Transcript
8/18/2019 pleno jatuh
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. LATAR BELAKANG
Geriatri sangat dekat dengan kesan tua dan lanjut usia. Namun, geriatri mengacu
pada cabang ilmu kedokteran yang secara khusus berfokus pada penyediaan leyanan
kesehatan bagi para manula. Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat
kemampuan fungsional, kualitas hidup dan ketergantungan dari orang tua.
Memperlakukan orang tua benar-benar berbeda dari memperlakukan orang dewasa lain.
Geriatri adalah cabang ilmu tentang memperlakukan pasien tua serta memastikan
pengasuh tahu cara merawat panuaan kerabat mereka. Terkadang, itu menjadi perlu untuk
memperlakukan geriatrician dan keluarga serta pasien tua.
Seseorang dapat terlihat lebih muda atau lebih tua dari usianya. roses menua
bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses
normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun
demikian, efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia !" tahun.
roses menua seyogyanya dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu
menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Tetapi berbagai faktor seperti factor genetic, gaya hidup dan lingkungan mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan
fungsi daripada penambahan usia itu sendiri. #isisi lain, hubungan antara usia dan
penyakit sangat erat.
| 1
8/18/2019 pleno jatuh
2/25
$%$ &&
&S&
'.( Skenario
)aki-laki *+ tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba
terpeleset dan jatuh terduduk di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu kedua tungkai tidak
dapat digerakkan, tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakan oleh penderita.
Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat
berkurang tetapi tidak demam. enderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing
manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu
manolak.
Anamnesa
a. &dentitas diri
- Nama Mr - mur *+ tahun
b. /eluhan tama tungkai tidak bisa digerakkan namun diraba atau dicubit
masih drasakanc. /eluhan enyerta
- $atuk-batuk - %gak sesak napas serta nafsu makan menurun namun tidak demam- #M dan 0ipertensi
'.' Terminologi '.'.(1atuh suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat
kejadian mengakibatkan mengakibatkan sesorang mendadak terbaring2 terduduk di lantai2
tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.'.3 &dentifikasi Masalah'.3.(. Mengapa tungkai tidak bisa digerakkan4'.3.'. Mengapa pasien terpeleset4'.3.3. 0ubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang4'.3.!. emeriksaan yang perlu dilakukan4
'.! $rainstorming
'.!.( ada kasus ini pasien dinyatakan jatuh terpeleset. Mekanisme trauma Seseorang
yang jatuh terpeleset kemungkinan bisa ke depan atau ke belakang. 1ika jatuh ke
depan maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera ekstremitasatas sebagai akibat menahan tubuh dengan tangan. Sedangkan jika jatuh ke
| 2
8/18/2019 pleno jatuh
3/25
belakang maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera
ekstremitas atas atau cidera tulang belakang 56ertebra7. ada kasus ini tidak
dikeluhkan adanya trauma capitis atau cidera ekstremitas atas, cidera yang terjadi
hanya berupa tungkai yang tidak dapat digerakkan tapi masih berasa. &ni berarti
bahwa kemungkinan yang mengalami gangguan adalah persarafan motorik tungkai tersebut sementara saraf sensoriknya masih berfungsi dengan baik.Secara
anatomis tungkai 5ekstremitas bawah7 dipersarafi oleh serabut saraf dari 6ertebra
segmen lumbal dan sacral. 1adi kemungkinan besar ketika terjatuh, pasien
tersebut mengalami trauma 6ertebra segmen lumbal-sakral yang mengakibatkan
tertekannya ramus-ramus saraf di cornu anterior atau bagian dari kornu anterior
dari segmen lunbosakral tersebut yang tertekan yang berfungsi sebagai saraf
motorik pada kedua tungkai yang mengakibatkan tungkai tidak dapat digerakkan.
'.!.' asien pada skenario mengalami jatuh disebabkan oleh gangguan penglihatan
yang dialami sebagai komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang dialami oleh
pasien. Meskipun telah mendapatkan terapi pengobatan dari dokter mengenai
penyakitnya, akan tetapi kemungkinan pasien tidak teratur dalam meminum
obatnya, baik karena kekurangan dosis akibat jarang minum obat maupun
kelebihan dosis akibat menurunnya daya ingat yang terjadi pada usia lanjut akibat
proses menua sehingga dia tidak lupa apakah sudah minum obat atau belum.
Selain itu, ketidakdisiplinan dalam meminum obat bisa jadi disebabkan karena
kurangnya perhatian keluarga dalam hal ini. ntuk itu perlu anamnesis tambahan
mengenai bagaimana hubungan pasien dengan anggota keluarganya yang
terdekat. /emungkinan lain yang juga bisa menjadi pertimbangan adalah
meskipun pasien meminum obatnya dengan teratur, akan tetapi dalam skenario
dikatakan ia kurang nafsu makan, ditambah lagi dengan batuk-batuk dan sesak
nafas yang dialaminya yang tentu saja memerlukan energi yang diperoleh darimakanan, menyebabkan pasien mengalami hipoglikemia yang mengakibatkan
pasien tersebut jatuh.Semua yang disebutkan di atas dapat memperparah penyakit
diabetes melitus yang dialami pasien dan komplikasi kronik yang bisa timbul dan
yang paling mungkin terjadi adalah katarak akibat diabetes melitusnya 5katarak
komplikata7 sebab di dalam skenario dikatakan bahwa pasien sudah dianjurkan
untuk operasi mata tetapi ia selalu menolak. %kibatnya, ia bisa jatuh karena
6isusnya menurun di samping karena faktor-faktor lingkungan, seperti pencahayaan lampu yang tidak baik di rumahnya, dan sebagainya.
| 3
8/18/2019 pleno jatuh
4/25
'.!.3• #iuretik 5obat 0T7 89 penderita sering ke kamar kecil• enghambat :-bloker dan %-bloker ; hipotensi ortostatik• NS% ; ulkus pada lambung; melena; anemia• iolitik, analgetik, psikotropik, %?@
inhibitor dll
| 4
8/18/2019 pleno jatuh
5/25
A. =e6iew keadaan lingkungan tempat jatuh apakah licin2bertingkat-tingkat dan tidak datar,
pencahayaannya dll
$. emeriksaan Bisis
(. Mengukur tanda 6italnya Tekanan darah 5tensi7, nadi, pernafasan5respirasinya7 dan suhu
badannya 5panas2hipotermi7
'. /epala dan leher apakah terdapat penurunan 6isus, penurunan pendengaran, nistagmus,
gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising.
