PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK ... - repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/8436/2/129114044_full.pdf · tidak memuat karya orang lain, kecuali telah saya sebutkan dalam daftar
Post on 31-Oct-2020
8 Views
Preview:
Transcript
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN
PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Yulius Ardi Nugraha
129114044
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN
PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Disusun oleh:
Yulius Ardi Nugraha
NIM: 129114044
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
P. Eddy Suhartanto, M.Si. Tanggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGANPEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yulius Ardi Nugraha
NIM: 129114044
Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal: 15 November 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji I : P. Eddy Suhartanto, M.Si. ………………
Penguji II : Minta Istono, M.Si. ……………....
Penguji III : P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. ……………....
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Bagaimanapun juga, kita akan tetep memerlukan Tuhan dalam
setiap kehidupan yang kita jalani”
-Ardi-
“Ingatlah selalu dan berfokuslah pada 98 batu bata yang
terpasang baik, daripada 2 batu bata yang jelek”
-Ajahn Brahm-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha yang sudah saya lakukan ini, saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus yang setiap harinya memberikan berkat, kekuatan, dan
penolong untuk diriku.
Bapak ku, Ibu ku, Kakak ku, Adik ku yang selalu menjadi rekan dan memberikan
dukungan berupa kasih sayang setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
tidak memuat karya orang lain, kecuali telah saya sebutkan dalam daftar pustaka
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Januari 2017
Penulis,
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGANPEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Yulius Ardi Nugraha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dankecenderungan pembelian impulsif pada remaja perempuan. Hipotesis dalam penelitianini yaitu ada hubungan negatif antara konsep diri dengan kecenderungan pembelianimpulsif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 remaja perempuan dengan rentangumur 18-21 tahun. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala konsep diri yangterdiri dari 51 item dengan realibilitas αs = 0,971 dan skala kecenderungan pembelianimpulsif yang terdiri dari 30 item dengan reabilitas α = 0,947. Analisis data menggunakanSpearman Rho karena berdasarkan hasil uji normalitas data yang didapatkan tidaknormal. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel konsep diri berkorelasi secara negatifdan signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif (r = -0,215 , p = 0,001). Hasilini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, terdapat hubungan yang negatifantara konsep diri dan kecenderungan pembelian impulsif.
Kata kunci : konsep diri, kecenderungan pembelian impulsif, remaja perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONCEPT AND IMPULSIVEBUYING TENDENCY IN FEMALE ADOLESCENT
Yulius Ardi Nugraha
ABSTRACT
The research aimed to know the correlation between self concept and impulsivebuying tendency in female adolescent. The hypothesis of this research were a negativerelationship between self concept and impulsive buying tendency. The subject of thisresearch were 200 female adolescents from 18-21 years old. The instruments used in thisresearch were self concept scale consisting of 51 items with reliability of alpha stratified(αs = 0,971) and impulsive buying tendency scale consisting of 30 items with realibility(α = 0,947). The data analysis used Spearman rho because based on the result of thenormality test variable impulsive buying tendency show the distribution of data is notnormal. The analysis result used Spearman rho showed the variable of self conceptcorrelated negatively and significant with the impulsive buying tendency (r = -0,215 , p =0,001). This showed that research hypothesis was accepted, there was negativecorrelation between self concept and impulsive buying tendency.
Keywords: self concept, impulsive buying tendency, female adolescent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yulius Ardi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 129114044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan karya ilmiah yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN
PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam media lain, serta
mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 10 Januari 2017
Yang menyatakan,
Yulius Ardi Nugraha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan karuniaNya sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari banyak pihak maupun secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, MSi. selaku Kepala Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang sangat membantu selama masa perkuliahan dari awal
sampai akhir perkuliahan.
4. Bapak T. M. Raditya Hernawa M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang selalu memberikan dukungan, saran dan kritik serta rekan diskusi
dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yan telah mendidik dan
membagikan keilmuannya baik ilmu psikologi maupun nilai kehidupan
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh staff dan karyawan ( Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, Mas
Donny, Pak Gie, Pak Bonny) Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma atas segala bantuan yang diberikan.
7. Teman-teman subjek penelitian yang berkenan membantu memberikan
waktu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu ku yang selalu menyayangi ku dengan segala cara yang
kalian berikan kepada ku. Anak laki-laki satu satunya ini memang sering
membuat jengkel, maaf ya Pak Bu. Terima kasih sudah menjadi orang tua
yang begitu baik terhadap ku. Tuhan berkati bapak ibu, sehat sehat yaa pak
buu.
9. Mas Didik, Mbak Nia, Mas Randy, Mbak Irine, Dhek Shinta, keponakan
Reynard, keponakan baru mungil Bayi Regina aku sayang kalian semua.
Terima kasih sudah saling pengertian satu sama lain dan saling menjaga.
10. Galuh Sekardhita.. Kehadiranmu banyak membawa sukacita. Kita pun
belajar satu sama lain dari pengalaman yang kita bagi. Semoga kita bisa
terus belajar bersama yaaah. Terimakasih untuk segala pelepas lelah
selama proses pengerjaan skripsi ini. Emm, you are my bundle of joy
11. Staff P2TKP : Pak Cahya, Pak Priyo, Pak Adi, Pak Toni, Pak Tius, Pak
Landung, Suster Dewi, Mbak Thia, Mbak Dyah, Mbak Clara, Anin, anju,
Bella, Bibin, Christy, Ester, Fiona, Grace, Lito, Lukas, Natasha, Pudar,
Rika, Yovi, Cia, Dimas, Estu, Jejes, Lenny, Pipit, Retha, Shasa, Stanis,
Tiara, Bayu, Edo, Chopie, Dian, Ivie, Panca, Patricia, Putri, Age, Andre,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Doni, Chika, Koleta, Rini, Wira yang menjadi rekan kerja selama 3 tahun
ini.
12. Untuk tiga sahabat ku Leonardus Dimas, Michael Banya dan Alfredo
Hendrasta. Terima kasih buat keseruannya, dan pengalaman yang boleh
terjadi.
13. Group Babi (Anju Hassudungan, Alito Purwa, Margaretha Langen,
Leonardus Dimas, Setiawati Tjandra, Jessica Christy, Sofia Rosari) yang
sudah mencar. Terima kasih atas kebersamaannya.
14. Monica Santi, Novia Feoh, Erlin Sanjaya rekan diskusi dalam pengerjaan
skripsi.
Semoga Tuhan selalu memberikan berkat dan damai sejahtera
untuk semua yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Yogyakarta, 10 Januari 2017
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………............................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.............. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………..... vi
ABSTRAK……………………………………………………….. vii
ABSTRACK……………………………………………………………….. viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………… ix
KATA PENGANTAR………………………………………………x
DAFTAR ISI………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………… xvii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….. xviii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………...... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 7
C. Tujuan Penelitian…………………………….…………..... 7
D. Manfaat Penelitian........................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI................................................... 9
A. Konsep Diri.................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pengertian Konsep Diri............................................... 9
2. Dimensi Konsep Diri................................................. 10
3. Faktor Pembentuk Konsep Diri................................... 12
4. Jenis-jenis Konsep Diri.............................................. 13
5. Peran Penting Konsep Diri ........................................ 15
B. Pembelian Impulsif......................................................... 16
1. Pengertian Pembelian Impulsif.................................... 16
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif................................ 17
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif......... 19
4. Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan................ 21
C. Remaja Perempuan.......................................................... 22
1. Definisi Remaja Perempuan ..................................... 22
2. Tahap-tahap Perkembangan Remaja Perempuan…….....23
3. Aspek Perkembangan Remaja Perempuan................... 24
D. Dinamika Hubungan Konsep Diri Dan Pembelian Impulsif
Pada Remaja Perempuan.................................................. 26
E. Bagan Hubungan Konsep diri dan Pembelian impulsif ......
Pada Remaja Perempuan................................................. 29
F. Hipotesis Penelitian......................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN............................................... 31
A. Jenis Penelitian.............................................................. 31
B. Variabel Penelitian........................................................ 31
C. Definisi Operasional....................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Konsep Diri..................................................................... 31
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif................................ 32
D. Subjek Penelitian....................................................................32
E. Metode Pengumpulan Data................................................... 33
F. Validitas & Reliabilitas ....................................................... 35
1. Validitas...................................................................... 35
2. Seleksi Item................................................................. 36
3. Reliabilitas................................................................... 38
G. Metode Analisis Data........................................................ 40
1. Uji Normalitas............................................................. 40
2. Uji Linearitas............................................................... 40
3. Uji Hipotesis................................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............. 41
A. Pelaksanaan Penelitian...................................................... 41
B. Deskripsi Subjek Penelitian............................................... 41
C. Deskripsi Data Penelitian.................................................. 42
D. Hasil Penelitian.................................................................. 44
1. Uji Normalitas............................................................. 44
2. Uji Linearitas............................................................... 46
3. Uji Hipotesis................................................................ 47
E. Pembahasan....................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................... 52
A. Kesimpulan....................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan penelitian..................................................... 52
C. Saran............................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 54
LAMPIRAN................................................................................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Penskoran Jawaban Skala Konsep Diri.............................. 34
Tabel 2 : Distribusi Item Skala Uji Coba Konsep Diri...................... 34
Tabel 3 : Penskoran Jawaban Skala Pembelian Impulsif.................. 35
Tabel 4 : Distribusi Item Skala Uji Coba Pembelian Impulsif.......... 35
Tabel 5 : Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba........ 37
Tabel 6 : Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba..
.......................................................................................................... 38
Tabel 7 : Data Usia Subjek Penelitian.......................................... 41
Tabel 8 : Deskripsi Data Penelitian............................................. 42
Tabel 9 : Perbandingan Data Teoritik Dan Empiris...........................42
Tabel 10 : Uji One Sample t-test Skala Konsep Diri...................... 43
Tabel 11 : Uji One Sample t-test Skala Pembelian Impulsif............ 43
Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas.................................................. 44
Tabel 13 : Hasil Uji Linearitas.......................................................... 46
Tabel 14 : Hasil Uji Hipotesis............................................................48
Tabel 15 : Kriteria Koefisien Korelasi.......................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan Hubungan Konsep Diri dan Kecenderungan Pembelian
Impulsif Pada Remaja Perempuan..................................................... 29
Gambar 2 : Grafik Normal Q-Q Plot Konsep Diri......................... 45
Gambar 3 : Grafik Normal Q-Q Plot Kecenderungan Pembelian Impulsif.
.................................................................................................... 46
Gambar 4 : Grafik Plot Linearitas......................................................47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Uji Coba............................................................. 59
Lampiran 2 : Skala Penelitian........................................................... 72
Lampiran 3 : Uji Reliabilitas Skala................................................... 83
Lampiran 4 : Uji Koefisien Alpha Berstrata...................................... 89
Lampiran 5 : Uji One Sample t-test.................................................. 92
Lampiran 6 : Uji Normalitas dan Uji Linearitas................................ 94
Lampiran 7 : Uji Hipotesis............................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan belanja merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi
kebanyakan orang, sehingga sebagian orang sulit dipisahkan dari kebiasaan
belanja. Umumnya orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan, namun
sering juga orang berbelanja hanya untuk memenuhi hasrat atau dorongan
dalam dirinya (Fitri, 2006). Menurut Rahayu (kompas.com, 2015), ada alasan
mendasar seseorang menyukai aktivitas berbelanja, yaitu merasa senang
memiliki barang baru, melihat benda yang bagus dan senang mengenakan
sesuatu yang terlihat menarik. Menurut Irawan (marketing.co.id, 2012),
konsumen Indonesia memiliki karakter unik dalam berbelanja. Konsumen
Indonesia ketika berbelanja suka memamerkan produk yang dimilikinya dan
cenderung melakukan pembelian yang tidak terencana atau impulsif.
Riset yang dilakukan oleh lembaga Frontier Consulting Group tahun
2012 menunjukkan bahwa pembelian secara impulsif atau pembelian yang
tidak direncanakan di Indonesia relatif sangat tinggi yaitu 15% hingga 20%
dibandingkan dengan Amerika. Perilaku belanja masyarakat Indonesia lebih
tidak teratur dibandingkan dengan Australia yang memiliki waktu dan jam
tertentu untuk berbelanja. Konsumen Indonesia tidak memiliki hari tertentu
dalam belanja dan menganggap bahwa belanja serta rekreasi sebagai dua hal
yang sama (marketing.co.id, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada bulan Juni 2013, Lembaga Nielsen melaporkan penelitian
terhadap 1804 responden di lima kota besar di Indonesia yaitu Jakarta,
Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan. Hasil survei menunjukkan
pembelian impulsif di Indonesia semakin meningkat (AC Nielsen dalam
Kramadibrata, 2014). Dari hasil wawancara yang dilakukan tersebut, 21 %
pembelanja mengaku tidak membuat perencanaan sebelum melakukan
pembelian. Angka pembelian meningkat dua kali lipat menjadi 39 persen bila
dibanding tahun 2010 (antaranews.com, 2011).
