minyak Perseroan terdiri dari 7 kapal dengan total
kapasitas tonase sebesar 213.731 DWT. Selama tahun 2004, Perseroan menambah 2 kapal tanker
minyak dan tidak ada pengurangan kapal, sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih setara
dengan 237.252 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2004, Perseroan mengoperasikan armada kapal
minyak sebanyak 9 kapal, yaitu 8 kapal milik Perseroan dan 1 kapal sewa carter, dengan total kapasitas
tonase sebesar 450.983 DWT.
Pada tahun 2005, Perseroan menambah 7 kapal tanker minyak dan mengurangi 1 kapal, sehingga
memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 517.217 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2005, armada
kapal tanker minyak Perseroan mengoperasikan 15 kapal, yaitu 14 kapal milik Perseroan dan 1 kapal
sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 968.200 DWT.
Pada tahun 2006, Perseroan menambah 2 kapal tanker minyak dan tidak ada pengurangan kapal,
sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 133.554 DWT. Pada tanggal 31 Desember
2006, armada kapal tanker minyak Perseroan mengoperasikan 16 kapal, yaitu 15 kapal milik Perseroan
dan 1 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 1.040.880 DWT. Disamping itu, pada
tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 1 kapal tanker FPSO dengan
kapasitas 60.874 DWT, dimana pencatatan pendapatan dari kapal ini dimasukan ke dalam segmen
bisnis kapal tanker minyak. Perseroan mulai melaksanakan konversi kapal tanker minyak menjadi kapal
tanker FPSO pada bulan Desember 2005 dan pekerjaan tersebut diselesaikan pada bulan Augustus
2006.
Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan
kontrak spot sebesar sekitar 58,4% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 41,6%. Pada tahun
2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah
sekitar 54,4% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 45,6%; sedangkan untuk tahun 2004
pendapatan tersebut masing-masing adalah sekitar 6,2% dan 93,8%. Perseroan memperoleh 100%
pendapatan kapal tanker FPSO berasal dari kontrak time charter.
Kapal Tanker Gas
Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker gas berasal dari kegiatan
pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker
gas, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,
armada kapal tanker gas Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 4,0 unit kapal pada tahun
2004, menjadi 4,2 unit kapal tahun 2005, dan meningkat menjadi 5,3 unit kapal tahun 2006. Dari tanggal
31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal tanker gas
Perseroan adalah 7,0 unit kapal.
Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 4 kapal dengan total
kapasitas tonase sebesar 14.126 CBM (14.651 DWT). Perseroan tidak menambah dan tidak juga
mengurangi jumlah kapal tanker gas selama tahun 2004.
Pada tahun 2005, Perseroan menambah satu kapal tanker gas dan tidak ada pengurangan kapal sehingga
dengan demikian memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 5.000 CBM (5.413 DWT). Pada tanggal
31 Desember 2005, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 5 kapal, semuanya milik
Perseroan dengan total kapasitas tonase sebesar 19.126 CBM (20.064 DWT).
Pada tahun 2006, Perseroan menambah satu kapal tanker gas dan tidak ada pengurangan kapal sehingga
dengan demikian memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 5.000 CBM (5.100 DWT). Pada tanggal
31 Desember 2006, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 6 kapal, semuanya milik
Perseroan dengan total kapasitas tonase sebesar 29.126 CBM (25.064 DWT).
Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan
kontrak spot sebesar sekitar 33,1% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 66,9%. Pada tahun
2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah
sekitar 37,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 62,3%; sedangkan untuk tahun 2004
pendapatan tersebut masing-masing adalah sekitar 36,2% dan 63,8%.
35
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Biaya Berlayar (Voyage Expenses)
Biaya berlayar Perseroan terdiri dari biaya bahan bakar dan biaya sandar/jasa pelabuhan (port charges).
Biaya bahan bakar tergantung terutama pada ukuran besarnya armada serta harga bahan bakar di
pasar terbuka. Biaya bahan bakar termasuk biaya untuk minyak kapal (marine fuel oil) dan untuk gas
kapal (marine gas oil). Perseroan memakai marine fuel oil untuk mesin utama kapal dan marine gas oil
untuk mesin tambahan (auxiliary engines). Dari jumlah bahan bakar yang dipakai Perseroan, sekitar
dua-pertiganya dipakai untuk marine fuel oil dan sepertiganya untuk marine gas oil.
Selama tiga tahun terakhir, biaya bahan bakar telah meningkat terutama disebabkan karena bertambahnya
jumlah kapal di dalam armada Perseroan. Disamping itu, harga bahan bakar telah meningkat dari
USD186,8 per ton pada tahun 2004 menjadi USD275,0 per ton pada tahun 2005, kemudian meningkat
lagi menjadi USD321,5 per ton pada tahun 2006, berdasarkan harga rata-rata pasar Singapura. Untuk
marine gas oil, harganya telah meningkat dari USD342,1 per ton pada tahun 2004 menjadi USD488,2
per ton pada tahun 2005 dan menjadi USD573,6 per ton pada tahun 2006.
Biaya sandar sudah termasuk biaya jasa pelabuhan yang ditagih oleh pihak pelabuhan dimana kapal
singgah termasuk biaya pasasi (passing charges) untuk melewati terusan (canal). Biaya sandar Perseroan
ditentukan terutama oleh jumlah kapal dalam armada Perseroan dan jumlah pelabuhan yang
disinggahinya. Dalam perhitungan yang lebih detil, biaya sandar juga dipengaruhi oleh biaya rata-rata
jasa pelabuhan untuk setiap kali kapal singgah. Pada tahun 2004, armada Perseroan berlabuh di
pelabuhan sebanyak 3.960 kali, pada tahun 2005 sebanyak 3.336 kali dan pada tahun 2006 sebanyak
3.972 kali. Pada tahun 2006, rata-rata biaya sandar untuk satu kali per pelabuhan (port charges per port
call) meningkat karena armada Perseroan lebih sering memasuki pelabuhan-pelabuhan di Eropa dan
Timur Tengah, yang umunya tarip biaya sandarnya lebih mahal dibandingkan dengan tarip di Asia, selain
itu mereka harus lebih sering melewati Terusan Suez dimana biaya pasasinya tinggi. Perseroan
mengeluarkan biaya berlayar hanya apabila Perseroan menyewakan kapal-kapalnya berdasarkan kontrak
spot dan COA, tetapi hal ini tidak terjadi untuk kontrak time charter. Sehingga dengan demikian, biaya
berlayar akan berfluktuasi tergantung dari prosentase kapal yang beroperasi berdasarkan tipe kontrak
yang berbeda tersebut. Contohnya, dalam segmen kapal tanker minyak, pada tahun 2004 Perseroan
mengoperasikan sebagian besar kapal-kapalnya berdasarkan time charter, akan tetapi pada tahun 2005
dan 2006, sebagian besar kapal-kapal Perseroan dioperasikan berdasarkan kontrak spot dan COA.
Dengan demikian, biaya berlayar untuk segmen usaha ini meningkat.
Harap lihat ”Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dibandingkan dengan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 – Biaya Berlayar” dalam Prospektus ini.
Biaya Sewa (Charter Expenses)
Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan sehubungan dengan sewa kapal dari pihak
ketiga. Selama tiga tahun terakhir, hampir semua kapal yang disewa Perseroan, kecuali satu, adalah
kapal tanker kimia. Angka rata-rata kapal tanker kimia yang disewa Perseroan adalah 9,6 unit kapal
pada tahun 2004, 10,3 unit kapal pada tahun 2005 dan 10,8 unit kapal pada tahun 2006. Perseroan
menyewa satu kapal tanker minyak selama tiga tahun terakhir ini.
Biaya Operasi Kapal
Biaya operasi kapal Perseroan adalah biaya yang dikeluarkan Perseroan untuk menjalankan kapalnya.
Biaya ini termasuk pengeluaran untuk hal berikut ini: gaji awak kapal, biaya untuk perbaikan dan
pemeliharaan kapal, baik yang bersifat rutin maupun diluar kebiasaan, termasuk untuk membeli suku
cadang, biaya asuransi, biaya perlengkapan berlayar dan biaya transportasi untuk mengangkut suku
cadang pada saat kapal sedang transit, uang makan untuk para awak kapal, pengurusan dokumen, dan
biaya pelumas untuk mesin-mesin kapal.
Kontribusi dari tiap-tiap segmen bisnis Perseroan terhadap biaya operasi kapal ini ditentukan terutama
oleh ukuran dan usia yang berbeda-beda dari kapal tanker kimia, kapal tanker minyak dan kapal tanker
gas dalam armada Perseroan, serta basis biaya yang berbeda untuk kapal-kapal tanker kimia, minyak
dan gas tersebut.
36
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada tahun 2006, 2005 dan 2004, biaya operasi kapal untuk segmen kapal tanker kimia masing masing
adalah sekitar 15,9%, 12,3% dan 14,8%; sedangkan untuk segmen kapal tanker minyak masing-masing
adalah sekitar 17,6%, 14,2% dan 19,1%; sedangkan untuk kapal tanker gas masing-masing adalah
sekitar 29,9%, 25,1% dan 32,1%.
Penyusutan
Perseroan mencatat beban penyusutan atas kapal yang dimiliki dalam akun tersendiri. Beban penyusutan
merupakan komponen biaya yang paling besar untuk mengoperasikan kapal-kapal yang dimiliki. Perseroan
menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis setiap
kapal, dengan jangka waktu antara 5 tahun sampai 25 tahun. Penyusutan didasarkan pada biaya perolehan
dikurangi taksiran nilai akhir/residunya. Beban ini bervariasi untuk setiap tahunnya karena perhitungannya
sebagian didasarkan atas penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada tahun 2006, 2005 dan 2004,
Perseroan menanggung beban penyusutan masing-masing sebesar Rp392.828,9 juta, Rp311.233,4 juta
dan Rp167.358,7 juta
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi Perseroan terutama adalah gaji untuk para karyawan/awak darat, beban
kantor untuk kantor-kantor Perseroan yang berlokasi di 12 kota yang tersebar di kawasan Asia, Eropa
dan Timur Tengah per tanggal 31 Desember 2006 (termasuk biaya tertentu yang berkaitan dengan
pembukaan beberapa kantor pemasaran diantaranya yang dibuka akhir-akhir ini di kota Glasgow, Dubai,
Mumbai, Beijing dan Shanghai), biaya tenaga ahli penasihat keuangan, konsultan hukum dan konsultan,
biaya pemasaran, telekomunikasi, beban bank, transportasi, penyusutan peralatan kantor, imbalan paska
kerja/pensiun, representasi, pendidikan dan pelatihan.
Dari seluruh beban umum dan administrasi, gaji merupakan komponen biaya yang paling tinggi. Dalam
akun ini termasuk upah, pembayaran jaminan sosial, pensiun untuk para karyawan (terutama staff
administrasi dan manajemen), serta termasuk awak darat yang digaji sebagai staff darat. Sebagian
besar beban gaji karyawan dibayarkan dalam Rupiah, sehingga dengan demikian tidak mengandung
risiko terhadap gejolak perubahan nilai tukar mata uang asing dan inflasi. Selama tiga tahun terakhir,
porsi gaji karyawan darat ini kurang dari sepertiga dari beban umum dan administrasi
Beban Keuangan Bersih dan Beban Lainnya.
Beban keuangan dan beban lainnya bersih Perseroan termasuk keuntungan dan kerugian dari perubahan
nilai tukar mata uang asing, transaksi swap, keuntungan dari kepemilikan saham pada anak perusahaan
asosiasi, pendapatan investasi, bermacam-macam beban keuangan dan keuntungan dan kerugian
lainnya.
Komponen biaya paling besar dari beban keuangan dan beban lainnya bersih ini adalah beban keuangan
dalam rangka pembelian kapal untuk memperkuat armada Perseroan. Beban keuangan ini terutama
adalah pembayaran bunga bank dan sebagian kecil lainnya merupakan pembayaran kupon obligasi.
Selama tiga tahun ini, beban keuangan meningkat secara signifikan sejalan dengan meningkatnya
pembelian kapal untuk mengembangkan armada Perseroan.
Beban Pajak
Pada umumnya, operasi anak perusahaan Perseroan memperoleh manfaat pajak dan pembebasan
pajak tertentu. Harap lihat bagian Perpajakan tersebut di atas. Selama tiga tahun terakhir, beban pajak
Perseroan tidak terlalu signifikan dan untuk tahun 2006 ini beban pajak adalah sekitar Rp8.755,6 juta.
Komponen terbesar hutang pajak adalah pajak pertambahan nilai yang dapat diteruskan pembebanannya
kepada para pelanggan dan tidak akan mengurangi pendapatan dalam laporan rugi laba Perseroan.
4. HASIL OPERASI
Tabel berikut menggambarkan pendapatan usaha, beban operasi dan akun lainnya yang angka-angkanya
dikutip dari laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Desember 2006, 2005 dan 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Tabel ini menyajikan angka
dari laporan keuangan auditan tersebut dan untuk keperluan analisa disajikan dalam bentuk prosentasenya
terhadap pendapatan usaha.
37
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta % Rp juta % Rp juta %
Pendapatan Usaha
Kimia 1.004.913,7 74,4 1.479.850,3 56,5 1.594.940,7 51,9
Minyak 266.465,4 19,7 1.011.094,5 38,6 1.317.613,3 (1) 42,9
Gas 66.872,6 4,9 117.255,4 4,5 148.477,5 4,8
Lainnya ( 2) 13.181,3 1,0 8.992,2 0,3 12.756,1 0,4
Total 1.351.433,1 100,0 2.617.192,4 100,0 3.073.787,6 100,0
Biaya Berlayar (315.749,7) (23,4) (637.385,2) (24,4) (757.645,7) (24,6)
Pendapatan Usaha setelah
Biaya Berlayar 1.035.683,4 76,6 1.979.807,2 75,6 2.316.141,9 75,4
Biaya Sewa (255.071,6) (18,9) (248.143,0) (9,5) (269.152,7) (8,8)
Biaya Operasi Perkapalan
Kimia (148.604,4) (11,0) (182.746,6) (7,0) (252.994,6) (8,2)
Minyak (50.807,7) (3,8) (143.690,2) (5,5) (232.050,6)(3) (7,6)
Gas (21.480,1) (1,6) (29.465,7) (1,1) (44.403,7) (1,4)
Lainnya (4) (6.147,0) (0,4) (15.953,9) (0,6) (2.148,2) (0,1)
Total (227.039,2) (16,8) (371.856,4) (14,2) (531.867,1) (17,3)
Penyusutan Kapal (167.358,7) (12,4) (311.233,3) (11,9) (392.828,9) (12,8)
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta % Rp juta % Rp juta %
Laba Kotor 386.213,9 28,6 1.048.574,5 40,0 1.122.293,2 36,5
Biaya Umum dan Administrasi (80.781,6) (6,0) (102.752,9) (3,9) (175.901,5) (5,7)
Pendapatan sebelum Beban
Keuangan dan Lainnya 305.432,3 22,6 945.821,6 36,1 946.391,7 30,8
Beban Keuangan dan Lainnya Bersih (57.583,9) (4,3) (292.835,5) (11,2) 267.643,7 8,7
Pendapatan sebelum Pajak 247.848,4 18,3 652.986,1 24,9 1.214.035,4 39,5
Pajak (4.644,2) (0,3) (7.800,5) (0,3) (8.755,6) (0,3)
Laba Tahun Berjalan 243.204,2 18,0 645.185,6 24,6 1.205.279,8 39,2
Catatan:
(1) Termasuk pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO sejak bulan Agustus 2006, dengan jumlah
sekitar Rp70.726,1 juta pada tahun 2006.
(2) Termasuk pendapatan dari keagenan dan penyimpanan, dan pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker
aspal pada tahun 2004.
(3) Termasuk beban dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO sejak bulan Agustus 2006, dengan jumlah sekitar
Rp10.063,2 juta pada tahun 2006.
(4) Termasuk pendapatan dari keagenan dan penyimpanan, dan pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker
aspal pada tahun 2004.
Tahun yang Berakhir Pada tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Pendapatan Operasi
Pendapatan Usaha. Pendapatan usaha konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar
Rp452.831,3 juta atau sekitar 17,4% dari Rp2.608.200,2 juta pada tahun 2005 menjadi Rp3.061.031,5
juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan atas uang tambang, khususnya
untuk bahan kimia. Jumlah rata-rata armada Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat dari 50,6 unit
kapal pada tahun 2005 menjadi 56,3 kapal pada tahun 2006, sehingga dengan demikian jumlah kapasitas
tonase juga meningkat sebesar 221.330 DWT dari 1.297.157 DWT pada tanggal 31 Desember 2005
menjadi 1.518.487 DWT pada tanggal 31 Desember 2006.
38
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker Kimia. Pendapatan usaha Perseroan yang berasal dari segmen usaha kapal tanker kimia
meningkat Rp115.090,4 juta atau sekitar 7, 8% dari Rp1.479.850,3 juta pada tahun 2005 menjadi
Rp1.594.940,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh baik karena adanya kenaikan
atas uang tambang untuk bahan kimia, mengingat sebagian besar kontrak berupa spot kontrak di tahun
2006, dan karena semakin berkembangnya jumlah kapal tanker kimia dalam armada Perseroan dari
angka rata-rata kapal sebesar 32,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 unit kapal pada tahun
2006.
Kapal Tanker Minyak. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker minyak meningkat
sebesar Rp306.518,8 juta atau 30,3%, dari sekitar Rp1.011.094,5 juta pada tahun 2005 menjadi
Rp1.317.613,3 juta pada tahun 2006. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka
rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari angka rata-rata sebesar 13,4 unit kapal
pada tahun 2005 menjadi 15,7 unit kapal pada tahun 2006. Uang tambang untuk angkutan kapal tanker
minyak meningkat walaupun secara moderat pada tahun 2006 namun hal tersebut ikut meningkatkan
pendapatan usaha Perseroan. Selain itu, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp.70.726,1
juta yang berasal dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO di dalam pendapatan usaha segmen
kapal tanker minyak ini pada tahun 2006, sedangkan untuk tahun 2005 belum ada pendapatan dari
kapal tersebut. Jumlah rata-rata kapal untuk kapal tanker FPSO adalah sebesar 1,0 unit kapal pada
tahun 2006.
Kapal Tanker Gas. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker gas meningkat sebesar
Rp31.222,1 juta atau 26,6%, dari sekitar Rp117.255,3 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp148.477,5
juta pada tahun 2006. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka rata-rata kapal
tanker gas dalam armada Perseroan dari angka rata-rata sebesar 4,2 unit kapal pada tahun 2005 menjadi
5,3 unit kapal pada tahun 2006. Disamping perihal tersebut di atas, peningkatan pendapatan dari segmen
kapal tanker gas ini disebabkan karena adanya kenaikan uang tambang dari 2 kapal tanker gas Perseroan
yang dioperasikan berdasarkan kontrak spot.
Biaya Berlayar
Jumlah biaya berlayar Perseroan meningkat sekitar RP120.260,5 juta atau sebesar 18,8% dari sekitar
Rp637.385,2 juta pada tahun 2005 menjadi Rp757.645,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan biaya ini
terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar sekitar 16,9%. Dengan berkembangnya jumlah
kapal dalam armada Perseroan menyebabkan baik pengeluaran biaya bahan bakar maupun biaya sandar
lebih tinggi, sehingga biaya berlayar meningkat cukup signifikan. Biaya berlayar untuk segmen kapal
tanker kimia meningkat dari sekitar Rp427.097,8 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp520.519,7 juta
pada tahun 2006. Sedangkan untuk segmen kapal tanker minyak, semua kapal baru Perseroan beroperasi
berdasarkan kontrak spot, sehingga dengan demikian pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun
2005, porsi jumlah kontrak spot dalam armada kapal tanker minyak meningkat dibandingkan dengan
kontrak jangka panjang. Akibatnya, apabila pada tahun 2005 jumlah biaya berlayar yang dibayar adalah
sekitar Rp178.292,4 juta, maka pada tahun 2006 telah meningkat menjadi Rp217.249,1 juta. Biaya
sandar meningkat disebabkan karena jumlah pelabuhan yang disinggahi armada Perseroan lebih banyak.
Biaya Sewa
Biaya sewa carter dan biaya sewa rental Perseroan meningkat sebesar Rp21.009,7 juta atau 8,5% dari
sekitar Rp248.143,0 juta pada tahun 2005 menjadi Rp269.152,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan
disebabkan karena biaya sewa carter atas adanya tambahan 3 kapal tanker kimia pada tahun 2006.
Biaya Operasi Perkapalan
Biaya operasi perkapalan Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp160.010,7 juta atau
43,0% dari sekitar Rp371.856,4 juta untuk tahun 2005 menjadi sekitar Rp531.867,1 juta pada tahun
2006. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan untuk biaya gaji sejalan dengan pertumbuhan
jumlah kapal dan adanya tambahan rute niaga dalam armada Perseroan sehingga jumlah remunerasi
awak kapal meningkat, kenaikan biaya suku cadang sehubungan dengan jadwal masuk dock (docking
schedule) beberapa kapal besar milik Perseroan pada tahun 2006. Rata-rata jumlah seluruh kapal dalam
armada Perseroan meningkat dari 50,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 56,3 unit kapal pada tahun
2006 sehingga faktor ini juga menyebabkan meningkatnya biaya operasi perkapalan Perseroan. Disamping
itu, Perseroan menambah armadanya dengan kapal-kapal tanker yang berukuran besar dimana biaya
operasinya relatip lebih tinggi dibandingkan dengan biaya operasi untuk kapal-kapal berukuran kecil.
Selain itu, biaya minyak pelumas juga meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak.
39
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker Kimia. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar
Rp70.248,0 juta atau sekitar 38,4% dari Rp182.746,6 juta pada tahun 2005 menjadi Rp252.994,6 juta
pada tahun 2006. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi secara keseluruhan seiring
dengan kenaikan rata-rata jumlah kapal dalam armada segmen kapal tanker kimia Perseroan dari 32,6
unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 unit kapal pada tahun 2006. Biaya suku cadang meningkat
sebesar Rp22.126,7 juta, sedangkan biaya-biaya lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji
Rp16.664,7 juta, biaya minyak pelumas Rp11.334,2 juta, biaya perbaikan dan pemeliharaan Rp13.888,8
juta, biaya transportasi, biaya asuransi dan uang makan karyawan naik masing masing sebesar Rp3.714,6
juta, Rp2.585,3 juta, Rp1.564,3 juta; dan biaya pengurusan dokumen naik sebesar Rp1.204,8 juta.
Sebagian dari kenaikan ini bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya untuk biaya perlengkapan dan
lain-lain, masing-masing sebesar Rp856,9 juta dan Rp1.978,6 juta.
Kapal Tanker Minyak. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker minyak Perseroan, termasuk satu
kapal tanker FPSO, meningkat sebesar Rp88.360,4 juta atau sebesar 61,5%, dari sekitar Rp143.690,2
juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp232.050,6 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh lebih besarnya angka rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari 13,8
unit kapal pada tahun 2005 menjadi 15,7 unit kapal pada tahun 2006, disini termasuk biaya operasi
perkapalan untuk kapal tanker FPSO yang meningkat sebesar Rp10.063,2 juta. Sedangkan biaya-biaya
lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji sekitar Rp23.231,2 juta, biaya suku cadang sekitar
Rp13.365,2 juta, biaya asuransi sekitar Rp9.173,6 juta; biaya minyak pelumas dan pengurusan dokumen,
masing-masing sekitar Rp5.903,0 juta dan Rp6.082,9 juta, biaya transportasi sekitar Rp4.060,4 juta,
biaya perbaikan dan pemeliharaan sekitar Rp32.532,9 juta, dan biaya uang makan karyawan sekitar
Rp348,3 juta.Sebagian dari kenaikan biaya tersebut bisa ditutup dengan adanya penghematan dari
biaya lain-lain, seperti biaya perlengkapan keselamatan dan lain-lain sebesar Rp188,0 juta dan Rp6.149,0
juta.
Kapal Tanker Gas. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker gas Perseroan meningkat sebesar
Rp14.937,9 juta atau sebesar 50,7%, dari sekitar Rp29.465,7 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi
Rp44.403,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena Perseroan menambah
satu kapal tanker gas untuk memperkuat armadanya pada tahun 2006 serta adanya kenaikan biaya
operasi perkapalan secara umum untuk segmen ini khususnya untuk biaya gaji yang meningkat sekitar
Rp4.610,7 juta biaya suku cadang meningkat sekitar Rp2.874,2 juta, biaya transportasi dan biaya minyak
pelumas masing-masing meningkat sekitar Rp1.863,9 juta dan Rp2.276,5 juta; sedangkan untuk biaya
pengurusan dokumen, biaya uang makan karyawan, biaya asuransi,biaya lain-lain dan perlengkapan
masing meningkat sekitar Rp881,4 juta, Rp231,4 juta, Rp960,6 juta, Rp585,6 juta dan Rp757,7 juta.
Selain itu, kenaikan tersebut di atas bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya perbaikan dan
pemeliharaan sekitar Rp104,0 juta.
Penyusutan Kapal
Beban penyusutan Perseroan meningkat sebesar Rp81.595,5 juta atau 26,2% dari sekitar Rp311.233,3
juta pada tahun 2005 menjadi Rp392.828,9 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan
oleh lebih besarnya angka rata-rata kapal tanker dalam armada Perseroan dari 50,6 unit kapal pada
tahun 2005 menjadi 56,3 unit kapal pada tahun 2006, selain itu karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan
secara umum juga meningkat. Beban penyusutan untuk segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat
sebesar Rp8.864,4 juta yang disebabkan bertambahnya jumlah kapal dalam segmen tersebut sehingga
angka rata-rata kapal meningkat dari 32,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 pada tahun 2006
serta adanya nilai pasar yang wajar dari kapal-kapal dalam armada ini. Beban penyusutan untuk segmen
kapal tanker minyak Perseroan meningkat sebesar Rp70.550,5 juta yang disebabkan bertambahnya
jumlah kapal dalam segmen tersebut sehingga angka rata-rata kapal meningkat dari 13,8 unit kapal
pada tahun 2005 menjadi 15,7 pada tahun 2006 serta adanya tambahan satu kapal tanker FPSO dalam
segmen ini sehingga menyebab beban penyusutan bertambah sekitar Rp19.714,3 juta. Sebagian dari
kenaikan biaya tersebut dapat dikurangi dengan adanya penurunan nilai pasar wajar dari armada kapal
tanker minyak. Beban penyusutan segmen kapal tanker gas meningkat sebesar Rp8.305,6 juta sejalan
dengan bertumbuhnya armada kapal tanker gas yang memiliki angka rata-rata kapal meningkat dari
sebesar 4,2 unit kapal pada tahun 2005 menjadi sebesar 5,3 unit kapal pada tahun 2006 dan adanya
peningkatan harga pasar wajar untuk kapal-kapal tanker gas dalam armada tersebut.
40
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Laba Kotor
Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp50.294,2 juta atau sekitar 4,7%, dari
sekitar Rp1.062.824,4 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp1.113.118,6 juta pada tahun 2006
yang disebabkan terutama bertambahnya jumlah kapal dalam armada Perseroan seperti telah diuraikan
di atas. Selain itu, uang tambang untuk kapal-kapal yang disewakan kepada pihak ketiga umumnya juga
meningkat, khususnya untuk segmen kapal tanker minyak, walaupun kenaikan tersebut juga diiringi
dengan kenaikan sebagian ongkos khususnya biaya operasi perkapalan serta biaya berlayar, sesuai
dengan perkembangan armada Perseroan.
Kapal Tanker Kimia. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam
pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal
seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker kimia
menurun sebesar Rp72.167,4 juta atau sekitar 13,9% dari sekitar Rp518.247,5 juta pada tahun 2005
menjadi sekitar Rp446.080,1 juta pada tahun 2006.
Kapal Tanker Minyak. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam
pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal
seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker minyak,
termasuk hasil dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO, meningkat sebesar Rp118.511,4 juta atau
sekitar 24,5% dari sekitar Rp484.513,2 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp603.024,6 juta pada
tahun 2006.
Kapal Tanker Gas. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam pendapatan
usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal seperti yang
telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker gas meningkat sebesar
Rp3.950,2 juta atau sekitar 6,6% dari sekitar Rp60.063,7 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp64.013,9
juta pada tahun 2006.
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp73.148,6 juta
atau 71,2% dari sekitar Rp102.752,8 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp175.901,5 juta pada
tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan untuk biaya profesional/tenaga ahli
sebesar Rp40.580,6 juta sehubungan dengan biaya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Singapura
(SGX-ST), sementara itu biaya gaji naik sekitar Rp17.050,5 juta yang disebabkan karena kenaikan secara
umum untuk gaji karyawan serta bertambahnya jumlah karyawan terutama di kantor Perseroan di
Singapura. Disamping itu, sebagai dampak wajar dari semakin berkembangnya operasi Perseroan, maka
biaya transportasi meningkat sekitar Rp4.683,7 juta biaya kantor dan pemasaran meningkat masing-
masing sekitar Rp2.378,6 juta dan Rp2.983,0 juta,biaya telekomunikasi dan biaya pensiun masing-masing
naik sekitar Rp1.841,2 juta dan Rp2.129,8 juta; sedangkan untuk biaya pendidikan dan pelatihan naik
sekitar Rp822,0 juta.
Pendapatan sebelum Beban Keuangan dan Lain-lain.
Sebagai akibat dari dampak kumulatip dan alasan-alasan seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,
maka pendapatan sebelum beban keuangan dan beban lain-lain Perseroan meningkat sebesar Rp570,2
juta atau sekitar 0,1% dari sekitar Rp945.821,6 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp946.391,8 juta
pada tahun 2006.
Pendapatan setelah Beban Keuangan dan Lain-lain.
Jumlah pendapatan setelah beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar Rp561.049,5 juta dari
jumlah laba sebesar Rp652.986,1 juta pada tahun 2005 menjadi jumlah laba sebesar Rp1.214.035,5
juta pada tahun 2006. Kenaikan ini disebabkan terutama beberapa faktor sebagai berikut: adanya
keuntungan dari penjualan aktiva tetap Perseroan berupa beberapa kapal dan peralatannya sehingga
menghasilkan keuntungan sekitar Rp482.910,7 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan keuntungan
sebesar Rp470,3 juta pada tahun 2005; keuntungan dari transaksi swap sekitar Rp103.189,0 juta pada
tahun 2006 dibandingkan dengan kerugian yang diderita sebesar Rp45.741,3 juta pada tahun 2005;
penurunan beban bunga obligasi sekitar Rp73.367,2 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan beban
bunga obligasi sebesar Rp55.263,0 juta pada tahun 2006; kenaikan pendapatan bunga dari sekitar
41
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Rp27.965,4 juta pada tahun 2005 menjadi pendapatan bunga sebesar Rp35.976,2 juta pada tahun
2006; dan kenaikan keuntungan dari realisasi penjualan efek dari sekitar Rp7.003,2 juta pada tahun
2005 menjadi sekitar Rp19.672,5 juta pada tahun 2006. Faktor-faktor tersebut di atas sebagian digunakan
untuk menutupi biaya yang timbul akibat meningkatnya beban bunga atas pinjaman bank dari sekitar
Rp180.504,4 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp272.880,2 juta pada tahun 2006, yang disebabkan
oleh meningkatnya jumlah dan suku bunga pinjaman bank, serta adanya peningkatan jumlah kerugian
yang diderita atas transaksi nilai tukar mata uang asing sekitar Rp21.980,8 juta pada tahun 2006
dibandingkan dengan kerugian sekitar Rp20.755,5 juta yang dicatat Perseroan pada tahun 2005.
Pendapatan sebelum Pajak
Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan
sebelum pajak Perseroan meningkat sebesar Rp561.049,5 juta atau sekitar 85,9% dari sekitar
Rp652.986,1 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp1.214.035,5 juta pada tahun 2006.
Beban Pajak
Beban pajak Perseroan meningkat sebesar Rp955,2 juta dari sekitar Rp7.800,5 juta pada tahun 2005
menjadi Rp8.755,6 juta pada tahun 2006 disebabkan karena meningkatnya pendapatan Perseroan yang
berasal dari kegiatan usahanya di Indonesia.
Laba Bersih Tahun Berjalan
Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan
bersih tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar Rp560.094,3 juta atau sekitar 86.8% dari sekitar Rp
645.185,6 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp1.205.279,9 juta pada tahun 2006.
Tahun yang Berakhir Pada tanggal 31 Desember 2005 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2004.
Pendapatan Operasi
Pendapatan Usaha. Pendapatan usaha konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar
Rp1.266.177,6 juta atau sekitar 94,3% dari Rp1.342.022,6 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.608.200,2
juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan atas rata-rata jumlah kapal
dalam armada Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat dari 42,1 unit kapal pada tahun 2004 menjadi
50,6 kapal pada tahun 2005, sehingga dengan demikian jumlah kapasitas tonase juga meningkat sebesar
569,988 DWT dari 727,169 DWT pada tanggal 31 Desember 2004 menjadi 1.297.157 DWT pada tanggal
31 Desember 2005. Selain itu, kenaikan uang tambang secara umum juga ikut mempengaruhi kenaikan
pendapatan usaha Perseroan.
Kapal Tanker Kimia. Pendapatan usaha Perseroan yang berasal dari segmen usaha kapal tanker kimia
meningkat sebesar Rp474.936,6 juta atau sekitar 47,3% dari sekitar Rp1.004.913,7 juta pada tahun
2004 menjadi Rp1.479.850,3 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh semakin
berkembangnya jumlah kapal tanker kimia dalam armada Perseroan dari angka rata-rata kapal sebesar
29,5 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 32,6 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli dua
kapal tanker kimia bekas (second hand) selain menyewa dua kapal tanker lagi, sehingga dari 4 kapal
tanker ini kapasitas tonase meningkat sebesar 68.032 DWT dan memberitakan tambahan pendapatan
usaha sebesar Rp220.283,3 juta. Selain itu, kenaikan atas uang tambang secara umum ikut meningkatkan
pendapatan bagi segmen kapal tanker kimia Perseroan. Kenaikan tersebut dapat menutup sebagian
pendapatan yang hilang karena telah berakhirnya kontrak sewa atas 2 kapal tanker kimia Perseroan,
dengan jumlah kapasitas tonase sebesar 20.674 DWT
Kapal Tanker Minyak. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker minyak meningkat
sebesar Rp744.629,1 juta atau 279,4%, dari sekitar Rp266.465,4 juta pada tahun 2004 menjadi
Rp1.011.094,5 juta pada tahun 2005. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka rata-
rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari jumlah rata-rata sebesar 7,7 unit kapal pada
tahun 2004 menjadi 13,8 unit kapal pada tahun 2005. Uang tambang untuk angkutan kapal tanker minyak
meningkat walaupun secara moderat pada tahun 2006 namun hal tersebut ikut meningkatkan pendapatan
usaha Perseroan. Pada tahun 2005, Perseroan membeli 1 kapal tanker minyak bekas dari Suezmax oil
tanker, 3 kapal tanker minyak bekas Aframax oil tankers, 1 kapal tanker minyak bekas Panamax oil
42
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
tanker dan 2 kapal tanker minyak bekas. Kapasitas tonase dari 7 kapal tanker minyak ini adalah sebesar
605.681 DWT dan memberikan tambahan pendapatan usaha kepada Perseroan sebesar Rp558.318,4
juta. Patut dicatat bahwa dua kapal tanker minyak yang dibeli Perseroan pada bulan Juli dan Nopember
2004 baru dapat memberikan kontribusi secara setahun penuh pada tahun 2005. Selain itu, jika pada
tahun 2004 sebagian besar kapal tanker minyak Perseroan beroperasi berdasarkan kontrak jangka
panjang, maka menurut ukuran kapasitas tonase kapal Perseroan mengoperasikan sebagian besar
kapalnya berdasarkan kontrak spot dan COA, mengingat uang tambang untuk pasar spot masih relatip
lebih tinggi dibandingkan dengan tarif untuk time charter. Sebagain dari kenaikan ini dipakai untuk menutup
penurunan karena dijualnya satu kapal tanker minyak Aframax, dengan total kapasitas tonase sebesar
88.464 DWT.
Kapal Tanker Gas. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker gas meningkat sebesar
Rp50.382,7 juta atau 75,3%, dari sekitar Rp66.872,6 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp117.255,3
juta pada tahun 2005. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan uang tambang unutuk
kontrak time charter yang cukup signifikan dan adanya perpanjangan kontrak time charter untuk 3 kapal
tanker gas Perseroan. Selain itu, Perseroan juga membeli 1 kapal tanker gas bekas yang berkapasitas
5.000 CBM (5.100 DWT), merupakan kapal tanker gas yang terbesar milik Perseroan, dan memberikan
tambahan pendapatan usaha Perseroan sebesar Rp3.097,3 juta.
Biaya Berlayar
Jumlah biaya berlayar Perseroan meningkat sekitar Rp321.635,6 juta atau sebesar 101,9% dari sekitar
Rp315.749,6 juta pada tahun 2004 menjadi Rp637.385,2 juta pada tahun 2005. Kenaikan biaya ini
terutama disebabkan oleh berkembangnya jumlah kapal dalam armada Perseroan sehingga pengeluaran
untuk biaya bahan bakar maupun biaya sandar lebih tinggi untuk ketiga segmen usaha Perseroan.
Tercatat kenaikan harga bahan bakar lebih dari 47,0% menyebabkan kenaikan secara signifikan biaya
berlayar. Selain itu, dalam segmen kapal tanker minyak, menurut kapasitas tonasenya, pada tahun 2005
sebagian besar kapal tanker tersebut beroperasi berdasarkan kontrak spot dan COA, sedangkan untuk
tahun 2004 sebagian besar kapal tanker tersebut beroperasi berdasarkan kontrak jangka panjang. Sebagai
dampaknya, dalam segmen kapal tanker minyak, biaya berlayar yang sebagian besar dibayar langsung
sebesar Rp4.819,4 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp178.292,4 juta pada tahun 2005. Biaya
sandar juga meningkat yang disebabkan oleh kenaikan rata-rata biaya sandar untuk satu kali singgah
(port charges per port call), karena armada Perseroan semakin sering memasuki pelabuhan di Eropa
dan Timur Tengah dan melewati Terusan Suez.
Biaya Sewa
Biaya sewa Perseroan menurun sebesar Rp6.928,6 juta atau 2,7% dari sekitar Rp255.071,6 juta pada
tahun 2004 menjadi Rp248.143,0 juta pada tahun 2005. Penurunan tersebut disebabkan karena
menurunnya angka rata-rata biaya sewa carter atas kapal tanker kimia pada tahun 2005 dibandingkan
dengan tahun 2004.
Biaya Operasi Perkapalan
Biaya operasi perkapalan Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp144.817,2 juta (atau
63,8% dari sekitar Rp227.039,2 juta untuk tahun 2004 menjadi sekitar Rp.371.856,8 juta pada tahun
2005. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan armada kapal Perseroan dari angka rata-rata jumlah
kapal 42,1 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 50,6 unit kapal pada tahun 2005, karena Perseroan
membeli 10 kapal tanker dan menyewa 1 kapal tanker berdasarkan kontrak bareboat. Selain itu terdapat
pengurangan karena Perseroan menjual 1 kapal tankernya.
Kapal Tanker Kimia. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar
Rp34.142,2 juta atau sekitar 23,0% dari Rp148.604,4 juta pada tahun 2004 menjadi Rp182.746,6 juta
pada tahun 2005. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi secara keseluruhan seiring
dengan kenaikan angka rata-rata jumlah kapal dalam armada segmen kapal tanker kimia Perseroan dari
29,5 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 32,6 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli 2 kapal
tanker kimia bekas dan menyewa satu kapal tanker berdasarkan kontrak bareboat pada tahun 2005.
Secara keseluruhan, kapal-kapal tanker tersebut memberikan kontribusi tambahan beban sebesar
Rp33.606,5 juta. Biaya suku cadang meningkat sebesar Rp9.460,1 juta, biaya minyak pelumas Rp3.141,8
juta; biaya perbaikan dan pemeliharaan Rp14.948,0 juta dan biaya lain-lain sebesar Rp5.674,5 juta.
43
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Sebagian dari kenaikan ini bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya gaji untuk awak kapal tanker
kimia sebesar Rp4.538,0 juta karena adanya penggantian beberapa awak kapal warga negara asing
dengan awak kapal warga negara Indonesia.
Kapal Tanker Minyak. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker minyak Perseroan meningkat
sebesar Rp92.882,5 juta atau sebesar 182,8%, dari sekitar Rp50.807,7 juta pada tahun 2004 meningkat
menjadi Rp143.690,2 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lebih besarnya
angka rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari 7,7 unit kapal pada tahun 2004
menjadi 13,8 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli 1 kapal tanker minyak bekas Suezmax, 1
kapal tanker minyak bekas Panamax dan 2 kapal tanker bekas untuk turunan produk minyak. Secara
keseluruhan, 7 kapal tanker ini memberikan kontribusi tambahan terhadap beban Perseroan sebesar
Rp65.516,6 juta. Sedangkan biaya-biaya lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji sekitar
Rp33.215,9 juta,biaya suku cadang sekitar Rp9.348,1 juta, biaya asuransi sekitar Rp9.782,4 juta; biaya
perbaikan dan pemeliharaan sekitar Rp12.775,0 juta karena beberapa kapal tanker berukuran besar
telah jatuh tempo jadwalnya untuk peningkatan (up grade) dan satu kapal tanker harus masuk galangan
kering (dry-docking) untuk diperbaiki karena kecelakaan sehingga biaya untuk ini saja adalah sekitar
Rp29.130,0 juta Selain itu, Perseroan menjual satu kapal tanker minyak Aframax pada tahun 2005.
Kapal Tanker Gas. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker gas Perseroan meningkat sebesar
Rp7.985,6 juta atau sebesar 37,2%, dari sekitar Rp21.480,1 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi
Rp29.465,7 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena Perseroan menambah
1 kapal tanker gas bekas untuk memperkuat armadanya sehingga menambah biaya operasi perkapalan
sebesar Rp1.153,9 juta pada tahun 2006. Selain itu, terdapat kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan
sebesar Rp5.752,7 juta,biaya minyak pelumas sebesar Rp1.039,6 juta dan biaya transportasi sekitar
Rp381,7 juta. Sebagian dari kenaikan biaya tersebut bisa tertutup karena adanya penurunan biaya gaji
sebesar Rp1.129,3 juta dan biaya pengurusan dokumen sebesar Rp435,6 juta.
Penyusutan Kapal
Beban penyusutan Perseroan meningkat sebesar Rp143.874,6 juta atau 86,0% dari sekitar Rp167.358,7
juta pada tahun 2004 menjadi Rp311.233,3 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan
oleh karena pembelian 10 kapal tanker pada tahun 2004 dimana 4 di antara kapal tersebut memiliki
kapasitas tonase lebih dari 100.000 DWT, dan adanya penjualan 1 kapal tanker Perseroan. Beban
penyusutan untuk kapal tanker minyak Perseroan meningkat sebesar Rp127.600,8 juta karena adanya
pembelian 7 kapal tanker minyak dan pengurangan karena penjualan 1 kapal tanker minyak. Beban
penyusutan untuk kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar Rp14.709,3 juta karena adanya
pembelian 2 kapal tanker kimia.
Laba Kotor
Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp686.021,0 juta atau sekitar 182,1%,
dari sekitar Rp376.803,4 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp1.062.824,4 juta pada tahun 2005
yang disebabkan terutama bertambahnya jumlah kapal dalam armada Perseroan seperti telah diuraikan
di atas. Selain itu, uang tambang untuk kapal-kapal yang disewakan kepada pihak ketiga umumnya juga
meningkat, sementara sejumlah biaya sewa kapal tanker tetap rendah karena sewa berdasarkan kontrak
jangka panjang. Namun demikian peningkatan laba tersebut juga diiringi dengan kenaikan sebagian
ongkos khususnya biaya operasi perkapalan serta biaya berlayar, sesuai dengan perkembangan armada
Perseroan.
Kapal Tanker Kimia. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam
pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal
seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker kimia
meningkat sebesar Rp294.528,3 juta atau sekitar 131,6% dari sekitar Rp223.719,2 juta pada tahun
2004 menjadi sekitar Rp518.247,5 juta pada tahun 2005.
Kapal Tanker Minyak. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam
pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal
seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker minyak,
meningkat sebesar Rp348.670,8 juta atau sekitar 256,7% dari sekitar Rp135.842,3 juta pada tahun
2004 menjadi sekitar Rp484.513,2 juta pada tahun 2005.
44
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker Gas. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam pendapatan
usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal seperti yang
telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker gas meningkat sebesar
Rp38.122,8 juta atau sekitar 173,8% dari sekitar Rp21.940,9 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar
Rp60.063,7 juta pada tahun 2005.
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp21.971,2 juta
atau 27,2% dari sekitar Rp80.781,6 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp102.752,8 juta pada
tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan karena ekspansi kegiatan usaha Perseroan di tingkat
niaga internasional seiring dengan armada Perseroan dan Anak Perseroan. Biaya gaji meningkat sebesar
Rp9.779,5 juta karena adanya kenaikan gaji secara umum dan bertambahnya jumlah staff darat. Biaya
bank meningkat sebesar Rp3.355,5 juta karena meningkatnya jumlah transaksi perbankan sehingga
biaya up-front fee berkaitan dengan pinjaman bank juga semakin besar, biaya kantor naik sebesar
Rp3.082,0 juta, biaya profesional naik sebesar Rp3.189,4 juta, dan beban lain-lain naik sebesar Rp3.020,4
juta. Faktor-faktor tersebut di atas sebagian dapat ditutupi dengan adanya penghematan biaya transportasi,
biaya representasi, biaya pension dan biaya pendidikan serta pelatihan.
Pendapatan Sebelum Beban Keuangan dan Lain-lain.
Sebagai akibat dari dampak kumulatip dan alasan-alasan seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,
maka pendapatan sebelum beban keuangan dan beban lain-lain Perseroan meningkat sebesar
Rp640.389,3 juta atau sekitar 209,7% dari sekitar Rp305.432,3 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar
Rp945.821,6 juta pada tahun 2005.
Pendapatan Setelah Beban Keuangan dan Lain-lain.
Jumlah pendapatan beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar Rp405.137,6 juta dari jumlah laba
sebesar Rp247.848,4 juta pada tahun 2004 menjadi jumlah laba sebesar Rp652.986,1 juta pada tahun
2005. Meningkatnya laba ini disebabkan terutama beberapa faktor sebagai berikut: meningkatnya biaya
bunga atas pinjaman bank sebesar Rp126.353,3 juta dari sebesar Rp54.151,2 juta menjadi sebesar
Rp180.504,4 juta karena saldo pinjaman bank yang lebih besar serta tingkat bunga yang lebih tinggi;
meningkatnya kerugian yang diderita karena transaksi swap sebesar Rp45.741,3 juta dari posisi
keuntungan sebesar Rp16.292,8 juta menjadi rugi sebesar Rp62.034,1 juta; keuntungan dari transaksi
nilai tukar mata uang asing menurun sebesar Rp52.085,1 juta dari sebesar Rp31.329,6 juta menjadi rugi
sebesar Rp20.755,4 juta; dan menurunnya jumlah keuntungan dalam penjualan aktiva tetap, kapal dan
peralatannya sebesar Rp13.666,3 juta dari posisi laba sebesar Rp14.136,6 juta menjadi laba sebesar
Rp470,3 juta.Faktor-faktor tersebut di atas sebagain dapat ditutupi karena adanya penurunan biaya
bunga obligasi sebesar Rp12.643,4 juta karena telah jatuh temponya obligasi yang diterbitkan pada
tahun 2000 dan karena meningkatnya pendapatan dari bunga deposito sebesar Rp4.833,7 juta seiring
dengan jumlah saldo deposito yang lebih besar dan lebih tingginya bunga deposito tersebut.
Pendapatan sebelum Pajak
Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan
sebelum pajak Perseroan meningkat sebesar Rp405.137,6 juta atau sekitar 163,5% dari sekitar
Rp247.848,4 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp652.986,1 juta pada tahun 2005.
Beban Pajak
Beban pajak Perseroan meningkat sebesar Rp3.156,3 juta atau sekitar 68,0% dari sekitar Rp4.644,2
juta pada tahun 2004 menjadi Rp7.800,5 juta pada tahun 2005 seiring dengan meningkatnya pendapatan
Perseroan yang berasal dari kegiatan usahanya.
Laba Bersih Tahun Berjalan
Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan
bersih tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar Rp401.981,4 juta atau sekitar 165,3% dari sekitar
Rp243.204,2 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp645.185,6 juta pada tahun 2005.
45
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
5. TINJAUAN AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS
Aktiva
Aktiva Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar 8.205.956
juta atau mengalami peningkatan sebesar 3,8% bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar
Rp 7.908.587 juta. Kenaikan aktiva terutama disebabkan karena adanya pembelian aktiva tetap. Perolehan
aktiva tetap tersebut dibutuhkan untuk menunjang kenaikan aktivitas operasi Perseroan.
Aktiva Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar 7.908.587
juta atau mengalami peningkatan sebesar 80% bila dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp
4.393.914 juta. Kenaikan aktiva terutama disebabkan karena adanya pembelian aktiva tetap. Perolehan
aktiva tetap tersebut dibutuhkan untuk menunjang kenaikan aktivitas operasi Perseroan. Kenaikan aktiva
juga disebabkan karena adanya penambahan investasi pada perusahaan asosiasi dan meningkatnya
piutang usaha sejalan dengan bertambahnya jumlah armada Perseroan.
Kewajiban
Kewajiban untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 5.074.796
juta atau mengalami penurunan sebesar 13,9 % dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 5.900.202
juta. Akun-akun yang mengalami penurunan khususnya adalah obligasi konversi dan instrumen keuangan
deriivatif. Penurunan obligasi konversi terkait dengan konversi yang dilakukan oleh para pemegang
obligasi konversi. Sedangkan untuk penurunan pada instrumen keuangan derivatif disebabkan oleh
karena penurunan nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Kewajiban untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 5.900.202
juta atau mengalami penigkatan sebesar 116,2 % dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar 2.728.454
juta. Akun-akun yang mengalami peningkatan khususnya adalah hutang bank, instrumen keuangan
derivatif dan penerbitan obligasi konversi. Peningkatan pada hutang bank dan penerbitan obligasi konversi
dibutuhkan untuk membiayai pembelian beberapa armada Perseroan. Sedangkan peningkatan instrumen
keuangan derivatif disebabkan karena kenaikan nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ekuitas
Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 3.131.160 juta,
mengalami peningkatan sebesar 55,9% bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp 2.008.385
juta. Hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba bersih tahun 2006 dikurangi
pembagian dividen tunai.
Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 2.008.385 juta,
mengalami peningkatan sebesar 20,5% bila dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp 1.665.460
juta. Hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba bersih tahun 2005 dikurangi
pembagian dividen tunai.
6. LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN
Dari sejak awal tahun 2004 sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan senantiasa
membiayai kebutuhan permodalannya dengan arus kas (cash flow) dari aktivitas operasi dan pinjaman
bank jangka panjang. Selain itu, Perseroan menerbitkan obligasi dengan nilai pokok sebesar Rp400.000
juta dan obligasi konversi (convertible bonds) sebesar USD 50 juta pada tahun 2005.
Arus Kas
Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo kas dan setara kas akhir tahun adalah sebesar Rp886.090,7
juta dan Perseroan mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp601.878,1 juta.
Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2007 yang merupakan tanggal pengungkapan terakhir sebelum
Prospektus ini diterbitkan, saldo kas dan setara kas adalah sebesar Rp789.063,8 juta dan Perseroan
mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp18.899,2 juta.
46
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tabel berikut ini adalah ringkasan arus kas Perseroan yang dikutip dari laporan keuangan konsolidasi
Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio dan
Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2005 dan 2006. .
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta Rp juta Rp juta
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 346.469,2 920.824,6 601.878,1
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (711.505,0) (2.995.976,1) (464.141,8)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan 818.961,5 2.387.958,5 (291.681,5)
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 453.925,7 312.807,0 (153.945,2)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 273.303,1 727.228,9 1.040.035,9
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 727.228,8 1.040.035,9 886.090,7
Pada tahun 2004, sumber utama likuiditas Perseroan adalah arus kas yang diperoleh dari aktivitas
operasi dan pinjaman dari bank. Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya terutama untuk
mendanai kebutuhan modal kerja dan pembayaran barang modal Perseroan sehubungan dengan
ekspansi armada Perseroan, termasuk untuk membeli kapal-kapal tanker baru maupun bekas. Beban
kas Perseroan termasuk biaya untuk mengoperasikan kapal-kapal, biaya sewa, beban umum dan
administrasi, biaya bank dan pembayaran pinjaman bank serta pembayaran dividen. Perseroan
mempunyai keyakinan bahwa setelah selesainya penawaran umum Obligasi ini, dan dengan tetap
mempertimbangkan kondisi pasar secara umum, arus kas internal Perseroan dan fasilitas bank serta
obligasi dapat memenuhi kebutuhan operasi armada maupun modal kerja Perseroan.
Perseroan berencana untuk mendanai kebutuhan modal untuk pengembangan armada Perseroan dengan
dana terutama yang diperoleh dari arus kas aktivitas operasi dan pinjaman bank dari fasilitas bank serta
penerimaan bersih dari penawaran umum Obligasi ini]. Sampai saat ini Perseroan senantiasa berhasil
untuk memenuhi kebutuhan dana untuk membeli kapal-kapalnya yang diperoleh dari arus kas aktivitas
operasi dan aktivitas pendanaan. Kemampuan Perseroan untuk melakukan kebijakan tersebut akan
dipengaruhi oleh kemampuannya untuk memelihara marjin laba dan memperoleh pembiayaan dari pihak
ketiga, dan kedua faktor tersebut akan ditentukan oleh kondisi pasar secara umum yang berada di luar
kendali Perseroan. Revaluasi terhadap kebutuhan permodalan dilakukan secara teratur oleh Perseroan,
dengan mempertimbangkan arus kas dari aktiivitas operasi, perkembangan atas rencana ekspansi dan
kondisi pasar. Apabila Perseroan tidak memperoleh cukup dana dari arus kas aktivitas operasi dan
tergantung kepada kondisi pasar saat itu serta kesempatan investasi yang timbul saat itu, maka mungkin
Perseroan akan mempertimbangkan untuk memperoleh dari pembiayaan lain dan pinjaman lain dan
pembiayaan ekuitas lainnya.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006
Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp886.090,7
juta menurun sebesar Rp153.945,2 juta atau sekitar 14,8% dari saldo sebesar Rp1.040.035,9 juta pada
awal tahun.
Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan menurun sebesar Rp318.946,5 juta atau sekitar 34,6% menjadi
sebesar Rp601.878,1 juta pada akhir tahun 2006. Penurunan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya pembayaran kepada para pemasok dan karyawan sebesar Rp682.055,5 juta atau sekitar
56,7% dari sebesar Rp1,203,364,4 juta pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp1.885.419,9 juta pada
tahun 2006. Peningkatan ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada
dan luasnya operasi Perseroan secara geografis. Selain itu, Perseroan membayar bunga bank lebih
tinggi sekitar Rp78.226,9 juta atau naik sekitar 32,3% ditahun 2006 dibandingkan dengan pembayaran
pada tahun 2005, karena pinjaman bank yang lebih besar dan tingkat bunga yang lebih tinggi. Peningkatan
tersebut di atas sebagian dapat ditutupi dengan bertambahnya penerimaan kas dari para pelanggan
sebesar Rp445.689,9 juta atau meningkat sekitar 18,7%, dari penerimaan sebesar Rp2.377.488,3 juta
pada tahun 2005 menjadi Rp2.823.178,2 juta pada tahun 2006 sebagai dampak dari semakin
berkembangnya kegiatan usaha Perseroan.
47
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan menurun sebesar Rp2.525.035,0
juta atau sekitar 84,3% menjadi sebesar Rp470.941,0 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan investasi
yang digunakan sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005. Penurunan ini terutama disebabkan karena
menurunnya jumlah beban investasi Perseroan untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar
Rp1.908.913,6 juta atau sekitar 79,8% dari total investasi sebesar Rp2.392.699,5 juta pada tahun 2005
menjadi Rp483.785,9 juta pada tahun 2006. Penurunan tersebut terjadi sebagai akibat dari dibelinya
dan disewanya sebanyak 7 kapal tanker pada tahun 2006. Selain itu, dana kas yang ditempatkan sebagai
investasi untuk sementara, seperti untuk pembelian kembali obligasi, meningkat sebesar Rp773.997,5
juta pada tahun 2006, sementara itu dana yang diperoleh dari hasil aktiva tetap, kapal dan peralatannya
meningkat sebesar Rp1.103.860,3 juta. Selain itu terdapat kenaikan atas penarikan dari penempatan
investasi sementara sebesar Rp1.010.675,8 juta.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp2.679.640,0 juta atau
naik sekitar 112,2% menjadi pengeluaran arus kas (cash outflow) sebesar Rp291.681,5 juta pada tahun
2006 dibandingkan dengan pemasukan arus kas (cash inflow) sebesar Rp2.387.958,5 juta pada tahun
2005. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan arus kas sebesar Rp2.378.286,3 juta atau
sekitar 72,9% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar Rp3.264.401,3 juta pada
tahun 2005 menjadi Rp886,115,0 juta pada tahun 2006. Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank
ini terutama untuk membeli dan menyewa 7 kapal tanker untuk memperkuat armadanya. Selain itu,
sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2006 digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar
Rp842,437,3 juta dibandingkan dengan pembayaran sebesar Rp880.757,6 juta pada tahun 2005, saham
diperoleh kembali sebesar Rp246.342,8 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp 89.070,1 juta.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005
Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2005, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar
Rp1.040.035,9 juta meningkat sebesar Rp312.807,0 juta atau sekitar 43,0% dari saldo sebesar
Rp727.228,9 juta pada awal tahun.
Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp574.355,3 juta atau sekitar 165,8%
menjadi sebesar Rp920.824,6 juta pada akhir tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp1.086.888,0 juta atau sekitar 84,2% dari
sebesar Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.377.488,3 juta pada tahun 2005. Peningkatan
ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi
Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk
membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp400.027,2 juta atau sekitar
49,8% dari pembayaran sebesar Rp803.337,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp1.203.364,4 juta pada
tahun 2005, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu,
pada tahun 2005, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp109.948,3 juta atau meningkat sebesar
83,3% dibandingkan dengan pembayarannya sebesar Rp132.041,6 juta pada tahun 2004, sejalan dengan
semakin besarnya saldo pinjaman dan tingginya tingkat bunga bank.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp2.284.471,0 juta atau
naik sekitar 321,1%, menjadi sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan
jumlahnya sebesar Rp711.505,0 juta pada tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya biaya modal untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp1.502.048,9 juta atau
sekitar 168,6%, dari sebesar Rp890.650,7 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.392.699,5 juta pada tahun
2005. Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker pada
tahun 2005. Selain itu, sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2005 digunakan untuk investasi
sementara dalam bentuk deposito dan pembelian kembali obligasi meningkat sebesar Rp936.112,7 juta
pada tahun 2005, sementara itu penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, kapal dan
peralatan menurun sebesar Rp146.663,8 juta. Disamping itu, Perseroan melakukan pencairan atas
investasi sementara sebesar Rp712.100,7 juta pada tahun 2006.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp1.568.997,0 juta atau
naik sekitar 191,6% menjadi sebesar Rp.2.387.958,5 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan sebesar
Rp818.961,5 juta pada tahun 2004. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas sebesar
Rp2.039.602,3 juta atau sekitar 166,5% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar
Rp1,224.798,9 juta pada tahun 2004 menjadi Rp3.264.401,3 juta pada tahun 2005. Perseroan memakai
dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker untuk memperkuat
armadanya. Perseroan menerbitan obligasi konversi sebesar Rp478.881,3 juta (USD50 juta) selain
48
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
pinjaman jangka panjang sebesar Rp127.790,0juta. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2005 ini
digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp880.757,6 juta dibandingkan dengan pembayaran
sebesar Rp626.775,1 juta pada tahun 2004, saham diperoleh kembali sebesar Rp359.414,0 juta
pembayaran kembali obligasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2000 sebesar Rp200.000,0 juta dan
pembayaran dividen sebesar Rp44.866,9 juta.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004
Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2004, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp727.228,9
juta meningkat sebesar Rp453.925,8 juta atau sekitar 166,1% dari saldo sebesar Rp273.303,1 juta pada
awal tahun.
Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp145.244,4 juta atau sekitar 72,2% menjadi
sebesar Rp346.469,2 juta pada akhir tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan karena
meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp331.317,2 juta atau sekitar 34,5% dari
sebesar Rp959.283,1 juta pada tahun 2003 menjadi Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004. Peningkatan
ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi
Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk
membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp147.481,4 juta atau sekitar
22,5% dari pembayaran sebesar Rp655.855,7 juta pada tahun 2003 menjadi Rp803.337,2 juta pada
tahun 2004, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu,
pada tahun 2004, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp132.041,6 juta atau meningkat sebesar
27,1% dibandingkan dengan pembayarannya pada tahun 2003 sebesar Rp103.864,3 juta, meskipun
secara umum tingkat bunga bank lebih rendah, tetapi jumlah pinjaman bank jangka panjang Perseroan
meningkat sebesar Rp784.361,4 juta dan adanya pokok obligasi yang jatuh tempo.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp117.208,6 juta atau naik
sekitar 19,7%, menjadi sebesar Rp711,505,0 juta pada tahun 2004. Komponen paling besar arus kas
yang digunakan untuk aktivitas investasi terutama disebabkan oleh biaya modal untuk pembelian aktiva
tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp890.650,6 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar
Rp.398.347,0 juta pada tahun 2003, suatu peningkatan sebesar Rp492.303,7 juta atau sekitar 123,6%.
Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker. Selain itu,
sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2004 digunakan untuk investasi sementara sebesar
Rp41.600,8 juta. Disamping itu, Perseroan memperoleh arus kas dari penarikan atas investasi sementara
sebesar Rp39.100,0 juta, penerimaan sebesar Rp181.353,0 juta yang diperoleh dari penjualan 3 kapal
tanker, dan dari penerimaan bunga bank sebesar Rp70.824,5 juta. Selain itu, pada tahun 2004 pembayaran
uang muka untuk pembelian aktiva tetap, kapal dan peralatan menurun menjadi sebesar Rp71.471,9
juta dibandingkan dengan tahun 2003 sebesar Rp141.032,3 juta.
Arus kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp429.151,6 juta atau
naik sekitar 110,1% menjadi sebesar Rp818.961,5 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar
Rp 389.809,9 juta pada tahun 2003. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas
sebesar Rp784.361,4 juta atau sekitar 178,1% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula
sebesar Rp440.437,5 juta pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp1.224.798,9 juta pada tahun 2004.
Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker
untuk memperkuat armadanya. Pada tahun 2004, Perseroan juga menerima dana sebesar Rp244.788,1
juta hasil penjualan saham yang telah dibeli kembali. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2004 ini
digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp626.775,1 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan
pembayaran sebesar Rp419.416,5 juta pada tahun 2003, dan pembayaran dividen sebesar Rp23.907,5
juta pada tahun 2004 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sebesar Rp23.463,1 juta pada tahun
2003.
Pinjaman
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki total pinjaman bank sebesar Rp4.120.858,4 juta.
Pada tanggal 31 Maret 2007, Perseroan memiliki pinjaman bank sebesar Rp4.561.331,2 juta. Sebagian
besar pinjaman bank Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan selebihnya dalam mata
uang Rupiah. Sebagian besar pinjaman bank tersebut berjangka waktu paling lama 10 tahun dan yang
memiliki jatuh tempo dalam 12 bulan hanyalah sekitar 17,8%. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat
suku bunga pinjaman bank dalam tiga tahun terakhir ini serta profil pinjaman bank sampai tanggal
penerbitan Prospektus ini
49
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
31 Desember
2004 2005 2006
Dolar Amerika Serikat
Jangka Pendek SIBOR plus 1,2% SIBOR plus 1% -1,5% SIBOR plus 3,25%
Jangka Panjang LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus
1,5% — 1,6% 0,85% — 1,5% 0,85% – 3.75%
Indonesian Rupiah
Jangka Pendek 6,5% — 9,37% 5,5% — 15,5% 7,5% - 16,25%
Jangka Panjang 6,5% — 15,0% 6,5% — 15,0% 13,0% - 15,0%
Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah
Rp juta
Jatuh tempo 926.132,5 1.216.158,1 979.267,9 999.299,9 4.120.858,4
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan masih memiliki satu obligasi dengan nilai pokok sebesar
Rp400.000,0 juta yang belum jatuh tempo, dengan tingkat bunga antara 13,80% sampai 14,75% per
tahun. Selain itu, Perseroan juga memiliki obligasi konversi dengan nilai pokok sebesar Rp29.315,0 juta
yang belum jatuh tempo, dengan tingkat bunga sebesar 1,25% per tahun.
7. DIVESTASI DAN BELANJA MODAL BERSIFAT MATERIAL
Ikhtisar Belanja Modal
Belanja modal Perseroan berkaitan dengan pembelian kapal-kapal baik yang baru maupun bekas,
peningkatan (up-grade) dan pemeliharaan. Perseroan telah melakukan investasi sebesar Rp2.083.618,9
juta, Rp2.392.699,5 juta dan Rp890.650,7 juta masing-masing untuk tahun 2006, 2005 dan 2004. Dari
tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal 31 Maret 2007, belanja modal Perseroan adalah sebesar
Rp269.308,8 juta. Sumber utama dana untuk belanja modal Perseroan diperoleh dari arus kegiatan
usaha, pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Di masa yang akan datang, belanja modal Perseroan
berkaitan dengan pembelian kapal baru yang saat ini tengah dalam tahap konstruksi. Harap lihat bab
“Kewajiban Kontrak dan Kewajiban Kontinjensi” dalam Prospektus ini.
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta Rp juta Rp juta
Belanja Modal
Kapal-kapal 886.716,9 (1) 2.287.912,2 (2) 1.827.300,4
Kapal-kapal dalam tahap konstruksi 1.091,5 (3) 95.735,3 (4) 252.825,7
Peralatan, Bangunan dan Lain-lain 2.842,2 9.052,0 3.492,8
Jumlah 890.650,7 2.392.699,5 2.083.618,9
Catatan:
(1) Belanja untuk 6 kapal yang terdiri 4 kapal berbendera Singapura, 1 berbendera Indonesia dan 1
berbendera Hongkong.
(2) Belanja untuk 10 kapal yang terdiri 9 kapal berbendera Singapura dan 1 berbendera Hongkong.
(3) Belanja untuk 6 kapal yang semuanya dalam tahap konstruksi pada tahun 2004, semuanya buatan
Jepang.
(4) Belanja untuk 15 kapal yang semuanya dalam tahap konstruksi pada tahun 2005, 11 dibuat di Jepang
dan 4 di Korea.
50
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Berikut ini adalah tabel penambahan kapal milik pada armada Perseroan menurut tahun penambahannya.
31 Desember
2004 2005 2006
MT Anjasmoro MT Badraini MT Anjani
MT Bandondari MT Barunawati MT BramaniMT Gerbera MT Gagarmayang MT Anggraini
MT Rasawulan MT Pergiwati MT Gas Sulawesi
MT Rengganis MT PradapaMT Triwati (d.h. MT Trijata) MT Tribuana
MT Barawati
MT EustomaMT Gas Maluku
MT Brotojoyo (*)
(*) MT Brotojoyo dibeli pada bulan Desember 2005 dan dikonversi menjadi kapal tanker FPSO yang selesai
pada bulan Agustus 2006.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nama-nama kapal dalam tahap konstruksi yang dipesanoleh Perseroan menurut tahun terjadinya belanja modal.
31 Desember
2004 2005 2006
MT Pertiwi MT PertiwiMT Prita Dewi MT Prita Dewi
MT Pujawati MT Pujawati MT Purwati
MT Purwati MT Purwati MT PuspawatiMT Gas Sulawesi MT Puspawati MT Pramoni
MT Gas Papua MT Pramoni MT Pramesti
MT Pramesti MT PurbasariMT Purbasari
MT Gas Sulawesi MT Gas Bali
MT Gas Bali MT Gas PapuaMT Gas Papua MT Gas Lombok
MT Gas Lombok MT Gas Sumbawa
MT Gas Sumbawa MT SagoMT Sago MT Hiri
MT Hiri
Ikhtisar Divestasi
Perseroan melakukan divestasi terutama berkaitan dengan penjualan kapal-kapalnya. Pada tahun 2006,Perseroan menjual kapal tanker MT Pertiwi, MT Prita Dewi and MT Pujawati kepada perusahaan FirstShip Lease Limited sebesar Rp1.138.549,5 juta untuk setiap kapal tanker, melalui transaksi jual-belisewa (sale-and-leaseback) untuk jangka waktu selama 12 tahun. Selanjutnya, pada tahun 2005 Perseroanmenjual satu kapal dengan nilai sebesar Rp34.689,2 juta, dan pada tahun 2004 sebanyak 3 kapaldengan total nilai sebesar Rp181.353,0 juta.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai buku dari kapal-kapal yang didivestasi menurut tahunkejadiannya.
31 Desember
2004 2005 2006
Rp juta Rp juta Rp juta
Divestasi
Kapal-kapal 167.216,3 (1) 34.194,8(2) 655.542,1
Peralatan, Bangunan dan Lain-lain - 24,1 96,7
Jumlah 167.216,3 34.218,9 655.638,8
Catatan:
(1) Penjualan kapal tanker MT Fatmawati, MT Asian Asphalt and MT Eglantine.
(2) Penjualan ex- kapal tanker MT Brotojoyo.
51
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. KEWAJIBAN KONTRAK DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki kewajiban kontraktual sebesar Rp2.542.229,8
juta (terdiri dari kewajiban kontrak dalam mata uang Yen Jepang sebesar JPY19.510.900.000 dan
dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD185.762.556).
Tabel berikut ini menggambarkan kewajiban kontijensi Perseroan (terdiri dari sewa guna usaha/ operating
lease berkaitan dengan kapal-kapal yang disewa Perseroan) dan kewajiban kontrak tunai (contractual
cash obligations) (terdiri dari kontrak untuk membuat kapal-kapal baru yang telah ditanda-tangani
Perseroan) pada tanggal 31 Desember 2006 menurut periode kejadiannya. Perseroan mengharapkan
dapat membiayai kontrak ini dengan dana yang diperoleh dari arus kas kegiatan usaha, hutang dan
dana yang diperoleh dari penawaran umum Obligasi ini. Harap lihat Bab “Bisnis – Kapal-kapal Baru
dalam Tahap Konstruksi” dalam Prospektus ini.
Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah
Rp juta
Kontrak Kapal Baru(2) 878.945,2 1.663.284,6 - - 2.542.229,8
Sewa Guna Usaha
(Operating leases) 249.012,7 488.920,4 366.603,2 868.627,7 1.973.164,0
Jumlah 1.128.957,8 2.152.205,0 366.603,2 868.627,7 4.515.393,8
Catatan:
(1) Dari 31 Decsmber 2006 sampai 31 Desember 2007.
(2) Menggunakan nilai tukar untuk USD1.0 = JPY119.
Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah melakukan
tambahan kewajiban kontrak sebesar Rp505.911,1 juta.
9. RISIKO PASAR
Dalam menjalan kegiatan usahanya yang wajar, Perseroan menghadapi risiko berbagai macam risiko
pasar termasuk risiko uang tambang, risiko harga bahan bakar dan risiko bunga bank serta dalam skala
yang tidak terlalu besar risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko kredit. Manajemen risiko senantiasa
diarahkan untuk meminimalisis dampak negatif dari risiko-risiko tersebut terhadap kinerja keuangan
Perseroan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Perseroan memakai beberapa instrumen keuangan
derivatif seperti kontrak swap nilai tukar mata uang asing untuk melindungi nilai terhadap risiko keuangan.
Sampai dengan tanggal Prospektus ini, Perseroan tidak pernah malakukan transaksi instrumen derivatif
keuangan untuk tujuan spekulasi.
Risiko Uang tambang
Tarip uang tambang/freight sangat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan pasar terutama yang berkaitan
dengan keseimbangan antara penawaran dan permintaan kargo di dalam pasar internasional, yang
berdampak signifikan secara langsung terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan. Kekurangan
kapasitas transportasi akan menyebabkan naiknya uang tambang, sebaliknya apabila terjadi kelebihan
pasokan kapal akan menyebabkan ongkos tambang menurun. Pada umumnya, uang tambang selalu
penuh dengan gejolak dan mempunyai siklusnya sendiri. Perseroan senantiasa berusaha untuk
meminimalisir dampak negatif risiko uang tambang ini dengan melakukan diversifikasi operasinya
berdasarkan lokasi geografis, pasar produk yang berbeda dan mengamankan sebagian besar
pendapatannya melalui kontrak jangka panjang.
Risiko Bahan Bakar
Biaya bahan bakar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor politik dan ekonomi yang diluar kendali
Perseroan, dan kenaikan bahan bakar tersebut akan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan
kinerja operasi Perseroan. Sehubungan dengan hal ini, apabila Perseroan mempunyai keyakinan bahwa
biaya bahan bakar akan naik secara signifikan dalam jangka waktu pendek, maka Perseroan akan
melindungi risiko kenaikan jangka pendek tersebut dengan membeli bahan bakar cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam satu atau dua bulan. Selain itu, beberapa dari kontrak COA memuat klausul penyesuaian
harga bahan bakar yang memperkenankan baik pelanggan dan Perseroan untuk menyesuaikan sebagian
dari harga yang tertera dalam perjanjian dengan perubahan harga bahan bakar di pasar terbuka.
52
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Risiko Tingkat Bunga Bank
Keuntungan Perseroan dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga dan jumlah pinjaman bank. Pada
saat ini, Perseroan mendapatkan tingkat bunga yang relatif rendah. Dari waktu ke waktu, Perseroan
selalu mengelola risiko tingkat bunga tersebut dengan melakukan lindung nilai (hedging) swap tingkat
bunga. Pada saat ini, Perseroan tidak memiliki kontrak hedging atau swap tingkat bunga untuk melindungi
perubahan tingkat bunga, namun demikian Perseroan dapat melakukan kontrak hedging atau swap
tingkat bunga di masa yang akan datang. Perseroan tidak akan melakukan swap tingkat bunga untuk
tujuan spekulasi.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Perseroan memiliki kewajiban untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan International Financial
Reporting Standard (IFRS) dimana pelaporan dilakukan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku
pada saat terjadinya transaksi. Selama tiga tahun terakhir, sebagian besar pendapatan Perseroan
diperoleh dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Sejalan dengan operasi Perseroan yang bertaraf
internasional, Perseroan melakukan transaksi selain dalam mata uang Dolar Amerika Serikat tetapi dalam
mata uang lainnya terutama dalam Rupiah Indonesia, Yen jepang, Dolar Singapura dan Pounsterling
Inggris. Pergerakan nilai tukar mata uang asing akhir-kahir ini tidak menimbulkan dampak material terhadap
kegiatan usaha Perseroan. Mengingat expansi operasinya secara global, risiko terhadap perubahan
nilai tukar mata uang asing yang dihadapi Perseroan akan lebih besar. Di waktu yang lalu, Perseroan
pernah melakukan kontrak forward untuk melindungi risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan
mungkin akan melakukan lagi di masa yang akan datang. Perseroan tidak akan melkuakan kontrak
swap untuk melindungi nilai tukar mata uang asing untuk tujuan spekulasi. Transaksi swap nilai tukar
mata uang asing terutama untuk memadukan (matching) kewajiban dan biaya non Dolar Amerika Serikat
dengan pendapatan Perseroan (dalam mata uang Dolar Amerika Serikat), sehingga merefleksikan sifat
alamiah kegiatan usaha Perseroan yang telah mencapai taraf internasional. Sehubungan dengan jumlah
pinjaman Perseroan dalam mata uang Rupiah cukup substantial, Perseroan melakukan transaksi swap
atas pokok pinjaman dan bunganya dalam rupiah tersebut dengan mata uang dalam Dolar Amerika
Serikat. Setiap keuntungan dan kerugian yang timbul dari perhitungan mark to market atas transaksi
swap tersebut bukanlah tindakan spekulasi yang dilakukan oleh Perseroan.
Tabel berikut ini menggambarkan jumlah keuntungan dan (kerugian) atas perubahan nilai tukar mata
uang asing dalam tiga tahun buku terakhir.
31 Desember
2004 2005 2006
Rp Juta Rp Juta Rp Juta
31.329,6 (20.755,4) (21.980,8)
Risiko Kredit
Perseroan menghadapi risiko kredit atas kegagalan penyewa melakukan pembayaran kontraknya yng
berdasarkan time charter dan spot charter, seperti misalnya kegagalan membayar biaya sewa. Dalam
menentukan persyaratan kredit buat para nasabah, Perseroan melakukan pertimbangan antara lain
faktor-faktor sebagai berikut: kondisi keuangan pelanggan, jejak rekam pembayaran dari nasabah,
lamanya hubungan yang telah terjalin, jarak dan jangka waktu pelayaran. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut, persyaratan kredit Perseroan bisa bervariasi berdasarkan pertimbangan: 3 hari bank setelah
pemuatan kargo selesai, satu hari bank sebelum breaking bulk, dan 3 hari bank setelah bongkar-muat.
Persyaratan kredit tersebut dapat diubah sebagai hasil negosiasi dengan nasabah.
Pada tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004, jumlah piutang usaha Perseroan adalah masing-
masing sebesar Rp507.044,9 juta, Rp408.918,9 juta, dan Rp201.039,5 juta.
53
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
10. MUSIMAN
Perseroan mengoperasikan kapal di dalam pasar yang secara historis mempunyai permintaan bersifat
musiman. Sifat musiman ini akan mempunyai dampak terhadap hasil operasi kwartalan. Dalam skala
tidak terlalu besar, kegiatan transportasi minyak kapal, bahan kimia dan gas umumnya menguat pada
saat musim gugur dan musim dingin di Belahan Bumi Bagian Utara sebagai tindakan antisipasi akan
meningkatnya konsumsi selama periode tersebut. Perseroan mempunyai keyakinan bahwa kejadian
musiman tersebut tidak mempunyai dampak yang material terhadap kinerja operasi selama tiga tahun
terakhir ini pada saat mana Perseroan telah melakukan diversifikasi jenis kapal atas armadanya (sehingga
dengan adanya kapal tambahan ini dapat mengurangi akibat dari menurunnya uang tambang secara
musiman), dan Perseroan telah secara konsisten menjaga sebagian dari kapal-kapalnya tetap memperoleh
kontrak jangka panjang (dimana kontrak-kontrak tersebut tidak dipengaruhi oleh kejadian musiman).
11. PROSPEK USAHA DAN KECENDERUNGANNYA (TREND)
Perseroan tetap berharap untuk mengembangkan kegiatan usahanya selama tahun 2007.Operasi
Perseroan akan tetap dipengaruhi oleh kondisi pasar dimana Perseroan beroperasi, terutama oleh uang
tambang atas kargo yang akan diangkut maupun faktor-faktor lain yang telah diuraikan pada bab-bab
tersebut di atas.
54
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
V. RISIKO USAHA
Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha
Perseroan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Beberapa risiko
yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba diantaranya
adalah:
Risiko sehubungan dengan Perseoran dan Anak Perusahaan.
Sebagian besar pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari kawasan Asia Pasifik
dan Timur Tengah, sehingga kondisi ekonomi yang memburuk di pasar tersebut akan berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006, sebagian besar pendapatan (sekitar 97,40% dari total pendapatan Perseroan) berasal dari kawasan
Asia Pasifik dan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kegiatan industri di
lokasi mana para pelanggan beroperasi. Kondisi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah
bisa menjadi tidak stabil, terganggu atau terhenti pertumbuhannya disebabkan karena adanya peperangan,
kegiatan teroris, ketidak stabilan politik atau wabah penyakit. Contohnya, krisis keuangan Asia tahun
1997 menyebabkan merosotnya pertumbuhan ekonomi secara signifikan diseluruh kawasan. Peristiwa
yang mirip pada tahun 2003 saat wabah sindrom pernapasan akut (Severe acute respiratory syndrome
= ”SARS”) berjangkit antara lain di Hong Kong, Cina, Singapura, Taiwan dan Vietnam, maka peristiwa ini
telah berdampak pada perekonomian dikawasan tersebut. Apabila terjadi penyebaran yang mengancam
kesehatan masyarakat secara luas, seperti flu burung (avian influenza), atau adanya krisis keuangan
atau peperangan atau aksi teroris secara meluas, atau peristiwa sosial dan politik yang berdampak
negatif, maka kondisi ekonomi pada pasar tersebut akan merosot. Merosotnya kondisi ekonomi di daerah
tersebut akan memaksa perusahaan yang bergerak pada industri yang bersangkutan untuk sementara
waktu menurunkan atau menghentikan produksinya, yang berakibat pada menurunnya permintaan untuk
mengangkut bahan baku dan barang jadi. Kondisi yang demikian akan meningkatkan risiko atas kontrak
jangka panjang yang telah disepakati oleh pelanggan tertentu dengan Perseroan dan Anak Perusahaan
untuk tidak diperpanjang, atau diperpanjang tetapi dengan persyaratan yang kurang menguntungkan,
atau dilanggar atau diputus. Dalam kasus demikian, Perseroan dan Anak Perusahaan harus mencari
pelanggan baru sebagai pengganti untuk kapal-kapal Perseroan dan Anak Perusahaan. Apabila Perseroan
dan Anak Perusahaan tidak dapat mendapatkan pelanggan pengganti secepatnya, maka kejadian ini
akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak
Perusahaan.
Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki
hutang dalam jumlah yang substantial, dan mungkin tidak bisa mencari dana baru atau
mendapatkan pinjaman tambahan yang dibutuhkan untuk membiayai perkembangan Perseroan
dan Anak Perusahaan dimasa yang akan datang.
Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki hutang
dalam jumlah yang substansial. Setelah disesuaikan dengan adanya Penawaran Umum Obligasi ini,
maka pada tanggal 31 Desember 2006, total hutang konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan adalah
sebesar Rp3.927.806 juta. Perseroan dan Anak Perusahaan menerapkan strategi pertumbuhan melalui
optimisasi dan modernisasi armada yang ada sehingga memerlukan investasi besar dan tergantung
kepada kemampuan pendanaan maupun investasi lainnya, selain dana yang berasal dari dalam
perusahaan. Perjanjian yang mengatur hutang-hutang tersebut (termasuk perjanjian untuk Notes dan
perjanjian perwaliamantan untuk obligasi Rupiah maupun mata uang lainnya) memuat larangan yang
menyebabkan berkurangnya fleksibilitas keuangan, termasuk pembatasan atas jumlah tambahan
pinjaman atau menerbitkan saham baru atau efek bersifat ekuitas (equity-linked securities) serta
pembatasan yang mengatur Perseroan dan Anak Perusahaan memenuhi rasio keuangan tertentu. Apabila
dimasa yang akan datang kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat memenuhi
ketentuan dari para pemodal dan pemberi pinjaman, maka Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat
menggalang dana baru untuk menunjang pertumbuhannya dan mendapat pembiayaan baru dengan
persyaratan yang memuaskan.
55
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Jumlah pinjaman yang substantial dan pembatasan yang dimuat dalam perjanjian-perjanjian pinjaman
tersebut dapat berdampak negatif terhadap kemampuan Persoran dan Anak Perusahaan untuk
mengoperasikan kegiatan usahanya sesuai dengan cara-cara manajemen yang paling bermanfaat bagi
Perseroan dan Anak Perusahaan dan para pemegang sahamnya. Contohnya, apablia pembatasan
tersebut tidak memperkenankan Perseoran dan Anak Perusahaan untuk melakukan akuisisi kapal atau
perusahaan yang memiliki kapal meskipun menurut Perseroan dan Anak Perusahaan akuisisi tersebut
diperlukan atau akan bermanfaat bagi kegiatan usaha, atau dapat dibatasinya kemampuan Perseroan
dan Anak Perusahaan untuk menambah investasi atas armadanya atau terhadap aspek lain dari kegiatan
usahanya,
Pembatasan yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan
dan kinerja operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Sebagian besar hutang Perseroan dan Anak Perusahaan dikenakan bunga mengambang yang
menyebabkan Perseroan dan Anak Perusahaan terekspos terhadap risiko perubahan suku bunga yang
menyebabkan meningkatnya biaya bunga apabila tingkat suku bunga naik. Tentang uraian rinci pinjaman-
pinjaman perusahaan dapat dilihat pada “Bab III Pernyataan Hutang” dalam Prospektus ini.
Salah satu rencana strategis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah ekspansi ke dalam sektor
angkutan baru dan pasar geografis baru dimana pengalamannya masih sedikit dan belum terbukti,
dan ekspansi yang demikian mungkin saja gagal.
Strategi jangka pendek dan menengah Perseroan dan Anak Perseroan adalah meningkatkan volume
palayaran ke Eropa dan mengembangkan operasi pengapalan gas. Sampai saat ini, Perseroan dan
Anak Perusahaan belum pernah bersaing dengan operator di pasar Eropa dalam skala besar atau
berusaha menjual jasa pengangkutan lagsung kepada para pelanggan dari Eropa untuk perdagangan
intra-Eropa. Perseroan dan Anak Perusahaan hanya memiliki satu kantor di Eropa dan pengalaman
operasi secara langsung dan secara berkesinambungan adalah terbatas. Ekspansi ke pasar Eropa
membawa tantangan baru serta kesulitan yang belum dikenal, seperti misalnya organisasi para pekerja
dalam serikat buruh dan biaya operasi yang lebih tinggi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak
Perusahaan mampu untuk mengatasi tantangan atau menangani kesulitan tersebut dengan sukses.
Demikian pula, Perseroan dan Anak Perusahaan berencana untuk mengembangkan operasi pengapalan
dalam pasar LPG dan LNG untuk meningkatkan proporsi pendapatan dari kegiatan usaha kapal tanker
gas, termasuk untuk kegiatan di pasar pengapalan FSO maupun untuk kegiatan pengapalan FSPO.
Ekspansi tersebut membutuhkan investasi barang modal, sumberdaya manusia dan pengetahuan
tambahan (additional know-how). Sejak Perseroan dan Anak Perusahaan memasuki kegiatan usaha
transportasi gas pada tahun 1989, operasi pada sektor ini tetap kecil dengan pengalaman yang terbatas,
dan mungkin tidak dapat berkompetisi dengan perusahaan transportasi lain yang telah berpengalaman
dan berskala besar.
Adalah tidak mudah untuk melakukan evaluasi atau perkiraan atas kemampuan Perseroan dan Anak
Perusahaan sehingga dapat berhasil dalam melaksanakan rencana ekspansi tersebut. Prospeknya
tidaklah pasti dan harus dipertimbangkan seiring dengan risiko, ketidak-pastian dan kesulitan yang sering
dihadapi oleh perusahaan yang masuk ke dalam pasar geografis atau produk baru. Ekspansi kegiatan
angkutan laut dalam sektor gas dan pasar FSO dan FPSO serta pasar Eropa akan membutuhkan investasi
yang nilainya besar, dan seandainya ekspansi tersebut tidak berhasil, Perseroan dan Anak Perusahaan
tidak akan menerima imbalan atau imbalannya kurang memadai atas investasi tersebut, dan pada
gilirannya akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi
Perseroan dan Anak Perusahaan.
Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai ketergantungan kepada anggota manajemen kunci.
Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki ketergantungan terhadap jasa kolektif dari seluruh anggota
senior manajemen, termasuk antara lain para Direksi, manajer dan perwira kapal. Hilangnya ketersediaan
jasa dari orang-orang tersebut atau beberapa dari mereka akan berdampak negatif atas kegiatan usaha,
kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterangan lebih rinci mengenai
anggota manajemen Perseroan dapat dilihat pada Bab VII mengenai Keterangan Tentang Perseroan
dan Anak Perusahaan.
56
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin menderita kerugian karena tidak menutup asuransi
umum untuk melindungi semua risiko-risiko atau tuntutan hukum yang mungkin timbul.
Pegoperasian kapal samudera (ocean-going vessels) memiliki risiko kerugian yang melekat yang
disebabkan karena kondisi cuaca buruk, pencemaran lingkungan, kebakaran, kegagalan mekanis,
tabrakan, kesalahan manusia, perang, terorisme, pembajakan, kegiatan politik dari berbagai negara dan
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian lain. Dalam kejadian tersebut di atas, mungkin terjadi kehilangan
jiwa, hak milik, pendapatan dan meningkatnya biaya yang pada akhirnya menimbulkan tuntutan signiifikan
terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan.
Perseroan dan Anak Perusahaan mengasuransikan secara komprehensif dengan tingkat premi yang
memadai, meskipun tingkat premi yang diberlakukan oleh asuransi cenderung berfluktuasi sesuai dengan
peristiwa yang mempengaruhi pasar dimana hal tersebut berada diluar kendali Perseroan dan Anak
Perusahaan, seperti misalnya serangan teroris di Amerika Serikat pada tanggal 11 Nopember 2001 dan
kebangkrutan korporasi yang menyebabkan semakin banyaknya tuntutan hukum/litigasi terhadap
pemegang saham. Manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan yakin bahwa penutupan asuransi
tersebut telah memadai untuk melindungi risiko-risiko yang berhubungan dengan kecelakaan (accident
related-risks) sejalan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Secara umum, seluruh
kegiatan operasi Perseroan dan Anak Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi, namun demikian
tidak ditutup dengan asuransi umum yang melindungi tuntutan hukum terhadap Perseroan dan Anak
Perusahaan dan mungkin asuransi tersebut melindungi hanya untuk jenis klaim tertentu, tergantung
pada kegiatannya (lihat Bab VIII mengenai Kegiatan Usaha bagian Asuransi).
Tidak ada jaminan bahwa semua risiko telah dilindungi, setiap klaim akan dibayar penuh atau Perseroan
dan Anak Perusahaan akan mampu untuk mengadakan perlindungan asuransi pada tarif komersial yang
wajar di masa yang akan datang. Apabila Perseroan dan Anak Perusahaan megalami kerugian secara
signifikan dimasa yang akan datang, maka hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan Perseroan
dan Anak Perusahaan untuk mendapatkan perlindungan asuransi atau perlindungan asuransi dengan
tarif komersial yang wajar.
Satu keputusan atau penyelesaian atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang
merugikan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan
Anak Perusahaan.
Operasi kapal melibatkan risiko kecelakaan dan musibah lainnya yang dapat menimbulkan adanya litigasi
terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan. Perseroan dan Anak Perusahaan pernah terlibat dalam
beberapa tuntutan sesuai dengan industrinya sebagai akibat kegiatan usahanya yang wajar. Tidak ada
jaminan bahwa kecelakaan yang sama yang telah menimbulkan tuntutan tersebut tidak terjadi lagi di
masa yang akan datang, dan mungkin terdapat tuntutan hukum atau tuntutan lainnya di masa yang akan
datang. Bahkan apabila Perseroan dan Anak Perusahaan masih saja terlibat dalam perkara demikian,
keberadaan klaim yang demikian akan mengakibatkan publisitas negatif dan akan mengakibatkan
tercemarnya reputasi Perseroan dan Anak Perusahaan serta persepsi pelanggan terhadap prestasi
keselamatan. Satu keputusan atau penyelesaian yang merugikan atas tuntutan terhadap Perseroan dan
Anak Perusahaan yang ada pada saat ini maupun yang akan datang dapat mengakibatkan publisitas
negatif tentang Perseroan dan Anak Perusahaan dan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap
kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Lihat Bab VII
mengenai Perkara Yang Dihadapi Perseroan.
Setiap keterlambatan atas pengiriman kapal baru atau perbaikan kapal yang ada sekarang, akan
mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan
Perseroan dan Anak Perusahaan.
Dalam periode sejak Prospektus ini diterbitkan sampai dengan pertengahan tahun 2009, Perseroan dan
Anak Perusahaan mengharapkan kedatangan 11 kapal baru dengan total kapasitas sebesar 282.780
DWT atau sekitar 18,3 % dari total tonase pada saat ini. Perseroan dan Anak Perusahaan telah mengambil
suatu strategi dengan asumsi bahwa kapal-kapal baru akan dikirimkan tepat waktu dan kapal-kapal
tersebut akan mempunyai kinerja sesuai dengan spesifikasi desainnya. Suatu keterlambatan dalam
pengiriman atau kinerja buruk yang signifikan mengakibatkan dampak negatif secara material terhadap
kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterlambatan
pengiriman dapat disebabkan oleh masalah yang dialami oleh perusahaan pembuat kapal, seperti ketidak-
mampuan (insolvency), force majeure, kejadian diluar kendali Perseroan dan Anak Perusahaan atau
perusahaan pembuat kapal tersebut. Kejadian tersebut serta kerugian ikutannya, sepanjang hal tersebut
tidak dilindungi dengan asuransi atau ganti rugi sesuai kontrak yang memadai, berdampak buruk terhadap
kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan.
57
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pemeliharaan dan pemeriksaan atas kapal-kapal yang ada sekarang dilakukan secara teratur agar inspeksi
bisa dilakukan secara rutin. Apabila kapal-kapal tersebut memerlukan perbaikan yang lebih besar daripada
yang diharapkan, maka terjadi keterlambatan sebelum dapat kembali melayani pelanggan. Keterlambatan
yang demikian berdampak buruk terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi
Perseroan dan Anak Perusahaan.
Biaya operasi dan biaya modal akan memperpanjang umur kapal.
Secara umum, biaya modal dan biaya lain yang dikeluarkan untuk kapal yang layak operasi dapat
memperpanjang umur kapal. Kapal-kapal yang lebih tua biasanya memerlukan biaya pemeliharaan lebih
besar karena dipengaruhi oleh antara lain tingkat pemakaian yang lebih rendah karena alasan
pemeliharaan, dibandingkan dengan kapal-kapal hasil konstruksi mutakhir. Tarif asuransi untuk kargo
lebih tinggi akan tetapi effisiensi menurun seiring dengan usia kapal, faktor-faktor tersebut menyebabkan
kapal tua kurang menarik untuk disewa.
Selain itu, peraturan pemerintah atau standar keselamatan atau peralatan lain yang berhubungan dengan
usia kapal dapat mengakibatkan adanya pengeluaran untuk membeli peralatan kapal yang perlu diganti,
peralatan baru, juga bisa menyebabkan dibatasinya kegiatan kapal untuk hal-hal tertentu. Perseroan
dan Anak Perusahaan tidak dapat memastikan bahwa sehubungan dengan kapal-kapal tua tersebut
dan kondisi pasar dapat membenarkan dilakukannya pengeluaran di atas oleh Perseroan dan Anak
Perusahaan atau mengoperasikan kapal-kapal tersebut secara menguntungkan selama masa sisa waktu
usia kapal tersebut. Seandainya kapal-kapal tersebut dijual, Perseroan dan Anak Perseroan tidak dapat
memastikan bahwa harga penjualan sama atau lebih besar dari pada harga buku yang tercantum di
dalam laporan keuangan pada saat itu.
Apabila seluruh karyawan membentuk serikat, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin
harus mengeluarkan biaya
Pada saat ini, lebih dari separuh awak kapal (crew) dan karyawan lain bukan anggota dari serikat buruh/
pekerja. Seiring dengan meningkatnya armada, jumlah awak kapal dan awak darat (land-based
employees) akan meningkat pula. Rencana Perseroan dan Anak Perusahaan untuk meningkatkan volume
pelayarannya ke benua Eropa akan memicu organisasi karyawan untuk bergabung dengan serikat buruh.
Apabila karyawan tersebut, terutama para awak kapal membentuk serikat buruh, kejadian ini dapat
menambah biaya karyawan, termasuk biaya gaji dan kesejahteraan, sehingga dapat menggangu operasi
Perseroan dan Anak Perusahaan. Faktor-faktor tersebut memberikan dampak negatif terhadap kondisi
keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.
Salah satu pelanggan mempunyai porsi kontribusi signifikan terhadap pendapatan usaha dan
penurunan penjualan terhadap pelanggan tersebut berdampak buruk terhadap kegiatan usaha
dan kinerja operasi Perseoran dan Anak Perusahaan.
PT Pertamina (Persero) (”Pertamina”), badan usaha milik negara Republik Indonesia dalam bidang
perminyakan, adalah salah satu pelanggan terbesar untuk kegiatan usaha transportasi minyak dan gas.
Pertamina dan anak-anak perusahaannya secara bersama-sama mewakili masing-masing sebesar 20.8%,
19.5% dan 15.3% dari total pendapatan usaha untuk tahun 2004, 2005 dan 2006. Selain itu, semua
kontrak utama untuk sewa jangka panjang adalah dengan Pertamina. Perseroan dan Anak Perusahaan
berkeyakinan bahwa Pertamina akan tetap merupakan pelanggan utama yang memberikan porsi signifikan
terhadap pendapatan usaha dimasa yang akan datang. Berakhirnya Pertamina sebagai pelanggan atau
apabila kondisi keuangan Pertamina memburuk, maka hal ini berdampak negatif secara material terhadap
kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.
Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha dengan perusahaan yang berada di
negara-negara yang tunduk terhadap sanksi berdasarkan ketentuan dari the Office of Foreign
Assets Control (”OFAC”) dari Department of the Treasury Amerika Serikat dan peraturan-peraturan
serta konvensi internasional ikutannya (the ”OFAC Rules”).
Kapal-kapal yang dioperasikan Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut berbagai macam produk
dari dan ke negara-negara yang terkena sanksi OFAC, seperti Iran dan Sudan. Pada tahun 2003 dan
2004, the Iran Petrochemical Commercial Company (”IPCC”), sebuah perusahaan perminyakan yang
dimiliki oleh Pemerintah Iran, merupakan salah satu pelanggan utama Perseroan dan Anak perusahaan.
Pada tahun 2004, 2005 dan 2006, pendapatan usaha dari IPCC masing-masing sebesar 3,1%, 2,2%
58
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
dan 2,0%. Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut bahan kimia dan petrokimia milik IPCC, termasuk
methanol, paraxylene, benzene, toluene, caustic soda, and ortholxylene. Perseroan juga melakukan
pengapalan untuk minyak tanah, linier alkyl benzene, normal paraffin, minak pelumas, naphtha, sulphuric
acid dan mono ethylene glycol dari Iran.
Pada tahun 2005, Perseroan dan Anak Perusahaan juga mengangkut 130,000 MT minyak mentah (crude
oil) dari Sudan ke Cina. Sejak saat itu, Perseroan tidak pernah melakukan lagi pengangkutan dari dan ke
Sudan, namun tetap melakukan pengangkutan dari dan ke Iran. Perseroan dan Anak Perusahaan
berkeyakinan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak terkena sanksi OFAC dan tidak terlibat
dalam kegiatan terlarang apapun dengan negara atau perorangan yang terkena sanksi peraturan OFAC.
Selanjutnya, Perseroan dan Anak Perusahaan menyatakan kepada para pemodal bahwa Perseroan
dan Anak Perusahaan antara lain tidak akan menggunakan dana hasil penawaran umum secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendanai aktifitas perorangan yang saat ini terkena sanksi yang
diberlakukan oleh Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam OFAC. Namun demikian karena Perseroan
dan Anak Perusahaan tidak memiliki satuan pengendali kontrol internal untuk memonitor kepatuhan
terhadap peraturan dari OFAC, maka tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak
akan terkena sanksi OFAC di masa yang akan datang yang disebabkan karena adanya perubahan
peraturan OFAC atau karena perkembangan kegiatan usaha perseroan dan Anak Perusahaan.
Selanjutnya, tidak ada jaminan bahwa di masa yang akan datang Perseroan dan Anak Perusahaan tidak
akan melakukan kegiatan usaha di negara-negara yang terkena sanksi peraturan OFAC.
Risiko yang berkaitan dengan Industri Pelayaran.
Industri pelayaran mudah bergejolak (volatile) dan peka terhadap perubahan kondisi ekonomi
secara umum, dalam arti bahwa faktor-faktor ekonomi global yang berada di luar kendali Perseroan
dapat memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan kinerja Perseroan.
Kegiatan utama Perseroan adalah dalam bidang jasa pengapalan bahan kimia, minyak dan gas. Secara
historis, pasar untuk pengangkutan bahan kimia, minyak dan gas bergejolak karena permintaan global
atas produk tersebut juga berfluktuasi. Permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas didorong terutama
dan umumnya oleh pola perkembangan, pertumbuhan dan aktivitas ekonomi secara global. Jika dan
apabila ekonomi global mengalami perlambatan atau penurunan terutama di Amerika Serikat, Eropa
dan kawasan Asia-Pasifik, maka permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas akan menurun juga.
Dengan demikian, permintaan jasa angkutan atas sumber daya tersebut juga akan terpengaruh.
Berikut ini adalah beberapa faktor makro-ekonomi yang mempengaruhi penawaran dan permintaan
pengapalan minyak, bahan kimia dan sumber daya alam lainnya:
• perubahan produksi minyak dan gas secara global, terutama yang berhubungan dengan kontribusi
dari negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC dan dampak atas perubahan tersebut kepada
harga-harga minyak dan gas;
• tingkat ekspor dan impor dan perubahan pola perdagangan minyak dunia, yang akan berpengaruh
terhadap jarak transportasi kargo minyak dan gas;
• permintaan dunia atas produk energi, terutama untuk minyak bumi dan produk turunannya;
• tingkat cadangan/inventaris minyak dan gas, terutama dari negara-negara pegimpor minyak dan
gas;
• perubahan musiman atas permintaan minyak, gas dan bahan kimia;
• kebijakan pemerintah terutama yang berhubungan dengan peraturan tentang lingkungan hidup dan
energi alternatif;
• ketidakstabilan sosial dan politik di negara-negara pengimpor dan produsen, termasuk karena perang,
terorisme dan perburuhan;
Faktor-faktor tersebut diatas berada di luar kendali Perseroan dan sebagai akibatnya maka sifat, waktu
dan tingkat perubahan terhadap keadaan industri tersebut sulit diduga. Perubahan yang material terhadap
permintaan global atas jasa pengangkutan energi atau bahan kimia dapat berpengaruh secara signifikan
terhadap kondisi usaha, kinerja dan keuangan Perseroan.
Fluktuasi atas kapasitas pengangkutan laut global dan permintaan global atas pengangkutan laut dapat
mengakibatkan perubahan uang tambang (freight rate) secara tidak terduga, sehingga dapat berdampak
negatif terhadap pendapatan Perseroan.
59
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Freight rate yang dikenakan atas pengangkutan laut dipengaruhi antara lain oleh perimbangan
perdagangan secara geografis yang ditentukan antara lain oleh lamanya waktu bongkar muat, dan
pertumbuhan kapasitas pengangkutan laut yaitu jumlah kapal baru di pasar dikurangi dengan jumlah
kapal tua yang dibesi-tuakan (scrapped) atau hilang. Apabila jumlah pasokan kapasitas kapal bertambah
dalam jangka waktu yang panjang namun jumlah permintaan kapasitas kapal tidak meningkat, maka
keadaan ini akan menurunkan freight rate secara material dan juga berdampak negatif terhadap nilai
kapal. Perseroan berkeyakinan bahwa pabrik-pabrik kapal tengah berproduksi sesuai dengan kapasitas
produksinya, sehingga terdapat kemungkinan bahwa jumlah pasokan kapal akan lebih besar dari pada
jumlah permintaanya dalam beberapa tahun mendatang yang kiranya dapat berdampak pada penurunan
uang tambang.
Selain itu, industri ini sangat kompetitif dan, meskipun padat modal, memiliki rintangan masuk (entry
barrier) yang rendah. Pada saat permintaan meningkat, tidak menutup kemungkinan masuknya
perusahaan baru ke pasar sehingga menambah jumlah pemain di dalam industri dan meningkatkan
persaingan pasar. Sebagai akibatnya, secara historis terjadi tren pertumbuhan global yang kuat atau
pemindahan sebagian perdagangan ke pasar yang kuat dan memiliki tarif yang tinggi, yang selanjutnya
diikuti dengan meningkatnya kapasitas secara signifikan, sehingga mengakibatkan industri menjadi rentan
terhadap penurunan. Apabila terjadi penurunan, akan ada tekanan kuat pada harga sehingga uang
tambang (freight rate) akan menurun secara material.
Lebih lanjut, secara historis uang tambang memiliki tingkat gejolak yang tinggi dan tidak terduga.
Permintaan atas kapasitas kapal tanker dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, produktivitas industri
serta permintaan akan produk-produk petroleum termasuk minyak mentah, perkembangan perdagangan
internasional, persaingan dari moda transportasi lainnya dan perubahan pola angkutan laut dan
transportasi lainnya. Sebagai konsekuensi atas perubahan permintaan ini (bersamaan dengan adanya
perubahan kapasitas pengangkutan laut), sifat, waktu dan tingkat perubahan dalam industri kapal tanker
yang relatif sulit diduga dan berdampak buruk pada, atau menimbulkan gejolak (volatility) atas uang
tambang yang berlaku atas armada Perseroan dan akan mempengaruhi kinerja Perseroan.
Angkutan laut merupakan usaha yang memiliki beberapa risiko melekat dan kecelakaan yang
terjadi atas kapal Perseroan akan berdampak negatif terhadap hasil usaha.
Pengoperasian kapal memiliki risiko atas kecelakaan dan musibah. Kapal-kapal Perseroan berlayar
mengarungi berbagai wilayah perairan samudera sehingga terekspos (exposed) terhadap kerusakan
yang diakibatkan oleh cuaca buruk, tabrakan dengan kapal lain serta kemungkinan ditindak untuk tidak
boleh berlayar (grounded) atau bahkan tenggelam. Barang yang diangkut kapal Perseroan mungkin
mudah terbakar, dapat meledak, beracun dan berbahaya untuk kapal, manusia serta lingkungan. Selain
itu, Perseroan mungkin akan menerima tuntutan akibat luka atau kecelakaan perorangan, tuntutan atas
kerusakan akibat barang yang berbahaya yang berada atau dipakai dalam operasi kapal Perseroan.
Meskipun Perseroan telah menempatkan keselamatan sebagai prioritas dalam merancang dan
mengoperasikan armadanya, Perseroan pernah mengalami musibah dan kecelakaan atas kapal
Perseroan. Pada tanggal 4 Pebruari 2005, kapal MT. Trijata mengalami tabrakan dilaut Mesir sehingga
mengakibatkan hilangnya sekitar 500 meter kubik (sekitar 3.000 barrel) minyak mentah (light crude oil)
yang diangkutnya. Perseroan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berwenang di taraf internasional
dan lokal untuk memulihkan operasinya dan tumpahan tersebut dapat diatasi. Akibat kecelakaan itu,
kapal tersebut harus masuk galangan untuk perbaikan selama tiga bulan. Perkiraan biaya yang harus
ditanggung dan dapat diklaim (claimable cost) atas kecelakaan tersebut sebesar USD17 juta, termasuk
biaya pemindahan barang, perbaikan kapal dan biaya agen.
Meskipun selama lima tahun terakhir tak satupun kapal-kapal Perseroan yang mengalami kecelakaan
atau musibah kecuali kapal MT Trijata, tidak ada jaminan terhadap kejadian yang sama tidak akan terjadi
lagi di masa yang akan datang. Kapal-kapal Perseroan telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan
sebesar USD1 miliar per kapal per kecelakaan sehubungan dengan polusi dan sebesar USD4,5 miliar
per kapal untuk klaim-klaim lainnya (lihat keterangan mengenai Asuransi pada Bab VIII) namun demikian,
tidak ada jaminan bahwa perlindungan asuransi tersebut telah cukup untuk menutupi seluruh biaya
akibat kecelakaan. Dimasa yang akan datang, mungkin saja waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki
kapal Perseroan yang rusak akibat kecelakaan lebih lama atau adanya tuntutan terhadap Perseroan
dari operator kapal lain, baik perorangan ataupun lembaga pemerintah untuk membersihkan tumpahan
(clean-up), ganti rugi, denda atau pembayaran atas kerusakan yang memiliki dampak negatif terhadap
kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan. Disamping itu, meskipun telah dilindungi dengan
asuransi, apabila terjadi keputusan atau penyelesaian yang tidak menguntungkan sehubungan dengan
60
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan, maupun adanya publisitas negatif sehubungan
dengan kecelakaan tersebut, dapat menimbulkan persepsi buruk dari para pelanggan atas jejak rekam
keselamatan operasi Perseroan, merusak reputasi Perseoran dan pada gilirannya mengurangi
kemampuan Perseoran untuk memperoleh pendapatan, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseoran.
Terbatasnya ketersediaan kapal-kapal untuk dibeli secara tepat waktu dan harga kapal yang
bergejolak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.
Ketersediaan kapal-kapal tanker merupakan kendala yang disebabkan karena berbagai faktor termasuk
karena dibesituakan (scrapping), jenis kapal berlambung-tunggal (single hull) atau kapal yang lebih tua,
terbatasnya kapasitas galangan untuk membuat kapal-kapal baru dan mahalnya harga bahan pelat
baja. Meskipun uang tambang cenderung naik, ketersediaan kapal-kapal bekas (second-hand) terbatas
jumlahnya, hal ini dikarenakan para operator kapal tidak berniat untuk keluar dari bisnis tersebut pada
saat ini. Scrapping, kapasitas galangan yang terbatas dan mahalnya bahan baku yang dibarengi dengan
tingginya uang tambang menyebabkan kecenderungan mahalnya harga kapal, yang pada gilirannya
menyebabkan meningkatnya kebutuhan modal investasi untuk memelihara atau untuk meningkatkan
jumlah armada Perseroan.
Kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya akan berdampak negatif terhadap marjin
laba.
Salah satu biaya utama dalam mengoperasikan kapal adalah harga bahan bakar. Kondisi politik dan
ekonomi di Timur Tengah, Venezuela, Nigeria dan bagian-bagian lain di dunia menyebabkan sulitnya
memperkirakan ketersediaan bahan bakar pada harga yang dapat menunjang operasi kapal pada skala
ekonomisnya secara berkesinambungan. Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2005 dan 2006, biaya
bahan bakar mewakili sekitar 41,3% dan 42.0% dari total biaya berlayar dan operasi kapal-kapal Perseroan
dan Anak Perusahaan. Kenaikan biaya bahan bakar secara global dimasa yang akan datang akan
mempengaruhi biaya operasi secara signifikan. Kenaikan harga bahan bakar belum tentu dapat
dibebankan secara penuh kepada pelanggan dalam bentuk kenaikan uang tambang. Selain itu, kenaikan
tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya operasi lainnya termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya
awak kapal (crew costs). Dengan demikian, kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya
akan berdampak negatif terhadap kondisi usaha, keuangan dan kinerja Perseroan.
Untuk memelihara armada, Perseroan harus mengeluarkan biaya tidak terduga.
Usia kapal dalam armada Perseroan berkisar antara 1 tahun hingga 26 tahun, dengan usia rata-rata
10,6 tahun. Pada umumnya biaya yang dibutuhkan untuk memelihara sebuah kapal agar dapat beroperasi
secara layak akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia kapal, akan tetapi sulit untuk diperkirakan
secara akurat. Selain itu, adanya perubahan peraturan pemerintah yang tidak terduga atau penerapan
standard peralatan atau keselamatan akan menyebakan dikeluarkannya biaya yang tidak terduga untuk
membeli atau mengubah peralatan, terutama untuk kapal-kapal tua. Sebagai konsekuensinya, Perseroan
harus menghentikan operasi kapalnya untuk waktu yang lebih lama atau lebih sering dari yang
direncanakan untuk melakukan perbaikan atau modifikasi yang diperlukan agar kapal tersebut dapat
memenuhi peraturan yang berlaku tersebut. Tidak ada jaminan bahwa kapal-kapal Perseroan tidak
memerlukan perbaikan secara ekstensif yang akan menyebabkan membengkaknya biaya dan perbaikan
dalam waktu yang lama. Akibatnya kondisi yang demikian ini akan berdampak negatif terhadap kondisi
usaha, keuangan dan kinerja Perseroan.
Karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan dapat berubah secara signifikan, Perseroan dapat
mengalami kerugian yang berdampak negatif terhadap likuiditas, pendapatan dan kondisi
keuangan Perseroan.
Nilai pasar yang wajar atas kapal-kapal Perseroan berfluktuasi seiring dengan waktunya. Nilai pasar
wajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• usia kapal;
• spesifikasi dan kondisi kapal
• kondisi pasar dan ekonomi global yang mempengaruhi kondisi industri kapal tanker;
• persaingan dari perusahaan pelayaran lainnya;
• perubahan dalam penawaran dan permintaan atas ukuran dan tipe kapal tertentu;
61
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
• jumlah kapal dalam armada dunia;
• kemajuan-kemajuan yang mempengaruhi moda tranportasi;
• perubahan biaya untuk membangun kapal-kapal baru;
• peraturan pemerintah dan peraturan lainnya;
• tingkat tarif sewa (charter) yang berlaku; dan
• kemajuan teknologi;
Apabila harga kapal merosot, maka Perseroan perlu mencatat kerugian tersebut sesuai dengan ketentuan
dari IFRS sehingga kejadian ini akan mempengaruhi pendapatan Perseroan. Demikian pula apabila
Perseroan menjual kapal pada harga yang lebih rendah daripada nilai yang dicatat dalam laporan
keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan, kejadian ini akan mengurangi pendapatan
Perseroan. Nilai kapal tanker yang menurun akan berdampak negatif terhadap likuiditas dan kemampuan
Perseroan untuk menghimpun dana tunai atau pembiayaan kembali atau menarik dana fasilitas kredit
yang ada.
Perseroan tunduk terhadap berbagai peraturan dan potensi kewajiban yang mengakibatkan
pengeluaran biaya secara signifikan dan akhirnya berdampak negatif terhadap kondisi usaha,
operasi dan keuangan Perseroan.
Operasi Perseroan tunduk terhadap berbagai perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional
yang mengatur tentang manajemen, transportasi, bongkar-muat minyak dan bahan berbahaya, yang
semuanya dirancang untuk melindungi lingkungan dari polusi, dan juga peraturan perundang-undangan
dari negara, negara bagian atau wilayah lain yang berlaku sesuai dengan jurisdiksi dimana kapal tanker
Perseroan beroperasi atau didaftarkan. Kapal-kapal Perseroan harus memenuhi semua persyaratan
yang ketat dalam aspek operasi, pemeliharaan dan persyaratan struktural dimana pelaksanaannya akan
diperiksa oleh pihak yang berwenang secara cermat. Selain itu, seluruh staf Perseroan yang terkait
harus mematuhi aturan manajemen keselamatan dan kesiapan prosedur darurat yang telah disetujui.
Pelanggaran atas persyaratan yang berlaku akan dikenakan sanksi yang berat dan untuk beberapa hal
dapat dilakukan penahanan atas kapal Perseroan.
Agar dapat senantiasa memenuhi perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional yang
ada pada saat ini maupun yang akan datang, Perseroan mengeluarkan biaya dan akan mengeluarkan
biaya substansial untuk memenuhi persyaratan pemeliharaan dan inspeksi tersebut, mengembangkan
dan melaksanakan kesiapan prosedur darurat, untuk membayar biaya perlindungan asuransi atau bukti
lain yang diperlukan dan untuk menunjukan kecukupan finansial untuk mengatasi musibah yang
menimbulkan polusi. Berbagai perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional tersebut
memberikan dampak:
• mengurangi nilai ekonomis kapal;
• menyebabkan berkurangnya kapasitas kargo atau perubahan lain dalam struktur atau operasional
kapal;
• menerapkan persyaratan lebih ketat atas kapal yang mungkin pada gilirannya akan menyebabkan
kapal Perseroan menjadi kurang menarik bagi calon penyewa maupun pembeli;
• menyebabkan meningkatnya risiko yang harus ditutup oleh asuransi, yang pada gilirannya akan
berdampak pada kemampuan Perseroan untuk menutup asuransi yang diperlukan oleh kapal-kapal
tersebut; atau
• tidak memperoleh akses ke atau ditahan di dalam pelabuhan-pelabuhan tertentu.
Mengingat bahwa undang-undang, perjanjian dan peraturan internasional tersebut sering diubah,
Perseroan tidak dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi konvensi dan peraturan
tersebut atau dampaknya atas harga jual kembali (resale) atau masa pakai kapal atau aspek operasi
lainnya. Konvensi dan peraturan tambahan yang diberlakukan mungkin akan menyebabkan kegiatan
usaha Perseroan lebih terbatas atau Perseroan harus mengeluarkan biaya cukup besar karena kalau
tidak, akan berdampak terhadap kegiatan usaha dan pemegang saham secara material yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap kondisi keuangan Perseroan. Salah satu contohnya, dalam perusahaan
pelayaran, Pemerintah Republik Indonesia mungkin saja membatasi kepemilikan saham oleh pihak asing.
62
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Terdapat risiko atas adanya peraturan tentang dipercepatnya penghapusan kapal tanker
berlambung tunggal.
The International Maritime Organisation (the ”IMO”) telah menerbitkan peraturan tentang penghapusan
kapal tanker berlambung tunggal dan ketentuan penghapusan tersebut dipercepat menjadi tahun 2010
dari awalnya pada tahun 2015, meskipun mendapat protes dari beberapa negara seperti Amerika Serikat
dan Jepang. Terdapat tujuh kapal tanker berlambung tunggal dari armada yang dimiliki Perseroan dan
Anak Perusahaan sehingga apabila terjadi percepatan penghapusan lebih lanjut, keputusan tersebut
akan berdampak terhadap kondisi usaha dan keuangan Perseroan. Meskipun ketentuan tersebut tidak
bersifat mewajibkan, beberapa negara mungkin akan melarang masuknya kapal tanker berlambung
tunggal ke dalam pelabuhan mereka dan ketentuan demikian akan berdampak negatif terhadap kegiatan
usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.
Pendapatan dipengaruhi variasi musiman sehingga berdampak pada laba Perseroan.
Pasar internasional kapal tanker telah menunjukkan adanya variasi musiman sesuai dengan permintaan
kapasitas kapal tanker dan tarif sewa. Tarif sewa kapal tanker pada musim gugur dan musim dingin
biasanya lebih tinggi sebagai akibat meningkatnya konsumsi minyak di Belahan Utara (Northern
Hemisphere) dan cenderung menurun pada waktu musim semi. Nilai kapal akan berfluktuasi sesuai
dengan tarif sewanya. Faktor musiman seperti tersebut di atas berpengaruh terhadap hasil operasi
Perseroan secara kwartalan dan keadaan ini akan tetap berlangsung dimasa yang akan datang.
Kegiatan teroris di Indonesia maupun di tempat lain akan mengakibatkan ketidakstabilan pasar
global angkutan laut, dan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha.
Setelah terjadinya peristiwa peledakan bom di Indonesia pada tahun 2002, terutama peristiwa bom di
Bali pada bulan Oktober 2002 dan Oktober 2005, kegiatan teroris semacam ini mungkin terjadi lagi di
masa yang akan datang. Kegiatan tersebut bisa mengakibatkan ketidakstabilan di Indonesia dan berakibat
timbulnya keresahan masyarakan dan karena tindakan-tindakan yang diambil pemerintah. Selain itu,
tindakan teroris semacam itu juga terdapat di beberapa pasar dimana Perseroan beroperasi, termasuk
di Timur Tengah dan Eropa. Tindak kekerasan yang menyebabkan keresahan dan mengakibatkan
ketidakstabilan telah berdampak dan akan terus berdampak buruk terhadap investasi dan tingkat
kepercayaan dan kinerja ekonomi Indonesia maupun global, yang akan berdampak buruk terhadap
kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasi Perseroan.
Pemerintah dapat mengambil-alih kapal pada saat terjadinya perang atau keadaan darurat tanpa
memberikan kompensasi yang memadai sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 23 tahun 1959 tentang keadaan
Bahaya, Pemerintah dapat mengambil-alih atau menyita satu atau lebih kapal Perseroan untuk dimiliki
dan dipakai. Pengambil-alihan untuk dimiliki terjadi pada saat pemerintah mengambil-alih kendali dan
menjadi pemilik dari kapal tersebut. Umumnya pengambil-alihan terjadi pada saat perang atau keadaan
darurat. Apabila Pemerintah mengambil-alih satu atau lebih kapal Perseroan, hal ini akan berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.
Risiko sehubungan dengan kegiatan usaha Perseoran dan Anak Perusahaan.
Risiko usaha potensial yang dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk
menghasilkan laba di antaranya adalah:
Risiko Pemutusan Hubungan Kontrak.
Perkembangan situasi ekonomi mempunyai dampak yang besar terhadap aktivitas industri yang menjadi
pelanggan Perseroan. Jika situasi ekonomi memburuk dapat menyebabkan para pelaku industri tersebut
mengurangi dan atau menghentikan produksinya untuk sementara, yang akhirnya mengurangi pasokan
bahan baku dan hasil industri. Hal ini dapat meningkatkan risiko diputuskannya kontrak jangka panjang
yang mengakibatkan Perseroan harus mencari penyewa baru atau muatan pengganti untuk kapal yang
kontraknya diputuskan tersebut. Jika Perseroan tidak mampu untuk segera mendapatkan penyewa baru
atau muatan pengganti, maka dapat mempengaruhi pendapatan usaha dan laba Perseroan.
63
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Risiko Bencana Alam Dan Kecelakaan Di Laut.
Kapal-kapal Perseroan yang melayari lautan bebas dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
cuaca buruk, tabrakan dengan kapal lain, menabrak karang atau bahkan tenggelam. Selain itu, muatan
yang diangkut oleh kapal-kapal Perseroan dapat berupa bahan-bahan yang mudah terbakar, mudah
meledak, dan beracun, dan dapat membahayakan keselamatan kapal, manusia dan lingkungan hidup.
Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan usaha dari kapal tersebut yang besarnya tergantung
dari lamanya masa perbaikan dan peningkatan beban usaha untuk kapal tersebut akibat biaya perbaikan
kapal dan biaya-biaya lain akibat kerusakan yang ditimbulkan.
Risiko Persaingan.
Bisnis pelayaran yang digeluti Perseroan adalah bisnis yang dijalankan secara internasional yang
berhadapan dengan kompetisi pasar bebas. Pada segmen pasar utamanya, pesaing utama Perseroan
termasuk perusahaan pelayaran Eropa maupun Asia. Persaingan tersebut akan semakin ketat ketika
terjadi kelesuan perekonomian. Akibat langsung yang dapat ditimbulkan dari resiko persaingan adalah
menurunnya Pendapatan Usaha untuk kapal-kapal yang tidak terikat kontrak akibat melemahnya nilai
uang tambang (freight rate) yang terbentuk dari keseimbangan posisi permintaan dan penawaran ruang
kapal.
Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dan Tingkat Bunga Pinjaman.
Sekitar 60% operasi Perseroan dibiayai dengan pinjaman yang kira-kira berkisar 95% diantaranya dalam
mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) dengan disertai suku bunga tertentu. Naiknya tingkat suku
bunga dan gejolak nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD dapat mempengaruhi kinerja laporan
keuangan Perseroan. Peningkatan tingkat bunga pinjaman dapat mempengaruhi secara langsung Laba
Bersih yang diterima Perseroan sedangkan fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi besarnya akun
kerugian/keuntungan kurs mata uang asing.
Risiko Ketidakstabilan Politik.
Setelah terjadinya aksi teroris sejak bulan Oktober tahun 2002, dan 2005 di dalam negeri serta aksi
teroris di Timur Tengah maupun Eropa, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya tindakan yang
sama di masa yang akan datang. Situasi politik yang tidak stabil sebagai akibat dari tindakan teroris,
gejolak sosial, kerusuhan, dan bentrokan antar kelompok sosial, di dalam negeri maupun di luar negeri
dalam wilayah dimana merupakan pasar dari Perseroan sehingga memberikan dampak ekonomi secara
signifikan, akan mempengaruhi aktivitas bisnis Perseroan.
Risiko Sebagai Induk Perusahaan.
Struktur perusahaan Perseroan terdiri dari beberapa tingkat Anak Perusahaan yang terkonsolidasi laporan
keuangannya pada Perseroan sebagai induk perusahaan. Apabila kinerja keuangan Anak Perusahaan
mengalami penurunan maka hal ini akan mempengaruhi secara langsung pada kinerja keuangan induk
perusahaan.
Risiko Terkait Penurunan Peringkat Obligasi.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang
jangka panjang dari PEFINDO dengan peringkat id AA- (double A minus; stable outlook). Terdapat
kemungkinan bahwa PEFINDO dapat menurunkan peringkat Obligasi Perseroan di masa mendatang
menjadi di bawah peringkat pada tanggal emisi apabila terjadi penurunan kinerja Perseroan yang signifikan.
64
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat kejadian-kejadian penting yang relevan
dan signifikan setelah Laporan Auditor Independen dari Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio &
Rekan tanggal 6 Juni 2007, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan
Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan
2004.
65
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK
PERUSAHAAN
1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker sesuai dengan Akta No. 60 tanggal 12 Maret
1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127 tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus
1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya
dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal
31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 866/
1989, 867/1989, 868/1989 dan 869/1989 tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1 September 1989, Tambahan No. 1729/1989.
Perubahan akta pendirian Perseroan telah diungkapkan dan dapat dilihat pada sub judul Riwayat Singkat
Perseroan yang telah disajikan dalam Prospektus Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II
Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/Atau Mengambang yang diterbitkan di Jakarta tanggal
28 Mei 2003.
Sejak Penawaran umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003, anggaran dasar Perseroan telah
mengalami beberapa perubahan, sebagai berikut:
� Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17 tertanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan Amrul
Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah diterima dan
dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 27 April
2004 Nomor C-10322 HT.01.04.TH.2004 dan telah didaftarkan di kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 14 Juli 2004 No. 1669/RUB.09.05/VII/2004 serta telah diumumkan
pada Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tertanggal 10 September 2004, Tambahan No. 752.
� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 10 tertanggal
6 Mei 2004 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang
Laporan Perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tertanggal 23 Juni 2004 Nomor C-15700 HT.01.04.TH.2004 dan telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Repulik Indonesia
No. C-13866 HT.01.04.TH.2004 tertanggal 4 Juni 2004 serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 14 Juli 2004 di
bawah No. 1669/RUB.09-05/VII/2004 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 70 tanggal 31 Agustus 2004, Tambahan No. 8543.
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tertanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat
oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah
diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal
29 Nopember 2004 Nomor C-28893 HT.01.04.TH.2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 8 Desember 2004 di bawah No. 3005/RUB.09.05/XII/
2004 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tertanggal
21 Desember 2004, Tambahan No. 1077.
� Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 1 tertanggal 2 Mei 2005 yang dibuat oleh Amrul Partomuan
Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah diterima dan dicatat oleh
Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 4 Mei 2005 Nomor
C-12122 HT.01.04.TH.2005 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan Kodya Jakarta Pusat
tertanggal 13 Mei 2005 di bawah No. 1205/RUB.09.05/V/2005 serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 43 tertanggal 31 Mei 2005, Tambahan No. 487.
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 tertanggal 14 Nopember 2005 yang dibuat
oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, laporan perubahannya telah diterima
dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal
22 Nopember 2005 Nomor C-30985 HT.01.04.TH.2005 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 29 Nopember 2005 di bawah No. 3055/RUB.09.05/XI/
2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tertanggal 13 Desember
2005, Tambahan No. 1162.
66
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 18 tertanggal 16 Mei 2006 yang dibuat oleh
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, laporan perubahannya telah diterima dan
dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 23 Mei
2005 Nomor C-15159 HT.01.04.TH.2006 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan Kodya
Jakarta Pusat tertanggal 31 Mei 2006 di bawah No. 5848/RUB.09.05/V/2006 serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tertanggal 16 Juni 2006, Tambahan No. 627.
� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal
21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta,
akta mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
yang laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana
telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal
20 Nopember 2006 serta telah diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal
22 Desember 2006 Tambahan Berita Negara No. 1317.
Perseroan dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan
laut, khususnya angkutan muatan cair yang banyak diperdagangkan di pasar international seperti minyak
mentah, bahan bakar minyak, minyak pelumas, bahan kimia cair, LPG, aspal cair, minyak kelapa sawit
dan turunannya, serta molasses.
Kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan adalah penyewaan kapal, pengawakan kapal,
manajemen kapal dan bisnis keagenan bagi perusahaan pelayaran asing. Sampai saat ini, bisnis
pengoperasian dan penyewaan kapal yang terdiri dari time charter dan spot charter memberikan kontribusi
yang terbesar bagi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Sebagian besar bisnis penyewaan
kapal dilakukan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan menggunakan kapal-kapal milik sendiri
dan sisanya Perseroan menyewa dari perusahaan pelayaran lain.
Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis
No. 40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang
masing-masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai 28814, dan Jl. Yos Sudarso No. 18,
Desa Tamansari, Merak 42438.
Pada saat ini, Perseroan melakukan penyertaan saham secara langsung pada:
Perusahaan Persentase Tanggal
Pemilikan (%) Penyertaan Saham
Anak Perusahaan:
Indigo Pacific Corporation (Labuan, Malaysia) 100,000 29 Desember 1997
Diamond Pacific International Corp. (Labuan, Malaysia) 100,000 29 Desember 1997
Asean Maritime Corporation (Labuan, Malaysia) 100,000 1 Juli 1998
PT Banyu Laju Shipping (Indonesia) 99,800 16 Desember 2002
PT Brotojoyo Maritime (Indonesia) 99,002 20 Januari 2003
PT Buana Listya Tama (Indonesia) 99,992 12 Mei 2005
PT Bayu Lestari Tanaya (Indonesia) 99,000 22 Maret 2005
Perusahaan Afilasi:
PT Berlian Limatama (Indonesia) 50,000 24 Juli 1996
Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memiliki dan menyewakan 2 (dua) unit kapal tanker minyak
dengan kapasitas tonase 12,050 DWT. Dari tahun ke tahun, armada Perseroan dan Anak Perusahaan
terus berkembang dan per 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 59 (lima puluh sembilan)
armada tanker dengan total kapasitas tonasi 1.518.487 juta DWT, terdiri dari 36 (tiga puluh enam) kapal
tanker bahan kimia, 16 (enam belas) kapal tanker minyak, 6 (enam) kapal tanker gas, dan 1 (satu) kapal
tanker FPSO.
67
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Sarana dan prasarana yang digunakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
Jenis Jumlah Status Lokasi
Perseroan:
Bangunan 2.376 m2 Sewa Jakarta, Merak
Bangunan 448 m2 Milik Dumai
Kendaraan Bermotor Roda 2 4 unit Milik Jakarta, Dumai, Merak
Kendaraan Bermotor Roda 4 23 unit Milik Jakarta, Merak
Kendaraan Bermotor Roda 4 3 unit Sewa Jakarta
Anak Perusahaan:
Bangunan 495 m2 Sewa Singapura dan Hongkong
Seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki dan disewa oleh Perseroan telah diasuransikan baik oleh
Perseroan sendiri maupun oleh pihak penyewa. Kendaraan bermotor yang dimiliki telah diasuransikan
oleh Perseroan melalui beberapa perusahaan asuransi dengan total nilai pertanggungan sebesar
Rp8.771.850.000.
2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sampai dengan 31 Maret 2003 telah diuraikan dalam
Prospektus Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap
Dan/Atau Mengambang yang diterbitkan di Jakarta tanggal 28 Mei 2003, sesuai dengan surat Efektif
dari Ketua Bapepam No.S-1006/PM/2003 tanggal 12 Mei 2003.
Tahun 2003
Susunan Pemegang saham Perseroan menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh
dari Registrasi Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2003 adalah
sebagai berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 7.338.240.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 942.768.396 117.846.049.500 50,60
International Finance Corporation 255.730.636 31.966.329.500 13,73
Bank of Bermuda 108.648.500 13.581.062.500 5,83
Widihardja Tanudjaja 1.310.400 163.800.000 0,07
Koperasi Karyawan Berlian 1.211.028 151.378.500 0,06
Masyarakat (*) 553.568.628 69.196.078.500 29,71
Sub Jumlah 1.863.237.588 232.904.698.500 100,00
Saham yang diperoleh kembali 205.040.000 25.630.000.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.068.277.588 258.534.698.500
Saham Dalam Portepel 5.269.962.412 658.745.301.500
(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini telah dijual melalui private
placement pada tahun 2004.
Tahun 2004
Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu sebanyak 305.760.000 saham dan 61.152.000 waran dengan harga pelaksanaan Rp1.200
per saham Jangka waktu pelaksanaan waran mulai tanggal 16 Juli 1998 sampai dengan 20 Januari
2003. Berdasarkan Addendum Pernyataan Penerbitan Waran sebagaimana tercantum dalam akta No.
32 tanggal 17 oktober 2001 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, Perusahaan
memutuskan untuk menambah jangka waktu waran selama 5 (lima) tahun sehingga akan berakhir pada
tanggal 18 Januari 2008.
68
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II:
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17, tanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan
menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 2.068.092.468
lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp258.511.558.500 menjadi sebanyak
2.070.756.588 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp258.844.573.500.
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14, tanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat
oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan
memutuskan untuk menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula
sebanyak 4.141.513.176 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah
Rp258.844.573.500 menjadi 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp259.022.686.000.
Pada tanggal 6 Mei 2004, sesuai dengan Akta Beria Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar
Biasa No. 8 yang dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para
pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari
semula Rp125 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp62,5 untuk setiap saham.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan pemegang saham Perseroan
menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek
PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 45,50
International Finance Corporation 277.872.272 17.367.017.000 6,70
Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat (*) 1.975.933.556 123.495.847.250 47,68
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.144.385.476 259.024.092.250 100,00
Saham Dalam Portepel 10.532.094.524 658.255.907.750
(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
Tahun 2005
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta
Perubahan Anggaran Dasar No. 1, tanggal 23 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan,
S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan modal
ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp259.022.686.500 menjadi sebanyak 4.155.557.376 lembar saham atau
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.722.336.000.
Pada tanggal 18 Mei 2005, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar
Biasa No. 18 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para
pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari
semula Rp62,50 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp31,25 (tiga puluh satu koma dua puluh lima
Rupiah) untuk setiap saham. Jangka waktu pelaksanaan pengubahan nilai nominal saham tersebut
adalah 1 (satu) tahun, yaitu sampai dengan tanggal 18 Mei 2006. Jangka waktu pelaksanaan ini
diperpanjang menjadi sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 47 tanggal 31 Mei 2006 yang dibuat oleh Amrul Partomuan
Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, dengan mempertimbangkan pergerakan harga saham yang paling
menguntungkan bagi Perseroan. Namun apabila menurut pandangan Direksi dan/atau Komisari Perseroan
pergerakan harga saham tidak menguntungkan bagi Perseroan, maka pemecahan nilai nominal saham
Perseroan tersebut tidak akan dilaksanakan.
69
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tanggal 24 Nopember 2005, sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 yang dibuat oleh
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan untuk
menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.155.557.376
lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah Rp259.722.336.000 menjadi 4.156.608.996
lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.788.062.250. Pada tahun 2005,
International Finance Corporation melakukan divestasi portfolio sahamnya di Perseroan melalui
mekanisme pasar.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan Pemegang saham Perseroan
menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek
PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 50,00
Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat (*) 1.880.451.788 117.528.236.750 49,87
Sub Jumlah 3.771.031.436 235.689.464.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 386.183.000 24.136.437.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.214.436 259.528.902.250
Saham Dalam Portepel 10.519.265.564 657.454.097.750
(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang
obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance Corporation yang secara tidak langsung dimiliki
seluruhnya oleh Perseroan pada tahun 2005.
Tahun 2006
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta
Perubahan Anggaran Dasar No. 18, tanggal 16 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan
Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan
modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.156.608.996 lembar saham atau dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.788.062.250 menjadi sebanyak 4.157.572.436 lembar saham
atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.848.277.250.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan Pemegang saham Perseroan
menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang dieproleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek
PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33
Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32
Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat (*) 1.980.261.516 123.766.344.750 51,22
Sub Jumlah 4.008.118.636 259.507.414.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 149.453.800 9.340.862.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750
(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
70
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada tahun ini, perubahan komposisi jumlah saham yang dimiliki oleh PT Tunggaladhi Baskara disebabkan
oleh transaksi penjualan saham didalam Perseroan melalui Meadowstream Limited sehubungan dengan
proses pencatatan saham Perseroan dan penawaran umum perdana di Bursa Singapura (SGX-ST).
Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang
obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance BV yang secara tidak langsung dimiliki seluruhnya
oleh Perseroan pada tahun 2007.
Tahun 2007
Susunan Pemegang saham Perseroan menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh
dari Registrasi Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Maret 2007 adalah sebagai
berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33
Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32
Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06
Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43
Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00
Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750
(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari
seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.
Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang
obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance BV yang secara tidak langsung dimiliki seluruhnya
oleh Perseroan pada tahun yang sama.
Berikut ini adalah ringkasan dari program pembelian kembali (buy back) saham Perseroan:
RUPSLB Periode Jumlah Penggunaan
Tahun Pembelian Saham
2001 24 Oktober 2001 – 205.040.000 Dijual dengan mekanisme private placement melalui Bursa Efek Jakarta
27 Desember 2001
2004 19 Mei 2005 – 412.433.000 Dialokasikan untuk pemegang Obligasi Konversi yang diterbitkan pada
22 Maret 2006 tanggal 14 Desember 2005 oleh BLT Finance Corporation
2006 26 Juli 2006 – 403.038.000 Dialokasikan untuk pemegang Obligasi Konversi yang diterbitkan pada
31 Mei 2007 tanggal 17 Mei 2007 oleh BLT Finance B.V.
3. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN
HUKUM
PT Tunggaladhi Baskara
Riwayat Singkat
PT Tunggaladhi Baskara didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 30 tanggal 21 Juli 1992, diperbaiki
dengan Akta Perubahan No. 14 tanggal 11 Desember 1992, keduanya dibuat di hadapan Raden Santoso,
pada waktu itu Notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-10210.HT.01.01.Th.92 tanggal 16 Desember 1992, serta telah
didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 3376/1992 dan No. 3377/1992 tanggal
19 Desember 1992, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 60 tanggal 26
Juli 1996, Tambahan No. 6607/1996.
71
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Anggaran Dasar terakhir diubah oleh Akta No. 26 tanggal 17 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Lily
Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-22.308 HT.01.04.TH.98 tanggal 27 Oktober 1998, serta telah
didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat dengan No. 2057/BH.09.05/I/99
tanggal 13 Januari 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal
26 Pebruari 1999, Tambahan No. 1324/1999.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, kontraktor, real estat, industri pertambangan,
kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan jasa pada umumnya (tidak termasuk
jasa bidang hukum).
Struktur Permodalan
Berdasarkan Akta No. 26 tanggal 17 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Lily Widjaja, S.H., Notaris di
Jakarta, struktur permodalan PT Tunggaladhi Baskara adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase
Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 300.000 150.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Bagusnusa Samudra Gemilang 203.998 101.999.000.000 99,99
PT Bagus Setia Giri 2 1.000.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 204.000 102.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 96.000 48.000.000.000
Pengurusan dan Pengawasan
Pengurusan dan Pengawasan PT Tunggaladhi Baskara pada saat Prospektus ini diterbitkan, adalah
sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama : Utama Hadi Surya
Komisaris : Suherman Widjaja
Direktur
Direktur Utama : Hadi Surya
Direktur : Dwijaya Hadi Surya
4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI ANAK PERUSAHAAN
a. Indigo Pacific Corporation (Labuan)
Riwayat Singkat
Indigo Pacific Corporation (Labuan) didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum negara Malaysia dan
berkedudukan di Labuan.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain
sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.
72
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan kepemilikan saham Indigo Pacific Corporation
(Labuan) adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase
Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)
Modal Dasar 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000 100,00
Jumlah 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel - - -
* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = Rp9.020
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Indigo Pacific Corporation (Labuan) untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan
neraca adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan
laba rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen Chieng &
Associates, Labuan, Malaysia untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI
Rp9.020. dan kurs rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah BI Rp9.830 dan kurs rata-
rata BI Rp9.710) dan Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi
31 Desember 2004 (kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 16.313.608 147.148,8 29.331.794 288.331,6 6.514.822 60.522,7
Aktiva Tetap 59.563.252 537.260,5 55.684.926 547.382,8 39.117.074 363.397,6
Aktiva Tidak Lancar 199.795.501 1.802.155,4 136.720.307 1.343.960,6 67.729.882 629.210,6
JUMLAH AKTIVA 275.672.361 2.486.564,7 221.737.027 2.179.675,0 113.361.778 1.053.130,9
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 15.459.375 139.443,6 13.335.521 131.088,2 9.305.562 86.448,6
Kewajiban Tidak Lancar 145.550.060 1.312.861,5 129.723.788 1.275.184,8 46.807.932 434.845,7
JUMLAH KEWAJIBAN 161.009.435 1.452.305,1 143.059.309 1.406.273,0 56.113.494 521.294,3
EKUITAS 114.662.926 1.034.259,6 78.677.718 773.402,0 57.248.284 531.836,6
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 275.672.361 2.486.564,7 221.737.027 2.179.675,0 113.361.778 1.053.130,9
LAPORAN LABA-RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 84.961.678 779.098,6 74.707.523 725.410,0 64.618.113 577.362,8
Beban Langsung (64.984.897) (595.911,5) (51.515.448) (500.215,0) (48.685.559) (435.005,7)
Laba Usaha 17.669.686 162.031.0 22.848.980 221.863,6 15.542.754 138.874,5
Beban Usaha (2.307.095) (21.156,1) (343.095) (3.331,4) (389.800) (3.482,9)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain 18.414.382 168.859,9 (1.259.642) (12.231,1) (226.696) (2.025,5)
Laba Bersih 35.985.208 329.984,4 21.429.434 208.079,8 15.233.214 136.108,8
73
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Aktiva Lancar
Pada tahun 2006 terjadi penurunan aktiva lancar sebesar 49% akibat adanya penurunan kas disebabkan
adanya penggunaan dana hasil obligasi konversi. Selain itu, penurunan aktiva lancar juga disebabkan
adanya penurunan setara kas serta penurunan saldo uang muka akibat adanya pemindahan uang muka
kapal ke anak perusahaan lainnya.
