Pengaruh Store Atmosphere, Service Quality Impulse Buying ...repository.umrah.ac.id/302/1/jurnal recci terbaru.pdf1 Pengaruh Store Atmosphere, Service Quality Dan Promosi Terhadap
Post on 22-Nov-2020
4 Views
Preview:
Transcript
1
Pengaruh Store Atmosphere, Service Quality Dan Promosi Terhadap Impulse
Buying di Perusahaan X Kota Tanjungpinang
(Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Maritim Raja
Ali Haji)
Recci Nindi, Hj. Iranita1, Roni Kurniawan2
reccinindi@gmail.com
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Dewasa ini para pelaku bisnis tengah dituntut untuk lebih produktif, inovatif, dan
kreatif agar dapat memenangkan persaingan yang begitu ketat dipasar. Globalisasi
yang berjalan berdampingan dengan kemajuan teknologi secara langsung tentu
berpengaruh terhadap kondisi pasar saat ini. Pengaruh tersebut dapat berdampak pada
perilaku kompetitor maupun perilaku konsumen yang menjadi sasaran perusahaan.
Kehadiran kompetitor dengan jenis usaha yang serupa dan berupaya memenuhi
kebutuhan serta menciptakan nilai baru dimata konsumen menjadi ancaman yang
tidak boleh dipandang sebelah mata oleh setiap pemasar. Tidak hanya itu, meskipun
masyarakat di Indonesia yang cenderung konsumtif, kemajuan teknologi ini juga
berdampak pada perilaku pembelian konsumen yang mulanya senang melakukan
pembelian offline kini bergerser menjadi pembelanjaan online. Kendati demikian,
perilaku impulse buying tetap dapat terjadi dengan akibat emosional yang dirasakan
konsumen begitu memasuki gerai ritel X.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh store atmosphere, service quality dan
promosi sebagai wujud strategi pemasaran perusahaan untuk mendorong terjadinya
impulse buying di perusahaan X. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan
metode kuesioner terhadap 80 responden yaitu Mahasiswa Program Studi Manajemen
Angkatan 2014 Universitas Maritim Raja Ali Haji yang pernah menggunakan jasa
ritel perusahaan X. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga variabel store
atmosphere, service quality dan promosi secara parsial maupun simultan berpengaruh
signifikan terhadap impulse buying.
Keywords : Store Atmosphere, Service Quality, Promosi dan Impulse Buying.
1 Dosen Fakultas Ekonomi, UMRAH, Iranita@umrah.ac.id. 2 Dosen Fakultas Ekonomi, UMRAH,Ronimsifekon@gmail.com
2
PENDAHULUAN
Sejak beberapa tahun yang lalu, perusahaan ritel di Indonesia telah menjadi salah satu
jenis usaha yang menjanjikan. Salah satunya adalah gerai Ramayana Department
Store. Sebagaimana dilansir oleh CNN Indonesia pada 31 Agustus 2017 tercatat 90
gerai Ramayana yang masih bertahan dengan baik hingga saat ini. Ini disebabkan
oleh kemampuan Ramayana mempertahankan eksistensinya ditengah tajamnya
persaingan di dunia bisnis ritel ditengah meningkatnya jumlah persentase penetrasi
pasar oleh minimarket yang semakin menjamur yang pastinya lebih mudah dijangkau
oleh konsumen karena didukung oleh letak strategis yang cendereung berada didekat
pemukiman. Meski industri ritel saat ini juga tengah diguncang oleh tantangan akibat
adanya penurunan daya beli dan pergeseran pola belanja masyarakat melalui
kemajuan teknologi (online) yang terdata di Bank Indonesia mencapai 75 triliun
disepanjang tahun lalu. Jika dibagi secara rata-rata pengguna internet yang melakukan
pembelian secara online sebanyak 24,73 juta orang, yang berarti sebesar 3 juta per
tahun transaksi di dunia maya telah terjadi. Namun faktanya Ramayana tetap dapat
mempertahankan posisi mereka bahkan menambah jumlah gerai mereka (Kompas,
2017). Menghadapi guncangan hebat tersebut, Ramayana yang tetap memilih
konsisten dengan format bisnis offline, juga mengembangkan sayap usahanya di pasar
online. Hal ini terbukti dengan laporan keuangan Ramayana yang justru mengalami
peningkatan pada omzet yang semulanya Rp. 252,05 miliar pada Juni 2016 meroket
menjadi Rp. 368,77 miliar. Dengan kata lain, Ramayana telah meraup keuntungan
yang melejit hingga 45,1 %. Pengolahan bisnis ritel di Indonesia di satu sisi memang
memiliki prospek yang baik karena potensi pasarnya yang sangat besar, begitu pula di
Tanjungpinang. Strategi bisnis yang ditawarkan seperti diskon, kartu member, kupon
undian, suasana toko yang nyaman, serta kualitas pelayanan yang prima menjadi
salah satu daya tarik dari Ramayana untuk menarik minat konsumen. Ramayana juga
memperhatikan dan menyadari bahwa bisnis mereka harus cermat membaca peluang
bisnis dari perilaku konsumen yang cenderung berubah-ubah. Adanya tindakan
pembelian secara impulsif menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan.
