PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON ASSET, …repository.umrah.ac.id/1929/1/PUTRI SAPRILIA-140462201076-FEKON-2018.pdf1 PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY
Post on 08-Dec-2020
2 Views
Preview:
Transcript
1
PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON ASSET, DEBT TO
EQUITY RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016
Putri Saprilia1
, Jack Febriand Adel2 , Fatahurrazak
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : putrii.saprilia@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Price Earning Ratio,
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, , dan Current Ratio terhadap Harga saham
Pengukuran Harga Saham pada penelitian ini menggunakan Harga Closing Price.
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016. Sampel penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan metode Purposive Sampling, 42 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia memenuhi semua kriteria, sehingga didapat 168
data yang digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis
menunjukkan bahwa Price Earning Ratio, Return On Asset, dan Current Ratio
berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan Debt to Equity Ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap Harga Saham.
Kata kunci : Harga Saham, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity
Ratio, dan Current Ratio.
2
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin berkembangnya berbagai aktivitas baik dari segi
teknologi, ekonomi, dan bisnis yang semakin kompetitif, maka khususnya bagi
pelaku bisinis akan terus berupaya untuk memajukan bisnisnya. Dengan kondisi
perusahaan yang semakin maju dan terus berkembang, maka aktivitas bisnis nya
juga akan semakin kompleks seperti dari segi keuangan. Perusahaan yang sudah
berkembang tentu akan membutuhkan dana yang juga akan semakin besar. Oleh
karena itu, perusahaan tidak hanya memenuhi seluruh aktivitas perusahaan hanya
dengan dana yang dimiliki, tetapi juga membutuhkan dana dari pihak eksternal.
Menurut Muliadi dan Fahmi (2016) Pasar modal merupakan salah satu
media bagi pelaku bisnis yang memiliki modal dan membutuhkan modal, karena
melalui pasar modal perusahaan hanya perlu menunjukkan kinerja dan kondisi
perusahaan yang baik. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan
pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit
diprediksikan oleh para investor, untuk mengurangi kemungkinan resiko dan
ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi,
baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain
yang relevan (Santoso dan Prijati, 2017). Menurut Cahyani dan Winarto (2017)
beberapa informasi yang diperlukan yaitu berkaitan dengan dinamika harga saham
agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk
dipilih dan dibeli, investor menilai suatu perusahaan dilihat dari kondisi seberapa
jauh perusahaan dapat menghasilkan profit, seberapa besar perusahaan
membagikan deviden.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Price Earning Ratio, Return On Asset,Debt to Equity Ratio dan Current Ratio
capital terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016 baik secara parsial maupun simultan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Price
Earning Ratio, Return On Asset,Debt to Equity Ratio dan Current Ratio capital
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Price Earning Ratio
Menurut Suherman (2017) Harga Saham merupakan harga jual beli
yang sedang berlaku di pasar efek nyang ditentukan oleh kekuatan pasar
tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, harga pasar saham
mencerminkan nilai suatu perusahaan tersebut, oleh karena itu setiap perusahaan
yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga pasar sahamnya. Harga
saham menggambarkan nilai perusahaan, sehingga harga saham sangat
dipengaruhi oleh prestasi dan kinerja perusahaan serta prospek dalam
meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang (Damayanti, 2014).
Menurut Simatupang (2010 : 62) Metode Price Earning Ratio adalah
salah satu metode yang sangat umum digunakan oleh para investor pada saat
melakukan investasi pada saham. Metode ini digunakan untuk menentukan nilai
intrinsik atau harga wajar suatu saham dengan cara mengetahui berapa besar
3
perkiraan Return yang akan diperoleh apabila investor membeli suatu saham,
pengukuran dengan menggunakan rumus :
PER =
EPS =
Return on Asset (ROA)
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih, digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015 : 228). Pengukuran ROA dengan
menggunakan rumus :
ROA :
Debt To Equity Ratio
Debt to Equity Ratio salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja
perusahaan adalah hutang perusahaan. hutang merupakan komponen penting bagi
perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Rasio ini mengukur
sejauh mana besarnya hutang dapat ditutupi oleh modal sendiri (Rahmawati dan
Suryono, 2017). Dengan rumus pengukuran sebagai berikut :
DER :
Current Ratio
Menurut Simatupang (2010 : 58) Rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, Current Ratio ialah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajibannya yang bersifat jangka pendek yaitu dengan
membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar atau utang jangka pendek.