3. emeriksaan jantung kelainan katup, aritmia, stenosis aorta, sinkope sinus carotis dll
!. Neurologi perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan otot,
instabilitas, kekakuan, tremor, dll
A. Muskuloskeletal perubahan sendi, pembatasan gerak sendi, problem kaki 5podiatrik7,
deformitas dll
?. %ssesmen Bungsionalnya
Seyogyanya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan pasien danaspek fungsionalnya dalam lingkungannya, ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya
jatuh ulangan. ada assesmen fungsional dilakukan obser6asi atau pencarian terhadap
(. Bungsi gait dan keseimbangan obser6asi pasien ketika bangkit dari duduk dikursi, ketika
berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah dll.
'. Mobilitas dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat $antu 5 kursi roda,
tripod, tongkat dll7 atau dibantu berjalan oleh keluarganya.
3. %ktifitas kehidupan sehari-hari mandi, berpakaian, berpergian, kontinens. Terutama
kehidupannya dalam keluarga dan lingkungan sekitar 5 untuk mendeteksi juga apakah
terdapat depresi dll 7
'.A )earning
8/18/2019 pleno jatuh
6/25
'.A.'Mahasiswa mengetahui /ontrol neural dari pergerakan 5locomotion7'.A.3 Mahasiswa mengetahui siklus berjalan'.A.!Mahasiswa mengetahui pemeriksaan pada gangguan berjalan
'.A.AMahasiswa mengetahui komplikasi-komplikasi yang dialami oleh pasien usia lanjut
yang menderita diabetes melitus dan mengakibatkan jatuh'.A.* mahasiswa mengetahui penangan jatuh pada lansia
'.* embahasan )earning
8/18/2019 pleno jatuh
7/25
lateral lamina &E hingga E&&&. $anyak sel-sel pada lamina ini adalah interneuron yang
mengadukan sinaps dengan F dan H motor neuron pada lamina & .
Traktus kortikospinalis menimbulkan pengaruh fasilitasi dan inhibisi pada interneuron spinal dan
motor neuron. %kti6asi traktus kortikospinalis umumnya menimbulkan potensial eksitatorik
postsinaptik pada interneuron dan motorneuron dari otot-otot fleksor dan potensial inhibitorik
postsinaptek pada otot-otot ekstensor.
• Traktus kortikoru!ral dan ru!rospinal
#ari korteks serebri serabut-serabut menuju ke nukleus rubra ipsilateral pada tegmentum
mesensefalon. Traktus rubrospinal berasal dari nukleus ruber yang menyilang garis tengah pada
persilangan tegmental 6entral dan turun melalui tegmentum pons lateral dan messensepalon
menuju medula spinalis. ada medula spinalis jaras ini terdapat dibagian arterior traktus
kortikospinalis lateralis pada funikulus lateralis. Serabut-serabutnya bersinaps pada setiap
tingkatan medula spinalis pada aspek lateral lamina E, E& dan E&&&. Bungsi traktus
ini memfasilitasi fleksor dan inhibisi ekstensor motor neuron I,:,H terutama yang mensarafi
bagian distal lengan.
• Traktus "esti!ulospinal
Traktus 6estibulospinal ini berjalan menuju funikulus anterior dan bersinaps dengan sel-sel pada
lamina E&& dan E&&&.Trataktusvestribulospinal lateral berjalan pada seluruh panjang medula
spinalis, sedangkan trakatus vestibulospinal medial berjalan hingga setinggi bagian atas torakal.
Stimulasi traktus vestibulosspinal lateral mencetuskan potensial eksitatorik postsinaptik
pada motor neuron ekstensor yang mensarafi otot-otot leher, punggung, anggota gerak. Stimulasi
traktus 6estibulospinal medial tidak mempengaruhi motor neuron anggota gerak. 1aras-jaras
6estibulospinal berhubungan dengan postural tubuh saat gerakan kepala dan pemeliharaan tonus
postural. 1aras sistem motorik yang berasal dari korteks serebri dan batang otak mencapai medula spinalis dan secara fungsional terdiri atas ' sistem proyeksi
umum,6entromedial dan lateral. Sistem 6entromedial batang otak terdiri atas serabut-
serabut yang berasal dari nukleus interstisial 5?ajal7, kolikulus superior, formasio retikularis
5mesensefalik, pons, medula oblongata7, dan inti 6estibularis. Traktus yang terbentuk dari
serabut ini berakhir pada aspek 6entral dan medial kornu anterior 5termasuk lamina E&& dan
E&&&7. 1aras 6entromedial terutama berkaitan dengan pemeliharaan postur tegak, gerakan
terintegrasi dari badan dan anggota gerak dan progresi gerakan anggota gerak. 1aras iniumumnya memfasilitasi aktifitas motor neuron yang berproyeksi pada otot-otot ekstensor | 7
8/18/2019 pleno jatuh
8/25
dan meninginhibisi akti6itas motor neuron yang berproyeksi pada otot-otot fleksor. Sitem lateral
batang otak terdiri atas serabut-serabut yang berasal darinukleus rubber magnoseluler
kontralateral yang menuju medula spinalis melalui traktus rubrosspinalis, dan serabut-serabut
dari bagian 6entrolateral tegmentum pontis kontralateral yang menuju medula spinalis melalui
kolumna lateralis medula spinalis. Serabut jaras lateral ini berakhir pada aspek dorsal danlateral kornu anterior, termasuk lamina E, E& dan E&&. 1aras ini berhubungan dengan gerakan
halus terutama tangan dan kaki. 1aras ini umumnya menfasilitasi aktifitas motorneuron untuk
otot-otot fleksor dan menginhibisi akti6itas untuk otot-otot ekstensor.