Konsumen yang tertarik secara emosional seringkali tidak lagi melibatkan rasionalitas
dalam proses pengambilan keputusan pembelian secara mendadak ini. Banyak
konsumen yang melakukan pembelian melebihi rencana belanja mereka. Adanya
perilaku pembelian impulsif, menuntut Ramayana untuk memanfaatkan kondisi ini
dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian di Ramayana.
Terdapat beberapa hal yang dapat memicu perilaku impulse buying, diantaranya ialah
store atmosphere, kualitas pelayanan dan promosi. Dari beberapa point tersebut maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari variabel store
atmosphere, service quality dan promosi terhadap impulse buying secara parsial
maupun simultan.
3
BAHAN DAN METODE
Pengertian Store Atmosphere
Store atmosphere merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur,
tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma yang secara
menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen (Utami, 2012 : 255).
Astuti (2014) menyebutkan bahwa store atmosphere atau suasana toko memiliki
pengaruh yang paling signifikan terhadap impulse buying. Hal serupa juga disebutkan
dalam International Journal Science and Technology bahwa store atmosphere
berpengaruh positif terhadap impulse buying (Akram, Hui, Khan, Hashim and
Rasheed, 2016).
Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying
Store atmosphere merupakan lingkungan toko yang dibuat semenarik mungkin untuk
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Ketika Ramayana mampu
menciptakan suasana toko yang menarik, baik adanya kerapian dan tata letak yang
memudahkan konsumen atau pelanggan, maka diduga bahwa suasana toko dapat
memicu perilaku pembelian impulsif
H1 : Store Atmosphere berpengaruh terhadap Impulse Buying di Ramayana
Department Store Kota Tanjungpinang.
Pengertian Service Quality Terhadap
Pelayanan prima yang diberikan kepada konsumen juga dapat mendorong terjadinya
pembelian impulsif. Kepribadian karyawan dalam melayani konsumen dapat
ditunjukkan dengan keandalan, ketanggapan, empati yang diberikan kepada
konsumen sehingga service quality memiliki pengaruh positif terhadap impulse
buying (Saad & Metawie, 2015). Penelitian mengenai service quality yang
berpengaruh terhadap impulse buying juga dilakukan oleh Anggraini, Paramita dan
Warso (2016).
Pengaruh Service Quality Terhadap Impulse Buying
Kualitas pelayanan yang prima dapat mempengaruhi emosi konsumen untuk
melakukan pembelian. Adanya pelayanan yang cepat tanggap, ramah, empati serta
kepedulian terhadap konsumen yang ditunjukkan oleh pegawai akan memberikan
dorongan kepada konsumen untuk melakukan pembelian dan memicu gairah
konsumen untuk tidak menolak produk yang ditawarkan dengan diiringi oleh
pelayanan yang excellent
4
H2 : Service Quality berpengaruh terhadap terhadap Impulse Buying di Ramayana
Department Store Kota Tanjungpinang.