Rumus pengukuran CR: CR =
4
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Price Earning Ratio terhadap harga saham
Price Earning Ratio digunakan untuk mengukur bagaimana investor
menilai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, dan
tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap laba
yang diperoleh perusahaan (Sumarsan 2013 : 45).
Investor menanamkan modalnya dalam bentuk saham tujuannya ialah untuk
memperoleh laba yang akan diperoleh dimasa akan datang. Investor dapat
memprediksi laba dengan menggunakan rasio PER, semakin besar nilai Price
Earning Ratio maka investor akan semakin tertarik untuk membeli saham karena
dengan tingginya nilai Price Earning Ratio menandakan bahwa perusahaan
memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba sehingga dapat
meningkatkan harga saham. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Diduga Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Return On Asset terhadap harga saham
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih (Hery, 2015 : 228).
Nilai ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba yang tinggi, hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor
Harga Saham
(Y)
Return On Asset
(X2)
Debt to Equity Ratio
(X3)
Current Ratio
(X4)
Price Earning Ratio
(X1)
5
untuk membeli saham dan berdampak pada meningkatnya penawaran saham
sehingga harga saham perusahaan meningkat. Dari penjelasan tersebut dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya proporsi utang terhadap modal (Hery, 2015 : 198).
Nilai Debt to Equity Ratio yang rendah memberikan anggapan yang baik
bagi investor, karena rendahnya nilai Debt to Equity Ratio menunjukkan bahwa
risiko keuangan perusahaan yang berasal dari pendanaan juga akan rendah, dan
hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan akan naik. Besarnya nilai
hutang perusahaan lebih baik tidak melebihi modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham
Pengaruh Current Ratio terhadap harga saham
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia (Hery
2015 : 62). Semakin tinggi rasio ini maka nilai harga saham juga akan meningkat,
perusahaan dianggap semakin mampu dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, sehingga investor tertarik untuk membeli saham pada perusahaan
tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H4 : Diduga Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham
H5 : Diduga Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan
Current Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016,
menggunakan data sekunder yaitu dengan menggunakan laporan keuangan.
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan yang melaporkan laporan keuangan
secara lengkap selama periode penelitian dengan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Data laporan keuangan dalam peneltian ini diperoleh dari
situs www.idx.co.id
6
Metodologi Penelitian
Menurut Suharjito (2014 : 3) Metodologi penelitian merupakan suatu model atau
kerangka kerja yang memberikan panduan bagaimana penelitian dilakukan dalam
konteks paradigma tertentu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini dengan menggunakan metode kuantitatif, medote kuantitatif merupakan
pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi,
pendekatan ini berangkat dari data.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu sebanyak 138
perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
Tahun 2013-2016
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama
periode penelitian yaitu tahun 2013-2016
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah pada laporan keuangan
selama periode penelitian 2013-2016
4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode pengamatan yaitu tahun
2013-2016
5. Perusahaan yang tidak melakukan Stock Split selama periode pengamatan
yaitu tahun 2013-2016
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan setelah
dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 42 perusahaan dan
168 data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik
(uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas), dan uji
hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi). Metode ini digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel
independen. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio,
dan Current Ratio terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Data yang telah terkumpul
didalam penelitian ini kemudian akan dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunkan metode sebagai berikut :
7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19). Setelah melakukan konversi data kedalam bentuk Logaritma
Natural, maka hasil dari uju statistik deskriptif sebagai berikut :
Tabel 1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_HS 168 3.91 10.57 6.8438 1.64704
LN_PER 168 .85 6.66 2.7575 .88257
LN_ROA 168 -7.82 .00 -3.0817 1.37393
LN_DER 168 -2.53 2.00 -.4634 .84344
LN_CR 168 -.91 2.72 .7088 .65916
Valid N (listwise) 168
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan
menggunakan analisis grafik juga dapat diuji dengan statistic non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji normalitas dapat dilihat dengan normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal .
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal (Ghozali, 2013:160).
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
8
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 1,023 dan signifikan pada 0,246 karena p-value = 0,246 > 0,05,
maka H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas menunjukkan
bahwa dari masing - masing variabel independen yaitu Price Earning Ratio,
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance
inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya. . Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini, adapun pengambilan
keputusan dari uji autokorelasi ialah apabila nilai Durbin-Watson berada diantara
DU < DW < (4-DU) maka data dikatakan bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013
: 110).