Pada tahun 2005 aktiva lancar naik sebesar 376% dari USD6.514.822 ke USD29.331.794 sebagian
besar disebabkan adanya penerimaan dana dari obligasi konversi dan penambahan uang muka aktiva
tetap dan piutang usaha.
Aktiva Tetap
Pada tahun 2005 aktiva tetap meningkat sebesar 51% akibat adanya penambahan armada Perseroan
Aktiva Tidak Lancar
Pada tahun 2006 dan 2005, aktiva tidak lancar masing-masing naik sebesar 34% dan 114%. Hal ini
disebabkan karena adanya pengiriman dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang
antar anak perusahaan.
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar pada tahun 2005 naik sebesar 52% karena adanya kenaikan hutang bank jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun seiring dengan kenaikan hutang bank.
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban tidak lancar pada tahun 2005 naik sebesar 193% disebabkan karena adnaya kenaikan hutang
bank dan obligasi konversi.
Ekuitas
Pada tahun 2006 dan 2005, ekuitas naik masing-masing sebesar 34% dan 45% akibat adanya peningkatan
kinerja usaha Indigo Pacific Corporation (Labuan)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006, pendapatan lain-lain meningkat sebesar 1.481% akibat adanya laba atas penjualan
kapal milik Indigo Pacific Corporation (Labuan).
Beban lain-lain pada tahun 2005 meningkat sebesar 504% disebabkan oleh kenaikan beban bunga
seiring dengan meningkatnya hutang bank.
Laba Bersih
Laba bersih pada tahun 2006 meningkat sebesar 59% sebanding dengan meningkatnya pendapatan
lain-lain.
Laba bersih pada tahun 2005 meningkat sebesar 53% sebanding dengan kenaikan pendapatan dan
efisiensi beban usaha langsung.
Pengurusan
Direktur : Hadi Surya
Direktur : Widihardja Tanudjaja
74
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
b. Diamond Pacific International Corporation (Labuan)
Riwayat Singkat
Diamond Pacific International Corporation (Labuan) didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara
Malaysia dan berkedudukan di Labuan .
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain
sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham Diamond Pacific International
Corporation (Labuan) adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase
Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)
Modal Dasar 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000 100,00
Jumlah 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel - - -
* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = Rp9.020
khtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Diamond Pacific International Corporation (Labuan) untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan
dalam laporan neraca adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan
dalam laporan laba rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen
C. H. Ng & Co, Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI
Rp9.020 dan kurs rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah BI Rp9.830. dan kurs rata-
rata BI Rp9.710) dan Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi
31 Desember 2004 (kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 15.849.870 142.965,8 34.856.889 342.643,2 23.343.393 216.860,1
Aktiva Tetap 43.331.905 390.853,8 64.473.654 633.776,0 48.447.560 450.077,8
Aktiva Tidak Lancar 195.445.010 1.762.914,0 91.783.360 902.230,5 68.135.864 632.982,2
JUMLAH AKTIVA 254.626.785 2.296.733,6 191.113.903 1.878.649,7 139.926.817 1.299.920,1
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 9.675.539 87.273,3 19.898.367 195.600,9 10.072.828 93.576,6
Kewajiban Tidak Lancar 149.391.902 1.618.115,0 129.580.667 1.273.778,0 99.895.070 928.025,2
JUMLAH KEWAJIBAN 189.067.441 1.705.388,3 149.479.034 1.469.378,9 109.967.898 1.021.601,8
EKUITAS 65.559.344 591.345,3 41.634.869 409.270,8 29.958.919 278.318,3
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 254.626.785 2.296.733,6 191.113.903 1.878.649,7 139.926.817 1.299.920,1
75
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 46.809.506 429.243,2 48.617.847 472.079,3 25.940.754 231.780,6
Beban Langsung (33,233,051) (304.747,1) (33.854.988) (328.731,9) (18.210.292) (162.700,0)
Laba Usaha 8.944.955 82.025,2 12.694.172 123.260,4 5.457.992 48.767,2
Beban Usaha (4.631.500) (42.470,8) (2.068.687) (20.086,9) (2.272.470) (20.304,5)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain 15.065.535 138.150,9 (934.026) (9.069,4) 1.069.893 9.559,5
Beban Langsung (33.233.051) (304.747,1) (33.854.988) (328.731,9) (18.210.292) (162.708,9)
Laba Bersih 23.929.087 219.429,7 11.666.056 113.277,4 6.477.940 57.880,4
Aktiva Lancar
Pada tahun 2006 aktiva lancar menurun sebesar 58% disebabkan penurunan kas dan setara kas yang
digunakan untuk operasional dan pembelian kapal.
Pada tahun 2005, aktiva lancar meningkat sebesar 58% akibat adanya kenaikan deposito yang belum
dicairkan.
Aktiva Tetap
Pada tahun 2006, aktiva tetap menurun sebesar 38% akibat adanya penjualan kapal.
Pada tahun 2005, aktiva tetap meningkat sebesar 41% akibat adanya penambahan armada baru anak
perusahaan.
Aktiva Tidak Lancar
Pada tahun 2006, aktiva tidak lancar meningkat sebesar 95% akibat adanya pengiriman dana ke anak
perusahaan lainnya yang dicatat sebaga piutang antar anak perusahaan.
Pada tahun 2005, aktiva tidak lancar meningkat sebesar 43% akibat adanya penempatan investasi pad
a perusahaan asosiasi pada Diamond Pacific International Corporation (Labuan).
Kewajiban Lancar
Pada tahun 2006, kewajiban lancar menurun sebesar 55% akibat adnyaa pembayaran hutang usaha
atas biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Pada tahun 2005, kewajiban lancar meningkat sebesar 109% akibat adanya peningkatan hutang bank
jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun serta pengingkatan dalam hutang usaha untuk
perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2005, kewajiban tidak lancar meningkat sebesar 37% akibat adanya peningkatan hutang
bank jangka panjang anak perusahaan seiring dengan penambahan armada baru.
Ekuitas
Ekuitas pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 44% dan 47% sehubungan dengan
peningkatan kinerja anak perusahaan.
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 104% karena meningkatnya jumlah armada
yang dioperasikan.
Beban Langsung
Beban langsung pada tahun 2005 meningkat sebesar 102% karena meningkatnya jumlah armada yang
dioperasikan.
76
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Laba Usaha
Pada tahun 2005, laba usaha meningkat sebesar 153% karena meningkatnya jumlah armada yang
dioperasikan.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006, pendapatan lain-lain meningkat sebeasr 1.623% karena adanya laba atas penjualan
aktiva tetap atas kapal milik Diamond Pacific International Corporation (Labuan).
Laba Bersih
Laba bersih pada tahun 2006 meningkat sebear 96% sebanding dengan meningkatnya pendapatan
lain-lain.
Laba bersih pada tahun 2005 meningkat sebesar 94% sebanding dengan meningkatnya pendapatan
dan efisiensi beban usaha langsung.
Pengurusan
Direktur : Hadi Surya
Direktur : Widihardja Tanudjaja
c. Asean Maritime Corporation
Riwayat Singkat
Asean Maritime Corporation, didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum negara Malaysia dan
berkedudukan di Labuan.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain
sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Asean Maritime
Corporation adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase
Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)
Modal Dasar 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000 100,00
Jumlah 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000 100,00
Saham Dalam Portepel - - -
* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = 9.020
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Asean Maritime Corporation untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan
Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004
(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
adalah sebagai berikut:
77
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 97.066.534 875.540,1 51.723.324 508.440,3 18.572.588 172.539,3
Aktiva Tetap 394.510.988 3.558.489,1 374.605.101 3.682.368,1 196.953.445 1.829.697,5
Aktiva Tidak Lancar 195.312.541 1.761.719,2 171.127.067 1.682.179,1 120.727.696 1.121.560,3
JUMLAH AKTIVA 686.890.063 6.195.748,4 597.455.492 5.872.987,5 336.253.729 3.123.797,1
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 72.572.472 654.603,7 74.938.186 736.642,4 43.752.820 406.463,7
Kewajiban Tidak Lancar 417.798.742 3.768.544,7 398.296.658 3.915.256,1 211.308.177 1.963.053,0
JUMLAH KEWAJIBAN 490.371.214 4.423.148,4 473.234.844 4.654.898,5 255.060.997 2.369.516,7
EKUITAS 196.518.849 1.772.600,0 124.220.648 1.221.089,0 81.192.732 754.280,4
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 686.890.063 6.195.748,4 597.455.492 5.872.987,5 336.253.729 3.123.797,1
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 202.528.625 1.857.187,5 143.998.829 1.398.228,6 47.971.224 428.622,9
Beban Langsung (125.272.725) (1.148.750,9) (87.534.958) (849.964,4) (35.991.591) (321.584,9)
Laba Usaha 72.946.703 668.921,3 53.674.090 521.175,4 10.430.093 93.192,9
Beban Usaha (4.309.197) (39.515,3) (2.789.781) (27.088,8) (1.549.540) (13.845,1)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (159.204) (1.459,9) (10.442.197) (101.393,7) (1.852.351) (16.550,8)
Laba Bersih 72.312.466 663.105,3 43.031.439 417.835,3 8.432.762 75.346,7
Aktiva Lancar
Pada tahun 2006 aktiva lancar meningkat sebesar 72% disebabkan oleh kenaikan deposito yang belum
dicairkan pada anak perusahaan.
Pada tahun 2005 aktiva lancar meningkat sebesar 195% akibat adanya penambahan armada baru anak
perusahaan.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap pada tahun 2005 meningkat sebesar 101% karena adanya penambahan armada baru anak
perusahaan.
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar pada tahun 2005 meningkat sebesar 50% karena adanya pengiriman dana ke anak
perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka
pembelian aktiva tetap.
Kewajiban Lancar
Pada tahun 2005 kewajiban lancar meningkat sebesar 81% karena peningkatan hutang bank jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2005 kewajiban tidak lancar meningkat sebesar 96% karena adanya peningkatan hutang
bank jangka panjang anak perusahaan seiring dengan penambahan armada baru.
Ekuitas
Pada tahun 2006 dan 2005 ekuitas masing-masing meningkat sebear 45% dan 62% sehubungan dengan
peningkatan kinerja anak perusahaan.
78
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 226% karena meningkatnya jumlah armada
yang dioperasikan.
Beban Langsung
Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 164% karena meningkatnya jumlah armada
yang dioperasikan.
Laba Usaha
Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 459% karena meningkatnya jumlah armada
yang dioperasikan.
Beban Usaha
Beban usaha pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 46% dan 96% karena
peningkatan beban jasa tenaga ahli sehubungan dengan refinancing hutang bank.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain meningkat sebear 99% akibat adanya laba atas penjualan
aktiva tetap atas kapal anak perusahaan.
Pada tahun 2005 beban lain-lain meningkat sebesar 513% karena adanya kenaikan beban bunga seiring
dengan meningkatnya hutang bank anak perusahaan.
Laba Bersih
Pada tahun 2006 laba bersih meningkat sebesar 59% sebanding dengan meningkatnya pendapatan
lain-lain.
Pada tahun 2005 laba bersih meningkat sebesar 455% sebanding dengan kenaikan pendapatan dan
efisiensi beban usaha langsung.
Pengurusan
Direktur Utama : Hadi Surya
Direktur : Widihardja Tanudjaja
d. PT Banyu Laju Shipping
Riwayat Singkat
PT Banyu Laju Shipping didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 35 tanggal 25 Juli 1991
yang dibuat di hadapan Raden Santoso S.H., Notaris di Jakarta, akta mana yang telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.
C2-15527 HT.01.01.TH’94 tanggal 17 Oktober 1994, dan telah terdaftar di dalam buku register di
Pengadilan Negeri jakarta Pusat pada tanggal 21 Nopember 1994 dibawa No. 2253/1994 serta telah
diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 60 tanggal 26 Juli 1996, Tambahan No. 6621.
Perusahaan didirikan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing yang telah disetujui oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan surat persetujuan No. 189/I/PMA/1991 tanggal 20 Juni 1991.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 8 Mei 2002, Perusahaan diubah statusnya
menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang juga telah disetujui oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal berdasarkan surat No. 12/V/PMDN/2002 tanggal 18 Juni 2002.
Perubahan anggaran dasar terakhir termaktub pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 54 tanggal
24 Juni 2002 yang dibuat oleh Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 12 Agustus 2002 Nomor
C-15073 HT.01.04.TH.2002 dan perubahan anggaran dasar lainnya telah diterima dan dicatat sesuai
Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor C-16193 HT.01.04.TH.2002 tanggal
26 Agustus 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 18 Pebruari 2003 dibawah No.0369/RUB.09.05/II/2003.
79
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang jasa pelayaran angkutan laut untuk wilayah domestik dan internasional
juga penyewaan kapal.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Banyu Laju Shipping
adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 500 974.500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 499 972.551.000 99,80
PT Brotojoyo Maritime 1 1.949.000 0,20
Jumlah 500 974.500.000 100,00
Saham Dalam Portepel - -
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting PT Banyu Laju Shipping untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik
Osman Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember
2005 dan 31 Desember 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 15.093,0 27.909,9 13.390,5
Aktiva Tetap 109,2 1.109,9 2.068,9
Aktiva Tidak Lancar 30.915,1 7.049,2 13.327,7
JUMLAH AKTIVA 46.117,3 36.069,0 28.787,1
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 7.996,1 4.458,2 3.349,1
Kewajiban Tidak Lancar 22.925,8 15.892,5 11.143,3
JUMLAH KEWAJIBAN 30.921,9 20.350,7 14.492,4
EKUITAS 15.195,4 15.718,3 14.294,7
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 46.117,3 36.069,0 28.787,1
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
Pendapatan Usaha 14.697,5 26.609,4 43.097,8
Beban Langsung (11.970,1) (22.754,4) (38.816,6)
Laba Usaha 84,9 1.493,8 2.166,9
Beban Usaha (2.642,4) (2.361,2) (2.114,3)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (431,4) 126,9 1.483,6
Laba Bersih (522,8) 1.423,6 3.433,0
80
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Aktiva Lancar
Pada tahun 2006 terjadi penurunan aktiva lancar menurun sebeasr 46% akibat adanya pencairan deposito.
Pada tahun 2005 terjadi peningkatan aktiva lancar sebesar 38% akibat adnaya penempatan deposito.
Aktiva Tetap
Pada tahun 2006 dan 2005, terjadi penurunan aktiva tetap masing-masing sebesar 90% and 46% akibat
penambahan akumulasi penyusutan kapal.
Aktiva Tidak Lancar
Pada tahun 2006 aktiva tidak lancar meningkat sebear 339% akibat adanya pengiriman dana ke anak
perusahaan lainnya ynag dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka
pembelian aktiva tetap.
Pada tahun 2005 aktiva tidak lancar meningkat sebesar 47% akibat adanya penerimaan dana ke anak
perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaiakn uang muka
pembelian aktiva tetap.
Kewajiban Lancar
Pada tahun 2006 terjadi peningkatan kewajiban lancar sebesar 79% akibat meningkatnya biaya yang
masih harus dibayar berhubungan dnegna biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2006 dan 2005 terjadi peningkatan kewajiban tidak lancar masing-masing sebear 44% dan
43% disebabkan adanya penerimaan dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang
antar anak perusahaan dna kenaikan uang muka pembelian aktiva tetap.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 440% disebabkan karena PT Banyu
Laju Shipping tidak lagi mengoperasikan kapal yang disewa.
Pada tahun 2005 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 91% karena adanya kerugian dari
selisih kurs akibat menguatnya nilai tukar rupiah.
Laba Bersih
Pada tahun 2006 dan 2005 laba bersih masing-masing menurun sebear 137% dan 59% dipengaruhi
oleh kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Pengurusan
Komisaris Utama : Hadi Surya
Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Dwijaya Hadi Surya
e. PT Brotojoyo Maritime
Riwayat Singkat
PT Brotojoyo Maritime didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 35 tertanggal 20 Januari
2003 yang dibuat di hadapan Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan
dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-04561 HT.01.01.TH.2003
tertanggal 5 Maret 2003 dan telah didaftarkan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat
pada tanggal 14 Juli 2004 No. 1185/BH.09.05/V/2003 serta telah diumumkan pada Berita Negara Republik
Indonesia No. 65 tertanggal 15 Agustus 2003, Tambahan No. 6889.
81
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang jasa pelayaran dan pengangkutan, untuk wilayah domestik dan
internasional juga perwalian pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Brotojoyo Maritime
adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 247.500 247.500.000 99,00
PT Banyu Laju Shipping 2.500 2.500.000 1,00
Jumlah 250.000 250.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 750.000 750.000.000
Pengurusan
Komisaris : Hadi Surya
Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting PT Brotojoyo Maritime untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik
Osman Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember
2005 dan 31 Desember 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 34.557,6 29.101,1 673,4
Aktiva Tetap 740.553,7 80.980,4 130.337,2
Aktiva Tidak Lancar 4.567,9 6.197,2 398,2
JUMLAH AKTIVA 109.679,2 116.278,7 131.408,8
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 7.693,2 17.728,7 1.335,8
Kewajiban Tidak Lancar - - 86.563,4
JUMLAH KEWAJIBAN 7.693,2 17.728,7 87.899,2
EKUITAS 101.986,0 98.550, 43.509,6
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 109.679,2 116.278,7 131.408,8
82
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
Pendapatan Usaha 50.664,9 93.339,3 59.145,8
Beban Langsung (38.752,8) (35.547,2 (29.55,3)
Laba Usaha 4.518,2 54.064,1 26,841,0
Beban Usaha (7.393,9) (3.728,1) (2.754,6)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (454,2) 2.606,9 (43,5)
Laba Bersih 3.530,2 55.585,9 26.108,3
Aktiva Lancar
Pada tahun 2005 aktiva lancar meningkat sebesar 4.221% terutama terjadi pada piutang usaha dan
persediaan.
Aktiva Tetap
Pada tahun 2005 aktiva tetap menurun sebear 38% akibat adanya penjualan armada PT Brotojoyo
Maritime.
Aktiva Tidak Lancar
Pada tahun 2005 aktiva tidak lancar meningkat sebesar 1.456% karena adanya pengiriman dana ke
anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka
pembelian aktiva tetap.
Kewajiban Lancar
Pada tahun 2006 kewajiban lancar menurun sebesar 57% karena penurunan dalam biaya masih harus
dibayar berhubungan dengan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Pada tahun 2005 kewajiban lancar meningkat sebesar 1.227% karena meningkatnya biaya masih harus
dibayar berhubungan dnegna biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Kewajiban Tidak Lancar
Kenaikan kewajiban tidak lancar pada tahun 2005 sebear 1000% disebabkan karena adnaya penerimaan
dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan
uang muka pembelian aktiva tetap.
Ekuitas
Pada tahun 2005 ekuitas meningkat sebesar 127% sehubungan dengan peningkatan kinerja anak
perusahaan.
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha pada tahun 2006 menurun sebesar 46% karena adanya pengurangan armada PT
Brotojoyo Maritime pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006.
Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 58% disebabkan karena adanya penambahan
armada pada akhir tahun 2004 yang sudah beropserasi penuh pada tahun 2005.
Laba Usaha
Laba usaha pada tahun 2006 menurun sebesar 92% karena adanya pengurangan armada PT Brotojoyo
Maritime pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006.
Laba usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 101% disebabkan karena adanya penambahan armada
pada akhir tahun 2004 yang sudah beropserasi penuh pada tahun 2005.
83
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Beban Usaha
Beban usaha pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebesar 98% dan 35% disebabkan
karena adanya biaya gaji anak perusahaan.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 117% karena adanya rugi selisih kurs.
Pada tahun 2005 pendapatan lain-lain meningkat sebesar 6.088% karena adanya laba selisih kurs.
Laba Bersih
Pada tahun 2006 laba bersih menurun sebesar 94% seiring dengan adanya pengurangan armada
perusahaan pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006 dan
meningkatnya biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Pada tahun 2005 laba bersih meningkat sebesar 113% seiring dengan adnaya penambahan armada
pada akhir tahun 2004 yang sudah beroperasi penuh pada tahun 2005.
f. PT Buana Listya Tama
Riwayat Singkat
PT Buana Listya Tama didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 27 tanggal 12 Mei 2005
dibuat di hadapan Ny. Lilik Kristiwati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari
Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.C-
26012 HT.01.01.Th.2005 tanggal 21 September 2005, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 11 September 2006 di bawah No.6829/BH.09.05/IX/
2006 serta telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 3 Oktober 2006,
Tambahan No.10555.
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terakhir adalah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham PT Buana Listya Tama No. 02 tanggal 1 Desember 2006 yang dibuat dihadapan
Rusnaldy, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.W7-01951 HT.01.04-TH.2007 tanggal
27 Pebruari 2007, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada
tanggal 23 Maret 2007.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang jasa perkapalan, pelayaran dan pengangkutan untuk wilayah domestik
dan internasional juga dalam bidang penyewaan kapal dan penyewaan alat-alat yang berhubungan
dengan pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Buana Listya
Tama adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 2.000.000.000 2.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 695.975.474 695.975.474.000 99,993
PT Bayu Lestari Tanaya 50.000 50.000.000 0,007
Jumlah 695.025.474 696.025.474.000 100,00
Saham Dalam Portepel 1.304.974.526 1.304.974.526.000
84
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengurusan
Komisaris Utama : Widihardja Tanudjaja
Komisaris : Siana Anggraeni Surya
Direktur Utama : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting PT Buana Listya Tama untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik Drs.
Bismar Sitanggang dan Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember
2005 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
31 Desember
Uraian 2006 2005
Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 37.395,5 250,3
Aktiva Tetap 824.006,2 -
Aktiva Tidak Lancar 24.927,9 -
JUMLAH AKTIVA 886.329,6 250,3
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 30.578,2 -
Kewajiban Tidak Lancar 152.055,3 11,8
JUMLAH KEWAJIBAN 182.633,5 11,8
EKUITAS 703.696,1 238,5
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 886.329,6 250,3
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
Rp juta Rp juta
Pendapatan Usaha 54.759,0 -
BEBAN LANGSUNG (41,436,254,031.00) -
Laba Usaha 13,076,547,040.31 -
BEBAN USAHA (246,165,221.00) (11,962,000)
(BEBAN) PENDAPATAN LAIN-LAIN (4,737,192,011.00) 403,925
Laba Usaha 13.076,5 (12,0)
Laba Bersih 7.682,2 (11,6)
Perubahan pada akun-akun terjadi karena pada tahun 2006 PT Buana Listya Tama memiliki 7 anak
perusahaan baru.
g. PT Bayu Lestari Tanaya
Riwayat Singkat
PT Bayu Lestari Tanaya didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 11 tanggal 22 Maret 2005
dibuat di hadapan Ny. Lilik Kristiwati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari
Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.C-
13235 HT. 01.01.TH.2005 tanggal 17 Mei 2005, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 11 Agustus 2005 di bawah No.2148/BH.08.05/VIII/2005 serta telah
diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 30 September 2005, Tambahan
No.10403.
85
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang jasa perdagangan umum, jasa ekspedisi, pengepakan dan
pergudangan, serta jasa pengelolaan, perencanaan, dan pengembangan alur pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Bayu Lestari Tanaya
adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 247.500 247.500.000 99,00
PT Banyu Laju Shipping 2.500 2.500.000 1,00
Jumlah 250.000 250.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel - -
Pengurusan
Komisaris Utama : Widihardja Tanudjaja
Komisaris : Siana Anggraeni Surya
Direktur Utama : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting PT Bayu Lestari Tanaya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik Osman
Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember 2005
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005
Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 20,6 20,8
Aktiva Tetap - -
Aktiva Tidak Lancar 285,3 212,8
JUMLAH AKTIVA 305,9 233,6
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 4,5 -
Kewajiban Tidak Lancar 92,5 -
JUMLAH KEWAJIBAN 97,0 -
EKUITAS 208,9 233,6
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 305,9 233,6
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
Rp juta Rp juta
Pendapatan Usaha - -
Laba Usaha (25,0) (17,5)
Laba Bersih (24,7) (16,4)
86
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perusahaan-perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan secara tidak langsung dimana
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kontribusi terbesar kepada Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Gagarmayang Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Gagarmayang Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of
Association tanggal 8 Nopember 2004.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Gagarmayang Maritime
Pte Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Gagarmayang Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapurauntuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan
Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004
(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
adalah sebagai berikut:
87
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 5.820.704 52.502,8 4.393.034 43.183,5 278.900 2.591,0
Aktiva Tetap 36.547.288 329.656,5 38.023.644 373.772,4 - -
Aktiva Tidak Lancar - - - - - -
JUMLAH AKTIVA 42.367.992 382.159,3 42.416.678 416.955,9 278.900 2.591,0
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 5.047.903 45.532,1 7.227.110 71.042,5 275.760 2.561,8
Kewajiban Tidak Lancar 23.313.728 210.289,8 27.064.783 266.046,8 - -
JUMLAH KEWAJIBAN 28.361.631 255.821,9 34.291.893 337.089,3 275.760 2.561,8
EKUITAS 14.006.361 126.337,4 8.124.785 79.866,6 3.140 29,2
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 42.367.992 382.159,3 42.416.678 416.955,9 278.900 2.591,0
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 13.906.041 127.518,4 15.441.077 149.932,9 - -
Beban Langsung (6.161.159) (56.497.828,0) (5.798.261) (56.301.114,3) - -
Laba Usaha 7.744.882 71.020,6 9.642.816 93.631,7 (27) (242,1)
(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.863306) (17.086.516,0) (1.516.448) (14.724.710,1) - -
Laba Usaha 7.744.882 71.020,6 9.642.816 93.631,7 (27.091) (242,1)
Laba Bersih 5.881.576 53.934,0 8.121.645 78.861,2 (27.091) (242,1)
Aktiva Lancar
Pada akhir tahun buku 2005 aktiva lancar naik sebesar 157% karena naiknya jumlah piutang sehubungan
dengan dimulainya beroperasinya armada perusahaan.
Kewajiban Lancar
Kenaikan kewajiban lancar sebesar 267% di tahun 2005 terjadi karena peningkatan hutang bank jangka
panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
Jumlah Aktiva
Peningkatan jumlah aktiva ditahun 2005 disebabkan terutama karena penambahan armada perusahaan
pada tahun yang sama.
Ekuitas
Meningkatnya kinerja perusahaan menyebabkan bertambahnya jumlah ekuitas sebesar 58%.
Laba Bersih
Penurunan yang terjadi pada tahun 2006 terutama disebabkan oleh kenaikan beban bunga seiring dengan
kenaikan tingkat bunga. Sedangkan dimulainya operasi armada perusahaan pada tahun 2005
menyebabkan kenaikan laba bersih dibandingkan dengan kerugian pada tahun 2004.
b. Trijata Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Trijata Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 7 Oktober 2004.
88
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Trijata Maritime Pte
Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Trijata Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca adalah
kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba rugi
adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co, Singapura
untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs rata-rata BI
Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan Kantor Akuntan
Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004 (kurs tengah BI
Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai
berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 4.585.963 41.365,4 3.643.647 35.817,1 1.080.949 10.042,0
Aktiva Tetap 27.560.848 248.598,8 27.865.059 273.913,5 29.835.774 277.174,3
Aktiva Tidak Lancar - - - - -
JUMLAH AKTIVA 32.146.811 289.964,2 31.508.706 309.730,6 30.916.723 287.216,3
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 8.649.189 78.015,7 10.030.960 98.604,3 30.880.034 286.875,5
Kewajiban Tidak Lancar 11.188.522 100.920,4 16.557.342 162.758,7 - -
JUMLAH KEWAJIBAN 19.837.711 178.936,1 26.588.302 261.363,0 30.880.034 286.875,5
EKUITAS 12.309.100 111.028,1 4.920.404 48.367,6 36.689 340,8
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 32.146.811 289.964,2 31.508.706 309.730,6 30.916.723 287.216,3
89
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 19.539.432 179.176,6 16.165.808 156.970,0 633.437 5.659,8
Beban Langsung (10.966.679) (100.564.446,4) (10.234.628) (99.378.237,9) (602.177) (5.380.451,5)
Laba Usaha 8.572.753 78.612,1 5.931.180 57.591,8 31.260 279,3
Beban Usaha - - - - - -
(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.184.057) (10.857.802,7) (1.047.465) (10.170.885,2) (24.802) (221.605,9)
Laba Usaha 8.572.753 78.612,1 5.931.180 57.591,8 31.260 279,3
Laba Bersih 7.388.696 67.754,3 4.883.715 47.420,9 6.458 57,7
Aktiva lancar
Kenaikan pada tahun 2005 sebesar 257% disebabkan kenaikan kas dan setara kas sebagai akibat dari
mulai beroperasinya kapal perseroan secara penuh
Ekuitas
Ekuitas pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 130% dan 14.091% sehubungan
dengan peningkatan kinerja perusahaan
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha meningkat sebesar 2.673% pada tahun 2005 disebabkan oleh dimulainya operasi
armada Perusahaan pada tahun yang sama.
Laba Usaha
Pada tahun 2006 laba usaha meningkat sebesar 36% karena meningkatnya kinerja Perusahaan.
Pada tahun 2005, laba usaha meningkat sebear 20.519% karena dimulainya operasi armada Trijata
Maritime Pte. Ltd.
Beban Usaha
Pada tahun 2005 beban usaha meningkat sebesar 1.747% disebabkan karena dimulainya operasi armada
Trijata Maritime Pte. Ltd..
Laba Bersih
Pada tahun 2006 dan 2005 laba bersih masing-masing meningkat sebesar 43% dan 82.082% karena
dimulainya operasi armada Trijata Maritime Pte. Ltd..
c. Tribuana Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Tribuana Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 8 Nopember 2004.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Tribuana Maritime Pte
Ltd adalah sebagai berikut:
90
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Tribuana Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan
Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004
(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 6.143.185 55.411,5 2.992.144 29.412,8 30.231 280,8
Aktiva Tetap 26.207.367 236.390,5 28.655.697 281.685,5 - -
Aktiva Tidak Lancar - - - - - -
JUMLAH AKTIVA 32.350.552 291.802,0 31.647.841 311.098,3 30.231 280,8
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 6.958.691 62.767,4 6.840.310 67.240,2 305 2,8
Kewajiban Tidak Lancar 12.100.678 109.148,1 17.907.198 176.027,8 - -
JUMLAH KEWAJIBAN 19.059.369 171.915,5 24.747.508 243.268,0 305 2,8
EKUITAS 13.291.183 119.886,5 6.900.333 67.830,3 29.926 278,0
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 32.350.552 291.802,0 31.647.841 311.098,3 30.231 280,8
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 19.596.565 179.700,5 16.593.913 161.126,9 - -
Beban Langsung (11.925.127) (109.353.414,6) (8.652.771) (84.018.406,4) - -
Laba Usaha 7.671.438 70.347,1 7.941.142 77.108,5 (305) (2,7)
Beban Usaha - - - - (305) (2.725,2)
(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.280.588) (11.742.991,9) (1.070.735) (10.396.836,9) - -
Laba Bersih 6.390.850 58.604,1 6.870.407 66.711,6 (305) (2,7)
91
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Aktiva Lancar
Peningkatan sebesar 88% pada tahun 2006 dan 10.373% pada tahun 2005 adalah sehubungan dengan
mulai beroperasinya armada Perusahaan.
Aktiva Tetap
Dimulainya operasi armada Perusahaan pada tahun 2005 juga menyebabkan kenaikan aktiva tetap.
Kewajiban Tidak Lancar
Penurunan pada tahun 2006 karena adanya pembayaran hutang bank. Sedangkan kenaikan pada tahun
2005 karena adanya pinjaman hutang bank baru yang digunakan untuk armada baru.
Ekuitas
Peningkatan yang terjadi sebesar 77% pada tahun 2006 dan 24.298% pada tahun 2005 adalah
sehubungan dengan peningkatan kinerja Perusahaan.
Pendapatan
Dimulainya operasi Perusahaan pada tahun 2005 menyebabkan peningkatan pendapatan pada tahun
yang sama.
Beban Usaha
Beban usaha meningkat sebesar 30% pada tahun 2006 dikarenakan meningkatnya kegiatan operasi
Perusahaan.
Laba Usaha
Meningkatnya laba usaha pada tahun 2005 juga dihasilkan oleh dimulainya operasi armada Perusahaan.
d. Pergiwati Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Pergiwati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 8 Januari 2005.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Pergiwati Maritime
Pte Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
92
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Pergiwati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 7.712.870 69.570,1 30.495 299,8
Aktiva Tetap 26.704.945 240.878,6 - -
Aktiva Tidak Lancar - - - -
JUMLAH AKTIVA 34.417.815 310.448,7 30.495 299,8
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 13.538.833 122.120,3 - -
Kewajiban Tidak Lancar 13.416.667 121.018,3 - -
JUMLAH KEWAJIBAN 26.955.500 243.138,6 - -
EKUITAS 7.462.315 67.310,1 30.495 299,8
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 34.417.815 310.448,7 30.495 299,8
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 15.743.478 144.367,7 - -
Beban Langsung (7.513.403) (68.897.905,5) - -
Laba Usaha 8.230.075 75.469,8 - -
Beban Usaha - - - -
(Beban) Pendapatan Lain-lain (773.486) (7.092.866,6) - -
Laba Usaha 8.230.075 75.469,8 - -
Laba Bersih 7.431.820 68.149,8 - -
Perubahaan atas semua pos keuangan baik pada neraca maupun laba rugi Perusahaan disebabkan
karena baru dimulainya operasi armada pada tahun 2006.
e. Badraini Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Badraini Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 17 Januari 2005.
93
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Badraini Maritime Pte
Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Badraini Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 3.631.620 32.757,2 1.021.423 10.040,6
Aktiva Tetap 31.508.918 284.210,4 31.619.355 310.818,3
Aktiva Tidak Lancar - - - -
JUMLAH AKTIVA 35.140.538 316.967,6 32.640.778 320.858,9
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 14.407.244 129.953,3 10.894.186 107.089,8
Kewajiban Tidak Lancar 8.325.000 75.091,5 14.525.000 142.780,8
JUMLAH KEWAJIBAN 22.732.244 205.044,8 25.419.186 249.870,6
EKUITAS 12.408.294 111.922,8 7.221.592 70.988,3
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 35.140.538 316.967,6 32.640.778 320.858,9
94
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 14.638.258 134.232,8 15.802.020 153.437,6
Beban Langsung (8.324.650) (76.337.040,5) (7.647.695) (74.259.118,4)
Laba Usaha 6.313.608 57.895,8 8.154.325 79.178,5
Beban Usaha - - - -
(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.126.906) (10.333.728,0) (963.228) (9.352.943,9)
Laba Bersih 5.186.702 47.562,1 7.191.097 69.825,5
Kewajiban Tidak Lancar
Penurunan yang terjadi pada tahun 2006 sebesar 47% disebabkan karena pembayaran hutang bank
yang dilakukan Perusahaan.
Ekuitas
Peningkatan kinerja Perusahaan pada tahun 2006 menyebabkan kenaikan ekuitas sebesar 58%.
Laba Bersih
Kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal pada tahun 2006 menyebabkan penurunan laba
bersih sebesar 32%
f. Barunawati Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Barunawati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 17 Januari 2005.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Barunawati Maritime
Pte Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
95
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Barunawati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 4.025.161 36.306,9 2.933.735 28.838,6
Aktiva Tetap 30.002.581 270.623,3 31.619.355 310.818,3
Aktiva Tidak Lancar - - - -
JUMLAH AKTIVA 34.027.742 306.930,2 34.553.090 339.656,9
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 16.712.830 150.749,7 16.011.085 157.389,0
Kewajiban Tidak Lancar 8.325.000 75.091,5 14.525.000 142.780,7
JUMLAH KEWAJIBAN 25.037.830 225.841,2 30.536.085 300.169,7
EKUITAS 8.989.912 81.089,0 4.017.005 39.487,2
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 34.027.742 306.930,2 34.553.090 339.656,9
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 14.236.956 130.552,9 12.429.946 120.694,8
Beban Langsung (8,137,143) (74.617,6) (7,497,467) (72.800,4)
Laba Usaha 6,099,813 55.935,3 4,932,479 47.894,4
Beban Usaha - -
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1,126,906) (10.333,7) (945,969) (9.185,4)
Laba Bersih 4.972.907 45.601,6 3.986.510 38.709,0
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar turun sebear 47% karena adanya pembayaran hutang bank.
Ekuitas
Pada tahun 2006 ekuitas meningkat sebesar 105% sehubungan dengan peningkatan kinerja Barunawati
Maritime Pte. Ltd.
g. Barawati Maritime Pte. Ltd.
Riwayat Singkat
Barawati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association
tanggal 22 April 2005.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.
96
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Barawati Maritime Pte
Ltd adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (SGD) (%)
Modal Dasar 500.000 500.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00
Jumlah 50.000 50.000 100,00
Saham dalam portepel 450.000 450.000
Pengurusan
Direktur : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
Direktur : Na Tat Soey
Direktur : Wangsa Atmaja Surya
Sekretaris : Goh Sook Thung
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting Barawati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca
adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba
rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,
Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs
rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 7.840.110 70.717,8 - -
Aktiva Tetap 26.123.208 235.631,3 28.707.736 282.197,0
Aktiva Tidak Lancar - - - -
JUMLAH AKTIVA 33.963.318 306.349,1 28.707.736 282.197,0
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 15.323.202 138.215,3 12.607.704 123.933,7
Kewajiban Tidak Lancar 10.210.800 92.101,4 15.110.460 148.535,8
JUMLAH KEWAJIBAN 25.534.002 230.316,7 27.718.164 272.469,5
EKUITAS 8.429.316 76.032,4 989.572 9.727,5
JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 33.963.318 306.349,1 28.707.736 282.197,0
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 2006 2005
USD Rp juta USD Rp juta
Pendapatan Usaha 16.946.197 155.396,6 4.080.839 39.624,9
Beban Langsung (8.419.325) (77.205,2) (2.578.266) (25.035,0)
Laba Usaha 8.526.872 78.191,4 1.502.573 14.590,0
Beban Usaha - -
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1.080.587) (9.909,0) (498.018) (4.835,7)
Laba Bersih 7.439.744 68.222,4 959.208 9.313,9
97
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar menurun sebesar 38% karena adanya pembayaran hutang
pajak.
Pendapatan Usaha
Pada tahun 2006 pendapatan usaha meningkat sebesar 292% karena armada Barawati Maritime Pte.
Ltd. mulai beroperasi penuh.
Beban Langsung
Pada tahun 2006 beban langsung meningkat sebesar 208% karena armada Barawati Maritime Pte. Ltd.
mulai beroperasi penuh.
Laba Usaha
Pada tahun 2006 beban langsung meningkat sebesar 436% karena armada Barawati Maritime Pte. Ltd.
mulai beroperasi penuh.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pada tahun 2006 pendapatan lain-lain meningkat sebesar 105% karena beban bunga yang baru dikenakan
pada akhir tahun 2005.
Laba bersih
Pada tahun 2006 laba bersih meningkat sebesar 632% sehubungan dengan kenaikan laba usaha.
5. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERUSAHAAN ASOSIASI
PT Berlian Limatama
Riwayat Singkat
PT Berlian Limatama didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 71 tanggal 24 Juli 1996 yang dibuat di hadapan
Bambang Sutrisno, S.H., sebagai pengganti dari Anis Husin Abdat, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-10364.HT.01.01.TH’96
tanggal 15 Nopember 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/ Kodya Serang
dengan No. TDP 10011700102 tanggal 27 Maret 1997, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 52 tanggal 1 Juli 1997, Tambahan No. 2576/1997.
Kegiatan Usaha
Perusahaan bergerak dalam bidang jasa bongkar muat barang di kapal dan terminal, pergudangan, alat-
alat berat dan pengangkutan.
Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham
Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Berlian Limatama
adalah sebagai berikut:
Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase
Saham Nominal (Rp) (%)
Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 125.000 125.000.000 50,00
PT Berlian Laju Tanker Tbk. 125.000 125.000.000 50,00
Jumlah 250.000 250.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 750.000 750.000.000
98
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengurusan
Komisaris Utama : Oentoro Surya
Komisaris : Widihardja Tanudjaja
Direktur Utama : Pieter Adamy Setyo
Direktur : Sofwan Djamil
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar data keuangan penting PT Berlian Limatama untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Drs. Trisno Thomas
Iguna & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:
NERACA
31 Desember
Uraian 31-12-2006 31-12-2005 31-12-2004
Rp juta Rp juta Rp juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 3.397,9 3.356,4 2.197,9
Aktiva Tetap 328,6 425,9 517,4
Aktiva Tidak Lancar - 27,6 49,1
JUMLAH AKTIVA 3.726,5 3.809,9 2.764,41
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 2.009,1 2.311,7 1.448,4
Kewajiban Tidak Lancar - 91,1 232,0
JUMLAH KEWAJIBAN 2.009,1 2.402,8 1.680,4
EKUITAS 1.717,4 1.407,1 1.084,0
JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 3.726,5 3.809,9 2.764,4
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember
Uraian 31-12-2006 31-12-2005 31-12-2004
Rp juta Rp juta Rp juta
Pendapatan Usaha 3.742,5 7.482,7 4.684,3
Beban Langsung (2.661,1) (6,467,7) (3.735,2)
Laba Usaha 435,5 449,0 380.7
Beban Usaha (636,4) (566,0) (568,3)
(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1,8) 4,5 1,3
Laba Bersih 310,3 323,1 288,4
Aktiva Lancar
Aktiva lancar pada tahun 2005 meningkat sebesar 53% disebabkan karena kenaikan piutang usaha
afiliasi seiring dengan meningkatnya pendapatan PT Berlian Limatama
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing menurun sebesar 100% dan 61%
disebabkan karena penurunan aktiva pajak tangguhan.Kewajiban Lancar
Pada tahun 2005 kewajiban lancar naik sebesar 60% karena meningkatnya biaya masih harus dibayar
sehubungan dengan kegiatan bongkar muat PT Berlian Limatama dan adanya hutan gbank jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Kewajiban Tidak Lancar
Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar naik sebesar 100% karena adanya penerimaan dana dari induk
perusahaan.
99
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pendapatan Usaha
Pada tahun 2006 pendapatan usaha turun sebesar 50% karena penurunan kegiatan bisnis bongkar
muat akibat kondisi industri bongkar muat yang mulai normal kembali setelah mengalami peningkatan di
tahun 2005.
Pada tahun 2005 pendapatan usaha meningkat sebesar 60% karena banyaknya kegiatan bisnis bongkar
muat pada tahun tersebut.
Beban Langsung
Pada tahun 2006 beban langsung turun sebesar 59% karena penurunan kegiatan bisnis bongkar muat
akibat kondisi industri bongkar muat yang mulai normal kembali setelah mengalami peningkatan di tahun
2005.
Pada tahun 2005 beban langsung meningkat sebesar 73% karena banyaknya kegiatan bisnis bongkar
muat pada tahun tersebut.
Pendapatan (Beban) Lain-lain
Pendapatan (beban) lain-lain pada tahun 2006 menurun sebesar 140% disebabkan penurunan
penghasilan bunga sehubungan dengan berkurangnya jumlah rata-rata kas dan setara kas.
6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan No. 33
tertanggal 24 Mei 2007 yang dibuat oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, susunan
Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
KOMISARIS
Komisaris Utama : Hadi Surya
Komisaris : Harijadi Soedarjo
Komisaris Independen : Alan Jonathan Tangkas Darmawan
Komisaris Independen : Jaka Prasetya
DIREKSI
Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja
Direktur : Michael Murni Gunawan
Direktur : Drs. Henrianto Kuswendi
Direktur : Wong Kevin
Direktur : Siana Anggraeni Surya
100
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan anggota Direksi:
KOMISARIS
HADI SURYA, Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, 70 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 4 September 1936. Menyelesaikan pendidikan
SMA Lian Huo di Surabaya tahun 1954. Berbagai jabatan yang pernah dan
sedang dijabat antara lain sebagai Direktur CV Kartika Pabrik Triplek (1955-
1959), Komisaris PT Daya Sakti Timber Corporation (1970-1991) dan
Komisaris Utama perusahaan yang sama (1991-1994), Komisaris PT Daya
Sakti Krida Unggul (1985-sekarang), Komisaris PT Jaya Agra Wattie (1990-
sekarang), Komisaris Utama PT Alas Watu Utama (1990-sekarang), Komisaris
Utama PT Wira Penta Kencana (1989-sekarang), Komisaris PT Banyu Laju
Shipping (2002-sekarang), Komisaris Utama PT Dwibina Prima (2004-
sekarang), Direktur Utama PT Berlian Laju Tanker Tbk (1989-Juni 2000).
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 2000.
HARIJADI SOEDARJO, Komisaris
Warga Negara Indonesia, 44 tahun.
Lahir di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 1962. Mendapat gelar Master of
Business Administration dari Golden Gate University San Fransisco pada
tahun 1987. Memulai karier sebagai Asisten Direksi PT Jaya Agra Wattie
(1987-1988), Direktur PT Jaya Agra Wattie (1988-1990), Direktur Utama PT
Jaya Agra Wattie (1990-sekarang) dan Direktur PT Daya Sakti Unggul
Corporation Tbk (1994-1998). Menjabat Komisaris Perseroan sejak 1990.
ALAN JONATHAN TANGKAS DARMAWAN, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 39 tahun.
Lahir di Semarang pada tanggal 4 Maret 1968. Menyelesaikan pendidikan di
Indiana Universitytahun 1991.Berbagai jabatan yang pernah dan sedang
dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Utama PT Puri Dana Bersama (1997-
2000), Wakil Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Principal Indonesia (2000-
2001), Direktur pada PT Asuransi Allianz Life Indonesia (2001-2002),
Konsultan pada American International Assurance Co. Ltd, Singapore (2002-
2004), dan Direktur PT Asuransi Allianz Life Indonesia (2004-sekarang).
Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak September 2006.
JAKA PRASETYA, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 35 tahun.
Lahir di Bandung, 26 September 1971. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di
Institut Teknologi Bandung tahun 1994 dan S2 di Massachussetts Institute of
Technology Sloan School of Management di 1998. Berbagai jabatan yang
pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Associate Director pada UBS
(1998-2000), Associate pada Merrill Lynch (2000-2002), Vice President pada
Zurich Financial Services (2002-2004), Direktur pada Deutsche Bank (2004-
2006), dan CEO pada United Fiber System Ltd. (2006-sekarang). Menjabat
Komisaris Independen Perseroan sejak September 2006.
101
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
DIREKSI
WIDIHARDJA TANUDJAJA, Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 56 tahun.
Lahir di Sinabang pada tanggal 14 Agustus 1950. Lulus pasca sarjana Ilmu
Kelautan dari Tokyo University of Mercantile Marine pada tahun 1979 dan
pada tahun itu juga lulus sebagai Sarjana Hukum dari Hosei University of
Tokyo. Berbagai jabatan penting yang pernah dan sedang dijabat antara lain
Manajer Operasional PT Berlian Laju Tanker Tbk (1984-1987), General
Manajer PT Berlian Laju Tanker Tbk (1987-1990), Direktur PT Berlian Laju
Tanker Tbk (1989-Juni 2000), Komisaris PT Banyu Laju Shipping (1999-2000).
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2000.
MICHAEL MURNI GUNAWAN, Direktur
Warga Negara Indonesia, 45 tahun.
Lahir di Samarinda, 27 Maret 1962. Menyelesaikan pendidikan sarjana
akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya pada 1985 and MBA di University
of San Diego pada tahun 1996. Jabatan penting yang pernah dipegangnya
adalah Asisten Manajer Akunting Daya Sakti Timber Group (1986-1991),
Manajer Informasi Teknologi Daya Sakti Timber Group (1991-1994), Kepala
Divisi Corporate Administration dan Information System BSG Corporation
(1996-1998), General Manager Divisi Administrasi PT Berlian Laju Tanker
Tbk (Januari 1999-Juni 1999). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak
1999 dan bertanggung jawab dalam bidang administrasi.
Drs. HENRIANTO KUSWENDI, Direktur
Warga Negara Indonesia, 45 tahun.
Lahir di Bandung 24 September 1961 Lulus sarjana manajemen dari
Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1985. Bergabung dengan
Perseroan sejak 1986. Berbagai jabatan penting yang pernah dijabatnya di
Perseroan adalah Manajer Pemasaran (1990-1994), Assistant General
Manager Divisi Komersil (1994-1997) and General Manager Divisi Komersial
(1997-Juni 1999). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 1999 dan .
bertanggung jawab dalam bidang komersial.
WONG KEVIN, Direktur
Warga Negara Indonesia, 38 tahun.
Lahir di Hong Kong, 11 Desember 1968. Lulus sarjana administrasi bisnis
dari Lewis and Clark College pada tahun 1989 dan sarjana teknik mesin dari
Columbia University pada tahun 1991. Jabatan yang pernah dan sedang
dipegang adalah Asisten Manajer Citibank, N.A. (1992-1994), Associate PT
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (1994-1995), Associate Direktur Pan
Union Co. Ltd. (1995-1996) dan Corporate Secretary Perseroan (1996-
sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1999 dan
bertanggung jawab dalam bidang keuangan dan sekretaris Perseroan.
SIANA ANGGRAENI SURYA, Direktur
Warga Negara Indonesia, 40 tahun.
Lahir di Surabaya 12 Mei 1967. Lulus sarjana teknik kimia dari Waseda
University (Tokyo) pada tahun 1991 dan lulus pasca sarjana teknik kimia dari
universitas yang sama pada tahun 1993. Jabatan yang pernah dan sedang
dipegangnya adalah Marketing Sales ICI Tokyo (1993-1994) dan Direktur
Pan Union Shipping Pte. Ltd. Singapura (1995-sekarang). Menjabat sebagai
Direktur Perseroan sejak 1999 dan bertanggung jawab dalam bidang sumber
daya manuasia dan pengembangan usaha.
102
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Penunjukan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.6.
Berdasarkan Risalah Rapat Dewan Komisaris Perseroan tanggal 16 Desember 2006 Perseroan telah
mengangkat Komite Audit dengan susunan sebagai berikut:
Ketua : Alan Jonathan Tangkas Darmawan
Anggota : Jaka Prasetya
Anggota : Segara Utama
Anggota : Max Sumakno Budiarto
Tugas Ketua dan Anggota Komite Audit Perseroan mengacu pada Peraturan Bapepam No. IX.I.5, Lampiran
Keputusan Bapepam No. KEP-29/PM/2004, tanggal 24 September 2004, tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Masa tugas Ketua dan Anggota Komite Audit Perseroan terhitung mulai tanggal ditetapkannya keputusan
ini sampai dengan akhir masa tugas jabatan Dewan Komisaris Perseroan, atau sewaktu-waktu sesuai
dengan keputusan Dewan Komisaris Perseroan.
7. SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung pengembangan bisnisnya, Perseroan dan Anak Perusahaan menerapkan suatu
kebijakan pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana. Keseluruhan proses
pengembangan sumber daya manusia mulai dari proses rekrutmen sampai dengan proses pendidikan
dan pelatihan yang dilakukan Perseroan dan Anak Perusahaan bermuara kepada upaya untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang kompeten, berkualitas, dan berdedikasi tinggi.
Perjanjian Kerja antara Perseroan dan Anak Perusahaan dengan karyawan dibuat melalui perjanjian
kerja yang telah sesuai dengan aturan pemerintah dan telah saling dimengerti oleh Perseroan dan Anak
Perusahaan dengan Karyawan sehingga tidak dibentuk suatu serikat pekerja. Dalam menerapkan sistem
penggajian yang adil untuk karyawan, Perseroan telah menerapkan sistem penggajian yang sesuai
dengan bobot masing-masing pekerjaan dengan gaji terendah diatas Upah Minimum Regional (UMR).
Untuk menciptakan suasana kerja yang baik, Perseroan dan Anak Perusahaan telah memperhatikan
kesejahteraan karyawan melalui usaha-usaha sebagai berikut:
� Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
� Asuransi kesehatan dan rumah sakit bagi seluruh karyawan dan keluarganya
� Rekreasi bersama seluruh karyawan dan keluarganya
� Sarana olah raga, ibadah dan hiburan
� Sarana keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
� Koperasi karyawan
Sesuai dengan anjuran dari pemerintah, Perseroan juga telah menjalankan dana pensiun melalui
Tunjangan Hari Tua dari Jamsostek. Selain itu, saat ini Perseroan sedang menjajaki kemungkinan
penambahan tunjangan dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan swasta lainnya ataupun
melalui pendirian Dana Pensiun sendiri.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan operasi Perseroan dan Anak Perusahaan, maka diperlukan
penambahan tenaga-tenaga kerja yang andal dan profesional dalam bidangnya demi kelancaran
operasional Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2006 Perseroan dan Anak Perusahaan
mempekerjakan 303 orang karyawan di darat dengan perincian 226 orang di kantor pusat dan cabang
serta 77 orang di kantor Anak Perusahaan. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan
mempekerjakan 3 karyawan asing di Anak Perusahaan yang berdomisili di Indonesia.
103
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Berikut ini adalah komposisi karyawan darat Perseroan dan Anak Perusahaan per 31 Desember 2006
menurut jenjang pendidikan, jabatan dan usia:
Komposisi Karyawan Darat Menurut Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %
Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil
Pasca Sarjana 23 3 4 3 33 10,89
Sarjana 112 6 14 5 137 45,21
Diploma /Akademi 59 1 11 13 84 27,72
SLTA 25 0 2 9 36 11,88
SLTP dan lain-lain 7 0 0 6 13 4,29
Jumlah 226 10 31 36 303 100,00
Komposisi Karyawan Darat Menurut Kelompok Usia
Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %
Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil
17 - 30 tahun 85 2 10 14 111 36,63
31 - 40 tahun 93 2 11 5 111 36,63
41 - 50 tahun 34 4 5 4 47 15,51
Di atas 50 tahun 14 2 5 13 34 11,22
Jumlah 226 10 31 36 303 100,00
Komposisi Karyawan Darat Menurut Jabatan
Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %
Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil
Direktur Utama 1 1 1 0 3 0,99
Direktur 7 0 1 1 9 2,97
General Manajer 6 2 2 3 13 4,29
Manajer 15 2 3 3 23 7,59
Asisten Manajer 11 0 1 3 15 4,95
Penyelia 18 1 5 10 34 11,22
Staf dan lain-lain 168 4 18 16 206 67,99
Jumlah 226 10 31 36 303 100,00
Selain karyawan darat, Perseroan dan Anak Perusahaan juga mempekerjakan karyawan yang bekerja
sebagai awak kapal di laut. Pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat 1.557 orang awak kapal yang
bekerja di kapal-kapal yang dioperasikan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan. Berikut ini adalah
komposisi karyawan laut Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang pendidikan dan jabatan
dalam kapal:
Komposisi Karyawan Laut Menurut Jenjang Pendidikan (Ijazah Pelayaran)
Jenjang Pendidikan Jumlah %
Nautika ANT-I 77 4,95
Nautika ANT-II 91 5,84
Nautika ANT-III 166 10,66
Nautika ANT-D 330 21,19
Teknik ATT-1 67 4,30
Teknik ATT-2 94 6,04
Teknik ATT-3 161 10,34
Teknik ATT-D 227 14,58
Lain-lain 344 22,09
Jumlah 1.557 100,00
104
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Komposisi Karyawan Laut Menurut Kelompok Usia
Kelompok Usia Jumlah %
17 sampai dengan 30 tahun 487 31,28
31 sampai dengan 40 tahun 584 37,51
41 sampai dengan 50 tahun 344 22,09
Di atas 50 tahun 142 9,12
Jumlah 1.557 100,00
Komposisi Karyawan Laut Menurut Jabatan dalam Kapal
Jabatan Jumlah %
Master 66 4,24
Chief Officer 71 4,56
Chief Engineer 66 4,24
2nd Engineer 74 4,75
2nd Officer 78 5,01
3rd Officer 84 5,39
3rd Engineer 81 5,20
SDC 35 2,25
4th Engineer 75 4,82
SEC 26 1,67
Electrician 34 2,18
Pump Man 85 5,46
Quarter Master 215 13,81
Oiler 1 15 0,96
Oiler 189 12,14
Fitter 18 1,16
Waiper 11 0,71
O/S 31 1,99
Chief Cook 72 4,62
2/Cook 5 0,32
M/Boy 75 4,82
Cadet 151 9,70
Jumlah 1.557 100,00
Keterangan mengenai 3 tenaga kerja asing yang bekerja pada Anak Perusahaan Perseroan yang
berdomisili di Indonesia adalah sebagai berikut:
IMTA KITAS
No. Jabatan Jabatan Warga No. Masa No. Masa
Negara Berlaku Berlaku
1 Choy Ngee Sheng Tenaga Ahli Malaysia 339/2007 1 Mar 07 – 2C2JE1161-F 5 Peb 07 –
Bidang Marketing 28 Peb 08 28 Peb 08
2 Etsuo Nomori Tenaga Ahli Bidang Jepang 4675/2006 9 Nop 06 – 2C2JC0793-E 20 Okt 06
Business Development 8 Nov 07 8 Nop 07
3 Asao Morimoto Advisor Direktur Jepang 5298/2006 31 Des 06 – 2C2JD2833-E 21 Des 06 –
Armada Komersial 30 Des 07 30 Des 07
105
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN, ANAK
PERUSAHAAN DAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
Tabel hubungan kepengurusan dan pengawasan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham
berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut:
Jabatan Tunggaladhi Perseroan Indigo Pacific Diamond Asean Banyu Laju Brotojoyo Buana Bayu
Baskara Corporation Pacific Maritime Shipping Maritime Listya Lestari
International Corporation Tama Tanaya
Hadi Surya Direktur Utama Komisaris Utama Direktur Direktur Direktur Utama Komisaris Utama Komisaris - -
Harijadi Sudardjo - Komisaris - - - - - - -
Alan Jonathan Tangkas Darmawan - Komisaris - - - - - - -
Independen
Jaka Prasetya - Komisaris - - - - - - -
Independen
Utama Hadi Surya Komisaris Utama - - - - - - - -
Suherman Widjaja Komisaris - - - - - - - -
Widihardja Tanudjaja - Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Komisaris Komisaris
Utama Utama Utama Utama
Michael Murni Gunawan - Direktur - - - - Direktur Direktur Direktur
Utama Utama
Henrianto Kuswendi - Direktur - - - - - - -
Wong Kevin - Direktur - - - - Direktur Direktur Direktur
Siana Anggraeni Surya - Direktur - - - - Direktur Komisaris Komisaris
Dwijaya Hadi Surya Direktur - - - - Direktur - - -
Oentoro Surya
Pieter Adany Setyo - - - - - - - - -
Sofyan Djamil - - - - - - - - -
Na Tat Soey - - - - - - - - -
Wangsa Atmaja Surya - - - - - - - - -
Goh Sook Thung - - - - - - - - -
Jabatan Gagarmayang Trijata Tribuana Pergiwati Badraini Barunawati Barawati Berlian
Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Limatama
Hadi Surya - - - - - - - -
Harijadi Sudardjo - - - - - - - -
Alan Jonathan Tangkas Darmawan - - - - - - - -
Jaka Prasetya - - - - - - - -
Utama Hadi Surya - - - - - - - -
Suherman Widjaja - - - - - - - -
Widihardja Tanudjaja Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Komisaris
Michael Murni Gunawan Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
Henrianto Kuswendi - - - - - - - -
Wong Kevin Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
Siana Anggraeni Surya Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
Dwijaya Hadi Surya - - - - - - - -
Oentoro Surya - - - - - - - Komisaris Utama
Pieter Adany Setyo - - - - - - - Direktur Utama
Sofyan Djamil - - - - - - - Direktur
Na Tat Soey Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
Wangsa Atmaja Surya Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
Goh Sook Thung Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -
106
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Diagram hubungan kepemilikan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk badan
hukum dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:
PT Berlian Laju Tanker Tbk
100% 100%
100%
PT Arpeni Pratama Ocean Lines
50%100%
29.9%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
50%
100%
100%
100%
30%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
.
100%
100%
100%
100%
100%
PT Bagusnusa Samudra Gemilang
07.10.92
PT Bagus Setia Giri
21.6.94
PT Tunggaladhi Baskara
21.07.92
0.0001%Widihardja TanudjajaMasyarakat
50.93%
Treasury sharesKoperasi Karyawan Berlian
1990
0.06% 45.36% 3.60%0.06%
99.9999%
PT Banyu LajuShipping
PT Banyu LajuCorporation
PT Banyu LajuMaritime SA
PT PearlMaritime
PT RubyMaritime
PT SapphireMaritime
PT CitrineMaritime
PT DiamondMaritime
PT EmeraldMaritime
PT AnjasmoroMaritime
PT BuanaListya Tama
Fatmarini Shipping Ltd
Frabandari Shipping Ltd
Nolowati Shipping Ltd
Nogogini Shipping Ltd
Ratih Shipping Ltd
Hartati Shipping Ltd
Harsanadi Shipping Ltd
Cendanawati Nav Pte Ltd
Frabandari Maritime Pte Ltd
Brotojoyo Maritime Pte Ltd
Berlian Laju Tanker Pte Ltd
Anjosmoro Maritime Pte Ltd
Pergiwo Navigation Pte Ltd
Fatmarini Maritime Pte Ltd
Harsanadi Maritime Pte Ltd
Hartati Maritime Pte Ltd
BLT Finance Corporation
Pertiwi Maritime Pte Ltd
Pujawati Maritime Pte Ltd
Anggraini Maritime Pte Ltd
Emerald Maritime Pte Ltd
Prita Dewi Maritime Pte Ltd
Pradapa Maritime Pte Ltd
Pergiwati Maritime Pte Ltd
Badraini Maritime Pte Ltd
Barunawati Maritime Pte Ltd
Gas Maluku Maritime Pte Ltd
Barawati Maritime Pte Ltd
Arimbi Maritime Pte Ltd
Gas Bali Maritime Pte Ltd
Eustoma Navigation S.A.
Puspawati Maritime Pte Ltd
Diamond Flow Ltd
Rasawulan Maritime Pte Ltd
Gagarmayang Maritime Pte Ltd
Tribuana Maritime Pte Ltd
Gas Papua Maritime Pte Ltd
Purwati Maritime Pte Ltd
Gas Sulawesi Maritime Pte Ltd
Trijata Maritime Pte Ltd
Mustokoweni Maritime Pte Ltd
Gerbera Navigation S.A.
Ulupi Maritime Pte Ltd
Erowati Maritime Pte Ltd
Freesia Navigation S.A.
Dahlia Navigation Pte Ltd
Cempaka Navigation Pte Ltd
Elite Bauhinia Navigation Pte Ltd
GB Shipping Agencies SA
Indradi Maritime Pte Ltd
Beihai New Resources LogisticCorporation
Great Tirta Shipping SA
Lestari Intl Shipping SA
Zona Shipping SA
Zenith Overseas Maritime SA
Eglantine Navigation SA
Wulansari Maritime Pte Ltd
Yanaseni Maritime Pte Ltd
GB Logistic Ltd
Asean Maritime Corporation
Gold Brigde Shipping Corporation
Hopeway Marine Inc
Gold Brigde Shipping Ltd
Qiumera Maritime SA
South Eastern OverseasNavigation SA
Bauhinia Navigation SA
Cempaka Navigation SA
Dahlia Navigation SA
Indigo Pacific Corp
Indigo Pacific Corporation
Berlian Limatama
Dewayani Maritime Pte Ltd
Gandini Maritime Pte Ltd
Dewi Sri Maritime Pte Ltd
Gandari Maritime Pte Ltd
Tirtasari Maritime Pte Ltd
Jembawati Maritime Pte Ltd
Kunti Maritime Pte Ltd
Wigati Maritime SA
Zona Overseas InternationalShipping SA
BLT LNG Tangguh Corporation
Teekay BLT Corporation
Diamond PacificInternational Corporation
Lenani Maritime Inc
Ontari Maritime Pte Ltd
Averina Maritime SA
Gandari Navigation Pte Ltd
GBLT Shipmanagement Pte Ltd
GBLT Shipmanagement Ltd
PT KaryaBakti Adil
PT Gemilang BinaLintas Tirta
PT Brotojoyo Maritime
PT BanyuLestari Tanaya
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99%
99%
1%
0.2%
1%
99.8%
0.007%
99.992%
99%1%
99%
1%
1%
0.008%
0.008%
0.008%99.992%
99.992%
99.992%
99%
99%
99%
1%
99% 1%
1%
Melani Maritime Inc.
Thai Petra Transport Co Ltd
Diamond PacificInternational Corporation
BLT Finance BV100%
107
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI KELOMPOK USAHA PERSEROAN
Perseroan merupakan salah satu perusahaan dalam BSG Corporation, suatu kelompok usaha yang
sedang berkembang dan bergerak dalam bidang usaha yang bervariasi antara lain bidang kehutanan
dan pengolahan kayu terpadu, perkebunan, pelayaran, pertambangan, perdagangan, properti dan usaha
lainnya.
BSG Corporation adalah suatu kelompok usaha yang didirikan sekitar 58 tahun yang lalu. Usahanya
dimulai dari usaha perdagangan komoditi antar pulau dan usaha produksi kemasan kotak teh yang
hingga saat ini telah berkembang menjadi suatu usaha yang beragam bidangnya.
Divisi Perkayuan mencakup produksi plywood, fancywood dan industri hilir perkayuan seperti produksi
bahan-bahan dekoratif, furniture dan sebagainya. Divisi Perkebunan mencakup perkebunan karet, kelapa
sawit, kopi dan teh dengan perkebunan yang tersebar di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Divisi
Transportasi mencakup transportasi laut baik muatan cair, muatan umum (general cargo), muatan kering
(dry cargo) dan kontainer, juga memiliki unit pendukung berupa perusahaan bongkar muat, jasa pelabuhan
dan keagenan kapal. Divisi Pertambangan mencakup pertambangan batubara, granit, eksplorasi dan
produksi minyak bumi. Divisi Perdagangan melakukan aktivitas perdagangan produk-produk perkayuan
dan komoditas lainnya dan menjadi jembatan antara grup BSG dengan pasar di Amerika Serikat, Amerika
Latin, China, Hong Kong dan Taiwan.
Diagram berikut memperlihatkan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam BSG Corporation:
10. TRANSAKSI – TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, namun tanpa melalui ikatan kontrak. Manajemen berpendapat bahwa
transaksi tersebut dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama seperti yang dilakukan dengan
pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara
lain:
� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”).
Pada saat-saat tertentu selama tahun buku 2004 sampai 2006, Arpeni adalah pihak terafiliasi karena,
per 30 Juni 2006, 35,98% sahamnya dimiliki oleh PT Bagusnusa Samudra Gemilang (“Bagusnusa”),
yang 82,03% sahamnya dimiliki oleh Hadi Surya, Komisaris Perseroan. Sisa 17,97% saham
Bagusnusa dimiliki oleh dua saudara Hadi Surya, yaitu Poenta Surya dan Dharma Surya. Pada
bulan Agustus 2006, kepemilikan Bagusnusa di Arpeni dijual dan pada saat ini, Bagusnusa tidak
lagi memiliki kepemilikan di Arpeni. Biaya jasa agen pelabuhan yang dibayarkan kepada Arpeni
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp638,0 juta.
BSG Corporation
DIVISIPERKAYUAN
DIVISIPERKEBUNAN
DIVISITRANSPORTASI
DIVISIPERTAMBANGAN
DIVISIPERDAGANGAN
� PT Daya Sakti UnggulCorporation
� PT Domisindo Perdana
� PT Unggul SummitParticle Boarc Industry
� PT Daya Sakti KridaUnggu
� PT Daya Sakti TimberCorporation
� PT TrikorindotamaWanakarya
� PT Jaya Agra Waltie
� PT Trusaha Sari Tani
� PT Berlian LajuTanker Tbk
� PT Garuda MahakamPratama
� PT Alas Watu Utama
� PT Wira Penta Kencana
� PT Astaka Dodol
� PT Baturona Adimulya
� PT Saripati PertiwiAbadi
� PT Saripati Geoscerce
� PT Yasa Setia Abadi
� PT Union Co. Ltd.
� Far East America Inc.
108
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Arpeni. Pendapatan jasa agen pelabuhan yang
diterima dari Arpeni untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp680,0
juta.
� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari Pan Union Agencies Pte Ltd (“PUA”). PUA secara
tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan. Biaya jasa
agen pelabuhan yang dibayarkan kepada PUA untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006 serta untuk periode mulai dari tanggal 1 Januari 2007 hingga 31 Maret 2007 masing-masing
sebesar Rp1.733,0 juta dan Rp214,0 juta.
� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari PT Garuda Mahakam Pratama (“Garuda”). 97,34%
saham Garuda dimiliki oleh PT Bagusnusa Samudra Gemilang (“Bagusnusa”), yang 82,03%
sahamnya dimiliki oleh dua saudara Hadi Surya, yaitu Poenta Surya dan Dharma Surya. Sisa 2,64%
saham Garuda dimiliki oleh Widihardha Tanudjaja, Direksi Perseroan. Biaya jasa agen pelabuhan
yang dibayarkan kepada Garuda untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah
Rp456,0 juta. Untuk periode 1 Januari 2007 hingga tanggal 31 Maret 2007, Perseroan tidak
memperoleh jasa agen pelabuhan dari Garuda, karenanya tidak ada biaya jasa yang dibayarkan.
� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Pan Union Shipping Pte Ltd (“PUS”). PUS secara
langsung dimiliki sepenuhnya oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan. Pendapatan jasa
agen pelabuhan yang diterima dari PUS untuk tahun yang berarkhir pada tanggal 31 Desember
2005 adalah Rp335,0 juta. Sejak tahun 2006, Perseroan telah menghentikan penyediaan jasa agen
pelabuhan ke PUS.
� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Poseidon Elite Navigation Pte Ltd (“PEN”). PEN
secara tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan.
Pendapatan jasa agen pelabuhan yang diterima dari PEN untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2005 adalah Rp644,0 juta. Sejak tahun 2006, Perseroan tidak lagi menyediakan jasa
agen pelabihan ke PEN.
� Sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh oleh Perseroan dalam menjalan kegiatan usahanya,
PT Tunggaladhi Baskara (“PTTB”), pemegang saham pengendali, telah menjaminkan sebagian
kepemilikan sahamnya di Perseroan kepada pemberi pinjaman. Per 31 Desember 2006, jumlah
pinjaman yang dijamin oleh saham tersebut adalah Rp97.083,0 juta. Perseroan tidak membayar,
dan tidak memiliki perjanjian dengan PTTB untuk membayar, segala biaya dan komisi atas
penjaminan saham tersebut.