Pengertian Promosi
Selain faktor store atmosphere dan service quality, promosi juga memiliki peran
penting dalam menciptakan tindakan impulse buying. Promosi penjualan adalah
program promosi ritel dalam rangka mendorong terjadinya penjualan atau untuk
meningkatkan penjualan. Promosi dapat memancing konsumen dengan
memanfaatkan tren yang sedang hangat. Dalam penelitian Arifianti (2013)
menjelaskan bahwa promosi penjualan memiliki pengaruh terhadap impulse buying,
serta penelitian terdahulu yang diterbitkan oleh Jurnal International Business
Research and Marketing bahwa adanya hubungan positif antara promosi dan impulse
buying (Nishanov & Ahunjonov, 2016). (Hidayat, 2016) menyatakan bahwa secara
simultan ketiga variabel tersebut memiliki hubungan positif terhadap impulse buying.
Hasil penelitian lain juga menjelaskan bahwa secara simultan promosi, pelayanan,
dan suasana toko berpengaruh positif terhadap pembelian tidak terencana Tarakanita
(2015).
Pengaruh Promosi Terhadap Impulse Buying
Tujuan dari promosi adalah untuk meningkatkan volume penjualan dengan
menciptakan tampilan dan aktifitas yang menarik untuk memicu pembelian impulsif.
Promosi merupakan salah satu elemen dari marketing mix dan menjadi sangat
penting dalam dunia pemasaran. Utami (2012 : 253) menjelaskan bahwa promosi
penjualan adalah program promosi ritel dalam rangka mendorong terjadinya
penjualan atau untuk meningkatkan penjualan.
H3 : Promosi berpengaruh terhadap impulse buying di Ramayana Department
Store Kota Tanjungpinang
Pengaruh Store Atmosphere, Service Quality dan Promosi Terhadap Impulse
Buying
Ketika sebuah gerai mampu menunjukkan store atmosphere, service quality, dan
promosi, diduga akan memberikan pengaruh kepada konsumen untuk melakukan
pembelian.
H4 : Store Atmosphere, Service Quality, dan Promosi mempengaruhi Impulse
Buying di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang
5
Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah memahami gambaran penelitian secara garis besar terutama
melalui hubungan bermacam variabel yang diteliti, sebaiknya ditunjukkan dalam
kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran menunjukkan semua variabel yang diteliti,
baik variabel bebas maupun terikat. Berikut ini merupakan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada penelitian ini meneliti tentang store atmosphere, service quality, promosi
penjualan terhadap impulse buying. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
store atmosphere, service quality, dan promosi dan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah impulse buying. Adapun definisi dari masing-masing varibael
independen maupun independen dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Impulse Buying (Y)
Spontanitas
Kekuatan, kompulsif
dan intensitas
Kegairahan dan
stimulasi
Ketidakpedulian
terhadap akibat
Store Atmosphere (X1)
Desain
Perencanaan toko
Komunikasi visual
Penyajian Merchandise
Service Quality(X2)
Berwujud
Keandalan
Ketanggapan
Kepastian
Empati
Promosi (X3)
Pull strategy
H1
H2
H3
H4
6
Tabel 1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dan Definisi Dimensi Variabel
Penelitian Indikator
Dependen
Impulse Buying
(Y)
Manajemen Ritel
Stern dalam Utami (2012)
Spontanitas Pembelian tanpa rencana
Kekuatan , kompulsif dan
intensitas
Mengetahui fungsi produk
Memiliki kebutuhan akan produk
Kegairahan dan stimulasi
Membeli produk sesuai keinginan
saat itu
Motivasi dan desakan untuk
membeli
Ketidakpedulian terhadap
akibat Adanya desakan yang sulit ditolak
Independen
Store Atmosphere
(X1)
Manajemen Bisnis Ritel
Sopiah dan Syihabudhin
(2008)
Desain Toko Desain eksterior
Ambience
Perencanaan Toko Alokasi ruang
Layout
Komunikasi Visual Media atau gambaran visual
Penyajian Merchandise Penampilan
Suara
Service Quality
(X2) Manajemen Ritel
Parasuraman, Zeithaml,
Berry dalam Utami 2012
Berwujud Kerapian karyawan
Kelengkapan fasilitas
Keandalan Ketepatan
Ketanggapan Kecepatan dalam pelayanan
Bersedia membantu pelanggan
Kepastian
Ketepatan menjawab pelanggan
Pengetahuan akan informasi
produk
Empati Perhatian individual
Promosi
(X3)
Analisis Pengaruh Store
Atmosphere, Promosi
penjualan, Kualitas
Produk, Kualitas
Pelayanan terhadap
Impuse Buying
Freddy rangkuti dalam
Hidayat (2016)
Pull Strategy
Sampel
Undian kontes
Premium
Rabat atau diskon
Bonus
7
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sejumlah data yang diperlukan dalam penyusunan usulan
proposal ini, maka peneliti menggunakan data primer dan data skunder. Adapun
definisi dari data primer menurut Istijanto (2009 : 44) adalah data asli yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian secara khusus. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
kuesioner dengan skala likert.