• #ere!elum
Serbelum terletak di fossa posterior, dibelakang pons dan medula oblongata. #ipisahkan dari
serebrum dibagian atasnya oleh tentorium serebeli. Serebelum terdiri atas 3 komponen anatomis
utama yaitu, lobus flokulonodular 5archiserebelum7 lobus anterior 5paleo serebelum7 dan lobus
posterior 5neoserebelum7. )obus flokulonoduler menerima proyeksi terutama dari inti-
inti 6estibuler. )obus anterior terutama pada bagian 6ermis menerima input darijaras
spinocerebelaris. )obus posterior menerima proyeksi dari hemisfer serebri. /orteks serebelum
terdiri atas 3 lapisan yaitu, lapisan molekuler, lapisan sel-sel purkinje dan lapisan granuler. ada
hemisfer serebri terdapat ! pasang inti yaitu fastigial, globosus, emboliformis dan
dentatus. Terdapat 3 pasang berkas proyeksi utama yaitu pedunkulus serebeli superior5brachiumconjuncyi6um7, pedunkulus serebeli media 5brachium pontis7 dan pedunkulus serebeli inferior
5corpus restiforme7 Bungsi serebelum adalah sebagai pusat koordinasi untuk
mempertahankan keseimbangan dan Tonus otot. Serebelum diperlukan untuk
mempertahankan postur dan keseimbangan untuk berjalan dan berlari.
• Basal $an$lia
$asal ganglia adalah kompleks inti subkortika yang komponen utamanya terdiri atas nukleus
kaudatus, putamen dan globus palidus. /omponen lain dari basal ganglia adalah kompleks inti
amigdaloid dan klaustrum. /ompleks inti lain yang mempunyai hubungan erat dengan basal
ganglia adalah nukleus subthalamikus dan substansia nigra. /ontrol akti6itas motorik dilakukan
melaluiberbagai sirkuit yang melibatkan basal ganglia, korteks serebri dan serebelum kemudian
diteruskan melalui jaras motorik desendens yang selanjutnya mempengaruhi akti6itas lower
motorneuron.Gerakan yang dipengaruhi oleh basal ganglia adalah yang berhubungan dengan
postur, gerakan otomatis 5ayunan tangan waktu berjalan7, dan gerakan terampil. $asal ganglia
diduga mempunyai peran dalam perencanaan gerakan dan sinergi gerakan.
| 8
8/18/2019 pleno jatuh
9/25
• %edula spinalis
Serabut-serabut dari traktus piramidalis dan berbagai jarasekstrapiramidalis, dan serabut aferen
yang memasuki medula spinalis melalui radiks posterior, berakhir pada badan sel atau dendrit
dari F: motor neuron besar dan kecil dan motor neuron secara langsung atau melaluiinterneuron dalam medula spinalis. Serabut saraf dengan diameter yang lebih besar 5alpha-
(7 berjalan langsung menuju otot-otot ekstrafusal berakhir sebagai motor end plate. Serabut saraf
dari H motor neuron mensarafi muscle spindle. nit dasar dalam pengorganisasian pada medula
spinalis adalah refleks-refleks spinal. =efleks spinal ini mendapat pengaruh inhibisa dan eksitasi
dari pusat-pusat yang lebih tinggi. =efleks spinal diakti6asi dan dipertahankan oleh stimulus
eksternal. Terdapat suatu interaksi yang berkesinambungan antara input sensorik,
eksitasi interneuron melalui jaras spinal dan supraspinal dan output motorik. @fek akti6itas pusatyang lebih tinggi adalah memodifikasi dan mengatur akti6itas dalam refleks spinal. Suatu
lengkung refleks spinal terdiri atas suatu neuron sensorik, satu atau lebih interneuron dan neuron
motorik dengan akson dan cabang-cabangnya menuju ke serabut-serabut otot dari motor unit.
Spinal refleks berhubungan dengan eksitasi inhibisi, kontraksi otot secara
bersama 5cocontraction7 dan persarafan timbal balik otot-otot antagonis. /eutuhan refleks spinal
ini penting dalam terjadinya gerakan yang merupakan dasar dari proses berjalan
'.*.' Kontrol neural dari per$erakan (lo&omotion
ntuk mempertahankan postur tubuh tedapat pengaruh tonik dari berbagai pusat yang lebih
tinggi. /ontrol ini juga berperan dalam pergerakan. #isini pesan tonik dari pusat yang lebih
tinggi diterjemahkan kedalam suatu output lokomotor ritmik atau periodik. $rown 5(C((7
mengemukakan bahwa gerakan berjalan ditimbulkan oleh neuron-neuron yang terletak dalam
medula spinalis.