Daily Mail (2014) melansir bahwa hampir setengah warga Inggris
(44%) terkena kebiasaan berbelanja yang tidak sehat, yaitu 13% memilih
berhutang pada teman atau keluarga demi membeli sesuatu yang diinginkan
dan 12% bahkan memilih terus menggesek kartu kredit demi berbelanja.
Survei juga menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan merupakan para
pembeli impulsif terbesar dan 39% mengaku bahwa motivasi utamanya
hanyalah untuk memperbaruhi isi lemarinya (detik.com, 2014).
Pengertian pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional
dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,
diikuti oleh konflik pikiran dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi,
2001). Seseorang yang membeli secara impulsif kurang memperhatikan
perencanaan dan pertimbangan sehingga memunculkan respon emosi tertentu
setelah melakukan pembelian (Rook 1987; Rook & Fisher 1995; Verplanken
& Herabadi 2001, dalam Vohn & Faber, 2007). Selain itu, Rook (1987, dalam
Sneath, Lacey, & Kennett-Hensel, 2009) perilaku pembelian yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
secara tiba-tiba dengan dorongan yang besar dapat menimbulkan konflik
emosional. Pembelian impulsif terjadi apabila seseorang mengalami dorongan
begitu kuat, terjadi terus menerus yang mengakibatkan keinginan melakukan
pembelian dan sulit menolak dorongan yang muncul tersebut (Rook, 1987).
Menurut Mowen dan Minor (2002), pembelian impulsif sering
dilakukan pada masa remaja dibandingkan orang tua. Selain itu Wood (1998,
dalam Henrietta, 2012) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa
terdapat peningkatan pembelian impulsif pada usia 18 hingga 39 tahun dan
akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Hal ini dikarenakan orang
yang lebih tua cenderung lebih mampu untuk mengendalikan ekspresi
emosionalnya dibanding orang yang lebih muda (Lawton, Kleban, Rajagopal,
& Dean, 1992; McConatha et al., 1994, dalam Lin & Chuang 2005).
Penelitian lain yang dilakukan Lin dan Lin (2005) pada subjek remaja dengan
rentang usia 15 hingga 19 tahun yang menunjukkan umur 19 tahun lebih
impulsif dibanding umur lainnya. Hal ini diperkuat dengan artikel yang
dipublikasikan oleh Jawa Pos yang menuliskan bahwa 20,9% dari 1.074
responden remaja di Jakarta dan Surabaya mengaku menggunakan uang
bayaran kuliah untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan (Jawa Pos dalam
Sitohang, 2009). Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut remaja sering
dijadikan tujuan marketing (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012).
Santrock (2007) menyatakan remaja merupakan masa peralihan dari
masa anak-anak menuju ke masa dewasa antara umur 13 tahun hingga 21
tahun dan mengalami perkembangan yang pesat secara fisik, kognitif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sosioemosi. Pada aspek fisik, perubahan pada remaja ditandai dengan
perubahan hormon seksual sehingga lebih memperhatikan kondisi fisiknya.
Perubahan ini pula yang mengakibatkan remaja memiliki minat yang tingi
akan penampilan termasuk daya tarik, bentuk tubuh seseorang (Virvialite,
Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Keadaan ini dilihat sebagai hal penting yang
dapat menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri dan rendahnya
harga diri bila tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada aspek perkembangan
sosioemosi, remaja memiliki emosi yang kurang stabil. Sedangkan pada
kognitifnya, seorang remaja cenderung berpikir secara abstrak dan tergesa-
gesa (Santrock, 2003). Remaja akan melakukan apa saja untuk terlihat sama
dengan identitas dirinya, termasuk melakukan pembelian yang tak
direncanakan (Papalia, Old, & Feldmen, 2009).
Utami dan Sumaryono (2008) menjelaskan bahwa pembelian impulsif
di Indonesia banyak terjadi pada remaja perempuan dibandingkan remaja laki-
laki. Menurut Lina dan Rosyid (1997), perempuan memiliki kecenderungan
lebih besar untuk berperilaku membeli secara impulsif dibandingkan laki-laki.
Hal ini disebabkan karena konsumen perempuan cenderung lebih emosional
sehingga cenderung mudah untuk terpengaruh untuk berbelanja yang tak
terencana. Santrock (2003) juga mengatakan bahwa remaja putri memiliki
perhatian lebih mengenai kencan, penampilan, dan aktivitas berbelanja. Selain
itu remaja perempuan dipandang memiliki harga diri yang rendah dari pada
laki-laki (Coopersmith, 2007; Baron, Byrne & Branscombe, 2006; dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Santrock, 2012) dan cenderung lebih impulsif daripada laki-laki (Dittmar &
Wood dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Lin & Lin, 2005).
Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki dampak
negatif terhadap konsumennya. Konsumen ini kurang memperhatikan
konsekuensi negatif yang mungkin muncul dari tindakan mereka (Hoch &
Loewenstein, 1991; Rook, 1987; O’Guinn & Faber, 1989 dalam Kacen &
Lee, 2002). Dampak negatif yang dapat diterimanya adalah mendapatkan
kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian, mengalami kekecewaan
terhadap barang yang dibeli karena tidak sesuai dengan kegunaan.
Konsekuensi negatif lain yang muncul adalah munculnya alasan-alasan
pembenaran dari pembelian yang dilakukan (Fitri, 2006).
Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni
faktor diluar diri dan faktor dalam diri. Faktor di luar diri yang dapat
mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari konformitas (Sitohang, 2009),
lingkungan toko, lingkungan toko, harga, pelayanan dan perkembangan
teknologi (Verplanken & Herabadi, 2001). Sedangkan faktor dalam diri yang
mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari usia, gender, harga diri, kontrol
diri, mood dan kepribadian (Verplanken & Herabadi, 2001).
Terkait dengan kepribadian, Hurlock (1997) menyatakan bahwa
konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian individu yang
akan memengaruhi berbagai bentuk sifat. Konsep diri juga dikatakan berperan
dalam perilaku individu, karena seluruh sikap dan pandangan individu
terhadap dirinya akan memengaruhi individu tersebut dalam menafsirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
setiap aspek pengalaman-pengalamannya. Selain itu Susana, et al., (2006)
menyatakan bahwa konsep diri adalah inti dari kepribadian seseorang yang
menyangkut pandangan dan sikap individu terhadap dirinya baik mengenai
dimensi fisik, karakteristik individu dan motivasi diri.
Senada dijelaskan oleh Rosenber (dalam Ferrinadewi, 2008) bahwa
konsep diri menjelaskan aspek-aspek kepribadian individual yang merupakan
ekspresi diri seseorang. Menurut Calhoun dan Acolella (1995), konsep diri
memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan individu tentang dirinya sendiri,
pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri, dan penilaian
mengenai dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Harter (dalam
Santrock, 2002) menunjukkan bahwa penampilan fisik secara konsisten
berkorelasi kuat dengan penerimaan sosial dari teman sebayanya.
Penelitian Lord dan Eccles (dalam Santrock, 2002) menambahkan
adanya hubungan antara konsep diri dan keterkaitan fisik untuk meramalkan
rasa percaya diri seseorang. Penelitian Engel (1994) juga memaparkan bahwa
perbedaan perilaku yang terjadi pada konsumen terkait dengan pembedaan
konsep diri konsumen. Menurut Fitts (dalam Agustiani, 2009) konsep diri
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Calhoun dan Acocella
(1995) membagi konsep diri menjadi konsep diri positif dan negatif yang
memiliki perilaku berbeda yang dihasilkan.
Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali.
Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang
sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap
dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar
untuk dapat dicapai. Sedangkan seseorang dengan konsep diri negatif
mempunyai perasaan tidak aman, kurang menerima dirinya, tidak menyukai
dan menghormati diri sendiri. Selain itu memiliki gambaran yang tidak pasti
terhadap dirinya, sulit mendefinisikan diri sendiri dan mudah terpengaruh
oleh bujukan dari luar, mempunyai banyak persepsi yang saling berkonflik
dan merasa aneh serta asing terhadap diri sendiri sehingga sulit bergaul
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa apabila remaja
yang memiliki konsep diri positif akan memiliki kecenderungan pembelian
impulsif yang rendah dibandingkan remaja yang memiliki konsep diri negatif.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara
konsep diri dan pembelian impulsif pada remaja perempuan.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara konsep diri terhadap pembelian impulsif
yang terjadi pada remaja perempuan?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan konsep
diri terhadap pembelian impulsif yang dilakukan remaja perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat menambah referensi keilmuan
khususnya di bidang psikologi konsumen dan industri serta
mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada remaja
perempuan pentingnya mengetahui konsep diri masing-masing individu.
Setelah itu remaja perempuan mampu memberikan evaluasi diri secara
lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Diri
1. Pengertian konsep diri
Istilah konsep diri bermula dari seorang tokoh yang bernama William
James (Bracken, 1996). Ia merupakan tokoh pertama yang membedakan dua
hal mendasar dari self, yaitu “I” dan “me”. Konsep “I” menunjuk pada
individu sebagai subjek dan “Me” menunjuk pada individu sebagai objek
(Bracken, 1996). Menurut James (dalam Bracken, 1996), “I” sebagai diri
yang mengetahui (knower) dan “Me” sebagai diri yang diketahui. “Me”
inilah yang selanjutnya disebut sebagai konsep diri. “I” disebut sebagai juga
dengan subjective self karena hal inilah yang mengorganisasikan dan
menginterpretasikan pengalaman seseorang. Sedangkan “Me” disebut juga
objective self karena merupakan ciptaan dari “I”.
Fitts (dalam Agustiani, 2009), mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang
mengenai dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia
peroleh dari interaksi dengan lingkungan (dalam Agustiani, 2009). Chaplin
(2002) mengartikan knsep diri sebagai evaluasi diri terhadap diri sendiri dan
penilaian atau penafsiran mengenai dirinya sendiri oleh individu yang
bersangkutan. Deaux, Dane, dan Wrightsman (1993, dalam Sarwono &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Meinarno, 2009) mengartikan konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan,
perasaan dan kesadaran seseorang mengenai dirinya. Keyakinan seseorang
mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan,
penampilan fisik. Kemudian orang mempunyai perasaan dan kesadaran
terhadap keyakinan yang dimilikinya dengan merasa positif atau negatif,
bangga atau tidak bangga.
Menurut Noesjirwan (dalam Amaliah, 2012), konsep diri didefinisikan
sebagai seluruh pandangan seseorang terhadap dirinya yang meliputi
bagaimana seseorang melihat dirinya, pemikiran juga pendapatnya mengenai
dirinya sendiri, serta sikap terhadap dirinya. Calhoun dan Acocella (1995)
menyatakan bahwa konsep diri merupakan hal-hal yang penting bagi seorang
individu untuk menentukan bagaimana seseorang bertindak dari berbagai
situasi.
Berdasarkan beberapa teori mengenai konsep diri tersebut, dapat
disimpulkan bahwa konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai
dirinya sendiri secara menyeluruh yang meliputi keyakinan, penilaian dan
berkaitan dengan evaluasi terhadap diri sendiri sehingga seseorang secara
sadar mengetahui apa yang dilakukan serta bagaimana sikap terhadap dirinya.
2. Dimensi Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella (1995), ada 3 dimensi konsep diri,
yaitu pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri, pengharapan seseorang
akan dirinya, dan penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Pengetahuan tentang diri
Individu mengetahui mengenai kuantitas mengenai dirinya, seperti usia,
jenis kelamin, suku bangsa dan pekerjaan. Selain itu juga mengetahui
kualitas yang ada pada dirinya sendiri, misalnya berpenampilan kurang
menarik.
b. Pengharapan akan diri
Pandangan tentang diri seseorang tidak terlepas dari kemungkinan menjadi
apa di masa mendatang. Setiap harapan seseorang dapat membangkitkan
kekuatan seseorang untuk mencapai harapan di masa depan. Namun setiap
orang pada dasarnya memiliki harapan yang berbeda-beda. Singkatnya,
setiap individu memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri.
c. Penilaian tentang diri
Penilaian tentang diri merupakan hasil evaluasi terhadap diri. Seseorang
memberikan evaluasi seberapa besar ia akan menyukai dirinya sendiri.
Semakin besar ketidaksukaan terhadap diri saat ini dengan diri ideal, maka
akan memunculkan harga diri rendah. Sebaliknya bila seseorang cukup
puas dengan diri saat ini, maka mengindikasikan harga diri yang tinggi
pula.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep diri
memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan terhadap dirinya, harapan
mengenai dirinya sendiri, dan penilaian mengenai diri sendiri.