Metode dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu metode
sampling yang sederhana tanpa melalui proses yang rumit. Menggunakan rumus
Slovin (Neolaka, 2014 : 91), maka diperoleh jumlah responden sebanyak 80 orang,
dengan rumus sebagai berikut:
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2
n : Ukuran Sampel
N : Populasi
e : Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, dalam
penelitian ini nilai e ditetapkan 5%. Batas kessalahan yang ditolerir ini untuk
setiap populasi berbeda.
Sehingga diperoleh sampel sebagai berikut:
Diketahui :
N = 101 (Data Jumlah Mahasiswa Aktif Program Studi Manajemen Angkatan
2014, Universitas Maritim Raja Ali Haji)
e = 5 %
𝑛 = 101
1+101 (5%)2 = 80
Sampel yang akan diteliti berjumlah 80 orang, yaitu mahasiswa aktif program studi
manajemen angkatan 2014, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
HASIL
Deskriptif Profil Responden
Adapun responden dalam penelitian ini berjumlah 80 responden yang merupakan
mahasiswa Program Studi Manajemen Angkatan 2014 Universitas Maritim Raja Ali
Haji. Untuk penelitian ini peneliti menyebar 80 kuesioner dan kembali dalam jumlah
yang sama. Dengan 33,75% berjenis kelamin laki-laki dan 66,25% berjenis kelamin
perempuan.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
8
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016 :
52). Hasil olah data juga menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih tinggi dari r table
(df = n-2) ; df = 80-2 = 78, dengan nilai t tabel 0,220. Tabel berikut menunjukkan
hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Store
Atmosphere (STAM), Service Quality (SQ), Promosi (PROM) dan Impulse Buying
(IMBUY) dengan 80 sampel responden. Berikut ini adalah rincian tabel hasil uji
validitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Store Atmosphere, Service Quality, Promosi dan Impulse Buying
Variabel Item
(Pertanyaan) r hitung r tabel Kesimpulan
Store
Atmosphere
X1 0,543 0,220 Valid
X2 0,611 0,220 Valid
X3 0,642 0,220 Valid
X4 0,612 0,220 Valid
X5 0,549 0,220 Valid
X6 0,630 0,220 Valid
X7 0,519 0,220 Valid
Service
Quality
X1 0,617 0,220 Valid
X2 0,609 0,220 Valid
X3 0,618 0,220 Valid
X4 0,643 0,220 Valid
X5 0,638 0,220 Valid
X6 0,594 0,220 Valid
X7 0,603 0,220 Valid
X8 0,567 0,220 Valid
Promosi
X1 0,774 0,220 Valid
X2 0,705 0,220 Valid
X3 0,564 0,220 Valid
X4 0,735 0,220 Valid
X5 0,750 0,220 Valid
X6 0,708 0,220 Valid
Impulse
Buying
X1 0,774 0,220 Valid
X2 0,705 0,220 Valid
X3 0,564 0,220 Valid
X4 0,735 0,220 Valid
X5 0,750 0,220 Valid
X6 0,708 0,220 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Tabel 2 menunjukkan keempat variabel mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dibanding r tabel. Hal ini menunjukkan
bahwa masing-masing pertanyaan pada seluruh variabel dapat diandalkan dan layak
sebagai penelitian.