8/18/2019 pleno jatuh
10/25
neuron yang merupakan asal dari traktus rubrospinalis, 6estibulospinalis dan retikulospinalis
berada dalam keadaan aktif secara ritmis. Suatu kelompok neuron adrenergik yang terletak pada
locus ceruleus dan bagian bawah batang otak mengirimkan akson-aksonnya
kedaerahlumbosakral medula spinalis. /elompok neuron ini diduga yang menjadi perantara aksi
dari mecencephalic locomotor region. &nformasi assenden dari medula spinalis dikirmkankepusat yang lebih tinggi selama pergerakan. Traktus spinoselebralis membawa input untuk
serebelum dari muscle spindle, organ tendon dan aferen persendian. Neuron traktus
spinoseleberalis dorsalis menerima input spesifk dari aferen otot sehingga mudah
terpengaruh, sedangkan traktus spinoserebelaris 6entralis menerima input dari perifer yanglebih
difus dan lebih lemah sehingga lebih sulit dipengaruhi. /edua neuron traktus spinoserebelaris
dorsalis dan 6entralis berada dalam keadaan aktif 5secara fasik7 selama pergerakan. /edua
traktus spinoserebelaris ini mengirimkan informasi yang berbeda kepada serebelum. Traktusdorsalis mengirimkan informasi mengenai aktifitas otot, sedangkan traktus
6entralis mengirimkan informasi mengenai proses aktif dalam medula spinalis 5pembangkitan
pola untuk pergerkan7. &nformasi eferen mempunyai ' peran penting dalam proses berjalan,
yang pertama adalah memulai program motorik dari satu fase ke fase berikutnya. Selama proses
berjalan terdapat ' fase dalam satu siklus langka yaitu fase mengayun 5swing phase7 dilakukan
oleh otot-otot fleksor dan fase berdiri 5stance phase7 dilakukan oleh otot-otot ekstensor. eran
informasi aferen lain selama proses berjalan adalah membuka dan menutup jaras refleks pada
berbagai bagian dari suatu siklus melangkah 5step cycle7. Stimulasi pada bagian atas kaki pada
fase mengayun 5fleksi7 menambah fleksi tungkai, demikian juga halnya pada fase stance
5ekstensi7.
'.*.3 siklus berjalan
Satu siklus berjalan2gait dimulai dari tumit salah satu kaki mengenai lantai 5heel strike7 hingga
heel strike berikutnya pada kaki yang sama, disebut (""D total siklus berjalan. Titik-titik
tertentu dari siklus ini dapat diamati.
• " D heel strike pada permulaan fase berdiri 5stance phase7K(AD kaki bagian depan
menyentuh lantai, disebut juga foot flatK 3"D tumit terangkat dari lantai 5heel off7
• !AD lutut dan panggul menekuk untuk mempercepat kaki kedepan dalam antisipasi fase
mengayun 5swing phase7 disebut knee band
• *"D jari-jari terangkat dari lantai, akhir dari fase berdiri untuk mengawali fase
mengayun, disebut toe off. ada pertengahan ayunan diperlukan dorsofleksi kaki untuk
mencegah jari-jari menyentuh lantai.
| 10
8/18/2019 pleno jatuh
11/25
• (""D tumit kaki yang sama kembali menyentuh lantai.Selama total siklus berjalan, fase
berdiri meliputi *"D total siklus danfase mengayun !"D.
'ase )ase dari siklus !er*alan+
• " L (AD fase heel strike
• (A L 3"D fase mid stance• 3" L !AD fase push off
• !A L *"D fase acceleration of the swing leg
ada akhir dari fase berdiri dari satu kaki dan permulaan fase berdiri kaki lainnya terdapat suatu
saat dimana tubuh ditopang oleh kedua tungkai. Base double support ini berlangsung selama
((D dari siklus. anjang langkah 5stide length7 adalah jarak dari satu hell strike ke heel
strike berikutnya dari kaki yang sama, rata-rata (A* cm. Step length adalah jarak antara heel
strike kaki yang satu dengan kaki lainnya, rata-rata separuh dari jarak stride length. )ebar langkah 5stride width7 ditentukan dari jarak antara kedua garis tengah kedua kaki, rata-rata +
lebih kuran 3,A cm. Sudut kaki 5foot angle7 adalah sudut yang terbentuk pada saat melangkah
dimana sumbu kaki memotong garis arah berjalan, rata-rata *,J L *,+. )amanya satu siklus
jalan adalah lebih dari ( detik 5(,"3 lebih kurang 3,A7. 1umlah langkah 5step7 ((J2menit, stride
*"2menit. #ari angka-angka tersebut diatas bisa terdapat berabagai 6ariasi.
Pada proses !er*alan diperlukan+
mekanisme refleks yug sederhana pada tingkat medula spinalis. =efleks-refleks postural dan
berdiri yang mempertahankan tubuh tetap tegak dengan meningkatkan tonus otot-otot
antigrafitasi, refleks-refleks leher dan labirin untuk mempertahankan tonus yang
diperlukan, refleks tegak 5righting refle>es7 untuk mempertahankan posisi kepala, anggota gerak
dan batang tubuh, integrasi fungsi-fungsi motorik dari koretks piramidal, mekanisme otomatis
melalui basal ganglia untuk postur, tonus dan gerakan yang berhubungan serta
sinergisme, fungsi-fungsi kordinasi serebelum, unsur-unsur sensorik terutama porprioseptif untuk menginformasikan posisi indi6idual dari masing-masing bagian badan dan untuk
memberikanorientasi ruang yang memadai.
8/18/2019 pleno jatuh
12/25
dipindahkan pada tungkai penpopang. /emudian berat badan ditopang sesaat oleh tumit dari
tungkai yang beregrak maju, kemudian oleh kaki hingga tumit terangkat dan akhirnya oleh
bagian depan kaki. Sehingga gerakan berjalan 5gair7 yang normal merupakan
tahapanpenopangan tumit jari dan maju. el6is sedikit berputar kesisi tungkai yang bergerak
kedepan 5rotasi pel6is !" pada masing"masing sisi7, dan turun A" pada sisi kaki yang mengayun5pel6ic tilt7. Selama berjalan tungkai juga mengalami rotasi, femur +o, tibia C". dari awal
gerakan 5toe off7 tungkai mengalami rotasiinterna yang mencapai puncaknya pada mid stance
5(A-'"D siklus berjalan7, kemudian terjadi rotasi eksterna hingga fase push off. $ersamaan
dengan gerakan batang tubuh dan tungkai, terdapat gerakan ayunan anggota atas asosiatif
dengan arah berlawanan pada masing-masing sisi ekstremitas.