Pengetahuan tentang diri berkaitan dengan dirinya dari segi kualitas
maupun kuantitas, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
membandingkan dirinya dengan orang lain. Harapan mengenai diri
berkaitan dengan pengharapan seseorang terhadap dirinya di masa
mendatang. Sedangkan penilaian akan dirinya dilihat dari diri ideal
seseorang dengan diri aktual saat ini.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993) menyebutkan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi
dalam pembentukan konsep diri seseorang. Lima hal tersebut yaitu:
a. Keadaan fisik
Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam
menumbuhkan konsep dirinya. Pandangan mengenai tubuh dijelaskan
sebagai bentuk evaluasi terhadap diri fisik seseorang.
b. Bahasa
Bahasa merupakan sistem simbol yang digunakan seseorang dalam
membentuk koseptualisasi dan verbalisasi. Seseorang menggunakan
simbol bahasa untuk proses pembedaan individu satu dengan lainnya.
Seseorang menerima informasi dengan memahami apa yang orang lain
katakan. Informasi yang didapatkan akan secara konsisten berkembang
menjadi bagian dari konsep diri.
c. Umpan balik dari lingkungan
Umpan balik dari lingkungan menjelaskan bagaimana orang lain
memberikan pandangan dan penilaian terhadap dirinya. Orang-orang
terdekat atau significant others berperan penting dalam mepengaruhi
konsep diri seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Identifikasi
Identifikasi adalah cara yang disadari seseorang dan digunakan dalam
berpikir, berperilaku dengan cara yang sama dengan orang lain. Seseorang
akan bertindak sejauh mana ia merasa cocok dengan pandangan terhadap
dirinya dan persetujuan dari lingkungan mengenai konsep dirinya.
e. Pola Asuh Keluarga
Dalam keluarga, seseorang akan merasakan apakah dirinya dicintai atau
tidak, diterima atau tidak, dan berharga atau tidak. Keluarga dipandang
sebagai agen sosialisasi pertama bagi seseorang.
4. Jenis-jenis Konsep Diri
Calhoun dan Acocella (1995), konsep diri dibagi menjadi dua, yaitu
konsep diri positif dan konsep diri negatif.
a. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif dapat dikatakan sebagai penerimaan terhadap diri.
Seseorang akan memiliki kerendahan hati daripada sikap egois atau
keangkuhan. Dengan kata lain, individu dapat menerima dirinya apa
adanya. Seseorang yang memiliki konsep diri positif berarti dirinya tahu
betul mengenai dirinya. Hal ini memunculkan evaluasi yang positif
terhadap diri dan cenderung dapat menerima keberadaan orang lain.
Konsep diri positif mengindikasikan bahwa gambaran tentang diri
sesuai dengan kenyataan dirinya (real self). Orang dengan konsep diri
positif akan memiliki penghargaan tinggi atas dirinya dan tertuju pada
keberhasilan (Susana , et al., 2006). Seseorang dengan konsep diri positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
akan mampu menghadapi kehidupan di depannya, menganggap bahwa
dirinya dapat mencapai segala sesuatu dan memiliki sikap percaya diri.
Ciri lain dari orang dengan konsep diri ini akan mampu menerima
kritik dari orang lain, mau mengambil resiko dan mandiri. Selain itu
individu dengan konsep diri positif yakin pada kemampuan yang
dimilikinya, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya.
Seseorang tersebut yakin ia memiliki control diri terhadap peristiwa yang
terjadi, sabar terhadap suatu kegagalan dan tahu bagaimana cara untuk
menanganinya.
Berdasarkan uraian tersebut, seseorang yang memiliki konsep diri
yang positif adalah seseorang yang memahami mengenai dirinya baik
mengenai kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami
kelebihan maupun kekurangannya, seseorang akan lebih mampu
memberikan evaluasi yang positif mengenai dirinya sesuai dengan realitas
sebenarnya.
b. Konsep Diri Negatif
Calhoun dan Acocella (1995), menyebutkan tipe orang seseorang
yang memiliki konsep diri negatif, yaitu memiliki pandangan tentang diri
yang terlalu stabil, teratur dan dapat dikatakan kaku. Ketika dirinya sudah
memandang bahwa dirinya kurang menarik, maka pandangan tersebut
akan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Tipe lainnya
memiliki pandangan mengenai diri yang benar-benar tidak teratur atau
tidak memiliki keutuhan dalam dirinya. Seseorang dengan pola yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
seperti ini tidak benar-benar tahu mengenai dirinya sendiri, siapa dirinya,
kekuatan maupun kelemahan dan hal apa yang perlu dihargai di dalam
dirinya.
Individu dengan konsep diri negatif akan kurang mampu menerima
kritik dari orang lain tentang dirinya, kurang memiliki kemampuan
bertahan dalam tekanan ketika mendapatkan kritikan. Seseorang dengan
konsep diri negatif memiliki emosi dan kondisi psikologis yang kurang
stabil, dan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Konsep diri negatif
mendorong seseorang untuk harus dicintai dan diperhatikan oleh orang
lain. Individu dengan konsep diri negatif akan lebih mudah merasa
frustasi dan akan menyalahkan lingkungan atas kekurangan yang terjadi
pada dirinya. Seseorang dengan konsep diri negatif lebih bergantung
dengan penilaian dan kesan dari orang lain terhadap dirinya.
Dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan konsep diri negatif terdiri
dari dua tipe dimana seseorang tidak benar-benar tahu mengenai dirinya
atau kaku yang tidak mengijinkan penyimpangan terhadap dirinya.
5. Peran Penting Konsep Diri
Konsep diri memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Folker (dalam Burns, 1993) menyebutkan ada tiga fungsi dari
konsep diri yaitu:
a. Konsep diri merupakan pemelihara konsistensi internal atau
keseimbangan dalam diri seseorang. Manusia memang cenderung
untuk bersikap konsisten dengan pandangannya sendiri. Hal ini bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dimaklumi karena bila pandangan, ide, perasaan dan persepsinya
tidak membentuk suatu keharmonisan atau bertentangan maka akan
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan.
b. Konsep diri mempengaruhi cara seseorang menginterpretasikan
pengalamannya. Pengalaman terhadap suatu peristiwa diberi arti
tertentu oleh setiap orang. Seseorang akan memandang dirinya
tergantung dari pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman-
pengalaman tersebut berupa pengalaman yang positif maupun
bersifat negatif.
c. Konsep diri sebagai suatu harapan yang dimiliki seseorang. Setiap
orang mempunyai suatu harapan tertentu terhadap dirinya dan hal
itu tergantung dari bagaimana individu itu melihat dan
mempersepsikan dirinya sebagaimana adanya.
B. Pembelian Impulsif
1. Pengertian Pembelian Impulsif
Rook (1987), menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan
aktivitas pembelian yang dilakukan seseorang yang tidak memiliki
perencanaan, pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau sebuah
evaluasi tertentu terhadap produk dan manfaat dari produk yang dibeli.
Pembelian impulsif adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar dari sebuah
pertimbangan membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko (Mowen &
Minor, 2002). Rook dan Gardner (dalam Lin; Chuang, 2005) mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak terencanakan
dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat dan bias subjektif untuk
memilih suatu barang. Definisi ini didukung oleh Verplanken dan Herabadi
(2001) dengan mengatakan mengenai pembelian impulsif kurang
menggunakan rasional dan cenderung dilakukan secara cepat. Gasiorowska
(dalam Henrietta 2012), mendefinisikan pembelian impulsif sebagai
pembelian yang tidak reflektif, sebenarnya tidak diharapkan pembeli, terjadi
secara spontan, dan diiringi dengan munculnya yang mendadak untuk
membeli produk-produk tertentu.
Berdasarkan uraian definisi mengenai pembelian impulsif tersebut,
dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang
cenderung dilakukan secara tiba-tiba atau bersifat spontan, tidak rasional,
dilakukan secara cepat dan tidak reflektif.
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi (2001), menyebutkan adanya dua aspek
dalam pembelian impulsif. Aspek-aspek pembelian impulsif tersebut adalah:
a. Aspek Kognitif
Pada aspek kognitif, pembelian impulsif kurang mampu membuat
pertimbangan dan perencanaan ketika melakukan kegiatan pembelian.
Kurangnya perencanaan maupun pertimbangan ini didasarkan pada tidak
adanya evaluasi atas konsekuensi yang akan muncul setelah membeli.
Seorang impulsive buyer akan mengabaikan hal-hal yang terjadi di masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
depan. Pembeli juga akan cenderung enggan untuk memberikan pendapat
mengenai kualitas barang yang dibeli.
b. Aspek Afektif
Pembelian impulsif berkaitan dengan pengaruh emosi pembeli, minat dan
sikap pembeli terhadap produk tertentu. Mayoritas pembeli melakukan
pembelian impulsif didominasi oleh aspek afektif. Pada aspek afektif
meliputi dorongan emosional yang cukup kuat, meliputi perasaan senang,
bahagia ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki
kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu. Namun setelah
melakukan pembelian, biasanya muncul rasa penyesalan (Rook, 1987;
Verplanken & Herabadi, 2001). Afeksi yang bersifat positif cenderung
dapat menjadi penyebab awal terjadinya pembelian impulsif (Vohs &
Faber, 2007). Konsumen akan merasa bahagia serta gembira ketika
menginginkan suatu produk untuk dibeli dan merasa sulit meninggalkan
keinginannya tersebut. hal ini mengakibatkan konsumen harus membeli
barang tersebut guna memuaskan keinginannya.
Berdasarkan aspek-aspek mengenai pembelian impulsif, dapat
disimpulkan bahwa aspek kognitif, adalah ketika seseorang melakukan
pembelian impulsif karena kurangnya perencanaan dan pertimbangan
sebelum dan pada saat melakukan pembelian. Sedangkan aspek afektif,
adalah ketika seseorang melakukan pembelian didasarkan pada emosi,
perasaan senang, tertarik dan memiliki dorongan yang kuat untuk
membeli produk-produk tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Faktor yang mempengaruhi pembelian Impulsif
Pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
lingkungan dan faktor personal.
a. Faktor lingkungan
Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Chen (2012), mendapatkan
bahwa kecemasan terhadap kehidupan sosial mempengaruhi remaja untuk
melakukan pembelian secara impulsif. Penilaian yang negatif pada remaja
dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Hal ini disebabkan karena
remaja memiliki ketakutan sendiri ketika dirinya berhadapan dengan
teman sebayanya dan mendapatkan penilaian yang negatif. Hal ini
diperkuat dimana konformitas remaja perempuan memicu dalam
pembelian impulsif.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Tendai & Crispen, 2009)
menunjukkan bahwa pengaruh gerai toko dan desain dari pertokoan
menyebabkan pembelian impulsif semakin meningkat. Tampilan yang
menarik memberikan daya tarik untuk seseorang memasuki pertokoan.
b. Faktor personal
Faktor personal merupakan faktor yang mempengaruhi pembelian
impulsif yang berasal dari dalam diri individu. Penelitian yang dilakukan
oleh Gasiorowska (2011), menyebutkan bahwa perempuan memiliki
tingkat pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-
laki. Perempuan juga dapat melihat produk-produk di pertokoan lebih lama
selama berbelanja. Perempuan pada umumnya memiliki kesenangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berbelanja lebih tinggi dan lebih menganggap bahwa berbelanja adalah
aktifitas sosial yang wajar dilakukan perempuan.
Lin dan Chuang (2005), menemukan bahwa kecerdasan emosi
berpengaruh terhadap pembelian impulsif seseorang. Penelitian yang
dilakukannya menunjukkan bahwa orang dengan tingkat control diri dan
kecerdasan emosi seseorang memberikan pengaruh terhdap pembelian
impulsif. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan
lebih rendah dalam melakukan pembelian impulsif. Sebaliknya bila
kecerdasan emosi seseorang rendah cenderung akan lebih tinggi
melakukan pembelian impulsif.
Faktor personal lain yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah
mood seseorang. Dorongan mood pembeli mempengaruhi pembelian
seseorang. Verplanken dan Herabadi (2001) menyebutkan bahwa perasaan
positif biasanya akan lebih mendorong seseorang melakukan pembelian
impulsif. Perasaan yang positif tersebut menyangkut perasaan senang,
bersemangat dan merasa bahagia ketika melakukan pembelian.
Kepribadian seseorang juga dipandang mempengaruhi pembelian impulsif
seseorang. Seseorang dalam membeli barang akan menyesuaikan dengan
kepribadian yang dimilikinya. Kepribadian merupakan suatu variabel
yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen (Mowen &
Minor, 2002). Menurut Susana, et al., (2006) menyatakan bahwa konsep
diri merupakan inti dari kepribadian seseorang yang menyangkut sikap
individu terhadap dirinya baik fisik, dan motivasi individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi pembelian impulsif adalah faktor lingkungan dan personal.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari
harga, konformitas, dan lingkungan pertokoan. Sedangkan faktor personal
terdiri dari mood, jenis kelamin, kontrol diri, kecerdasan emosi dan
kepribadian seseorang.