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
LN_PER .852 1.174
LN_ROA .751 1.331
LN_DER .328 3.049
LN_CR .297 3.364
a. Dependent Variable: LN_HS
9
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .652a .425 .411 1.26425 2.060
a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_PER, LN_ROA, LN_DER
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan uji Durbin-Watson pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa
hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 2,060. Nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunkan nilai signifikansi 5%
jumlah data sebanyak 168 (n=168) dan jumlah variabel independen sebanyak 4,
maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai batas DU sebesar
1,7966, dimana angka tersebut berada 1,7966 lebih kecil dari 2,060 dan lebih kecil
dari 2,2034 atau (1,7966 < 2,060 < 2,2034). Maka dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini bebas dari adanya autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2018
10
Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Price Earning Ratio sebesar 0,472. Nilai sig untuk variabel Return on
Asset sebesar 0,243. Nilai sig untuk variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0,686.
Nilai sig untuk variabel Current Ratio sebesar 0,999. Dari hasil pengujian
menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat
dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan
variabel independen. Uji regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Price Earning Ratio, Return On
Asset, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio terhadap variabel dependen (Harga
Saham).
Tabel 6
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.843 .415 21.306 .000
LN_PER .426 .120 .229 3.551 .001
LN_ROA .899 .082 .750 10.944 .000
LN_DER -.312 .203 -.160 -1.540 .126
LN_CR -.775 .272 -.310 -2.848 .005
a. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
Y = 8,843 + 0,426LnPER + 0,899LnROA - 0,312LnDER - 0,775LnCR +
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 8,843 menyatakan bahwa jika variabel Price
Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio
dianggap sama dengan nol, maka nilai Harga Saham sebesar 8,843 atau
884,3%.
11
2. Variabel Price Earning Ratio (X1)
Nilai koefisien regresi untuk X1 bernilai positif yaitu 0,426 yang dapat di
artikan bahwa apabila Price Earning Ratio meningkat 1 satuan maka akan
diikuti peningkatan Harga Saham sebesar 0,426 satuan.
3. Variabel Return On Asset (X2)
Nilai koefisien regresi untuk X2 bernilai positif yaitu sebesar 0,899 yang
dapat diartikan bahwa apabila ROA meningkat 1 satuan maka harga saham
akan mengalami kenaikan sebesar 0,899 satuan.
4. Variabel Debt to Equity Ratio (X3)
Nilai koefisien regresi untuk X3 bernilai negatif yaitu sebesar -0,312 yang
dapat diartikan bahwa apabila Debt to Equity Ratio meningkat 1 satuan
maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0,312 satuan.
5. Variabel Current Ratio (X4)
Nilai koefisien regresi untuk X4 bernilai negatif yaitu sebesar -0,775 dapat
diartikan bahwa apabila Current Ratio meningkat 1 satuan maka harga
saham akan mengalami penurunan sebesar 0,775 satuan.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai
Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 7 Hasil Uji
Signifikansi Simultan (Uji-f) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 192.500 4 48.125 30.110 .000b
Residual 260.528 163 1.598
Total 453.029 167
a. Dependent Variable: LN_HS
b. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_PER, LN_ROA, LN_DER
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 7 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 30,110. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)
sebanyak 168. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (168-5) = 163,
sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,4271. Jadi Fhitung
12
> Ftabel (30,110 > 2,4271) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya Price Earning Ratio
(PER), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),
dan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < -
Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <
Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 8
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel
4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Price Earning Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,001 < 0,05.
Variabel Price Earning Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar 3,551 >
1,6543 (ttabel α = 0,05, df = (168-5-1) = 162). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, ini berarti, bahwa ada pengaruh parsial
Price Earning Ratio terhadap harga saham. Dengan demikian, semakin
tinggi nilai Price Earning Ratio akan meningkatkan Harga Saham.