� Dua Anak Perusahaan Perseroan, yaitu Dewi Sri Maritime Pte Ltd dan Dewayani Maritime Pte Ltd,
telah menandatangani perjanjian time charter dengan Garuda, yang telah menandatangani perjanjian
time charter dengan Pertamina. Perjanjian time charter yang ditandatangani oleh kedua Anak
Perusahaan dan Garuda dan ditandatangani oleh Garuda dan perjanjian yang ditandatangani oleh
Garuda dan Pertamina memiliki termin yang sama.
11. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
a. Perseroan dan anak perusahaan memiliki beberapa kontrak pengangkutan muatan dengan Pertamina
dengan nilai kontrak sebesar USD 7.000.000 – USD 53.000.000 per tahun dengan akhir kontrak
bervariasi antara tahun 2007 – 2011. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan anak
perusahaan mengadakan kontrak dengan Pertamina dengan nilai minimum penerimaan di masa
depan adalah sebagai berikut:
2006
(Rp juta)
Dalam satu tahun 485.590,0
Dari tahun kedua sampai kelima 823.167,1
Jumlah 1.308.757,1
Hubungan usaha yang dilakukan Perseroan dengan Pertamina telah dilakukan sejak tahun 1981
dan secara umum kontrak dengan Pertamina cenderung diperpanjang berdasarkan kebutuhan dan
kelaikan kapal yang disewakan ke Pertamina.
109
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
b. Perseroan dan anak perusahaan memiliki beberapa kontrak sewa dengan pihak ketiga senilai
USD 8.000.000 – USD 27.500.000 per tahun, dimana jangka waktu kontrak antara tahun 2007 -
2013.
Pada tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan memiliki perjanjian dengan perincian sebagai
berikut:
2006
(Rp juta)
Dalam satu tahun 249.787,9
Dari tahun kedua sampai kelima 994.062,2
Setelah lima tahun 71.516,9
Jumlah 1.315.367,0
c. Pada tahun 2006 anak perusahaan memiliki beberapa kontrak pembangunan kapal baru dengan
galangan kapal di Jepang dengan total nilai kontrak sekitar JPY 19.510.900.000 dan
USD 185.762.556.
d. Perseroan dan anak perusahaan mengadakan beberapa perjanjian nota kesepakatan (Memorandum
of Agreement) dengan beberapa pihak ketiga untuk membeli beberapa kapal yang seluruhnya bernilai
USD 8.400.000 pada tahun 2006.
e. Teekay Tangguh Borrower LLC dan anak perusahaan, BLT LNG Tangguh Corporation mempunyai
fasilitas pinjaman sebesar USD 350.000.000 dari beberapa bank dengan HSBC Bank PLC dan ING
Bank N.V. sebagai lead arranger. Fasilitas ini akan digunakan untuk membiayai dua buah kapal
yang diperkirakan baru akan selesai dibangun pada bulan Januari 2009. Fasilitas ini belum digunakan
sampai dengan 31 Desember 2006.
12. KETERANGAN TENTANG PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI
Perseroan tidak memiliki perkara yang sedang berjalan sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan.
13. KETERANGAN TENTANG RENCANA PERSEROAN
Pada tanggal 18 April 2007, Perseroan memberitahukan kepada para pemegang saham dengan cara
mengumumkan melalui koran harian yang terbit di Indonesia yaitu Bisnis Indonesia, Investor Daily dan
The Jakarta Post dan yang terbit di Singapura yaitu Business Times. Perseroan mengumumkan tiga
rencana Perseroan yaitu:
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa
(RUPSLB) akan diadakan pada tanggal 24 Mei 2007;
2. Pengembangan Armada Perseroan;
3. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
RUPST dan RUPSLB telah diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 2007 dan keputusannya telah
diumumkan dalam koran harian tersebut di atas pada tanggal 28 Mei 2007. Ringkasan dari sebagian
keputusan penting adalah sebagai berikut:
Pengembangan Armada Perseroan
Pengembangan armada dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut di
atas telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan dalam RUPSLB tersebut.
Sejalan dengan program pengembangan armadanya, Perseroan berencana untuk menambah jumlah
kapalnya dengan melakukan pembelian ataupun penyertaan pada kapal-kapal baik melalui pembangunan
kapal baru (new-building) kapal bekas (second-hand) maupun armada kapal. Transaksi pengembangan
armada ini dilakukan oleh Perseroan atau melalui Anak Perusahaan yang 100% sahamnya dikuasai
oleh Perseroan secara langsung maupun tidak langsung.
110
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengembangan armada ini diperlukan agar Perseroan dapat menangkap peluang peningkatan permintaan
jasa transportasi laut untuk muatan cair. Peningkatan ini akan terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas
industri petro kimia dan perminyakan di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Program pengembangan
armada ini juga diarahkan untuk memenuhi rencana Perseroan untuk memperluas cakupan wilayah
pelayanan armada Perseroan di pusat-pusat industri kimia dan industri perminyakan yang selama ini
belum sepenuhnya dapat dilayani oleh armada Perseroan.
Rencana transaksi pengembangan armada tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sejak tanggal RUPSLB dengan total nilai investasi direncanakan sampai dengan USD 500 juta. Dengan
demikian, transaksi tersebut dapat merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud oleh Peraturan
No.IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No.Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 (”Peraturan IX.E.2”).
Transaksi pengembangan armada akan dilakukan dengan memperhitungkan kemampuan keuangan
Perseroan untuk mendanai kegiatan usaha dan memenuhi kewajiban-kewajiban Perseroan. Transaksi
pengembangan armada tersebut akan meningkatkan kapasitas armada dan kemampuan Perseroan
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sehingga akan memberikan kontribusi yang positip
terhadap peningkatan pendapatan dan laba Perseroan.
Transaksi pengembangan armada akan dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak terafiliasi dengan
Perseroan dan tidak memiliki unsur benturan kepentingan dilihat dari sisi Direksi, Komisaris dan Pemegang
Saham Utama Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-32/PM/2000 tanggal 22 Agustus tentang benturan Kepentingan Transaksi tertentu
(Peraturan IX.E.1). Selain iti, transaksi pengembangan aramada tersebut tidak akan dilakukan dengan
pihak-pihak yang termasuk dalam pihak dengan benturan kepentingan sesuai dengan Bab 9 dari Listing
Manual Singapore Exchange Securities Trading Limited.
Untuk setiap transaksi pengembangan armada yang merupakan transaksi material sebagaimana
dimaksud oleh Peraturan IX.E.2, Perseroan akan menunjuk pihak independen untuk melakukan penilaian
dan memberikan pendapat tentang kelayakan nilai transaksi tersebut dan mengumumkan transaksi dan
pendapat pihak independen melalui sedikitnya satu surat kabar yang berperedaran luas.
Setelah mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal dalam penjelasan tersebut di atas, maka Direksi
dan Komisaris Perseroan akan telah mengusulkan rencana transaksi pengembangan armada tersebut
kepada pemegang saham Perseroan untuk dan telah disetujui di menyetujui r encana transaksi
pengembangan armada tersebut yang diajukan dalam RUPSLB pada tanggal 24 Mei 2007.
Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Perseroan akan melakukan Penambahan Modal Tanpak Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu melalui
pengeluaran saham dalam portepel sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh saham yang
ditempatkan dan disetor penuh Perseroan dalam jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPSLB yang
memutuskan persetujuan untuk pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hal memesan Efek Terlebih
Dahulu sampai dengan tanggal RUPST yang pertama setelah RUPSLB.
Saham baru yang akan dikeluarkan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan saham perseroan
yang telah dikeluarkan dan akan dicatatkan pada bursa efek dimana saham Perseroan telah dicatatkan.
Saham baru yang akan dikeluarkan akan dialokasikan untuk:
1. Satu atau beberapa investor baru (dalam hal kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan
Perseroan) melalui private placement;dan/atau
2. Untuk digunakan Perseroan dalam keperluan pendanaan seperti pengeluaran obligasi konversi.
Pengeluaran saham baru akan dilakukan secara sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu terhitung
sejak tanggal RUPSLB sampai dengan tanggal RUPST yang pertama setelah RUPSLB.
Jumlah saham baru yang dikeluarkan sebanayak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh saham yang
telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat saham baru tersebut dikeluarkan.
111
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Mengacu kepada Peraturan Nomor IX.D.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-44/ PM/
1998 tanggal 14 Agustus 1998 Tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih dahulu,
maka Direksi Perseroan telah memberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan tentang rencana
Perseroan untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan
mengeluarkan saham yang masih dalam portepel sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh
saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
sejak tanggal RUPSLB yang memutuskan persetujuan untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut.
Harga pelaksanaan saham baru tersebut ditetapkan sesuai dengan keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta tanggal 30 Juni 200 No.KEP-315/BEJ/06-2000 Tentang Peraturan Pencatatn Efek No.i-A: Tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, yaitu sekurang-kurangnya sama dengan
rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama 25 (dua puluh lima) Hari Bursa berturut-turut di
Pasar Reguler sebelum dilakukannya pengumuman panggilan rapat umum pemegang saham yang
mengagendakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
ini akan dipergunakan untuk menambah modal kerja Perseroan.
Struktur permodalan Perseroan apabila seluruh Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu ini telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Sebelum Pelaksanaan Setelah Pelaksanaan
Penambahan Modal Penambahan Modal
Jumlah Jumlah Nilai Jumlah Jumlah Nilai
Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp)
Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000 14.676.480.000 917.280.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 4.157.572.436 259.848.277.250
Saham Hasil Penambahan Modal 207.878.621 * 12.992.413.813
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 4.365.451.057 272.840.691.063
Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750 10.311.028.943 644.439.308.937
*) Atau jumlah lain yang tidak melebihi 5% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.
Komposisi pemegang saham apabila Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
tersebut telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham Jumlah Saham
Pemegang Saham Sebelum % Setelah %
Penambahan Penambahan
Modal Modal
PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 45,35 1.885.536.792 43,19
Widihardja Tanudjaja 2.620.800 0,06 2.620.800 0,06
Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 0,06 2.422.056 0,06
Masyarakat Lainnya (di bawah 5%) 2.266.992.788 54,53 2.266.992.788 51,93
Investor Baru - 0,00 207.878.621 4,76
Jumlah 4.157.572.436 100,00 4.365.451.057 100,00
Obligasi Dalam Mata Uang Asing.
Selain pengumuman di koran tersebut di atas, pada tanggal 4 Mei 2007, Perseroan melalui Anak
Perusahaannya sedang dalam telah selesai melaksanakan proses penerbitan obligasi dalam mata uang
uang asing sebesar USD400.000.000 yang di tawarkan kepada masyarakat internasional yang rencananya
akan dan telah dicatatkan di Bursa Efek Singapura (”SGX-ST”)
112
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Selain itu, pada tahun ini Perseroan juga telah menerbitkan obligasi konversi tanpa bunga yang dijamin
(Zero Coupon Guaranteed Convertible Bonds) dan selanjutnya disebut sebagai Obligasi Konversi.
Ringkasan mengenai Obligasi Konversi tersebut adalah sebagai berikut:
Penerbit : BLT Finance B.V.
Penjamin : PT Berlian Laju Tanker Tbk (Guarantor)
Pokok Obligasi : USD 125 juta Zero Coupon Guaranteed Convertible Bonds yang akan jatuh tempo
pada tahun 2012. Obligasi Konversi tersebut dapat ditukar dengan Saham
Perseroan.
Saham : Saham biasa atas nama dalam Perseroan dengan nilai nominal Rp 62,50 per saham.
Tanggal Penerbitan : 17 Mei 2007
Harga Penawaran : 100%
Harga Konversi : SGD0,4965
Bunga : Tidak ada pembayaran bunga terhadap Obligasi Konversi ini.
Status Obligasi : Obligasi Konversi dan garansi merupakan kewajiban Penerbit dan Penjamin yang
dan Garansi Konversi bersifat langsung, tidak tersubordinasi (unsubordinated), tidak bersyarat dan tidak
memiliki jaminan (unsecured) dan senantiasa setara secara pari passu dan tidak
memiliki preferensi atau prioritas.
Garansi : Guarantor menjamin tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali terhadap
semua pembayaran secara tepat waktu, termasuk pokok obligasi, bunga, premium
dan biaya lainnya yang harus dibayar oleh Penerbit sesuai dengan akta perjanjian
Trust Deed and The Bonds.
Denominasi : Obligasi Konversi tersebut diterbitkan dalam denominasi USD100.000 dan
kelipatan USD1.000 untuk selebihnya. Obligasi Konversi diterbitkan dalam bentuk
Global Certificate dan didaftarkan atas nama Euroclear Bank S.A./N.V, sebagai
operator dari the Euroclear System and Clearstream Banking, societe anonyme.
Saham Diperoleh : Pada saat tanggal penerbitan Obligasi Konversi, Guarantor menyatakan memiliki
Kembali tidak kurang dari 304.551.000 saham Perseroan sebagai saham yang diperoleh
kembali (treasury stocks). Selama Obligasi Konversi tersebut belum dilunasi
(outstanding) maka saham-saham Perseroan tersebut tidak akan digadaikan,
dijual atau dialihkan atau dilepas kepemilikannya.
Masa Konversi : Hak konversi (conversion rights) yang dimiliki oleh para pemegang Obligasi
Konversi dapat dilaksanakan (exercise) pada atau setelah tanggal 27 Juni 2007
sampai dengan penutupan hari kerja tanggal 17 April 2012.
Harga Konversi : Harga konversi atas saham yang tercatat di Bursa Singapura (SGX-ST) akan
disesuaikan dari waktu ke waktu, namun sebagai harga awal adalah sebesar
SGD0,4965 per saham.
Jatuh Tempo : Apabila Obligasi Konversi belum dilunasi, dikonversi, dibeli atau dibatalkan, maka
Penerbit akan membeli setiap Obligasi Perseroan pada harga 129,58% atas
pokok Obligasi Konversi pada tanggal 17 Mei 2012.
113
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK
PERUSAHAAN
1. UMUM
Perseroan adalah perusahaan pelayaran kargo cair internasional yang melayani sektor minyak dan gas
serta kimia di seluruh wilayah Asia dan Timur Tengah, serta Eropa. Perseroan merupakan penyedia
angkutan laut kargo cair terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan terbesar di Asia dalam segmen
kapal tanker kimia, baik dalam hal tonase maupun jumlah armada kapal (Sumber: Laporan yang diterbitkan
Drewry Shipping Consultant, Ltd – Maret 2007). Pada tahun 2006, Perseroan mengembangkan segmen
usaha penyediaan jasa dalam segmen minyak termasuk aktifitas dalam sektor jasa FPSO.
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan armada yang terdiri dari 59 kapal tanker,
dimana 46 kapal dimiliki dan 13 disewa, serta Perseroan memiliki kapasitas pengangkutan kargo sebesar
1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan
telah menerima pengiriman satu kapal tanker kimia dan satu kapal tanker gas tambahan. Transaksi-
transaksi ini meningkatkan kapasitas bersih armada Perseroan menjadi 1.543.487 DWT pada tanggal
Prospektus ini diterbitkan.
Perseroan menyediakan jasa angkutan terutama untuk kargo-kargo berikut ini: cairan kimia organik dan
non organik, minyak nabati yang dapat dimakan (terutama minyak kelapa sawit), minyak mentah, bahan
bakar minyak seperti minyak pelumas, minyak dasar dan berbagai aditif (additive), gas liquefied seperti
liquified petroleum gas atau ”LPG”, propylene, ethylene, propane dan gas-gas petrokimia lainnya.
Dalam usahanya untuk mendiversifikasi risiko, Perseroan secara aktif mengelola kombinasi operasinya
sedemikian rupa sehingga keseimbangan antara segmen-segmen kimia, minyak dan gas tetap terjaga.
Perseroan juga berusaha mengelola penggunaan kapal-kapal dalam berbagai jenis kontrak penyewaan,
yaitu time charters (sewa berdasarkan waktu) dan penyewaan dengan basis sekali pelayaran (spot)
atau kontrak pengangkutan dengan rute tertentu, dan kontrak berdasarkan jaminan volume angkutan
dan periode waktu tertentu (contracts of affreightment/COA). Strategi pengelolaan kapal tanker Perseroan
didesain untuk memberikan stabilitas arus kas yang lebih baik selama masa kontrak dan penyewaan
atas sebagian besar dari armada Perseroan, dengan tetap mempertahankan fleksibilitas untuk
memanfaatkan perbaikan tarif angkutan untuk kontrak spot). Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan, secara
konsolidasi memperoleh antara sepertiga hingga dua per tiga pendapatannya dari penyewaan spot,
dimana kegiatan pasar spot meningkat pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2004 dan 2005.
Pengelolaan eksposur Perseroan ke berbagai sektor yang berbeda dan penggunaan kontrak jangka
panjang telah berhasil mendorong perkembangan usaha Perseroan dalam mengatasi berbagai siklus
usaha dan meningkatkan arus kas serta profitabilitas Perseroan.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan membukukan jumlah pendapatan
usaha konsolidasi, EBITDA1 dan laba sebesar masing-masing Rp3.073.787,6 juta, Rp1.384.397,7 juta,
dan Rp1.205.279,9 juta. Pada tahun 2006, Perseroan membukukan sekitar 51.9% dari pendapatan
usaha konsolidasi Perseroan dari segmen kapal tanker kimia (termasuk dari hasil usaha kapal tanker
FPSO), sekitar 42,9% dari segmen kapal tanker minyak dan sekitar 4,8% dari segmen kapal tanker gas.
Selain itu, pada tahun 2006 Perseroan membukukan sekitar 75,7% pendapatan usaha konsolidasinya
dari kegiatan pasar spot, pasarCOA dan sisanya dari kontrak sewa. Pada tahun 2006, Perseroan
menambah armadanya dengan tujuh kapal, yang memberikan kontribusi Rp396.338,4 miliar tambahan
bagi pendapatan usaha konsolidasi Perseroan.
Perseroan telah membukukan laba setiap tahun sejak pencatatan di Bursa Efek Jakarta dan juga
pencatatan di Bursa Efek Singapura Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan Perseroan memiliki nilai
kapitalisasi pasar sebesar sekitar Rp7.816 miliar berdasarkan harga penutupan per saham biasa di
Bursa Efek Jakarta, dan nilai kapitalisasi pasar sebesar sekitar SGD1.289 juta berdasarkan harga
penutupan per saham biasa di SGX-ST.
114
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Keunggulan Kompetitif
Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki sejumlah keunggulan kompetitif yang memperkuat
posisi Perseroan di dalam industri ini. Keunggulan kompetitif Perseroan adalah sebagai berikut:
� Armada operasi yang besar dan fleksibel. Dengan armada yang terdiri dari 61 kapal (pada tanggal
Prospektus ini diterbitkan) dan dengan perkembangan Perseroan dalam 26 tahun terakhir, Perseroan
memiliki kemampuan untuk menyediakan jasa angkutan laut yang berkualitas tinggi dalam rangka
memanfaatkan perkembangan industri kimia dan petrokimia yang diharapkan dalam beberapa tahun
ke depan. Ukuran armada Perseroan memungkinkan Perseroan memenuhi permintaan jasa angkutan
laut bagi perusahaan multinasional besar serta perusahaan perdagangan regional. Pada akhirnya,
diversifikasi armada memungkinkan Perseroan untuk memberikan tidak hanya beragam jasa yang
mencakup sejumlah produk dan kelompok produk yang berbeda bagi para pelanggannya, namun
juga jasa angkutan berbeda tujuan yang efektif bagi para pelanggan, dan pengiriman muatanl besar
ke pusat distribusi di beberapa pelabuhan yang relatif lebih kecil.
� Armada operasi yang modern dan berkualitas tinggi. Perseroan mengoperasikan kapal-kapal tanker
kimia, minyak dan gas yang modern dan berkualitas tinggi sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh International Maritime Organisation (IMO) dan Class Society. Perseroan menekankan pentingnya
pemeliharaan kapal dan mempertahankan awak kapal yang berkualitas untuk mengoperasikan
armadanya. Fokus ini memungkinkan Perseroan dalam memberikan jasa yang berkualitas tinggi
untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan para pelanggan dan dalam mengoperasikan
armadanya secara konsisten dan efisien serta dengan biaya operasi yang lebih rendah. Pada tanggal
31 Desember 2006, umur rata-rata dari kapal tanker kimia, minyak dan gas Perseroan masing-
masing adalah sekitar 8,4 tahun, 14,1 tahun dan 11,9 tahun; dibandingkan dengan rata-rata industri
sekitar 12,9 tahun, 13,5 tahun dan 16,8 tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa umur dan kualitas
kapalnya mendorong pencapaian tingkat utilisasi kapal sebesar 95,9% pada tahun 2006. Selain itu,
Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Nippon Kaiji Kyokai atas divisi
pengelolaan awak dan penempatan sumber daya manusia (manning) serta untuk usaha pelayaran
dan keagenan. Dengan semakin ketatnya ketentuan standar operasi dan keselamatan yang
diterapkan oleh Perseroan, maka kualitas armada Perseroan dihargai tinggi oleh para pelanggannya.
� Kinerja keuangan telah terbukti dalam jangka panjang. Perseroan senantiasa membukukan laba
setiap tahun sejak melakukan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1990. Dalam
periode yang sama, kecuali untuk tahun 2002, Perseroan telah meningkatkan arus kasnya dari
tahun ke tahun. EBITDA dan laba Perseroan (secara konsolidasi dan berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia) telah meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk
(compound annual growth rate) masing-masing sebesar 26,0% dan 27,3% antara tahun 1990 dan
2006. Secara jangka panjang, kinerja keuangan yang kuat Perseroan merupakan hasil dari usaha
yang fokus Perseroan terhadap bauran usaha yang seimbang antara segmen kimia, minyak dan
gas, serta pengelolaan armada yang seimbang antara sewa kontrak jangka panjang dan spot,
sehingga memungkinkan Perseroan berkembang sesuai dengan siklus usahanya. Hal ini didukung
pula oleh skala ekonomis Perseroan sehubungan dengan besarnya armada modern Perseroan,
hubungan yang erat dengan para pelanggan, biaya operasi kapal yang kompetitif, dan kepemimpinan
tim manajemen yang berpengalaman.
� Hubungan pelanggan yang kuat. Perseroan memiliki hubungan yang erat dan telah lama terjalin
dengan banyak pelanggannya, termasuk dengan perusahaan besar minyak dan kimia bertaraf
internasional seperti PT Pertamina (sejak 1981), ExxonMobil (sejak 1986), Shell (sejak 1986),
BASF (sejak 1991), Celanese (sejak 1993), Dow Chemical (sejak 1991) dan SABIC (sejak 1997).
Hubungan yang erat dengan para pelanggan ini merupakan buah dari reputasi Perseroan dalam
memberikan jasa angkutan yang dapat diandalkan, aman, dan efisien sejak Perseroan didirikan 26
tahun yang lalu, serta merupakan hasil dari usaha Perseroan untuk menjaga kualitas layanannya.
Sejalan dengan semakin berkembang dan semakin terdiversifikasinya armada dan kegiatan
usahanya, Perseroan berharap untuk dapat terus memperluas jangkauan geografis, terutama di
Eropa, yang merupakan sasaran rencana ekspansi Perseroan.
� Jaringan pemasaran dan operasi yang ekstensif. Perseroan memiliki posisi luas dan bertaraf
internasional , baik dalam hal operasi maupun dalam hal penjualan dan pemasaran. Perseroan
memiliki pemasaran yang terintegrasi dengan sebagian besar pelanggan utama di pasar Asia melalui
kantor-kantornya di Jakarta, Singapura, Hong Kong, Bangkok, Taiwan, Shanghai dan Beijing. Selain
itu, Perseroan juga memiliki kantor pemasaran di Dubai, untuk melayani pelanggan di Timur Tengah;
115
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Glasgow, untuk melayani pelanggan di Eropa, dan Mumbai, untuk melayani pelanggan Asia Selatan.
Perseroan berkeyakinan bahwa jaringan pemasaran yang ekstensif ini tidak hanya membantu
Perseroan dalam melayani pelanggannya yang telah ada, namun juga memungkinkan Perseroan
untuk melakukan identifikasi pelanggan dan peluang usaha baru.
� Struktur biaya yang kompetitif. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki basis biaya yang
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaingnya terutama pesaing dari Eropa,
karena basis kantor pusat Perseroan berlokasi di Asia. Sebagai contoh, Perseroan melakukan
perekrutan sebagian besar awak-kapalnya dari Indonesia. Sehingga biaya awak-kapal Perseroan
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Demikian juga halnya untuk kegiatan
pemeliharaan dan kegiatan docking yang dipusatkan di Asia Tenggara atau Asia Utara, dimana
biaya tersebut lebih murah dibandingkan dengan Eropa. Selain itu, Perseroan fokus untuk menjaga
struktur biaya agar kompetitf dengan cara merekrut sebagian besar karyawannya secara lokal dari
lokasi dimana kantor cabang luar negeri Perseroan berada. Oleh karena struktur biaya yang kompetitif
tersebut, Perseroan mampu memberikan fleksibilitas dalam hal penetapkan tarif angkutan, baik
untuk menyaingi tarif dari perusahaan pesaing maupun untuk mempertahankan marjin laba
Perseroan.
� Manajemen kapal yang berkualitas tinggi dan dengan biaya yang kompetitif. Tidak seperti
perusahaan-operator kapal lainnya, Perseroan menyediakan jasa manajemen kapal untuk
mengoperasikan armadanya melalui anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh Perseroan.
Jasa ini termasuk dukungan operasi, pemeliharaan kapal tanker, dukungan teknis, pengawakan,
pengawasan galangan kapal dan manajemen komersial. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan
melakukan kegiatan layanan jasa-jasa tersebut, Perseroan dapat menjaga kualitas serta mencapai
efisiensi biaya serta skala ekonomis dalam operasinya.
� Tim Manajemen yang Berpengalaman. Eksekutif senior dan karyawan kunci Perseroan telah
berpengalaman dalam industri pelayaran internasional, dengan masa pengalaman rata-rata selama
18 tahun. Selain itu, tim manajemen senior Perseroan telah bekerja di Perseroan selama lebih dari
16 tahun, menunjukkan loyalitas dan komitmen tim bagi Perseroan. Tim manajemen Perseroan
juga memiliki keahlian dalam semua aspek usaha, baik manajemen komersial dan teknis untuk
meningkatkan fokus usaha pemasaran, kontrol atas kualitas dan biaya, operasi yang efektif dan
pengawasan keselamatan.
Strategi
Tujuan utama strategi Perseroan adalah untuk memanfaatkan kekuatan kompetitf yang dimiliki Perseroan
guna memperkuat posisi Perseroan di dalam industri sehingga mencapai kinerja keuangan yang sehat
secara konsisten dalam melewati siklus ekonomi maupun pelayaran. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Perseroan bermaksud untuk menerapkan strategi berikut:
� Mempertahankan portofolio yang seimbang antara kapal tanker kimia, kapal tanker minyak dan
kapal tanker gas. Walaupun sifat dari usaha di bidang kimia, minyak dan gas memiliki siklus tertentu,
Perseroan berkeyakinan bahwa siklus usaha tersebut tidak saling berhubungan. Perseroan telah
mampu mengurangi eksposur Perseroan terhadap volatilitas usahanya dengan cara melakukan
diversifikasi armadanya untuk pasar minyak, kimia dan gas. Perseroan akan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai segmen tersebut agar dapat mengelola risiko dan mencapai tingkat
pertumbuhan yang konsisten.
� Pemanfaatan ketentuan kontrak untuk mengembangkan usaha dan memelihara arus kas operasi
yang stabil. Perseroan mengelola pengoperasian kapal-kapal tankernya dengan berbagai jenis
kontrak sewa. Strategi pengelolaan kapal tanker Perseroan didesain untuk memberikan stabilitas
arus kas melalui sewa kontrak jenis time charter untuk sebagian besar armadanya, namun dengan
tetap mempertahankan fleksibilitas untuk memanfaatkan tarif pasar spot yang meningkat. Perseroan
berkeyakinan bahwa tujuan untuk mencapai stabilitas operasi yang konsisten ini akan mendukung
perkembangan usaha Perseroan, sehingga memungkinkan Perseroan untuk melakukan investasi
atas arus kasnya bagi ekspansi usaha. Selain itu, Perseroan senantiasa mengikuti perkembangan
pasar secara konsisten dan berusaha mengantisipasi kebutuhan pelanggan akan angkutan agar
mampu mengambil peluang menarik dalam penyewaan kapal.
116
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
� Mengembangkan armada secara konsisten, dan di saat yang bersamaan mengelola struktur
permodalan dengan prinsip kehati-hatian. Perseroan selalu memantau pasar untuk memanfaatkan
peluang perluasan usaha. Sejak bulan Januari 2004 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan,
Perseroan telah mengakuisisi 22 kapal baru dan bekas dengan total kapasitas 1.144.002 DWT dan
total investasi sekitar USD457,0 juta Perseroan bermaksud untuk senantiasa mengembangkan
armadanya dan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan Perseroan sedang membangun 11 kapal
baru dengan kapasitas 282.780 DWT yang akan diselesaikan dan diserahkan dalam empat tahun
ke depan (2 diantaranya adalah kapal tanker LNG, dengan jumlah kapasitas 310,000 CBM, dimana
Perseroan memiliki 30,0%). Sebagai bagian dari strateginya, Perseroan sedang dalam tahap
negosiasi dengan pihak ketiga untuk membeli beberapa kapal bekas dalam waktu dekat. Tidak ada
jaminan bahwa negosiasi tersebut akan berhasil sehingga Perseroan dapat menambah jumlah
kapalnya. Namun demikian, Perseroan senantiasa berusaha melihat peluang untuk membeli
beberapa kapal pada tahun 2007 ini. Selain itu, Perseroan juga mempertimbangkan untuk
mengakuisisi perusahaan pelayaran lain sebagai sasaran strategisnya.
� Melakukan ekspansi atas cakupan geografis di pasar utama pelanggan Perseroan. Sejak tahun
1998, Perseroan telah menerapkan strategi ekspansi secara geografis dari pusat operasi yang
berawal dari Asia Tenggara. Pada tahun 1998 Perseroan mengakuisisi anak perusahaan di Hong
Kong untuk memasuki pasar Asia Utara. Pada tahun 2001 Perseroan mengembangkan wilayah
perdagangannya ke Timur Tengah dan India. Sedangkan pada tahun 2004 Perseroan membuka
kantor pemasaran di Glasgow, Skotlandia. Perseroan bermaksud untuk terus berfokus pada kegiatan
usaha intinya di Asia namun dengan selalu mengembangkan volume pelayarannya di Eropa bagi
pelanggan Eropa. Perseroan berkeyakinan bahwa pasar Eropa menawarkan peluang-peluang
substansial bagi Perseroan, karena banyak pelanggannya saat ini yang melakukan usahanya di
Eropa dan terdapat permintaan akan produk pelayaran yang dapat diandalkan, efisien dan memiliki
biaya yang efektif ke dan dari pasar dalam wilayah Eropa. Perseroan bermaksud untuk memanfaatkan
hubungannya yang erat dengan para pelanggan tersebut untuk usaha penyewaan angkutan laut di
Eropa. Perseroan juga merencanakan untuk memanfaatkan basis biaya operasinya yang kompetitif
dengan menawarkan harga yang kompetitif ke semua pelanggan di pasar Eropa. Selain itu, peraturan
pelayaran baru di Indonesia menetapkan bahwa jasa pelayaran di dalam wilayah Indonesia hanya
dapat dilakukan oleh pemilik kapal domestik dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia,
apabila kapal tersebut tersedia. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di ”Kegiatan Usaha - Persaingan”.
Perseroan berkeyakinan bahwa kondisi ini memberikan peluang bagi Perseroan untuk melakukan
ekspansi usahanya di pasar domestik.
� Melakukan ekspansi operasi di pasar FSO dan FPSO. Perseroan bermaksud untuk meningkatkan
kegiatannya di pasar FSO dan FPSO sebagai usaha jasa layanan di lepas pantai. Perseroan
berkeyakinan bahwa pasar-pasar tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang besar dan Perseroan
berusaha memperoleh perjanjian jangka panjang dengan operator eksplorasi minyak dan fasilitas
dan jasa lepas pantai lainnya. Perseroan mengkonversi salah satu kapal tankernya sebagai FPSO
dan sebagai awal dari masuknya Perseroan ke pasar ini.
Riwayat Singkat
Perseroan didirikan di Indonesia pada tanggal 12 Maret 1981 dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dan
mengubah namanya menjadi PT Berlian Laju Tanker pada tahun 1988. Pada tahun 1982, Perseroan
membeli dua kapal tanker minyaknya yang pertama, MT Anjasmoro dan MT Brotojoyo. Pada tahun
1986, Perseroan memulai usaha transportasi kimia bagi perusahaan minyak terkemuka. Pada tahun
1989, Kelompok Usaha Perseroan membeli kapal LPG pertamanya, MT Gas Jaya dan memulai usaha
dalam bidang transportasi gas.
Pada tahun 1990, Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham dan mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan menjadi perusahaan pelayaran pertama di Indonesia
yang melakukan pencatatan di bursa. Perseroan senantiasa mengembangkan armada kapalnya dengan
melakukan kombinasi antara membuat dan mengkuisisi kapal. Pada tahun 1998 Perseroan melakukan
akuisisi Asean Maritime Corporation, termasuk anak perusahaan Gold Bridge Shipping Corporation,
yang memiliki tujuh tanker kimia.
Pada tahun 2001 Perseroan memperluas wilayah perdagangan geografisnya dengan melakukan ekspansi
usahanya di Teluk Arab dan pada tahun 2004 di India; dan tahun 2005 Perseroan memperluas jaringannya
ke Eropa dan Timur Tengah.
117
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada tahun 2006 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Grafik berikut menggambarkan pertumbuhan armada Perseroan menurut ukuran DWT dan jumlah kapal
(number of vessels) dalam sepuluh tahun terakhir:
2. KEGIATAN USAHA
Armada
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan armada yang terdiri dari 59 kapal tanker
dengan total kapasitas tonase sekitar 1.518.487 juta DWT, meningkat sejumlah 6 kapal tanker dari 53
kapal-tanker, dengan kapasitas tonase total sebesar 1.297.157 juta DWT pada tanggal 31 Desember
2005. Pada tanggal 31 Desember 2006, armada Perseroan tersebut terdiri dari 36 adalah kapal tanker
kimia, 16 kapal tanker minyak, 6 kapal tanker gas dan 1 kapal tanker FPSO. Dari jumlah tersebut,
Perseroan memiliki 46 kapal tanker dan menyewa 13 kapal tanker. Pada tanggal 31 Desember 2006,
Perseroan sedang membangun 13 kapal tanker dan sejak tanggal tersebut, Perseroan telah menerima
penyerahan 2 kapal tanker. Perseroan mengharapkan untuk menerima 1 kapal tanker gas tambahan
pada bulan Juni 2007.
Tabel berikut ini menguraikan gambaran armada Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006:
Kapal yang Dimiliki Kapal yang Disewa oleh
oleh Perseroan Perseroan dari Pihak Ketiga (1)
Jumlah DWT Umur Jumlah DWT Umur Total
Rata-Rata Rata-Rata DWT
Kapal Tanker Kimia 24 238,994 10,7 12(2) 152,575 3,8 391,569
Kapal Tanker Minyak 15 1,010,380 14,5 1 30,500 7,9 1,040,880
Kapal Tanker Gas 6 25,164 11,9 - - - 25,164
Kapal Tanker FPSO 1 60,874 26,0 - - - 60,874
Jumlah 46 1,335,412 12,4 13 183,075 4,2 1,518,487
Catatan:
(1) Termasuk time charter dan bareboat charter. Berdasarkan bareboat charter, Perseroan menyewakan kapal dan menanggung semua
biaya pelayaran dan operasil kapal. Pemilik kapal hanya menanggung semua biaya modal terkait kapal.
(2) Termasuk 11 time charter dan 11 bareboat charter.
Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah menerima
1 kapal tanker kimia dengan kapasitas 19.900 DWT dan 1 kapal tanker gas dengan kapasitas 5.000
CBM (5.100 DWT). Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan mengoperasikan armada yang
terdiri dari 61 kapal tanker dengan total kapasitas tonase sekitar 1.543.487 DWT.
Jenis Kontrak-Kontrak Penyewaan
Perseroan menyewakan kapal-kapal tankernya kepada pihak ketiga berdasarkan tiga jenis kontrak yang
berbeda, yaitu time charter (sewa berdasarkan waktu), kontrak pengangkutan untuk rute tententu dengan
jaminan volume angkutan dan periode waktu tertentu (contracts of affreightment/COA) dan spot charter
(penyewaan pengangkutan untuk sekali pelayaran). Dalam time charter, kapal-kapal yang disewa oleh
111 153 171 228 244 303380 422
727
1.297
1.519
17 1822
28 3035 35
40 5953
44
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
0
10
20
30
40
50
60
70
80
DWT (’000) Number of vessels
DW
T (
’00
0)
Num
ber
of vessels
118
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
pelanggan untuk periode waktu tertentu dengan tarif penyewaan yang telah dinegosiasikan, yang pada
umumnya dengan tarif tetap. Penyewaan suatu kapal berdasarkan penyewaan time charter mencakup
awak-kapal operasional serta semua layanan pemeliharaan, persediaan, suku cadang, makanan awak
kapal, dan layanan operasil lainnya, dimana keseluruhannya difaktorkan atau dipertimbangkan dalam
tarif sewa yang dinegosiasikan. Pihak yang menyewa tetap bertanggung jawab secara langsung atas
pembayaran semua biaya pelayaran, yang terdiri dari biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan. Kontrak
time charter biasanya memiliki durasi antara 1 hingga 2 tahun untuk sewa jangka pendek; dan antara 10
hingga 12 tahun untuk sewa jangka panjang. Pada intinya, berdasarkan time charter, pelanggan menyewa
kapal yang siap beroperasi termasuk awak kapal untuk periode tertentu dimana selama jangka waktu
tersebut, penyewa dapat menentukan tujuan kapal tersebut, kargo yang akan diangkut, dan membayar
biaya bahan bakar dan suku cadang selama periode tersebut.
Berdasarkan COA, pemilik atau operator kapal menyediakan fasilitas untuk mengangkut sejumlah kargo
dalam suatu periode tertentu (biasanya satu hingga tiga tahun) atas kapal yang dipilih oleh pemilik kapal
dari satu tempat ke tujuan yang ditentukan oleh pelanggan. Pihak penyewa membayar biaya sewa,
sedangkan operator kapal menanggung biaya pelayaran, yaitu bahan bakar dan jasa pelabuhan.
Berdasarkan COA, pelanggan memperoleh manfaat atas akses ke armada yang besar, dibandingkan
akses ke kapal tunggal. Jumlah armada yang lebih besar meningkatkan fleksibilitas pelanggan untuk
memilih kargo yang akan diangkut dan mengurangi risiko tidak adanya kapal yang tersedia ketika
diperlukan. Perseroan memperoleh manfaat dari volume yang meningkat dan utilisasi armada yang
lebih efisien. Sebagai konsekwensinya, Perseroan berkeyakinan bahwa armada yang lebih besar akan
lebih baik dalam memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggan berdasarkan COA.
Kontrak spot adalah kontrak yang ditandatangani untuk sekali pelayaran dengan tarif berdasarkan tarif
saat itu atau tarif pasar spot. Sama halnya dengan COA, dalam kontrak spot pihak penyewa membayar
satu kali biaya sewa, sementara Perseroan menanggung biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan.
Untuk mengukur hasil usahanya, Perseroan mengurangi biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan dari
pendapatan yang diperoleh dari COA dan kontrak spot untuk menghitung "pendapatan ekuivalen time
charter", yang merupakan ukuran yang menunjukkan pendapatan dari COA dan kontrak spot dengan
basis yang sama dengan kontrak time charter, dimana biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan tidak
termasuk dalam biaya Perseroan dan ditanggung langsung oleh pihak penyewa. Keterangan lebih lanjut
dapat dilihat pada Bab IV mengenai "Analisa dan Pembahasan Oleh Manajemen".
Dari sudut pandang operasi, Perseroan secara historis lebih memilih menyewakan kapal-kapalnya dengan
kontrak tetap berdasarkan time charter dan COA. Menurut kontrak-kontrak bersifat tetap ini, Perseroan
akan lebih mampu mengelola biaya-biaya Perseroan dan mengendalikan arus pendapatannya, sehingga
Perseroan akan terlindungi apabila kondisi pasar memburuk dalam jangka pendek. Namun, Perseroan
senantiasa berusaha untuk mempertahankan keseimbangan antara kontrak-kontrak seperti itu dengan
peluang yang ditawarkan pasar spot yang lebih rentan. Perseroan secara terus menerus mengawasi
perkembangan pasar karena Perseroan selalu berusaha memanfaatkan peningkatan tarif angkutan
dalam jangka pendek, untuk menjaga fleksibilitas armada Perseroan dalam melayani pelanggannya di
lokasi-lokasi yang berbeda di seluruh dunia dan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. Pada tahun
2006, Perseroan menyewa sejumlah besar kapal melalui sewa time charter, untuk meningkatkan
persentase pendapatan sewa berdasarkan waktu terhadap total pendapatan Perseroan. Hasilnya adalah
persentase pendapatan Perseroan yang berasal dari kontrak spot dibandingkan kontrak tetap meningkat
dibandingkan dengan tahun 2005 dan 2004. Semua sewa dibayar dimuka dengan tarif tetap setiap
bulan.
Kapal Tanker Kimia
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan merupakan salah satu perusahaan pelayaran terbesar di
pasar angkutan kimia di dalam wilayah Asia berdasarkan tonase, yaitu sebesar 391.569 DWT, dan memiliki
armada kapal tanker kimia berkapasitas kurang dari 20.000 DWT kedua terbesar di dunia, menurut
Drewry Shipping Consultant, dengan 33 kapal berkapasitas kurang dari 20.000 DWT, serta 3 kapal yang
berkapasitas lebih besar dari 20.000 DWT. Kapal berkapasitas kurang dari -20.000 DWT biasanya
digunakan untuk rute di wilayah Asia, seperti Asia Tenggara, Asia Utara dan Timur Tengah/India, yang
merupakan rute perdagangan paling penting bagi Perseroan untuk segmen kimia. Keterangan lebih
lanjut dapat dilihat pada bagian "Wilayah Operasional Armada — Kimia". Pada tanggal 31 Desember
2006, umur kapal rata-rata armada tanker kimia Perseroan adalah sekitar 8,4 tahun, dibandingkan rata-
119
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
rata industri sekitar 12,9 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan sedang memesan 7 kapal
tanker kimia baru, dengan jumlah kapasitas 124.680 DWT yang akan diserahkan antara tahun 2007 dan
2010. Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah
menerima satu kapal tanker kimia yang telah dipesan tersebut dengan kapasitas 19.900 DWT pada
akhir bulan Pebruari 2007.
Kapal tanker kimia dibangun dengan tangki-tangki yang terpisah dalam suatu kapal. Sehingga, kapal
tanker kimia dapat mengangkut sejumlah produk kimia dengan jenis dan/atau grade yang berbeda-beda
pada saat yang bersamaan. Namun, pemisahan ini memerlukan pembersihan tambahan atas tangki,
pipa dan pompa ketika mengangkut dan menyerahkan kargo. IMO menyediakan tiga klasifikasi untuk
jenis kapal kimia yang berbeda tergantung pada desain struktur tangki kargo yang diangkut oleh kapal
tersebut. Tangki kargo jenis I didesain untuk mengangkut produk khusus seperti chlorinated paraffins
dalam jumlah kecil yang merupakan proporsi kecil dalam perdagangan kimia. Tangki kargo jenis II didesain
untuk mengangkut kimia dengan grade yang lebih tinggi, sementara tangki jenis III didesain untuk kimia
jenis lainnya. Perseroan secara khusus mengangkut kargo jenis II dan III. Kapal yang diperingkat IMO II/
III pada umumnya dapat mengangkut tidak hanya kargo IMO III tetapi juga berbagai jenis kargo IMO II di
seluruh tangki Perseroan. Dalam armada Perseroan, pengecualiannya adalah pada MT Indradi, MT
Wulansari, MT Mustokoweni, MT Larasati dan MT Dewi Madrim, yang hanya dapat mengangkut kargo
IMO II di tangki tengahnya, dimana tangki tersebut merupakan 60% dari kapasitas pengangkutan kapal
tersebut. Perseroan mengkategorikan kapal-kapal tersebut dalam IMO II/III.
Tidak seperti kapal tanker minyak, dimana IMO mengatur kategori kapal berdasarkan kondisi tertentu,
IMO tidak memiliki pengelompokan untuk kapal tanker kimia. Namun, kapal yang lebih tua memiliki
risiko pencemaran (cross-contamination) antar produk yang berbeda serta biaya operasi yang lebih
tinggi. Sebagai akibatnya, sebagian besar kapal tanker kimia dibesituakan ketika mencapai umur
25 tahun.
Perseroan mengoperasikan semua kapal tanker kimianya berdasarkan kontrak spot dan COA secara
substansial. Selama tahun 2006 Perseroan memperoleh sekitar 93,7% pendapatan segmen kapal tanker
dari kontrak spot dan COA dan sekitar 6,3% dari time charter. Sehubungan dengan kontrak COA,
13 kontrak berjangka waktu kurang dari satu tahun dan lima kontrak berjangka waktu antara satu dan
tiga tahun. Perseroan pada umumnya tidak menyewakan kapal tanker kimianya kepada operator kapal
tanker kimia lainnya di Asia karena sedikitnya jumlah perusahaan pesaing dibandingkan dengan pasar
lainnya di Asia, dan terdapat kemungkinan bahwa pihak yang menyewakan kepada Perseroan adalah
salah satu pesaing Perseroan.
Tabel di bawah ini menguraikan secara ringkas mengenai kapal-kapal tanker kimia yang dioperasikan
oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006. Tabel pertama menunjukkan kapal tanker yang dimiliki
oleh Perseroan, sementara tabel kedua dan ketiga merupakan kapal yang disewakan. Kecuali MT Dewi
Madrim, Perseroan telah memperoleh pembiayaan untuk semua kapalnya.
Kapal Yang Dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/
Pembuatan Lambung(2)
MT Anjasmoro 1996 32,696 III Singapura DH
MT Indradi 1993 13,944 II/III SUS Singapura DB
MT Wulansari 1992 11,055 II/III SUS Singapura DB
MT Rasawulan 1996 10,332 II/III SUS Singapura DH
MT Yanaseni 1992 9,202 II/III Singapura DH
MT Gerbera 2004 8,738 II/III SUS Hong Kong DH
MT Freesia 2003 8,521 II/III SUS Hong Kong DH
MT Celosia 1997 7,477 II/III SUS Hong Kong DH
MT Erowati 1999 6,688 II/III Singapura DH
120
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Yang Dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/
Pembuatan Lambung(2)
MT Jembawati 1999 6,685 III Singapura DH
MT Ulupi 1999 6,690 II/III Singapura DH
MT Dragonaria 1998 6,555 II/III Singapura DH
MT Tirtasari 1997 5,878 II/III SUS Singapura DH
MT Bauhinia 1997 5,851 II/III SUS Singapura DH
MT Eustoma 1994 4,990 II/III SUS Hong Kong DH
MT Kunti 1992 3,984 III Singapura DB
MT Larasati 1991 3,665 II/III SUS Hong Kong DH
MT Mustokoweni 1991 3,199 II/III SUS Singapura DB
MT Setyawati 1994 3,189 II/III SUS Hong Kong DH
MT Cendanawati 1997 3,159 II/III SUS Singapura DH
MT Dewi Madrim 1987 1,250 II/III SUS Indonesia DH
MT Gagarmayang 2004 40,354 II/III Singapura DH
MT Anggraini 1995 31,225 III Singapura DH
Bareboat Charter Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/
Pembuatan Lambung(2)
MT Harsanadi(3) 2005 14,271 II/III SUS Singapura DH
MT Hartati(3) 2004 14,312 II/III SUS Singapura DH
MT Nogogini(3) 1996 11,639 II/III SUS Singapura DH
MT Nolowati(3) 1998 11,636 II/III SUS Singapura DH
MT Ratih(3) 1996 10,329 II/III SUS Singapura DH
MT Fatmarini(3) 2004 8,578 II/III SUS Singapura DH
MT Frabandari(3) 2004 8,575 II/III SUS Singapura DH
MT Pertiwi(4) 2006 19,970 II/III SUS Singapura DH
MT Pujawati(4) 2006 19,900 II/III SUS Singapura DH
MT Prita Dewi(4) 2006 19,998 II/III SUS Singapura DH
Time Charter Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/
Pembuatan Lambung(2)
MT Bestari(5) 2003 6,689 II/III SUS Panama DH
MT Bidadari(5) 2003 6,678 II/III SUS Panama DH
Catatan:
(1) "SUS" mengacu pada kapal tanker dengan tangki kargo terbuat dari stainless steel.
(2) "DH" berarti lambung ganda (double hull); " "DB" berarti lunas ganda (double bottom).
(3) Bareboat charter untuk periode 6,5 tahun, yang akan jatuh tempo pada tahun 2010 dan 2011.
(4) Bareboat charter untuk periode 12 tahun, akan jatuh tempo pada bulan Juni, Juli dan September 2018.
(5) Time charter selama 6,5 tahun, akan jatuh tempo pada bulan Agustus dan Oktober 2009.
Pada bulan Pebruari 2007, Perseroan telah menerima kapal tanker kimia yang baru dibangun, MT Purwati
dengan kapasitas 19.900 DWT.
Setiap kapal tanker kimia Perseroan didaftarkan pada satu dari beberapa asosiasi klasifikasi. Untuk
kapal tanker kimianya, Perseroan mendaftarkannya di asosiasi berikut ini: Lloyds Register, Nippon Kaiji
Kyokai, Bureau Veritas dan Det Norske Veritas.
121
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker minyak
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 16 kapal tanker minyak dengan total
kapasitas 1.040.880 DWT. Armada tanker minyak Perseroan terdiri dari 2 jenis kapal Suezmax, 5 Aframax,
6 Handysize dan 3 kapal tanker dengan ukuran yang lebih kecil. Pada tanggal 31 Desember 2006, umur
rata-rata armada tanker minyak Perseroan armada adalah sekitar 14,1 tahun, dibandingkan dengan
rata-rata industri sekitar 13,5 tahun.
IMO telah menetapkan ketentuan sehubungan dengen pembesituaan kapal tanker minyak pada berbagai
umur dan berbagai kondisi yang berbeda. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di Bab IX mengenai
"Industri Perkapalan". Menurut salah satu dari peraturan ini, kapal tanker minyak yang tidak berlambung
ganda (non-double-hull) harus dibesituakan selambat-lambatnya pada saat mencapai umur 25 tahun.
Karena umur rata-rata armada tanker minyak Perseroan adalah 14.1 tahun dan Perseroan memiliki 2
kapal tanker minyak dengan umur saat ini lebih dari 20 tahun, Perseroan berkeyakinan bahwa ketentuan
IMO ini tidak akan mempengaruhi hasil operasi atau kondisi keuangan Perseroan secara mterial. Kapal
tanker minyak tertua Perseroan akan mencapai umur 25 tahun pada tahun 2008 dan akan dibesituakan
atau dikonversikan menjadi kapal tanker FPSO/FSO pada saat itu, dan kapal tanker minyak kedua
tertua tidak akan mencapai 25 tahun sebelum tahun 2010.
Perseroan mengoperasikan 7 dari kapal tanker minyaknya berdasarkan kontrak spot dan menyewakan
9 dari kapal tanker minyaknya berdasarkan kontrak time charter. Dari semua kapal tanker minyaknya
dengan kapasitas kurang dari 100,000 DWT, 70.0% di antaranya dioperasikan berdasarkan kontrak
jangka panjang dan jangka pendek dengan Pertamina (untuk pengangkutan minyak mentah domestik)
dimana kontrak-kontrak tersebut akan jatuh tempo antara tahun 2007 dan 2011. Selama tahun 2006
Perseroan memperoleh sekitar 58,4% dari total pendapatannya berasal dari segmen kapal tanker minyak
dari kontrak spot dan COA dan sekitar 41,6% dari kontrak time charter.
Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal tanker minyak yang dioperasikan Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2006. Perseroan memiliki seluruh kapal tanker di bawah ini, kecuali MT
Gandari. Perseroan telah memperoleh pembiayaan atas semua kapal-kapal tanker tersebut.
Kapal Yang dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/
Pembuatan Lambung(2)
MT Tribuana 1989 147,500 Crude Oil Tanker Singapura SH
MT Triwati 1991 147,253 Crude Oil Tanker Singapura SH
MT Badraini 1991 111,777 Crude Oil Tanker Singapura DB
MT Barunawati 1992 111,689 Crude Oil Tanker Singapura DB
MT Barawati 1990 101,134 Crude Oil Tanker Singapura SH
MT Bramani 1990 96,672 Crude Oil Tanker Singapura SH
MT Bandondari 1983 89,999 Crude Oil Tanker Indonesia SH
MT Pergiwo 1993 37,087 Crude Oil Tanker Singapura SH
MT Anjani 1985 36,882 Oil Product Tanker Indonesia DS
MT Pradapa 1993 36,362 Crude Oil Tanker Indonesia DS
MT Pergiwati 1993 36,345 Crude Oil Tanker Singapura DS
MT Gandini 1998 32,042 Oil Product Tanker Singapura DH
MT Gandari(1) 1999 30,500 Oil Product Tanker Singapura DH
MT Ontari 1993 18,520 Oil Product Tanker Indonesia SH
MT Dewayani 1999 3,561 Oil Product Tanker Singapura DH
MT Dewi Sri 1999 3,557 Oil Product Tanker Singapura DH
Catatan:
(1) Kepemilikan secara sewa bareboat selama 10 tahun yang akan berakhir pada bulan Mei 2012.
Setiap kapal tanker minyak Perseroan didaftarkan pada salah satu asosiasi klasifikasi. Untuk kapal
tanker minyak Perseroan, asosiasi klasifikasinya adalah Lloyds Register, Nippon Kaiji Kyokai, Bureau
Veritas, Det Norske Veritas dan Biro Klasifikasi Indonesia.
122
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker Gas
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 6 kapal tanker gas,yang keseluruhannya
adalah kapal tanker gas LPG/petrokimia, dengan total kapasitas of 24.126 CBM (25.164 DWT). Pada
tanggal 31 Desember 2006, umur rata-rata armada tanker Perseroan adalah sekitar 11,9 tahun,
dibandingkan dengan rata-rata industri sekitar 16,8 tahun.
Perseroan senantiasa berusaha meningkatkan persentase total pendapatannya dari operasi kapal tanker
gas dan oleh karena itu, melakukan ekspansi armada tanker gasnya. Perseroan saat ini sedang
membangun 4 kapal tanker gas dan ethylene baru serta 2 kapal tanker LNG baru, dengan kapasitas
masing-masing sebesar 28.000 CBM (29.700 DWT) dan 310.000 CBM (153.400 DWT). Perseroan
berharap kapal-kapal tersebut akan diserahkan antara tahun 2007 dan 2009. Perseroan akan memiliki
30% kepemilikan atas 2 kapal tanker LNG tersebut. Perseroan bertujuan untuk meningkatkan pangsa
pasarnya dengan menyediakan angkutan LPG/petrokimia di wilayah Asia Utara. Perseroan juga akan
meningkatkan pengangkutan LNG secara domestic, tergantung pada permintaan LNG di Indonesia.
Perseroan mengoperasikan 2 dari kapal tanker gasnya berdasarkan kontrak spot dan 4 kapal tanker
gasnya berdasarkan time charter. Selama tahun 2006, Perseroan memperoleh sekitar 33,1% pendapatan
segmen kapal tanker gasnya dari kontrak spot dan COA dan 66,9% dari kontrak dengan basis sewa.
Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal tanker gas yang dioperasikan oleh Perseroa
pada tanggal 31 Desember 2006. Perseroan memiliki seluruh kapal tanker ini secara keseluruhan.
Perseroan telah memperolah pembiayaan untuk semua kapal tersebut kecuali MT Gas Sulawesi.
Kapal yang Dimiliki Tahun Pembuatan Jenis Kapal Bendera Lambung CBM
MT Gas Maluku 1996 Tanker gas Singapura DH 5.000
MT Gas Sumatera 1989 Tanker gas Indonesia DH 3.512
MT Gas Jawa 1989 Tanker gas Indonesia DH 3.596
MT Gas Indonesia 1990 Tanker gas Indonesia DH 3.518
MT Gas Kalimantan 1996 Tanker gas Indonesia DH 3.500
MT Gas Sulawesi 2006 Tanker gas Singapura DH 5.000
Perseroan telah menerima satu tanker gas baru pada bulan Januari 2007 yang diberi nama MT Gas
Papua dengan kapasitas of 5.000 CBM (5.100 DWT).
Setiap tanker gas Perseroan didaftarkan pada satu dari beberapa asosiasi klasifikasi. Untuk tanker gas
Perseroan, asosiasi klasifikasi tersebut adalah Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia.
Tanker FPSO
Sebuah tanker FPSO adalah tanker produksi, penyimpanan dan pembongkaran mengapung. Pada tanggal
31 Desember 2006, Perseroan memiliki satu tanker FPSO yang dibeli pada bulan Desember 2005 dan
mulai mengubahnya menjadi FPSO. Selama tahun 2006, Perseroan tidak lagi memasukan kapal ini
sebagai bagian dari armada kapal tanker minyak dalam kegiatan operasionalnya. Pengubahan kapal ini
menjadi FPSO selesai pada bulan Agustus 2006. Tanker ini mempunyai total kapasitas 60.874 DWT.
Perseroan mengoperasikan tanker FPSO berdasarkan kontrak time charter. Untuk tujuan pelaporan
keuangan pada tahun 2006, tanker FPSO ini telah dimasukkan dalam segmen kapal tanker minyak.
Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat tanker FPSO yang beroperasi pada tanggal 31 Desember
2006.
Kapal yang Dimiliki Tahun Pembuatan DWT Jenis Bendera Lunas
FPSO Brotojoyo 1980 60.874 FPSO Tanker Indonesia DB
Tanker FPSO didaftarkan pada Biro Klasifikasi Indonesia, suatu asosiasi klasifikasi.
123
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Baru yang Sedang Dibuat
Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal baru yang sedang dibuat untuk armada Perseroan,
tonase yang direncanakan dan tanggal penyerahan yang diharapkan, pada tanggal 31 Desember 2006.
Kecuali dinyatakan lain, semua kapal ini dimiliki secara keseluruhan oleh Perseroan. Ukuran yang
ditunjukkan oleh DWT untuk kapal tanker kimia dan dengan CBM untuk kapal tanker gas, ethylene dan
LNG. Perseroan mengantisipasi bahwa total biaya dari 13 kapal baru ini, termasuk kepemilikan 30% dari
2 kapal tanker LNG, adalah sekitar USD405,2 juta. Perseroan merencanakan untuk membiayai kapal-
kapal ini melalui arus kas dari operasi dan dengan pinjaman, serta kemungkinan juga melalui dana hasil
penawaran umum Obligasi ini. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, jumlah biaya yang telah dikeluarkan
untuk pembangunan kapal-kapal tersebut adalah JPY1.872,1 juta dan USD44,7 juta.
Nama Tahun Indikasi DWT/ Jenis Bendera Lambung Galangan
Dimulai Penyerahan CBM
Pembuatan
MT Purwati (*) 2006 2007 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Shin
IMOII/III SUS Kurushima(1)
MT Puspawati 2007 2007 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Shin
IMOII/II SUS Kurushima(1)
MT Pramoni 2008 2008 19,990 Tanker Minyak Singapura DH Shin
IMOII/II SUS Kurushima(1)
MT Pramesti 2008 2009 19,990 Tanker Minyak Singapura DH Shin
IMOII/II SUS Kurushima(1)
MT Purbasari 2008 2009 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Fukuoka(2)
IMOII/II SUS
MT Gas Bali (*) 2006 2007 5,000 Tanker Gas Singapura DH Shitanoe(3)
MT Gas Papua (*) 2006 2007 5,000 Tanker Gas Singapura DH Shitanoe(3)
MT Gas Lombok 2007 2008 9,000 Tanker Gas Singapura DH STX(4)
(Ethylene)
MT Gas Sumbawa 2008 2008 9,000 Tanker Gas Singapura DH STX(4)
(Ethylene)
MT Sago(5) 2007 2008 155,000 LNG Tanker Bahamas DH Hyundai(6)
MT Hiri(5) 2007 2009 155,000 LNG Tanker Bahamas DHHyundai Samho(7)
MT Subadra 2009 2009 12,500 Tanker Minyak Singapura DH Shitanoe(3)
IMOII/II SUS
MT Hyacinth 2009 2010 12,500 Tanker Minyak Singapura DH Shitanoe(3)
IMOII/II SUS
(*) Perseroan telah menerima penyerahan MT Gas Papua pada bulan Januari 2007, MT Purwati pada bulan Pebruari 2007, dan MT Gas
Bali pada bulan Mei 2007.
Catatan:
(1) Shin Kurushima — Shin Kurushima Dockyard Co., Ltd.
(2) Fukuoka — Fukuoka Shipbuilding Co., Ltd.
(3) Shitanoe — Shitanoe Shipbuilding Co., Ltd.
(4) STX — STX Shipbuilding Co., Ltd.
(5) Perseroan memiliki saham 30 %.dan sisanya 70 %. dimilki oleh Teekay Tangguh Holdings Corporation.
(6) Hyundai — Hyundai Heavy Industries Co., Ltd.
(7) Hyundai Samho — Hyundai Samho Heavy Industries Co., Ltd.
Akuisisi atau Pembelian Kapal
Kriteria utama Perseroan dalam mengakuisisi kapal-kapal tambahan adalah pertimbangan Perseroanterhadap pasar dimana Perseroan melakukan operasinya. Apabila penilaian (assessment) Perseroanmengenai perkembangan pasar bersifat positif, Perseroan akan melakukan pembobotan profil risikopotensial atas peluang-peluang akuisisi tertentu. Perseroan mengkaji salah satu risikonya berdasarkanwaktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasinya dibandingkan dengan nilai kapal setelah masaekonomis kapal tersebut berakhir. Apabila profil kapal sesuai dengan persyaratan internal Perseroan,maka Perseroan berusaha mendapatkan tingkat pengembalian internal (internal rates of return) yang
124
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
memadai sesuai dengan tingkat risikonya. Sesuai degan siklus pasar dimana Perseroan melakukankegiatan operasinya, Perseroan melakukan analisa secara berhati-hati terhadap keadaan pasar dannilai kapal, kondisi dan potensi pendapatan kapal dalam mempertimbangkan pembelian kapal tersebut.Perseroan juga mempertimbangkan kondisi armada kapal dunia sehingga Perseroan memilikipengetahuan yang memadai untuk bereaksi secara cepat terhadap pasar yang selalu berubah dankesempatan-kesempatan yang timbul yang disebabkannya.
Berdasarkan pandangan Perseroan saat ini atas pasar bahan kimia, gas dan minyak, strategi akuisisiPerseroan difokuskan pada kapal tanker kimia dan gas yang dibuat setelah tahun 1990, termasuk kapalbaru dan kapal tanker minyak bekas yang dibangun antara tahun 1985 dan 1995. Saat ini Perseroansedang membangun 7 kapal tanker kimia dan 6 kapal tanker gas. Dengan mempertimbangkan kondisipasar yang terus membaik dalam beberapa tahun terakhir ini dan tingkat permintaan atas kapasitasgalangan kapal, maka jadual penyerahan untuk kapal baru yang dibuat saat ini berkisar antara 1 bulanhingga 42 bulan.
Selain melakukan pembelian kapal bekas dan kapal baru, Perseroan juga menyewa kapal-kapal denganberbagai jenis kontrak penyewaan. Dalam hal kontrak penyewaan kapal, Perseroan biasanya memilihbareboat charter, dimana Perseroan hanya menyewa kapal tanpa awak atau persediaan dan Perseroandapat menerapkan struktur biaya dan mengendalikan segala aspek atas operasi kapal. Namun,berdasarkan penyewaan time charter, Perseroan menyewa kapal kapal termasuk awak, persediaan,suku cadang dan elemen operasional lainnya dikelola sendiri oleh pemilik kapal, sehingga Perseroanbertanggung jawab hanya untuk pengadaan dan pembayaran biaya bahan bakar dan beban pelabuhan.Saat ini, Perseroan menyewa 11 kapal berdasarkan penyewaan bareboat dan 2 kapal berdasarkanpenyewaan time charter. Bareboat charter pada umumnya memiliki jangka waktu yang lebih lamadibandingkan dengan penyewaan berbasis waktu. Perseroan saat ini memiliki jangka waktu bareboatcharter antara enam hinggal duabelas tahun, sementara dua kontrak time charter berjangka waktu enamtahun.
Pembiayaan Kapal
Pada umumnya, Perseroan mendanai pembelian kapal baik baru maupun bekas dengan pinjaman bankyang jumlahnya antara 75% hingga 85% dari harga pembelian kapal, sedangkan sisanya didanai olehcadangan kas Perseroan. Sebagian besar dari pinjaman pendanaan kapal Perseroan adalah berupapinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Pinjaman untuk kapal baru pada umumnya berupapinjaman amortisasi dengan masa pinjaman sepuluh tahun dan pelunasan sebagian besar dari pinjamantersebut pada saat jatuh tempo. Pinjaman untuk pembelian kapal bekas disesuaikan dengan kondisi darimasing-masing kapal bekas dimaksud. Tingkat bunga atas pinjaman-pinjaman ini biasanya mengacupada LIBOR ditambah 1% hingga 2%. Perseroan juga memperoleh pinjaman dalam mata uang Rupiahuntuk pembelian kapal-kapal berbendera Indonesia. Pinjaman-pinjaman ini pada umumnya memilikitingkat suku bunga yang lebih tinggi dengan tenor yang lebih pendek dibandingkan dnegan pinjamandalam mata uang Dollar Amerika Serikat.
Pinjaman untuk pendanaan pembelian kapal ini biasanya memiliki jaminan, di antaranya, hipotek ataskapal terkait, serta pembebanan atau pengalihan pendapatan, dan asuransi sehubungan dengan kapalbagi pemberi pinjaman. Kecuali dinyatakan lain, semua kapal yang disebutkan dalam Prospektus inidibiayai dengan hipotek bagi penyedia pinjaman.
Untuk kapal yang baru dibangun, syarat pembayaran berbeda-beda tergantung pada kontrak yangdinegosiasikan dan dapat mewajibkan pembayaran dimuka yang jumlahnya berbeda-beda tergantungpada jenis kapal, ketersediaan galangan kapal dan jenis pembiayaan yang dilakukan. Namun, padaumumnya, pembayaran setiap interval dilakukan untuk setiap tahap utama sehubungan denganpembangunan kapal telah diselesaikan, termasuk tahap penandatanganan kontrak pembangunan kapal,pemasangan lunas kapal (keel laying), peluncuran kapal dan penyerahan kapal. Keterangan selanjutnya
dapat dilihat pada Bab IV mengenai "Pernyataan Hutang" .
Pembesituaan Kapal (Vessel Disposal)
Perseroan melakukan pembesituaan armada kapalnya sesuai dengan kondisi pasar dan penggunaan
kapal terkait dalam operasil. Pada umumnya, Perseroan membesituakan kapal kimia dan kapal tanker
minyak yang masa manfaatnya telah mencapai 25 tahun. Namun, Perseroan juga mempertahankan
satu kapal tanker minyak yang masa manfaatnya lebih dari 25 tahun dan telah mengkonversinya menjadi
fasilitas penyimpanan dan bongkar muat lepas pantai bagi kegiatan kapal FPSO lepas pantai. Perseroan
125
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
dapat juga menjual kapal dengan umur yang masih sedikit yang masa manfaatnya belum mencapai 25
tahun, apabila Perseroan menerima penawaran yang menarik dari aspek finansialnya dan kapasitas
serta rencana strategis Perseroan memungkinkan bagi Perseroan untuk menjualnya. Pada tahun 2006
Perseroan tidak melakukan pembesituaan kapal, sedangkan pada tahun 2005 dan 2004, Perseroan
membesituakan masing-masing satu dan tiga kapal. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab VIII
mengenai "Kegiatan Usaha— Divestasi Historis".
Wilayah Operasional Armada
Perseroan membagi operasional armadanya menjadi tiga wilayah geografis untuk kapal tanker kimia
dan satu wilayah untuk masing-masing kapal tanker minyak dan kapal tanker gas. Wilayah 1 dari segmen
kapal tanker kimia Perseroan mencakup perdagangan di Asia Tenggara, antar pelabuhan di Indonesia,
Thailand, Malaysia dan Singapura. Wilayah 2 mencakup perdagangan dari Asia Tenggara ke Asia Utara
dan antar Asia Utara, termasuk backhaul dari Asia Utara, dengan pelabuhan tujuan utama berlokasi di
Cina, Korea Taiwan dan Jepang. Wilayah 3 mencakup perdagangan dari Asia Tenggara ke arah barat,
ke India, Timur Tengah dan Eropa serta perdagangan dalam dan dari wilayah tersebut. Pelabuhan tujuan
utama untuk Wilayah 3 berlokasi di India, Iran, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Mesir, Italia, Spanyol, Belanda
dan Inggris. Perseroan menggunakan kapal-kapalnya di seluruh wilayah tergantung pada kondisi pasar
dan keperluan pelanggan. Perseroan berusaha mengantisipasi dimana tingkat permintaan terbesar atas
kapal-kapal Perseroan dan pada saat yang sama mempertahankan diversifikasi yang luas dalam
penempatan kapal-kapalnya dalam berbagai wilayah geografis. Kapal-kapal Perseroan melewati sekitar
3.375 pelabuhan setiap tahun dan port calls ini terdiversifikasi secara geografis. Pada tahun 2006
Perseroan telah melakukan 3.972 port calls.
Tabel berikut ini menunjukkan loading dan discharging port calls (pelabuhan yang disinggahi untuk bongkar
muat) kapal Perseroan menurut area operasional pada tahun 2006, 2005 dan 2004, tidak termasuk
kapal-kapal yang disewa oleh Perseroan, karena pihak pemberi sewa yang mengendalikan pelayaran
kapal.
Loading dan Discharging Port Calls 2004 2005 2006 Rata-Rata
Area operasional
Wilayah 1 (kimia) 982 686 1.131 933
Wilayah 2 (kimia) 2.548 2.024 2.051 2.208
Wilayah 3 (kimia) 374 414 599 462
Minyak 30 136 108 91
Gas 56 76 83 72
Total 3.990 3.336 3.972 3.766
Kimia
Kegiatan utama dari kapal tanker kimia Perseroan menurut volume kargo saat ini adalah di wilayah 2,
walaupun Perseroan melihat pertumbuhan yang signifikan di wilayah 3. Pada tanggal 31 Desember
2006, 9 kapal difokuskan — terutama namun tidak secara khusus — pada perdagangan di wilayah 1, 17
kapal dalam perdagangan Perseroan di wilayah 2 dan 9 kapal dalam perdagangan Perseroan di wilayah
3. Rute perdagangan utama untuk kapal tanker kimia Perseroan adalah dari Singapura ke Cina, dan
pada saat kembali sering melalui rute dari Korea atau Cina bagian utara (wilayah 2) dan dari Teluk Arab
ke Asia Tenggara (wilayah 3).