Akti"itas otot dalam siklus !er*alan #alam siklus berjalan, otot-otot tungkai dibagi dalam
beberapa kelompok antara lain kelompok otot pretibial, kelompok otot betis 5calf7,
kelompok kuadriseps, kelompok hamstring, kelompok abduktor, kelompok aduktor./elompok
otot pretibial paling aktif pada fase heel strike. ada fase stance terdapat sedikit aktifitas otot ini
karena otot otot dorsikfleksor juga merupakan in6ertor e6ertor. ada fase swing terdapat sedikit
aktifitas kelompok ini yaitu dalam mengangkat jari dari lantai. /elompok otot betis 5calf7,
terutama gastrocnemius dan soleus, mempunyai akti6itas maksimal selama push off untuk
memindahkan pusat gra6itasi kedepan. /elompko kuadriseps mempunyai akti6itas maksimal
sesaat setelah heel strike, bekerja sebagai peredam kejut pada saat lutut menekuk.
8/18/2019 pleno jatuh
13/25
bekerja sebagai peredam kejut. %kti6itas lainnya terjadi saat push off. 1uga membantu rotasi
eksterna pada tungkai.
8/18/2019 pleno jatuh
14/25
C. lambat kemudian cepat lalu lari
(". naik tangga
asen juga diminta untuk berdiri segera dari duduk, berdiri tegak, berjalan dan berhenti tiba-tiba,
dan berbalik dengan cepat atas perintah 5tes Bournier7. $erbagai kelainan gait yang merupakan
hal yang penting dalam diagnosapenyakit saraf.
Gait aki!at kelema,an Gangguan gait akibat kelemahan adalah disebabkan oleh penyakit berat
dan lama hingga menyebabkan atrofi yang menyeluruh. Gangguan gait ini tidak
khas menunjukkan suatu penyakit neurologik atau kerusakan fokal sistem saraf.Gangguan gait
berupa ketidak seimbangan 5unsteadiness7 dan mengharapkan bantuan. asien tampak
bergoyang-goyang ke satu sisi dan lainnya, meyerupai ataksia. asien terlihat ingin bersandar di
kursi untuk memperoleh pegangan atau bersandar ke dinding. Gerakannya lambat dan lutut
tampak gemetar.
Gait ataksik. Terdapat ' bentuk gait ataksik, yaitu sebagai akibat dari ataksia sensorik
dan yang berhubungan dengan gangguan pada mekanisme koordinasi
5gangguan serebelum7.
Gait pada ataksia sensoris /elainan ini paling sering disebabkan oleh terjadinya jaras
proprioseptif pada medula spinalis 5posterolateral sclerosis, multiple sclerosis, tabes dorsalis7.
Sering disebut sebagai gait akibat ataksia spinalis. $isa juga didapatkan pada neuropati perifer
danle pada batang otak dimana terdapat gangguan konduksi sensasi kinestetik. Gangguan rasa
posisi dan gerak dari bagian tubuh 5persendian, otot dan tendon dari kaki dan tungkai7
danhilangnya orientasi spasial menyebabkan ataksia. asen tidak menyadari posisi tungkainya
dalam ruang, bila tidak dibantu dengan impuls 6isual. asen bisa berjalan normal bila mata
terbuka, namun bila mata tertutup terjadi berjalan menjadi tidak teratur dan menyentak 5jerky7,
dan pasen berjalan dengan langkah lebar. aktu berjalan kaki dilemparkan dan yang jatuh
pertama adalah tumit dan kemudian jari-jari, ini akan menimbulkan suara 5slapping sound atau
double tap7
Gait pada ataksia sere!eler #isebabkan gangguan mekanisme koordinasi serebelum dan
sistim penghubungnya. %taksia terjadi baik saat mata tertutup mauoun terbuka. )esi pada
6ermis2garis tengah terdapat gangguan gait berupa jalan bergoyang, semopoyongan, ireguler,
mengayun kesatu sisi dan sisi lainnya, gerakan tiba-tiba kedepan2kesamping, titubasi dan
langkah lebar. Tidak mampu berjalan tandem atau mengikuti garis lurus pada lantai. #apat
| 14
8/18/2019 pleno jatuh
15/25
dijumpai tremor dan gerakan bergoyang pada seluruh tubuh. adakelainan yang terlokalisir pada
satu hemisfer serebelum atau jaraspenghubungnya,atau penyakit 6estibuler unilateral, didaptakan
goyangan atau de6ial menetap ke sisi lesi. ada percobaan untuk berjalan mengikuti garis lurus
atau tandem, membelok kearah sisi lesi. ada saat berjalan mengelilingi kursi baik searah
maupun berlawanan arah dengan jarum jam, pasen secara konsisten jatuh kearah sisi lesi. adasaat berjalan beebrapa langkah kebelakang dan kedepan bisa terdapat de6iasi kompas
Gait spastik Terdapat ' jenis spastik, yaitu yang berhubungan dengan gangguan
jaraskortikospinalis unilateral dan bilateral.
Gait pada ,emiple$i spastik aling sering akibat penyakit serebro6askuler, namun dapat juga
oleh berbagai lesi yang menyebabkan terputusnya iner6asi piramidal pada separuh tubuh.