2. Variabel Return On Asset memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel Return On Asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar 10,944 >
1,6543 (ttabel α = 0,05, df = (168-5-1) = 162). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel Return On Asset
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Maka semakin tinggi niai
Return On Asset maka akan meningkatkan harga saham.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.843 .415 21.306 .000
LN_PER .426 .120 .229 3.551 .001
LN_ROA .899 .082 .750 10.944 .000
LN_DER -.312 .203 -.160 -1.540 .126
LN_CR -.775 .272 -.310 -2.848 .005
a. Dependent Variable: LN_HS
13
3. Variabel Debt to Equity Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,126 > 0,05.
Variabel Debt to Equity Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -1,540 <
1,6543 (ttabel α = 0,05, df = (168-5-1) = 162). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H3 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel Debt to Equity Ratio
secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4. Variabel Current Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,005 < 0,05. Variabel
Current Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,848 < 1,6543 (ttabel α =
0,05, df = (168-5-1) =162). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak dan
H0 diterima, yang berarti variabel Current Ratio secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .652a .425 .411 1.26425 2.060
a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_PER, LN_ROA, LN_DER
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,411 atau 41,1% . Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Harga Saham dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to
Equity Ratio, dan Current Ratio sebesar 41,1% sedangkan sisanya yaitu 58,9%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Oktaviani dan Agustin
(2017), dan hasil penelitian Azhari, dkk (2016) yang juga menyatakan bahwa
Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham. Price Earning Ratio
merupakan salah satu rasio yang biasa digunakan oleh investor untuk
memprediksikan berapa besar keuntungan yang akan diperoleh dimasa yang akan
datang dari setiap lembar saham. Nilai Price Earning Ratio yang tinggi dapat
meningkatkan nilai harga saham karena semakin besar minat investor untuk
membeli saham tersebut.
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Purnamawati, dkk (2017) dan Bagya, dkk (2016) yang menyatakan bahwa Price
Earning Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
14
Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham.
Hasil penelitian ini didukung penelitian Ramadhani dan Arnomo, (2017)
dan hasil penelitian oleh Sondakh, dkk (2016) yang menyatakan bahwa Return On
Asset berpengaruh terhadap harga saham. Return On Asset merupakan salah satu
rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki. Nilai Return On Asset yang tinggi
maka akan meningkatkan nilai harga saham perolehan laba yang maksimal
menunjukan efektivitas kinerja perusahaan yang baik dengan memaksimalkan
pendapatan dari total asset yang dimiliki. Sehingga dapat mempengaruhi investor
dalam pengambilan keputusan untuk membeli saham tersebut.
Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmi, dkk
(2016) yang menyatakan bahwa variabel Return On Asset tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Asmirantho dan Yuliawati
(2015) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham, dan sejalan dengan hasil penelitian Amalia (2010) yang
menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio yang semakin besar mengindikasikan
semakin besar pula hutang perusahaan sehingga bisa membahayakan perusahaan
dan dapat mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi.
Namun hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati dan Suryono (2017) dan hasil penelitian oleh Cahyani dan Winarto
(2017) yang juga menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizanti
dan Husaini (2017) dan hasil penelitian oleh Setiyawan dan Pardiman (2014) yang
juga menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham dan
dalam penelitiannya mengemukakan Current Ratio merupakan rasio likuditas
yang membandingkan aset lancar dengan utang lancar. Nilai Current Ratio yang
tinggi akan menurunkan Harga Saham, aset lancar yang dimiliki tidak seluruhnya
digunakan untuk liabilitas lancar, dapat dialokasikan untuk penggunaan aset tetap
dan sisa aset lancar tidak digunakan secara optimal oleh perusahaan.
Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail dan
Yahya (2017) yang menyatakan bahwa Current ratio tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Pengaruh Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan
Current Ratio Terhadap Harga Saham.
Hipotesis selanjutnya adalah Price Earning Ratio, Return on Asset, Debt
to Equity Ratio, dan Current Ratio terhadap Harga Saham. Hasil penelitian uji
signifikansi simultan (Uji-f) menunjukkan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang
berarti H5 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Price Earning
Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio berpengaruh
secara simultan terhadap Harga Saham.
15
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah :
1. Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
2. Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
3. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2016.
4. Current Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
5. Price Earning Ratio, Return on asset, Debt to Equity Ratio, dan Current
Ratio, secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
SARAN
1. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan model ini ke sektor
perusahaan lain seperti perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan,
dan lainnya.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah tahun atau periode pengamatan.
3. Variabel dalam penelitian ini hanya bisa menjelaskan 41,1% variasi
Harga Saham. Itu artinya masih ada 58,9% variasi variabel yang bisa
menjelaskan mengenai Harga Saham yang belum terdapat dalam
penelitian ini.
4. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti
perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan, dan lainnya.