4. Pembelian Impulsif pada Remaja Perempuan
Remaja adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah pemasaran
karena remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja dan
cenderung bersama teman-temannya (Lin & Chang, 2005; Lin & Chen,
2012). Remaja biasanya akan berbelanja dengan teman-teman sebayanya.
Kondisi seperti ini meningkatkan pembelian impulsif remaja karena adanya
ketakutan untuk dinilai negatif oleh temannya (Lin & Chen, 2012). Remaja
perempuan cenderung lebih impulsif daripada remaja pria (Lin & Lin, 2005;
Pantecost & Andrew, 2010) yang dikarenakan remaja perempuan memiliki
intensitas kegiatan yang lebih dekat dengan pembelian yang lebih intens.
Remaja perempuan lebih signifikan melakukan pembelian yang bersifat
impulsif dan melihat produk lain selama berbelanja daripada remaja laki-
laki. Remaja perempuan cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan
dalam berbelanja wajar dialami oleh perempuan daripada laki-laki
(Gasiorowska, 2011).
Dapat disimpulkan bahwa remaja perempuan cenderung melakukan
pembelian bersama teman-temannya dan hal tersebut meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kecenderungan untuk membeli secara impulsif. Remaja perempuan juga
juga memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja laki-laki dan
demi mencari sensasi saja.
C. Remaja Perempuan
1. Definisi Remaja Perempuan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju kedewasaan. Masa remaja termasuk dalam masa perkembangan yang
dilihat baik dari aspek biologis, genetik, lingkungan dan pengalaman
berinteraksi dengan keluarga dan teman. Perkembangan masa remaja
melibatkan perubahan yang besar di bagian fisik biologis, kognitif dan sosio
emosi. Masa tersebut berlangsung dari masa remaja dimulai sampai masa
akhir remaja (Santrock, 2002, 2007: Papalia, Old, Feldmen, 2009).
Remaja dengan kata lain adolescence (Ali & Astori, 2009),
mengartikan remaja sebagai masa dimana seseorang mengalami pertumbuhan
untuk mencapai kematangan. Masa remaja merupakan masa disaat seseorang
dipenuhi dengan segala macam perubahan dan terkadang menjadi masa
tersulit dalam kehidupan manusia. Tugas perkembangan utama remaja adalah
mempersiapkan diri memasuki masa dewasa dan ditandai dengan masa
pubertas (Larson et al., 2002; Sarigiani & Peterson, 2002; dalam Santrock,
2007).
Santrock (2002), masa remaja dibagi menjadi masa awal remaja dan
akhir remaja. Masa remaja berlangsung antara umur 10 hingga 21 tahun.
Awal remaja dimulai ketika seseorang berumur 10 sampai dengan 13 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sedangkan akhir remaja berlangsung antara 18 tahun sampai dengan 21
tahun. Ali dan Astori (2009), juga mengemukakan hal yang sama bahwa
remaja akhir dimulai umur 17 atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang disetai
perubahan fisik, kognitif dan sosio emosinya. Masa remaja dimulai dari umur
13 sampai 21 tahun dan dibagi menjadi masa awal remaja (10-13 tahun) dan
remaja akhir (18-21 tahun).
2. Tahap-tahap perkembangan Remaja Perempuan
Sullivan (dalam Alwisol, 2004) menyebutkan dan membagi masa
remaja menjadi dua masa, yaitu remaja awal dan remaja akhir. Hal yang sama
dikatakan oleh Santrock (2007), yang membagi masa remaja menjadi masa
remaja awal dan masa remaja akhir.
a. Masa Remaja Awal
Masa remaja awal (early adolescence) berlangsung kurang lebih di
masa sekolah menegah pertama atau sekolah menengah akhir atau berkisar
10 sampai 13 tahun. Di masa ini perubahan pubertal dimulai juga pada
masa ini. Sullivan (dalam Alwisol, 2009) menganggap masa remaja awal
merupakan masa perkembangan kepribadian. Sullivan juga menambahkan
bahwa masa remaja ingin membutuhkan afeksi dari orang lain dan
pengharghaan dari teman-teman sebayanya dalam pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Masa Remaja Akhir
Remaja akhir kurang lebih berlangsung pada pertengahan dasawarsa
yang kedua dari kehidupan. Remaja yang dikategorikan sebagai remaja
akhir berusia antara 18 sampai 21 tahun. Karakteristik yang muncul dalam
remaja akhir berupa minat mengenai karir, pacaran, dan eksploitasi
mengenai identitas diri atau konsep dirinya lebih menonjol daripada masa
remaja awal (Santrock, 2007).
Eksplorasi mengenai diri identitasnya dilakukan untuk lebih
menunjukkan keberadaan dan siapa dirinya. Masa remaja akhir
cenderung lebih bisa menentukan pilihan yang dirasa paling tepat bagi
dirinya. Pengambilan keputusan dengan tepat dan secara bertanggung
jawab menjadi ciri remaja akhir. Santrock (2002) mengatakan bahwa
remaja akhir memiliki pengambilan keputusan yang lebih baik dari pada
remaja awal.
Dari tahapan perkembangan remaja, dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua tahap perkembangan remaja, yaitu masa remaja awal dan
masa remaja akhir. Perkembangan remaja perempuan sama dengan
perkembangan remaja pada umumnya.
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Perempuan
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada remaja dapat secara nyata dilihat dan diawali
pada masa pubertas. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja
perempuan adalah bertambahnya tinggi badan, berat badan yang naik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tumbuhnya payudara, menstruasi, tumbuhnya rambut halus pada beberapa
bagian tubuh dan produksi keringat yang meningkat. (Gunarsa, 1981;
Papalia, Old & Feldmen, 2009). Sedangkan perubahan fisik pada laki-laki
ditandai dengan perubahan suara yang lebih besar, tumbuhnya jakun, dada
lebih bidang, masa otot bertambah dan tumbuhnya kumis (Santrock,
2002). Adanya perubahan fisik tersebut menyebabkan remaja semakin
memperhatikan penampilan fisiknya.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja ditandai dengan meningkatnya proses
berpikir yang idealistik, abstrak dan logis. Ketika memasuki transisi ini,
remaja akan merasa lebih egosentris, merasa tak terkalahkan, memandang
dirinya sedang berada dalam panggung, ingin diperhatikan dan unik,
Santrock (2007). Ketika seorang remaja berpikir demikian, maka remaja
mencoba untuk memproses berbgai informasi yang ada diluar dirinya agar
dapat pengetahuan yang lebih kompleks. Hal ini dilakukan agar remaja
dapat melakukan pengambilan keputusan secara tepat.
c. Perkembangan Sosioemosi
Perkembangan sosioemosi yang berlangsung dimasa remaja meliputi
tuntutan untuk menjadi mandiri, konflik dengan orang tua dan keinginan
untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman sebayanya.
Selain itu remaja akan lebih mencoba membangun relasi yang intim
dengan teman sebaya sebagai bentuk membuka diri (Santrock, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hal lain, (Rochmah, 2005) remaja kurang memiliki pengelolaan emosi
yang kurang stabil. Dalam keadaan emosi yang gembira, dapat secara tiba-
tiba berubah menjadi sedih dan dapat menjadi ragu terhadap dirinya
sendiri. Remaja cenderung membuat keputusan yang lebih didasarkan
pada situasi emosinya.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki tiga
aspek perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosi yang melekat pada
kehidupannya. Setiap aspek mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang
dilakukan.
D. Dinamika Hubungan Konsep Diri Dan Pembelian Impulsif Pada Remaja
Perempuan
Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), pembelian impulsif dapat
dipengaruhi oleh konformitas, harga, lingkungan toko, usia, jenis kelamin,
kondisi perasaan, kontrol diri dan kepribadian. Salah satu unsur inti dari
kepribadian adalah konsep diri. Konsep diri sebagai penentu bagaimana
seseorang bersikap dan berperilaku (Fitts, dalam Agustiani 2009). Konsep diri
berperan sebagai kerangka acuan untuk menentukan sikap seseorang dalam
situasi tertentu. Susana, et al., (2006) juga menyatakan bahwa konsep diri
menyangkut pandangan individu mengenai fisik, karakteristik dan motivasi
seseorang dalam berperilaku.
Menurut Santrock (2007), pematangan konsep diri merupakan hal
penting dalam perkembangan remaja berkaitan dengan perkembangan fisik
kognitif remaja. Masa remaja mempunyai dua fase dari masa remaja awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hingga remaja akhir. Masa remaja adalah masa yang unik dalam kehidupan.
Remaja adalah masa dimana banyak perubahan yang terjadi pada diri seorang
remaja. Remaja memiliki ciri tersendiri dalam perkembangannya. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada remaja meliputi perubahan fisik, kognitif dan
sosioemosi (Santrock, 2007). Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada
remaja mendorong remaja untuk lebih memperhatikan daya tarik fisiknya
terkait dengan penilaian orang lain (Santrock, 2002). Keadaan ini dilihat
sebagai hal penting yang akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurangnya
percaya diri dan rendahnya harga diri pada remaja (Papalia, Old & Feldmen,
2009). Keadaan ini juga didukung dengan kondisi sosioemosi remaja yang
belum memiliki pengelolaan emosi yang stabil yang mempengaruhi
pengambilan keputusan yang cenderung berdasarkan kondisi emosionalnya
(Rochmah, 2005). Salah satu hal yang terjadi terkait pengambilan keputusan
yang kurang matang adalah dalam hal pembelian barang. Remaja dapat
melakukan banyak pembelian barang untuk diterima di lingkungan teman-
temannya (Sitohang, 2009).
Menurut Lin dan Chen (2012), remaja merupakan bagian terpenting
dalam penjualan berbagai macam produk. Kondisi ini memungkinkan remaja
dapat mengalami pembelian yang tidak terencanakan dan bersifat spontan atau
yang sering disebut pembelian impulsif. Menurut Mowen dan Minor (2002),
remaja sering melakukan pembelian yang tidak direncanakan. Wood (dalam
Henrietta, 2012) juga mengatakan bahwa pembelian impulsif cenderung naik
ketika umur 18-39 tahun. Dalam hal ini mahasiswa termasuk dalam rentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
usia tersebut dan masuk dalam kategori remaja akhir yang rentan melakukan
pembelian impulsif.
Engel (1994) memaparkan bahwa perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian dipengaruhi oleh konsep diri seseorang. Seseorang
dengan konsep diri yang positif mampu memahami dirinya dengan baik
mengenai kelebihan maupun kekurangannya (Calhoun & Acocella 1995).
Dengan memahami kelebihan maupun kekurangannya, seseorang akan lebih
mampu memberikan evaluasi yang positif mengenai dirinya sesuai dengan
realitas sebenarnya. Dengan kata lain seseorang akan lebih bisa menerima
dirinya secara positif, tidak cemas akan penilaian orang lain dan tidak perlu
melakukan pembelian berbagai macam produk demi diterima orang lain
(Sitohang, 2009). Sedangkan seseorang dengan konsep diri yang negatif akan
lebih sensitif dengan kritik orang lain terhadap dirinya baik mengenai
penampilan maupun hal lain. Selain itu, seseorang dengan konsep diri negatif
memliki harapan untuk diterima dan dicintai orang lain. Hal ini mendorong
seseorang untuk melakukan berbagai macam pembelian demi menutupi
kekurangannya terkait dengan kondisi psikologis yang tidak stabil. Dari uraian
tersebut, dapat dikatakan bila seseorang memiliki konsep diri yang cenderung
positif maka tidak berusaha untuk melakukan berbagai macam pembelian.
Berbeda dengan seseorang dengan konsep diri negatif, maka pembelian
impulsif cenderung tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Bagan Hubungan Konsep Diri Dan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Pada Remaja Perempuan
Gambar 1. Bagan dinamika hubungan konsep diri terhadap pembelian impulsif
pada remaja
KONSEP DIRI
Konsep Diri Positif
Kontrol diri yang baik, gambaran diri
baik, harga diri tinggi, emosi yang
stabil.