9
Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran one shot
atau pengukuran sekali saja, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha. Jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 maka suatu variabel atau konstruk
dinyatakan variabel. Berikut ini merupakan tabel pemaparan angka reliabel variabel
dalam penelitian: Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Store Atmosphere 0,679 Reliabel
Service Quality 0,755 Reliabel
Promosi 0,621 Reliabel
Impulse Buying 0,799 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Dari hasil olah data SPSS 22, setiap variabel memperoleh nilai Cronbach’s Alpha
diatas 0,60. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner
ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali
akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Dibawah ini merupakan hasil olah data SPSS untuk menguji normal tidak nya
distrubusi data dalam penelitian ini:
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas (Histogram dan P Plot)
10
Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa pola distribusi untuk histogram tidak
menceng (skewness) ke kiri maupun kanan. Data tersebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya. Hal ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Begitu pula dengan hasil yang ditampilkan oleh Normal P. Plot
yang memperlihatkan hasil bahwa data menyebar tidak jauh dari garis diagonal.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibael independen. Penelitian ini
mendeteksi adanya multikolonieritas dengan melihat dari nilai tolerance dan Varian
Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Nilai cuttof
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. (Ghozali, 2016 : 103).
Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Collinearity Statistic
Tolerance VIF
Store Atmosphere 0,980 1,021
Service Quality 0,959 1,043
Promosi 0,966 1,035
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji SPSS bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance diatas 0,10
dan nilai VIF dibawah 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas dalam penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Dasar analisis dengan menggunakan uji Plot ini adalah jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur, (bergelombang, melebar, kemudian menyempit,) maka mengindikasikan telah
terjadi heterokedastisitas.
Berikut ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan mendeteksi adakah suatu
bentuk pola tertentu dalam grafik scatterplot:
11
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Melihat grafik 2 diatas diketahui bahwa tidak terdapat pola-pola tertentu didalam
grafik. Tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, sehingga tidak terdapat Heteroskedastisitas dalam penelitian
ini.
Tabel 6
Uji Gletsjer Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.256 2.619 2.770 .007
STAM -.097 .065 -.170 -1.507 .136
SQ -.038 .051 -.086 -.751 .455
PROM -.049 .070 -.079 -.698 .487
a. Dependent Variable: AbsUt
Berdasarkan hasil uji diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari masing-
masing variabel diatas 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik secara
grafik scatterplot maupun hasil uji analisis glestjer bahwa dalam penelitian ini tidak
terdapat heteroskedastisitas.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen atau variabel bebas yang
terdiri dari variabel store atmosphere ( X1), service quality (X2), promosi (X3)
terhadap variabel dependen yaitu variabel impulse buying (Y), maka digunakan
analisa regresi linier berganda. Di bawah ini merupakan hasil olah data uji regresi
linier berganda:
12
Tabel 7
Uji Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .296 4.497 .066 .948
STAM .318 .111 .275 2.870 .005
SQ .233 .087 .260 2.679 .009
PROM .414 .121 .330 3.423 .001
a. Dependent Variable: IMBUY
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Hasil pengujian regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS, dan diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = 0,296 + 0,318 X1 + 0,233 X2 + 0,414 X3 + ei
Keterangan :
Y : Impulse Buying
0,296 : Konstanta
(0,318 ; 0,233 ; 0,414) : Nilai Koefisien maing-masing variabel bebas
X1 : Store Atmosphere
X2 : Service Quality
X3 : Promosi
ei : Nilai Kesalahan
Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari perhitungan diatas maka dapat
dijelaskan pengaruh antara variabel kualitas store atmospehere (X1), service quality
(X2), dan promosi (X3) terhadap impulse buying (Y). Untuk lebih jelasnya keterangan
dari persamaan tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
a. Nilai Konstanta 0,296
Nilai konstanta 0,296 menunjukkan bahwa apabila variabel X1, X2, X3 dalam
kondisi tetap atau konstan, maka keputusan impulse buying sebesar 0,296 satuan,
yang berarti bahwa tanpa adanya variabel X1, X2, X3, maka keputusan impulse
buying akan tetap sebesar 0,296.
b. Nilai b1= 0,318
Nilai b1 menunjukkan nilai 0,318 dan memiliki tanda koefisien regresi yang
positif, hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara variabel
store atmosphere (X1) dengan variabel impulse buying (Y) yang artinya bahwa
apabila terjadi peningkatan satu satuan atau kenaikan pada variabel store
atmosphere (X1) dengan asumsi bahwa variable service quality (X2) dan promosi
(X3) dalam kondisi tetap atau konstan, maka impulse buying (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0,318 dan sebaliknya.