Terdapat hemiparese spastik kontralateral terhadap lesi, disertai dengan tonus dan refleks yang
meningkat. %nggota badan atas berada dalam keadaan fleksi dan aduksi pada bahu, fleksi pada
siku, fleksi pada pergelangan tangan dan sendi interfalang. %nggota badan bawah berada dalam
keadaan ekstensi pada pinggul dan lutut, dengan plantar fleksi pada kaki dan jari-jari. Terdapat
deformitas ekuinus pada kaki. ada saat berjalan, lengan pada sisi yang terkena dalam keadaan
fleksi dan kaku dan tidak mengayun secara normal. Tungkai dalam keadaan ekstensidan kaku
sehingga pasen menyeret kakinya dan jari-jarinya menggores lantai. ada setiap langkah pel6is
dimiringkan kedepan untuk membantu mengangkat jari dan lantai, dan mengayunkan tungkainyakedepan berbentuk setengah lingkaran 5sirkumduksi7. Terdapat suara khas yang dihasilkan akibat
goresan jari-jari di lantai. $erputas pada sisi yang lumpuh lebih mudah daripada ke sisi yang
sehat. ada hemiparese ringan dapat dijumpai hilangnya ayunan lengan pada sisi yang terkena,
bisa merupakan tanda diagnostik yang bermakna.
Gait pada paraple$ia spastik Terdapat parese spastik pada kedua ekstremitas bawah, bisa
dijumpai posisi kaki ekuinus,pemendekan tendon achilles, spasme obturator,aduktor. asen
berjalan dengan kedua kaki kaku dan diseret, dengan jarijari menggores lantai. $isa juga
terdapat aduksi dari paha sehingga kedua lutut bersilangan satu sam alain pada setiap
melangkah. &nimenghasilkan langkah gunting 5scissors gait7. )angkahnya pendek dan
lambat,kaki tampaknya lengket ke lantai.
Gait spastik ataksik /eadaan spastik ataksik terdapat pada penyakit yang mengenai
traktus piramidalis dan kolumna lateralis 5sklerosis posterolateral7 yaitu pada
anemia pernisiosa dan sklerosis multiple. 1enis ataksia bisa berupa ataksia serebeler atau
| 15
8/18/2019 pleno jatuh
16/25
8/18/2019 pleno jatuh
17/25
atau melakukan tendangan pada bola khayalan. Terdapat kesulitan untuk
memulai gerakan pada saat bangkit, berdiri dan berjalan, dan hilangnya
urutan5sePuences7 gerakan majemuk. asen berjalan lambat dan diseret dengan langakh-
langkah pendek. Terdapat kesulitan mengangkat kaki dari lantai atau berdiri namun tidak
memajukan kakinya. Sering terdapat gegenhalten.
T,e steppa$e $ait Gangguan berjalan ini terdapat dalam hubungannya dengan foot drop
dan disebabkan oleh kelemahan atau paralisis dorsifleksi kaki dan2atau jari kaki. aktu
jalan kaki bisa diseret atau diangkat tinggi untuk mengkompensasi foot drops. Terdapat
fleksi yang berlebihan pada panggul dan lutut, kaki dilemparkan kedepan dan jari-jari
turun dengan suara yang khas sebelum tumit atau bagian depan kaki meneganai lantai.
asen tidak dapat berdiri pada tumitnya. Gait ini bisa unilateral atau bilateral. enyebab
yang paling sering adalahfaresis tibialis anterior dan2atau ekstensor digitorum danhallucis
longus, yang disebabkan karena lesi pada ner6us peroneus komunis atau profunda, lesi
pada segemen )!-S( atau kauda ekuina. Boot drops dan steppage gait bisa juga terdapat
pada poliomyelitis,. SM% 5progressi6e spinal muscular attrophy7, %)S, penyakit
?harcot-Marie-Tooth, dan neuritis perifer.
Gait distro)ik (/addin$ $ait Terdapat pada berbagai keadaan miopati dimana terdapat
kelemahan pada otot-otot gelang panggul. aling khas terdapat pada distropi otot, tetapi
dapat juga pada miosists atau penyakit spinomuskuler. $erdiri dan berjalan
dengan lordosis yang berlebih, saat jalan terdapat goyangan yang nyata akibat
kesulitanmemfiksasi pel6is. asen berjalan dengan langkah yang lebar dan terlihat
rotasi pel6is yang berlebihan, memutar atau emlempar pel6isnya dari satu sisi ke
sisi lainnya pada setiap langkah untuk memindahkan berat badannya.
Gerakan kompensasi kelateral ini terutama disebabkan karena kelemahan otot-
otot gluteal. asen sulit naik tangga, bila tidak dibantu dengan tangan yang
menarikkeatas. Terdapat kesulitan berdiri dari posisi berbaringatau duduk tanpa
bantuan tangannya 5mendaki pada dirinya sendiri7. addling gait ini juga terdapat
pada dislokasi panggul.
Gait -an$ !er,u!un$an den$an parese dan paralisis Gangguan berjalan dapat terjadi
pada berbagai kelumpuhan. arese gastroknemius dan soleus, pasen tidak dapat berdiri
pada jari kaki, saat berjalan tumit lebih dulu mengenai lantai, dan kaki terseret parese
otot hamstring,terdapat kelemaham fleksi otot lutut. arese otot kuadrispes femoris,
kelemahan ekstensi lutut, tidak mampu naik atau turun tangga atau bangkit dari
| 17
8/18/2019 pleno jatuh
18/25
posisi berlutut tanpa menahan lututnya, bila jalan lutut harus dijada tetap lurus, bila lutut
menekuk pasen cenderung jatuh. $erjalan mundur lebih mudah daripada maju. arese
n.peroneus superfisialis, kelemahan e6ersi, pasen berjalanmenggunakan sisi luar kakinya.