Konsep Diri Negatif
Emosi yang tidak stabil, kontrol diri
kurang baik, gambaran diri buruk,
harga diri rendah
Mampu menerima diri dengan baik
Kurang menerima diri
Pembelian Impulsif rendah
Pembelian Impulsif tinggi
Tidak tergoda mencoba membeli berbagai barang
Mencoba berbagai macam barang untuk menutupi kekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara
konsep diri dengan pembelian impulsif. Semakin positif konsep diri yang
dimiliki maka semakin rendah pembelian impulsif yang terjadi. Sebaliknya,
semakin negatif konsep diri, maka semakin tinggi tingkat pembelian impulsif
yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Menurut Azwar
(2009), penelitian korelasional bertujuan menyelidiki hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain yang berdasarkan koefisien korelasi.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel tergantung:
Variabel bebas (X) : konsep diri
Variabel tergantung (Y) : kecenderungan pembelian impulsif
C. Definisi Operasional
1. Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan mahasiswa perempuan mengenai
dirinya sendiri secara menyeluruh yang meliputi keyakinan, penilaian dan
berkaitan dengan evaluasi terhadap diri sendiri, sehingga mahasiswa
perempuan secara sadar mengetahui apa yang dilakukan serta bagaimana
sikap terhadap dirinya. Konsep diri diukur dengan menggunakan skala
pengukuran psikologis yang disusun berdasarkan dimensi konsep diri yang
terdiri dari pengetahuan, harapan, dan penilaian diri. Semakin tinggi skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
konsep diri yang diperoleh menunjukkan semakin positif konsep dirinya.
sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dari konsep diri
menunjukkan semakin negatif konsep diri subjek penelitian.
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif adalah pembelian yang cenderung dilakukan
oleh mahasiswa perempuan secara tiba-tiba atau bersifat spontan, tidak
rasional, dilakukan secara cepat dan tidak reflektif. Dalam pembelian
impulsif memiliki dua aspek yang meliputi, yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif.
Pada aspek kognitif, seseorang yang melakukan pembelian impulsif
kurang mampu dalam mempertimbangkan dan melakukan perencanaan
ketika melakukan pembelian. Aspek afektif menjelaskan bahwa pembelian
impulsif dilakukan karena seseorang memiliki perasaan senang, bahagia
maupun rasa bersalah setelah melakukan pembelian.
Pembelian impulsif diukur mengunakan skala kecenderungan
pembelian impulsif berdasarkan kedua aspek tersebut. Semakin tinggi skor
kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka kemungkinan
besar terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah skor
kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, semakin rendah
kemungkinan seseorang melakukan pembelian impulsif.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan yang
berumur 18-21 tahun. Dalam rentang umur tersebut termasuk dalam usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
remaja akhir (Santrock, 2007). Jenis penelitian sampel dalam penelitian ini
adalah non-probability sampling yang berarti tidak semua populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel
menggunakan convenience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang
didasari pada kemudahan menemukan sampel (Purwanto & Sulistyastuti,
2007). Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah mahasiswa perempuan
Universitas Sanata Dharma.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penyebaran skala
konsep diri dan skala kecenderungan pembelian impulsif. Skala terdiri atas
beberapa pernyataan yang ditujukan kepada subjek penelitian. Adapun rincian
skala tersusun sebagai berikut:
1. Skala Konsep Diri
Pembuatan skala konsep diri ini dibuat berdasarkan pada tiga dimensi
konsep diri menurut Calhoun dan Acocella. Tiga dimensi tersebut adalah:
pengetahuan, harapan, dan penilaian. Skala yang digunakan merupakan
bentuk model penskalaan model Likert yang terdiri dari pernyataan favorabel
dan unfavorabel dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemilihan
berdasarkan tingkat kesesuaian ini bertujuan agar subjek akan
mempertimbangkan sejauh mana isi pernyataan dalam skala konsep diri dan
benar menggambarkan keadaan dirinya melalui perilakunya (Azwar, 2012).
Skala ini tidak menggunakan alternatif pilihan jawaban netral dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
agar menghindari kencenderungan subjek memilih kategori tengah demi
mencari aman (Supratiknya, 2014).
Tabel 1. Penskoran Jawaban Skala Konsep Diri
Jawaban Item
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Tidak Sesuai (TS)
Sangat Tidak Sesuai (STS)
Favorabel 4 3 2 1 Unfavorabel 1 2 3 4
Pada skala konsep diri peneliti membuat 60 item yang terdiri dari 20
item dimensi pengetahuan diri, 20 item harapan diri, 20 item penilaian
tentang diri.
Tabel 2. Distribusi Item Skala uji Coba Konsep Diri
Dimensi Item Jumlah Favorabel Unfavorabel
Pengetahuan Diri 1, 2, 5, 6, 9, 10, 12, 17, 18, 20
3, 4, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 19 20
Harapan Diri 21, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 36, 39
22, 23, 25, 26, 30, 32, 35, 37, 38, 40 20
Penilaian Diri 41, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 60
42, 44, 47, 50, 54, 55, 56, 57, 58, 59 20
Total 30 30 60
2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Pembuatan skala kecenderungan pembelian impulsif ini dibuat
berdasarkan pada dua aspek pembelian impulsif yang terdiri dari aspek
kognitif dan aspek afektif menurut Verplanken dan Herabadi (2001). Peneliti
juga menggunakan tipe skala Likert dalam skala kecenderungan pembelian
impulsif. Pernyataan yang diberikan dalam item terdiri atas pernyataan
favorabel dan unfavorabel. Alternatif pilihan jawaban bergerak dari Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (ST), Sangat Tidak Sesuai (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3. Penskoran Jawaban Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Jawaban Item
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Tidak Sesuai (TS)
Sangat Tidak Sesuai (STS)
Favorabel 4 3 2 1 Unfavorabel 1 2 3 4
Pada skala kecenderungan pembelian impulsif peneliti membuat 40
item yang terdiri dari 20 item aspek kognitif dan 20 item dari aspek afektif
dalam pembelian impulsif.
Tabel 4. Distribusi Item Skala Uji Coba Kecenderungan Pembelian Impulsif
Aspek Item Jumlah Favorabel Unfavorabel
Aspek Kognitif 4, 13, 18, 19, 24, 26, 27, 36, 37, 39
3, 5, 6, 8, 20, 25, 35, 31, 38, 40 20
Aspek Afektif 1, 9, 12, 17, 22, 23, 28, 29, 34, 32
2, 7, 10, 11, 14,15, 16, 21, 30, 33 20
Total 20 20 40
F. Validitas & Reliabilitas
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya analisis
item adalah untuk memeriksa ciri-ciri respon subjek dalam ujicoba terhadap
masing-masing item dalam melakukan seleksi item, yaitu memutuskan item
mana yang dipandang memenuhi syarat dalam pembuatan bentuk final tes
dan item yang harus digugurkan.
1. Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan alat tes mengukur secara tepat
dan cermat mengenai apa yang seharusnya diukur (Azwar, 2009). Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi
dengan melalui proses expert judgement dengan melalui proses penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian
item dengan apa yang ingin diukur.
2. Seleksi Item
Proses uji coba dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2016 dengan
menyebar 80 skala konsep diri dan pembelian impulsif. Uji coba ditujukan
kepada mahasiswa usia 18-21 tahun Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan seleksi item. Uji seleksi
dilakukan untuk melihat item mana yang dianggap layak untuk menjadi alat
ukur dalam penelitian. Pengujiannya dilakukan dengan cara menghitung
koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu
sendiri yang akan menghasilkan koefisien korelasi total (Azwar, 2012).
Bila item memiliki koefisien korelasi ( ) ≥ 0,30 maka dianggap memiliki
daya beda yang memuaskan, sedangkan yang ≤ 0,30 dianggap memiliki daya
beda yang rendah.
a. Seleksi Item Konsep Diri
Skala konsep diri meliputi tiga dimensi yaitu dimensi pengetahuan,
harapan, dan penilaian. Dari hasil uji coba terdapat 60 item yang dianalisis
pada masing-masing dimensinya. Dimensi pengetahuan memiliki daya beda
berkisar antara -0,190 hingga 0,646. Dimensi harapan memiliki daya beda
berkisar antara 0,394 hingga 0,795. Dimensi penilaian memiliki daya beda
berkisar antara 0,195 hingga 0,852.
Berdasarkan seleksi item tersebut diperoleh 51 item yang memiliki
daya beda ≥ 0,30 atau terdapat 9 item yang gugur karena daya bedanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dibawah ≤ 0,30. Item yang gugur tersebut yaitu item nomor 3, 4, 7, 9, 11, 14,
15, 16, dan 60. Setelah item tersebut digugurkan, dimensi pengetahuan
memiliki daya beda berkisar 0,457 hingga 0,690. Dimensi harapan memiliki
daya beda antara 0,394 hingga 0,795 dan dimensi penilaian berkisar antara
0,329 hingga 0,868.
Tabel 5. Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba
Dimensi Item Jumlah Favorabel Unfavorabel Pengetahuan
Diri 1, 2, 5, 6, 9*, 10, 12, 17,
18, 20 3*, 4*, 7*, 8, 11*, 13, 14*,
15*, 16*, 19 12
Harapan Diri
21, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 36, 39
22, 23, 25, 26, 30, 32, 35, 37, 38, 40 20
Penilaian Diri
41, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 60*
42, 44, 47, 50, 54, 55, 56, 57, 58, 59 19
Total 28 23 51 Keterangan: Tanda *: Item gugur
b. Seleksi Item Kecenderungan Pembelian Impulsif
Skala Kecenderungan pembelian impulsif memiliki dua aspek yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif. Dari hasil uji coba terhadap 40 item, daya
beda berkisar antara -0,422 hingga 0,792. Berdasarkan seleksi item terdapat 8
item yang gugur, yaitu 3, 7, 8, 12, 15, 26, 30, 32. Dari item yang gugur
diketahui ada tiga item gugur di aspek kognitif dan lima item di aspek afektif.
Untuk menyeimbangkan jumlah item dari kedua aspek, maka peneliti
melakukan pengguguran item secara manual pada aspek kognitif sebanyak
dua item yaitu item nomor 4 dan 31. Setelah mengalami pengguguran item,
daya beda skala kecenderungan pembelian impulsif berkisar antara 0,365
hingga 0,801.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 6. Distribusi Item Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba
Aspek Item
Jumlah Favorabel Unfavorabel
Aspek Kognitif (4), 13, 18, 19, 24, 26*, 27, 36, 37, 39
3*, 5, 6, 8*, 20, 25, 35, (31), 38, 40 15
Aspek Afektif 1, 9, 12*, 17, 22, 23, 28, 29, 34, 32*
2, 7*, 10, 11, 14,15*, 16, 21, 30*, 33
15
Total 16 14 30 Keterangan:
Tanda * : Item gugur Tanda ( ) : Item yang sengaja digugurkan
3. Reliabilitas
Reliabilitas memiliki arti sejauh mana hasil dari suatu pengukuran
dapat dipercaya. Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran apabila
prosedur pengetesannya dilakukan berulang kali terhadap populasi atau
kelompok (Supratiknya, 2014). Pada penerapannya, koefisien reliabilitas
berada pada rentang 0,00 sampai 1,00. Semakin mendekati 1,00 maka
realibilitasnya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya semakin mendekati
0,00 maka reliabilitasnya semakin rendah.
Teknik reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach alpha. Cronbach
alpha digunakan karena dinilai mampu dengan tepat mengevaluasi
konsistensi internal berkaitan dengan skala yang tidak mengandung jawaban
salah atau benar dan tidak ada tingkat kesulitan item (Supratiknya, 2014).
Nilai reliabilitas skala konsep diri sebelum digugurkan pada dimensi
pengetahuan 0,731. Dimensi harapan sebesar 0,933 dan dimensi penilaian
sebesar 0,924. Setelah melakukan pengguguran item, reabilitas skala konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diri pada dimensi pengetahuan sebesar 0,888. Reliabilitas dimensi harapan
sebesar 0,933 dan penilaian sebesar 0,930.
Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien
alpha berstrata (αs). Koefisien alpha berstrata digunakan untuk
mengidentifikasi reabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional
serta mengukur internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari
beberapa subtes (Widhiarso, 2011). Berikut ini adalah rumus untuk
melakukan penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata:
αs =
Keterangan: = varian butir komponen ke-i = reabilitas komponen ke-i = varian skor total tes
αs = = 0,971
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata, skala konsep diri
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,971 (αstrata = 0,971). Sementara itu,
reliabilitas skala pembelian impulsif sebelum melakukan seleksi item
sebesar 0,923. Setelah dilakukan pengguguran item, angka reliabilitasnya
menjadi 0,947.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
G. Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
penelitian berasal dari distribusi normal atau tidak. Data dari sebuah
penelitian dikatakan normal apabila p > 0,05 dan sebaliknya ketika data
penelitian memiliki nilai p < 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak
normal (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
analisis Kolmogorov-Smirnov untuk melihat normalitasnya.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data mengikuti garis
lurus atau tidak. Apabila data mengikuti garis lurus, maka peningkatan
atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas di varibel lain. Data dikatakan linear
jika memiliki p <0,05 (Santoso, 2010).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis akan dilakukan dengan statistik parametrik yaitu Pearson
Product Moment bila data yang dihasilkan dalam perhitungan normal.
Sebaliknya jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis
dilakukan dengan Spearman Rho karena teknik tersebut tidak
mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Pengujian hipoteis korelasi
akan dilakukan dengan program SPSS 16.0 For Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 4
September 2016 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti
menyebar skala penelitian ini hanya ditujukan untuk mahasiswa
perempuan dengan kisaran umur 18 sampai 21 tahun. Partisipan subjek
dalam penelitian ini meliputi prodi Psikologi, Pendidikan Biologi,
Pendidikan Fisika, Farmasi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Sastra Asing.
