PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA …stik-sintcarolus.ac.id/upload/source/Materi Prof Budi.pdfRevision (DSM-IV-TR) bahwa sekitar 78% -85% pasien dengan gangguan bipolar
Post on 03-Oct-2019
29 Views
Preview:
Transcript
PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA
KELUARGA DENGAN GANGGUAN BIPOLAR
Prof. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.AppScNs. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J
AGUSTUS 2019AGUSTUS 2019AGUSTUS 2019AGUSTUS 2019
OUTLINE
◉ Angka Kejadian Bipolar
◉ Gejala Mania
◉ Gejala Depresi
◉ Lima Tugas Kesehatan Keluarga
◉ Pemulihan dan Pencegahan Kambuh
2
ANGKA KEJADIAN BIPOLAR
3
60 Juta
2%
◉ Didunia sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar (WHO, 2016)
◉ Data dari Bipolar Care Indonesia (BCI) sebanyak 2 persen masyarakat Indonesia mengalami bipolar setara dengan 72.860 orang (BCI, 2018)
Data Secara Global
• Prevalensi kejadian gangguan bipolar I yaitu berkisar 0,3% - 2,4%. Sedangkan untuk gangguan bipolar II prevalensinya sebesar 0,2% - 5% (Crabtree & Faulkner, 2008).
• Kejadian gangguan bipolar I pada pria dan wanita sama banyak. Namun untuk gangguan bipolar II lebih banyak dijumpai pada wanita.
• Gangguan bipolar rata-rata terjadi pada individu usia 20 tahun, meskipun onset dapat pula terjadi pada awal masa anak-anak hingga pertengahan usia 40 tahun (Geddes dkk, 2004).
• Dilaporkan oleh Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders, Text Revision (DSM-IV-TR) bahwa sekitar 78% - 85% pasien dengan gangguan bipolar sering dijumpai memiliki gangguan psikis lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan nafsu makan, dan penyalahgunaan obat (Gijsman dkk, 2004).
PREVALENSI DEPRESI*PADA PENDUDUK UMUR ≥15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018
12.3
6.1
1.8
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
Su
lte
ng
Go
ron
talo
NT
T
Ma
lut
NT
B
Ba
nte
n
Su
mb
ar
Su
mu
t
Jab
ar
Su
lse
l
Pa
ba
r
Ria
u
Su
lut
Ba
be
l
Su
ltra
Ka
lba
r
Ka
ltim
IND
ON
ES
IA
DK
I
Ka
lta
ra
DIY
Ma
luk
u
Ba
li
Be
ng
ku
lu
Ka
lse
l
Jati
m
Ace
h
Jate
ng
Su
lba
r
Pa
pu
a
Ka
lte
ng
Ke
pri
Su
mse
l
Lam
pu
ng
Jam
bi
5
*berdasarkan wawancara dengan Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI)
Hanya 9% penderitadepresi yang minum obat
/menjalani pengobatanmedis.
Indonesia: 6.1%
GEJALA MANIA
6
Sangat
bergembiraPerilaku agresif
Sangat
bersemangatHiperaktif
Sulit Mengambil
Keputusan
Perilaku
mencederai diriPerilaku merugikan
lingkungan
Perilaku
mencederai orang
lain
GEJALA DEPRESI (SUASANA HATI)
o Sedih berkepanjangan (lebih 2minggu)
o Kehilangan minat/motivasi (seperti capek dan Lelah)
o Menurun/Berkurang Kegiatan sehari-hari (sering kita anggap malas)
o Merasakan hampa, putus asa, berisiko mengalami risiko bunuh diri,
berbicara tentang kematian.
o Murung, menutup diri dari lingkungan dan sosialisasi (Isolasi Sosial)
o Gangguan pada konsentrasi, ingatan dan pengambilan keputusan.
7
GEJALA BIPOLAR
Depresi
Mania
Depresi
8
Gejala Swing/Berubah dari
perasaan sangat sedih menjadi sanga gembira
TUGAS KESEHATAN KELUARGA
10
Mengenal masalahdalam keluarga
Merawatkesehatankeluarga
Memodifikasilingkungan
Memanfaatkanfasilitas kesehatan
MengambilKeputusan
TUGAS 1: MENGENAL MASALAH
KESEHATAN DALAM KELUARGA
◉ KONDISI MANIA
Mengetahui tanda dan gejala mania
◉ KONDISI DEPRESI
Mengetahui tanda dan gejala depresi
◉ STABIL� Mempertahankan ASMED DAN ASKEP� Menghindari factor RISIKO
11
TUGAS 2: MENGAMBIL KEPUTUSAN TINDAKAN
KESEHATAN YANG TEPAT BAGI KELUARGA
Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepatterkait dengan kondisi pasien: MANIA, DEPRESI,STABIL
◉ Cara Merawat: ASMED dan ASKEP (Tugas KesKel 3)
◉ Menciptakan lingkungan: KELUARGA, KERJA, PUBLIK (Tugas KesKel 4)
◉ Menggunakan Pelayanan Kesehatan: Patuh control kepelayanan kesehatan (Tugas KesKel 5)
12
Tips untuk mengontrol episode manik pada
gangguan bipolar
Dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat perlu untuk penderita bipolar
Jangan merasa malu untuk mengakui kondisi bipolar pada lingkungan sekitar, hal ini supaya mendapat dukungan yang positif dari lingkungan.