Kapal tanker kimia Perseroan mengangkut segala jenis cairan kimia serta minyak nabati. Perseroan
terutama melayani perusahaan kimia dan minyak terkemuka, termasuk perusahaan perantara di regional.
Sebagian besar dari kapal tanker kimia Perseroan telah sesuai dengan sertifikasi IMO Jenis II, dengan
tangki baja nir karat (stainless steel) dan dengan spesifikasi teknis yang dapat memberikan fleksibilitas
bagi Perseroan khususnya dalam hal ukuran muatan kimia yang akan diangkut oleh Perseroan
untuk setiap wilayah. Pada umumnya, Perseroan mengangkut kargo dengan volume berkisar antara
500 hingga 5.000 MT di wilayah 1, dari 2.000 hingga 10.000 MT di wilayah 2 dan 5,000 hingga
13.500 MT di wilayah 3.
126
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Minyak
Perseroan mengangkut minyak bagi pelanggannya di seluruh Asia Timur Tengah dan Eropa. Perseroan
tidak melakukan klasifikasi kegiatan armada minyaknya menjadi beberapa wilayah geografis karena
sebagian besar dari kapal tanker minyak Perseroan dioperasikan ke seluruh wilayah yang dilayaninya,
mengingat armada kapal tanker minyak Perseroan lebih sedikit dibandingkan armada kapal tanker
kimianya,, serta mengingat sejumlah kapal minyak Perseroan disewakan berdasarkan time charter kepada
PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”), perusahaan minyak milik negara Republik Indonesia. Saat ini,
Pertamina mengendalikan distribusi minyak yang diproduksi di Indonesia dan produk olahannya dalam
wilayah Indonesia. Kontrak sewa Perseroan kepada Pertamina merupakan kontrak sewa jangka panjang,
walaupun Perseroan juga menyewakan kapal tankernya berdasarkan kontrak spot. Perseroan
mengangkut berbagai jenis kargo dengan menggunakan kapal tanker berukuran besar, terutama untuk
minyak mentah dan produk petrokimia olahan. Rute perdagangan utama Perseroan untuk minyak adalah
dari Timur Tengah ke India dan Asia Tenggara.
Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan merupakan penyedia jasa pelayaran yang penting bagi
Pertamina. Pada bulan Maret 2005, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden
untuk, di antaranya, mempercepat perkembangan industri pelayaran di Indonesia. Dengan demikian,
diharapkan bahwa jasa pelayaran di dalam wilayah negara Indonesia hanya dapat dilakukan oleh pemilik
kapal domestik dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia, apabila memungkinkan, dan bahwa
semua impor dimana biaya kargo atau biaya pengiriman ditanggung oleh pemerintah Indonesia, baik
pemerintah pusat ataupun daerah, maka kegiatan tersebut harus dilakukan oleh perusahaan pelayaran
Indonesia. Hal tersebut juga akan meningkatkan kontrak jangka panjang antara pemilik kargo dan pemilik
kapal di Indonesia, sehingga memberikan insentif finansial bagi eksportir yang menggunakan kapal
Indonesia, serta memberikan paket pembiayaan yang menguntungkan untuk mendukung perkembangan
industri pelayaran nasional. Selain itu, ada rencana untuk mengurangi jumlah pelabuhan di Indonesia
yang terbuka bagi kapal asing. Perubahan-perubahan ini diharapkan akan terealisasi dalam dua tahun
ke depan.
Apabila peraturan ini diimplementasikan sesuai ketentuan seperti sekarang ini, Perseroan berkeyakinan
bahwa pasar domestik yang tersedia untuk perusahaan pelayaran Indonesia akan meningkat secara
signifikan dan hal tersebut akan menciptakan peluang bagi Perseroan untuk melakukan ekspansi
operasinya di pasar domestik, terutama sehubungan dengan usaha Pertamina.
Gas
Saat ini Perseroan tidak melakukan klasifikasi kegiatan armada gasnya ke dalam wilayah-wilayah
geografis karena ukuran kapal tanker gas yang relatif lebih kecil, dan jumlah kapal tanker gas yang lebih
sedikit. Kapal tanker gas Perseroan mengangkut produk bagi pelanggannya di seluruh Asia dan Timur
Tengah. Rute perdagangan utama Perseroan untuk kapal tanker gas adalah untuk mengangkut LPG/
gas petrokimia dari Asia Tenggara ke Cina. Sejalan dengan perkembangan armada gasnya, di masa
yang akan datang, Perseroan dapat saja membagi kegiatannya ke dalam beberapa wilayah operasional
berdasarkan geografis.
Pelanggan
Perseroan memiliki hubungan erat dan lama dengan sejumlah pelanggannya, termasuk perusahaan
utama minyak dan kimia bertaraf nternasional seperti Pertamina, Celanese Corporation, ExxonMobil
Corporation, Shell, BASF, SABIC dan Dow Chemical. Perseroan memiliki hubungan usaha yang cukup
lama dengan Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara, yang saat ini mengendalikan distribusi
minyak dan produk olahan yang diproduksi di Indonesia dalam perairan Indonesia. Seluruh kontrak
utama jangka panjang Perseroan adalah dengan Pertamina, dan perusahaan ini memberikan kontribusi
sekitar 15,3%. dari pendapatan operasiPerseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006. Berdasarkan pandangan pengembangan pasar pelayaran global, Perseroan berkeyakinan bahwa
apabila Pertamina membatalkan kontrak-kontraknya dengan Perseroan pada hari ini, maka Perseroan
akan mampu mengalokasikan kapal-kapal yang saat ini disewa oleh Pertamina kepada pelanggan lain
dalam jangka waktu yang layak. Oleh karena itu, Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha atau
profitabilitas Perseroan tidak tergantung secara material pada hubungan dengan pelanggan tertentu.
127
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perseroan memperoleh pelanggan dan menerima pesanan untuk jasa pengangkutan melalui perantaran/
broker pelayaran serta dengan kontak langsung dengan perusahaan yang dilakukan oleh tim pemasaran
dan penjualan Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa pelanggan memilih jasa yang disediakan
oleh Perseroan ketimbang jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing, karena kombinasi antara
reputasi Perseroan di dalam industri untuk keselamatan dan kehandalan, harga yang komptetitif dan
ketersediaan kapal. Sebagai bagian dari tim pemasaran dan penjualan, Perseroan memiliki beberapa
perwakilan layanan pelanggan (customer service) yang didedikasikan khusus untuk fokus pada satu
atau beberapa klien utama, dalam rangka memenuhi kebutuhan klien-klien tersebut. Melalui kontak
dengan para pelanggannya, Perseroan dapat mengantisipasi atau mengetahui wilayah dimana pelanggan
akan membutuhkan kapasitas pelayaran di masa yang akan datang, sehingga Perseroan dapat segera
mengerahkan armada sesuai kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam rangka untuk memenuhi permintaan
pelanggan, dalam suatu daerah tertentu untuk suatu pelayaran, Perseroan terkadang menyewa kapal
dari perusahaan pelayaran lain yang bereputasi baik, untuk disewa berdasarkan waktu untuk jangka
pendek. Kemampuan memberikan jasa pelayanan dan fleksibilitas ini telah membantu usaha Perseroan
dalam mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, dan pada saat yang sama
membangun reputasi dalam memenangkan kontrak pelayaran baru. Sebagai contoh, Perseroan telah
menyediakan jasa angkutan bagi Pertamina sejak tahun 1981, untuk ExxonMobil sejak pertengahan
tahun 1980an dan SABIC sejak awal tahun 1990an.
Tiga pelanggan terbesar Perseroan untuk pengangkutan bahan kimia pada tahun 2006 adalah ExxonMobil,
Hong Kong, Sinopec dan Mitsui. Ketiga klien ini secara bersama-sama memberikan kontribusi sekitar
12,2% terhadap jumlah pendapatan Perseroan pada tahun 2006.
Tiga pelanggan terbesar untuk pengangkutan minyak pada tahun 2006 adalah Pertamina, Vitol ASA
dan Unipec, yang secara bersama-sama merupakan sekitar 22,9% dari total pendapatan Perseroan di
tahun 2006.
Tiga pelanggan terbesar untuk pengangkutan gas pada tahun 2006 adalah Pertamina, Mitsubishi dan
Petredec Ltd, yang secara bersama-sama merupakan sekitar 4,5% dari total pendapatan Perseroan di
tahun 2006.
Tabel berikut ini menunjukkan lima pelangggan terbesar Perseroan berdasarkan persentase pendapatan
untuk masing-masing perusahaan selama tiga tahun terakhir. Tidak ada satupun dari para pelanggan
berikut ini yang terafiliasi dengan direksi, komisaris, karyawan eksekutif ataupun pemegang saham utama.
Nama Klien 2002 2003 2004 2005 2006
Grup Pertamina 28,5 27,1 20,8 19,5 17,9
ExxonMobil Corporation 4,1 4,2 9,1 5,1 5,2
Shell 3,1 3,2 3,3 3,1 4,3
Indian Oil Corporation Ltd * * * 3,1 3,6
Celanese Corporation 4,3 4,4 3,7 3,0 *
Iran Petrochemical Commercial Company 3,4 3,5 * * *
Kuok Oils & Grains Pte Ltd * * 3,2 * *
Mercuria Energy Trading Ltd * * * * *
Unipec * * * * *
Mitsui & Co Ltd * * * * 3,4
Catatan:
* Bukan merupakan lima pelanggan utama Perseroan di kelompok tersebut untuk tahun terkait.
128
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Penyewaan Kapal Saat Ini
Penyewaan kapal Perseroan berdasarkan kontrak time charter adalah sebagai berikut:
Nama Klien Jenis Kontrak Estimasi Nilai Periode
Kontrak
Pertamina Time charter MT. Bramani, untuk distribusi USD14.7 juta September 2006 - September 2008
minyak mentah domestik
Pertamina Time charter MT. Pergiwo, untuk distribusi USD15.9 juta Januari 2007 - Januari 2010
minyak mentah domestik
Pertamina Time charter MT. Pradapa, untuk distribusi USD93.2 juta Mei 1993 -Mei 2008
minyak mentah domestik
JOB Pertamina Time charter FPSO Brotojoyo untuk FPSO USD65.7 juta Agustus 2006 -Agustus 2011
dan PetroCina di ladang minyak Salawati
Pertamina Time charter MT. Ontari, untuk distribusi USD71.5 juta April 1993 - April 2008
produk minyak domestik
Pertamina Time charter MT. Gandini, untuk distribusi USD47 juta Desember 1998 - Desember 2010
produk minyak domestik
Pertamina Time charter MT. Gandari, untuk distribusi USD47 juta Januari 1999 - Januari 2011
produk minyak domestik
Pertamina Time charter MT. Dewi Sri, untuk distribusi USD17 juta April 1999 - April 2011
produk minyak domestik
Pertamina Time charter MT. Dewayani, untuk USD17 juta Pebruar i1999 - Pebruari 2011
distribusi produk minyak domestik
Pertamina Time charter MT. Gas Kalimantan, untuk USD6.7 juta April 2005 - April 2007*
distribusi LPG domestik
Pertamina Time charter MT. Gas Indonesia, untuk USD5.0 juta Desember 2006 - Desember 2008
distribusi LPG domestik
Total Time charter MT Erowati, untuk distribusi USD8.7 juta Oktober 2005 - Oktober 2008
Petrochemical kimia di Timur Tengah dan Asia Selatan
Vitol ASA Time charter MT Gas Maluku, untuk USD2.8 juta Mei 2006 - Mei 2007
distribusi LPG di Asia
Pertamina Time charter MT Anjani, untuk distribusi USD10.4 juta June 2006 - June 2008
produk minyak domestik
Vitol ASA Time charter MT Gas Sulawesi, untuk USD2.8 juta Januari 2007 -Januari 2008
distribusi LPG di Asia
Shell Time charter MT Gas Papua, untuk USD2.7 juta Pebruari2007 -Pebruari 2008
distribusi LPG di Asia
Catatan:
* Kontrak sewa berakhir pada 24 April 2007
Kontrak berdasarkan waktu tersebut pada umumnya adalah untuk suatu waktu tertentu dengan harga
yang telah ditentukan. Kontrak-kontrak ini biasanya tidak dapat diakhiri oleh salah satu pihak selain
karena adanya kejadian tertentu yang sebelumnya telah disepakati seperti wanprestasi atas kontrak,
perpanjangan waktu pemeliharaan kapal (yang dapat berakibat pada wanprestasi), tindak kekerasan
(termasuk pecahnya suatu perang) dan penjualan kapal terkait.
Penjualan dan Pemasaran
Kegiatan penjualan dan pemasaran jasa Perseroan didukung oleh jaringan global dan ekstensif kantor
Perseroan yang memungkinkan Perseroan untuk memasarkan dan menjual jasa kepada para pelanggan
secara langsung dalam suatu pasar dimana para pelanggan aktif melakukan perdagangan. Perseroan
melaksanakan semua kegiatan pemasarannya sendiri, karena Perseroan meyakini akan pentingnya
mempertahankan kontrol atas kegiatan pemasaran. Tim utama pemasaran dan operasi Perseroan terdiri
dari 96 karyawan, yang berlokasi di kantor-kantor Perseroan di Jakarta, Singapura, Hong Kong, Bangkok,
Taiwan, Shanghai, Beijing, Dubai, Mumbai dan Glasgow. Kantor Perseroan di Jakarta dan Hong Kong
melayani semua aspek operasional, mulai dari pemasaran dan pengelolaan kapal hingga proses
129
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
penawaran dan penandatanganan kontrak, alokasi sumber daya kapal, pengakuisisian kapal dan hal-
hal manajerial umum lainnya. Kantor Perseroan lainnya terutama adalah untuk pengelolaan kapal dan
pemasaran. Untuk mendukung operasi armada ke arah barat, Perseroan membuka kantor pemasaran
di Glasgow pada tahun 2004, di Dubai pada tahun 2005 dan di Mumbai pada tahun 2007, dan Perseroan
membuka kantor pemasaran di Shanghai untuk mendukung operasi Perseroan di Asia Utara.
Perseroan bersaing dalam bisnis melalui layanan penjualan jasa di dalam industri. COA biasanya
ditenderkan di pasar terbuka, dan Perseroan berpartisipasi dalam penawaran untuk COA yang mencakup
wilayah geografis yang merupakan wilayah ataupun berdekatan dengan wilayah dimana Perseroan
mengoperasikan kapalnya melalaui proses tender normal.
Kontrak spot biasanya ditawarkan di pasar terbuka dan tim pemasaran dan penjualan Perseroan menjaga
hubungan dengan penyewa dan perantara untuk memasarkan ruang kapal pada waktu kapal tertentu.
Departemen pemasaran Perseroan juga secara terus menerus melakukan pemutakhiran data mengenai
ketersediaan ruang di kapal dan lokasi dari kapal Perseroan. Tarif angkutan untuk kontrak spot mengikuti
pola-pola tertentu. Untuk menentukan tarif tersebut, staf pemasaran Perseroan akan menghitung tarif
setiap pelayaran berdasarkan tarif pasar saat itu.
Perseroan mengoperasikan kapal di dalam pasar yang secara historis mempunyai permintaan bersifat
musiman. Sifat musiman ini akan mempunyai dampak terhadap hasil operasi. Perseroan mempunyai
keyakinan bahwa kejadian musiman tersebut tidak mempunyai dampak yang material terhadap kinerja
operasi karena Perseroan telah melakukan diversifikasi jenis kapal atas armadanya sehingga dapat
mengurangi akibat dari menurunnya uang tambang secara musiman. Lebih lanjut, Perseroan telah secara
konsisten menjaga sebagian dari kapal-kapalnya tetap memperoleh kontrak jangka panjang, dimana
kontrak-kontrak tersebut tidak dipengaruhi oleh kejadian musiman.
Uraian 2002 2003 2004 2005 2006
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Pendapatan Usaha 915.340,2 969.865,6 1.351.433,1 2.617.192,4 3.073.787,6
3. PERSAINGAN
Perseroan melayani terutama segmen kargo cair dalam industri pelayaran, dan kapal tanker Perseroan
dioperasikan untuk melayani perdagangan domestik maupun luar negeri. Persaingan dalam industri ini
cukup ketat, biasanya berdasarkan ketersediaan kapal di suatu wilayah atau untuk suatu rute dengan
harga tertentu, serta kehandalan dan reputasi di industri.
Dalam perdagangan domestik yang melibatkan pelayaran di dalam wilayah Indonesia, jumlah perusahaan
pesaing relatif lebih sedikit daripada di arena internasional. Untuk perdagangan di perairan Indonesia,
pesaing utama Perseroan adalah PT Samudera Indonesia Tbk dan PT Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk. Direksi Perseroan berkeyakinan bahwa total tonase kargo yang diangkut oleh kapal kurang dari
50% volume perdagangan Indonesia (seluruh komoditi), dan oleh karena itu, Perseroan berkeyakinan
bahwa terdapat ruang yang cukup untuk ekspansi di perdagangan domestik. Keterangan lebih lanjut
dapat dilihat pada bagian “Wilayah Operasional Armada — Minyak”.
Perseroan menghadapi beberapa perusahaan pesaing dari berbagai negara untuk perdagangan
internasional. Pesaing utama Perseroan untuk kelompok pelayaran asing, terutama dari Yunani dan
wilayah lainnya di Eropa. Dalam segmen kapal tanker minyak internasional, pesaing utama Perseroan
saat ini adalah Ocean Tanker, Dynacom, Tanker Pacific, Cina Shipping dan Teekay Shipping. Dalam
segmen kapal tanker kimia internasional, pesaing utama Perseroan saat ini adalah Iino Kaiun Kaisha,
Odfjell ASA, Stolt Nielsen Group, Jo Tanker A/S, Koyo Kaiun Co Ltd, Tokyo Marine Co Ltd, dan Woolim
Shipping. Dalam segmen tanker gas, pesaing utama Perseroan saat ini adalah Unigas Khosan, Petredec
dan Stealth Gas.
130
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
4. PEMASOK
Pemasok utama Perseroan adalah distributor bahan bakar di dalam industri ini. Harga bahan bakar
pada umumnya dipengaruhi oleh harga global. Tidak ada satupun pemasok yang memasok lebih dari
5% total pembelian Perseroan untuk produk maupun layanan, sehingga usaha serta profitabilitas
Perseroan tidak tergantung secara material pada kontrak dengan salah satu pemasok tersebut. Perseroan
juga menggunakan sejumlah pemasok untuk menyediakan jasa mesin, asuransi, dan pembersihan
mesin.
5. KESELAMATAN, KUALITAS DAN PEMELIHARAAN
Keselamatan, pelestarian kehidupan, dan perlindungan lingkungan adalah nilai-nilai inti Perseroan. Untuk
menjaga nilai-nilai ini, armada Perseroan memiliki catatan keselamatan yang baik. Setiap kapal komersial
yang berlayar harus di’kelas’ berdasarkan asosiasi klasifikasi. Armada Perseroan di’kelas’ oleh Lloyds
Register, Bureau Veritas, Det Norske Veritas, Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia. IMO
mengadopsi suatu Kode Manajemen Keselamatan Internasional (International Safety Management Code/
ISM Code) pada tahun 1993, yang menjadi suatu keharusan pada tahun 1998. Kode ini menetapkan
tujuan manajemen keselamatan dan mengharuskan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System/SMS) oleh pemilik kapal atau siapapun, misalnya manajer atau penyewa bareboat
charter, yang telah memiliki kemampuan untuk mengoperasikan kapal. Perseroan memperoleh sertifikasi
ISM Code dari Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia pada tahun 1997.
Asosiasi klasifikasi memberikan sertifikasi bahwa suatu kapal termasuk dalam suatu ’kelas’, membuktikan
bahwa kapal tersebut telah dibuat dan dipelihara sesuai dengan ketentuan asosiasi klasifikasi dan sesuai
dengan peraturan terkait di negara kapal tersebut terdaftar dan konvensi internasional dimana negara
tersebut menjadi anggota. Selain itu, apabila diperlukan survei oleh konvensi internasional dan
perundangan terkait serta ketentuan bendera suatu hegara, asosiasi klasifikasi akan melakukannya
apabila diminta ataupun berdasarkan perintah resmi, bertindak atas nama otoritas yang berwenang.
Suatu kapal harus menjalani survei tahunan yang telah dijadualkan, survei interim, drydocking dan survei
khusus.
Suatu asosiasi klasifikasi dapat juga melakukan survei dan pengecekan berdasarkan permintaan yang
diharuskan oleh peraturan dan persyaratan sesuai negara bendera kapal. Survei-survei ini tergantung
pada perjanjian-perjanjian khusus untuk setiap kasus dan/atau peraturan negara terkait.
Untuk mempertahankan suatu kelas, survei teratur dan luar biasa harus dilakukan untuk lambung kapal,
mesin, termasuk pabrik dan peralatan listrik khusus sesuai ketentuan dalam i’kelas’ tersebut, sebagi
berikut ini:
Survei Tahunan: Untuk kapal yang berlayar, survei tahunan harus dilakukan untuk lambung dan mesin,
termasuk pabrik, peralatan keselamatan dan komunikasi listrik, apabila memungkinkan, untuk setiap
peralatan khusus yang ditentukan ’kelas’. Survei-survei ini dilakukan setiap interval 12 bulan, ditambah
atau dikurangi tiga bulan, dari tanggal dimulainya periode kelas yang dinyatakan dalam sertifikat.
Survei Interim: Survei tahunan tambahan yang disebut survei interim dan biasanya dilakukan sehubungan
dengan survei tahunan yang kedua atau ketiga setelah setiap survei khusus.
Survei Drydocking: Perseroan melakukan dry-dock kapal-kapalnya dua kali dalam siklus survei lima
tahunan dengan maksimum 36 bulan antara inspeksi, untuk survei bagian di dalam air dan untuk perbaikan
terkait hasil inspeksi. Survei dalam air dapat dilakukan sebagai pengganti drydocking untuk survei interim
bagi kapal yang berumur kurang dari 15 tahun, walaupun kapal tersebut harus melakukan drydocking
sehubungan dengan survei khusus.
Survei Khusus: Survei khusus, yang juga disebut survei pembaruan kelas, dilakukan untuk lambung
kapal, mesin, termasuk pabrik, peralatan keselamatan dan komunikasi listrik dan untuk setiap peralatan
khusus yang di’kelas’. setiap periode lima tahun dari sertifikasi kapal. Pada survei khusus, kapal diuji
secara lengkap, termsuk pengukuran ultrasonik untuk menentukan ketebalan struktur baja. Apabila
ketebalan kurang dari ketentuan kelas, asosiasi klasifikasi akan meminta perbaruan atau penggantian
baja. Asosiasi klasifikasi dapat memberikan masa tenggang (grace period) untuk penyelesaian survei
khusus. Jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk penggantian baja untuk lulus survei khusus apabila
kapal telah dioperasikan secara berlebihan dan rusak. Berdasarkan aplikasi pemilik, survei yang
diharuskan untuk perpanjangan kelas dapat dipisahkan sesuai jadual yang disepakati untuk
memperpanjang jadual selama kelas. Proses ini disebut sebagai perpanjangan kelas yang kontinu.
131
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Apabila ditemukan kerusakan oleh surveyor klasifikasi dalam suatu survei, perbaikan segera dapat
diwajibkan. Namun, apabila surveyor kelas menganggap cukup aman untuk kapal terus beroperasi tanpa
perbaikan segera, surveyor akan mengeluarkan kondisi kelas yang akan mewajibkan kerusakan diperbaiki
dalam jangka waktu yang diberikan oleh surveyor. Setiap kondisi kelas harus diperbaiki pada saat survei
khusus atau lebih awal apabila diminta oleh asosiasi klasifikasi.
Pada tanggal 31 Desember 2006, 10 dari kapal di armada Perseroan dijadualkan untuk menjalani survei
khusus dan 14 dijadualkan untuk melakukan drydocking selama sisa tahun 2007 ini. Di tahun 2008, 20
dari kapal Perseroan dijadualkan untuk lulus dalam drydockings dan survei khusus.
Semua area yang wajib disurvei didefinisikan oleh asosiasi klasifikasi wajib disurvei sedikitnya satu kali
dalam satu periode kelas, kecuali ditentukan interval yang lebih pendek atas survei. Periode antara dua
survei yang berurutan di setiap area tidak boleh melebihi dari lima tahun.
Penjamin asuransi (insurance underwriters) pada umumnya mensyaratkan untuk pertanggungan asuransi
bahwa suatu kapal disertifikasi “di kelas” oleh suatu asosiasi klasifikasi yang menjadi anggota International
Association of Classification Societies.
Perseroan dapat juga menggunakan kontraktor pihak ketiga untuk menyediakan pemeliharaan dry dock
secara teratur dan senantiasa berusaha menjaga kapal-kapalnya dalam kondisi operasional yang prima
dalam rangka memenuhi standar operasional internasional yang diharuskan oleh perusahaan minyak
internasional dan pelanggan utama lainnya, serta untuk memperlama masa manfaat kapal-kapal
Perseroan. Kapal-kapal Perseroan di-dry docked di galangan kapal yang terkemuka di wilayah mana
kapal tersebut beroperasi. Mayoritas galangan yang digunakan berlokasi di Singapura atau Cina, dengan
galangan terkemuka lainnya di Korea Selatan, Dubai, Bahrain, Vietnam dan Batam, Indonesia. Jasa
perbaikan dan pemeliharaan lainnya direncanakan dan dilakukan di pelabuhan yang nyaman dengan
teknisi yang berpengalaman melakukan perbaikan dan/atau agen yang ditunjuk untuk pembuat peralatan.
Galangan kapal terkemuka yang digunakan oleh Perseroan adalah:
Singapura: Keppel Shipyard, Sembawang Shipyard dan ST Marine Shipyard.
Cina: Shanghai Shipyard, Dalian Shipyard, Wencong Shipyard, Cosco Guangzhou Shipyard,
Cosco Shanghai Shipyard dan Huangpu Shipyard.
Korea Selatan: Hyundai Mipo Shipyard
Dubai: AHI Shipyard
Bahrain: ASRY Shipyard
Vietnam: Hyundai-Vinashin Shipyard
Batam: ASL (Batam) Shipyard dan Labroy (Batam) Shipyard.
Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai galangan kapal di wilayah Asia dan senantiasa
meningkatkan hubungan ikatan dengan galangan-galangan kapal di Eropa untuk memfasilitasi
pemeliharaan di wilayah operasional Eropa.
Anggota awak bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan rutin di atas kapal dan apabila
diperlukan, akan ditambah awak kapal untuk melakukan pemeliharaan tertentu dan meningkatkan tugas
dalam suatu pelayaran. Perseroan berkeyakinan bahwa jadual dry-docking Perseroan dan usahanya
secara terus menerus untuk memperbaiki dan memelihara kapal-kapal Perseroan akan menjaga efisiensi
dan keselamatan operasi armada Perseroan.
Keselamatan adalah perhatian utama Perseroan dan dalam 10 tahun terakhir, Perseroan mengalami
hanya satu insiden material terkait keselamatan. Pada tanggal 4 Pebruari 2005, salah satu kapal
Perseroan, kapal tanker minyak mentah MT Trijata mengalami tabrakan dengan kapal tanker Suezmax
di perairan Mesir. MT Trijata kehilangan sekitar 500 meter kubik atau 3.000 barel minyak mentah melalui
sebuah retakan (gash) di tangki kargo pelabuhan No. 1, lima meter di atas permukaan laut. Perseroan
bersama dengan badan internasional dan pihak lokal yang berwenang berusaha dalam operasi pemulihan,
dan tumpahannya dapat terkendali. kapal Perseroan harus masuk galangan selama tiga bulan untuk
diperbaiki. Seluruh biaya terkait kecelakaan tersebut ditanggung oleh asuransi kami. Perseroan telah
mencapai kesepakatan penyelesaian dengan pihak lain yang terlibat dalam kecelakaan. Tidak ada piutang
klaim yang terkait insiden ini yang belum dibayar.
132
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6. ASURANSI
Persyaratan asuransi bagi pengoperasian kapal berbeda sifatnya dengan asuransi dalam indusri lain,
karena kapal beroperasi di seluruh dunia, maka mereka melakukan kunjungandi berbagai pelabuhan di
berbagai negara pada saat yang berbeda-beda. Kompleksnya kondisi pelayaran laut dan antar pulau
memerlukan provisi asuransi kelautan (marine insurance). Pada umumnya, polis asuransi kelautan
mencakup risiko pelayaran tunggal atau asuransi untuk suatu periode tertentu. Kargo untuk setiap
pelayaran selalu diasuransikan oleh pihak penyewa. Kapal biasanya diasuransikan untuk suatu periode
tertentu, pada umumnya tahun demi tahun. Polis kargo dapat didasarkan atas muatan tunggal atau
dapat juga mencakup semua kargo yang diangkut oleh tertanggung. Asuransi lambung kapal atau asuransi
kapal dapat mencakup suatu kapal atau seluruh armada.
Lambung dan Mesin (Hull dan Machinery). Polis asuransi lambung dan mesin kapal Grup Perseroan
mencakup kerusakan kapal, mesin dan peralatannya. Selain itu, polis tersebut juga mencakup kerusakan
umum, litigasi, perburuhan dan tabrakan. Pertanggungan untuk kapal Perseroan berdasarkan polis
asuransi lambung dan mesin disesuaikan nilai kapal, seperti yang disepakati antara Perseroan dan
Penjamin Polis. Polis asuransi lambung dan kapal Perseroan mencakup tanggungan hingga
USD1.143.359.000 dan GBP 71.959.074.
Risiko Perang. Polis asuransi Risiko Perang mencakup kerusakan kapal karena perang dan risiko
lainnya yang tidak ditanggung dalam polis lambung dan mesin. Polis asuransi Risiko Perang juga
mencakup kerusakan karena mogok kerja, kerusuhan gangguan buruh, terorisme dan keresahan sipil.
Polis Risiko Perang Perseroan mencakup tanggungan hingga USD1.143.325.000 dan GBP 69.487.836.
Penjamin asuransi lambung dan mesin armada Perseroan adalah Sompo Japan Insurance, Inc., yang
menjamin polis atas sekitar 90%. Dari armada Perseroan dan First Capital Insurance Limited yang
menjamin sekitar 10% dari asuransi lambung dan mesin serta 100 % dari asuransi risiko perang.
Protection dan Indemnity. Polis asuransi ini mencakup luka dan penyakit pribadi, klaim kargo, tabrakan,
dan kewajiban kepada pihak ketiga serta polusi minyak. Polis Protection dan Indemnity Perseroan
mencakup pertanggungan hingga USD4.580.000.000 untuk setiap kejadian dan polusi mencakup hingga
USD1.000.000.000 untuk setiap kejadian. Britannia Steam Ship Insurance Association Ltd. dan North of
England Protecting dan Indemnity Association Ltd. menjamin polis Protection dan Indemnity untuk kapal
Perseroan yang lebih besar, sedangkan Shipowners’ Mutual Protection dan Indemnity Association
menjamin kapal yang lebih kecil. Perseroan juga memiliki polis Freight Demurrage dan Defence yang
mencakup biaya yang terkait dengan konsultansi legal.
Perseroan tidak pernah mengalami kesulitan dalam memperoleh ataupun memperbarui polis asuransinya,
atau dalam merealisasikan klaim atas polis asuransinya. Perseroan berkeyakinan bahwa tingkat
pertanggungan asuransi tersebut sejalan dengan praktek pasar standar di industri.
7. LINGKUNGAN DAN POLUSI
Seluruh operasi kapal Perseroan memenuhi protokol pencegahan internasional dan nasional yang terkait.
Perseroan juga memenuhi semua persyaratan dan ketentuan lingkungan yang diwajibkan untuk setiap
kapal yang mengangkut kargo cair, seperti yang diharuskan oleh berbagai otoritas berwenang yang
mengatur industri pelayaran. Seluruh kapal Perseroan memiliki manual pencegahan polusi di atas kapal.
Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada bagian “Keselamatan, Kualitasi dan Pemeliharaan” dan pada
Bab IX mengenai “Industri Perkapalan” bagian “Peraturan”.
133
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. PROPERTI
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki properti berikut ini:
Lokasi Dimiliki Oleh Luas Kotor Pengunaan Status
Properti Tanah
JI. Yos Sudarso no 159, Village Buluh Kasap, PT Berlian LajuTanker Tbk 448 m2 Gedung HGB
Sub District Dumai Timur, City Dumai, perkantoran
Province Riau, Indonesia
Cina Insurance Group Building, 20(th) Floor, Gold Bridge Shipping Ltd. 900 sq. ft. Gedung Milik
141 Des Voeux Rd., Central, Hong Kong perkantoran
2(nd) Operation Zone, Beihai Shenshui Port, Beihai New Resources 265 m2 Kantor Milik
Guangxi, Cina Logistics Corporation
Kampung Lubuk Gaung, Sub District Sungai PT Berlian Laju Tanker Tbk 270,000 m2 Tanah HGB
Sembilan, City Dumai, Province Riau,
Indonesia
Dalam kegiatan usaha normalnya, Perseroan melakukan sewa guna usaha (lease) atas operasional
berbagai anak perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2006, tabel berikut ini menjelaskan properti
yang disewa guna usaha oleh Perseroan:
Lokasi Penyewa Periode Luas Penggunaan Sewa Penyedia
Guna Kotor Properti Tahunan Sewa
Usaha Guna Usaha
JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 April 2005 - 743 m2 Kantor USD106.968 PT Dwibina
Jakarta 10160 (10(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Maret 2010 Prima
JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 April 2005 - 372 m2 Kantor USD53.590 PT Dwibina
Jakarta 10160 (11(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Maret 2010 Prima
JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 Februari 2005- 400 m2 Kantor USD72.000 PT Dwibina
Jakarta 10160 (12(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Januari2010 Prima
371 Beach Road, #06-04 GBLT Ship Maret 2004 -
Keypoint, Singapura (199597) Management Pte 1 Maret 2007 9,000 m2. Kantor SD264.000 Sable
Ltd Resources
Pte Ltd
Cina Insurance Group Building, Gold Bridge 1 Januari 2007- 2,500 v Kantor HKD624.000 Masbourne
20(th) Floor, 141 Des Voeux Shipping Ltd 31 Desember 2007 Limited
Road, Central, Hong Kong
9. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH DAN DEVELOPMENT)
Perseroan tidak melakukan penelitian dan pengembangan yang signifikan.
10. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Perseroan tidak memiliki hak paten, lisensi ataupun merek dimana Perseroan sangat bergantung pada
hak paten, lisensi ataupun merek tersebut. Perseroan telah mendaftarkan logo Perseroan sebagai merek
pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada Menteri Hukum dan Hak Assasi Manusia.
Perseroan juga telah mendaftarkan logo anak perusahaan, Gold Bridge Shipping Limited, sebagai suatu
merek pada Kantor Pendaftaraan Merek Hongkong.
134
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
11. PROSPEK USAHA
Armada Kapal Tanker Kimia
Kenaikan permintaan jasa pelayaran secara fundamental datang dari naiknya produksi kimia di seluruh
dunia, khususnya di Asia dan Timur Tengah. Ekspor kimia dari Timur Tengah diproyeksikan naik lebih
dari dua kali dari periode 2007-2011, menciptakan tambahan muatan kargo baru mendekati 20 juta ton
tiap tahun. Secara posisi, Perseron dengan armada tanker kimia kecil terbesar di kawasan intra pasifik,
mendapat banyak keuntungan dari pertumbuhan pesar di Asia dipicu oleh Cina. Sekitar 95% pendapatan
Perseroan datang dari kawasan Asia dan Timur Tengah.
Implementasi regulasi IMO II yang baru akan menciptakan tambahan 30 juta ton permintaan kargo baru
bagi tanker kmia yang setara dengan 20% jumlah kargo normal yang diangkut oleh armada kimia tiap
tahun, menurut proyeksi Inge Steensland (broker kargo tanker kimia). 25 dari 30 juta ton dari permintaan
baru ini harus diangkut oleh tanker kmia kelas IMO II. Kurang dari 28% armada tanker kimia dunia yang
sesuai kelas IMO II, sedangkan seluruh armada kimia BLTA kecuali 4 tanker, sesuai dengan kelas muatan
IMO II.
Order Book Kapal Tanker Kimia
Sumber : Drewry
Di saat yang sama, persediaaan kapal tanker kmia secara relatif terbatas. Ke depan, buku pemesanan
menunjukkan sekitar 18,4 juta DWT tanker kmia baru sedangkan sekitar 8 juta DWT tanker kimia yang
akan berusia 25 tahun kemungkinan harus dimusnahkan. Ini berarti pertumbuhan bersih armada selama
3 tahun ke depan akan berkisar antar 5-16% per tahun. Selain itu, sekitar 59,4% dari total kapasitas
tanker kimia dalam pemesanan adalah tanker produk non IMO II. Hampir 21% dari eksisting tanker kimia
dalam pemesanan diperkirakan akan digunakan untuk kargo minyak, bukan kimia. 27 dari 36 tanker
kimia Perseroan dan seluruh tanker kimia yang dipesan Perseroan adalah kapal canggih dengan tangki
besi baja berspesifikasi IMO II. Maka, kami perkirakan tarif tanker kmia akan tetap meningkat sampai
dengan tahun 2009 dimana keketatan pasar akan menurun secara bertahap.
Tarif Time Charter Kapal Tanker Kimia
Sumber : Drewry
11.9%
20.3%
10.1%
4.0%
17.6%
13.7%
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
2007E 2008E 2009E+
Tonnage ('000 )Dwt
0%
4%
8%
12%
16%
20%
24%
% of existing fleet
IMO II Others IMO II Others
4.000
10.000
16.000
22.000
28.000
34.000
40.000
01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E
US$/ton
IMO 2 stainless 13/14,000 IMO 2 coated 13/14,000IMO 2 stainless 30/32,000 IMO 2 coated 30/32,000
135
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Armada Kapal Tanker Minyak
Konsumsi minyak dunia dari 2000-2006 telah meningkat dengan 1,8% CAGR dan diproyeksikan untuk
tumbuh sekitar 1,6% CAGR dari 2006-2010. Sejakan dengan itu, permintaan atas jasa tanker minyak
juga akan tumbuh sekitar 3,5-4,0% per tahun melihat setengah konsumsi minyak dunia dikirim lewat
armada laut. Hal ini belum memperhitungkan ekspansi ton-miles akibat negara-negara penkonsumsi
minyak telah menyerap sumber-sumber minyak yang terdekat sehingga harus mengimpor tambahan
sumber minyak dari tempat yang lebih jauh. Asia adalah penggerak utama atas permintaan tambahan
minyak, dengan impor sebagian besar datang dari Timur Tengah. Perdagangan kargo terbesar di Asia
ditransportasikan lewat tnaker kelas Handysize dan Aframax. Armada Perseroan memiliki posisi tepat
dan cocok untuk bersaing di pasar segmen ini.
Permintaan Kapal Tanker Minyak Berdasarkan Produk
(dalam ton miles)
Sumber : Drewry
Pemusnahan armada non-double hull tanker dunia (30% armada tanker minyak dunia) akan dimulai
tahun 2010. Namun hal ini diimbangi dengan persediaan kapal tanker minyak baru dengan pertumbuhan
armada sekitar 6,8% per tahun di 2008 dan diperkirakan akan menurun ke 4,2% per tahun pada 2010.
Mendekati periode penghapusan tanker single hull pada 2010, diperkirakan tarif tanker minyak akan
turun secara bertahap sampai tahun 2009 dan akan membaik mulai pertengahan 2009 sampai 2010
dimana pemusnahan armada akan menghapuskan kelebihan tonnasi kapasitas angkut.
Tarif Tanker Minyak
(US$/hari)
Sumber : Drewry
Dinamika pasar untuk tiap sub segmen tanker minyak adalah berbeda-beda. Secara umum, Perseroan
beroperasi di segmen tanker minyak kecil kelas Handy, Suezmax dan Aframax, yang tingkat tarifnya
relatif lebih stabil dan persentase pemusnahan kapalnya diestimasikan lebih tinggi dari segmen yang
lain. Konsensus pasar menyatakan bahwa periode terburuk tanker minyak telah berakhir dan akan ada
perbaikan kondisi yang signifikan setelah tahun 2007, khususnya segmen tanker kecil.
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E
Minyak Mentah Minyak Olahan
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E
VLCCspot rates VLCC period rates Panamax spot ratesPanamax period rates Aframaxspot rates Aframax period ratesSuezmax spot rates Suezmax period rates
136
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Armada Kapal Tanker Gas
Berdasarkan estimasi yang dilakukan Drewry, diperkirakan aktivitas perdagangan armada LPG dunia
tumbuh dengan 4,8% CAGR (2001-2010) dari 67 juta ton menjadi 102,4 juta ton di tahun 2010. Segmen
tanker LPG menyediakan jasa pelayaran untuk menyelasarkan ketidakseimbangan yang terjadi antara
kawasan penghasil dan pengkonsumsi LPG dunia. Timur Tengah, Afrika Barat, dan Afrika Utara merupakan
kawasan dengan kelebihan produksi LPG, sedangkan Asia merupakan kawasan dengan kekurangan
produksi. Hal ini menimbulkan besarnya arus transportasi dari Timur Tengah ke Asia.
Dalam konteks kapasitas angkut armada baru, Perseroan memiliki posisi yang menguntungkan. Seluruh
armada angkut kimia Perseroan berada di segmen ukuran 1.000-5.000 CBK yang jumlah kapasitas
kapal dalam pesanannya paling rendah (6,5%) dibanding armada di kelas ukuran lain, Kare itu, gap
penawaran-permintaan atas kapal di kelas ukuran ini akan stabil. Lebih jauh, buku pesanan kapal tanker
gas di segmen ini juga diproyeksikan stabil sampai tahun 2010. Sebagian besar pesanan Perseroan
adalah di segmen LNG dimana surplus operasi untuk 3 tahun mendatang akan dikompensasi dengan
pemusnahan tanker yang mencapai 11,1% di tahun 2006. Maka untuk segmen ini, diperkirakan kapasitas
angkut akan turun 3,8%.
Tarif Tanker Minyak
(US$/hari)
Sumber : Drewry
Analisa atas arma yang ada memberikan indikasi persentase pemusnahan kapal secara relatif akan
tinggi pada waktu dekat. Tarif TC untuk 4 tahun ke depan diperkirakan akan tetap pada tingkat yang
menguntungkan. Dengan posisi cakupan kontrak yang tepat, tanker gas Perseroan berada pada posisi
yang tepat untuk meraih keuntungan dari kenaikan tarif spot dan tarif TC.
Tarif Time Charter LPG
(US$/bulan)
Sumber : Drewry
0.0%0.5%
2.0%4.0%
0.0%
0.9%
10.0%8.5%
1.9%
15.3%14.8%
7.4%
0.0%
1.2%3.7%
2.8%
0
100
200
300
400
500
2007E 2008E 2009E 2010E
Kapasitas ('000 CBM)
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
% dari kapal yang tersedia
1,000 - 5,000 CBM 5,000 - 8,000 CBM 8,000 - 25,000 CBM> 25,000 CBM 1,000 - 5,000 CBM 5,000 - 8,000 CBM8,000 - 25,000 CBM > 25,000 CBM
100
300
500
700
900
2001 2002 2003 2004 2005 2006E 2007E 2008E 2009E 2010E
22-25,000 f/r 6-8,000 s/r-ethylene 4-6,000 s/r
3-3,500 s/r 3-3,500 pr
137
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
IX. INDUSTRI PERKAPALAN
1. SEKILAS TENTANG INDUSTRI
Berikut ini disajikan laporan sekilas industri yang disusun oleh Drewry berdasarkan penugasan dari
Perseroan dan di terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Drewry Shipping Consultant Ltd adalah
lembaga konsultan independen dalam bidang pelayaran yang berbasis di Inggris.
Informasi dan data yang termuat di bagian ini berhubungan dengan industri jasa angkutan laut bahan
kimia cair, minyak bumi dan gas cair dan disusun berdasarkan hasil riset yang diterbitkan oleh Drewry
pada bulan Maret 2007 dan sumber-sumber lain yang tersedia untuk publik. Drewry telah menyatakan
bahwa laporan ini telah disajikan secara akurat, tergantung pada ketersediaan dan keabsahan data
pendukung informasi statistik dan grafik yang disajikan, metodologi Drewry dalam mengumpulkan informasi
serta data, dan oleh karena itu informasi yang disajikan dalam bagian ini, dapat berbeda dari informasi
dan data yang berasal dari sumber lain, dan bukan merupakan representasi atas seluruh transaksi yang
terjadi dalam industri ini. Drewry merupakan sumber dari semua data yang tercantum di dalam tabel dan
grafik yang disajikan dalam bagian ini, kecuali apabila dinyatakan lain.
Industri perkapalan merupakan sarana perhubungan yang vital dalam perdagangan internasional, dimana
kapal-kapal laut menjadi sarana transportasi besar yang efisien, bahkan acapkali menjadi satu-satunya
sarana transportasi untuk berbagai komoditas dan produk tersebut. Muatan/kargo laut pada umumnya
dikategorikan menjadi kargo basah atau kargo kering. Kargo basah mencakup antara lain minyak bumi,
berbagai produk olahan minyak, gas cair dan bahan kimia cair; sementara kargo kering mencakup antara
lain kargo kering curah (dry bulk cargo), kargo kontainer, kargo non-kontainer dan kargo lain-lain. Pada
tahun 2006, kurang lebih sebesar 3.780 juta ton kargo basah diangkut melalui laut, yang merupakan
45% dari seluruh volume kargo laut. Dari jumlah kargo basah sebesar 3.780 juta ton tersebut, kargo
basah minyak bumi memiliki porsi sebesar 3.411 juta ton, gas cair sebesar 216 juta ton dan bahan kimia
cair sebesar 153 juta ton.
Grafik berikut ini menyajikan rincian kargo laut dunia berdasarkan tipe/jenis kargo (yaitu tipe kargo cair,
kargo curah, kargo kontainer dan kargo non kontainer) sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2006:
Angkutan Laut Dunia (World Seaborne Trade) (dalam juta ton)
Sumber: Drewry
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
Non - container Cargo 438,5 448,0 491,8 547,8 600,1 596,9 607,4 662,1 576,0
Container Cargo 276,0 329,1 437,2 482,2 613,8 638,6 714,7 1.040,6 1.170,0
Total bulks 1.645,5 1.671,6 1.837,4 1.943,6 2.108,5 2.141,6 2.218,8 2.632,0 2.765,0
Total liquids 1.985,5 2.218,1 2.427,1 2.877,0 3.050,7 3.091,8 3.053,9 3.686,0 3.779,0
433,9
252,7
1.603,5
1.975,8
1990 1991
453,8
301,7
1.645,6
1.978,9
1992 1993
450,1
372,8
1.726,5
2.177,1
1994
456,4
409,8
1.829,9
2.391,6
1995 1996 1997
559,1
504,0
1.947,9
3.254,5
1998
571,2
552,2
1.984,8
3.057,1
1999 2000 2001 2002
616,7
821,6
2.340,1
3.281,6
2003
637,0
944,1
2.487,1
3.530,5
2004 2005 2006
138
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Bahan Kimia Cair
Ringkasan
Bahan kimia cair yang diangkut dalam volume sangat besar (bulk/curah) dengan kapal tanker kimia
(chemical tankers) dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 4 (empat) kelompok produk utama,
yaitu: bahan kimia organik; bahan kimia inorganik, minyak hewani dan nabati; dan produk lain-lain.
Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik atau dikenal sebagai petrokimia, dikarakterisasikan sebagai turunan dari produk-
produk petroleum dan berbasis karbon (carbon based). Terdapat 6 (enam) jenis bahan kimia yang menjadi
bahan dasar untuk membuat hampir seluruh industri bahan kimia organik. Enam bahan kimia dasar
tersebut dibagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:
(A) Olefins (1) Ethylene
(2) Propylene
(3) Butadiene
(B) Aromatics (4) Benzene
(5) Toluene
(6) Xylene
Aromatics diproduksi dalam bentuk cairan dan merupakan kelompok kargo yang penting bagi kapal
tanker kimia. Olefins adalah bahan kimia dalam bentuk gas dan ditransportasikan dalam pengangkut
gas khusus (specialised gas carriers). Olefins membutuhkan pemrosesan lebih lanjut sebelum bisa
diangkut dalam kapal tanker kimia parsel (chemical parcel tankers) biasanya dalam bentuk setengah
jadi atau bahan antara/intermediates seperti ethylene glycol dan ethylene dichloride. Sekitar 90% dari
bahan kimia dasar tersebut diperoleh dari produk turunan minyak bumi dan gas alam. Sisanya 10%
diproduksi dari selulosa (cellulose) dan batubara. Hampir semua bahan kimia organik diproduksi dari
kombinasi enam bahan kimia dasar ini.
Bahan kimia dasar (base chemicals) yang diperoleh dari turunan produk minyak bumi dan gas alam
diproduksi dari penyulingan minyak melalui proses yang disebut ‘cracking’. Proses tersebut memisahkan
molekul kompleks turunan minyak bumi dan gas alam tersebut menjadi molekul bahan kimia dasar yang
lebih sederhana.
Turunan petroleum apapun bisa dijadikan bahan baku untuk bahan kimia dasar tersebut, tetapi beberapa
turunan minyak seperti bahan bakar minyak, minyak tanah dan solar sangat tinggi tingkat permintaannya,
sehingga secara umum tidak dipergunakan untuk dibuat menjadi bahan kimia. Gas alam, gas petroleum
cair atau liquid petroleum gas (”LPG”) dan naphtha adalah turunan petroleum yang paling umum
dipergunakan sebagai bahan pengumpan.
Selain itu, terdapat banyak bahan kimia yang bisa dianggap sebagai intermediates, dimana bahan-
bahan tersebut merepresentasikan bahan antara dalam proses mengkonversi bahan kimia dasar menjadi
produk bahan kimia yang siap pakai.
Bahan kimia inorganik, sesuai dengan namanya, berbeda dengan bahan kimia organik, dimana bahan
kimia organik berasal dari mineral, sehingga tidak selalu memiliki struktur karbon. Bahan kimia inorganik
utama mencakup antara lain asam phospat (phosphoric acid), asam sulfat (sulphuric acid) dan soda
caustic.
Minyak nabati dan hewani mencakup produk seperti minyak kelapa sawit dan tallow (turunan produk
lemak hewani). Secara historis, volume produk jenis ini merepresentasikan antara 25% sampai dengan
30% dari total volume perdagangan bahan kimia.
Produk lain-lain mencakup antara lain minyak pelumas dan mollases (produk turunan gula).
139
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tingkat Permintaan Kapal Tanker Kimia
Volume kargo cair yang diangkut dengan kapal tanker kimia berkembang secara konsisten sejak awal
dekade 1980an, didorong terutama oleh pertumbuhan pergerakan bahan kimia organik dan bahan kimia
petrokimia. Dalam periode antara tahun 1980 sampai dengan 2005 rata-rata pertumbuhan angkutan
laut untuk bahan kimia adalah sebesar 4.5%. Secara umum, tingkat permintaan kapasitas kapal tanker
kimia juga berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang sama untuk periode tersebut.
Kargo Laut Bahan Kimia
(Juta ton)
Sumber: Drewry
Sebagaimana halnya dengan komoditas lainnya, terdapat ketidakseimbangan geografis antara daerah
utama produksi dan daerah utama konsumsi. Amerika Serikat dan Eropa keduanya adalah kawasan
utama eksportir dan juga importir bahan kimia, sementara kawasan Timur Tengah merupakan kawasan
eksportir utama dan Asia (termasuk Cina) merupakan kawasan importir utama. Di kawasan Eropa dan
Asia terjadi banyak perdagangan antar kawasan yang memberikan volume pekerjaan secara konsisten
untuk kapal-kapal tanker kimia dengan kapasitas kecil. Arus lalu lintas kargo cair yang cukup besar juga
terjadi di Samudera Atlantik, baik ke arah barat maupun timur. Cina, Asia Tenggara dan Timur Tengah
juga telah mulai menjadi pasar utama untuk bahan-bahan kimia yang diangkut dalam bentuk cairan.
Import Bahan Kimia Organik oleh Cina — ‘000 ton
Sumber: Drewry
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 '00
'02
'04
'06
Organik Non Organik Minyak Nabati Lainnya
13.70014.524
13.680
12.251
10.100
8.362
6.516
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
140
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perdagangan Kimia Antar Asia Tenggara (termasuk Jepang) — ‘000 ton
Sumber: Drewry
Perdagangan Kimia Organik Antara Timur Tengah - Asia Tenggara (termasuk Jepang) - ‘000 ton
Sumber: Drewry
Tingkat permintaan untuk kapal tanker kimia bukan hanya dipengaruhi oleh volume perdagangan, tetapi
juga oleh pola pergerakan geografis. Rute utama untuk pengiriman bahan kimia disajikan pada grafik
berikut ini. Untuk menyesuaikan dengan pola perdagangan, banyak perusahaan besar perkapalan bahan
kimia menawarkan jasa perkapalan ‘liner’, dimana kapal akan berlayar di rute-rute yang sudah ditentukan
sebelumnya dan dengan frekuensi yang telah ditentukan pula.
Alur Utama Perdagangan Bahan Kimia
Sumber: Drewry
0
10.000
20.000
30.000
40.000
Vegetable and animal oils and fats 6.433 7.065
Inorganic 5.089 5.792
Organic 17.198 17.430
3.028
3.537
12.597
2000
3.965
3.756
13.422
2001
3.885
4.703
14.483
2002
5.011
4.840
15.272
2003
6.063
4.671
15.200
2004 2005 2006
7.994
5.023
6.0476.474 6.362 6.356
7.550
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
141
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pasokan Kapal Tanker Kimia
Karena variasi spesifikasi kapal tanker kimia, dimana kapabilitas angkut bergantung pada sertifikasi
kelayakan (certificate of fitness) kapal yang berhubungan dengan pemeringkatan oleh IMO (International
Maritime Organisation) tetapi mengganti pemeringkatan IMO), maka pengelompokan armada kapal
menjadi beberapa kategori menjadi sulit. Pengelompokan armada kapal menjadi lebih sulit lagi karena
perbedaan konvensi yang digunakan untuk mengklasifikasi kapal, terutama untuk kapal yang bisa
membawa baik kargo kategori IMO II maupun kargo kategori IMO III. Oleh karena itu, Drewry telah
menyederhanakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk mendapatkan lima kategori untuk armada kapal
berdasarkan kapasitas fungsionalnya dibandingkan pemeringkatan yang diberikan oleh para
pengklasifikasi kapal, dan juga berdasarkan jenis bahan kimia yang bisa diangkut oleh kapal tanker
tersebut.
• IMO II: Kapal dengan kapasitas IMO II lebih dari 60%, termasuk ruang untuk IMO I, bila ada.
• IMO II/III: Kapal dengan kapasitas IMO II kurang dari 60%, dimana sisa kapasitas diisi dengan IMO
III.
• IMO III DH: Kapal dengan kapasitas IMO III dengan lambung ganda (double hull).
• IMO III Non DH: Kapal dengan kapasitas IMO III tanpa lambung ganda.
• Non IMO: Kapal tanpa kapasitas IMO.
Kapal yang dinyatakan dalam kategori IMO II mampu untuk mengangkut kargo cair yang terdaftar
sebagai bahan kimia kategori II oleh IMO. Pada umumnya bahan kimia kategori II lebih sulit diangkut
daripada kategori III. Sehubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa sejak tanggal 1 Januari
tahun 2007, IMO telah memberlakukan perubahan atas kategori kargo yang menyebabkan penggunaan
kapal tanker kimia yang lebih canggih, dan juga melarang kapal dengan tingkat lebih rendah, terutama
kapal-kapal non IMO untuk beroperasi dalam perdagangan bahan kimia.
Kategori yang disajikan di atas merepresentasikan armada kapal berdasarkan definisi yang paling luas
dan oleh karena itu kategori di atas akan mengikutsertakan kapal-kapal tanker produk yaitu kapal tanker
yang mungkin tidak mengangkut bahan kimia dan produk-produk terkait. Kapal tanker produk adalah
kapal yang lebih sederhana dan dirancang untuk mengangkut kargo seperti bahan bakar minyak.
Sebagian kapal-kapal di dalam armada kapal tanker produk juga berkemampuan untuk mengangkut
bahan kimia yang mudah diangkut (easy chemicals). Kapal-kapal ini merupakan faktor pengubah jumlah
pasokan kapal, dimana mereka akan mudah pindah dari pasar kimia ke pasar produk tergantung kepada
kondisi pasar.
Namun demikian, dampak perubahan jumlah pasokan oleh kapal-kapal tersebut cukup terbatas karena
kebanyakan bahan kimia ditransportasikan dalam volume yang tidak terlalu besar dalam sekali angkut,
sehingga akan menjadi tidak ekonomis apabila diangkut oleh kapal-kapal yang lebih besar. Selain itu,
jenis kimia yang tertera di sertifikat kelayakan (certificate of fitness) untuk kapal-kapal ini juga biasanya
terbatas. Misalnya, walaupun kapal tanker kimia yang murni termasuk kategori IMO II seolah-olah
berkemampuan untuk mengangkut semua kargo kategori IMO II, namun kenyataannya hal ini akan
bergantung pada/ditentukan oleh pelapisan (coating) ruang angkut, perlengkapan kargo di dalam kapal,
jenis kargo terakhir yang diangkut dan besarnya muatan kargo yang akan diangkut, sehingga dalam
banyak kasus, terutama untuk kapal besar yang berkapasitas 30.000 DWT keatas, dimana kapal tanker
kategori IMO II tersebut kemampuan angkutnya untuk jenis bahan kimia sangat terbatas, misalnya hanya
untuk methanol atau soda caustic. Selain itu, suatu kapal yang diperingkat IMO III juga mungkin saja
tidak memiliki kemampuan untuk mengangkut seluruh tipe kargo IMO III dan terbatas hanya untuk
mengangkut beberapa jenis bahan kimia.
Pada umumnya, jumlah tambahan kapal dalam armada mencerminkan pertumbuhan tingkat permintaan
kapal. Pada bulan Maret 2007, berdasarkan definisi seluas-luasnya, jumlah kapal dalam armada yang
tersedia mencapai 3.186 kapal dengan kapasitas total sebesar 63,45 juta DWT. Pada tahun 2001,
armada ini baru memiliki kapasitas total sebesar 44,2 juta DWT, sehingga untuk periode dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2007, besarnya armada telah meningkat sebesar 44%%.
142
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Armada Kapal Tanker Kimia berdasarkan jenis kapal — per bulan Maret 2007
Catatan: CPP = Clean Petroleum Products atau produk petroleum bersih seperti bahan bakar minyak
Sumber: Drewry
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, perlu diperhatikan bahwa tidak semua kapal dalam armada di
atas mengangkut bahan kimia. Pada bulan Juli 2006 diperkirakan hampir 2.075 kapal dengan total
kapasitas 32,9 juta DWT mengangkut bahan kimia dan produk-produk terkait.
Perlu diketahui bahwa sebagian dari kapal-kapal di dalam tabel diatas termasuk kapal tanker produk
dan hal ini berarti bahwa kapal-kapal tanker produk tersebut juga akan dihitung dalam armada kapal
minyak yang akan disajikan dalam tabel belakangan. Kapal-kapal ini tidak bisa dipisahkan dari satu
armada dengan yang lain, karena kapal-kapal ini akan pindah dari sektor satu ke sektor lainnya tergantung
pada kondisi pasar. Namun demikian, pada saat kapal-kapal yang lebih sederhana ini pindah dari sektor
minyak ke sektor bahan kimia, kapal-kapal tersebut hanya akan dapat masuk ke sektor “easy chemicals”
karena kemampuan mereka terbatas pada segmen itu untuk sektor kimia. Secara umum, armada kapal
kimia yang canggih terdiri terutama atas kapal-kapal dengan klasifikasi kargo IMO II dan IMO II/III yang
mengangkut bahan kimia.
Pada masa yang akan datang, pasokan kapal akan dipengaruhi oleh jumlah tonase yang ada dalam
buku order pelanggan. Pada bulan Juli 2006, jumlah buku order kapal tanker kimia (dengan defisini luas)
terdiri atas 751 kapal dengan kapasitas muatan sebesar 18,8 juta DWT, atau sebesar 33% dari besar
armada yang ada. Namun demikian, sekitar 8,6 juta DWT dari buku order tersebut terdiri dari kapal-
kapal tanker produk untuk bahan kimia berkualitas rendah (low grade) dan kapal-kapal tersebut bukan
merupakan pesaing dari kapal-kapal tanker kimia IMO II yang lebih canggih dan dilengkapi dengan
tangki baja nir-karat (stainless steel).
Sebagian besar kapal yang ada dalam buku order akan diselesaikan untuk memperkuat armada pada
akhir tahun 2009.
Buku Order Kapal Tanker Kimia — Maret 2007
Sumber: Drewry
Faktor lain yang akan mempengaruhi jumlah pasokan adalah tingkat pembesituaan kapal (vessel
scrapping) yang dilakukan atas kapal yang sudah mencapai akhir umur ekonomisnya atau karena
keusangan teknologi yang disebabkan oleh perubahan peraturan yang berlaku. Biasanya, kapal tanker
kimia akan beroperasi selama 25-30 tahun sebelum dipensiunkan. Dengan bertambahnya umur kapal
biasanya akan mengakibatkan kapal tersebut menjadi semakin kurang efisien, dimana pengeluaran
untuk perbaikan dan perawatan biasanya semakin membengkak seiring dengan semakin bertambahnya
Ukuran
('000 DWT)
IMO 2
IMO 2 CPP
IMO 2/3
IMO 2/3 CPP
IMO 3 DH
IMO 3 DH CPP
IMO 3 Non DH
IMO 3 Non DH CPP
Non IMO
Total
Jml Dwt
270 868
26 86
74 234
8 19
66 243
13 44
79 224
23 59
98 271
666 2.047
Jml Dwt
312 2.346
12 84
115 881
12 76
53 363
24 166
81 554
29 196
72 487
710 5.153
Jml Dwt
356 5.369
32 485
71 1.014
5 73
30 435
28 430
30 476
15 204
47 722
614 9.208
Jml Dwt
63 1.563
6 140
37 931
1 23
4 107
14 398
15 414
9 255
32 940
181 4.771
Jml Dwt
98 3.464
11 368
44 1.586
6 228
41 1.444
163 5.969
2 67
6 214
65 2.298
436 15.637
Jml Dwt
81 3.624
1 52
11 450
2 87
74 3.472
276 12.748
9 403
13 581
112 5.197
579 26.614
Jml Dwt
1.189 17.233
88 1.214
352 5.095
34 507
268 6.063
518 19.756
216 2.138
95 1509
426 9914
3.186 63.429
1.000-5.000 5.000-10.000 10.000-20.000 20.000-30.000 30.000+ 40.000+ Total
Ukuran
('000 DWT)
IMO 2
IMO 2 CPP
IMO 2/3
IMO 2/3 CPP
IMO 3 DH
IMO 3 DH CPP
IMO 3 Non DH
IMO 3 Non DH CPP
Non IMO
Total
Jml
201
27
0
0
79
95
0
0
35
437
Dwt
2.837
285
0
0
1.531
2.955
0
0
1.429
9.074
Jml
153
6
0
0
77
62
0
0
14
312
Dwt
2.660
62
0
0
2.474
1.657
0
0
566
7.360
Jml
120
6
0
0
45
16
0
0
187
Dwt
2.954
88
0
0
1.703
466
0
0
5.191
0
Jml
47
1
0
0
1
1
0
0
0
50
Dwt
1.655
16
0
0
47
51
0
0
0
1.768
Jml
11
0
0
0
0
0
0
0
0
11
Dwt
387
0
0
0
0
0
0
0
0
387
Jml
3
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Dwt
135
0
0
0
0
0
0
0
0
135
Jml
535
40
0
0
202
174
0
0
49
1.000
Dwt
10.604
452
0
0
5.755
5.1009
0
0
1.995
23.915
2011 2012+ Total2007 2008 2009 2010
143
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
umur kapal. Untuk operator dengan kapal-kapal modern biasanya akan mengalami gangguan (down
time) lebih sedikit dan kemungkinan pengeluaran untuk perawatan pun akan lebih rendah. Profil umur
armada kapal yang ada sekarang disajikan di dalam tabel berikut ini:
10 Pemilik Kapal Tanker Terbesar: Maret 2007
Perusahaan Negara Saat Ini KDP* Total DWT Umur Rata-
rata-rata rata Dwt
Berlian Laju Tanker/Goldbridge Indonesia/HK 37 6 43 516.138 8 12.003
Sinochem & Sinochem - Stolt Cina 23 19 42 264.818 8 6.305
Tatsumi Marine Co. Ltd. Jepang/Singapura 14 5 19 226.474 8 11.920
Hanjin Shipping Co. Ltd. Korea 9 8 17 228.187 8 13.423
Shokuyu - Uyeno - SU Navi. Jepang/Singapura 20 3 23 181.240 8 7.880
Samho Shipping Co. Ltd. Korea 8 10 18 182.681 5 10.149
Tokyo Marine Co. Ltd. * Singapura 16 2 18 151.406 7 8.411
Odfjell Singapore Pte. Ltd. * Singapura 13 0 13 144.751 5 11.135
Koyo Kaiun Asia Pte. Ltd. Singapura 14 1 15 143.637 5 9.576
Stolt-Nielsen Pte. Ltd. * Singapura 14 0 14 138.437 11 9.888
Total Armada 168 54 222 2.177.769 8 9.810
*KDP: Kapal Dalam Pembangunan
Sumber: Drewry
Pasar Sewa (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)
Perjanjian sewa kapal tanker kimia dibuat berdasarkan praktek umum yang berlaku di pasar kapal tanker,
dengan beberapa variasi. Kargo diangkut berdasarkan pelayaran tunggal (single voyage) atau sewa
spot charter , time charter (termasuk bareboat charter), perjalanan sambungan (consecutive voyages)
dan contracts of affreightment („COAs“).
Persyaratan dan kondisi umum yang bisa ditemukan dalam berbagai tipe kontrak tersebut disajikan di
bawah ini:
• Bareboat charter biasanya dilakukan untuk penggunaan kapal untuk jangka waktu yang lama,
umumnya sampai dengan beberapa tahun. Dalam hal ini, semua biaya perjalanan terkait, termasuk
untuk bahan bakar kapal, jasa pelabuhan dan biaya operasional kapal, seperti biaya operasional
sehari-hari, biaya perawatan, biaya awak kapal dan asuransi kapal, semuanya dibebankan kepada
penyewa kapal. Pemilik kapal akan menerima biaya sewa bulanan dengan basis perhitungan harian
dan hanya bertanggung jawab untuk biaya modal yang terkait atas kapal bersangkutan.
• Time Charter biasanya dilakukan untuk penggunaan kapal untuk jangka waktu berkisar antara hanya
untuk beberapa bulan sampai dengan beberapa tahun, atau untuk pelayaran antara posisi
pengangkutan dan pengangkutan kembali yang sudah spesifik, atau dikenal sebagai trip charter.
Pihak penyewa kapal akan membayar semua biaya pelayaran terkait. Pemilik kapal akan menerima
pembayaran biaya sewa bulanan dengan basis perhitungan harian dan bertanggung jawab atas
semua biaya pengoperasian kapal dan biaya modal kapal.
• Sewa pelayaran tunggal (single voyage charter) dilakukan untuk pengangkutan jumlah dan jenis
kargo yang spesifik berdasarkan pelabuhan-muat dan pelabuhan-bongkar, sesuai dengan berbagai
persyaratan dan kondisi penanganan (handling) kargo yang telah ditentukan. Kebanyakan dari
charter semacam ini bersifat pelayaran tunggal atau spot voyage, dimana pola perdagangan yang
terjadi tidak mendukung pelayaran perdagangan ulang-alik (round voyage trading). Pemilik kapal
akan menerima pembayaran sekali berdasarkan perkalian berat kargo yang dimuat ke kapal dengan
uang tambang (freight rate) yang telah disepakati sesuai dengan tarif uang tambang per ton kargo.
Pemilik kapal bertanggung jawab atas semua biaya pengeluaran termasuk biaya pelayaran, biaya
operasional dan biaya modal kapal.
• Contract of affreightment, atau COA, dilakukan untuk pengangkutan beberapa kargo yang berbeda
namun untuk rute pelayaran yang sama sehingga kontrak ini memungkinkan pemegang COA untuk
menunjuk beberapa kapal yang berbeda untuk menjalankan pelayarannya masing-masing. Pada
dasarnya, kontrak ini terdiri atas beberapa charter pelayaran untuk mengangkut sejumlah kargo
yang sudah disepakati selama masa berlakunya COA tersebut, biasanya untuk beberapa tahun.
Seluruh biaya pengoperasian, biaya pelayaran dan biaya modal menjadi beban dari pemilik kapal.
Tarif uang tambang (freight rate) umumnya disepakati dengan basis perhitungan per ton kargo.
144
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Sekitar 50% dari seluruh jasa angkutan bahan kimia dilakukan berdasarkan COA, sementara pasar
spot mencakup sekitar 35% sampai dengan 40%. Sisanya terdiri atas berbagai kontrak charter lainnya
dan kargo diangkut dalam volume tonase yang diatur oleh para eksportir dan importir. Untuk angkutan
laut bahan kimia berjarak pendek, kontrak-kontraknya biasanya berlaku sampai dengan 1 (satu) tahun,
tetapi untuk jasa angkutan laut bahan kimia berjarak jauh, komitmennya lebih sering berjangka waktu 2
(dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun, dimana persyaratan komersialnya diperbaharui setiap tahun. Di
pasar angkutan kapal tanker kimia, tingkat pelaporan informasi rinci transaksi lebih jarang dilakukan
dibandingkan dengan pasar kapal tanker minyak. Selain itu, terkadang tidak dapat dilakukan penentuan
tarif bulanan untuk suatu jenis kargo untuk suatu rute yang spesifik, karena penentuannya (fixing) sering
dilakukan secara sporadis dan seringkali juga sudah diatur dalam suatu kontrak bisnis.
Mengingat hal-hal tersebut diatas, penilaian tren tarif untuk pasar uang tambang disusun berdasarkan
sejumlah kecil rute dimana terdapat volume tetap yang dapat memberikan dasar perhitungan yang berarti.