13
c. Nilai b2= 0,233
Nilai b2 menunjukkan nilai 0,233 dan memiliki tanda koefisien regresi yang
positif, hal tersebut mengandung arti bahwa adanya pengaruh yang searah antara
variabel service quality (X2) dengan variabel impulse buying (Y) yang artinya
bahwa apabila terjadi peningkatan satu satuan tingkat service quality, dengan
asumsi bahwa varibael store atmosphere dan promosi dalam kondisi tetap atau
konstan, maka nilai impulse buying akan meningkat sebesar 0,233 dan
sebaliknya.
d. Nilai b3= 0,414
Nilai b3 menunjukkan nilai 0,414 dan memiliki tanda koefisien regresi yang
positif, hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang searah antaravariabel
promosi (X3) dengan variable impulse buying (Y) yang artinya bahwa apabila
terjadi peningkatan satu satuan atau kenaikan pada variabel promosi (X3) dengan
asumsi bahwa variabel store atmosphere (X1) dan service quality (X2) dalam
kondisi tetap atau konstan, maka impulse buying (Y) akan mengalami
peningkatan 0,414 dan sebaliknya
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016 : 95), setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan kedalam model. Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat
mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi
atau lemah. Namun bisa dijadikan pedoman sederhana bahwa angka korelasi diatas
0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang dibawah 0,5 korelasi lemah.
(Santoso, 2014 : 320) Tabel 8
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .562a .316 .289 2.614
a. Predictors: (Constant), PROM, STAM, SQ
b. Dependent Variable: IMBUY
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat diketahui korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat adalah kuat. Karena R = 0,562 > 0,5. Untuk nilai Adjusted R Square
sebesar 0,289 yang artinya 28,9% variasi perubahan dari keputusan impulse buying
disebabkan oleh faktor store atmosphere (X1), service quality (X2) dan promosi (X3),
14
sedangkan sisanya sebesar 71,1% variasi atau perubahan impulse buying disebabkan
oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Signifikan Parameter Individual
(Stastistik t)
Untuk mengetahui atau menguji salah satu variabel bebas yang terdiri dari store
atmosphere, service quality, dan promosi mempunyai pengaruh secara parsial atau
individu terhadap variabel impulse buying, maka digunakan uji t. Berdasarkan uji t
sesuai dengan hasil pengujian dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .296 4.497 .066 .948
STAM .318 .111 .275 2.870 .005
SQ .233 .087 .260 2.679 .009
PROM .414 .121 .330 3.423 .001
a. Dependent Variable: IMBUY
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: Store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying di
Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada store atmosphere
terhadap impulse buying.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada Store Atmosphere terhadap
impulse buying.
Store Atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying
(Y) secara parsial. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian menunjukkan nilai sig
0,005 < 0,05, nilai t hitung sebesar 2,870 > 2 dan nilai koefisien beta sebesar
0,318. Jika membandingkan nilai t hitung dan t tabel, maka penelitian ini juga
memperoleh hasil t hitung > t tabel, dengan nilai df = 78 dan diperoleh nilai t
tabel 1,99, sehingga 2,870 > 1,99. Dari hasil uji tersebut maka Ha diterima,
karena store atmosphere memiliki nilai pengaruh positif yang signifikan terhadap
impulse buying. Ramayana memiliki suasana toko yang sejuk dan harum yang
dapat memberikan rasa nyaman bagi konsumen ketika berada di Ramayana,
didukung dengan alokasi ruangan, penataan pakaian yang disusun dengan rapi
dan mudah dicari. Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian Akram et.al
15
(2016) bahwa terdapat hubungan positif antara store atmospere terhadap impulse
buying.
2. Hipotesis 2: Service quality berpengaruh terhadap impulse buying di Ramayana
Department Store Kota Tanjungpinang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada service quality
terhadap impulse buying.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada service quality terhadap
impulse buying.