13
TUGAS 3: CARA MERAWAT BIPOLAR
1. TERAPI OBAT
Pasien bipolar sama dengan penyakit lain:diabetes atau jantung Patuh obat dengan PMO (pengawasan Minum Obat) sangat diperlukan
Mempertahankan kondisi stabil
Mencegah kekambuhan.
PRINSIP MINUM OBAT YANG BENAR: 8B 1W
1.1. Benar Pasien
Sebelum minum obat cek kantong obatnya tertera nama
pasien
1.2. Benar Obat
Ketahui nama obat saudara dari dokter atau farmasis saat
menerima obat, dan sebelum diminum cek kebenarannya
1.3. Benar Dosis
Pastikan dosis obat sesuai dengan yang diperintahkan dokter
1.4. Benar Waktu: pakai jadual/alarm dll
Waktu minum obat sesuai
3 X sehari : 07.00, 13.00, 19.00
2 X sehari : 07.00 dan 19.00
1 X malam : 21.00
Aturan : sebelum atau sesudah makan.
1.5. Benar Cara / Rute
Umumnya obat tablet diminum, cek cara minum obat .
1.6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, cara dan waktu. (lihat format cek obat)
1.7. Benar Expired/Kadaluwarsa
Harus diperhatikan expired date / masa kadaluwarsa obat .
Cek: tablet menjadi basah atau bentuknya rusak.
1.8. Benar Informasi manfaat
Ketahui informasi yang benar tentang obat serta manfaatobat
1.9. Waspada Efek samping
Ketahui efek samping dari obat..
2. PENGELOLAAN MOOD
Bipolar merupakan gangguan mood, jadi yang diperlukan pengelolaan mood
� Menghindari stresor/penyebab
� Berpikir positif
� Respon dan Stimulus positif
POSITIVE EMOTIONS
Happiness, Excitement, Contentment
Autonomic Nervous System Activation Better Health Behavior
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis Improve Adherence to
Activation (Decreased Cortison) Treatment Regiment
NEGATIVE EMOTIONS
Stress, Anxiety, Depression
Impaired Immun Prolong Infection,
Delayed Wound Healing, Relaps
oMengurangi Gejala Depresi
oMood menjadi Stabil
�Olahraga meningkatkan zat kimia: hippocampal brain-derived
neurotrophic factor (BNDF)
�Olahraga menstimulasi neurogenesis, yang hasilnya sama dengan
pengobatan depresi menggunakan obat-obatan.
(Kilbourne, A.M,et.al.2007)
3. OLAHRAGA
4. CUKUP ISTIRAHAT DAN TIDUR
Keseimbangan tidur dan istirahat memberi kondisi relak
Kondisi relak mencegah stres
E. PANTANG MENYERAH
Merupakan kunci dalam keberhasilan pengelolaan bipolar.
TUGAS 4:
MEMODIFIKASI LINGKUNGAN KELUARGA
◉ Seluruh anggota keluarga memahami munculnya gejala
◉ Seluruh anggota keluarga ikut aktif merawat pasien
◉ Seluruh anggota keluarga berperan aktif memberirespons positif
◉ Melibatkan pasien dalam aktifitas keluarga dan aktifitassosial
◉ Hindari konfrontasi/perdebatan
23
TUGAS 4:
MEMODIFIKASI LINGKUNGAN MASYARAKAT
◉ Sosialisasi Kesehatan Jiwa di Masyarakat
◉ Kader Kesehatan Jiwa di Masyarakat
◉ Self Help Group (Kelompok Swabantu)
◉ Posyandu Kesehatan Jiwa
◉ Melibatkan pasien dalam aktifitas keluarga dan aktifitas
sosial
24
TUGAS 5:
MEMANFAATKAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang bisa digunakan untuk
membantu pemulihan pasien dengan Bipolar:
1. PKM
2. RSU
3. RSJ
25
KEMANDIRIAN MENGGUNAKAN
PELAYANAN KESEHATAN
TINGKAT KEMANDIRIAN KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
TOTAL CARE Kunjungan rumah (Home Visit)
PARTIAL CARE Pasien Diantar oleh Keluarga / Kader kePelayanan Kesehatan
MANDIRI/ SELF CARE Pasien dating sendiri ke pelayanankesehatan
PELAYANAN KESEHATAN JIWA
ACUTE RESPONS RESOLUTION RECOVERY MANDIRI &
PRODUKTIF
Pengobatan &
Perawatan
Pengobatan &
Perawatan
REHABILITASI DI
RS
REHABILITASI
BERBASIS
MASYRAKAT
DINAS SOSIAL
MASYARAKATLAPANGAN
KERJA
Pengobatan &
Perawatan
PENGERTIAN RECOVERY
� Perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang
memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, Keliat,
Pasaribu, 2016)
� Proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya
yang berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan
gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart,
Keliat, Pasaribu, 2016)
CIRI PULIH
• Gejala stabil
• Bekerja atau sekolah
• Sosialisasi
• Kehidupan keluarga
• Hubungan sosial: sahabat, kelompok
• Rekreasi
Liberman, & Kopelowicz, (2005) Recovery From Schizophrenia: A Concept in Search of Research
Complementary and Integrative Treatments in Psychiatric Practice
KRITERIA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PEMULIHAN
• Faktor yang mempengaruhi Pemulihan (The factors influencing recovery are)
• Tritmen (mostly malleable through treatment)
• Tetap bebas dari gejala (a sustained remission of
symptoms)
• Tingkat fungsi normal atau hampir normal (normal
normal or near-normal levels of functioning)
Operational criteria and factors related to recovery from schizophrenia
Robert Paul Liberman, Alex Kopelowicz, Joseph Ventura & Daniel Gutkind
Journal International Review of Psychiatry Volume 14, 2002 - Issue 4
Pages 256-272 | Published online: 11 Jul 2009Download citation https://doi.org/10.1080/0954026021000016905
PRINSIP PEMULIHAN
Menurut hasil berbagai riset yang dilakukan oleh National
Empowerment Center, terhadap orang orang yang sudah pulih
dari gangguan jiwa, ada 5 prinsip dalam pemulihan ODGJ,
yaitu:
1.Recovery Beliefs (keyakinan bisa pulih). Klien gangguan
jiwa harus yakin bahwa mereka bisa pulih, kembali hidup
normal dan bekerja di masarakat.
2.Recovery Relationships (pulih hubungan sosialnya). Adanya
hubungan persaudaraan atau persahabatan yang erat akan
membantu proses pemulihan.
PRINSIP PEMULIHAN (lanjutan)
3. Recovery Skills (pulihnya ketrampilan). Setelah seseorang yakin
bahwa dirinya bisa pulih, begitu pula dengan orang orang disekitarnya
juga percaya bahwa orang tersebut bisa pulih dari gangguan jiwanya,
maka klien gangguan jiwa mulai dapat mengembalikan
ketrampilannya, khususnya ketrampilan berkomunikasi atau
berinteraksi sosial.
4. Recovery Identity (Pulihnya identitas diri ). klien yang pulih dari
gangguan jiwa tidak lagi hanya merasa sebagai klien gangguan jiwa,
tapi sudah menjadi manusia yang utuh. Identitas diri tersebut antara
sebagai karyawan, kepala atau anggota keluarga, murid, dll.
5. Recovery Comunity (kembali menjadi bagian masyarakat). klien
gangguan jiwa yang pulih diterima sebagai bagian dari masyarakat.
TAHAP KEKAMBUHAN(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)
TAHAP 1: Overextension (kewalahan)
� Kewalahan, tak dapat mengendalikan diri
� Ansietas, yang perlu ektra tenaga mengatasinya
� Beban yang berlebihan dan tidak mampumengatasinya
� ADL memerlukan upaya yang tinggi
� Penurunan efisiensi kerja
� Mudah terdistraksi dan kurang konsentrasi
TAHAP KEKAMBUHAN(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)
TAHAP 2: Restricted consciousness (pembatasankesadaran)� Gejala ansietas dan depresi
� Rasa bosan
� Apatis
� Obsesif
� Fobia
� Menarik diri
� Membatasi diri dari stimulasi eksternal (cara melindungikehilangan control)
TAHAP KEKAMBUHAN(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)
TAHAP 3: Disinhibition (rasa malu)
� Hipomania
� Halusinasi
� Waham
� Koping yang biasa berhasil menjadi gagal
TAHAP KEKAMBUHAN(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)
TAHAP 4: Psychotic disorganization (disorganisasi psikotik)� GEJALA WAHAM DAN HALUSINASI SEMAKIN INTENSIF
� TERDIRI DARI 3 TAHAP
PERTAMA: Tidak mengakui lingkungan dan orang yang akrab; menuduh anggota keluarga penipu, agitasi. PERUSAKAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
KEDUA : Kehilangan identitas, dan menganggap dirinyaorang ketiga. PERUSAKAN DIRI SENDIRI
KETIGA : Fragmentasi total, kehilangan kemampuan total dalam membedakan realitas dan gangguan jiwa. ODGJ berat
top related