Rute-rute tersebut merepresentasikan indikator tolok ukur keadaan pasar tersebut secara keseluruhan
dan secara umum dianggap sebagai panduan yang dapat diandalkan terhadap tren yang berlaku. Rute-
rute yang dipergunakan untuk analisa ini adalah sebagai berikut:
• Rute Transatlantik arah barat (Rotterdam ke Houston)
• Rute Transatlantik arah timur (Houston ke Rotterdam).
Tarif Spot Kimia — Rute Transatlantik arah Timur $/ton — Volume Kargo
Sumber: Drewry
Di paruh kedua dekade 1990an tarif spot untuk semua rute utama bahan kimia mengalami penurunan,
dimana tingkat pertumbuhan pasokan jumlah kapal terjadi lebih cepat dibandingkan tingkat pertumbuhan
permintaan jumlah kapal. Situasi ini terhenti pada tahun 2000 dan untuk selanjutnya tarif untuk semua
rute utama mengalami kenaikan didukung oleh kondisi pasar yang kondusif, dimana terjadi pertumbuhan
tingkat permintaan yang kuat sedangkan pasokan jumlah kapal tidak bertambah secepat tingkat
permintaan tersebut. Tarif untuk kargo Transalantik arah timur mengalami sedikit penurunan akhir-akhir
ini karena terjadinya penurunan ekspor produk dari teluk Amerika Serikat karena gangguan pasokan
yang diakibatkan oleh badai-badai yang terjadi pada tahun 2005.
20
30
40
50
60
70
96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07
US
$ T
on
ne
2.500 tonnes 5.000 tonnes
145
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tarif Spot Kimia — Rute Transatlantik arah Barat $/ton — Volume Kargo
Sumber: Drewry
Pasar time charter kapal tanker kimia tidak terlalu aktif, terutama untuk jenis IMO II/III, karena kapal-
kapal ini biasanya dibuat oleh para pemiliknya untuk kebutuhan armada inti mereka. Walaupun demikian,
indikasi tarif menunjukkan korelasi terhadap pasar spot, dan oleh sebab itu menunjukkan tren peningkatan
dari tahun 2003 seiring dengan membaiknya kondisi pasar yang kemudian sedikit menurun pada akhir
tahun 2006.
Tarif Time Charter Kapal Tanker Kimia — IMO II Stainless Steel
Sumber: Drewry
Harga Kapal
Karena jumlah kapal dalam armada relatif tidak besar maka tingkat harga pembangunan kapal baru
hanya dapat dianggap sebagai suatu indikasi. Selain itu, perbedaan kompleksitas tiap-tiap kapal dengan
ukuran yang sama akan menyebabkan perbedaan harga yang signifikan.
Walaupun demikian, terlihat bahwa harga pembangunan kapal baru untuk kapal tanker kimia kecil telah
meningkat secara signifikan sejak tahun 2003, didorong oleh kombinasi kekurangan ruang berlabuh dan
tingginya harga bahan baku yang dialami oleh galangan-galangan kapal, terutama harga baja.
10
20
30
40
50
60
70
96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07
US
$ T
on
ne
2.500 tonnes 5.000 tonnes
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 1Q 07
US
$ P
er
Da
y
IMO 26.000 dwt IMO 29.000 dwt IMO 212.000 dwt
146
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kapal Tanker Kimia Stainless Steel IMO II — Harga Produksi Baru (USD juta)
Sumber: Drewry
Kegiatan penjualan di pasar kapal bekas sangat sporadis, sehingga penilaian atas harga hanya merupakan
indikasi. Meskipun demikian, kombinasi dari semakin berkembangnya pasar, meningkatnya tarif uang
tambang dan meningkatnya harga pembuatan kapal baru telah mendorong harga kapal tanker kimia
menjadi lebih tinggi, seperti bisa dilihat pada grafik berikut ini:
Harga Kapal Tanker Kimia IMO II Bekas — Kapal Berumur 5 Tahun (USD juta)
Sumber: Drewry
Pengiriman dengan Kapal Tanker Minyak
Ringkasan
Transportasi laut internasional minyak dan produk-produk penyulingan petroleum didorong oleh kebutuhan
untuk memindahkan produk dari titik produksi ke titik konsumsi. Pada tahun 2006, sekitar 53% dari
produksi minyak dunia ditransportasikan melalui laut, dengan pelayaran yang berasal dari berbagai
zona produksi seperti disajikan di peta berikut ini:
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
'01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07
US
$ M
illio
n
5.000-6.000 dwt 8.000-9.000 dwt
5
10
15
20
'01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07
US
$ M
illio
n
5.000-6.000 DWT 8.000-9.000 DWT
147
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perdagangan Utama Minyak Melalui Laut
Source: Drewry
Ada dua jenis operator utama kapal tanker yang menyediakan jasa angkutan laut internasional untuk
transportasi minyak mentah dan produk penyulingan petroleum, yaitu: perusahaan minyak terintegrasi
yang memiliki armada kapal sendiri (baik sebagai badan usaha milik negara maupun perusahaan swasta)
dan pemilik-pemilik kapal independen. Kedua jenis operator mentransportasikan minyak berdasarkan
kontrak jangka pendek (termasuk spot charter pelayaran tunggal atau single-voyage spot charters) dan
charter jangka panjang dengan perusahaan minyak, pedagang (trader) minyak dan produk petroleum,
serta agen-agen pemerintah. Perusahaan-perusahaan minyak menggunakan armada mereka tidak hanya
untuk mengangkut minyak milik mereka, tetapi juga untuk mengangkut minyak untuk para pihak penyewa
independen, sehingga perusahaan-perusahaan minyak ini berkompetisi secara langsung dengan para
pemilik kapal independen dan para operator dalam pasar sewa kapal tanker.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pembuat undang-undang (regulator) dan penyewa kapal telah
meningkatkan perhatian mereka terhadap keamanan dan pengamanan lingkungan, sehingga telah terjadi
pergerakan yang signifikan dan berkesinambungan dalam industri kapal tanker menuju kapal berkualitas
lebih tinggi dan pengoperasian yang berkualitas lebih baik. Secara historis industri kapal tanker minyak
telah lama dipandang sebagai pasar komoditas dengan sedikit pembedaan antara kapal dan para pemilik,
namun sejak awal dekade 1990an industri tersebut mulai berubah. Kecelakaan Exxon Valdez pada
tahun 1989 mengakibatkan dimulainya regulasi industri yang lebih ketat dan ketentuan yang lebih tinggi
terhadap perlindungan terhadap lingkungan melalui peraturan perundang-undangan dan hukum.
Ketentuan tersebut termasuk protokol Oil Pollution Act (”OPA”) yang diberlakukan oleh IMO dan prosedur-
prosedur yang diberlakukan oleh berbagai asosiasi klasifikasi kapal, yang mensyaratkan konstruksi,
perawatan, perbaikan dan pengoperasian kapal tanker dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu,
perusahaan-perusahaan minyak yang bertindak sebagai penyewa (charterer), perusahaan perkapalan
lain, para penerima pengiriman minyak dan operator-operator terminal juga semakin selektif dalam memilih
kapal tanker, dimana mereka secara periodik memeriksa dan menilai kapal-kapal, para pemiliknya serta
para operatornya.
Walaupun perubahan-perubahan peraturan tersebut telah mengakibatkan meningkatnya biaya dan potensi
pertanggungjawaban para pemilik dan operator kapal, peraturan baru itu telah menjadikan rintangan
masuknya bagi para pemain baru ke industri dan meneguhkan keunggulan para pemilik dan operator
armada kapal yang memiliki kualitas tinggi. Perusahaan-perusahaan minyak secara berkesinambungan
menginspeksi kapal-kapal dan memonitor para pemilik dan operator kapal independen untuk kepatuhan
atas standard kualitas dan keamanan perusahaan minyak terkait. Peraturan yang lebih ketat, peningkatan
atas kualitas dan perlindungan lingkungan, semua faktor tersebut akan mempercepat keusangan kapal-
kapal tanker tua yang berkualitas rendah dan memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan-
perusahaan yang memiliki sistem manajemen berkualitas tinggi dan mengoperasikan kapal-kapal tanker
modern.
148
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tingkat Permintaan Kapal Tanker
Tingkat permintaan kapal-kapal tanker minyak terutama ditentukan oleh volume minyak mentah dan
produk-produk penyulingan minyak yang ditransportasikan dan jarak transportasinya. Tingkat permintaan
tanker biasanya dinyatakan dalam satuan ton-mil dan dihitung sebagai hasil dari volume minyak yang
diangkut (dalam satuan metrik ton) dikalikan dengan jarak tempuh pelayaran (dihitung dalam mil). Salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan kapal tanker adalah volume permintaan minyak mentah
dan produk-produk petroleum, disamping pola pergerakan geografisnya. Adapun tingkat permintaan
atas minyak mentah dan produk petroleum dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya
kondisi umum perekonomian (termasuk peningkatan dan penurunan produksi berbagai industri), harga
minyak, pertimbangan tentang lingkungan, kondisi cuaca dan persaingan dari sumber energi alternatif.
Tabel berikut ini menyajikan informasi permintaan minyak mentah tahunan di tiap kawasan ataupun
negara sebagaimana tertera di dalam tabel untuk periode antara tahun 2000 sampai dengan tahun
2005.
Konsumsi Minyak Dunia
(juta barel per hari)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*
Amerika Utara 24,0 24,0 24,1 24,5 25,3 25,5 25,4
Eropa 15,1 15,3 15,3 15,4 15,6 15,5 15,5
Pasifik 8,6 8,7 8,6 8,7 8,5 8,6 8,5
Total OECD 47,8 47,9 48,0 48,7 49,5 49,7 49,4
Pecahan Uni Soviet 3,6 3,7 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
Eropa 0,7 0,8 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
Cina 4,8 4,7 5,0 5,6 6,4 6,6 7,0
Asia (kecuali Cina) 7,3 7,6 7,9 8,1 8,6 8,8 8,9
Amerika Latin 4,9 4,9 4,8 4,7 4,9 5,0 5,2
Timur Tengah 4,7 5,2 5,4 5,4 5,8 6,1 6,5
Afrika 2,4 2,6 2,7 2,7 2,8 2,9 3,0
Total Non-OECD 28,5 29,4 30,0 30,7 32,7 34,1 35,1
Total Konsumsi Dunia 76,2 77,3 78,0 79,4 82,2 83,6 84,6
Sumber: Drewry — dari sumber lainnya
Tingkat permintaan minyak secara umum telah mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan untuk
dekade terakhir. Seperti dapat dilihat di tabel di bawah ini, faktor pendorong utama pertumbuhan tingkat
permintaan minyak dunia adalah meningkatnya tingkat permintaan dari negara-negara Asia, terutama
Cina.
Pertumbuhan Tingkat Permintaan Dunia 2003 sampai dengan 2005
(juta barel per hari)
Source: Drewry
149
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tren musiman juga mempengaruhi tingkat konsumsi minyak dunia dan selanjutnya mempengaruhi tingkat
permintaan tanker minyak. Sementara tren konsumsi bervariasi tergantung musim, puncak permintaan
tanker minyak seringkali mendahului puncak konsumsi minyak musiman, dimana para penyuling minyak
dan pemasok minyak telah mengantisipasi permintaan konsumen. Puncak musiman permintaan minyak
secara garis besar bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori: (i) peningkatan permintaan minyak sebelum
musim dingin belahan Utara dunia, dimana konsumsi minyak untuk pemanas meningkat; dan (ii)
peningkatan permintaan minyak sebelum musim panas di Amerika Serikat, dimana banyak konsumen
akan mengemudikan kendaraan bermotor. Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai rata-rata
produksi minyak mentah tahunan untuk setiap kawasan ataupun negara yang tertera dalam tabel untuk
periode dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006.
Produksi minyak dunia pada tahun 2006 meningkat sebesar kurang lebih 1,2%, menjadi 85,5 juta barel
per hari dari tingkat produksi tahun 2005 sebesar 84,5 juta barel per hari. Produksi minyak OECD mencapai
sebesar 20,0 juta barel per hari.
Produksi Minyak Dunia
(juta barel per hari)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*
Amerika Utara 14,30 14,36 14,50 14,61 14,58 14,09 14,21
Eropa 6.,8 6,67 6,61 6,34 6,10 5,61 5,30
Pasifik 0,84 0,79 0,76 0,65 0,58 0,58 0,56
Total OECD 21,92 21,81 21,88 21,59 21,25 20,28 20,08
Pecahan Uni Soviet 7,92 8,56 9,37 10,31 11,22 11,64 12,07
Eropa 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17 0,16 0,15
Cina 3,23 3,30 3,39 3,41 3,48 3,62 3,70
Asia (kecuali Cina) 2,28 2,33 2,50 2,62 2,76 2,68 2,70
Amerika Latin 3,77 3,78 3,90 4,00 4,07 4,30 4,48
Timur Tengah 1,99 2,17 2,10 1,99 1,89 1,86 1,75
Afrika 2,83 2,79 2,98 3,07 3,43 3,72 4,03
Kelebihan Proses 1,72 1,74 1,76 1,80 1,83 1,86 1,90
Total Non-OPEC 45,84 46,66 48,05 49,01 50,10 50,23 51,00
Minyak mentah OPEC 27,92 27,04 25,08 26,77 29,06 29,76 29,76
Natural Gas Liquids 2,88 3,07 3,47 3,90 3,91 4,46 4,69
Total OPEC 30,80 30,11 28,55 30,66 32,97 34,23 34,45
Total Suplai 76,64 76,78 76,60 79,67 83,07 84,46 85,45
* Perkiraan
Sumber: Drewry yang diperoleh dari sumber-sumber industri perminyakan
Pada tahun-tahun belakangan ini, Asia telah menjadi sumber utama kenaikan permintaan minyak, yang
mana permintaan tersebut dipenuhi oleh sumber-sumber tradisional seperti Timur Tengah. Produksi
dan ekspor dari Timur Tengah secara historis mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan
kapasitas kapal tanker, dan oleh sebab itu memiliki pengaruh yang sama terhadap uang tambang untuk
kapal tanker, karena jarak tempuh pelayaran yang relatif panjang antara sumber suplai dan pelabuhan
tujuan. Ekspor minyak dari wilayah pelayaran jarak pendek, seperti Amerika Latin dan Laut Utara,
menempuh pelayaran yang singkat menuju pelabuhan negara-negara konsumen, sehingga jarak
tempuhnya menjadi singkat dibandingkan dengan ekspor dari Timur Tengah. Oleh sebab itu, produksi
minyak dari wilayah pelayaran pendek memiliki pengaruh lebih kecil terhadap permintaan atas kapal
tanker besar, tetapi lebih mempunyai pengaruh terhadap permintaan kapal Handy, Panamax dan Aframax.
Volume minyak yang diangkut melalui laut setiap tahun merefleksikan perubahan konsumsi dan produksi
minyak dunia. Pergerakan minyak mentah angkutan laut pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 2,3
miliar ton, kurang lebih 14% lebih tinggi dibandingkan tahun 1999, menurut statistik masing-masing
negara. Dalam hal produk-produk penyulingan minyak, jumlah volume pergerakan pada tahun 2006
mencapai sekitar 1,15 miliar tons (termasuk perdagangan antar kawasan), yang merepresentasikan
peningkatan sebesar 45% sejak tahun 1999, menurut statistic masing-masing negara. Grafik berikut ini
menyajikan pergerakan minyak dan produk penyulingan petroleum melalui angkutan laut (dalam jutaan
ton) sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 2006.
150
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pergerakan Minyak Angkutan Laut
(juta ton)
Source: Drewry
Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai permintaan ton-mil atas tanker pengangkut minyak
mentah sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2006.
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*
Perdagangan Minyak Mentah (mt) 1.549 1.802 2.115 1.971 1.888 1.884 1.888 2.014 2.126 2.218 2.264
Perdagangan Produk (mt) 635 814 873 806 867 905 849 936 1.060 1.110 1.147
Total Perdagangan (mt) 2.184 2.616 2.988 2.777 2.755 2.789 2.737 2.950 3.186 3.328 3.411
Permintaan Ton Mil-Minyak
Mentah (miliar ton mil) 6.316 6.936 6.734 6.765 7.220 7.528 7.140 7.814 8.504 8.873 9.054
Permintaan Ton Mil-Produk
(miliar ton mil) 1.485 1.587 1.465 1.569 1.583 1.733 1.572 1.853 2.226 2.331 2.409
Total Permintaan Ton Mil
(miliar ton mil) 7.801 8.523 8.199 8.334 8.803 9.261 8.712 9.667 10.730 11.204 11.463
* Perkiraan
Sumber: Drewry
Pasokan Kapal Tanker
Armada tanker minyak secara umum dapat dipisahkan menjadi 5 (lima) klasifikasi kapal berdasarkan
kapasitas angkut. Selain itu, armada tanker juga dapat dibedakan antara minyak mentah atau bahan
bakar sisa minyak atau residual fuel oil (juga dikenal sebagai produk minyak ‘kotor’ atau dirty products),
dan tanker produk yang mengangkut produk penyulingan petroleum (atau dikenal sebagai produk minyak
‘bersih’ atau clean products) seperti bahan bakar minyak, bahan bakar jet, minyak tanah, naphtha dan
minyak gas. Tanker produk tidak memiliki klasifikasi kapal yang terpisah, tetapi teridentifikasi berdasarkan
berbagai faktor, termasuk faktor teknis dan sejarah angkutan. Walaupun kapal tanker bisa dipergunakan
untuk mengangkut produk minyak kotor, tetapi biasanya kapal tidak berganti muatan dari kargo bersih
ke kargo kotor, karena tangki kapal tersebut harus dibersihkan sebelum dipergunakan untuk mengangkut
kargo jenis yang berbeda dari jenis kargo yang diangkut sebelumnya. Agar bisa memperoleh keuntungan
skala ekonomis, untuk mengangkut minyak mentah para penyewa kapal tanker biasanya akan menyewa
kapal yang terbesar yang bisa mereka sewa, dengan mempertimbangkan batasan ukuran pelabuhan
dan kanal, serta ukuran lot kargo yang optimal. Tipe utama kapal tanker adalah sebagai berikut:
• Tanker tipe VLCC (Very Large Crude Carrier), dengan kapasitas kargo minyak diatas 200.000 DWT.
Tanker VLCC memiliki persentase pangsa angkut minyak mentah yang paling besar, biasanya untuk
pelayaran jarak jauh, walaupun keterbatasan pelabuhan akan membatasi rute pelayaran tanker
tipe ini. Tanker VLCC biasanya melayani rute pelayaran jarak jauh dari Timur Tengah ke Asia,
Eropa dan Teluk Amerika Serikat ataupun kepulauan Karibia. Kapal diatas 320.000 DWT biasanya
dikenal sebagai tipe Ultra Large Crude Carrier, atau disingkat ULCC. Per bulan Juli 2006, hanya 9
kapal saja yang memenuhi spesifikasi sebagai ULCC, oleh karena itu sampai saat ini ULCC masih
dihitung sebagai bagian dari armada VLCC.
• Tanker Suezmax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih antara 120.000 DWT sampai
dengan 200.000 DWT. Tanker Suezmax melayari berbagai macam rute minyak mentah, namun
biasanya dari Afrika Barat ke Amerika Serikat, Teluk Meksiko, kepulauan Karibia atau Eropa, di
dalam kawasan Mediterania ataupun didalam kawasan Asia.
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06
Minyak Mentah Bahan Bakar Minyak
151
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
• Tanker Aframax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih 80.000 DWT sampai dengan
120.000 DWT. Tanker Aframax dipergunakan untuk rute pelayaran niaga dengan jarak lebih pendek,
biasanya di Barat Laut Eropa, kepulauan Karibia, kawasan Mediterania dan Asia.
• Tanker Panamax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih 50.000 DWT sampai dengan
80.000 DWT. Tanker Panamax biasa dipergunakan untuk rute pelayaran niaga yang spesifik, biasanya
memanfaatkan batasan pelabuhan terhadap kapal-kapal yang lebih besar untuk kawasan seperti
Amerika Utara dan Amerika Selatan dan biasanya melayani rute pelayaran niaga di kawasan-kawasan
pasar tersebut.
• Tanker Handy, terdiri dari tanker Handysize dan tanker Handymax, dengan kapasitas angkut kargo
lebih kecil dari 50.000 DWT tetapi lebih dari 10.000 DWT. Tanker Handy melayani berbagai rute
pelayaran regional dengan mengangkut produk penyulingan petroleum dan minyak mentah pada
rute-rute niaga yang tidak cocok untuk kapal-kapal lebih besar. Walaupun pada umumnya kapal-
kapal yang lebih besar, seperti ukuran Aframax keatas biasanya hanya mengangkut minyak mentah,
beberapa tanker besar tersebut berkapasitas untuk mengangkut produk penyulingan petroleum
dan bahkan beberapa bahan kimia. Oleh karena itu, beberapa kapal ini akan diperhitungkan sebagai
bagian dari armada bahan kimia. Namun tanker Handy mengangkut mayoritas dari produk
penyulingan petroleum dengan pangsa angkut lebih dari 90% dari kapal-kapal dengan kisaran ukuran
ini yang mengangkut produk bersih.
Pasokan tanker dihitung dengan satuan DWT. Pasokan kapasitas tanker dihitung berdasarkan umur
dan ukuran dari armada kapal dunia yang ada sekarang, jumlah kapal yang sedang dipesan atau kapal
yang baru dibangun dan dikurangi jumlah kapal yang dihilangkan dari armada tersebut karena peraturan
internasional dan karena dibesituakan (scrapping). Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
jumlah pasokan kapal tanker untuk jangka pendek mencakup antara lain jumlah kapal yang melayani
perniagaan minyak (kapal yang berkemampuan mengangkut kargo basah dan kering) dan jumlah kapal
tanker yang berada dalam penyimpanan, dok kering (drydock), menunggu perbaikan, kapal yang tidak
bisa dipakai atau tidak diijinkan untuk berlayar (out of commission) atau jumlah ”lay-up” dan/atau “total
inactivity”.
Tabel berikut ini menyajikan armada tanker minyak dunia berdasarkan DWT untuk periode yang tertera
di dalam tabel:
Armada Tanker Minyak
Ukuran (dwt) 10-50,000 50-80,000 80-120,000 120-200,000 200,000+ Total
Periode Akhir No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt
2001 890 27.214 274 17.492 535 51.484 269 39.314 419 122.773 2.387 258.278
2002 893 27.688 266 17.082 550 53.358 280 41.277 422 123.140 2.411 262.543
2003 880 27.886 266 17.296 596 58.846 293 43.475 431 125.143 2.466 272.646
2004 908 29.468 289 19.093 627 62.493 309 46.085 457 133.018 2.590 290.157
2005 905 29.600 325 21.600 667 67.200 329 49.500 476 139.100 2.702 307.000
2006 845 28.800 367 24.400 704 71.500 350 52.700 483 141.300 2.749 318.800
Maret 2007 830 28.400 377 25.100 711 72.400 353 53.200 490 143.500 2.761 322.600
Sumber: Drewry
Tabel berikut ini menyajikan buku order untuk tanker minyak berdasarkan tahun kontrak pengiriman dan
DWT.
Buku Order Tanker Minyak — per Maret 2007
* hanya tanker minyak mentah dan tanker produk.
Sumber: Drewry
Ukuran
(‘000 dwt) Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt
Oct-50 75 3.079 70 3.149 66 3.022 23 1.102 2 98 0 0 236 10.450 36.9%
50-80 73 4.778 66 4.088 70 4.438 36 1.94 0 0 0 0 245 15.244 60.8%
80-120 50 5.491 69 7.549 96 10.584 37 4.136 2 215 0 0 254 27.975 38.7%
120-200 20 3.214 22 3.461 54 8.496 27 4.273 2 300 0 0 125 19.744 37.1%
200-320 25 7.585 35 10.619 61 18.778 37 11.25 5 1.495 2 600 165 50.327 35.7%
> 320 2 640 3 960 5 1.600 2 640 0 0 0 0 12 3.840 39.6%
Total 245 24.786 265 29.827 352 46.918 162 23.342 11 2.108 2 600 1.037 127.580 39.6%
2011 2012 Total %
Armada
2007 2008 2009 2010
152
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Dengan semakin bertambahnya umur tanker, sejumlah kapal akan dibesituakan (scrapped) karena kapal-
kapal tersebut sudah menjadi tidak ekonomis untuk dioperasikan atau dilarang beroperasi karena hukum
lingkungan yang secara efektif membatasi umur perniagaan tanker dengan lambung tunggal (single
hull). Di beberapa tahun belakangan ini, sebagian besar tanker minyak yang telah dibesituakan berumur
antara 25 tahun sampai dengan 30 tahun.
Para pemilik kapal seringkali memutuskan bahwa lebih ekonomis untuk membesituakan kapal yang
telah melewati umur ekonomisnya dibandingkan meningkatkan spesifikasi kapal tersebut untuk memenuhi
ketentuan kelas kapal tersebut. Suatu kapal dinyatakan layak atau “in-class” apabila para surveyor dari
masyarakat klasifikasi kapal (classification society) memutuskan bahwa kapal tersebut telah memenuhi
standar dan peraturan masyarakat klasifikasi terkait. Para konsumen, perusahaan asuransi dan pelaku
industri menggunakan survei dan metode klasifikasi untuk mendapatkan jaminan yang memadai mengenai
kelayakan laut (seaworthiness) suatu kapal dan kapal yang dimaksud harus disertifikasikan sebagai in-
class untuk bisa terus melaksanakan kegiatan pelayaran niaga dan diizinkan untuk berlabuh di seluruh
penjuru dunia.
Dalam banyak kasus, terutama sewaktu suatu kapal tanker telah mencapai umur 25 tahun, biaya untuk
melakukan survei khusus dan melaksanakan perbaikan terkait, seperti penggantian plat baja untuk
mempertahankan kesesuaian kelas kapal tersebut kemungkinan besar sudah tidak ekonomis lagi. Selain
itu, menurut revisi Marpol (the IMO International Convention for the Prevention of Pollution from Ships,
1973, yang di rubah oleh the Protocol of 1978 (MARPOL 73/78)). Peraturan 13G dari peraturan tersebut
menyebutkan bahwa, penggunaan tanker berlambung tunggal harus dihentikan atau kapal berlambung
tunggal tersebut harus dikonversikan menjadi kapal berlambung ganda per tanggal-tanggal yang sudah
ditentukan oleh revisi peraturan tersebut. Namun demikian, peraturan tersebut masih mengizinkan negara
bendera (flag state) dari suatu kapal untuk memperbolehkan pengoperasian tanker kategori 2 (tanker
minyak berukuran 20.000 DWT atau lebih untuk mengangkut minyak mentah, bahan bakar minyak (fuel
oil), bahan bakar disel berat (heavy diesel oil) atau minyak pelumas sebagai kargo muatan dan untuk
kapal berukuran 30.000 DWT atau lebih untuk mengangkut minyak selain dari tipe yang sudah disebutkan
diatas) atau tanker kategori 3 (kapal tanker berukuran 5.000 DWT atau lebih tapi lebih kecil dari ukuran
spesifikasi tanker kategori 2) melampaui tanggal pemberhentiannya, sesuai dengan jadual, tergantung
dari hasil skema penilaian kondisi atau Condition Assessment Scheme yang memuaskan. Namun
demikian, pengoperasian kapal berlambung tunggal tersebut tidak boleh melampaui hari ulang tahun
penyerahan kapal dimaksud pada tahun 2015 atau tanggal dimana kapal dimaksud mencapai umur 25
tahun setelah tanggal penyerahannya, yang mana yang lebih dahulu.
Grafik berikut ini menyajikan profil umur armada tanker dunia per bulan Juli 2006. Rata-rata umur tanker
minyak yang beroperasi adalah 11 tahun.
Profil umur Armada Tanker Minyak Dunia — per Maret 2007
Sumber: Drewry
Meskipun perubahan-perubahan peraturan akan terjadi, masih ada potensi penggunaan kapal tanker
berlambung tunggal, bersisi ganda (double side) ataupun berdasar ganda (double bottom) melampaui
tahun 2010, dimana ada fleksibilitas yang diberikan IMO untuk pengecualian bendera dan negara —
seperti halnya terhadap Singapura dan Jepang. Selain itu, masih ada fleksibilitas untuk pengiriman
pasar dalam negeri, dimana batasan bendera dan cabotage dapat memberikan jangka waktu kegunaan
yang lebih panjang untuk kapal-kapal berlambung tunggal.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
<=76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12+-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Fleet: mdwt (left) Orderbook: mdwt (left) Fleet: number of vessels (right) Orderbook: number of vessels (right)
153
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pasar Penyewaan (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)
Tanker minyak dipergunakan di pasar melalui beberapa pilihan metode penyewaan atau charter.
Worldscale adalah referensi standar industri tanker untuk memperhitungkan uang tambang (freight rates)
dan memang bertujuan untuk membuat kegiatan perniagaan tanker menjadi lebih cepat, lebih mudah
dan lebih fleksibel.
Worldscale dipergunakan karena fleksibilitas yang diberikannya kepada perniagaan minyak. Minyak
merupakan komoditas yang cukup homogen, dimana kualitasnya tidak terlalu bervariasi dan relatif mudah
untuk ditransportasikan dengan beberapa metode. Hal ini, ditambah dengan volatilitas pasar minyak
dunia, menyebabkan kargo minyak bisa diperjual belikan beberapa kali selama masih berada di laut.
Oleh karena itu pemilik kargo memerlukan fleksilibilitas sehubungan dengan pembongkaran (discharge)
muatan. Apabila perlengkapan tanker diberi harga dengan metode yang sama seperti perlengkapan
kapal kargo kering maka ini mengharuskan pemilik kapal untuk memperhitungkan masing-masing
angkutan secara terpisah untuk tiap-tiap titik pembongkaran yang berbeda. Worldscale memberikan
solusi terhadap masalah tersebut dengan memberikan serangkai tarif nominal yang dirancang untuk
memberikan penghasilan harian yang sama tanpa dipengaruhi oleh titik pembongkaran.
TCE, atau time charter equivalent (ekuivalen sewa berdasarkan waktu) adalah angka yang
memperhitungkan potensi pendapatan dari setiap pelayaran berdasarkan tarif yang ditentukan oleh
Worldscale. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tarif Worldscale ditentukan dan kemudian dapat
dikonversikan menjadi dolar per ton kargo. Perhitungan suatu pelayaran kemudian dilaksanakan dengan
memperhitungkan juga semua pengeluaran (biaya pelabuhan, bunker dan komisi) dari pendapatan kotor.
Ini kemudian menyisakan laba bersih yang kemudian dibagi dengan total jumlah hari pelayaran (termasuk
di laut dan di pelabuhan) untuk memperoleh angka TCE harian.
Tarif charter kapal tanker dan nilai kapal untuk semua kapal tanker sangat dipengaruhi oleh tingkat
pasokan dan permintaan atas kapal tanker. Perubahan kecil pada tingkat utilisasi tanker secara historis
mengakibatkan fluktuasi yang relatif besar terhadap tarif charter tanker VLCC, sedangkan dampak
terhadap fluktuasi tarif charter tanker jenis Suezmax, Aframax dan Panamax lebih moderat, dan terhadap
pasar tanker jenis Handy dampak fluktuasi tarif charternya paling kecil dibandingkan pasar seluruh tanker.
Secara umum segmen pasar tanker Handy memang lebih stabil dibandingkan dengan segmen pasar
tanker lainnya karena kapal jenis ini mengangkut terutama produk penyulingan petroleum yang tingkat
volatilitasnya jauh leibh rendah dibandingkan dengan pasar minyak mentah.
Secara umum, uang tambang penyewaan berjangka (time charter) cenderung lebih stabil dibandingkan
uang tambang pasar segera atau spot karena time charter merefleksikan kondisi dimana kapal terkait
sudah terikat untuk jangka waktu yang lebih panjang. Di pasar spot, tarif akan mencerminkan kondisi
pasokan dan permintaan kapal dan oleh sebab itu cenderung lebih rentan terhadap volatilitas.
Dalam periode dua tahun terakhir, tarif untuk semua jenis tanker minyak telah meningkat cukup tajam,
merefleksikan kondisi tingginya tingkat permintaan minyak dan meningkatnya pergerakan minyak melalui
lalu lintas laut telah menimbulkan bertambahnya permintaan atas kapasitas kapal tanker. Hal ini telah
menyebabkan terjadinya keseimbangan yang lebih sempit antara permintaan dan pasokan kapal. Sebagai
akibatnya, selisih jumlah kapal yang tersedia untuk mengangkut minyak dibandingkan jumlah minyak
yang harus diangkut menjadi lebih kecil karena meningkatnya permintaan minyak telah menggunakan
sebagian kelebihan kapasitas yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
154
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tarif Uang Tambang TCE Tanker Minyak — USD/Hari
Sumber: Drewry
Tarif uang tambang time charter biasanya akan mengikuti tren umum yang dibentuk oleh pasar segera
atau spot, walaupun tarif uang tambang untuk time charter memang cenderung lebih stabil. Volatilitas
tarif uang tambang biasanya lebih tinggi untuk kapal-kapal berukuran besar, terutama tipe VLCC dan
Suezmax. Oleh sebab itu, pendapatan untuk tanker berukuran lebih kecil cenderung akan lebih stabil.
Tarif Uang Tambang Time Charter Tanker Minyak — USD/Day
Sumber: Drewry
Harga Kapal
Tarif uang tambang (freight rates) tanker yang lebih tinggi telah mendorong pemesanan kapal baru
dalam jumlah yang signifikan dalam periode 18 bulan terakhir dan kondisi yang sama dapat dilihat di
berbagai sektor perkapalan lainnya, yaitu kapal curah kering (dry bulk) dan kapal kontainer. Selain itu,
tingkat permintaan pembangunan kapal baru untuk tanker pengangkutan LNG maupun kapal berkategori
spesialisasi lainnya juga cukup kuat.
Sebagai akibatnya, ketersediaan tempat pembangunan kapal untuk penyerahan sebelum akhir tahun
2009 menjadi langka dan setelah stagnan selama beberapa lama harga pembangunan kapal baru telah
meningkat secara signifikan dikarenakan tingginya tingkat permintaan, kurangnya ruang pembangunan
kapal dan meningkatnya biaya bahan baku, terutama harga baja. Melemahnya nilai dolar Amerika Serikat
juga turut mendorong meningkatnya harga pembangunan kapal baru, dimana galangan-galangan kapal
melindungi dirinya terhadap tambahan pembebanan biaya valas. Tren untuk harga indikatif pembangunan
kapal baru untuk berbagai jenis tanker minyak disajikan di grafik berikut ini:
155
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Harga Pembangunan Kapal Tanker Minyak Baru dalam USD Juta
Sumber: Drewry
Peningkatan tajam terhadap harga pembangunan kapal baru dan kekuatan di pasar charter kapal juga
telah mendorong kenaikan harga kapal di pasar kapal bekas.
Grafik dibawah ini menyajikan pergerakan harga (dalam USD juta) untuk kapal tanker minyak bekas
(berumur 5 tahun) sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2006.
Harga Tanker Minyak Bekas dalam USD juta — Kapal Umur 5 Tahun
(kecuali tipe Panamax, untuk kapal umur 10 tahun)
Sumber: Drewry
Dengan tingginya tingkat pendapatan kapal dan kelangkaan fasilitas pembangunan kapal baru, permintaan
untuk kapal tanker minyak untuk pengadaan segera selama ini dipenuhi di harga premium. Dalam
kasus tertentu, pasar juga telah sempat mengalami kenaikan harga untuk kapal tanker minyak berumur
5 tahun sedemikian rupa sehingga harga kapal bekas tersebut menjadi lebih mahal dibandingkan harga
kapal baru.
Liquefied Petroleum Gas (LPG)
Pendahuluan
Pasar kapal pengangkut LPG menyediakan jasa transportasi yang seyogyanya menyeimbangkan kawasan
produsen utama LPG, amonia dan gas petrokimia dengan kawasan konsumen utamanya di dunia.
0
20
40
60
80
100
120
140
'99
'00
'01
'02
'03
'04
'05
'06
'07
Handy Panamax Aframax Suezmax VLCC
Handy Panamax Aframax Suezmax VLCC
0
20
40
60
80
100
120
140
'99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 '07
156
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tingkat Permintaan LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG): LPG diproduksi sebagai produk sampingan dari produksi gas alam
atau proses penyulingan minyak mentah. LPG yang diangkut sebagai kargo dalam kapal pengangkut
gas biasanya adalah jenis propane dan butane (termasuk n-Butane and i-Butane). Kegunaan utama
LPG jenis ini adalah di kawasan residensial dan komersial sebagai bahan pemanas dan pemasak, sebagai
bahan bakar transportasi dan sebagai bahan baku (feedstock) untuk produksi petrokimia.
Produksi LPG terbagi atas lokasi geografis yang lebih beragam dibandingkan produksi minyak yang
disebabkan karena adanya sebagian besar proporsi pasokan LPG berasal dari penyulingan minyak
(selain LPG yang diproduksi dari ladang minyak dan gas, baik yang terasosiasi maupun yang tidak
terasosiasi). Hanya kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Barat yang memiliki surplus LPG
yang signifikan dan kawasan-kawasan tersebut menjadi area pemuatan paling penting untuk kapal
pengangkut gas besar, walaupun kawasan-kawasan tersebut secara relatif tidak begitu berarti untuk
armada kapal pengangkut gas kecil.
Pasokan dan Permintaan LPG
(‘000 ton)
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Produksi
Amerika Utara 56.005 57.220 58.256 57.898 58.679 60.220 57.427 57.200 55.181 56.831 51.790
Asia 20.698 22.213 24.679 25.480 28.248 32.260 34.684 36.723 39.266 40.836 43.433
Timur Tengah 33.978 34.038 33.831 34.113 34.396 35.122 35.787 35.993 36.766 37.960 39.565
Eropa 23.997 24.627 25.099 25.742 25.106 26.039 27.263 27.348 28.896 28.145 28.255
Amerika Selatan 11.055 11.273 11.606 12.096 12.807 13.129 13.821 14.171 14.344 15.093 15.932
Afrika 8.332 8.941 10.095 11.378 13.104 14.396 15.151 15.485 14.936 14.893 15.582
Pecahan Uni Soviet 5.788 5.499 5.535 5.420 6.409 7.052 8.379 9.397 9.771 10.786 11.602
Amerika Tengah 8.587 8.487 7.426 7.864 8.207 8.236 8.393 8.527 8.920 9.044 8.865
Australasia 2.670 3.087 3.457 3.241 3.318 3.395 3.463 3.685 3.459 3.491 3.422
Total Dunia 171.110 175.385 179.984 183.232 190.274 199.849 204.368 208.529 211.539 217.079 218.716
% perubahan 4,2% 2,5% 2,6% 1,8% 3,8% 5,0% 2,3% 2,0% 1,4% 2,6% 0.4%
Konsumsi
Asia 41.257 44.004 45.975 47.144 51.515 54.385 56656 60.719 63.283 65.437 68.784
Amerika Utara 54.392 57.546 58.124 58.334 60.060 58.421 54.654 57.370 56.073 58.652 56.036
Eropa 27.225 27.531 28.015 28.997 28.406 29.943 30.138 29.860 30.127 29.837 30.518
Amerika Selatan 12.342 12.968 13.445 14.147 14.422 14.866 14.754 14.322 13.713 14.048 14.323
Timur Tengah 8.237 8.437 9.316 9.405 10.196 12.165 14.879 15.882 14.506 13.826 13.888
Amerika Tengah 9.526 10.062 10.347 11.043 11.722 12.568 12.216 12.437 12.037 12.303 12.037
Pecahan Uni Soviet 5.657 5.125 4.890 4.686 4.971 6.389 7.144 7.996 8.026 8.308 9.155
Afrika 5.318 5.487 5.790 6.135 6.649 6.961 7.170 7.544 7.850 8.179 8.489
Australasia 2.188 2.229 2.227 2.317 2.371 2.411 2.099 2.078 2.085 2.074 2.056
Total Dunia 166.142 173.389 178.129 182.208 190.312 198.109 199.710 208.208 207.700 212.664 215.230
% perubahan 3,6% 4,4% 2,7% 2,3% 4,4% 4,1% 0,8% 4,3% (0,2)% 2,4% 0.4%
Sumber: dari berbagai sumber industri
Jepang merupakan importir LPG terbesar di dunia, tetapi Cina, India dan Amerika Serikat beberapa
tahun belakangan ini telah menjadi pasar LPG yang sangat berkembang. Eropa secara keseluruhan
memiliki keseimbangan yang cukup baik antara pasokan dan permintaan tetapi ketidakseimbangan di
dalam kawasan itu sendiri menciptakan peluang bagi pasar kapal kecil. Perniagaan di dalam kawasan
Asia juga memberikan peluang yang cukup signifikan untuk armada kapal LPG bertekanan (LPG
pressurized fleet).
Amonia: Amonia diproduksi dari sintesa gas dan hidrokarbon. Produksi amonia sangat tergantung pada
ketersediaan gas, yang merupakan 80% dari kapasitas saat ini. Sebagian besar amonia (85% sampai
dengan 90%) dipergunakan untuk memproduksi pupuk, yang mana produk utamanya merupakan amonia
sulfat, amonia nitrat, urea (kering) dan amonia nitrat cair. Amonia juga dapat digunakan untuk produksi
asam nitrat, bahan peledak, serat nilon dan plastik urethane.
157
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Kargo amonia mencapai sampai dengan seperlima dari seluruh kargo gas yang diangkut oleh kapal gas,
dan merupakan kargo yang sangat penting untuk kapal gas tipe Mgc dan Lgc. Negara-negara pecahan
Uni Soviet (pelabuhan Laut Hitam di Yuzhnyy dan Negara-negara kawasan Baltik), Teluk Arab, Trinidad,
Tobago dan Indonesia merupakan sumber ekspor amonia melalui perniagaan laut. Sementara Amerika
Serikat, Eropa, India dan juga Afrika Utara dan Korea merupakan kawasan pengimpor utama.
Gas Petrokimia: Ethylene, propylene dan butadiene merupakan anggota penting dari kelompok olefin
yang digunakan untuk memproduksi sejumlah besar bahan kimia setengah jadi dan produk akhir. Vinyl
chloride monomer (”VCM”) adalah gas klorinasi yang terutama digunakan dalam pembuatan plastik.
VCM diproduksi melalui proses oksiklorinasi yang dilakukan terhadap ethylene untuk memproduksi
ethylene dichloride, yang kemudian menghasilkan VCM.
Kapasitas Ethylene
(‘000 ton)
Kapasitas % Eropa Eropa Timur Amerika Amerika Asia
Dunia Perubahan Barat Timur / Tengah / Latin Utara Pasifik
Pecahan Afrika
Uni Soviet
1998 91.014 6,3% 20.785 7.467 6.327 3.452 31.126 21.857
1999 94.016 3,3% 21.147 7.337 6.612 3.456 31.715 23.749
2000 100.799 7,2% 21.788 7.265 8.582 3.918 33.742 25.504
2001 107.036 6,2% 23.219 7.517 9.404 4.338 35.421 27.137
2002 109.434 2,2% 23.541 7.417 9.982 4.338 35.830 28.326
2003 110.778 1,2% 24.063 7.582 11.012 4.363 34.412 29.346
2004 112.906 1,9% 23.957 8.137 11.217 4.386 35.114 30.095
2005 117.330 3,9% 24.443 8.452 12.357 4.939 35.543 31.597
% total 100,0% 20,8% 7,2% 10,5% 4,2% 30,3% 26,9%
Sumber: dari berbagai sumber industri
Ethylene kemudian dipolimerisasi menjadi high density polyethylene (”HDPE”), low density polyethylene
(”LDPE”) dan linear density polyethylene (”LLDPE”), yang selanjutnya dipergunakan untuk bungkusan
plastik, botol, kontainer dan peralatan rumah tangga. Ethylene juga bisa diproses menjadi ethylene
glycol yang dipergunakan untuk material anti-pembekuan (anti-freeze). Ethylene juga digunakan dengan
benzene untuk memproduksi polystyrene. Propylene di polimerisasi menjadi polypropylene yang
digunakan untuk memproduksi komponen mobil, peralatan rumah tangga, serat karpet, bungkus kabel,
pipa, pelapisan (coating) dan kontainer. Butadiene dicampur dengan styrene untuk meproduksi karet
styrene butadiene rubber (”SBR”), yang digunakan untuk memproduksi ban. Ethylene juga dipergunakan
dalam membuat resin acrylonitrile-butadiene-styrene (”ABS”), yang dapat dipergunakan dalam
perlengkapan mobil, bungkusan dan peralatan olah raga. VCM pun dipergunakan untuk memproduksi
PVC (polyvinyl chloride), yang dipergunakan dalam berbagai variasi produk plastik.
Tingkat permintaan untuk kapal pengangkut LPG didorong terutama oleh tingkat permintaan LPG, amonia
dan gas petrokimia di negara-negara yang tidak memiliki pasokan dalam negeri yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan konsumsinya. Pengangkutan gas petrokimia terutama didorong oleh konsumen
dan industri yang memerlukan produk-produk yang dihasilkan dari gas petrokimia, seperti plastik/polymer,
produk berbasis sintetik, tekstil, bahan-bahan kimia dan karet. Sedangkan LPG merupakan gas terasosiasi
dengan minyak, yang diproduksi sebagai produk sampingan minyak mentah dan gas alam dan
dipergunakan terutama untuk transportasi, pemakaian untuk pemanasan dan memasak residensial dan
komersial dan sebagai bahan baku (feedstock) untuk memproduksi petrokimia. Dengan meningkatnya
produksi minyak mentah dan gas alam, volume LPG juga diperkirakan meningkat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator terbaik terhadap perubahan tingkat permintaan
transportasi gas lewat laut. Namun demikian, meningkatnya produksi minyak mentah dan gas alam
yang mengakibatkan naiknya volume LPG dan meningkatnya kegiatan perniagaan juga dapat
mengakibatkan meningkatnya permintaan untuk transportasi gas lewat laut.
Setelah melalui periode perkembangan perniagaan yang agak lambat pada awal dekade ini, perniagaan
telah berkembang dengan pesat sejak tahun 2003. Pulihnya ekspor LPG dari Timur Tengah, meningkatnya
impor amonia oleh Amerika Serikat dan meningkatnya perdagangan gas petrokimia merupakan faktor-
faktor utama yang mendukung pertumbuhan perniagaan sejak tahun 2003.
158
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Perniagaan LPG Lewat Laut (Juta Ton)
Sumber: Drewry
LPG, amonia dan gas petrokimia masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perniagaan
masing-masing gas juga dilaksanakan di kawasan-kawasan tertentu tergantung pada kondisi infrastruktur
dan tingkat permintaan oleh industri pada kawasan terkait. Tiap jenis gas, kegunaannya dan pola
perniagaannya dijelaskan pada paragraf berikut.
Pola perniagaan gas petrokimia mengikuti pola ekonomi dan bisa menjadi sangat tidak beraturan karena
pembukaan dan penutupan pabrik petrokimia dan menciptakan ataupun meniadakan rute perniagaan
dalam waktu yang sangat cepat. Umumnya, dimana teridentifikasi lokasi yang memerlukan impor secara
regular maka pabrik baru akan segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya
pada tahap awal akan memproduksi dalam jumlah lebih sehingga harus diekspor. Namun demikian,
ketidakseimbangan jangka panjang akan menyebabkan ethylene dan propylene dari Samudera Atlantik
akan menyebrang samudera tersebut ke arah Timur sedangkan arus pergerakan butadiene akan bergerak
ke arah berlawanan sehingga akan menciptakan peluang kargo ulang alik. Pasar VCM juga
mengidentifikasikan sejumlah besar kargo menyebrangi Samudera Pasifik dari Amerika Serikat ke Asia.
Penumpukan kapasitas produksi ethylene di Timur Tengah beberapa tahun belakangan ini (lihat tabel)
telah menguntungkan bagi pelayaran niaga dimana tingkat permintaan di kawasan itu sendiri tidak tinggi
dan kelebihan produk di angkut ke Asia dan Eropa, bahkan juga ke Amerika. Kebanyakan perniagaan
gas petrokimia relatif terjadi untuk jarak angkut yang pendek di dalam kawasan masing-masing, tetapi
hal tersebut memberikan peluang pekerjaan yang baik (terutama di Eropa dan Asia).
Pasokan Kapal Pengangkut LPG
Kapal pengangkut LPG pada umumnya dikenal sebagai kapal yang bisa mengangkut gas petroleum cair
seperti propane dan butane, amonia dan gas petrokimia. Namun demikian, hanya sedikit kapal pengangkut
LPG yang bisa mengangkut amonia dan beberapa jenis gas petrokimia seperti ethylene dan VCM yang
mempunyai karakteristik yang memerlukan penambahan perlengkapan/peralatan ataupun fitur desain
tambahan.
Armada LPG dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan metode liquefaction:
• Kapal tekanan penuh atau fully-pressurised (pr) carriers, yang mencairkan kargonya pada temperatur
dibawah tekanan tinggi yang mencapai sampai dengan 17 bar (kg/cm2), yang biasanya merupakan
kapal kecil dengan ukuran di bawah 8.000 CBM. Kebanyakan kapal-kapal jenis ini ukurannya lebih
kecil dari 5.000 CBM.
• Kapal setengah pendingin atau semi-refrigerated (s/r) carriers, yang mencairkan kargonya dengan
kombinasi tekanan dan temperatur dingin, dimana temperaturnya bisa mencapai serendah -487
derajat Celsius dan tekanannya bisa mencapai 9 bar (kg/cm2). Beberapa kapal s/r dengan fasilitas
gasnya bisa mendinginkan kargo mereka lebih rendah lagi mencapai -1.047 derajat Celsius dan
dikenal sebagai kapal pengangkut ethylene. Kebanyakan kapal s/r berukuran kurang dari 23.000
CBM.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06
LPG Ammonia Pet Chem Gases
159
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
• Kapal pendingin penuh atau fully-refrigerated (f/r) carriers, bisa mencairkan kargonya pada atau
dibawah temperatur dimana kargo tersebut mendidih sampai ke temperature serendah kurang lebih
-487 derajat Celsius pada tekanan atmosfir dengan menggunakan kompresor kapal. Kapal-kapal
ini biasanya berukuran lebih besar dari 17.000 CBM dan kebanyakan bahkan berukuran lebih dari
70.000 CBM, dan beberapa dari kapal ini juga berkemampuan untuk mengangkut produk petroleum
bersih seperti naphtha. Armada kapal f/r biasanya juga dibagi menjadi tiga segmen: Mgc (20.000-
50.000 CBM), Lgc (50.000-70,000 CBM) dan Vlgc (> 70.000 CBM).
Armada Kapal Pengangkut LPG — Per Juli 2006
(‘000 CBM) 1-5 5-8 8-25 25-70 70+ Total Pertumbuhan
Akhir Periode Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM %
1996 479 1.091 86 526 101 1.454 54 2.333 87 6.707 807 12.110 4,1
1997 483 1.106 93 572 102 1.479 57 2.437 89 6.865 824 12.459 2,9
1998 497 1.147 95 582 106 1.535 58 2.462 89 6.865 845 12.591 1,1
1999 509 1.183 102 624 108 1.560 58 2.469 92 7.106 869 12.942 2,8
2000 509 1.190 109 670 113 1.658 57 2.416 97 7.503 885 13.437 3,8
2001 518 1.221 118 731 112 1.649 56 2.390 104 8.068 908 14.059 4,6
2002 524 1.233 121 757 116 1.690 53 2.218 103 8.016 917 13.914 -1,0
2003 525 1.232 119 746 121 1.732 55 2.384 106 8.290 926 14.384 3,4
2004 526 1.232 117 734 123 1.772 58 2.551 104 8.151 928 14.440 0,4
2005 524 1.224 116 729 122 1.752 62 2.744 104 8.156 928 14.604 1,1
2006 538 1.256 123 767 125 1.795 66 2.900 109 8.569 961 15.289 4.7
Mar 2007 542 1.272 129 801 127 1.807 69 3.005 109 8.551 976 15.436 1.0
* Source: Drewry
Armada kapal pengankut LPG per Maret 2007 terdiri atas 976 kapal dengan kapasitas gabungan sebesar
15.46 juta CBM. Keterbatasan pertumbuhan armada tersebut untuk periode dua tahun terakhir telah
menjadi penyebab utama terjadinya pertumbuhan yang kuat untuk permintaan pasar segmen ini.
Buku order per Maret 2007 untuk kapal pengangkut LPG mencapai 193 kapal dengan kapasitas gabungan
sebesar 7,0 juta CBM. Dalam hal kapasitas, maka ini merepresentasikan 45,5% dari seluruh armada
yang ada sekarang.
Buku Order LPG dan Jadual Penyerahan — Per Maret 2007
Sumber: Drewry
Besarnya pembesituaan kapal secara historis tidak menjadi faktor signifikan terhadap berkurangnya
besar armada karena transportasi gas lewat laut merupakan industri yang relatif baru dan kapal-kapal
didesain untuk bertahan sampai lebih dari 30 tahun dengan perawatan yang layak. Selain itu, kapal-
kapal yang canggih ditambah dengan peraturan ketat mengenai keamanan dan pengoperasian telah
menciptakan halangan yang tinggi bagi pemain industri baru untuk masuk dan juga telah menciptakan
catatan keselamatan yang sangat baik. Oleh karena itu, umur saja tidak bisa menjadi faktor diskualifikasi
pengoperasian. Rata-rata umur kapal pengangkut LPG yang masih beroperasi adalah sekitar 17 tahun.
Ukuran
(‘000 cu.m) Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m
1 - 5 17 56 8 28 3 11 0 0 0 0 0 0 28 94 7.4%
5 - 12 19 139 30 225 8 70 1 10 0 0 0 0 58 444 32.9%
12 - 25 3 56 7 144 12 245 3 55 0 0 0 0 25 499 39.8%
25 - 50 6 216 2 70 5 175 0 0 0 0 0 0 13 461 31.5%
50 - 70 0 0 6 359 0 0 0 0 0 0 0 0 6 359 23.3%
70+ 10 824 27 2.203 20 1.632 6 498 0 0 0 0 63 5.157 60.3%
Total 55 1.291 80 3.030 48 2.132 10 563 0 0 0 0 193 7.016 45.5%
2011 2012 Total %
Armada
2007 2008 2009 2010
160
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Profil Umur Armada LPG — Maret 2007
Sumber: Drewry
Namun demikian, kapal pengangkut gas senantiasa menghadapi batasan dalam peraturan yang semakin
ketat dari para regulator, pelabuhan dan penyewa. Dimana sebelumnya 30 tahun dianggap sebagai
umur ekonomis yang bisa diterima untuk kapal pengangkut gas, tetapi sekarang kapal-kapal yang sudah
berumur lebih tua dari 20 tahun sekarang semakin sering ditolak oleh para penyewa (charterer) dan
pihak berwenang pelabuhan. Oleh sebab itu, pembesituaan kapal pengangkut LPG meningkat antara
tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, dimana para pemilik kapal telah memutuskan untuk
membesituakan kapal-kapal mereka yang dibangun pada dekade 1970an. Meningkatnya uang tambang
telah menyebabkan menurunnya lagi kegiatan pembesituaan ke tingkat minimal.
Beberapa tahun terakhir ini tren kepemilikan armada LPG menunjukkan kecenderungan para pemilik
kapal untuk tidak lagi memiliki armada LPG yang terdiversifikasi, tetapi para pemilik kapal menjadi lebih
terfokus pada segmen tertentu.
Banyak pemilik kapal yang telah menempatkan kapal-kapal mereka ke pool kapal, dengan bentuk
kerjasama marketing oleh beberapa pemilik kapal, dimana hal ini meningkatkan fleksibilitas dan
mengoptimalisasi tingkat utilisasi kapal dan keuntungan.
Pasar Sewa (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)
Dibandingkan dengan pasar tanker minyak, time charter dan COA merupakan kekuatan utama pergerakan
kargo dan kesepakatan pooling menjadi semakin berarti.
Grafik berikut ini menyajikan spot rate untuk LPG dalam satuan dolar Amerika Serikat per ton untuk
periode-periode yang tertera di grafik tersebut.
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
77 80 83 86 89 92 95 98 01 04 07 10+
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Orderbook: '000 cu.m (left)
Fleet: '000 cu.m (left)
Orderbook: number of vessels (right)
Fleet: number of vessels (right)
161
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Spot Rate LPG — USD per ton
Sumber: Drewry
Grafik berikut ini menyajikan tarif time charter LPG dalam satuan dolar Amerika Serikat per bulan untuk
periode-periode yang tertera di dalam grafik tersebut.
Tarif Time Charter LPG
(USD per bulan)
Sumber: Drewry
Harga Kapal
Meningkatnya freight rate di sektor LPG telah merangsang pemesanan kapal baru dalam jumlah besar
untuk periode dua tahun terakhir dan kondisi yang sama juga terjadi untuk sektor perkapalan lainnya.
20
70
120
170
220
270
320
'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06
US
$ T
on
ne
LPG 2,000t SEA - FE Ethylene 4,000t SEA-NEW
120.000
220.000
320.000
420.000
520.000
620.000
720.000
96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07
US
$ P
er
Day
3-3,500 s/r 4-6,000 s/r 6-8,000 ethylene 12-15,000 s/r
162
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Harga Pembangunan Baru Kapal Pengangkut LPG
(USD juta)
Sumber: Drewry
Sebagai akibat dari hal tersebut, ketersediaan galangan kapal pembangunan kapal baru untuk penyerahan
sebelum akhir tahun 2009 menjadi langka dan harga pembangunan kapal baru untuk semua jenis kapal
telah meningkat secara signifikan, didorong kombinasi meningkatnya tingkat permintaan, kelangkaan
fasilitas pembangunan kapal baru dan meningkatnya harga bahan baku, terutama harga baja.
Harga kapal baru untuk tipe kapal pengangkut LPG bertekanan (pressurised LPG) ukuran 3.500 CBM
telah meningkat dari harga USD8 juta pada tahun 2002 menjadi USD15 juta di tahun 2007 sedangkan
harga untuk kapal ethylene berukuran 7.500 CBM telah meningkat dari USD20 juta pada tahun 2006
menjadi USD35 pada tahun 2007. Peningkatan tajam harga kapal baru dan kuatnya pasar charter kapal
juga telah mempengaruhi harga kapal bekas.
Harga Kapal Pengangkut LPG Bekas — USD juta — Kapal Berumur 10 Tahun
Sumber: Drewry
2. REGULASI
Organisasi Pelayaran Internasional (The International Maritime Organisation)
Kode Manajemen Keselamatan International (The International Safety Management Code)
Kegiatan utama Perseroan dipengaruhi oleh persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam The
International Management Code for the Safe Operation of Ships and for Pollution Prevention (“ISM
Code”) yang ditetapkan oleh the International Maritime Organisation (“IMO”). ISM Code mensyaratkan
Perusahaan, yang didefinisikan sebagai pemilik kapal atau setiap orang, seperti manajer atau penyewa
kapal kosong (bareboat charterer) yang bertanggung jawab atas pengoperasian kapal untuk
5
15
25
35
'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 Mar-07
US
$ M
illio
n
3.500 Pressurised 7.500 Ethylene
5
15
25
35
'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 Mar-07
US
$ M
illi
on
3.500 Pressurised 7.500 Ethylene
163
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
mengembangkan, mengimplementasi dan menjaga sistem manajemen keselamatan secara menyeluruh,
baik didarat atau pada saat melaut, yang meliputi antara lain, ketaatan atas kebijakan keselamatan dan
perlindungan terhadap lingkungan sesuai dengan peraturan internasional dan wilayah bendera kapal
yang berlaku; dan prosedur untuk menyiapkan dan menanggapi kejadian darurat. Perseroan bergantung
dan tetap akan bergantung pada manajemen keselamatan yang telah dibangun oleh Perseroan dan
para manajer tehniknya.
ISM Code juga mensyaratkan para manajer kapal untuk memperoleh sertifikasi manajemen keselamatan
atas setiap kapal yang diawakinya dari organisasi yang berwenang sesuai dengan bendera kapal setelah
proses verifikasi kepatuhan yang dilakukan oleh auditor eksternal diatas kapal. Di Singapura, Otoritas
Pelabuhan dan Pelayaran (the Maritime and Port Authority) telah mengotorisasi sembilan kelompok
klasifikasi untuk melakukan audit ISM Code dan sertifikasi. Sertifikat ini menunjukan bukti atas kepatuhan
manajemen kapal terhadap persyaratan kode-kode sistem manajemen keselamatan. Tidak ada kapal
yang dapat memperoleh sertifikat manajemen keselamatan kecuali manajernya menerima dokumen
kepatuhan, yang dikeluarkan oleh negara sesuai dengan bendera kapal, dibawah ISM Code.
Ketidakpatuhan terhadap ISM Code dan konvensi-konvensi IMO lain sebagai berikut dapat menyebabkan
meningkatnya kewajiban pemilik kapal atau penyewa kapal (bareboat charterer) yang pada gilirannya
akan mengurangi ketersediaan asuransi terhadap kapal yang bersangkutan dan akan mengakibatkan
penolakan akses ke, atau penahanan di pelabuhan. Semua kapal Perseroan patuh terhadap ISM Code
dan konvensi-konvensi IMO yang berlaku.
Peraturan-peraturan IMO
The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (“MARPOL”)
MARPOL adalah konvensi internasional pokok yang meliputi pencegahan terhadap polusi yang disebabkan
oleh operasi kapal dan kecelakaan. Konvensi ini pertama diadopsi oleh IMO pada tanggal 2 Nopember
1973 dan setelah itu telah dimutakhirkan dengan amandemen-amandemen. Konvensi ini mencakup
polusi karena tumpahan minyak, bahan kimia, benda berbahaya dalam kemasan, limbah, sampah, ballast
dan emisi gas. Kecuali kapal dalam ukuran sangat kecil, kapal yang berlayar di perairan internasional
harus membawa sertifikat internasional yang berlaku dan diterima di pelabuhan asing sebagai bukti sah
bahwa kapal tersebut memenuhi persyaratan MAPOL. Apabila ada alasan jelas untuk mempercayai
bahwas kondisi kapal dan perlengkapannya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dalam sertifikat
tersebut, atau apabila kapal tidak membawa sertifikat yang berlaku, pihak yang berwenang untuk
melakukan inspeksi dapat menahan kapal sampai pihak berwenang tersebut yakin bahwa kapal dapat
melanjutkan pelayarannya tanpa ancaman kerusakan terhadap lingkungan perairan. Lebih lanjut lagi,
pemilik kapal wajib membayar biaya atas tindakan-tindakan yang diambil untuk menghilangkan atau
mengurangi kontaminasi akibat polusi.
Dengan diberlakukannya Protokol MARPOL 1978, MARPOL memasukkan peraturan mengenai sub-
divisi dan stabilitas yang dirancang untuk memastikan bahwa, pada setiap kondisi bermuatan, kapal
dapat bertahan setelah mengalami tabrakan atau singgungan. Apabila di masa yang akan datang
Perusahaan mengoperasikan kapal tanker dengan kapasitas 5,000 DWT atau lebih dalam armadanya,
peraturan MARPOL mensyaratkan agar tanker dengan kapasitas tersebut harus dilengkapi dengan
lambung ganda, atau rancang bangun alternatif yang lain yang disetujui oleh IMO. Tuntutan penggunaan
lambung ganda berlaku untuk kapal tanker yang baru dan juga tanker-tanker yang ada dengan umur
tertentu (30 tahun keatas). Sesuai amandemen MARPOL tahun 2003, kapal berlambung tunggal dapat
terus diperdagangkan sampai berumur 25 tahun sejak penyerahan kapal atau tahun 2015, yang mana
yang lebih dulu, apabila kapal tersebut memenuhi spesifikasi teknikal tertentu. Dalam amandemen
tahun 2003 (yang berlaku pada April 2005), pembesituaan ini dipercepat menjadi tahun 2010. Tanker
berlambung tunggal dengan kapasitas 5,000 DWT keatas tidak lagi diperbolehkan mengangkut heavy
grade oil setelah 5 April 2005, sedangkan pengangkutan heavy grade oil oleh kapal berkapasitas 600
DWT sampai 5,000 DWT tidak lagi diperbolehkan mulai tahun 2008. Namun, MARPOL memberikan
pengecualian dalam kasus dimana otoritas negara bendera dan negara pelabuhan mengijinkan kapal
tersebut untuk diperdagangkan sampai berumur 25 tahun. Tetapi pihak yang tunduk terhadap MARPOL
73/78 wajib menolak masuknya tanker berlambung tunggal yang membawa heavy grade oil yang telah
dilarang pengoperasiannya dibawah pengecualian-pengecualian tersebut diatas, ke dalam pelabuhan
atau terminal lepas pantai di dalam jurisdiksinya atau menolak pemindahan heavy grade oil dari kapal ke
kapal.
164
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
The International Convention for the Safety for Life at Sea (“SOLAS”)
SOLAS adalah serangkaian peraturan yang penting untuk keselamatan kapal, awak dan penumpangnya.
Tujuan utama SOLAS adalah untuk merinci standar minimum untuk konstruksi, peralatan, navigasi dan
angkutan barang melalui laut dan operasi kapal, yang diperlukan untuk keselamatannya. Negara bendera
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kapal dibawah negara benderanya memenuhi persyaratan-
persyaratan dan sertifikasi-sertifikasi yang diuraikan didalam SOLAS. Provisi pengawasan
memperbolehkan pemerintah untuk melakukan inspeksi dan menahan kapal dari negara lain apabila
ada alasan yang jelas untuk meyakini bahwa kapal dan perlengkapannya tidak sesuai dengan persyaratan
SOLAS, sebagaimana dikenal dengan pengawasan daerah pelabuhan (port state control). Protokol
SOLAS 1978 memperkenalkan inspeksi acak dan/atau survei wajib tahunan dan pengetatan persyaratan
terhadap port state control. Pemberlakuan protocol 1988 menyelaraskan survei dan sistem sertifikasi
SOLAS, MARPOL dan Loadline 66 Convention, dimana Singapura menjadi anggotanya.
SOLAS juga memperkenalkan kode-kode baru yang berkenaan dengan masalah-masalah keselamatan
melalui pembangunan kapal yang benar dan praktek manajemen kapal-dan-muatan. Beberapa kode
yang waib dipenuhi dalam SOLAS adalah Code of Sage Practice for Cargo Stowage and Securing, the
International Code for the Construction and Equipment of Ships Carrying Dangerous Chemicals in Bulk
(IBC Code) dan the International Code for the Constructions and Equipment of Ships Carrying Liquefied
Gases in Bulk (IGC Code).
The International Ship and Port Facility Security Code (“ISPS”)
Sebagai respon terhadap serangan teroris tanggal 11 September 2001 di Amerika Serikat dan risiko
yang dapat terjadi pada kapal dan kemungkinan digunakannya kapal dalam kegiatan terorisme, IMO
memulai pekerjaan ekstensif untuk memodifikasi SOLAS 74 dan membuat ISPS, sebagai pernyataan
industri perkapalan dalam keamanan perairan.
ISPS berlaku sejak 1 Juli 2004 sehubungan dengan amandemen Desember 2003 terhadap SOLAS 74
yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan pelayaran pada kapal dan area penghubung kapal/
pelabuhan. Beberapa diantara amandemen-amandemen ini menghasilkan SOLAS pasal XI-2 yang
baru mengenai keamanan pelayaran, yang memuat ISPS. ISPS itu sendiri memuat secara rinci
persyaratan yang berhubungan dengan keamanan yang ditujukan untuk pemerintah, otoritas pelabuhan
dan perusahaan perkapalan yang wajib ditaati (Part A), bersama-sama dengan serangkaian petunjuk
mengenai bagaimana cara memenuhi persyaratan itu dalam rekomendasi kedua yang tidak merupakan
kewajiban (Part B). Serangkaian resolusi yang dirancang untuk menambah bobot amandemen tersebut,
mendorong penerapan atas tindakan terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan yang tidak diatur dalam
ISPS dan memberikan jalan untuk pekerjaan lebih lanjut juga dimasukkan.
Untuk kapal, persyaratan wajib ini termasuk rencana keselamatan kapal yang disetujui oleh negara
bendera bersangkutan yang berdasarkan tinjauan keselamatan kapal, peruntukan kapal dan petugas
keamanan perusahaan, latihan dalam hal rencana keselamatan kapal yang dilakukan dalam jangka
waktu yang layak dan atas sejumlah peralatan perkapalan. Kapal diwajibkan untuk membawa bersamanya
International Ship Security Certificate, yang berlaku untuk periode tidak lebih dari 5 tahun, yang memuat
pernyataan pemenuhan terhadap persyaratan ISPS yang tunduk kepada inspeksi pengawas pelabuhan.
Sebuah kapal, sebelum memasuki pelabuhan, diwajibkan untuk memenuhi kewajiban keamanan negara
bendera (flag state) atau negara pelabuhan (port state), yang mana yang lebih tinggi. ISPS lebih lanjut
mensyaratkan semua kapal untuk dilengkapi dengan perangkat sistim indera keamanan, sesuai dengan
jadwal yang ketat sehingga sebagian besar kapal dilengkapi dengan sistim tersebut tahun 2004 dan
sisanya tahun 2006. Kapal yang tidak sesuai dengan persyaratan diatas akan menghadapi kemungkinan
keterlambatan, penahanan dan pembatasan kegiatan operasi termasuk kegiatan didalam pelabuhan
dan selepas pelabuhan.
The International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for
Seafarers (“STCW”)
STCW menjabarkan standar minimum sehubungan dengan pelatihan, sertifikasi dan pemeliharaan untuk
awak kapal pada tingkat internasional, dimana setiap negara wajib untuk mematuhi atau melampaui
ketentuan tersebut. Sampai Desember 2000, STCW memiliki 135 pihak yang mewakili 97.53% dari
total tonase perkapalan dunia. Sebelumnya, standar pelatihan, sertifikasi dan pemeliharaan atas awak
165
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
kapal dan pemeringkatannya ditetapkan oleh masing-masing negara yang pada umumnya tidak menunjuk
kepada praktek di negara lain. Sebagai akibatnya, standar dan prosedur menjadi sangat beragam.
STCW juga mencakup persyaratan untuk awak kapal memiliki sertifikasi yang berlaku untuk pegawai di
laut atau di pelabuhan. Salah satu hal penting dalam STCW adalah bahwa STCW juga berlaku terhadap
kapal yang tidak tunduk kepada STCW apabila kapal tersebut memasuki pelabuhan dimana negara
tersebut merupakan anggota STCW.