Gait pada keadaanlainn-a ada chorea 0untington. $isa didapatkan cara berjalan seperti
menari. ada athetosis gerakan pada bagian distal tubuh menjadi lebihjelas selama berjalan dan
disertai menyeringai. ada keadaan pasca ensefalitis saat jalan bila didapatkan unsur
melompat. ada berabgai keadaan gangguan pisikis bisa dijumpai cara berjalan yangkhas. ada
keadaan deprsi pasen berjalan membungkuk dengan langkah lambat. ada keadaan mania pasen
berjalan tegak dan o6eraktif. ada iritasi n. ischiadicus pasen berjalan condong ke sisi sakait
untuk mencegah regangan pada saraf tersebut, berjalan dengan langkah kecil-kecil dengan lutut
semipleksi, badan dibungkukkan kedepan dan kesisi yang sakit 5tanda neri7. ada keadan histeria
bisa didapatkan gangguan berjalan atau bahkan pasen tidak mampu berdiri.pada pemeriksaan
tonus, kekuatan otot-otot dan koordianasi yang dilakukan saat berbaring mungkin normal. ?ara
berjalannya aneh, tidakdapat dikonfirmasikan dengan suatu pola penyakit organik
tertentu. Gerakan yang tidak teratur dengan unusr-unsur ataksia spatisitas dan berbagai jenis
kelainan lainnya. Gerakannya berlebihan dengan mengayun kekanan atau kekiri, nampak seperti
hendak jatuh tapi biasanya dapat dicegah. $ila jatuh, cara jatuhnya sedemikian shingga tidak
mencederai dirinya. ?ara berjalannya bisa menyerupai monoplegi, hemiplegi atau paraplegi.
'.*.A komplikasi-komplikasi yang dialami oleh pasien usia lanjut yang menderita diabetes
melitus dan mengakibatkan jatuh
/omplikasi #M pada usia lanjut ada yang akut dan ada pula yang kronik.
/omplikasi #M akut antara lain ketoasidosis, koma diabetikum, dan sebagainya. Sedangkan
komplikasi #M kronik antara lain makroangiopati, mikroangiopati dan neuropati. /omplikasi
akibat makroangiopati terutama akan meningkatkan mortalitas, sedangkan komplikasi
mikroangiopati akan meningkatkan morbiditas. /omplikasi mikroangiopati antara lain retinopati
diabetik dan nefropati diabetik komplikasi makroangiopati antara lain terjadinya atherosklerosis
yang menimbulkan komplikasi lebih lanjut pada serebro6askular sedangkan komplikasi berupa
neuropati, disebut juga neuropati diabetik, yang tersering adalah neuropati perifer. $erbagai
komplikasi yang disebutkan di atas dapat menyebabkan jatuh pada usia lanjut. Selain itu,
kesalahan dalam mengkonsumsi obat antidiabetik oral oleh karena kelebihan2kekurangan dosis
dan ketidakseimbangan antara asupan makanan dan obat antidiabetik oral dengan akti6itas
| 18
8/18/2019 pleno jatuh
19/25
sehari-hari yang menyebabkan hipoglikemi2hiperglikemi juga dapat membuat jatuh pada usia
lanjut. Semuanya akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
=etinopati #iabetik dan /atarak /omplikata. %da kaitan yang kuat antara
hiperglikemia pada penderita #M dengan dengan insidens dan berkembangnya retinopati.
Manifestasi dini retinopati berupa mikroaneurisma 5pelebaran 6askular kecil7 dari arteriole
retina. %kibatnya terjadi perdarahan, neo6askularisasi dan jaringan parut retina yang dapat
mengakibatkan kebutaan.
Ganguan penglihatan lainnya adalah katarak disebabkan komplikasi dari penyakit
diabetes melitus 5katarak komplikata7. ada katarak komplikata akibat #M ini, terjadi
penimbunan sorbitol dalam lensa oleh karena kekurangan insulin. erlu diketahui, bahwa
hiperglikemi pada #M menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan yang
dapat mentranspor glukosa tanpa memerlukan insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan
termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enQim
aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol yang akan tertumpuk dalam sel2jaringan dan
menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi jaringan tersebut. enumpukan sorbitol pada
lensa ini mengakibatkan katarak dan kebutaan.
/edua penyakit tersebut merupakan faktor resiko intrinsik sebagai komplikasi #M.
asien pada skenario dianjurkan untuk operasi mata akan tetapi pasien selalu menolak.
Sementara itu, retinopati diabetik dan katarak sebenarnya dapat diobati jika ditangani lebih dini.
/atarak dapat dioperasi dengan cara memasang lensa artifisial, sedangkan retinopati diabetik
dapat diobati dengan fotokoagulasi retina di mana sinar laser difokuskan pada retina sehingga
menghasilkan parut korioretinal yang di tempatkan dikutub posterior retina. engobatan ini juga
dapat menekan neo6askularisasi dan perdarahan yang terjadi pada retinopati diabetik.
8/18/2019 pleno jatuh
20/25
masuknya mikroorganisme dan toksin dari sawar darah otak dan mempermudah terbentuknya
mikro-aneurisme.
Neuropati diabetika merupakan komplikasi 6askulitis di susunan saraf perifer.
%noksia akibat mikrotrombosis dan mudah terkena substansi toksik merupakan mekanisme yang
mendasari disfungsi susunan saraf perifer, terutama komponen sensoriknya.
Neuropati diabetik, selain sebagai komplikasi dari 6askulitis juga disebabkan karena pada
jaringan saraf terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa serta penurunan kadar mioinositol yang
menimbulkan neuropati. erubahan biokimia dalam jaringan saraf akan mengganggu akti6itas
metabolik sel-sel Schwann dan menyebabkan kehilangan akson. %kibatnya, kecepatan konduksi
motorik akan berkurang, selanjutnya timbul nyeri, parestesia, berkurangnya sensasi getar dan
proprioseptik dan gangguan motorik yang disertai hilangnya refleks-refleks tendon dalam dan
kelemahan otot. 0al-hal tersebut dapat memungkinkan pasien lansia pada kasus mengalami
jatuh.
Nefropati #iabetik
Nefropati diabetik bermanifestasi secara dini sebagai proteinuria dan merupakan
komplikasi dari penyakit hipertensi yang mengenai ginjal. Selain itu, pada nefropati diabetik,
terjadi kebocoran pembuluh darah glomerulus akibat penyakit diabetes sehingga glukosa dapat
keluar bersama urin dan terjadilah glukosuria.