Service quality (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying
(Y), secara parsial hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian nilai sig 0,009 <
0,05, nilai t hitung 2,679 > 2, dan koefisien beta sebesar 0,233. Jika
membandingkan nilai t hitung dan t tabel, maka penelitian ini juga memperoleh
hasil t hitung > t tabel, dengan nilai df = 78 dan diperoleh nilai t tabel 1,99,
sehingga 0,233> 1,99. Dari hasil uji tersebut maka Ha diterima, karena service
quality memiliki nilai pengaruh positif yang signifikan terhadap impulse buying.
Dari hasil uji tersebut maka Ha diterima, karena service quality memiliki nilai
pengaruh positif yang signifikan terhadap impulse buying. Hasil ini diperoleh
dari jawaban responden yang menyetujui indikator service quality di Ramayana
telah tersedia. Adanya kerapian yang ditunjukkan oleh karyawan Ramayana,
kesediaan fasilitas ketepatan dalam melayani konsumen yang berarti service yang
ditawarkan Ramayana dapat diandalkan. Karyawan Ramayana juga
mengandalkan kecepatan dalam bekerja.
3. Hipotesis 3: Promosi berpengaruh terhadap impulse buying di Ramayana
Department Store Kota Tanjungpinang.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada promosi terhadap
impulse buying.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada promosi terhadap impulse
buying.
Promosi (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y).
Hal ini ditunjukkan dengan hasil olah data yaitu nilai sig lebih kecil dibanding
derajat kepercayaan 5% atau 0,05 yaitu 0,001. Variabel ini juga memiliki nilai
beta positif sebesar 0,414 dan nilai t hitung 3,423 > 2. Dari hasil uji tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, yaitu promosi (X3) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap impulse buying (Y). Penelitian ini mengukur
promosi Ramayana dengan indikator sampelm undian kontes, premium, rabat
atau diskon yang merupakan indikator dari dimensi pull strategy. Dipilih pull
strategy, karena melihat kondisi Ramayana yang tidak menyediakan push
strategy kepada konsumen maupun distributor pengecer. Ramayana merupakan
bisnis ritel yang langsung melakukan transaksi jual beli dengan konsumen tanpa
perantara seperti pengecer dan lainnya. Sehingga tawaran-tawaran yang
dipromosikan oleh Ramayana dapat dirasakan secara langsung oleh konsumen.
16
Hasil Uji Signifikansi Keseluruhan Dari Regresi Sampel (Uji Statistik F)
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen yang diuji secara simultan. Tabel 4.16 berikut ini
menggambarkan hasil uji statistik F. Pengujian uji statistik F ini dapat dilakukan
dengan metode quick look, dan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.
Adapun untuk memperoleh nilai F tabel dapat menggunakan rumus df = n-k
(Ghozali, 2016 : 162). Dengan demikian diperoleh nilai F tabel 2,492.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 239.594 3 79.865 11.686 .000b
Residual 519.406 76 6.834
Total 759.000 79
a. Dependent Variable: IMBUY
b. Predictors: (Constant), PROM, STAM, SQ
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Hipotesis 4 : Pengaruh Variabel store atmosphere, service quality, dan
promosi terhadap impulse buying.
Ha5 : β123 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada store
atmosphere, service quality, dan promosi secara bersama-sama (simultan)
terhadap impulse buying
Ha : β123 ≠ 0 : Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store
atmosphere, service quality, dan promosi secara bersama-sama (simultan)
terhadap impulse buying
Dari hasil uji statistik F yang diolah, diketahui bahwa. Berdasarkan hasil uji F
pada tabel 4.16 didapat nilai F hitung sebesar 11,686 > 4, dengan signifikansi 0.0000.
Apabila melihat perbandingan nilai F hitung dan F tabel maka diperoleh 11,686 >
2,492. Sehingga Ha : β123 ≠ 0 diterima, karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa store atmosphere, service
quality, dan promosi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap
impulse buying. Hasil ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden yang
cenderung konsumtif dan senang berbelanja. Bahkan melakukan pembelian diluar
rencana mereka. Didukung dengan adanya store atmosphere, service quality dan
promosi seperti banner-banner, spandu, pemasaran mouth to mouth yang disampaikan
oleh karyawan maupun relasi konsumen dapat membangkitkan ketertarikan
konsumen untuk melakukan pembelian secara mendadak.