Rancangan IMO dan Peraturan-Peraturan Eropa
Sebagai tanggapan atas tumpahan minyak yang diakibatkan oleh tenggelamnya kapal ERIKA di Desember
1999, Uni Eropa telah mengusulkan peraturan yang (1) melarang pengoperasian kapal dengan manifes
dibawah standar (didefinisikan sebagai kapal yang berumur diatas 15 tahun yang telah ditahan oleh
otoritas pelabuhan lebih dari dua kali dalam enam bulan terakhir) dari perairan Eropa dan mewajibkan
negara pelabuhan untuk menginspeksi kapal yang mempunyai risiko tinggi terhadap keamanan lingkungan
perairan; (2) memberikan kewenangan yang lebih tinggi kepada Komisi Eropa dan pengawasan atas
klasifikasi kelompok, termasuk kewenangan untuk melakukan suspensi atau membatalkan kewenangan
otoritas yang lalai; dan (3) mempercepat masuknya kapal tanker berlambung ganda atau rancangan
standar yang sama untuk kapal tanker berlambung tunggal dengan jadwal yang sama dengan yang
ditetapkan dalam OPA. Pada bulan Desember 2001, Uni Eropa menerapkan resolusi yang mengkonfirmasi
percepatan jadwal pembesituaan kapal tanker berlambung tunggal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
oleh IMO pada April 2001. Lebih dari itu, Uni Eropa telah setuju untuk melakukan inisiatif-inisiatif baru,
termasuk pembentukan European Maritime Safety Agency, yang merupakan komunitas yang memonitor
dan mengawasi lalu lintas pantainya dan menetapkan dana kompensasi untuk polusi minyak di perairan
Eropa. Namun demikian, sampai peraturan tersebut diterapkan Perseroan tidak dapat mermperkirakan
bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi Perseroan.
Peraturan Pelayaran Indonesia
Undang-undang No. 21/1992 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 82/1999 tentang
Transportasi Laut
Ditahun 1992, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang No. 21/1992 tentang Pelayaran
(“UU Pelayaran”) untuk menunjang perkembangan industri maritime di Indonesia. UU Pelayaran
mencakup, antara lain, mengeai implementasi prinsip cabotage, persyaratan minimum navigasi,
pengelolaan pelabuhan yang baik, tarif pelabuhan dan status pelabuhan (penentuan pelabuhan
international untuk perniagaan angkutan laut), pendaftaran kapal, persyaratan standar untuk awak kapal
dan manajemen maritime dan persyaratan keamanan lingkungan.
Implementasi Peraturan Pelayaran, Peraturan Pemerintah No. 82/1999 tentang Angkutan di Perairan,
telah dikeluarkan tahun 1999. Selanjutnya, pada Nopember 2005, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
Peraturan Menteri Perhubungan No. 71/2005 tentang Pengangkutan Barang/Muatan Antar Pelabuhan
Laut di Dalam Negeri (“KM 71”) yang mengatur pelaksanaan implementasi prinsip cabotage dengan
merujuk kepada kategori barang yang dikapalkan di perairan domestik.
Instruksi Presiden No. 5/2005
Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5/2005 tentang Pemberdayaan Industri
Pelayaran Nasional (“Instruksi Presiden”) kepada tigabelas menteri, gubernur, bupati dan walikota di
Indonesia. Aparat pemerintah tersebut diinstruksikan untuk menerapkan prinsip-prinsip cabotage (yang
melarang kapal berbendera asing melayani pelayaran domestik) dan memformulasikan kebijakan sesuai
dengan Instruksi Presiden, dalam rangka mempercepat pertumbuhan industri pelayaran di Indonesia.
Anjuran pokok didalam Instruksi Presiden tersebut antara lain: (a) penerapan penuh prinsip cabotage,
mengijinkan tansporasi laut domestic dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia yang dioperasikan
oleh perusahaan pelayaran Indonesia (b) mendorong perbankan untuk secara aktif terlibat dalam
pengembangan industri pelayaran nasional dan mengembangkan institusi financial bukan bank untuk
menyediakan pembiayaan kepada perusahaan pelayaran nasional (c) mempercepat ratifikasi International
Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993 dan menyiapkan rancangan undang-undang untuk
penjaminan dan hipotik maritim dan mempercepat ratifikasi International Convention on Arrest of Ships
1999 dan menyiapkan rancangan undang-undang atas penangkapan kapal sesuai dengan praktek yang
berlaku di Indonesia (d) mengembangkan industri galangan kapal nasional melalui berbagai macam
insentif dan (e) mendorong pemerintah daerah dan swasta untuk mengembangkan pusat pelatihan dan
pendidikan untuk awak kapal yang sesuai dengan standar IMO.
166
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Implementasi Prinsip Cabotage
KM 71 mengatur jadwal mengenai pelayaran domestik oleh kapal berbendera Indonesia. KM 71
mendefinisikan berbagai macam kategori barang dan menyediakan jadwal penerapannya atas
pengangkutan berbagai macam kategori barang yang diangkut dalam perairan domestik menggunakan
kapal berbendera Indonesia dengan kategori sebagai berikut:
(1) transportasi atas barang yang menggunakan peti kemas – 18 Nopember 2005
(2) transportasi muatan/kargo umum tanpa menggunakan peti kemas – 18 Nopember 2005
(3) transportasi kayu dan produk primer, semen, pupul dan beras – 18 Nopember 2005
(4) transportasi minyak kelapa sawit (“CPO” – Crude Palm Oil), produk kuari dan pertambangan, biji-
bijian, sayuran, buah-buahan dan ikan segar – paling lambat tanggal 1 Januari 2008
(5) transportasi muatan cair dan kimia dan produk biji-bijian hasil pertanian – paling lambat tanggal 1
Januari 2009
(6) transportasi minyak dan gas alam – paling lambat 1 Januari 2010
(7) transportasi batubara – sesuai dengan berakhirnya kontrak yang ada dan paling lambat tanggal 1
Januari 2010
KM 71 juga mengatur mengenai transportasi untuk mendukung kegiatan hulu dan hilir atas minyak dan
gas yang harus dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia paling lambat 1 Januari 2011.
Ratifikasi International Convention on Maritim Liens and Mortgages tahun 1993
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 44 tahun 2005 tertanggal 8 Juli 2005, negara Republik Indonesia
meratifikasi International Convention on Maritim Liens and Mortgages tahun 1993. Departemen
Perhubungan telah menyerahkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebuah rancangan
undang-undang yang baru mengenai agunan dan hipotik maritime untuk mengamandemen peraturan
yang berlaku di Indonesia sehubungan dengan ratifikasi konvensi tersebut oleh negara Republik Indonesia
tetap, pada saat ini, belum ada jadwal yang jelas mengenai penetapan undang-undang yang baru tersebut.
Investasi Asing pada Industri Pelayaran Indonesia
Pemerintah Indonesia secara periodik mengeluarkan apa yang dinamakan dengan Daftar Negatif Investasi
(“DNI”). DNI merinci investasi domestik dan asing yang dilarang atau dibatasi, pada dasarnya, bidang
yang tidak disebutkan dalam DNI terbuka untuk investasi asing maupun domestik. DNI yang berlaku
mencantumkan bahwa Pelayaran Rakyat (perusahaan yang bergerak dalam cabotage menggunakan
kapal tradisional) tertutup untuk investasi asing. Perusahaan pelayaran lain secara umum terbuka untuk
investasi asing dan sebelum Agustus 2005, asing diperbolehkan untuk memiliki sebanyak-banyaknya
95% dari satu perusahaan investasi asing tanpa ada persyaratan lanjutan mengenai pengurangan
kepemilikan.
Pada bulan Agustus 2005, Direktur Jenderal Perhubungan Laut dari Departemen Perhubungan
(“Dephubla”) menyampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) bahwa, dimasa
mendatang, Dephubla tidak akan mengeluarkan ijin pelayaran (atau SIUPAL) kepada perusahaan
pelayaran asing (perusahaan yang dibentuk dalam kerangkan Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing) jika lebih dari 49% kepemilikan perusahaan tersebut dipegang oleh pihak
asing. Dengan demikian, sesuai dengan peraturan yang berlaku, perusahaan asing tidak diperkenankan
memiliki lebih dari 49% kepemilikan dalam sebuah perusahaan penanaman modal asing. Perseroan
bukan merupakan perusahaan penanaman modal asing dan oleh sebab itu tidak tunduk kepada kebijakan
tersebut.
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM.26 tahun 2006
Pada tanggal 30 Mei 2006, Menteri Perhubungan mengeluarkan Peraturan No. KM 26 tahun 2006 (“KM
26”) mengenai Penyederhanaan Sistem dan Prosedur untuk Penyediaan Kapal dan Penggunaan/
Perubahan Bendera Kapal. KM 26 mengganti Keputusan Menteri Perhubungan No. KM14 tahun 1996
mengenai Penyederhanaan Prosedur Pengadaan dan Pendaftaran Kapal dan amandemen-amandemen
berikutnya.
167
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Sehubungan dengan KM 26/2006, kapal yang dapat terdaftar dengan bendera Indonesia adalah (i)
mempunyai volume GT 7 atau lebih dan (ii) kepemilikan sahamnya dimiliki oleh warga negara atau
entitas Indonesia. Permintaan pendaftaran dapat dilakukan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut atau melalu kantor kepala pelabuhan di pelabuhan laut tertentu diseluruh Indonesia termasuk Jakarta,
Surabaya dan Batam.
Persyaratan Keamanan dan Perawatan dalam Hukum Indonesia
Setiap kapal yang beroperasi di perairan Indonesia tunduk kepada peraturan keamanan yang berlaku di
Indonesia. Tiga sertifikasi utama yang wajib dimiliki dalam hukum pelayaran Indonesia yang diperlukan
untuk mengoperasikan kapal di perairan Indonesia, yaitu: (i) sertifikat keamanan kapal, (ii) sertifikat
keamanan radio, dan (iii) sertifikat garis muat (load line).
Dalam hubungannya dengan penerapan persyaratan keamanan dan perawatan, inspektur perairan
Indonesia berwenang untuk melakukan survei yang diperlukan atau inspeksi kapal, termasuk sebagai
berikut:
(a) Survei pertama dilakukan terhadap kapal baru di galangan kapal atau untuk perubahan bendera
dari kapal berbendera asing ke kapal berbendera Indonesia;
(b) Survei tahunan;
(c) Surveipembaharuan dilakukan sekali dalam lima tahun;
(d) Survei interim dilakukan sekali setahun sampai sekali dalam lima tahun;
(e) Survei mendadak yang dilakukan diluar survei regular;
(f) Survei karena kapal rusak atau dalam perbaikan.
Indonesia menandatangani berbagai konvensi termasuk MARPOL dan SOLAS dan, dengan demikian
diatas persyaratan keamanan yang terdapat didalam Indonesian Shipping Ordinance tahun 1935,
persyaratan yang berlaku dalam konvensi internasional juga berlaku atas kapal yang berlayar di perairan
Indonesia.
Peraturan Mengenai Lingkungan
Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 46 tahun 1986 telah meratifikasi MARPOL dan melalui
Keputusan Presiden No. 52 tahun 1999 telah meratifikasi International Convention on Civil Liability for
Oil Pollution Damage, 1969 Protocol. Lebih lanjut untuk pelaksanaan atas konvensi-konvensi tersebut,
Menteri Perhubungan telah mengeluarkan Peraturan No. KM 4 tahun 2005 mengenai Pencegahan Polusi
dari Kapal dan Peraturan No. KM66 tahun 2005 mengenai Kegiatan Operasi Tanker Berlambung Tunggal.
Sebagai tambahan dari peraturan-peraturan tersebut, ada beberapa peraturan relevan lainnya yang
berhubungan dengan lingkungan yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut;
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45/MENLH/11/1996 tentang Program Pantai
Lestari;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 04/2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang;
4. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup No. 47 tahun 2001 tentang
Pedoman Pengukuran Kondisi Terumbu Karang;
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang Kriteria Standar Kualitas Air Laut;
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004 mengenai Kriteria Baku Kerusakan dan
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun;
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman
Penentuan Kerusakan Mangrove.
168
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Peraturan-Peraturan Lain
The U.S. Oil Pollution Act of 1990 (”OPA”)
OPA membentuk sebuah regim peraturan dan kewajiban untuk melindungi dan membersihkan lingkungan
dari tumpahan minyak. OPA berdampak kepada semua pemilik dan operator kapal yang menuju atau
berlayar di perairan Amerika Serikat atau perairan yang berada diwilayah kekuasaanya termasuk wilayah
teritori Amerika Serikat dan zona ekonomi eksklusifnya sepanjang 200 mil laut.
Didalam OPA, pemilik kapal, operator dan penyewa kapal adalah pihak yang berkewajiban dan secara
sendiri atau bersama-sama bertanggung jawab, kecuali tumpahan merupakan semata-mata kesalahan
dari pihak ketiga (apabila pihak yang bertanggung jawab dapat menunjukkan bahwa ia telah melakukan
tindakan yang diperlukan untuk menghindari hal-hal merugikan yang mungkin terjadi atau kelalaian dari
pihak ketiga yang menyebabkan konsekuensi yang dapat dilihat sebelumnya) dan bencana atau perang,
untuk menanggung biaya pencegahan perluasan tumpahan, pembersihan dan kerusakan lain yang terjadi
atau mungkin terjadi akibat tumpahan minyak dari kapalnya. Apabila Perseroan untuk memiliki atau
menyewa satu atau lebih kapal tanker pembawa minyak mentah, Perseroan akan meningkatkan
perlindungan asuransi yang telah ada untuk kewajiban akibat polusi menjadi USD 1 miliar per kecelakaan.
Tumpahan yang sangat besar dapat mengakibatkan kerugian melebihi nilai pertanggungan yang ada
dan berdampak buruk terhadap Perseroan.
Singapore Prevention of Pollution of the Sea Act (”PPSA”)
PPSA mensahkan penerapan International Convention for the Prevention of Pollution from Ships tahun
1973, yang telah dimodifikasi dan ditambah dalam Protocol 1978, dan perjanjian internasional lainnya
sehubungan dengan pencegahan, pengurangan dan pengawasan terhadap polusi laut dan polusi dari
kapal. PPSA secara umum memberikan perlindungan terhadap lingkungan laut dan untuk pencegahan,
pengurangan dan pengawasan polusi laut dan polusi dari kapal, demikian juga hal-hal bersangkutan
lainnya.
Dalam Bagian III dari PPSA, pelanggar, awak kapal, pemilik kapal dan agen kapal dapat dituntut apabila
(i) terdapat buangan, sampah, barang limbah, plastik atau bahan polutan dalam kemasan dari kapal
yang berlayar di perairan Singapura; (ii) tumpahan atau buangan minyak atau campuran minyak dari
kapal Singapura atau kapal yang berlayar di perairan Singapura; atau (iii) pembuangan atau tumpahan
bahan kimia berbahaya atau campuran yang mengandung bahan kimia yang berbahaya yang merupakan
bahan atau campuran dari muatan atau bagian dari muatan kapalnya di perairan Singapura. Denda dari
pelanggaran-pelanggaran tersebut berbeda-beda dan pihak yang bersalah dapat dihukum dengan denda
atau kurungan atau kedua-duanya. Awak kapal, pemilik dan agen dapat dituntut atas pelanggaran
tersebut dan bertanggung jawab atas hukuman yang ditentukan. Selanjutnya dalam pasal 18 dari PPSA,
pemilik dari kapal yang kedapatan membuang benda apapun yang menyebabkan polusi akan dituntut
oleh lembaga yang berwenang untuk menanggung biaya atas tindakan yang diperlukan oleh otoritas
yang berwenang untuk membuang benda tersebut dan juga menanggung biaya untuk tindakan
pencegahan atau mengurangi kerusakan yang diakibatkannya.
Namun bukanlah pelanggaran apabila tindakan pembuangan tersebut diperlukan untuk (a) tujuan
keselamatan kapal dan menyelamatkan jiwa, atau (b) sebagai akibat dari kerusakan, selain daripada
kerusakan yang disengaja, terhadap kapal atau perlengkapannya, dan semua tindakan pencegahan
telah diambil setelah kerusakan itu terjadi atau pembuangan untuk pencegahan atau mengurangi
tumpahnya benda atau bahan yang telah disebutkan di paragraf di atas; atau (c) dalam keadaan (ii) dan
(iii) diatas, apabila pembuangan diperlukan untuk mencegah kejadian yang menimbulkan polusi tertentu
untuk mengurangi kerusakan dari polusi yang telah disetujui oleh otoritas yang berwenang, dan, dimana
pembuangan terjadi di jurisdiksi negara selain Singapura, dan disetujui oleh negara bersangkutan.
Sampai saat ini, Perseroan tidak sedang dalam pemeriksaan atau menerima panggilan pemeriksaan
atas pelanggaran dari peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
169
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dari dan atau dihitung berdasarkan
laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Osman Ramli Satrio & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (lihat Bab XV tentang Laporan
Auditor Independen dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan).
NERACA KONSOLIDASI
Uraian 2006 2005 2004 2003 2002
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
AKTIVA
Aktiva Lancar 1.972.476,6 2.008.839,3 1.134.830,9 590.811,0 466.523,2
Investasi Saham 224.237,8 244.560,2 1.587,1 2.319,4 2.277,1
Aktiva Tetap - Bersih 5.903.931,7 5.184.774,3 2.944.326,5 2.175.580,2 2.015.737,9
Aktiva Lain-lain 105.309,8 470.413,1 313.169,8 241.706,8 106.369,9
Jumlah Aktiva 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3 3.010.417,4 2.590.908,1
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Jangka Pendek 1.286.463,3 1.375.452,4 873.961,8 297.810,9 320.567,1
Kewajiban Jangka Panjang 3.671.073,1 4.408.577,2 1.854.492,1 1.630.716,0 1.272.441,7
Hutang Lain-Lain 117.260,0 116.172,7 - - -
Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4 1.081.890,5 997.899,3
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3 3.010.417,4 2.590.908,1
LAPORAN RUGI-LABA KONSOLIDASI
Uraian 2006 2005 2004 2003 2002
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Pendapatan Usaha 3.073.787,6 2.617.192,4 1.351.433,1 969.865,6 915.340,2
Beban Usaha 2.127.395,8 1.671.370,8 1.046.000,8 766.744,0 718.860,7
Laba Usaha 946.391,8 945.821,6 305.432,3 203.121,6 196.479,4
Laba Bersih 1.205.279,9 645.185,6 243.204,2 149.149,5 106.505,4
Laba Per Saham (dalam Rupiah penuh)
Dasar 303,0 159,0 64,0 40,0 29,0
Dilusian 268,0 145,0 62,0 37,0 27,0
Keterangan:
� Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar pada periode yang bersangkutan.
� Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
� Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar dan dilusian tahun
2004, 2003 dan 2002 telah disesuaikan untuk mencerminkan pengaruh dari pemecahan saham pada tahun 2004
dengan rasio 2:1.
170
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
RASIO-RASIO PENTING
Uraian 2006 2005 2004 2003 2002
RASIO PERTUMBUHAN (%)
Pendapatan Usaha 17,5 93,7 39,3 6,0 4,0
Laba Usaha 0,1 209,7 50,4 3,4 (31,6)
Laba Bersih 86,8 165,3 63,1 40,0 (5,6)
Jumlah Aktiva 3,8 81,3 45,9 16,2 (21,3)
Jumlah Kewajiban (1,0) 118,8 41,5 21, (27,9)
Ekuitas 55,9 20,6 53,9 8,4 (7,8)
RASIO USAHA (%)
Laba Usaha Terhadap Pendapatan Usaha 30,8 36,1 22,6 20,9 21,5
Laba Usaha Terhadap Rata-Rata Aktiva 11,8 15,4 8,3 7,3 6,7
Laba Usaha Terhadap Rata-Rata Ekuitas 36,8 51,5 22,2 19,5 18,9
Laba Bersih Terhadap Pendapatan Usaha 39,2 24,7 18,0 15,4 11,6
Laba Bersih Terhadap Rata-Rata Aktiva 15,0 10,5 6,6 5,3 3,6
Laba Bersih Terhadap Rata-Rata Ekuitas 46,9 35,1 17,7 14,3 10,2
RASIO KEUANGAN (%)
Jumlah Aktiva Lancar Terhadap Kewajiban Jangka Pendek 153,3 146,1 129,8 198,4 145,5
Jumlah Kewajiban Terhadap Jumlah Aktiva 61,8 74,6 62,1 64,1 61,5
Jumlah Kewajiban Terhadap Jumlah Ekuitas 162,1 293,8 163,8 178,3 159,6
171
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XI. EKUITAS
Tabel di bawah ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31
Desember 2006, 2005 dan 2004 berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak
Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian (lihat Bab XV mengenai Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan).
31 Desember
Uraian 2006 2005 2004
Rp juta Rp juta Rp juta
Modal Dasar 917.280,0 917.280,0 917.280,0
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 259.848,3 259.825,9 259.024,1
Agio Saham 524.840,2 409.095,3 407.972,8
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan 75.251,6 300.515,9 183.605,5
Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek 612,3 454,7 57,4
Saldo Laba 2.520.931,0 1.397.906,8 814.800,6
Saham Diperoleh Kembali (250.323,9) (359.414,0) -
Jumlah Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4
Tahun 2004
Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu sebanyak 305.760.000 saham dan 61.152.000 waran dengan harga pelaksanaan
Rp. 1.200 per saham Jangka waktu pelaksanaan waran mulai tanggal 16 Juli 1998 sampai dengan
20 Januari 2003. Berdasarkan Addendum Pernyataan Penerbitan Waran sebagaimana tercantum dalam
akta No. 32 tanggal 17 oktober 2001 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta,
Perusahaan memutuskan untuk menambah jangka waktu waran selama 5 (lima) tahun sehingga akan
berakhir pada tanggal 18 Januari 2008.
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II:
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17, tanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan
menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 2.068.092.468
lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 258.511.558.500 menjadi sebanyak
2.070.756.588 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 258.844.573.500.
� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14, tanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat
oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan
memutuskan untuk menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula
sebanyak 4.141.513.176 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah
Rp 258.844.573.500 menjadi 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp 259.022.686.000.
Pada tanggal 6 Mei 2004, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar
Biasa No. 8 yang dibuat di hadapan Amrul Partomuan Poha, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para
pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari
semula Rp 125 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp 62,5 untuk setiap saham.
Tahun 2005
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta
Perubahan Anggaran Dasar No. 1, tanggal 23 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan,
S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan modal
ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp 259.022.686.500 menjadi sebanyak 4.155.557.376 lembar saham atau
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.722.336.000.
172
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pada tanggal 18 Mei 2005, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar
Biasa No. 18 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para
pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari
semula Rp.62,50 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp.31,25 (tiga puluh satu koma dua puluh lima
Rupiah) untuk setiap saham. Jangka waktu pelaksanaan pengubahan nilai nominal saham tersebut
adalah 1 (satu) tahun, yaitu sampai dengan tanggal 18 Mei 2006. Jangka waktu pelaksanaan ini
diperpanjang menjadi sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 47 tanggal 31 Mei 2006 yang dibuat oleh Amrul Partomuan
Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, dengan mempertimbangkan pergerakan harga saham yang paling
menguntungkan bagi Perseroan. Namun apabila menurut pandangan Direksi dan/atau Komisari Perseroan
pergerakan harga saham tidak menguntungkan bagi Perseroan, maka pemecahan nilai nominal saham
Perseroan tersebut tidak akan dilaksanakan.
Tanggal 24 Nopember 2005, sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 yang dibuat oleh
Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan untuk
menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.155.557.376
lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah Rp.259.722.336.000 menjadi
4.156.608.996 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.259.788.062.250.
Tahun 2006
Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta
Perubahan Anggaran Dasar No. 18, tanggal 16 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan
Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan
modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.156.608.996 lembar saham atau dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.788.062.250 menjadi sebanyak 4.157.572.436 lembar saham
atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.848.277.250.
173
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XII. PERPAJAKAN
Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Sukuk Ijarah yang diterima atau diperoleh
Pemegang Pemegang Sukuk Ijarah diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan
yang berlaku di Indonesia
Pemegang Sukuk Ijarah perlu memperhatikan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, khususnya
Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002 tentang
Pajak Penghasilan Atas Bunga dan Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan Dan/Atau Dilaporkan
Perdagangannya di Bursa Efek dan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.121/KMK.03/
2002 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi
yang Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek, penghasilan yang diterima atau diperoleh
perdagangannya di Bursa Efek dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar:
� atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran
pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah
yang terkena pajak dihitung dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding
period) obligasi
� atas diskonto obligasi dengan kupon sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah yang terkena pajak
dihitung dari selisih lebih harga jual atau nominal di atas harga prolehan obligasi dan tidak termasuk
bunga berjalan (accured interest)
� atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah
yang terkena pajak dihitung dari selisih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi.
Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto obligasi yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak;
1. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
2. Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
3. Reksadana yang terdaftar pada BAPEPAM selama 5 tahun sejak pendirian perusahaan atau
pemberian izin usaha
Pemotongan Pajak Penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan diluar Bursa
dan tidak dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek, tetap dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan
sebagaimana berdasarkan pasal 23 atau pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
CALON PEMBELI SUKUK IJARAH DALAM PENAWARAN UMUM INI ATAS BIAYANYA SENDIRI
DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAKNYA MASING-MASING
MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN
PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN SUKUK IJARAH YANG DIBELI MELALUI
PENAWARAN UMUM INI.
174
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XIII. PENJAMINAN EMISI SUKUK IJARAH
Berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk
Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 8 tanggal 1 Mei 2007 dan Addendum Perjanjian Penjaminan
Emisi Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 17 tanggal 7 Juni 2007, yang dibuat di hadapan
Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah yang namanya tercantum di
bawah ini, telah menyetujui untuk menawarkan kepada masyarakat “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker
Tahun 2007” sebesar bagian penjaminannya masing-masing atas dasar kesanggupan penuh (full
commitment) dengan nilai keseluruhan sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah).
Perjanjian ini merupakan perjanjian lengkap, yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah
dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian ini dan setelah ini tidak ada perjanjian
lain yang dibuat oleh pada pihak yang isinya bertentangan dengan perjanjian ini.
Susunan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek adalah sebagai berikut:
Penjamin Pelaksana Emisi Efek Jumlah Penjaminan (Rp) Persentase (%)
1. PT DANATAMA MAKMUR 82.000.000.000 41,00
2. PT ANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITAS 79.000.000.000 39,50
3. PT HSBC SECURITIES INDONESIA 28.000.000.000 14,00
SUB TOTAL 189.000.000.000 94,50
Penjamin Pelaksana Emisi Efek Jumlah Penjaminan (Rp) Persentase (%)
1. PT MEGA CAPITAL INDONESIA 5.000.000.000 2,50
2. PT ASJAYA INDOSURYA 1.000.000.000 0,50
3. PT INDOMITRA SECURITIES 5.000.000.000 2,50
SUB TOTAL 11.000.000.000 5,50
TOTAL PENJAMINAN EMISI SUKUK 200.000.000.000 100,00
Selanjutnya para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah ini telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-
masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka
Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua
BAPEPAM No. Kep-48/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan Keputusan Ketua
BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000.
Para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang
No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
175
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Auditor Independen:
Osman Ramli Satrio & Rekan
Anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu
Wisma Antara Lt. 12
Jl. Medan Merdeka Selatan 17
Jakarta 10110
Fungsi utama Auditor Independen dalam Penawaran Umum ini adalah untuk melaksanakan audit
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan Auditor Independen merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material dan bertanggung jawab atas
pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit. Audit yang dilakukan oleh Auditor
Independen meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan
dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Auditor Independen bertanggung-jawab atas pendapat mengenai kewajaran dari
laporan keuangan Perseroan.
Notaris:
Robert Purba, S.H.
Taman Mahkota Mutiara Blok A1 No. 22
Jl. Husein Sastranegara Benda –Tangerang
Jakarta
Fungsi utama Notaris dalam rangka Penawaran Umum ini adalah membuat akta-akta perjanjian seperti
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah antara Perseroan dengan Wali Amanat, Perjanjian Penjaminan
Emisi Sukuk Ijarah antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah serta bertanggung-jawab
atas sahnya akta-akta yang dibuat.
Konsultan Hukum:
William, Effendi & Co. Law Office
Jl. Blora No. 31, Menteng
Jakarta 10310
Sesuai dengan standar profesi dan Undang-Undang Pasar Modal yang berlaku, ruang lingkup tugas
Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum ini adalah melakukan penelaahan secara cermat
dan seksama atas segala aspek hukum Perseroan serta memberikan pendapat dari segi hukum yang
obyektif atas Perseroan. Pemeriksaan aspek hukum atas Perseroan ini dilakukan dalam rangka
pelaksanaan prinsip keterbukaan sehingga memberikan informasi kepada masyarakat dan mendukung
pernyataan serta informasi yang dimuat dalam prospektus, khususnya yang berkaitan dengan hukum.
Konsultan hukum bertanggung-jawab atas pendapat yang diberikan mengenai aspek hukum.
176
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Wali Amanat:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Plaza Mandiri Lt. 1, West Wing
Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 36-38
Jakarta 12190
Tugas utama Wali Amanat adalah mewakili kepentingan dan bertindak atas nama Pemegang Sukuk
Ijarah baik di dalam maupun di luar pengadilan mengenai hak-hak Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan
syarat-syarat emisi Sukuk Ijarah dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik secara
langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bertindak sebagai Wali Amanat tidak memiliki fasilitas kredit dengan
Perseroan.
Wali Amanat menyatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan perwaliamanatan sehubungan dengan
Sukuk Ijarah, Wali Amanat memiliki penanggung jawab atas kegiatan tersebut yang mengerti kegiatan-
kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
209
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI PERSEROAN DAN ANAK
PERUSAHAAN
283
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XVII. KETERANGAN TENTANG SUKUK IJARAH
1. UMUM
Sukuk Ijarah dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah)
yang saat ini ditawarkan bernama “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007”, dan diterbitkan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Penjelasan tentang Sukuk Ijarah yang akan diuraikan ini menggunakan definisi yang tercantum dalam
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang merupakan ringkasan dari ketentuan dan persyaratan
pokok dari Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan bukan merupakan salinan dari seluruh ketentuan
dan persyaratan yang dimuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Sukuk Ijarah telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah Pada Penitipan
Kolektif dengan memperhatikan ketentuan di bidang Pasar Modal dan ketentuan KSEI yang berlaku.
Sukuk Ijarah diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk
didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui
Pemegang Rekening.
Sukuk Ijarah ini memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah yang dibayarkan
setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Pembayaran
Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah akan dibayarkan
oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui
Pemegang Rekening sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran.
Bukti kepemilikan Sukuk Ijarah bagi Pemegang Sukuk Ijarah adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan
oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek kepada Pemegang
Sukuk Ijarah. Konfirmasi tertulis tersebut tidak dapat dialihkan atau diperdagangkan.
Hak kepemilikan Sukuk Ijarah beralih dengan pemindahbukuan Sukuk Ijarah dari satu Rekening Efek ke
Rekening Efek lainnya. Perseroan, Wali Amanat dan Agen Pembayaran memperlakukan setiap Pemegang
Sukuk Ijarah sebagai Pemegang Sukuk Ijarah yang sah sebagaimana dibuktikan dalam Konfirmasi Tertulis
dalam hubungannya untuk menerima Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, pembayaran Cicilan
Imbalan Ijarah dan hak-hak lainnya yang berhubungan dengan Sukuk Ijarah. Satuan jumlah Sukuk Ijarah
yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya
adalah senilai Rp1 (satu Rupiah) dan kelipatannya.
Penarikan Sukuk Ijarah dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan ke Rekening
Efek lainnya. Penarikan Sukuk Ijarah ke luar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat
Sukuk Ijarah tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah dalam
Penitipan Kolektif KSEI atas permintaan Perseroan dan Wali Amanat dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal dan keputusan RUPSI.
2. STRUKTUR SUKUK IJARAH
Jenis Sukuk Ijarah
Sukuk Ijarah diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan oleh
Perseroan untuk didaftarkan atas nama KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Sukuk Ijarah
di KSEI sebagai bukti kewajiban pembayaran Imbalan Ijarah untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
melalui Pemegang Rekening dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan di bidang Pasar Modal.
284
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)
Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:
Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker
Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas
Kapal Tanker FPSO (floating production storage off loading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang
saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi
antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah
kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.
Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan
Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.
sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah
Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut
selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah
sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.
Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan
menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan
kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain
hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau
turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam
kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau
penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam
waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah
Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek
Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau
nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.
Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)
berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad
Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya
oleh Perseroan.
Investor/Pemegang Sukuk Ijarah
KAPAL FPSO BROTOJOYO
Pemakai/Penyewa Kapal
PERSEROAN
285
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
2. Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa khusus
kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak
ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk
kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah
dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat perubahan
atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga tersebut
sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku umum dan wajar;
dan
b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka pelaksanaan
perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk akan tetapi tidak
terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan ketentuan dalam Akad
Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak ketiga; dan
c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan
kapal.
Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar Cicilan Imbalan
Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaran yang diatur
dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Jumlah Nominal Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) dan Satuan Pemindahbukuan
Jumlah Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Emisi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah),
dengan satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening
Efek ke Rekening Efek lainnya (Satuan Pemindahbukuan) senilai Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
Harga Penawaran
Sukuk Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah, dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi.
Cicilan Imbalan Ijarah
Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Agen
Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini memberikan Cicilan
Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun yang
dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan pada tanggal-tanggal dimana Cicilan Imbalan Ijarah pertama dibayarkan
pada tanggal 3 Oktober 2007 sedangkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah terakhir adalah pada tanggal
5 Juli 2012.
286
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tanggal-tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah sebagai berikut:
Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
Cicilan Imbalan Ijarah ke 1 5 Oktober 2007
Cicilan Imbalan Ijarah ke 2 5 Januari 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 3 5 April 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 4 5 Juli 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 5 5 Oktober 2008
Cicilan Imbalan Ijarah ke 6 5 Januari 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 7 5 April 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 8 5 Juli 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 9 5 Oktober 2009
Cicilan Imbalan Ijarah ke 10 5 Januari 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 11 5 April 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 12 5 Juli 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 13 5 Oktober 2010
Cicilan Imbalan Ijarah ke 14 5 Januari 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 15 5 April 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 16 5 Juli 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 17 5 Oktober 2011
Cicilan Imbalan Ijarah ke 18 5 Januari 2012
Cicilan Imbalan Ijarah ke 19 5 April 2012
Cicilan Imbalan Ijarah ke 20 5 Juli 2012
3. JAMINAN
Sukuk Ijarah ini tidak dijamin dengan agunan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh
kekayaan Perseroan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun
yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan atas Sukuk Ijarah ini kecuali hak-hak kreditur Perseroan
yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai
pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Hak Pemegang Sukuk Ijarah
adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang
maupun di kemudian hari.
4. DANA PELUNASAN SUKUK IJARAH (SINKING FUND)
Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Sukuk Ijarah ini.
5. PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN
5.1. Sebelum dibayarkannya seluruh Cicilan Imbalan Ijarah dan Sisa Imbalan Ijarah menurut ketentuan
Perjanjian Perwaliamatan Sukuk Ijarah, Perseroan berjanji dan mengikat diri, bahwa Perseroan
tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut tanpa ijin tertulis Wali Amanat dimana izin tersebut
tidak akan ditolak tanpa alasan yang jelas oleh Wali Amanat.
- Apabila dalam 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah permohonan ijin tersebut diterima oleh Wali
Amanat tidak ada tanggapan dari Wali Amanat maka dianggap disetujui dan apabila Wali Amanat
mensyaratkan tambahan dokumen maka jawaban Wali Amanat selambat-lambatnya
10 (sepuluh) Hari Kerja setelah kelengkapan dokumen diterima oleh Wali Amanat.
- Apabila dalam 10 hari kerja setelah persyaratan tambahan dokumen diterima lengkap oleh
Wali Amanat, ternyata tidak ada tanggapan dari Wali Amanat, maka dianggap setuju.
a. menjaminkan dan atau menggadaikan sebagian besar (dalam arti melebihi 50% (limapuluh
persen) dari jumlah kekayaan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan
berdasarkan laporan triwulanan terakhir ketika jaminan atau gadai tersebut diberikan)
maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dan mengijinkan atau memberikan persetujuan
kepada Anak Perusahaan untuk menjaminkan dan atau menggadaikan sebagian besar
maupun seluruh harta kekayaan Anak Perusahaan, baik yang telah ada maupun yang
ada dikemudian hari, kecuali:
287
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
i. agunan atau jaminan tersebut telah diberikan sebelum ditandatanganinya Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;
ii. agunan atau jaminan yang diberikan oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan
Perseroan dimana manfaat yang diperoleh atas pemberian agunan atau jaminan
tersebut digunakan untuk kepentingan Perseroan dan atau Anak Perusahaan
Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan dan atau Anak Perusahaan
Perseroan.
iii. izin atau persetujuan kepada Anak Perusahaan untuk menjaminkan dan/atau
menggadaikan sebagian besar ataupun seluruh harta kekayaan Anak Perusahaan
dengan ketentuan izin/atau Persetujuan tersebut nilainya tidak melebihi 50% (lima
puluh persen) dari jumlah konsolidasi. Kekayaan Perseroan dan Anak Perusahaan
selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir
ketika izin/persetujuan tersebut diberikan.
b. Memberikan dan atau mengijinkan Anak Perusahaan untuk memberikan jaminan kepada
Pihak Lain (penanggungan) atas kewajiban Pihak Lain tersebut kecuali: memberikan atau
mengizinkan Anak Perusahaan untuk memberikan jaminan kepada Perseroan dan Anak
Perusahaan yang dimiliki oleh Perseroan dengan persentase kepemilikan berapapun juga
dengan ketentuan izin atau persetujuan tersebut nilai jaminannya tidak melebihi 50% (lima
puluh persen) dari jumlah konsolidasi kekayaan Perseroan dan atau Anak Perusahaan
Perseroan selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan
terakhir ketika izin/persetujuan tersebut diberikan.
c. Membuat hutang baru yang tidak dijamin dengan aktiva Perseroan diluar dari hutang dalam
rangka kegiatan sehari-hari Perseroan (ex hutang dagang) secara langsung maupun tidak
langsung untuk:
i. pembayaran kembali pinjaman subordinasi, kecuali apabila pinjaman baru tersebut
mempunyai kedudukan subordinasi terhadap Sukuk Ijarah; atau
ii. tujuan lain kecuali apabila hutang tersebut mempunyai kedudukan paripassu dengan
Sukuk Ijarah, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 6.2 (i).
d. Mengadakan dan atau mengijinkan Anak Perusahaannya melakukan penggabungan,
konsolidasi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan dan Anak
Perusahaannya dan atau akuisisi yang secara material akan mempunyai akibat negatif
terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan atau Anak Perusahaan kecuali hal-hal
tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa semua syarat dan kondisi Sukuk Ijarah dalam
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku
dan mengikat sepenuhnya kepada perusahaan penerus (surviving company). Dalam hal
Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, seluruh kewajiban Sukuk Ijarah,
tersebut dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus dan perusahaan penerus
tersebut harus memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban Sukuk Ijarah.
e. Mengadakan perubahan Kegiatan Usaha yang berbeda dari usaha inti Perseroan.
f. Menjual, memindahkan, memberikan opsi, waran, atau hak untuk membeli atau
mendapatkan saham Anak Perusahaan yang menyebabkan Perseroan kehilangan hak
pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut kecuali jika dilaksanakan atas dasar harga
pasar yang wajar atau pelepasan hak sehubungan dengan penawaran umum saham Anak
Perusahaan.
g. Melakukan penjualan atau pengalihan aktiva yang nilainya melebihi 25% (duapuluh lima
persen) dari jumlah konsolidasi kekayaan Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan
selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir
ketika penjualan atau pengalihan tersebut diberikan.
288
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
h. Memberikan atau mengijinkan Anak Perusahaan memberikan pinjaman kepada atau
melakukan investasi pada Pihak Lain, kecuali dilakukan sehubungan dengan kegiatan
usahanya sehari-hari atau sehubungan dengan pembangunan fasilitas usaha Perseroan
dan atau Anak Perusahaan yang bersangkutan.
i. Mengeluarkan Sukuk Ijarah dan atau instrumen lain yang sejenis yang mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari Sukuk Ijarah.
j. Melakukan kegiatan usaha yag bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara lain:
1. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
2. menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko
yang mengandung gharar dan atau masyir;
3. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan:
a. barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi);
b. barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan atau
c. barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; dan atau
4. melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)
hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya,
kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI
5.2. Selama belum dilunasinya seluruh Imbalan Ijarah dan Cicilan Imbalan Ijarah, Perseroan berkewajiban
untuk:
a. Memenuhi semua ketentuan dalam Perjanjian Perwalimanatan Sukuk Ijarah dan Perjanjian
lainnya sehubungan dengan emisi Sukuk Ijarah ini.
b. Menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah
dan atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang jatuh tempo yang harus sudah tersedia (in
good funds) paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum Tanggal Pembayaran Kembali Sisa
Imbalan Ijarah dan atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, dalam rekening KSEI
yang ada di bank pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran. Jumlah uang tersebut
disetorkan kepada Agen Pembayaran dan salinan bukti transfer harus diteruskan kepada Wali
Amanat Sukuk pada hari yang sama. Setelah Agen Pembayaran menerima sejumlah uang
untuk pembayaran Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah, maka Agen Pembayaran
wajib memberikan konfirmasi tertulis atas penerimaan dana tersebut kepada Perseroan dengan
tembusan kepada Wali Amanat Sukuk;
c. Apabila Perseroan lalai menyetorkan jumlah dana tersebut di atas maka atas kelalaian tersebut
Perseroan wajib membayar Kompensasi Kerugian Atas Keterlambatan sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
d. Memelihara sistem pembukuan dan pencatatan akuntansi berdasarkan prinsip akuntansi yang
secara umum diterapkan di Indonesia dan memelihara buku serta catatan-catatan lain yang
cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan hasil operasinya;
e. Memberikan kepada Wali Amanat keterangan dan penjelasan yang diminta secara wajar oleh
Wali Amanat mengenai hal-hal penting yang berkenaan dengan laporan berkala Perseroan
kepada Wali Amanat;
f. Tidak mengurangi modal dasar dan modal disetor Perseroan, kecuali telah disetujui oleh RUPS
Perseroan.
289
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
g. Menyampaikan kepada Wali Amanat laporan yang disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan di Pasar Modal yaitu:
(i). Laporan keuangan konsolidasi tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar
di BAPEPAM dan LK selambatnya 90 (sembilanpuluh) Hari setelah tanggal tahun buku
perusahaan berakhir.
(ii). Laporan Keuangan konsolidasi tengah tahunan selambatnya sebagai berikut:
- 45 (empat puluh lima) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir,
jika tidak disertai laporan akuntan, atau;
- 60 (enampuluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika
disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas atau;
- 90 (sembilanpuluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir,
jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.
(iii). Laporan keuangan triwulan selambatnya 60 (enampuluh) Hari sejak tanggal akhir laporan
triwulan.
h. Memberitahukan secara tertulis setiap perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan atau laporan tentang perubahan
Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang
telah diterima baik oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia dan telah
di daftar di Daftar Perusahaan serta diumumkan dalam Berita Negara, hasil RUPS dan RUPSLB.
i. Memenuhi kewajiban keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahunan Perseroan
dan Anak Perusahaan terakhir yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di
BAPEPAM dan LK yaitu sebagai berikut:
(i) memelihara perbandingan antara kewajiban keuangan bersih dengan modal tidak lebih
dari 2,5 (dua koma lima) berbanding 1 (satu); kewajiban keuangan bersih berarti semua
kewajiban Perseroan yang menimbulkan kewajiban pembayaran bunga dan bagi hasil
antara lain: hutang bank, sewa guna usaha, hutang efek konversi, hutang efek dan
instrumen pinjaman lainnya dengan mengecualikan hutang usaha, hutang deviden dan
hutang pajak dikurangi dengan kas, deposito dan investasi yang dapat segera dijual
(marketable securities).
(ii) memelihara perbandingan antara laba sebelum bunga, pajak dan penyusutan/ amortisasi
dengan beban bunga yang disesuaikan (termasuk bunga yang dikapitalisasikan) tidak
kurang dari 2 (dua) berbanding 1 (satu).
(iii) memelihara agar setiap saat (nilai buku bersih dari aktiva tetap di tambah aktiva lancar)
dikurangi (hutang-hutang berjaminan ditambah kewajiban lancar ditambah hutang-hutang
tidak berjaminan diluar Imbalan Ijarah) tidak kurang dari Imbalan Ijarah.
j. Memelihara harta kekayaannya agar tetap dalam keadaan baik dengan persyaratan dan
ketentuan ketentuan sebagaimana dilakukan pada umumnya mengenai harta milik dan usaha
serupa, termasuk tetapi tidak terbatas dalam hal pengasuransian.
k. Memberitahukan secara tertulis kepada Wali Amanat dalam hal Perseroan melaksanakan
penjualan atau pengalihan aktiva dengan memperhatikan Pasal 6 ayat 1 (i) huruf g di atas.
l. Memberi ijin kepada Wali Amanat atau pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat untuk selama jam
kerja Perseroan memasuki gedung dan halaman yang dimiliki atau dikuasai Perseroan dan
untuk melakukan pemeriksaan atas buku, ijin dan catatan keuangan Perseroan sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
290
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
m. Menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah kepada KSEI, untuk kepentingan
Pemegang Sukuk Ijarah sebagai bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Sukuk Ijarah.
n. Melakukan pemeringkatan ulang atas Sukuk Ijarah yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat
yang terdaftar di BAPEPAM dan LK yaitu:
- Pemeringkatan atas Sukuk Ijarah yang dilakukan setiap tahun sekali selama jangka waktu
Sukuk Ijarah (pemeringkatan mana harus diajukan permohonannya kepada lembaga
pemeringkatan yang bersangkutan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan sebelumnya);
- Atas permintaan BAPEPAM dan LK;
- Atas permintaan tertulis dari Wali Amanat dalam hal terjadinya peristiwa material pada
Perseroan yang dapat dibuktikan dan hal tersebut dapat mempengaruhi pemenuhan
kewajiban Perseroan terhadap Pemegang Sukuk Ijarah dan Perseroan menyampaikan
hasil pemeringkatan tersebut kepada Wali Amanat dan BAPEPAM dan LK selambat-
lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja setelah hasil pemeringkatan tersebut diperoleh Perseroan.
o. Mempertahankan hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah tidak lebih rendah dari hasil Pemeringkatan
pada saat Emisi Sukuk Ijarah. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian
Laju Tanker II tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi
Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003 hasil pemeringkatan tersebut mengalami
penurunan sehingga hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh Pefindo menjadi lebih rendah dari
idBBB (triple B), atau apabila setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun
2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah
Berlian Laju Tanker Tahun 2003 hasil pemeringkatan tersebut mengalami penurunan sehingga
hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh Pefindo menjadi lebih rendah dari idA- (single A minus),
maka Perseroan berkewajiban memberikan Jaminan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jaminan dalam bentuk penyerahan hak milik secara fidusia atas tagihan piutang
(receivables) yang dimiliki oleh Perseroan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung yaitu melalui Anak Perusahaan Perseroan dan berasal dari kegiatan usaha
tertentu dari Perseroan dan atau Anak PerusahaanPerseroan; sebagaimana sumber atau
asal dari tagihan piutang tersebut disepakati bersama oleh Perseroan dan Wali Amanat
Sukuk; dan atau
2. Jaminan berupa aktiva tetap dan/atau hipotek atas kapal yang dimiliki oleh Perseroan
baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui Anak Perusahaan
Perseroan; sebagaimana aktiva tetap atau kapal tersebut ditetapkan bersama oleh
Perseroan dan Wali Amanat Sukuk; dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(i) selama jangka waktu Sukuk Ijarah, jaminan sebagaimana yang dimaksud dalam butir
1 dan 2 tersebut harus tetap mempunyai nilai minimal sebesar 110% (seratus sepuluh
persen) dari nilai Imbalan Ijarah;
(ii) jaminan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2 tersebut akan dilangsungkan
dengan persyaratan, ketentuan dan tata-cara yang lazim berlaku untuk tagihan piutang,
aktiva tetap dan kapal, sebagaimana yang dapat disetujui oleh Wali Amanat sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(iii) jaminan-jaminan tersebut telah diserahkan kepada Wali Amanat paling lambat dalam
waktu 60 (enam puluh) Hari sejak tanggal Perseroan menerima surat
permintaanPenyerahan jaminan dari Wali Amanat; dan atau
3. Jaminan dalam bentuk gadai atas rekening penampungan (escrow account) yang akan
menampung dana yang jumlahnya harus disediakan dan ditingkatkan oleh Perseroan
sebesar 10%(sepuluh persen) per tahun dari jumlah nilai Imbalan Ijarah, yang dihitung
sejak penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah id BBB (triple BBB) untuk jangka
waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003
dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah
Berlian Laju Tanker tahun 2003, dan penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah
idA- (single A minus) untuk jangka waktu Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi
291
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang
dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003, dengan memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
(i) penyetoran dana ke dalam rekening penampungan (escrow account) tersebut setiap
tahunnya akan dilakukan dalam 4 (empat) tahap, masing-masing sebesar 2,5 % (dua
koma lima persen) dari jumlah nominal Imbalan Ijarah, yaitu pertama kalinya 14 (empat
belas) Hari setelah terjadinya penurunan peringkat Sukuk Ijarah tersebut dan
selanjutnya berturut-turut setiap 3 (tiga) bulan berikutnya;
(ii) rekening penampungan (escrow account) tersebut dibuka atas nama Perseroan pada
bank yang disetujui bersama oleh Perseroan dan Wali Amanat;
(iii) apabila Perseroan terlambat menyetorkan dana ke dalam rekening penampungan
(escrow account) sebagaimana yang ditentukan dalam butir (i) diatas, maka Perseroan
dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 9
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;
(iv) penyerahan gadai atas rekening penampungan (escrow account) tersebut harus telah
diberikan oleh Perseroan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah penurunan
peringkat Sukuk Ijarah sebagaimana ditentukan dalam pasal 6.2 huruf o butir 3 terjadi;
(v) penyerahan gadai atas rekening penampungan (escrow account) tersebut dilakukan
dengan syarat batal, sehingga gadai tersebut menjadi batal dengan sendirinya menurut
hukum tanpa untuk itu diperlukan lagi suatu surat atau keputusan dari pihak yang
berwenang dalam bentuk apapun juga, namun semata-mata dengan adanya
kenyataan bahwa peringkat Sukuk Ijarah sesuai hasil pemeringkatan yang
dilaksanakan oleh PT PEFINDO telah naik menjadi berperingkat id BBB (triple B)
atau diatasnya untuk-untuk jangka waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi
Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang
dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003, dan peringkat Sukuk
Ijarah menjadi idA (single A minus) atau lebih untuk jangka waktu Sukuk Ijarah setelah
tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga
Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker
tahun 2003. (untuk selanjutnya baik jaminan berupa tagihan piutang, aktiva tetap,
kapal dan rekening penampungan sebagaimana dimaksud diatas dapat disebut juga
sebagai Jaminan).
p. Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pembuatan akta Jaminan, pendaftaran Jaminan
dan eksekusi Jaminan serta biaya lainnya sehubungan dengan Jaminan tersebut menjadi
tanggungan dan harus dibayar oleh Perseroan.
q. Perseroan menjamin kepada Wali Amanat bahwa Jaminan yang diberikan sebagaimana
dimaksud diatas tidak terikat sebagai tanggungan untuk menjamin suatu hutang lain dan tidak
tersangkut dalam suatu perkara, karenanya baik sekarang maupun nanti pada waktunya Wali
Amanat tidak akan mendapat tuntutan dan atau gugatan dari pihak lain yang menyatakan turut
mempunyai hak atas Jaminan tersebut.
r. Perseroan tidak akan memindahtangankan, mengalihkan dan atau membebankan Jaminan
tersebut kepada pihak lain.
s. Perseroan dengan ini memberi kuasa penuhyang tidak dapat ditarik kembali kepada Wali Amanat
dengan hak substitusi untuk mewakili Perseroan dan bertindak untuk dan atas nama Perseroan
dalam melakukan segala tindakan hukum yang Perseroan sendiri sebagai pihak yang berhak
atas Jaminan tersebut dapat melakukannya dan yang dianggap perlu oleh Wali Amanat untuk
dilakukan guna kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah, tidak ada tindakan yang dikecualikan,
termasuk tetapi tidak terbatas pada pemberian instruksi kepada pihak yang berkepentingan
dan berwenang mengenai Jaminan, mengambil dan menerima, memindahkan dan memasukkan
Jaminan, menerima dan memberikan serta menandatangani semua surat, akta dan dokumen
lain yang berkenaan dengan jaminan dan rekening dalam bank yang bersangkutan, sejauh hal
tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
292
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
t. Perseroan wajib memberitahukan kepada Wali Amanat selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari
terhitung sejak penetapan hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh PT PEFINDO yang mengalami
penurunan peringkat menjadi dibawah id BBB (triple B) untuk jangka waktu sampai dengan
tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap
dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003, dan
penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah idA- (single A minus) untuk jangka waktu
Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan
Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju
Tanker Tahun 2003.
u. Wali Amanat wajib melepaskan Jaminan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari setelah
Wali Amanat menerima bukti tertulis dari Perseroan sehubungan dengan telah meningkatnya
peringkat Sukuk Ijarah menjadi peringkat id BBB (triple B) atau diatasnya untuk jangka waktu
sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat
Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker
Ttahun 2003, dan peringkat Sukuk Ijarah menjadi idA- (single A minus) atau lebih untuk jangka
waktu Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dan
Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003.
v. Memberi tahukan kepada Wali Amanat atas peristiwa cidera janji yang terjadi pada perjanjian
yang dibuat dan dilaksanakan oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.
w. Mengasuransikan kapal-kapal milik Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.
6. KELALAIAN
6.1. Dalam hal terjadi kelalaian sebagaimana di maksud dalam:
a. Ayat 9.2. huruf a. Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan keadaan atau kejadian
tersebut berlangsung terus-menerus selama 14 (empat belas) Hari Kerja, setelah diterimanya
teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau
tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadan tersebut, yang dapat disetujui
dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk; atau
b. Ayat 9.2.huruf b, d, e, f, dan h Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan keadaan
atau kejadian tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali
Amanat Sukuk dengan memperhatikan kewajaran yang berlaku umum, sebagaimana tercantum
dalam teguran tertulis Wali Amanat, paling lama 120 (seratus dua puluh) Hari setelah diterimanya
teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau
tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui
dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk;
- maka Wali Amanat Sukuk berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu
kepada Pemegang Sukuk Ijarah dengan cara memuat pengumuman melalui 2 (dua) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. Wali Amanat Sukuk atas
pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPSI menurut tata-cara yang ditentukan
dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
- Dalam RUPSI tersebut, Wali Amanat Sukuk akan meminta Perseroan untuk memberikan
penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut. Apabila RUPSI tidak dapat
menerima penjelasan dan alasan Perseroan, maka apabila diperlukan akan dilaksanakan
RUPSI berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan
sehubungan dengan Sukuk Ijarah.
- Jika RUPSI berikutnya memutuskan agar Wali Amanat Sukuk melakukan penagihan kepada
Perseroan, Wali Amanat Sukuk dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSI itu
harus melakukan penagihan kepada Perseroan.
- Dalam keadaan tersebut diatas Perseroan dan/ atau Anak Perusahaannya dan/atau
affiliasinya dilarang untuk melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarahnya.
293
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6.2. Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian atau hal tersebut
di bawah ini:
a. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk Ijarah atas Sisa Imbalan Ijarah pada
Tanggal Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal
Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah; atau
b. Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan atau melanggar salah satu atau lebih
ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang berdasarkan pertimbangan Wali Amanat
Sukuk secara material dapat berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau
c. Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan yang
mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum) atau dinyatakan dalam keadaan pailit
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau diberikan penundaan pembayaran hutang
oleh badan peradilan yang berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kecuali
telah mendapat persetujuan dari Wali Amanat Sukuk;atau
d. pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan
cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil
tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh
usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi
kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau
e. sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang
dimiliki Perseroan dan atau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau
Perseroan dan atau Anak Perusahaan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan
oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap
kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan
Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah; atau
f. keterangan dan jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan
Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan
atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau;
g. Perseroan dan atau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang
antara Perseroan dan atau Anak Perusahaan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang
berupa pinjaman (debt), baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian
hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan
berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur
yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran
kembali); atau
h. Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan
akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi
kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
6.3. Dalam hal terjadi keadaan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.2.c, atau Perseroan
atas inisiatif sendiri mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang) atau penutupan
usaha, Wali Amanat Sukuk berhak langsung memanggil RUPSI atau bertindak mewakili kepentingan
Pemegang Sukuk Ijarah dan mengambil keputusan yang dianggap menguntungkan bagi Pemegang
Sukuk Ijarah dan untuk itu Wali Amanat Sukuk dibebaskan dari segala tindakan dan tuntutan oleh
pemegang Sukuk Ijarah.
294
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6.4. Perseroan berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada Wali Amanat Sukuk dan/atau
membebaskan Wali Amanat Sukuk dari setiap dan semua gugatan, kerugian, biaya tanggungan
dan ongkos lain apapun yg diderita Wali Amanat Sukuk termasuk biaya konsultan hukum yang
disetujui Perseroan sehubungan dengan kewajiban kewajiban Perseroan berdasarkan Dokumen
Perjanjian kecuali yang diakibatkan oleh kelalaian Wali Amanat Sukuk.
6.5. Ketentuan dalam ayat 9.1 dan ayat 9.2 Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dapat tidak
berlaku apabila telah terjadi peristiwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai
kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk tentang Force Majeure sebagaimana
dimaksud dalam definisi Force Majeure dalam ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah,
maka keputusan tentang peristiwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPSI.
7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH
Untuk penyelenggaraan RUPSI, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku
ketentuan di bawah ini tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan Pasar Modal dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa
Efek ditempat dimana Sukuk Ijarah dicatatkan:
7.1. RUPSI dapat diselenggarakan pada setiap waktu menurut ketentuan dari pasal ini, antara lain untuk
maksud sebagai berikut:
a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat Sukuk atau untuk
memberikan pengarahan kepada Wali Amanat Sukuk atau untuk mengambil tindakan lain;
b. memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut
ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;
c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Sukuk
Ijarah termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
d. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan dengan persetujuan dari Wali
Amanat Sukuk, persetujuan mana tidak dapat tidak diberikan oleh Wali Amanat Sukuk tanpa
disertai alasan yang wajar, mengenai perubahan jangka waktu, Cicilan Imbalan Ijarah dan hal-
hal penting lainnya yang berkaitan dengan Sukuk Ijarah, persyaratan dan ketentuan lain dari
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;
e. mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang
Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa
Imbalan Ijarah, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di KSEI sesuai dengan
ketentuan peraturan Pasar Modal dan peraturan KSEI;
f. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa Force Majeure dalam hal tidak tercapai
kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk;
g. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan atau Peraturan Perundang
undangan yang berlaku;
h. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
7.2. Dengan memperhatikan peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku, RUPSI dapat
diselenggarakan bilamana:
a. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen)
dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah (di luar dari jumlah Sukuk Ijarah) yang dimiliki oleh Perseroan
dan atau Afiliasi) mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk agar
diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan photo copy
295
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR
kepada Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk
Ijarah akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR.
Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk.
b. Wali Amanat Sukuk atau BAPEPAM dan LK atau Perseroan menganggap perlu untuk
mengadakan RUPSI.
7.3. Wali Amanat Sukuk harus melakukan pemanggilan untuk RUPSI dan menyelenggarakan RUPSI,
selambatnya 30 (tiga puluh) Hari sejak tanggal diterimanya surat permintaan tersebut. Dalam hal
Wali Amanat Sukuk menolak permohonan Pemegang Sukuk Ijarah atau Perseroan untuk
mengadakan RUPSI, maka Wali Amanat Sukuk harus memberitahukan secara tertulis alasan
penolakan tersebut kepada pemohon dengan tembusannya kepada BAPEPAM dan LK, selambatnya
21 (dua puluh satu) Hari setelah diterimanya surat permohonan.
7.4. Tata Cara RUPSI:
a. RUPSI dapat diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau ditempat lain dimana Sukuk Ijarah
dicatatkan atau yang disepakati oleh Perseroan dan Wali Amanat Sukuk.
b. Panggilan RUPSI wajib dimuat sebanyak 3 (tiga) Hari berturut-turut di dalam paling sedikit
1(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka
waktu tidak kurang dari 17 (tujuhbelas) Hari sebelum diselenggarakan RUPSI, dengan ketentuan
bahwa jangka waktu 17 (tujuhbelas) Hari dihitung mulai dari dimuatnya pengumuman panggilan
tersebut pada waktu pertama kali.
c. Panggilan harus dengan tegas memuat tanggal, jam, tempat dan acara RUPSI.
d. RUPSI diketuai oleh Wali Amanat Sukuk dan Wali Amanat Sukuk diwajibkan untuk
mempersiapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta menunjuk Notaris yang membuat berita
acara RUPSI. Dalam hal penggantian Wali Amanat Sukuk yang diminta oleh Perseroan atau
Pemegang Sukuk Ijarah, RUPSI dipimpin oleh Perseroan atau Pemegang Sukuk Ijarah yang
meminta diadakannya RUPSI, dan Perseroan atau Pemegang Sukuk Ijarah yang meminta
diadakannya RUPSI tersebut harus mempersiapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta
menunjuk Notaris yang membuat berita acara RUPSI.
e. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak hadir dalam RUPSI adalah Pemegang Sukuk Ijarah yang
memiliki KTUR dan namanya tercatat dalam daftar KTUR yang diterbitkan oleh KSEI.
f. Pemegang Sukuk Ijarah yang menghadiri RUPSI wajib menyerahkan asli KTUR kepada Wali
Amanat Sukuk.
g. Satu Satuan Pemindahbukuan Sukuk Ijarah memberikan hak kepada pemegangnya untuk
mengeluarkan 1 (satu) suara. Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani dengan
menyebutkan nomor KTUR, kecuali Wali Amanat Sukuk memutuskan lain.
h. Suara blanko, abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, termasuk Sukuk
Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi.
i. Seluruh Sukuk Ijarah yang disimpan dalam KSEI dibekukan sehingga Sukuk Ijarah tersebut
tidak dapat dipindah bukukan sejak 3 (tiga) Hari Bursa sebelum tanggal penyelenggaraan RUPSI
sampai dengan tanggal berakhirnya RUPSI, yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan
dari Wali Amanat Sukuk atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat Sukuk.
j. Pada tanggal pelaksanaan RUPSI, Perseroan membuat surat pernyataan mengenai Sukuk
Ijarah yang dimilikinya dan atau yang dimiliki Afiliasi.
296
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
k. Kecuali biaya yang terjadi sebagai akibat pengunduran diri Wali Amanat Sukuk sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat 3.7. akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, biaya
pemasangan pengumuman untuk memanggil RUPSI dan mengumumkan hasil RUPSI serta
semua biaya penyelenggaraan RUPSI termasuk akan tetapi tidak terbatas pada biaya Notaris
dan sewa ruangan dibebankan kepada Perseroan dan Perseroan berjanji untuk membayarnya.
l. Atas penyelenggaraan RUPSI wajib dibuatkan berita acara RUPSI yang dibuat oleh Notaris
sebagai alat bukti yang sah dan mengikat Pemegang Sukuk Ijarah, Wali Amanat Sukuk dan
Perseroan. Wali Amanat Sukuk wajib mengumumkan hasil RUPSI dengan memasang
pengumuman dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah tanggal diselenggarakannya RUPSI.
m. Bilamana dalam RUPSI pertama tidak tercapai korum maka dapat diadakan RUPSI kedua
dengan acara yang sama, dalam batas waktu secepatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah RUPSI
pertama dengan ketentuan harus diadakan panggilan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah
sekurangnya 3 (tiga) Hari sebelum RUPSI kedua dengan mengumumkannya paling sedikit
dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
n. Bilamana dalam RUPSI kedua tidak tercapai korum maka dapat diadakan RUPSI ketiga dengan
acara yang sama, dalam batas waktu secepatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah RUPSI kedua
dengan ketentuan harus diadakan panggilan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah sekurangnya
3 (tiga) Hari sebelum RUPSI ketiga dan mengumumkannya paling sedikit dalam 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
7.5. Tanpa mengurangi ketentuan yang tercantum dalam peraturan Pasar Modal dan peraturan Bursa
Efek serta peraturan perundangan lainnya:
a. Khusus untuk RUPSI yang memutuskan mengenai pengubahan jumlah Sisa Imbalan Ijarah,
pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah, pengubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
dan atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah dan atau Sisa Imbalan
Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, Pengubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan pengubahan
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka pengubahan tersebut di atas, dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
i. RUPSI dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa
mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah pokok
Sukuk Ijarah yang terhutang (di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan
dan atau Afiliasi) dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui
oleh sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah pemegang Sukuk Ijarah atau wakilnya
yang sah yang hadir dalam RUPSI dengan memperhatikan ayat 11.4. huruh h pasal
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila
dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili
sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang terhutang (di luar dari
jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dan disetujui oleh lebih
dari 3/4 bagian (tiga per empat) bagian dari jumlah pemegang Sukuk Ijarah atau wakilnya
yang sah yang hadir dalam RUPSI dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf h. pasal
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
iii. Bilamana RUPSI kedua tidak mencapai korum dapat diselenggarakan RUPSI ketiga dimana
RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat tanpa
memperhitungkan korum kehadiran asalkan disetujui oleh sedikitnya 3/5 (tiga per lima)
bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang hadir dan/ atau diwakili dalam RUPSI (diluar dari
jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan
ayat 11.4. huruf h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ini. RUPSI ketiga
merupakan RUPSI terakhir dalam rangkaian RUPSI sebelumnya.
297
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
b. Kecuali alasan yang disebut pada ayat 11.5 huruf a pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah ini, maka:
i. RUPSI dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau
kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
Sukuk Ijarah (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau
Afiliasi) dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Sukuk
Ijarah yang hadir dan atau diwakili dalam RUPSI (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah
yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf
h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat
apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa mereka yang sah yang
mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah (diluar dari
jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dan disetujui oleh
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah dari yang hadir dan atau
diwakili dalam RUPSI (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan
dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf h pasal Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
iii. RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat
tanpa memperhitungkan korum kehadiran asalkan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang hadir dan atau diwakili dalam RUPSI
(diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan
memperhatikan ayat 11.4 huruf h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
RUPSI ketiga merupakan RUPSI terakhir dalam rangkaian RUPSI sebelumnya.
iv. Dalam hal pengambilan keputusan dalam RUPSI yang dimaksud dalam butir a dan
butir b di atas di dalam hal jumlah suara yang setuju dan suara yang tidak setuju
sama banyaknya, maka usul keputusan yang bersangkutan dinyatakan sebagai ditolak.
7.6. Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi, tidak berhak mengeluarkan suara dan
kehadirannya tidak diperhitungkan dalam korum kehadiran.
7.7. Perseroan, Wali Amanat Sukuk dan Pemegang Sukuk Ijarah harus tunduk, patuh dan terikat pada
keputusan yang diambil oleh Pemegang Sukuk Ijarah dalam RUPSI.
7.8. Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPSI dapat
dibuat dan bila perlu kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Wali Amanat Sukuk
dengan mengindahkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dengan
memperhatikan ketentuan dalam pasal 17 ayat 17.2. Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
7.9. Apabila ketentuan mengenai RUPSI ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan di bidang
Pasar Modal, maka Peraturan Perundang-undangan tersebut yang berlaku.
8. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK)
8.1. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali
(buy back) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah sebelum Tanggal Pelunasan Imbalan Ijarah.
8.2. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:
- Pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak
dapat memenuhi ketentuan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
- Perseroan dalam keadaan lalai Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
8.3. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk
dipergunakan sebagai pelunasan Imbalan Ijarah atau untuk disimpan dengan memperhatikan
ketentuan dibawah ini dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik
Indonesia.
298
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8.4. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat di jual
kembali dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Sisa Imbalan Ijarah.
8.5. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas Cicilan Imbalan
Ijarah Sukuk Ijarah tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPSI.
8.6. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah baik sebagai Pelunasan
maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali (buy back)
Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran
pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:
a. Periode penawaran pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah dimana Pemegang Sukuk
Ijarah dapat mengajukan penawaran atas Sukuk Ijarah yang dimilikinya dengan
menyebutkan harga yang dikehendakinya kepada Perseroan
b. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah
dan terget harga maksimal pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah
c. Tanggal pembayaran pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut dilakukan
selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Sukuk Ijarah.
d. Pemegang Sukuk Ijarah yang mengajukan penwaran jual kepada Perseroan pada periode
penawaran wajib melampirkan:
1. Konfirmasi Tertulis dari KSEI mengenai jumlah Sukuk Ijarah yang akan dijual yang
tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran
pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah.
2. Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual;
3. Pernyataan bahwa Sukuk Ijarah yang akan dijual oleh Pemegang Sukuk Ijarah yang
bersangkutan untuk dibeli kembali (buy back) oleh Perseroan adalah bebas dari segala
sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh Pemegang
Sukuk Ijarah sehingga Sukuk Ijarah tersebut tidak dapat dipindahbukukan antar
Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran Pembelian kembali (buy back)
Sukuk Ijarah.
e. Perseroan akan melakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah mulai dari harga
terendah yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah (namun lebih diutamakan
penawaran jual dari pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Sukuk Ijarah, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang
Sukuk Ijarah yang melakukan penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Sukuk
Ijarah yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah telah melampaui jumlah dana maksimal
atau sisa dana pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah, maka Perseroan akan membeli
Sukuk Ijarah tersebut secara proporsional terhadap Sukuk Ijarah tersebut.
f. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Sukuk Ijarah yang ditawarkan oleh
Pemegang Sukuk Ijarah untuk dibeli kembali (buy back) pada periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Sukuk Ijarah apabila harga penawaran jual yang yang ditawarkan oleh
Pemegang Sukuk Ijarah melampaui target harga yang diharapkan oleh Perseroan
sebagaimana tersebut dalam sub b diatas.
B. Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali (buy back) maka Perseroan berkewajiban
untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian kembali (buy back) tersebut dengan
disertai alasannya, selambat-lambatnya pada hari terakhir periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Sukuk Ijarah.
299
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
C. Perseroan wajib menjaga rahasia kepada Pihak manapun atas semua informasi mengenai
penawaran jual Sukuk Ijarah yang telah disampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama
Periode Penawaran pembelian Kembali (buy back) Sukuk Ijarah.
D. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali (buy back) Sukuk
Ijarah sebagai mana tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengumumkan perihal pembelian
kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut pada 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia
peredaran nasional, dalam pengumuman tersebut harus mencantumkan:
(a). Jumlah nominal Sukuk Ijarah yang dibeli kembali (di buy back) dengan menjelaskan jumlah
menjelaskan nominal Sukuk Ijarah yang telah dilunasi dan/atau jumlah nominal Sukuk
Ijarah yang dibeli kembali (buy back) untuk disimpan.
(b). Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.