1atuh yang dialami oleh penderita usia lanjut pada skenario kemungkinan disebabkan
oleh karena banyaknya glukosa darah yang terbuang melalui urin akibat nefropati diabetik
sehingga kadar glukosa dalam darah kurang. Terlebih lagi jika ternyata pada anamnesis
tambahan, pasien seringkali melakukan akti6itas fisik yang cukup berat untuk orang seusianya
tanpa didukung asupan makanan yang adekuat disertai mengkonsumsi obat antidiabetik, maka
akan terjadi hipoglikemia dan otak kekurangan gukosa sebagai satu-satunya sumber energi
sehingga mengakibatkankan pasien tersebut jatuh.
0ipoglikemi
0ipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis obat
antidiabetik yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
/ecenderungan hipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi dalam
tubuh berkurang dan asupan makanan yang tidak adekuat karena kurangnya nafsu makan yang
| 20
8/18/2019 pleno jatuh
21/25
umumnya terjadi pada orang tua. Selain itu, hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua
karena timbul perlahan-lahan tanpa tanda akut 5akibat tidak ada refleks simpatis7 dan dapat
menimbulkan disfungsi otak sampai koma yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan
kerusakan otak permanen.
0ipoglikemia juga dapat terjadi akibat penurunan ekskresi dan metabolisme
klorpropamid 5salah satu obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea dengan waktu paruh yang
lama7 pada usia lanjut.
8/18/2019 pleno jatuh
22/25
farmakodinamik pada lansia terhadap obat-obatan yang dikonsumsi di dalam tubuh penderita
juga berperan penting dalam kasus ini. erubahan-perubahan tersebut melalui beberapa
mekanisme, antara lain terjadi perubahan jumlah reseptor obat, perubahan afinitas, transduksi
sinyal dan perubahan target organ obat pada lansia. 0al ini mungkin bisa menjelaskan bahwa
meskipun penderita meminum obat antidiabetik oralnya, efek obat tersebut dalam tubuh tidak maksimal. %danya polifarmasi yang terjadi pada usia lanjut yang menyebabkan terjadinya
interaksi antara obat yang satu dengan yang lainnya, dapat menimbulkan
hipoglikemia2hiperglikemia yang dapat memperbesar kemungkinan jatuhnya penderita tersebut
'.*.* penanganan jatuh pada lansia
a.
8/18/2019 pleno jatuh
23/25
• 1ika penglihatan pasien dapat dikoreksi dengan penggunaan kaca mata atau alat bantu
lainnya.
• /ondisi kesehatan pasien tidak memungkinkan.
d. Bisioterapi.
Setelah dilakukan tindakan operasi untuk mengatasi fraktur dibutuhkan fisioterapi 5 rehabilitasi 7
yang penting untuk mengembalikan fungsi alat gerak dan mengurangi disabilitas selama masa
penyembuhan. enggunaan alat bantu berjalan misalnya tongkat biasanya dibutuhkan untuk
membantu permulaan berjalan kembali dan untuk mendukung aktifitas sehari-hari lainnya.
e. erbaikan status giQi.
enyusunan menu disesuaikan dengan kebutuhan kalori pasien setiap harinya dan kemampuan
untuk mencerna makanan. emberian makanan diberikan secara bertahap.dimulai dengan porsi
kecil tetapi sesering mungkin diberikan.
f. /ontrol penyakit dan penggunaan obat-obatan.
0indari polifarmasi yang justru lebih banyak menimbulkan efek samping,khususnya pada
pasien beresiko tinggi.
g. endidikan keluarga.
1ika fraktur yang diderita oleh pasien mengharuskan immobilisasi untuk beberapa lama.keluarga
harus senantiasa mengawasi,merawat pasien dengan mencegah pasien terlalu banyak berbaring
5 posisi diubah-ubah 7 untuk mencegah dekubitus dan penyakit iatrogenik. $erikan perhatian dan
kasih sayang agar pasien tidak merasa terisolasi dan depresi.
BAB III
| 23
8/18/2019 pleno jatuh
24/25
PENUTUP
KE#I%PULAN
roses menua hingga saat ini masih merupakan misteri yang belum banyak terjawab. erubahan fisiologis yang terjadi pada proses menua yang erat kaitannya
dengan berkurangnya cadangan fisiologis seiring bertambahnya usia, sangat
mempengaruhi seorang usia lanjut dalam mempertahankan kondisi homeostasis.
erubahan yang terjadi serta kemampuan mempertahankan homeostasis ini terjadi secara
indi6idual, walaupun terjadi pada seluruh indi6idu yang menua.
emahaman mengenai proses menua serta perubahan yang terjadi akan sangat
mempengaruhi cara pandang kita bila menghadapi seorang usia lanjuit yang sakit.
Sehingga pada akhirnya mempengaruhi penatalaksanaannya.
#ARAN
ada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun
tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat
di usia lanjut. 1adi walaupunb usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan. harus
selalu menjaga, merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan. Makan makanan yang
bergiQi dan seimbang, Minum air putih (.A L ' liter,
8/18/2019 pleno jatuh
25/25
DA'TAR PU#TAKA
(. 1uniarto, %hmad. '""'. Biologi Sel. 1akarta @G?.'. =obbins, dkk. '""J. Buku Ajar Patologi Edisi VI . 1akarta @G?.
3. angkahila, impie. %nti-%ging Medicine Memperlambat enuaan, Meningkatkan
/ualitas 0idup. '""J. 5online7. 5 http 22books.google.co.id2books4
idO *f b @G)0s?RpgO %(3RlpgO %(3RdPOTeori wear and tearRsourceOblR
otsOi CiT0)160RsigOd UeVTn@Af1!b=Eioda -
60A p&RhlOidRsaO ReiO
top related