Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/pikiranrakyat... · persen remaja yang masuk dalam berandal bermotor ini? Apakah cukup dengan tin-

Post on 19-Mar-2019

222 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

Transcript

Pikiran Rakyato Selasa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 GJ20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31oMar OApr OMei OJun OJul QAgs OSep OOkt ONov _Des

Mengantisipasi Berandal Ber---~

otorOleh ILRAM PRISGUNANTO

M ELlHAT fenomenaberandal bermotor ,pada kenyataannya

hampir 30 persen pelaku be-randal bermotor adalah remajaSMP dan SMA, sedangkan 35persen adalah pengangguran(Pikiran Rakyat, 23/11/2010).Bagaimana menyelamatkan 30persen remaja yang masukdalam berandal bermotor ini?Apakah cukup dengan tin-dakan keras dan represif?Dari hasil penelitian dike-

tahui problematika terbesarkriminalitas pada berandalbermotor berangkat dari krisisidentitas remaja yang kemudi-an tersalurkan ke dalam kelom-pok-kelompok tanpa bentukyang dinamakan berandal. bermotor ini. Darah remajayang "panas", sikap labil, danpencarian pengakuan dirimereka yang meluap-luap di-arahkan untuk kepentinganoknum-oknum tertentu dikelompok berandal bermotor,Di sinilah terjadi proses pem-bentukan fantasi melaluiepisode komunikasi yang dise-

<butkan Ernest Boonnan seba-gai penguatan control of sub-jectives meaning lewat organ-isasi (Boorman, 1972).Dengan detnikian, jelas bah-

wa berandal bermotor secaraorganisasi mampu melan-carkan aksinya dengan me-melihara fantasi-fantasi yang

ada di benak remaja denganmemainkan saga-saga (cerita-cerita hikayat) yang melekatpada gambaran berandal ber-motor tersebut. Sudah dapatdipastikan bahwa fantasi-fan-tasi kelompok ini akan me-ngerucut kepada sosok pimpin-an kelompok itu sendiri.Banyak remaja mengaku tidaksadar melakukan aksi kriminaldan menganggap tindakantersebut sudah biasa dilakukandi kelompok berandal bermo-tor? Apakah kejadian ini tidakironis?Satu hal yang perlu dipaha-

mi, proses remaja masuk kedalam kelompok berandal ber-motor juga tidak sepele karenakesalahan pribadi sikap mere-ka, melainkan upaya pelariandari lingkungan yang meng-impit dan memuakkan. Darihasil wawancara dengan rema-ja yang terlibat dengan kelom-pok berandal bermotor, mere-ka menyebutkan bahwa kema-cetan di kota Bandung danbanyaknya mobil memun-culkan rasa kekesalan men-dalam pada kalangan kaya(berduit). Di sini semakin kuatkesenjangan sosial antara yangkaya dengan miskin.Belum lagi permasalahan

stres pada remaja dengan sis-tern pendidikan yang begitu ke-tat dan aturan yang kompleks,ditambah lagi dengan beban

pendidikan yang terlalu beratdirasakan remaja. Sebagian re-maja pun mencari kebanggaanlain di luar bangku sekolahdengan ikut kelompok beran-dal bermotor.Kelompok berandal bermo-

tor dianggap mampu mengako-modasi, tidak pilih kasih seper-ti sekolah yang semakin komer-sial. Cukup dengan minimalpunya sepeda motor (walautidak harus) dan seringnongkrong bareng, kemudianikut inisiasi, lalu diterima. Ten-tu proses inisiasi ini dipenuhidengan tindakan kriminal,seperti menodong dan aksikekerasan dengan kelompokberandal bermotor lain, berk-endara ugal-ugalan, penjarn-bretan, melawan aparat, sam-pai dengan kejahatan narkoba.Klausul melawan aparat ini-

lah yang ditakutkan. Bayang-kan apakah aparat dapat de-ngan mudah mengenali seo-rang remaja itu berandal ber-motor? Sebaliknya, apakah ke-lompok berandal bermotormudah mengenali seseorangadalah aparat? Tentu saja sa-ngat sulit bagi aparat menge-nali seorang remaja adalah be-randal bermotor apalagi biladia tidak menggunakan atributatau tidak tercatat dalamcatatan kepolisian karena mel-akukan kejahatan. Sebaliknya,seorang aparat sangat mudahdikenali dari pakaian .danatribut yang digunakan. Halinilah yang harus diwaspadai

r.liping Humas Unpad 2010

oleh semua kesatuan, baik Pol-ri maupun TNI.

tutup, dan semakin stres?Semua pihak seharusnya

mengintrospeksi sikap protesremaja Iewat kelompok beran-dalan bermotor ini denganmembenahi sistem pendidikan,terutama tingkat SMP dan SMAyang menjauhkan aspek komer-sial sehingga tidak ada perasaantersisihkan dari remaja yang ku-rang beruntung. Pemerintahdaerah seharusnya mulai mem-benahi sistem transportasi se-hingga memperkecil tingkatkemacetan di wiIayah JawaBarat. Aparat keamanan se-harusnya merangkul remajadengan pendekatan keluarga,mengedepankan sikap bijaksanadan kebapakan, bukan ketakut-an yang akan memunculkan ke-bencian.Galakkan program kelurga

utuh dengan mengembalikansistem keluarga yang sehat,kuat, sehingga remaja kembalike dalarn ranah anak-anakyang perlu dibina dan di-arahkan. Keluarga menjadiwadah tampungan segala ke-luh kesah, kekesalan, dan pen-carian identitas. Hidupkan ko-munikasi intim keluarga an-tara bapakjibu dan anak se-hingga anak tidak mencari in-formasi dan berkeluh kesahdengan pihak di luar keluar-ga.***

Tindakan nyataDengan lugas penulis me-

nyebutkan bahwa pembuatansurat kesepakatan bersama(SKB) pelarangan segala ke-giatan kelompok berandalbermotor di wilayah KabupatenBandung sudah sangat tepat.Namun, upaya itu harus. dibarengi dengan tindakannyata perlawanan kepadakelompok berandal bermotorsampai ke akar-akarnya. Ja-nganlah kita menyalahkan re-maja dan menjadikannya seba-gai objek yang bertanggungjawab penuh terhadap tin-dakan kriminal kelompok be-randal bermotor karena hal ituakan menambah beban stresremaja dan melegitimasi mere-ka akan pembenaran dankeberpihakan kepada kelom-pok berandalan bermotor.Jangan pula menyalahkan

kepemilikan kendaraan ber-motor pada remaja (yang me-mang sudah cukup usia). Padakenyataannya, banyak juga re-maja yang berprofesi sebagai pe-narik sepeda motor (ojek) danini adalah bentuk ketidakadilan.Jika remaja tidak bolehberkumpul dan berjalanberiringan dengan sesama rema-ja, hal itu juga sangatmengerdilkan remaja di Ban- Penulis, dosen perguruandung. Apakah kita semua tidak tinggi ilmu kepolisian dan ka-takut nantinya remaja Bandung ndidat doktor Ilmu Komuui-rmenjadi kurang pergaulan, ter- kasi Universitas Padjajaran.----~-.~

l

top related