E. Perseroan dapat melakukan Pembelian Kembali (buy back) Sukuk Ijarah tanpa melakukan
pengumuman sebagaimana dimaksud di atas, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tidak lebih dari 5% (lima Persen) dari
jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang diterbitkan untuk setiap transaksi dalam periode 1 (satu)
tahun; dan
2. Sukuk Ijarah yand dibeli kembali (buy back) tersebut bukan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh
Afiliasi Perseroan; dan
3. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali (buy back) tersebut hanya untuk disimpan yang kemudian
hari dapat dijual kembali.
F. Dalam hal dilakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10.6E tersebut diatas, maka Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk
dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukan pembelian kembali (buy back) tersebut serta
kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya 2(dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali
(buy back) tersebut.
G. Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM dan LK seluruh dokumen penawaran jual
yang di sampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama periode penawaran pembelian kembali
(buy back) Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy
back) Sukuk Ijarah selesai dilaksanakan.
8.7. Sukuk Ijarah yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali
tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.
8.8. Dalam hal pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan
untuk sebagian Sukuk Ijarah maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo
Sukuk Ijarah yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang
lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Sukuk Ijarah tersebut dalam jumlah
Sisa Imbalan Ijarah yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Sukuk Ijarah yang telah
dilunasi tersebut.
8.9. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak
dilakukannya pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut, serta kepada BAPEPAM dan
LK, Bursa Efek, dan KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali (buy
back) tersebut.
8.10 Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dan KSEI mengenai Sukuk Ijarah yang
dimiliki Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran
Cicilan Imbalan Ijarah atau 1(satu) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang Rekening yang
berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah, dengan memperhatikan Peraturan KSEI.
8.11 Seluruh Cicilan Imbalan Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali
(buy back) dan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak
diperhitungkan dalam korum kehadiran.
300
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
9. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH
9.1. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak mendapatkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah
Pemegang Sukuk Ijarah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4
(empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, kecuali ditentukan
lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi
transaksi Sukuk Ijarah setelah tanggal penentuan pihak yang berhak memperoleh Cicilan
Imbalan Ijarah tersebut maka pihak yang menerima pengalihan Sukuk Ijarah tersebut tidak
berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah pada periode Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan.
9.2. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen)
dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar (di luar dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah
yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Anak Perusahaan) mengajukan permintaan tertulis kepada
Wali Amanat Sukuk agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan
melampirkan fotocopy KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan
memperlihatkan asli KTUR kepada Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak
diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang
tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk.
9.3. Apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Cicilan
Imbalan Ijarah dan pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah setelah lewat Tanggal Pembayaran
Cicilan Imbalan Ijarah atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, maka Emiten
harus membayar Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan. Kompensasi Kerugian Akibat
Keterlambatan yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Sukuk Ijarah
oleh Agen Pembayaran akan diberikan kepada Pemegang Sukuk Ijarah secara proporsional
berdasarkan besarnya Sukuk Ijarah yang dimilikinya.
9.4. Menerima pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan/atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dari
Perseroan yang dibayarkan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran
Kembali Sisa Imbalan Ijarah dan/atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang
bersangkutan. Sisa Imbalan Ijarah harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah
Sisa Imbalan Ijarah yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Sukuk
Ijarah pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah.
9.5. Melalui Keputusan RUPSI, Pemegang Sukuk Ijarah antara lain berhak melakukan tindakan sebagai
berikut:
(i) memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut
ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
(ii) mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan jumlah Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan
tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk perubahan
Sukuk Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan perubahan
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka perubahan tersebut di atas, yang mana
ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Perseroan, jika Perseroan
dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah.
(iii) mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang
Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa
Imbalan Ijarah yang belum dibayar, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di
KSEI sesuai dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.
(iv) mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah
berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan/atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(v) mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.
Setiap Sukuk Ijarah sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPSI,
dengan demikian setiap Pemegang Sukuk Ijarah dalam RUPSI mempunyai hak untuk mengeluarkan
suara sejumlah Sukuk Ijarah yang dimilikinya.
301
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
10. PEMBERITAHUAN
Semua pemberitahuan dari satu pihak kepada pihak lain dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
dianggap telah dilakukan dengan sah dan sebagaimana mestinya apabila disampaikan kepada alamat
tersebut di bawah ini secara tertulis, ditandatangani serta disampaikan dengan pos tercatat atau
disampaikan langsung dengan memperoleh tanda terima atau dengan faksimili yang sudah
dikonfirmasikan:
PERSEROAN WALI AMANAT SUKUK
PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Bank Mandiri (Persero)
Wisma BSG Lantai 10 Plaza Mandiri Lantai 22
Jl. Abdul Muis 40, Jakarta 10160 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta 12190
Telepon (021) 3505390, 3455361 Telepon (021) 5245155, 5245161
Faksimili (021) 3455362, 3505391, 3505488 Faksimili (021) 5263650
11. HUKUM YANG BERLAKU
Seluruh perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan Sukuk Ijarah ini berada dan tunduk di bawah
hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.
302
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKAT SUKUK IJARAH
1. HASIL PEMERINGKATAN
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-50/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, Perseroan
telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Pefindo. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas
Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/V/2007 tanggal 7 Mei 2007, Sukuk Ijarah yang
diterbitkan Perseroan mendapat peringkat:
idAA-
(Sy)
(Double A Minus; Stable Outlook)
PEFINDO menaikkan peringkat Perseroan dan obligasi II/IDR340 miliar menjadi idAA- dari idA+, serta
obligasi syariah 2003/IDR60 miliar menjadi idAA-(sy) dari idA+(sy). Pefindo juga memberikan peringkat
idAA- untuk obligasi III/2007 Perseroan sebesar maksimum sampai dengan IDR1 triliun. Peringkat
Perseroan mencerminkan kuatnya posisi Perseroan di bisnis pengangkutan produk cair, diversifikasi
usaha yang baik dan arus kas proteksi yang stabil serta kuatnya likuiditas. Tetapi, peringkat masih
diperlemah dengan eksposur terhadap volatilitas tarif kapal dan tingginya hutang karena akuisisi kapal
yang agresif.
2. SKALA PEMERINGKATAN EFEK
idAAA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi paling rendah dan berkemampuan paling
baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
idAA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi sangat rendah dan berkemampuan
sangat baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya
sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan yang merugikan.
idA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi rendah dan berkemampuan baik untuk
membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang
diperjanjikan dan sedikit dipengaruhi oleh keadaan yang merugikan.
idBBB Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan berkemampuan cukup
baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan dan cukup peka oleh keadaan yang merugikan.
idBB Perusahaan atau Efek Hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan pokok
Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko
cukup tinggi dan sangat peka terhadap keadaan yang merugikan.
idB Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan berkemampuan sangat
terbatas untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
idCCC Perusahaan atau Efek Hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk membayar bunga dan
pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya.
idD Efek Hutang yang macet atau Perusahaan yang sudah berhenti berusaha.
Sebagai tambahan, tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai ”idAA”
hingga ”idCCC”. Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati peringkat
yang di atasnya sedangkan tanda kurang (-) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat tetap lebih
baik dari kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin mendekati, dan tanpa tanda menunjukkan
rata-rata.
303
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Rating Outlook
Berikut ini adalah penjelasan Rating Outlook yang diberikan Pefindo untuk memberikan gambaran lebih
jelas tentang posisi peringkat Perseroan.
Positive : Prospek yang berpotensi untuk dapat menaikkan peringkat.
Negative : Prospek yang berpotensi untuk dapat menurunkan peringkat.
Stable : Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil pemeringkatan juga akan stabil.
Developing : Prospek yang belum jelas karena keterbatasan informasi, sehingga hasil pemeringkatan
juga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya.
Rating Outlook Pefindo merupakan penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang atas entitas
dan efek hutang yang diperingkat, yang mencakup penilaian atas potensi perubahan keadaan
perekonomian dan bisnis yang mendasar. Rating Outlook bukanlah merupakan prasyarat untuk perubahan
suatu hasil pemeringkatan atau untuk menetapkan tindakan Rating Alert di masa yang akan datang.
Rating Alert dilakukan karena terjadi perubahan keadaan yang mungkin secara material akan berpengaruh
positif, negatif, atau developing terhadap kinerja entitas dan efek hutang yang diperingkat.
304
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN
Nama dan Tempat Kedudukan
Pasal 1
1. Perseroan terbatas ini bernama “PT Berlian Laju Tanker Tbk”, (selanjutnya cukup disingkat dengan
“Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar
wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan
Komisaris dengan tidak mengurangi persetujuan dari pihak yang berwenang.
Jangka Waktu Berdirinya Perseroan
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah: Berusaha dalam bidang pelayaran.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
a. melakukan usaha pengapalan dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal, termasuk
tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda (tug boat);
b. menjalankan usaha pengangkutan dan/atau logistik dengan melalui berbagai jenis alat angkut
yang diperoleh dengan cara membeli, menyewa, menyewabelikan, membangun atau dengan
cara lain menguasai kapal dan tongkang dan mengoperasikannya untuk mengangkut
penumpang, barang bawaan dan semua jenis barang antar semua pelabuhan di dunia yang
dianggap menguntungkan bagi Perseroan;
c. melakukan pembelian dan penjualan alat-alat transportasi dan/atau logistik termasuk suku
cadangnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda (tug
boat);
d. menjalankan usaha pelayaran dan juga bertindak sebagai agen pelayaran, agen forwarding,
agen penumpang, agen awak kapal laut, penyedia bahan bakar, bongkar muat, tank farm dan
angkutan tongkang serta kapal tunda;
e. melakukan kegiatan usaha penyimpanan dan pergudangan, pengangkutan dan penyaluran
berbagai jenis barang dan usaha lain yang diperlukan untuk kepentingan penyimpanan,
pergudangan, pengangkutan dan penyaluran barang-barang tersebut;
f. memperdagangkan, membeli, menjual, memproses, memproduksi bahan kimia cair, produk
kimia cair, gas, minyak bumi dan olahannya, produk olahan kimia cair, dan produk mineral non
logam serta barang olahan dari semua bahan tersebut di atas;
g. melakukan usaha pembuatan dan perbaikan kapal dan alat transportasi lainnya dan penyediaan
suku cadang untuk kapal dan alat transportasi lainnya;
h. melakukan usaha konsultasi yang berkaitan dengan bidang pelayaran dan menjadi penasihat
dalam pengembangan usaha dan sistem atau proses yang berkaitan dengan pelayaran;
i. melakukan jasa penyediaan awak kapal laut dan menyalurkannya baik bagi kapal milik sendiri
maupun milik pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri;
305
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
j. melakukan usaha floating storage ship ataupun platform atau utility boat juga termasuk pengoperasian
jenis kapal yang belum disebutkan di atas dalam arti yang seluas-luasnya.
Modal
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp917.280.000.000 (sembilan ratus tujuh belas miliar dua ratus
delapan puluh juta Rupiah) terbagi atas 14.676.480.000 (empat belas miliar enam ratus tujuh puluh
enam juta empat ratus delapan puluh ribu) saham atas nama, masing-masing saham bernilai Rp62,50
(enam puluh dua Rupiah lima puluh sen).
2. Dari modal dasar tersebut telah diambil bagian sebanyak 4.157.572.436 (empat miliar seratus lima
puluh tujuh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus tiga puluh enam) saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp259.848.277.250 dua ratus lima puluh sembilan miliar delapan ratus
empat puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu dua ratus lima puluh Rupiah) yang telah
disetor penuh ke dalam kas Perseroan oleh para pemegang saham.
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan modal
Perseroan pada waktu dan dengan harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Rapat Direksi
dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan mengindahkan ketentuan dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dnegna
ketentuan pengeluaran saham itu tidak dengan harga dibawah pari.
4. Kecuali sebagaiaman ditentukan ayat 7 Pasal 4, jika saham yang masih dalam simpanan akta
dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu
(selanjutnya cukup disingkat dengan “Penawaran Umum Terbatas”) kepada para pemegang saham,
maka seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada tanggal sebagaimana ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
yang menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli
saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut “Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu”
atau disingkat “HMETD”) seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional). HMETD
tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran saham dengan penawaran umum
terbatas tersebut dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi.
Para pemegang saham atau pemegang HMETD tersebut berhak membeli saham yang akan
dikeluarkan tersebut sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya pada waktu dan dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud
dalam ayat 3 Pasal 4 ini.
Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut di atas, para pemegang saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan ahk
atas pembelian saham yang ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang
dimilkinya dengan membayar lunas secara tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan,
maka saham tersebut akan dialokasikan kepada para pemegang saham yang hendak membeli
saham dalm jumlah yang lebih besar dari porsi HMETD-nya sebanding dengan jumlah HMETD
yang telah dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham:
(i) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah
maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga,
maka sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan dan tetap dalam
simpanan Perseroan;
306
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(ii) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut telah
ditetapkan jumlahnya serta dilakukan dengan jaminan dari pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, yang telah menyatakan kesediaannya
untuk membeli sisa saham tersebut, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan kepada
pembeli siaga, demikian dengan harga dan syarat yang tidak lebih ringan daripada yang telah
ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut;
Demikian dengan mengindahkan ketentuan Angaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.
5. Ketentuan ayat 3 dan 4 di atas seara mutatis mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan hendak
mengeluarkan obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang dapat mempengaruhi
komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dnegna mengindahkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, dan tidak mengurangi izin pihak yang
berwenang sejauh disyaratkan berdasarkan perturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh Perseroan kepada para pemegang
obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan
berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, maka Direksi berwenang melakukan
pengeluaran saham dimaksud tanpa memberikan hak kepada para pemegang saham yang ada
pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang akan dikeluarkan tersebut, satu dan lainnya
dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal.
7. Direksi berwernang mengeluarkan saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya dengan
penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum (kedua, ketiga dan selanjutnya)
sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, tanpa memberikan HMETD kepada
para pemegang saham yang ada. Saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang
dikeluarkan tersebut dapat dijual Perseroan kepada pihak manapun juga dengan harga, jumlah,
jangka waktu, dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat direksi berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang Pasar Modal.
8. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih lanjut sehubungan dengan peningkatan
modal dasar Perseroan, maka ketentuan dalam ayat 3, 4, 5, 6 dan 7 Pasal 4 ini berlaku pula secara
mutatis mutandis bagi pengeluaran saham karena adanya peningkatan modal dasar tersebut.
Saham
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari satu saham, yaitu
yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
3. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki
bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk seorang di antara mereka atau seorang lain sebagai
kuasa mereka bersama dan hanya nama kuasa bersama mereka yang berhak dimasukkan dalam
Daftar Pemegang Saham dan hanya yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak
mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.
4. Selama ketentuan ayat 2 di atas belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak
berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen
untuk saham itu ditangguhkan.
5. Seorang pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada
semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
307
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu.
Surat Saham
Pasal 6
1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.
2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham. Biaya yang
dikeluarkan untuk setiap penerbitan surat saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat pada waktu itu.
3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang pemegang saham.
4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan:
a. Nama dan alamat pemegang saham;
b. Nomor surat saham;
c. Tanggal pengeluaran surat saham;
d. Nilai nominal saham;
e. Lain-lain hal yang dianggap perlu oleh Perseroan dan diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.
5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:
a. Nama dan alamat pemegang saham;
b. Nomor surat kolektif saham;
c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;
d. Nilai nominal saham;
e. Jumlah saham;
f. Lain-lain hal yang dianggap perlu oleh Perseroan dan diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.
6. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan harus ditandatangani oleh anggota Direksi dari dan yang mewakili Direksi sesuai
ketentuan Anggaran Dasar.
7. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), diteribitkan dalam bentuk
Konfirmasi Pencatatan Saham yang ditandatangani oleh anggota Direksi dari dan yang mewakili
Direksi atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada Konfirmasi Pencatatan Saham.
8. Konfirmasi Pencatatan Saham yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif sekurangnya harus mencantumkan:
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang
melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan;
b. Tanggal pengeluaran Konfirmasi Pencatatan Saham;
c. Jumlah saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;
e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain;
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan Konfirmasi Pencatatan Saham.
308
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengganti Surat Saham
Pasal 7
1. Apabila surat saham rusak, lusuh atau usang atau tidak dapat dipakai lagi, maka atas permintaan
tertulis dari pemegang saham yang bersangkutan dengan penyerahan atas surat saham asli atau
sisa surat saham asli tersebut, Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti dengan
mengenakan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatata pada waktu itu.
2. Asli surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kemudian dihapuskan dan oleh Direksi
dibuat berita acara untuk dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
3. Apabila surat saham hilang, rusak sehingga tidak dapat terbaca (musnah) atau dicuri maka atas
permintaan tertulis dari pemegang saham yang bersangkutan, Direksi akan mengeluarkan surat
saham pengganti dengan mengenakan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidan gpasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat pad awaktu itu
setelah menurut pendapat Direksi hilangnya atua musnahnya saham itu cukup dibuktikan dan dengan
jaminan yang dipandan gperlu oleh Direksi untuk tiap peristiwa yang khusus.
Dalam hal surat saham hilang, rusak sehingga tidak dapat terbaca (musnah), atau dicuri, pemegang
saham atau orang yang berhak menerima surat saham baru tersebut harus menanggung kerugian
dan membayar kepada Perseroan seluruh biaya yang itmbul ehubungan dengan penyelidikan yang
idlakukan oleh Perseroan untuk memperoleh bukti tentang hilangnya atau musnahnya surat saham
tersebut.
4. Tentang pengeluaran pengganti surat saham karena hilang atau rusak sehingga tidak dapat terbaca
(musnah) atau dicuri harus dimumkan oleh Direksi dengan iklan dalam sedikitnya 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan sedikitnya
30 (tiga puluh) hari sebelum pengeluaran penggantinya itu.
5. Untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut tercatat, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Setelah pengganti surat saham tersebut dikeluarkan, maka asli surat saham tidak berlaku lagi di
Perseroan.
7. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham sebagaimana diuraikan dalam ayat 1 dan
ayat 3 pasal 7 ini ditanggung oleh pemegang saham yang bersangkutan.
8. Ketentuan dalam ayat 1 sampai dengan ayat 7 pasal 7 ini, secara mutatis mutandis juga berlaku
bagi pengeluaran pengganti surat saham kolektif saham.
Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus
Pasal 8
1. Perseroan mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat
kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat:
a. nama dan alamat para pemegang saham;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para
pemegang saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan
tanggal perolehan hak gadai tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan
309
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Perseroan dan/atau diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan
Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham
itu diperoleh.
4. Pemegang saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggalnya dengan surat
kepada Direksi Perseroan.
Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada
pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir
dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus
sebaik-baiknya.
6. Setiap pemegang saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu
jam kerja kantor Perseroan.
7. Perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan
penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
Direksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar.
8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai
suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan dengan gadai atau cessie yang mengikuti saham
atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan
untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut dicatatkan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penitipan Kolektif
Pasal 9
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam
Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan
segenap pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dicatat dalam rekening
Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan
Efek yang bersangkutan untuk kepentingan segenap pemegang rekening pada Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio
efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut
dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan segenap pemilik
Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif.
4. Perseroan wajib menerbitkan Konfirmasi Pencatatan Saham kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian sebagaimana
yang dimaksud ayat 3 pasal ini sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.
310
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian diajukan
secara tertulis kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek apabila diminta
oleh pemegang saham yang bersangkutan wjib menerbitkan Konfirmasi Pencatatan Saham kepada
pemegang rekening Efek sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek,
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan Perseroan dari klasifikasi yang sama adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan jaminan yang cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik yang
sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak mengeluarkan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam
rekening Efek tersebut.
11. Pemegang rekening Efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening Efek pada Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham.
12. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta
jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening tersebut kepada
Lembaya Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya menyerahkannya kepada Perseroan
selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian
dari portofolio dari Reksa Dana berbentuk kontrak invesatsi kolektif dan tidak termasuk dalam
penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank
Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambatnya 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya
lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain
kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek tersebut.
15. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan
saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang
merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
16. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak memperoleh dividen, saham bonus
atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditetapkan
oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan bank
Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang selanjutnya akan menyerahkan daftar yang telah
dikonsolidasikan tersebut kepada Direksi Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal
yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen saham,
saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
311
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pemindahan Hak Atas Saham
Pasal 10
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama dari
pemegang saham yang baru telah dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham, satu dan lain dengan
tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang.
2. Setiap pemindahan hak atas saham harus berdasarkan akta pemindahan hak yang ditandatangani
oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah. Setiap
biaya yang dikenakan berkenaan dengan pemindahan hak atas saham harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham
Perseroan tercatat.
3. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan
dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan Perseroan dengan ketentuan
bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek dimana saham
Perseroan tercatat ada waktu itu harus memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut tercatat.
4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai
mutasi antar rekening ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas
nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan
melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak atas shama oleh Direksi Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat 5 di atas.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar
telah dipenuhi.
6. Direksi dapat menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham
apabila cara yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan cara yang ditentukan oleh
Rapat Direksi tidak dipenuhi atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak dipenuhi.
7. Apabila Direksi menolak untuk mencatat pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan ahknya dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan pendaftaran itu diterima oleh Direksi.
Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek setiap penolakan untuk mencatat
pemindahan hak atas saham harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat.
8. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada hari kerja terakhir dari Bursa Efek di Indonesia sebelum
diiklankannya panggilan untuk Rapat umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para
pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat yang dimaksud.
9. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau
karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dengan
mengajukan bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham.
10. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undngan di bidang
pasar modal serta peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu.
11. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas shama harus berlaku terhadap
setiap peralihan hak menurut ayat 9 pasal ini.
312
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Direksi
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang Direktur,
seorang diantaranya diangkat menjadi Direktur Utama, dan bila dipandang perlu dapat diangkat
sebagai seorang atau lebih Wakil Direktur Utama.
2. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal dari Rapat Umum Pemegang Saham yang
mengangkatnya sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang ketiga setelah
tanggal pengangkatan mereka dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Direksi yang
bersangkutan diberi kesempatan hadir guna membela diri.
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan rapat yang memutuskan pemberhentiannya
kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
4. Para anggota Direksi dapat diberi gaji bulanan dan tunjangan lainnya termasuk santunan purna
jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Kenaikan gaji dan
tunjangan yang diberikan kepada anggota Direksi harus berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham, dimana usul mengenai jumlah keseluruhan kenaikan tersebut harus telah
dicantumkan dalam panggilan rapat. Wewenang untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan
lainnya untuk masing-masing anggota Direksi oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak terjadi lowongan, harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, untuk mengisi
lowongan tersebut.
Masa jabatan seorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan
dari anggota Direksi yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.
6. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diselenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru, dan untuk sementara Perseroan diurus oleh
Dewan Komisaris.
7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.
Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat
dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal
pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
8. Jabatan anggota Direksi akan berakhir apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 7;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku atau ketentuan Bursa
Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu, termasuk tetapi tidak terbatas karena
menjadi tidak waras atau pailit;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
313
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Tugas dan Wewenang Direksi
Pasal 12
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam (termasuk dana yang diperoleh dari fasilitas leasing) atau meminjamkan uang atas
nama Perseroan;
b. mengikat Perseroan sebagai penjamin hutang (borg atau avalist);
c. membebani hak tanggungan, menggadaikan atau dengan cara lain mempertanggungkan
kekayaan Perseroan yang bukan merupakan seluruh atau sebagian besar kekayaan Perseroan;
d. menjual/mendapatkan atau melepaskan kekayaan Perseroan yang bukan merupakan seluruh
atau sebagian besear kekayaan Perseroan;
e. melakukan penyertaan modal dalam perseroan lain;
f. mengajukan gugatan ke pengadilan;
harus dengan persetujuan tertulis dari dan/atau akta yang bersangkutan turut ditandatangani oleh
Komisaris Utama atau dalam hal ia berhalangan sekurangnya dari/oleh 2 (dua) orang Komisaris.
4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh
atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi
yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suaya yang dikeluarkan
secara sah dalam rapat.
Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maak
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu
dapat diselenggarakan rapat kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.
Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak
termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemganggilan rapat tersebut tidak
perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus
dihadiri para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per
tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.
Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang
ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemanggilan,
waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana
yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
5. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan utang atau melepaskan hak atas
harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 wajib pula diumumkan dalam 2
(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
314
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6. a. 2 (dua) orang anggota Direksi, dengan ketentuan seorang dari padanya adalah Direktur Utama,
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka kedua orang anggota Direksi yang dimaksud,
salah seorang diantaranya haruslah anggota Direksi yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur
Utama, berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
7. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat
seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya wewenang yang
diatur dalam surat kuasa, wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran
Dasar.
8. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat umum Pemegang
Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris.
9. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya, dan dalam
hal perseroan memunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal tentang benturan kepentingan
transaksi tersebut.
Rapat Direksi
Pasal 13
1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Direktur Utama atau
oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-
sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah.
2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut
ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar ini.
3. Panggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang
disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima yang layak
atau dengan telefax, telex, sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
Apabila hal-hal yang hendak dibicarakan perlu segera diselesaikan, jangka waktu panggilan itu
dapat dipersingkat menjadi tidak kurang dari 3 (tiga) hari dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan utama Perseroan.
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan
dan Rapat Direksi dapat diadakan di tempat lainnya sebagaimana yang ditentukan oleh anggota
Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 12 ayat 9 Anggaran Dasar dan rapat
tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin
oleh seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Rapat Direksi.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
315
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 50%
(lima puluh persen) dari jumlah anggota Direksi hadir dan/atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota
Direksi hadir dan/atau diwakili dalam rapat.
10. Seorang anggota Direksi tidak dapat memberikan suaranya dalam Rapat yang membahas suatau
kontrak atau usulan kontrak atau suatu rencana dimana yang bersangkutan memiliki kepentingan
pribadi baik langsung maupun tidak langsung.
11. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka ketua Rapat Direksi mempunyai
suara yang menentukan, kecuali dalam Rapat Direksi dimana hadir dan/atau diwakili hanya 2 (dua)
orang anggota Direksi atau dimana hanya 2 (dua) orang anggota Direksi yang dapat mengeluarkan
suara yang sah dalam rapat, maka ketua rapat Direksi tidak mempunyai suara yang menentukan.
12. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi yang diwakilinya.
a. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara yang mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan tanpa ada keberatan dari yang hadir.
b. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
13. Berita Acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat dan ditunjuk oleh
Ketua Rapat, dan kemudian ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi
lainnya yang hadir dan ditunjuk untuk itu oleh rapat tersebut, untuk memastikan kelengkapan dan
kebenaran Berita Acara tersebut.
Berita Acara ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga
mengenai keputusan yang diambil dalam rapat yang bersangkutan.
Apabila Berita Acara dibuat oleh Notaris, penandatanganan demikian tidak disyaratkan.
14. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan tersebut
serta menandatangani persetujuan tertulis.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
Dewan Komisaris
Pasal 14
1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya
diangkat sebagai Komisaris Utama.
2. Komisaris Utama atau dalam hal Komisaris Utama berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, salah seorang Komisaris lainnya yang ditunjuk secara tertulis oelh Komisaris
Utama berhak untuk bertindak untuk dan atas nama Dewan Komisaris.
3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing untuk
jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditutupnya Rapat umum Pemegang Saham
yang mengangkatnya sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ketiga
setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang
Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya setelah anggota
Dewan Komisaris yang bersangkutan memperoleh kesempatan untuk hadir guna membela diri dalam
rapat.
316
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentian tersebut,
kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat tersebut.
4. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
5. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji bulanan dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Kenaikan gaji dan tunjangan yang diberikan kepada anggota Dewan komisaris harus berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dimana usul mengenai jumlah keseluruhan kenaikan
tersebut harus telah dicantumkan dalam Panggilan Rapat. Wewenang untuk menentukan beesarnya
gaji dan/atau tunjangan lainnnya untuk masing-masing anggota Dewan Komisaris oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Rapat Dewan Komisaris.
6. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diberitahukan/diumumkan tentang akan
diadakannya panggilan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan diadakan
untuk mengisi lowongan itu.
Masa jabatannya seseorang ynag diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa
jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.
7. Seorang anggota Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap
dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan
yang bersangkutan hingga saat pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham
berikutnya.
8. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 7;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku atau ketentuan Bursa
Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu, termasuk tetapi tidak terbatas karena
menjadi tidak waras atau pailit;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris
Pasal 15
1. Dewan Komisaris melaukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan
serta memberikan nasihat kepada Direksi.
2. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Para anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam
jam kerja Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan
atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti
lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi.
4. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oelh anggota Dewan Komisaris.
317
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
5. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan sementara seorang atau lebih anggota
Direksi dari jabatannya apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Pemberitahuan sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.
7. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk memberitahukan/mengumumkan bahwa akan diadakan panggilan Rapat
Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan
akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota
Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.
8. Rapat tersebut dalam ayat 7 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepda pihak ketiga, rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan
Komisaris lainnya yang ditunjuk untuk itu oleh rapat tersebut dan apabila tidak ada seorangpun
anggota Komisaris yang hadir, maka rapat dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari
antara mereka yang hadir.
9. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dalam ayat 7 ini tidak diadakan atau tidak berhasil
mengambil keputusan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah pemberhentian sementara
itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak
menjabat kembali jabatannya semula.
10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus
Perseroan, dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara
kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama.
Rapat Dewan Komisaris
Pasal 16
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Komisaris
Utama atau oleh 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris lainnya atau atas permintaan dari 1 (satu)
pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari
seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris yang berhak mewakili
Dewan Komisaris menurut ketentuan Pasal 14 Anggaran Dasar.
3. Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada setiap anggota Dewan Komisaris secara
langsung, maupun dengan surat tercatat dengan mendapat tanda terima yang layak, atau dengan
telex, telefax sekurangnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
Apabila hal-hal yang hendak dibicarakan perlu segera diselesaikan, jangka waktu panggilan itu
dapat dipersingkat menjadi tidak kurang dari 3 (tiga) hari, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan utama
Perseroan.
Apabila semua anggota Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat lainnya sebagaimana yang
ditentukan oleh anggota Dewan Komisaris yang berhak mewakili Dewan Komisaris sesuai ketentuan
Pasal 14 Anggaran Dasar dan rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
318
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat Dewan
Komisaris akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang
hadir.
7. Seorang anggota Dewan Komisaris lainnya dapat diwakili dalam rapat Dewan Komisaris hanya
oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila
lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam
rapat.
9. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh jumlah anggota Dewan
Komisaris yang sedang menjabat dan yang hadir atau diwakili rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka ketua rapat Dewan Komisaris yang
akan menentukan.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1
(satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
a. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilaukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
b. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat dan kemudian harus ditandatangani oleh ketua
rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk pada rapat yang
bersangkutan untuk maksud tersebut.
Apabila Berita Acara dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.
13. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan dalam
ayat 12 pasal ini akan berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk para anggota Dewan Komisaris
dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam rapat yang
bersangkutan.
14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris yang telah diberitahu secara tertulis
dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis dan menandatangani persetujuan tersebut,
Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam rapat Dewan Komisaris.
Tahun Buku
Pasal 17
1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember tahun yang sama.
Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
2. Dalam waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan
tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh
semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
tahunan.
319
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Laporan Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor Perseroan paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan, agar dapat
diperiksa oleh para pemegang saham.
3. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi yang telah diperiksa oleh Akuntan
Publik dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya berperedaran nasional
dalam wilayah Repulik Indonesia dan 1 (satu) lainnya terbit di tempat kedudukan Perseroan
sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi, selambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun
buku berakhir.
Rapat Umum Pemegang Saham
Pasal 18
1. Rapat Umum Para Pemegang Saham dalam Perseroan adalah:
a. Rapat Umum Pemegang Saham tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran
Dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
2. Istilah Rapat umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan
tegas dinyatakan lain.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Pasal 19
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya pada akhir
bulan Juni tiap tahun setelah ditutupnya buku-buku Perseroan.
2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:
a. Direksi mengajukan perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi
dari tahun buku dan penjelasan atas dokumen tersebut yang telah diaudit oleh akuntan publik
untuk mendapat pengesahan rapat.
b. Direksi mengajukan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, hasil yang
telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan di masa yang akan datang, kegiatan
utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul
selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan
rapat.
c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan.
d. Dilangsungkan penunjukkan akuntan publik.
e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
3. Pengesahan perhitungan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi
dan Dewan Komisaris serta atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun
buku yang lalu, sejauh tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam perhitungan tahunan.
4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka pemegang saham berhak memanggil sendiri
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua
Pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
320
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Pasal 20
1. Direksi atau Dewan Komisaris berwenang menyelenggarakan Rapat umum Pemegang Saham Luar
Biasa.
2. Direksi atau Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa atas permintaan tertulis dari para anggoa Direksi dan Dewan Komisaris atau
dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang
hendak dibicarakan disertai alasannya.
3. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung
surat permintaan itu diterima, maka para anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham yang
bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri rapat atas biaya
Perseroan setleah mendapat izin dari Ketua Pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan.
4. Pelaksanaan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan Ketua
Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut.
Tempat dan Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
Pasal 21
1. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan
Bursa Efek di Indonesia dimana saham Perseroan dicatatkan.
2. Sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diberiaknnya pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham, pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan harus memberitahukan kepada para
pemegang saham dengan cara memasang iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara
Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan atau yang terbit
di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia sebagaimana ditentukan oleh Direksi bahwa akan
diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan iklan dalam sedikitnya 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam
wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan
atau yang terbit di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurangnya 21 (dua puluh satu)
hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal rapat.
3. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan
acara rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat tersedia
di kantor Perseroan mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal rapat diadakan.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan pemberitahuan
bahwa laporan tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 17 ayat 2 telah tersedia di kantor
Perseroan selambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal rapat dan bahwa salinan dari daftar
neraca dan daftar perhitungan laba rugi tahun buu yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan
atas permintaan tertulis dari pemegang saham.
321
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
4. Usul dari pemegang saham harus dimasukan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham apabila:
a. usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih
pemegang saham yang memiliki sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari keseluruhan jumlah
saham dengan hak suara yang sah;
b. usul yang bersangkutan telah diterima oleh Direksi sedikitnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
pemanggilan rapat yang bersangkutan dikeluarkan;
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
Pimpinan dan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Pasal 22
1. Apabila dalam Anggaran Dasar ditentukan lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris untuk itu, dalam hal
Rapat Dewan Komisaris tidak melaukan penunjukan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, maka rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat,
dalam hal tidak ada seorangpun Komisaris yang hadir, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, maka rapat diketuai oleh seorang pemegang saham yang dipilih oleh dan dari antara
mereka yang hadir dalam rapat.
2. Mereka yang hadir dalam rapat harus membuktikan kewenangannya untuk hadir dalam rapat, yaitu
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam panggilan rapat, dengan ketentuan untuk saham
yang tercatat di Bursa Efek dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat.
3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat
berita acara rapat oleh notaris.
Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihak
ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.
Korum, Hak Suara dan Keputusan
Pasal 23
1. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham
yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan kecuali apabila ditentukan lain
dalam Anggaran Dasar ini.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 butir 1 tidak tercapai, maka dapat
diadakan pemanggilan rapat kedua tanpa didahului dengan pengumuman/pemberitahuan
tentang akan diadakannya pemanggilan rapat.
c. Rapat kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari terhitung sejak tanggal rapat pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti
yang diperlukan untuk rapat pertama, kecuali mengenai persyaratan korum sebagaimana
ditetapkan dalam butir d dan pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
rapat kedua tersebut, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat
dan dengan menyebutkan bahwa telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
pertama tetapi tidak mencapai korum.
d. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri
oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang mewakili sedikitnya
1/3 (satu per tiga) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
e. Dalam hal korum rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan korum ditetapkan
oleh Ketua Pengadialn negeri yang wilayahnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
322
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Yang demikian satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan tentang persyaratan korum rapat
yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal, termasuk
korum rapat untuk menyetujui benturan kepentingan transaksi tertentu.
2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan undang-undang dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku tentang bukti perdata dan harus diajukan kepda Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari
kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.
3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu rapat diadakan.
4. Dalam rapat, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam
pemungutan suara.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan
dari pemegang saham yang hadir dalam rapat yang mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
7. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan
jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan
suara berdasrkan suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dalam rapat, kecuali apabila dalam
Anggaran Dasar ini ditentukan lain.
Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, jika mengenai orang harus
diundi, jika mengenai hal-hal lain, maka usul harus dianggap ditolak.
9. a. Keputusan berkenaan dengan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat 9 di atas harus diambil dalam Rapat Umum Pemegang
Saham yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut, yang dihadiri oleh pemegang saham
independen, yaitu pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan atas transaksi
tersebut (untuk selanjutnya disebut “Pemegang Saham Independen”) yang memiliki lebih dari
50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki
seluruh Pemegang Saham Independen dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 1 butir 1
pasal ini, dan keputusan tersebut diambil berdasarkan suara setuju dari Pemegang Saham
independen yang memiliki lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang dimiliki seluruh Pemegang Saham Independen.
b. Dalam pengambilan keputusan tersebut, pemegang saham, anggota Direksi dan Dewan
Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan dengan transaksi yang diputuskan tidak
berhak mengeluarkan saran atau pendapat.
c. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham Independen tersebut dinyatakan sebagai
dikukuhkan oleh korum rapat keseluruhan, yang diikuti oleh seluruh pemegang saham yang
hadir dalam rapat, termasuk pula pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan.
d. Jikalau dalam rapat yang pertama tersebut, ternyata jumlah Pemegang Saham Independen
yang hadir atau diwakili ternyata tidak mencukupi persyaratan korum yang ditentukan oleh
rapat pertama tersebut, maka atas permintaan Perseroan dapat diadakan rapat yang kedua
setelah diadakan pemanggilan rapat (namun tanpa diperlukan pembertahuan yang mendahului
pemanggilan rapat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21), asalkan dalam rapat tersebut
323
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
hadir atau diwakili Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh
persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki Pemegang Saham
Independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen)
dari jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham Independen yang hadir/diwakili dalam rapat.
e. Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juta tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat
yang ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang
pemanggilan waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan
keputusan sebagaimana yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
10. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaran atau pemungutan suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi semua syarat, sebagai berikut:
a. menurut pendapat ketua rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara
rapat yang bersangkutan; dan
b. hal-hal tersebut diajukan oleh para pemegang saham yang mewakili sedikitnya 10% (sepuluh
persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan.
Penggunaan Laba
Pasal 24
1. Rapat Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengenai
penggunaan dari laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Perhitungan
Tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dalam usul maka
dapat dinyatakan berapa jumlah pendapatan bersih yang belum terbagi yang akan dipergunakan
sebagai dana cadangan, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 25 di bawah ini.
2. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tidak menentukan lain, maka laba bersih setelah
dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh undang-undang dan Anggaran Dasar Perseroan
dibagi sebagai dividen.
3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus
ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen.
Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar
dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari
Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.
Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham. Pasal 21 ayat 2
berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.
4. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi, dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup,
demikian dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
5. Direksi berdasarkan keputusan rapat Direksi dengan persetujuan rapat Dewan komisaris berhak
untuk membagi dividen sementara apabila keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan
ketentuan bahwa dividen sementara tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan
dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya yang diambil
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
6. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan
bersih seperti tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan dan setelah dipotong pajak penghasilan, dapat diberikan tantieme
kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang besarnya ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham.
324
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
7. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setleah disediakan
untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu.
Dividen dalam dana candangan tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum
lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut
yang dapat diterim aoleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu tersebut
menjadi milik Perseroan.
Penggunaan Dana Cadangan
Pasal 25
1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham setelah memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang
ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.
3. Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah
sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 diguankan bagi keperluan perseroan.
4. Direksi harus mengelola dana cadangan yang melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut
agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan
persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi.
Pengubahan Anggaran Dasar
Pasal 26
1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari seluruh saham yang telah
dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh sedikitnya 2/3 (dua
per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Pengubahan Anggaran Dasar
tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.
2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut pengubahan nama, maksud dan tujuan,
kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal
yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka
atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 pasal ini
cukup dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu
selambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
tentang pengubahan tersebut serta didaftarkan dalam daftar wajib daftar perusahaan.
4. Apabila dalam rapat yang dimaksud dalam ayat 1 korum yang ditentukan tidak tercapai, maka
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu
dapat diselenggarakan rapat kedua, dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan
untuk rapat pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilaukan paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak termasuk tanggal palnggilan dan tanggal rapat,
serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuan, pengumuman terlebih
dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus diahdiri para pemegang saham atau kuasanya yang
sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan keputusan disetujui oleh sedikitnya suara terbanyak dari jumlah suara yang
dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
325
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Jikalau korum dalam rapat kedua itu juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang ketiga,
setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyatatan tentang pemanggilan, waktu
penyelenggaran rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana yang
ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditor
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 2
(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas
dalam wilayah negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan
Perseroan, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan
Pasal 27
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang Pasar
Modal maka penggabungan, peleburan dan pengambilalihan, hanya dapat dilakukan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili
sedikitnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan
disetujui sedikitnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam
rapat.
Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu
dapat diselenggarakan rapt kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.
Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak
termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak
perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus
dihadiri para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per
tiga) bagian dari jumlah seluruh raham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dai julah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.
Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang
ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemganggilan,
waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana
yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia 1 (satu)
diantaranya berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di
tempat kedudukan Perseroan mengenai rencana penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
Perseroan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham.
Pembubaran dan Likuidasi
Pasal 28
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pembubaran
perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang
dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah saham
dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara
yang dikeluarkan dalam rapat.
Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu
dapat diselenggarakan rapat kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.
Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak
termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak
perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus
326
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua)
bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.
Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi maka dapat diadakan rapat yang
ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemanggilan,
waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana
yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.
2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan
penetapan pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.
3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau
penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator.
4. Upah bagi likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan
pengadilan.
5. Likuidator wajib mendaftarkan dalam wajib daftar perusahaan, mengumumkan dalam Berita negara
dan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya yang mempunyai
peredaran luas di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat
kedudukan Perseroan serta dengan pemberitahuan untuk itu kepada para kreditur, serta dilaporkan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Badan Pengawas Pasar Modal, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sejak Perseroan dibubarkan.
6. Anggaran Dasar seperti termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya di kemudian hari tetap
berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang
Saham berdasarkan persertujuan dari suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya
pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.
7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan
menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham
yang mereka miliki masing-masing.
Peraturan Penutup
Pasal 29
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Rapat Umum
Pemegang Saham yang akan menentukan.
327
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan pemesanan pembelian
Sukuk Ijarah adalah:
1. Pemesan Yang Berhak
Perorangan Warga Negara Indonesia dan perorangan Warga Negara Asing dimanapun mereka bertempat
tinggal, serta badan usaha atau lembaga Indonesia ataupun asing dimanapun mereka berkedudukan
yang berhak membeli Sukuk Ijarah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yurisdiksi setempat.
2. Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah
Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah harus diajukan dengan menggunakan Formulir Pemesanan
Pembelian Sukuk Ijarah (FPPSI) yang dicetak untuk keperluan ini. Pemesanan pembelian Sukuk Ijarah
yang diajukan dengan menggunakan fotokopi formulir tersebut ataupun bentuk lainnya akan ditolak.
3. Jumlah Minimum Pemesanan Sukuk Ijarah
Pemesanan pembelian Sukuk Ijarah harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan
pemindahbukuan senilai Rp1 atau kelipatannya.
4. Masa Penawaran Sukuk Ijarah
Masa Penawaran Sukuk Ijarah akan dimulai pada tanggal 28 Juni 2007 pukul 09.30 WIB dan ditutup
pada tanggal 2 Juli 2007 pukul 16.00 WIB.
5. Tempat Pengajuan Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah
Pemesan harus mengajukan FPPOS selama jam kerja yang umum berlaku, kepada para Penjamin
Emisi Sukuk Ijarah atau Agen Penjualan yang ditunjuk sebagaimana dimuat dalam Bab XXII Prospektus
ini pada tempat dimana Pemesan memperoleh Prospektus dan FPPOS.
6. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah
Para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan pemesan pembelian
Sukuk Ijarah akan menyerahkan kembali kepada Pemesan 1 (satu) tembusan FPPOS yang telah
ditandatangani sebagai tanda terima pengajuan pemesanan pembelian Sukuk Ijarah. Bukti tanda terima
pemesanan pembelian Sukuk Ijarah bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan.
7. Penjatahan Sukuk Ijarah
Apabila jumlah keseluruhan Sukuk Ijarah yang dipesan melebihi jumlah Sukuk Ijarah yang ditawarkan
maka penjatahan akan ditentukan oleh kebijaksanaan masing-masing Penjamin Emisi Sukuk Ijarah sesuai
dengan porsi penjaminannya masing-masing dimana akan dilakukan pada tanggal 3 Juli 2007.
Penjamin Emisi Sukuk Ijarah akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada BAPEPAM
dan LK paling lambat 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan
peraturan BAPEPAM Nomor IX.A.2.
Manajer Penjatahan, dalam hal ini adalah salah satu dari Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah, akan
melakukan audit penjatahan dan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada BAPEPAM
dan LK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada peraturan No.
VIII.G.12 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau
Pembagian Saham Bonus dan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 Tentang Tanggung Jawab Manajer
Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum; paling lambat
30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan.
328
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
8. Pembayaran Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah
Setelah menerima pemberitahuan hasil penjatahan Sukuk Ijarah tersebut, pemesan harus segera
melaksanakan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai atau dengan bilyet giro atau dengan cek
yang ditujukan kepada Penjamin Emisi Sukuk Ijarah melalui Agen Penjualan tempat mengajukan
pemesanan. Jika pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro yang
bersangkutan harus dapat ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya tanggal 4 Juli 2007 (in good
fund) pukul 14.00 WIB. Penyetoran dapat dilakukan langsung kepada rekening Penjamin Pelaksana
Emisi Sukuk Ijarah di:
Bank Syariah Mandiri
Cabang Hasanuddin Jakarta
No. Rekening 001-004727-7
A/n. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas
HSBC
Gd World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31
Jakarta 12920
No. Rekening 060-000239-759
A/n. PT HSBC Securities Indonesia
Semua biaya atau provisi bank ataupun biaya transfer merupakan beban pemesan. Pemesanan akan
dibatalkan jika persyaratan pembayaran tidak dipenuhi.
9. Distribusi Sukuk Ijarah Secara Elektronik
Pada tanggal emisi yaitu 5 Juli 2007, Perseroan wajib menerbitkan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah untuk
diserahkan kepada KSEI dan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Sukuk Ijarah pada
Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi
tersebut, maka pendistribusian Sukuk Ijarah semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana
Emisi Sukuk Ijarah.
Segera setelah Sukuk Ijarah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah, selanjutnya Penjamin
Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah memberi instruksi kepada KSEI untuk memindahbukukan Sukuk Ijarah
dari Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah ke dalam Rekening Efek Penjamin Emisi
Sukuk Ijarah sesuai dengan bagian penjaminan masing-masing. Dengan telah dilaksanakannya
pendistribusian Sukuk Ijarah kepada Penjamin Emisi Obligasi Syariah Ijarah maka tanggung jawab
pendistribusian Sukuk Ijarah semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Sukuk Ijarah yang
bersangkutan.
10. Pendaftaran Sukuk Ijarah ke Dalam Penitipan Kolektif
Sukuk Ijarah yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum ini telah didaftarkan pada KSEI
berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah di KSEI yang ditandatangani Perseroan dengan KSEI
No. SP-002/PO-Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007. Dengan didaftarkannya Sukuk Ijarah tersebut di
KSEI maka atas Sukuk Ijarah yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Perseroan tidak menerbitkan Sukuk Ijarah dalam bentuk sertifikat kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk
Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Sukuk
Ijarah. Sukuk Ijarah akan diadministrasikan secara elektronik dalam Penitipan Kolektip di KSEI.
Selanjutnya Sukuk Ijarah hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek selambat-
lambatnya tanggal 5 Juli 2007.
b. KSEI akan menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian sebagai
tanda bukti pencatatan Sukuk Ijarah dalam Rekening Efek di KSEI. Konfirmasi Tertulis tersebut
merupakan bukti kepemilikan yang sah atas Sukuk Ijarah yang tercatat dalam Rekening Efek.
329
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
c. Pengalihan kepemilikan atas Sukuk Ijarah dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek
di KSEI, yang selanjutnya akan dikonfirmasikan kepada Pemegang Rekening.
d. Pemegang Sukuk Ijarah yang tercatat dalam Rekening Efek merupakan Pemegang Sukuk Ijarah
yang berhak atas pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, pelunasan Sisa Imbalan Ijarah, memberikan
suara dalam RUPSI serta hak-hak lainnya yang melekat pada Sukuk Ijarah.
e. Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan pelunasan jumlah Sisa Imbalan Ijarah akan dibayarkan
oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui
Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah maupun pelunasan
Sisa Imbalan Ijarah yang ditetapkan Perseroan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah
dan Perjanjian Agen Pembayaran. Perseroan melaksanakan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah
dan pelunasan Sisa Imbalan Ijarah berdasarkan data kepemilikan Sukuk Ijarah yang disampaikan
oleh KSEI kepada Perseroan. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah
adalah Pemegang Rekening yang memiliki Sukuk Ijarah pada 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum Tanggal
Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah (P-7).
f. Hak untuk menghadiri RUPSI dilaksanakan oleh Pemegang Sukuk Ijarah dengan memperlihatkan
KTUR asli yang diterbitkan oleh KSEI kepada Wali Amanat Sukuk. Yang dapat menghadiri RUPSI
adalah Pemegang Sukuk Ijarah di Rekening Efek pada hari ketiga sebelum pelaksanaan RUPOS
(R-3). Terhitung sejak R-3 sampai dengan berakhirnya RUPSI, seluruh Sukuk Ijarah di Rekening
Efek di KSEI akan dibekukan sehingga tidak dapat dilakukan pemindahbukuan antar Rekening
Efek. Transaksi Sukuk Ijarah yang penyelesaiannya jatuh pada R-3 sampai dengan tanggal
pelaksanaan RUPSI akan diselesaikan oleh KSEI mulai hari pertama setelah berakhirnya RUPSI.
g. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan Sukuk Ijarah wajib membuka Rekening Efek di
Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang Rekening Efek di KSEI.
11. Pembatalan Penawaran Umum
Sebelum dan selama berlangsungnya masa penawaran, Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan
Perseroan memiliki hak untuk membatalkan Penawaran Umum ini bilamana terjadi hal-hal yang disebut
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah.
12. Lain-Lain
Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan
pembelian Sukuk Ijarah secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
330
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XXI. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT
Dalam rangka Penawaran Umum “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007”, badan yang bertindak
sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili para pemegang Sukuk Ijarah
adalah PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Mandiri (Persero), selanjutnya disebut “Bank Mandiri”, telah terdaftar di BAPEPAM sebagai
Wali Amanat dengan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tanggal 2 Oktober 1999 sesuai dengan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
Sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini, telah dibuat Akta Perjanjian Perwaliamanatan
Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007 dan Addendum Perjanjian
Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 13 tanggal 7 Juni 2007, yang dibuat
di hadapan Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, antara Perseroan selaku Perseroan dengan Bank
Mandiri selaku Wali Amanat,
Umum
PT Bank Mandiri (Persero) didirikan berdasarkan Akta Notaris No.10 tanggal 2 Oktober 1998 yang dibuat
dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Bank
Mandiri atau disingkat PT Bank Mandiri (Persero). Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Keputusan No. C2-16561 HT.01.01.Th.98 tanggal 2 Oktober 1998, didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan dengan TDP No. 09031827089 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta
Selatan No. 3264/BH.09.03/X/98 tanggal 9 Oktober 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan No. 6859 Tahun 1998.
Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan
yang terakhir dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, Sarjana Hukum Nomor 48 tanggal 12 April 2006 yang
Laporan Perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi
Badan Hukum (SISMINBAKUM) Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 21 April 2006 Nomor C-11408 HT.01.04.TH.2006.
Permodalan Wali Amanat
Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Desember 2006
adalah sebagai berikut :
Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Persentase
Lembar Per Lembar Saham Kepemilikan
Saham Saham (Nilai Penuh) Saham
(Jumlah Penuh)
Modal Dasar
� Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00%
� Saham Biasa Seri B 31.999.999.999 500 15.999.999.999.500 100,00%
Jumlah Modal Dasar 32.000.000.000 500 16.000.000.000.000 100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Negara Republik Indonesia
- Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00%
- Saham Biasa Seri B 13.999.999.999 500 6.999.999.999.500 67,86%
Publik
- Saham Biasa Seri B 6.631.217.467 500 3.315.608.733.500 32,14%
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh 20.631.217.467 500 10.315.608.733.500 100,00%
331
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Pengurusan dan Pengawasan
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi terakhir sesuai dengan Akta No. 5 tanggal 2 Juni 2006
dibuat dihadapan Dr. A. Partomuan S.H., LLM, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama : Edwin Gerungan
Wakil Komisaris Utama : Muchayat
Komisaris : Soedarjono
Komisaris : Richard Claproth
Komisaris Independen : Pradjoto
Komisaris Independen : Gunarni Soeworo
Komisaris Independen : Yap Tjay Soen
Direksi
Direktur Utama : Agus Martowardojo
Wakil Direktur Utama : I Wayan Agus Mertayasa
Direktur : Omar Sjawaldy Anwar
Direktur : Zulkifli Zaini
Direktur : Abdul Rachman
Direktur : Sasmita
Direktur : Sentot A. Sentausa
Direktur : Bambang Setiawan
Direktur : Riswinandi
Kegiatan Usaha
Sesuai Akta Pendirian No. 10 tanggal 2 Oktober 1998, ditetapkan bahwa:
1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang
perbankan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. Memberikan kredit,
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang,
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya:
(i) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
(ii) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
(iii) Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah;
(iv) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
(v) Obligasi;
(vi) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
332
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(vii) Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada Bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk atau
sarana lainnya;
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau
dengan cara lain dalam hal debitur tidak memenuhi kewajbannya kepada Bank, dengan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat;
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku menyediakan pembiayaan dan/atau
melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh yang berwenang;
n. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
yang berwenang;
o. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;
p. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
q. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
r. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di dalam pengembangan Pasar Modal, PT Bank Mandiri (Persero) ikut berperan aktif, antara lain dengan
bertindak sebagai:
1. Wali Amanat (Trustee) dalam penerbitan obligasi sebagai berikut:
Astra International, Bank Ekspor Indonesia, Bank Panin, Bank Rakyat Indonesia, Bank Nagari,
Bank Pembangunan Daerah NTB, Bank Pembangunan Daerah Lampung, Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Utara, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bahtera Adimina Samudera,
Bakrie Finance, Bukopin, Bunas Finance, Berlian Laju Tanker, Ciputra Development, Ciputra Surya,
Citra Marga Nusaphala Persada, Dankos Laboratories, Jakarta International Hotel & Development,
Jasa Marga, Lautan Luas, Mayora Indah, Metrodata Electronics, Marga Mandala Sakti, Pam Lyonaise
Jaya, Panasia Filament Inti, Papan Sejahtera, Perusahaan Listrik Negara, Ricky Putra Globalindo,
Swadharma Indotama Finance, Suba Indah, Sosro, Summarecon Agung, Tamara Konversi, Tjiwi
Kimia, U Finance, Wijaya Karya, Summit Oto Finance.
333
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
2. Agen Pembayaran kupon bunga dan pokok Obligasi:
Astra International, Bakrie Finance I Tahun 1997, Bunas Finance, Ciputra Development I, Ciputra
Surya, Citra Marga Nusaphala Persada II Tahun 1997, Jakarta International Hotel & Development I
Tahun 1997, Jasa Marga Indeks Prestasi I, Jasa Marga Indeks Prestasi II, Mayora Indah I Tahun
1997, Marga Mandala Sakti, Panasia Filament Inti I Tahun 1997, Papan Sejahtera VII, Perusahaan
Listrik Negara I, Perusahaan Listrik Negara II, Perusahaan Listrik Negara III, Perusahaan Listrik
Negara IV, Perusahaan Listrik Negara V, Perusahaan Listrik Negara VI, Pembangunan Perumahan,
Pelabuhan Indonesia II, Tamara Konversi, Tjiwi Kimia.
3. Agen Pembayaran deviden saham perusahaan publik:
PT. Sucaco, PT. Merck Indonesia, PT. Asuransi Ramayana, PT. Alumindo Perkasa, PT. Tambaga
Mulia Semanan, PT. Semen Gresik, PT. Barito Pacific Timber, PT. Citra Marga Nusapala Persada,
PT. Indosat, PT. Aneka Tambang, PT. Unilever Indonesia, PT. BAT. Indonesia, PT. Sari Husada,
PT. Goodyear Indonesia, PT. Surya Dumai Industri, PT. Pan Brothers, PT. Intan Wijaya Chemical,
PT. Ekadharma Tape Indonesia, dan PT. Humpuss.
4. Jasa Receiving Bank dalam IPO:
PT Arpeni Pratama Ocean Line, PT Bukit Asam, PT Bank Himpunan Saudara, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk., PT Mitra Adi Perkasa, PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
5. Mengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) dan Agen Penjaminan (Security Agent).
6. Menyelenggarakan jasa penitipan Efek-efek (Jasa Custodian).
Kantor Cabang Bank Mandiri
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya, jaringan operasional PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.
terus meluas. Data per 31 Desember 2006 telah memiliki kantor yang terdiri atas : 1 Kantor Pusat, 924
Kantor yang terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di seluruh
Indonesia serta 4 cabang Luar Negeri yakni Hongkong, Singapura, Cayman Island dan Dili, 1 subsidiary
di London dan 1 kantor representative di Shanghai.
Tugas Pokok Wali Amanat
Sesuai dengan pasal 51 Undang-undang No.8 tahun 1995, dan kemudian ditegaskan dalam Perjanjian
Perwaliamanatan Obligasi Berlian Laju Tanker III Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 3 tanggal
1 Mei 2007, dibuat dihadapan, Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, tugas pokok Wali
Amanat adalah mewakili kepentingan Pemegang Obligasi baik di dalam maupun di luar pengadilan
dalam melakukan tindakan hukum mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Obligasi sesuai dengan
syarat-syarat Emisi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian
Perwaliamanatan serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik
Indonesia.
Pergantian Wali Amanat
Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 3 Tanggal
1 Mei Tahun 2007, sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Perwaliamanatan No. 14 Tanggal
6 Juni 2007, yang keduanya dibuat dihadapan Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, Wali
Amanat dengan sendirinya berhenti menjadi Wali Amanat bilamana terjadi salah satu dari hal-hal di
bawah ini:
a. Wali Amanat dibubarkan oleh suatu badan peradilan atau oleh suatu badan resmi lainnya atau
berdasarkan suatu peraturan dalam undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya
dianggap telah bubar.
b. Wali Amanat dinyatakan pailit oleh badan peradilan yang berwenang atau dibekukan operasinya
dan/atau kegiatan usahanya oleh pihak yang berwenang.
c. Diberhentikan oleh RUPO sebagaimana diatur dalam pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan.
334
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
d. Dengan memperhatikan keputusan RUPO, atas permintaan BAPEPAM dan LK dalam hal BAPEPAM
dan LK berpendapat bahwa: Wali Amanat telah gagal untuk melaksanakan kewajibannya; Wali
Amanat tidak sesuai lagi atau tidak mampu untuk bertindak sebagai Wali Amanat;
e. Apabila semua Jumlah Terhutang kepada Pemegang Obligasi telah terpenuhi sebagaimana mestinya,
termasuk dalam hal Perseroan melakukan buy back 100% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Perjanjian Perwaliamanatan.
f. termasuk dalam hal Perseroan melakukan buy back 100% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Perjanjian Perwaliamanatan Wali Amanat mengajukan permohonan berhenti secara tertulis terlebih
dahulu kepada Perseroan untuk kemudian diberitahukan kepada RUPO, dengan menyebutkan
alasan-alasannya dan permohonan berhenti itu harus diajukan sedikitnya 3 (tiga) bulan sebelumnya
dan Wali Amanat baru berhenti bertugas selaku Wali Amanat berdasarkan Perjanjian
Perwaliamanatan setelah (i) permohonan berhenti tersebut diterima baik oleh Perseroan, (ii)
permohonan berhenti tersebut diterima oleh RUPO serta (iii) pada saat Wali Amanat yang
menggantikannya yang ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan keputusan RUPO mulai memangku
jabatannya.
Dalam hal terjadinya pemberhentian Wali Amanat, Perseroan harus dengan segera melakukan
pengangkatan pengganti dari Wali Amanat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan berjanji akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengangkat pengganti dari Wali Amanat
sedemikian rupa sehingga pada setiap waktu ada Wali Amanat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Sebulan sebelum pengakhiran tugas Wali Amanat, sebagaimana diatur dalam pasal 3.8 diatas, Emiten
harus menyampaikan sesuai dengan ketentuan mengenai keterbukaan informasi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Nomor X.K.I. Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik.
335
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Laporan Keuangan Wali Amanat
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan Bank Mandiri yang angka-angkanya diambil
dari Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Mandiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2006 dan 31 Desember 2006 dan 2005 (audited).
LAPORAN KEUANGAN
PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (KONSOLIDASI)
NERACA (konsolidasi)
LAPORAN KEUANGAN
(Rp juta)
No. Pos-Pos
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05
Audited Audited
AKTIVA
1 Kas 3.965.717 2.522.764
2 Penempatan pada Bank Indonesia Giro Bank Indonesia 35.909.538 35.042.890
3 Giro pada bank lain 548.383 705.328
4 Penempatan pada bank lain 9.424.392 15.348.399
5 Surat berharga yang dimiliki
- Diperdagangkan 865.953 562.762
- Tersedia untuk dijual 1.765.594 1.777.335
- Dimiliki hingga jatuh tempo 2.544.869 2.895.952
5.176.416 5.236.049
Dikurangi : surat berharga yang dimiliki 1.145.838 1.209.035
4.030.578 4.027.014
6 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 90.648.024 92.055.964
7 Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan
setelah dikurangi penyisihan -/- 1.958.039 2.724.729
8 Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali -/- 833.388 317.043
9 Tagihan Derivatif 410.727 315.243
10 Kredit yang diberikan
- Pihak yg memp. hub istimewa 750.672 1.245.740
- Pihak ketiga 116.920.270 105.447.348
117.670.942 106.693.088
Dikurangi : penyisihan penghapusan 14.388.695 11.823.614
103.282.247 94.869.474
11 Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan -/- 3.453.170 3.890.010
12 Penyertaan Saham - setelah dikurangi penyisihan penghapusan -/- 84.870 68.066
13 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 4.709.243 5.305.413
14 Aktiva Pajak Tanggungan - Bersih 3.295.451 2.231.402
15 Aktiva lain-lain 4.963.425 3.959.609
JUMLAH 267.517.192 263.383.348
336
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(Rp juta)
No. Pos-Pos
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05
Audited Audited
PASIVA
1 Kewajiban Segera Lainnya 882.904 926.656
2 Giro 48.812.753 46.410.270
3 Tabungan 60.303.561 47.153.178
4 Simpanan Berjangka
- Pihak yg mempunyai hub istimewa 877.911 1.080.031
- Pihak Ketiga 95.713.323 111.646.173
96.591.234 112.726.204
5 Simpanan dari bank lain 8.189.300 6.798.989
6 Hutang atas surat-surat berharga
yg dijual dengan janji dibeli kembali 1.859.780 2.046.420
7 Kewajiban Derivatif 100.823 189.546
8 Kewajiban akseptasi 3.608.393 4.319.102
9 Surat berharga yang diterbitkan setelah dikurangi 3.793.883 3.983.469
10 Pinjaman yang diterima 3.424.892 4.279.631
11 Estimasi kerugian komitmen & kontinjensi 514.399 594.084
12 Beban yang masih harus dibayar 590.533 693.956
13 Taksiran Pajak penghasilan 1.371.235 20.730
14 Kewajiban lain-lain 6.970.296 5.619.744
15 Pinjaman subordinasi 4.157.360 4.402.266
16 Modal pinjaman - -
17 Hak minoritas 5.176 4.705
18 Ekuitas
a. Modal disetor 10.315.609 10.127.859
b. Agio saham/tambahan modal disetor 6.433.948
c. Opsi saham 105.330 175.012
d. Dana setoran modal - -
e. Selisih penjabaran laporan keuangan 86.867 108.923
f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap 3.046.936 3.046.936
g. Keuntungan/(kerugian) bersih yang belum direalisasi atas
surat-surat berharga dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 229.572 (241.961)
h. Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 9.318 (14.063)
i. Saldo laba 6.113.090 4.005.437
JUMLAH 267.517.192 263.383.348
337
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA
(Rp juta)
No. Pos-Pos
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05
Audited Audited
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
1 Pendapatan bunga
1.1. Hasil bunga 25.657.397 20.366.450
1.2. Provisi dan komisi 603.709 632.775
JUMLAH PENDAPATAN BUNGA 26.261.106 20.999.225
2 Beban bunga
2.1. Beban bunga 15.900.193 12.022.941
2.2. Provisi dan Komisi 15.677 21.240
JUMLAH BEBAN BUNGA 15.915.870 -12.044.181
PENDAPATAN BUNGA BERSIH 10.345.236 8.754.008
3 Pendapatan operasional lainnya
3.1. Pendapatan provisi, komisi dan fee 1.755.027 1.577.330
3.2. Pendapatan Transaksi Valuta Asing 379.727 74.079
3.3.a. Laba jual beli surat berharga dan
Obligasi Rekapitulasi Pemerintah 137.542 255.458
3.3.b. Pendapatan kenaikan nilai surat berharga
dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 108.381
3.4. Pendapatan lainnya 351.345 671.462
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2.732.022 2.322.871
4 Beban penyisihan penghapusan aktiva 3.671.788 4.445.226
5 Beban Penyisihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (37.670) -
6 Beban (pendapatan) pemulihan penyisihan lainnya (128.945) (1.056.645)
7 Beban Operasional lainnya
7.1. Beban Personalia 3.017.502 3.187.255
7.2. Beban umum & administrasi 2.844.067 2.809.267
7.3. a. Beban penurunan surat berharga dan
Obligasi Rekapitulasi Pemerintah 89.144
7.4. Beban promosi 406.826 270.812
7.5. Beban lainnya 593.580 600.661
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 6.861.975 6.957.139
LABA OPERASIONAL 2.711.110 1.187.573
8 Pendapatan non operasional Bersih 120.086 45.304
9 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.831.196 1.232.877
10 Taksiran Pajak Penghasilan
- Tahun berjalan 1.675.010 500.501
- Ditangguhkan (1.266.286) 127.845
LABA PERIODE BERJALAN 2.422.472 604.531
338
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05Audited Audited
11 Hak minoritas (1.067) (1.162)
12 Saldo laba/rugi awal periode 4.005.437 6.161.275
13 a. Dividen (301.685) (2.678.816)
b. Lainnya (12.067) (131.391)
14 SALDO LABA (RUGI) AKHIR PERIODE 6.113.090 4.005.437
15 LABA PER SAHAM
- Dasar (dalam rupiah Penuh) 119,08 29,90
- Dilusian (dalam rupiah Penuh) 117,83 29,68
PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA
(Rp juta)
No. Pos-Pos
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05Audited Audited
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
1 Pendapatan bunga
1.1. Hasil bunga 25.657.397 20.366.450
1.2. Provisi dan komisi 603.709 632.775
JUMLAH PENDAPATAN BUNGA 26.261.106 20.999.225
2 Beban bunga
2.1. Beban bunga 15.900.193 12.022.941
2.2. Provisi dan Komisi 15.677 21.240
JUMLAH BEBAN BUNGA 15.915.870 -12.044.181
PENDAPATAN BUNGA BERSIH 10.345.236 8.754.008
3.1. Pendapatan provisi, komisi dan fee 1.755.027 1.577.330
3.2. Pendapatan Transaksi Voluta Asing 379.727 74.079
3.3. a. Laba jual beli surat berharga danObligasi Rekapitulasi Pemerintah 137.542 255.458
3.3. b. Pendapatan kenaikan nilai surat berhargadan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 108.381
3.4. Pendapatan lainnya 351.345 671.462
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2.732.022 2.322.871
4 Beban penyisihan penghapusan aktiva 3.671.788 4.445.226
5 Beban Penyisihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (37.670) -
6 Beban (pendapatan) pemulihan penyisihan lainnya (128.945) (1.056.645)
7 Beban Operasional lainnya
7.1. Beban Personalia 3.017.502 3.187.255
7.2. Beban umum & administrasi 2.844.067 2.809.267
7.3. a. Beban penurunan surat berharga danObligasi Rekapitulasi Pemerintah 89.144
7.4. Beban promosi 406.826 270.812
7.5. Beban lainnya 593.580 600.661
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 6.861.975 6.957.139
339
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
(Rp juta)
No. Pos-Pos
Konsolidasi
31-Dec-06 31-Dec-05
Audited Audited
LABA OPERASIONAL 2.711.110 1.187.573
8 Pendapatan non operasional Bersih 120.086 45.304
9 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.831.196 1.232.877
10 Taksiran Pajak Penghasilan
- Tahun berjalan 1.675.010 500.501
- Ditangguhkan (1.266.286) 127.845
LABA PERIODE BERJALAN 2.422.472 604.531
340
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XXII. AGEN PEMBAYARAN
Perseroan telah menunjuk KSEI sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran
No. SP-002/AP-Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat antara Perseroan dengan KSEI.
Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah akan dibayarkan oleh KSEI selaku
Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening
sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana
tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari libur lainnya maka pembayaran akan dilakukan
pada Hari Bank berikutnya.
Alamat Agen Pembayaran adalah sebagai berikut:
PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA
Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I Lantai 5
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel. (021) 52991099
Fax. (021) 52991199
341
PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.
XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH
Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah dapat diperoleh di kantor para Penjamin
Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah di bawah ini:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI SUKUK IJARAH
PT DANATAMA MAKMUR PT ANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITAS PT HSBC SECURITIES INDONESIA
Jl. Tanah Abang II/70 Gedung Artha Graha Lt. 26 World Trade Center
Jakarta 10160 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31
Telp. (021) 3861982 Jakarta 12920 Jakarta 12920
Fax. (021) 3861985 Telp. (021) 5152640 Telp. (021) 5246496
Fax. (021) 5152644 Fax. (021) 5211043
PENJAMIN EMISI SUKUK IJARAH
PT Asjaya Indosurya PT Indomitra Securities PT Mega Capital Indonesia
Graha Surya Lantai. 6 Gedung Wirausaha Lt. 4 Menara Bank Mega Lt. 2
Jl. Setiabudi Selatan I Kav. 9 Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-5 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14A
Jakarta 12920 Jakarta 12940 Jakarta 12790
Telp. (021) 57905068 Telp. (021) 5229073 Telp. (021) 79175599
Fax. (021) 57904898 Fax. (021) 5229078 Fax. (021) 79193900
top related