Cara yang digunakan peneliti adalah masuk ke dalam kelas untuk
menyebarkan skala penelitian. Cara lain yang digunakan untuk mengambil
data adalah menitipkan skala penelitian ke kelas-kelas perkuliahan.
Peneliti membagikan skala sebanyak 200 eksemplar untuk digunakan
dalam penelitian ini.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan dengan
rentang usia antara 18 tahun sampai 22 tahun.
Tabel 7. Data Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah 18 25 19 19 20 38 21 18
Total 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk melihat mean teoritik
dan mean empirik dari subjek penelitian. Subjek penelitian dapat dikatakan
memiliki konsep diri yang cenderung positif jika nilai mean empiriknya
lebih besar daripada mean teoritik, begitu juga sebaliknya. Ketika subjek
penelitian dikatakan memiliki kecenderungan melakukan pembelian
impulsif yang tinggi jika nilai mean empiriknya lebih besar dari pada mean
teoritiknya.
Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian
Skala X Minimum
X Maximal Mean Standar
Deviasi Konsep Diri 125 210 163,28 15,746
Kecenderungan Pembelian Impulsif 32 100 65,49 11,451
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perbandingan mean
empirik dan mean teoritik pada skala konsep diri dan skala pembelian
impulsif. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari tabel 9 berikut ini yang
berisi mean teoritik, mean empirik, SD teoritik dan SD empirik.
Tabel 9. Perbandingan Data Teoritis dan Empiris
Skala Mean Teoritik
Mean Empirik
SD Teoritik
SD Empirik
Konsep Diri 127,5 163,28 25,5 15,746
Kecenderungan Pembelian Impulsif
75 65,49 15 11,451
Setelah dilakukan penghitungan mean teoritik dengan cara manual
dan mean empirik dengan menggunakan program SPSS 16.00 For
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Windows, dapat diketahui bahwa pada skala konsep diri mean empiriknya
(163, 28) lebih besar dari pada mean teoritik (127,5) dan pembelian
impulsif mean empiriknya (65,49) lebih kecil dari pada mean teoritik (75).
Kemudian peneliti melakukan uji one sample t-test terhadap skala konsep
diri dan pembelian impulsif.
Tabel 10. Uji One Sample t-test Skala Konsep Diri
One-Sample Test Test Value = 127.5 T Df Sig. (2-
tailed) Mean
Difference 95% Confidence Interval
of the Difference Lower Upper
Konsep Diri
32.135 199 .000 35.780 33.58 37.98
Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala konsep diri
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empiris. Pada
tabel 9 dapat dilihat bahwa mean empiris empirik dari konsep diri lebih
besar dibandingkan mean teoritik (163,28 > 127,5). Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki konsep diri yang relatif
tinggi.
Tabel 11. Uji One Sample t-test Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
One-Sample Test Test Value = 75 t Df Sig.
(2-tailed) Mean
Difference 95% Confidence Interval
of the Difference Lower Upper
Pembelian Impulsif
-11.745 199 .000 -9.510 -11.11 -7.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala kecenderungan
pembelian impulsif menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik
dengan mean empiris. Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa mean teoritik dari
kecenderungan pembelian impulsif lebih besar dibandingkan mean
empirik (75 > 65,49). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat kecenderunagn pembelian impulsif yang
relatif rendah.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah
data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso,
2010). Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis Kolmogorov-Smirnov di dalam proram SPSS. Jika nilai p lebih
kecil dari pada 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berada
secara signifikan serta memiliki sebaran yang tidak normal. Sebaliknya
jika nilai p lebih besar dari pada 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
berbeda secara signifikan dan memiliki sebaran data yang normal
(Santoso, 2010).
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Konsep Diri .053 200 .200* .995 200 .712 Kecenderungan Pembelian Impulsif
.064 200 .044 .989 200 .110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, nilai p skala konsep diri
adalah 0,200 dan lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa data
yang didapatkan berbeda secara signifikan dan memiliki sebaran data
yang normal. Sedangkan nilai p skala kecenderungan pembelian impulsif
adalah 0,044 dan lebih kecil dari 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data
yang didapatkan berdistribusi tidak normal.
Gambar 2. Grafik Normal Q-Q Plot Konsep Diri
Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa data yang tersebar
mendekati garis normal yang melintang sehingga data tersebut
berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Kecenderungan Pembelian Impulsif
Berdasarkan grafik tersebut, data yang tersebar ada yang menjauhi
garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi tidak normal.
2. Uji Linearitas
Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.00
for Windows. Suatu data dapat dikatakan linear jika p lebih kecil dari 0,05
(p<0,05).
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas
Setelah dilakukan uji linearitas, didapatkan hubungan konsep diri
dengan kecenderungan pembelian impulsif dengan nilai p 0,001 sehingga
Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
Konsep Diri * Pem- belian Impulsif
Between Groups
Combined 11129.367 63 176.657 1.605 .012
Linearity 1261.189 1 1261.189 11.460 .001
Deviation from Linearity
9868.177 62 159.164 1.446 .039
Within Groups 14966.613 136 110.049 Total 26095.980 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dapat dikatakan bahwa hubungan konsep diri dan kecenderungan
pembelian impulsif linear karena nilai p yang didapatkan lebih kecil dari
0,05 (p < 0,05).
Gambar 4. Grafik Plot Linearitas
Dari gambar grafik tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan linear
antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif tidak
signifikan karena data yang menyebar dan tidak mengumpul.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi Spearman rho.
Koefisien korelasi Spearman rho (rx) digunakan apabila data tidak
berdistribusi normal sehingga diperlukan uji non parametrik. Dalam
penelitian ini variabel pembelian impulsif memiliki data yang tidak
berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dilakukan dengan korelasi
Spearman rho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis
Correlations Konsep
Diri Kecenderungan
Pembelian Impulsif
Spearman's rho
Konsep Diri Correlation Coefficient
1.000 -.215**
Sig. (1-tailed) . .001 N 200 200
Kecenderungan Pembelian Impulsif
Correlation Coefficient
-.215** 1.000
Sig. (1-tailed) .001 . N 200 200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows, korelasi
Spearman rho menunjukkan bahwa konsep diri berkorelasi negatif dan
signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif dengan koefisien
korelasi sebesar -0,215. Nilai negatif menunjukkan bahwa kedua variabel
mempunyai hubungan korelasi yang negatif. Sarwono (2006) membagi
criteria koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 15 Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori 0,00 Tidak ada korelasi antar dua variable
0,00 – 0,25 Korelasi tidak kuat 0,25 – 0,50 Korelasi cukup 0,50 – 0,75 Korelasi kuat 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1,00 Korelasi sempurna Berdasarkan kriteria koefisien korelasi, maka -0,215 termasuk dalam
korelasi sangat rendah.
E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsep
diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada tahap remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman rho
menunjukkan korelasi antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian
impulsif bersifat negatif yaitu dengan nilai r = -0,215 dengan signifikansi p
= 0,001 (p ≤ 0,05). Hal tersebut memiliki arti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima. Sifat negatif dari angka koefisien korelasi (r)
menunjukkan hubungan negatif atau berbanding terbalik. Semakin positif
konsep diri yang dimiliki individu maka kecenderungan pembelian impulsif
semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif konsep diri
maka semakin tinggi kecenderungan seseorang melakukan pembelian
impulsif.
Ketika seseorang memasuki masa remaja, seseorang akan menjadi
sangat memperhatikan diri dengan adanya perkembangan yang meliputi
fisik, kognitif dan sosioemosi (Santrock, 2007). Kecenderungan masa
remaja yaitu memiliki minat yang besar akan daya tarik penampilan yang
akan mempengaruhi rasa percaya diri, rasa puas terhadap diri, dan
perkembangan identitas dari dirinya. Remaja diharapkan untuk dapat
mengetahui gambaran mengenai dirinya secara utuh yang berkaitan dengan
fisik, sosial dan psikologis. Ketiga hal tersebut mempengaruhi konsep diri
seseorang (Santrock, 2007).
Remaja dengan konsep diri yang positif akan yakin terhadap
kemampuan dirinya dan menerima keadaan apapun pada dirinya serta tahu
betul mengenai dirinya (Calhoun & Acocella, 1995). Subjek dengan konsep
diri positif akan memiliki penghargaan tinggi akan dirinya dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menunjukkan siapa dirinya. Sebaliknya dengan subjek yang memiliki
konsep diri negatif cenderung tidak yakin dengan kemampuan diri dan
cenderung tidak menerima atau menolak keberadaan diri yang
sesungguhnya dan berusaha untuk menutupinya agar diterima oleh orang
lain. Konsep diri ini akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang
berkaitan dengan pembelian impulsif.
Dari penelitian ini, subjek memiliki konsep diri yang tergolong positif.
Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empirik
lebih besar dibandingkan dengan mean teoritiknya (163,28 ≥ 127,5) dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik pada
variabel konsep diri. Nilai mean empirik yang lebih besar dibandingkan
mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk orang yang
memandang dirinya secara positif. Subjek yang memandang diri secara
positif akan lebih menghargai keberadaan dirinya dan bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukanya (Susana, et al., 2006). Hal ini
mempengaruhi pembelian guna untuk menaikkan harga dirinya cenderung
rendah.
Berdasarkan tiga dimensi konsep diri, subjek dalam penelitian ini
memiliki pengetahuan tentang diri yang baik meliputi keadaan fisik, usia
dan kualitas yang ada pada dirinya. Subjek juga memiliki harapan tentang
diri di masa mendatang dan memiliki keyakinan dapat mencapainya. Hal
ini terjadi karena adanya penilaian serta evaluasi terhadap diri secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
positif. Pembentukan konsep diri yang positif juga dipengaruhi cara
seseorang memaknai citra tubuh, umpan balik dari lingkungan serta
identifikasi yang utuh secara positif (Burns, 1993).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kecenderungan melakukan
pembelian impulsif yang dilakukan oleh subjek tergolong rendah. Hal ini
dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah
dibandingkan dengan mean teoritik (65,49 ≥ 75) dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara mean teoritik dan mean empirik pada variabel pembelian
impulsif. Pembelian impulsif yang rendah menunjukkan bahwa pembelian
barang yang dilakukan lebih didasari dengan perencanaan serta
pertimbangan yang matang dan tidak bersifat spontan.
Selain itu, kecenderungan melakukan pembelian impulsif yang rendah
dapat dipengaruhi oleh penerimaan secara positif terhadap diri, kontrol diri
dan kecerdasan emosi yang baik (Lin & Chuang, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan
kecenderungan pembelian impulsif pada remaja perempuan memiliki
hubungan yang bersifat negatif dan signifikan ( r = -0,215 , p < 0,05 ). Hal
ini menunjukkan bahwa semakin positif konsep diri pada remaja
perempuan maka kecenderungan pembelian impulsif akan semakin rendah.
Sebaliknya, semakin negatif konsep diri remaja perempuan maka
kecenderungan pembelian impulsif akan semakin tinggi.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya beberapa item dalam
skala penelitian yang kurang menunjukkan secara tepat mengenai aspek
atau dimensi dari variabel yang diukur.
C. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsep
diri dan kecenderungan pembelian impulsif. Remaja untuk
menghindari pembelian impulsif sebaiknya mempertahankan atau
bahkan meningkatkan gambaran yang positif mengenai diri. Cara yang
bisa dilakukan yaitu menerima kondisi diri dengan lebih positif,
menghargai diri, meningkatkan rasa percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk kebaikan penelitian selanjutnya mengenai topik yang
serupa, peneliti sebaiknya lebih memperhatikan penyusunan item-item
dalam skala penelitian sesuai dengan apa yang ingin diukur. Peneliti
sebaiknya melakukan telaah yang lebih mendalam mengenai sumber-
sumber lain mengenai dimensi maupun aspek dari variabel yang
bersangkutan. Selain itu sumber literatur yang lebih banyak perlu
diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Daftar Pustaka
Agustiani, H. (2009). Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung: PT. Refika Aditama.
Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang. Amaliah. (2012). Gambaran Konsep Diri Pada Dewasa Muda yang Bermain
Erepublik. UI. Skripsi. Tidak diterbitkan. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bracken, B. A. (1996). Handbook of Self-Concept:Development, Social & Clinical Consideration. New York: John Willey & Sons, Inc. Burns, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan
Perilaku. (Alih Bahasa: Eddy). Jakarta: Penerbit Arcan. Calhoun, J. F & Acocella, Y. R. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan. IKIP Semarang Press. Chaplin, James P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Engel, J. & Blackwell, R. (1982). Consumer Behavior. Chicago: Dryden Press. Ferrinadewi, E. (2008). Merek & Psikologi Konsumen: Implikasi pada stategi
pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fitri, R. A. (2006). Terlena Dalam Nikmatnya Belanja. Diunduh 18 Oktober 2016
dariiiihttps://groups.google.com/forum/#!msg/alt.sci.tech.indonesian/CdBkuCGYa7Y/qcVYi1-XYeAJ
Gasiorowska. (2011). Gender as a Moderator of Temperamental Causes of
Impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vol. 10. No.2 Henrietta. P (2012). Impulsive Buying Pada Dewasa Awal di Yogyakarta.