5. Hasil penelitian ini mampu menjadi bahan pertimbangan bagi investor
dalam pengambilan keputusan investasi.
16
Daftar Pustaka
Amalia, Henny Septiana.2010.Analisis Pengaruh Earning Per Share, Return On
Investment, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia.Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Banjarmasin. Volume 11 Nomor 2.
Asmirantho, Edhi dan Elif Yuliawati.2015. Pengaruh Dividen Per Share (DPS),
Dividen Payout Ratio (DPR), Price To Book Value (PBV), Debt To Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) Dan Return On Asset
(ROA)Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan Dan minuman Dalam Kemasan Yang Terdaftar di BEI.Jurnal
Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan E-ISSN
2502-4159: Volume 1 No. 2.
Azhari, Diko Fikriansyah, dkk.2016.Pengaruh ROE, DER, TATO, dan PER
Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Go
Publik Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi dan Bisnis:Vol. 32 No.
2.
Azmi, Muchamad Ulul, dkk.2016. Analisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM),
Return On Assets (ROA) Dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham
Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-
2014.Journal Of Accounting:Volume 2 No.2 Maret 2016.
Bagya, M.Bintang, dkk.2016. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE), Dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
(Studi Pada perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2010-2014). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB):Vol. 41 No.1
Cahyani, Noerlita dan Herry Winarto. 2017. Pengaruh Return On Equity, Earning
Per Share Dan Debt To Equity Terhadap Harga Saham Pada Pt Medco
Energi Internasional Tbk. Jurnal Manajemen. Universitas Dwipayana. Vol
5. No 2.
Damayanti,Putu Ryan, dkk.2014. Pengaruh Deviden Per Share Dan Earning Per
Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.e-Journal S1
Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1:Vol.2
No.1.
Ghozali, Imam, 2013. Analisis Multivariate Program.Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
17
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta:Triatmojo-CAPS
Ismail, Faris dan Yahya.2017. Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share Dan
Return On Asset Terhadap Harga Saham.Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya. ISSN: 2461-
0593.Volume 6 Nomor 10.
Muliadi, Hakiki dan Irham Fahmi.2016. Pengaruh Dividen Per Share, Return On
Equity Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas
Syiah Kuala: Vol 1. No 2.
Oktaviani,Pramita Riza dan Sasi Agustin.2017. Pengaruh PER, EPS, DPS, DPR
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya ISSN :
2461-0593 Volume 6, Nomor 2.
Purnamawati, dkk.2017. Analisis Pengaruh Return On Assets (Roa), Earning Per
Share, Price Earning Ratio, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
(Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2016). Jurnal Ilmiah Progresif Akuntansi
Dan Keuangan (Jipak), Volume 13, Nomor 2, November 2017 ISSN 2354-
5682.
Rahmawati, Dwi dan Bambang Suryono. 2017. Pengaruh DPR, EPS dan DER
Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia: Volume 6, Nomor 6.
Ramadhani,Yesa Cahayaning dan Ilham Arnomo.2017. Pengaruh Debt To Equity
Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS)
terhadap Harga Saham pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ekonomika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Surabaya Vol. 10 No. 1 Juni 2017.
Rizanti, Erika Diana dan Achmad Husaini.2017. Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap
Harga Saham (Studi pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode Februari 2013-Januari 2016). Jurnal Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya Malang:Vol. 51 No. 1.
Santoso, Dimas dan Prijati. 2017.Pengaruh EPS, PER, PBV Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Food And Beverages. Jurnal Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi STIESIA. Vol 6. No 10.
Setiyawan, Indra dan Pardiman.2014.Pengaruh Current Ratio, Inventory
Turnover, Time Interest Earned Dan Return On Equity Terhadap Harga
18
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2009-2012. Jurnal Nominal :Volume III Nomor 2
Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa
Dana. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sondakh, Frendy, dkk.2016. Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Asset, Return On Equity Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Indeks
Lq 45 Di Bei Periode 2010-2014. Jurnal EMBA:Vol.3 No.2 Juni 2015, Hal.
749-756. ISSN 2303-1174
Sugiyono.2015.Metode penelitian manajemen. Bandung: CV. ALFABETA
Suharjito, Didik. 2014. Metodologi Penelitian.Bogor:IPB Press
Suherman. (2017). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Pada PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan Entitas Anak. Vol 1. No 11.
Sumarsan, T. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen. PT. Indeks.Jakarta Barat.
top related