17
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden tentang
Pengaruh Store Atmosphere, Service Quality, dan Promosi Terhadap Impulse Buying
di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang, maka ditarik kesimpulan yaitu:
1. Secara parsial variabel store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap
impulse buying di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang.
2. Secara parsial variabel service quality berpengaruh signifikan terhadap
impulse buying di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang.
3. Secara parsial variabel promosi berpengaruh signifikan terhadap impulse
buying di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang
4. Berdasarkan hasil uji F variabel store atmosphere, service quality, dan
promosi berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap
impulse buying di Ramayana Department Store Kota Tanjungpinang
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Jenni, dkk, (2016), Pengaruh Keanekaragaman Produk, Kualitas
Pelayanan Dan Store Atmosphere Terhadap Dan Impulse Buying Di Butik
Cassanova Semarang,Journal Of Management, Volume 2 No.2.
Arifianti, Ria, (2013), Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying Pada
Hypermarket di Kota Bandung, Bandung.
Astuti, Sri Rahayu Tri, (2014), Analisis Pengaruh Variabel Atmosfer Toko, Promosi
Dan Pelayanan Pramuniaga Terhadap Impulse Buying pada Kelas Konsumen
Baru Di Kota Semarang, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi.
Ghozali, Imam, (2011), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IB, SPSS
19,Semarang : Universitas Dipenogoro.
, (2016), Aplikasi Analisis Multivariete dengan Prorgam IBM SPSS 23, Edisi
8, Semarang : Universitas Dipenogoro.
Hidayat, Eko Wahyu (2016), Analisis pengaruh Store Atmosphere, Promosi
Penjualan, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying,
Jakarta.
Istijanto, (2009), Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta : PT. Gramedia Utama
Pustaka.
Kotler, Philip, (2007), Manajemen Pemasaran, Jakarta : Indeks.
Lupiyoadi, Rambat, (2013), Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta : Salemba Empat.
18
Muslim, Muhammad I, (2011), Analisis Pengaruh Merchandise, Promosi, Atmosfir
Dalam Gerai dan Pelayanan Ritel dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian, Semarang.
Neolaka, Amos, (2014), Metodologi Penelitian dan Statistik, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nishanov, Begzoddan Ahunjonov, Umidjon, (2016), The Influence Of Store
Characteristics On Consumers’ Impulse Buying Behaviour, Journal of
International Business Research and Marketing. Vol. 1 Issue 3, Hal : 20-26.
Peng Hui, Umair Akram et.al, (2016), Impact of Store Atmosphere on Impulse Buying
Behaviour: Moderating Effect of Demographic Variables, International
Journal of u- and e- Service, Science and Technology, Vol.9, No. 7 (2016),
Hal : 43-60
Saad, Mohammad dan Metawie, (2015), Store Environment, Personality Factors And
Impulse Buying Behavior In Egypt : The Mediating Roles Of Shop Enjoyment
And Impulse Buying Tendencies, Journal of Business and Management
Sciences, Vol. 3 No. 2, Hal : 69-77.
Santoso, Singgih, (2014), SPSS 22 From Essential to Expert Skills, Gramedia :
Jakarta
Sugiyono, (2015a), Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
, (2015b), Metodologi Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang, (2013), Metodologi Penelitian Akuntansi, Bandung : PT. Refika
Aditama.
Supomo, Bambang dan Indriantoro, Nur (2002), Metodologi Penelitian Bisnis,
Yogyakarta : BFEE UGM.
Siregar, Syofian (2013), Metodologi Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, Jakarta : PT. Fajar
Interpratama Mandiri.
Sopiah, dan Syihabudin, (2008), Manajemen Bisnis Ritel., Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Tarakanita, Indah, (2015), Pengaruh Promosi, Pelayanan dan Suasana Toko yang
Nyaman Terhadap Keputusan Pembelian Tidak Terencana Pada Toko Mint
Delta Plaza Surabaya, Surabaya.
19
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
: Balai Pustaka.
Tjiptono Fandy dan Gregorius Chandra, (2007), Service, Quality & Satisfaction,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Umar, Husein, (2005), Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Utami, Christina Whidya, (2010), Manajemen Ritel, Jakarta : Salemba Empat.
Wibowo, (2012), Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Yogyakarta : Penerbit
Gava Media.
top related