Fakultas..Psikologi..Universitas..Sanata..Dharma. Diunduh 30 April 2016 dari.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/6696/5480
Hurlock, Elizabeth B. (1997). “Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan
rentang kehidupan”, Edisi kelima, Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Irawan, H. (2012). 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia. Diunduh 18 Oktober 2016..dari..http://www.marketing.co.id/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/
Kacen J. J. & Lee J. A. (2002). The Influence of Culture On Consumer Impulsif
Buying Behavior. Journal Of Consumer Psychology, 12 (2), 163-176. Lina & Rosyid. (1997). Perilaku Konsumtif Berdasar Locus Of Control Pada
Remaja Putri. Psikologika No. 4. Tahun II, hal 5-13. Lin, C. & Chuang, S. (2005). The Effect of Individual Differences on Adolescents
Impulsive Behavior. Adolescence, Vol. 40, No. 159. Lin, C.H., and Lin, H. M. (2005). An Exsploration of Taiwanese Adolescent
Impulsive Buying Behavior Tendency. Adolescence 40 (157): 215-223. Lin, Y., and Chen, C. (2012). Adolesents Impulse Buying Susceptibility To
Interpersonal Influence And Fear Of Negative Evaluation. Social Behavior and Personality 40 (3): 353-358.
Mowen, J.C. Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga. Pantecost, R. & Andrews, L. (2010). Fashion Retailing and The Bottom Line: The
Effects of Generaional Cohort, Gender, Fashion Fanship, Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure. Journal of Retailingand Consumer Services, 17(1). pp. 43-52.
Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development :
Perkembangan Manusia (Edisi 10, Buku 2). Jakarta : Salemba Humanika. Purwanto, Ph.D. E. A., Sulistyastuti, M.si. D. R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media. Rahayu, P. (2015) Berbelanja Itu Menyenangkan. Diunduh 1 April 2016 dari
http://infoklasika.print.kompas.com/berbelanja-benar-itu-menyenangkan/ Rochmah, E. Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta. Rook, Dennis W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer
Research, Vol. 14, no. 2, 189-199. Safiera, A. (2014) Awas Fashionorexia, Saat Lebih Pilih Belanja Baju Daripada Makanan. Diunduh 11 Oktober 2016 dari http://wolipop.detik.com/read/2014/03/20/171559/2532016/1141/awas- fashionorexia-saat-lebih-pilih-belanja-baju-daripada-makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta.: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, W. J. (2002). Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, W. J. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Santrock,.W..J..(2012). Life-Span Development. Edisi Ketigabelas. Jakarta:
Erlangga. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sihotang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a Natural
Disaster: Losses, Emotions, and Impulsive and Compulsive Buying. Spinger , 20, 1, 45-60.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susana , T. et al. (2006). Konsep Diri Positif, Menetukan Prestasi Anak.
Yogyakarta: Kanisius.
Syafputri, E. (2011). Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Diunduh 1 April 2016 dari http://www.antaranews.com/berita/264058/pebelanja-indonesia-makin-impulsif
Tendai, M., & Crispen, C. (2009). In-Store Shopping Environment and Impulsive
buying. African Journal Of Marketing Management , Vol. 1(4); 102-108.
Utami, F. A. & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 3 No. 1 Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). The Psychology of Impulse
Buying: An Integrative Self-Regulation Approach. Journal Consumer Policy vol 34, 197-210.
Verplanken, В., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulsive
buying tendency: feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15, S71-S83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Virvilaite, R., Saladiene, V., & Zvinklyte, J. (2011). The Impact of External and Internal Stimuli on Impulsive Purchasing. Ekonomika IR Vadyba vol 16, 1329-1336.
Vohs, D. K., & Faber, R. J. (2007). Self-Regulatory Resource Availability Affects
Impulse Buying. Oxford Journal , 33, 4, 537-547. Widhiarso, W. (2011). Menghitung Koefisien Alpha Berstrata. Diunduh 3
Oktober 2016 dari http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/menghitung-koefisien-alpha-berstrata/
Winkel, W.S. Hastuti, M.M.S. (2004) Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Abadi. Zoel (2012) Maybe Yes Maybe No. Diunduh 1 April 2016 dari
http://www.marketing.co.id/maybe-yes-maybe-no/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN 1
Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Skala Pengukuran Psikologis
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Yulius Ardi Nugraha
129114044
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
Kepada
Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi
Dalam penelitian ini.
Dengan Hormat, dengan ini saya
Nama : Yulius Ardi Nugraha
NIM : 129114044
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada
teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan yang
telah disusun. Adapaun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas
terakhir (SKRIPSI) saya. semua tanggapan yang diberikan oleh teman-teman akan
terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap agar teman-teman dapat
memberikan tanggapan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam
keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi
membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang saya alami
bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya
mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya . maka
pernyataan saya dapat dipergunakan sebagai data penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(Tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Nama (inisial) :
Jenis kelamin :
Usia : ……… tahun
BAGIAN A
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan:
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya cenderung membeli berbagai macam produk tanpa
berpikir panjang. X
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menarik hati saya.
2. Saya bisa mengendalikan kesenangan ketika berbelanja.
3. Saya akan menghindari barang-barang yang tidak ada dalam perencanaan saya ketika berbelanja di toko.
4. Saya lebih senang berbelanja sesuai apa yang saya lihat di toko daripada harus membuat perencanaan daftar belanja.
5. Dalam melakukan pembelian, saya bisa mempertimbangkan hanya barang yang saya butuhkan yang akan dibeli.
6. Saya tidak mudah tergoda membeli produk diluar apa yang sudah saya rencanakan.
7. Saya bisa dengan mudah meninggalkan suatu barang yang saya senangi dan tidak membelinya.
8. Saya tidak mudah tergiur dengan barang diskonan atau promo.
9. Setelah melakukan pembelian banyak barang, muncul penyesalan karena terlanjur membelinya.
10. Saya dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menyenangkan diri saya.
11. Saya tetap merasa terhibur walaupun tidak membeli barang-barang yang saya senangi.
12. Saya menyesal bila barang yang saya beli tidak sesuai kebutuhan saya.
13. Ketika saya memiliki uang lebih, saya cenderung ingin membeli banyak barang tanpa perencanaan sebelumnya.
14. Kepuasan pembelian yang saya lakukan tidak bergantung dari seberapa menyenangkannya barang tersebut.
15. Saya tidak menyesal jika berbelanja banyak barang.
16. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
17. Saya cenderung membeli banyak barang ketika saya merasa menyukai barang tersebut.
18. Ketika sudah berada di sebuah pertokoan, saya membeli suatu produk diluar perencanaan saya sebelumnya.
19. Saya jarang membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja.
20. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja.
21. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang.
22. Saya akan membeli produk yang menarik hati saya berapapun harganya.
23. Perasaan bahagia memiliki barang tertentu membuat saya harus membeli barang tersebut.
24. Saya sering membeli produk tertentu tanpa berpikir yang matang terlebih dahulu.
25. Produk yang akan saya beli, selalu melalui proses pertimbangan terlebih dahulu.
26. Ketika saya melihat potongan harga, saya ingin langsung membeli produk tersebut tanpa berpikir panjang.
27. Saya ingin langsung membeli produk yang sedang trend tanpa berpikir panjang.
28. Saya akan segera membeli produk yang saya sukai ketika saya sedang bahagia.
29. Susah bagi saya untuk menekan perasaan ingin berbelanja ketika saya sedang bahagia.
30. Saya tidak merasa gelisah untuk segera membeli barang produk yang menarik.
31. Ketika membeli barang tertentu, saya memikirkan baik-buruknya barang tersebut.
32. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan tidak membeli barang yang saya senangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
33. Produk yang menarik dan saya senangi tidak selalu harus saya beli.
34. Saya sering sulit menahan perasaan untuk membeli sesuatu.
35. Saya membeli sesuai dengan perencanaan yang saya buat.
36. Ketika saya melihat produk tertentu yang menarik, saya langsung membelinya tanpa ada pertimbangan sebelumnya.
37. Ketika saya ingin memiliki suatu produk tertentu, berapapun harga saya akan membelinya tanpa berpikir panjang.
38. Saya berpikir panjang sebelum membeli produk tertentu.
39. Saya sering membeli barang diluar perencanaan saya.
40. Saya membeli produk karena saya membutuhkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAGIAN B
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan:
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki. X
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengetahui bahwa saya memiliki fisik yang menarik.
2. Saya mampu melihat kekurangan fisik saya.
3. Saya sering merasa khawatir terhadap penilaian miring tentang diri saya.
4. Saya merasa tidak percaya diri jika bertemu orang yang jauh lebih menarik dibandingkan saya.
5. Saya menyadari penilaian orang lain terhadap diri saya tanpa merasa tersakiti.
6. Saya dapat menemukan kelebihan pada diri saya.
7. Saya tidak pernah tahu orang lain menyukai diri saya.
8. Saya tidak pernah tahu kelebihan diri saya.
9. Saya memiliki kemampuan yang sama dengan kebanyakan orang.
10. Saya menyadari tidak perlu berlarut-larut memikirkan kekurangan saya.
11. Saya mengetahui bahwa saya kurang menarik secara penampilan.
12. Saya mengetahui perasaan saya mengenai keberadaan fisik saya.
13. Saya tidak mengetahui kelemahan dari diri saya.
14. Saya merasa sering direndahkan orang lain mengenai penampilan saya.
15. Saya berlarut-larut memikirkan kelemahan diri saya.
16. Saya tidak pernah tahu bahwa diri saya menarik.
17. Saya tahu beberapa bagian tubuh saya kurang menarik, namun saya menerimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
18. Saya masih bisa merasa nyaman ketika menyadari kelemahan saya.
19. Saya tidak bisa menerima secara positif kelemahan dari diri saya.
20. Saya secara sadar memiliki daya tarik fisik.
21. Saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih keinginan saya.
22. Saya tidak perlu memiliki cita-cita karena akan membebani diri saya.
23. Saya tidak memiliki harapan apapun dalam hidup saya.
24. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami.
25. Saya mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.
26. Kelemahan yang saya miliki pasti akan membuat saya gagal.
27. Saya memiliki cita-cita yang perlu saya perjuangkan.
28. Saya memiliki perencanaan yang matang sehingga cita-cita saya akan tercapai.
29. Saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya mampu mewujudkan cita-cita saya.
30. Ketika saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih cita-cita, saya akan tetap gagal.
31. Saya tidak takut gagal. Kegagalan membuat diri saya menjadi pribadi yang lebih baik.
32. Saya tidak memiliki tujuan yang jelas.
33. Sebagai mahasiswa, saya memiliki harapan di masa depan.
34. Saya merasa ada harapan baru ketika saya mengalami kegagalan.
35. Peran dan usaha diri saya dalam menggapai cita-cita sangat kecil, lebih banyak dibantu orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
36. Saya yakin dapat berhasil ketika melakukan sesuatu dengan kemampuan yang saya miliki.
37. Saya sering merasa cita-cita saya akan sulit terwujudkan.
38. Saya merasa tidak ada harapan lagi ketika saya mengalami kegagalan.
39. Kelebihan yang saya miliki membantu saya untuk meraih cita-cita saya.
40. Saya merasa memiliki masa depan yang suram.
41. Saya merasa bahagia dengan menjadi dirisaya sendiri.
42. Saya tidak bisa dibanggakan karena tidak memiliki kelebihan.
43. Saya bersyukur mengenai keadaan fisik saya.
44. Saya kecewa dan marah dengan keberadaan fisik saya.
45. Saya mampu menghargai pandangan orang lain mengenai diri saya.
46. Saya bersyukur dengan kelebihan yang saya miliki.
47. Saya pribadi yang kurang dicintai banyak orang.
48. Saya mencintai diri saya sendiri.
49. Saya adalah pribadi yang berharga.
50. Saya merasa ingin menjadi orang lain karena saya tidak menyukai diri saya sendiri.
51. Banyak hal dari diri saya yang bisa saya syukuri.
52. Saya bisa mengendalikan diri untuk tidak terlalu sibuk memikirkan pandangan negatif orang lain terhadap diri saya.
53. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
54. Saya meremehkan diri saya sendiri dengan segala kemampuan yang saya miliki.
55. Saya tidak memiliki kelebihan dalam hal apapun.
56. Saya sulit bergaul dengan teman yang tidak sepadan dengan saya.
57. Saya mudah kecewa dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan saya.
58. Biasanya saya akan malu bila berteman dengan teman yang lebih menarik dibandingkan saya.
59. Saya menganggap diri saya tidak berharga.
60. Saya rasa adalah wajar orang memiliki kelemahan atau kekurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 2
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Skala Pengukuran Psikologis
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Yulius Ardi Nugraha
129114044
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Yogyakarta, 1 September 2016
Kepada
Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi
Dalam penelitian ini.
Dengan Hormat, dengan ini saya
Nama : Yulius Ardi Nugraha
NIM : 129114044
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada
teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan yang
telah disusun. Adapaun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas
terakhir (SKRIPSI) saya. semua tanggapan yang diberikan oleh teman-teman akan
terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap agar teman-teman dapat
memberikan tanggapan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam
keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi
membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang saya alami
bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya
mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya . maka
pernyataan saya dapat dipergunakan sebagai data penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(Tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Inisial nama :
Jenis kelamin :
Usia : ……… tahun
BAGIAN A
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan:
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya cenderung membeli berbagai macam produk tanpa berpikir panjang. X
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menarik hati saya.
2. Saya bisa mengendalikan kesenangan ketika berbelanja.
3. Dalam melakukan pembelian, saya bisa mempertimbangkan hanya barang yang saya butuhkan yang akan dibeli.
4. Saya tidak mudah tergoda membeli produk diluar apa yang sudah saya rencanakan.
5. Setelah melakukan pembelian banyak barang, muncul penyesalan karena terlanjur membelinya.
6. Saya dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menyenangkan diri saya.
7. Saya tetap merasa terhibur walaupun tidak membeli barang-barang yang saya senangi.
8. Ketika saya memiliki uang lebih, saya cenderung ingin membeli banyak barang tanpa perencanaan sebelumnya.
9. Kepuasan pembelian yang saya lakukan tidak bergantung dari seberapa menyenangkannya barang tersebut.
10. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang.
11. Saya cenderung membeli banyak barang ketika saya merasa menyukai barang tersebut.
12. Ketika sudah berada di sebuah pertokoan, saya membeli suatu produk diluar perencanaan saya sebelumnya.
13. Saya jarang membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja.
14. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja.
15. Suasana hati yang menyenangkan tidak mendorong saya untuk membeli banyak barang.
16. Saya akan membeli produk yang menarik hati saya berapapun harganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
17. Perasaan bahagia memiliki barang tertentu membuat saya harus membeli barang tersebut.
18. Saya sering membeli produk tertentu tanpa berpikir yang matang terlebih dahulu.
19. Produk yang akan saya beli, selalu melalui proses pertimbangan terlebih dahulu.
20. Saya ingin langsung membeli produk yang sedang trend tanpa berpikir panjang.
21. Saya akan segera membeli produk yang saya sukai ketika saya sedang bahagia.
22. Susah bagi saya untuk menekan perasaan ingin berbelanja ketika saya sedang bahagia.
23. Produk yang menarik dan saya senangi tidak selalu harus saya beli.
24. Saya sering sulit menahan perasaan untuk membeli sesuatu.
25. Saya membeli sesuai dengan perencanaan yang saya buat.
26. Ketika saya melihat produk tertentu yang menarik, saya langsung membelinya tanpa ada pertimbangan sebelumnya.
27. Ketika saya ingin memiliki suatu produk tertentu, berapapun harga saya akan membelinya tanpa berpikir panjang.
28. Saya berpikir panjang sebelum membeli produk tertentu.
29. Saya sering membeli barang diluar perencanaan saya.
30. Saya membeli produk karena saya membutuhkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAGIAN B
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan:
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki. X
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya mengetahui bahwa saya memiliki fisik yang menarik.
2. Saya mampu melihat kekurangan fisik saya.
3. Saya menyadari penilaian orang lain terhadap diri saya tanpa merasa tersakiti.
4. Saya dapat menemukan kelebihan pada diri saya.
5. Saya tidak pernah tahu kelebihan diri saya.
6. Saya menyadari tidak perlu berlarut-larut memikirkan kekurangan saya.
7. Saya mengetahui perasaan saya mengenai keberadaan fisik saya.
8. Saya tidak mengetahui kelemahan dari diri saya.
9. Saya tahu beberapa bagian tubuh saya kurang menarik, namun saya menerimanya.
10. Saya masih bisa merasa nyaman ketika menyadari kelemahan saya.
11. Saya tidak bisa menerima secara positif kelemahan dari diri saya.
12. Saya secara sadar memiliki daya tarik fisik.
13. Saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih keinginan saya.
14. Saya tidak perlu memiliki cita-cita karena akan membebani diri saya.
15. Saya tidak memiliki harapan apapun dalam hidup saya.
16. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami.
17. Saya mudah menyerah ketika mengalami kesulitan.
18. Kelemahan yang saya miliki pasti akan membuat saya gagal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
19. Saya memiliki cita-cita yang perlu saya perjuangkan.
20. Saya memiliki perencanaan yang matang sehingga cita-cita saya akan tercapai.
21. Saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya mampu mewujudkan cita-cita saya.
22. Ketika saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih cita-cita, saya akan tetap gagal.
23. Saya tidak takut gagal. Kegagalan membuat diri saya menjadi pribadi yang lebih baik.
24. Saya tidak memiliki tujuan yang jelas.
25. Sebagai mahasiswa, saya memiliki harapan di masa depan.
26. Saya merasa ada harapan baru ketika saya mengalami kegagalan.
27. Peran dan usaha diri saya dalam menggapai cita-cita sangat kecil, lebih banyak dibantu orang lain.
28. Saya yakin dapat berhasil ketika melakukan sesuatu dengan kemampuan yang saya miliki.
29. Saya sering merasa cita-cita saya akan sulit terwujudkan.
30. Saya merasa tidak ada harapan lagi ketika saya mengalami kegagalan.
31. Kelebihan yang saya miliki membantu saya untuk meraih cita-cita saya.
32. Saya merasa memiliki masa depan yang suram.
33. Saya merasa bahagia dengan menjadi dirisaya sendiri.
34. Saya tidak bisa dibanggakan karena tidak memiliki kelebihan.
35. Saya bersyukur mengenai keadaan fisik saya.
36. Saya kecewa dan marah dengan keberadaan fisik saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
37. Saya mampu menghargai pandangan orang lain mengenai diri saya.
38. Saya bersyukur dengan kelebihan yang saya miliki.
39. Saya pribadi yang kurang dicintai banyak orang.
40. Saya mencintai diri saya sendiri.
41. Saya adalah pribadi yang berharga.
42. Saya merasa ingin menjadi orang lain karena saya tidak menyukai diri saya sendiri.
43. Banyak hal dari diri saya yang bisa saya syukuri.
44. Saya bisa mengendalikan diri untuk tidak terlalu sibuk memikirkan pandangan negatif orang lain terhadap diri saya.
45. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki.
46. Saya meremehkan diri saya sendiri dengan segala kemampuan yang saya miliki.
47. Saya tidak memiliki kelebihan dalam hal apapun.
48. Saya sulit bergaul dengan teman yang tidak sepadan dengan saya.
49. Saya mudah kecewa dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan saya.
50. Biasanya saya akan malu bila berteman dengan teman yang lebih menarik dibandingkan saya.
51. Saya menganggap diri saya tidak berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN 3
Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1. Reliabilitas Konsep Diri Dimensi Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.888 .891 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 34.2800 20.002 .647 .876 item2 34.2000 20.694 .629 .877 item5 34.2600 20.441 .668 .875 item6 34.5800 21.555 .457 .886 item8 34.4800 20.459 .599 .879 item10 34.4400 21.109 .552 .881 item12 34.3600 22.317 .570 .882 item13 34.3400 20.474 .632 .877 item17 34.2400 20.472 .549 .882 item18 34.4200 20.779 .690 .874 item19 34.4200 21.187 .603 .879 item20 34.2600 20.482 .585 .880
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dimensi Harapan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.933 .934 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item21 61.4000 76.571 .420 .933 item22 61.3000 72.541 .647 .929 item23 61.1600 72.382 .709 .928 item24 61.4400 73.394 .712 .928 item25 61.8000 75.959 .394 .934 item26 61.5200 76.010 .465 .932 item27 61.0800 72.851 .747 .927 item28 61.4200 72.371 .724 .928 item29 61.4200 72.004 .795 .926 item30 61.4600 72.498 .640 .929 item31 61.3800 72.608 .632 .930 item32 61.4400 71.109 .671 .929 item33 61.1800 72.477 .773 .927 item34 61.3800 73.057 .681 .929 item35 61.7000 75.316 .473 .933 item36 61.5000 74.827 .538 .931 item37 62.0800 75.300 .462 .933 item38 61.6200 75.832 .550 .931 item39 61.4200 73.636 .720 .928 item40 61.2200 73.808 .686 .929
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dimensi Penilaian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.930 .933 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item41 57.5200 58.826 .663 .925 item42 57.7600 58.472 .734 .924 item43 57.4000 60.735 .592 .927 item44 57.6200 59.302 .643 .926 item45 57.5600 60.374 .620 .927 item46 57.4600 59.764 .667 .926 item47 57.8800 60.924 .520 .928 item48 57.4600 59.927 .648 .926 item49 57.4400 59.068 .701 .925 item50 57.7200 59.920 .504 .929 item51 57.5200 58.296 .718 .924 item52 57.9000 59.316 .579 .927 item53 57.5800 58.167 .842 .922 item54 57.6800 58.549 .678 .925 item55 57.7200 57.389 .868 .921 item56 57.9800 59.449 .544 .928 item57 58.3000 61.112 .354 .933 item58 58.1200 62.067 .329 .933 item59 57.5800 59.065 .736 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Reliabilitas Kecenderungan Pembelian Impulsif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.947 .947 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
item1 65.5000 190.296 .645 .945 item2 66.0200 193.653 .623 .945 item5 65.9600 193.345 .600 .945 item6 65.6600 192.188 .660 .944 item9 65.1800 197.742 .365 .947 item10 65.7400 191.829 .641 .945 item11 65.6800 196.589 .430 .947 item13 65.5600 189.517 .521 .946 item14 65.7800 198.787 .350 .947 item16 65.5400 196.458 .409 .947 item17 65.5600 196.945 .385 .947 item18 65.6800 191.487 .621 .945 item19 65.3800 192.200 .487 .946 item20 65.6600 192.678 .491 .946 item21 65.8600 195.919 .467 .946 item22 65.5800 191.147 .627 .945 item23 65.5800 191.351 .666 .944 item24 65.7200 187.634 .739 .944 item25 66.2600 190.482 .708 .944 item27 66.0400 190.896 .696 .944 item28 65.5600 190.292 .692 .944 item29 65.7400 185.829 .801 .943
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
item33 66.0600 194.751 .510 .946 item34 65.6200 190.077 .636 .945 item35 65.9000 191.684 .716 .944 item36 66.0400 191.386 .700 .944 item37 66.2200 189.930 .725 .944 item38 66.0400 192.162 .658 .945 item39 65.6400 188.807 .719 .944 item40 66.4000 193.306 .604 .945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 4
Uji Koefisien Alpha Berstrata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
1. Konsep Diri
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.971 .972 51
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
1.63062 448.996 21.18953 51
2. Dimensi Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.888 .891 12
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
37.4800 24.540 4.95383 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3. Dimensi Harapan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.933 .934 20
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
64.6800 81.406 9.02251 20
4. Dimensi Penilaian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.930 .933 19
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
60.9000 66.051 8.12718 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 5
Uji One Sample t-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1. Uji One Sample t-test Konsep Diri One-Sample Test
Test Value = 127.5
t Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Konsep Diri 32.135 199 .000 35.780 33.58 37.98
2. Uji One Sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif
One-Sample Test Test Value = 75
t Df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Impulsive Buying
-11.745 199 .000 -9.510 -11.11 -7.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 6
Uji Normalitas dan Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
1. Uji Normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Konsep_Diri .053 200 .200* .995 200 .712 Impulsive_Buying .064 200 .044 .989 200 .110 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
Konsep Diri * Pembelian Impulsif
Between Groups (Combined) 11129.367 63 176.657 1.605 .012
Linearity 1261.189 1 1261.189
11.460 .001
Deviation from Linearity 9868.177 62 159.164 1.446 .039
Within Groups 14966.613 136 110.049
Total 26095.980 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 7
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
1. Uji Hipotesis
Correlations Konsep_Diri Impulsive_Buying
Spearman's rho Konsep Diri Correlation Coefficient 1.000 -.215**
Sig. (1-tailed) . .001
N 200 200
Kecenderungan Pembelian Impulsif
Correlation Coefficient
-.215** 1.000
Sig. (1-tailed) .001 .
N 200 200 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related